SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 15
Manajemen Transportasi Sekolah
Disusun untuk memenuhi mata kuliah
Manajemen Layanan Khusus
yang dibimbing Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd.
Oleh :
Ahmad Muhdor 170131601111
Hendrawan Akbar Pratama 170131601080
Rohmah Qoirun Nisak 170131601036
Septiani Eka Saputri 170131601011
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGAM STUDI S1 ADMINISTRASI PENDIDIKAN
September 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan hidayah-Nya, yang telah memberikan kesempatan dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah untuk matakuliah
Manajemen Layanan Khusus.
Makalah yang berjudul “Manajemen Transportasi Sekolah” dibuat agar
kita dapat memahami dan apa pengertian dari transportasi sekolah, tujuan
transportasi sekolah, masalah-masalah layanan tramsportasi sekolah, dan
pengelolaan pelayanan transportasi sekolah. Beberapa kajian akan diuraikan
secara lebih lanjut dalam makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini tentunya masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan
makalah yang selanjutnya. Kami mengucapkan terima kasih kepada para
pembaca dan pihak yang terkait dalam membantu penyusunan makalah ini.
Malang, September 2018
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan ........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................3
A. Pengertian Transportasi Sekolah..............................................................3
B. Tujuan dan Fungsi Transportasi Sekolah .................................................3
C. Masalah-masalah Layanan Transportasi Sekolah....................................4
D. Pengelolaan Layanan Transportasi Sekolah ............................................5
BAB III PENUTUP...................................................................................................9
Kesimpulan................................................................................................9
DAFTAR RUJUKAN..............................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orientasi peserta didik wajib merupakan kegiatan wajib yang harus
dilaksanakan sekolah karena kegiatan ini sangat strategis dalam pembinaan
kesiswaan yang bertujuan sebagai tempat adaptasi bagi siswa di sekolah. Pada
saat orientasi peserta didik baru, peserta didik akan belajar mengenali
lingkungan sekolah yang baru, teman baru, guru baru, tata tertib yang ada
disekolah, budaya baru yang ada disekolah, dan lain sebagainya. Peserta didik
baru juga akan dibekali berbagai materi seperti keterampilan, kepribadian, dan
ketangkasan. Jadi, kegiatan orientasi peserta didik baru ini diharapkan dapat
membantu siswa dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sekolah yang baru
dengan lebih cepat.
Perlu di garis bawahi, orientasi peserta didik baru bikanlah ajang
perpeloncoan dan bukan ajang memamerkan kekuasaan senior. Oleh karena itu,
makalah ini akan membahas pengaturan orientasi peserta didik baru yang
meliputi pengertian orientasi peserta didik baru, tujuan dan fungsi orientasi
peserta didik baru, praktik – praktik orientasi peserta didik baru di sekolah, serta
permasalahan-permasalahan orientasi peserta didik baru di sekolah.
Agar kegiatan orientasi peserta didik ini dapat memberikan kesan yang
positif dan menyenangkan untuk peserta didik baru, maka mereka diharapkan
mengawali kegiatan pendidikan dengan situasi yang menggembirakan. Mereka
dapat mengenal dan mempelajari sesuatu yang baru, baik yang berkaitan
dengan lingkungan fisik, lingkungan social mulai dari visi misi sampai aturan-
aturan disekolah yang baru.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian transportasi sekolah?
2. Bagaimana tujuan dan fungsi transportasi sekolah?
3. Apa saja masalah-masalah dalam layanan transportasi sekolah ?
4. Bagaimana pengelolaan layanan transportasi sekolah ?
C. Tujuan
1. Mendefinisikan pengertian transportasi sekolah.
2. Mengetahui apa saja tujuan dan fungsi transportasi sekolah.
3. Mengetahui apa saja masalah yang ada dalam layanan transportasi sekolah.
4. Mengetahui pengelolaan layanan transoprtasi sekolah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Transportasi Sekolah
Sejak zaman dahulu, transportasi telah digunakan oleh manusia dalam
kehidupan bermasyarakat, hanya angkutnya saja yang berbeda yaitu
sekarang telah modern. Pada dasarnya transportasi merupakan kegiatan
pemindahan barang atau muatan dan penumpang dari suatu tempat ke
tempat lain. Jadi secara umum terdapat dua kategori dalam transportasi,
yaitu dapat dilihat dari pemindahan berbagai bahan dan hasil produksi
dengan menggunakan alat angkut, serta mengangkut penumpang dari suatu
tempat ke tempat lain.
Sejalan dengan hal tersebut, maka transportasi sekolah dapat diartikan
sebagai bentuk kegiatan angkutan untuk para siswa maupun staf sekolah,
baik berangkat atau pulang dari sekolah, dengan kata lain sebagai kegiatan
antar jemput bagi personil sekolah. Layanan transportasi sekolah dapat
terselenggara berkat adanya beberapa unsur dalam transportasi antara lain
manusia (personil sekolah) yang membutuhkan transportasi, barang yang
diperlukan manusia, kendaraan sebagai sarana transportasi, jalan sebagai
prasarana transportasi, serta organisasi sebagai pengelola transportasi.
Penyelenggara transportasi sekolah adalah sekolah itu sendiri atau bisa juga
dari pihak swasta yang bekerja sama dengan sekolah tersebut atau lazim
disebut dengan layanan antar jemput peserta didik karena transportasi ini
selalu menjemput dan mengantar siswa.
Faktor-faktor yang dapat melatarbelakangi diselenggarakannya layanan
khusus transportasi sekolah menurut Zulkarnain (2015:103) mengemukakan
bahwa :
1. Ekonomi, latar belakang orang tua siswa yang berbeda-beda menyebabkan
tidak semua siswa bisa berangkat ke sekolah menggunakan kendaraan
pribadi. Akhirnya siswa bisa terlambat karena terjebak kemacetan saat naik
angkutan umum.
2. Geografi, alasan utama perlu dikembangkannya layanan transportasi sekolah
adalah untuk mendekatkan siswa dengan lokasi sekolah yang mereka tuju
2
dengan aman dan nyaman. Letak rumah siswa yang berbeda-beda jarak
terkadang membuat siswa yang rumahnya jauh dari sekolah bisa datang
terlambat.
3. Urbanisasi, meningkatnya arus urbanisasi menimbulkan pesatnya
pertumbuhan kota dan memicu peningkatan kebutuhan jaringan transportasi
untuk menampung pergerakan warga desa ke kota. Hal tersebut bisa
menyebabkan siswa kesulitan menuju sekolah karena sulit mendapatkan
transportasi umum.
4. Kompetisi, persaingan antar sekolah dalam hal penyediaan fasilitas sekolah
untuk menunjang proses pembelajaran, membuat banyaknya sekolah
memunculkan fasilitas-fasilitras baru yang masih jarang dimiliki oleh sekolah
lain. Salah satu fasilitas yang masih jarang dimiliki sekolah adalah
transportasi.
B. Tujuan dan Fungsi Transportasi Sekolah
Tujuan utama layanan transportasi sekolah adalah membawa siswa ke
dan dari sekolah. Selain itu juga digunakan untuk mengangkut siswa dalam
kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler seperti karya wisata, olahraga,
musik, seni atau kegiatan belajar lainnya yang merupakan satu tujuan
terintegrasi. Sehubungan dengan hal tersebut menurut Smith Atkinson dalam
Putra (2016:9), menyebutkan tujuan transportasi, sebagai berikut:
1. Untuk memberikan layanan transportasi bagi seluruh siswa, karena
alasan jarak antara sekolah dan rumah.
2. Untuk melengkapi keamanan transportasi bagi siswa.
3. Memberikan progam instruksional bagi transportasi demi keamanan
siswa.
4. Untuk menciptakan kondisi yang lebih positif, baik mental, moral dan
fisik siswa.
5. Memperoleh efisiensi dan ekonomis dalam pengoperasian
transportasi.
6. Menunjukkan simpati kepada masyarakat bahwa transportasi
dimaksudkan untuk keamanan, efisiensi, dan merupakan terstandar.
Terkait dengan tujuan tersebut, maka transportasi sekolah merupakan
sebuah layanan khusus sekolah dan mempunyai fungsi sebagai media antar
jemput siswa pada suatu sekolah, mulai dari siswa berada di rumah sampai
datang ke sekolah dan menuju rumah masing-masing setelah melaksanakan
kegiatan di sekolah. Fungsi utama layanan transportasi sekolah adalah
meningkatkan layanan kepada pelajar, sebab selama ini banyak pelajar yang
terlantar dalam perjalanannya menuju sekolah akibat harus berebut angkutan
umum dengan masyarakat. Akibatnya setiba di sekolah pelajar mengalami
kelelahan atau bahkan sampai terlambat ke sekolah sehingga konsentrasinya
terganggu saat menerima pelajaran.
Sarana transportasi bagi peserta didik menurut Suwardi dan Daryanto
(2017:114) adalah sebagai penunjang untuk kelancaran proses belajar
mengajar. Penyelenggaraan transportasi sebaiknya dilaksanakan oleh
sekolah yang bersangkutan atau pihak swasta.
Dampak dari adanya layanan transportasi sekolah dapat dirasakan oleh
siswa, orang tua siswa, dan juga sekolah. Adanya transportasi sekolah dapat
membantu siswa untuk lebih disiplin karena bisa datang dan pulang tepat
pada waktunya. Sedangkan sekolah bisa meminimalisir keterlambatan siswa
datang ke sekolah dan secara tidak langsung juga bisa mempromosikan
sekolah kepada masyarakat agar masyarakat tertarik menyekolahkan
anaknya di sekolah tersebut. Selain itu orang tua siswa tidak perlu khawatir
mengenai keselamatan anaknya karena sudah ada aturan yang telah di
sepakati bersama tentang adanya layanan transportasi sekolah dan secara
tidak langsung juga akan meringankan beban orang tua.
C. Masalah-masalah Layanan Transportasi Sekolah
Masalah-masalah dalam layanan transportasi sekolah menurut
Zulkarnain (2015:104), antara lain:
1. Keselamatan
Faktor utama yang perlu diperhatikan dalam mengelola layanan
transportasi sekolah adalah keselamatan siswa. Keselamatan ini
sebagian merupakan masalah pendidikan dan sebagian lagi
merupakan masalah dari kondisi bus yang melayani pengangkutan
siswa. artinya masalah bis timbul tidak hanya disebabkan oleh
kelalaian sopir, melainkan juga dari siswa yang ceroboh dan
membahayakan diri mereka sendiri. Oleh karena itu, siswa perlu
diberikan pengetahuan mengenai tanda/rambu lalu lintas tanpa
mengurangi kenyamanan mereka saat menggunakan transportasi
sekolah. Penanganan tersebut merupakan salah satu cara efektif
mendidik siswa untuk lebih berhati-hati. Disamping itu, para
pengemudi bus sekolah juga harus diambil dari sopir yang benar-
benar memiliki sikap dan tanggung jawab yang baik.
2. Biaya Ekonomi
Pada dasarnya program transportasi sekolah sangat baik karena
tujuannya untuk menunjang kesejahteraan siswa. Namun karena
biaya pengoperasiannya yang mahal, maka tidak jarang orang tua
siswa merasa keberatan jika harus membayar biaya operasional
transportasi sekolah. Mahalnya biaya tersebut disebabkan oleh
tingginya harga onderdil dan biaya servis alat transportasi tersebut.
Hal ini menambah beban siswa yang menanggung biaya transportasi
tersebut untuk pulang-pergi sekolah sehingga siswa dan orang tua
menjadi kurang berminat dan tidak antusias meningkatkan kualitas
layanan ini, terlebih lagi bagi siswa yang ekonominya lemah.
Sedangkan untuk pihak sekolah dengan keterbatasan anggaran
yang dimiliki, kadang kala juga merasa rugi atau bahkan tidak
sanggup membiayai biaya operasional transportasi sekolah yang
cukup mahal. Oleh karena itu, sekolah perlu menentukan kriteria
ekonomi yang dapat dijangkau oleh semua pihak serta melakukan
pengehmatan dalam menjalankan layanan transportasi sekolah,
misalnya dengan cara merencanakan rute bus agar lebih efektif dan
efisien, mengatur daftar rencana perjalanan, atau menganalisa secara
ekonomis perbandingan setiap rencana layanan.
3. Kecukupan
Pelayanan trasnportasi sekolah diusahakan bisa cukup apabila
dikaitkan dengan jumlah siswayang tinggal dalam jarak tertentu.
Ketentuan ini bisa berbeda-beda, namun sebagai acuan yang bisa
digunakan adalah sejauh tiga mil. Bila ada siswa yang tinggal lebih
dari jarak tersebut, maka bisa menggunakan bus umum. Hal lain yang
perlu diperhatikan adalah bagaimana kualitas transportasi yang
disediakan dan apakah tempah duduk yang disediakan sudah cukup
untuk para siswa yang akan dibawa. Dengan demikian, kepala
sekolah harus bersiaga menunjang kemajuan yang dicapai dalam
memberlakukan layanan transportasi atau bus sekolah agar sesuai
dengan perintah administrasi dan petunjuk operasi pengangkutannya.
4. Efisiensi
Penyelenggaraan layanan transportasi sekolah diusahakan
seefisien mungkin. Acuannya yaitu kriteria efisiensi keluarnya bus
dalam kaitannya dengan waktu dan keselamatan yang mencakup
tempat stasiun muatan, menggunakan bus dalam hari sekolah,
mengawasi siswa di dalam bus pada lingkup laporan pengemudi, dan
laporan kecelakaan. Selain itu, efisiensi juga merupakan kunci bagi
suatu operasi dengan biaya minimum dari suatu armada kendaraan.
Kepala sekolah harus memberikan informasi ketepatgunaan secara
umum dari layanan ini.
D. Pengelolaan Layanan Transportasi Sekolah
Manajemen merupakan salah satu syarat dalam menjalankan sebuah
lembaga pendidikan. Menurut Burhanuddin, dkk dalam Prastyo, dkk (2017:3),
menyatakan bahwa manajemen memiliki kedudukan strategis dalam
memberikan dukungan penyelenggaraan pendidikan, terutama dalam
program peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Fungsi-fungsi manajemen
ini adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.
Pengelolaan layanan transportasi menurut Zulkarnain (2015:105), antara
lain:
1. Planning
Perencanaan menurut Gunawan dan Benty (2017:37), adalah
proses mendefinisikan tujuan organisasi membuat strategi untuk
mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Dalam hal ini, langkah awal dalam program layanan
transportasi adalah dengan mengadakaan terlebih dahulu sarana
transportasi misalnya bus sekolah. Pengadaan sarana tersebut
berhubungan dengan jalur akses dari bus sekolah itu sendiri,
sehingga dalam hal ini pihak sekolah memerlukan bantuan dari dinas
perhubungan untuk mengatur jalur akses dari bus sekolah. Setelah
itu, sekolah melakukan sosialisasi bahwa sekolah siap beroperasi
pada jalur yang telah ditentukan. Subsidi anggaran operasional juga
diperlukan dalam proses perencanaan layanan transportasi sekolah.
Langkah-langkah dalam perencanaan program layanan
transportasi sekolah, antara lain:
a. Penentuan rute bus, yaitu dengan mendaftarkan semua siswa
yang memenuhi syarat melalui tempat tinggalnya, terutama
siswa yang kondisi lalu lintas di sekitar rumahnya berbahaya.
b. Penentuan jarak tempuh yang dilalui pengemudi selama
mengendarai kendaraan sekolah.
c. Alat yang digunakan dalam merencanakan rute bus sekolah,
yaitu peta pengangkutan distrik yang meliputi nama, unsur,
kelas, dan alamat rumah tinggal setiap siswa yang dilayani,
serta mengumpulkan data anak-anak prasekolah untuk
pembuatan rencana beberapa tahun kemudian.
d. Mengembangkan jadwal waktu untuk penjemputan dan
pemulangan siswa.
e. Jadwal penghentian bus, dimana jadwal dibuat berdasarkan
daya muatannya.
f. Memperhatikan arus lalu lintas, baik di dalam ataupun di
sekeliling sekolah.
g. Penetapan biaya transportasi. Biaya transportasi tiap anak
pastinya berbeda tergantung kondisi jalan yang dilalui dan
jarak yang akan ditempuh, serta didasarkan pada
kesanggupan orang tua untuk membayar layanan ini.
Secara umum ada dua jenis penggunaan rute kendaraan atau bus
sekolah, yaitu multiple routing (penggunaan satu bus untuk
mengangkut lebih dari satu rute perjalanan) dan single routing
(penggunaan satu bus untuk satu rute). Dalam praktiknya, single
routing lebih disukai karena satu bus sekolah mengangkut siswa
dalam sekali jalan, sehingga waktu penjemputan dan pemulangan
siswa setiap kelompok rute lebih bisa disamakan.
2. Organizing
Pengorganisasian adalah penataan sekumpulan tugas ke dalam
unit-unit yang dapat dikelola dan penetapan hubungan formal diantara
orang-orang yang diserahi berbagai tugas untuk mencapai tujuan
organisasi menurut Gunawan dan Benty (2017:56). Tahap ini meliputi
pengelolaan personil transportasi sekolah yang bertanggung jawab
dalam pelaksanaan layanan. Menurut Kusmintardjo dalam Zukarnain
(2015:108), personel tersebut antara lain kepala sekolah, pengawas
transportasi, kepala urusan transportasi, sekretaris, bendahara,
bagian garasi, bengkel, humas, pengadaan dan pemeliharaan,
keamanan dan kesejahteraan, serta pengemudi.
Kepala sekolah bertanggung jawab atas seluruh penyelenggaraan
transportasi sekolah, termasuk memilih dan menentukan jadwal
penjemputan. Selain itu, kepala sekolah juga memberikan
penerangan dalam program pengajaran rutin di kelas tentang
keamanan dalam kendaraan, serta menerima keluhan-keluhan dari
orang tua atau siswa tentang tingkah laku siswa dalam bus dan atau
mungkin perlakuan pengemudi yang tidak pada tempatnya.
Bagian pengawasan bertugas mengawasi dan melindungi
keselamatan dalam proses layanan transportasi sekolah. Pengaturan
untuk melengkapi layanan transportasi dan melindungi serta
mengawasi peserta didik, pihak sekolah juga menentukan
pengawasan dengan peraturan tertulis. Sedangkan personel layanan
transportasi lainnya memiliki tugas sesuai dengan jabatan yang
dipegangnya, misalnya bendahara bertugas mengurus keluar
masuknya uang, sekretaris bertugas mengurus surat menyurat,
bagian bengkel bertugas memberikan service terhadap kendaraan,
dan demikian juga dengan para personel lainnya.
Pengemudi memiliki kewajiban mengangkut siswa secara aman
dan efisien, memelihara dan membersihkan bus agar kondisinya tetap
baik dan melakukan reparasi kecil dalam bus dan lingkungannya.
Pengemudi bus juga harus memelihara kehormatan dalam bus
dengan menunjukkan tempat duduk serta menghindarkan siswa dari
situasi yang membahayakan. Selain itu, pengemudi harus diberikan
salinan tentang data yang lengkap mencakup wilayah dan daerah
angkutan, serta diberlakukannya seragam bagi pengemudi oleh
sekolah untuk lebih mengakrabkan diri dengan sesama pengemudi
maupun dengan peserta didik. Dalam memilih pengemudi harus
diperhatikan dengan baik agar peserta didik merasa nyaman dalam
memanfaatkan layanan tersebut.
3. Actuating
Actuating (penggerakan) adalah upaya untuk menggerakkan atau
mengerahkan seluruh para pekerja untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Keamanan layanan transportasi sekolah diwujudkan
melalui usaha pemenuhan kelengkapan kendaraan berdasarkan
peraturan lalu lintas. Terdapat dua tipe kendaraan sekolah menurut
Kusmintardjo dalam Putri, dkk (2015:15), yaitu tipe 1 menunjukkan
kendaraan yang digunakan untuk membawa kurang dari 16 siswa
baik ked an dari sekolah atau dikenal dengan colt station, dan tipe 2
menunjukkan kendaraan yang digunakan untuk membawa lebih dari
16 siswa yang tergolong kendaraan besar atau bus sekolah.
Sedangkan kelengkapan bus yang harus dipenuhi adalah surat-surat
kendaraan lengkap, warna bus cerah (kuning mengkilap), warna
bemper hitam, terdapat lampu sinyal, kaca lengkap, tanda berhenti
sesuai dengan jenis kendaraan, dan tempat duduk dilengkapi sabuk
pengaman.
Selain itu, diperlukan adanya peraturan tentang manajemen siswa
untuk memberikan perlindungan yang layak terhadap segala tingkah
laku selama di bus sekolah. Peraturan tersebut antara lain:
a. Waktu keberangkatan siswa dijadikan dasar untuk
menentukan tempat duduknya dalam bus.
b. Tidak boleh makan sesuatu dalam bus.
c. Tidak boleh mengeluarkan tangan atau anggota tubuh lainnya
selama dalam perjalanan.
d. Siswa harus duduk tenang pada tempatnya saat perjalanan.
e. Larangan membuang sampah ke jalan melalui jendela bus.
f. Siswa harus mematuhi sopir.
g. Tidak boleh berbicara dengan sopir.
h. Tidak boleh membawa binatang piaraan.
i. Tidak boleh bermain atau berdesakan dalam bus.
j. Tidak boleh mencorat-coret atau mengotori tempat duduk..
Meskipun keamanan dan keselamatan bus sudah diusahakan
secara maksimal, namun tidak menutup kemungkinan terjadinya
kecelakaan yang tidak diinginkan. Jika memang terjadi kecelakaan,
maka pengemudi harus sigap untuk mengatasinya. Adapun bebrapa
prosedur yang dilakukan pengemudi menurut Zulkarnain (2015:110)
antara lain:
a. Segera berhenti dan mematikan mesin kendaraan.
b. Menjaga ketenangan dan tidak berusaha menyalahkan pihak
lain dalam kecelakaan.
c. Tetap memperhatikan keamanan siswa. Artinya jika keadaan
memungkinkan, maka siswa disuruh segera pulang
menggunakan kendaraan lain. Namun jika keadaan memaksa,
maka siswa diantar untuk pindah ke tempat lain.
d. Segera melapor ke kantor sekolah atau ke kantor polisi
terdekat.
e. Mendata nama dan alamat para siswa yang membutuhkan
perawatan.
Sebelum 24 jam setelah terjadinya kecelakaan, pengemudi harus
membuat laporan kepada kepala sekolah tentang segala sesuatu
sehubungan dengan kecelakaan, yang berisi tanggal, nama yang
mendapat kecelakaan, sebab-sebab kecelakaan, sua orang saksi
pemberi pertolongan saat kecelakaan, dan hal lain yang dianggap
perlu. Apabila menyangkut siswa, maka bisa menyuruh seseorang
untuk menghubungi kepala sekolah dan orang tua untuk memberi
informasi.
4. Controlling
Pengawasan menurut Gunawan dan Benty (2017:104) adalah
proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan
yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai
dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Ada beberapa indikator
yang dapat digunakan untuk mengukur tingakat keberhasilan atau
kinerja dari sistem operasi transportasi diantaranya yaitu:
a. Faktor tingkat layanan meliputi kapasitas dan aksebilitas.
Kapasitas dinyatakan sebagai jumlah penumpang (siswa) atau
barang yang bisa dipindahkan dalam satuan waktu tertentu.
Sedangkan aksebilitas menyatakan tentang kemudahan orang
dalam menggunakan suatu sarana transportasi tertentu dan
bisa berupa fungsi dari jarak maupun waktu.
b. Faktor kualitas mutu layanan meliputi keselamatan,
keandalan, fleksibilitas, kenyamanan, kecepatan, dan dampak.
Setelah itu, hasil evaluasi ditindaklanjuti dengan melakukan perbaikan
demi kemajuan layanan transportasi sekolah ke depannya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR RUJUKAN
Gunawan, I., & Benty, Dj. Dj. N. 2017. Manajemen Pendidikan: Suatu Pengantar
Praktik. Bandung: Alfabeta.
Prastyo, A. T., Supriyanto, A., & Huda, M. 2017. “Manajemen Layanan
Transportasi Antar Jemput Peserta Didik Untuk Mempersingkat Waktu
Tempuh Menuju Sekolah”. Dalam http://ap.fip.um.ac.id/wp-
content/uploads/2017/01/Artikel-ardian.pdf.
Putri, R. D., Kusmintardjo, & Arifin, I. 2015. “Manajemen Transportasi Sekolah
Pada SD Al-Kautsar di Kota Malang”. Dalam http://ap.fip.um.ac.id/wp-
content/uploads/2015/04/reta-dian.pdf.
Putra, Adi. 2016. “Layanan Khusus Peserta Didik (Kesiswaan)”. Dalam
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare.
Suwardi & Daryanto. 2017. Manajemen Pesrta Didik. Yogyakarta: Gava Media.
Zulkarnain, W. 2015. Layanan Khusus Peserta Didik. Malang: Universitas Negeri
Malang.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KULIAH KERJA LAPANGAN- PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN ...
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KULIAH KERJA LAPANGAN- PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN ...LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KULIAH KERJA LAPANGAN- PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN ...
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KULIAH KERJA LAPANGAN- PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN ...Arvina Frida Karela
 
Makalah Pengantar Ilmu Pendidikan Hakikat Manusia dan Pengembangannya
Makalah Pengantar Ilmu Pendidikan Hakikat Manusia dan PengembangannyaMakalah Pengantar Ilmu Pendidikan Hakikat Manusia dan Pengembangannya
Makalah Pengantar Ilmu Pendidikan Hakikat Manusia dan PengembangannyaAizulIstiqomah
 
PPT,Pengertian dan Kedudukan Kurikulum,Kelompok 1,PBI F,5,STAIN JURAI SIWO ME...
PPT,Pengertian dan Kedudukan Kurikulum,Kelompok 1,PBI F,5,STAIN JURAI SIWO ME...PPT,Pengertian dan Kedudukan Kurikulum,Kelompok 1,PBI F,5,STAIN JURAI SIWO ME...
PPT,Pengertian dan Kedudukan Kurikulum,Kelompok 1,PBI F,5,STAIN JURAI SIWO ME...67676767676767
 
Kereta Cepat Jakarta - Bandung
Kereta Cepat Jakarta - BandungKereta Cepat Jakarta - Bandung
Kereta Cepat Jakarta - BandungVirashalsyabila
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKTatimatus Solihah
 
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikanErta Erta
 
ETIKA PROFESI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
ETIKA PROFESI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKANETIKA PROFESI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
ETIKA PROFESI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKANDunia Pendidikan
 
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi KurikulumPengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi KurikulumMayawi Karim
 
Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan Abdulr0hman
 
Pengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikanPengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikanLhya Baha
 
Faktor pendidikan
Faktor pendidikanFaktor pendidikan
Faktor pendidikanAlizar Ali
 
Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan
Manajemen Sumber Daya Manusia PendidikanManajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan
Manajemen Sumber Daya Manusia PendidikanIndependent
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiWira Sudewa
 

La actualidad más candente (20)

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KULIAH KERJA LAPANGAN- PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN ...
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KULIAH KERJA LAPANGAN- PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN ...LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KULIAH KERJA LAPANGAN- PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN ...
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KULIAH KERJA LAPANGAN- PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN ...
 
Makalah Pengantar Ilmu Pendidikan Hakikat Manusia dan Pengembangannya
Makalah Pengantar Ilmu Pendidikan Hakikat Manusia dan PengembangannyaMakalah Pengantar Ilmu Pendidikan Hakikat Manusia dan Pengembangannya
Makalah Pengantar Ilmu Pendidikan Hakikat Manusia dan Pengembangannya
 
Tugas makalah agama
Tugas makalah agamaTugas makalah agama
Tugas makalah agama
 
PPT,Pengertian dan Kedudukan Kurikulum,Kelompok 1,PBI F,5,STAIN JURAI SIWO ME...
PPT,Pengertian dan Kedudukan Kurikulum,Kelompok 1,PBI F,5,STAIN JURAI SIWO ME...PPT,Pengertian dan Kedudukan Kurikulum,Kelompok 1,PBI F,5,STAIN JURAI SIWO ME...
PPT,Pengertian dan Kedudukan Kurikulum,Kelompok 1,PBI F,5,STAIN JURAI SIWO ME...
 
Kereta Cepat Jakarta - Bandung
Kereta Cepat Jakarta - BandungKereta Cepat Jakarta - Bandung
Kereta Cepat Jakarta - Bandung
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
Makalah guru profesional
Makalah guru profesionalMakalah guru profesional
Makalah guru profesional
 
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan
 
Memahami Waktu
Memahami WaktuMemahami Waktu
Memahami Waktu
 
ETIKA PROFESI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
ETIKA PROFESI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKANETIKA PROFESI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
ETIKA PROFESI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
 
Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelasPengelolaan kelas
Pengelolaan kelas
 
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi KurikulumPengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
 
281669604 makalah-kasus-korupsi
281669604 makalah-kasus-korupsi281669604 makalah-kasus-korupsi
281669604 makalah-kasus-korupsi
 
Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan
 
Pengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikanPengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikan
 
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban ManusiaHakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
 
Faktor pendidikan
Faktor pendidikanFaktor pendidikan
Faktor pendidikan
 
Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
Pendidikan sebagai ilmu pengetahuanPendidikan sebagai ilmu pengetahuan
Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
 
Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan
Manajemen Sumber Daya Manusia PendidikanManajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan
Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
 

Similar a Manajemen tranportasi sekolah

Administrasi Kesiswaan.pdf
Administrasi Kesiswaan.pdfAdministrasi Kesiswaan.pdf
Administrasi Kesiswaan.pdfZukét Printing
 
Administrasi Kesiswaan.docx
Administrasi Kesiswaan.docxAdministrasi Kesiswaan.docx
Administrasi Kesiswaan.docxZukét Printing
 
18. yunia mondrow (06111404018)
18. yunia mondrow (06111404018)18. yunia mondrow (06111404018)
18. yunia mondrow (06111404018)Dewi_Sejarah
 
Manajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juita
Manajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juitaManajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juita
Manajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juitamahmudi moedy
 
Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015
Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015
Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015anida juita
 
SEMINAR AKTUALISASI 27 Nov 2018.pptx
SEMINAR AKTUALISASI 27 Nov 2018.pptxSEMINAR AKTUALISASI 27 Nov 2018.pptx
SEMINAR AKTUALISASI 27 Nov 2018.pptxEkaAgustina27
 
Laporan pertanggungjawaban khutbatul 'arsy
Laporan pertanggungjawaban khutbatul 'arsyLaporan pertanggungjawaban khutbatul 'arsy
Laporan pertanggungjawaban khutbatul 'arsyFebi_valentina30
 
Pidato%20Ilmiah%20Prof%20Laut
Pidato%20Ilmiah%20Prof%20LautPidato%20Ilmiah%20Prof%20Laut
Pidato%20Ilmiah%20Prof%20Lautsherina munaf
 
Ringkasan materi mbs
Ringkasan materi mbsRingkasan materi mbs
Ringkasan materi mbsOwner Fashion
 
Sdm penujang utama sekolah bermutu
Sdm penujang utama sekolah bermutuSdm penujang utama sekolah bermutu
Sdm penujang utama sekolah bermutuDevitamelia
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guruPeningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guruResti Ws
 
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guruPeningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guruResti Ws
 
Tugasan 3083 noraini othman
Tugasan 3083 noraini othmanTugasan 3083 noraini othman
Tugasan 3083 noraini othmanmuhammad
 

Similar a Manajemen tranportasi sekolah (20)

Administrasi Kesiswaan.pdf
Administrasi Kesiswaan.pdfAdministrasi Kesiswaan.pdf
Administrasi Kesiswaan.pdf
 
Administrasi Kesiswaan.docx
Administrasi Kesiswaan.docxAdministrasi Kesiswaan.docx
Administrasi Kesiswaan.docx
 
18. yunia mondrow (06111404018)
18. yunia mondrow (06111404018)18. yunia mondrow (06111404018)
18. yunia mondrow (06111404018)
 
Manajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juita
Manajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juitaManajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juita
Manajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juita
 
Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015
Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015
Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Mkalah menejemen ok
Mkalah menejemen okMkalah menejemen ok
Mkalah menejemen ok
 
Laporan ppl
Laporan pplLaporan ppl
Laporan ppl
 
SEMINAR AKTUALISASI 27 Nov 2018.pptx
SEMINAR AKTUALISASI 27 Nov 2018.pptxSEMINAR AKTUALISASI 27 Nov 2018.pptx
SEMINAR AKTUALISASI 27 Nov 2018.pptx
 
Laporan pertanggungjawaban khutbatul 'arsy
Laporan pertanggungjawaban khutbatul 'arsyLaporan pertanggungjawaban khutbatul 'arsy
Laporan pertanggungjawaban khutbatul 'arsy
 
Pidato%20Ilmiah%20Prof%20Laut
Pidato%20Ilmiah%20Prof%20LautPidato%20Ilmiah%20Prof%20Laut
Pidato%20Ilmiah%20Prof%20Laut
 
3 permasalahan pm
3 permasalahan pm3 permasalahan pm
3 permasalahan pm
 
Makalah manajemen berbasis sekolah
Makalah manajemen berbasis sekolahMakalah manajemen berbasis sekolah
Makalah manajemen berbasis sekolah
 
Ringkasan materi mbs
Ringkasan materi mbsRingkasan materi mbs
Ringkasan materi mbs
 
Tas
TasTas
Tas
 
Sdm penujang utama sekolah bermutu
Sdm penujang utama sekolah bermutuSdm penujang utama sekolah bermutu
Sdm penujang utama sekolah bermutu
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guruPeningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
 
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guruPeningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
 
Tugasan 3083 noraini othman
Tugasan 3083 noraini othmanTugasan 3083 noraini othman
Tugasan 3083 noraini othman
 

Último

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 

Último (20)

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 

Manajemen tranportasi sekolah

  • 1. Manajemen Transportasi Sekolah Disusun untuk memenuhi mata kuliah Manajemen Layanan Khusus yang dibimbing Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd. Oleh : Ahmad Muhdor 170131601111 Hendrawan Akbar Pratama 170131601080 Rohmah Qoirun Nisak 170131601036 Septiani Eka Saputri 170131601011 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGAM STUDI S1 ADMINISTRASI PENDIDIKAN September 2018
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, yang telah memberikan kesempatan dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah untuk matakuliah Manajemen Layanan Khusus. Makalah yang berjudul “Manajemen Transportasi Sekolah” dibuat agar kita dapat memahami dan apa pengertian dari transportasi sekolah, tujuan transportasi sekolah, masalah-masalah layanan tramsportasi sekolah, dan pengelolaan pelayanan transportasi sekolah. Beberapa kajian akan diuraikan secara lebih lanjut dalam makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini tentunya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah yang selanjutnya. Kami mengucapkan terima kasih kepada para pembaca dan pihak yang terkait dalam membantu penyusunan makalah ini. Malang, September 2018 Penulis i
  • 3. DAFTAR ISI KATAPENGANTAR ................................................................................................i DAFTAR ISI............................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1 A. Latar Belakang...........................................................................................1 B. Rumusan Masalah.....................................................................................1 C. Tujuan ........................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................3 A. Pengertian Transportasi Sekolah..............................................................3 B. Tujuan dan Fungsi Transportasi Sekolah .................................................3 C. Masalah-masalah Layanan Transportasi Sekolah....................................4 D. Pengelolaan Layanan Transportasi Sekolah ............................................5 BAB III PENUTUP...................................................................................................9 Kesimpulan................................................................................................9 DAFTAR RUJUKAN..............................................................................................10 ii
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orientasi peserta didik wajib merupakan kegiatan wajib yang harus dilaksanakan sekolah karena kegiatan ini sangat strategis dalam pembinaan kesiswaan yang bertujuan sebagai tempat adaptasi bagi siswa di sekolah. Pada saat orientasi peserta didik baru, peserta didik akan belajar mengenali lingkungan sekolah yang baru, teman baru, guru baru, tata tertib yang ada disekolah, budaya baru yang ada disekolah, dan lain sebagainya. Peserta didik baru juga akan dibekali berbagai materi seperti keterampilan, kepribadian, dan ketangkasan. Jadi, kegiatan orientasi peserta didik baru ini diharapkan dapat membantu siswa dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sekolah yang baru dengan lebih cepat. Perlu di garis bawahi, orientasi peserta didik baru bikanlah ajang perpeloncoan dan bukan ajang memamerkan kekuasaan senior. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas pengaturan orientasi peserta didik baru yang meliputi pengertian orientasi peserta didik baru, tujuan dan fungsi orientasi peserta didik baru, praktik – praktik orientasi peserta didik baru di sekolah, serta permasalahan-permasalahan orientasi peserta didik baru di sekolah. Agar kegiatan orientasi peserta didik ini dapat memberikan kesan yang positif dan menyenangkan untuk peserta didik baru, maka mereka diharapkan mengawali kegiatan pendidikan dengan situasi yang menggembirakan. Mereka dapat mengenal dan mempelajari sesuatu yang baru, baik yang berkaitan dengan lingkungan fisik, lingkungan social mulai dari visi misi sampai aturan- aturan disekolah yang baru. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian transportasi sekolah? 2. Bagaimana tujuan dan fungsi transportasi sekolah? 3. Apa saja masalah-masalah dalam layanan transportasi sekolah ? 4. Bagaimana pengelolaan layanan transportasi sekolah ? C. Tujuan 1. Mendefinisikan pengertian transportasi sekolah. 2. Mengetahui apa saja tujuan dan fungsi transportasi sekolah. 3. Mengetahui apa saja masalah yang ada dalam layanan transportasi sekolah. 4. Mengetahui pengelolaan layanan transoprtasi sekolah. 1
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Transportasi Sekolah Sejak zaman dahulu, transportasi telah digunakan oleh manusia dalam kehidupan bermasyarakat, hanya angkutnya saja yang berbeda yaitu sekarang telah modern. Pada dasarnya transportasi merupakan kegiatan pemindahan barang atau muatan dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Jadi secara umum terdapat dua kategori dalam transportasi, yaitu dapat dilihat dari pemindahan berbagai bahan dan hasil produksi dengan menggunakan alat angkut, serta mengangkut penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Sejalan dengan hal tersebut, maka transportasi sekolah dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan angkutan untuk para siswa maupun staf sekolah, baik berangkat atau pulang dari sekolah, dengan kata lain sebagai kegiatan antar jemput bagi personil sekolah. Layanan transportasi sekolah dapat terselenggara berkat adanya beberapa unsur dalam transportasi antara lain manusia (personil sekolah) yang membutuhkan transportasi, barang yang diperlukan manusia, kendaraan sebagai sarana transportasi, jalan sebagai prasarana transportasi, serta organisasi sebagai pengelola transportasi. Penyelenggara transportasi sekolah adalah sekolah itu sendiri atau bisa juga dari pihak swasta yang bekerja sama dengan sekolah tersebut atau lazim disebut dengan layanan antar jemput peserta didik karena transportasi ini selalu menjemput dan mengantar siswa. Faktor-faktor yang dapat melatarbelakangi diselenggarakannya layanan khusus transportasi sekolah menurut Zulkarnain (2015:103) mengemukakan bahwa : 1. Ekonomi, latar belakang orang tua siswa yang berbeda-beda menyebabkan tidak semua siswa bisa berangkat ke sekolah menggunakan kendaraan pribadi. Akhirnya siswa bisa terlambat karena terjebak kemacetan saat naik angkutan umum. 2. Geografi, alasan utama perlu dikembangkannya layanan transportasi sekolah adalah untuk mendekatkan siswa dengan lokasi sekolah yang mereka tuju 2
  • 6. dengan aman dan nyaman. Letak rumah siswa yang berbeda-beda jarak terkadang membuat siswa yang rumahnya jauh dari sekolah bisa datang terlambat. 3. Urbanisasi, meningkatnya arus urbanisasi menimbulkan pesatnya pertumbuhan kota dan memicu peningkatan kebutuhan jaringan transportasi untuk menampung pergerakan warga desa ke kota. Hal tersebut bisa menyebabkan siswa kesulitan menuju sekolah karena sulit mendapatkan transportasi umum. 4. Kompetisi, persaingan antar sekolah dalam hal penyediaan fasilitas sekolah untuk menunjang proses pembelajaran, membuat banyaknya sekolah memunculkan fasilitas-fasilitras baru yang masih jarang dimiliki oleh sekolah lain. Salah satu fasilitas yang masih jarang dimiliki sekolah adalah transportasi. B. Tujuan dan Fungsi Transportasi Sekolah Tujuan utama layanan transportasi sekolah adalah membawa siswa ke dan dari sekolah. Selain itu juga digunakan untuk mengangkut siswa dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler seperti karya wisata, olahraga, musik, seni atau kegiatan belajar lainnya yang merupakan satu tujuan terintegrasi. Sehubungan dengan hal tersebut menurut Smith Atkinson dalam Putra (2016:9), menyebutkan tujuan transportasi, sebagai berikut: 1. Untuk memberikan layanan transportasi bagi seluruh siswa, karena alasan jarak antara sekolah dan rumah. 2. Untuk melengkapi keamanan transportasi bagi siswa. 3. Memberikan progam instruksional bagi transportasi demi keamanan siswa. 4. Untuk menciptakan kondisi yang lebih positif, baik mental, moral dan fisik siswa. 5. Memperoleh efisiensi dan ekonomis dalam pengoperasian transportasi. 6. Menunjukkan simpati kepada masyarakat bahwa transportasi dimaksudkan untuk keamanan, efisiensi, dan merupakan terstandar. Terkait dengan tujuan tersebut, maka transportasi sekolah merupakan sebuah layanan khusus sekolah dan mempunyai fungsi sebagai media antar jemput siswa pada suatu sekolah, mulai dari siswa berada di rumah sampai datang ke sekolah dan menuju rumah masing-masing setelah melaksanakan
  • 7. kegiatan di sekolah. Fungsi utama layanan transportasi sekolah adalah meningkatkan layanan kepada pelajar, sebab selama ini banyak pelajar yang terlantar dalam perjalanannya menuju sekolah akibat harus berebut angkutan umum dengan masyarakat. Akibatnya setiba di sekolah pelajar mengalami kelelahan atau bahkan sampai terlambat ke sekolah sehingga konsentrasinya terganggu saat menerima pelajaran. Sarana transportasi bagi peserta didik menurut Suwardi dan Daryanto (2017:114) adalah sebagai penunjang untuk kelancaran proses belajar mengajar. Penyelenggaraan transportasi sebaiknya dilaksanakan oleh sekolah yang bersangkutan atau pihak swasta. Dampak dari adanya layanan transportasi sekolah dapat dirasakan oleh siswa, orang tua siswa, dan juga sekolah. Adanya transportasi sekolah dapat membantu siswa untuk lebih disiplin karena bisa datang dan pulang tepat pada waktunya. Sedangkan sekolah bisa meminimalisir keterlambatan siswa datang ke sekolah dan secara tidak langsung juga bisa mempromosikan sekolah kepada masyarakat agar masyarakat tertarik menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Selain itu orang tua siswa tidak perlu khawatir mengenai keselamatan anaknya karena sudah ada aturan yang telah di sepakati bersama tentang adanya layanan transportasi sekolah dan secara tidak langsung juga akan meringankan beban orang tua. C. Masalah-masalah Layanan Transportasi Sekolah Masalah-masalah dalam layanan transportasi sekolah menurut Zulkarnain (2015:104), antara lain: 1. Keselamatan Faktor utama yang perlu diperhatikan dalam mengelola layanan transportasi sekolah adalah keselamatan siswa. Keselamatan ini sebagian merupakan masalah pendidikan dan sebagian lagi merupakan masalah dari kondisi bus yang melayani pengangkutan siswa. artinya masalah bis timbul tidak hanya disebabkan oleh kelalaian sopir, melainkan juga dari siswa yang ceroboh dan membahayakan diri mereka sendiri. Oleh karena itu, siswa perlu diberikan pengetahuan mengenai tanda/rambu lalu lintas tanpa mengurangi kenyamanan mereka saat menggunakan transportasi sekolah. Penanganan tersebut merupakan salah satu cara efektif
  • 8. mendidik siswa untuk lebih berhati-hati. Disamping itu, para pengemudi bus sekolah juga harus diambil dari sopir yang benar- benar memiliki sikap dan tanggung jawab yang baik. 2. Biaya Ekonomi Pada dasarnya program transportasi sekolah sangat baik karena tujuannya untuk menunjang kesejahteraan siswa. Namun karena biaya pengoperasiannya yang mahal, maka tidak jarang orang tua siswa merasa keberatan jika harus membayar biaya operasional transportasi sekolah. Mahalnya biaya tersebut disebabkan oleh tingginya harga onderdil dan biaya servis alat transportasi tersebut. Hal ini menambah beban siswa yang menanggung biaya transportasi tersebut untuk pulang-pergi sekolah sehingga siswa dan orang tua menjadi kurang berminat dan tidak antusias meningkatkan kualitas layanan ini, terlebih lagi bagi siswa yang ekonominya lemah. Sedangkan untuk pihak sekolah dengan keterbatasan anggaran yang dimiliki, kadang kala juga merasa rugi atau bahkan tidak sanggup membiayai biaya operasional transportasi sekolah yang cukup mahal. Oleh karena itu, sekolah perlu menentukan kriteria ekonomi yang dapat dijangkau oleh semua pihak serta melakukan pengehmatan dalam menjalankan layanan transportasi sekolah, misalnya dengan cara merencanakan rute bus agar lebih efektif dan efisien, mengatur daftar rencana perjalanan, atau menganalisa secara ekonomis perbandingan setiap rencana layanan. 3. Kecukupan Pelayanan trasnportasi sekolah diusahakan bisa cukup apabila dikaitkan dengan jumlah siswayang tinggal dalam jarak tertentu. Ketentuan ini bisa berbeda-beda, namun sebagai acuan yang bisa digunakan adalah sejauh tiga mil. Bila ada siswa yang tinggal lebih dari jarak tersebut, maka bisa menggunakan bus umum. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kualitas transportasi yang disediakan dan apakah tempah duduk yang disediakan sudah cukup untuk para siswa yang akan dibawa. Dengan demikian, kepala sekolah harus bersiaga menunjang kemajuan yang dicapai dalam memberlakukan layanan transportasi atau bus sekolah agar sesuai dengan perintah administrasi dan petunjuk operasi pengangkutannya.
  • 9. 4. Efisiensi Penyelenggaraan layanan transportasi sekolah diusahakan seefisien mungkin. Acuannya yaitu kriteria efisiensi keluarnya bus dalam kaitannya dengan waktu dan keselamatan yang mencakup tempat stasiun muatan, menggunakan bus dalam hari sekolah, mengawasi siswa di dalam bus pada lingkup laporan pengemudi, dan laporan kecelakaan. Selain itu, efisiensi juga merupakan kunci bagi suatu operasi dengan biaya minimum dari suatu armada kendaraan. Kepala sekolah harus memberikan informasi ketepatgunaan secara umum dari layanan ini. D. Pengelolaan Layanan Transportasi Sekolah Manajemen merupakan salah satu syarat dalam menjalankan sebuah lembaga pendidikan. Menurut Burhanuddin, dkk dalam Prastyo, dkk (2017:3), menyatakan bahwa manajemen memiliki kedudukan strategis dalam memberikan dukungan penyelenggaraan pendidikan, terutama dalam program peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Fungsi-fungsi manajemen ini adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Pengelolaan layanan transportasi menurut Zulkarnain (2015:105), antara lain: 1. Planning Perencanaan menurut Gunawan dan Benty (2017:37), adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Dalam hal ini, langkah awal dalam program layanan transportasi adalah dengan mengadakaan terlebih dahulu sarana transportasi misalnya bus sekolah. Pengadaan sarana tersebut berhubungan dengan jalur akses dari bus sekolah itu sendiri, sehingga dalam hal ini pihak sekolah memerlukan bantuan dari dinas perhubungan untuk mengatur jalur akses dari bus sekolah. Setelah itu, sekolah melakukan sosialisasi bahwa sekolah siap beroperasi pada jalur yang telah ditentukan. Subsidi anggaran operasional juga diperlukan dalam proses perencanaan layanan transportasi sekolah. Langkah-langkah dalam perencanaan program layanan transportasi sekolah, antara lain:
  • 10. a. Penentuan rute bus, yaitu dengan mendaftarkan semua siswa yang memenuhi syarat melalui tempat tinggalnya, terutama siswa yang kondisi lalu lintas di sekitar rumahnya berbahaya. b. Penentuan jarak tempuh yang dilalui pengemudi selama mengendarai kendaraan sekolah. c. Alat yang digunakan dalam merencanakan rute bus sekolah, yaitu peta pengangkutan distrik yang meliputi nama, unsur, kelas, dan alamat rumah tinggal setiap siswa yang dilayani, serta mengumpulkan data anak-anak prasekolah untuk pembuatan rencana beberapa tahun kemudian. d. Mengembangkan jadwal waktu untuk penjemputan dan pemulangan siswa. e. Jadwal penghentian bus, dimana jadwal dibuat berdasarkan daya muatannya. f. Memperhatikan arus lalu lintas, baik di dalam ataupun di sekeliling sekolah. g. Penetapan biaya transportasi. Biaya transportasi tiap anak pastinya berbeda tergantung kondisi jalan yang dilalui dan jarak yang akan ditempuh, serta didasarkan pada kesanggupan orang tua untuk membayar layanan ini. Secara umum ada dua jenis penggunaan rute kendaraan atau bus sekolah, yaitu multiple routing (penggunaan satu bus untuk mengangkut lebih dari satu rute perjalanan) dan single routing (penggunaan satu bus untuk satu rute). Dalam praktiknya, single routing lebih disukai karena satu bus sekolah mengangkut siswa dalam sekali jalan, sehingga waktu penjemputan dan pemulangan siswa setiap kelompok rute lebih bisa disamakan. 2. Organizing Pengorganisasian adalah penataan sekumpulan tugas ke dalam unit-unit yang dapat dikelola dan penetapan hubungan formal diantara orang-orang yang diserahi berbagai tugas untuk mencapai tujuan organisasi menurut Gunawan dan Benty (2017:56). Tahap ini meliputi pengelolaan personil transportasi sekolah yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan layanan. Menurut Kusmintardjo dalam Zukarnain (2015:108), personel tersebut antara lain kepala sekolah, pengawas
  • 11. transportasi, kepala urusan transportasi, sekretaris, bendahara, bagian garasi, bengkel, humas, pengadaan dan pemeliharaan, keamanan dan kesejahteraan, serta pengemudi. Kepala sekolah bertanggung jawab atas seluruh penyelenggaraan transportasi sekolah, termasuk memilih dan menentukan jadwal penjemputan. Selain itu, kepala sekolah juga memberikan penerangan dalam program pengajaran rutin di kelas tentang keamanan dalam kendaraan, serta menerima keluhan-keluhan dari orang tua atau siswa tentang tingkah laku siswa dalam bus dan atau mungkin perlakuan pengemudi yang tidak pada tempatnya. Bagian pengawasan bertugas mengawasi dan melindungi keselamatan dalam proses layanan transportasi sekolah. Pengaturan untuk melengkapi layanan transportasi dan melindungi serta mengawasi peserta didik, pihak sekolah juga menentukan pengawasan dengan peraturan tertulis. Sedangkan personel layanan transportasi lainnya memiliki tugas sesuai dengan jabatan yang dipegangnya, misalnya bendahara bertugas mengurus keluar masuknya uang, sekretaris bertugas mengurus surat menyurat, bagian bengkel bertugas memberikan service terhadap kendaraan, dan demikian juga dengan para personel lainnya. Pengemudi memiliki kewajiban mengangkut siswa secara aman dan efisien, memelihara dan membersihkan bus agar kondisinya tetap baik dan melakukan reparasi kecil dalam bus dan lingkungannya. Pengemudi bus juga harus memelihara kehormatan dalam bus dengan menunjukkan tempat duduk serta menghindarkan siswa dari situasi yang membahayakan. Selain itu, pengemudi harus diberikan salinan tentang data yang lengkap mencakup wilayah dan daerah angkutan, serta diberlakukannya seragam bagi pengemudi oleh sekolah untuk lebih mengakrabkan diri dengan sesama pengemudi maupun dengan peserta didik. Dalam memilih pengemudi harus diperhatikan dengan baik agar peserta didik merasa nyaman dalam memanfaatkan layanan tersebut. 3. Actuating Actuating (penggerakan) adalah upaya untuk menggerakkan atau mengerahkan seluruh para pekerja untuk mencapai tujuan yang telah
  • 12. ditetapkan. Keamanan layanan transportasi sekolah diwujudkan melalui usaha pemenuhan kelengkapan kendaraan berdasarkan peraturan lalu lintas. Terdapat dua tipe kendaraan sekolah menurut Kusmintardjo dalam Putri, dkk (2015:15), yaitu tipe 1 menunjukkan kendaraan yang digunakan untuk membawa kurang dari 16 siswa baik ked an dari sekolah atau dikenal dengan colt station, dan tipe 2 menunjukkan kendaraan yang digunakan untuk membawa lebih dari 16 siswa yang tergolong kendaraan besar atau bus sekolah. Sedangkan kelengkapan bus yang harus dipenuhi adalah surat-surat kendaraan lengkap, warna bus cerah (kuning mengkilap), warna bemper hitam, terdapat lampu sinyal, kaca lengkap, tanda berhenti sesuai dengan jenis kendaraan, dan tempat duduk dilengkapi sabuk pengaman. Selain itu, diperlukan adanya peraturan tentang manajemen siswa untuk memberikan perlindungan yang layak terhadap segala tingkah laku selama di bus sekolah. Peraturan tersebut antara lain: a. Waktu keberangkatan siswa dijadikan dasar untuk menentukan tempat duduknya dalam bus. b. Tidak boleh makan sesuatu dalam bus. c. Tidak boleh mengeluarkan tangan atau anggota tubuh lainnya selama dalam perjalanan. d. Siswa harus duduk tenang pada tempatnya saat perjalanan. e. Larangan membuang sampah ke jalan melalui jendela bus. f. Siswa harus mematuhi sopir. g. Tidak boleh berbicara dengan sopir. h. Tidak boleh membawa binatang piaraan. i. Tidak boleh bermain atau berdesakan dalam bus. j. Tidak boleh mencorat-coret atau mengotori tempat duduk.. Meskipun keamanan dan keselamatan bus sudah diusahakan secara maksimal, namun tidak menutup kemungkinan terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan. Jika memang terjadi kecelakaan, maka pengemudi harus sigap untuk mengatasinya. Adapun bebrapa prosedur yang dilakukan pengemudi menurut Zulkarnain (2015:110) antara lain: a. Segera berhenti dan mematikan mesin kendaraan.
  • 13. b. Menjaga ketenangan dan tidak berusaha menyalahkan pihak lain dalam kecelakaan. c. Tetap memperhatikan keamanan siswa. Artinya jika keadaan memungkinkan, maka siswa disuruh segera pulang menggunakan kendaraan lain. Namun jika keadaan memaksa, maka siswa diantar untuk pindah ke tempat lain. d. Segera melapor ke kantor sekolah atau ke kantor polisi terdekat. e. Mendata nama dan alamat para siswa yang membutuhkan perawatan. Sebelum 24 jam setelah terjadinya kecelakaan, pengemudi harus membuat laporan kepada kepala sekolah tentang segala sesuatu sehubungan dengan kecelakaan, yang berisi tanggal, nama yang mendapat kecelakaan, sebab-sebab kecelakaan, sua orang saksi pemberi pertolongan saat kecelakaan, dan hal lain yang dianggap perlu. Apabila menyangkut siswa, maka bisa menyuruh seseorang untuk menghubungi kepala sekolah dan orang tua untuk memberi informasi. 4. Controlling Pengawasan menurut Gunawan dan Benty (2017:104) adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingakat keberhasilan atau kinerja dari sistem operasi transportasi diantaranya yaitu: a. Faktor tingkat layanan meliputi kapasitas dan aksebilitas. Kapasitas dinyatakan sebagai jumlah penumpang (siswa) atau barang yang bisa dipindahkan dalam satuan waktu tertentu. Sedangkan aksebilitas menyatakan tentang kemudahan orang dalam menggunakan suatu sarana transportasi tertentu dan bisa berupa fungsi dari jarak maupun waktu. b. Faktor kualitas mutu layanan meliputi keselamatan, keandalan, fleksibilitas, kenyamanan, kecepatan, dan dampak. Setelah itu, hasil evaluasi ditindaklanjuti dengan melakukan perbaikan demi kemajuan layanan transportasi sekolah ke depannya.
  • 14. BAB III PENUTUP KESIMPULAN DAFTAR RUJUKAN Gunawan, I., & Benty, Dj. Dj. N. 2017. Manajemen Pendidikan: Suatu Pengantar Praktik. Bandung: Alfabeta.
  • 15. Prastyo, A. T., Supriyanto, A., & Huda, M. 2017. “Manajemen Layanan Transportasi Antar Jemput Peserta Didik Untuk Mempersingkat Waktu Tempuh Menuju Sekolah”. Dalam http://ap.fip.um.ac.id/wp- content/uploads/2017/01/Artikel-ardian.pdf. Putri, R. D., Kusmintardjo, & Arifin, I. 2015. “Manajemen Transportasi Sekolah Pada SD Al-Kautsar di Kota Malang”. Dalam http://ap.fip.um.ac.id/wp- content/uploads/2015/04/reta-dian.pdf. Putra, Adi. 2016. “Layanan Khusus Peserta Didik (Kesiswaan)”. Dalam http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare. Suwardi & Daryanto. 2017. Manajemen Pesrta Didik. Yogyakarta: Gava Media. Zulkarnain, W. 2015. Layanan Khusus Peserta Didik. Malang: Universitas Negeri Malang.