SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 6
Descargar para leer sin conexión
Jurnal Natur Indonesia 1I (1): 28 - 33 (1999)

      IDENTIFIKASI BAKTERI PATOGEN (Vibrio sp) DI
       PERAIRAN NONGSA BATAM PROPINSI RIAU.
                                     Oleh:
                                   Feliatra
             Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau

         Diterima : 12 Juli 1999                   Disetujui : 13 September 1999

                                   ABSTRAK
         Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 1999 sampai
         April 1999. Sampling dilakukan pada tiga lokasi perairan pantai
         Nongsa Pulau Batam. Air laut yang diambil untuk dijadikan
         sampel adalah air laut di bagian permukaan. Tujuan penelitian ini
         adalah untuk mengetahui karakteristik bakteri pathogen Vibrio sp
         laut di perairan pantai Nongsa Pulau Batam. Metode             yang
         digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, dimana
         perairan pantai Nongsa dijadikan sebagai daerah pengamatan.
         Dari hasil pengukuran parameter fisika-kimia perairan maka
         diperoleh kisaran sebagai berikut; suhu perairan 27,0 - 32,0oC,
         salinitas 29,0 - 32,0 ppt, kecerahan 0,55 - 2,4 m, kedalaman 0,55 -
         19 m, pH 7,6 - 7,9, kandungan oksigen terlarut 5,7 - 6,1 ppm dan
         karbondioksida bebas 7,4 - 9,4 ppm. Dari hasil penelitian ini
         diperoleh enam spesies bakteri vibrio di perairan pantai Nongsa
         Pulau Batam yaitu: V. anguillarum, V. alginolyticus, V. cholerae, V.
         salmonicida, V. vulnificus, dan V. parahaemolyticus.
         Kata kunci: Identifikasi, Patogen, Bakteri vibrio

PENDAHULUAN                                         Bahan pencemar yang bersifat
      Pulau Batam ini berkembang               biologis disebabkan oleh mikroor-
dengan pesat baik itu sebagai tempat           ganisme yang berasal dari buangan
pariwisata      maupun       industri          domestik, industri pengolahan,
(menengah-besar), maka diperlu-                sampah dan limbah peternakan.
kanlah suatu pemantauan kualitas               pencemaran yang disebabkan oleh
lingkungan secara bakteriologis,               bakteri dapat menyebabkan menu-
terutama untuk memelihara produk               runnya kualitas perairan (Kunarso,
perikanan dan wisatawan yang                   1989).
berekreasi di daerah tersebut.                      Kontaminan laut yang prinsi-
Sehingga tidak ada keraguan bagi               pal pada negara-negara berkembang
wisatawan untuk berekreasi pada                adalah limbah yang tidak diolah.
perairan laut dan memakan hasil                Menurut Mcintyre (1990) menya-
laut di pulau ini. Karena laut dapat           takan lebih dari 180 l limbah per
mengandung sejumlah pembawa                    orang per hari mengalir ke laut,
virus, bakteri dan fungi yang seba-            bahkan di negara-negara yang
gian besar bersifat patogen pada               sedang berkembang jumlah limbah
manusia. Sumber sebagian besar                 yang mengalir ke laut lebih besar
patogen ini adalah fekal, dan pem-             karena pembuangan sampah, man-
bawanya ke laut adalah buangan                 di, mencuci dan kakus langsung
domestik.                                      dilakukan di sungai yang akan
                                               mengalir ke laut.
29

      Pencemaran limbah dalam            cholera yang bersal dari darat atau
suatu perairan mempunyai hubu-           air tawar, sudah dikenal sebagai
ngan dengan jenis dan jumlah             penyebab penyakitmuntah berak
mikroorganisme dalam perairan ter-       diIndonesia (Thayib, 1977). Jenis
sebut. Air buangan kota dan desa         vibrio yang bersifat pada ikan dan
yang berpenduduk padat tidak             invertebrata laut adalah Vibrio algi-
hanya meningkatkan pertumbuhan           nolyticus, V. damsela, V. charcha-
bakteri koliform akan tetapi juga        riae, V.anguilarum, V. ordalli, V.
meningkatkan jumlah bakteri pato-        cholerae, V. salmonicida, V. vulni-
gen seperti Salmonella, shigella dan     ficus, V. parahaemolyticus, V. pela-
Vibrio cholera (Shuval, 1986).           gia, V. splendida, V. fischeri dan V.
Menurut WHO (1988) merekomen-            harveyi (Austin dan Austin, 1993).
dasi tiga kelompok bakteri indikator
pencemaran perairan rekreasi pan-        METODE PENELITIAN.
tai yaitu fecal coliform, fecal strep-         Penelitian ini dilakukan pada
tococuc dan patogen.                     peraian pantai Nongsa Batam,
      Vibrio sp merupakan salah satu     dengan metoda survei, di mana
bakteri patogen yang tergolong           perairan pantai Nongsa dijadikan
dalam divisi bakteri, klas Schizo-       sebagai daerah pengamatan. Sampel
micetes, ordo Eubacteriales, Famili      air diambil pada tiga stasiun titik
Vibrionaceae. Bakteir ini bersifat       sampling yaitu 1 m, 10 m, dan 100
gram negatif, fakulttif anaerobik,       m dari garis pantai. Analisis mikro-
fermentatif, bentuk sel batang           biologis dilakukan di laboratorium
dengan ukuran panjang antara 2-3         mikrobiologi laut stasiun kelautan
um, menghasilkan katalase dan            Fakultas Perikanan Universitas Riau
oksidase dan bergerak dengan satu        Dumai.
flagella pada ujung sel (Austin,               Jenis bakteri yang akan diana-
1988). Vibrio merupakan patogen          lisa adalah bakteri genus vibrio,
oportunistik yang dalam keadaan          dengan menggunakan medium
normal ada dalam lingkungan              selektif Thiosulfate citrate bile salt
pemeliharaan, kemudian berkem-           sucrose (TCBS) agar, air laut steril,
bang dari sifat yang saprpfitik          MR-VP broth, di methyl-p-fenilen-
menjadi patogenik jika kondisi           diamine-oxalate, trypticase soy
lingkungannya memungkinkan.              broth (TSB), Triple sugar iron (TSI)
      Bakteri vibrio yang patogen        agar, L-lysine dihydrochloride,
dapat hidup di bagian tubuh orga-        NaCl, bacteriological agar.
nisme lain baik di luar tubuh de-              Pengambilan dan penanganan
ngan jalan menempel, maupun pada         sampel dilakukan dengan botol
organ tubuh bagian dalam seperti         niskin, botol sampel, ice box. Per-
hati, usu dan sebagainya. Menurut        alatan yang digunakan untuk analis
Wagiyo (1975) dampak langsung            mikrobiologis antara lain inkubator,
bakteri patogen dapat menimbulkan        autoklaf, mikroskop, kolony coun-
penyakit, parasit, pembusukan dna        ter, lampu bunsen, cawan petri,
toksin yang dapat menyebabkan            tabung reaksi dan jarum oase.
kematian biota yang menghini                   Air laut diambil dari permu-
perairan tersebut.                       kaan, pertengahan dan dasar per-
      Beberapa jenis vibrio yang         airan, kemudian diaduk dan diambil
bersifat patogen yaitu dengan            500 ml lalu diaduk dan diambil
mengeluarkan toksin ganas dan            dimasukkan ke dalam botol steril,
seringkali mengakibatkan kematian        kemudian dimasukkan dalam ice
pada manusia dan hewan. Vibrio
30

box dengan suhu 4oC dan dibawa ke        kali    pasang     (semi    diurnal),
laboratorium.                            selanjutnya mengakibatkan terjadi-
      Identifikasi bakteri vibrio ber-   nya fluktuasi yang ekstrim pada
pedoman pada buku Bergey’s               kualitas perairan.
determinative Bacteriology (Holt, et           Hasil pengukuran terhadap
al 1994), antara lain dengan meng-       parameter fisika-kimia perairan
analisis sifat bikimia pewarnaan         yang diukur dari tiga stasiun peng-
Gram, produksi gas H2S, Uji Kata-        amatan selama dua periode yaitu
lase, Uji Oksidase “Cytochrome”,         tanggal     24 Februari 1999 dan
Uji Methyl Red, Fermentasi Karbo-        tanggal 30 Maret 1999 dapat dilihat
hidrat (Glukosa, Fruktosa, Sello-        pada Tabel 1.
biosa, Galaktosa, dan Manitol). Per-
hitungan Jumlah Sel Bakteri              Tabel 1. Kisaran Parameter Fisika-
dilakukan dengan metoda Alcamo                       Kimia      Perairan Pantai
(1983), perhitungan yang diambil                     Nongsa Pulau Batam Selama
adalah adalah bila jumlah koloni                     Penelitian
tiap cawan petri antara 30 - 300             Parameter       Sampling        Sampling
                                                             24-2-`99         30-3`99
koloni. Jika tidak ada yang meme-        Suhu (oC)               27 – 31         29 – 32
nuhi syarat maka dipilih jumlah          Kec Arus (m/det)    0,11 - 0,27     0,18 - 0,29
yang mendekati 30 atau 300 koloni        Kedalaman (m)        0,55 – 18       0,95 – 19
per cawan petri.                         Kecerahan            0,55 - 2,3      0,95 - 2,4
                                         PH                     7,6 - 7,9        7,6 - 7,
                                         Salinitas (0/00)        29 - 31         30 – 32
HASIL DAN PEMBAHASAN                     O2 terlarut (ppm)      5,8 - 6,1       5,7- 6,1
      Pulau Batam merupakan salah        CO2 bebas              7,6 - 8,9       7,4 - 9,4
satu daerah yang mempunyai po-
tensi sebagai daerah wisata, karena            Dari hasil analisis pada ketiga
memiliki posisi strategis. Secara        stasiun yang diamati pada dua kali
geografis Pulau Batam terletak pada      pengambilan sampel parameter
posisi 010 43’ 15’’LU sampai             lingkungan yang diamati tidak terli-
01007’ LU dan 1030 52’23’’ BT            hat perbedaan yang nyata. Suhu
sampai 1040 16’37’’ BT.                  berkisar antara 27 - 32oC, di mana
      Seperti halnya dengan daerah       suhu tertinggi diperoleh pada peng-
lain di Indonesia, perairan Pantai       ambilan sampling pertama dan ter-
Nongsa beriklim hujan tropis, de-        tinggi pada pengambilan sampling
ngan rata-rata suhu tahunan 25 -         kedua. Pada temperatur 4oC dan
32oC. Banyaknya curah hujan ber-         45oC bakteri V. parahaemolyticus,
kisar antara 2300 sampai 2361,1          V. harveyi dan V. alginolyticus ti-
mm/tahun dengan kecepatan angin          dak dapat tumbuh, dan pada suhu >
rata-rata 6 - 14 knot/jam. Secara        55oC bakteri akan mati (Prajitno,
umum daerah ini mengalami dua            1995), maka berdasarkan data
kali pergantian musim, yaitu musim       kisaran suhu yang diperoleh selama
hujan dan musim kemarau. Musim           penelitian dapat dinyatakan bahwa
hujan dimulai dari bulan November        bakteri Vibrio sp akan dapat hidup
sampai April dan musim kemarau           di perairan tersebut. Demikian juga
dimulai dari bulan Mei sampai            halnya dengan parameter lingku-
Oktober.                                 ngan lainnya merupakan kisaran
      Pola arus yang terdapat di         bakteri vibrio sp dapat tumbuh
daerah ini dibagi menjadi dua yaitu      dengan baik.
pola arus surut dan pola arus
pasang. Hal ini mengakibatkan per-       Identifikasi Bakteri               Pathogen
airan Pantai Nongsa mengalami dua        spesies Vibrio.
31

      Berdasarkan        pengamatan      < 1 mm, bulat, menonjol dan utuh.
visual terhadap bakteri pathogen         Karakteristik biokimia adalah pe-
spesies Vibrio, maka bakteri ini da-     warnaan gram negatif, dan mem-
pat dibedakan berdasarkan warna,         punyai sifat fermentatif, katalase,
bentuk, dan ukuran koloni yang           oksidase, glukosa positif. Sedang-
tumbuh pada media TCBS agar              kan methyl red, H2S, laktosa, galak-
setelah masa inkubasi 24 - 48 jam        tosa, manitol sellobiosa, fruktosa,
pada suhu kamar (30oC).                  bersifat negatif.
      Dari hasil penelitian terhadap
isolat bakteri vibrio sp, ditemukan      Vibrio vulnificus.
enam spesies bakteri patogen vibrio            Mempunyai ciri-ciri sebagai
sp pada perairan tersebut, yaitu :       berikut: berwarna biru sampai hi-
                                         jau, diameter 2-3 mm. Karakteristik
Vibrio Anguillarum                       biokimia adalah pewarnaan gram
      Mempunyai ciri-ciri warna          negatif, dan mempunyai sifat fer-
putih–kekuning-kuningan,        bulat,   mentatif, katalase, oksidase, methyl
menonjol dan berkilau. Karakteris-       red dan H2S glukosa, sellobiosa,
tik fisika-biokimia adalah pewarna-      fruktosa, galaktosa dan manitol
an gram negatif, dan mempunyai           positif. Sedangkan, laktosa bersifat
sifat fermentatif, katalase, oksidase,   negatif.
glukosa, laktosa, sellobiosa, galak-
tosa dan manitol positif. Sedangkan      Vibrio parahaemolyticus.
methyl red dan H2S negatif.                    Mempunyai ciri-ciri sebagai
                                         berikut: berwarna biru sampai hijau,
Vibrio alginolyticus.                    diameter 3- 5 mm, dipusat koloni
      Mempunyai ciri-ciri berwarna       berwarna hijau tua. Karak-teristik
kuning, diameter 3-5 mm. Karakte-        fisika-biokimia adalah pe-warnaan
ristik fisika-biokimia adalah pewar-     gram negatif, dan mempu-nyai sifat
naan gram negatif, dan mempunyai         fermentatif, katalase, oksidase,
sifat fermentatif, katalase, oksidase,   glukosa, laktosa, galak-tosa dan
methyl red dan H2S glukosa, lak-         manitol       positif.    Sedangkan
tosa, dan manitol positif. Sedang-       sellobiosa, fruktosa, methyl red dan
kan sellobiosa, fruktosa, galaktosa      H2S bersifat negatif.
negatif.                                       Terdapatnya bakteri pathogen
                                         Vibrio di perairan pantai menan-
Vibrio cholera                           dakan adanya kontak dengan
      Mempunyai ciri-ciri sebagai        buangan limbah industri dan rumah
beriku : Berwarna kuning, datar,         tangga seperti tinja manusia atau
diameter 2-3 mm, warna media             sisa bahan makanan lainnya, di
berubah menjadi kuning. Karakte-         mana bakteri tersebut secara lang-
ristik fisika-biokimia adalah pewar-     sung akan tumbuh dan berkembang
naan gram negatif, dan mempunyai         bila kondisi perairan tersebut
sifat fermentatif, katalase, oksidase,   memungkinkan. Selanjutnya dari
methyl red dan H2S glukosa,              keadaan ini kemudian akan berpe-
laktosa, galaktosa dan manitol posi-     ngaruh terhadap biota perairan dan
tif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa,     akhirnya pada manusia.
bersifat negatif.                              Bakteri dari spesies Vibrio
                                         secara langsung akan menimbulkan
Vibrio salmonicida                       penyakit (pathogen), yang dapat
     Mempunyai ciri-ciri sebagai         menyebabkan kematian biota laut
berikut: berwarna bening, diameter       yang menghuni perairan, dan secara
32

tidak langsung bakteri yang terbawa     DAFTAR PUSTAKA
biota laut seperti ikan akan dikon-
sumsi oleh manusia, sehingga me-        Austin B. dan D.A.Austin. 1993.
nyebabkan penyakit pada manusia.             Bacterial fish pathogens. Di-
      Salah satu jenis bakteri yang          sease in farmed and wild fish.
dikenal berbahaya pada manusia               Second edition. Ellis Horword
adalah Bakteri Vibrio cholera dike-          limited. Chichester, England.
nal sebagai penyebab penyakit perut          383 p.
(gastroenteritis). Bakteri ini sebe-
narnya adalah penghuni darat dan        Austin B. 1988. Marine micro-
air tawar. Keberadaannya di laut             biology. Cambridge university
disebabkan terbawa oleh aliran               press. Cambridge, England
sungai atau air buangan. Hal ini             222p.
menyebabkan perairan pantai akan
terkontaminasi oleh bakteri V.          Holt,     J.G., N.R. Kreigh,P.H.A
cholera.                                        Sneath, J.T. Stanley. S.T.
                                                Williams. 1994. Bergey’s ma-
KESIMPULAN                                      nual of determinative bacterio-
      Dari hasil penelitian ini, ter-           logy ninth edition. Williams
dapat enam dari tiga belas spesies              K. Hensky (ed) and Wilkins
bakteri yang dijumpai di perairan               Baltimore. 787 hal.
pantai Nongsa Batam yaitu V.
anguillarum, V. alginolyticus, V.       Kunarso, D.H. 1989. Teknik mem-
cholerae, V. salmonicida, V. vulni-         bran filter untuk mendeteksi
ficus dan V. parahaemolyticus.              bakteri pencemar. Oseana 4:
Salah satu jenis bakteri yang sangat        133-143
dikenal yaitu Vibrio Chorela yang
menyebabkan penyakit pada manu-         Mcintyre, 1990. Sewage in the sea.
sia terdapat pada perairan tersebut.        Departemen      of   Zoology
Adanya jenis bakteri vibrio sp              University    of    Aberdeen,
tersebut disebabkan karena adanya           Aberdeen, UK.
kontak aktifitas manusia dengan
perairan tersebut. Supaya tidak         Prayitno. 1995. Vibrio sp dan MBV.
terjadinya perkembangan bakteri               Primadona penyakit udang
vibrio sp ini di perairan tersebut,           windu di tambak. Makalah
maka perlu dilakukan traitment                pada penelitian nasional kete-
terhadap buangan aktifitas manusia            rampilan dan bina usaha
sebelum dimasukkan ke dalam. Jika             mandiri budidaya air payau
terjadi jumlah bakteri vibrio sp yang         dan air tawar. Mahasiswa
signifikanse akan dapat mem-                  pemuda pedesaan dan petani
bahayakan organisme yang hidup di             nelayan. Fakultas Perikanan
perairan tersebut dan akhirnya akan           Universitas Brawijaya. Ma-
menyebabkan penyakit pada manu-               lang. 17 hal.
sia.
      Penelitian ini dibiayai oleh      Shuval HI. 1986. Thalasogenic
dana Pola Ilmiah Pokok (PIP) Uni-           disease. UNEP. Regional seas
versitas Riau. Terima kasih kepada          report and studies No. 79.
Rektor Universitas Riau yang telah          UNEP, Neirobi.
memberikan kepercayaan untuk
melaksanakan penelitian ini.            Thayib, S S. 1977. Vibrio laut yang
                                             mengganggu kehidupan ma-
33

     nusia dan ikan pewarta oseana
     No.24 : 1-6.

Wagiyo C.E. 1975. Microbial and
    environment in L H.Stevenson
    and R.R Colwell (eds)
    Estuaries Microbial Ecology.
    University of South Carolina
    Press. Columbia.

WHO. 1988. Guidelines for moni-
   toring the quality of coastal
   recreation     and   shelfish,
   growing areas. reference Me-
   thods for marine pollution
   studies No. 1 rev.i. UNEP
   Nairobi. 36 p.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakKezia Hani Novita
 
Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1Ani Suyono
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri AgataMelati
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriRidha Faturachmi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiGuide_Consulting
 
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan risyanti ALENTA
 
Modul 3 tes kuantitatif dan kualitatif lipid
Modul 3   tes kuantitatif dan kualitatif lipidModul 3   tes kuantitatif dan kualitatif lipid
Modul 3 tes kuantitatif dan kualitatif lipidVenansi Viktaria
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanAhmad Dzikrullah
 

La actualidad más candente (20)

Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Perarasi sampel
Perarasi sampelPerarasi sampel
Perarasi sampel
 
Kolom HPLC
Kolom HPLCKolom HPLC
Kolom HPLC
 
mikromiretik
mikromiretikmikromiretik
mikromiretik
 
Bab vi spektrofotometri
Bab vi spektrofotometriBab vi spektrofotometri
Bab vi spektrofotometri
 
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenak
 
Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1
 
Spektrofotometer UV
Spektrofotometer UVSpektrofotometer UV
Spektrofotometer UV
 
Praktkum ii fenol
Praktkum ii fenolPraktkum ii fenol
Praktkum ii fenol
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Hplc ppt
Hplc pptHplc ppt
Hplc ppt
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
GC kolom
GC kolomGC kolom
GC kolom
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
 
Modul 3 tes kuantitatif dan kualitatif lipid
Modul 3   tes kuantitatif dan kualitatif lipidModul 3   tes kuantitatif dan kualitatif lipid
Modul 3 tes kuantitatif dan kualitatif lipid
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
 
Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4
 

Similar a Vibrio ID

Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekotonMt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekotonMarkus T Lasut
 
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangkualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangPT. SASA
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEREDUKSI SULFAT PADA AREA PERTAMBANGAN BATU...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEREDUKSI SULFAT PADA AREA PERTAMBANGAN BATU...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEREDUKSI SULFAT PADA AREA PERTAMBANGAN BATU...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEREDUKSI SULFAT PADA AREA PERTAMBANGAN BATU...Repository Ipb
 
1 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-171 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-17Hotma Purba
 
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...Repository Ipb
 
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosLaporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosPT. SASA
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanPT. SASA
 
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
Monitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  BudidayaMonitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  Budidaya
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan BudidayaBBAP takalar
 
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawankeanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawanPT. SASA
 
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya Yayasan TERANGI
 
Laporan Monitoring Residu 20008
Laporan Monitoring Residu 20008Laporan Monitoring Residu 20008
Laporan Monitoring Residu 20008BBAP takalar
 
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...Asramid Yasin
 
Uji Efektivitas UV Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
Uji Efektivitas UV  Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...Uji Efektivitas UV  Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
Uji Efektivitas UV Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...BBAP takalar
 
Jurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas AirJurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas AirSabarudin saba
 
Perbedaan biomonitoring dan ekotoksikologi
Perbedaan biomonitoring dan ekotoksikologiPerbedaan biomonitoring dan ekotoksikologi
Perbedaan biomonitoring dan ekotoksikologiIndaru Meinika Adnin
 

Similar a Vibrio ID (20)

Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekotonMt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
 
Tugas makalah mikrobiologi
Tugas makalah mikrobiologiTugas makalah mikrobiologi
Tugas makalah mikrobiologi
 
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangkualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
 
Pkm muhammad iqram tanoto copy (2)
Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)
Pkm muhammad iqram tanoto copy (2)
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEREDUKSI SULFAT PADA AREA PERTAMBANGAN BATU...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEREDUKSI SULFAT PADA AREA PERTAMBANGAN BATU...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEREDUKSI SULFAT PADA AREA PERTAMBANGAN BATU...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEREDUKSI SULFAT PADA AREA PERTAMBANGAN BATU...
 
1 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-171 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-17
 
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
 
Identifikasi kualitas lingkungan dan keragaan budidaya di desa tanjung banon,...
Identifikasi kualitas lingkungan dan keragaan budidaya di desa tanjung banon,...Identifikasi kualitas lingkungan dan keragaan budidaya di desa tanjung banon,...
Identifikasi kualitas lingkungan dan keragaan budidaya di desa tanjung banon,...
 
Pemantauan usaha budidaya, penyakit dan kualitas lingkungan di pulau nguan
Pemantauan usaha budidaya, penyakit dan kualitas lingkungan di pulau nguanPemantauan usaha budidaya, penyakit dan kualitas lingkungan di pulau nguan
Pemantauan usaha budidaya, penyakit dan kualitas lingkungan di pulau nguan
 
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosLaporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairan
 
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
Monitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  BudidayaMonitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  Budidaya
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
 
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawankeanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
 
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
 
Laporan Monitoring Residu 20008
Laporan Monitoring Residu 20008Laporan Monitoring Residu 20008
Laporan Monitoring Residu 20008
 
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
 
Uji Efektivitas UV Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
Uji Efektivitas UV  Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...Uji Efektivitas UV  Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
Uji Efektivitas UV Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
 
Jurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas AirJurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas Air
 
Perbedaan biomonitoring dan ekotoksikologi
Perbedaan biomonitoring dan ekotoksikologiPerbedaan biomonitoring dan ekotoksikologi
Perbedaan biomonitoring dan ekotoksikologi
 
Nugroho, galih adi
Nugroho, galih adiNugroho, galih adi
Nugroho, galih adi
 

Más de Anjas Asmara, S.Si

Sk nomor 167 tentang penetapan kandidat hijau proper tahun 2018 2019-upl
Sk nomor 167 tentang penetapan kandidat hijau proper tahun 2018   2019-uplSk nomor 167 tentang penetapan kandidat hijau proper tahun 2018   2019-upl
Sk nomor 167 tentang penetapan kandidat hijau proper tahun 2018 2019-uplAnjas Asmara, S.Si
 
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)Anjas Asmara, S.Si
 
Edaran &amp; pedoman dikplhd 2019
Edaran &amp; pedoman dikplhd 2019Edaran &amp; pedoman dikplhd 2019
Edaran &amp; pedoman dikplhd 2019Anjas Asmara, S.Si
 
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH Anjas Asmara, S.Si
 
Permen LHK No. P.94 Tahun 2016 tentang Jenis Invasif
Permen LHK No. P.94 Tahun 2016 tentang Jenis InvasifPermen LHK No. P.94 Tahun 2016 tentang Jenis Invasif
Permen LHK No. P.94 Tahun 2016 tentang Jenis InvasifAnjas Asmara, S.Si
 
P.100 pedoman pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang ling...
P.100 pedoman pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang ling...P.100 pedoman pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang ling...
P.100 pedoman pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang ling...Anjas Asmara, S.Si
 
P.102 pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup bagi usaha danatau kegiatan...
P.102 pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup bagi usaha danatau kegiatan...P.102 pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup bagi usaha danatau kegiatan...
P.102 pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup bagi usaha danatau kegiatan...Anjas Asmara, S.Si
 
Penentuan status kualitas perairan sungai
Penentuan status kualitas perairan sungaiPenentuan status kualitas perairan sungai
Penentuan status kualitas perairan sungaiAnjas Asmara, S.Si
 
Keragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakarta
Keragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakartaKeragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakarta
Keragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakartaAnjas Asmara, S.Si
 
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)Anjas Asmara, S.Si
 
Kepadatan populasi dan pertumbuhan kerang darah
Kepadatan populasi dan pertumbuhan kerang darahKepadatan populasi dan pertumbuhan kerang darah
Kepadatan populasi dan pertumbuhan kerang darahAnjas Asmara, S.Si
 

Más de Anjas Asmara, S.Si (13)

Sk nomor 167 tentang penetapan kandidat hijau proper tahun 2018 2019-upl
Sk nomor 167 tentang penetapan kandidat hijau proper tahun 2018   2019-uplSk nomor 167 tentang penetapan kandidat hijau proper tahun 2018   2019-upl
Sk nomor 167 tentang penetapan kandidat hijau proper tahun 2018 2019-upl
 
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
 
Pp nomor 36 tahun 2019
Pp nomor 36 tahun 2019Pp nomor 36 tahun 2019
Pp nomor 36 tahun 2019
 
Edaran &amp; pedoman dikplhd 2019
Edaran &amp; pedoman dikplhd 2019Edaran &amp; pedoman dikplhd 2019
Edaran &amp; pedoman dikplhd 2019
 
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
 
Permen LHK No. P.94 Tahun 2016 tentang Jenis Invasif
Permen LHK No. P.94 Tahun 2016 tentang Jenis InvasifPermen LHK No. P.94 Tahun 2016 tentang Jenis Invasif
Permen LHK No. P.94 Tahun 2016 tentang Jenis Invasif
 
P.100 pedoman pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang ling...
P.100 pedoman pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang ling...P.100 pedoman pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang ling...
P.100 pedoman pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang ling...
 
P.102 pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup bagi usaha danatau kegiatan...
P.102 pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup bagi usaha danatau kegiatan...P.102 pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup bagi usaha danatau kegiatan...
P.102 pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup bagi usaha danatau kegiatan...
 
Identifikasi bakteri patogen
Identifikasi bakteri patogenIdentifikasi bakteri patogen
Identifikasi bakteri patogen
 
Penentuan status kualitas perairan sungai
Penentuan status kualitas perairan sungaiPenentuan status kualitas perairan sungai
Penentuan status kualitas perairan sungai
 
Keragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakarta
Keragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakartaKeragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakarta
Keragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakarta
 
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
 
Kepadatan populasi dan pertumbuhan kerang darah
Kepadatan populasi dan pertumbuhan kerang darahKepadatan populasi dan pertumbuhan kerang darah
Kepadatan populasi dan pertumbuhan kerang darah
 

Vibrio ID

  • 1. Jurnal Natur Indonesia 1I (1): 28 - 33 (1999) IDENTIFIKASI BAKTERI PATOGEN (Vibrio sp) DI PERAIRAN NONGSA BATAM PROPINSI RIAU. Oleh: Feliatra Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Diterima : 12 Juli 1999 Disetujui : 13 September 1999 ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 1999 sampai April 1999. Sampling dilakukan pada tiga lokasi perairan pantai Nongsa Pulau Batam. Air laut yang diambil untuk dijadikan sampel adalah air laut di bagian permukaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik bakteri pathogen Vibrio sp laut di perairan pantai Nongsa Pulau Batam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, dimana perairan pantai Nongsa dijadikan sebagai daerah pengamatan. Dari hasil pengukuran parameter fisika-kimia perairan maka diperoleh kisaran sebagai berikut; suhu perairan 27,0 - 32,0oC, salinitas 29,0 - 32,0 ppt, kecerahan 0,55 - 2,4 m, kedalaman 0,55 - 19 m, pH 7,6 - 7,9, kandungan oksigen terlarut 5,7 - 6,1 ppm dan karbondioksida bebas 7,4 - 9,4 ppm. Dari hasil penelitian ini diperoleh enam spesies bakteri vibrio di perairan pantai Nongsa Pulau Batam yaitu: V. anguillarum, V. alginolyticus, V. cholerae, V. salmonicida, V. vulnificus, dan V. parahaemolyticus. Kata kunci: Identifikasi, Patogen, Bakteri vibrio PENDAHULUAN Bahan pencemar yang bersifat Pulau Batam ini berkembang biologis disebabkan oleh mikroor- dengan pesat baik itu sebagai tempat ganisme yang berasal dari buangan pariwisata maupun industri domestik, industri pengolahan, (menengah-besar), maka diperlu- sampah dan limbah peternakan. kanlah suatu pemantauan kualitas pencemaran yang disebabkan oleh lingkungan secara bakteriologis, bakteri dapat menyebabkan menu- terutama untuk memelihara produk runnya kualitas perairan (Kunarso, perikanan dan wisatawan yang 1989). berekreasi di daerah tersebut. Kontaminan laut yang prinsi- Sehingga tidak ada keraguan bagi pal pada negara-negara berkembang wisatawan untuk berekreasi pada adalah limbah yang tidak diolah. perairan laut dan memakan hasil Menurut Mcintyre (1990) menya- laut di pulau ini. Karena laut dapat takan lebih dari 180 l limbah per mengandung sejumlah pembawa orang per hari mengalir ke laut, virus, bakteri dan fungi yang seba- bahkan di negara-negara yang gian besar bersifat patogen pada sedang berkembang jumlah limbah manusia. Sumber sebagian besar yang mengalir ke laut lebih besar patogen ini adalah fekal, dan pem- karena pembuangan sampah, man- bawanya ke laut adalah buangan di, mencuci dan kakus langsung domestik. dilakukan di sungai yang akan mengalir ke laut.
  • 2. 29 Pencemaran limbah dalam cholera yang bersal dari darat atau suatu perairan mempunyai hubu- air tawar, sudah dikenal sebagai ngan dengan jenis dan jumlah penyebab penyakitmuntah berak mikroorganisme dalam perairan ter- diIndonesia (Thayib, 1977). Jenis sebut. Air buangan kota dan desa vibrio yang bersifat pada ikan dan yang berpenduduk padat tidak invertebrata laut adalah Vibrio algi- hanya meningkatkan pertumbuhan nolyticus, V. damsela, V. charcha- bakteri koliform akan tetapi juga riae, V.anguilarum, V. ordalli, V. meningkatkan jumlah bakteri pato- cholerae, V. salmonicida, V. vulni- gen seperti Salmonella, shigella dan ficus, V. parahaemolyticus, V. pela- Vibrio cholera (Shuval, 1986). gia, V. splendida, V. fischeri dan V. Menurut WHO (1988) merekomen- harveyi (Austin dan Austin, 1993). dasi tiga kelompok bakteri indikator pencemaran perairan rekreasi pan- METODE PENELITIAN. tai yaitu fecal coliform, fecal strep- Penelitian ini dilakukan pada tococuc dan patogen. peraian pantai Nongsa Batam, Vibrio sp merupakan salah satu dengan metoda survei, di mana bakteri patogen yang tergolong perairan pantai Nongsa dijadikan dalam divisi bakteri, klas Schizo- sebagai daerah pengamatan. Sampel micetes, ordo Eubacteriales, Famili air diambil pada tiga stasiun titik Vibrionaceae. Bakteir ini bersifat sampling yaitu 1 m, 10 m, dan 100 gram negatif, fakulttif anaerobik, m dari garis pantai. Analisis mikro- fermentatif, bentuk sel batang biologis dilakukan di laboratorium dengan ukuran panjang antara 2-3 mikrobiologi laut stasiun kelautan um, menghasilkan katalase dan Fakultas Perikanan Universitas Riau oksidase dan bergerak dengan satu Dumai. flagella pada ujung sel (Austin, Jenis bakteri yang akan diana- 1988). Vibrio merupakan patogen lisa adalah bakteri genus vibrio, oportunistik yang dalam keadaan dengan menggunakan medium normal ada dalam lingkungan selektif Thiosulfate citrate bile salt pemeliharaan, kemudian berkem- sucrose (TCBS) agar, air laut steril, bang dari sifat yang saprpfitik MR-VP broth, di methyl-p-fenilen- menjadi patogenik jika kondisi diamine-oxalate, trypticase soy lingkungannya memungkinkan. broth (TSB), Triple sugar iron (TSI) Bakteri vibrio yang patogen agar, L-lysine dihydrochloride, dapat hidup di bagian tubuh orga- NaCl, bacteriological agar. nisme lain baik di luar tubuh de- Pengambilan dan penanganan ngan jalan menempel, maupun pada sampel dilakukan dengan botol organ tubuh bagian dalam seperti niskin, botol sampel, ice box. Per- hati, usu dan sebagainya. Menurut alatan yang digunakan untuk analis Wagiyo (1975) dampak langsung mikrobiologis antara lain inkubator, bakteri patogen dapat menimbulkan autoklaf, mikroskop, kolony coun- penyakit, parasit, pembusukan dna ter, lampu bunsen, cawan petri, toksin yang dapat menyebabkan tabung reaksi dan jarum oase. kematian biota yang menghini Air laut diambil dari permu- perairan tersebut. kaan, pertengahan dan dasar per- Beberapa jenis vibrio yang airan, kemudian diaduk dan diambil bersifat patogen yaitu dengan 500 ml lalu diaduk dan diambil mengeluarkan toksin ganas dan dimasukkan ke dalam botol steril, seringkali mengakibatkan kematian kemudian dimasukkan dalam ice pada manusia dan hewan. Vibrio
  • 3. 30 box dengan suhu 4oC dan dibawa ke kali pasang (semi diurnal), laboratorium. selanjutnya mengakibatkan terjadi- Identifikasi bakteri vibrio ber- nya fluktuasi yang ekstrim pada pedoman pada buku Bergey’s kualitas perairan. determinative Bacteriology (Holt, et Hasil pengukuran terhadap al 1994), antara lain dengan meng- parameter fisika-kimia perairan analisis sifat bikimia pewarnaan yang diukur dari tiga stasiun peng- Gram, produksi gas H2S, Uji Kata- amatan selama dua periode yaitu lase, Uji Oksidase “Cytochrome”, tanggal 24 Februari 1999 dan Uji Methyl Red, Fermentasi Karbo- tanggal 30 Maret 1999 dapat dilihat hidrat (Glukosa, Fruktosa, Sello- pada Tabel 1. biosa, Galaktosa, dan Manitol). Per- hitungan Jumlah Sel Bakteri Tabel 1. Kisaran Parameter Fisika- dilakukan dengan metoda Alcamo Kimia Perairan Pantai (1983), perhitungan yang diambil Nongsa Pulau Batam Selama adalah adalah bila jumlah koloni Penelitian tiap cawan petri antara 30 - 300 Parameter Sampling Sampling 24-2-`99 30-3`99 koloni. Jika tidak ada yang meme- Suhu (oC) 27 – 31 29 – 32 nuhi syarat maka dipilih jumlah Kec Arus (m/det) 0,11 - 0,27 0,18 - 0,29 yang mendekati 30 atau 300 koloni Kedalaman (m) 0,55 – 18 0,95 – 19 per cawan petri. Kecerahan 0,55 - 2,3 0,95 - 2,4 PH 7,6 - 7,9 7,6 - 7, Salinitas (0/00) 29 - 31 30 – 32 HASIL DAN PEMBAHASAN O2 terlarut (ppm) 5,8 - 6,1 5,7- 6,1 Pulau Batam merupakan salah CO2 bebas 7,6 - 8,9 7,4 - 9,4 satu daerah yang mempunyai po- tensi sebagai daerah wisata, karena Dari hasil analisis pada ketiga memiliki posisi strategis. Secara stasiun yang diamati pada dua kali geografis Pulau Batam terletak pada pengambilan sampel parameter posisi 010 43’ 15’’LU sampai lingkungan yang diamati tidak terli- 01007’ LU dan 1030 52’23’’ BT hat perbedaan yang nyata. Suhu sampai 1040 16’37’’ BT. berkisar antara 27 - 32oC, di mana Seperti halnya dengan daerah suhu tertinggi diperoleh pada peng- lain di Indonesia, perairan Pantai ambilan sampling pertama dan ter- Nongsa beriklim hujan tropis, de- tinggi pada pengambilan sampling ngan rata-rata suhu tahunan 25 - kedua. Pada temperatur 4oC dan 32oC. Banyaknya curah hujan ber- 45oC bakteri V. parahaemolyticus, kisar antara 2300 sampai 2361,1 V. harveyi dan V. alginolyticus ti- mm/tahun dengan kecepatan angin dak dapat tumbuh, dan pada suhu > rata-rata 6 - 14 knot/jam. Secara 55oC bakteri akan mati (Prajitno, umum daerah ini mengalami dua 1995), maka berdasarkan data kali pergantian musim, yaitu musim kisaran suhu yang diperoleh selama hujan dan musim kemarau. Musim penelitian dapat dinyatakan bahwa hujan dimulai dari bulan November bakteri Vibrio sp akan dapat hidup sampai April dan musim kemarau di perairan tersebut. Demikian juga dimulai dari bulan Mei sampai halnya dengan parameter lingku- Oktober. ngan lainnya merupakan kisaran Pola arus yang terdapat di bakteri vibrio sp dapat tumbuh daerah ini dibagi menjadi dua yaitu dengan baik. pola arus surut dan pola arus pasang. Hal ini mengakibatkan per- Identifikasi Bakteri Pathogen airan Pantai Nongsa mengalami dua spesies Vibrio.
  • 4. 31 Berdasarkan pengamatan < 1 mm, bulat, menonjol dan utuh. visual terhadap bakteri pathogen Karakteristik biokimia adalah pe- spesies Vibrio, maka bakteri ini da- warnaan gram negatif, dan mem- pat dibedakan berdasarkan warna, punyai sifat fermentatif, katalase, bentuk, dan ukuran koloni yang oksidase, glukosa positif. Sedang- tumbuh pada media TCBS agar kan methyl red, H2S, laktosa, galak- setelah masa inkubasi 24 - 48 jam tosa, manitol sellobiosa, fruktosa, pada suhu kamar (30oC). bersifat negatif. Dari hasil penelitian terhadap isolat bakteri vibrio sp, ditemukan Vibrio vulnificus. enam spesies bakteri patogen vibrio Mempunyai ciri-ciri sebagai sp pada perairan tersebut, yaitu : berikut: berwarna biru sampai hi- jau, diameter 2-3 mm. Karakteristik Vibrio Anguillarum biokimia adalah pewarnaan gram Mempunyai ciri-ciri warna negatif, dan mempunyai sifat fer- putih–kekuning-kuningan, bulat, mentatif, katalase, oksidase, methyl menonjol dan berkilau. Karakteris- red dan H2S glukosa, sellobiosa, tik fisika-biokimia adalah pewarna- fruktosa, galaktosa dan manitol an gram negatif, dan mempunyai positif. Sedangkan, laktosa bersifat sifat fermentatif, katalase, oksidase, negatif. glukosa, laktosa, sellobiosa, galak- tosa dan manitol positif. Sedangkan Vibrio parahaemolyticus. methyl red dan H2S negatif. Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: berwarna biru sampai hijau, Vibrio alginolyticus. diameter 3- 5 mm, dipusat koloni Mempunyai ciri-ciri berwarna berwarna hijau tua. Karak-teristik kuning, diameter 3-5 mm. Karakte- fisika-biokimia adalah pe-warnaan ristik fisika-biokimia adalah pewar- gram negatif, dan mempu-nyai sifat naan gram negatif, dan mempunyai fermentatif, katalase, oksidase, sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa, laktosa, galak-tosa dan methyl red dan H2S glukosa, lak- manitol positif. Sedangkan tosa, dan manitol positif. Sedang- sellobiosa, fruktosa, methyl red dan kan sellobiosa, fruktosa, galaktosa H2S bersifat negatif. negatif. Terdapatnya bakteri pathogen Vibrio di perairan pantai menan- Vibrio cholera dakan adanya kontak dengan Mempunyai ciri-ciri sebagai buangan limbah industri dan rumah beriku : Berwarna kuning, datar, tangga seperti tinja manusia atau diameter 2-3 mm, warna media sisa bahan makanan lainnya, di berubah menjadi kuning. Karakte- mana bakteri tersebut secara lang- ristik fisika-biokimia adalah pewar- sung akan tumbuh dan berkembang naan gram negatif, dan mempunyai bila kondisi perairan tersebut sifat fermentatif, katalase, oksidase, memungkinkan. Selanjutnya dari methyl red dan H2S glukosa, keadaan ini kemudian akan berpe- laktosa, galaktosa dan manitol posi- ngaruh terhadap biota perairan dan tif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, akhirnya pada manusia. bersifat negatif. Bakteri dari spesies Vibrio secara langsung akan menimbulkan Vibrio salmonicida penyakit (pathogen), yang dapat Mempunyai ciri-ciri sebagai menyebabkan kematian biota laut berikut: berwarna bening, diameter yang menghuni perairan, dan secara
  • 5. 32 tidak langsung bakteri yang terbawa DAFTAR PUSTAKA biota laut seperti ikan akan dikon- sumsi oleh manusia, sehingga me- Austin B. dan D.A.Austin. 1993. nyebabkan penyakit pada manusia. Bacterial fish pathogens. Di- Salah satu jenis bakteri yang sease in farmed and wild fish. dikenal berbahaya pada manusia Second edition. Ellis Horword adalah Bakteri Vibrio cholera dike- limited. Chichester, England. nal sebagai penyebab penyakit perut 383 p. (gastroenteritis). Bakteri ini sebe- narnya adalah penghuni darat dan Austin B. 1988. Marine micro- air tawar. Keberadaannya di laut biology. Cambridge university disebabkan terbawa oleh aliran press. Cambridge, England sungai atau air buangan. Hal ini 222p. menyebabkan perairan pantai akan terkontaminasi oleh bakteri V. Holt, J.G., N.R. Kreigh,P.H.A cholera. Sneath, J.T. Stanley. S.T. Williams. 1994. Bergey’s ma- KESIMPULAN nual of determinative bacterio- Dari hasil penelitian ini, ter- logy ninth edition. Williams dapat enam dari tiga belas spesies K. Hensky (ed) and Wilkins bakteri yang dijumpai di perairan Baltimore. 787 hal. pantai Nongsa Batam yaitu V. anguillarum, V. alginolyticus, V. Kunarso, D.H. 1989. Teknik mem- cholerae, V. salmonicida, V. vulni- bran filter untuk mendeteksi ficus dan V. parahaemolyticus. bakteri pencemar. Oseana 4: Salah satu jenis bakteri yang sangat 133-143 dikenal yaitu Vibrio Chorela yang menyebabkan penyakit pada manu- Mcintyre, 1990. Sewage in the sea. sia terdapat pada perairan tersebut. Departemen of Zoology Adanya jenis bakteri vibrio sp University of Aberdeen, tersebut disebabkan karena adanya Aberdeen, UK. kontak aktifitas manusia dengan perairan tersebut. Supaya tidak Prayitno. 1995. Vibrio sp dan MBV. terjadinya perkembangan bakteri Primadona penyakit udang vibrio sp ini di perairan tersebut, windu di tambak. Makalah maka perlu dilakukan traitment pada penelitian nasional kete- terhadap buangan aktifitas manusia rampilan dan bina usaha sebelum dimasukkan ke dalam. Jika mandiri budidaya air payau terjadi jumlah bakteri vibrio sp yang dan air tawar. Mahasiswa signifikanse akan dapat mem- pemuda pedesaan dan petani bahayakan organisme yang hidup di nelayan. Fakultas Perikanan perairan tersebut dan akhirnya akan Universitas Brawijaya. Ma- menyebabkan penyakit pada manu- lang. 17 hal. sia. Penelitian ini dibiayai oleh Shuval HI. 1986. Thalasogenic dana Pola Ilmiah Pokok (PIP) Uni- disease. UNEP. Regional seas versitas Riau. Terima kasih kepada report and studies No. 79. Rektor Universitas Riau yang telah UNEP, Neirobi. memberikan kepercayaan untuk melaksanakan penelitian ini. Thayib, S S. 1977. Vibrio laut yang mengganggu kehidupan ma-
  • 6. 33 nusia dan ikan pewarta oseana No.24 : 1-6. Wagiyo C.E. 1975. Microbial and environment in L H.Stevenson and R.R Colwell (eds) Estuaries Microbial Ecology. University of South Carolina Press. Columbia. WHO. 1988. Guidelines for moni- toring the quality of coastal recreation and shelfish, growing areas. reference Me- thods for marine pollution studies No. 1 rev.i. UNEP Nairobi. 36 p.