3. Tanda dan Gejala Kegawatdaruratan
Asfiksia: bayi bugar dengan mekonium; bayi tidak
bugar (tonus otot lemah, tidak bernafas spontan,)
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) < 2500 gram;
Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) <
1500 gram
Kejang Neonatal
Infeksi
4. Enter your title here
Kasus perdarahan (bercak, merembes, profus sampai
syok)
Kasus hipertensi dan preeklampsia/eklampsia (keluhan
sakit/ pusing kepala, bengkak, penglihatan kabur,
kejang-kejang, sampai koma/ pingsan/ tidak sadar)
Kasus infeksi dan sepsis (pengeluaran cairan
pervaginam yang berbau, air ketuban hijau,
demam, sampai dengan syok)
Kasus persalinan macet
5. 1) Deteksi dini kondisi ibu/ janin
dengan mengikuti petunjuk-petunjuk
klinis
2) Perencanaan seksama
3) Pemantauan secara seksama
6. Enter your title here
Aspek Etikolegal dalam memberikan
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal
Neonatal
1. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
2. Permenkes RI Nomor 28 Tahun 2017
Tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan
3. UU kebidanan No 4 / 2019
7. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Pasal 82
Ayat 2
Pelayanan kesehatan meliputi pelayanan kesehatan pada tanggap darurat dan
pascabencana
Ayat 3
Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan kegawat daruratan yang bertujuan
untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjut
Pasal 83
Ayat 1
Setiap orang yang memberikan pelayanan kesehatan pada bencana harus
ditujukan untuk penyelamatan nyawa, pencegahan kecacatan lebih lanjut dan
kepentingan terbaik bagi pasien
Dasar penanganan Gawat darurat
8. Kewenangan
Pasal 19
Ayat 2
a. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
b. pelayanan persalinan normal
c. pelayanan ibu nifas normal
Ayat 3
Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan
Menurut Permenkes RI Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan
9. (1) Dalam keadaan gawat darurat untuk pemberian pertolongan pertama, Bidan dapat melakukan
pelayanan kesehatan di luar kewenangan sesuai dengan kompetensinya.
(21 Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk menyelamatkan
nyawa Klien.
(3) Keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keadaan yang
mengancam nyawa Klien.
(4) Keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bidan sesuai
dengan hasil evaluasi berdasarkan keilmuannya.
(5) Penanganan keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat
l4l dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
UU KEBIDANAN NO.4 TAHUN 2019
Keadaan Gawat Darurat
Paragraf 5 pasal 59
10. Pasal 20
Ayat 1
Pelayanan kesehatan anak pada bayi baru lahir, neonatus, anak balita, dan anak pra
sekolah
Ayat 2
Pada penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
Ayat 4
a. Penanganan awal asfiksia bayi baru lahir melalui pembersihan jalan nafas, VTP,
dan/atau kompresi jantung
b. Penanganan awal hipotermia pada BBLR dengan metode kangguru
c. Penanganan awal infeksi tali pusat dengan mengoleskan alkohol atau povidon iodine serta
menjaga tali pusat tetap bersih dan kering
d. Memberikan salep mata dengan infeksi gonore (GO)
12. REKOMENDASI BAGI TENAGA KESEHATAN DALAM
MENOLONG PERSALINAN DI RUMAH SAKIT
Pasien dengan PDP/confirm covid ditempatkan di ruang
isolasi di ruang bersalin
Penanganan oleh tim multi-disiplin (dr. paru/penyakit
dalam, dr. Sp.OG, dr. anestesi, dr. Neonatologi, bidan,
perawat neonatologi)
Keluarga boleh menemani 🡪 hanya satu pendamping
persalinan dengan penggunaan APD yang sesuai dan
informasi risiko penularan.
Observasi sesuai standar denganpenambahan pengawasan
saturasi oksigen (minimal 94%) & pengawasan janin
secara kontinue
13. Rekomendasi lanjutan…
Pasien dengan PDP/confirm covid dengan rencana SC
elektif 🡪 pertimbangkan urgency ; jika urgent maka perlu
pemenuhan standar APD
Plasenta penanganna sesuai praktik normal
Pemberian Antibiotik intrapartum sesuai dengan
protokol; anestesi epidural atau spinal
Koordinasi dengan dr.Neonatologi terkait kelahiran bayi
dari ibu PDP/confirm covid
SC dilaksankan pada ruang Operasi dengan tekanan negatif
22. SISTEM RUJUKAN
• Suatu sistem pelayanan kesehatan
dimana terjadi pelimpahan tanggung
jawab timbal balik atas kasus atau
masalah kesehatan yang timbul secara
horizontal maupun vertikal, baik untuk
kegiatan pengiriman penderita,
pendidikan, maupun penelitian.
23. JENIS ISTILAH RUJUKAN
1) Rujukan Medik
Bersifat kuratif & rehabilitatif
Transfer of patient
Transfer of speciment
Transfer of knowledge / personel
2) Rujukan Kesehatan
Bersifat Promotif & preventif
24. JENJANG
(HIERARKI)
KOMPONEN / UNSUR PELAYANAN KESEHATAN
Tingkat Rumah
tangga
Pelayanan kesehatan oleh individu atau oleh keluarga
sendiri
Tingkat Masyarakat Kegiatan Swadaya masyarakat dalam menolong
mereka sendiri
Fasilitas pelayanan
kesehatan profesional
tingkat 1
Pustu, pkm, pusling, praktik dokter swasta, bidan,
poliklinik swasta
Fasilitas pelayanan
kesehatan profesional
tingkat II
RS Kabupaten, RS swasta, laboratorium swasta
Fasilitas pelayanan
kesehatan profesional
tingkat 1II
RS tipe A dan B serta lembaga spesialis swasta,
laboratorium kesehatan daerah, dan laboratorium klinik
swasta
JENJANG PELAYANAN
KESEHATAN
25. DEFINISI
OPERASIONAL
(di Bidang Obstetri)
• Sistem rujukan paripurna terpadu merupakan
suatu tatanan, dua arah timbal balik antara
bidan di desa, bidan dan dokter puskesmas
dipelayanan kesehatan dasar, dengan para
dokter spesialis di RS kabupaten untuk
mencapai rasionalisasi penggunaan sumber
daya kesehatan dalam penyelamatan ibu dan
bayi baru lahir yaitu penanganan ibu risiko
tinggi dengan gawat obstetric atau gawat
darurat obstetric secara efisien, efektif,
professional, rasional, dan relevan dalam pola
rujukan terencana.
26. • Rujukan Terencana
Ada 2 macam
1) Rujukan Dini Berencana ( RDB)
2) Rujukan Dalam Rahim (RDR)
• Rujukan Tepat Waktu / RTW
( Prompt Timely Referral )
• Rujukan Terlambat
27. FAKTOR RISIKO I:
ADA POTENSI GAWAT OBSTETRI (APGO)
10 FAKTOR RISIKO : 7 TERLALU DAN 3 PERNAH
7 TERLALU 3 PERNAH
1. Terlalu muda,hamil
pertama umur 16 th
atau kurang
PRIMI MUDA
Skor : 4
2a. Terlalu lambat hamil I
setelah kawin 4 Th
lebih
PRIMI TUA
Skor : 4
PRIMI TUA
Skor : 4
2b. Terlalu tua hamil
pertama umur
35 Th keatas
4. Terlalu lama punya
anak lagi, terkecil
10 Th lebih
PRIMI TUA SEKUNDER
Skor : 4
3. Terlalu cepat punya
anak lagi, terkecil
< 2 Th
ANAK TERKECIL<2 TH
Skor : 4
5. Terlalu banyak punya
anak 4 atau lebih
GRANDE MULTI
Skor : 4
6. Terlalu tua, hamil
umur 35 Th / lebih
UMUR 35 TH/ LEBIH
Skor : 4
7. Terlalu pendek :
Hamil I, II atau lebih
belum pernah mela-
hirkan normal, cukup
bulan, hidup
TINGGI BADAN 145 CM
ATAU KURANG
Skor : 4
8. Pernah gagal kehamilan
Hamil ke-II yang I gagal
Hamil ke III/ lebih gagal
2 x/ terakhir lahir mati
RIWAYAT OBSTETRIK JELEK
Skor : 4
10. Pernah melahirkan
bayi dengan operasi
sesar sebelum ini
BEKAS OPERASI SESAR
Skor : 8
9. Pernah melahirkan
dengan tarikan tang/
vakum
Pernah melahirkan dg
- Uri dirogoh/ uri manuil
- Perdarahan PP diberi
infus
PERSALINAN YANG LALU
DENGAN TINDAKAN BUKAN
OPERASI SESAR
Skor : 4
AWAS KOMPLIKASI PERSALINAN: GAWAT-DARURAT IBU/JANIN
PARADIGMA WASIAT: WASPADA- SIAGA -TINDAK
28. 8 FAKTOR RISIKO
FAKTOR RISIKO II:
ADA GAWAT OBSTETRI (AGO)
a.Kurang darah b. Malaria
c.TBC Paru d.P.Jantung
e.Kencing Manis (Diabetes)
f. Peny. Menular Seksual
Skor 4
11. IBU HAMIL
DENGAN PENYAKIT
12. KERACUNAN
KEHAMILAN
PRE-EKLAMPSIA
Bengkak pada Muka dan Tungkai:
Tekanan Darah Tinggi, Albumin
terdapat dalam air sesi
Skor 4
13. HAMIL KEMBAR
14. HYDRAMNION/
KEMBAR AIR
15. JANIN MATI DLM
KANDUNGAN
16. HAMIL LEBIH BULAN
(Post Date/ Serotinus)
17. LETAK SUNGSANG
17. LETAK LINTANG
Perut ibu sangat membesar, gerakan
anak terasa dibanyak tempat
Skor 4
Perut ibu sangat membesar, gerakan
dari anak tidak begitu terasa
Skor 4
Ibu Hamil merasa tidak ada gerakan
anak lagi
Skor 4
Ibu Hamil 9 bulan
lebih 2 minggu
Belum melahirkan
Skor 4
SKOR 8
SKOR 8
AWAS KOMPLIKASI PERSALINAN: GAWAT-DARURAT IBU/JANIN
PARADIGMA WASIAT: WASPADA- SIAGA -TINDAK
29. 2 FAKTOR RISIKO
FAKTOR RISIKO III:
ADA GAWAT DARURAT OBSTETRI (AGDO)
19. PERDARAHAN ANTEPARTUM
Skor 8
Mengeluarkan darah pada waktu hamil ini
20. PREEKLAMPSIA BERAT/ EKLAMPSIA
Skor 8
Terjadi kejang-kejang pada hamil 7 bulan lebih pada ibu
dengan keracunan kehamilan
ADA GAWAT-DARURAT IBU/JANIN
SEGERA TINDAK U/ PENYELAMATAN IBU / BAYI
31. Dibutuhkan…
Sistem pelayanan kesehatan ibu berbasis masalah – berbasis keluarga
Melalui paket “kehamilan & persalinan aman” didukung sistem rujukan
paripurna terpadu dengan pendekatan dari hulu ke hilir
32. PAKET “KEHAMILAN & PERSALINAN AMAN”
• Deteksi masalah
• Prediksi komplikasi persalinan
• KIE
• Prevensi pencegahan pro-aktif kematian
ibu/bayi
• Antisipasi persalinan aman rujukan keluarga
• Intervensi penanganan adekuat
33. Syarat untukmelaksanakan transportasi/
rujukan bayi
1. Bayi dalam keadaan stabil
2. Bayi harus dalam keadaan hangat
3. Kendaraan pengangkut juga harus dalam keadaan hangat
4. Didampingi oleh tenaga kesehatan yang trampil melakukan
tindakan resusitasi, minimal ventilasi
5. Tersedia peralatan dan obat yang dibutuhkan
35. A. DEFINISI KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL
Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-
tiba, seringkali merupakan kejadian yang berrbahaya (Dorlan, 2011). ′
Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala
berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan
tindakan segera guna menyelamtkan jiwa/ nyawa (Campbell S, Lee C, 2000).
37. B. PRINSIP DASAR DAN PENILAIAN AWAL KASUS GAWAT DARURAT MATERNAL
NEONATAL
Menghormati
hak pasien
Prinsip Dasar
Permasalahan
Utama (Diagnosa)
Gentleness
Komunikatif
01
02
03
05
Gentleness
04
Dukungan Keluarga
(Family Support)
07
Hak Pasien
06
38. ● Dalam menangani kasus kegawatdaruratan,
penentuan permasalahan utama (diagnosa)
dan tindakan pertolongannya harus
dilakukan dengan cepat, tepat, dan tenang
tidak panik, walaupun suasana keluarga
pasien ataupun pengantarnya mungkin
dalam kepanikan. ′ Semuanya dilakukan
dengan cepat, cermat, dan terarah
1.PRINSIP DASAR PERMASALAHAN UTAMA
DIAGNOSA
39. ● Setiap pasien harus diperlakukan dengan rasa
hormat, tanpa memandang status sosial dan
ekonominya. ′ Dalam hal ini petugas harus
memahami dan peka bahwa dalam situasi dan
kondisi gawatdarurat perasaan cemas, ketakutan,
dan keprihatinan adalah wajar bagi setiap manusia
dan kelurga yang mengalaminya
MENGHORMATI HAK PASIEN
40. Dalam melakukan pemeriksaan ataupun memberikan
pengobatan setiap langkah harus dilakukan dengan penuh
kelembutan, ′ termasuk menjelaskan kepada pasien bahwa
rasa sakit atau kurang enak tidak dapat dihindari sewaktu
melakukan pemeriksaan atau memerikan pengobatan, tetapi
prosedur akan dilakukan selembut mungkin sehingga
perasaan kurang enak itu diupayakan sesedikit mungkin.
GENTLENESS
41. Petugas kesehatan harus berkomunikasi dengan pasien
dalam bahasa dan kalimat yang tepat, mudah dipahami, dan
memperhatikan nilai norma kultur setempat. ′ Dalam
melakukan pemeriksaan, petugas kesehatan harus
menjelaskan kepada pasien apa yang akan diperikssssa dan
apa yang diharapkan. ′ Apabila hasil pemeriksaan normal
atau kondisi pasien sudah stabil,upaya untuk memastikan hal
itu harus dilakukan. Menjelaskan kondisi yang sebenarnya
kepada pasien sangatlah penting.
KOMUNIKATIF
42. ● Hak-hak pasien harus dihormati seperti penjelasan
informed consent, hak pasien untuk menolak
pengobatan yang akan diberikan dan kerahasiaan
status medik pasien.
HAK PASIEN
43. Dukungan keluarga bagi pasien sangat dibutuhkan. ′ Oleh
karena itu, petugas kesehatan harus mengupayakan hal itu
antara lain dengan senantiasa memberikan penjelasan
kepada keluarga pasien tentang kondisi pasien, peka akan
masalah kelurga yang berkaitan dengan keterbatasan
keuangan, keterbatasan transportasi, dan sebagainya
DUKUNGAN KELUARGA (FAMILY SUPPORT)
44. Penilaian awal
• Penilaian awal adalah langkah untuk
menentukan dengan cepat kasus obstetri
yang dicurigai dalam keadaan
kegawatdarurat dan membutuhkan
pertolongan segera dengan
mengidentifikasi penyulit yang dihadapi.
• ′ Anamnesa awal dilakukan bersama-sama
periksa pandang, periksa raba, dan
penilaian tanda vital dan hanya untuk
mendapatkan informasi yang sangat
penting berkaitan dengan kasus.
FOKUS UTAMA PENILAIAN ADALAH APAKAH PASIEN
MENGALAMI SYOK HIPOFOLEMIK, SYOK SEPTIK,
SYOK JENIS LAIN : ′ dan hal itu terjadi dalam kehamilan,
persalinan, atau pasca persalinan. syok kardiogenik,
koma, koma disertai kejang-kejang kejang- kejang, syok
neurologic
51. Nadi cepat dan lemah Tekanan darah rendah Pucat
Urin yang sedikit
Gelisah, bingung, atau
hilangnya kesadaran
Pernapasan yang
cepat
Keringat atau kulit yang
terasa dingin dan lembab
TANDA GEJALA
SYOK
52. NILAI
VAGINAL BLEEDING
TANDA
BAHAYA
Tanyakan:
Hamil, Usia Kehamilan, baru
saja melahirkan, kelahiran
plasenta (r/ persalinan)
Periksa:
Vulva 🡪jumlah perdarahan,
plasenta belumlahir, robekan
jalan lahir
Uterus🡪 atonia
Kandung kemih🡪 penuh
Jangan lakukan
Pemeriksaan Dalam
CURIGAI
Kehamilan muda: abortus,
KET, Molahidatidosa
Kehamilan Lanjut:
Ruptur uteri, plasenta previa,
solusio plasenta
Perdarahan pasca salin:
Atonia uterus, robekan jalan
lahir, retensio plasenta.
Inversio uteri
57. 1. Masalah/keluhan utama yang menjadikan alasan pasien
datang ke pelayanan kesehatan
2. Riwayat penyakit/ masalah tersebut
3. Riwayat haid dan Hari pertama haid terakhir (HPHT)
4. Riwayat kehamilan sekarang
5. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
termasuk kondisi anaknya
6. Riwayat penyakit yang pernah diderita dan penyakit
keluarga
7. Riwayat alergi terhadap obat
Anamnesa
58. 1. Penilaian keadaan umum dan kesadaran penderita
2. Penilaian tanda vital (Tekanan darah, nadi, pernapasan,
dan suhu)
3. Pemeriksaan tubuh secara sistematis
4. Pemeriksaan kepala dan leher
5. Pemeriksaan dada
6. Pemeriksaan perut (tanda abdomen akut, cairan bebas
dalam rongga perut)
7. Pemeriksaan anggota gerak (antara lain edema tungkai
bawah)
Pemeriksaan Fisik
59. 1. Pemeriksaan vulva dan perineum
2. Pemeriksaan vagina
3. Pemeriksaan serviks
4. Pemeriksaan rahim (besarnya, kelainan bentuk, tumor, dan
sebagainya)
5. Pemeriksaan adneksa
6. Pemeriksaan HIS (frekuensi, lama, kekuatan, relaksasi, simetri
dan dominasi fundus)
7. Pemeriksaan janin
Pemeriksaan
Obstetri
60. Pemeriksaan janin...
a. Di dalam atau di luar rahim
b. Jumlah janin
c. Letak janin
d. Presentasi dan penurunan presentasi
e. Posisi janin, muolage, dan kaput suksedaneum
f. Bagian kecil janin di samping presentasi (tangan, tali
pusat dan lain-lain)
g. Anomali kongenital pada janin
h. Taksiran berat janin
i. Janin mati atau hidup, gawat janin atau tidak
61. 1. Penilaian Pintu Atas Panggul (PAP)
2. Penilaian ruang tengah panggul
3. Penilaian pintu bahwah panggul
4. Penilaian adanya tumor jalan lahir yang
menghalangi persalinan pervaginam
5. Penilaian panggul patologik
6. Penilaian imbang feto-pelvik
Pemeriksaan Panggul
62. PAP: Promontorium teraba atau tidak; Ukuran konjugata diagonalis dan
konjugata vera; Penilaian linea inominata
RTP: Penilaian tulang sakrum
Penilaian dinding samping
Penilaian spina iskiadika (runcing atau tumpul)
Ukuran jarak antar spina iskiadika
PBP: Arkus pubis
Penilaian tulang koksigis (ke depan atau tidak)
63. Deteksi dini kegawatdaruratan
Neonatus
1) Antenatal 🡪 Waspada terhadap kehamilan dengan risiko
2) Intranatal
Anamnesa terarah: Usia kehamilan,
ada/tidaknya ketuban pecah,
ada/tidaknya perdarahan, penyakit ibu
(preeklampsia, diabetes), kondisi janin
Persiapan ruangan yang optimal untuk bayi
dilahirkan
Awasi jalannya persalinan, kondisi ketuban, kondisi
bayi baru lahir (tonus otot, usaha napas, warna)
3) Perawatan neonatus
64. • Penilaian awal kegawatdaruratan neonatal
• Letakkan bayi pada permukaan yang hangat, di bawah pemancar
panas dan denganpencahayaan yang cukup
• Periksa bayi dengan segera adakah tanya bahaya berikut:
• Megap-megap (merintih) atau tidak bernapas atau frekuensi napas kurang
dari 20 kali per menit
• Perdarahan
• Syok (pucat, dingin, denyut jantung > 180x/ menit, tidak sadar atau
kesadaran menurun)
PENILAIAN AWAL KASUS
KEGAWATDARURATAN NEONATAL
65. Penilaian lanjutan kegawatdaruratan neonatal
Anamnesis
• Alasan dirujuk & perawatan yang telah didapatkan bayi
• Mulai timbulnya masalah; kondisi bayi setelah mendapat masalah (membaik/
memburuk)
• Tanyakan masalah minum (malas/ tidak; batuk/tersedak; muntah selama
minum)
• Tanyakan riwayat persalinan (Waktu kelahiran bayi; Berat lahir; Penolong
persalinan; Keadaan bayi sesaat segera lahir)
• Tanyakan riwayat ibu (Kaji kesehatan ibu; riwayat penyakit dan sosial
ekonomi; Kaji masalah menyusui; Riwayat kehamilan; Riwayat persalinan)
66. Pemeriksaan umum
• Mintalah ibu hadir selama pemeriksaan; jelaskan kepada ibu tentang keadaan
bayi; minta persetujuan sebelum melakukan suatu tindakan
• Timbang bayi
• Periksa bayi di bawah pemancar panas dengan penerangan yang cukup kecuali
ada tanda-tanda jelas bayi sudah kepanasan
• Nilai warna kulit (pucat/ kuning/ sianosis sentral/ sianosis karena trauma)
• Kulit (bengkak/ kemerahan/ pustula atau kulit melepuh/ kulit telapak tangan dan
kaki terkelupas/ luka iris atau lecet/ lebam/ bercak atau tanda abnormal/
elastisitas menurun atau hilang/ ruam popok)
Lanjutan PENILAIAN LANJUTAN...
67. Tonus otot dan tingkat kesadaran
• Letargi (penurunan kesadaran dimana bayi dapat bangun lagitetapi dengan
sedikit kesulitan)
• Lunglai/ layuh (tonus otot lemah, ekstrimitas jatuh tanpa hambatan jika
diangkat dan dilepas)
• Iritabel (mudah terangsang; sering menangis tanpa sebab)
• Mengantuk
• Aktivitas berkurang
• Tidak sadar
Lanjutan PENILAIAN LANJUTAN...
68. • Nilai frekuensi napas selama 1 menit penuh (normal/ >60x
per menit/ < 30x per menit/ apnea); nilai retraksi dada dan
adanya rintihan saat fase ekspirasi
• Denyut jantung (dengan stetoskop) (normalnya 100-160 x/
menit)
• Suhu aksiler (normal/ < 36,5oC / > 37,5oC)
• Postur dan gerak (opistotonus/ kejang atau spasme/tremor)
Postur normal bayibaru lahir dalam keadaan
istirahat adalah kepalan tangan longgar;
denganlengan, panggul dan lutut semi fleksi.
Lanjutan PENILAIAN LANJUTAN...
69.
70. Kepala atau muka
• a) Kepala (hidrosefalus/ ubun-ubun besar menonjol/ ubun-ubun besar cekung/ bengkak kulit tidak
terbatas pada ubun-ubun/ moulase)
• b) Mata (keluar nanah/ kelopak mata bengkak/ perdarahan subkonjungtiva)
• c) Mulut (celah bibir/ celah langit-langit/ oral trust)
Abdomen dan punggung (distensi abdomen/ gastroskisis atau omfalokel/ spina bifida)
• Tali pusat (merah/ bengkak/ bernanah/ bau/ kulit sekitar tali pusat memerah)
• Tali pusat normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama. Mulaikering dan mengkerut dan akhirnya
lepas pada hari ke 7-10
Urin dan tinja (mekonium keluar/ belum; kencing < 6 kali per hari setelah 2 hari; diare)
• Bayi normal biasanya berak cair 6-8 kali per hari. Dicurigai diare jika frekuensi meningkat, tinja hijau
atau mengandung lendir atau darah. Perdarahan vagina bayi baru lahir dapat terjadi beberapa hari pada
minggu pertama kehidupan dan hal ini dianggap normal.
Ekstrimitas (posisi dan gerakan ekstrimitas abnormal)
• Gerakan ekstrimitas bayi haruslah secara spontan dan simetris disertai gerak sendi penuh. Bayi
normal dapat sedikit gemetar.
Lanjutan PENILAIAN LANJUTAN...