1. Mengucapkan Syahadatain
Oleh : Arassh Sidik Fatahillah
Mengucapkan 2 kalimat syahadat (Syahadatain) merupakan rukun Islam yang pertama.
Seseorang jika ingin masuk Islam, maka dia harus mengucapkan 2 kalimat syahadat dengan
penuh keyakinan. Ucapan syahadat juga selalu kita ucapkan setiap kita shalat di dalam
tahiyat.
Dari Umar ra, beliau berkata: Pada suatu hari ketika kami duduk di dekat Rasulullah SAW,
tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih dan rambutnya sangat hitam.
Pada dirinya tidak tampak bekas dari perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami
yang mengenalnya. Kemudian ia duduk di hadapan Nabi, lalu mendempetkan kedua lututnya
ke lutut Nabi, dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua pahanya, kemudian berkata:
”Wahai Muhammad, terangkanlah kepadaku tentang Islam.”
Kemudian Nabi menjawab: ”Islam yaitu: hendaklah engkau bersaksi tiada sesembahan yang
haq disembah kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah. Hendaklah
engkau mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan
mengerjakan haji ke rumah Allah jika engkau mampu mengerjakannya.”
…dan seterusnya hingga selesai seperti hadits sebelumnya HR. Muslim).
Kalimat Syahadat merupakan peneguh yang diberikan Allah untuk meneguhkan
orang yang beriman.
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan „ucapan yang teguh‟
dalam kehidupan di dunia dan di akhirat,dan Allah menyesatkan orang-orang yang
zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki” (QS. Ibrahim: 27)
Makna „ucapan yang teguh‟ dalam ayat ini adalah dua kalimat syahadat yang dipahami dan
diamalkan dengan benar, sebagaimana yang ditafsirkan sendiri oleh Rasulullah SAW dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahihnya (jilid 4, hal.
1735):
Dari Baro‟ bin „Azib ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “seorang muslim ketika dia
ditanya di dalam kuburnya oleh malaikat Munkar dan Nakir maka dia akan bersaksi bahwa
„tidak ada Tuhan kecuali Allah‟ ( ) dan „Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah‟
( ), itulah makna Firman-Nya: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang
beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”.
2. Syahadat Pertama
Syahadat pertama, “Laa ilaaha illallahu” artinya “Tidak ada Tuhan selain Allah.” Artinya dia
hanya menyembah Allah dan tidak menyembah yang lain sebagai sekutu Allah. Dia hanya
mentaati perintah Allah. Bukan mentaati perintah yang lain sehingga akhirnya justru
mengingkari perintah Allah. Kalimat ini disebut kalimat Tauhid.
Kalimat Tauhid Adalah Inti Ajaran Para Nabi.
Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua,
yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia…” [QS 7:158]
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: “Wahai
kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya.”
Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa
azab hari yang besar (kiamat). [QS 7:59]
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum „Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata: “Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka
mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?” [QS 7:65]
Banyak lagi ayat Al Qur‟an yang menyebut para Nabi mengajak kaumnya dengan kalimat
Tauhid agar hanya menyembah Allah dan tidak mempersekutukannya.
Tauhid inilah yang utama didakwahkan oleh ummat Islam ke seluruh manusia sehingga
mereka mengucapkan 2 kalimat syahadat dan meyakininya sepenuh hati.
Syahadat Kedua
Syahadat kedua, ”Muhammaddur rasulullah” artinya Muhammad adalah utusan
Allah. Dengan syahadat ini, ummat Islam meski meyakini adanya rasul lain seperti Adam,
Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan sebagainya namun hanya mengikuti ajaran Nabi Muhammad
SAW sebagai rasul. Ini karena ajaran para rasul lain sudah diselewengkan oleh pengikutnya
sehingga justru bertentangan dengan ajaran yang aslinya seperti mempersekutukan Allah
dengan makhluknya.
Dengan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, kita wajib meyakini apa yang
dibawanya, yaitu Al Qur‟an, berikut penjelasan dan contoh yang dia berikan, yaitu sunnah
Nabi. Selain meyakini, kita juga harus mengamalkannya dengan mentaati perintahnya dan
menjauhi larangannya serta beribadah kepada Allah SWT sesuai dengan yang
dicontohkannya (sesuai syari‟at).
Kita wajib meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi dan Rasul terakhir yang harus kita
contoh dan ikuti.
3. ”Bukanlah Muhammad itu bapak salah seorang laki-laki di antara kamu tetapi dia
adalah Rasulullah dan penutup Nabi-nabi” [QS Al Ahzab:40]
Rasulullah SAW: “Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak
akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku”. (Tirmidhi, Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-
Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).
Artinya jika setelah Nabi Muhammad ada yang mengaku sebagai Nabi dan berusaha
menyampaikan ajaran Islam melalui versinya, kita wajib mengingkarinya karena
sesungguhnya mereka adalah pendusta dan ajaran Islam sudah sempurna:
“Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan saya penutup para
Nabi dan tidak ada nabi setelahku” [Abu Daud]
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…” [Al Maa-
idah:3]
Kita wajib meyakini kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW karena beliau
mendapat wahyu dan bimbingan langsung dari Allah. Selain itu beliau sebagaimana para
Nabi lainnya terjaga dari dosa (maksum) karena begitu ada kesalahan sedikit langsung
mendapat teguran dari Allah SWT dan bertobat.
Seseorang yang mengucapkan dua kalimat syahadat selesai wudlu, maka dapat
memasuki surga dari pintu mana saja yang dia mau.
Seorang yang selesai berwudhu dengan baik lalu mengucapkan dua kalimat syahadat, maka
akan terbuka baginya pintu-pintu surga yang delapan dan dia dapat memasuki pintu yang
mana saja dia kehendaki. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Nabi Muhammad SAW menyeru orang agar meyakini tidak ada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusannya. Kepada para dai yang dikirim ker berbagai tempat juga
diajarkan agar hal itu merupakan satu bahan dakwah yang pokok:
Kalimat Syahadat inti Dakwah para Dai
Hadis riwayat Muaz ra., ia berkata:
Rasulullah saw. mengutusku, beliau bersabda: Engkau akan mendatangi suatu kaum dari Ahli
Kitab. Karena itu, ajaklah mereka kepada persaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan
sesungguhnya aku adalah utusan Allah. Jika mereka taat, maka beritahukanlah kepada
mereka bahwa Allah mewajibkan mereka salat lima waktu dalam sehari semalam. Kalau
mereka taat, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka
membayar zakat, yang diambil dari orang kaya di antara mereka dan diberikan kepada orang
miskin di antara mereka. Jika mereka taat, maka waspadalah terhadap harta pilihan mereka.
4. Dan takutlah engkau dari doa orang yang dizalimi, karena doa itu tidak ada sekat dengan
Allah Taala. (Shahih Muslim No.27)
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi
bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad saw. adalah utusan Allah, mendirikan salat
dan mengeluarkan zakat. Barang siapa melaksanakannya berarti ia telah melindungi diri dan
hartanya dariku kecuali dengan sebab syara, sedang perhitungannya (terserah) pada Allah
Taala. (Shahih Muslim No.33)
Mengucapkan 2 Kalimat Syahadat Imbalannya Surga
Setiap ummat Islam yang bersaksi dengan penuh keyakinan bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka dia akan masuk surga.
Hadis riwayat Ubadah bin Shamit ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa mengucapkan: Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya dan Muhammad adalah hamba dan utusan-
Nya dan bersaksi bahwa Nabi Isa as. adalah hamba Allah dan anak hamba-Nya, serta
kalimat-Nya yang dibacakan kepada Maryam dan dengan tiupan roh-Nya, bahwa surga itu
benar dan bahwa neraka itu benar, maka Allah akan memasukkannya melalui pintu dari
delapan pintu surga mana saja yang ia inginkan. (Shahih Muslim No.41)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. dan Muaz bin Jabal berboncengan di atas tunggangan. Rasulullah saw.
bersabda: Hai Muaz. Muaz menyahut: Ya, wahai utusan Allah, aku siap menerima perintah.
Rasulullah saw. memanggil lagi: Hai Muaz. Muaz menjawab: Ya, wahai utusan Allah, aku
siap menerima perintah. Sekali lagi Rasulullah saw. memanggil: Hai Muaz. Muaz menjawab:
Ya, wahai utusan Allah, aku siap menerima perintah. Rasulullah saw. bersabda: Setiap hamba
yang bersaksi bahwa: Tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusan-Nya, maka Allah mengharamkan api neraka atasnya. Muaz berkata: Wahai
Rasulullah, bolehkah aku memberitahukan hal ini kepada orang banyak agar mereka merasa
senang? Rasulullah saw. bersabda: Kalau engkau kabarkan, mereka akan menjadikannya
sebagai andalan. (Shahih Muslim No.47)
*bagi para ikhwan yang senantiasa mencurigai orang yang mengajak syahadat, lebih baik check terlebih
dahulu jangan sembarangan menyesatkan, atau menuduh tidak-tidak, karena bisa jadi malah kita yang tersesat.