2. 1. Fungsi predikat
Predikat merupakan konstituen pokok yang
disertai konstituen subjek di sebelah kiri dan, jika
ada, konstituen objek, pelengkap, dan/atau
keterangan wajib di sebelah kanan. Predikat
kalimat biasanya berupa frase verbal atau frasa
adjectival. Pada kalimat yang berpola SP,
predikat dapat pula berupa frasa nominal,
numeral, atau preposisional, di samping frasa
verbal dan frasa adjectival.
3. Contoh :
1.a. Ayahnya guru bahasa Inggris. (P=FN)
b. Adiknya dua orang . (P=FNum)
c. Ibu sedang ke pasar . (P=FPrep)
d. Dia sedang tidur . (P=FV)
e. Gadis itu cantik sekali . (P=FAdj)
4. Kalimat (a) yang subjeknya FN dan predikatnya
FN relatif sukar bagi kita untuk mengetahui
apakah kalimat itu berpola
S-P ataukah P-S. Ada dua cara untuk mengenal
subjek dan predikatnya.
Pertama adalah melihat FN yang dilekati
partikel –lah, kalau partikel itu hadir. FN yang
dilekati –lah, selalu berfungsi sebagai predikat.
5. • Cara kedua adalah memperhatikan pola
intonasi yang digunakan. Unsur predikat
pada kalimat mempunyai pola intonasi
menurun, yaitu (2) 3 1 pada pola S-P dan
(2) 32 pada pola P-S.
6. Perhatikan contoh berikut :
2. a.i. Pencurinya dia. S-P
ii. Anak itu teman Tono.S-P
2- 23 / 2 - 31 #
b. i. Dialah pencurinya. P-S
ii. Teman Tono anak itu. P-S
2 - 3 2(2) / 2 - 21#
7. Predikat dalam bahasa Indonesia dapat
mengisyaratkan makna “jumlah” FN subjek.
1) Penumpang bus itu bergantung.
2) Penumpang bus itu bergantungan.
• Pada (1)FN penumpang bus itu cenderung
bermakna tunggal, tetapi pada (2) FN
penumpang bus itu bermakna jamak oleh
kehadiran bentuk verba predikat
bergantungan .
8. 2. Fungsi subjek
Subjek merupakan fungsi sintaksis terpenting
kedua setelah predikat. Pada umumnya subjek
berupa nomina, frasa nominal, atau seperti
tampak pada contoh berikut.
1. a. Harimau binatang liar.
b. Anak itu belum makan.
c. Yang tidak ikut upacara akan ditindak.
9. • Subjek sering juga berupa frasa verbal.
Perhatikan contoh berikut.
2. a. Membangun gedung bertingkat
mahal sekali.
b. Berjalan kaki menyehatkan badan.
10. Pada umumnya, subjek terletak di sebelah
kiri predikat. Jika unsur subjek panjang
dibandingkan dengan unsur predikat,
subjek sering juga diletakkan di akhir
kalimat seperti pada contoh beriku
3.a. Manusia yang mampu tinggal
dalam kesendirian tidak banyak.
b. Tidak banyak manusia yang mampu
tinggal dalam kesendirian.
11. Subjek pada kalimat imperative adalah
orang kedua atau orang pertama jamak
dan biasanya tidak hadir. Contoh :
4.a. Tolong (kamu) bersihkan meja ini.
b. Mari (kita) makan.
12. 3. Fungsi Objek
Objek adalah konstituen kalimat yang
kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa
verba transitif pada kalimat aktif. Letaknya selalu
setelah langsung predikatnya. Contoh :
1. Morten menundukkan Icuk.
Icuk merupakan objek yang dapat dikenali oleh
kehadiran verba transitif bersufiks –kan :
menundukkan.
13. • Objek biasanya berupa nomina atau frasa
nominal. Jika objek tergolong nomina, frasa
nominal tak bernyawa, atau persona ketiga
tunggal, nomina objek itu dapat diganti dengan
pronominal –nya; dan jika berupa pronominal
aku atau kamu (tunggal), bentuk –ku dan –mu
dapat digunakan. Contoh:
14. Contoh :
2.a. Adi mengunjungi Pak Rustam.
b. Adi mengunjunginya.
3.a. Beliau mengatakan (bahwa) Ali tidak akan
datang.
b. Beliau mengatakannya.
4. a. Saya ingin menemui kamu/-mu.
b. Ina mencintai dia/ -nya.
c. Ibu mengasihi aku/-ku.
15. 4. Fungsi pelengkap
Orang sering mencampuradukkan pengertian
objek dan pelengkap. Hal itu dapat dimengerti
karena antara kedua konsep itu terdapat
kemiripan. Baik objek maupun pelengkap sering
berwujud nomina, dan keduanya juga sering
menduduki tempat yang sama, yakni di
belakang verba. Contoh :
1.a. Dia mendagangkan barang-barang elektronik
di Glodok.
b. Dia berdagang barang-barang elektronik di
Glodok.
16. • Pada kedua contoh di atas tampak bahwa
barang-barang elektronik adalah fasa
nominal dan berdiri di belakang verba
mendagangkan dan berdagang. Akan
tetapi, pada kalimat (1a) frasa nominal itu
dinamakan objek , sedangkan pada (1b)
disebut pelengkap , yang juga
dinamakan komplemen.
17. Ciri objek
1. berwujud frasa nominal atau klausa
2. berada langsung di belakang predikat
3. menjadi subjek akibat pemasifan kalimat
4. dapat diganti dengan pronominal - nya
18. Ciri pelengkap
1. berwujud frasa nominal, frasa verbal, frasa
adjectival, frasa preposisional, atau klausa
2. berada langsung dibelakang predikat jika tak
ada objek dan di belakang objek kalau unsur ini
hadir
3. tak dapat menjadi subjek akibat pemasifan
kalimat
4. tidak dapat diganti dengan –nya kecuali dalam
kombinasi preposisi selain di, ke, dari, dan akan
19. Contoh pelengkap
• Berikut adalah beberapa contoh
pelengkap dengan predikat yang berupa
verba taktransitif dan dwitransitif serta
adjektiva.
1.a. Orang itu bertubuh raksasa.
b. Negara ini berlandaskan hukum.
c.Ida benci pada kebohongan.
d. Dia bertanya kapan kami akan
menengoknya.
20. 2. a. Ibu mengambilkan saya air minum.
b. Beliau menyerahkan penyelenggaraan
pertemuan itu kepada kita.
c. Dia membeli rumah untuk anaknya.
d. Dia mencarikan saya pekerjaan.
3. a. Ibu sakit kepala.
b. Anak itu pandai menari.
c. Dia sukar sekali diatur.
d. Beliau senang bermain tennis.
21. 5. Fungsi keterangan
• Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang
paling beragam dan paling mudah berpindah
letaknya. Keterangan dapat berada di akhir, di
awal, dan bahkan di tengah kalimat. Pada
umumnya, kehadiran keterangan dalam kalimat
bersifat manasuka. Konstituen keterangan
biasanya berupa frasa nominal, frasa
preposisional, atau frasa adverbial. Contoh :
22. Contoh :
1.a. Dia memotong rambutnya.
b. Dia memotong rambutnya di kamar.
c. Dia memotong rambutnya dengan
gunting.
d. Dia memotong rambutnya kemarin.
23. Selain satuan yang berupa kata atau
frasa, fungsi keterangan dapat pula diisi
oleh klausa seperti pada contoh berikut.
2.a. Dia memotong rambutnya sebelum dia
mendapat peringatan dari sekolah .
b. Dia memotong rambutnya segera
setelah dia diterima bekerja di bank.
24. Jenis-jenis keterangan
1. Tempat : di, ke, dari, (di) dalam, pada.
• di kamar, di kota
• ke Medan, ke rumahnya
• dari Menado, dari sawah
• (di) dalam rumah, dalam lemari
• pada saya, pada permukaan
25. 2. Waktu : -, pada, dalam, se-, sebelum,
sesudah, selama, sepanjang
• sekarang, kemarin
• pada pukul 5, pada hari ini
• dalam minggu ini, dalam dua hari ini
• setiba di rumah, sepulang dari kantor
• sebelum pukul 12, sebelum pagi
26. • sesudah pukul 10, sesudah makan
• selama dua minggu, selama bekerja
• sepanjang tahun, sepanjang hari
3. Alat : dengan
• dengan (memakai) gunting, dengan mobil
4. Tujuan : agar/supaya, untuk, bagi, demi
27. • agar/supaya kamu pintar
• untuk kemerdekaan
• bagi masa depanmu
• demi kekasihnya
5. Cara : dengan, secara, dengan cara,
dengan jalan
28. • dengan diam-diam
• secara hati-hati
• dengan cara damai
• dengan jalan berunding
6. Penyerta : dengan, bersama, beserta
• dengan adiknya
• bersama orang tuanya
• beserta saudaranya
29. 7. Perbandingan/kemiripan : seperti,
bagaikan, laksana
• seperti angin
• bagaikan seorang dewi
• laksana bintang di langit
30. 8. Sebab : karena, sebab
• karena perempuan itu
• sebab kecerobohannya
9. Kesalingan : -
• saling (mencintai)
• satu sama lain
31. Sumber Pustaka
• Hasan Alwi dkk., tata Bahasa Baku.
Jakarta : Balai Pustaka
• Hal. : 326 - 330