3. Ilmu tentang Ekonomi Islam sebenarnya telah muncul sejak era
1970-an. Tetapi senungguhnya Ekonomi Islam itu sendiri sudah
ada dan sedah diterapkan sejak Islam diturunkan sebagai rahmatan
lil’alamin. Setelah masa kerosulan tersebut banyak dari
cendekiawan Muslim yang memberikan kontribusi karya
pemikiran ekonomi dengan argumentasi religius yang juga disertai
dengan fakta empiris pada masa itu.
Ekonomi Islam pada abad delapan belas hingga abad dua puluh
telah di abaikan oleh barat, namun pada awal abad 21 ini Ekonomi
Islam telah mulai diperhitungkan. Menurut Chapra sebenarnya
kesalahan terbesar terletak ditangan kaum Muslimin sendiri, umat
Islam tidak mengartikulasikan secara memadai tentang ekonomi
yang berdasarkan ideologi theologi ini. Meskipun negara-negara
barat sebenarnya juga turut andil dalam hal ini, karena mereka
tidak memberikan penghargaan yang layak atas kontribusi
peradaban lain, khususnya ekonomi Islam.
Disamping itu, sistem ekonomi barat atau sering disebut dengan
sistem ekonomi konvensional juga selayaknya dipelajari dengan
metode yang sama, sehingga dapat diketahui apa dan bagaimana
sistem konvensional tersebut.
4. Fase- Fase Pemikiran Ekonomi Islam
Penggolongan dalam fase-fase ini lebih
berdasarkan pada kronogikal atau urutan
waktu, bukan pada kesamaan konsep
pemikirannya. Jika dilihat dari sejarahnya,
perkembangan pemikiran ekonomi Islam
dapat di bagi dalam tiga fase utama, yaitu :
5. 1. Fase Pertama/ Fondasi (masa awal Islam)
Fase pertama ini merupakan fase dari abad ke-5 hingga
abad ke-11 masehi. Fase ini juga di kenal sebagai fase
dasar-dasar ekonomi Islam, banyak sarjana muslim
yang pernah hidup bersama para sahabat Rasulullah
dan para tabi’in sehingga dapat memperoleh referensi
ajaran Islam yang autentik.
2. Fase kedua
Fase ini dimulai pada abad ke-11 sampai ke-15 M. Fase
kedua ini disebut sebagai fase cemerlang dikarenakan
peninggalan warisan intelektual yang sangat
kaya. Para cendekia di masa ini mampu menyusun
suatu konsep tentang bagaimana kegiatan ekonomi
yang seharusnya berdasarkan pada Al-Qur’an dan
Hadist.
6. 3. Fase Ketiga
Fase ketiga dari sejarah pemikiran ekonomi
Islam adalah fase kemerosotan. Fase ketiga ini
dimulai pada tahun 1446 M hingga 1932 M.
Salah satu penyebab kemerosotan pemikiran
ekonomi Islam pada waktu itu adalah asumsi
yang mengatakan bahwa telah tertutupnya
pintu Ijtihad. Namun demikian masih terdapat
gerakan pembaharu selama dua abad terakhir
yang menyeru untuk kembali kepada Al-
Qur’an dan Hadist.
7. Fase Kontemporer
Fase ini dimulai pada tahun 1930-an (masa
berakhirnya fase ketiga ) hingga saat ini.
Sesungguhnya setelah tahun 1930-an
kebangkitan kembali melanda intelektualitas
cendekiawan Muslim. Salah satu buktinya
adalah merdekanya negara-negara Muslim
dari kolonialisme barat.
8. Sejarah Pemikiran Ekonomi
Barat
Masa permulaan
Adapun di Eropa begitu jelas beberapa fikiran ekonomi, bisa kita baca pada
ucapan-ucapan Plato. Dengan ucapan-ucapannya dia berinisiatif tentang suatu
sistem ekonomi negara, yang mirip dengan sistem komunis.
Dia mengusulkan penghapusan sistem suami istri dan keluarga, dan
megusulkan agar dibentuk generasi anak-anak cerdas, dengan cara memiliki
laki-laki sehat, kuat dan wanita-wanita yang mempunyai sifat-sifat yang
unggul. Dengan kata lain menurut ilmu modern kini, agar diadakan perbaikan
keturunan seperti pada binatang. Sedang hasilnya dididik langsung oleh negara,
jauh dari kedua orang tuanya.
Sedang aristoteles mempunyai beberapa pendapat yang sehat di bidang
ekonomi. Umpamanya seruannya agar menghormati hak miliki pribadi. Dia
beranggapan bahwa hak milik pribadi termasuk faktor terpenting untuk
menambah dan memperbaiki produksi. Oleh aristoteles diperlihatkan
keburukan-keburukan hak milik umum, diserangnya penimbunan dan
durhakanya riba. Dalam anggapannya, bertani adalah merupakan pekerjaan
produktif yang terpenting. Aristoteles berbicara juga soal uang dan penitipan.
9. 1. Abad pertengahan (jaman Feodal)
Dari abad 5 sampai dengan abad 15 masehi, di Eropa
berlaku sistem feodal. Pada waktu itu antara raja
dengan paus berebut kekuasaan politik. Kaum
bangsawan dan para pemimpin agama memiliki
tanah-tanah pemberian raja. Kaum budak yang
mengolah tanah. Sebagai upah kerja mengolah tanah,
kaum budak tidak berhak apa-apa selain hidup. Dari
kaum pekerja pada setiap jenis pekerjaan itu,
terbentuklah suatu kelompok untuk membela hak-hak
dan memperbaiki nasib mereka. Kelompok inilah
yang merupakan “embrio” dari lahirnya kelasborjuis.
10. 2. Kaum Merkantilisme
Sehabis perang salib dan setelah orang-orang eropa bergaul
dengan kaum muslimin dari Andalusia, maka timbullah di
Eropa pikiran-pikiran baru akibat dari rasa fanatik agama
dan permusuhan mereka terhadap kaum muslimin, yang
sejak abad ke-7 merajai dunia. Menikmati kejayaannya dan
menguasau jalur-jalur perniagaan, baik di darat maupun di
laut di seluruh dunia, maka orang orang eropa mulai
bergerak. Dimulailah usaha-usaha menemukan jalan baru,
seperti usaha-usaha Magelhan dan Colombus, dan
muncullah pemerintah-pemerintah yang mengadakan
hubungan perdagangan dengan negeri-negeri lain yang bisa
didatangi, sebagai hasil dari penemuan-penemuan bidang
Geografi, dan juga dengan negeri-negeri yang terletak di
tengah perjalanan menuju negeri-negeri tadi, dengan
maksud akan mengumpulkan emas sebanyak-banyaknya.
Kemudian lahirlah Madzhab Kaum pedagang
(Merkamtilis).
11. 3. Kaum Phsyiokrat
Ini adalah kelompok yang ada di Perancis, yang
menyerukan kebalikan dari ucapan kaum Merkantilis.
Pada pertengahan kedua dari abad ke- 17 madzhab
kaum Physiokrata ini muncul.Kaum physiokrat
berpendapat, bahwa kehidupan perekonomian harus
dibiarkan, tanpa campur tangan negara. Karena
jalannya kehidupan perekonomian secara alami itulah
yang akan dapat menghalangi kerusakan apapun
dalam hidup ini. Oleh sebab itu orang dibiarkan
memproduksi apa saja yang mereka kehendaki,
menurut perhitungan dan kemampuan mereka sendiri.
Semboyan mereka pada waktu itu adalah: “Laissez
faire, laissez passer” (biarkan bekerja, biarkan
berlalu). Menurut hemat mereka, bahwa kemaslahatan
masyarakat barulah terwujud, apabila warganya bebas
berproduksi, bebas berjual-beli, dan bebas memakai
barangnya
12. 4. Madzhab Klasik
Ada beberapa tokoh yang termasukk dalam madzhab klasik
ini, namun pada kesempatan hanya akan dibahas tentang
Adam Smith.
Tidak seorangpun ahli ekonomi setenar Adam Smith, dialah
yang dikenal dengan Bapak Ekonomi. Pada akhir abad ke-18,
ia menerbitkan bukunya yang berjudul “An Inquiry Into the
Nature and Cause of Welth of Nations” yang merupakan
pencerminan yang cemerlang dari ide-ide kebebasan ekonomi
yang tersusun rapi.
Adam Smith telah membicarakan semua pokok pembahasan
Ilmu Ekonomi yang kita kenal kini. Dia beranggapan, bahwa
dorongan ekonomi pribadi dari individu itulah yang menjadi
penggerak kehidupan perekonomian dan yang menetukan
jalannya perekonomian bangsa manapun.
Susunan pemikiran ekonomi Adam Smith ini kemudian diikuti
oleh Malthus, Ricardo, Jean Baptise Say dari Perancis, Jhon
Stuart Mill dan lain-lain.
13. KESIMPULAN
Ekonomi Islam pada dasarnya muncul pertama kali bersamaan dengan lahirnya
ajaran Islam pada abad ke-7 M, karena ajaran Islam tidak hanya memberikan
panduan ritual namun juga dalam berkehidupan bermasyarakat termasuk dalam
aktivitas ekonomi.
Periodisasi sejarah pemikiran ekonomi Islam dapat dikategorikan menjadi
beberapa fase awal (abad 5-11 M), fase kedua (abad 11-15 M), fase ketiga (abad
15-20 M) dam fase Kontemporer. Fase-fase ini didasarkan pada kronologikal
(urutan waktu) semata, bukan berdasarkan kesamaan atau kesesuaian ide
pemikiran.
Sedangkan sejarah pemikiran ekonomi barat adalah sebagai berikut, abad 2-4 SM
(Plato, Aristoteles, Xenophon dll), awal masehi (Bibel), abad 13 Scholastik (St.
Thomas aquinas), abad 16-18 Merkantilisme, abad 17-18 Physiokrat, abad 18-19
Klasik (Adam smith, R, Malthus, David Ricardo, J. Stuart Mill).
Adanya great gap selama lebih dari 500-an tahun dalam sejarah pemikiran
ekonomi. pada dark age di barat sebagaimana disinyalir oleh Schumpeter pada
dasarnya terungkap dengan memperhatikan kejadian di dunia Islam. Pada masa
tersebut dunia islam justru mencapai masa kegemilangan dimana banyak
terdapat pemikiran ekonomi yang cemerlang.
15. KONVENSIONAL PERIODISASI ISLAM
Klasik
Xenophon (440-355 SM)
Plato (427-357 SM)
Aristoteles (350 SM)
Sebelum Masehi
Bible : Masa Scolastic
St. Thomas Aquinas (1270 M)
St. Albertus Magnus (1206-1280 M)
Abad ke 1-11M
Masa Rasulullah (613-632 M)
Khulafaurrasyiddin (632-661 M)
Daulah Umayyah (abad 7-8 M)
Daulah Abbasiyah I (abad 8-11 M)
Masa Keemasan Islam
Sumber :Al-Qur’an dan Sunnah
Fase Pertama :
Abu Yusuf
Abu Ubaid
Al-Daudi
Syafi’i
Abu hanifah, dll
Great Gap
Ada Great Gap selama 500 tahun, the
dark ages di Barat. Namun masa
sesungguhnya masa ini adalaH masa
keemasan di dunia muslim. Beberapa
pemikiran ekonomi muslim banyak
dikutip tanpa di sebutkan
sumbernya.
Daulah Abbasiyah II (abad 11-15 M)
Masa kemunduran
Baghdad.
Baghdad jatuh ke tangan Mongol.
Dinasti dilanjutkan turun-temurun di
Mesir dgn ibu kota Kairo.
Fase ke dua :
Al-Ghazali (1055-1111 M)
Al-Mawardi (1058M)
Ibnu Hazm (1064 M)
Ibnu Taimiyah (1263-1328 M)
As-Syatibi (1388 M)
Ibnu Khaldun (1332-1404 M)
Al-Maqrizi (1364-1441 M)
16. Merkantilisme
Jean Bodin (1530-1596 M)
Thomas Mun (1571-1641 M)
J.B Colbert (1619-1683 M)
Sir William Petty (1623-1687 M)
Abad ke 15-20 M Fase ke tiga :
Kemunduran
Fisiokratis
Francis Quesnay (1694-1774 M)
Anne R.J. Turgot
Klasik & Neo Klasik
David Hume (1711-1776 M)
Adam Smith (1723-1790 M)
R. Maltus (1766-1834 M)
David Ricardo (1722-1823 M)
Jean Baptiste Say (1767-1832 M)
John Stuart Mill (1806-1873 M)
Sosialisme Komunitas Bersama
Robert Owen (1771-1858 M)
Charles Fourier (1772-1837 M)
Louis Blanc (1811-1882 M)
Buku-buku pemikir muslim yg
hilang dan dikutip setelah di
alih bahasakan.
17. Kapitalis VS Sosialis, Marxisme
John Stuart Mill (1806-1873 M)
Karl Marx (1818-1883 M)
Engels (1848)
Keynes , Marshal
Al- Afghani (1897)
Syah Wali Allah (1703-1762
M)
Simon Kuznes;
WW. Rustow; V.
Lenin; Milton
Friedman
Abad 20 M. Iqbal (1873-
1938 M)