2. ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS/ABK
• Anak yang terlahir berkelainan sering disebut sebagai tidak
normal sehingga memerlukan perhatian khusus
Misalnya:
• Anak yang memiliki kelainan tubuh atau memiliki kelainan
mental, memiliki kesulitan belajar, masalah bicara, hiperaktif,
autis atau menderita psikotik
• Anak-anak dapat berkelainan yang bermacam-macam sehingga
dipakai istilah yang lebih manusiawi yaitu anak berkebutuhan
khusus
3. • Seiring dengan pemahaman dalam ilmu pengetahuan dan tingkat
kesadaran masyarakat, istilah ABK mengalami perkembangan
• Istilah ABK bukan menggantikan istilah anak penyandang cacat
atau anak luar biasa, tetapi memiliki cara pandang yang lebih
luas dan positif terhadap anak yang memiliki kebutuhan beragam
• Dalam hal ini yang dimaksud dengan “Kebutuhan khusus” adalah
kebutuhan yang ada kaitannya dengan pendidikan
• Dalam tataran pendidikan inklusi, setiap anak dipandang
mempunyai kebutuhan yang bersifat permanen maupun
temporer.
4. • Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah mereka yang
mempunyai kebutuhan khusus secara sementara atau permanen
dan atau kecacatan sehingga membutuhkan penyesuaian layanan
pendidikan
• Konsep ABK (children with special education) memiliki makna
yang lebih luas dibandingkan dengan anak luar biasa(exceptional
children)
• ABK mencakup anak yang memiliki kebutuhan khusus yang
bersifat permanen, akibat dari kecacatan tertentu (anak
penyandang cacat) dan anak berkebutuhan khusus yang bersifat
temporer. Misal: korban trauma kerusuhan, bencana, kesulitan
membaca dll
• ABK temporer apabila tidak mendapat intervensi yang tepat
dapat menjadi permanen
5. SIKAP DAN REAKSI
TERHADAP ABK
• Tahap-tahap dan reaksi orang tua terhadap ABK:
1. Shock, menolak, sedih, cemas, takut, marah
2. Malu, tidak mau tahu sehingga disembunyikan atau disingkirkan
dari keluarga
3. Diterlantarkan atau dipasung supaya tidak mengganggu
4. Khawatir, sehingga sangat melindungi
5. Menerima/menyesuaikan diri dan dengan gigih mencari upaya
bagi kehidupan anak sehingga menjadi lebih baik
6. Tergerak pikirannya untuk mendirikan sekolah khusus atau
yayasan yang mengelola pendidikan bagi ABK
6. KATEGORI ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
• Deskripsi ABK secara umum (Haring, 1982):
1. Tidak mampu (disabled) yaitu seseorang yang mempunyai
keterbatasan karena adanya kekurangan fisik yang mengganggu
2. Mempunyai kesulitan (impaired) yaitu seseorang yang mengalami
kesulitan dalam pengindraannya
3. Terganggu (disordered) yaitu seseorang yang mempunyai
gangguan perilaku ataupun terganggu dalam hal belajar
4. Cacat (handicapped) yaitu seseorang yang mempunyai kesulitan
dalam merespon atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
5. Berkelainan(exeptional)
Semua kelainan tsb., termasuk yang memiliki kelebihan
7. • Kategori anak ABK (Haring, 1982):
1. Cacat pengindraan, misal:kerusakan pendengaran atau
penglihatan
2. Penyimpangan mental, termasuk yang sangat berbakat atau
terbelakang mentalnya
3. Gangguan komunikasi. Misal:masalah bicara dan bahasa
4. Ketidak mampuan belajar yaitu masalah belajar yang serius tapi
tdk.ada gangguan fisik
5. Gangguan perilaku, misalnya masalah emosi
6. Cacat fisik dan kesulitan dalam kesehatan. Misal: kerusakan
neurologis, kondisi orthopedi, cacat bawaan, memiliki penyakit
kronis, gangguan perkembangan dst.
8. • Kategori ABK Pada Anak Usia Dini:
1. Gangguan Bahasa
2. Perlaku Insecure
3. Perilaku antisosial
4. Penyimpangan fungsi intelektual dan akademik
5. Penyimpangan gangguan fisik
6. Penyimpangan ADHD
7. Penyimpangan Autisme
8. Perilaku agresif
9. KLASIFIKASI ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
• Menurut Program Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa tahun 2006
dan Pembinaan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional Pendidikan adalah:
1. Tuna Netra
2. Tuna rungu
3. Tuna Grahita: (al. Down Syndrome)
4. Tuna grahita ringan (IQ = 50-70)
5. Tuna grahita sedang (IQ = 25-50)
6. Tuna grahita berat (IQ = 25)
7. Tuna daksa
8. Tuna laras (Dyscruptive/merusak)
11. GIFTED: POTENSI
KECERDASAN ISTIMEWA
• Anak berbakat (Giftedness):
Anak berbakat adalah anak yang dapat
membuktikan kemampuan prestasi tinggi dalam
berbagai bidang seperti intelektual, kreatifitas,
artistik, kapasitas kepemimpinan, atau bidang
akademik tertentu dan yang memerlukan pelayanan
serta aktifitas khusus yang biasanya tidak diberikan
oleh sekolah dalam rangka pengembangan
kemampuan tersebut (Education Consolidation and
Improvement Act, 1981)
12. MULTIPLE INTELLIGENSI
• Konsep yang bermakna anak berbakat (gifted) telah diperluas kearah
konsep yang lebih kompleks mengenai cara intelligensi berfungsi
• Gardner menggunakan istilah susunan “intelligensi” (lebih populer
disebut teori multiple intelligensi) adalah sbb:
1. Linguistic (verbal) intelligence meliputi pemahaman verbal,
sintaksis, semantik dan ungkapan tertulis, lisan serta pemahaman
2. Logical-mathematical intelligence meliputi pemikiran induktif dan
deduktif serta kemampuan berhitung
3. Spatial-intelligence adalah kemampuan untuk mengeluarkan dan
memainkan konfigurasi-konfigurasi yang bersifat ruang
13. LANJUTAN
4. Musical- intelligence meliputi kemampuan membedakan gerakan
musik, peka terhadap ritme:kemampuan mendengar dan
memainkan irama dalam musik atau membuat komposisi musik
5. Body-kinestetic intelligence adalah kemampuan menggunakan
semua atau bagian tubuh untuk melakukan tugas atau peragaan
6. Interpersonal-intelligence adalah kemampuan memahami
tindakan dan motivasi orang lain, bertindak secara pantas,
produktif berdasarkan pengetahuan
7. Intrapersonal-intelligence adalah berkenaan dengan
pengertian orang terhadap diri sendiri yaitu aspek kognitif,
keunggulan, kelemahan perasaan
14. KELAINAN PENGLIHATAN
• Beberapa kelainan pnglihatan al:
1. Myopia (rabun jauh:tidak dapat melihat benda yang jauh atau disebut ‘mata minus’
yaitu bola mata yang terlalu panjang shg, fokus gambar jatuh di depan retina
2. Hyperropia (rabun dekat: biasa disebut ‘mata plus’ yaitu bola mata terlalu pendek
shg,fokus gambar yang dibiaskan jatuh ke belakang retina
3. Strabismus (kadang disebut ‘juling’) yaitu kurangnya koordinasi otot-otot luar pada
mata
4. Nystagmus, adalah suatu kondisi di mana mata bergerak tersentak-sentak dengan
cepat secara tidak sengaja (berkedip-kedip)
5. Amblyopia (mata malas) yaitu seatu keadaan ketidak efisienan pandangan mata
dikarenakan tidak ada keseimbangan otot antara dua mata
6. Hetheropia adalah kesulitan penggabungan gambar dari dua mata menjadi satu
gambar tunggal
15. TANDA-TANDA
KEMUNGKINAN
MASALAH MATA
• Sikap siswa:
1. Sering menggosok mata, menutup satu mata, menarik,
mengarahkan kepala kedepan, sering berkedip
2. Kesulitan membaca, melihat buku dekat mata, tak dapat melihat
sesuatu dari jarak jauh atau dekat, terganggu bila melakukan
tugas
• Keluhan siswa:
1. Gatal, panas, merasa gatal
2. Pusing, kepala sakit, mual ketika melakukan tugas dengan
menggunakan mata
3. Melihat samar-samar atau penglihatan ganda
4. Tak dapat melihat dengan baik
16. • Pendidik sering mempergunakan istilah “visually
handicapped” untuk menjelaskan siswa dengan gangguan
penglihatan bahkan yang berpengaruh nyata pada
prestasi akademiknya
• Istilah tsb. digunakan juga untuk anak-anak yang
dengan kekurangan penglihatan sebagian (partially
seeing) maupun buta secara total (blind)
• Hal yang sangat penting bagi guru adalah mengetahui
seberapa banyak siswa dapat menggunakan penglihatan
yang masih tersisa dengan baik daripada menekankan
pengukuran ketajaman penglihatan siswa.
17. GANGGUAN PENDENGARAN
• Gangguan pendengaran(hearing impairment) dipakai
dalam menjelaskan baik pada orang yang benar-benar
tuli maupun yang sulit mendengar
• “Sulit mendengar” merupakan gangguan pendengaran
yang dpt.bersifat permanen maupun sementara dan
berpengaruh terhadap prestasi belajar anak.
• “Tuli/tuna rungu” berarti suatu gangguan pendengaran
yang sangat berat sehingga si anak tidak dpt.melakukan
proses informasi bahasa melalui pendengaran, dengan
ataupun tanpa alat pengeras suara yang dengan jelas
mempengaruhi prestasi belajar
18. KLASIFIKASI GANGGUAN
PENDENGARAN
1. Gangguan pendengaran sangat ringan (slight hearing loss) yaitu kesulitan dalam
mendengar karena hanya mampu mendengar suara yang sayup-sayup atau dari
jarak yang jauh.
2. Gangguan pendengaran taraf ringan (mild hearing loss) yaitu kesulitan dalam
mendengar percakapan, kecuali dalam jarak 3 sampai 6 kaki dan saling berhadapan
3. Gangguan pendengaran taraf sedang (moderate hearing loss) yaitu kesulitan dalam
memahami percakapan kecuali diucapkan dengan suara keras
4. Gangguan pendengaran taraf berat (severe hearing loss) yaitu dialami oleh anak
yang hanya dpt.mendengar kecuali jika suara itu keras dan diucapkan dekat dengan
telinga.
5. Gangguan pendengaran taraf sangat berat (profound hearing loss) yaitu dialami oleh
anak mendengar suara yang sangat keras namun umumnya hanya mampu
mendengar getarannya saja
19. KEBUTUHAN PENDIDIKAN
BAGI SISWA YANG MENGALAMI
GANGGUAN PENDENGARAN
1. Alat bantu dengar dan pengaturan tempat duduk
2. Terapi wicara (speech therapy) untuk membetulkan pola ucapan
yang salah
3. Pengeras suara yang terdapat dalam alat bantu dengar dan terapi
wicara
4. Guru bantu atau guru sumber (resource teacher)
5. Pengajaran membaca bibir (lip reading) serta pembelajaran wicara
6. Pembelajaran khusus
7. Pembelajaran khusus yang ekstensif dalam rangka
mengembangkan kemampuan bahasa dan bentuk- bentuk
komunikasi alternatif
20. GANGGUAN PENDENGARAN
SUPAYA BERHASIL DI KELAS
INKLUSIF
1. Memberikan tempat duduk yang khusus. Misal: deretan paling
depan
2. Beri kesempatan yang sama seperti anak lain dalam berbicara
3. Usahakan mengulang pertanyaan atau pernyataan jika anak
belum mengerti
4. Tekankan ucapan yang jelas bagi semua siswa
5. Ingatlah bahwa anak dng.hambatan pendengaran mengalami
kelelahan lebih cepat dibanding anak lain
6. Periksa ekspresi wajah si anak utk.memastikan anda telah kontak
sebelum bicara padanya
7. Pertimbangkan penggunaan sistem kawan yang membantu proses
21. TERBELAKANG MENTAL: TUNA
GRAHITA
(DOWN SYNDROME)
• Orang yang mengalami terbelakang mental sering mendapat berbagai
sebutan yang bersifat merendahkan: dungu/bebal, bodoh (stupid),
idiot, imbecile, tolol dsb.
• Kecenderungan terkini, telah terjadi perubahan dalam cara pandang
sehingga untuk kelainan tsb. digunakan istilah “hambatan
perkembangan”(development disability) daripada “terbelakang
mental” (mental retardation)
• Para pendidik khusus, memakai istilah untuk menggambarkan siswa-
siswa sesuai dengan klasifikasi pendidikannya
• Siswa yang dikategorikan “anak terbelakang mental mampu
didik”(educable mentally retarded) diharapkan dapat belajar membaca
dan menulis pada tingkat sekolah dasar namun dengan cara dan
tahap yang lebih pelan.
22. • Klasifikasi keterbelakangan mental:
1. Mild mental retardation (IQ: 70-80)
2. Moderate mental retardation (IQ: 25-50)
3. Severe mental retardation (IQ: 25)
4. Profound mental retardation(IQ: dibawah 25)
• Klasifikasi tersebut dipakai berdasarkan pada prestasi dalam tes IQ
• Hambatan perkembangan mental (development mental disability),
kelainan yang tampak lebih berkaitan dengan hambatan perkembangan
domain kognitif, sosial, bahkan fisik dalam hidupnya
• Keterbelakangan mental ringan membutuhkan layanan pengajaran yang
sama seperti yang diperlukan oleh murid yang lain serta pengertian dari
guru maupun murid agar ia dapat berhasil pada kelas reguler
23. • Keterbelakangan mental juga membutuhkan layanan pembelajaran yang sangat khusus,
jika mereka ingin berhasil secara akademis, sosial dan kejuruan
• Pgrogram yang dilaksanakan meliputi:
1. Program stimulasi bayi (infant stimulation program)
2. Layanan pendidikan khusus usia dini (early childhood special education services)
3. Terapi fisik (physical therapy)
4. Terapi okupasi (ocupational therapy)
5. Terapi wicara (speech therapy)
6. Pengajaran merawat diri (teaching of self-care skill)
7. Pengajaran akademik yang fungsional (instruction in functional academic). Misal:
belajar membaca, menghitung uang pecahan dan persiapan khusus utk.
ketenagakerjaan dan khdpn.masy.
24. KEMAMPUAN KOGNITIF
(COGNITIVE ABILITIES)
• Salah satu ciri yang paling penting untuk mendifinisikan siswa
penyandang keterbelakangan mental adalah cara mereka belajar.
• Klasifikasi berdasarkan cara mereka belajar:
1. The Pace of learning: siswa yang membutuhkan banyak waktu
dalam mempelajari mata pelajaran yang bisa dipahami dengan
cepat oleh murid lain
2. Level of learning: siswa yang tidak dapat memahami sejauh
kemampuan siswa yang lain dalam beberapa kemampuan atau
mata pelajaran
3. Levels Comprehention: siswa yang mengalami kesulitan yang
besar dalam mempelajari materi yang abstrak
25. KEMAMPUAN BERBAHASA
(LANGUAGE ABILITIES)
• Kesulitan bahasa (delayed language) atau
perkembangan bahasa yang lebih lambat sering
dialami anak terbelakang mental
• Kesulitan bahasa menyebabkan kemampuan
anak terbelakang mental disalahmengertikan
atau diremehkan
• Perkembangan bahasa yang lebih lambat dapat
menjadi sumber kesulitan akademiknya
26. KEMAMPUAN SOSIAL
(SOCIAL ABILITIES)
• Pada dasarnya keterbelakangan mental adalah suatu
ketidakmampuan sosial(social disability) yaitu menitikberatkan pada
ketidakmampuan untuk memahami aturan sosial dalam keluarga,
sekolah dan masyarakat bagi individu dalam sepanjang rentang
hidupnya
• Dampak dari ketidakmampuan, terdapat beberapa kebutuhan bagi
anak terbelakang mental:
1. Kebutuhan untuk merasa menjadi bagian dari yang lain
2. Kebutuhan untuk menemukan perlindungan dari sikap dan label
negatif
3. Kebutuhan akan dukungan dan kenyamanan sosial
4. Kebutuhan untuk menghilangkan kebosanan dan menemukan
stimulasi sosial
27. LANJUTAN
• Faktor yang mempengaruhi keefektifan proses belajar anak terbelakang
mental:
1. Kesulitan memfokuskan perhatian pada sebuah tugas dalam waktu
yang lama
2. Kesulitan mengenal dan berfokus pada aspek-aspek tugas yang penting
3. Kesulitan memindahkan dan menyamaratakan kemampuan dari satu
konteks ke konteks yang lain
4. Kesulitan mendapatkan keterangan dengan mudah yang berhubungan
dengan masalah yang utama.misal: memahami arti bacaan atau
pelajaran
5. Dapat melupakan informasi dengan sangat cepat dibanding anak yang
normal
28. LANJUTAN
• Keuntungan inklusi bagi anak penyandang hambatan dan bagi anak yang
normal:
1. Siswa berkelainan akan lebih termotivasi dalam belajar pada
pend.yang inklusif
2. Kelas inklusif memberikan akses yang lebih baik untuk dapat
mencontoh kawan sebaya untuk mempermudah sikap-sikap sosial yang
layak
3. Persahabatan lebih berkembang antar teman sekelas. Mereka belajar
menghargai dan menerima hasil kerja setiap individu , termasuk
perbedaan perilaku
4. Siswa tanpa hambatan(normal) dapat belajar menghargai kemampuan
dan keunggulan teman sekelas yang berkelainan
5. Dengan lulus dari sekolah inklusif akan lebih berhasil sebagai manusia
dewasa
29. CIRI GURU YANG EFEKTIF
BAGI SISWA PENYANDANG
HAMBATAN (SEK.REGULER)
1. Memiliki harapan dan keyakinan bahwa anak akan lebih berhasil dalam
sekolah inklusi
2. Memberi pengawasan yang lebih sering dan memberi umpan balik
3. Fleksibel dalam menangani peserta didik
4. Mempunyai komitmen dalam memperlakukan tiap siswa secara terbuka
5. Bersikap responsif terhadap pertanyaan dan komentar peserta didik
6. Bersikap hangat, sabar, humoris terhadap peserta didik
7. Bersifat teguh dan konsisten dalam pengharapan-pengharapan
8. Sanggup bekerjasama dengan guru pendidikan khusus dan bersikap
responsif terhadap orang lain
30. KEBERBAKATAN/GIFTEDNE
SS
• Siswa berbakat dan berkemampuan unggul (gifted and talented):
• Anak yang diidentifikasikan dengan kategori berbakat (gifted)
biasanya merupakan anak yang mampu menunjukkan dengan jelas
kemampuan luar biasa dan juga anak yang mendapat kesempatan
khusus untuk mengembangkan lebih jauh bakatnya
• Anak yang dianggap “prodigies” atau “geniuses” diketahui melalui
penampilan dan bakat yang luar biasa yang mereka miliki.
• Contoh: anak yang dapat bicara lima bahasa dalam usia 8 tahun,
anak yang dapat menyusun rumus matematika namun msh
memerlukan bantuan dalam cara berpakaian
31. • Anak-anak yang diklasifikasikan sebagai anak berbakat dan berkemampuan unggul
akan lebih terlihat pada lingkungan yang memberi mereka kesempatan banyak untuk
secara berkesinambungan mengembangkan kemampuannya
• Beberapa perkecualian tentang kemampuan luar biasa yang secara dini belum dikenali:
Genius sains, Albert Einstein tidak dikenali sampai dia mencapai masa dewasa, Winston
Churchil tidak menunjukkan tanda kegeniusannya sejak dini dalam kepemimpinan.
Einstein dan Churchil, keduanya malah dianggap terbelakang dan banyak masalah
semasa anak
• Anak-anak yang tumbuh di lingk. yang tidak tidak kondusif bagi pertumbuhan
keberbakatan mereka, tidak akan mampu mencapai level prestasi yang optimal
32. IDENTIFIKASI
KEBERBAKATAN: BERBAGAI
MACAM UKURAN
• Tes Inteligensi (Intellegence Test). Tes inteligensi
individu (misalnya Wechsler Intellegence Scales for
Children)
• Tes prestasi (Achievement Test) misalnya Iowa
Tests of Basisc Skill dan Stanford Achievement
Tests
• Nominasi Guru (Teacher Nomination)
• Nominasi teman sebaya (Peer Nomination)
• Nominasi orang tua ( Parent Nomination)
• Nominasi diri sendiri ( Self Nomination)
33. RANAH KEBERBAKATAN
• Clark (1988) dalam Developing the Potential of Children at Home and at School
menyebutkan sifat-sifat siswa dalam ranah keberbakatan sbb:
1. Ranah kognitif terdapat pada siswa yang cepat dan pengingat informasi yang
unggul, cepat melihat hubungan antara sesuatu yang mereka pelajari dalam konteks
yang berbeda
2. Ranah afektif adalah suatu kecenderungan terhadap kedalaman emosional dan
sensitivitas terhadap perasaan orang lain dan kecenderungan terhadap penilaian
moral yang tinggi
3. Ranah fisik menunjukkan suatu kemampuan menggunakan semua atau bagian
tubuh untuk melakukan tugas
4. Ranah intuitif yaitu berhubungan dengan kemampuan kreatifitas yang terdapat
pada siswa berbakat dengan menunjukkan kapasitas kreatif yang luar biasa
5. Ranah sosial yaitu menunjukkan keinginan yang kuat untuk memenuhi potensi
pribadi dan mampu berkontribuasi sosial yang positif, menggunakan kemampuan
tinggi terhadap solusi masalah sosial budaya
34. ANAK BERBAKAT DAN
UNGGUL:
“KUAT TAPI RENTAN”
• Beberapa atribut atau sifat anak berbakat:
1. Kecenderungan untuk menguasai diskusi kelas
2. Tidak sabar menunggu mata pelajaran atau tugas
berikutnya
3. Resisten terhadap prosedur perintah, aturan, standar
4. Kecenderungan memulai pelajaran pada diskusi kelas
5. Bosan dengan pengulangan
6. Seringkali mengubah perhatian atau ketertarikan
7. Kecenderungan memaksa mengetahui dengan logika
sebelum tugas dan aktivitas didapat
35. PILIHAN PENDIDIKAN
UNTUK
ANAK BERBAKAT DAN
UNGGUL
• Penempatan ulang(Replacement) dengan beberapa pilihan:
1. Penambahan atau percepatan aktivitas di kelas umum
2. Kelas khusus paruh waktu (part-time special classes)
3. Kelas khusus penuh (full-time special clasess)
4. Sekolah khusus penuh (full-time special schools)
5. Sekolah berasrama khusus (special residential schools)
• Tambahan (Supplementary) dengan beberapa pilihan:
1. Pencangkokan kegiatan ekstra kurikuler (concurrent enrollment) di sekolah
menengah
2. Kelas lanjutan (advanced classes) diberikan selama periode waktu non sekolah oleh
lembaga masy. atau Univ
3. Magang dan prog.tutorial
36. LANJUTAN
• Kiat bagi guru dalam memenuhi kebutuhan anak berbakat:
1. Dapat menerima setiap siswa sebagai seseorang yang memiliki kemampuan berbeda
2. Menciptakan pembelajaran berbasis siswa
3. Merancang model-model pengajaran yang menghargai sumbangan yang khas bagi tiap siswa
4. Perlu dipahami bahwa “siswa berbakat tidak selalu yang lebih baik” ; mereka hanya berbeda
dalam kemampuan, kebutuhan dan minat.
• Sifat-sifat guru yang dapat meningkatkan keberhasilan siswa berbakat:
1. Keterbukaan intelektual
2. Merasa nyaman menghadapi murid yang mengetahui lebih banyak pelajaran daripada guru
3. Dapat menerima dan membiarkan siswa mempelajari topik yang bukan merupakan bagian
kurikulum yang direncanakan
4. Mendorong siswa untuk maju sesuai dengan tingkat kemampuannya
37. DISABILITIES &
GIFTEDNESS
• Anak-anak yang memiliki hambatan (disabilities)sekaligus berbakat
(gifted) berada pada resiko yang tinggi untuk tidak dikenali bakat-
bakatnya
• Contoh: siswa yang memiliki hambatan pendengaran mendapat
kesulitan dalam mengkomunikasikan kemampuan yang sebenarnya,
siswa berkesulitan belajar (learning disabilities) mungkin mengalami
kesulitan dalam menunjukkan kemampuan yang sesungguhnya
disebabkan kesulitan menulis dan membaca
Kesimpulan:
Siswa dengan berbagai hambatan tapi berbakat, perlu dipandang
dengan cermat untuk mengenali, memelihara dan mengasah potensi
mereka yang sesungguhnya
38. ANAK KATEGORI “GIFTED-
TALENTED”
(SKOR IQ 130 KEATAS)
• Indonesia memiliki 1,3 juta anak usia sekolah yang berpotensi cerdas
istimewa dan berbakat istimewa (CI+BI) atau disebut gifted-talented
• Ciri anak gifted-talented antara lain dapat dikenali dari kecerdasan
intelektualnya yang very superior dengan skor inteligensi 130 keatas,
memiliki tingkat kecepatan tinggi dalam menyerap ilmu pengetahuan
dan memiliki kreatifitas tinggi
• Anak dengan kategori gifted-talented perlu memperoleh pelayanan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi mereka
• Salah satu pelayanan yang diberikan yaitu melalui program
akselerasi. Dari 260.471 sekolah, baru 311 sekolah yang memiliki
program bagi anak CI+BI ( Sumber: Direktur Pembinaan Pendidikan
Khusus dan Layanan Khusus Kemdikbud pada International Math
and Science Camp 2011 di Jakarta
39. KELAINAN FISIK (
PHYSICAL DISABILITY)
• Kelainan fisik meliputi : Kelainan orthopedi (Orthopedic impairment) dan
kelainan kesehatan lain (other health impairment)
• Kelainan orthopedi berarti suatu keadaan penurunan fungsi orthopedik
yang mempunyai efek merugikan pada prestasi pembelajaran anak. Istilah
ini meliputi gangguan yang disebabkan kelainan bawaan(misalnya:berkaki
pengkor, hilang salah satu anggota tubuh)
• Kelainan/gangguan yang disebabkan penyakit(misalnya poliomyelitis, TBC
tulang dll.) dan kelainan oleh penyebab lain(misalnya, cerebral palsy,
amputasi, patah tulang atau terbakar yang menyebabkan kontraktor)
• Kelainan kesehatan lain berarti memiliki keterbatasan kekuatan, vitalitas
atau kewaspadaan yang disebabkan oleh masalah-masalah kesehatan
yang akut seperti penyakit jantung, asma, anemia, leukemia atau peny.lain
yang berakibat merugikan prestasi anak.
40. • Siswa yang mempunyai ketidakmampuan tsb.mungkin memiliki gangguan yang lain,
yaitu sifat-sifat ketidakmampuan sekunder. Contoh: siswa dengan cerebral palsy
mempunyai kemungkinan menderita keterbelakangan mental, anak dengan epilepsi
mungkin mengalami ketidakmampuan belajar. Jadi keterhambatan pisik harus dipahami
sebagai kelainan awal (disabling primer)
• Jenis dan penyebab kelainan fisik berbeda-beda meliputi kelainan bawaan atau sebagai
akibat dari penyakit atau cidera
• Beberapa jenis kelainan fisik yang sering ditemukan al.:
1. Cerebral palsy adalah suatu gangguan gerakan dan postur tubuh yang diakibatkan
kerusakan di daerah otak yang mengendalikan fungsi motorik
• Cerebral palsy:ketidak teraturan gerakan:
“Spasticity”: kontraksi otot yang tiba-tiba, gerakan disengaja yang sulit dan kaku, kekakuan
otot secara umum (hypertonia)
41. “Athetosis” yaitu gerakan tidak disengaja yang tidak
teratur, gerakan ini menjadi lebih nampak dalam
keadaan stres, disebut gangguan gerakan
(dyskinesia)
“Ataxia” yaitu keseimbangan yang buruk; gaya
berjalan tidak kokoh atau tersentak-sentak, kontrol
gerakan motorik halus yang buruk
“Rigidity” yaitu gerakan yang sangat kaku pada
tungkai dan lengan, kemampuan gerak yang hilang
“Tremor” yaitu getaran yang terus menerus pada
tungkai dan lengan, ritme gerakan diulang-ulang
42. 1. Spina Bifida berarti tulang belakang terbuka atau
terbagi yaitu sebagian tulang punggung tidak
berkembang secara bersamaan dan lajur-lajur tulang
punggung akan menonjol serta rentan akan
kerusakan.
• Sebagian anak spina bifida dapat berjalan tanpa
bantuan, yang lain perlu menggunakan alat penopang
atau alat bantu gerakan.
• Spina bifida sering disertai komplikasi berupa adanya
tekanan cairan yang berlebihan disekitar otak yang
disebut hydrocephalus
43. 2. Muscular Dystrophy adalah gangguan/kelainan yang
ditandai dengan kemerosotan otot-otot yang progresif
selama masa anak. Biasanya didahului dengan tidak dapat
menggunakan secara total lengan dan tangan dan sulit
menggerakkan serta menopang kepala.
3. Traumatic Brain injury adalah cidera pada otak yang
disebabkan oleh tekanan pisik eksternal yang
mengakibatkan ketidakmampuan atau tidak berfungsinya
otak secara keseluruhan atau sebagian, dan atau
kemunduran psikososial yang berdampak merugikan
prestasi akademik anak