Dokumen tersebut membahas tentang daftar kecukupan zat gizi (DKG) yang menjelaskan pengertian, perbedaan dengan kebutuhan gizi, dan fungsi DKG sebagai acuan kecukupan zat gizi harian. Dokumen ini juga menjelaskan rumus dan dasar perhitungan DKG di Indonesia.
2. Standar Kompetensi :
Menyiapkan Rencana Hidangan Harian Untuk
Meningkatkan Kesehatan
Kompetensi Dasar :
Mengidentifikasi aturan makan/diet dan kebutuhan gizi dari
kelompok target
Materi :
Daftar Kecukupan Zat Gizi (DKG)
Alokasi Waktu:
2x 45 menit
4. Kecukupan zat gizi adalah banyaknya zat-zat gizi
minimal yang dibutuhkan setiap hari bagi hampir
semua orang, menurut golongan tertentu (umur, jenis
kelamin, ukuran tubuh, dan aktifitas) untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal.
5. SOAL KELOMPOK
1. Jelaskan Pengertian Daftar Kecukupan
Zat Gizi (DKG) !
2. Apa perbedaan Kecukupan gizi dengan
kebutuhan gizi?
3. Apa Fungsi Daftar Kecukupan Zat Gizi
(DKG)?
6. Pengertian Daftar Kecukupan Zat
Gizi (DKG)
Kecukupan gizi yang dianjurkan atau lebih
dikenal dengan angka kecukupan gizi (AKG),
merupakan terjemahan bebas dari Recommended
Dietary Allowance (RDA), diartikan sebagai suatu
kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi hampir
semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin,
ukuran tubuh, dan aktifitas untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
7. perbedaan Kecukupan gizi dengan
kebutuhan gizi
Kecukupan gizi adalah kecukupan rata-rata zat gizi
setiap hari bagi hampir semua orang menurut
golongan tertentu.
Kebutuhan gizi adalah kebutuhan zat gizi setiap hari
bagi seseorang/individu.
8. Fungsi Daftar Kecukupan Zat Gizi
(DKG)Sebagai acuan untuk mengetahui apakah zat gizi
yang terdapat dalam tubuh untuk mempertahankan
proses kerja tubuhnya dan menjalankan kegiatan-kegiatan
fisiknya sudah mencukupi energi standar atau tidak.
9. Angka Kecukupan gizi dianjurkan digunakan untuk tujuan seperti:
1. Merencanakan dan menyediakan suplai pangan untuk
penduduk atau kelompok penduduk; perlu diketahui pola
pangan dan distribusi penduduk
2. Menginterpretasikan data konsumsi makanan perorangan atau
kelompok; perlu ditetapkan patokan berat badan untuk
masing-masing gender, dan bila menyimpang dari patokan
berat badan dilakukan penyesuaian
3. Perencanan pemberian makanan di institusi, seperti rumah
sakit, sekolah, industri, asrama, dan lain-lainl
4. Menetapkan pedoman untuk keperluan labeling gizi pangan.
10. Dasar Perhitungan DKG di Indonesia. Dasar perhitungan
AKG tahun 2004 dilakukan dengan cara:
Menetapkan berat badan patokan untuk berbagai golongan
penduduk. Data diperoleh dari hasil pengumpulan data
berat badan rata-rata orang sehat menurut kelompok umur
dan gender di Indonesia oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Gizi, Departemen Kesehatan.
Menggunakan rujukan WHO/FAO. DKG untuk energi dan
protein disesuaikan dengan ukuran berat badan rata-rata
penduduk sehat Indonesia.
11. Rumus perhitungan menentukan kebutuhan
energi dengan aktivitas tertentu:
1. Rumus Broca
* Berat Badan Normal
= TB – 100
* Berat Badan Ideal
= TB – 100 – 10% (TB-100)
12. 2. Rumus IMT (Indeks Masa Tumbuh)
= BB
(TB)2
Kategori Batas
Ambang
Kurus (Under Weight) Kekurangan BB tingkat berat < 17,0
Kekurangan BB tingkat ringan 17,0 – 18,5
Normal > 18,5 – 25,0
Kelebihan BB tingkat ringan > 25,0 -27,0
Gemuk (Over Weight) Kelebihan BB tingkat berat > 27,0
13. 3. Rumus FAO/WHO/UNU untuk menentukan
BMR (Basal Metabolic Rate)
Kelompok Umur
BMR (kkal/hari)
laki-laki perempuan
0 - 3 60,9 B*) - 54 61,0 B - 51
3 - 10 22,7 B + 495 22,5 B + 499
10 - 18 17,5 B + 651 12,2 B + 746
18 - 30 15,3 B + 679 14,7 B + 829
30 - 60 11,6 B + 879 8,7 B + 829
≥ 60 13,5 B + 487 10,5 B + 596
14. 4. Kebutuhan Energi dengan aktivitas tertentu
Aktivitas
Gender
laki-laki perempuan
Sangat ringan 1,30 1,30
Ringan 1,65 1,55
Sedang 1,76 1,70
Berat 2,10 2,00