1. TAFSIR SURAT AL-BAQARAH AYAT 30 DAN SURAT AL-AN’AM AYAT 165
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir
Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Anis , M.A
Disusun Oleh :
Ali Murfi (11470082)
Jurusan Kependidikan Islam
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013
Revisi
2. 1
BAB I
PEMBAHASAN
A. AL-BAQARAH AYAT AYAT 30
1. Bacaan Ayat dan Terjemahanya
Artinya:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sungguh Aku
akan menjadikan di bumi seorang khalifah". Mereka berkata: "Mengapa
Engkau akan menjadikan di bumi (khalifah) yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji-Mu dan menguduskan-Mu?" Dia berfirman: "Sungguh Aku
mengetahui apa yang kalian tidak ketahui.
2. Tafsir Mufradat
a. termasuk kata keteranganyang berfungsi menunjukkan waktu
mendatang,sedangkan untuk waktu yang lampau, tapi kadang yang
satu memerankan fungsi yang lainnya. Al Mubarrad berkata, ―
Apabila bersamafi‟il mustaqbal (kata kerja masa yang akan datang),
maka maknanya menjadi kata kerja masa lampau, dan bila bersama
fi‟il madhi (kata kerja masa lalu), maka maknanya menjadi kata kerja
masa yang akan datang.‖ Abu Ubaidah mengatakan, disini sebagai
tambahan.‖ Demikian yang dikemukakan oleh Az-Zujaj dan Ibnu An-
Nuhhas,lalu keduanya mengatakan, ― adalah zharf zaman (keterangan
waktu), bukan sebagai tambahan dan disini pada posisi manshub yang
diperkirakan disebabkan oleh: udzkur atau dengan qaaluu.‖ Ada juga
yang mengatakan, ― ini berkaitan dengan (Yang menjadikan
untukmu)‖ (QS. Al Baqarah (2):29) Tapi pendapat ini tidak tepat.
3. 2
Dalam rangka penentuan dan penunjukan sosok inilah Allah
menurunkan ayat 30 ini. Allah mengemukakan dan sekaligus
memaklumatkan ‗gagasan-besar‘ ini kepada para malaikat:"Sungguh
Aku akan menjadikan di bumi seorang khalifah". Isi maklumat ini
sangat jelas, tegas, dan gamblang: seorang khalĭfah, bukan dua atau
banyak orang. Jabatannya juga jelas:khalĭfah, bukan Nabi bukan
Rasul. Tempat dan wilayah kekuasaannya juga jelas: di bumi, dan
bukan di planet, di galaksi atau di semesta lain. Hal yang sama juga
terjadi pada pelaku yang punya prerogatif
mengangkat khalĭfahtersebut; bentuk katanya jelas dan terang
benderang, yaitu (inniy, sungguh Aku) dan bukan (innā,
sungguh Kami). Kata (inniy, sungguh Aku) adalah gabungan dari
kata (inna, sungguh) dan (ana, aku), sehingga huruf (ya‟) yang
ada di sana adalah kata ganti (dhamir) dari kata (ana, aku), yang
ahli bahasa menyebutnya mutakallim mufrad (pembicara tunggal).
Semua itu menunjukkan dengan sangat tegas—tanpa membuka
peluang lain—bahwa penentuan dan penunjukan kahlifah adalah
murni otoritas dan prerogative tunggal Allah. Alasan aqli-nya;
bagaimana mungkin manusia yg punya banyak kekurangan,
cenderung memperturutkan hawa nafsunya, punya interes pribadi dan
subyektivitas yang tinggi itu memilih manusia paling sempurna di
antara mereka? Bagaimana mungkin makhluk yang Allah sendiri
menyebutnyasungguh manusia itu amat zalim dan amat bodoh
(33:72), memilih khalĭfah Allah di antara mereka, sekalipun seluruh
kepala berkumpul dan bermusyawarah untuk itu. Singkatnya,
bagaimana mungkin orang yang tak mengenal Tuhannya dengan
sempurna memilih salah seorang di antara mereka yang pantas
menjadi kekasih Tuhan. Itu sebabnya, manusia sangat sering kecewa
kepada hasil pilihannya sendiri, karena dulu mereka menyangkanya
hebat dan luar biasa, tapi ternyata—setelah berlalunya waktu—
4. 3
pilihannya itu pecundang dan hipokrit; alih-alih memikirkan
kepentingannya rakyatnya, malah cuma memikirkan kepentingan
kelompok dan kontinyuitas dinastinya.
Ada yang mengatakan bahwa kata khalĭfah di ayat ini adalah
berkenaan dengan manusia secara keseluruhan. Sehingga, bagi
mereka, maklumat Allah kepada para malaikat tersebut adalah
pemberitahuan tentang akan diciptakannya makhluk baru yang
bernama ―manusia‖ yang akan melaksanakan tugas
sebagai khalĭfahAllah di bumi. Coba bandingkan dengan dua ayat
berikut ini:
Artinya: ―Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat: „Sungguh Aku akan menciptakan basyaran (manusia
biologis) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk‟.”(Al-Hijr: 28)
Artinya: “(Ingatlah) tatkala Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat: „Sungguh Aku akan menciptakan basyaran (manusia
biologis) dari tanah‟.” (Shaad:71)
Perbedaan antara 2:30 dan kedua ayat ini (15:28 dan 38:71): Pertama,
di 2:30 menggunakan kata (jā‟ilun,yang menjadikan), sementara
di 15:28 dan 38:71 menggunakan kata (khāliqun, yang
menciptakan). Keduanya masing-masing merupakan bentuk fā‟il
(pelaku) dari kata (ja‟ala, menjadikan) dan kata (khalaqa,
menciptakan). Pengertian (khalaqa, menciptakan) dan (ja‟ala,
menjadikan).Kedua, di 2:30 objeknya disebut dengan tegas: khalĭfah.
Penggunaan kata (jā‟ilun, yang menjadikan), yang merupakan
bentuk fā‟il (pelaku) dari kata kerja (ja‟ala, menjadikan),
menunjukkan bahwa pelaku telah mengeluarkan diri dari satu ikatan
waktu tertentu, sehingga perbuatan tersebut bersifat mudāwamah
(berulang-ulang) dan istimrār (berkelanjutan, continuous). Artinya,
5. 4
setiap saat Allah senantiasa menunjuk dan mengangkat
seorang khalĭfah di bumi ini sehingga bumi tidak pernah kosong
dari pemimpin ilahi.Kehadirannya sekaligus menjadi hujjah
(argumen) bagi Allah untuk menolak keberatan manusia. Sehingga
manusia tidak lagi punya dalih apabila nanti (di akhirat) mereka
menyadari ketersesatannya dulu di dunia yang menyebabkan mereka
hidup dalam penderitaan dan azab yang pedih (neraka). ―… Setiap kali
dilemparkan ke dalam (neraka) sekumpulan orang. Penjaganya
(selalu) bertanya kepada mereka: „Apakah belum pernah datang
kepada kalian (dulu di dunia) seorang pemberi peringatan?‟ Mereka
menjawab: „Memang ada. Sungguh benar telah datang kepada kami
seorang pemberi peringatan, namun kami mendustakan(nya) dan
kami katakan (kepadanya): „Allah tidak menurunkan sesuatupun,
kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar‟.‖ (Al-
Mulk:8-9)
Para khalĭfah yang ada di zaman mereka masing-masing inilah yang
dimaksud ayat ini: ―Kami telah menjadikan mereka itu sebagai imam-
imam (pemimpin-pemimpin ilahi) yang memberi petunjuk dengan
perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan
kebajikan, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan hanya kepada
Kamilah mereka selalu menyembah.‖ (Al-Anbiyaa:73)
3. Isi Kandungan
Dalam ayat – ayat ini kepemimpinan dan ke khalifahan di
nyatakan dengan resmi. Dengan begitu, kedudukan spiritual manusia dan
nilai semua manfaat di sandarkan dalam surat Al-baqarah ayat
30menunjukkan secara sempurna adanya kekuatan dan kebesaran Allah
Swt, di samping kewajiban bersyukur dan beribadah kepadanya. Setelah
itu, Al-qur‘an mulai menceritakan tentang penciptaan manusia dan
respons yang muncul dari malaikat tentang penciptaan manusia, dan
kedudukan manusia di antara makhluk yang lain.Dalam ayat-ayat ini,
6. 5
yang di mulai dari ayat 30 di sampaikan:Allah memberitahu pada
malaikat mengenai ke khalifahan manusia di bumi dan pertanyaan
mereka kepada Allah Swt.
a). Ada tiga tafsiran yang boleh kita lakukan untuk menafsirkan
Khalifah :
Pertama : Bahwa Bumi dahulu kala di huni oleh makhluk lain, selain
manusia. Kemudian Allah Swt, menginginkan Nabi Adan As menjadi
Khalifah di Bumi ini.
Kedua : Sebagai Khalifah Allah Swt di bumi, sebab Allah Swt telah
member keistimewaan berupa akal. Dan penciptaan akal itu tidak keluar
dari ruang lingkup kehendak Nya. Dan dalil pendapat ini adalah firman
Allah Swt; (Q.S Al-Ahzab: 72)
Artinya : ―Sesungguhnya kami telah mengeluarkan amanat kepada langit,
bumi dan gunung-gunung, maka manusia enggan untuk memikul amanat
itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan di pukul amanat itu
oleh manusia. Sesunggunya manusia itu amat zalim dan amat bodoh‖
(Q.S Al-Ahzab : 72)
Ketiga : Sebagai khalifah Malaikat dengan pertimbangan bahwa mereka
adalah penghuni di Bumi.Adapun sifat-sifat Khalifah ini akan menjadi
pantulan cahaya sifat Allah Swt dan posisinya lebih tinggi dari pada
Malaikat. Atas kehendaknyalah, bumi dan segala potensinya di
persembahkan sesuai dengan kehendak Manusia.
Manusia pasti memiliki kebijakan, kecerdasan, konsep nan luas dan
kapasitas khusus sehingga dia mampu menjalankan kepemimpinan dan
kedaulatan atas makhluk-makhluk Bumi.Karena itu dalam ayat pertama
di katakan ―Ketika Tuhan mu berkata kepada para Malaikat :
Sesungguhnya Aku hendak menjadikan Khalifah di muka Bumi ini. . . .
.‖
7. 6
Menurut para ulama besar dan intelektual Islam, serta para pakar dalam
bidang Tafsir, makna objektif dari ―Khalifah‖ (Wakil) adalah wakil
Ilahiah di muka Bumi, karena pertanyaan yang di ajukan oleh para
Malaikat. Yang mengatakan bahwa umat manusia mungkin akan
membuat kerusakan dan pertumpahan darah di permukaan Bumi ini
sedangkan mereka (para Malaikat) bertasbih kepadanya. Menguatkan
makna ini bahwasanya wakil Allah Swt di muka Bumi tidak bersesuaian
dengan perbuatan seperti ini.
Dalam sebuah Hadist Imam Ash-Shadiq ra, ketika menafsirkan ayat-ayat
ini, menyinggung makna yang sama dan berkata bahwa para Malaikat,
setelah mengetahui kedudukan Adam, menyadari bahwa Ia dan
keturunannya layak menjadi wakil-wakil Allah Swt di Bumi ini dan
berperan sebagai pembimbing manusia dengan izin Allah Swt.Kemudian
dalam ayat ini, para Malaikat menyampaikan sebuah pertanyaan untuk
memahami realitas dan bukan sebagai tanda protes.―Apakah Engkau
akan menjadikan di dalamnya seseorang yang akan berbuat kerusakan di
dalamnya ? ―
Karena mereka sudah mengetahui apa yang di lakukan oleh penghuni
Bumi sebelum Manusia. Jika pendapat ini di benarkan, mereka telah
berbuat kerusakan di dalam Bumi dan melakukan tindakkan pertumpah
darahan di muka Bumi ini. Atau para Malaikat telah mengetahui bahwa
makhluk yang memiliki keinginan dan pilihan pasti akan berbuat
kerusakan. Hal itu karena di ketahui bahwa Malaikat tidak memiliki
bentuk pilihan-pilihan.Atau bahwa Allah Swt telah menjelaskan kepada
para Malaikat tabiat manusia dan apa yang akan terjadi dengan tabiat
tersebut.Barangkali para Malaikat mengira bahwa penciptaan Manusia di
maksudkan untuk menyingkirkan mereka. Maka mereka pun berkata :
...........
―….padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
Mensucikan Engkau....‖ (Q.S Al-Baqarah : 30)
………
8. 7
―…..sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui……..‖
(Q.S Al-Baqarah : 30)
Argumen pertama adalah bahwa Adam mempelajari nama-nama segala
sesuatu kemudian mengajarkannya kepada para Malaikat yang
sebelumnya tidak mengenal nama-nama tersebut. Oleh karena itu mereka
berkata :
……
―…… Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa
yang telah Engkau pelajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah
yang maha mengetahui lagi maha bijaksana‖ (Q.S Al-baqarah : 32)
Demikianlah Allah Swt, telah menciptakan manusia dengan kedudukan
lebih tinggi di bandingkan makhluk-makhluk lain, maka ia harus
memanfaatkan kenikmatan ini. Adapun orang yang ingkar terhadap
nikmat-Nya, kemudian melampiaskan keinginan-keinginannya kepada
hal-hal yang buruk, maka ia akan di kembalikan ke tingkat yang sangat
rendah lebih rendah dari hewan. Sebab ia sudah di beri ikhtiar namun
tidak memanfaatkannya dengan baik. Justru memilih jalan yang penuh
dengan syahwat, jalan dosa, dan perilaku hewan.
Adapun isi kandungan lainya adalah sebagai berikut :
1. Manusia berfungsi sebagai khalifah dimuka bumi. Ayat ini
menunjukkan bahwa khalifah adalah manusia sebagai makhluk Allah
yang sempurna dan memiliki potensi, diantaranya hawa nafsu,
pendengaran, pengelihatan, hati/perasaan, penciuman, akal pikiran,
mulut, tangan, dan kaki.
2. Fungsi khalifah di bumi yakni sebagai berikut.
Menjadi pemimpin, baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri dalam
upaya mencari rida Allah dengan mengabdi dan menyembah hanya
kepada-Nya.
9. 8
Menyejahterakan dan memakmurkan bumi. Allah menciptakan alam
semesta, baik flora dan fauna untuk makhluk, khususnya manusia.
Oleh karena itu, manusia wajib mengelola, merawat, dan
memanfaatkan hasilnya untuk kesejahteraan seluruh makhluk.
3. Upaya antipasi terhadap rintangan pada umat manusia karena di dalam
menjalankan fungsi atau tugas manusia, iblis dan setan tidak akan
henti-hentinya menggoda manusia agar tersesat. Adapun cara iblis
atau setan menggoda manusia adalah dengan masuk ke dalam kalbu
manusia sehingga selalu menimbulkan perselisihan, permusuhan, dan
perusakan.
4. Manusia harus menjadi mukhlis agar tidak mudah tergoda iblis atau
setan.1
B. AL-AN’AM AYAT 165
1. Bacaan Ayat dan Terjemahanya
“Dan Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di bumi dan Dia
mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas sebagian (yang lain) beberapa
derajat, untuk mengujimu atasapa(karunia) yang diberikan-Nya kepadamu.
Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya dan sesungguhnya Dia Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”2
2. Tafsir Mufradat
(Dan di samping Allah SWT Tuhan
pemelihara segala sesuatu Dia juga yang menjadikan kamu kholifah-
kholifah di bumi), yakni Dia menjadikan kalian sebagai pengganti
1
http://warok.web.id/surah-al-baqarah-ayat-30/Selasa, 05 april 2013,
05.45 WIB
2
Mushaf Al-„Alim; Al-Qur‟an Edisi Ilmu Pengetahuan, (Bandung: Mizan
Pustaka, 2010), hlm 151
10. 9
(khalifah) umat-umat yang lalu dalam mengembangkan alam. Al-
Kholaif: Jamak dari Kholiifah.Artinya, orang yang menggantikan
orang lain sebelumnya, mengenai tempat, pekerjaan atau kerajaannya.
(dan Dia meninggikan ) derajat akal, ilmu, harta, kedudukan sosial,
kekuatan jasmani dan lain-lain, (sebagian kamu
atas sebagian yang lain beberapa derajat). Lafadz dibaca Nashab
dengan digugurkan huruf jar. Itu semua, (untuk menguji
kamu melalui apa yang dianugrahkan-Nya kepada kamu). Lafadz
dibaca nashab lantaran huruf lam kai. Maksudnya adalah agar tampak
siapa saja diantara yang akanmemperoleh pahala dan hukuman. Bagi
orang yang diberikan kelebihan rizki, diuji dengan kekayaannya dan
diminta untuk bersyukur.Sedangkan orang yang hidup dalam himpitan
kehidupan diuji dengan kefakiran dan diminta untuk bersabar.3
Setelah itu Allah menakut-nakuti hamba-Nya dengan firman–Nya:
yang artinya ―sesungguhnya Tuhan-Mu amat cepat
siksa-Nya‖. (sesungguhnya Tuhanmu), wahai Nabi Muhammad
SAW bukan tuhan-tuhan yang mereka sembah. (amat cepat
siksa-Nya), karena Dia tidak mmbutuhkan waktu, alat tidak pula
disibukkan oleh satu aktivitas untuk menyelesaikan aktivitas yang lain.
(dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi yang tulus
bertaubat, lagi sungguh Maha Penyayang bagi hamba-hamba yang taat).4
3. Isi Kandungan
Sebagai penutup dari surat al-An‘am, Allah mengingatkan bahwa
Dia telah menjadikan kalian sebagai penguasa di atas bumi, yang telah
menggantikan umat dan masyarakat yang sebelummu. Juga Allah telah
mengangkat sebagaian dari kamu beberapa derajat, tingkat dari yang lain.
3
Syaikh Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, (Jakarta: Pustaka Azzam,
2008), hlm 381
4
Ibid, hlm 382
11. 10
Kekuasaan dan ketinggian derajat itu tidak lain Allah akan menguji
kalian, bagaimana menerima, mempergunakan dan mensyukuri
pemberian Tuhanmu itu.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dia adalah Tuhan Segala sesuatu.Dialah yang
menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi ini setelah lewat umat
terdahulu, yang dalam perjalanan mereka terdapat pelajaran bagi orang
yang ingat dan memperhatikan. Demikian pula Dia telah mengangkat
sebagian kamu atas sebagian lainnya tentang kekayaan, kekafiran,
kekuatan, kelemahan, ilmu, kebodohan, agar Dia menguji kalian
tentangapa yang Dia berikan kepadamu. Artinya supaya Dia
memperlakukan kamu sebagai penguji terhadapmu pada semua itu, lalu
Dia berikan balasan atas amalmu.Sebab telah menjadi sunah-Nya bahwa
kebahagiaan manusia secara individual maupun kelompok di dunia
maupun di akhirat, atau kesengsaraan mereka di dunia dan akhirat,
tergantung pada amal dan tindakan mereka.5
Semakna dengan ayat ini, adalah firman Allah:
―Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana)
yang buruk-buruk agar mereka kembali (kepada kebenaran).‖ (Al-A‘raf,
7:168).
Dan firmannya pula:
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai
perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara
mereka yang terbaik perbuatannya.” (Al-Kafl, 18:7)
5
Syeikh Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: Toha
Putra, 1993), hlm 163-164
12. 11
Sesungguhnya Allah Ta‘ala amat cepat siksanya terhadap orang yang
kafir kepada-Nya atau kafir kepada Nabi-Nya, melanggar syariat dan
menerjang sunah-Nya. Siksaan yang amat cepat ini mencakup siksaan di
dunia, berupa bahaya terhadap jiwa, akal, kehormatan, harta, atau urusan-
urusan sosial lainnya.Siksaan seperti ini, di dunia bersifat umum bila
merupakan hukuman atas dosa-dosa bangsa, dan menimpa kebanyakan
orang, bila bersifat hukuman atas dosa orang perorangan.Tetapi di akhirat
bersifat khusus, karena mengotori dan mencemarkan jiwa.
Dan Allah SWT sekalipun amat cepat hukumannya dan keras siksanya
terhadap orang-orang musyrik, namun tetap maha pengampun terhadap
orang-orang mukmin yang mau bertaubat, dan maha pengasih terhadap
orang-orang mukmin yang berbuat baik.Sebab rahmat Allah melebihi
murkanya dan meliputi segala sesuatu.Oleh karena itu, dia menjadikan
balasan atas kebaikan sampai sepuluh kali lipat.Bahkan lebih dari itu,
terkadang melipatgandakan pahala kebaikan berlipat kali banyaknya bagi
orang yang Dia kehendaki. Namun, balasan atas keburukan Dia jadikan
hanya berupa keburukan semisalnya, dan Dia mengampuni orang yang
bertaubat dari keburukan tersebut, sebagaimana firmannya:
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan
oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar
(dari kesalahan-kesalahanmu).” (Asy-Syura, 42:30).
Kita memohon kepada Allah SWT, semoga Dia mengampuni kita atas
kekeliruan-kekeliruan kita, dan menutupi kesalahan-kesalahan kita
dengan anugerah dari kemurahan-Nya. Sesungguhnya, Allah sebaik-baik
pemimpin dan sebaik-baik pemberi pertolongan.6
Maha suci Allah, Dia yang menghidangkan sesuatu yang serupa antar
sesama manusia. Anda berbicara dan bekerja dalam bentuk dan cara yang
Anda kehendaki. Tetapi sadarkah Anda ketika tertawa bahwa Allah
SWT, yang menjadikan Anda tertawa? Ketika anda hendak berbasi-basi
6
Ibid, hlm 165
13. 12
dengan seseorang, lalu Anda tertawa padanya, Anda temukan tawa Anda
dibuat-buat. Allah menjelaskan kepada Anda bahwa kendali alam raya di
tangan-Ku. Sungguhnya kehendak anda pada sebagian diri anda dan pada
indera-indera anda, sehingga dia bereaksiadalah anugerah untuk anda
dari Allah Yang Maha Penganugerah, lagi Berkehendak itu.
Untuk membuktikan bahwa bukan manusia yang melakukan reaksi itu,
Allah sekali lagi menjelaskan, ―Dia meninggikan sebagian kamu dari
sebagian (yang lain) beberapa derajat.‖ Yakni karena adanya
kekhalifahan itu kita menjadi tidak sama, kita menjadi berbeda. Dia Yang
Maha Kuasa itu berkehendak agar kita saling melengkapi dalam bakat
dan kesempurnaan, karena kalau manusia semua persis sama dalam
bentuk yang berulang-ulang, maka kehidupan akan binasa, sebab
kebutuhan hidup manusia beragam. Ayat ini ditutup dengan menyebut
satu sifat Allah yang berkaitan dengan siksa-Nya, yaitu amat cepat siksa-
Nya terhadap orang-orang musyrik.Namun tetap Maha Pengampun
terhadap orang-orang mu‘min yang mau bertaubat, dan Maha Pengasih
terhadap Orang-orang mu‘min yang baik.Sebab rahmat Allah melebihi
murka-Nya dan meliputi segala sesuatu.Sesungguhnya Allah sebaik-baik
pemimpin dan sebaik-baik pemberi pertolongan.Ini sebagai isyarat
tentang limpahan kasih sayang-Nya, guna meninggalkan kaum mukminin
sekaligus mengundang yang durhaka untuk meninggalkan kedurhakaan
dan datang memohon ampunan dan rahmat-Nya.Dengan Demikian,
bertemunya awal surah dengan akhirnya. Pada akhir surah dinyatakan
bahwa Dia yang menjadiakan kamu khalifah-khalifah, ini bertemu
dengan firman-Nya pada awal surah ini; ―Dia yang menciptakan kamu
dari tanah‖ (QS al-An‘am ; 2). Karena tujuan penciptaan itu adalah agar
manusia menjadi khalifah .
14. 13
Adapun isi kandungan lainya adalah sebagai berikut :
Apabila kita kembali menelaah surat Alquran itu secara keseluruhan, maka
sekurang-kurangnya kita akan dapat merasakan suatu kesimpulan bahwa :
1. Hidup dan kehidupan ini telah disoroti dengan sinar cahaya petunjuk dari
segenap penjuru. Karena di dalamnya diterangkan soal-soal aqaid serta
dalil-dalilnya, soal rasul dan wahyu serta bantahannya terhadap orang-
orang kafir yang membangkang, soal kebangkitan hari akhirat dan al-jaza'
(balasan amal), tentang ajaran yang penting-penting tentang hubungan
manusia dengan Khaliknya, hubungan manusia sesama manusia terutama
berbuat baik kepada dua ibu bapak, soal pertentangan dalam agama, soal
amal perbuatan dan lain-lainnya.
2. Pada ayat ini Allah menegaskan, bahwa Dialah yang menjadikan manusia
penguasa-penguasa di bumi ini untuk mengatur dan Dia pulalah yang
meninggikan derajat sebagian dari mereka dari sebagian lainnya, semua itu
adalah menurut sunah Allah untuk menguji mereka masing-masing apa
yang diberikan Tuhan kepadanya. Mereka akan mendapat balasan dari
ujian itu, baik di dunia maupun di akhirat. Penguasa-penguasa diuji
keadilan dan kejujurannya, si kaya diuji bagaimana dia membelanjakan
hartanya, si miskin dan si penderita diuji kesabarannya. Oleh karena itu,
manusia tidak boleh iri hati dan dengki terhadap pemberian Tuhan kepada
seseorang, karena semua itu dari Allah dan semua pemberian-Nya adalah
ujian bagi setiap orang, dan secara logikanya setiap orang yang menempuh
ujian tentu ingin lulus dan berusaha untuk lulus.7
7
http://tafsiranmanusia.blogspot.com/2012/03/al-anaam-161 165/ 05 april 2013,
05.55 WIB
15. 14
BAB II
KESIMPULAN
Diatas telah dijelaskan makna dan isi kandungan Q.S Al-Baqarah : 30 dan Q.S
Al-An‘an : 165. Penulis dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan :
1. Al-Baqarah→ Dalam ayat ini kepemimpinan dan ke khalifahan di
nyatakan dengan resmi. Dengan begitu, kedudukan spiritual manusia
dan nilai semua manfaat di sandarkan dalam surat Al-baqarah ayat
30menunjukkan secara sempurna adanya kekuatan dan kebesaran Allah
Swt, di samping kewajiban bersyukur dan beribadah kepadanya. Setelah
itu, Al-qur‘an mulai menceritakan tentang penciptaan manusia dan
respons yang muncul dari malaikat tentang penciptaan manusia, dan
kedudukan manusia di antara makhluk yang lain.Dalam ayat-ayat ini,
yang di mulai dari ayat 30 di sampaikan:Allah memberitahu pada
malaikat mengenai ke khalifahan manusia di bumi dan pertanyaan
mereka kepada Allah Swt.
2. Al-An‘am → Pada ayat ini Allah menegaskan, bahwa Dialah yang
menjadikan manusia penguasa-penguasa di bumi ini untuk mengatur
dan Dia pulalah yang meninggikan derajat sebagian dari mereka dari
sebagian lainnya, semua itu adalah menurut sunah Allah untuk menguji
mereka masing-masing apa yang diberikan Tuhan kepadanya. Dialah
yang menjadikan kamu kholifah-kholifah di muka bumi ini setelah
lewat umat terdahulu, yang dalam perjalanan mereka terdapat pelajaran
bagi orang yang ingat dan memperhatikan.
Mereka akan mendapat balasan dari ujian itu, baik di dunia maupun di
akhirat. Penguasa-penguasa diuji keadilan dan kejujurannya, si kaya
diuji bagaimana dia membelanjakan hartanya, si miskin dan si penderita
diuji kesabarannya. Oleh karena itu, manusia tidak boleh iri hati dan
dengki terhadap pemberian Tuhan kepada seseorang, karena semua itu
dari Allah dan semua pemberian-Nya adalah ujian bagi setiap orang,
dan secara logikanya setiap orang yang menempuh ujian tentu ingin
lulus dan berusaha untuk lulus.
16. 15
DAFTAR PUSTAKA
Depag. Al-Quran dan Tafsirnya.(Jakarta : Lembaga Percetakan Al-Quran, 2009)
Al-Maraghi Ahmad Musthofa,Terjemah Tafsir Al- Maraghi ( Semarang: CV
Toha Putra,1985) jilid 30
Bahreisy, Salim, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier ( Surabaya: PT Bina
Ilmu, 1992) jilid 8
, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier ( Surabaya: PT Bina Ilmu,
1990) jilid 5