SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 25
BAB 13
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangkapendek antara Inflasi dan Pengangguran

Tutorial PowerPoint

™

Untuk mendampingi

MAKROEKONOMI, edisi ke-6.
N. Gregory Mankiw
oleh
Chapter Thirteen

Mannig J. Simidian

1

®
Perhatikan keputusan seorang produsen gandum, yang
pendapatannya berasal dari menjual gandum dan menggunakan
pendapatan ini untuk membeli barang dan jasa. Jumlah gandum dia pilih
produksi bergantung pada harga gandum relatif terhadap harga barang
dan jasa lain di perekonomian. Jika harga relatif gandum tinggi, ia
bekerja keras dan memproduksi gandum lebih banyak. Jika harga relatif
gandum rendah, ia lebih memilih bekerja lebih sedikit dan memproduksi
gandum lebih sedikit. Masalahnya adalah ketika petani membuat
keputusan produksinya, ia tidak tahu harga relatif gandum. Ia tahu harga
nominal gandum, tapi tidak harga setiap barang lain di perekonomian. Ia
mengestimasi harga relatif gandum menggunakan ekspektasinya atas
tingkat harga keseluruhan.
Chapter Thirteen

2
Jika ada kenaikan tiba-tiba pada tingkat harga, petani tidak tahu
apakah itu perubahan harga keseluruhan atau hanya harga gandum.
Biasanya, ia berasumsi itu kenaikan harga relatif dan karenanya
akan meningkatkan produksi gandum. Kebanyakan pemasok
cenderung membuat kesalahan ini. Ringkasnya, pikiran bahwa
output berbeda dari tingkat alaminya ketika tingkat harga berbeda
dari tingkat harga yang diharapkan dinyatakan oleh :
Y = Y + α (P - Pe), a > 0
Output

Tingkat alami output

Chapter Thirteen

Tingkat
Harga

Tingkat harga yang
diharapkan
3
Ketika kita memperkenalkan kurva penawaran agregat di Bab 9, kita
Ketika kita memperkenalkan kurva penawaran agregat di Bab 9, kita
paham penawaran agregat berperilaku berbeda dalam jangka pendek
paham penawaran agregat berperilaku berbeda dalam jangka pendek
dan jangka panjang. Dalam jangka panjang, harga fleksibel, dan kurva
dan jangka panjang. Dalam jangka panjang, harga fleksibel, dan kurva
penawaran agregat vertikal. Ketika kurva penawaran agregat vertikal,
penawaran agregat vertikal. Ketika kurva penawaran agregat vertikal,
pergeseran kurva permintaan agregat mempengaruhi tingkat harga, tapi
pergeseran kurva permintaan agregat mempengaruhi tingkat harga, tapi
output perekonomian tetap pada tingkat alaminya. Sebaliknya, dalam
output perekonomian tetap pada tingkat alaminya. Sebaliknya, dalam
jangka pendek, harga kaku, dan kurva penawaran agregat tidak vertikal.
jangka pendek, harga kaku, dan kurva penawaran agregat tidak vertikal.
Pada kasus ini, pergeseran permintaan agregat menyebabkan fluktuasi
Pada kasus ini, pergeseran permintaan agregat menyebabkan fluktuasi
output. Pada Bab 9, kita pakai pandangan yang disederhanakan tentang
output. Pada Bab 9, kita pakai pandangan yang disederhanakan tentang
kekakuan harga dengan menggambar kurva penawaran agregat jangkakekakuan harga dengan menggambar kurva penawaran agregat jangkapendek sebagai garis horizontal, mewakili situasi ekstrem di mana semua
pendek sebagai garis horizontal, mewakili situasi ekstrem di mana semua
harga tetap. Jadi, sekarang kita mendefinisikan kembali pemahaman kita
harga tetap. Jadi, sekarang kita mendefinisikan kembali pemahaman kita
tentang penawaran agregat jangka-pendek.
tentang penawaran agregat jangka-pendek.
Chapter Thirteen

4
Setelah memeriksa berbagai model, kita periksa implikasi dari kurva
penawaran agregat jangka-pendek. Kita tunjukkan bahwa kurva ini
mengimplikasikan trade-off antara dua ukuran performa perekonomian
– inflasi dan pengangguran. Trade-off ini, disebut kurva Phillips,
memberitahu kita bahwa untuk mengurangi tingkat inflasi pembuat
kebijakan harus secara sementara meningkatkan pengangguran, dan
untuk mengurangi pengangguran, mereka harus menerima inflasi
yang lebih tinggi.

Chapter Thirteen

5
Mari kita sekarang memeriksa tiga model utama penawaran agregat :
Harga-kaku, Upah-kaku, dan Informasi-tak sempurna.

Pada semua model,ketidaksempurnaan pasar menyebabkan output perekonomian menyimpang dari tingkat alaminya. Akibatnya, kurva penawaran
agregat jangka-pendek miring ke atas, bukan vertikal, dan pergeseran
kurva permintaan agregat menyebabkan tingkat output menyimpang sementara dari tingkat alaminya. Penyimpangan sementara ini mewakili
kenaikan dan penurunan dari siklus bisnis. Meskipun masing-masing dari
ketiga model itu membawa kita pada jalur teoretis yang berbeda, setiap
jalur berakhir pada tempat yang sama. Persinggahan akhir itu adalah
persamaan penawaran agregat jangka-pendek dalam bentuk…
Chapter Thirteen

6
Y = Y + α(P-Pe) di mana α > 0
Tingkat harga
yang diharapkan
Konstanta positif :
Output
Tingkat indikator berapa Tingkat harga aktual
output alami banyak output
menanggapi
perubahan yang tidak
diharapkan dalam
tingkat harga.
Persamaan ini menyatakan output menyimpang dari tingkat alaminya
ketika tingkat harga menyimpang dari yang diharapkan. α menandakan
berapa banyak output menanggapi perubahan yang tak diharapkan dalam
Chapter Thirteen
7
tingkat harga, 1/α adalah kemiringan kurva penawaran agregat.
Penjelasan pertama kita untuk kurva penawaran agregat jangka-pendek
miring-ke atas disebut model harga-kaku. Model ini menekankan bahwa
perusahaan tidak secara instan menyesuaikan harga yang mereka tetapkan
dalam merespons perubahan permintaan. Kadang harga ditetapkan oleh
kontrak jangka-panjang antara perusahaan dan konsumen.
Untuk melihat bagaimana harga kaku dapat membantu menjelaskan kurva
penawaran agregat miring ke-atas, pertama perhatikan keputusan
penetapan harga tiap perusahaan dan lalu agregasi keputusan banyak
perusahaan untuk menjelaskan perekonomian secara keseluruhan. Kita
akan melonggarkan asumsi persaingan sempurna di mana perusahaan
adalah penerima harga (price-takers). Sekarang mereka adalah penentu
harga (price-setters).
Chapter Thirteen

8
Keputusan penetapan harga perusahaan tipikal. Harga yang diinginkan
perusahaan p bergantung pada dua variabel makroekonomi :
1) Tingkat harga keseluruhan P. Tingkat harga lebih tinggi berarti biaya
perusahaan lebih tinggi. Maka, semakin tinggi tingkat harga
keseluruhan, semakin besar harga produk perusahaan.
2) Tingkat pendapatan agregat Y. Tingkat pendapatan lebih tinggi
meningkatkan permintaan terhadap produk perusahaan. Karena biaya
marjinal naik pada tingkat produksi lebih tinggi, semakin besar
permintaan, semakin tinggi harga yang diinginkan perusahaan.
Harga yang diinginkan perusahaan adalah :
p = P + a(Y-Y)
Persamaan ini menyatakan harga diinginkan p bergantung pada tingkat
harga keseluruhan P dan tingkat permintaan agregat relatif terhadap
tingkat alaminya Y-Y. Parameter a (lebih besar dari 0) mengukur berapa
Chapter Thirteen
9
banyak harga diinginkan perusahaan merespons tingkat output agregat.
Asumsi ada dua tipe perusahaan. Sebagian punya harga kaku : mereka
selalu menetapkan harga mereka menurut persamaan ini. Lainnya punya
harga kaku : mereka mengumumkan harga berdasarkan kondisi perekonomian yang mereka harapkan. Perusahaan ini menetapkan harga menurut :
p = Pe + a(Ye - Ye),
Di mana superscript “e” mewakili nilai variabel yang diharapkan. Untuk
kesederhanaan, asumsi perusahaan ini mengharapkan output pada tingkat
alaminya, jadi a(Ye - Ye), hilang. Maka perusahaan ini menetapkan harga
p = Pe. Yakni, perusahaan dengan harga kaku menetapkan harga mereka
berdasarkan apa yang mereka harapkan perusahaan lain tetapkan.

Kita gunakan aturan penetapan harga dua kelompok perusahaan untuk
menderivasi persamaan penawaran agregat. Untuk itu,kita temukan tingkat
harga keseluruhan perekonomian sebagai rata-rata tertimbang dari harga
yang ditetapkan dua kelompok. Tingkat harga keseluruhan adalah :
Chapter Thirteen

P = Pe + [(1-s)a/s](Y-Y)]

10
Model upah-kaku menunjukkan implikasi dari upah nominal kaku pada
penawaran agregat. Sebelum melihat model, perhatikan apa yang terjadi
pada jumlah output yang diproduksi ketika tingkat harga naik :
1) Saat upah nominal tidak berubah, kenaikan tingkat harga menurunkan
upah riil, membuat tenaga kerja menjadi lebih murah.
2) Upah riil lebih rendah mendorong perusahaan pakai tenaga kerja lebih.
3) Tenaga kerja tambahan yang ada memproduksi lebih banyak output.
Hubungan positif antara tingkat harga dan jumlah output ini berarti kurva
penawaran agregat miring ke atas ketika upah nominal tidak mampu
menyesuaikan terhadap perubahan tingkat harga. Pekerja dan perusahaan
menetapkan upah nominal W berdasar upah riil target ω dan ekspektasi
mereka akan tingkat harga Pe. Upah nominal yang mereka tetapkan :
W
=
ω
×
Pe
Upah Nominal = Upah Riil Target × Tingkat Harga Diharap

Chapter Thirteen

11
W/P

=

ω

×

(Pe/P)

Upah Riil=Upah Riil Target×(Tingkat Harga Harapan/Tingkat Harga Aktual)

Persamaan ini menunjukkan upah riil menyimpang dari targetnya jika
tingkat harga aktual beda dari tingkat harga diharapkan. Ketika tingkat
harga aktual lebih besar dari yang diharapkan, upah riil kurang dari
targetnya; ketika tingkat harga aktual lebih kecil dari yang diharapkan,
upah riil lebih besar dari targetnya.
Asumsi akhir model upah-kaku adalah kesempatan kerja ditentukan
jumlah tenaga kerja yang perusahaan minta. Dengan kata lain, tawarmenawar antara pekerja dan perusahaan tidak menentukan tingkat
kesempatan kerja selanjutnya; melainkan, pekerja setuju memberi tenaga
kerja sebanyak perusahaan inginkan pada upah yang telah ditetapkan.
Keputusan mempekerjakan perusahaan digambarkan oleh fungsi
permintaan tenaga kerja :
L = Ld (W/P),

yang menyatakan semakin rendah upah riil, semakin banyak tenaga kerja
Chapter Thirteen
perusahaan gunakan, dan output ditentukan oleh fungsi produksi Y12 F(L).
=
Tenaga Kerja, L
Kenaikan tingkat harga,
Kenaikan tingkat harga,
mengurangi upah riil untuk upah
mengurangi upah riil untuk upah
nominal tertentu, yang
nominal tertentu, yang
meningkatkan kesempatan kerja
meningkatkan kesempatan kerja
dan output dan pendapatan.
dan output dan pendapatan.
Chapter Thirteen

Tingkat harga, P Pendapatan, Output, Y

upah riil, W/P

L = Ld (W/P)

Y = F(L)

Tenaga Kerja, L
Y=Y+α(P-Pe)

Pendapatan, Output, Y

13
Penjelasan ketiga untuk kemiringan ke atas dari kurva penawaran agregat
jangka-pendek disebut model informasi-tak sempurna. Tak seperti model
upah-kaku, model ini berasumsi pasar berjalan—yakni, semua upah dan
harga bebas menyesuaikan diri untuk menyeimbangkan penawaran dan
permintaan. Pada model ini, kurva penawaran agregat jangka-pendek dan
jangka-panjang berbeda karena kesalahan persepsi temporer tentang harga
Model informasi-tak sempurna berasumsi bahwa tiap pemasok dalam
perekonomian memproduksi barang tunggal dan mengkonsumsi banyak
barang. Karena jumlah barang begitu besar, pemasok tak bisa mengamati
semua harga setiap saat. Mereka memantau harga barang yang mereka
produksi tapi tapi tidak semua harga barang yang mereka konsumsi.
Karena informasi tak sempurna, mereka kadang bingung antara perubahan
tingkat harga keseluruhan dengan perubahan harga relatif. Kebingungan
ini mempengaruhi keputusan tentang berapa banyak yang akan mereka
tawarkan, dan ini menimbulkan hubungan positif antara tingkat harga dan
Chapter Thirteen
14
output dalam jangka pendek.
P = Pe + [(1-s)a/s](Y-Y)]

ua bagian dalam persamaan ini dijelaskan sebagai berikut :
Bila mengharapkan tingkat harga tinggi, perusahaan mengharap biaya
ng tinggi. Perusahaan yang menetapkan harga sebelumnya itu membuat
rga tinggi. Harga tinggi ini menyebabkan perusahaan lain menetapkan
rga yang juga tinggi. Jadi, tingkat harga diharapkan yang tinggi Pe
enimbulkan tingkat harga aktual yang tinggi P.
Ketika output tinggi,permintaan barang tinggi.Perusahaan dengan harga
eksibel itu menetapkan harga yang tinggi, yang menyebabkan tingkat
rga tinggi. Dampak output pada tingkat harga bergantung pada proporsi
rusahaan dengan harga fleksibel. Jadi, tingkat harga keseluruhan
rgantung pada tingkat harga diharapkan dan tingkat output. Persamaan
Y = Y + α(P-Pe)
netapan harga agregat :

mana α = s/[(1-s)a]. Seperti model lain, model upah-kaku menyatakan
hwa penyimpangan output dari tingkat alaminya berkaitan positif
Chapter Thirteen
ngan penyimpangan tingkat harga dari tingkat harga diharapkan. 15
Y = Y + α (P-Pe)
SRAS (P =P )
e

P
P2
P1
P0

2
Mulai pada titik A; perekonomian dengan kesempatan kerja
LRAS*
SRAS (Pe=P0)penuh Y dan tingkat harga aktual P0. Di sini tingkat harga
aktual sama dengan tingkat harga diharapkan. Sekarang mari
B
kita anggap kita tingkatkan tingkat harga ke P1.
A'
Karena P (tingkat harga aktual) sekarang lebih besar dari Pe
(tingkat harga diharapkan). Y akan naik ke atas tingkat alaminya,
A
AD' dan kita bergerak sepanjang kurva SRAS (Pe=P0) ke A' .
Ingat kurva SRAS (Pe=P0) baru didefinisikan oleh kehadiran
AD
ekspektasi tetap (pada kasus ini P0). Jadi dalam istilah
persamaan SRAS, ketika P naik ke P1, memegang Pe konstan
Y Y' Output
pada P0, Y pasti naik.

↑Y = Y + α (↑ P-Pe)

“Jangka-panjang” akan didefinisikan ketika tingkat harga diharapkan sama dengan tingkat harga aktual.
Jadi, seiring ekspektasi tingkat harga menyesuaikan, Pe⇒P2, kita akan berakhir pada suatu kurva penawaran
agregat jangka-pendek baru, SRAS (Pe=P2) pada titik B.
Hooree! Kita kembali ke LRAS, situasi yang dicirikan oleh informasi sempurna di mana tingkat harga aktual
(sekarang P2) sama dengan tingkat harga diharapkan (juga, P2).
Di persamaan SRAS, kita lihat seiring Pe menyamai P, keseluruhan “kesenjangan ekspektasi” menghilang,
Chapter Thirteen
kita dapat kurva penawaran agregat jangka panjang pada kesempatan kerja penuh di mana Y = Y. 16

Y = Y + α (↑ P-↑ Pe)
Kurva Phillips dalam bentuk modernnya menyatakan bahwa tingkat
inflasi bergantung pada 3 kekuatan :
1) Inflasi yang diharapkan
2) Penyimpangan pengangguran dari tingkat alami, disebut
pengangguran siklis
3) Guncangan Penawaran
Tiga kekuatan ini diekspresikan dalam persamaan berikut :

π = πe − β(µ−µn) + ν

Inflasi
Chapter Thirteen

Inflasi
yang
diharapkan β × Pengangguran
siklis

Guncangan
17
penawaran
Persamaan kurva-Phillips dan persamaan penawaran agregat jangkapendek pada dasarnya menunjukkan ide-ide makroekonomi yang sama.
Kedua persamaan menunjukan hubungan antara variabel riil dan nominal
yang menyebabkan dikotomi klasik (pemisahan teoretis dari variabel riil
dan nominal) tidak berlaku dalam jangka pendek.
Kurva Phillips dan kurva penawaran agregat adalah dua sisi dari mata
uang yang sama. Kurva penawaran agregat lebih tepat dipakai ketika
kita mempelajari tingkat output dan harga, sementara kurva Phillips
lebih tepat dipakai ketika kita mempelajari pengangguran dan inflasi.

Chapter Thirteen

18
Untuk membuat kurva Phillips berguna untuk menganalisis pilihan-pilihan
yang dihadapi pembuat kebijakan, kita perlu menetapkan apa penentu
inflasi yang diharapkan. Asumsi sederhana yang berharga adalah orang
membentuk ekspektasi inflasi mereka berdasarkan pada inflasi yang baru
diamati.Asumsi ini disebut ekspektasi adaptif (adaptive expectations).
Jadi, inflasi yang diharapkan πe sama dengan inflasi tahun lalu π-1. Pada
kasus ini, kita dapat menulis kurva Phillips sebagai :

π = π-1 − β(µ−µn) + ν

yang menyatakan inflasi bergantung pada inflasi masa lalu, pengangguran
siklis, dan guncangan penawaran. Ketika kurva Phillips ditulis dalam
bentuk ini, ini kadang disebut Non-Accelerating Inflation Rate of
Unemployment, atau NAIRU. Simbol π-1 berarti inflasi memiliki inersia‌—
terus bergerak sampai sesuatu menghentikannya. Pada model AD/AS,
inersia inflasi diinterpretasikan sebagai pergeseran ke atas secara terusmenerus baik dalam kurva penawaran agregat dan kurva permintaan
agregat. Karena posisi SRAS akan bergeser ke atas sepanjang waktu, ia
Chapter Thirteen
19
akan terus bergeser ke atas sampai sesuatu mengubah ekspektasi inflasi.
Bagian kedua dan ketiga dalam persamaan kurva-Phillips menunjukkan
Dua kekuatan yang bisa mengubah tingkat inflasi. Bagian kedua, β(u-un),
menunjukkan pengangguran siklis memberi tekanan ke bawah pada inflasi
Pengangguran rendah menarik tingkat inflasi ke atas. Ini disebut inflasi
tarikan-permintaan (demand-pull inflation) karena permintaan agregat
Tinggi bertanggung jawab atas jenis inflasi ini. Pengangguran tinggi
menarik tingkat inflasi ke bawah. Parameter β mengukur seresponsif apa
inflasi terhadap pengangguran siklis. Bagian ketiga, ν menunjukkan bahwa
inflasi juga naik dan turun karena guncangan penawaran. Guncangan
penawaran yang memperburuk, seperti kenaikan harga minyak dunia tahun
1970-an, menimbulkan nilai positif dari ν dan menyebabkan inflasi naik.
Ini disebut inflasi dorongan-biaya (cost-push inflation) karena guncangan
penawaran yang memperburuk biasanya peristiwa yang mendorong ke atas
biaya produksi. Guncangan penawaran yang menguntungkan, seperti
melimpahnya minyak tahun 1980-an sehingga harga minyak turun,
Chapter
20
membuatThirteen
ν negatif dan menyebabkan inflasi menurun.
π

Dalam jangka pendek, inflasi dan pengangguran
Dalam jangka pendek, inflasi dan pengangguran
berhubungan negatif. Pada setiap titik waktu,
berhubungan negatif. Pada setiap titik waktu,
pembuat kebijakan yang mengendalikan
pembuat kebijakan yang mengendalikan
permintaan agregat dapat memilih kombinasi
permintaan agregat dapat memilih kombinasi
inflasi dan pengangguran pada kurva Phillips
inflasi dan pengangguran pada kurva Phillips
jangka-pendek ini.
jangka-pendek ini.

πe + ν

un Pengangguran, u
Chapter Thirteen

21
Mulai pada titik A, titik dari stabilitas harga (Π = 0%) dan kesempatan kerja penuh (u = un).
Ingat, setiap kurva Phillips jangka-pendek didefinisikan oleh kehadiran ekspektasi tetap.
Misal ada kenaikan tingkat pertumbuhan jumlah uang beredar menyebabkan LM dan AD bergeser ke luar,
mengakibatkan kenaikan inflasi yang tak diharapkan. Persamaan kurva Phillips Π = Π e – β (u-un) + v
menunjukkan bahwa perubahan kesalahan persepsi inflasi menyebabkan pengangguran menurun. Jadi,
perekonomian bergerak ke titik di atas kesempatan kerja penuh pada titik B.
Selama kesalahan persepsi inflasi ini ada, perekonomian akan tetap
n
Π
LRPC (u=u )
di bawah tingkat alaminya un pada u'.
Ketika agen-agen ekonomi menyadari tingkat inflasi yang baru,
D
E mereka akan berakhir pada kurva Phillips jangka-pendek baru di
10%
mana inflasi diharapkan sama dengan tingkat inflasi baru (5%) di titik
C, di mana inflasi aktual (5%) sama dengan inflasi diharapkan (5%).
Jika otoritas moneter memilih mencapai u lebih rendah lagi,
mereka akan meningkatkan jumlah uang beredar sehingga Π
B
C
10 persen, misalnya. Perekonomian bergerak ke titik D, di
5%
mana inflasi aktual 10 persen, tapi, Πe 5 persen.

u'
Chapter Thirteen

A
un

Ketika ekspektasi menyesuaikan,
perekonomian akan mendarat pada
e
SRPC (Π = 10%) SRPC baru, di titik E, di mana baik Π
dan Πe sama dengan 10 persen.
e

SRPC (Π = 5%)

Pengangguran, u

SRPC (Πe = 0%)

22
Ekspektasi Rasional membuat asumsi bahwa orang mengggunakan
secara optimal semua informasi yang tersedia tentang kebijakan
pemerintah saat ini, untuk meramalkan masa depan. Menurut teori ini,
perubahan kebijakan moneter atau fiskal akan mengubah ekspektasi, dan
evaluasi tiap perubahan kebijakan pasti memasukkan dampak ini pada
ekspektasi. Jika orang membentuk ekspektasi mereka secara rasional,
maka inflasi akan memiliki inersia lebih kecil daripada kelihatannya.
pendukung ekspektasi rasional berpendapat kurva Phillips jangka-pendek
tidak secara akurat menunjukkan pilihan yang pembuat kebijakan
berikan. Mereka percaya jika pembuat kebijakan bersungguh-sungguh
mengurangi inflasi, orang rasional akan memahami komitmen dan
menurunkan ekspektasi mereka akan inflasi. Inflasi lalu dapat turun
tanpa peningkatan pengangguran dan turunnya output.
Chapter Thirteen

23
Seluruh pembahasan kita telah didasarkan atas hipotesis tingkat alamiah
(natural rate hypothesis) .
Hipotesis ini diringkas dalam pernyataan berikut :
Fluktuasi permintaan agregat mempengaruhi output dan kesempatan
kerja hanya dalam jangka pendek.Dalam jangka panjang, perekonomian
kembali ke tingkat output,kesempatan kerja,dan pengangguran
yang dijelaskan oleh model klasik.
Baru-baru ini, beberapa ekonom menantang hipotesis tingkat-alamiah
dengan menyatakan permintaan agregat bisa mempengaruhi output dan
pengangguran bahkan dalam jangka panjang. Mereka menunjukkan
sejumlah mekanisme yang melaluinya resesi bisa menimbulkan luka
permanen pada perekonomian dengan mengubah tingkat pengangguran
alamiah.Thirteen
Hyteresis adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan
Chapter
24
pengaruh berlangsung-lama dari sejarah pada tingkat alamiah.
Model Harga-kaku (Sticky-price model)
Model Harga-kaku (Sticky-price model)
Model Upah-kaku (Sticky-wage model)
Model Upah-kaku (Sticky-wage model)
Model Informasi-tak sempurna (ImperfectModel Informasi-tak sempurna (Imperfectinformation model)
information model)
Kurva Phillips (Phillips curve)
Kurva Phillips (Phillips curve)
Ekspektasi adaptif (Adaptive expectations)
Ekspektasi adaptif (Adaptive expectations)
Inflasi tarikan-permintaan (Demand-pull inflation)
Inflasi tarikan-permintaan (Demand-pull inflation)
Inflasi dorongan-biaya (Cost-push inflation)
Inflasi dorongan-biaya (Cost-push inflation)
Rasio pengorbanan (Sacrifice ratio)
Rasio pengorbanan (Sacrifice ratio)
Ekspektasi rasional (Rational expectations)
Ekspektasi rasional (Rational expectations)
Hipotesis tingkat-alamiah (Natural-rate hypothesis)
Hipotesis tingkat-alamiah (Natural-rate hypothesis)
Histeresis (Hyteresis)
Histeresis (Hyteresis)
Chapter Thirteen

25

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomiKeseimbangan umum dan efisiensi ekonomi
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomiQuinta Nursabrina
 
286799915 bab-11-pasar-persaingan-sempurna
286799915 bab-11-pasar-persaingan-sempurna286799915 bab-11-pasar-persaingan-sempurna
286799915 bab-11-pasar-persaingan-sempurnaIndah Sri Berutu
 
Diskriminasi harga monopoli
Diskriminasi harga monopoliDiskriminasi harga monopoli
Diskriminasi harga monopoliDavy Hendri
 
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan PengangguranPenawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan PengangguranMuhammad Rafi Kambara
 
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi MikroTeori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi MikroM Abdul Aziz
 
PPT - Pyndick Microeconomics 7e - Bab 8
PPT - Pyndick Microeconomics 7e - Bab 8PPT - Pyndick Microeconomics 7e - Bab 8
PPT - Pyndick Microeconomics 7e - Bab 8Cipta Ajeng Pratiwi
 
Harga Faktor Produksi
Harga Faktor ProduksiHarga Faktor Produksi
Harga Faktor Produksiginakarlina
 
Teori Pengantar Mikroekonomi bab 10 : Teori Biaya Produksi
Teori Pengantar Mikroekonomi bab 10 : Teori Biaya ProduksiTeori Pengantar Mikroekonomi bab 10 : Teori Biaya Produksi
Teori Pengantar Mikroekonomi bab 10 : Teori Biaya ProduksiNur Fajri Irvan
 
teori produksi estimasi
teori produksi estimasiteori produksi estimasi
teori produksi estimasimas karebet
 
Ppt permintaan dan penawaran tk
Ppt permintaan dan penawaran tkPpt permintaan dan penawaran tk
Ppt permintaan dan penawaran tkVevina Ictus
 
Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar
Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan PasarPermintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar
Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan PasarMuhamad Fierza Hazmi
 
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)19091997sovi
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatRizki Prisandi
 

La actualidad más candente (20)

Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomiKeseimbangan umum dan efisiensi ekonomi
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi
 
286799915 bab-11-pasar-persaingan-sempurna
286799915 bab-11-pasar-persaingan-sempurna286799915 bab-11-pasar-persaingan-sempurna
286799915 bab-11-pasar-persaingan-sempurna
 
Diskriminasi harga monopoli
Diskriminasi harga monopoliDiskriminasi harga monopoli
Diskriminasi harga monopoli
 
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan PengangguranPenawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
 
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi MikroTeori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro
 
PPT - Pyndick Microeconomics 7e - Bab 8
PPT - Pyndick Microeconomics 7e - Bab 8PPT - Pyndick Microeconomics 7e - Bab 8
PPT - Pyndick Microeconomics 7e - Bab 8
 
Chap10 en-id
Chap10 en-idChap10 en-id
Chap10 en-id
 
Pasar oligopoli
Pasar oligopoliPasar oligopoli
Pasar oligopoli
 
Harga Faktor Produksi
Harga Faktor ProduksiHarga Faktor Produksi
Harga Faktor Produksi
 
Teori Pengantar Mikroekonomi bab 10 : Teori Biaya Produksi
Teori Pengantar Mikroekonomi bab 10 : Teori Biaya ProduksiTeori Pengantar Mikroekonomi bab 10 : Teori Biaya Produksi
Teori Pengantar Mikroekonomi bab 10 : Teori Biaya Produksi
 
Chap04 en-id
Chap04 en-idChap04 en-id
Chap04 en-id
 
Teori produksi
Teori produksiTeori produksi
Teori produksi
 
teori produksi estimasi
teori produksi estimasiteori produksi estimasi
teori produksi estimasi
 
Ppt permintaan dan penawaran tk
Ppt permintaan dan penawaran tkPpt permintaan dan penawaran tk
Ppt permintaan dan penawaran tk
 
Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar
Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan PasarPermintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar
Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar
 
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
 
Tingkat Substitusi Marjinal
Tingkat Substitusi MarjinalTingkat Substitusi Marjinal
Tingkat Substitusi Marjinal
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
 
UANG DAN INFLASI
UANG DAN INFLASIUANG DAN INFLASI
UANG DAN INFLASI
 
6 mankiw09
6 mankiw096 mankiw09
6 mankiw09
 

Similar a April ekonomi

Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroaudi15Ar
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsMuhammad Rafi Kambara
 
Keseimbangan pasar tenaga kerja
Keseimbangan pasar tenaga kerjaKeseimbangan pasar tenaga kerja
Keseimbangan pasar tenaga kerjaMas Mito
 
Permintaan dan penawaran
Permintaan dan penawaranPermintaan dan penawaran
Permintaan dan penawaranhasril ariel
 
Managing in competitive, monopolistic,
Managing in competitive, monopolistic,Managing in competitive, monopolistic,
Managing in competitive, monopolistic,oki andarista
 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KEL 12.pptx
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KEL 12.pptxTUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KEL 12.pptx
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KEL 12.pptxSunarti64
 
HARGA DAN OUTPUT DI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
HARGA DAN OUTPUT DI PASAR PERSAINGAN SEMPURNAHARGA DAN OUTPUT DI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
HARGA DAN OUTPUT DI PASAR PERSAINGAN SEMPURNAArmadira Enno
 
Pengantar ekonomi mikro (pasar input)
Pengantar ekonomi mikro (pasar input)Pengantar ekonomi mikro (pasar input)
Pengantar ekonomi mikro (pasar input)amuharis
 
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenNinis Banuwati
 
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenNinis Banuwati
 
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenNinis Banuwati
 
Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptx
Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptxMakro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptx
Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptxWindaAprilia12
 
Pengantar ekonomi ii
Pengantar ekonomi iiPengantar ekonomi ii
Pengantar ekonomi iiMuharam Bayu
 
Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Haidar Bashofi
 
Makalah cob web
Makalah cob webMakalah cob web
Makalah cob webafifauliya
 

Similar a April ekonomi (20)

Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
 
Keseimbangan pasar tenaga kerja
Keseimbangan pasar tenaga kerjaKeseimbangan pasar tenaga kerja
Keseimbangan pasar tenaga kerja
 
Keseimbangan pasar
Keseimbangan pasarKeseimbangan pasar
Keseimbangan pasar
 
Permintaan dan penawaran
Permintaan dan penawaranPermintaan dan penawaran
Permintaan dan penawaran
 
Managing in competitive, monopolistic,
Managing in competitive, monopolistic,Managing in competitive, monopolistic,
Managing in competitive, monopolistic,
 
Pertemuan 5.pptx
Pertemuan 5.pptxPertemuan 5.pptx
Pertemuan 5.pptx
 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KEL 12.pptx
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KEL 12.pptxTUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KEL 12.pptx
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KEL 12.pptx
 
PPT MIKRO .pptx
PPT MIKRO .pptxPPT MIKRO .pptx
PPT MIKRO .pptx
 
HARGA DAN OUTPUT DI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
HARGA DAN OUTPUT DI PASAR PERSAINGAN SEMPURNAHARGA DAN OUTPUT DI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
HARGA DAN OUTPUT DI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
 
Pengantar ekonomi mikro (pasar input)
Pengantar ekonomi mikro (pasar input)Pengantar ekonomi mikro (pasar input)
Pengantar ekonomi mikro (pasar input)
 
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
 
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
 
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
 
Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptx
Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptxMakro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptx
Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptx
 
Demand theory by Papas
Demand theory by PapasDemand theory by Papas
Demand theory by Papas
 
Pengantar ekonomi ii
Pengantar ekonomi iiPengantar ekonomi ii
Pengantar ekonomi ii
 
Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8
 
Surplus
SurplusSurplus
Surplus
 
Makalah cob web
Makalah cob webMakalah cob web
Makalah cob web
 

April ekonomi

  • 1. BAB 13 Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangkapendek antara Inflasi dan Pengangguran Tutorial PowerPoint ™ Untuk mendampingi MAKROEKONOMI, edisi ke-6. N. Gregory Mankiw oleh Chapter Thirteen Mannig J. Simidian 1 ®
  • 2. Perhatikan keputusan seorang produsen gandum, yang pendapatannya berasal dari menjual gandum dan menggunakan pendapatan ini untuk membeli barang dan jasa. Jumlah gandum dia pilih produksi bergantung pada harga gandum relatif terhadap harga barang dan jasa lain di perekonomian. Jika harga relatif gandum tinggi, ia bekerja keras dan memproduksi gandum lebih banyak. Jika harga relatif gandum rendah, ia lebih memilih bekerja lebih sedikit dan memproduksi gandum lebih sedikit. Masalahnya adalah ketika petani membuat keputusan produksinya, ia tidak tahu harga relatif gandum. Ia tahu harga nominal gandum, tapi tidak harga setiap barang lain di perekonomian. Ia mengestimasi harga relatif gandum menggunakan ekspektasinya atas tingkat harga keseluruhan. Chapter Thirteen 2
  • 3. Jika ada kenaikan tiba-tiba pada tingkat harga, petani tidak tahu apakah itu perubahan harga keseluruhan atau hanya harga gandum. Biasanya, ia berasumsi itu kenaikan harga relatif dan karenanya akan meningkatkan produksi gandum. Kebanyakan pemasok cenderung membuat kesalahan ini. Ringkasnya, pikiran bahwa output berbeda dari tingkat alaminya ketika tingkat harga berbeda dari tingkat harga yang diharapkan dinyatakan oleh : Y = Y + α (P - Pe), a > 0 Output Tingkat alami output Chapter Thirteen Tingkat Harga Tingkat harga yang diharapkan 3
  • 4. Ketika kita memperkenalkan kurva penawaran agregat di Bab 9, kita Ketika kita memperkenalkan kurva penawaran agregat di Bab 9, kita paham penawaran agregat berperilaku berbeda dalam jangka pendek paham penawaran agregat berperilaku berbeda dalam jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka panjang, harga fleksibel, dan kurva dan jangka panjang. Dalam jangka panjang, harga fleksibel, dan kurva penawaran agregat vertikal. Ketika kurva penawaran agregat vertikal, penawaran agregat vertikal. Ketika kurva penawaran agregat vertikal, pergeseran kurva permintaan agregat mempengaruhi tingkat harga, tapi pergeseran kurva permintaan agregat mempengaruhi tingkat harga, tapi output perekonomian tetap pada tingkat alaminya. Sebaliknya, dalam output perekonomian tetap pada tingkat alaminya. Sebaliknya, dalam jangka pendek, harga kaku, dan kurva penawaran agregat tidak vertikal. jangka pendek, harga kaku, dan kurva penawaran agregat tidak vertikal. Pada kasus ini, pergeseran permintaan agregat menyebabkan fluktuasi Pada kasus ini, pergeseran permintaan agregat menyebabkan fluktuasi output. Pada Bab 9, kita pakai pandangan yang disederhanakan tentang output. Pada Bab 9, kita pakai pandangan yang disederhanakan tentang kekakuan harga dengan menggambar kurva penawaran agregat jangkakekakuan harga dengan menggambar kurva penawaran agregat jangkapendek sebagai garis horizontal, mewakili situasi ekstrem di mana semua pendek sebagai garis horizontal, mewakili situasi ekstrem di mana semua harga tetap. Jadi, sekarang kita mendefinisikan kembali pemahaman kita harga tetap. Jadi, sekarang kita mendefinisikan kembali pemahaman kita tentang penawaran agregat jangka-pendek. tentang penawaran agregat jangka-pendek. Chapter Thirteen 4
  • 5. Setelah memeriksa berbagai model, kita periksa implikasi dari kurva penawaran agregat jangka-pendek. Kita tunjukkan bahwa kurva ini mengimplikasikan trade-off antara dua ukuran performa perekonomian – inflasi dan pengangguran. Trade-off ini, disebut kurva Phillips, memberitahu kita bahwa untuk mengurangi tingkat inflasi pembuat kebijakan harus secara sementara meningkatkan pengangguran, dan untuk mengurangi pengangguran, mereka harus menerima inflasi yang lebih tinggi. Chapter Thirteen 5
  • 6. Mari kita sekarang memeriksa tiga model utama penawaran agregat : Harga-kaku, Upah-kaku, dan Informasi-tak sempurna. Pada semua model,ketidaksempurnaan pasar menyebabkan output perekonomian menyimpang dari tingkat alaminya. Akibatnya, kurva penawaran agregat jangka-pendek miring ke atas, bukan vertikal, dan pergeseran kurva permintaan agregat menyebabkan tingkat output menyimpang sementara dari tingkat alaminya. Penyimpangan sementara ini mewakili kenaikan dan penurunan dari siklus bisnis. Meskipun masing-masing dari ketiga model itu membawa kita pada jalur teoretis yang berbeda, setiap jalur berakhir pada tempat yang sama. Persinggahan akhir itu adalah persamaan penawaran agregat jangka-pendek dalam bentuk… Chapter Thirteen 6
  • 7. Y = Y + α(P-Pe) di mana α > 0 Tingkat harga yang diharapkan Konstanta positif : Output Tingkat indikator berapa Tingkat harga aktual output alami banyak output menanggapi perubahan yang tidak diharapkan dalam tingkat harga. Persamaan ini menyatakan output menyimpang dari tingkat alaminya ketika tingkat harga menyimpang dari yang diharapkan. α menandakan berapa banyak output menanggapi perubahan yang tak diharapkan dalam Chapter Thirteen 7 tingkat harga, 1/α adalah kemiringan kurva penawaran agregat.
  • 8. Penjelasan pertama kita untuk kurva penawaran agregat jangka-pendek miring-ke atas disebut model harga-kaku. Model ini menekankan bahwa perusahaan tidak secara instan menyesuaikan harga yang mereka tetapkan dalam merespons perubahan permintaan. Kadang harga ditetapkan oleh kontrak jangka-panjang antara perusahaan dan konsumen. Untuk melihat bagaimana harga kaku dapat membantu menjelaskan kurva penawaran agregat miring ke-atas, pertama perhatikan keputusan penetapan harga tiap perusahaan dan lalu agregasi keputusan banyak perusahaan untuk menjelaskan perekonomian secara keseluruhan. Kita akan melonggarkan asumsi persaingan sempurna di mana perusahaan adalah penerima harga (price-takers). Sekarang mereka adalah penentu harga (price-setters). Chapter Thirteen 8
  • 9. Keputusan penetapan harga perusahaan tipikal. Harga yang diinginkan perusahaan p bergantung pada dua variabel makroekonomi : 1) Tingkat harga keseluruhan P. Tingkat harga lebih tinggi berarti biaya perusahaan lebih tinggi. Maka, semakin tinggi tingkat harga keseluruhan, semakin besar harga produk perusahaan. 2) Tingkat pendapatan agregat Y. Tingkat pendapatan lebih tinggi meningkatkan permintaan terhadap produk perusahaan. Karena biaya marjinal naik pada tingkat produksi lebih tinggi, semakin besar permintaan, semakin tinggi harga yang diinginkan perusahaan. Harga yang diinginkan perusahaan adalah : p = P + a(Y-Y) Persamaan ini menyatakan harga diinginkan p bergantung pada tingkat harga keseluruhan P dan tingkat permintaan agregat relatif terhadap tingkat alaminya Y-Y. Parameter a (lebih besar dari 0) mengukur berapa Chapter Thirteen 9 banyak harga diinginkan perusahaan merespons tingkat output agregat.
  • 10. Asumsi ada dua tipe perusahaan. Sebagian punya harga kaku : mereka selalu menetapkan harga mereka menurut persamaan ini. Lainnya punya harga kaku : mereka mengumumkan harga berdasarkan kondisi perekonomian yang mereka harapkan. Perusahaan ini menetapkan harga menurut : p = Pe + a(Ye - Ye), Di mana superscript “e” mewakili nilai variabel yang diharapkan. Untuk kesederhanaan, asumsi perusahaan ini mengharapkan output pada tingkat alaminya, jadi a(Ye - Ye), hilang. Maka perusahaan ini menetapkan harga p = Pe. Yakni, perusahaan dengan harga kaku menetapkan harga mereka berdasarkan apa yang mereka harapkan perusahaan lain tetapkan. Kita gunakan aturan penetapan harga dua kelompok perusahaan untuk menderivasi persamaan penawaran agregat. Untuk itu,kita temukan tingkat harga keseluruhan perekonomian sebagai rata-rata tertimbang dari harga yang ditetapkan dua kelompok. Tingkat harga keseluruhan adalah : Chapter Thirteen P = Pe + [(1-s)a/s](Y-Y)] 10
  • 11. Model upah-kaku menunjukkan implikasi dari upah nominal kaku pada penawaran agregat. Sebelum melihat model, perhatikan apa yang terjadi pada jumlah output yang diproduksi ketika tingkat harga naik : 1) Saat upah nominal tidak berubah, kenaikan tingkat harga menurunkan upah riil, membuat tenaga kerja menjadi lebih murah. 2) Upah riil lebih rendah mendorong perusahaan pakai tenaga kerja lebih. 3) Tenaga kerja tambahan yang ada memproduksi lebih banyak output. Hubungan positif antara tingkat harga dan jumlah output ini berarti kurva penawaran agregat miring ke atas ketika upah nominal tidak mampu menyesuaikan terhadap perubahan tingkat harga. Pekerja dan perusahaan menetapkan upah nominal W berdasar upah riil target ω dan ekspektasi mereka akan tingkat harga Pe. Upah nominal yang mereka tetapkan : W = ω × Pe Upah Nominal = Upah Riil Target × Tingkat Harga Diharap Chapter Thirteen 11
  • 12. W/P = ω × (Pe/P) Upah Riil=Upah Riil Target×(Tingkat Harga Harapan/Tingkat Harga Aktual) Persamaan ini menunjukkan upah riil menyimpang dari targetnya jika tingkat harga aktual beda dari tingkat harga diharapkan. Ketika tingkat harga aktual lebih besar dari yang diharapkan, upah riil kurang dari targetnya; ketika tingkat harga aktual lebih kecil dari yang diharapkan, upah riil lebih besar dari targetnya. Asumsi akhir model upah-kaku adalah kesempatan kerja ditentukan jumlah tenaga kerja yang perusahaan minta. Dengan kata lain, tawarmenawar antara pekerja dan perusahaan tidak menentukan tingkat kesempatan kerja selanjutnya; melainkan, pekerja setuju memberi tenaga kerja sebanyak perusahaan inginkan pada upah yang telah ditetapkan. Keputusan mempekerjakan perusahaan digambarkan oleh fungsi permintaan tenaga kerja : L = Ld (W/P), yang menyatakan semakin rendah upah riil, semakin banyak tenaga kerja Chapter Thirteen perusahaan gunakan, dan output ditentukan oleh fungsi produksi Y12 F(L). =
  • 13. Tenaga Kerja, L Kenaikan tingkat harga, Kenaikan tingkat harga, mengurangi upah riil untuk upah mengurangi upah riil untuk upah nominal tertentu, yang nominal tertentu, yang meningkatkan kesempatan kerja meningkatkan kesempatan kerja dan output dan pendapatan. dan output dan pendapatan. Chapter Thirteen Tingkat harga, P Pendapatan, Output, Y upah riil, W/P L = Ld (W/P) Y = F(L) Tenaga Kerja, L Y=Y+α(P-Pe) Pendapatan, Output, Y 13
  • 14. Penjelasan ketiga untuk kemiringan ke atas dari kurva penawaran agregat jangka-pendek disebut model informasi-tak sempurna. Tak seperti model upah-kaku, model ini berasumsi pasar berjalan—yakni, semua upah dan harga bebas menyesuaikan diri untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Pada model ini, kurva penawaran agregat jangka-pendek dan jangka-panjang berbeda karena kesalahan persepsi temporer tentang harga Model informasi-tak sempurna berasumsi bahwa tiap pemasok dalam perekonomian memproduksi barang tunggal dan mengkonsumsi banyak barang. Karena jumlah barang begitu besar, pemasok tak bisa mengamati semua harga setiap saat. Mereka memantau harga barang yang mereka produksi tapi tapi tidak semua harga barang yang mereka konsumsi. Karena informasi tak sempurna, mereka kadang bingung antara perubahan tingkat harga keseluruhan dengan perubahan harga relatif. Kebingungan ini mempengaruhi keputusan tentang berapa banyak yang akan mereka tawarkan, dan ini menimbulkan hubungan positif antara tingkat harga dan Chapter Thirteen 14 output dalam jangka pendek.
  • 15. P = Pe + [(1-s)a/s](Y-Y)] ua bagian dalam persamaan ini dijelaskan sebagai berikut : Bila mengharapkan tingkat harga tinggi, perusahaan mengharap biaya ng tinggi. Perusahaan yang menetapkan harga sebelumnya itu membuat rga tinggi. Harga tinggi ini menyebabkan perusahaan lain menetapkan rga yang juga tinggi. Jadi, tingkat harga diharapkan yang tinggi Pe enimbulkan tingkat harga aktual yang tinggi P. Ketika output tinggi,permintaan barang tinggi.Perusahaan dengan harga eksibel itu menetapkan harga yang tinggi, yang menyebabkan tingkat rga tinggi. Dampak output pada tingkat harga bergantung pada proporsi rusahaan dengan harga fleksibel. Jadi, tingkat harga keseluruhan rgantung pada tingkat harga diharapkan dan tingkat output. Persamaan Y = Y + α(P-Pe) netapan harga agregat : mana α = s/[(1-s)a]. Seperti model lain, model upah-kaku menyatakan hwa penyimpangan output dari tingkat alaminya berkaitan positif Chapter Thirteen ngan penyimpangan tingkat harga dari tingkat harga diharapkan. 15
  • 16. Y = Y + α (P-Pe) SRAS (P =P ) e P P2 P1 P0 2 Mulai pada titik A; perekonomian dengan kesempatan kerja LRAS* SRAS (Pe=P0)penuh Y dan tingkat harga aktual P0. Di sini tingkat harga aktual sama dengan tingkat harga diharapkan. Sekarang mari B kita anggap kita tingkatkan tingkat harga ke P1. A' Karena P (tingkat harga aktual) sekarang lebih besar dari Pe (tingkat harga diharapkan). Y akan naik ke atas tingkat alaminya, A AD' dan kita bergerak sepanjang kurva SRAS (Pe=P0) ke A' . Ingat kurva SRAS (Pe=P0) baru didefinisikan oleh kehadiran AD ekspektasi tetap (pada kasus ini P0). Jadi dalam istilah persamaan SRAS, ketika P naik ke P1, memegang Pe konstan Y Y' Output pada P0, Y pasti naik. ↑Y = Y + α (↑ P-Pe) “Jangka-panjang” akan didefinisikan ketika tingkat harga diharapkan sama dengan tingkat harga aktual. Jadi, seiring ekspektasi tingkat harga menyesuaikan, Pe⇒P2, kita akan berakhir pada suatu kurva penawaran agregat jangka-pendek baru, SRAS (Pe=P2) pada titik B. Hooree! Kita kembali ke LRAS, situasi yang dicirikan oleh informasi sempurna di mana tingkat harga aktual (sekarang P2) sama dengan tingkat harga diharapkan (juga, P2). Di persamaan SRAS, kita lihat seiring Pe menyamai P, keseluruhan “kesenjangan ekspektasi” menghilang, Chapter Thirteen kita dapat kurva penawaran agregat jangka panjang pada kesempatan kerja penuh di mana Y = Y. 16 Y = Y + α (↑ P-↑ Pe)
  • 17. Kurva Phillips dalam bentuk modernnya menyatakan bahwa tingkat inflasi bergantung pada 3 kekuatan : 1) Inflasi yang diharapkan 2) Penyimpangan pengangguran dari tingkat alami, disebut pengangguran siklis 3) Guncangan Penawaran Tiga kekuatan ini diekspresikan dalam persamaan berikut : π = πe − β(µ−µn) + ν Inflasi Chapter Thirteen Inflasi yang diharapkan β × Pengangguran siklis Guncangan 17 penawaran
  • 18. Persamaan kurva-Phillips dan persamaan penawaran agregat jangkapendek pada dasarnya menunjukkan ide-ide makroekonomi yang sama. Kedua persamaan menunjukan hubungan antara variabel riil dan nominal yang menyebabkan dikotomi klasik (pemisahan teoretis dari variabel riil dan nominal) tidak berlaku dalam jangka pendek. Kurva Phillips dan kurva penawaran agregat adalah dua sisi dari mata uang yang sama. Kurva penawaran agregat lebih tepat dipakai ketika kita mempelajari tingkat output dan harga, sementara kurva Phillips lebih tepat dipakai ketika kita mempelajari pengangguran dan inflasi. Chapter Thirteen 18
  • 19. Untuk membuat kurva Phillips berguna untuk menganalisis pilihan-pilihan yang dihadapi pembuat kebijakan, kita perlu menetapkan apa penentu inflasi yang diharapkan. Asumsi sederhana yang berharga adalah orang membentuk ekspektasi inflasi mereka berdasarkan pada inflasi yang baru diamati.Asumsi ini disebut ekspektasi adaptif (adaptive expectations). Jadi, inflasi yang diharapkan πe sama dengan inflasi tahun lalu π-1. Pada kasus ini, kita dapat menulis kurva Phillips sebagai : π = π-1 − β(µ−µn) + ν yang menyatakan inflasi bergantung pada inflasi masa lalu, pengangguran siklis, dan guncangan penawaran. Ketika kurva Phillips ditulis dalam bentuk ini, ini kadang disebut Non-Accelerating Inflation Rate of Unemployment, atau NAIRU. Simbol π-1 berarti inflasi memiliki inersia‌— terus bergerak sampai sesuatu menghentikannya. Pada model AD/AS, inersia inflasi diinterpretasikan sebagai pergeseran ke atas secara terusmenerus baik dalam kurva penawaran agregat dan kurva permintaan agregat. Karena posisi SRAS akan bergeser ke atas sepanjang waktu, ia Chapter Thirteen 19 akan terus bergeser ke atas sampai sesuatu mengubah ekspektasi inflasi.
  • 20. Bagian kedua dan ketiga dalam persamaan kurva-Phillips menunjukkan Dua kekuatan yang bisa mengubah tingkat inflasi. Bagian kedua, β(u-un), menunjukkan pengangguran siklis memberi tekanan ke bawah pada inflasi Pengangguran rendah menarik tingkat inflasi ke atas. Ini disebut inflasi tarikan-permintaan (demand-pull inflation) karena permintaan agregat Tinggi bertanggung jawab atas jenis inflasi ini. Pengangguran tinggi menarik tingkat inflasi ke bawah. Parameter β mengukur seresponsif apa inflasi terhadap pengangguran siklis. Bagian ketiga, ν menunjukkan bahwa inflasi juga naik dan turun karena guncangan penawaran. Guncangan penawaran yang memperburuk, seperti kenaikan harga minyak dunia tahun 1970-an, menimbulkan nilai positif dari ν dan menyebabkan inflasi naik. Ini disebut inflasi dorongan-biaya (cost-push inflation) karena guncangan penawaran yang memperburuk biasanya peristiwa yang mendorong ke atas biaya produksi. Guncangan penawaran yang menguntungkan, seperti melimpahnya minyak tahun 1980-an sehingga harga minyak turun, Chapter 20 membuatThirteen ν negatif dan menyebabkan inflasi menurun.
  • 21. π Dalam jangka pendek, inflasi dan pengangguran Dalam jangka pendek, inflasi dan pengangguran berhubungan negatif. Pada setiap titik waktu, berhubungan negatif. Pada setiap titik waktu, pembuat kebijakan yang mengendalikan pembuat kebijakan yang mengendalikan permintaan agregat dapat memilih kombinasi permintaan agregat dapat memilih kombinasi inflasi dan pengangguran pada kurva Phillips inflasi dan pengangguran pada kurva Phillips jangka-pendek ini. jangka-pendek ini. πe + ν un Pengangguran, u Chapter Thirteen 21
  • 22. Mulai pada titik A, titik dari stabilitas harga (Π = 0%) dan kesempatan kerja penuh (u = un). Ingat, setiap kurva Phillips jangka-pendek didefinisikan oleh kehadiran ekspektasi tetap. Misal ada kenaikan tingkat pertumbuhan jumlah uang beredar menyebabkan LM dan AD bergeser ke luar, mengakibatkan kenaikan inflasi yang tak diharapkan. Persamaan kurva Phillips Π = Π e – β (u-un) + v menunjukkan bahwa perubahan kesalahan persepsi inflasi menyebabkan pengangguran menurun. Jadi, perekonomian bergerak ke titik di atas kesempatan kerja penuh pada titik B. Selama kesalahan persepsi inflasi ini ada, perekonomian akan tetap n Π LRPC (u=u ) di bawah tingkat alaminya un pada u'. Ketika agen-agen ekonomi menyadari tingkat inflasi yang baru, D E mereka akan berakhir pada kurva Phillips jangka-pendek baru di 10% mana inflasi diharapkan sama dengan tingkat inflasi baru (5%) di titik C, di mana inflasi aktual (5%) sama dengan inflasi diharapkan (5%). Jika otoritas moneter memilih mencapai u lebih rendah lagi, mereka akan meningkatkan jumlah uang beredar sehingga Π B C 10 persen, misalnya. Perekonomian bergerak ke titik D, di 5% mana inflasi aktual 10 persen, tapi, Πe 5 persen. u' Chapter Thirteen A un Ketika ekspektasi menyesuaikan, perekonomian akan mendarat pada e SRPC (Π = 10%) SRPC baru, di titik E, di mana baik Π dan Πe sama dengan 10 persen. e SRPC (Π = 5%) Pengangguran, u SRPC (Πe = 0%) 22
  • 23. Ekspektasi Rasional membuat asumsi bahwa orang mengggunakan secara optimal semua informasi yang tersedia tentang kebijakan pemerintah saat ini, untuk meramalkan masa depan. Menurut teori ini, perubahan kebijakan moneter atau fiskal akan mengubah ekspektasi, dan evaluasi tiap perubahan kebijakan pasti memasukkan dampak ini pada ekspektasi. Jika orang membentuk ekspektasi mereka secara rasional, maka inflasi akan memiliki inersia lebih kecil daripada kelihatannya. pendukung ekspektasi rasional berpendapat kurva Phillips jangka-pendek tidak secara akurat menunjukkan pilihan yang pembuat kebijakan berikan. Mereka percaya jika pembuat kebijakan bersungguh-sungguh mengurangi inflasi, orang rasional akan memahami komitmen dan menurunkan ekspektasi mereka akan inflasi. Inflasi lalu dapat turun tanpa peningkatan pengangguran dan turunnya output. Chapter Thirteen 23
  • 24. Seluruh pembahasan kita telah didasarkan atas hipotesis tingkat alamiah (natural rate hypothesis) . Hipotesis ini diringkas dalam pernyataan berikut : Fluktuasi permintaan agregat mempengaruhi output dan kesempatan kerja hanya dalam jangka pendek.Dalam jangka panjang, perekonomian kembali ke tingkat output,kesempatan kerja,dan pengangguran yang dijelaskan oleh model klasik. Baru-baru ini, beberapa ekonom menantang hipotesis tingkat-alamiah dengan menyatakan permintaan agregat bisa mempengaruhi output dan pengangguran bahkan dalam jangka panjang. Mereka menunjukkan sejumlah mekanisme yang melaluinya resesi bisa menimbulkan luka permanen pada perekonomian dengan mengubah tingkat pengangguran alamiah.Thirteen Hyteresis adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan Chapter 24 pengaruh berlangsung-lama dari sejarah pada tingkat alamiah.
  • 25. Model Harga-kaku (Sticky-price model) Model Harga-kaku (Sticky-price model) Model Upah-kaku (Sticky-wage model) Model Upah-kaku (Sticky-wage model) Model Informasi-tak sempurna (ImperfectModel Informasi-tak sempurna (Imperfectinformation model) information model) Kurva Phillips (Phillips curve) Kurva Phillips (Phillips curve) Ekspektasi adaptif (Adaptive expectations) Ekspektasi adaptif (Adaptive expectations) Inflasi tarikan-permintaan (Demand-pull inflation) Inflasi tarikan-permintaan (Demand-pull inflation) Inflasi dorongan-biaya (Cost-push inflation) Inflasi dorongan-biaya (Cost-push inflation) Rasio pengorbanan (Sacrifice ratio) Rasio pengorbanan (Sacrifice ratio) Ekspektasi rasional (Rational expectations) Ekspektasi rasional (Rational expectations) Hipotesis tingkat-alamiah (Natural-rate hypothesis) Hipotesis tingkat-alamiah (Natural-rate hypothesis) Histeresis (Hyteresis) Histeresis (Hyteresis) Chapter Thirteen 25