Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan, deteksi, dan profil pelaku fraud. Bab 8 menjelaskan berbagai pengendalian intern untuk mencegah fraud seperti pemisahan tugas, pengendalian aset fisik, dan audit trail. Bab 9 menjelaskan teknik deteksi fraud seperti analisis laporan keuangan dan audit investigatif. Bab 10 mendefinisikan profiling dan menjelaskan profil pelaku, korban, dan perbuatan fraud.
4. Kelompok fraud, berdasarkan Davia et al
Fraud yang sudah ada
tuntutan hukum, tanpa
memperhatikan
bagaimana keputusan
pengadilan
Fraud yang ditemukan,
tetapi belum ada tuntutan
hukum
Fraud yang belum
ditemukan
1 2 50%
6. Pengendalian Intern Aktif
Tanda tangan
Pemisahan tugas Pengendalian aset secara
fisik
Tanda tangan kaunter
(countersigning)
1
5
4
2
Pengendalian persediaan
secara real time
Password dan PIN
6
3
7. Pengendalian Intern Aktif
Pagar, gembok, dan semua
bangunan dan penghalang
fisik
Pencocokan dokumen
7 8
Formulir yang sudah dicetak
nomornya
9
9. Kelebihan Pengendalian Intern Pasif
Tidak mahal Tidak bergantung kepada
manusia, tidak people
dependent.
Tidak memengaruhi
produktivitas, tidak
memperlambat pelayanan.
Tidak rawan untuk ditembus
atau disusupi pelaku fraud
1 2
3 4
11. Fraudulent Financial Reporting
Adanya tekanan yang dirasakan oleh
manajemen untuk menunjukkan
prestasi, misalnya ketika perusahaan
mengalami penyusutan pangsa pasar.
Tekanan semacam ini juga terjadi di
BUMN ketika pemerintah
mencanangkan program privatisasi
dan profitisasi.
Keserakahan misal dalam kasus
Enron dan kasus lainnya.
Keserakahan dimungkinkan dari
harga saham yang mencerminkan
laba per saham yang konsisten lebih
tinggi dari perkiraan analis.
Penyebab fraudulent financial reporting
12. STANDAR AUDIT UNTUK MENEMUKAN
FRAUD
Para praktisi harus tahu apa yang mereka harapkan dari standar untuk
pemeriksaan yang secara spesifik ditujukan untuk menemukan fraud. Maka
sekurang-kurangnya praktisi harus menyadari:
● Mereka tidak bisa, karenanya tidak boleh memberikan jaminan bahwa
mereka bisa menemukan fraud.
● Seluruh pekerjaan di dasarkan atas standar audit. Di Indonesia untuk KAP
standarnya adalah SPAP.
● Jumlah fee bergantung pada luasnya upaya pemeriksaan yang ditetapkan
oleh klien.
● Praktisi bersedia untuk memperluas jasanya dari tahap proactive review ke
tahap pendalaman apabila ada indikasi terjadinya fraud.
15. PELAJARAN DARI REPORT TO THE NATION
Rata-rata
berlangsungnya fraud
sebelum dideteksi
adalah lebih dari satu
tahun antara 17-30
bulan.
Fraud terungkap
diketahui karena ada
yang “membocorkan”
dan terungkap secara
kebetulan jadi bukan oleh
fraud examiner, intenal
auditor maupun
eksternal auditor.
Jika fraud dilakukan oleh
pemilik lebih dari
separuhnya terungkap
karena bocoran terutama
dari karyawan.
16. TEKNIK PEMERIKSAAN FRAUD
● Penggunaan teknik-teknik audit yang dilakukan oleh internal
maupun eksternal dalam mengaudit laporan keuangan .
● Pemanfaatan teknik audit investigatif dalam kejahatan
terorganisir dan penyeludupan pajak penghasilan, yang juga
dapat diterapkan terhadap data kekayaan pejabat negara .
● Penelusuran jejak-jejak arus uang.
● Penerapan teknik analisis dalam bidang hukum.
18. Profiling
● Profiling = upaya untuk mengidentifikasi profil
● Profiling tidak menunjukkan secara khusus
mengenai ciri-ciri seseorang, melainkan
memberi gambaran mengenai berbagai ciri
dari suatu kelompok orang.
● Lambroso berpendapat bahwa faktor
keturunan dapat menjadi penyebab tingkah
laku kriminal dan para penjahat memiliki ciri
fisik tertentu.
● Profiling juga berkembang kepada ciri
psikologis tertentu.
19. “Kejahatan terorganisasi adalah kejahatan yang dilakukan oleh
sekelompok orang secara terencana, hierarkis, berkelanjutan, dan ada
aturan main atau nilai-nilai tertentu yang harus ditaati.”
Ciri penjahat dari etnis Asia menurut Maning:
a. Mereka menyepelekan dan tidak menganggap penegak hukum sebagai
abdi masyarakat (servants of the community).
b. Mereka menciptakan “mata uang bawah tanah” dengan
mempertukarkan komoditas.
Profiling dalam Kejahatan
Terorganisasi
20. “Kejahatan terorganisasi adalah kejahatan yang dilakukan oleh
sekelompok orang secara terencana, hierarkis, berkelanjutan, dan ada
aturan main atau nilai-nilai tertentu yang harus ditaati.”
Ciri penjahat dari etnis Asia menurut Maning:
c. Mereka menyelenggarakan "perkumpulan simpan pinjam" yang sangat
informal.
d. Kebanyakan orang Asia yakin bahwa setiap pejabat mempunyai harga,
setiap pejabat dapat dibeli, suap merupakan hal biasa.
Profiling dalam Kejahatan
Terorganisasi
21. Profil Korban Fraud
Korban tidak saja dipahami sebagai
objek dari suatu kejahatan tetapi juga
harus dipahami sebagai subyek yang
perlu mendapat perlindungan secara
sosial dan hukum.
Profil korban fraud dipelajari dalam
viktimologi atau ilmu tentang korban
kejahatan.
22. Mendapat ganti kerugian
atas penderitaannya
Menolak restitusi dari
pelaku / tidak
memerlukannya
Mendapatkan restitusi/
kompensasi
Mendapatkan pembinaan
dan rehabilitas
Mendapatkan hak
miliknya
Mempergunakan upaya
hukum
01 02 03
04 05 06
Hak-hak Korban
23. ● Profiling terhadap perbuatan kejahatan dilakukan untuk mengetahui
modus operandi kejahatan tersebut.
● Tiap-tiap jenis kecurangan memiliki profil tersendiri.
Misalnya untuk pencurian kas dilakukan dengan cara lapping,
kecurangan piutang dilakukan dengan cara penghapusan piutang
sehat atau pembiayaan piutang macet yang tidak dicatat.
Profiling terhadap
Perbuatan Kejahatan