SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 10
PENINGKATKAN KUALITAS EKONOMI MASYARAKAT BERBASIS
RISET: DNA BARCODING PADA “GLASS EEL” SIDAT (Anguilla sp.) DI
               MUARA SUNGAI KEDURANG BENGKULU


   Diusulkan oleh UlilAlbab, Mahasiswa Semester 6 Departemen Biologi
       Fakultas Matematika dan IPA, Institut Pertanian Bogor, Bogor


                              Ringkasan Eksekutif
        Ipun adalah kumpulan larva dan anak ikan yang secara massif masuk
kemuara sungai. Pemanenan ipun ini terbukti menggerakkan perekonomian
masyarakat nelayan. Telur sidat yang menetas menjadi larva di laut kemudian
akan bermigrasi kesungai untuk menjadi dewasa. Jika larva dan anakan sidat ikut
dalam panenan ipun maka siklus hidup ikan sidat akan terputus. Aplikasi
teknologi identifikasi spesies menggunakan DNA barcoding diharapkan mampu
mengungkap hidden biodiversity dan fenomena cryptic species. Kepastian spesies
anakan dan larva sidat (Anguilla spp.) sebagai salah satu komponen penyusun
ipun merupakan salah satu strategi untuk menjamin kesinambungan ketersediaan
ikan sidat dewasa. Sampling ipun akan dilakukan di Muara Sungai Kedurang
Bengkulu Selatan. Jenis-jenis larva dan anak ikan penyusun ipun kemudian
disortir berdasarkan penampilan morfologinya. Larva (glass eel) dan anakan
(elver) sidat yang berbentuk mirip cacing dipisahkan kemudian diidentifikasi
berdasarkan pola pigmentasi dan bentuk sirip. Identifikasi lebih lanjut akan
menggunakan teknologi DNA barcoding. Ruas DNA yang akan dijadikan barcode
adalah ruas gen CO1 genom mitokondria. Ruas DNA barcode akan diamplifikasi
menggunakan mesin polymerase chain reaction yang dilanjutkan dengan DNA
sequencing.
LATAR BELAKANG
       Ipun (bahasa Bengkulu) merupakankumpulan larva dananakikan yang
masuk kemuara sungai. Masyarakat Pantai Barat Sumatera mulai dari Lampung
sampai Padang mengembangkan tradisi penangkapan ipun. Hal ini kemudian
memunculkan tradisi kuliner khas daerah berbasis ipun. Dengan begitu,
permintaan terhadap ipun semakin lama semakin meningkat. Devi (2011)
melaporkan bahwa komposisi ikan yang mendominasi ipun adalah larva dari 3
spesies Gobiidae yang menetas di muara ataupun di pantai tidak jauh dari muara.
Migrasi larva Gobiidae ini kemudian menggerakkan beberapa larva dan anakan
ikan lainnya sehingga membentuk kumpulan larva dan anakan ikan. Kumpulan ini
terlihat membentuk gelombang hitam dari atas permukaan sungai.
       Pada puncak musim ipun sekitar bulan Juli sampai Agustus, banyak
ditemukan penangkapan ipun di muara-muara sungai di sepanjang pantai Barat
Sumatera. Para nelayan memasang jaring yang membentang di selebar sungai.
Sebelum dijual kepasar, para nelayan akan melakukan sortir. Sortir yang biasa
dilakukan adalah membuang ipun yang “berbentuk cacing”, udang dan beberapa
bentuk “non-ikan” lainnya. Dengan begitu, pemutusan siklus hidup ikan sidat
dilakukan oleh para nelayan akibat ketidak tahuan mereka. Devi (2011)
melaporkan bahwa bentuk cacing dari ipun adalah larva (glass eel) dan atau
anakan (elver) ikan sidat. Hal ini berarti, ikan sidat yang disortir oleh penangkap
ipun tidak akan mencapai dewasa di bagian hulu sungai.
       Pemutusan siklus hidup ikan sidat ini menurunkan potensi ekonomi ikan
sidat dewasa. Pemutusan siklus ini terjadi tanpa disengaja karena ketidaktahuan
nelayan terhadap tahap larva dan anakan ikan sidat. Di lain pihak, permintaan
terhadap larva dan anakan sidat yang dilakukan para pembudidaya maupun
eksportir ikan sidat tidak pernah terpenuhi. Usaha budidaya dan penangkapan
alam ikan sidat merupakan salah satu usaha yang menjanjikan dan beromzet tinggi
(Slamet Subiyakto, Dirjen Budidaya Ikan). Komoditas sidat hingga kini masih
terbatas dikarenakan belum ada teknologi untuk pemijahan, sehingga harga di
pasaran terbilang cukup tinggi. Keberadaan makhluk licin berlendir itu sangat
diminati pasar dunia. Terutama konsumen oriental, seperti Jepang, Hongkong,
Korea Selatan, China, dan Taiwan. Permintaan sidat di pasar internasional
mencapai 300 ribu ton per tahun. Dari total kebutuhan tersebut, permintaan
Jepang terhadap jenis unagi kabayaki 150 ribu ton per tahun. Lebih lanjut,
menurut Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Subiakto, permintaan di dalam negeri
begitu besar yakni sebanyak 3 ton per bulan hanya untuk daerah Jakarta saja.
       Dengan begitu, kegiatan penelitian yang diusulkan ini adalah untuk
memastikan spesies ikan sidat yang ada dalam kumpulan ipun. Pemastian spesies
ini merupakan salah satu langkah yang strategis untuk melakukan manajemen
pemanfaatan sumberdaya alam yang sustainable. Setelah spesies larva dan anakan
ikan sidat diketahui maka langkah berikutnya adalah sosialisasi kepara nelayan
untuk member perhatian lebih terhadap “bentuk cacing” dalam ipun. Selama
pelaksanaan penelitian ini, terutama di akhir penelitian,     diharapkan muncul
teknologi penyortiran larva dan anakan ikan sidat dalam ipun yang
memungkinkan larva dan anakan tsb bias hidup dan menjadi dewasa di bagian
hulu sungai.
       Di Indonesia bias ditemukan 9 spesies ikan sidat dari 18 spesies yang di
dunia. Dua diantaranya adalah endemik, yaitu Anguilla borneensis dan
A.celebesensis. Di pantai Barat Sumatera dilaporkan bias ditemukan 7 spesies.
Namun begitu, belum ada spesifisitas habitat sungai dari setiap spesies ikan sidat
yang sudah ditemukan. Pemetaan antara spesies larva dan anakan sidat yang
ditemukan di muara sungai terhadap ikan sidat dewasa di bagian hulu sungai –
dan kemudian antar badan sungai – diharapkan mampu mengungkap banyak
fenomena migrasi ikan sidat ini. Dalam jangka panjang, pemetaan ini diperlukan
untuk melakukan manajemen terhadap pemanenan secara lebih lestari.


PERUMUSAN MASALAH
   1. Bagaimana cara meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat berbasis
       science riset?
   2. Bagaimana cara membuat masyarakat sadar bahwa ikan sidat yang bernliai
       ekonomi tinggi dapat digunakan sebagai cara untuk meningkatkan kualitas
       ekonomi mereka?
3. Bagaimana metode pemanfaatan ikan sidat untuk meningkatkan kualitas
       ekonomi masyarakat?
   4. Bagaimana mekanisme basis DNA barcoding dalam identifikasi larva sidat
       “glass eel” untuk meningkatkan kualitas ekonomi masyarat?


TUJUAN PENELITIAN
       Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi glass eel sidat (Anguilla
sp.) dalam kumpulan larva ikan dari muaraSungai Kedurang, Bengkulu
menggunakan DNA Barcode. Kemudian menggunakan hasil dari penelitian
berbasis riset science tersebut untuk meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat.


RUANG LINGKUP
       Kegiatan penelitian ini termasuk kedalam lingkup riset berbasis science
yang diimplementasikan kedalam pengabdian masyarakat. Basis riset meliputi
kegiatan penelitian identifikasi “glass eel” dengan teknik DNA barcoding. DNA
barcoding dipiih karena identifikasi morfologi biasanya hanya diakukan untuk
fase dewasa bukan untuk fase larva. Setelah mengidentifikasi “glass eel” maka
dicari kaitan ekologi antara larva sidat dengan lingkunganya. Sifat ekologi
tersebut yang nantinya akan digunakan sebagai bentuk implementasi pengabdian
masyarakat.
       Peningkatan kualitas ekonomi masyarakat bisa dilakukan dengan
memahami pentingnya larva sidat dalam ekologi. Sidat biasanya menyatu dengan
larva ikan lainya atau masyarakat Bengkulumenyebutnya dengan ipun.
Masyarakat biasanya memanfatkan fenomena migrasi larva ikan ini dengan
memasang jaring disekitar sungai dan memanen larva untuk dijadikan makanan
atau dijual. Sebelum dikemas atau dijual akan terjadi proses penyortiran dimana
larva yang mirip cacing akan dibuang karena dari segi bentuk tidak layak
konsumsi. Padahal larva yang mirip cacing tersebut bisa saja adalah larva sidat.
Larva ini biasanya akan dibuang kesawah atau tempat pembuangan yang tidak
terdapat saluran langsung menuju kesungai. Akibatnya ratusan larva yang tadinya
bisa hidup dan menjadi sidat dewasa akan mati. Hal ini sangat disayangkan,
karena jika masyarakat membuang larva sidat tersebut kesungai maka dalam
beberapa bulan ikan sidat yang bernilai ekonomi tinggi bisa dipanen.


SIGNIFIKANSI
       Penelitian ini penting karena dengan memahami aspek ekologi dan
ekonomi dari ikan sidat dari fase larva hingga dewasa maka akan bisa
dikembangkan teknik pengelolaan “glass eel” menjadi lebih bernilai. Tekhnik
pengelolaan untuk budidaya ikan sidat adalah tujuan utama dari riset ini, namun
untuk mengarah kebagian tersebut perlu dikembangkan teknik rancangan awal
seperti memastikan “glass eel” yang diambil petani ipun-ipun tidak mati ketika
terjadi pemanenan, penyortiran, sampai pelepasan kembali ke sungai.


KONSEP OPERASIONAL
       Konsep operasional penelitian diawali dengan pengambilan sampel ikan,
identifikasi sampel, ekstraksi dan isolasi DNA, amplifikasi dan visualisasi
fragmen DNA, dan perunutan produk PCR dan analisis DNA sequencing.
Berdasarkan hasil riset tersebut dikembangkan tekhnik pengelolaan untuk
budidaya ikan sidat yang merupakan tujuan jangka panjang dari riset ini, namun
untuk mengarah kebagian tersebut perlu dikembangkan teknik rancangan awal
seperti memastikan “glass eel” yang diambil nelayanipun tidak mati ketika terjadi
pemanenan, penyortiran, sampai pelepasan kembali ke sungai. Diharapkan dengan
riset ini dapat mendorong peningkatkan kualitas ekonomi masyarakat.


KERANGKA TEORI
       Muara sungai (estuaria) merupakan daerah pertemuan air tawar dan laut.
Estuari dicirikan dengan kondisi lingkungan yang subur dan fluktuatif mengikuti
pasang-surut laut. Secara umum estuaria mempunyai peran ekologis penting, yaitu
sebagai tempat berlindung, mencari makanan, tumbuh dan bereproduksi bagi
sejumlah spesies ikan dan udang (Subiyanto et al. 2008). Estuaria merupakan
habitat dengan keanekaragaman biota yang sangat tinggi, baik biota residen
maupun migran. Salah satu biota migran musiman dalam jumlah yang sangat
besar yaitu larva ikan sidat “glass eel”. Fenomena kembalinya kumpulan larva
ikan sidat menuju estuaria akan membentukgelombang hitam. Gelombang ini
seringdisebut sebagai ipun-ipun oleh masyarakatBengkulu. Ipun-ipun menjadi
sumber makananpenting bagi penduduk Bengkulu.
         Identifikasi spesimen biasanya dilakukan ketika spesimen masih dalam
bentuk    utuh   dan    dalam   keadaan   dewasa    menyebabkan      terhambatnya
pengungkapan      keanekaragaman     hayati.   Teknik   DNA     barcoding    dapat
menyediakan sebuah “barkode biologi”           dari urutan pendek DNA yang
distandardisasi untuk mengenali suatu spesiesTeknik DNA barcoding dapat
menyediakan sebuah “barkode biologi”           dari urutan pendek DNA yang
distandardisasi untuk mengenali suatu spesies (Hajibabaei et al. 2005). Sitokrom
oksidase sub unit 1 (CO1) merupakan salah satu gen dalam genom mitokondria
(mtDNA) yang sekuennya digunakan dalam barcoding. Gen CO1 memunyai sifat-
sifat yang memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam menentukan identitas
sebuah spesies hampir pada semua hewan tingkat tinggi. Panjang ruas gen CO1
relatif pendek yaitu hanya sekitar 700 bp pada ujung 5’ dan relatif stabil sehingga
tidak mudah mengalami perubahan dibandingkan gen-gen mitokondria sejenis
(Hebert et al. 2003).


METODOLOGI
Waktu dan Tempat
         Penelitian akan dilaksanakan selama 10 bulan, yaitubulan Juli 2013-April
2014. Lokasi sampling dilakukan disepanjang muara sungai Kedurang, Bengkulu.
analisis DNA barcoding akan dilakukan menggunakan sampel tersebut di bagian
Fungsi Hayati dan Perilaku Hewan, Departemen Biologi, Institut Pertanian Bogor.
Bahan dan Metode
         Sampel Ikan. Kumpulan ikan yang diambil dari estuari sungai Kedurang
Bengkulu yang akan diambil empat kali yaitu, dua kali pada minggu kedua bulan
Juli 2013 dan dua kali pada minggu keempat Agustus 2013. Semua sampel
disimpan dalam alkohol 70% yang mengandung EDTA 10 mM. Sampel tersebut
nantinya akan digunakan untuk dua kali penelitian yaitu penelitian skripsi S1 dan
thesis S2.
       Identifikasi sampel. Larva dan juvenil sidat disortir berdasarkan ciri
khusus yaitu polapigmentasidanjumlah myomere ano-dorsal pada larva.
Sedangkanpadaanakanmemiliki         insang   yang    terbuka    dan   tidak    saling
berhubungan, sirip punggung (dorsal) dan sirip dubur (anal) memanjang menjadi
satu dengan sirip ekor (caudal) .
       Ekstraksi dan Isolasi DNA. Sampel jaringan yang digunakan sebagai
sumber DNA adalah jaringan otot dari seluruh bagian tubuh, terutama bagian
tubuh belakang sejak anus sampai ekor. Ekstraksi dan isolasi DNA akan
menggunakan DNA Extraction Kit for animal tissue (Geneaid).
       Amplifikasi dan Visualisasi Fragmen DNA. Amplifikasi ruas gen CO1
mtDNA akan dilakukan dengan menggunakan primer universal gen CO1 pada
ikan     (http://ibol.org/resources/barcode-library/),    yaitu       AF282       5’-
TCTACCAACCACAAAGACATCGG                      dan    AF283       5’-TACTTCTGGGT
GTCCRAAGAATCA. Kondisi PCR akan dioptimasikan untuk memperoleh ruas
DNA target atau amplikon yang spesifik untuk setiap pasangan primer. Pengujian
amplikon akan dilakukan dengan metode polyacrilamiide gel electrophoresis
(PAGE) 6% yang dilanjutkan dengan pewarnaan sensitif perak (Byun et al. 2009).
       Perunutan Produk PCR dan Analisis DNA Sequensing. Amplikon yang
berupa pita tunggal di atas gel poliakrilamid dan berukuran sesuai dengan desain
primer akan dimurnikan untuk dijadikan cetakan dalam PCR for sequencing.
Proses PCR untuk sequencing menggunakan primer yang sama dengan
amplifikasi   sebelumnya      dengan    metode      big   dye     terminator   cycle
sequencing.Runutan nukleotida yang diperoleh akan diedit kemudian saling
disejajarkan dengan runutan nukleotida referensi dari Genebank menggunakan
program Clustal W 1.8 yang terdapat dalam program MEGA versi 4.00 (Tamura
et al. 2007). Runutan nukleotida referensi diperoleh berdasarkan data famili
Gobiidae yang terdapat pada Genebank dengan cara hasil sekuensing dijadikan
input dalam BLAST (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/). Analisis keragaman
nukelotida dan filogenetik dilakukan dengan menggunakan MEGA versi 4.00
berdasarkan model subtitusi Kimura-2-parameter. Analisis kekerabatan antar
sampel menggunakan metode neighbor joining (NJ) dengan bootstrap 1000x.


JADWAL RISET
Tabel 1. Rancangan kerja riset untuk S1-S2 (program sinergi/fast track) periode
Juli-Desember 2013 untuk skripsi S1 dan periode Januari-Mei 2014 untuk thesis
S2.

      Kegiatan                                  Bulan
                    Jul Agus Sept Nov Des Jan Feb Mar April Mei
Studi Literatur
Pengambilan
Sampel
Penyortiran
Sampel
Ekstraksi dan
isolasi DNA
Amplifikasi DNA
DNA Sequencing
Analisis Filogeni
RENCANA ANGGARAN
Anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan yang diusulkan ini
sebagai berikut:
1.   Transportasi dan akomodasi
     a.   Bogor -Bengkulu pp, 2 x 1 orang                            Rp 3.000.000,-
     b.   Bengkulu - Manna pp, 2 x 1 orang                           Rp     300.000,-
     c.   Transport lokal, 20 harikerja x 1 orang                    Rp 1.000.000,-
     d.   Penginapan dan akomodasi, 20 hari kerja x 1 orang Rp 3.000.000,-
2.   Sampling
     a.   Biaya sampling (botol penyimpan sampel,
          pengawet sampel, dokumentasi gambar, pembelian
          ipun-ipun                                                  Rp 1.500.000,-
3.   Bahan habis untuk kerja laboratorium DNA
     a.   Identifikasi/analisis morfologi                            Rp 1.000.000,-
     b.   Ekstraksi DNA, 40 sampel x Rp 150.000                      Rp 6.000.000,-
     c.   PCR DNA barcoding, 40 sampel x Rp 100.000,-                Rp 4.000.000,-
     d.   PCR-sequencing 20 sample x 2 rxn x Rp 160.000 Rp 9.600.000,-
4.   Desain dan Pembuatan Diseminasi hasil Penelitian
     a.   Desain poster                                              Rp 1.000.000,-
     b.   Desain flyer                                               Rp 1.000.000,-
     c.   Perbanyakan poster dan flyer 100 lembar                    Rp 1.200.000,-
5.   Pembuatan Laporan, Penulisan Skripsi dan Publikasi Ilmiah
     a.   Pembuatan laporan akhir                                    Rp 1.000.000,-
     b.   Penulisan Skripsi1                                         Rp 0,-
                             2
     c.   Publikasi Ilmiah                                           Rp 0,-
     Total                                                           Rp 33.600.000,-




Daftar Pustaka
1
 Biaya penulisan Skripsi diperoleh dari Beasiswa pengusul
2
 Biaya penulisan dan publikasi ilmiah akan dimintakan ke summber dana lain setelah data yanng
diperoleh dari penelitian ini digabung dengan data-data yang ada sebelumnya ditanggung oleh
Aoyama J, Wouthuyzen S, MillerMJ, InagakiT, TsukamotoK.2003. Short-
     distance spawning migration of tropical freshwater eels.Biol. Bull.204:104-
     108
Aoyama J. 2009.Life history and evolution of migration in catadromous eels
     (Genus Anguilla).Aqua-BioSci. Monogr. (ABSM) 2: 1–42
Byun SO, Fang Q, Zhou H, dan Hickford JGH. 2009. An effective method for
     silver-staining DNA in large numbers of polyacrylamide gels. Anal Biochem
     385: 174-175.
Hajibabaei et al. Dna barcode distinguish species of tropical Lepidoptera. PNAS
  103: 968-971
Hebert PDN, Ratnasingham S, De Waard JR. 2003. Barcoding animal life:
     cytochrome c oxidase subunit 1 divergences among closely related species.
     Proc . R. Soc . B 270: 96–99.
Inoue GJ, Miya M, Tsukamoto K, Nishida M. 2004. Mitogenomic evidence for
     elopomorph fishes (Teleostei) and the evolutionary origin of the
     leptocephalus larva. Mol Phylogenet Evol 32:274–286
Lin CC. 2007. A Field Guide to FreshwaterFish and Shrimps in Taiwan.
     Taiwan:Commonwealth publishing.
Tamura K, Dudley J, Nei M dan Kumar S. 2007. MEGA4: Molecular
     evolutionary genetics analysis (MEGA) software version 4.0. Molecular
     Biology and Evolution 24: 1596-1599.
Tesch FW.1977. The Eel- Biology and Management of Anguillid Eels. Chapman
     and Hall : London
Tsukamoto K, Umezawa A (1994) Metamorphosis: a key factor of larval
     migration determining geographic distribution and speciation of eels. In:
     Proc 4th Indo-Pac Conf Fac Fisheries, Kasetart University, Bangkok, p 231–
     248

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Produksi baby crab rajungan dengan sistem modular
Produksi baby crab rajungan dengan sistem modularProduksi baby crab rajungan dengan sistem modular
Produksi baby crab rajungan dengan sistem modularlisa ruliaty 631971
 
Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...
Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...
Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...Mujiyanto -
 
Kebijakan pengelolaan konservasi penyu
Kebijakan pengelolaan konservasi penyuKebijakan pengelolaan konservasi penyu
Kebijakan pengelolaan konservasi penyuDidi Sadili
 
Isu Global Terkini: Hiu Terancam Punah
Isu Global Terkini: Hiu Terancam PunahIsu Global Terkini: Hiu Terancam Punah
Isu Global Terkini: Hiu Terancam Punahfitrifitriawati
 
Jurnal Ikan dan Pemancingan Limnologi
Jurnal Ikan dan Pemancingan LimnologiJurnal Ikan dan Pemancingan Limnologi
Jurnal Ikan dan Pemancingan LimnologiNesTi Nafi'ah
 
Baung 3 populasi jojo-jra- 2015
Baung 3 populasi jojo-jra- 2015Baung 3 populasi jojo-jra- 2015
Baung 3 populasi jojo-jra- 2015Jojo Subagja
 
Makalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuMakalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuDody Perdana
 
PENDEKATAN PENENTUAN KUOTA KARANG HIAS EKSPOR UNTUK MENUNJANG PEMANFAATAN SEC...
PENDEKATAN PENENTUAN KUOTA KARANG HIAS EKSPOR UNTUK MENUNJANG PEMANFAATAN SEC...PENDEKATAN PENENTUAN KUOTA KARANG HIAS EKSPOR UNTUK MENUNJANG PEMANFAATAN SEC...
PENDEKATAN PENENTUAN KUOTA KARANG HIAS EKSPOR UNTUK MENUNJANG PEMANFAATAN SEC...Dr. Mauli Kasmi
 
Status pengelolaan penyu di indonesia
Status pengelolaan penyu di indonesiaStatus pengelolaan penyu di indonesia
Status pengelolaan penyu di indonesiaDidi Sadili
 
Marka genetik untuk variabilitas
Marka genetik untuk variabilitasMarka genetik untuk variabilitas
Marka genetik untuk variabilitasmuhammad ulinnuha
 
Presentasi konservasi penyu hijau.
Presentasi konservasi penyu hijau.Presentasi konservasi penyu hijau.
Presentasi konservasi penyu hijau.raniazizah04
 
Ecosystem biodiversity
Ecosystem biodiversityEcosystem biodiversity
Ecosystem biodiversityAthirah Aziz
 
Cultivation of Micropropagated Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Solieriacea...
Cultivation of Micropropagated Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Solieriacea...Cultivation of Micropropagated Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Solieriacea...
Cultivation of Micropropagated Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Solieriacea...arif sabarno
 
Laporan Manajemen Akuakultur Laut
Laporan Manajemen Akuakultur LautLaporan Manajemen Akuakultur Laut
Laporan Manajemen Akuakultur Lautaryati97
 
Potensi Perikanan Berdasarkan "Concern Organisme" di Segara Anakan, Cilacap (...
Potensi Perikanan Berdasarkan "Concern Organisme" di Segara Anakan, Cilacap (...Potensi Perikanan Berdasarkan "Concern Organisme" di Segara Anakan, Cilacap (...
Potensi Perikanan Berdasarkan "Concern Organisme" di Segara Anakan, Cilacap (...Oto Prasadi
 
STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...
STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...
STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...Dr. Mauli Kasmi
 
PKM AI: Potensi Jenis Ikan Gelodok (Mudskipper) dan PerannyaSebagai Filter Fe...
PKM AI: Potensi Jenis Ikan Gelodok (Mudskipper) dan PerannyaSebagai Filter Fe...PKM AI: Potensi Jenis Ikan Gelodok (Mudskipper) dan PerannyaSebagai Filter Fe...
PKM AI: Potensi Jenis Ikan Gelodok (Mudskipper) dan PerannyaSebagai Filter Fe...UNESA
 
29190 article text-95073-2-10-20200220
29190 article text-95073-2-10-2020022029190 article text-95073-2-10-20200220
29190 article text-95073-2-10-20200220Muhammad Sahibuddin
 

La actualidad más candente (20)

Produksi baby crab rajungan dengan sistem modular
Produksi baby crab rajungan dengan sistem modularProduksi baby crab rajungan dengan sistem modular
Produksi baby crab rajungan dengan sistem modular
 
Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...
Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...
Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...
 
Kebijakan pengelolaan konservasi penyu
Kebijakan pengelolaan konservasi penyuKebijakan pengelolaan konservasi penyu
Kebijakan pengelolaan konservasi penyu
 
Isu Global Terkini: Hiu Terancam Punah
Isu Global Terkini: Hiu Terancam PunahIsu Global Terkini: Hiu Terancam Punah
Isu Global Terkini: Hiu Terancam Punah
 
Jurnal Ikan dan Pemancingan Limnologi
Jurnal Ikan dan Pemancingan LimnologiJurnal Ikan dan Pemancingan Limnologi
Jurnal Ikan dan Pemancingan Limnologi
 
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
 
Baung 3 populasi jojo-jra- 2015
Baung 3 populasi jojo-jra- 2015Baung 3 populasi jojo-jra- 2015
Baung 3 populasi jojo-jra- 2015
 
Makalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuMakalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyu
 
PENDEKATAN PENENTUAN KUOTA KARANG HIAS EKSPOR UNTUK MENUNJANG PEMANFAATAN SEC...
PENDEKATAN PENENTUAN KUOTA KARANG HIAS EKSPOR UNTUK MENUNJANG PEMANFAATAN SEC...PENDEKATAN PENENTUAN KUOTA KARANG HIAS EKSPOR UNTUK MENUNJANG PEMANFAATAN SEC...
PENDEKATAN PENENTUAN KUOTA KARANG HIAS EKSPOR UNTUK MENUNJANG PEMANFAATAN SEC...
 
Status pengelolaan penyu di indonesia
Status pengelolaan penyu di indonesiaStatus pengelolaan penyu di indonesia
Status pengelolaan penyu di indonesia
 
Marka genetik untuk variabilitas
Marka genetik untuk variabilitasMarka genetik untuk variabilitas
Marka genetik untuk variabilitas
 
Presentasi konservasi penyu hijau.
Presentasi konservasi penyu hijau.Presentasi konservasi penyu hijau.
Presentasi konservasi penyu hijau.
 
Ecosystem biodiversity
Ecosystem biodiversityEcosystem biodiversity
Ecosystem biodiversity
 
Cultivation of Micropropagated Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Solieriacea...
Cultivation of Micropropagated Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Solieriacea...Cultivation of Micropropagated Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Solieriacea...
Cultivation of Micropropagated Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Solieriacea...
 
Laporan Manajemen Akuakultur Laut
Laporan Manajemen Akuakultur LautLaporan Manajemen Akuakultur Laut
Laporan Manajemen Akuakultur Laut
 
Potensi Perikanan Berdasarkan "Concern Organisme" di Segara Anakan, Cilacap (...
Potensi Perikanan Berdasarkan "Concern Organisme" di Segara Anakan, Cilacap (...Potensi Perikanan Berdasarkan "Concern Organisme" di Segara Anakan, Cilacap (...
Potensi Perikanan Berdasarkan "Concern Organisme" di Segara Anakan, Cilacap (...
 
STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...
STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...
STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...
 
PKM AI: Potensi Jenis Ikan Gelodok (Mudskipper) dan PerannyaSebagai Filter Fe...
PKM AI: Potensi Jenis Ikan Gelodok (Mudskipper) dan PerannyaSebagai Filter Fe...PKM AI: Potensi Jenis Ikan Gelodok (Mudskipper) dan PerannyaSebagai Filter Fe...
PKM AI: Potensi Jenis Ikan Gelodok (Mudskipper) dan PerannyaSebagai Filter Fe...
 
29190 article text-95073-2-10-20200220
29190 article text-95073-2-10-2020022029190 article text-95073-2-10-20200220
29190 article text-95073-2-10-20200220
 
TAMBAK DAN UDANG VANNAMEI
TAMBAK DAN UDANG VANNAMEITAMBAK DAN UDANG VANNAMEI
TAMBAK DAN UDANG VANNAMEI
 

Destacado

Comic virus informáticos
Comic virus informáticosComic virus informáticos
Comic virus informáticosAlfredo Aguayo
 
Ultra sound technician
Ultra sound technicianUltra sound technician
Ultra sound technicianmartyalvarado
 
Primero q2 2014 presentation
Primero q2 2014 presentationPrimero q2 2014 presentation
Primero q2 2014 presentationprimero_mining
 
Family Immigration Categories
Family Immigration CategoriesFamily Immigration Categories
Family Immigration CategoriesMarshall Hong
 
New members 12.07.15
New members 12.07.15New members 12.07.15
New members 12.07.15TLMI
 
My Favorite Philosophy
My Favorite PhilosophyMy Favorite Philosophy
My Favorite PhilosophyTaylorYoung52
 
The BIG Event - Canadian Mining Expo
The BIG Event - Canadian Mining ExpoThe BIG Event - Canadian Mining Expo
The BIG Event - Canadian Mining Expoprimero_mining
 
4 la ruta alternativa
4 la ruta alternativa4 la ruta alternativa
4 la ruta alternativabrochass
 
Measure Digital to Ignite Results, not Reports (AAF)
Measure Digital to Ignite Results, not Reports (AAF)Measure Digital to Ignite Results, not Reports (AAF)
Measure Digital to Ignite Results, not Reports (AAF)Empirical Path
 
Common digital hi algorithms
Common digital hi algorithmsCommon digital hi algorithms
Common digital hi algorithmsLynn Royer
 
The pre algebra math fair and family activity project
The pre algebra math fair and family activity projectThe pre algebra math fair and family activity project
The pre algebra math fair and family activity projectPam Hager
 
The Flick
The FlickThe Flick
The Flickhbwmike
 
Endurance[1]
Endurance[1]Endurance[1]
Endurance[1]nmcquade
 
一期一会
一期一会一期一会
一期一会Yuto Baba
 
New microsoft office word 97 2003 document
New microsoft office word 97   2003 documentNew microsoft office word 97   2003 document
New microsoft office word 97 2003 documentlun212009
 
Technology for meduca 2013 done (1)
Technology  for meduca 2013  done (1)Technology  for meduca 2013  done (1)
Technology for meduca 2013 done (1)Telly J Hajny
 

Destacado (20)

Comic virus informáticos
Comic virus informáticosComic virus informáticos
Comic virus informáticos
 
Ultra sound technician
Ultra sound technicianUltra sound technician
Ultra sound technician
 
Primero q2 2014 presentation
Primero q2 2014 presentationPrimero q2 2014 presentation
Primero q2 2014 presentation
 
Star complex 1
Star complex  1Star complex  1
Star complex 1
 
Family Immigration Categories
Family Immigration CategoriesFamily Immigration Categories
Family Immigration Categories
 
New members 12.07.15
New members 12.07.15New members 12.07.15
New members 12.07.15
 
New polo e_brochure
New polo e_brochureNew polo e_brochure
New polo e_brochure
 
D day
D dayD day
D day
 
My Favorite Philosophy
My Favorite PhilosophyMy Favorite Philosophy
My Favorite Philosophy
 
The BIG Event - Canadian Mining Expo
The BIG Event - Canadian Mining ExpoThe BIG Event - Canadian Mining Expo
The BIG Event - Canadian Mining Expo
 
Narratives
NarrativesNarratives
Narratives
 
4 la ruta alternativa
4 la ruta alternativa4 la ruta alternativa
4 la ruta alternativa
 
Measure Digital to Ignite Results, not Reports (AAF)
Measure Digital to Ignite Results, not Reports (AAF)Measure Digital to Ignite Results, not Reports (AAF)
Measure Digital to Ignite Results, not Reports (AAF)
 
Common digital hi algorithms
Common digital hi algorithmsCommon digital hi algorithms
Common digital hi algorithms
 
The pre algebra math fair and family activity project
The pre algebra math fair and family activity projectThe pre algebra math fair and family activity project
The pre algebra math fair and family activity project
 
The Flick
The FlickThe Flick
The Flick
 
Endurance[1]
Endurance[1]Endurance[1]
Endurance[1]
 
一期一会
一期一会一期一会
一期一会
 
New microsoft office word 97 2003 document
New microsoft office word 97   2003 documentNew microsoft office word 97   2003 document
New microsoft office word 97 2003 document
 
Technology for meduca 2013 done (1)
Technology  for meduca 2013  done (1)Technology  for meduca 2013  done (1)
Technology for meduca 2013 done (1)
 

Similar a Proposal pertamina sobat bumi fix

May nurhayati k2315048 tugas
May nurhayati   k2315048 tugasMay nurhayati   k2315048 tugas
May nurhayati k2315048 tugasMAY NURHAYATI
 
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya lautBab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya lautRohman Efendi
 
43-86-1-SM.pdf
43-86-1-SM.pdf43-86-1-SM.pdf
43-86-1-SM.pdfwibowo36
 
Laporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sLaporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sAngga Asc
 
Jurnal penyuluhan perikanan
Jurnal penyuluhan perikanan Jurnal penyuluhan perikanan
Jurnal penyuluhan perikanan Asep Walandra
 
Jurnal penyuluhan ikan bogor
Jurnal penyuluhan ikan bogorJurnal penyuluhan ikan bogor
Jurnal penyuluhan ikan bogorAsep Walandra
 
Sinopsis vera ardelia
Sinopsis vera ardeliaSinopsis vera ardelia
Sinopsis vera ardeliaardelia2508
 
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGKOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
 
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap IkanAnalisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikannautika
 
Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...
Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...
Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...Didi Sadili
 
Presentasi BRIN_Pengalaman aplikasi teknologi budidaya ikan di daerah (1).pptx
Presentasi BRIN_Pengalaman aplikasi teknologi budidaya ikan di daerah (1).pptxPresentasi BRIN_Pengalaman aplikasi teknologi budidaya ikan di daerah (1).pptx
Presentasi BRIN_Pengalaman aplikasi teknologi budidaya ikan di daerah (1).pptxArisIrawan6
 
Makalah biokrus pak wiwit
Makalah biokrus pak wiwitMakalah biokrus pak wiwit
Makalah biokrus pak wiwitAyuLuvitasari
 
KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOK
KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOKKEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOK
KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOKRepository Ipb
 

Similar a Proposal pertamina sobat bumi fix (20)

PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
 
8 bab vi lingkungan maritim
8 bab vi lingkungan maritim8 bab vi lingkungan maritim
8 bab vi lingkungan maritim
 
Kepiting Bakau
Kepiting BakauKepiting Bakau
Kepiting Bakau
 
May nurhayati k2315048 tugas
May nurhayati   k2315048 tugasMay nurhayati   k2315048 tugas
May nurhayati k2315048 tugas
 
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya lautBab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
 
PPT 123-12.pptx
PPT 123-12.pptxPPT 123-12.pptx
PPT 123-12.pptx
 
43-86-1-SM.pdf
43-86-1-SM.pdf43-86-1-SM.pdf
43-86-1-SM.pdf
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
Laporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sLaporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza s
 
Jurnal penyuluhan perikanan
Jurnal penyuluhan perikanan Jurnal penyuluhan perikanan
Jurnal penyuluhan perikanan
 
Jurnal penyuluhan ikan bogor
Jurnal penyuluhan ikan bogorJurnal penyuluhan ikan bogor
Jurnal penyuluhan ikan bogor
 
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus) SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
 
Sinopsis vera ardelia
Sinopsis vera ardeliaSinopsis vera ardelia
Sinopsis vera ardelia
 
Disertasi Mauli Kasmi
Disertasi Mauli KasmiDisertasi Mauli Kasmi
Disertasi Mauli Kasmi
 
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGKOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
 
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap IkanAnalisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
 
Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...
Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...
Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...
 
Presentasi BRIN_Pengalaman aplikasi teknologi budidaya ikan di daerah (1).pptx
Presentasi BRIN_Pengalaman aplikasi teknologi budidaya ikan di daerah (1).pptxPresentasi BRIN_Pengalaman aplikasi teknologi budidaya ikan di daerah (1).pptx
Presentasi BRIN_Pengalaman aplikasi teknologi budidaya ikan di daerah (1).pptx
 
Makalah biokrus pak wiwit
Makalah biokrus pak wiwitMakalah biokrus pak wiwit
Makalah biokrus pak wiwit
 
KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOK
KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOKKEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOK
KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOK
 

Proposal pertamina sobat bumi fix

  • 1. PENINGKATKAN KUALITAS EKONOMI MASYARAKAT BERBASIS RISET: DNA BARCODING PADA “GLASS EEL” SIDAT (Anguilla sp.) DI MUARA SUNGAI KEDURANG BENGKULU Diusulkan oleh UlilAlbab, Mahasiswa Semester 6 Departemen Biologi Fakultas Matematika dan IPA, Institut Pertanian Bogor, Bogor Ringkasan Eksekutif Ipun adalah kumpulan larva dan anak ikan yang secara massif masuk kemuara sungai. Pemanenan ipun ini terbukti menggerakkan perekonomian masyarakat nelayan. Telur sidat yang menetas menjadi larva di laut kemudian akan bermigrasi kesungai untuk menjadi dewasa. Jika larva dan anakan sidat ikut dalam panenan ipun maka siklus hidup ikan sidat akan terputus. Aplikasi teknologi identifikasi spesies menggunakan DNA barcoding diharapkan mampu mengungkap hidden biodiversity dan fenomena cryptic species. Kepastian spesies anakan dan larva sidat (Anguilla spp.) sebagai salah satu komponen penyusun ipun merupakan salah satu strategi untuk menjamin kesinambungan ketersediaan ikan sidat dewasa. Sampling ipun akan dilakukan di Muara Sungai Kedurang Bengkulu Selatan. Jenis-jenis larva dan anak ikan penyusun ipun kemudian disortir berdasarkan penampilan morfologinya. Larva (glass eel) dan anakan (elver) sidat yang berbentuk mirip cacing dipisahkan kemudian diidentifikasi berdasarkan pola pigmentasi dan bentuk sirip. Identifikasi lebih lanjut akan menggunakan teknologi DNA barcoding. Ruas DNA yang akan dijadikan barcode adalah ruas gen CO1 genom mitokondria. Ruas DNA barcode akan diamplifikasi menggunakan mesin polymerase chain reaction yang dilanjutkan dengan DNA sequencing.
  • 2. LATAR BELAKANG Ipun (bahasa Bengkulu) merupakankumpulan larva dananakikan yang masuk kemuara sungai. Masyarakat Pantai Barat Sumatera mulai dari Lampung sampai Padang mengembangkan tradisi penangkapan ipun. Hal ini kemudian memunculkan tradisi kuliner khas daerah berbasis ipun. Dengan begitu, permintaan terhadap ipun semakin lama semakin meningkat. Devi (2011) melaporkan bahwa komposisi ikan yang mendominasi ipun adalah larva dari 3 spesies Gobiidae yang menetas di muara ataupun di pantai tidak jauh dari muara. Migrasi larva Gobiidae ini kemudian menggerakkan beberapa larva dan anakan ikan lainnya sehingga membentuk kumpulan larva dan anakan ikan. Kumpulan ini terlihat membentuk gelombang hitam dari atas permukaan sungai. Pada puncak musim ipun sekitar bulan Juli sampai Agustus, banyak ditemukan penangkapan ipun di muara-muara sungai di sepanjang pantai Barat Sumatera. Para nelayan memasang jaring yang membentang di selebar sungai. Sebelum dijual kepasar, para nelayan akan melakukan sortir. Sortir yang biasa dilakukan adalah membuang ipun yang “berbentuk cacing”, udang dan beberapa bentuk “non-ikan” lainnya. Dengan begitu, pemutusan siklus hidup ikan sidat dilakukan oleh para nelayan akibat ketidak tahuan mereka. Devi (2011) melaporkan bahwa bentuk cacing dari ipun adalah larva (glass eel) dan atau anakan (elver) ikan sidat. Hal ini berarti, ikan sidat yang disortir oleh penangkap ipun tidak akan mencapai dewasa di bagian hulu sungai. Pemutusan siklus hidup ikan sidat ini menurunkan potensi ekonomi ikan sidat dewasa. Pemutusan siklus ini terjadi tanpa disengaja karena ketidaktahuan nelayan terhadap tahap larva dan anakan ikan sidat. Di lain pihak, permintaan terhadap larva dan anakan sidat yang dilakukan para pembudidaya maupun eksportir ikan sidat tidak pernah terpenuhi. Usaha budidaya dan penangkapan alam ikan sidat merupakan salah satu usaha yang menjanjikan dan beromzet tinggi (Slamet Subiyakto, Dirjen Budidaya Ikan). Komoditas sidat hingga kini masih terbatas dikarenakan belum ada teknologi untuk pemijahan, sehingga harga di pasaran terbilang cukup tinggi. Keberadaan makhluk licin berlendir itu sangat diminati pasar dunia. Terutama konsumen oriental, seperti Jepang, Hongkong,
  • 3. Korea Selatan, China, dan Taiwan. Permintaan sidat di pasar internasional mencapai 300 ribu ton per tahun. Dari total kebutuhan tersebut, permintaan Jepang terhadap jenis unagi kabayaki 150 ribu ton per tahun. Lebih lanjut, menurut Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Subiakto, permintaan di dalam negeri begitu besar yakni sebanyak 3 ton per bulan hanya untuk daerah Jakarta saja. Dengan begitu, kegiatan penelitian yang diusulkan ini adalah untuk memastikan spesies ikan sidat yang ada dalam kumpulan ipun. Pemastian spesies ini merupakan salah satu langkah yang strategis untuk melakukan manajemen pemanfaatan sumberdaya alam yang sustainable. Setelah spesies larva dan anakan ikan sidat diketahui maka langkah berikutnya adalah sosialisasi kepara nelayan untuk member perhatian lebih terhadap “bentuk cacing” dalam ipun. Selama pelaksanaan penelitian ini, terutama di akhir penelitian, diharapkan muncul teknologi penyortiran larva dan anakan ikan sidat dalam ipun yang memungkinkan larva dan anakan tsb bias hidup dan menjadi dewasa di bagian hulu sungai. Di Indonesia bias ditemukan 9 spesies ikan sidat dari 18 spesies yang di dunia. Dua diantaranya adalah endemik, yaitu Anguilla borneensis dan A.celebesensis. Di pantai Barat Sumatera dilaporkan bias ditemukan 7 spesies. Namun begitu, belum ada spesifisitas habitat sungai dari setiap spesies ikan sidat yang sudah ditemukan. Pemetaan antara spesies larva dan anakan sidat yang ditemukan di muara sungai terhadap ikan sidat dewasa di bagian hulu sungai – dan kemudian antar badan sungai – diharapkan mampu mengungkap banyak fenomena migrasi ikan sidat ini. Dalam jangka panjang, pemetaan ini diperlukan untuk melakukan manajemen terhadap pemanenan secara lebih lestari. PERUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana cara meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat berbasis science riset? 2. Bagaimana cara membuat masyarakat sadar bahwa ikan sidat yang bernliai ekonomi tinggi dapat digunakan sebagai cara untuk meningkatkan kualitas ekonomi mereka?
  • 4. 3. Bagaimana metode pemanfaatan ikan sidat untuk meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat? 4. Bagaimana mekanisme basis DNA barcoding dalam identifikasi larva sidat “glass eel” untuk meningkatkan kualitas ekonomi masyarat? TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi glass eel sidat (Anguilla sp.) dalam kumpulan larva ikan dari muaraSungai Kedurang, Bengkulu menggunakan DNA Barcode. Kemudian menggunakan hasil dari penelitian berbasis riset science tersebut untuk meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat. RUANG LINGKUP Kegiatan penelitian ini termasuk kedalam lingkup riset berbasis science yang diimplementasikan kedalam pengabdian masyarakat. Basis riset meliputi kegiatan penelitian identifikasi “glass eel” dengan teknik DNA barcoding. DNA barcoding dipiih karena identifikasi morfologi biasanya hanya diakukan untuk fase dewasa bukan untuk fase larva. Setelah mengidentifikasi “glass eel” maka dicari kaitan ekologi antara larva sidat dengan lingkunganya. Sifat ekologi tersebut yang nantinya akan digunakan sebagai bentuk implementasi pengabdian masyarakat. Peningkatan kualitas ekonomi masyarakat bisa dilakukan dengan memahami pentingnya larva sidat dalam ekologi. Sidat biasanya menyatu dengan larva ikan lainya atau masyarakat Bengkulumenyebutnya dengan ipun. Masyarakat biasanya memanfatkan fenomena migrasi larva ikan ini dengan memasang jaring disekitar sungai dan memanen larva untuk dijadikan makanan atau dijual. Sebelum dikemas atau dijual akan terjadi proses penyortiran dimana larva yang mirip cacing akan dibuang karena dari segi bentuk tidak layak konsumsi. Padahal larva yang mirip cacing tersebut bisa saja adalah larva sidat. Larva ini biasanya akan dibuang kesawah atau tempat pembuangan yang tidak terdapat saluran langsung menuju kesungai. Akibatnya ratusan larva yang tadinya bisa hidup dan menjadi sidat dewasa akan mati. Hal ini sangat disayangkan,
  • 5. karena jika masyarakat membuang larva sidat tersebut kesungai maka dalam beberapa bulan ikan sidat yang bernilai ekonomi tinggi bisa dipanen. SIGNIFIKANSI Penelitian ini penting karena dengan memahami aspek ekologi dan ekonomi dari ikan sidat dari fase larva hingga dewasa maka akan bisa dikembangkan teknik pengelolaan “glass eel” menjadi lebih bernilai. Tekhnik pengelolaan untuk budidaya ikan sidat adalah tujuan utama dari riset ini, namun untuk mengarah kebagian tersebut perlu dikembangkan teknik rancangan awal seperti memastikan “glass eel” yang diambil petani ipun-ipun tidak mati ketika terjadi pemanenan, penyortiran, sampai pelepasan kembali ke sungai. KONSEP OPERASIONAL Konsep operasional penelitian diawali dengan pengambilan sampel ikan, identifikasi sampel, ekstraksi dan isolasi DNA, amplifikasi dan visualisasi fragmen DNA, dan perunutan produk PCR dan analisis DNA sequencing. Berdasarkan hasil riset tersebut dikembangkan tekhnik pengelolaan untuk budidaya ikan sidat yang merupakan tujuan jangka panjang dari riset ini, namun untuk mengarah kebagian tersebut perlu dikembangkan teknik rancangan awal seperti memastikan “glass eel” yang diambil nelayanipun tidak mati ketika terjadi pemanenan, penyortiran, sampai pelepasan kembali ke sungai. Diharapkan dengan riset ini dapat mendorong peningkatkan kualitas ekonomi masyarakat. KERANGKA TEORI Muara sungai (estuaria) merupakan daerah pertemuan air tawar dan laut. Estuari dicirikan dengan kondisi lingkungan yang subur dan fluktuatif mengikuti pasang-surut laut. Secara umum estuaria mempunyai peran ekologis penting, yaitu sebagai tempat berlindung, mencari makanan, tumbuh dan bereproduksi bagi sejumlah spesies ikan dan udang (Subiyanto et al. 2008). Estuaria merupakan habitat dengan keanekaragaman biota yang sangat tinggi, baik biota residen maupun migran. Salah satu biota migran musiman dalam jumlah yang sangat
  • 6. besar yaitu larva ikan sidat “glass eel”. Fenomena kembalinya kumpulan larva ikan sidat menuju estuaria akan membentukgelombang hitam. Gelombang ini seringdisebut sebagai ipun-ipun oleh masyarakatBengkulu. Ipun-ipun menjadi sumber makananpenting bagi penduduk Bengkulu. Identifikasi spesimen biasanya dilakukan ketika spesimen masih dalam bentuk utuh dan dalam keadaan dewasa menyebabkan terhambatnya pengungkapan keanekaragaman hayati. Teknik DNA barcoding dapat menyediakan sebuah “barkode biologi” dari urutan pendek DNA yang distandardisasi untuk mengenali suatu spesiesTeknik DNA barcoding dapat menyediakan sebuah “barkode biologi” dari urutan pendek DNA yang distandardisasi untuk mengenali suatu spesies (Hajibabaei et al. 2005). Sitokrom oksidase sub unit 1 (CO1) merupakan salah satu gen dalam genom mitokondria (mtDNA) yang sekuennya digunakan dalam barcoding. Gen CO1 memunyai sifat- sifat yang memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam menentukan identitas sebuah spesies hampir pada semua hewan tingkat tinggi. Panjang ruas gen CO1 relatif pendek yaitu hanya sekitar 700 bp pada ujung 5’ dan relatif stabil sehingga tidak mudah mengalami perubahan dibandingkan gen-gen mitokondria sejenis (Hebert et al. 2003). METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian akan dilaksanakan selama 10 bulan, yaitubulan Juli 2013-April 2014. Lokasi sampling dilakukan disepanjang muara sungai Kedurang, Bengkulu. analisis DNA barcoding akan dilakukan menggunakan sampel tersebut di bagian Fungsi Hayati dan Perilaku Hewan, Departemen Biologi, Institut Pertanian Bogor. Bahan dan Metode Sampel Ikan. Kumpulan ikan yang diambil dari estuari sungai Kedurang Bengkulu yang akan diambil empat kali yaitu, dua kali pada minggu kedua bulan Juli 2013 dan dua kali pada minggu keempat Agustus 2013. Semua sampel disimpan dalam alkohol 70% yang mengandung EDTA 10 mM. Sampel tersebut
  • 7. nantinya akan digunakan untuk dua kali penelitian yaitu penelitian skripsi S1 dan thesis S2. Identifikasi sampel. Larva dan juvenil sidat disortir berdasarkan ciri khusus yaitu polapigmentasidanjumlah myomere ano-dorsal pada larva. Sedangkanpadaanakanmemiliki insang yang terbuka dan tidak saling berhubungan, sirip punggung (dorsal) dan sirip dubur (anal) memanjang menjadi satu dengan sirip ekor (caudal) . Ekstraksi dan Isolasi DNA. Sampel jaringan yang digunakan sebagai sumber DNA adalah jaringan otot dari seluruh bagian tubuh, terutama bagian tubuh belakang sejak anus sampai ekor. Ekstraksi dan isolasi DNA akan menggunakan DNA Extraction Kit for animal tissue (Geneaid). Amplifikasi dan Visualisasi Fragmen DNA. Amplifikasi ruas gen CO1 mtDNA akan dilakukan dengan menggunakan primer universal gen CO1 pada ikan (http://ibol.org/resources/barcode-library/), yaitu AF282 5’- TCTACCAACCACAAAGACATCGG dan AF283 5’-TACTTCTGGGT GTCCRAAGAATCA. Kondisi PCR akan dioptimasikan untuk memperoleh ruas DNA target atau amplikon yang spesifik untuk setiap pasangan primer. Pengujian amplikon akan dilakukan dengan metode polyacrilamiide gel electrophoresis (PAGE) 6% yang dilanjutkan dengan pewarnaan sensitif perak (Byun et al. 2009). Perunutan Produk PCR dan Analisis DNA Sequensing. Amplikon yang berupa pita tunggal di atas gel poliakrilamid dan berukuran sesuai dengan desain primer akan dimurnikan untuk dijadikan cetakan dalam PCR for sequencing. Proses PCR untuk sequencing menggunakan primer yang sama dengan amplifikasi sebelumnya dengan metode big dye terminator cycle sequencing.Runutan nukleotida yang diperoleh akan diedit kemudian saling disejajarkan dengan runutan nukleotida referensi dari Genebank menggunakan program Clustal W 1.8 yang terdapat dalam program MEGA versi 4.00 (Tamura et al. 2007). Runutan nukleotida referensi diperoleh berdasarkan data famili Gobiidae yang terdapat pada Genebank dengan cara hasil sekuensing dijadikan input dalam BLAST (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/). Analisis keragaman nukelotida dan filogenetik dilakukan dengan menggunakan MEGA versi 4.00
  • 8. berdasarkan model subtitusi Kimura-2-parameter. Analisis kekerabatan antar sampel menggunakan metode neighbor joining (NJ) dengan bootstrap 1000x. JADWAL RISET Tabel 1. Rancangan kerja riset untuk S1-S2 (program sinergi/fast track) periode Juli-Desember 2013 untuk skripsi S1 dan periode Januari-Mei 2014 untuk thesis S2. Kegiatan Bulan Jul Agus Sept Nov Des Jan Feb Mar April Mei Studi Literatur Pengambilan Sampel Penyortiran Sampel Ekstraksi dan isolasi DNA Amplifikasi DNA DNA Sequencing Analisis Filogeni
  • 9. RENCANA ANGGARAN Anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan yang diusulkan ini sebagai berikut: 1. Transportasi dan akomodasi a. Bogor -Bengkulu pp, 2 x 1 orang Rp 3.000.000,- b. Bengkulu - Manna pp, 2 x 1 orang Rp 300.000,- c. Transport lokal, 20 harikerja x 1 orang Rp 1.000.000,- d. Penginapan dan akomodasi, 20 hari kerja x 1 orang Rp 3.000.000,- 2. Sampling a. Biaya sampling (botol penyimpan sampel, pengawet sampel, dokumentasi gambar, pembelian ipun-ipun Rp 1.500.000,- 3. Bahan habis untuk kerja laboratorium DNA a. Identifikasi/analisis morfologi Rp 1.000.000,- b. Ekstraksi DNA, 40 sampel x Rp 150.000 Rp 6.000.000,- c. PCR DNA barcoding, 40 sampel x Rp 100.000,- Rp 4.000.000,- d. PCR-sequencing 20 sample x 2 rxn x Rp 160.000 Rp 9.600.000,- 4. Desain dan Pembuatan Diseminasi hasil Penelitian a. Desain poster Rp 1.000.000,- b. Desain flyer Rp 1.000.000,- c. Perbanyakan poster dan flyer 100 lembar Rp 1.200.000,- 5. Pembuatan Laporan, Penulisan Skripsi dan Publikasi Ilmiah a. Pembuatan laporan akhir Rp 1.000.000,- b. Penulisan Skripsi1 Rp 0,- 2 c. Publikasi Ilmiah Rp 0,- Total Rp 33.600.000,- Daftar Pustaka 1 Biaya penulisan Skripsi diperoleh dari Beasiswa pengusul 2 Biaya penulisan dan publikasi ilmiah akan dimintakan ke summber dana lain setelah data yanng diperoleh dari penelitian ini digabung dengan data-data yang ada sebelumnya ditanggung oleh
  • 10. Aoyama J, Wouthuyzen S, MillerMJ, InagakiT, TsukamotoK.2003. Short- distance spawning migration of tropical freshwater eels.Biol. Bull.204:104- 108 Aoyama J. 2009.Life history and evolution of migration in catadromous eels (Genus Anguilla).Aqua-BioSci. Monogr. (ABSM) 2: 1–42 Byun SO, Fang Q, Zhou H, dan Hickford JGH. 2009. An effective method for silver-staining DNA in large numbers of polyacrylamide gels. Anal Biochem 385: 174-175. Hajibabaei et al. Dna barcode distinguish species of tropical Lepidoptera. PNAS 103: 968-971 Hebert PDN, Ratnasingham S, De Waard JR. 2003. Barcoding animal life: cytochrome c oxidase subunit 1 divergences among closely related species. Proc . R. Soc . B 270: 96–99. Inoue GJ, Miya M, Tsukamoto K, Nishida M. 2004. Mitogenomic evidence for elopomorph fishes (Teleostei) and the evolutionary origin of the leptocephalus larva. Mol Phylogenet Evol 32:274–286 Lin CC. 2007. A Field Guide to FreshwaterFish and Shrimps in Taiwan. Taiwan:Commonwealth publishing. Tamura K, Dudley J, Nei M dan Kumar S. 2007. MEGA4: Molecular evolutionary genetics analysis (MEGA) software version 4.0. Molecular Biology and Evolution 24: 1596-1599. Tesch FW.1977. The Eel- Biology and Management of Anguillid Eels. Chapman and Hall : London Tsukamoto K, Umezawa A (1994) Metamorphosis: a key factor of larval migration determining geographic distribution and speciation of eels. In: Proc 4th Indo-Pac Conf Fac Fisheries, Kasetart University, Bangkok, p 231– 248