SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 28
SIMULASI KASUS
EMERGENSI OBSTETRI
Kerjasama Tim dalam Penanganan Kasus Gawat Darurat
Tim terdiri atas Dokter, Perawat, dan
Bidan
Keadaan gawat darurat obstetri
Tidak
TERDUGA
Respon tim medis yang cepat
dan tepat
1
Strategi Persiapan Tim
1. Memastikan ketersediaan
perlengkapan, obat-obatan, dan
alat – alat emergensi
2. Tim penolong yang terampil
dan pembagian tugas yang
jelas
3. SOP penanganan kasus
kegawatdaruratan
4. Sistem pembiayaan tidak boleh
menghambat pertolongan
kegawatdaruratan
5. Transportasi yang memadai
untuk membawa ibu ke RS
2, 3
5
Tempatkan
peralatan pada troli
dan pisahkan alat
steril dengan tidak
steril
Tim penolong
terdiri atas 3
orang
Transfer ibu segera
setelah
pertolongan dasar
Pengaturan Tim Emergensi
Dokter Bidan Perawat
Komunikasi Tim Komunikasi Tim
Metode Komunikasi
 Menggunakan KODE
untuk mobilisasi tim
emergensi
 Komunikasi internal tim
memakai badge/kartu
berwarna
 Masing-masing penolong
memiliki tugas tersendiri
Badge merah Badge hijau
Badge kuning
Pembagian Tugas
Tim Emergensi
Klasifikasi kondisi ibu berdasarkan gejala yang dialami
Penatalaksanaan awal
kegawatdaruratan obstetri
1. Stabilisasi
2. Pemberian oksigen
3. Infus dan terapi cairan
4. Transfusi darah
5. Medika mentosa
6. Rujukan !!
PREEKLAMPSI,
EKLAMPSI
 Adalah tekanan darah sekurang-
kurangnya 140 mmHg sistolik
atau 90 mmHg diastolik pada
dua kali pemeriksaan berjarak 4-
6 jam pada wanita yang
sebelumnya normotensi.
 Periksa kadar urin dengan tes
celup urin atau protein urin 24
jam
A. Hipertensi Dalam Kehamilan, Preeklampsia,
dan Eklampsia
 Hipertensi kronik
 Hipertensi gestasional
 Preeklampsia Berat
 Superimposed Preeklampsia
 Eklampsia
Pre -eklampsia
mulai
berkembang
Timbul gejala
Pre -
eklampsia
Kelahiran
preterm
karena pre-
eklampsia
Skrining
preeklampsia
Tidak ada atau
tunda onset
preeklampsia
Perkembangan Preeklampsia selama kehamilan
Preeklampsia dan Eklampsia
KEJANG = EKLAMPSIA
(Pastikan tidak ada riwayat
epilepsi atau perdarahan
intrakranial)
Preeklampsia
Kriteria minimal preeklamsia (PNPK PEB, 2016)
Tekanan darah sekurang – kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik
pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama
dan protein urin melebihi 300 mg dalam 24 jam atau tes urin dipstik > positif 1.
Jika tidak didapatkan proteinurin, hipertensi dapat diikuti salah satu di bawah ini :
• Trombositopenia : trombosit < 100.000/mikroliter
• Gangguan ginjal kreatinin serum di atas 1.1 mg/dL, atau didapatkan
peningkatan kadar kreatinin serum dari sebelumnya pada kondisi dimana tidak
ada kelainan ginjal di dalamnya
• Gangguan liver Peningkatan konsentrai transaminase 2 kali normal dan atau
adanya nyeri di daerah epigestrik/regio kanan atas abdomen
• Edema paru
• Gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus
• Gangguan sirkulasi uteroplasenta : oligohidramnion, Fetal growth restiction,
atau didapatkan adanya absent or reversed end diastolic velocity (ARDV)
Preeklampsia Berat (PEB)
Diagnosis preeklamsia dipenuhi dan jika didapatkan salah satu kondisi
klinis di bawah ini :
• Tekanan darah sekurang – kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110
mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit
menggunakan lengan yang sama
• Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis mikroangiopati.
• Gangguan ginjal kreatinin serum di atas 1.1 mg/dL, atau didapatkan
peningkatan kadar kreatinin serum dari sebelumnya pada kondisi
dimana tidak ada kelainan ginjal di dalamnya
• Gangguan liver Peningkatan konsentrai transaminase 2 kali normal
dan atau adanya nyeri di daerah epigestrik/regio kanan atas
abdomen
• Edema paru
• Gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus
• Gangguan sirkulasi uteroplasenta : oligohidramnion, Fetal growth
restiction, atau didapatkan adanya absent or reversed end diastolic
velocity (ARDV)
Tatalaksana Preeklampsia dan Eklampsia
1. Umum : Pantau tekanan darah, proteinuria, dan
perkembangan janin  RUJUK !!
2. Khusus (bila kejang muncul) :
• Perhatikan A = Airway B = Breathing C = Circulation
• Berikan MgSO4 dosis awal  segera RUJUK !!
• Bila kejang berulang  MgSO4 2gr (15-120 menit)
• Bila kejang berulang  pertimbangkan diazepam 10mg IV
B. Perdarahan Pasca Salin (HPP/Hemorhagia Postpartum)
Perdarahan pascasalin primer terjadi dalam 24 jam pertama setelah
persalinan, sementara perdarahan pascasalin sekunder adalah
perdarahan pervaginam yang lebih banyak dari normal antara 24 jam
hingga 12 minggu setelah persalinan.
Diagnosis
• Perdarahan pascasalin adalah perdarahan ≥500 ml setelah bayi lahir
atau yang berpotensi mempengaruhi hemodinamik ibu
Penyebab
Perdarahan
Pasca Salin
Penanganan
Perdarahan
Pasca Salin
Tatalaksana khusus :
1. Lakukan pemijatan uterus.
2. Pastikan kandung kemih
kosong dan plasenta telah
lahir lengkap.
3. Lakukan kompresi bimanual
interna
4. Bersamaan dengan
pemberian 20-40 unit
oksitosin dalam 1000 ml
larutan NaCl 0,9% atau Ringer
Laktat dengan kecepatan 60
tetes/menit dan 10 unit
oksitosin IM. Lanjutkan infus
oksitosin 20 unit dalam 1000
ml larutan NaCl 0,9% atau
Ringer Laktat dengan
kecepatan 40 tetes/menit
hingga perdarahan berhenti.
5. Bila tidak tersedia oksitosin atau
bila perdarahan tidak berhenti,
berikan ergometrin 0,2 mg IM atau
IV (lambat), dapat diikuti pemberian
0,2 mg IM setelah 15 menit, dan
pemberian 0,2 mg IM/IV (lambat)
setiap 4 jam bila diperlukan.
JANGAN BERIKAN LEBIH DARI 5
DOSIS (1 mg).
6. Jika perdarahan berlanjut, berikan
1 g asam traneksamat IV (bolus
selama 1 menit, dapat diulang
setelah 30 menit).
7. Rujuk ke fasilitas yang lebih
memadai sebagai antisipasi bila
perdarahan tidak berhenti.
• Lakukan rujukan!!! bila perdarahan tidak berhenti.
• Jika perdarahan berhenti dan kontraksi uterus membaik,
pertahankan pemberian uterotonika Oksitosin 10 - 20mU
dalam 500 ml larutan kristaloid 28tts/menit hingga 12 jam
pasca persalinan.
(Sayeba,2003 ; Sulistyono,2005)
CONDOM+CATHETER
Mudah, murah, sederhana, efek samping kecil.
Mudah memasang karena kelenturan kondom
menyesuaikan dengan bentuk uterus, tidak
traumatis , tekanan terhadap uterus tidak terlalu
keras atau longgar.
Mudah membukanya dan tidak sakit
Risiko infeksi kecil.
Dapat dipasang oleh bidan, dokter, di puskesmas,
klinik bersalin, rumah sakit.
Dapat diisi : 250-500cc.
Sangat efektitif mengatasi perdarahan dan
mencegah kematian dan diangkatnya uterus
Keberhasilan :
- 23/23 kasus (Sayeba,2003)
- 12/13 kasus (Sulistyo,2005).
PROSEDUR PEMASANGAN KONDOM
KATETER METODA SAYEBA
A. ALAT
1. Tidak steril: penggantung infus, mangkuk urin, kondom
terbungkus, kateter karet terbungkus, sarung tangan
terbungkus, urobag, set infus, larutan NaCl steril, lampu
sorot
2. Steril: spekulum vagina, klem ovarium, klem tampon, klem
tali pusat, tali kasur, gunting benang, tampon kassa,
mangkok, kassa
B. OBAT-OBATAN: injeksi oksitosin, injeksi metil ergometrin,
tablet misoprostol, inj. antibiotika (derivat penisilin atau
cephalosporin, infus metronidazol, inj. gentamisin)
PERSIAPAN
PROSEDUR PEMASANGAN KONDOM
KATETER METODA SAYEBA
D. PASIEN
1. Persetujuan tindakan medis (Informed consent)
2. Dipasang infus NaCl 0.9% atau larutan lain untuk
mencegah dan mengatasi syok
3. Dipasang kateter urin menetap dihubungkan dengan
urobag. Dipasang selama ybs mempergunakan kondom
kateter
4. Posisi litotomi
5. Disinfeksi daerah vulva, vagina dan sekitarnya
E. PENOLONG: melakukan persiapan diri dengan alat-alat
pelindung diri
PERSIAPAN
PROSEDUR PEMASANGAN KONDOM
KATETER METODA SAYEBA
1. Kondom, kateter dan sarung tangan yang masih dibungkus, dibuka
bungkusnya dan diletakkan di atas meja steril
2. Larutan NaCl ditusuk dengan set infus lalu digantung di gantungan
infus. Jarum infus dilepas
3. Cuci tangan dan memakai sarung tangan steril
4. Masukkan ujung kateter ke dalam kondom, lalu diikat pangkalnya.
5. Desinfeksi vulva, vagina dan sekitarnya dgn larutan antiseptik.
6. Spekulum vagina dipasang dan dipegang oleh asisten. Pegang bibir
depan serviks dengan klem ovarium (bila perlu)
7. Masukkan kondom kateter ke dalam kavum uteri dengan bantuan
klem tampon atau klem ovarium sampai menyentuh permukaan
endometrium bagian atas (fundus)
8. Rangkai atau hubungkan pangkal kateter dengan ujung set infus.
Isikan cairan NaCl melalui set infus ke kateter ke dalam kondom
sekitar 250-500 cc. Lihat/raba kondom yang mulai tampak menonjol
di ostium uteri ekstenum, hentikan pengisian kondom atau sampai
perdarahan berhenti
PEMASANGAN KONDOM KATETER
PROSEDUR PEMASANGAN KONDOM
KATETER METODA SAYEBA
8. Evaluasi adakah perdarahan masih keluar dari samping
kondom
9. Pasang tampon kassa di vagina untuk menahan kondom agar
tidak keluar dari kavum uteri
10. Ikat atau klem kateter agar larutan NaCl tidak keluar.
Lepaskan set infus dari ujung kateter
11. Kontraksi uterus dipertahankan dengan pemberian uterotonika
12. Berikan antibiotika, sebaiknya tripel: ampisilin, gentamisin dan
metronidazol injeksi
13. Setelah 24 -48 jam tampon dan kondom dilepas secara
bertahap (sekitar 10 menit)
PEMASANGAN KONDOM KATETER
PROSEDUR PEMASANGAN KONDOM
KATETER METODA SAYEBA
1. Pemasangan kondom kateter dianggap berhasil bila
perdarahan berhenti. Bila pasien berada di luar rumah sakit,
maka tetap harus dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas
transfusi dan operasi
2. Pemasangan kondom kateter dianggap gagal bila masih
tampak perdarahan dari kavum uteri. Bila gagal kondom tidak
perlu dikeluarkan tetapi tetap diikat atau diklem dan dipasang
tampon vagina lalu dirujuk untuk penanganan selanjutnya
sehingga kondom tetap menekan kavum uteri, walaupun tidak
menghentikan perdarahan akan tetapi tetap mengurangi
jumlah perdarahan
3. Selama melakukan tindakan ini resusitasi cairan tetap
dilakukan
CATATAN
PROGNOSIS
TERIMA KASIH

Más contenido relacionado

Similar a SIMULASI KASUS EMERGENSI OBSTETRI PKM.pptx

MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptxMATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptxssuser1521612
 
Gawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptx
Gawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptxGawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptx
Gawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptxgiotamaarrizkyputra
 
04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinanJoni Iswanto
 
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptxMATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptxPROGNASAKREDITASIGM
 
Kegawatdaruratan_Obstetri.ppt
Kegawatdaruratan_Obstetri.pptKegawatdaruratan_Obstetri.ppt
Kegawatdaruratan_Obstetri.pptYoshiRiantyoko
 
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan Obstetrik
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan ObstetrikStabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan Obstetrik
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan ObstetrikDokter Tekno
 
Perdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilanPerdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilanAsih Astuti
 
Retensio plasenta
Retensio plasentaRetensio plasenta
Retensio plasentaannisalh
 
Pendarahan Post Partum
Pendarahan Post PartumPendarahan Post Partum
Pendarahan Post PartumEvan Permana
 
Infeksi Puerperium LEO.pptx
Infeksi Puerperium LEO.pptxInfeksi Puerperium LEO.pptx
Infeksi Puerperium LEO.pptxChanLeon2
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan LanjutPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjutpjj_kemenkes
 
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)dr. Rachel Sagrim
 
HEMORARGIA POST PARTUM.pptx
HEMORARGIA  POST  PARTUM.pptxHEMORARGIA  POST  PARTUM.pptx
HEMORARGIA POST PARTUM.pptxrahmiayuda
 
PPT PERDARAN PERVAGINA
PPT PERDARAN PERVAGINAPPT PERDARAN PERVAGINA
PPT PERDARAN PERVAGINAsisitihanifahy
 

Similar a SIMULASI KASUS EMERGENSI OBSTETRI PKM.pptx (20)

MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptxMATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
 
Gawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptx
Gawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptxGawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptx
Gawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptx
 
04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan
 
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptxMATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
 
Kegawatdaruratan_Obstetri.ppt
Kegawatdaruratan_Obstetri.pptKegawatdaruratan_Obstetri.ppt
Kegawatdaruratan_Obstetri.ppt
 
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan Obstetrik
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan ObstetrikStabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan Obstetrik
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan Obstetrik
 
Makalah hpp
Makalah hppMakalah hpp
Makalah hpp
 
Perdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilanPerdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilan
 
Retensio plasenta
Retensio plasentaRetensio plasenta
Retensio plasenta
 
Atonia uteri
Atonia uteriAtonia uteri
Atonia uteri
 
Pendarahan Post Partum
Pendarahan Post PartumPendarahan Post Partum
Pendarahan Post Partum
 
Kasus hpp
Kasus hppKasus hpp
Kasus hpp
 
Infeksi Puerperium LEO.pptx
Infeksi Puerperium LEO.pptxInfeksi Puerperium LEO.pptx
Infeksi Puerperium LEO.pptx
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan LanjutPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
 
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
 
78_PUTRI DWI ARUMSARI.pptx
78_PUTRI DWI ARUMSARI.pptx78_PUTRI DWI ARUMSARI.pptx
78_PUTRI DWI ARUMSARI.pptx
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
HEMORARGIA POST PARTUM.pptx
HEMORARGIA  POST  PARTUM.pptxHEMORARGIA  POST  PARTUM.pptx
HEMORARGIA POST PARTUM.pptx
 
Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA
Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA
Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA
 
PPT PERDARAN PERVAGINA
PPT PERDARAN PERVAGINAPPT PERDARAN PERVAGINA
PPT PERDARAN PERVAGINA
 

Último

HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTRiskaViandini1
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxDwiDamayantiJonathan1
 
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...nadyahermawan
 
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptxKEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptxFATMAWATIMADYA
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio PerawatMovieWulandari
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaYosuaNatanael1
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxcholiftiara1
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxLintangDwiCandra1
 

Último (20)

HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
 
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptxKEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 

SIMULASI KASUS EMERGENSI OBSTETRI PKM.pptx

  • 2. Kerjasama Tim dalam Penanganan Kasus Gawat Darurat Tim terdiri atas Dokter, Perawat, dan Bidan Keadaan gawat darurat obstetri Tidak TERDUGA Respon tim medis yang cepat dan tepat
  • 3. 1 Strategi Persiapan Tim 1. Memastikan ketersediaan perlengkapan, obat-obatan, dan alat – alat emergensi 2. Tim penolong yang terampil dan pembagian tugas yang jelas 3. SOP penanganan kasus kegawatdaruratan 4. Sistem pembiayaan tidak boleh menghambat pertolongan kegawatdaruratan 5. Transportasi yang memadai untuk membawa ibu ke RS 2, 3 5 Tempatkan peralatan pada troli dan pisahkan alat steril dengan tidak steril Tim penolong terdiri atas 3 orang Transfer ibu segera setelah pertolongan dasar
  • 4. Pengaturan Tim Emergensi Dokter Bidan Perawat Komunikasi Tim Komunikasi Tim
  • 5. Metode Komunikasi  Menggunakan KODE untuk mobilisasi tim emergensi  Komunikasi internal tim memakai badge/kartu berwarna  Masing-masing penolong memiliki tugas tersendiri Badge merah Badge hijau Badge kuning
  • 7. Klasifikasi kondisi ibu berdasarkan gejala yang dialami Penatalaksanaan awal kegawatdaruratan obstetri 1. Stabilisasi 2. Pemberian oksigen 3. Infus dan terapi cairan 4. Transfusi darah 5. Medika mentosa 6. Rujukan !!
  • 9.  Adalah tekanan darah sekurang- kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4- 6 jam pada wanita yang sebelumnya normotensi.  Periksa kadar urin dengan tes celup urin atau protein urin 24 jam A. Hipertensi Dalam Kehamilan, Preeklampsia, dan Eklampsia  Hipertensi kronik  Hipertensi gestasional  Preeklampsia Berat  Superimposed Preeklampsia  Eklampsia
  • 10. Pre -eklampsia mulai berkembang Timbul gejala Pre - eklampsia Kelahiran preterm karena pre- eklampsia Skrining preeklampsia Tidak ada atau tunda onset preeklampsia Perkembangan Preeklampsia selama kehamilan
  • 11. Preeklampsia dan Eklampsia KEJANG = EKLAMPSIA (Pastikan tidak ada riwayat epilepsi atau perdarahan intrakranial)
  • 12. Preeklampsia Kriteria minimal preeklamsia (PNPK PEB, 2016) Tekanan darah sekurang – kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama dan protein urin melebihi 300 mg dalam 24 jam atau tes urin dipstik > positif 1. Jika tidak didapatkan proteinurin, hipertensi dapat diikuti salah satu di bawah ini : • Trombositopenia : trombosit < 100.000/mikroliter • Gangguan ginjal kreatinin serum di atas 1.1 mg/dL, atau didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum dari sebelumnya pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal di dalamnya • Gangguan liver Peningkatan konsentrai transaminase 2 kali normal dan atau adanya nyeri di daerah epigestrik/regio kanan atas abdomen • Edema paru • Gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus • Gangguan sirkulasi uteroplasenta : oligohidramnion, Fetal growth restiction, atau didapatkan adanya absent or reversed end diastolic velocity (ARDV)
  • 13. Preeklampsia Berat (PEB) Diagnosis preeklamsia dipenuhi dan jika didapatkan salah satu kondisi klinis di bawah ini : • Tekanan darah sekurang – kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama • Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis mikroangiopati. • Gangguan ginjal kreatinin serum di atas 1.1 mg/dL, atau didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum dari sebelumnya pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal di dalamnya • Gangguan liver Peningkatan konsentrai transaminase 2 kali normal dan atau adanya nyeri di daerah epigestrik/regio kanan atas abdomen • Edema paru • Gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus • Gangguan sirkulasi uteroplasenta : oligohidramnion, Fetal growth restiction, atau didapatkan adanya absent or reversed end diastolic velocity (ARDV)
  • 14. Tatalaksana Preeklampsia dan Eklampsia 1. Umum : Pantau tekanan darah, proteinuria, dan perkembangan janin  RUJUK !! 2. Khusus (bila kejang muncul) : • Perhatikan A = Airway B = Breathing C = Circulation • Berikan MgSO4 dosis awal  segera RUJUK !! • Bila kejang berulang  MgSO4 2gr (15-120 menit) • Bila kejang berulang  pertimbangkan diazepam 10mg IV
  • 15. B. Perdarahan Pasca Salin (HPP/Hemorhagia Postpartum) Perdarahan pascasalin primer terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan, sementara perdarahan pascasalin sekunder adalah perdarahan pervaginam yang lebih banyak dari normal antara 24 jam hingga 12 minggu setelah persalinan. Diagnosis • Perdarahan pascasalin adalah perdarahan ≥500 ml setelah bayi lahir atau yang berpotensi mempengaruhi hemodinamik ibu
  • 17.
  • 19. Tatalaksana khusus : 1. Lakukan pemijatan uterus. 2. Pastikan kandung kemih kosong dan plasenta telah lahir lengkap. 3. Lakukan kompresi bimanual interna 4. Bersamaan dengan pemberian 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9% atau Ringer Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menit dan 10 unit oksitosin IM. Lanjutkan infus oksitosin 20 unit dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9% atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga perdarahan berhenti. 5. Bila tidak tersedia oksitosin atau bila perdarahan tidak berhenti, berikan ergometrin 0,2 mg IM atau IV (lambat), dapat diikuti pemberian 0,2 mg IM setelah 15 menit, dan pemberian 0,2 mg IM/IV (lambat) setiap 4 jam bila diperlukan. JANGAN BERIKAN LEBIH DARI 5 DOSIS (1 mg). 6. Jika perdarahan berlanjut, berikan 1 g asam traneksamat IV (bolus selama 1 menit, dapat diulang setelah 30 menit). 7. Rujuk ke fasilitas yang lebih memadai sebagai antisipasi bila perdarahan tidak berhenti.
  • 20. • Lakukan rujukan!!! bila perdarahan tidak berhenti. • Jika perdarahan berhenti dan kontraksi uterus membaik, pertahankan pemberian uterotonika Oksitosin 10 - 20mU dalam 500 ml larutan kristaloid 28tts/menit hingga 12 jam pasca persalinan.
  • 21. (Sayeba,2003 ; Sulistyono,2005) CONDOM+CATHETER Mudah, murah, sederhana, efek samping kecil. Mudah memasang karena kelenturan kondom menyesuaikan dengan bentuk uterus, tidak traumatis , tekanan terhadap uterus tidak terlalu keras atau longgar. Mudah membukanya dan tidak sakit Risiko infeksi kecil. Dapat dipasang oleh bidan, dokter, di puskesmas, klinik bersalin, rumah sakit. Dapat diisi : 250-500cc. Sangat efektitif mengatasi perdarahan dan mencegah kematian dan diangkatnya uterus Keberhasilan : - 23/23 kasus (Sayeba,2003) - 12/13 kasus (Sulistyo,2005).
  • 22. PROSEDUR PEMASANGAN KONDOM KATETER METODA SAYEBA A. ALAT 1. Tidak steril: penggantung infus, mangkuk urin, kondom terbungkus, kateter karet terbungkus, sarung tangan terbungkus, urobag, set infus, larutan NaCl steril, lampu sorot 2. Steril: spekulum vagina, klem ovarium, klem tampon, klem tali pusat, tali kasur, gunting benang, tampon kassa, mangkok, kassa B. OBAT-OBATAN: injeksi oksitosin, injeksi metil ergometrin, tablet misoprostol, inj. antibiotika (derivat penisilin atau cephalosporin, infus metronidazol, inj. gentamisin) PERSIAPAN
  • 23. PROSEDUR PEMASANGAN KONDOM KATETER METODA SAYEBA D. PASIEN 1. Persetujuan tindakan medis (Informed consent) 2. Dipasang infus NaCl 0.9% atau larutan lain untuk mencegah dan mengatasi syok 3. Dipasang kateter urin menetap dihubungkan dengan urobag. Dipasang selama ybs mempergunakan kondom kateter 4. Posisi litotomi 5. Disinfeksi daerah vulva, vagina dan sekitarnya E. PENOLONG: melakukan persiapan diri dengan alat-alat pelindung diri PERSIAPAN
  • 24. PROSEDUR PEMASANGAN KONDOM KATETER METODA SAYEBA 1. Kondom, kateter dan sarung tangan yang masih dibungkus, dibuka bungkusnya dan diletakkan di atas meja steril 2. Larutan NaCl ditusuk dengan set infus lalu digantung di gantungan infus. Jarum infus dilepas 3. Cuci tangan dan memakai sarung tangan steril 4. Masukkan ujung kateter ke dalam kondom, lalu diikat pangkalnya. 5. Desinfeksi vulva, vagina dan sekitarnya dgn larutan antiseptik. 6. Spekulum vagina dipasang dan dipegang oleh asisten. Pegang bibir depan serviks dengan klem ovarium (bila perlu) 7. Masukkan kondom kateter ke dalam kavum uteri dengan bantuan klem tampon atau klem ovarium sampai menyentuh permukaan endometrium bagian atas (fundus) 8. Rangkai atau hubungkan pangkal kateter dengan ujung set infus. Isikan cairan NaCl melalui set infus ke kateter ke dalam kondom sekitar 250-500 cc. Lihat/raba kondom yang mulai tampak menonjol di ostium uteri ekstenum, hentikan pengisian kondom atau sampai perdarahan berhenti PEMASANGAN KONDOM KATETER
  • 25. PROSEDUR PEMASANGAN KONDOM KATETER METODA SAYEBA 8. Evaluasi adakah perdarahan masih keluar dari samping kondom 9. Pasang tampon kassa di vagina untuk menahan kondom agar tidak keluar dari kavum uteri 10. Ikat atau klem kateter agar larutan NaCl tidak keluar. Lepaskan set infus dari ujung kateter 11. Kontraksi uterus dipertahankan dengan pemberian uterotonika 12. Berikan antibiotika, sebaiknya tripel: ampisilin, gentamisin dan metronidazol injeksi 13. Setelah 24 -48 jam tampon dan kondom dilepas secara bertahap (sekitar 10 menit) PEMASANGAN KONDOM KATETER
  • 26. PROSEDUR PEMASANGAN KONDOM KATETER METODA SAYEBA 1. Pemasangan kondom kateter dianggap berhasil bila perdarahan berhenti. Bila pasien berada di luar rumah sakit, maka tetap harus dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas transfusi dan operasi 2. Pemasangan kondom kateter dianggap gagal bila masih tampak perdarahan dari kavum uteri. Bila gagal kondom tidak perlu dikeluarkan tetapi tetap diikat atau diklem dan dipasang tampon vagina lalu dirujuk untuk penanganan selanjutnya sehingga kondom tetap menekan kavum uteri, walaupun tidak menghentikan perdarahan akan tetapi tetap mengurangi jumlah perdarahan 3. Selama melakukan tindakan ini resusitasi cairan tetap dilakukan CATATAN