Baitul Hikmah merupakan perpustakaan dan pusat penelitian ilmu pengetahuan yang didirikan di Baghdad pada abad ke-9 Masehi. Lembaga ini berperan dalam mengumpulkan, menerjemahkan, dan menyebarkan karya-karya ilmiah dari berbagai peradaban ke dalam bahasa Arab. Faktor-faktor yang mendorong pendirian Baitul Hikmah antara lain adalah dukungan khalifah Abbasiyah terhadap pen
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
Makalah sejarah pendidikan islam perpustakaan dan toko buku
1. Makalah Individu Sejarah Pendidikan Islam Kelompok 12 Kelas D 1
MAKALAH
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
LEMBAGA – LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SEBELUM
MADRASAH : PERPUSTAKAAN DAN TOKO BUKU
Dosen :
Syaiful Bahri, S.Ag, M.Pd.I
Kelompok : 12
Di Susun Oleh :
Akbar Tanjung 1511010216
KELAS D
FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
2. Makalah Individu Sejarah Pendidikan Islam Kelompok 12 Kelas D 2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat alloh swt yang maha agung,karna
atas berkat rahmat dan bimbingan-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
yang bejudul “Pendidikan Sebelum Madrasah ( Perpustakaan dan Toko Buku
)” dengan baik.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak- pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan atau penyusunan makalah ini.baik teman –
teman, dosen dan semua yang telah membantu kami, dan kami tidak dapat
menyebutnya satu – persatu .
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik,dan dapat
digunakan debgan sebaik- baiknya.Kami menyadari bahwa makalah yang kami
susun ini masih jauh dari kata kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan pembuatan makalah –
makalah selanjutnya.Sesudah dan sebelum nya kami ucapkan terimakasih.
3. Makalah Individu Sejarah Pendidikan Islam Kelompok 12 Kelas D 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………................…...... 2
DAFTAR ISI…………………………………………….................... 3
BAB I PENDAHULUAN……………………………….................... 4
1.1. Latar Belakang……………………………………….................. 4
1.2. Rumusan Masalah……………………………............................. 5
BAB II PEMBAHASAN…………………...…………….................. 6
2.1. Ilmu Pengetahuan di Dunia Islam Pada Masa Dinasti
Abbasiyah ……………………………………………………...8
2.2. Sejarah Berdirinya Perpustakaan Islam Pertama di Baghdad
(Baitul Hikmah)…………………………………………….... 10
2.3. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Berdirinya Lembaga Baitul
Hikmah...................................................................................... 11
2.4. Akfitas dan Peran-Peran Perpustakaan Baitul Hikmah.............. 13
2.5. Hawanit Al-Warraqain (Toko-Toko Buku)................................ 10
BAB III PENUTUP……………………………....………............... 12
DAFTAR PUSTAKA…………………….....………………....…... 13
4. Makalah Individu Sejarah Pendidikan Islam Kelompok 12 Kelas D 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Abad keemasan peradaban muslim dimulai dengan bangkitnya Dinasti
Abbasiyah pada tahun 132 H/750 M. Masa lima abad kekhalifahan Abbasiyah
merupakan masa perkembangannya Islam. Pada Dinasti ini kurang berminat
penaklukan sebagaimana pada Dinasti Ummayah, tetapi pada Dinasti Abbasiyah
ini lebih berminat besar pada pengetahuan dan masalah dalam negeri. Hal tersebut
terlihat pada upaya besar penerjemahan dan menyerap ilmu pengetahuan dari
peradaban lain. Dalam waktu tiga fase pada masa dinasti Abbasiyah buku-buku
dalam bahasa Yunani, Syiria, Sanskerta, Cina dan Persia diterjemahkan kedalam
bahasa Arab. Fase pertama (132 H/750 M – 132 H/847 M), pada khalifah al-
Mansyur hingga Harun al-Rasyid yang banyak diterjemahkan adalah karya-karya
dalam bidang astronomi. Fase kedua (232 H/847 M – 334 H/ 945 M), pada masa
khalifah al-Makmun buku-buku yang banyak diterjemahkan adalah dalam bidang
filsafat dan kedokteran. Fase ketiga (334 H/ 945 M – 347 H/ 1005 M), terutama
setelah bidang-bidang ilmu yang telah diterjemahkan semakin meluas, dimulailah
untuk menyaring, menganalisis dan menerima ataupun menolak pengetahuan dari
peradaban lain. Seiring dengan perkembangan berbagai ilmu pengetahuan dan
munculnya karya-karya para ilmuan dan berkembangnya produksi kertas yang
sersebar luas, hal ini memberikan dorongan besar pada gerakan pengumpulan
naskah-naskah. Keadaan ini berlangsung ketika peradaban muslim dilanda
perdebatan, dan buku-uku yang bersangkutan menjadi kunci utama untuk
menyampaikan gagasan. Kebutuhan akan buku menyebabkan merebaknya
perpustakaan diberbagai penjuru dunia Islam. 1
1 Suw ito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2005).
5. Makalah Individu Sejarah Pendidikan Islam Kelompok 12 Kelas D 5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang bisa diambil adalah
:
1. bagaimana sejarah berdirinya perpustakaan pertama islam?
2. apa saja manfaat toko – toko buku?
3. apakah faktor-faktor yang menyebabkan berdirinya perpustakaan islam?
6. Makalah Individu Sejarah Pendidikan Islam Kelompok 12 Kelas D 6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ilmu Pengetahuan di Dunia Islam Pada Masa Dinasti Abbasiyah
Dinasti abbasiyah terutama pada fase pertama yang dipimpin oleh Khalifah
Abu Ja’far al-Mansyur, Khalifah Harun al-Rasyid dan Abdullah al-Makmun,
merupakan khalifah-khalifah yang sangat cinta pada ilmu pengetahuan, yang
dengan kecintaannya khalifah-khalifah sangat menjaga dan memelihara buku-buku
baik yang bernuansa agama maupun umum, baik karya ilmuan muslim maupun non
muslim, baik karya-karya ilmuan yang semasanya maupun pendahulunya. Hal ini
terlihat jelas dari sikap-sikap khalifah seperti pesannya Harun al-Rasyid kepada
para tentaranya untuk tidah merusak kitab apapun yang ditemukan dalam medan
perang. Begitu juga khalifah al-Makmun yang menggaji penerjemah-penerjemah
dari golongan Kristen dan lainnya untuk menerjemahkan buku-buku Yunani,
sampai pada akhirnya masih dilalukan pada masa khalifah al-Makmun Baghdad
menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan.2
2.2 Sejarah Berdirinya Perpustakaan Islam Pertama di Baghdad
(Baitul Hikmah)
Baitul Hikmah di Baghdad didirikan tahun 832 M pada masa Harun al-
Rasyid menjadi khalifah, kemudian diteruskan dan diperbesar oleh khalifah al-
Makmun. Pada perpustakaan ini bukan hanya berisi ilmu-ilmu dan buku-buku
agama Islam dan Bahasa Arab saja, bahkan juga bermacam-macam ilmu-ilmu dan
buku-buku umum lainnya dan juga dalam bahasa lainnya yang diterjemahkan
kedalam bahasa Arab.
Baitul Hikmah merupakan perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat
pengembangan ilmu pengetahuan. Pada masa Abbasiyah institusi ini diperluas
penggunaannya. Baitul Hikmah, sudah dirintis oleh khalifah Harun al-Rasyid,
menjadi pusat segala kegiatan keilmuan. Pada masa Harun al-Rasyid institusi ini
2 Suw ito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2005).
7. Makalah Individu Sejarah Pendidikan Islam Kelompok 12 Kelas D 7
bernama khizanah al-Hikmah (Khazanah Kebijaksanaan) yang berfungsi sebagai
sebagai perpustakaan dan pusat penelitian. Di lembaga ini baik muslim maupun non
muslim bekerja mengalih bahasakan sebagai naskah kuno dan menyusun berbagai
penjelasan.3 Tujuan utama didirikannya Baitul Hikmah adalah untuk
mengumpulkan dan menyalin ilmu-ilmu pengetahuan asing ke dalam bahasa Arab.
Inilah yang menjadi awal kemajuan yang dicapai Islam, yaitu menggenggam dunia
dengan ilmu pengetahuan dan peradaban. Pada waktu itu pula berkembang beragam
disiplin ilmu pengetahuan dan peradaban yang ditandai dengan berdirinya Baitul
Hikmah sebagai pusat kajian ilmu pengetahuan dan peradaban terbesar pada
masanya. Lembaga pendidikan ini didirikan berkat adanya usaha dan bantuan dari
orang-orang yang memegang kepemimpinan dalam pemerintahan.
Sejak 815 M al-Makmun mengembangkan lembaga ini dan diubah
namanya menjadi Baitul Hikmah. Pada masa Makmun inilah ilmu pengetahuan
dan intelektual mencapai puncaknya. Pada masa ini Baitul Hikmah digunakan
secara lebih maju yaitu sebagai tempat penyimpanan buku-buku kuno yang didapat
dari Persia, Bizantium, bahkan Etiopia dan India. Di institusi ini al-Makmun
memperkerjakan Muhammad ibn Musa al-Hawarizmi yang ahli di bidang al-jabar
dan astronomi dan juga Beliau adalah salah satu guru besar di Baitul Hikmah.
Orang-orang Persia lain juga diperkerjakan di Baitul Hikmah. Pada masa itu
direktur Baitul Hikmah adalah Sahl Ibn Harun. Di bawah kekuasaan al-Makmun,
Baitul Hikmah tidak hanya berfungsi sebagai perpustakaan tetapi juga sebagai pusat
kegiatan studi dan riset astronomi dan matematika. Pada 832 M, al-Makmun
menjadikan Baitul Hikmah di baghdad sebagai akademi pertama, lengkap dengan
teropong bintang, perpustakan, dan lembaga penerjemahan. Kepala akademi ini
yang pertama adalah Yahya ibn Musawaih (777-857), murid Gibril ibn Bakhtisyu,
kemudian diangkat Hunain ibn Ishaq, murid Yahya sebagai ketua ke dua.4
3 H.Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Mahmud Yunus Wadzurriyyah, 2008)
4 H.Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Mahmud Yunus Wadzurriyyah, 2008).
8. Makalah Individu Sejarah Pendidikan Islam Kelompok 12 Kelas D 8
2.3 Faktor-faktor Yang Menyebabkan Berdirinya Lembaga Baitul
Hikmah
Yang memotivasi berdirinya lembaga Baitul Hikmah yaitu didorong oleh
keinginan meniru lembaga hebat yang didirikan oleh orang-orang kristen
Nestorians; yakni gondhesaphur yang salah satu tokohnya georgius Gabriel pernah
ditunjuk menjadi kepala sebuah rumah sakit pada jaman khalifah al-Mansur. Tokoh
ini juga aktif menerjemahkan karya-karya yunani.5
Dan juga yang menjadi motivasi lainnya dalam pembentukan lembaga
Baitul Hikmah adalah disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
· Melimpahnya kekayaan negara dan tingginya apresiasi khalifah al-Makmun
terhadap ilmu pengetahuan dan kebudayaan, seperti ilmu filsafat, kedokteran,
astronomi, dan lain-lain, dan juga kecintaannya terhadap seni musik. Bersatunya
dana dengan keinginan ini melahirkan sebuah pemikiran yang positif yaitu
mengembangkan pendidikan lebih maju lagi yang ternyata pemikiran ini mendapat
sambutan yang positif dari para pembantunya dan dari masyarakat.
· Adanya apresiasi yang tinggi dari kebanyakan anggota masyarakat (dari berbagai
lapisan sosial) terhadap kegiatan keilmuan,yang menyebabkan mereka bisa bekerja
bahu-membahu satu sama lain tanpa mengalami beban psikologis yang disebabkan
oleh perbedaan etnis, agama, status sosial dan lain sebagainya. Disini
profesionalitas dijunjung tinggi dengan sikap terbuka, sehingga tidak
mengherankan jika waktu itu orang-orang etnis non arab dan non muslim banyak
sekali peranannya dan saling bekerjasama. Mereka bisa menjalankan tugas dengan
tenang meskipun yang memerintahkan adalah khalifah orang muslim.6
2.4 Aktivas dan Peran-peran Perpustakaan Baitul Hikmah
Motif utama berdirinya lembaga Baitul Hikmah dimaksudkan untuk
menggalakkan dan mengkoordinir kegiatan pencarian dan penerjemahan karya-
karya klasik dari warisan intelektual Yunani, Persia, Mesir dan lain-lain ke dalam
bahasa Arab, khusunya umat islam. Salah seorang yang paling berperan, Hunayn
5
Albert Hourani, Sejarah Bangsa-bangsa Muslim, (Bandung: Mizan Pustaka, 2004)
6
Badri Yatim, Sejarah Paeradaban Islam, (Jakarta: Rajaw aliPers, 2008).
9. Makalah Individu Sejarah Pendidikan Islam Kelompok 12 Kelas D 9
bin ishaq, mengadakan perjalanan ke Alexandria dan singgah pula di Syiria dan
Palestina untuk mencari karya-karya kuno tersebut. Faktor-faktor yang mendorong
umat Islam melakukan kegiatan penerjemah dan transfer ilmu-ilmu kuno adalah :
1. Suasana Persaingan (prestise) antara orang-orang Arab dengan lainnya.
2. Keinginan untuk menguasai ilmu-ilmu yang belum dimiliki.
3. Dorongan ayat-ayat Al-Qur’an (ajran Islam) tentang menuntut ilmu pengetahuan.
4. Kemajuan ilmu pengetahuan merupakan konsekuensi dari peningkatan
kemakmuran dan
kemajuan ekonomi.
Dengan berdirinya Baitul Hikmah, kegiatan pentransferan ilmu
pengetahuan menjadi lebih maju. Khalifah berhasil merekrut para sastrawan,
sejarawan dan ilmuwan-ilmuwan terbaiknya. Kemudian mereka dikirim ke
kawasan-kawasan kuno kerajaan Bizantium dengan tugas mencari karya-karya
ilmuwan/filosof klasiknya. Melalui kegiatan-kegiatan inilah pada akhirnya umat
islam bisa mengembangkan karya-karya kuno seperti Hypokrates, Euclides , galen
dan lain-lain.7
Pesatnya perkembangan lembaga Baitul Hikmah mendorong lembaga ini
untuk memperluas peranannya, bukan saja sebagai lembaga penerjemah, tetapi juga
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Sebagai pusat dokumentasi dan pelayanan informasi keilmuwan bagi masyarakat,
yang
antara lain ditunjukkan dengan berdirinya perpustakaan di kota Baghdad.
2. Sebagai pusat dan forum kegiatan pengembangan keilmuan, sehingga semua
perangkat
risetnya juga dilengkapi dengan observatorium astronomi.
3. Sebagai pusat kegiatan perencanaan dan pengembangan pelaksanaan pendidikan.
7 Badri Yatim, Sejarah Paeradaban Islam, (Jakarta: Rajaw ali Pers, 2008).
10. Makalah Individu Sejarah Pendidikan Islam Kelompok 12 Kelas D 10
2.5 HAWANIT AL-WARRAQAIN (TOKO-TOKO BUKU)
Pada awal pemerintahan dinsati Abbasiyah di Bagdad, lembaga pendidikan
Islam dalam bentuk toko-toko buku telah bermunculan di pusat-pusat kota, selain
sebagai agen komesialisasi berbagai buku ilmiah juga sebagai pesat pembelajaran
umat islam melalui metodediskusi mengenai isi buku yang dicari atau ditawarkan.
Kemudian lembaga pendidikan ini dicari lembaga pendidikan ini menyebar
luas dengan cepat keseluruh wilayah kekuasaan islam saat itu. Mengutip pendapat
al Yaqubi, menjelaskan pada masa itu, sekitar 891 M terdapat pusat pertokoan yang
berjejer lebih dari serratus toko buku dalam satu jalan. Beberapa toko buku itu
merupakan stan (kamar) yang lebih kecil ukurannya dari surau, tetapi terdapat juga
kamar yang lebih besar yang berfungsi sebagai pusat penelitian hasil karya seni dan
menjadi teman bagi wacana islam.
Toko buku, selain sebagai tempat menjual buku juga digunakan sebagai
pusat diskusi tentang berbagai karya sastra oleh para cendekiawan danpujangga . 8
Ahmad syalabi mengatakan:
“Laalla min al-mumkinu al arbitha bain al-aswaq al-aswaq al-arab fi al-
jahiliah:Ukadz.majananwa dzilmajaz,wa bain dakakin bay’ual-kutub fi al-islam,fa
fi al-aswaq kanaa al-arab yajtami’un lil al-qiyam bi ba’di al-shafaqat al-
tijariyah,wa lakinnahum kaanu yantahizuuna furshata haaza al-ijtima liyaqumu
binsyath ra’l al-nahiyah al-adabiyah, fa yansyidun al-asy’ar wa ya’qidun al-
munazarah wa yulquna al-khattabah al-rinanah wahakatka fi dzalika dakakin
bay’u al-kutub hadzihi al-dakakinal-latiy futihat fi al-ashli li I’mal
tijariyah,tsummaidza hiya tashih musrihanlis tsaqafah wa al-hiwar al-ilmi,indama
ummaha al-mutsqifun wa al-udaba,wa al-takhadzu minha makanan liijtima’ihim
wa ibatsihim.wa qad dzaharat dakakin bay’u al-kutub mundzu mathla’ al-daulah
al-abbasiyah.tsumma intasyarat bisur’ah intisyaran malhudzan fi al-awashim wa
al-buldan al-mukhtalifah bi al-am al-islamiy,wa hafalat kullu madinah bal kullu
mahillah bi adadin wafirin minha;dzakara al-yaqubiy fi jumlati kalamihi an irbadl
Baghdad tsumma rabadla wadhaha maula amir al-mu’minin wa bihi aktsar min
mi’ah hawanut lil qaraqin.wa kaana fi mishra fi ahdi al-thuluniyyin wa al-
8 Hitty, Philip K. History of Arabs. ( London: The MacMillan Press, 1974), .414
11. Makalah Individu Sejarah Pendidikan Islam Kelompok 12 Kelas D 11
ikhsyidiyin suuqun adzimin lil wariqin lil tu’radu fiha al-kutublibay’I wa ahyaanan
taduuru fii dakakinihi al-munazarah wa qad tu,ridlu al-maqridziy fi mawadli
katsirah min kuttabihi al-khattah lil hadits an hadzihi al-mahal”.9
Artinya “Menghubungkan antara pasar-pasar bangsa arab di zaman
jahiliah:Ukadz,Majanan dan dzil Majas,dengan toko-toko yang menjual kitab pada
zaman islam tampaknya sebuah kemungkinan.Di pasar-pasar bangsa Arab terdapat
sekelompok manusia berkumpul untuk mendirikan sejumlah tenda untuk berdagang
, dan mereka menggunakan kesempatan pertemuan ini mempertunjukan
kehebatannya dalam bidang sastra.Mereka kemudian membaca syair dan
menyelenggarakan diskusi serta menyampaikan pidato,dan dalam kesempatan
tersebut berdirilah toko-toko untuk menjual kitab.Toko-toko ini pada
mulanya dibuka untuk keperluan berdagang, namun kemudian menjadi tempat
untuk pertunjukan kebudayaan dan peradaban serta kegiatan ilmiah yang ditangani
oleh para budayawan dan sastrawan.Mereka mengambil bagian di tempat tersebut
untuk berkumpul dan dan melakukan kajian.Toko-toko yang menjual kitab tersebut
mucul pada zaman daulat Abbasiyah,kemudian menyebar sangat cepat pada setiap
ibu kota dan berbagai negara Islam, bahkan di setiap sudut pada setiap kota.Dalam
hubungan ini al-Yakubi menyebutkan , bahwa toko-toko ada tersebut pada sejumlah
tempat di Baghdad ,yang jumlahnya mencapai lebih dari 1000 toko buku.Demikian
pula di Mesir pada zaman dinasti Bani Thulun dan al-Ikhsyidin terdapat sebuah
pasar yang besar yang khusus menyediakan buku untuk dijual dan kadang
diselenggarakan pula kegiatan kajian ilmiah.Demikian pula al-Maqridzi
mengemukakan tentang adanya sejumlah tempat yang banyak menjual kitab-kitab,
tentang adanya para penulis buku untuk ikut ambil bagian dalam perdebatan di
tempat tersebut.
9 Zuhairini. 1992.SejarahPendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara
12. Makalah Individu Sejarah Pendidikan Islam Kelompok 12 Kelas D 12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam rentangan sejarah panjang peradaban Islam, daulah Abbasiyah
sebagai pemegang kekhalifahan menggantikan Daulah Umayyah (132 H/750 M),
ternyata membawa corak baru dalam budaya Islam, terutama dalam bidang
pendidikan. Dengan dipindahkannya ibu kota dari Damaskus ke Baghdad
merupakan awal dari perubahan yang terjadi pada masa dinasti Abbasiyah.
Baghdad sebagai pusat ibu kota pemerintahan saat itu yang didalamnya berdiri
istana dan bangunan yang megah dan seni bangunan Arab Persia masa itu. Pada
saat itu Islam berada pada zama keemasan hal ini terbukti dengan banyaknya
bangunan-banguna, pengembangan ilmu pengetahuan dan Pembangunan
perpustakaan seperti Baitul Hikmah. Namun, Pasang surut sebuah dinasti
merupakan bagian siklus dari sejarah yang bersifat fakta. Sebagai sebuah
pemerintahan atau kekuasaan Islam yang pernah jaya, juga tidak terlepas dari
kemunduran atau keruntuhan.
Dalam sejarah Islam, jatuhnya Daulah Abbasiyah pada tahun 1258 M,
pada masa itu juga di anggap berakhirnya zaman keemasan Islam. Serangan tentara
Hulagu Khan, penguasa kerajaan Mongol menjadi peristiwa bersejarah yang di
anggap sebagai berakhirnya masa jaya kaum muslimin. Pada masa kehancuran
Daulah Abbasiyah tidaklah semata-mata hanya disebabkan oleh serangan bangsa
Mongol saja, akan tetapi juga terdapat beberapa faktor yang menjadi akar
kemunduran dinasti Abbasiyah ini yaitu, faktor internal dan faktor eksternal.
Dengan kehancuran dan berakhirnya masa dinasti Abbasiyah maka
pengembangan ilmu pengetahuan dunia Islam saat itu terhenti dan perpustakaan
Baitul Hikmah masa itu ikut hancur bersamaan dengan dinasti Abbasiyah.
13. Makalah Individu Sejarah Pendidikan Islam Kelompok 12 Kelas D 13
DAFTAR PUSTAKA
-Albert Hourani, Sejarah Bangsa-bangsa Muslim, Bandung: Mizan Pustaka, 2004.
-Badri Yatim, Sejarah Paeradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
-H.Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Mahmud Yunus
Wadzurriyyah, 2008.
-Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2005.
-Zuhairini. 1992. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara
-Hitty, Philip K. History of Arabs. ( London: The MacMillan Press, 1974), .414