SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 16
HUKUMJAMINAN
AKBAR APRILLIA ARDHIANSYAH S.H., M.H.
PEMBAGIAN
JAMINAN
Menurut cara terjadinya,
Menurut sifatnya,
Menurut obyeknya,
Menurut kewenangan menguasainya
JAMINAN
MENURUT
CARA
TERJADINYA
Jaminan yang lahir karena undang-
undang
Jaminan yang adanya ditunjuk oleh
undang-undang tanpa adanya
perjanjian dari para pihak (pasal 1131
kuh perdata)
Jaminan yang lahir karena perjanjian
Diperjanjikan
MENURUT
SIFATNYA
Jaminan kebendaan
Jaminan yang berupa hak mutlak atas sesuatu benda, dengan ciri-
ciri:
1. Mempunyai hubungan langsung atas benda tertentu dari debitur.
2. Dapat dipertahankan terhadap siapapun.
3. Selalu mengikuti bendanya (droit de suite).
4. Dapat diperalihkan
Azas prioiteit, yaitu bahwa hak kebendaan yang lebih tua (lebih dulu
terjadi) lebih diutamakan daripada hak kebendaan yang terjadi
kemudian.
Jaminan perorangan
 Jaminan yang menimbulkan hubungan langsung pada perorangan
tertentu
 Diberikan oleh pihak ketiga (guarantee) kepada orang lain
(kreditur) yang menyatakan bahwa pihak ketiga menjamin
pembayaran kembali suatu pinjaman apabila yang berutang
(debitur) tidak mampu dalam memenuhi kewajiban finansialnya
terhadap kreditur (bank).
 Merupakan perjanjian tiga pihak (penanggung, debitur, dan
kreditur).
 Azas kesamaan (pasal 1131 dan 1132 kuh perdata), dalam arti
bahwa tidak membedakan mana piutang yang lebih dulu terjadi
dan piutang yang terjadi kemudian. Semuanya mempunyai
kedudukan yang sama, tidak mengindahkan urutan terjadinya,
semua mempunyai kedudukan yang sama terhadap harta
kekayaan debitur.
MENURUT
OBYEKNYA
Benda bergerak
Gadai, Fidusia
Benda tidak bergerak
HakTanggungan
JAMINAN
MENURUT
KEWENANGAN
MENGUASAINYA Jaminan dengan menguasai bendanya,
 Gadai (pand, pledge), dan hak retensi.
Kreditur merasa lebih aman terutama pada benda bergerak yang
memang mudah dipindahkan dan berubah nilainya Kreditur
berwenang menjual atas kekuasaan sendiri jika terjadi wanprestasi
karena benda jaminan di tangan kreditur.
Jaminan tanpa menguasai bendanya,
 Hipotik (mortgage), hak tanggungan, fiducia, dan privilege.
HAK
PREVILEGE
Termasuk jenis piutang yang diberikan keistimewaan → dalam hal
pelelangan (executie) → dari kekayaan debitur → dalam hal terjadi
“kepailitan”
Hak untuk didahulukan → pasal 1131 KUHPerdata
1. Privilege
2. Gadai
3. Hipotek
Pasal 1131 KUHPerdata
1. Hak istimewa → berdasarkan sifat piutang
2. Gadai dan hipotek → lebih tinggi dari hak istimewa
MACAM
PREVILEGE
1. Privilege khusus → pasal 1139 KUHPerdata → barang tertentu
dari debitur
2. Privilege umum → pasal 1149 KUHPerdata → semua kekayaan
debitur
Ciri-ciri Privilege
 Muncul jika ada penyitaan barang dan hasil penjualan tidak cukup
untuk membayar semua hutang
 Privilege tidak memberikan kekuasan langsung atas suatu benda
 Hak terhadap benda debitur
 Hak didahulukan untuk pelunasan
Pengaturan → Privilege → menurut para ahli hukum → tidak tepat
pada Buku IITentang Benda → sebaiknya diatur dalam Hukum
Acara Perdata →“executie recht”
Privilege yang dikatakan UU → pengecualian dari hak urusan gadai
dan hipotek → UU menentukan privilege yang harus didahulukan:
 Ongkos-ongkos untuk lelang
 Uang sewa
 Ongkos pemeliharaan barang yang dijaminkan
 Pajak-pajak, bea cukai
 Hak-hak utang → pasal 318 KUHD
 Pasal 1140 KUHPerdata → hak istimewa dari pemilik barang/
tanah yang disewakan
 Pasal 1142 KUHPerdata
HAK
RETENSI Retensi → Hak untuk menahan benda sampai piutang yang
berkaitan dengan benda tersebut dilunasi
Aturan Hak Retensi dalam KUHPerdata
Pasal 575 (2)
Pasal 1364 (2)
Pasal 1576, pasal 1616, pasal 1729
Pasal 1812
CIRI/SIFAT
HAK RETENSI  Droit de suit
 Accesoire
 Dalam hal tertentu, dapat dipertahankan terhadap pihak ke III
karena diperjanjikan
 Memberikan jaminan pada klien bahwa tagihan akan dipenuhi
 Perjanjian pokok → harus ada kaitan dengan benda yang ditahan
 Tidak dapat dibagi-bagi
 Klien tidak berhak memakai benda yang ditahan
KEWENANGAN
PADA HAK
RETENSI
 Retentor berhak menahan barang sampai dilunasi
 Hak Retensi hanya mengandung hak untuk menolak terhadap
tuntutan penyerahan barang
 Tidak mempunyai hak untuk didahulukan
 Retensi hanya pada barang tidak pada hak
 Retentor → Houder
 Hak Retensi berlaku untuk barang milik debitur dan barang bukan
milik debitur
CESSIE
 Diatur dalam Pasal 613 KUHPerdata
 Penyerahan piutang atas nama adalah pengalihan atau
pengoperan hak tagih
 Pihak yang mengalihkan cedent
 Pihak yang menerima cessionaris
TANGGUNG
RENTENG
 Diatur Pada Pasal 1278 KUHPerdata
 Artinya menanggung secara bersama sama
 Tanggung renteng aktif dan pasif
 Salah satu debitur dapat dituntut untuk seluruhnya, dan
pelunasan oleh salah satu dapat membebaskab debitur lainnya
terhadap kreditur

Más contenido relacionado

Similar a Hukum Jaminan Terpopuler

Similar a Hukum Jaminan Terpopuler (20)

Materi Hukum Jaminan MSL - Ketentuan Umum.pptx
Materi Hukum Jaminan MSL - Ketentuan Umum.pptxMateri Hukum Jaminan MSL - Ketentuan Umum.pptx
Materi Hukum Jaminan MSL - Ketentuan Umum.pptx
 
EMLI Training-Hukum Jaminan
EMLI Training-Hukum JaminanEMLI Training-Hukum Jaminan
EMLI Training-Hukum Jaminan
 
Hukum jaminan sudjito
Hukum jaminan   sudjitoHukum jaminan   sudjito
Hukum jaminan sudjito
 
Hukum jaminan
Hukum jaminanHukum jaminan
Hukum jaminan
 
Hipotek
HipotekHipotek
Hipotek
 
materipertemuan_ke_2_a_hidayat.pptx
materipertemuan_ke_2_a_hidayat.pptxmateripertemuan_ke_2_a_hidayat.pptx
materipertemuan_ke_2_a_hidayat.pptx
 
Perjanjian Penitipan.pptx
Perjanjian Penitipan.pptxPerjanjian Penitipan.pptx
Perjanjian Penitipan.pptx
 
Hak relatif dan absolut
Hak relatif dan absolutHak relatif dan absolut
Hak relatif dan absolut
 
WANPRESTASI.ppt
WANPRESTASI.pptWANPRESTASI.ppt
WANPRESTASI.ppt
 
JAWABAN SOAL UAS TAKE HOME HUKUM PERJANJIAN KREDIT
JAWABAN SOAL UAS TAKE HOME HUKUM PERJANJIAN KREDITJAWABAN SOAL UAS TAKE HOME HUKUM PERJANJIAN KREDIT
JAWABAN SOAL UAS TAKE HOME HUKUM PERJANJIAN KREDIT
 
Subjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumSubjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukum
 
Definisi perikatan
Definisi perikatanDefinisi perikatan
Definisi perikatan
 
Hukum Kebendaan
Hukum KebendaanHukum Kebendaan
Hukum Kebendaan
 
HUKUM JAMINAN dalam Perspektif Hukum Positif dan Islam
HUKUM JAMINAN dalam Perspektif Hukum Positif dan IslamHUKUM JAMINAN dalam Perspektif Hukum Positif dan Islam
HUKUM JAMINAN dalam Perspektif Hukum Positif dan Islam
 
Keadaan hukum
Keadaan hukumKeadaan hukum
Keadaan hukum
 
KULIAH HAK TANGGUNGAN.pptx
KULIAH HAK TANGGUNGAN.pptxKULIAH HAK TANGGUNGAN.pptx
KULIAH HAK TANGGUNGAN.pptx
 
Hukum perikatan pakai
Hukum perikatan pakaiHukum perikatan pakai
Hukum perikatan pakai
 
hukum perjanjian
hukum perjanjianhukum perjanjian
hukum perjanjian
 
Materi uk3
Materi uk3Materi uk3
Materi uk3
 
Fe hukumperjanjanjian
Fe hukumperjanjanjianFe hukumperjanjanjian
Fe hukumperjanjanjian
 

Hukum Jaminan Terpopuler

  • 2.
  • 3. PEMBAGIAN JAMINAN Menurut cara terjadinya, Menurut sifatnya, Menurut obyeknya, Menurut kewenangan menguasainya
  • 4. JAMINAN MENURUT CARA TERJADINYA Jaminan yang lahir karena undang- undang Jaminan yang adanya ditunjuk oleh undang-undang tanpa adanya perjanjian dari para pihak (pasal 1131 kuh perdata) Jaminan yang lahir karena perjanjian Diperjanjikan
  • 5. MENURUT SIFATNYA Jaminan kebendaan Jaminan yang berupa hak mutlak atas sesuatu benda, dengan ciri- ciri: 1. Mempunyai hubungan langsung atas benda tertentu dari debitur. 2. Dapat dipertahankan terhadap siapapun. 3. Selalu mengikuti bendanya (droit de suite). 4. Dapat diperalihkan Azas prioiteit, yaitu bahwa hak kebendaan yang lebih tua (lebih dulu terjadi) lebih diutamakan daripada hak kebendaan yang terjadi kemudian.
  • 6. Jaminan perorangan  Jaminan yang menimbulkan hubungan langsung pada perorangan tertentu  Diberikan oleh pihak ketiga (guarantee) kepada orang lain (kreditur) yang menyatakan bahwa pihak ketiga menjamin pembayaran kembali suatu pinjaman apabila yang berutang (debitur) tidak mampu dalam memenuhi kewajiban finansialnya terhadap kreditur (bank).  Merupakan perjanjian tiga pihak (penanggung, debitur, dan kreditur).  Azas kesamaan (pasal 1131 dan 1132 kuh perdata), dalam arti bahwa tidak membedakan mana piutang yang lebih dulu terjadi dan piutang yang terjadi kemudian. Semuanya mempunyai kedudukan yang sama, tidak mengindahkan urutan terjadinya, semua mempunyai kedudukan yang sama terhadap harta kekayaan debitur.
  • 8. JAMINAN MENURUT KEWENANGAN MENGUASAINYA Jaminan dengan menguasai bendanya,  Gadai (pand, pledge), dan hak retensi. Kreditur merasa lebih aman terutama pada benda bergerak yang memang mudah dipindahkan dan berubah nilainya Kreditur berwenang menjual atas kekuasaan sendiri jika terjadi wanprestasi karena benda jaminan di tangan kreditur. Jaminan tanpa menguasai bendanya,  Hipotik (mortgage), hak tanggungan, fiducia, dan privilege.
  • 9. HAK PREVILEGE Termasuk jenis piutang yang diberikan keistimewaan → dalam hal pelelangan (executie) → dari kekayaan debitur → dalam hal terjadi “kepailitan” Hak untuk didahulukan → pasal 1131 KUHPerdata 1. Privilege 2. Gadai 3. Hipotek Pasal 1131 KUHPerdata 1. Hak istimewa → berdasarkan sifat piutang 2. Gadai dan hipotek → lebih tinggi dari hak istimewa
  • 10. MACAM PREVILEGE 1. Privilege khusus → pasal 1139 KUHPerdata → barang tertentu dari debitur 2. Privilege umum → pasal 1149 KUHPerdata → semua kekayaan debitur Ciri-ciri Privilege  Muncul jika ada penyitaan barang dan hasil penjualan tidak cukup untuk membayar semua hutang  Privilege tidak memberikan kekuasan langsung atas suatu benda  Hak terhadap benda debitur  Hak didahulukan untuk pelunasan
  • 11. Pengaturan → Privilege → menurut para ahli hukum → tidak tepat pada Buku IITentang Benda → sebaiknya diatur dalam Hukum Acara Perdata →“executie recht” Privilege yang dikatakan UU → pengecualian dari hak urusan gadai dan hipotek → UU menentukan privilege yang harus didahulukan:  Ongkos-ongkos untuk lelang  Uang sewa  Ongkos pemeliharaan barang yang dijaminkan  Pajak-pajak, bea cukai  Hak-hak utang → pasal 318 KUHD  Pasal 1140 KUHPerdata → hak istimewa dari pemilik barang/ tanah yang disewakan  Pasal 1142 KUHPerdata
  • 12. HAK RETENSI Retensi → Hak untuk menahan benda sampai piutang yang berkaitan dengan benda tersebut dilunasi Aturan Hak Retensi dalam KUHPerdata Pasal 575 (2) Pasal 1364 (2) Pasal 1576, pasal 1616, pasal 1729 Pasal 1812
  • 13. CIRI/SIFAT HAK RETENSI  Droit de suit  Accesoire  Dalam hal tertentu, dapat dipertahankan terhadap pihak ke III karena diperjanjikan  Memberikan jaminan pada klien bahwa tagihan akan dipenuhi  Perjanjian pokok → harus ada kaitan dengan benda yang ditahan  Tidak dapat dibagi-bagi  Klien tidak berhak memakai benda yang ditahan
  • 14. KEWENANGAN PADA HAK RETENSI  Retentor berhak menahan barang sampai dilunasi  Hak Retensi hanya mengandung hak untuk menolak terhadap tuntutan penyerahan barang  Tidak mempunyai hak untuk didahulukan  Retensi hanya pada barang tidak pada hak  Retentor → Houder  Hak Retensi berlaku untuk barang milik debitur dan barang bukan milik debitur
  • 15. CESSIE  Diatur dalam Pasal 613 KUHPerdata  Penyerahan piutang atas nama adalah pengalihan atau pengoperan hak tagih  Pihak yang mengalihkan cedent  Pihak yang menerima cessionaris
  • 16. TANGGUNG RENTENG  Diatur Pada Pasal 1278 KUHPerdata  Artinya menanggung secara bersama sama  Tanggung renteng aktif dan pasif  Salah satu debitur dapat dituntut untuk seluruhnya, dan pelunasan oleh salah satu dapat membebaskab debitur lainnya terhadap kreditur