SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 28
KEMAMPUAN ADAPTASI MAHASISWA TAHUN PERTAMA
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN
UNIVERSITAS
(Penelitian pada Mahasiswa Baru Reguler Tahun 2012 Ilmu Komunikasi FISIP
Universitas Indonesia)
Oleh Alvin Agustino Saputra, Dea Cipta Pematasari, Ranie Febrianti, Riri Kumalasari,
dan Stepfany

Abstract
This study explores the first year students of Communication Science’s ability in
how to adapt with new environment, new friends, new life style, new learning style, and
self identification. This research aimed to measure the adaptability of newcomers
through measuring the level of comfort of newcomers on campus (social composure),
desire to participate in a campus environment (social experience), maintenance of social
image (social confirmation), opening up (appropriate disclosure), an ability to say
properly (articulation), and a sense of humor (wit) by analyzing the newcomers of
Communication Science in Faculty of Social and Political Science at University of
Indonesia. This components will help measure engagement and interaction of first year
students at the university.
Kata Kunci: adaptasi komunikasi, culture shock, gaya hidup, identitas diri, konsep diri

PENDAHULUAN
Dalam kehidupan, manusia pasti menghadapi lingkungan-lingkungan yang
berbeda dengan yang pernah ia alami sebelumnya. Tidak jarang seseorang mengalami
proses culture shock dalam menghadapi lingkungan yang berbeda dengan lingkungan
yang sebelumnya. Menurut Searle dan Ward (Chapdelaine dan Alexitch, 2004)
menyebutkan bahwa culture shock adalah tuntutan penyesuaian yang dialami individu
pada level kognitif, perilaku, emosional, sosial, dan fisiologis ketika seseorang
ditempatkan di budaya yang berbeda. Ketika pertama kali mereka melakukan interaksi di
lingkungan yang berbeda tersebut, biasanya seorang individu akan merasa aneh dan
berbeda dengan yang lainnya.
1
Menurut Ting-Toomey (1997) proses ini umum terjadi ketika seseorang beralih
dari keadaan di mana ia sudah terbiasa (familiar setting) ke keadaan yang asing baginya
(unfamiliar setting). Sebagai contoh, seorang mahasiswa pendatang baru yang masuk ke
dalam lingkungan akademis baru pasti akan mengalami culture shock karena budaya
yang dimilikinya berbeda, seperti perbedaan cara belajar, cara berkomunikasi, cara
berinteraksi, dan penggunaan bahasa yang dianggap selalu menjadi masalah bagi para
pendatang baru (Ting-Toomey, 1997, h. 258).
Untuk menghadapi lingkungan yang berbeda tersebut, individu perlu melakukan
usaha penyesuaian. Usaha penyesuaian dirinya sendiri dengan orang lain dan terhadap
lingkungan yang berbeda disebut dengan adaptasi (Calhoun & Acocella, 1990).
Mahasiswa baru perlu melakukan proses adaptasi karena lingkungan di universitas tentu
berbeda dengan lingkungan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Sayangnya, tidak semua
orang memiliki kemampuan adaptasi yang sama. Ada orang yang bisa dengan mudah
beradaptasi dan ada orang yang sulit sekali beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya.
Perbedaan kemampuan adaptasi ini tentu menjadi suatu masalah, baik bagi mahasiswa
yang kesulitan beradaptasi maupun bagi lingkungannya. Mahasiswa yang kesulitan
beradaptasi bisa mengalami gangguan dalam berinteraksi dengan lingkungannya (baik
dengan dosen, senior, ataupun teman), gangguan cara belajar yang bisa menyebabkan
terhambatnya proses akademis (baik untuk dirinya sendiri maupun dalam pengerjaan
tugas kelompok dengan teman), dan krisis identitas.
Di dalam tesis Spott (2011) terdapat pendapat dari Stavrianopoulos (2008) yang
menyebutkan bahwa tahun pertama merupakan masa-masa kritis bagi kehidupan
mahasiswa. Masa tersebut merupakan masa transisi dan penyesuaian terhadap tuntutan
sosial dan akademis universitas, masa-masa dengan kemungkinan besar untuk dropout
dan perubahan pembelajaran. Lebih lanjut, Spott (2011) mengutip bahwa kehidupan
tahun pertama menjadi suatu penelitian yang menarik bagi para peneliti, terutama
mengenai kesuksesan tahun pertama mahasiswa (Boulter, 2002; Howard & Jones, 2000;
Jorgensen-Earp & Stanton, 1993; Smith & Zhang, 2009) serta mengenai aspek sosial
kemampuan adaptasi mahasiswa tahun pertama (Enochs & Roland, 2006; Rice,
Cunningham, & Young, 1997).

2
Pengetahuan yang memadai mengenai masa transisi yang dialami mahasiswa
tahun pertama di universitas akan memudahkan lingkungan sekitar mahasiswa tersebut,
seperti orang tua, dosen, dan senior, untuk membantu mahasiswa tersebut melewati masa
transisi dengan sukses. Lingkungan di sekitar mahasiswa baru perlu memberi perhatian
lebih pada masa transisi mahasiswa karena pada masa transisi ini, mahasiswa baru
menemui perbedaan lingkungan yang cukup signifikan dari masa sekolah menengah atas
(SMA). Di dalam lingkungan sosial dan pendidikan di sekolah menengah atas (SMA),
kurikulum yang berlaku masih sangat bergantung kepada kapabilitas guru untuk
mentransfer semua ilmu kepada murid-muridnya, atau sering juga disebut dengan
teacher-oriented-curricullum. Kurikulum untuk murid SMA ini juga telah diatur dengan
sangat detail sehingga kurang memacu kebebasan murid-murid untuk memilih studi yang
diinginkan. Sedangkan di lingkungan universitas, kurikulum yang ditekankan merupakan
kurikulum

yang

berbasis

ke

mahasiswa-mahasiswa

sendiri

(student-oriented-

curricullum). Kurikulum ini membebaskan mahasiswa memilih segala hal yang berkaitan
dengan studi mereka sehingga mahasiswa dituntut untuk lebih mandiri, bertanggung
jawab, aktif, dan memiliki inisiatif dalam mengikuti kegiatan akademis mereka. Hal ini
didukung oleh Alamsyah (2006) yang menyatakan bahwa budaya dan lingkungan
Sekolah Menengah Atas masih sama dengan sekolah dasar dan berbeda dengan
lingkungan universitas. Hal ini menjadi suatu masalah bagi para mahasiswa tahun
pertama karena mereka mengalami perubahan lingkungan yang cukup drastis.
Selain itu, lingkungan mahasiswa, terutama lingkungan mahasiswa reguler di
program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Indonesia merupakan lingkungan yang berbeda dengan lingkungan kampus lainnya.
Menurut pengamatan peneliti, hal ini disebabkan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi
FISIP UI yang sering diasumsikan dengan gaya hidup yang medium-high class dan
hedonis, hubungan yang cenderung individualis dengan teman, senior, dan bahkan dosen,
cara belajar dengan fase waktu yang cepat (fast time pace), student-oriented curricullum,
serta tugas yang bertumpuk-tumpuk dengan deadline yang berurutan. Sedangkan di
lingkungan sekolah menengah, siswa cenderung memiliki hubungan personal yang dekat
dengan teman dan senior, guru yang masih terus mengarahkan segala urusan yang
berhubungan dengan akademis, serta tugas yang tidak banyak dan bertumpuk. Perbedaan
3
yang cukup signifikan ini tentu menuntut kemampuan adaptasi yang baik dari
mahasiswa-mahasiswa baru, terutama di Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan adaptasi mahasiswa baru.
Duran dan Kelly (1988) membagi skala pengukuran kemampuan adaptasi melalui
pengukuran tingkat kenyamanan mahasiswa baru di lingkungan kampus (social
composure), keinginan untuk berpartisipasi dalam lingkungan kampus (social
experience), pemeliharaan citra sosial (social confirmation), pembukaan diri (appropriate
disclosure), artikulasi (articulation), dan rasa humor (wit). Komponen-komponen
tersebut akan membantu pengukuran keterlibatan dan interaksi mahasiswa tahun pertama
di lingkungan universitas.
Penelitian mengenai kemampuan adaptasi mahasiswa tahun pertama ini dilakukan
dengan memanfaatkan kesadaran diri mahasiswa dalam mengidentifikasi dirinya di
dalam lingkungan universitas. Individu juga memperoleh identitas mereka melalui
interaksi dengan orang lain. Selain itu, proses pembentukan tersebut juga merujuk kepada
cara pandang reflektif kita terhadap diri kita sendiri, baik pada identitas sosial maupun
identitas personal. Perkembangan identitas diawali dengan pembahasan self-awareness
atau kesadaran diri sesorang. Memahami bagaimana konsep diri atau self-concept kita
berkembang adalah salah satu cara meningkatkan self-awareness. Setelah kita
mendapatkan gambaran tentang self-concept yang kemudian menimbulkan adanya selfawareness, konsep diri kita akan menjadi lebih stabil. Dalam hal ini ditujukan kepada
remaja. Self-awareness akan membantu menstabilkan self-concept dari remaja sebagai
sosok yang dinilai sedang menghadapi krisis yang dapat menimbulkan ketidakstabilan
emosi dan perilaku. Memahami bagaimana konsep diri berkembang adalah salah satu
cara untuk meningkatkan self-awareness. Selanjutnya, setelah kita berhasil melakukan
pemahaman terhadap diri kita, kita akan memasuki tahap pemberian nilai terhadap diri
kita sendiri atau self-esteem (Duran & Kelly, 1988, h. 65).
Dengan mengetahui tingkat kemampuan adaptasi mahasiswa baru, kita bisa
membantu mengarahkan mahasiswa baru untuk berinteraksi dengan baik dan benar, serta
mengarahkan mahasiswa supaya tidak mengalami krisis identitas. Hal ini juga dapat
memfasilitasi orang-orang di sekitar mahasiswa tahun pertama tersebut untuk
memfasilitasi masa transisi mahasiswa pada tahun pertama mereka belajar di lingkungan
4
universitas. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau sumbangan
positif terhadap disiplin ilmu komunikasi dengan mengetahui kemampuan adaptasi
mahasiswa baru di lingkungan akademis sehingga mempermudah penelitian lainnya yang
terkait dengan hal ini, terutama, pada penggunaan teori-teori ataupun pengembangan
konsep-konsepnya terkait dengan kemampuan adaptasi mahasiswa baru.

PERTANYAAN PENELITIAN
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian,
sebagai berikut:

1. Komponen apa yang paling potensial yang dimiliki mahasiswa baru terkait dengan

kemampuan adaptasi mahasiswa baru di lingkungan universitas?
Dengan mengetahui potensi kemampuan adaptasi mahasiswa tahun pertama di
lingkungan sosial dan akademis mahasiswa baru, peneliti bisa lebih memahami hal-hal
yang bisa membantu mahasiswa baru untuk bisa sukses melewati tahun pertama di
universitas.

2. Bagaimana

mahasiswa

baru

mengidentifikasi

dirinya

dalam

lingkungan

universitas?
Dengan mengetahui persepsi mahasiswa mengenai dirinya dalam lingkungan universitas,
peneliti bisa menggali kelebihan dan kekurangan mahasiswa baru dalam pembawaan
serta kesiapan diri mereka untuk menghadapi lingkungan universitas sehingga bisa
menjadi indikator untuk membantu mahasiswa baru bertransisi di dalam lingkungan
mereka.

HIPOTESIS PENELITIAN
1. Mahasiswa memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, terutama di dalam dimensi
social confirmation.

5
Mahasiswa memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, terutama di dalam dimensi social
confirmation. Hal ini disebabkan oleh pentingnya penerimaan lingkungan bagi proses
adaptasi mahasiswa baru sehingga mahasiswa baru bisa beradaptasi dengan lebih baik
dan cenderung terus mengasah dimensi tersebut lebih baik dari pada dimensi lainnya.

2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diri mereka bahwa mereka memiliki
kemampuan beradaptasi yang cukup untuk menghadapi lingkungan baru
(lingkungan universitas).
Mahasiswa mampu mengidentifikasi kemampuan adaptasi mereka sehingga mereka bisa
lebih memanfaatkan kemampuan tersebut untuk menghadapi lingkungan baru
(lingkungan universitas). Kemampuan mahasiswa mengidentifikasi kemampuan adaptasi
dan kemudian memanfaatkannya disebabkan oleh kesadaran yang dimiliki oleh masingmasing mahasiswa.

LITERATURE REVIEW
Pada umumnya, seseorang yang berada pada tahun pertama masa pendidikan di
sebuah institusi atau universitas akan mengalami tahap komunikasi yang baru. Mereka
akan menghadapi lingkungan sosial maupun lingkungan akademis yang berbeda dari
sebelumnya dan mungkin di luar dari harapan mereka akan lingkungan perguruan tinggi.
Mereka pun dituntut untuk melakukan proses adaptasi dengan mengolah kemampuan
berkomunikasi dan berperilaku untuk mempersepsikan hubungan sosio-interpersonal dan
beradaptasi dengan sikap dan tujuan dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar
(Duran, 1983).
Ketika terjadi perbedaan terhadap harapan individu-individu yang menyandang
status mahasiswa baru dengan realita yang ada, banyak dari mereka pada akhirnya tidak
dapat membangun kemampuan intelektual dan membina hubungan dalam keanggotaan
sosial di lingkungan perguruan tinggi mereka (Cope & Hannah, 1975, h. 447). Hal
tersebut dapat mengakibatkan seseorang individu yang melakukan proses adaptasi
mengalami identity confusion dimana seseorang berada dalam kondisi terombang-ambing
atau bingung dengan identitas mereka di lingkungan baru yang berbeda dari lingkungan
6
sebelumnya. Tidak hanya itu, seseorang juga dapat megalami identity rejection dimana
individu yang menjalani proses adaptasi mengalami penolakan dari lingkungan barunya.
Lebih parah lagi, seseorang tersebut juga dapat mengalami kegagalan adaptasi hingga
kehilangan identitas di lingkungan barunya (Oberg, 1960) dalam (Cope & Hannah,
1975).
Proses adaptasi antar budaya merupakan derajat perubahan yang terjadi ketika
seseorang berpindah dari lingkungan yang ia kenal ke lingkungan asing (Ting & Toomey,
1999). Martin dan Nakayama (2010) berpendapat bahwa baik lingkungan asal dan
lingkungan baru dapat dikatakan sebagai ruang budaya seseorang apabila lingkungan
tersebut memiliki ikatan emosional dan terdapat proses komunikasi yang dapat
membangun makna tertentu terhadap seseorang. Tidak hanya lokasi fisik, lokasi sosial
juga termasuk ke dalam kategori ruang budaya. Sebagai contoh, ketika seorang anak
berbicara kepada orang tua maka ia membentuk ruang budaya pada dirinya sebagai anakanak (Martin & Nakayama, 2010, h. 287). Proses komunikasi yang kita alami di suatu
lingkungan kita berada merekonstruksikan identitas diri. Identitas diri yang terbentuk dari
proses adaptasi seseorang terhadap kehidupan sosialnya dapat merefleksikan seberapa
besar keberhasilan seseorang dalam beradaptasi di lingkungan barunya (Ting & Toomey,
1999).

A. Teori Adaptasi Komunikasi
Adaptasi komunikasi adalah kemampuan seseorang dalam mempersepsikan
hubungan antarpribadi dalam kehidupan sosialnya dan menyesuaikan hasil persepsi
tersebut ke dalam tujuan interaksi sosial dan perilaku sosialnya (Duran, 1983, h. 320).
Duran (1983) mendefinisikan adaptasi komunikasi sebagai kemampuan kognitif dan
behavioral untuk mempersepsikan hubungan sosio-interpersonal dan beradaptasi dengan
sikap dan tujuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Namun demikian, Duran
berkeinginan untuk memperluas konstruksi komunikatif adaptasi untuk memasukkan
ketenangan sosial, kecerdasan, keterbukaan yang tepat dan artikulasi.
Adaptasi komunikasi sangat penting dalam memahami perubahan komunikasi dan
adaptasi pada mahasiswa yang baru memasuki lingkungan yang asing dari lingkungan
7
sebelumnya. Duran dan Kelly (1998) menjelaskan beberapa komponen yang berkaitan
dengan kemampuan adaptasi komunikasi ini, yaitu social composure yang didefinisikan
sebagai keadaan yang dialami komunikator atau pendatang baru ketika ia mengalami rasa
nyaman di dalam lingkungan sosialnya dengan tingkat kekhawatiran komunikasi yang
kecil. Social experience adalah keadaan di mana mereka menikmati dan berpartisipasi
secara terbuka dengan lingkungan sosialnya. Social confirmation merupakan keadaan
ketika ia mempertahankan citra sosialnya yang menarik bagi orang lain dan ikut
berkomunikasi di dalamnya. Articulation merupakan kemampuan penggunaan kata-kata
yang diucapkan benar dan diterima dengan baik oleh orang lainnya. Sedangkan, wit
menampilkan penggunaan humor yang cepat dan meredakan ketegangan sosial.
Kemungkinan kebanyakan aspek yang relevan dalam pembelajaran komunikasi adaptif
adalah appropriate disclosure, yaitu ketika seseorang menyesuaikan tingkat keterbukaan
mereka agar sesuai dengan keintiman situasi saat ini untuk meningkatkan keinginan atau
citra positif (Duran & Kelly, 1988). Hawken, Duran, dan Kelly (1991) juga menyorot
pentingnya komunikasi interpersonal dan kemampuan untuk beradaptasi dengan
lingkungan agar dapat memeroleh kesuksesan di lingkungan akademik di mana
mahasiswa yang mendapatkan Indeks Prestasi (IP) yang tinggi di tahun pertama kuliah
maka lebih mungkin untuk menjadi komunikator yang efektif daripada siswa yang tidak
bisa secara efektif mengartikulasikan ide-ide mereka. Sarana tersebut akan mengukur
semua keterlibatan dan interaksi mahasiswa baru dalam lingkungan kampus.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode kuantitatif. Populasi dari
penelitian ini adalah mahasiswa baru reguler jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UI 2012
berjumlah 141 orang. Metode pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan
desain cross sectional survey, di mana pengumpulan data hanya dilakukan satu kali
dalam satu periode. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data
secara primer dalam penelitian ini adalah survei yang dilakukan dengan cara menyebar
kuesioner kepada responden. Peneliti melakukan metode pengumpulan data secara primer
karena peneliti mengambil data baru, bukan berdasarkan data yang telah tersedia
sebelumnya. Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara responden diminta untuk
8
menjawab sendiri kuisioner yang telah dibuat atau self-administered questionnaires.
Seluruh pertanyaan dalam kuisioner bersifat tertutup atau closed ended questions.
Kuesioner yang digunakan diadaptasi dari kuesioner dalam Communicative
Adaptability Scale yang dibuat oleh Robert Duran dari Hartford University. Duran (1992)
mendefinisikan Communicative Adaptability Scale (CAS) sebagai laporan diri (self
report) dan instrumen pengamatan yang dirancang untuk mengukur kemampuan
seseorang dalam memahami hubungan sosial dengan orang lainnya dan beradaptasi
dengan sikap dan tujuan dalam berinteraksi dengan orang lainnya. Communicative
Adaptability Scale (CAS) merupakan ukuran yang multidimensi terdiri dari enam dimensi
utama, antara lain social composure, mengukur sejauh mana seseorang merasa tenang
dalam situasi sosial, social experience, menilai partisipasi seseorang dalam kehidupan
sosial, social confirmation, mengukur kemampuan seseorang dalam mempertahankan
citranya terhadap orang lain, appropriate disclosure, menilai kepekaan terhadap tingkat
keintiman pertukaran sosial, wit, menilai penggunaan humor untuk meredakan
ketegangan sosial, dan articulation, mengukur kesesuaian seseorang dalam penggunaan
kata-kata.

Berikut ini adalah beberapa contoh pertanyaan dalam kuisioner berdasarkan dimensi dari
teori Adaptasi Komunikasi, antara lain:
1. Saya merasa gugup dalam lingkungan sosial. (Social Composure)
2. Saya berusaha membuat orang lain merasa baik. (Social Confirmation)
3. Saya aktif dalam berbagai kelompok sosial yang berbeda. (Social Experience)
4. Saya menyadari keterbukaan diri saya kepada orang lain. (Appropriate Disclosure)
5. Saya sering membuat lelucon dalam situasi lagi tegang. (Wit)
6. Ketika berbicara, saya bermasalah dengan kata-kata yang diucapkan. (Articulation)

Pengukuran terhadap variabel dalam penelitian ini menggunakan skala interval
Likert dengan lima pilihan jawaban (rentang skor 1-5). Responden akan merespon
terhadap pernyataan favorable dan unfavorable dengan memilih satu dari lima jawaban,
yaitu sangat tidak sesuai, tidak sesuai, agak sesuai, sesuai, dan sangat sesuai. Dalam

9
penelitian ini, terdapat teori adaptasi komunikasi yang perlu diukur melalui indikator.
Berikut ini adalah operasionalisasi dari teori tersebut.

Tabel Operasionalisasi dengan Skala Likert
Teori/ Variabel

Dimensi

Sub Dimensi
Social

Indikator

Adaptasi

Kemampuan

Komunikasi

adaptasi mahasiswa Composure

orang

baru

sosial

Komunikasi

seberapa

Skala

tenangnya

dalam

situasi

Skala
Likert

2012
Social

seberapa

besar

Confirmation

kemampuan seseorang
dalam

menjaga

citranya terhadap orang
lain
Social

seberapa

besar

Experience

kemampuan seseorang
dalam berpartisipasi di
lingkungan sosial

Appropriate

seberapa

besar

Disclosure

kemampuan seseorang
dalam keterbukaannya
terhadap orang lain

Wit

seberapa

besar

kemampuan seseorang
dalam

meredakan

suasana tegang dengan
humor
Articulation

seberapa

besar

kemampuan seseorang
dalam

penggunaan

kata-katanya
10
PANDUAN SCORING UNTUK COMMUNICATIVE ADAPTABILITY SCALE

Pemberian skor pernyataan yang favorable dari 1 untuk sangat tidak sesuai, 2
untuk tidak sesuai, 3 untuk agak sesuai, 4 untuk sesuai, dan 5 untuk sangat sesuai.
Sebaliknya, pernyataan yang unfavorable diberi skor 5 untuk sangat tidak sesuai, 4 untuk
tidak sesuai, 3 untuk agak sesuai, 2 untuk sesuai, dan 1 untuk sangat sesuai.
Di bawah ini ada dua buah tabel scoring. Tabel pertama untuk mengevaluasi
kemampuan adaptasi mahasiswa tahun pertama di lingkungan sosial universitas. Tabel
kedua untuk mengevaluasi kemampuan adaptasi mahasiswa tahun pertama di lingkungan
akademis universitas. Kedua tabel di bawah ini menunjukkan nomor item-item yang
digunakan untuk mengukur masing-masing dari enam dimensi Communicative
Adaptability Scale (CAS). Nilai akan dimasukkan pada bagian yang kosong di sebelah
kanan nomor item sesuai dengan pengaturan di atas. Kemudian, tambahkan nilai di
kolom untuk menemukan nilai keseluruhan untuk setiap dimensinya.

Social
Composure
Item Item
#
Score
1
2
3
4
5
Factor
Score

Social
Confirmation
Item Item
#
Score
6
7
8
9
10
Factor
Score

Social
Experience
Item Item
#
Score
11
12
13
14
15
Factor
Score

Appropriate
Disclosure
Item Item
#
Score
16
17
18
19
20
Factor
Score

Wit

Articulation

Item Item
#
Score
21
22
23
24
25
Factor
Score

Item Item
#
Score
26
27
28
29
30
Factor
Score

11
TEMUAN PENELITIAN

Profil Demografi

Tabel Jenis Kelamin
Valid
Frequency Percent
Valid laki-laki

Cumulative

Percent

Percent

38

27.0

27.0

27.0

Wanita

103

73.0

73.0

100.0

Total

141

100.0

100.0

Total responden yang menjadi objek dalam penelitian ini berjumlah 141 orang
dengan dominasi wanita sebagai responden terbanyak, sedangkan jumlah responden lakilaki sangatlah sedikit. Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah responden wanita adalah
103 orang atau 73 % dari keseluruhan jumlah responden, sedangkan jumlah responden
laki-laki adalah 38 orang atau 27 % dari keseluruhan jumlah responden.

12
Tabel Usia
Valid
Frequency Percent

Cumulative

Percent

Percent

Valid 17 tahun

32

22.7

22.7

22.7

18 tahun

89

63.1

63.1

85.8

19 tahun

16

11.3

11.3

97.2

20 tahun

4

2.8

2.8

100.0

141

100.0

100.0

Total

Usia dari keseluruhan responden, baik itu wanita maupun pria, berkisar antara 17
hingga 20 tahun dengan dominasi usia 18 tahun sebanyak 89 orang atau 63.1 % dari
keseluruhan jumlah responden.

13
Tabel Tempat Tinggal
Valid
Frequency Percent
Valid Asrama
Kost
Apartemen
rumah pribadi
Total

Cumulative

Percent

Percent

16

11.3

11.3

11.3

61

43.3

43.3

54.6

4

2.8

2.8

57.4

60

42.6

42.6

100.0

141

100.0

100.0

Mahasiswa-mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia yang menjadi
objek dalam penelitian ini umumnya mendiami rumah pribadi atau tinggal bersama
dengan orang tua dan kost sebagai tempat tinggal responden. Kedua tempat ini dipilih
oleh responden dengan jumlah yang sama, yaitu 60 orang bertempat tinggal di rumah
pribadi atau bersama dengan orang tua dan 60 orang bertempat tinggal di kost dengan
persentase 85.2 % atau 42.5 % untuk masing-masing pilihan. Pilihan tempat tinggal

14
lainnya, seperti asrama, dan apartemen, masing-masing dipilih responden sebanyak 16
orang, 4 orang, dan 1 orang.

Tabel Gabung Komunitas
Valid
Frequency Percent
Valid ya

Cumulative

Percent

Percent

93

66.0

66.0

66.0

tidak

48

34.0

34.0

100.0

Total

141

100.0

100.0

Dari sekian banyak kegiatan di luar mata kuliah wajib mahasiswa yang berada di
dalam kampus, seperti komunitas seni, komunitas olahraga, organisasi birokrasi,
organisasi akademis, organisasi keagamaan, organisasi wirausaha, organisasi media, dan
organisasi sosial, banyak dari responden yang telah ditentukan dalam penelitian ini
mengikuti salah satu atau beberapa kegiatan tersebut. sebanyak 93 orang atau 66 % dari
keseluruhan jumlah responden mengikuti kegiatan di luar kegiatan belajar mengajar
mereka, sedangkan sisanya, yaitu 48 orang atau 34 % dari keseluruhan jumlah responden,
tidak mengikuti kegiatan apa-apa selain kegiatan belajar mengajar.

15
Komunitas Seni
Valid
Frequency Percent
Valid Ya

Cumulative

Percent

Percent

51

36.2

36.2

36.2

Tidak

90

63.8

63.8

100.0

Total

141

100.0

100.0

Komunitas Olahraga
Valid
Frequency Percent
Valid Ya

Cumulative

Percent

Percent

29

20.6

20.6

20.6

Tidak

112

79.4

79.4

100.0

Total

141

100.0

100.0

Organisasi Birokrasi
Frequency Percent
Valid ya

Valid
Percent

Cumulative
Percent

19

13.5

13.5

13.5

tidak

122

86.5

86.5

100.0

Total

141

100.0

100.0

Organisasi Akademis
Valid
Frequency Percent
Valid Ya

Cumulative

Percent

Percent

13

9.2

9.2

9.2

Tidak

128

90.8

90.8

100.0

Total

141

100.0

100.0
16
Organisasi Keagamaan
Valid
Frequency Percent
Valid Ya

Cumulative

Percent

Percent

26

18.4

18.4

18.4

Tidak

115

81.6

81.6

100.0

Total

141

100.0

100.0

Organisasi Wirausaha
Valid
Frequency Percent
Valid Ya

Cumulative

Percent

Percent

5

3.5

3.5

3.5

Tidak

136

96.5

96.5

100.0

Total

141

100.0

100.0

Organisasi Media
Valid
Frequency Percent
Valid Ya

Cumulative

Percent

Percent

4

2.8

2.8

2.8

Tidak

137

97.2

97.2

100.0

Total

141

100.0

100.0

Organisasi Sosial
Valid
Frequency Percent
Valid Ya

Cumulative

Percent

Percent

5

3.5

3.5

3.5

Tidak

136

96.5

96.5

100.0

Total

141

100.0

100.0
17
Tabel Partisipasi Kegiatan
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0

YA
TIDAK

Tabel di atas menunjukkan partisipasi responden pada kegiatan-kegiatan
nonakademis atau kegiatan-kegiatan di luar mata kuliah wajib mereka. Responden yang
terdiri atas mahasiswa-mahasiswi reguler Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia tahun
2012 diberikan pertanyaan mengenai kegiatan di luar kegiatan belajar mengajar mereka
melalui kuisioner dan mereka diperbolehkan untuk memilih lebih dari satu kegiatan
sesuai dengan pilihan-pilihan jawaban yang sudah disediakan di kuisioner yang mereka
terima. Dari delapan pilihan kegiatan, seperti yang dapat dilihat pada tabel di atas,
komunitas seni dipilih oleh sebagian besar responden, yaitu sejumlah 51 orang ikut dan
90 orang yang tidak mengikuti, sedangkan organisasi media memiliki peserta paling
sedikit, yaitu hanya 4 orang yang ikut dan 137 orang yang tidak mengikuti.

UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS

Reliabilitas
Social Composure
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based on
Cronbach's Alpha
.816

Standardized Items

N of Items
.817

5

18
Nilai alpha cronbach untuk dimensi “social composure” adalah 0,816. Oleh
karena nilai tersebut lebih besar dari 0,5, item-item pernyataan dalam dimensi “social
composure” layak untuk dianalisis lebih lanjut.
Social Confirmation
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based on
Cronbach's Alpha

Standardized Items

.780

N of Items
.784

5

Nilai alpha cronbach untuk dimensi “social confirmation” adalah 0,780. Oleh
karena nilai tersebut lebih besar dari 0,5, item-item pernyataan dalam dimensi “social
confirmation” layak untuk dianalisis lebih lanjut.
Social Experience
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based on
Cronbach's Alpha

Standardized Items

.687

N of Items
.691

5

Nilai alpha cronbach untuk dimensi “social experience” adalah 0,687. Oleh
karena nilai tersebut lebih besar dari 0,5, item-item pernyataan dalam dimensi “social
experience” layak untuk dianalisis lebih lanjut.
Appropriate Disclosure
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based on
Cronbach's Alpha
.525

Standardized Items

N of Items
.536

4

Nilai alpha cronbach untuk dimensi “appropriate disclosure” adalah 0,525. Oleh
karena nilai tersebut lebih besar dari 0,5, item-item pernyataan dalam dimensi
“appropriate disclosure” layak untuk dianalisis lebih lanjut.
19
Wit
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based on
Cronbach's Alpha

Standardized Items

.766

N of Items
.759

5

Nilai alpha cronbach untuk dimensi “wit” adalah 0,766. Oleh karena nilai
tersebut lebih besar dari 0,5, item-item pernyataan dalam dimensi “wit” layak untuk
dianalisis lebih lanjut.
Articulation
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based on
Cronbach's Alpha

Standardized Items

.720

N of Items
.715

5

Nilai alpha cronbach untuk dimensi “articulation” adalah 0,720. Oleh karena
nilai tersebut lebih besar dari 0,5, item-item pernyataan dalam dimensi “articulation”
layak untuk dianalisis lebih lanjut.

Validitas
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy.

.756

Bartlett's Test of

Approx. Chi-Square

1.572E3

Sphericity

Df

406

Sig.

.000

Nilai uji KMO dan Bartlett untuk komponen-komponen “communication
adaptability scale”

adalah 0,756. Oleh karena nilai tersebut lebih besar dari 0,5,

komponen-komponen “communication adaptability scale” layak dianalisis lebih lanjut.
20
MEAN
Statistics
Social

Social

Social

Appropriate

Composure Confirmaton Experience
N

Valid

Disclosure

Wit

Articulation

141

141

141

141

141

141

0

0

0

0

0

0

Mean

3.7021

3.8794

3.3475

3.3723

3.1801

3.3092

Mode

4.00

3.80

3.20

3.50

3.20

3.60

522.00

547.00

472.00

475.50

448.40

466.60

Missing

Sum

Dalam penelitian ini, rata-rata dari keseluruhan dimensi yang menunjukkan
kecenderungan mahasiswa-mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia tahun
2012 dalam pengaruhnya terhadap kemampuan adaptasi mereka dengan lingkungan Ilmu
Komunikasi terletak pada dimensi social confirmation. Hasil tersebut diperoleh dari
penghitungan mean antardimensi yang kemudian dibandingkan satu sama lain. Dari
keenam dimensi yang menjadi fokus penelitian, masing-masing dimensi memiliki
signifikansi yang tidak terlalu jauh. Dimensi-dimensi yang digunakan dalam penelitian
memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kemampuan adaptasi mahasiswamahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia tahun 2012. Akan tetapi, dari tabel di
atas dapat dilihat bahwa dimensi yang memiliki pengaruh sedikit lebih besar
dibandingkan dimensi lainnya adalah social confirmation. Dimensi social confirmation
menunjukkan kemampuan seseorang dalam mempertahankan citranya di mata orang lain.
Dengan kata lain, seseorang tersebut cenderung mempertimbangkan aspek-aspek yang
berhubungan dengan bagaimana cara membentuk citra yang baik di mata orang lain dan
apakah upayanya tersebut berdampak pada penerimaan orang lain terhadap dirinya.

INTERPRETASI DATA
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pada umumnya, mahasiswa tahun pertama
Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia tahun 2012 tidak mengalami kesulitan
beradaptasi. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya nilai mean di dalam keenam dimensi
21
Communicative Adaptability Scale (CAS) yang diteliti. Dengan menggunakan skala
Likert dari 1 sampai 5, keenam dimensi tersebut memiliki mean lebih dari 2,5 sehingga
bisa dikategorikan tinggi. Tingginya mean dari tiap dimensi tersebut menunjukkan bahwa
mahasiswa-mahasiswa tersebut merasa kalau diri mereka memiliki kemampuan adaptasi
yang tinggi pula. Mahasiswa tersebut menginterpretasikan diri mereka bahwa mereka
memiliki kemampuan dalam beradaptasi di lingkungan universitas di Ilmu Komunikasi
FISIP Universitas Indonesia. Apabila dilihat dari data kuesioner yang dibagikan kepada
mahasiswa tahun pertama Ilmu Komunikasi Reguler FISIP UI tahun 2012, mahasiswa
mengidentifikasi diri mereka bahwa mereka memiliki kemampuan yang cukup untuk
beradaptasi, teruatama melalui aspek penerimaan sosial (social confirmation). Mahasiswa
merasa bahwa mereka dapat diterima dengan baik dan berusaha melakukan hal-hal yang
membuat mereka diterima di dalam lingkungan universitas.

IMPLIKASI PENELITIAN
Dalam penelitian ini mahasiswa baru Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia
angkatan 2012 telah terbukti tidak memiliki kesulitan yang signifikan dalam beradaptasi
dikarenakan mereka memiliki aspek penerimaan sosial (social confirmation) yang tinggi,
dimana mereka akan cenderung memperhatikan perasaan orang lain agar image mereka
terlihat baik, dan selalu membuat orang lain merasa senang apabila sedang berinteraksi
dengannya, dengan begitu mereka akan diterima dengan mudah di lingkungan sosialnya.
Namun, bukan berarti karena aspek social confirmation yang lebih dominan dari
yang lainnya, kelima aspek lainnya diabaikan. Kelima aspek lainnya juga turut
mendukung kemudahan dalam beradaptasi dalam suatu lingkungan seperti kenyamanan
mahasiswa baru di lingkungan kampus (social composure), keinginan untuk
berpartisipasi dalam lingkungan kampus (social experience), pembukaan diri
(appropriate disclosure), artikulasi (articulation), dan rasa humor yang diberikan (wit).
Hanya saja dalam penelitian kali ini nilai kelima komponen lainnya lebih rendah
dibandingkan social confirmation. Dengan kata lain, dapat dikatakan bila mahasiswa
baru Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia angkatan 2012 dapat dengan mudah

22
beradaptasi dikarenakan mereka sangat memperhatikan kenyamanan lawan bicara mereka
ketika berinteraksi sehingga mereka dapat diterima di lingkungannya.
Oleh sebab itu, penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengetahui aspek apa yang
paling dominan ketika seseorang sedang melakukan adaptasi serta dapat juga
mempelajari bagaimana mereka melakukan interaksi yang menjadi kunci untuk dapat
dengan mudah diterima di lingkungan barunya. Dapat terlihat dalam penelitian ini, yaitu
dengan mengetahui tingkat kemampuan adaptasi mahasiswa baru, kita dapat pula
membantu mengarahkan mahasiswa baru untuk berinteraksi dengan baik dan benar
sehingga menjauhkan mereka dari krisis identitas. Dengan begitu, penelitian ini dapat
memfasilitasi orang-orang di sekitar mahasiswa tahun pertama tersebut untuk melalui
masa transisi mahasiswa pada tahun pertama mereka ketika belajar di lingkungan
universitas.

REKOMENDASI PENELITIAN

Penelitian mengenai kemampuan adaptasi seseorang sangatlah menarik dimana
banyak hal-hal yang masih bisa dieksplorasi dan dikembangkan di dalamnya. Begitu juga
dengan penelitian yang peneliti angkat kali ini, yaitu lebih terfokus pada komponen
dominan dalam proses adaptasi mahasiswa baru Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia
angkatan 2012. Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini dapat membantu
penelitian-penelitian berikutnya dalam mengkaji dan meneliti konsep-konsep terkait baik
secara korelatif maupun komparatif terhadap kemampuan adaptasi dalam suatu
lingkungan, khususnya lingkungan kampus Universitas Indonesia.

KESIMPULAN
1. Penelitian ini membuktikan bahwa mahasiswa tahun pertama Ilmu Komunikasi FISIP
Universitas Indonesia program reguler tahun 2012 memiliki kemampuan adaptasi
yang cukup tinggi apabila dilihat dengan menggunakan Communicative Adaptability
Scale (CAS).

23
2. Dari enam dimensi Communicative Adaptability Scale (CAS), mahasiswa tahun
pertama Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia program regular tahun 2012
memiliki potensi yang paling tinggi di dimensi social confirmation.
3. Mahasiswa mengidentifikasi diri mereka sebagai diri yang memiliki kemampuan
adaptasi yang tinggi sehingga menumbuhkan kesadaran bagi para mahasiswa yang
membantu mereka dalam proses adaptasi di lingkungan universitas.
4. Kesadaran mengenai kemampuan adaptasi diri mahasiswa juga membantu mereka
dalam mempersiapkan diri untuk beradaptasi di lingkungan universitas sehingga
mereka bisa menyesuaikan diri dengan cepat.

24
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, E. (2006). Wajah Pendidikan di Indonesia. Yogyakarta: TigaRaksa Press.
Andina. (2005). Skripsi Bahasa Pergaulan Sebagai Bahasa Identitas Remaja. Depok.
Calhoun, James F., & Acocella, Joan R. (1990). Psychology of Adjustment and Human
Relationships. New York: McGraw-Hill.
Chapdelaine, R. F., & Alexitch, L. R. (2004). Social skills difficulty: Model of culture
shock for international graduate students. Journal of College Student
Development, 45(2), 167–183.
Cope, R.G., & Hannah, W. (1975). Revolving college doors: the causes and
consequences of dropping out, stopping out, and transferring. New York: Wiley.
Duran, R. L. (1983). Communicative adaptability: A measure of social communicative
competence. Communication Quarterly, 31, 320-326.
Duran, R. L. (1992). Communicative Adaptability: A Review of Conceptualization and
Measurement. Communication Quarterly, 40 (3), 253-268.
Duran, R.L. & Kelly, L. (1988). An investigation into the cognitive domain of
communication competence II: The relationships between communicative
competence and interaction involvement. Communication Research Reports, 5.
Hawken, L., Duran, R. L., & Kelly, L. (1991). The relationship of interpersonal
communication variables to academic success and persistence in college.
Communication Quarterly, 39 (4), 297-308.
Judith, N., Martin, & Nakayama, K., Thomas. (2010). Intercultural Communication in
Context. New York. McGraw-Hill.
Spott, Jessica. (2011). Thesis Social and Academic Adaptabilty of First Year Freshmen
Students. Texas: Texas Tech University.
Ting-Toomey, Stella. (1999). Communicating Across Culture. New York: The Guilford
Press.

25
LAMPIRAN

KUESIONER RISET KEMAMPUAN ADAPTASI MAHASISWA BARU
Yth. Responden
Terima kasih atas kesediaan Anda meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner
ini. Kami merupakan mahasiswa yang sedang melakukan penelitian mengenai kemampuan
adaptasi mahasiswa baru. Kuesioner ini ditujukan kepada MAHASISWA BARU Ilmu
Komunikasi reguler angkatan 2012 Universitas Indonesia. Kami sangat menghargai
kesediaan Anda mengisi kuesioner untuk penelitian ini. Mohon seluruh
dengan baik dan jujur. Jika ada pertanyaan mengenai isi kuesioner ini,

pertanyaan

dijawab

silahkan Anda langsung

bertanya kepada kami.

BAGIAN 1 : PROFIL RESPONDEN
Petunjuk: Lengkapilah pertanyaan berikut dengan melingkari jawaban yang paling
sesuai dengan diri Anda.

1.

Jenis Kelamin

: 1. Pria

2. Wanita

2.

Usia

: 1. 17 tahun

2. 18 tahun

3.

Tempat tinggal saat ini:

3. 19 tahun

1. Asrama

5. 21 tahun

4. Kontrakan

2. Kost

4. 20 tahun

5. Rumah pribadi

3. Apartemen
4.

Saya bergabung dalam komunitas atau kelompok sosial tertentu di universitas : 1. Ya

2. Tidak

5.

Apabila tergabung dengan komunitas atau kelompok sosial tertentu di universitas, komunitas atau
kelompok sosial yang saya ikuti adalah: (Boleh memilih lebih dari satu)
1. Komunitas Seni
2. Komunitas Olahraga
3. Organisasi Birokrasi (BEM, BPM, Himpunan Mahasiswa, dll)
4. Organisasi Akademis (Tim Robot, Tim Penelitian, Debat, dll)
5. Organisasi Keagamaan (FSI, Kuksa, dll)
6. Organisasi Wirausaha (HIPMI, dll)
7. Kelompok lain-lain : ........................... (Sebutkan)

26
BAGIAN 2 : PENGUKURAN KEMAMPUAN ADAPTASI MAHASISWA BARU
Petunjuk: Di bawah ini merupakan pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
pengalaman perilaku komunikasi sejak awal memasuki lingkungan kampus.
Lingkari jawaban Anda pada nomor yang sesuai dengan pilihan jawaban Anda
terkait kemampuan adaptasi Anda di lingkungan kampus
yang baru.
5= Sangat Sesuai (SS) 4= Sesuai (S) 3= Agak Sesuai (AS) 2= Tidak Sesuai (TS)
1= Sangat Tidak Sesuai (STS)

NO.

PERNYATAAN

STS

TS

AS

S

SS

1.

Saya merasa gugup dalam lingkungan Ilmu Komunikasi FISIP UI.

1

2

3

4

5

2.

Di dalam lingkungan Ilmu Komunikasi FISIP UI, saya merasa tegang
dan terdesak.

1

2

3

4

5

3.

Ketika saya berbicara, postur tubuh saya terlihat canggung dan tegang.

1

2

3

4

5

4.

Suara saya terdengar gugup ketika berbicara dengan orang lain.

1

2

3

4

5

5.

Saya merasa rileks ketika berbicara dengan orang lain.

1

2

3

4

5

6.

Saya berusaha membuat orang lain merasa baik.

1

2

3

4

5

7.

Saya berusaha membuat orang lain merasa penting dan dihargai.

1

2

3

4

5

8.

Saya mencoba untuk akrab ketika berbicara dengan orang lain.

1

2

3

4

5

9.

Ketika saya berbicara, saya berpikir bagaimana perasaan orang lain.

1

2

3

4

5

10.

Secara verbal maupun nonverbal saya mendukung orang lain.

1

2

3

4

5

11.

Saya aktif dalam berbagai kelompok sosial yang berbeda.

1

2

3

4

5

12.

Saya nyaman bersosialisasi dengan kelompok sosial yang berbeda.

1

2

3

4

5

13.

Saya nyaman bertemu dengan orang baru.

1

2

3

4

5

14.

Saya mudah bergaul dengan orang lain.

1

2

3

4

5

15.

Saya tidak berbaur dengan baik dalam lingkungan Ilmu Komunikasi
FISIP UI.

1

2

3

4

5

16.

Saya menyadari keterbukaan diri saya kepada orang lain.

1

2

3

4

5

17.

Saya menyadari keterbukaan orang lain terhadap saya.

1

2

3

4

5

18.

Saya tahu seberapa tepat keterbukaan diri saya.

1

2

3

4

5

27
19.

Saya terbuka pada level keterbukaan yang sama seperti orang lain
lakukan terhadap saya.

1

2

3

4

5

20.

Ketika saya memberikan informasi, saya tahu apa yang saya ucapkan.

1

2

3

4

5

21.

Saya sering membuat lelucon dalam situasi lagi tegang.

1

2

3

4

5

22.

Ketika saya gelisah, saya sering membuat lelucon.

1

2

3

4

5

23.

Ketika saya merasa malu, saya sering membuat lelucon tentang hal itu.

1

2

3

4

5

24.

Ketika seseorang memberikan komentar negatif tentang diri saya, saya
meresponnya dengan terbuka.

1

2

3

4

5

25.

Orang-orang berpikiran saya memiliki rasa humor yang tinggi.

1

2

3

4

5

26.

Ketika berbicara, saya bermasalah dengan kata-kata yang diucapkan.

1

2

3

4

5

27.

Saya kadang-kadang tidak memilih kata dengan baik.

1

2

3

4

5

28.

Saya kadang-kadang menggunakan satu kata ketika saya mengartikan
kata lainnya.

1

2

3

4

5

29.

Saya tidak dapat menggunakan kata-kata dengan benar dan tepat.

1

2

3

4

5

30.

Saya kesulitan dalam melafalkan kata- kata yang akan diucapkan.

1

2

3

4

5

-TERIMA KASIH-

28

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifEvaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifMuhammad Bahrudin
 
Prinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockPrinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockKaRen GiNting
 
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasioContoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasiofirman afriansyah
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialMunna Hab
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemEster Emilia
 
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIANTINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIANAditya Setyawan
 
Metodologi penelitian powerpoint
Metodologi penelitian  powerpointMetodologi penelitian  powerpoint
Metodologi penelitian powerpointRobert Lakka
 
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalahContoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalahhermanwae
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampelzmeffendi
 
Review jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatifReview jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatifRuyung Movia
 
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...Syaiful Ahdan
 
Presentasi penelitian kuantitatif kausal komparatif
Presentasi penelitian kuantitatif kausal komparatifPresentasi penelitian kuantitatif kausal komparatif
Presentasi penelitian kuantitatif kausal komparatifErik Kuswanto
 

La actualidad más candente (20)

Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifEvaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan Sumatif
 
Laporan hasil analisis
Laporan hasil analisisLaporan hasil analisis
Laporan hasil analisis
 
Prinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockPrinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlock
 
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasioContoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
 
Kepuasan kerja
Kepuasan kerjaKepuasan kerja
Kepuasan kerja
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistem
 
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIANTINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
 
Makalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinanMakalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinan
 
Ppt tinjauan pustaka dan daftar pustaka
Ppt tinjauan pustaka dan daftar pustakaPpt tinjauan pustaka dan daftar pustaka
Ppt tinjauan pustaka dan daftar pustaka
 
Format review jurnal
Format review jurnalFormat review jurnal
Format review jurnal
 
Metodologi penelitian powerpoint
Metodologi penelitian  powerpointMetodologi penelitian  powerpoint
Metodologi penelitian powerpoint
 
Soal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBDSoal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBD
 
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalahContoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Hubungan Budaya dengan Psikologi
Hubungan Budaya dengan Psikologi Hubungan Budaya dengan Psikologi
Hubungan Budaya dengan Psikologi
 
Literature Review
Literature ReviewLiterature Review
Literature Review
 
Review jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatifReview jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatif
 
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
 
Presentasi penelitian kuantitatif kausal komparatif
Presentasi penelitian kuantitatif kausal komparatifPresentasi penelitian kuantitatif kausal komparatif
Presentasi penelitian kuantitatif kausal komparatif
 

Similar a Penelitian Kemampuan Adaptasi Mahasiswa Baru

TANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTEN
TANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTENTANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTEN
TANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTENEsra Shehomebink
 
SELF REGULATED LEARNER DALAM PERSPEKTIF CROSS CULTURE
SELF REGULATED LEARNER DALAM PERSPEKTIF CROSS CULTURE SELF REGULATED LEARNER DALAM PERSPEKTIF CROSS CULTURE
SELF REGULATED LEARNER DALAM PERSPEKTIF CROSS CULTURE NCPA Advisory
 
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...guestf6b63af
 
Konseling rational emotive behavioral dengan teknik pencitraan untuk meningka...
Konseling rational emotive behavioral dengan teknik pencitraan untuk meningka...Konseling rational emotive behavioral dengan teknik pencitraan untuk meningka...
Konseling rational emotive behavioral dengan teknik pencitraan untuk meningka...Psikopedagogia uad
 
RIZKY HERJANANTO PUTRO_K5418066_KELAS B_BIDANG 2.pdf
RIZKY HERJANANTO PUTRO_K5418066_KELAS B_BIDANG 2.pdfRIZKY HERJANANTO PUTRO_K5418066_KELAS B_BIDANG 2.pdf
RIZKY HERJANANTO PUTRO_K5418066_KELAS B_BIDANG 2.pdfNindyaNindyaputriPra
 
Tesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based LearningTesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based Learningguestf6b63af
 
CP IPAS FASE C KURIKULUM MERDEKA
CP IPAS FASE C KURIKULUM MERDEKACP IPAS FASE C KURIKULUM MERDEKA
CP IPAS FASE C KURIKULUM MERDEKAModul Guruku
 
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Maruttha Puspita
 
Makalah karya tulis_ilmiah[1]
Makalah karya tulis_ilmiah[1]Makalah karya tulis_ilmiah[1]
Makalah karya tulis_ilmiah[1]mariana010299
 
Model pembelajaran konstruktivistik
Model pembelajaran konstruktivistikModel pembelajaran konstruktivistik
Model pembelajaran konstruktivistikPatta Ula
 
38154088 pedagogi-relevan-budaya-dan-kepelbagaian-kelompok
38154088 pedagogi-relevan-budaya-dan-kepelbagaian-kelompok38154088 pedagogi-relevan-budaya-dan-kepelbagaian-kelompok
38154088 pedagogi-relevan-budaya-dan-kepelbagaian-kelompokAthirah Anith Ariffin
 
Makalah belum jadi
Makalah belum jadiMakalah belum jadi
Makalah belum jadiWarnet Raha
 

Similar a Penelitian Kemampuan Adaptasi Mahasiswa Baru (20)

Ep 2 k 1
Ep 2  k 1Ep 2  k 1
Ep 2 k 1
 
TANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTEN
TANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTENTANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTEN
TANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTEN
 
5 Yuliani
5 Yuliani5 Yuliani
5 Yuliani
 
SELF REGULATED LEARNER DALAM PERSPEKTIF CROSS CULTURE
SELF REGULATED LEARNER DALAM PERSPEKTIF CROSS CULTURE SELF REGULATED LEARNER DALAM PERSPEKTIF CROSS CULTURE
SELF REGULATED LEARNER DALAM PERSPEKTIF CROSS CULTURE
 
Gru proposal (2)
Gru  proposal (2)Gru  proposal (2)
Gru proposal (2)
 
UTS Semester Ganjil Kurikulum dan Pembelajaran
UTS Semester Ganjil Kurikulum dan PembelajaranUTS Semester Ganjil Kurikulum dan Pembelajaran
UTS Semester Ganjil Kurikulum dan Pembelajaran
 
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
 
Konseling rational emotive behavioral dengan teknik pencitraan untuk meningka...
Konseling rational emotive behavioral dengan teknik pencitraan untuk meningka...Konseling rational emotive behavioral dengan teknik pencitraan untuk meningka...
Konseling rational emotive behavioral dengan teknik pencitraan untuk meningka...
 
As5
As5As5
As5
 
RIZKY HERJANANTO PUTRO_K5418066_KELAS B_BIDANG 2.pdf
RIZKY HERJANANTO PUTRO_K5418066_KELAS B_BIDANG 2.pdfRIZKY HERJANANTO PUTRO_K5418066_KELAS B_BIDANG 2.pdf
RIZKY HERJANANTO PUTRO_K5418066_KELAS B_BIDANG 2.pdf
 
Tesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based LearningTesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based Learning
 
CP IPAS FASE C KURIKULUM MERDEKA
CP IPAS FASE C KURIKULUM MERDEKACP IPAS FASE C KURIKULUM MERDEKA
CP IPAS FASE C KURIKULUM MERDEKA
 
Materi iv
Materi ivMateri iv
Materi iv
 
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
 
Orps & urps (edi)
Orps & urps (edi)Orps & urps (edi)
Orps & urps (edi)
 
Makalah karya tulis_ilmiah[1]
Makalah karya tulis_ilmiah[1]Makalah karya tulis_ilmiah[1]
Makalah karya tulis_ilmiah[1]
 
Model pembelajaran konstruktivistik
Model pembelajaran konstruktivistikModel pembelajaran konstruktivistik
Model pembelajaran konstruktivistik
 
38154088 pedagogi-relevan-budaya-dan-kepelbagaian-kelompok
38154088 pedagogi-relevan-budaya-dan-kepelbagaian-kelompok38154088 pedagogi-relevan-budaya-dan-kepelbagaian-kelompok
38154088 pedagogi-relevan-budaya-dan-kepelbagaian-kelompok
 
Makalah belum jadi
Makalah belum jadiMakalah belum jadi
Makalah belum jadi
 
Makalah belum jadi
Makalah belum jadiMakalah belum jadi
Makalah belum jadi
 

Más de Alvin Agustino Saputra

ANCAMAN BUDAYA POP KOREA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI INDONESIA
ANCAMAN BUDAYA POP KOREA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI INDONESIAANCAMAN BUDAYA POP KOREA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI INDONESIA
ANCAMAN BUDAYA POP KOREA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI INDONESIAAlvin Agustino Saputra
 
KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...
KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...
KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...Alvin Agustino Saputra
 
Struktur Organisasi dan Perilaku Komunikasi
Struktur Organisasi dan Perilaku KomunikasiStruktur Organisasi dan Perilaku Komunikasi
Struktur Organisasi dan Perilaku KomunikasiAlvin Agustino Saputra
 
Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11
Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11
Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11Alvin Agustino Saputra
 

Más de Alvin Agustino Saputra (20)

ANCAMAN BUDAYA POP KOREA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI INDONESIA
ANCAMAN BUDAYA POP KOREA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI INDONESIAANCAMAN BUDAYA POP KOREA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI INDONESIA
ANCAMAN BUDAYA POP KOREA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI INDONESIA
 
KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...
KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...
KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...
 
Review Film Insider
Review Film InsiderReview Film Insider
Review Film Insider
 
Managerial & Leadership Style
Managerial & Leadership StyleManagerial & Leadership Style
Managerial & Leadership Style
 
Struktur Organisasi dan Perilaku Komunikasi
Struktur Organisasi dan Perilaku KomunikasiStruktur Organisasi dan Perilaku Komunikasi
Struktur Organisasi dan Perilaku Komunikasi
 
Perilaku seks bebas
Perilaku seks bebasPerilaku seks bebas
Perilaku seks bebas
 
Review film march of penguins
Review film march of penguinsReview film march of penguins
Review film march of penguins
 
Review film dead poets society
Review film dead poets societyReview film dead poets society
Review film dead poets society
 
Resensi film Soegija
Resensi film SoegijaResensi film Soegija
Resensi film Soegija
 
Review film Tree of Life
Review film Tree of LifeReview film Tree of Life
Review film Tree of Life
 
Review film Cutting the Edge
Review film Cutting the EdgeReview film Cutting the Edge
Review film Cutting the Edge
 
Resensi film "Eat, Pray, & Love"
Resensi film "Eat, Pray, & Love"Resensi film "Eat, Pray, & Love"
Resensi film "Eat, Pray, & Love"
 
Resensi film "Maleena"
Resensi film  "Maleena"Resensi film  "Maleena"
Resensi film "Maleena"
 
Kalender akademik ui 2012 2013
Kalender akademik ui 2012 2013Kalender akademik ui 2012 2013
Kalender akademik ui 2012 2013
 
Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11
Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11
Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11
 
The Most Romantic Places In The World
The Most Romantic Places In The WorldThe Most Romantic Places In The World
The Most Romantic Places In The World
 
Teori Komunikasi "Interaksi Simbolik"
Teori Komunikasi "Interaksi Simbolik"Teori Komunikasi "Interaksi Simbolik"
Teori Komunikasi "Interaksi Simbolik"
 
MSTV
MSTVMSTV
MSTV
 
Indosiar merger dngn sctv
Indosiar merger dngn sctvIndosiar merger dngn sctv
Indosiar merger dngn sctv
 
Profil sctv dan PT. Emtek
Profil sctv dan PT. EmtekProfil sctv dan PT. Emtek
Profil sctv dan PT. Emtek
 

Último

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 

Último (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 

Penelitian Kemampuan Adaptasi Mahasiswa Baru

  • 1. KEMAMPUAN ADAPTASI MAHASISWA TAHUN PERTAMA PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS (Penelitian pada Mahasiswa Baru Reguler Tahun 2012 Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia) Oleh Alvin Agustino Saputra, Dea Cipta Pematasari, Ranie Febrianti, Riri Kumalasari, dan Stepfany Abstract This study explores the first year students of Communication Science’s ability in how to adapt with new environment, new friends, new life style, new learning style, and self identification. This research aimed to measure the adaptability of newcomers through measuring the level of comfort of newcomers on campus (social composure), desire to participate in a campus environment (social experience), maintenance of social image (social confirmation), opening up (appropriate disclosure), an ability to say properly (articulation), and a sense of humor (wit) by analyzing the newcomers of Communication Science in Faculty of Social and Political Science at University of Indonesia. This components will help measure engagement and interaction of first year students at the university. Kata Kunci: adaptasi komunikasi, culture shock, gaya hidup, identitas diri, konsep diri PENDAHULUAN Dalam kehidupan, manusia pasti menghadapi lingkungan-lingkungan yang berbeda dengan yang pernah ia alami sebelumnya. Tidak jarang seseorang mengalami proses culture shock dalam menghadapi lingkungan yang berbeda dengan lingkungan yang sebelumnya. Menurut Searle dan Ward (Chapdelaine dan Alexitch, 2004) menyebutkan bahwa culture shock adalah tuntutan penyesuaian yang dialami individu pada level kognitif, perilaku, emosional, sosial, dan fisiologis ketika seseorang ditempatkan di budaya yang berbeda. Ketika pertama kali mereka melakukan interaksi di lingkungan yang berbeda tersebut, biasanya seorang individu akan merasa aneh dan berbeda dengan yang lainnya. 1
  • 2. Menurut Ting-Toomey (1997) proses ini umum terjadi ketika seseorang beralih dari keadaan di mana ia sudah terbiasa (familiar setting) ke keadaan yang asing baginya (unfamiliar setting). Sebagai contoh, seorang mahasiswa pendatang baru yang masuk ke dalam lingkungan akademis baru pasti akan mengalami culture shock karena budaya yang dimilikinya berbeda, seperti perbedaan cara belajar, cara berkomunikasi, cara berinteraksi, dan penggunaan bahasa yang dianggap selalu menjadi masalah bagi para pendatang baru (Ting-Toomey, 1997, h. 258). Untuk menghadapi lingkungan yang berbeda tersebut, individu perlu melakukan usaha penyesuaian. Usaha penyesuaian dirinya sendiri dengan orang lain dan terhadap lingkungan yang berbeda disebut dengan adaptasi (Calhoun & Acocella, 1990). Mahasiswa baru perlu melakukan proses adaptasi karena lingkungan di universitas tentu berbeda dengan lingkungan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Sayangnya, tidak semua orang memiliki kemampuan adaptasi yang sama. Ada orang yang bisa dengan mudah beradaptasi dan ada orang yang sulit sekali beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya. Perbedaan kemampuan adaptasi ini tentu menjadi suatu masalah, baik bagi mahasiswa yang kesulitan beradaptasi maupun bagi lingkungannya. Mahasiswa yang kesulitan beradaptasi bisa mengalami gangguan dalam berinteraksi dengan lingkungannya (baik dengan dosen, senior, ataupun teman), gangguan cara belajar yang bisa menyebabkan terhambatnya proses akademis (baik untuk dirinya sendiri maupun dalam pengerjaan tugas kelompok dengan teman), dan krisis identitas. Di dalam tesis Spott (2011) terdapat pendapat dari Stavrianopoulos (2008) yang menyebutkan bahwa tahun pertama merupakan masa-masa kritis bagi kehidupan mahasiswa. Masa tersebut merupakan masa transisi dan penyesuaian terhadap tuntutan sosial dan akademis universitas, masa-masa dengan kemungkinan besar untuk dropout dan perubahan pembelajaran. Lebih lanjut, Spott (2011) mengutip bahwa kehidupan tahun pertama menjadi suatu penelitian yang menarik bagi para peneliti, terutama mengenai kesuksesan tahun pertama mahasiswa (Boulter, 2002; Howard & Jones, 2000; Jorgensen-Earp & Stanton, 1993; Smith & Zhang, 2009) serta mengenai aspek sosial kemampuan adaptasi mahasiswa tahun pertama (Enochs & Roland, 2006; Rice, Cunningham, & Young, 1997). 2
  • 3. Pengetahuan yang memadai mengenai masa transisi yang dialami mahasiswa tahun pertama di universitas akan memudahkan lingkungan sekitar mahasiswa tersebut, seperti orang tua, dosen, dan senior, untuk membantu mahasiswa tersebut melewati masa transisi dengan sukses. Lingkungan di sekitar mahasiswa baru perlu memberi perhatian lebih pada masa transisi mahasiswa karena pada masa transisi ini, mahasiswa baru menemui perbedaan lingkungan yang cukup signifikan dari masa sekolah menengah atas (SMA). Di dalam lingkungan sosial dan pendidikan di sekolah menengah atas (SMA), kurikulum yang berlaku masih sangat bergantung kepada kapabilitas guru untuk mentransfer semua ilmu kepada murid-muridnya, atau sering juga disebut dengan teacher-oriented-curricullum. Kurikulum untuk murid SMA ini juga telah diatur dengan sangat detail sehingga kurang memacu kebebasan murid-murid untuk memilih studi yang diinginkan. Sedangkan di lingkungan universitas, kurikulum yang ditekankan merupakan kurikulum yang berbasis ke mahasiswa-mahasiswa sendiri (student-oriented- curricullum). Kurikulum ini membebaskan mahasiswa memilih segala hal yang berkaitan dengan studi mereka sehingga mahasiswa dituntut untuk lebih mandiri, bertanggung jawab, aktif, dan memiliki inisiatif dalam mengikuti kegiatan akademis mereka. Hal ini didukung oleh Alamsyah (2006) yang menyatakan bahwa budaya dan lingkungan Sekolah Menengah Atas masih sama dengan sekolah dasar dan berbeda dengan lingkungan universitas. Hal ini menjadi suatu masalah bagi para mahasiswa tahun pertama karena mereka mengalami perubahan lingkungan yang cukup drastis. Selain itu, lingkungan mahasiswa, terutama lingkungan mahasiswa reguler di program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia merupakan lingkungan yang berbeda dengan lingkungan kampus lainnya. Menurut pengamatan peneliti, hal ini disebabkan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UI yang sering diasumsikan dengan gaya hidup yang medium-high class dan hedonis, hubungan yang cenderung individualis dengan teman, senior, dan bahkan dosen, cara belajar dengan fase waktu yang cepat (fast time pace), student-oriented curricullum, serta tugas yang bertumpuk-tumpuk dengan deadline yang berurutan. Sedangkan di lingkungan sekolah menengah, siswa cenderung memiliki hubungan personal yang dekat dengan teman dan senior, guru yang masih terus mengarahkan segala urusan yang berhubungan dengan akademis, serta tugas yang tidak banyak dan bertumpuk. Perbedaan 3
  • 4. yang cukup signifikan ini tentu menuntut kemampuan adaptasi yang baik dari mahasiswa-mahasiswa baru, terutama di Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan adaptasi mahasiswa baru. Duran dan Kelly (1988) membagi skala pengukuran kemampuan adaptasi melalui pengukuran tingkat kenyamanan mahasiswa baru di lingkungan kampus (social composure), keinginan untuk berpartisipasi dalam lingkungan kampus (social experience), pemeliharaan citra sosial (social confirmation), pembukaan diri (appropriate disclosure), artikulasi (articulation), dan rasa humor (wit). Komponen-komponen tersebut akan membantu pengukuran keterlibatan dan interaksi mahasiswa tahun pertama di lingkungan universitas. Penelitian mengenai kemampuan adaptasi mahasiswa tahun pertama ini dilakukan dengan memanfaatkan kesadaran diri mahasiswa dalam mengidentifikasi dirinya di dalam lingkungan universitas. Individu juga memperoleh identitas mereka melalui interaksi dengan orang lain. Selain itu, proses pembentukan tersebut juga merujuk kepada cara pandang reflektif kita terhadap diri kita sendiri, baik pada identitas sosial maupun identitas personal. Perkembangan identitas diawali dengan pembahasan self-awareness atau kesadaran diri sesorang. Memahami bagaimana konsep diri atau self-concept kita berkembang adalah salah satu cara meningkatkan self-awareness. Setelah kita mendapatkan gambaran tentang self-concept yang kemudian menimbulkan adanya selfawareness, konsep diri kita akan menjadi lebih stabil. Dalam hal ini ditujukan kepada remaja. Self-awareness akan membantu menstabilkan self-concept dari remaja sebagai sosok yang dinilai sedang menghadapi krisis yang dapat menimbulkan ketidakstabilan emosi dan perilaku. Memahami bagaimana konsep diri berkembang adalah salah satu cara untuk meningkatkan self-awareness. Selanjutnya, setelah kita berhasil melakukan pemahaman terhadap diri kita, kita akan memasuki tahap pemberian nilai terhadap diri kita sendiri atau self-esteem (Duran & Kelly, 1988, h. 65). Dengan mengetahui tingkat kemampuan adaptasi mahasiswa baru, kita bisa membantu mengarahkan mahasiswa baru untuk berinteraksi dengan baik dan benar, serta mengarahkan mahasiswa supaya tidak mengalami krisis identitas. Hal ini juga dapat memfasilitasi orang-orang di sekitar mahasiswa tahun pertama tersebut untuk memfasilitasi masa transisi mahasiswa pada tahun pertama mereka belajar di lingkungan 4
  • 5. universitas. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau sumbangan positif terhadap disiplin ilmu komunikasi dengan mengetahui kemampuan adaptasi mahasiswa baru di lingkungan akademis sehingga mempermudah penelitian lainnya yang terkait dengan hal ini, terutama, pada penggunaan teori-teori ataupun pengembangan konsep-konsepnya terkait dengan kemampuan adaptasi mahasiswa baru. PERTANYAAN PENELITIAN Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, sebagai berikut: 1. Komponen apa yang paling potensial yang dimiliki mahasiswa baru terkait dengan kemampuan adaptasi mahasiswa baru di lingkungan universitas? Dengan mengetahui potensi kemampuan adaptasi mahasiswa tahun pertama di lingkungan sosial dan akademis mahasiswa baru, peneliti bisa lebih memahami hal-hal yang bisa membantu mahasiswa baru untuk bisa sukses melewati tahun pertama di universitas. 2. Bagaimana mahasiswa baru mengidentifikasi dirinya dalam lingkungan universitas? Dengan mengetahui persepsi mahasiswa mengenai dirinya dalam lingkungan universitas, peneliti bisa menggali kelebihan dan kekurangan mahasiswa baru dalam pembawaan serta kesiapan diri mereka untuk menghadapi lingkungan universitas sehingga bisa menjadi indikator untuk membantu mahasiswa baru bertransisi di dalam lingkungan mereka. HIPOTESIS PENELITIAN 1. Mahasiswa memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, terutama di dalam dimensi social confirmation. 5
  • 6. Mahasiswa memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, terutama di dalam dimensi social confirmation. Hal ini disebabkan oleh pentingnya penerimaan lingkungan bagi proses adaptasi mahasiswa baru sehingga mahasiswa baru bisa beradaptasi dengan lebih baik dan cenderung terus mengasah dimensi tersebut lebih baik dari pada dimensi lainnya. 2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diri mereka bahwa mereka memiliki kemampuan beradaptasi yang cukup untuk menghadapi lingkungan baru (lingkungan universitas). Mahasiswa mampu mengidentifikasi kemampuan adaptasi mereka sehingga mereka bisa lebih memanfaatkan kemampuan tersebut untuk menghadapi lingkungan baru (lingkungan universitas). Kemampuan mahasiswa mengidentifikasi kemampuan adaptasi dan kemudian memanfaatkannya disebabkan oleh kesadaran yang dimiliki oleh masingmasing mahasiswa. LITERATURE REVIEW Pada umumnya, seseorang yang berada pada tahun pertama masa pendidikan di sebuah institusi atau universitas akan mengalami tahap komunikasi yang baru. Mereka akan menghadapi lingkungan sosial maupun lingkungan akademis yang berbeda dari sebelumnya dan mungkin di luar dari harapan mereka akan lingkungan perguruan tinggi. Mereka pun dituntut untuk melakukan proses adaptasi dengan mengolah kemampuan berkomunikasi dan berperilaku untuk mempersepsikan hubungan sosio-interpersonal dan beradaptasi dengan sikap dan tujuan dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar (Duran, 1983). Ketika terjadi perbedaan terhadap harapan individu-individu yang menyandang status mahasiswa baru dengan realita yang ada, banyak dari mereka pada akhirnya tidak dapat membangun kemampuan intelektual dan membina hubungan dalam keanggotaan sosial di lingkungan perguruan tinggi mereka (Cope & Hannah, 1975, h. 447). Hal tersebut dapat mengakibatkan seseorang individu yang melakukan proses adaptasi mengalami identity confusion dimana seseorang berada dalam kondisi terombang-ambing atau bingung dengan identitas mereka di lingkungan baru yang berbeda dari lingkungan 6
  • 7. sebelumnya. Tidak hanya itu, seseorang juga dapat megalami identity rejection dimana individu yang menjalani proses adaptasi mengalami penolakan dari lingkungan barunya. Lebih parah lagi, seseorang tersebut juga dapat mengalami kegagalan adaptasi hingga kehilangan identitas di lingkungan barunya (Oberg, 1960) dalam (Cope & Hannah, 1975). Proses adaptasi antar budaya merupakan derajat perubahan yang terjadi ketika seseorang berpindah dari lingkungan yang ia kenal ke lingkungan asing (Ting & Toomey, 1999). Martin dan Nakayama (2010) berpendapat bahwa baik lingkungan asal dan lingkungan baru dapat dikatakan sebagai ruang budaya seseorang apabila lingkungan tersebut memiliki ikatan emosional dan terdapat proses komunikasi yang dapat membangun makna tertentu terhadap seseorang. Tidak hanya lokasi fisik, lokasi sosial juga termasuk ke dalam kategori ruang budaya. Sebagai contoh, ketika seorang anak berbicara kepada orang tua maka ia membentuk ruang budaya pada dirinya sebagai anakanak (Martin & Nakayama, 2010, h. 287). Proses komunikasi yang kita alami di suatu lingkungan kita berada merekonstruksikan identitas diri. Identitas diri yang terbentuk dari proses adaptasi seseorang terhadap kehidupan sosialnya dapat merefleksikan seberapa besar keberhasilan seseorang dalam beradaptasi di lingkungan barunya (Ting & Toomey, 1999). A. Teori Adaptasi Komunikasi Adaptasi komunikasi adalah kemampuan seseorang dalam mempersepsikan hubungan antarpribadi dalam kehidupan sosialnya dan menyesuaikan hasil persepsi tersebut ke dalam tujuan interaksi sosial dan perilaku sosialnya (Duran, 1983, h. 320). Duran (1983) mendefinisikan adaptasi komunikasi sebagai kemampuan kognitif dan behavioral untuk mempersepsikan hubungan sosio-interpersonal dan beradaptasi dengan sikap dan tujuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Namun demikian, Duran berkeinginan untuk memperluas konstruksi komunikatif adaptasi untuk memasukkan ketenangan sosial, kecerdasan, keterbukaan yang tepat dan artikulasi. Adaptasi komunikasi sangat penting dalam memahami perubahan komunikasi dan adaptasi pada mahasiswa yang baru memasuki lingkungan yang asing dari lingkungan 7
  • 8. sebelumnya. Duran dan Kelly (1998) menjelaskan beberapa komponen yang berkaitan dengan kemampuan adaptasi komunikasi ini, yaitu social composure yang didefinisikan sebagai keadaan yang dialami komunikator atau pendatang baru ketika ia mengalami rasa nyaman di dalam lingkungan sosialnya dengan tingkat kekhawatiran komunikasi yang kecil. Social experience adalah keadaan di mana mereka menikmati dan berpartisipasi secara terbuka dengan lingkungan sosialnya. Social confirmation merupakan keadaan ketika ia mempertahankan citra sosialnya yang menarik bagi orang lain dan ikut berkomunikasi di dalamnya. Articulation merupakan kemampuan penggunaan kata-kata yang diucapkan benar dan diterima dengan baik oleh orang lainnya. Sedangkan, wit menampilkan penggunaan humor yang cepat dan meredakan ketegangan sosial. Kemungkinan kebanyakan aspek yang relevan dalam pembelajaran komunikasi adaptif adalah appropriate disclosure, yaitu ketika seseorang menyesuaikan tingkat keterbukaan mereka agar sesuai dengan keintiman situasi saat ini untuk meningkatkan keinginan atau citra positif (Duran & Kelly, 1988). Hawken, Duran, dan Kelly (1991) juga menyorot pentingnya komunikasi interpersonal dan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan agar dapat memeroleh kesuksesan di lingkungan akademik di mana mahasiswa yang mendapatkan Indeks Prestasi (IP) yang tinggi di tahun pertama kuliah maka lebih mungkin untuk menjadi komunikator yang efektif daripada siswa yang tidak bisa secara efektif mengartikulasikan ide-ide mereka. Sarana tersebut akan mengukur semua keterlibatan dan interaksi mahasiswa baru dalam lingkungan kampus. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode kuantitatif. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa baru reguler jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UI 2012 berjumlah 141 orang. Metode pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan desain cross sectional survey, di mana pengumpulan data hanya dilakukan satu kali dalam satu periode. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data secara primer dalam penelitian ini adalah survei yang dilakukan dengan cara menyebar kuesioner kepada responden. Peneliti melakukan metode pengumpulan data secara primer karena peneliti mengambil data baru, bukan berdasarkan data yang telah tersedia sebelumnya. Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara responden diminta untuk 8
  • 9. menjawab sendiri kuisioner yang telah dibuat atau self-administered questionnaires. Seluruh pertanyaan dalam kuisioner bersifat tertutup atau closed ended questions. Kuesioner yang digunakan diadaptasi dari kuesioner dalam Communicative Adaptability Scale yang dibuat oleh Robert Duran dari Hartford University. Duran (1992) mendefinisikan Communicative Adaptability Scale (CAS) sebagai laporan diri (self report) dan instrumen pengamatan yang dirancang untuk mengukur kemampuan seseorang dalam memahami hubungan sosial dengan orang lainnya dan beradaptasi dengan sikap dan tujuan dalam berinteraksi dengan orang lainnya. Communicative Adaptability Scale (CAS) merupakan ukuran yang multidimensi terdiri dari enam dimensi utama, antara lain social composure, mengukur sejauh mana seseorang merasa tenang dalam situasi sosial, social experience, menilai partisipasi seseorang dalam kehidupan sosial, social confirmation, mengukur kemampuan seseorang dalam mempertahankan citranya terhadap orang lain, appropriate disclosure, menilai kepekaan terhadap tingkat keintiman pertukaran sosial, wit, menilai penggunaan humor untuk meredakan ketegangan sosial, dan articulation, mengukur kesesuaian seseorang dalam penggunaan kata-kata. Berikut ini adalah beberapa contoh pertanyaan dalam kuisioner berdasarkan dimensi dari teori Adaptasi Komunikasi, antara lain: 1. Saya merasa gugup dalam lingkungan sosial. (Social Composure) 2. Saya berusaha membuat orang lain merasa baik. (Social Confirmation) 3. Saya aktif dalam berbagai kelompok sosial yang berbeda. (Social Experience) 4. Saya menyadari keterbukaan diri saya kepada orang lain. (Appropriate Disclosure) 5. Saya sering membuat lelucon dalam situasi lagi tegang. (Wit) 6. Ketika berbicara, saya bermasalah dengan kata-kata yang diucapkan. (Articulation) Pengukuran terhadap variabel dalam penelitian ini menggunakan skala interval Likert dengan lima pilihan jawaban (rentang skor 1-5). Responden akan merespon terhadap pernyataan favorable dan unfavorable dengan memilih satu dari lima jawaban, yaitu sangat tidak sesuai, tidak sesuai, agak sesuai, sesuai, dan sangat sesuai. Dalam 9
  • 10. penelitian ini, terdapat teori adaptasi komunikasi yang perlu diukur melalui indikator. Berikut ini adalah operasionalisasi dari teori tersebut. Tabel Operasionalisasi dengan Skala Likert Teori/ Variabel Dimensi Sub Dimensi Social Indikator Adaptasi Kemampuan Komunikasi adaptasi mahasiswa Composure orang baru sosial Komunikasi seberapa Skala tenangnya dalam situasi Skala Likert 2012 Social seberapa besar Confirmation kemampuan seseorang dalam menjaga citranya terhadap orang lain Social seberapa besar Experience kemampuan seseorang dalam berpartisipasi di lingkungan sosial Appropriate seberapa besar Disclosure kemampuan seseorang dalam keterbukaannya terhadap orang lain Wit seberapa besar kemampuan seseorang dalam meredakan suasana tegang dengan humor Articulation seberapa besar kemampuan seseorang dalam penggunaan kata-katanya 10
  • 11. PANDUAN SCORING UNTUK COMMUNICATIVE ADAPTABILITY SCALE Pemberian skor pernyataan yang favorable dari 1 untuk sangat tidak sesuai, 2 untuk tidak sesuai, 3 untuk agak sesuai, 4 untuk sesuai, dan 5 untuk sangat sesuai. Sebaliknya, pernyataan yang unfavorable diberi skor 5 untuk sangat tidak sesuai, 4 untuk tidak sesuai, 3 untuk agak sesuai, 2 untuk sesuai, dan 1 untuk sangat sesuai. Di bawah ini ada dua buah tabel scoring. Tabel pertama untuk mengevaluasi kemampuan adaptasi mahasiswa tahun pertama di lingkungan sosial universitas. Tabel kedua untuk mengevaluasi kemampuan adaptasi mahasiswa tahun pertama di lingkungan akademis universitas. Kedua tabel di bawah ini menunjukkan nomor item-item yang digunakan untuk mengukur masing-masing dari enam dimensi Communicative Adaptability Scale (CAS). Nilai akan dimasukkan pada bagian yang kosong di sebelah kanan nomor item sesuai dengan pengaturan di atas. Kemudian, tambahkan nilai di kolom untuk menemukan nilai keseluruhan untuk setiap dimensinya. Social Composure Item Item # Score 1 2 3 4 5 Factor Score Social Confirmation Item Item # Score 6 7 8 9 10 Factor Score Social Experience Item Item # Score 11 12 13 14 15 Factor Score Appropriate Disclosure Item Item # Score 16 17 18 19 20 Factor Score Wit Articulation Item Item # Score 21 22 23 24 25 Factor Score Item Item # Score 26 27 28 29 30 Factor Score 11
  • 12. TEMUAN PENELITIAN Profil Demografi Tabel Jenis Kelamin Valid Frequency Percent Valid laki-laki Cumulative Percent Percent 38 27.0 27.0 27.0 Wanita 103 73.0 73.0 100.0 Total 141 100.0 100.0 Total responden yang menjadi objek dalam penelitian ini berjumlah 141 orang dengan dominasi wanita sebagai responden terbanyak, sedangkan jumlah responden lakilaki sangatlah sedikit. Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah responden wanita adalah 103 orang atau 73 % dari keseluruhan jumlah responden, sedangkan jumlah responden laki-laki adalah 38 orang atau 27 % dari keseluruhan jumlah responden. 12
  • 13. Tabel Usia Valid Frequency Percent Cumulative Percent Percent Valid 17 tahun 32 22.7 22.7 22.7 18 tahun 89 63.1 63.1 85.8 19 tahun 16 11.3 11.3 97.2 20 tahun 4 2.8 2.8 100.0 141 100.0 100.0 Total Usia dari keseluruhan responden, baik itu wanita maupun pria, berkisar antara 17 hingga 20 tahun dengan dominasi usia 18 tahun sebanyak 89 orang atau 63.1 % dari keseluruhan jumlah responden. 13
  • 14. Tabel Tempat Tinggal Valid Frequency Percent Valid Asrama Kost Apartemen rumah pribadi Total Cumulative Percent Percent 16 11.3 11.3 11.3 61 43.3 43.3 54.6 4 2.8 2.8 57.4 60 42.6 42.6 100.0 141 100.0 100.0 Mahasiswa-mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia yang menjadi objek dalam penelitian ini umumnya mendiami rumah pribadi atau tinggal bersama dengan orang tua dan kost sebagai tempat tinggal responden. Kedua tempat ini dipilih oleh responden dengan jumlah yang sama, yaitu 60 orang bertempat tinggal di rumah pribadi atau bersama dengan orang tua dan 60 orang bertempat tinggal di kost dengan persentase 85.2 % atau 42.5 % untuk masing-masing pilihan. Pilihan tempat tinggal 14
  • 15. lainnya, seperti asrama, dan apartemen, masing-masing dipilih responden sebanyak 16 orang, 4 orang, dan 1 orang. Tabel Gabung Komunitas Valid Frequency Percent Valid ya Cumulative Percent Percent 93 66.0 66.0 66.0 tidak 48 34.0 34.0 100.0 Total 141 100.0 100.0 Dari sekian banyak kegiatan di luar mata kuliah wajib mahasiswa yang berada di dalam kampus, seperti komunitas seni, komunitas olahraga, organisasi birokrasi, organisasi akademis, organisasi keagamaan, organisasi wirausaha, organisasi media, dan organisasi sosial, banyak dari responden yang telah ditentukan dalam penelitian ini mengikuti salah satu atau beberapa kegiatan tersebut. sebanyak 93 orang atau 66 % dari keseluruhan jumlah responden mengikuti kegiatan di luar kegiatan belajar mengajar mereka, sedangkan sisanya, yaitu 48 orang atau 34 % dari keseluruhan jumlah responden, tidak mengikuti kegiatan apa-apa selain kegiatan belajar mengajar. 15
  • 16. Komunitas Seni Valid Frequency Percent Valid Ya Cumulative Percent Percent 51 36.2 36.2 36.2 Tidak 90 63.8 63.8 100.0 Total 141 100.0 100.0 Komunitas Olahraga Valid Frequency Percent Valid Ya Cumulative Percent Percent 29 20.6 20.6 20.6 Tidak 112 79.4 79.4 100.0 Total 141 100.0 100.0 Organisasi Birokrasi Frequency Percent Valid ya Valid Percent Cumulative Percent 19 13.5 13.5 13.5 tidak 122 86.5 86.5 100.0 Total 141 100.0 100.0 Organisasi Akademis Valid Frequency Percent Valid Ya Cumulative Percent Percent 13 9.2 9.2 9.2 Tidak 128 90.8 90.8 100.0 Total 141 100.0 100.0 16
  • 17. Organisasi Keagamaan Valid Frequency Percent Valid Ya Cumulative Percent Percent 26 18.4 18.4 18.4 Tidak 115 81.6 81.6 100.0 Total 141 100.0 100.0 Organisasi Wirausaha Valid Frequency Percent Valid Ya Cumulative Percent Percent 5 3.5 3.5 3.5 Tidak 136 96.5 96.5 100.0 Total 141 100.0 100.0 Organisasi Media Valid Frequency Percent Valid Ya Cumulative Percent Percent 4 2.8 2.8 2.8 Tidak 137 97.2 97.2 100.0 Total 141 100.0 100.0 Organisasi Sosial Valid Frequency Percent Valid Ya Cumulative Percent Percent 5 3.5 3.5 3.5 Tidak 136 96.5 96.5 100.0 Total 141 100.0 100.0 17
  • 18. Tabel Partisipasi Kegiatan 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 YA TIDAK Tabel di atas menunjukkan partisipasi responden pada kegiatan-kegiatan nonakademis atau kegiatan-kegiatan di luar mata kuliah wajib mereka. Responden yang terdiri atas mahasiswa-mahasiswi reguler Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia tahun 2012 diberikan pertanyaan mengenai kegiatan di luar kegiatan belajar mengajar mereka melalui kuisioner dan mereka diperbolehkan untuk memilih lebih dari satu kegiatan sesuai dengan pilihan-pilihan jawaban yang sudah disediakan di kuisioner yang mereka terima. Dari delapan pilihan kegiatan, seperti yang dapat dilihat pada tabel di atas, komunitas seni dipilih oleh sebagian besar responden, yaitu sejumlah 51 orang ikut dan 90 orang yang tidak mengikuti, sedangkan organisasi media memiliki peserta paling sedikit, yaitu hanya 4 orang yang ikut dan 137 orang yang tidak mengikuti. UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS Reliabilitas Social Composure Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha .816 Standardized Items N of Items .817 5 18
  • 19. Nilai alpha cronbach untuk dimensi “social composure” adalah 0,816. Oleh karena nilai tersebut lebih besar dari 0,5, item-item pernyataan dalam dimensi “social composure” layak untuk dianalisis lebih lanjut. Social Confirmation Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha Standardized Items .780 N of Items .784 5 Nilai alpha cronbach untuk dimensi “social confirmation” adalah 0,780. Oleh karena nilai tersebut lebih besar dari 0,5, item-item pernyataan dalam dimensi “social confirmation” layak untuk dianalisis lebih lanjut. Social Experience Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha Standardized Items .687 N of Items .691 5 Nilai alpha cronbach untuk dimensi “social experience” adalah 0,687. Oleh karena nilai tersebut lebih besar dari 0,5, item-item pernyataan dalam dimensi “social experience” layak untuk dianalisis lebih lanjut. Appropriate Disclosure Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha .525 Standardized Items N of Items .536 4 Nilai alpha cronbach untuk dimensi “appropriate disclosure” adalah 0,525. Oleh karena nilai tersebut lebih besar dari 0,5, item-item pernyataan dalam dimensi “appropriate disclosure” layak untuk dianalisis lebih lanjut. 19
  • 20. Wit Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha Standardized Items .766 N of Items .759 5 Nilai alpha cronbach untuk dimensi “wit” adalah 0,766. Oleh karena nilai tersebut lebih besar dari 0,5, item-item pernyataan dalam dimensi “wit” layak untuk dianalisis lebih lanjut. Articulation Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha Standardized Items .720 N of Items .715 5 Nilai alpha cronbach untuk dimensi “articulation” adalah 0,720. Oleh karena nilai tersebut lebih besar dari 0,5, item-item pernyataan dalam dimensi “articulation” layak untuk dianalisis lebih lanjut. Validitas KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .756 Bartlett's Test of Approx. Chi-Square 1.572E3 Sphericity Df 406 Sig. .000 Nilai uji KMO dan Bartlett untuk komponen-komponen “communication adaptability scale” adalah 0,756. Oleh karena nilai tersebut lebih besar dari 0,5, komponen-komponen “communication adaptability scale” layak dianalisis lebih lanjut. 20
  • 21. MEAN Statistics Social Social Social Appropriate Composure Confirmaton Experience N Valid Disclosure Wit Articulation 141 141 141 141 141 141 0 0 0 0 0 0 Mean 3.7021 3.8794 3.3475 3.3723 3.1801 3.3092 Mode 4.00 3.80 3.20 3.50 3.20 3.60 522.00 547.00 472.00 475.50 448.40 466.60 Missing Sum Dalam penelitian ini, rata-rata dari keseluruhan dimensi yang menunjukkan kecenderungan mahasiswa-mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia tahun 2012 dalam pengaruhnya terhadap kemampuan adaptasi mereka dengan lingkungan Ilmu Komunikasi terletak pada dimensi social confirmation. Hasil tersebut diperoleh dari penghitungan mean antardimensi yang kemudian dibandingkan satu sama lain. Dari keenam dimensi yang menjadi fokus penelitian, masing-masing dimensi memiliki signifikansi yang tidak terlalu jauh. Dimensi-dimensi yang digunakan dalam penelitian memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kemampuan adaptasi mahasiswamahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia tahun 2012. Akan tetapi, dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dimensi yang memiliki pengaruh sedikit lebih besar dibandingkan dimensi lainnya adalah social confirmation. Dimensi social confirmation menunjukkan kemampuan seseorang dalam mempertahankan citranya di mata orang lain. Dengan kata lain, seseorang tersebut cenderung mempertimbangkan aspek-aspek yang berhubungan dengan bagaimana cara membentuk citra yang baik di mata orang lain dan apakah upayanya tersebut berdampak pada penerimaan orang lain terhadap dirinya. INTERPRETASI DATA Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pada umumnya, mahasiswa tahun pertama Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia tahun 2012 tidak mengalami kesulitan beradaptasi. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya nilai mean di dalam keenam dimensi 21
  • 22. Communicative Adaptability Scale (CAS) yang diteliti. Dengan menggunakan skala Likert dari 1 sampai 5, keenam dimensi tersebut memiliki mean lebih dari 2,5 sehingga bisa dikategorikan tinggi. Tingginya mean dari tiap dimensi tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa-mahasiswa tersebut merasa kalau diri mereka memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi pula. Mahasiswa tersebut menginterpretasikan diri mereka bahwa mereka memiliki kemampuan dalam beradaptasi di lingkungan universitas di Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia. Apabila dilihat dari data kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa tahun pertama Ilmu Komunikasi Reguler FISIP UI tahun 2012, mahasiswa mengidentifikasi diri mereka bahwa mereka memiliki kemampuan yang cukup untuk beradaptasi, teruatama melalui aspek penerimaan sosial (social confirmation). Mahasiswa merasa bahwa mereka dapat diterima dengan baik dan berusaha melakukan hal-hal yang membuat mereka diterima di dalam lingkungan universitas. IMPLIKASI PENELITIAN Dalam penelitian ini mahasiswa baru Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia angkatan 2012 telah terbukti tidak memiliki kesulitan yang signifikan dalam beradaptasi dikarenakan mereka memiliki aspek penerimaan sosial (social confirmation) yang tinggi, dimana mereka akan cenderung memperhatikan perasaan orang lain agar image mereka terlihat baik, dan selalu membuat orang lain merasa senang apabila sedang berinteraksi dengannya, dengan begitu mereka akan diterima dengan mudah di lingkungan sosialnya. Namun, bukan berarti karena aspek social confirmation yang lebih dominan dari yang lainnya, kelima aspek lainnya diabaikan. Kelima aspek lainnya juga turut mendukung kemudahan dalam beradaptasi dalam suatu lingkungan seperti kenyamanan mahasiswa baru di lingkungan kampus (social composure), keinginan untuk berpartisipasi dalam lingkungan kampus (social experience), pembukaan diri (appropriate disclosure), artikulasi (articulation), dan rasa humor yang diberikan (wit). Hanya saja dalam penelitian kali ini nilai kelima komponen lainnya lebih rendah dibandingkan social confirmation. Dengan kata lain, dapat dikatakan bila mahasiswa baru Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia angkatan 2012 dapat dengan mudah 22
  • 23. beradaptasi dikarenakan mereka sangat memperhatikan kenyamanan lawan bicara mereka ketika berinteraksi sehingga mereka dapat diterima di lingkungannya. Oleh sebab itu, penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengetahui aspek apa yang paling dominan ketika seseorang sedang melakukan adaptasi serta dapat juga mempelajari bagaimana mereka melakukan interaksi yang menjadi kunci untuk dapat dengan mudah diterima di lingkungan barunya. Dapat terlihat dalam penelitian ini, yaitu dengan mengetahui tingkat kemampuan adaptasi mahasiswa baru, kita dapat pula membantu mengarahkan mahasiswa baru untuk berinteraksi dengan baik dan benar sehingga menjauhkan mereka dari krisis identitas. Dengan begitu, penelitian ini dapat memfasilitasi orang-orang di sekitar mahasiswa tahun pertama tersebut untuk melalui masa transisi mahasiswa pada tahun pertama mereka ketika belajar di lingkungan universitas. REKOMENDASI PENELITIAN Penelitian mengenai kemampuan adaptasi seseorang sangatlah menarik dimana banyak hal-hal yang masih bisa dieksplorasi dan dikembangkan di dalamnya. Begitu juga dengan penelitian yang peneliti angkat kali ini, yaitu lebih terfokus pada komponen dominan dalam proses adaptasi mahasiswa baru Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia angkatan 2012. Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini dapat membantu penelitian-penelitian berikutnya dalam mengkaji dan meneliti konsep-konsep terkait baik secara korelatif maupun komparatif terhadap kemampuan adaptasi dalam suatu lingkungan, khususnya lingkungan kampus Universitas Indonesia. KESIMPULAN 1. Penelitian ini membuktikan bahwa mahasiswa tahun pertama Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia program reguler tahun 2012 memiliki kemampuan adaptasi yang cukup tinggi apabila dilihat dengan menggunakan Communicative Adaptability Scale (CAS). 23
  • 24. 2. Dari enam dimensi Communicative Adaptability Scale (CAS), mahasiswa tahun pertama Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia program regular tahun 2012 memiliki potensi yang paling tinggi di dimensi social confirmation. 3. Mahasiswa mengidentifikasi diri mereka sebagai diri yang memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi sehingga menumbuhkan kesadaran bagi para mahasiswa yang membantu mereka dalam proses adaptasi di lingkungan universitas. 4. Kesadaran mengenai kemampuan adaptasi diri mahasiswa juga membantu mereka dalam mempersiapkan diri untuk beradaptasi di lingkungan universitas sehingga mereka bisa menyesuaikan diri dengan cepat. 24
  • 25. DAFTAR PUSTAKA Alamsyah, E. (2006). Wajah Pendidikan di Indonesia. Yogyakarta: TigaRaksa Press. Andina. (2005). Skripsi Bahasa Pergaulan Sebagai Bahasa Identitas Remaja. Depok. Calhoun, James F., & Acocella, Joan R. (1990). Psychology of Adjustment and Human Relationships. New York: McGraw-Hill. Chapdelaine, R. F., & Alexitch, L. R. (2004). Social skills difficulty: Model of culture shock for international graduate students. Journal of College Student Development, 45(2), 167–183. Cope, R.G., & Hannah, W. (1975). Revolving college doors: the causes and consequences of dropping out, stopping out, and transferring. New York: Wiley. Duran, R. L. (1983). Communicative adaptability: A measure of social communicative competence. Communication Quarterly, 31, 320-326. Duran, R. L. (1992). Communicative Adaptability: A Review of Conceptualization and Measurement. Communication Quarterly, 40 (3), 253-268. Duran, R.L. & Kelly, L. (1988). An investigation into the cognitive domain of communication competence II: The relationships between communicative competence and interaction involvement. Communication Research Reports, 5. Hawken, L., Duran, R. L., & Kelly, L. (1991). The relationship of interpersonal communication variables to academic success and persistence in college. Communication Quarterly, 39 (4), 297-308. Judith, N., Martin, & Nakayama, K., Thomas. (2010). Intercultural Communication in Context. New York. McGraw-Hill. Spott, Jessica. (2011). Thesis Social and Academic Adaptabilty of First Year Freshmen Students. Texas: Texas Tech University. Ting-Toomey, Stella. (1999). Communicating Across Culture. New York: The Guilford Press. 25
  • 26. LAMPIRAN KUESIONER RISET KEMAMPUAN ADAPTASI MAHASISWA BARU Yth. Responden Terima kasih atas kesediaan Anda meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner ini. Kami merupakan mahasiswa yang sedang melakukan penelitian mengenai kemampuan adaptasi mahasiswa baru. Kuesioner ini ditujukan kepada MAHASISWA BARU Ilmu Komunikasi reguler angkatan 2012 Universitas Indonesia. Kami sangat menghargai kesediaan Anda mengisi kuesioner untuk penelitian ini. Mohon seluruh dengan baik dan jujur. Jika ada pertanyaan mengenai isi kuesioner ini, pertanyaan dijawab silahkan Anda langsung bertanya kepada kami. BAGIAN 1 : PROFIL RESPONDEN Petunjuk: Lengkapilah pertanyaan berikut dengan melingkari jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. 1. Jenis Kelamin : 1. Pria 2. Wanita 2. Usia : 1. 17 tahun 2. 18 tahun 3. Tempat tinggal saat ini: 3. 19 tahun 1. Asrama 5. 21 tahun 4. Kontrakan 2. Kost 4. 20 tahun 5. Rumah pribadi 3. Apartemen 4. Saya bergabung dalam komunitas atau kelompok sosial tertentu di universitas : 1. Ya 2. Tidak 5. Apabila tergabung dengan komunitas atau kelompok sosial tertentu di universitas, komunitas atau kelompok sosial yang saya ikuti adalah: (Boleh memilih lebih dari satu) 1. Komunitas Seni 2. Komunitas Olahraga 3. Organisasi Birokrasi (BEM, BPM, Himpunan Mahasiswa, dll) 4. Organisasi Akademis (Tim Robot, Tim Penelitian, Debat, dll) 5. Organisasi Keagamaan (FSI, Kuksa, dll) 6. Organisasi Wirausaha (HIPMI, dll) 7. Kelompok lain-lain : ........................... (Sebutkan) 26
  • 27. BAGIAN 2 : PENGUKURAN KEMAMPUAN ADAPTASI MAHASISWA BARU Petunjuk: Di bawah ini merupakan pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan pengalaman perilaku komunikasi sejak awal memasuki lingkungan kampus. Lingkari jawaban Anda pada nomor yang sesuai dengan pilihan jawaban Anda terkait kemampuan adaptasi Anda di lingkungan kampus yang baru. 5= Sangat Sesuai (SS) 4= Sesuai (S) 3= Agak Sesuai (AS) 2= Tidak Sesuai (TS) 1= Sangat Tidak Sesuai (STS) NO. PERNYATAAN STS TS AS S SS 1. Saya merasa gugup dalam lingkungan Ilmu Komunikasi FISIP UI. 1 2 3 4 5 2. Di dalam lingkungan Ilmu Komunikasi FISIP UI, saya merasa tegang dan terdesak. 1 2 3 4 5 3. Ketika saya berbicara, postur tubuh saya terlihat canggung dan tegang. 1 2 3 4 5 4. Suara saya terdengar gugup ketika berbicara dengan orang lain. 1 2 3 4 5 5. Saya merasa rileks ketika berbicara dengan orang lain. 1 2 3 4 5 6. Saya berusaha membuat orang lain merasa baik. 1 2 3 4 5 7. Saya berusaha membuat orang lain merasa penting dan dihargai. 1 2 3 4 5 8. Saya mencoba untuk akrab ketika berbicara dengan orang lain. 1 2 3 4 5 9. Ketika saya berbicara, saya berpikir bagaimana perasaan orang lain. 1 2 3 4 5 10. Secara verbal maupun nonverbal saya mendukung orang lain. 1 2 3 4 5 11. Saya aktif dalam berbagai kelompok sosial yang berbeda. 1 2 3 4 5 12. Saya nyaman bersosialisasi dengan kelompok sosial yang berbeda. 1 2 3 4 5 13. Saya nyaman bertemu dengan orang baru. 1 2 3 4 5 14. Saya mudah bergaul dengan orang lain. 1 2 3 4 5 15. Saya tidak berbaur dengan baik dalam lingkungan Ilmu Komunikasi FISIP UI. 1 2 3 4 5 16. Saya menyadari keterbukaan diri saya kepada orang lain. 1 2 3 4 5 17. Saya menyadari keterbukaan orang lain terhadap saya. 1 2 3 4 5 18. Saya tahu seberapa tepat keterbukaan diri saya. 1 2 3 4 5 27
  • 28. 19. Saya terbuka pada level keterbukaan yang sama seperti orang lain lakukan terhadap saya. 1 2 3 4 5 20. Ketika saya memberikan informasi, saya tahu apa yang saya ucapkan. 1 2 3 4 5 21. Saya sering membuat lelucon dalam situasi lagi tegang. 1 2 3 4 5 22. Ketika saya gelisah, saya sering membuat lelucon. 1 2 3 4 5 23. Ketika saya merasa malu, saya sering membuat lelucon tentang hal itu. 1 2 3 4 5 24. Ketika seseorang memberikan komentar negatif tentang diri saya, saya meresponnya dengan terbuka. 1 2 3 4 5 25. Orang-orang berpikiran saya memiliki rasa humor yang tinggi. 1 2 3 4 5 26. Ketika berbicara, saya bermasalah dengan kata-kata yang diucapkan. 1 2 3 4 5 27. Saya kadang-kadang tidak memilih kata dengan baik. 1 2 3 4 5 28. Saya kadang-kadang menggunakan satu kata ketika saya mengartikan kata lainnya. 1 2 3 4 5 29. Saya tidak dapat menggunakan kata-kata dengan benar dan tepat. 1 2 3 4 5 30. Saya kesulitan dalam melafalkan kata- kata yang akan diucapkan. 1 2 3 4 5 -TERIMA KASIH- 28