2. Pengertian Hipertensi
▪ Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi saat seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal. Penyebab hipertensi
adalah volume darah meningkat dan saluran darah menyempit. Oleh karena
itu, jantung harus memompa lebih keras untuk suplai oksigen dan nutrisi ke
setiap sel di dalam tubuh.
3. Gejala Hipertensi
▪ Gejala yang sering terjadi pada pasien hipertensi antara lain nyeri kepala, mimisan, pusing, dan
suara berdengung pada telinga yang berhubungan dengan naiknya tekanan darah. Gejala yang
sering muncul pada tekanan darah tinggi salah satunya adalah nyeri kepala (Setyawan, 2014).
▪ Hipertensi di definisikan oleh joint national committee on detection (JIVC) dikategorikan
tekanan darah tinggi yaitu lebih dari 140/90 mmHg dan diklarifikasikan sesuai derajat
keparahannya, mempunyai rentan dari tekanan darah (TD) normal tinggi sampai hipertensi.
4. Etiologi Hipertensi
▪ Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi:
▪ 1. Genetik
▪ 2. Obesitas
▪ 3. Stress Lingkungan.
▪ 4.Hilangnya Elastisitas jaringan dan
arterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah.
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemerikaan penunjang menurut (Nur arif dan kusuma, 2015)
a. Pemerikaan Laboratorium
1. Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor
resiko seperti hipokoagubilita, anemia.
2. BUN /kreatinin: memberikaan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
3. Glukosa: Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin
4. Urinalisa: darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
b. CT scan
Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
c. EKG
dapat menunjukkan pola rengangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi
d. IUP
mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal, perbaikan ginjal.
e. Photo dada
menujukkan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran jantung
6. Penatalaksanaan
Menurut Triyatno (2014) penanganan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu secara nonfarmakologis dan
farmakologi.
a. Terapi non farmakologi merupakan terapi tanpa menggunakan obat, terapi non farmakologi diantaranya
memodifikasi gaya hidup dimana termasuk pengelolaan stress dan kecemasan merupakan langkah awal
yang harus dilakukan. Penanganan non farmakologis yaitu menciptakan keadaan rileks, mengurangi
stress dan menurunkan kecemasan. Terapi non farmakologi diberikan untuk semua pasien hipertensi
dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktor resiko serta penyakit lainnya.
b. Terapi farmakologi yaitu yang menggunakan senyawa obat obatan yang dalam kerjanya dalam
mempengaruhi tekanan darah pada pasien hipertensi seperti: angiotensin receptor blocker (ARBs), beta
blocker, calcium chanel dan lainnya. Penanganan hipertensi dan lamanya pengobatan dianggap kompleks
karena tekanan darah cenderung tidak stabil.
7. Komplikasi
Menurut Triyanto Komplikasi hipertensi (2014) adalah:
a. Penyakit jantung Komplikasi berupa infark miokard, angina pectoris, dan gagal jantung.
b. Ginjal Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
pada kapiler-kapiler ginjal glomelurus. Rusaknya membran glomelurus, protein akan keluar
melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema.
c. Otak Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat terjadi pada
hipertensi kronik apabila arteri - arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan
menebal sehingga aliran darah ke daerah yang diperdarahi berkurang.
d. mata Komplikasi berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan, Hingga kebutaan.
8. No Data Fokus Problem Etiologi
1 Resiko penurunan curah
jantung b/d aritmia
Ds : Px mengatakan
pusing kepala, riwayat HT
Do : Ku cm, Inf(+)
Td: 160/100
N: 80
S:36,6
RR:20
Spo:98%
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24
jam diharapkan :
- Kekuatan nadi perifer
meningkat
- Gambaran EKG aritmia
- Lelah berkurang
- Edema berkurang
- Pucat berkurang
1. Identifikasi tanda/gejala primer curah
jantung.
2. Identifikasi tanda/gejala sekunder
penurunan curah jantung
3. Monitor tekanan darah
4. Monitor intake output cairan
5. Monitor saturasi oksigen
6. Posisikan px dengan semi fowler
9. 2 Nyeri akut b/d agen
pencendera fisik
Ds:Px mengatakan nyeri
daerah kepala
Do: -Terdapat luka daerah
kepala
- Dan mengeluarkan
darah dan cairan
dilukanya saat
terkupas
- Ku cm, Inf(+)
Td:160/100
N:70
RR:20
Spo2:98%
P: Saat miring seperti
tajam ditusuk-tusuk
Q: rasanya seperti tajam
ditusuk-tusuk
R: daerah kepala
S: skala nyeri : 4
T : Kadang-kadang
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24
jam diharapkan :
- Kerusakan jaringan
berkurang
- Kerusakan lapisan kulit
- Nyeri berkurang
- Kemerahan berkurang
- Pendarahan berkurang
- Nekrosis berkurang
1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
2. Hindari produk berbahan alkohol pada kulit
kering
3. Anjurkan minum air yang cukup
4. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
5. Kolaborasi dengan dr
11. Tanggal Intervensi Evaluasi Paraf
29/12/21
22.50-07.00
22.50 Aplusan dinas
Mengobservasi px
Mengkaji px
05.00 Mengukur ttv
06.00 Memberikan tx injeksi
- Santagesik
- Ranitidin
S: Pusing, Nyeri post op (+)
O: Ku:cm, Inf(+)
- Px terlihat meringis
P: Saat miring kanan dan kiri
Q: rasanya seperti tajam ditusuk-tusuk
R: daerah kepala
S: skala nyeri : 4
T : Kadang-kadang
TD: 160/100 S:36,6
N: 70 RR:20
Spo2: 98%
A:Masalah belum teratasi
P:Lanj. Intervensi
Feby
30/12/21
07.00-15.00
07.00 Aplusan dinas
12.00 Mengukur ttv
Mengkaji nyeri pasien
Mengobservasi px
13.00 Memberikan injeksi
- Santagesik
- Ranitidin
S: Nyeri kepala
O: Ku:cm, Inf(+)
- Memposisikan px dengan semi fowler
P: Saat miring kanan dan kiri
Q: rasanya seperti tajam ditusuk-tusuk
R: daerah kepala
S: skala nyeri : 3
T : Kadang-kadang
TD: 160/80 S:36,5
N: 70 RR:20
Spo2: 98%
A:Masalah belum teratasi
P:Lanj. Intervensi
Feby
12. 31/12/21
15.00-23.00
15.00 Aplusan dinas
17.00 Mengukur ttv
Mengobservasi pendarahan sehabis
operasi
Mengobservasi nyeri px
22.00 Memberikan tx injeksi
- Bactesyn
- Ranitidin
- Santagesik
S: Nyeri post op (+)
O: Ku:cm, Inf(+)
P: Saat akan duduk nyeri berat
Q: rasanya seperti tajam ditusuk-tusuk
R: daerah kepala
S: skala nyeri : 4
T : Kadang-kadang
TD: 140/80 S:36
N: 84 RR:20
Spo2: 98%
A:Masalah belum teratasi
P:Lanj. Intervensi
Feby