SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 23
IKAN DAN HASIL PERIKANAN 
LAIN 
MUH ARSYAD
• Menurut tempatnya ikan dibagi menjadi tiga golongan yaitu : 
1. Ikan laut yaitu ikan yang hidup dan berkembang biak di air asin ( laut, 
samudera dan selat), terbagi atas dua macam yaitu ikan domersal ( ikan 
laut dalam) dan pelagic (ikan permukaan) 
2. Ikan darat yaitu hidup dan berkembang biak di air tawar seperti sungai, 
danau, kolam, sawah dan rawa. Contohnya adalah ikan mas, mujair, tawes, 
gurame, lele, sepat dan gabus. 
3. Ikan migrasi Adalah ikan yang hidup di laut tetapi bertelur/berkembang 
biak di sungai-sungai, misalnya ikan selar, salmon.
KOMPOSISI KIMIA DAGING IKAN 
• Meskipun dikatakan daging ikan merupakan sumber protein dan 
lemak, tetapi komposisinya sangat bervariasi anatara ikan yang satu 
dengan yang lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh dua factor yaitu : 
• Faktor biologi (intrinsik): jenis ikan, umur dan jenis kelamin 
• Faktor alami (ekstrinsik): tempat hidupnya, musim dan jenis 
makanan yang tersedia 
• Komponen kimiawi daging ikan berupa senyawa sederhana maupun 
komplek yang merupakan penyusun sel dan jaringan daging yang 
selanjutnya dimanfaatkan sebagai zat-zat makanan yang berguna bagi 
manusia
Kandungan Air 
• Air merupakan komponen dasar ikan dengan kadar 70 – 80% dari 
berat daging yang dapat dimakan. 
• Kadar air ini berbanding terbalik dengan kadar lemak ikan. Air dalam 
jaringan daging ikan diikat sangat erat oleh senyawa koloidal dan 
kimiawi sehingga tidak mudah lepas oleh tekanan berat. 
• Kekuatan penahan pada daging maksimum pada ikan yang sangat 
segar.
Kandungan Protein 
• Protein berkadar antara 18 – 20%. Oleh karena aktivitas enzim, reaksi 
biokimia dan bakterial, molekul protein dapat diuraikan menjadi 
senyawa-senyawa lebih sederhana (asam amino). 
• Nilai dan komposisi asam amino protein ikan sama baiknya dengan 
nilai asam amino protein hewani lainnya. Pada proses pembusukan, 
protein akan mengalami degradasi 
• Degradasi protein yang lebih lanjut ini akan menghasilkan senyawa 
dengan bau yang tidak sedap (amoniak).
Kandungan lemak 
• Lemak tubuh ikan berbeda dengan binatang lainnya. Letak 
perbedaan: 
• lemak ikan lebih banyak mengandung rantai asam lemak dengan rantai 
karbon lebih dari 18 (banyak yang tak jenuh). 
• asam lemak dari ikan mengandung lebih banyak ikatan rangkap.
Kandungan Karbohidrat/Glikogen 
• Jumlah glikogen dalam daging ikan hanya sedikit, yaitu 0,05 – 0,86%. 
Glikogen merupakan sumber terbentuknya energi pada aktivitas otot. 
Sifatnya tidak stabil, mudah berubah menjadi asam laktat melalui 
proses glikolisis. Pemecahan ini berlangsung sangat cepat sehingga 
pH daging ikan dapat turun dan dapat menyebabkan aktivitas otot 
naik.
Glikogen 
• Penyimpan utama karbohidrat dalam sel hewan adalah glikogen 
(C6H1005)n. 
• Putih, bentuk tidak teratur, polisakarida tidak berasa 
• Biasa terdapat dalam hati dan otot. 
• Glikogen adalah tempat penyimpan energi. Saat dibutuhkan glikogen 
terpecah menjadi glukosa
Kandungan Mineral 
• Kandungan yang terbanyak adalah garam-garam fosfat, kalsium, 
potasium, sodium, magnesium, sulfur dan khlor. Garam-garam 
mineral ini digolongkan sebagai makroelemen. 
• Di samping itu terdapat juga mineral yang jumlahnya sedikit 
(mikroelemen), yaitu zat besi, bromin, mangan, kobalt, zink, 
molibdenum, iodium, tembaga, dan fluorin.
Kandungan Vitamin 
• Bagian daging ikan yang dapat dimakan mengandung vitamin A, B 
komplek, C, D, dan E. Distribusi vitamin dalam daging ikan tidak 
merata. 
• Pada umumnya banyak terdapat pada organ-organ bagian tubuh ikan 
daripada dagingnya.
Pigmen dan Cita rasa 
• merah coklat cerah  coklat, abu-abu atau kehijauan. Hal ini tampak 
jelas pada insangnya akan terjadi perubahan warna setelah ikan mati 
beberapa saat. 
• Komponen pembentuk citarasa berasal dari protein, lemak, dan 
karbohidrat. Sebelum ikan berangsur membusuk, biasanya didahului 
timbulnya perubahan citarasa yang mula-mula menyebabkan ikan 
bertambah enak, tetapi kemudian justru sebaliknya 
• Selain karena proses degradasi, perubahan citarasa juga dapat 
disebabkan karena polutan, misalnya bau tanah, sering terjadi pada 
ikan lele yang hidupnya senang pada tanah lumpur dan disebabkan 
karena adanya senyawa 2-pentanon atau dimetilsulfida.
Perubahan ikan setelah kematian 
• Ikan setelah mati (pasca mortem), akan terjadi perubahan-perubahan 
komponen penyusun daging ikan. Secara umum perubahan-perubahan 
pasca mortem ikan dapat dibedakan menjadi tiga: 
• fase prerigor mortis, 
• fase rigor mortis dan 
• pasca rigor mortis
Prerigor mortis 
• Prerigor mortis adalah suatu fase waktu antara ikan sedang 
mengalami kematian sampai mati. 
• Pada fase ini proses kimiawi dan pertumbuhan bakteri berlangsung 
sangat lambat. Dalam fase ini terjadi pelepasan lendir dari kelenjar di 
bawah kulit ke permukaan tubuh. Lendir yang dilepaskan merupakan 
media yang baik bagi pertumbuhan bakteri. 
• Pada fase ini sarkomer daging ikan akan memanjang dan daging akan 
menjadi kenyal-lunak dengan pH sekitar 7.
Rigor mortis 
• mengejangnya tubuh ikan dan ikan yang berada dalam fase ini 
menandakan masih dalam keadaan segar. 
• Rigor mortis pada ikan mulai terjadi pada bagian ekor dan merambat ke 
bagian kepala. 
• Terjadi 1–7 jam setelah ikan mengalami kematian. 
• Pada fase rigor mortis, daging menjadi kaku atau rigid. 
• Hal ini terjadi setelah 1 – 7 jam ikan mati dan apabila dibekukan, maka fase 
ini terjadi setelah 3 – 120 jam. 
• Daging ikan yang kaku ini disebabkan terjadi kontraksi yang merupakan 
hasil interaksi protein aktin dan miosin membentuk aktomiosin.
Pasca rigor mortis 
• Pada fase pasca rigor mortis terjadi hidrolisis kreatin fosfat + ATP oleh 
fosfatase. Kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dan fosfat sehingga ATP 
berubah menjadi ADP dan fosfat organik. ADP ikan terurai menjadi ribosa, 
fosfat amonia dan hipoksantin. Peruraian ini dapat menaikkan pH menjadi 
6,2 – 6,6. Jika hipoksantin makin meningkat maka ikan akan rusak. 
• Proses pasca mortem setelah terjadi, akan terjadi kerusakan mikrobiologis 
pada ikan. Penyerangan bakteri terjadi melalui 3 tempat yaitu dari selaput 
lendir, insang dan saluran pencernaan menerobos ke dalam daging. 
Bakteri ini akan berkembang biak dan menguraikan komponen-komponen 
daging yang akan menyebabkan pembusukan.
Penanganan Pasca Mortem Ikan 
Penanganan pasca mortem ikan dapat dilakukan dengan pendinginan. 
Suhu memegang peran penting dalam penanganan ini. Proses 
refrigerasi pada umumnya dibagi menjadi 2 tahap yaitu : 
• Pendinginan (chilling) yaitu penurunan suhu mencapai 0oC 
• Tahap Pembekuan (freezing) yaitu penurunan suhu dari 0oC sampai 
jauh di bawah 0oC
Hasil Perairan lainnya 
UDANG 
• Jenis udang yang dikembangkan terutama udang tambak/udang 
galah, lobster. 
• Seperti halnya ikan, udang terdiri atas bagian kepala, perut dan 
ekor. Seluruh bagian ini terbungkus oleh lapisan kulit yang 
transparan. Bagian yang dapat dimakan adalah bagian perutnya
Lanjutan Udang 
• Dalam keadaan segar, udang terlihat mengkilat dan transparan. 
Udang yang telah mati biasanya cepat sekali menjadi busuk dan 
warnanya menjadi putih keruh. Pola penurunan mutu dari berbagai 
jenis dan asal udang tidak banyak berbeda secara enzimatik, kimiawi 
(oksidatif) dan bakterial.
KEPITING 
• seluruh badannya dibungkus oleh kulit yang keras. Kulit kepiting 
terdiri dari kitin yang banyak mengandung kalsium karbonat dan 
kalsium fosfat. 
• Kepiting segar berwarna hijau dan warnanya berubah menjadi 
merah apabila direbus. 
• Bagian yang dapat dimakan adalah dagingnya yang terdapat dalam 
badan/perut, kaki dan penjepitnya. Struktur kepiting terdiri dari 
badan/perut yang berkaki dan berpenjepit.
KERANG-KERANGAN 
• Kerang berbentuk agak bulat atau lonjong dengan ukuran 
bervariasi. Pada dasarnya daging kerang dibungkus oleh sepasang 
kulit keras yang tersusun dari kapur dan garam-garam mineral. 
• Kulit kerang dapat dimanfaatkan untuk hiasan, makanan ternak, 
kapur (CaO) dan pengawet makanan. Bagian kulit beratnya 
mencapai 60 – 80% dari seluruh berat kerang.
TRIPANG 
• Tripang atau disebut juga mentimun laut, berbentuk silindris 
berduri yang berdiameter beberapa sentimeter. Warna tripang 
hitam sampai coklat. 
• Seluruh bagian badan tripang dapat dimakan. Tripang segar 
mempunyai badan yang kenyal. Jika tripang mengalami 
pembusukan maka badannya tidak kenyal lagi dan bentuknya 
menjadi rata, seluruh permukaan tubuhnya timbul lendir yang 
mengeluarkan bau busuk.
CUMI-CUMI 
• Cumi-cumi berbentuk silindris dan berwarna putih keunguan. Pada 
bagian kepala terdapat tangan-tangan penangkap mangsa. 
• Bagian badannya licin, tidak bersisik dan tidak bertulang, sehingga 
seluruh tubuhnya dapat dimakan.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Powerpoint daging abang
Powerpoint daging abangPowerpoint daging abang
Powerpoint daging abangsepha20
 
UNGGAS DAN HASIL OLAHANNYA
UNGGAS DAN HASIL OLAHANNYAUNGGAS DAN HASIL OLAHANNYA
UNGGAS DAN HASIL OLAHANNYAmegaseptia2
 
Daging dan olahannya.pptx
Daging dan olahannya.pptxDaging dan olahannya.pptx
Daging dan olahannya.pptxLinda54114
 
Jenis-jenis Kerusakan Ikan
Jenis-jenis Kerusakan IkanJenis-jenis Kerusakan Ikan
Jenis-jenis Kerusakan IkanLiswan Suhly
 
2. kemunduran mutu ikan tahuna
2. kemunduran mutu ikan tahuna2. kemunduran mutu ikan tahuna
2. kemunduran mutu ikan tahunaEly John Karimela
 
Komponen Non Gizi
Komponen Non GiziKomponen Non Gizi
Komponen Non Giziwinautm
 
Teknik pengolahan deep frying dan braising
Teknik pengolahan deep frying dan braisingTeknik pengolahan deep frying dan braising
Teknik pengolahan deep frying dan braisingNovira Andiani
 
3. struktur jaringan daging Ikan
3. struktur jaringan daging Ikan3. struktur jaringan daging Ikan
3. struktur jaringan daging IkanHeru Pramono
 
Pengolahan ikan
Pengolahan ikanPengolahan ikan
Pengolahan ikanAguss Aja
 
Pengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggasPengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggasAgnescia Sera
 
Pengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggasPengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggasAgnescia Sera
 
Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional
Pengolahan Hasil Perikanan TradisionalPengolahan Hasil Perikanan Tradisional
Pengolahan Hasil Perikanan TradisionallombkTBK
 

La actualidad más candente (20)

Powerpoint daging abang
Powerpoint daging abangPowerpoint daging abang
Powerpoint daging abang
 
UNGGAS DAN HASIL OLAHANNYA
UNGGAS DAN HASIL OLAHANNYAUNGGAS DAN HASIL OLAHANNYA
UNGGAS DAN HASIL OLAHANNYA
 
Daging dan olahannya.pptx
Daging dan olahannya.pptxDaging dan olahannya.pptx
Daging dan olahannya.pptx
 
Jenis-jenis Kerusakan Ikan
Jenis-jenis Kerusakan IkanJenis-jenis Kerusakan Ikan
Jenis-jenis Kerusakan Ikan
 
3. susunan daging
3. susunan daging3. susunan daging
3. susunan daging
 
2. kemunduran mutu ikan tahuna
2. kemunduran mutu ikan tahuna2. kemunduran mutu ikan tahuna
2. kemunduran mutu ikan tahuna
 
Penggaraman
PenggaramanPenggaraman
Penggaraman
 
Materi 5
Materi 5Materi 5
Materi 5
 
5. pengasapan
5. pengasapan5. pengasapan
5. pengasapan
 
Komponen Non Gizi
Komponen Non GiziKomponen Non Gizi
Komponen Non Gizi
 
Teknik pengolahan deep frying dan braising
Teknik pengolahan deep frying dan braisingTeknik pengolahan deep frying dan braising
Teknik pengolahan deep frying dan braising
 
pengolahan daging
pengolahan dagingpengolahan daging
pengolahan daging
 
Minyak & lemak
Minyak & lemakMinyak & lemak
Minyak & lemak
 
Kacang kacangan
Kacang kacanganKacang kacangan
Kacang kacangan
 
Pangan hewani
Pangan hewaniPangan hewani
Pangan hewani
 
3. struktur jaringan daging Ikan
3. struktur jaringan daging Ikan3. struktur jaringan daging Ikan
3. struktur jaringan daging Ikan
 
Pengolahan ikan
Pengolahan ikanPengolahan ikan
Pengolahan ikan
 
Pengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggasPengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggas
 
Pengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggasPengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggas
 
Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional
Pengolahan Hasil Perikanan TradisionalPengolahan Hasil Perikanan Tradisional
Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional
 

Similar a 09 010 ikan dan hasil perikanan lain

Karakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptx
Karakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptxKarakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptx
Karakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptxVennyAgustin3
 
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.pptmata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.pptmuhammadsahir5
 
Pengamatan kondisi post mortem ikan sepat rawa
Pengamatan kondisi post mortem ikan sepat rawaPengamatan kondisi post mortem ikan sepat rawa
Pengamatan kondisi post mortem ikan sepat rawaAnggita Nugrahanto
 
Makalah pangan tentang Ikan dan Seafood
Makalah pangan tentang Ikan dan SeafoodMakalah pangan tentang Ikan dan Seafood
Makalah pangan tentang Ikan dan Seafoodnafarani
 
Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1Aguss Aja
 
Teknologi Penanganan Hasil Perikanan
Teknologi Penanganan Hasil PerikananTeknologi Penanganan Hasil Perikanan
Teknologi Penanganan Hasil PerikananMaya Fitri Zuly
 
Pengolahan Ikan dan Daging [Prakarya 9 B] SMP Negeri 2 Brebes
Pengolahan Ikan dan Daging [Prakarya 9 B] SMP Negeri 2 BrebesPengolahan Ikan dan Daging [Prakarya 9 B] SMP Negeri 2 Brebes
Pengolahan Ikan dan Daging [Prakarya 9 B] SMP Negeri 2 BrebesGita Nur Lintang
 
Pendahuluan Dastek.pptx
Pendahuluan Dastek.pptxPendahuluan Dastek.pptx
Pendahuluan Dastek.pptxVennyAgustin3
 
Karakterstik mutu pangan dan hasil olahan setengah jadi unggas, daging, ikan,...
Karakterstik mutu pangan dan hasil olahan setengah jadi unggas, daging, ikan,...Karakterstik mutu pangan dan hasil olahan setengah jadi unggas, daging, ikan,...
Karakterstik mutu pangan dan hasil olahan setengah jadi unggas, daging, ikan,...Sutyawan
 
Modul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdf
Modul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdfModul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdf
Modul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdfQoriHarfiyah
 

Similar a 09 010 ikan dan hasil perikanan lain (20)

Karakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptx
Karakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptxKarakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptx
Karakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptx
 
Pengolahan ikan
Pengolahan ikanPengolahan ikan
Pengolahan ikan
 
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.pptmata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
 
Sistem pngolahan perikanan
Sistem pngolahan perikananSistem pngolahan perikanan
Sistem pngolahan perikanan
 
Pengamatan kondisi post mortem ikan sepat rawa
Pengamatan kondisi post mortem ikan sepat rawaPengamatan kondisi post mortem ikan sepat rawa
Pengamatan kondisi post mortem ikan sepat rawa
 
Makalah pangan tentang Ikan dan Seafood
Makalah pangan tentang Ikan dan SeafoodMakalah pangan tentang Ikan dan Seafood
Makalah pangan tentang Ikan dan Seafood
 
Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1
 
Teknologi Penanganan Hasil Perikanan
Teknologi Penanganan Hasil PerikananTeknologi Penanganan Hasil Perikanan
Teknologi Penanganan Hasil Perikanan
 
Pengolahan Ikan dan Daging [Prakarya 9 B] SMP Negeri 2 Brebes
Pengolahan Ikan dan Daging [Prakarya 9 B] SMP Negeri 2 BrebesPengolahan Ikan dan Daging [Prakarya 9 B] SMP Negeri 2 Brebes
Pengolahan Ikan dan Daging [Prakarya 9 B] SMP Negeri 2 Brebes
 
UTS MMT
UTS MMTUTS MMT
UTS MMT
 
Uts Mmt
Uts MmtUts Mmt
Uts Mmt
 
UTS MMT
UTS MMTUTS MMT
UTS MMT
 
Pendahuluan Dastek.pptx
Pendahuluan Dastek.pptxPendahuluan Dastek.pptx
Pendahuluan Dastek.pptx
 
Budidaya kakap makalah
Budidaya kakap makalahBudidaya kakap makalah
Budidaya kakap makalah
 
Karakterstik mutu pangan dan hasil olahan setengah jadi unggas, daging, ikan,...
Karakterstik mutu pangan dan hasil olahan setengah jadi unggas, daging, ikan,...Karakterstik mutu pangan dan hasil olahan setengah jadi unggas, daging, ikan,...
Karakterstik mutu pangan dan hasil olahan setengah jadi unggas, daging, ikan,...
 
Modul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdf
Modul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdfModul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdf
Modul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdf
 
Ikan layaran
Ikan layaranIkan layaran
Ikan layaran
 
Surimi dtpi
Surimi dtpiSurimi dtpi
Surimi dtpi
 
Uts Mmt
Uts MmtUts Mmt
Uts Mmt
 
Uts Mmt
Uts MmtUts Mmt
Uts Mmt
 

Más de maner b1

Kelompok vi
Kelompok viKelompok vi
Kelompok vimaner b1
 
004 manajer sebagai pengambil keputusan
004 manajer sebagai pengambil keputusan004 manajer sebagai pengambil keputusan
004 manajer sebagai pengambil keputusanmaner b1
 
07 teknologi telur
07 teknologi telur07 teknologi telur
07 teknologi telurmaner b1
 
07 teknologi telur
07 teknologi telur07 teknologi telur
07 teknologi telurmaner b1
 
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lainmaner b1
 
minyak atsiri syarat dan potensi bisnis
minyak atsiri syarat dan potensi bisnisminyak atsiri syarat dan potensi bisnis
minyak atsiri syarat dan potensi bisnismaner b1
 
Beras harga
Beras hargaBeras harga
Beras hargamaner b1
 
326 1095-1-pb
326 1095-1-pb326 1095-1-pb
326 1095-1-pbmaner b1
 

Más de maner b1 (8)

Kelompok vi
Kelompok viKelompok vi
Kelompok vi
 
004 manajer sebagai pengambil keputusan
004 manajer sebagai pengambil keputusan004 manajer sebagai pengambil keputusan
004 manajer sebagai pengambil keputusan
 
07 teknologi telur
07 teknologi telur07 teknologi telur
07 teknologi telur
 
07 teknologi telur
07 teknologi telur07 teknologi telur
07 teknologi telur
 
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
 
minyak atsiri syarat dan potensi bisnis
minyak atsiri syarat dan potensi bisnisminyak atsiri syarat dan potensi bisnis
minyak atsiri syarat dan potensi bisnis
 
Beras harga
Beras hargaBeras harga
Beras harga
 
326 1095-1-pb
326 1095-1-pb326 1095-1-pb
326 1095-1-pb
 

09 010 ikan dan hasil perikanan lain

  • 1. IKAN DAN HASIL PERIKANAN LAIN MUH ARSYAD
  • 2. • Menurut tempatnya ikan dibagi menjadi tiga golongan yaitu : 1. Ikan laut yaitu ikan yang hidup dan berkembang biak di air asin ( laut, samudera dan selat), terbagi atas dua macam yaitu ikan domersal ( ikan laut dalam) dan pelagic (ikan permukaan) 2. Ikan darat yaitu hidup dan berkembang biak di air tawar seperti sungai, danau, kolam, sawah dan rawa. Contohnya adalah ikan mas, mujair, tawes, gurame, lele, sepat dan gabus. 3. Ikan migrasi Adalah ikan yang hidup di laut tetapi bertelur/berkembang biak di sungai-sungai, misalnya ikan selar, salmon.
  • 3. KOMPOSISI KIMIA DAGING IKAN • Meskipun dikatakan daging ikan merupakan sumber protein dan lemak, tetapi komposisinya sangat bervariasi anatara ikan yang satu dengan yang lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh dua factor yaitu : • Faktor biologi (intrinsik): jenis ikan, umur dan jenis kelamin • Faktor alami (ekstrinsik): tempat hidupnya, musim dan jenis makanan yang tersedia • Komponen kimiawi daging ikan berupa senyawa sederhana maupun komplek yang merupakan penyusun sel dan jaringan daging yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai zat-zat makanan yang berguna bagi manusia
  • 4. Kandungan Air • Air merupakan komponen dasar ikan dengan kadar 70 – 80% dari berat daging yang dapat dimakan. • Kadar air ini berbanding terbalik dengan kadar lemak ikan. Air dalam jaringan daging ikan diikat sangat erat oleh senyawa koloidal dan kimiawi sehingga tidak mudah lepas oleh tekanan berat. • Kekuatan penahan pada daging maksimum pada ikan yang sangat segar.
  • 5. Kandungan Protein • Protein berkadar antara 18 – 20%. Oleh karena aktivitas enzim, reaksi biokimia dan bakterial, molekul protein dapat diuraikan menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana (asam amino). • Nilai dan komposisi asam amino protein ikan sama baiknya dengan nilai asam amino protein hewani lainnya. Pada proses pembusukan, protein akan mengalami degradasi • Degradasi protein yang lebih lanjut ini akan menghasilkan senyawa dengan bau yang tidak sedap (amoniak).
  • 6. Kandungan lemak • Lemak tubuh ikan berbeda dengan binatang lainnya. Letak perbedaan: • lemak ikan lebih banyak mengandung rantai asam lemak dengan rantai karbon lebih dari 18 (banyak yang tak jenuh). • asam lemak dari ikan mengandung lebih banyak ikatan rangkap.
  • 7. Kandungan Karbohidrat/Glikogen • Jumlah glikogen dalam daging ikan hanya sedikit, yaitu 0,05 – 0,86%. Glikogen merupakan sumber terbentuknya energi pada aktivitas otot. Sifatnya tidak stabil, mudah berubah menjadi asam laktat melalui proses glikolisis. Pemecahan ini berlangsung sangat cepat sehingga pH daging ikan dapat turun dan dapat menyebabkan aktivitas otot naik.
  • 8. Glikogen • Penyimpan utama karbohidrat dalam sel hewan adalah glikogen (C6H1005)n. • Putih, bentuk tidak teratur, polisakarida tidak berasa • Biasa terdapat dalam hati dan otot. • Glikogen adalah tempat penyimpan energi. Saat dibutuhkan glikogen terpecah menjadi glukosa
  • 9. Kandungan Mineral • Kandungan yang terbanyak adalah garam-garam fosfat, kalsium, potasium, sodium, magnesium, sulfur dan khlor. Garam-garam mineral ini digolongkan sebagai makroelemen. • Di samping itu terdapat juga mineral yang jumlahnya sedikit (mikroelemen), yaitu zat besi, bromin, mangan, kobalt, zink, molibdenum, iodium, tembaga, dan fluorin.
  • 10. Kandungan Vitamin • Bagian daging ikan yang dapat dimakan mengandung vitamin A, B komplek, C, D, dan E. Distribusi vitamin dalam daging ikan tidak merata. • Pada umumnya banyak terdapat pada organ-organ bagian tubuh ikan daripada dagingnya.
  • 11. Pigmen dan Cita rasa • merah coklat cerah  coklat, abu-abu atau kehijauan. Hal ini tampak jelas pada insangnya akan terjadi perubahan warna setelah ikan mati beberapa saat. • Komponen pembentuk citarasa berasal dari protein, lemak, dan karbohidrat. Sebelum ikan berangsur membusuk, biasanya didahului timbulnya perubahan citarasa yang mula-mula menyebabkan ikan bertambah enak, tetapi kemudian justru sebaliknya • Selain karena proses degradasi, perubahan citarasa juga dapat disebabkan karena polutan, misalnya bau tanah, sering terjadi pada ikan lele yang hidupnya senang pada tanah lumpur dan disebabkan karena adanya senyawa 2-pentanon atau dimetilsulfida.
  • 12. Perubahan ikan setelah kematian • Ikan setelah mati (pasca mortem), akan terjadi perubahan-perubahan komponen penyusun daging ikan. Secara umum perubahan-perubahan pasca mortem ikan dapat dibedakan menjadi tiga: • fase prerigor mortis, • fase rigor mortis dan • pasca rigor mortis
  • 13. Prerigor mortis • Prerigor mortis adalah suatu fase waktu antara ikan sedang mengalami kematian sampai mati. • Pada fase ini proses kimiawi dan pertumbuhan bakteri berlangsung sangat lambat. Dalam fase ini terjadi pelepasan lendir dari kelenjar di bawah kulit ke permukaan tubuh. Lendir yang dilepaskan merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri. • Pada fase ini sarkomer daging ikan akan memanjang dan daging akan menjadi kenyal-lunak dengan pH sekitar 7.
  • 14. Rigor mortis • mengejangnya tubuh ikan dan ikan yang berada dalam fase ini menandakan masih dalam keadaan segar. • Rigor mortis pada ikan mulai terjadi pada bagian ekor dan merambat ke bagian kepala. • Terjadi 1–7 jam setelah ikan mengalami kematian. • Pada fase rigor mortis, daging menjadi kaku atau rigid. • Hal ini terjadi setelah 1 – 7 jam ikan mati dan apabila dibekukan, maka fase ini terjadi setelah 3 – 120 jam. • Daging ikan yang kaku ini disebabkan terjadi kontraksi yang merupakan hasil interaksi protein aktin dan miosin membentuk aktomiosin.
  • 15. Pasca rigor mortis • Pada fase pasca rigor mortis terjadi hidrolisis kreatin fosfat + ATP oleh fosfatase. Kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dan fosfat sehingga ATP berubah menjadi ADP dan fosfat organik. ADP ikan terurai menjadi ribosa, fosfat amonia dan hipoksantin. Peruraian ini dapat menaikkan pH menjadi 6,2 – 6,6. Jika hipoksantin makin meningkat maka ikan akan rusak. • Proses pasca mortem setelah terjadi, akan terjadi kerusakan mikrobiologis pada ikan. Penyerangan bakteri terjadi melalui 3 tempat yaitu dari selaput lendir, insang dan saluran pencernaan menerobos ke dalam daging. Bakteri ini akan berkembang biak dan menguraikan komponen-komponen daging yang akan menyebabkan pembusukan.
  • 16. Penanganan Pasca Mortem Ikan Penanganan pasca mortem ikan dapat dilakukan dengan pendinginan. Suhu memegang peran penting dalam penanganan ini. Proses refrigerasi pada umumnya dibagi menjadi 2 tahap yaitu : • Pendinginan (chilling) yaitu penurunan suhu mencapai 0oC • Tahap Pembekuan (freezing) yaitu penurunan suhu dari 0oC sampai jauh di bawah 0oC
  • 17. Hasil Perairan lainnya UDANG • Jenis udang yang dikembangkan terutama udang tambak/udang galah, lobster. • Seperti halnya ikan, udang terdiri atas bagian kepala, perut dan ekor. Seluruh bagian ini terbungkus oleh lapisan kulit yang transparan. Bagian yang dapat dimakan adalah bagian perutnya
  • 18. Lanjutan Udang • Dalam keadaan segar, udang terlihat mengkilat dan transparan. Udang yang telah mati biasanya cepat sekali menjadi busuk dan warnanya menjadi putih keruh. Pola penurunan mutu dari berbagai jenis dan asal udang tidak banyak berbeda secara enzimatik, kimiawi (oksidatif) dan bakterial.
  • 19. KEPITING • seluruh badannya dibungkus oleh kulit yang keras. Kulit kepiting terdiri dari kitin yang banyak mengandung kalsium karbonat dan kalsium fosfat. • Kepiting segar berwarna hijau dan warnanya berubah menjadi merah apabila direbus. • Bagian yang dapat dimakan adalah dagingnya yang terdapat dalam badan/perut, kaki dan penjepitnya. Struktur kepiting terdiri dari badan/perut yang berkaki dan berpenjepit.
  • 20. KERANG-KERANGAN • Kerang berbentuk agak bulat atau lonjong dengan ukuran bervariasi. Pada dasarnya daging kerang dibungkus oleh sepasang kulit keras yang tersusun dari kapur dan garam-garam mineral. • Kulit kerang dapat dimanfaatkan untuk hiasan, makanan ternak, kapur (CaO) dan pengawet makanan. Bagian kulit beratnya mencapai 60 – 80% dari seluruh berat kerang.
  • 21. TRIPANG • Tripang atau disebut juga mentimun laut, berbentuk silindris berduri yang berdiameter beberapa sentimeter. Warna tripang hitam sampai coklat. • Seluruh bagian badan tripang dapat dimakan. Tripang segar mempunyai badan yang kenyal. Jika tripang mengalami pembusukan maka badannya tidak kenyal lagi dan bentuknya menjadi rata, seluruh permukaan tubuhnya timbul lendir yang mengeluarkan bau busuk.
  • 22. CUMI-CUMI • Cumi-cumi berbentuk silindris dan berwarna putih keunguan. Pada bagian kepala terdapat tangan-tangan penangkap mangsa. • Bagian badannya licin, tidak bersisik dan tidak bertulang, sehingga seluruh tubuhnya dapat dimakan.