SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 17
Izin Pertambangan Sub-Nasional:
Hasil Penelitian Dua Kabupaten –
  Bangka and Kutai Kartanegara
    John Strongman dan Ambarsari DC

             Konferensi RWI
         Jakarta 22-23 Mei 2012


                                  1
Tinjauan Presentasi


A. Tujuan Penelitian: Sebuah Kerangka
   untuk Melihat Perizinan Tingkat
   Sub-Nasional
B. Aplikasi di Bangka dan Kutai Kartanegara
C. Ringkasan Temuan Utama
D. Pendahuluan untuk Implikasi Kebijakan




                                          2
Latar Belakang dan Tujuan
Latar Belakang
•   Beberapa negara termasuk Indonesia telah melakukan
    desentralisasi pada perizinan pertambangan
•   Sejak tahun 1999 desentralisasi kekuasaan di Indonesia utamanya
    pada tingkat kabupaten
•   Dari 10 ribu izin pertambangan, sebagian besar diterbitkan di tingkat
    kabupaten – kurang dari separohnya berstatus “Clean and Clear”

Tujuan Penelitian:
•   Membangun kerangka untuk menguji potensi manfaat dan potensi
    kerentanan dari sistem perizinan desentralisasi.
•   Menerapkan kerangka untuk Bangka and Kutai Kartanegara
•   Membangun kesimpulan awal dan rekomendasi perbaikan
    kebijakan, mengidentifikasi langkah yang mungkin untuk perbaikan
    pengaturan desentralisasi perizinan di Indonesia.


                                                      3
Kerangka untuk Memeriksa
                 Perizinan Sub-Nasional
                            Tiga bangunan utama:
1: Kinerja Industri Pertambangan
Pertanyaan kunci: Seberapa baik atau buruk kinerja industri
                          pertambangan?
Isu – pertambangan ilegal; dampak lingkungan/sosial; penghindaran pajak
2: Kinerja Institusi Pemerintah
Pertanyaan kunci: Apakah mereka bekerja dengan baik atau mengikuti
                          praktik-praktik yang merugikan?
Isu – tata kelola dan korupsi; izin tumpang-tindih; pencatatan izin, pelaporan
izin, inspeksi lapangan; anggaran dan staf; koordinasi antar dinas
3: Mining Regulatory Framework
Pertanyaan kunci: Apakah peraturan bagian dari solusi atau masalah?
Isu – Perizinan nasional atau lokal dan aturan safeguard, peran
institusi, pelaporan dan persyaratan data sharing termasuk
reporting and data sharing requirements including to badan pemungut
pajak/royalti


                                                         4
Penerapan di Bangka dan Kukar:
          Metodologi

• Metode pengumpulan data
  – Desk study dan referensi
  – Wawancara
• Tipe data
  – IUP berstatus “Clear and Clean”
  – Setoran royalti dan anggaran untuk urusan
    “energi dan sumber daya mineral” daerah
• Keseluruhan kelayakan data

                                 5
Bangunan #1 :
   Seberapa Baik atau Buruk
Kinerja Industri Pertambangan?

   »Pertambangan Illegal
   »Dampak Lingkungan dan Social
   »Pungutan Pajak dan Non-Pajak




                                   6
Seberapa Baik atau Buruk
           Kinerja Industri Pertambangan?
Pertambangan Ilegal
 Bangka – Hampir separo dari pertambangan timah kemungkinan adalah
  ilegal. Hingga Mei 2012, hanya 20 IUP dari 283 yang diterbitkan oleh
  pemerintah kabupaten yang mendapatkan status Clean and Clear (CNC).
 Kutai Kartanegara (Kukar) Hingga Mei 2012, terdapat 240 dari total 485
  IUP berstatus CNC. Izin baru yang diterbitkan sering tumpang tindih
  dengan izin yang ada sehingga kasus tumpang tindih merupakan masalah
  yang berkembang di Kukar.
Dampak Lingkungan dan Sosial
 Bangka Baik dampak lingkungan dan sosial kurang dikelola dengan baik.
  Ketika praktik tambang ilega merajalela, kerusakan lingkungan meningkat
  secara signifikan. Matapencaharian berubah dari pertanian (petani lada)
  menjadi pertambangan rakyat.
 Kukar Dampak lingkungan kurang dikelola dengan baik. Misalnya
  pembuangan air dan stockpile batubara, serta banyak terjadi konflik antara
  pemilik operasi tambang dengan masyarakat di sekitar tambang.

                                                            7
Seberapa Baik atau Buruk
           Kinerja Industri Pertambangan?
Pembayaran terkait Pajak Tambang
Bangka - hampir separoh dari produksi timah kemungkinan
   diselundupkan dan lepas dari kewajiban pajak dan royalti.
                                                     Transit
                                                   (Domestic)
Miner TI     Owner TI     Collector      Smelter

                                                                Export
                                                                Market
                   Smuggler

  Sumber : Cahyani dan Mumbunan, 2012.


                                                      8
Bangunan #2:
  Apakah Dinas Pertambangan
    Bekerja dengan Baik atau
Mengikuti Praktik yang Kurang Baik?

»Tata Kelola dan Korupsi
»Anggaran, Staff dan Inspeksi Lapangan
»Pembayaran Royalti



                                         9
Apakah Dinas Pertambangan Bekerja dengan Baik
    atau Mengikuti Praktik yang Kurang Baik?

Tata Kelola dan Korupsi
  Pertambangan tidak legal
  Keadaan graft dan bribery dalam penerbitan izin tambang
  Menghindari persyaratan analisis dampak lingkungan

 Anggaran, Staff dan Inspeksi Lapangan
  Ketidakcukupan anggaran Dinas Pertambangan dan Staff
  Minimnya inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja
  Kurangnya atau tidak adanya mekanisme komplain dan
   resolusi konflik


                                              10
Bangunan #3:
Apakah Aturan dan Regulasi
  Bagian dari Solusi atau
  Bagian dari Masalah?

»Prosedur Sub-Nasional dan Nasional
»Prosedur Sub-Nasional yang Berbeda



                                11
Apakah Aturan dan Regulasi
               Bagian dari Solusi atau Bagian dari Masalah?

         Prosedure untuk IUP dan Kontrak Karya (KK)
         Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM 1453 tahun 2000

                                           Local
Minister EMR                 Governor
                                        Investment
                                           Office

                 Regent/                                    Regent     Local
                  Mayor                                              parliament

                                                Applicant
                                                                       MoENR
                 Applicant
                                                                       Province
   Gambar A – Prosedur untuk IUP            Gambar B – Prosedur untuk KK



                                                              12
Apakah Aturan dan Regulasi
             Bagian dari Solusi atau Bagian dari Masalah?
              Prosedur Sub-Nasional yang Berbeda
Perda Pertambangan Daerah: perbedaan lebih banyak daripada kesamaan.
 Potensial kelemahan dan kerentanan bahwa investor harus memeriksa setiap regulasi di
 setiap daerah.
 Daerah tidak diminta melaporkan data produksi pada lembaga pengelola keuangan terkait.


        Deskripsi                      Bangka                       Kutai Kartanegara*
Tahun Terbit                2001                             2001
Nama dan jenis izin        IUP, PUP, IUPR                   IUP
Tahap Pemberian Izin       2 (Eksplorasi dan Eksploitasi)   6 (Penyelidikan umum, Eksplorasi,
                                                            Eksploitasi, Pengolahan dan
                                                            Pemurnian, Transportasi, dan
                                                            Penjualan)
Prosedur dan Persyaratan   IUP: Cukup rinci dan mudah       Kurang rinci dan tidak tampak
                           dipahami.                        keterangan menjelaskan rujukan lain
                           IUPR: Diatur oleh Keputusan
                           Bupati
Jika ada dua pemohon       Tidak diatur (dijelaskan)        Prioritas pertama ditetapkan oleh
untuk area yang sama                                        Bupati

                                                                         13
Apakah Aturan dan Regulasi
         Bagian dari Solusi atau Bagian dari Masalah?


   Dampak Lingkungan dan Sosial

 Perlindungan lingkungan dan sosial di tingkat sub-nasional diatur di
  kedua kabupaten
 Regulasi pertambangan Bangka mengatur hak-hak atas tanah
  termasuk hak-hak penguasaan masyarakat dengan hukum adat.
 Regulasi pertambangan di kedua kabupaten mengatur kompensasi
  untuk pemilikan lahan, pengelolaan lingkungan dan reklamasi
 Bangka mengatur tentang kemitraan dengan penduduk
  lokal, sementara Kukar mengatur pemberdayaan masyarakat untuk
  penduduk sekitar kawasan tambang
Ringkasan dari Temuan Utama
                                Kinerja Industri Tambang
1.   Praktik yang luas pada pertambangan tidak legal dan penyelundupan
     termasuk memasuki kawasan lindung
2.   Penanganan dampak lingkungan dan sosial kurang baik
3.   Penghindaran pajak dan royalti baik oleh pemilik izin tambang legal atau tidak
     legal
                         Institusi Pertambangan Pemerintah
1.   Korupsi – indikasi praktik penyuapan dan kroni pada pemberian izin
2.   Pencatatan perizinan tambang tidak memadai
3.   Izin baru yang diterbitkan tumpang tindih dengan izin yang lain atau di
     kawasan lindung
4.   Inspeksi lapangan kurang cukup dan lemahnya pengawasan terhadap praktik
     pertambangan
                          Kerangka Peraturan Pertambangan
1.   Aturan dan prosedur inkonsisten dan tidak memadai dalam mengatur
     perizinan, safeguards, termasuk resolusi konflik.
2.   Kekuasaan diskresi yang sangat besar oleh dinas terkait dan kepala daerah
3.   Transparansi secara penuh terhadap pemberian izin serta pencatatan
     perizinan.


                                                              15
Isu Kinerja Pertambangan dan Pemerintah

Potensi langkah ke depan untuk memperbaiki kinerja masa lalu yang
buruk dari banyaknya operator pertambangan yang kecil dan dinas
daerah dan pejabat daerah, sehingga moratorium izin pertambangan
dapat diakhiri
    – Secara segera dan efektif melaksanakan UU 4/2009 dan
      peraturan pemerintah terkait yang memerlukan kemauan politik
      (political will) dan mobilisasi sejumlah dana yang cukup besar
      untuk dinas di daerah.dalam hal :
        • Staff yang lebih banyak dan lebih baik
        • Perbaikan system khususnya pencatatan izin
        • Inspeksi secara reguler
    – Pelaporan, khusus kepada Pemerintah Nasional
    – Keterbukaan yang luas dan transparansi perizinan
    – Resolusi perizinan yang Clean and Clear
    – Pelibatan masyarakat sipil untuk mendukung hal ini.
Isu Kerangka Kerja Regulasi
•   Sebuah awal yang penting telah dilakukan untuk memperbaiki keterbatasan
    yang ada di UU dan peraturan sebelumnya terkait perizinan
    - UU Mineral dan Batubara 4/2009
    - Program Clean dan Clear

•   Tapi tetap masih ada kerentanan.
•   Reformasi hukum lebih jauh berkenaan dengan mendukung hukum dan
    peraturan yang diperlukan adalah
     – Mengurangi diskresi kekuasaan dari pejabat pemberi izin.
     – Membuat transparansi penuh menjadi suatu yang wajib berkenaan
        dengan pengajuan izin, pemrosesan, keputusan, pencatatan dst.
     – Mengalokasikan bagian dari pembayaran terkait pertambangan oleh
        pemegang izin untuk mendukung anggaran dinas pertambangan daerah
     – Memberikan sanksi (seperti moratorium perizinan saat ini) untuk
        pemerintah daerah yang tidak patuh dengan UU 4/2009 dan aturan serta
        regulasi yang lain.



                                                        17

Más contenido relacionado

Similar a EI1 Perizinan Pertambangan (bahasa)

Pengembangan Program Kajian Aparatur Berbasis Karakteristik
Pengembangan Program Kajian Aparatur Berbasis KarakteristikPengembangan Program Kajian Aparatur Berbasis Karakteristik
Pengembangan Program Kajian Aparatur Berbasis Karakteristik
Tri Widodo W. UTOMO
 
Uu tambang dan perburuhan materi 3
Uu tambang dan perburuhan materi 3Uu tambang dan perburuhan materi 3
Uu tambang dan perburuhan materi 3
Sylvester Saragih
 
Paparan bimbingan teknis penguatan layanan kkpr di daerah 181121
Paparan bimbingan teknis penguatan layanan kkpr di daerah   181121Paparan bimbingan teknis penguatan layanan kkpr di daerah   181121
Paparan bimbingan teknis penguatan layanan kkpr di daerah 181121
WahyudiAgustian1
 

Similar a EI1 Perizinan Pertambangan (bahasa) (18)

EI3 Perbandingan Perda Pertambangan (bahasa)
EI3 Perbandingan Perda Pertambangan (bahasa)EI3 Perbandingan Perda Pertambangan (bahasa)
EI3 Perbandingan Perda Pertambangan (bahasa)
 
EI3 Perbandingan Perda Pertambangan (bahasa)
EI3 Perbandingan Perda Pertambangan (bahasa)EI3 Perbandingan Perda Pertambangan (bahasa)
EI3 Perbandingan Perda Pertambangan (bahasa)
 
Mendorong Penguatan Pengawasan dan Penegakan Hukum Pelaksanaan Reklamasi dan ...
Mendorong Penguatan Pengawasan dan Penegakan Hukum Pelaksanaan Reklamasi dan ...Mendorong Penguatan Pengawasan dan Penegakan Hukum Pelaksanaan Reklamasi dan ...
Mendorong Penguatan Pengawasan dan Penegakan Hukum Pelaksanaan Reklamasi dan ...
 
Expose Evaluasi Pelaksanaan dan Peningkatan Kualitas Serta Mekanisme Penyusun...
Expose Evaluasi Pelaksanaan dan Peningkatan Kualitas Serta Mekanisme Penyusun...Expose Evaluasi Pelaksanaan dan Peningkatan Kualitas Serta Mekanisme Penyusun...
Expose Evaluasi Pelaksanaan dan Peningkatan Kualitas Serta Mekanisme Penyusun...
 
Fungsi dprd slide
Fungsi dprd slideFungsi dprd slide
Fungsi dprd slide
 
Membedah Pelayanan Publik di Kaltim
Membedah Pelayanan Publik di KaltimMembedah Pelayanan Publik di Kaltim
Membedah Pelayanan Publik di Kaltim
 
Penataan Izin Batubara dalam Koordinasi dan Supervisi KPK
Penataan Izin Batubara dalam Koordinasi dan Supervisi KPK Penataan Izin Batubara dalam Koordinasi dan Supervisi KPK
Penataan Izin Batubara dalam Koordinasi dan Supervisi KPK
 
Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta Kerja
Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta KerjaMateri MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta Kerja
Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta Kerja
 
Tantangan Transparansi Penerimaan Negara
Tantangan Transparansi Penerimaan NegaraTantangan Transparansi Penerimaan Negara
Tantangan Transparansi Penerimaan Negara
 
Korsup KPK dan Penataan Izin Usaha Pertambangan Sektor Mineral dan Batubara
Korsup KPK dan Penataan Izin Usaha Pertambangan Sektor Mineral dan BatubaraKorsup KPK dan Penataan Izin Usaha Pertambangan Sektor Mineral dan Batubara
Korsup KPK dan Penataan Izin Usaha Pertambangan Sektor Mineral dan Batubara
 
EI2 Pendapatan Pertambangan Bangka-Belu (bahasa)
EI2 Pendapatan Pertambangan Bangka-Belu (bahasa)EI2 Pendapatan Pertambangan Bangka-Belu (bahasa)
EI2 Pendapatan Pertambangan Bangka-Belu (bahasa)
 
Pengembangan Program Kajian Aparatur Berbasis Karakteristik
Pengembangan Program Kajian Aparatur Berbasis KarakteristikPengembangan Program Kajian Aparatur Berbasis Karakteristik
Pengembangan Program Kajian Aparatur Berbasis Karakteristik
 
Uu tambang dan perburuhan materi 3
Uu tambang dan perburuhan materi 3Uu tambang dan perburuhan materi 3
Uu tambang dan perburuhan materi 3
 
Strategi Pemberantasan Korupsi Indonesia
Strategi Pemberantasan Korupsi Indonesia Strategi Pemberantasan Korupsi Indonesia
Strategi Pemberantasan Korupsi Indonesia
 
EI3 Perbandingan Perda (handout bahasa)
EI3 Perbandingan Perda (handout bahasa)EI3 Perbandingan Perda (handout bahasa)
EI3 Perbandingan Perda (handout bahasa)
 
Paparan bimbingan teknis penguatan layanan kkpr di daerah 181121
Paparan bimbingan teknis penguatan layanan kkpr di daerah   181121Paparan bimbingan teknis penguatan layanan kkpr di daerah   181121
Paparan bimbingan teknis penguatan layanan kkpr di daerah 181121
 
Peran apip inspektorat jenderal dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah
Peran apip inspektorat jenderal dalam pengadaan barang dan jasa pemerintahPeran apip inspektorat jenderal dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah
Peran apip inspektorat jenderal dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah
 
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA IndonesiaMencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
 

Más de Article33

Profil Article 33 Indonesia
Profil Article 33 IndonesiaProfil Article 33 Indonesia
Profil Article 33 Indonesia
Article33
 
Article33 jointresearchscheme
Article33 jointresearchschemeArticle33 jointresearchscheme
Article33 jointresearchscheme
Article33
 

Más de Article33 (20)

Comval BK: New EITI Standards, Philippine Candidacy and PH-EITI Work Plan
Comval BK: New EITI Standards, Philippine Candidacy and PH-EITI Work PlanComval BK: New EITI Standards, Philippine Candidacy and PH-EITI Work Plan
Comval BK: New EITI Standards, Philippine Candidacy and PH-EITI Work Plan
 
Comval BK: Bojonegoro Social Innovation on Extractive Revenue
Comval BK: Bojonegoro Social Innovation on Extractive Revenue Comval BK: Bojonegoro Social Innovation on Extractive Revenue
Comval BK: Bojonegoro Social Innovation on Extractive Revenue
 
Comval BK: O&G Revenue for Sustainable Welfare in Bojonegoro
Comval BK: O&G Revenue for Sustainable Welfare in BojonegoroComval BK: O&G Revenue for Sustainable Welfare in Bojonegoro
Comval BK: O&G Revenue for Sustainable Welfare in Bojonegoro
 
Comval BK: Indigenous People Transparency Mechanism
Comval BK: Indigenous People Transparency MechanismComval BK: Indigenous People Transparency Mechanism
Comval BK: Indigenous People Transparency Mechanism
 
Comval BK: Compostela Valley Transparency Initiative
Comval BK: Compostela Valley Transparency InitiativeComval BK: Compostela Valley Transparency Initiative
Comval BK: Compostela Valley Transparency Initiative
 
Comval BK: Minahang Bayanihan: Small Scale Mining Initiatives
Comval BK: Minahang Bayanihan: Small Scale Mining InitiativesComval BK: Minahang Bayanihan: Small Scale Mining Initiatives
Comval BK: Minahang Bayanihan: Small Scale Mining Initiatives
 
A33 Position Note: Post-2015 Development Agenda
A33 Position Note: Post-2015 Development AgendaA33 Position Note: Post-2015 Development Agenda
A33 Position Note: Post-2015 Development Agenda
 
PB 01, 2013: Encouraging Transparency of Forestry State Revenue
PB 01, 2013: Encouraging Transparency of Forestry State RevenuePB 01, 2013: Encouraging Transparency of Forestry State Revenue
PB 01, 2013: Encouraging Transparency of Forestry State Revenue
 
Brief 03, 2011: Memperkuat Efektivitas dan Akuntabilitas Kebijakan Anggaran BOS
Brief 03, 2011: Memperkuat Efektivitas dan Akuntabilitas Kebijakan Anggaran BOSBrief 03, 2011: Memperkuat Efektivitas dan Akuntabilitas Kebijakan Anggaran BOS
Brief 03, 2011: Memperkuat Efektivitas dan Akuntabilitas Kebijakan Anggaran BOS
 
Brief 02, 2011: Peta Jalan Pendidikan Dasar Gratis
Brief 02, 2011: Peta Jalan Pendidikan Dasar GratisBrief 02, 2011: Peta Jalan Pendidikan Dasar Gratis
Brief 02, 2011: Peta Jalan Pendidikan Dasar Gratis
 
Brief 01, 2011: Dana Alokasi Khusus Pendidikan
Brief 01, 2011: Dana Alokasi Khusus Pendidikan Brief 01, 2011: Dana Alokasi Khusus Pendidikan
Brief 01, 2011: Dana Alokasi Khusus Pendidikan
 
Kajian Pelingkupan Penerimaan Kehutanan
Kajian Pelingkupan Penerimaan KehutananKajian Pelingkupan Penerimaan Kehutanan
Kajian Pelingkupan Penerimaan Kehutanan
 
Profil Article 33 Indonesia
Profil Article 33 IndonesiaProfil Article 33 Indonesia
Profil Article 33 Indonesia
 
WP 03/2012 - Riko - Belantara Rente Hutan Kayu
WP 03/2012 - Riko - Belantara Rente Hutan KayuWP 03/2012 - Riko - Belantara Rente Hutan Kayu
WP 03/2012 - Riko - Belantara Rente Hutan Kayu
 
Module for Managing Oil & Gas Revenue: Indonesia Sub-National Experience
Module for Managing Oil & Gas Revenue: Indonesia Sub-National ExperienceModule for Managing Oil & Gas Revenue: Indonesia Sub-National Experience
Module for Managing Oil & Gas Revenue: Indonesia Sub-National Experience
 
Module for Multistakeholder Engagement for Extractive Industry Better Governance
Module for Multistakeholder Engagement for Extractive Industry Better GovernanceModule for Multistakeholder Engagement for Extractive Industry Better Governance
Module for Multistakeholder Engagement for Extractive Industry Better Governance
 
Article33 jointresearchscheme
Article33 jointresearchschemeArticle33 jointresearchscheme
Article33 jointresearchscheme
 
Working Paper Jamkesda
Working Paper JamkesdaWorking Paper Jamkesda
Working Paper Jamkesda
 
Mural 3: Perda Kandungan Lokal
Mural 3: Perda Kandungan Lokal Mural 3: Perda Kandungan Lokal
Mural 3: Perda Kandungan Lokal
 
Mural 1: Mekanisme Transparansi Migas
Mural 1: Mekanisme Transparansi MigasMural 1: Mekanisme Transparansi Migas
Mural 1: Mekanisme Transparansi Migas
 

Último

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Último (20)

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 

EI1 Perizinan Pertambangan (bahasa)

  • 1. Izin Pertambangan Sub-Nasional: Hasil Penelitian Dua Kabupaten – Bangka and Kutai Kartanegara John Strongman dan Ambarsari DC Konferensi RWI Jakarta 22-23 Mei 2012 1
  • 2. Tinjauan Presentasi A. Tujuan Penelitian: Sebuah Kerangka untuk Melihat Perizinan Tingkat Sub-Nasional B. Aplikasi di Bangka dan Kutai Kartanegara C. Ringkasan Temuan Utama D. Pendahuluan untuk Implikasi Kebijakan 2
  • 3. Latar Belakang dan Tujuan Latar Belakang • Beberapa negara termasuk Indonesia telah melakukan desentralisasi pada perizinan pertambangan • Sejak tahun 1999 desentralisasi kekuasaan di Indonesia utamanya pada tingkat kabupaten • Dari 10 ribu izin pertambangan, sebagian besar diterbitkan di tingkat kabupaten – kurang dari separohnya berstatus “Clean and Clear” Tujuan Penelitian: • Membangun kerangka untuk menguji potensi manfaat dan potensi kerentanan dari sistem perizinan desentralisasi. • Menerapkan kerangka untuk Bangka and Kutai Kartanegara • Membangun kesimpulan awal dan rekomendasi perbaikan kebijakan, mengidentifikasi langkah yang mungkin untuk perbaikan pengaturan desentralisasi perizinan di Indonesia. 3
  • 4. Kerangka untuk Memeriksa Perizinan Sub-Nasional Tiga bangunan utama: 1: Kinerja Industri Pertambangan Pertanyaan kunci: Seberapa baik atau buruk kinerja industri pertambangan? Isu – pertambangan ilegal; dampak lingkungan/sosial; penghindaran pajak 2: Kinerja Institusi Pemerintah Pertanyaan kunci: Apakah mereka bekerja dengan baik atau mengikuti praktik-praktik yang merugikan? Isu – tata kelola dan korupsi; izin tumpang-tindih; pencatatan izin, pelaporan izin, inspeksi lapangan; anggaran dan staf; koordinasi antar dinas 3: Mining Regulatory Framework Pertanyaan kunci: Apakah peraturan bagian dari solusi atau masalah? Isu – Perizinan nasional atau lokal dan aturan safeguard, peran institusi, pelaporan dan persyaratan data sharing termasuk reporting and data sharing requirements including to badan pemungut pajak/royalti 4
  • 5. Penerapan di Bangka dan Kukar: Metodologi • Metode pengumpulan data – Desk study dan referensi – Wawancara • Tipe data – IUP berstatus “Clear and Clean” – Setoran royalti dan anggaran untuk urusan “energi dan sumber daya mineral” daerah • Keseluruhan kelayakan data 5
  • 6. Bangunan #1 : Seberapa Baik atau Buruk Kinerja Industri Pertambangan? »Pertambangan Illegal »Dampak Lingkungan dan Social »Pungutan Pajak dan Non-Pajak 6
  • 7. Seberapa Baik atau Buruk Kinerja Industri Pertambangan? Pertambangan Ilegal  Bangka – Hampir separo dari pertambangan timah kemungkinan adalah ilegal. Hingga Mei 2012, hanya 20 IUP dari 283 yang diterbitkan oleh pemerintah kabupaten yang mendapatkan status Clean and Clear (CNC).  Kutai Kartanegara (Kukar) Hingga Mei 2012, terdapat 240 dari total 485 IUP berstatus CNC. Izin baru yang diterbitkan sering tumpang tindih dengan izin yang ada sehingga kasus tumpang tindih merupakan masalah yang berkembang di Kukar. Dampak Lingkungan dan Sosial  Bangka Baik dampak lingkungan dan sosial kurang dikelola dengan baik. Ketika praktik tambang ilega merajalela, kerusakan lingkungan meningkat secara signifikan. Matapencaharian berubah dari pertanian (petani lada) menjadi pertambangan rakyat.  Kukar Dampak lingkungan kurang dikelola dengan baik. Misalnya pembuangan air dan stockpile batubara, serta banyak terjadi konflik antara pemilik operasi tambang dengan masyarakat di sekitar tambang. 7
  • 8. Seberapa Baik atau Buruk Kinerja Industri Pertambangan? Pembayaran terkait Pajak Tambang Bangka - hampir separoh dari produksi timah kemungkinan diselundupkan dan lepas dari kewajiban pajak dan royalti. Transit (Domestic) Miner TI Owner TI Collector Smelter Export Market Smuggler Sumber : Cahyani dan Mumbunan, 2012. 8
  • 9. Bangunan #2: Apakah Dinas Pertambangan Bekerja dengan Baik atau Mengikuti Praktik yang Kurang Baik? »Tata Kelola dan Korupsi »Anggaran, Staff dan Inspeksi Lapangan »Pembayaran Royalti 9
  • 10. Apakah Dinas Pertambangan Bekerja dengan Baik atau Mengikuti Praktik yang Kurang Baik? Tata Kelola dan Korupsi  Pertambangan tidak legal  Keadaan graft dan bribery dalam penerbitan izin tambang  Menghindari persyaratan analisis dampak lingkungan Anggaran, Staff dan Inspeksi Lapangan  Ketidakcukupan anggaran Dinas Pertambangan dan Staff  Minimnya inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja  Kurangnya atau tidak adanya mekanisme komplain dan resolusi konflik 10
  • 11. Bangunan #3: Apakah Aturan dan Regulasi Bagian dari Solusi atau Bagian dari Masalah? »Prosedur Sub-Nasional dan Nasional »Prosedur Sub-Nasional yang Berbeda 11
  • 12. Apakah Aturan dan Regulasi Bagian dari Solusi atau Bagian dari Masalah? Prosedure untuk IUP dan Kontrak Karya (KK) Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM 1453 tahun 2000 Local Minister EMR Governor Investment Office Regent/ Regent Local Mayor parliament Applicant MoENR Applicant Province Gambar A – Prosedur untuk IUP Gambar B – Prosedur untuk KK 12
  • 13. Apakah Aturan dan Regulasi Bagian dari Solusi atau Bagian dari Masalah? Prosedur Sub-Nasional yang Berbeda Perda Pertambangan Daerah: perbedaan lebih banyak daripada kesamaan.  Potensial kelemahan dan kerentanan bahwa investor harus memeriksa setiap regulasi di setiap daerah.  Daerah tidak diminta melaporkan data produksi pada lembaga pengelola keuangan terkait. Deskripsi Bangka Kutai Kartanegara* Tahun Terbit 2001 2001 Nama dan jenis izin IUP, PUP, IUPR IUP Tahap Pemberian Izin 2 (Eksplorasi dan Eksploitasi) 6 (Penyelidikan umum, Eksplorasi, Eksploitasi, Pengolahan dan Pemurnian, Transportasi, dan Penjualan) Prosedur dan Persyaratan IUP: Cukup rinci dan mudah Kurang rinci dan tidak tampak dipahami. keterangan menjelaskan rujukan lain IUPR: Diatur oleh Keputusan Bupati Jika ada dua pemohon Tidak diatur (dijelaskan) Prioritas pertama ditetapkan oleh untuk area yang sama Bupati 13
  • 14. Apakah Aturan dan Regulasi Bagian dari Solusi atau Bagian dari Masalah? Dampak Lingkungan dan Sosial  Perlindungan lingkungan dan sosial di tingkat sub-nasional diatur di kedua kabupaten  Regulasi pertambangan Bangka mengatur hak-hak atas tanah termasuk hak-hak penguasaan masyarakat dengan hukum adat.  Regulasi pertambangan di kedua kabupaten mengatur kompensasi untuk pemilikan lahan, pengelolaan lingkungan dan reklamasi  Bangka mengatur tentang kemitraan dengan penduduk lokal, sementara Kukar mengatur pemberdayaan masyarakat untuk penduduk sekitar kawasan tambang
  • 15. Ringkasan dari Temuan Utama Kinerja Industri Tambang 1. Praktik yang luas pada pertambangan tidak legal dan penyelundupan termasuk memasuki kawasan lindung 2. Penanganan dampak lingkungan dan sosial kurang baik 3. Penghindaran pajak dan royalti baik oleh pemilik izin tambang legal atau tidak legal Institusi Pertambangan Pemerintah 1. Korupsi – indikasi praktik penyuapan dan kroni pada pemberian izin 2. Pencatatan perizinan tambang tidak memadai 3. Izin baru yang diterbitkan tumpang tindih dengan izin yang lain atau di kawasan lindung 4. Inspeksi lapangan kurang cukup dan lemahnya pengawasan terhadap praktik pertambangan Kerangka Peraturan Pertambangan 1. Aturan dan prosedur inkonsisten dan tidak memadai dalam mengatur perizinan, safeguards, termasuk resolusi konflik. 2. Kekuasaan diskresi yang sangat besar oleh dinas terkait dan kepala daerah 3. Transparansi secara penuh terhadap pemberian izin serta pencatatan perizinan. 15
  • 16. Isu Kinerja Pertambangan dan Pemerintah Potensi langkah ke depan untuk memperbaiki kinerja masa lalu yang buruk dari banyaknya operator pertambangan yang kecil dan dinas daerah dan pejabat daerah, sehingga moratorium izin pertambangan dapat diakhiri – Secara segera dan efektif melaksanakan UU 4/2009 dan peraturan pemerintah terkait yang memerlukan kemauan politik (political will) dan mobilisasi sejumlah dana yang cukup besar untuk dinas di daerah.dalam hal : • Staff yang lebih banyak dan lebih baik • Perbaikan system khususnya pencatatan izin • Inspeksi secara reguler – Pelaporan, khusus kepada Pemerintah Nasional – Keterbukaan yang luas dan transparansi perizinan – Resolusi perizinan yang Clean and Clear – Pelibatan masyarakat sipil untuk mendukung hal ini.
  • 17. Isu Kerangka Kerja Regulasi • Sebuah awal yang penting telah dilakukan untuk memperbaiki keterbatasan yang ada di UU dan peraturan sebelumnya terkait perizinan - UU Mineral dan Batubara 4/2009 - Program Clean dan Clear • Tapi tetap masih ada kerentanan. • Reformasi hukum lebih jauh berkenaan dengan mendukung hukum dan peraturan yang diperlukan adalah – Mengurangi diskresi kekuasaan dari pejabat pemberi izin. – Membuat transparansi penuh menjadi suatu yang wajib berkenaan dengan pengajuan izin, pemrosesan, keputusan, pencatatan dst. – Mengalokasikan bagian dari pembayaran terkait pertambangan oleh pemegang izin untuk mendukung anggaran dinas pertambangan daerah – Memberikan sanksi (seperti moratorium perizinan saat ini) untuk pemerintah daerah yang tidak patuh dengan UU 4/2009 dan aturan serta regulasi yang lain. 17

Notas del editor

  1. SelamatpagiBapak, Ibu, danSaudarasekalian. Terimakasihkamikepadapanitia yang sudahmengundang Ambarsari dansayasendiriuntukpresentasipadakesempatanini. Iniadalahmengenaipenelitian yang telahdilakukantentangPerizinanPertambanganditingkat Sub-Nasionaldankhususnyahasilpenelitian yang telahdilakukandiduakabupaten, yaitu Bangka danKutaiKartanegara. Sayaakanmempresentasikankerangkadaripenelitian yang kamitelahkamisusun. Kemudian, sayaakanmemberikankepada Ambarsari yang akanmempresentasikanhasilnya, sesuaikerangka yang diterapkanpadakeduakabupatentersebut.Setelahitu, sayaakanmenutupdenganbeberapapemikiranawalterkaitdenganimplikasikebijakannya.
  2. Selamaduadekadeterakhirini, sejumlahnegaratelahbergerakkearahdesentralisasiperizinantambang. Indonesia adalahsalahsatucontoh yang paling menonjol. Negara lainnyatermasuk Argentina, Filipina, dan Laos. Sebelumdesentralisasipadatahun 1999, Indonesia memilikisistemperizinanditingkatnasionaldanmerupakansalahsatunegara yang paling suksesditahun 1970-an, 1980-an, dan 1990-an dalammenarikinvestasipertambanganbaikdomestikdanasing, sertamengembangkanpertambangankelasdunia. Desentralisasi kekuasaan yang terjadi pada tahun 1999 menggeser kewewenangan dari pemerintahantingkatnasionalke, terutama, tingkat kabupaten. Tapi terdapatkekosongan dalam hal panduandalamprosedur perizinan dantiap-tiapkabupaten mengembangkan peraturan dan prosedurnyasendiri-sendiri.Sejak itu tidak ada investasi skalabesar yang baru. Malah 10.235 izin pertambangan telah diterbitkan oleh kabupaten,disisi lain audit nasional hingga Mei 2012 menunjukkan hanya 41% berstatus"Clean and Clear". UU Pertambangan yang barutahun2009 ini membantumemperbaiki situasi ini, tetapi moratoriumperizinan saat ini berjalandi tempat.Dengan latar belakang ini, tujuan dari penelitian adalah untuk:Mengembangkan konseptual; kerangka kerja untuk meneliti potensi manfaat dan potensi kerentanan daridesentralisasisistemperizinanTerapkan kerangkainiuntuk Bangka dan Kutai Kartanegara sebagaiaplikasiawal, uji cobadan mengidentifikasi langkah-langkahyang mungkin untuk memperbaikipengaturanperizinandi Indonesia.Mengembangkan kesimpulan-kesimpulanawal dan rekomendasi mengenaiperbaikan kebijakan
  3. Kerangkakerja yang diusulkanterdiridaritigabangunanutama, yaitu:Pertama: KinerjaIndustriPertambanganPertanyaankuncinyaadalahseberapabagusatauseberapaburuk?Khususnya, berkenaandenganpertambanganilegal; dampaklingkungandansosial; danpembayaranpajak. Kedua: KinerjadanKapasitasdariInstitusiPertambanganPemerintahPertanyaankuncinyaadalahseberapabaikpekerjaanyang mereka lakukan dalam mengawasi dan mengelola sektor ini? Apakah mereka bekerja dengan baik atau mengikuti praktik yang buruk?Isukuncinyadisiniberkaitandengantatakeloladankorupsi; pencatatanizin, izin yang tumpangtindih, laporan; inspeksi; anggaran; stafdankoordinasi.Ketiga : KondisiPeraturanPertambangan– yaitu aturan dan peraturan yang mengatur baik bagaimana industri beroperasi dan bagaimana institusisektortersebutdiorganisir dan beroperasi.Pertanyaan kuncinya adalah apakah peraturanbagian dari solusi atau bagian dari masalah?Aspek-aspek pentingmeliputiapakah peraturan yang ditetapkan pada tingkat nasional atau sub nasional? Apakah itucukupmemadai?Apakah peran kelembagaan jelas dan cukup didefinisikan? Apakah persyaratan pelaporan mencukupitermasuk sharing data dengan otoritas terkaitperpajakan.
  4. Penerapandi Bangka danKukarmeliputitinjauanpustakatermasuk, khususnya, laporandari media tentangaktifitaspertambangandariduakabupatentersebut.Tinjauanliteraturinikemudiandiikutiolehserangkaianwawancaradenganstakeholder termasuk pejabat pemerintah, wakil masyarakat pertambangan, organisasi masyarakat sipil dan perusahaan tambang di masing-masing kabupaten. Data kuantitatifmeliputi data izin yang telahditerbitkan, anggaran, staf, danpenerimaanterkaittambang. Sementara berdasarkan sifatnya, data yang terkumpullebihbanyakbersifatkualitatif dan subjektif, keseluruhan darikesimpulandianggap cukupkuat dan untuk mewakili kondisiyang sedang terjadi di kabupaten lain di seluruh Indonesia.
  5. Kita sekarangmelihatpadabangunanpertama : yaituseberapabaikatauburukkahkinerjaindustripertambangan?Akanditunjukkanolehtigaaspekutama, yaituPertambanganIlegalDampakLingkungandanSosialPembayaranpajakdan non pajak.
  6. Penelitianmengindikasikanbahwasekitarseparohdaripertambangantimahkemungkinanadalahilegaldi Bangka. Per Mei 2012, hanya 17 IUP dari 283 yang diterbitkanpemerintahdaerahtelahberstatusClean and Clear (CNC). Di Kukar, per Mei 2012, kurangdariseparoh, yaitu 240 IUP dari 485 IUP yang diterbitkanpemdatelahberstatus CNC. Masalah yang signifikandiKukaradalahbahwaizin-izinbaru yang diterbitkantumpangtindihdenganizin-izin yang sudahada, sehinggakondisiizintumpangtindihadalahmasalah yang berkembangdiKukar. Berkenaandengandampaklingkungandansosial, masyarakatlokalmelihatbahwadampaklingkungandandampaksosialtidakdikeloladenganbaik, baikdi Bangka danKukar. Di Bangka, praktekpertambanganilegalcukupmerajalela, menyebabkankerusakanlingkunganmeningkatsecarasignifikan. Inijugatercermindarikecenderungan yang tampak dari kehidupan masyarakat lokal bergeser dari pertanian (khususnya, pertanianlada) kepertambangan rakyat. Ada juga orang luar masuk ke Bangka untuk melakukan pertambangan rakyat tanpaizin.DampaklingkungandikeloladengankurangbaikdiKukar, khususnyapenangananlimbah air tercemardanpencemarandaritimbunanbatubara yang tidakdikeloladenganbaik. Baikdi Bangka danKukar, seringterjadikonflikantaraoperasipertambangandanmasyarakat yang tinggaldisekitartambang.
  7. TI adalahtambangtimahinkonvensional yang terdiridarisekelompokpenambang, umumnyakurangdarisepuluhorang. Pertambangantimahinisecara manual ataudenganperlengkapan yang sangatsederhana. Timahilegaldiselundupkankeluarsecaralangsungataudijualkepadapenambang lain, pengumpul, atau smelter yang sangatmungkindicampurkandenganstok yang legal, ataujugakemungkinandieksporsecarailegalsebagaitimahselundupan.
  8. Bangunankeduaadalahkinerjainstusitambang – apakahDinasPertambangantelahbekerjadenganbaikataumengikutipraktik-praktik yang kurangbaik?Inisepertiditunjukkanpadatigaaspekutama, yaitu:Tata keloladankorupsi; danAnggaran, Staf, danInspeksiLapanganPembayaranRoyalti
  9. Adabanyakkekhawatiranberkenaandengantatakelola yang kurangbaikdankorupsi. Mafia disektorpertambangandi Bangka dilaporkancukupmasifdenganketerkaitan yang cukupdenganpadapejabatpublik yang mendapatkanmanfaatdarihubungan mafia dantidakberhasilmembawaoperasi mafia inikepolisi. Pemberianizintidaktransparandanpunyakecenderunganuntukkorupsidibaik Bangka danKukar. Di Kukarpersetujuanizinnormalnyamemerlukanwaktu 9 bulanataulebihtetapibeberapapemohonbisamemperolehperlakuankhususditerbitkanhanyadalamhitunganhari. BeberapapemohondiKukardiperbolehkanuntukmengajukanpada area yang salingberdekatandenganwilayah yang kurangdari 100 ha dandengandemikian, mengabaikanpersyaratanperlindunganlingkungan yang disyaratkanuntukizin-izinlebihdariluasantersebut. Di keduakabupaten, anggarandanstafDinasPertambangandanEnergicukupkeciluntuksecarawajarmelakukanpengawasanaktifitaspertambangan. Sebagaicontoh, ditahun 2011, inspeksiuntukkeselamatandankesehatankerjahanyadapatdilakukanpada 65 dari 285 IUP operasiproduksidiKukar, dikarenakankurangnyaanggarandanstaf. Hanyaterdapat 16 pejabatdiKukar yang memilikikualifikasitambang, geologi, danlingkunganpadalatarbelakangpendidikanmereka. Kukarmemilikipenanganganmekanismekomplainuntukisulingkungan, namuntidakadamekanismepenanganganatauresolusikonflikdengan operator pertambangan. Demikian pula Bangka jugatidakpunyamekanismetersebut.
  10. Bangunanketigaadalah : apakahaturandanregulasimenjadibagiansolusiataubagiandarimasalah?Iniditunjukkanolehduaaspek, yaitu: Prosedur Sub-Nasionaldan NasionalProseur Sub-Nasional yang berbeda-beda
  11. Diagram diatasmenggambarkanaturanuntukmenerbitkan IUP untukmayoritasperusahaan Indonesia yang melibatkankeputusandariBupatiditingkatKabupatendanWalikotadiKotamadya. Diagram jugamenunjukkanprosedurpengajuanuntukkontrakkerjauntukperusahaanasing. Padakondisiini, Bupatiakanmendapatkanpersetujuandarikantorpengelolainvestasidaerahdan DPRD sebagaibagiandarikeputusanpermohonanizin. Poin lain untukdicatatadalah:Pertama, prosedurdanperaturanperizinanditingkatdaerahmengangkathal-halyaituseberapabaikkahregulasidirancang (berkenaandenganrinciandanketerkaitandengan UU danregulasi yang lain sepertilingkungandanperlindungansosial)Kedua, apakahtransparansijugamenjadisyaratdalamperaturandaerahKetiga, seberapaluasotoritasdiskresidiberikankepadaWalikotaatauBupatidalammenerbitkanizintambangKeempat, apakahpermintaan/ persyaratantentangpelaporandanpembukaaninformasisecarajelasditetapkan
  12. Perbedaanantaraaturanpertambangandijuridiksi yang berbeda-bedadapatdigambarkanantara Bangka danKukar. Di keduakasusregulasiditerbitkanpadatahun 2001. Pertama, Bangka memilikitigatipeizin, yaitu IUP, PUP (Perjanjian Usaha Pertambangan) dan IUPR (IUP –Rakyat) sementaraKukarhanyamenggunakansatujenis, yaitu IUP. Kedua, Bangka menerbitkanizin-izinuntukduatahapanpertambangan – eksplorasidanproduksi. Kukarmenerbitkanizinuntukenamtahapan – penyelidikanumum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahandanpemurnian; transportasi, danpenjualan. Ketiga, prosedurperizinan Bangka ditunjukkansecaralebih detail danlebihmudahdipahami, sementaraKukarkurangspesifikdanmenunjukkanadanyakurangketerkaitandenganperaturan lain. Di kasusKukar, banyak investor yang sahmungkintidakakanmengajukanizinkarenatakutadanyakorupsiatautakutjikapemberianizindikaitkandenganpreferensipadakepentinganpihaktertentu, kerabat, ataukronidariotoritaspenerbitizin. Inimencerminkantingginyaderajatdiskresikekuasaanberkenaandenganizin-izin yang diterbitkan. Sebagaipembanding, padakasus Bangka investor yang sahtidakakanmengajukanizinkarenapengaruhadanya mafia.
  13. Perlindunganlingkungandansosialtingkat sub-nasionaldiaturolehkeduakabupatendalambentukkompensasilahan, kompensasitanamtumbuh, penggunaantanahuntukmasyarakatdenganhukumadat, pengelolaanlingkungandanreklamasi, kemitraandenganpenduduklokal, danpengembanganmasyarakatdiwilayahsekitartambang. Berkenaandenganpenggunaantanahuntukmasyarakatadat, perdapertambangan Bangka pasal 52 menyatakanbahwadalammenentukanpenggunaanlahanuntuktambang, pemerintahdaerahharusmempertimbangkanpemilikhalatastanahtermasukhalmasyarakathukumadatmenurutperaturandan UU. Regulasi lain tidakmengatursecarapersistentangmasyarakatadat.Tentangkompensasipenggunaanlahandanpengelolaanlingkungan, regulasitambangdikeduakabupatenmengaturhal-haltersebut. Kukarsecarakhususmengaturkompensasiuntukkegiatantambangtermasukaktifitastambangsepertiperbaikanbangunanpengairan, tanggul, infrastrukturperikanan, dansaluran air. Terkaitkemitraandenganpenduduklokaldanpemberdayaanmasyarakat, Bangka mengaturkemitraantersebut, danKukarmengaturtentangpemberdayaanmasyarakatuntukpenduduksekitartambang.
  14. Masalahdalampertambanganilegaldankinerjalingkungandansosial yang kurangbaiktelahdilaporkansecaraluas. Penambangilegaldapatmenghindaripembayaranterkaitproduksi – terkaitpajakdanroyaltikarenaproduksitidakdilaporkan. Mendasarimasalahkinerjaindustriadalahtidakmemadainyakinerjainstitusipemerintahantermasukotoritaspenegakmenutupmataterhadappertambanganilegalkhususnyadi Bangka. Adaindikasidarikorupsidalambentuk bribery dankroni-smedikeduanya Bangka danKukar. Tampakbanyakcontohizin yang tumpangtindih – tidakhanyaizin yang tumpangtindihdenganizinlainnyatetapidibeberapakasusjugaizin yang melanggarbatasdanizintambangdikawasanlindung. Beberapakarenapencatatan yang tidakakurat, lainnyakarenamalpraktik. Hal yang mendasarirendahnyakeberadaaninstitusipemerintahadalahkerangka legal yang adadiaturandanprosedurperizinan sub-nasionaltermasukperlindugnansosial yang secaraumumdikeduakabupatenini, masihinkonsistendankurangmemadai. Hal-halkhusus yang menjadiperhatianadalahbahwaaturanperizinanmemberikandiskresikekuasaanpadaBupatidalammenerbitkanizindantidakmembuatDistambenakuntabeluntukprosesperizinan yang transparan, untukmemjaga agar pencatatantetap up-to-date danakurat, danuntukmembukadanmendiseminasi data perizinandankinerjanyakeinstansipemerintah yang lain. Hal paling terpentingadalahpemerintah sub-nasionaltidakmemberikan data perizinannyakePemerintahNasional, secaratepatwaktudanbenar.
  15. Seperti yang kitaketahui, kinerjaindustripertambangandankantorpemerintahantidakbaikberkenaandenganpertambangan, dampaklingkungandansosial, penghindaranpajak, korupsi, pencatatanizin yang tidakmemadai, izin yang tumpangtindihdanminimnyainspeksidansaatinisedangberlaku moratorium perizinan.Adasejumlahcara yang dapatdilakukanuntukperbaikan. Pemerintahmenetapkan UU pertambangan yang baru UU 4 tahun 2009 dantelahmenerbitkansejumlahperaturanuntukmenjalankanhalitu. UU inisekarangperluuntuksecarapenuhdilaksanakan – tetapiinimemerlukankemauanpolitik (political will), demikian pula waktudansumberdaya. Inijugamemerlukananggaran yang besar, kepemimpinan yang profesional, sistem yang lebihbaikdanstaf yang banyakdankompetensertaberkualitas. Inijugamemerlukananggaran yang didedikasikankhusus, berasaldaripembayaranterkaitpertambangan yang dialokasikanuntukmeningkatkananggaraninstansipertambangandidaerah. Perbaikanpelaporandanketerbukaan yang lebihbesarsertatransparansiadalahprakondisiuntukperbaikantatakelolasektorpertambangan. Pemerintahnasionalperlumenyelesaikan program Clean and Clear danmemutuskanlangkah-langkahakhir. Masyarakatsipildapatmemobilisasidiriuntukdapatterlibatpadapoin-pointersebutdiatas.
  16. UU pertambangantahun 2009 telahmembuatsebuahlangkahmaju yang pentingdalammemperbaikiketidakkonsistenandantidak-memadainyaaturanperizinanditingkatdaerah, tetapibahkandiskresikekuasaan yang sangatluasdantidakadanyaketerbukaandanpemberianinformasidan data masihperludiaturmelaluiperubahanpadahukumdanregulasi. IdealnyaHukumPertambanganharusdimodifikasiuntukmembuatpenerbitanizinsecarawajibmemenuhibahwakriteriatelahdiikuti. Secarasamadan paling penting, hukumdanregulasiharusmensyaratkantransparansipenuhberkenaandenganaplikasiperizinan, evaluasi, persetuuandanpencatatantermasukwajibuntukmembukainformasiperizinandanproduksi, serta data kinerjalingkungandansosial. Transparansisecarapenuhadalahperubahanpadaregulasi yang akansangatmembantudalammemperbaikitatakeloladanmengurangikorupsi. Memastikanbahwa data produksidiberikanpadaotoritaspajakakanmembantumengurangimasalahpenghindaranpajak. EITI dapatmemdukungpentingnyatransparansipadapembayarandanpengumpulanpajakindustriektraktif, kemudianseharusnyajugapadatransparansiperizinan. Tapibagaimanajikaotoritas sub-nasionaltidakmengikutiHukumPertambangan yang baruataupersyaratanregulasi yang diajukandisiniuntuktransparansidanpembukaaninformasi. Pemerintahnasionaldapatmelakukanbaikpemberian reward danpaksaanuntukmemperbaikikinerjapemerintahdaerahmelaluipengukuran legal seperti “worteldantongkat”. Inidapatmeliputimoratorium penerbitanizinbagipemerintahdaerah yang tidakberkinerjabaik, danMenyesuaikan transfer pembayaranroyaltikepemerintahdaerahberdasarkankebutuhandankinerjamereka.