ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS DI WILAYAH KEPULAUAN.pptx
1. ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA
SETIAP PERKAWINAN & ASPEK
SOSIAL BUDAYA PADA SETIAP
TRIMESTER KEHAMILAN
Dosen Pengampu:
Astri Yulia Sari Lubis, SST., M.Kes
2. Aspek Sosial Budaya
yang Berkaitan dengan
Pra Perkawinan dan
Perkawinan
1.PRA PERKAWINAN
Masa pra perkawinan adalah masa pasangan
untuk mempersiapkan diri ke jenjang
perkawinan pelayanan kebidanan diawali
dengan pemeliharaan kesehatan para calon
ibu. Remaja wanita yang akan memasuki
jenjang perkawinan perlu dijaga kondisi
kesehatannya. Kepada para remaja di beri
pengertian tentang hubungan seksual yang
sehat, kesiapan mental dalam menghadapi
kehamilan dan pengetahuan tentang proses
kehamilan dan persalinan, pemeliharaan
kesehatan dalam masa pra dan pasca
kehamilan.
3. Aspek Sosial Budaya
yang Berkaitan dengan
Pra Perkawinan dan
Perkawinan
2. PERKAWINAN
Perkawinan bukan hanya sekedar hubungan
antara suami dan istri. Perkawinan
memberikan buah untuk menghasilkan
turunan. Bayi yang dilahirkan juga adalah
bayi yang sehat dan direncanakan. Kegiatan
pembinaan yang dilakukan oleh bidan sendiri
antara lain mempromosikan kesehatan agar
peran serta ibu dalam upaya kesehatan ibu,
anak dan keluarga meningkat
4. Aspek Sosial Budaya Pada
Setiap Trimester Kehamilan
TRIMESTER I
Pada trimester I timbul beberapa gangguan, seperti:
a.Tidak datangnya haid
b.Lebih sering buang air kecil
c.Mudah letih dan Lelah
d.Mual, pusing ingin muntah.
Seringkali pada awal kehamilan terjadi perubahan pola makan dan
menginginkan makan-makanan (ngidam), seperti:
a.Ingin makan yang asam
b.Tidak mau makan-makanan yang beraroma keras dan harus didapat pada
saaat yang diinginkan.
5. Aspek Sosial Budaya Pada
Setiap Trimester Kehamilan TRIMESTER II
a.Emosi tidak stabil.
b.Perubahan bentuk tubuh karena perut sudah mulai
membuncit Gejolak perubahan emosi karena janin sudah
mulai bergerak.
c.Morning sickness (mual, muntah, pusing) sudah
berkurang sehingga sudah dapat beraktifitas seperti
biasanya.
d.Turunya rasa percaya diri berhubungan dengan bentuk
tubuh.
6. Aspek Sosial Budaya Pada
Setiap Trimester Kehamilan
TRIMESTER III
Aspek sosial budaya yang berpengaruh, antara lain :
a.Kesiapan mental menunggu kelahiran sibuah hati.
b.Kegembiraan mengubah perilaku dan tindakan ibu dalam
menentukan dan membeli perlengkapan sibuah hati selama
hamil menurut kepercayaan/kebudayaan di masyarakat.
7. Aspek Sosial Budaya Pada
Setiap Trimester Kehamilan
● TRIMESTER III
kegiatan yang tidak boleh dilakukan seperti:
a. Jangan tidur siang takut bayinya besar.
b. Jangan duduk atau berdiri didepan pintu nanti
persalinanya lama
c. Jangan duduk ditembok nanti ari-arinya lengket.
d. Ibu hamil tidak boleh menyakiti/membunuh binatang.
e. Ibu hamil tidak boleh memakai selendang yang
dibulatkan keleher karena takut tali pusatnya melilit bayi.
Di akhir kehamilan trimester III ibu hamil dianjurkan untuk
minum air kelapa muda agar bayinya bersih, dan juga disuruh
untuk jalan pagi.
8. Aspek Sosial Budaya pada
Setiap Trimester
Kehamilan di Beberapa
Daerah
Jawa Tengah
Ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur karena
akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena
akan menyebabkan perdarahan yang banyak. Sementara di salah
satu daerah di jawa harat, ibu yang kehamilannya memasuki 8-9
bulan sengaja harus mengurangi makanannya agar bayi yang
dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan.
9. Aspek Sosial Budaya pada
Setiap Trimester
Kehamilan di Beberapa
Daerah
Masyarakat Betawi
Di masyarakat betawi berlaku
pantangan makan ikan asin, ikan laut,
udang dan kepiting karena dapat
menyebabkan ASI menjadi asin.
10. Aspek Sosial Budaya pada
Setiap Trimester
Kehamilan di Beberapa
Daerah
Subang
Ibu hamil pantang makan dengan
menggunakan piring yang besar karena
khawatir bayinya akan besar sehingga
akan mempersulit persalinan.
11. ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN KALA
I,II,III,IV DAN ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA
NIFAS DI WILAYAH KEPULAUAN
12. Pengertian Aspek Sosial Budaya.
Aspek sosial budaya adalah aspek
yang mengkaji suatu kebudayaan
atau kebiasaan dalam tata nilai yang
menjadi ciri khas dari masyarakat
tersebut.
13. Aspek Sosial Budaya Selama Persalinan
Kala I,II,III, & IV Diwilayah
Kepulauan
Kala I (Tahap pembukaan).
• Minum rendaman kaki suami,agar ibu
mudah melahirkan.
• Meminum minyak makan agar
memperlicin jalan lahir.
• Membuka semua pintu agar mempelebar
jalan lahir.
Kala I
Kala II (Tahap pengeluaran bayi)
• Pada saat melahirkan ibu disuruh
meminta maaf kepada orang tua/suami
supaya proses persalinannya lancar.
• Membasahi kepala dan wajah ibu agar ibu
merasa semangat dan pikiran ibu tenang
selama proses persalinan.
Kala II
14. Kala III(Tahap pengeluaran plasenta)
• Memotong tali pusat ibu dengan
menggunakan sembilu/bambu
yang sudah dipotong.
• Menguburkan plasenta dibawah pohon
kemudian dikasih tanda.
Kala III
Kala IV(Tahap pengawasan)
• Memberi jamu untuk memperkuat tubuh
ibu.
• Mandi dengan air jampi dicampur
dengan daun-daunan(cocor bebek).
• Duduk dengan posisi bersandar dan kaki
diluruskan ke depan selama berjam-jam.
Kala IV
15. Terdapat beberapa mitos,yaitu :
1. Mitos pada saat masa nifas dilarang makan telur,daging,udang, ikan lele,keong,dan makanan
yang berminyak.
2. Mitos dilarang tidur siang.
3. Mitos masa nifas tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari.
4. Mitos masa nifas tidak diperbolehkan berhubungan intim.
5. Mitos harus memakai sandal kemanapun ibu masa nifas pergi.
6. Mitos menggunakan pilis/ramuan alami yang bias digunakan pada saat ibu masa nifas.
7. Mitos setiap pagi harus mandi berkeramas pada ibu saat masa nifas.
Aspek Sosial Budaya Dalam Masa Nifas 1,2,3 Diwilayah Kepulauan.