SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 19
Disusun Oleh :
                  Nama       : Berlian Nur
                  NIM        : 1005015014
                  Kelas      : Reguler Pagi A



           PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
       FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
               UNIVERSITAS MULAWARWAN
                              2012




Pteridophyta                                    1
BAB I
                                PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang

          Tumbuhan secara umum dibagi menjadi sua tingkat yaitu tumbuhan
     tingkat rendah dan tumbuhantingkat tinggi. Dianggap tumbuhan tingkat rendah
     karena bagian-bagian dari tumbuan tersebut tidak sejati contohnya pada alga,
     stipe dan bladenya tidak dapat di bedakan dan tidak berpembuluh. Dan
     dianggap sebagai tumbuhan tingkat tinggi karena sudah jelas mempunyai
     kormus dan dapat di bedakan antara akar dan batangnya.
          Namun ada tumbuhan yang termasuk tumbuhan tingkat rendah dan masuk
     pula pada tumbuhan tingkat tinggi, tumbuhan ini digolongkan tumbuhan tingkat
     rendah karena meskipun tubuhnya secara jelas mempunyai kormus serta
     mempunyai sistem pembuluh tetapi belum menghasilkan biji, dan alat
     perkembangbiakan utamanya adalah spora. Jadi bila di dasarkan pada macam
     alat perkembangbiakannya maka tumbuhan berspora tergolong tumbuhan
     tingkat rendah, namun apabila di dasarkan atas ada atau tidaknya sistem
     pembuluh tumbuhan paku tergolong tumbuhan tingkat tinggi.
          Tumbuhan paku-pakuan (Pterodophyta) merupakan tumbuhan tingkat
     rendah yang memliki karakteristik dan keunikan tersendiri dibandingkan
     organisme/tumbuhan lainnya. Selain itu, terdapat cukup banyak spesies pada
     divisi Pterodhophyta, yang kesemuannya turut memiliki peranan tersendiri
     dalam ekosistem, bahkan dapat dimanfatkan bagi manusia sebagai bahan baku
     pembuatan barang kerajinan, dimanfaatkan sebagai tanaman hias yang memiliki
     nilai estetika, dan lain sebagainya. Hal tersebut dapat menjadi mudah, tatkala
     manusia (masyarakat) mengenali jenis-jenis tumbuhan paku tersebut. Maka dari
     itu penting sekali bagi kita untuk mengetahui lebih dalam lagi tumbuhan paku
     atau pteridophyta serta meng identifikasi secara langsung serta mengetahui
     habitat maupun deskripsi dari bagian-bagian tumbuhan paku itu sendiri.


B.   Rumusan Masalah

     1. Bagaimana karakteristik tumbuhan paku (Pteridophyta) sebagai tumbuhan
        tingkat rendah?



Pteridophyta                                                                      2
2. Apa saja spesies yang termasuk dalam divisi (Pteridophyta) ?

     3. Apa saja manfaat tumbuhan paku (Pteridophyta) bagi kehidupan?

C.   Tujuan
     1. Untuk mendeskripsikan karakteristik tumbuhan paku (Pteridophyta).
     2. Untuk mengetahui spesies yang termasuk dalam divisi Pteridophyta
     3. Mengetahui maanfaat tumbuhan paku (Pteridophyta) bagi kehidupan




Pteridophyta                                                                3
BAB II
                                  PEMBAHASAN


A. Pengertian
       Tumbuhan paku atau Pterydophyta tergolong tumbuhan Kormophyta karena
sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan paku memiliki cara hidup
yang bemacam-macam, ada yang saprofit, epifit, hidup di tanah, atau di air.
Tumbuhan ini juga mengalami metagenesis seperti lumut tetapi bebeda pada fase
yang dominan. Pada tumbuhan paku fase yang lebih dominan adalah pada fase
sporofit dibandingkan dengan gametofit sehingga tumbuhan paku yang kita lihat
sehari-hari merupakan fase sporofit.
       Pada umumnya, tumbuhan paku banyak hidup pada tempat lembap sehingga
disebut sebagai tanaman higrofit. Pada hutan-hutan tropik dan subtropik, tumbuhan
paku merupakan tumbuhan yang hidup di permukaan tanah, tersebar mulai dari tepi
pantai sampai ke lereng-lereng gunung, bahkan ada yang hidup di sekitar kawah
gunung berapi. Tumbuhan paku (atau paku-pakuan, Pteridophyta atau Filicophyta),
adalah satu divisio tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus)
tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya. Alih-alih biji, kelompok
tumbuhan ini masih menggunakan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama
seperti lumut dan fungi. Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali
daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir
10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh
di daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan
kondisi air yang terbatas, mungkin mengikuti perilaku moyangnya di zaman Karbon,
yang juga dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku karena merajai hutan-hutan
di bumi. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini yang memfosil sekarang ditambang
orang sebagai batu bara.


B. Karakteristik Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
    Secara umum, ciri-ciri tumbuhan paku mempunyai:
1. Lapisan pelindung sel yang terdapat di sekeliling organ reproduksi,


Pteridophyta                                                                       4
2. Embrio multiseluler yang terdapat di dalam arkegonium,
3. Lapisan kutikula pada bagian luar tubuh,
4. Sistem transportasi internal yang berfungsi sebagai pengangkut air dan zat-zat
   mineral dari dalam tanah,
5. Struktur tubuh terdiri atas bagian-bagian akar, batang dan daun,
6. Akarnya berupa rizoid yang bersifat seperti akar serabut dengan ujung dilindungi
   kaliptra,
7. Batangnya pada umumnya tidak tampak (kecuali tumbuhan paku tiang) karena
   terdapat di dalam tanah berupa rimpang, menjalar, atau sedikit tegak,
8. Daunnya yang muda umumnya melingkar atau menggulung,


    Berdasarkan bentuk, ukuran dan susunan daunnya, tumbuhan paku dapat
dibedakan menjadi:
1. Daun mikrofil (daun kecil), berbentuk seperti rambut atau sisik, tidak bertangkai
dan bertulang daun serta belum memperlihatkan diferensiasi sel.
2. Daun makrofil (daun besar), ukurannya besar, bertangkai, bertulang daun, dan
bercabang-cabang serta sel-selnya sudah terdiferensiasi dengan baik.


    Berdasarkan fungsinya, daun tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi:
1. Daun tropofil, daun yang khusus sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis,
2. Daun sporofil, daun yang berfungsi sebagai penghasil spora.




                                                        Spora     dibentuk       di     dalam
                                              sporangium         (kotak      spora)      yang
                                              terkumpul di dalam suatu badan yang
                                              disebut sorus yang terletak di bawah
                                              permukaan         daun      sporofil,     berupa
                                              bintik-bintik     kuning,      cokelat,     atau
                                              cokelat     kehitaman.        Swaktu      masih
                                              muda, sorus dilindungi oleh selaput
                                              tipis yang disebut indisium.




Pteridophyta                                                                                 5
C. Reproduksi Tumbuhan Paku (Pteridophyta)




       Reproduksi tumbuhan paku berlangsung secara metagenesis. Reproduksi
vegetatif dengan spora haploid (n) yang dihasilkan oleh tumbuhan paku. Jadi,
tumbuhan paku merupakan tumbuhan dalam fase sporofit (penghasil spora).
Reproduksi generatif terjadi melalui peleburan antara spermatozoid dan ovum yang
dihasilkan oleh protalium. Jadi, protalium yang berbentuk talus merupakan fase
gametofit (penghasil gamet).
       Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakn atas 3
golongan, yaitu:
   a. Paku homospora (isospora), yaitu tumbuhan paku yang hanya menghasilkan
       satu macam ukuran spora. Contoh: Lycopodium sternum (paku kawat).
   b. Paku heterospora (anisospora), yaitu tumbuhan paku yang menghasilkan dua
       jenis spora yang berlainan yaitu mikrospora (berkelamin jantan yang
       berukuran kecil) dan makrospora (spora berkelamin betina yang berukuran
       besar). Contohnya adalah Marsilea crenata (semanggi) dan Selaginella (paku
       rane)
   c. Paku peralihan, yaitu jenis tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan
       bentuk dan ukuran sama, tetapi berbeda jenis kelaminnya. Satu berjenis
       kelamin jantan dan yang lain berjenis kelamin betina. Contohnya adalah
       Equisetum debile (paku ekor kuda).


D. Metagenesis Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
    Beberapa jenis hewan dan tumbuhan ada yang mengalami proses metagenesis.


Pteridophyta                                                                    6
Metagenesis adalah proses pergiliran hidup yaitu antara fase seksual dan aseksual.
Hewan dan tumbuhan yang mengalami metagenesis akan mengalami dua fase
kehidupan, yaitu fase kehidupan yang bereproduksi secara seksual dan fase kehidupan
yang bereproduksi secara aseksual.
    Metagenesis pada tumbuhan dapat diamati dengan jelas pada tumbuhan tak
berbiji (paku dan lumut). Pada tumbuhan tersebut, pembentukan gamet jantan
berlangsung di dalam antheridium dan gamet betina di dalam arkegonium. Jika gamet
jantan membuahi gamet betina, maka akan terbentuk zigot.
    Zigot tumbuh menjadi individu yang menghasilkan spora. Generasi ini disebut
fase vegetatif (aseksual) atau sporofit. Spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan
tumbuh menjadi individu baru yang menghasilkan gamet. Karena menghasilkan
gamet, maka generasi ini disebut fase generatif (seksual) atau gametofit. Demikian
seterusnya terjadi pergiliran keturunan antara fase gametofit dan sporofit. Tumbuhan
lumut yang sering kamu jumpai merupakan fase gametofit. Sedangkan tumbuhan
paku yang kamu lihat sehari-hari merupakan fase sporofit. Pergiliran keturunan antara
fase sporofit dan gametofit itulah yang disebut metagenesis.
    Reproduksi generatif tumbuhan paku dilakukan melalui peleburan spermatozoid
dan ovum. Reproduksi vegetatifnya dengan membentuk spora. Reproduksi generatif
dan reproduksi vegetatif berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran
keturunan yang disebut metagenesis. Berikut skema metagenesis pada tumbuhan paku
homospora, heterospora, dan peralihan.




INCLUDEPICTURE



Pteridophyta                                                                        7
"http://biosejati.files.wordpress.com/2012/08/image_thumb10.png?w=555&h=277"




E. Klasifikasi Tumbuhan Paku (Pteridophyta)


Pteridophyta                                                                   8
Berdasarkan     tingkat    perkembangannya,     tumbuhan      paku    dapat
diklasifikasikan menjadi 4 subdivisi, yaitu:


1. Paku Purba (Psilopsida)




    Tumbuhan paku purba yang masih hidup saat ini diperkirakan hanya tinggal 10
spesies sampai 13 spesies dari dua genus. Paku purba hidup di daerah tropis dan
subtropis. Sporofit paku purba ada yang tidak memiliki akar sejati dan tidak memiliki
daun sejati.
Paku purba yang memilki daun pada umumnya berukuran kecil (mikrofil) dan
berbentuk sisik. Batang paku purba bercabang dikotomi dengan tinggi mencapai 30
cm hingga 1 m. Paku purba juga tidak memiliki pembuluh pengangkut. Batang paku
purba mengandung klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Cabang batang
mengandung mikrofil dan sekumpulan sporangium yang terdapat di sepanjang cabang
batang. Sporofil paku purba menghasilkan satu jenis spora (homospora).
Gametofitnya tidak memiliki klorofil dan mengandung anteridium dan arkegonium.
Gametofit paku purba bersimbiosis dengan jamur untuk memperoleh nutrisi. Contoh
tumbuhan paku purba yaitu paku purba tidak berdaun (Rhynia) dan paku purba
berdaun kecil (Psilotum).


2. Paku Kawat (Lycopsida)




Pteridophyta                                                                        9
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas: Pteridopsida
Sub Kelas: Schizaeatae
Ordo: Schizaeales
Famili: Lygodiaceae
Genus: Lygodium
Spesies: Lygodium scandens (L.) Sw
    Paku kawat mencakup 1.000 spesies tumbuhan paku, terutama dari genus
Lycopodium dan Selaginella. Paku kawat banyak tumbuh di hutan-hutan daerah tropis
dan subtropis. Paku kawat menempel di pohon atau hidup bebas di tanah. Anggota
paku kawat memiliki akar, batang, dan daun sejati. Daun tumbuhan paku kawat
berukuran kecil dan tersusun rapat. Sporangium terdapat pada sporofil yang tersusun
membentuk strobilus pada ujung batang. Strobilus berbentuk kerucut seperti konus
pada pinus. Oleh karena itu paku kawat disebut juga pinus tanah. Pada paku rane
(Selaginella) sporangium terdiri dari dua jenis, yaitu mikrosporangium dan
megasporangium. Mikrosporangium terdapat pada mikrosporofil (daun yang
mengandung mikrosporangium). Mikrosporangium menghasilkan mikrospora yang
akan tumbuh menjadi gametofit jantan. Megasporangium terdapat pada megasporofil
(daun   yang   mengandung     megasporangium).    Megasporangium     menghasilkan
megaspora yang akan tumbuh menjadi gametofit betina.
Gametofit paku kawat berukuran kecil dan tidak berklorofil. Gametofit memperoleh
makanan dari jamur yang bersimbiosis dengannnya. Gemetofit paku kawat ada yang
uniseksual, yaitu mengandung anteridium saja atau arkegonium saja. Gametofit paku
kawat juga ada yang biseksual, yaitu mengandung anteridium dan arkegonium.


Pteridophyta                                                                     10
Gametofit uniseksual terdapat pada Selaginella. Selaginella merupakan tumbuhan
paku heterospora sedangkan gametofit biseksual terdapat pada Lycopodium.


Lycopodium nummularifolium
     Merupakan jenis tumbuhan paku perrenial dan hidup sebagai epifit di bawah dan
melekat pada batang pohon-pohon pada habitat aslinya, yaitu hutan tropis.
Dibandingkan     dengan    kerabat     Lycopodium   lain   yang   tumbuh   merumpun
(menggerombol), spesies ini cenderung bertipikal tumbuh menjalar, memanjang atau
menggantung. Batang berbentuk bulat, kecil, keras dan memanjang seperti kawat
(wiry stem). Dua cabang dikotomi (dichotomous branches) terbentuk pada ujung
batang/cabang sebelumnya yang selanjutnya tumbuh menjadi cabang-cabang baru.
Cabang-cabang kemudian dapat tumbuh hingga mencapai tanah dan menjalar
membentuk       sistem     perakaran      baru
(rhizoma).    Rhizoma     berakar      adventif
merupakan bentuk modifikasi batang yang
berfungsi selain sebagai alat trasport air dan
nutrient untuk proses photosintesis, juga
sebagai alat perekat tanaman pada tempat
tumbuhnya.




3. Paku Ekor Kuda (Sphenopsida)




Pteridophyta                                                                     11
Paku ekor kuda saat ini hanya tinggal sekitar 25 spesies dari satu genus, yaitu
Equisetum. Equisetum terutama hidup pada habitat lembab di daerah subtropis.
Equisetum yang tertinggi hanya mencapai 4,5 m sedangkan rata-rata tinggi
Equisetumkurang dari 1 m. Equisetummemiliki akar, batang, dan daun sejati.
Batangnya beruas dan pada setiap ruasnya dikelilingi daun kecil seperti sisik.
Equisetum disebut paku ekor kuda karena bentuk batangnya seperti ekor kuda.
Batangnya yang keras disebabkan dinding selnya mengandung silika. Sporangium
terdapat pada strobilus. Sporangium menghasilkan satu jenis spora, sehingga
Equisetum digolongkan pada tumbuhan paku peralihan. Gametofit Equisetum hanya
berukuran beberapa milimeter tetapi dapat melakukan fotosintesis. Gametofitnya
mengandung anteridium dan arkegonium sehingga merupakan gametofit biseksual.




    Kerajaan : Plantae
    Divisi : Pteridophyta
    Kelas : Equisetopsida
    Famili : Equisetaceae


Equisetum debile
       Nama paku ekor kuda merujuk pada segolongan kecil tumbuhan (sekitar
20 spesies)   yang   umumnya terna kecil    dan   semua    masuk    dalam    genus
Equisetum (dari equus yang berarti "kuda" dan setum yang berarti "rambut tebal"
dalam bahasa Latin). Anggota-anggotanya dapat dijumpai di seluruh dunia
kecuali Antartika. Di kawasan Asia Tenggara (Indonesia termasuk di dalamnya)


Pteridophyta                                                                     12
hanya dijumpai satu spesies alami saja, E. ramosissimum subsp. debile, yang dikenal
sebagai rumput betung dalam bahasa Melayu, tataropongan dalam bahasa Sunda, dan
petongan dalam bahasa Jawa. Kalangan taksonomi masih memperdebatkan apakah
kelompok              ekor             kuda              merupakan divisio tersendiri,
sebagai Equisetophyta (atauSphenophyta),       atau     suatu kelas dari Pteridophyta,
sebagai Equisetopsida (atau Sphenopsida).     Hasil   analisis molekular menunjukkan
kedekatan hubungan dengan Marattiopsida.
       Semua anggota paku ekor kuda bersifat tahunan, terna berukuran kecil (tinggi
0.2-1.5 m), meskipun beberapa anggotanya (hidup di Amerika Tropik) ada yang bisa
tumbuh mencapai 6-8 m (E. giganteum dan E. myriochaetum).
       Batang tumbuhan ini berwarna hijau, beruas-ruas, berlubang di tengahnya,
berperan sebagai organ fotosintetik menggantikan daun. Batangnya dapat bercabang.
Cabang duduk mengitari batang utama. Batang ini banyak mengandung silika. Ada
kelompok yang batangnya bercabang-cabang dalam posisi berkarang dan ada yang
bercabang tunggal. Daun pada semua anggota tumbuhan ini tidak berkembang baik,
hanya menyerupai sisik yang duduk berkarang menutupi ruas. Spora tersimpan pada
struktur berbentuk gada yang disebut strobilus (jamak strobili) yang terletak pada
ujung batang (apical). Pada banyak spesies (misalnya E. arvense), batang penyangga
strobilus tidak bercabang dan tidak berfotosintesis (tidak berwarna hijau) serta hanya
muncul segera setelah musim salju berakhir. Jenis-jenis lain tidak memiliki perbedaan
ini (batang steril mirip dengan batang pendukung strobilus), misalnya E.
palustre dan E. Debile.




       Batang fertil E. arvense dengan strobilus di ujungnya. Batang ini muncul pada
akhir musim salju, sebelum munculnya batang steril yang fotosintetik (lihat gambar di


Pteridophyta                                                                        13
taxobox).
       Spora yang dihasilkan paku ekor kuda umumnya hanya satu macam
(homospor)    meskipun     spora     yang      lebih    kecil   pada E.   arvense tumbuh
menjadi protalium jantan. Spora keluar dari sporangiumyang tersusun pada strobilus.
Sporanya berbeda dengan spora paku-pakuan karena memiliki empat "rambut" yang
disebut elater. Elater berfungsi sebagai pegas untuk membantu pemencaran spora.




       Paku ekor kuda menyukai tanah yang basah, baik berpasir maupun
berlempung, beberapa bahkan tumbuh di air (batang yang berongga membantu
adaptasi pada lingkungan ini). E.arvense dapat tumbuh menjadi gulma di ladang
karena rimpangnya yang sangat dalam dan menyebar luas di tanah.Herbisida pun
sering tidak berhasil mematikannya. Di Indonesia, rumput betung (E. debile)
digunakan sebagai sikat untuk mencuci dan
campuran obat.
       Pada      masa    lalu,     kira-kira     pada
zaman Karbonifer, paku ekor kuda purba dan
kerabatnya (Calamites, dari divisio yang sama,
sekarang sudah punah) mendominasi hutan-hutan
di bumi. Beberapa spesies dapat tumbuh sangat
besar, mencapai 30 m, seperti ditunjukkan pada
fosil-fosil yang ditemukan pada deposit batu bara.
Batu bara dianggap sebagai pengerasan sisa-sisa serasah dari hutan purba ini.




Pteridophyta                                                                          14
4. Paku Sejati (Pteropsida)




    Dikenal sebagai pakis menurut pengertian kita sehari-hari. Banyak ditemukan di
daerah hutan tropis dan subtropis. Memiliki daun yang lebih besar dibandingkan
dengan subdivisi lainnya dan dibedakan menjadi dua macam yaitu megafil dengan
sistem percabangan pembuluh dan mikrofil yaitu daun yang tumbuh dari batang yang
mengandung untaian tunggal jaringan pengangkut. Daunnya yang masih muda
menggulung pada ujungnya dan sporangium terdapat pada sporofil. Contohnya adalah
Adiantum cuneatum (suplir), Marsilea crenata (semanggi), dan Asplenium nidus
(paku sarang kuda). Paku sejati mencakup jenis tumbuhan paku yang paling sering
kita lihat. Tempat tumbuh paku sejati sebagian besar di darat pada daerah tropis dan
subtropis. Paku sejati diperkirakan berjumlah 12.000 jenis dari kelas Filicinae.
Filicinae memiliki akar, batang, dan daun sejati. Batang dapat berupa batang dalam
(rizom) atau batang di atas permukaan tanah. Daun Filicinae umumnya berukuran


Pteridophyta                                                                      15
besar dan memiliki tulang daun bercabang. Daun mudanya memiliki ciri khas yaitu
tumbuh menggulung (circinnatus). Jenis paku yang termasuk paku sejati yaitu
Semanggi (Marsilea crenata), Paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum), paku
sarang burung (Asplenium nidus), suplir (Adiantum cuneatum), Paku sawah (Azolla
pinnata), dan Dicksonia antarctica.


F. Manfaat Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
    Banyak orang yang mengangap tumbuhan paku adalah sebuah tumbuhan atau
tanaman pengganggu. Tapi disisi lain tumbuhan paku juga sangat bermanfaat atau
berkhasiat. Apalagi Tumbuhan paku sangat mudah dicari di alam sekitar kita.
Mungkin manfaat tumbuhan paku masih banyak yang belum tahu.             Diantaranya
sebagai berikut :
a. Manfaat Tumbuhan Paku Sebagai tanaman hiasan :




   •   Platycerium nidus (paku tanduk rusa)
   •   Asplenium nidus (paku sarang burung)
   •   Adiantum cuneatum (suplir)
   •   Selaginella wildenowii (paku rane) b. Sebagai bahan penghasil obat-obatan :
   •   Asipidium filix-mas
   •   Dryopteris filix-mas
   •   Lycopodium clavatum c. Sebagai tanaman sayuran :
   •   Marsilea crenata (semanggi)



Pteridophyta                                                                         16
•     Salvinia natans (paku sampan = kiambang) d. Sebagai pupuk hijau dalam
         pertanian :
   •     Azolla pinnata >> bersimbiosis dengan anabaena azollae (gangang biru) e.
         Sebagai pelindung tanaman di persemaian :
   •     Gleichenia linearis f. Sebagai sumber bahan baku pembentukan batu bara :
   •     Tumbuhan paku yang sudah mati pada zaman purba.
b. Tumbuhan paku yang hidup pada zaman karbon telah memfosil, fosil tersebut
berupa       batu bara yang dapat dijadikan bahan bakar
c. berguna untuk obat-obatan, misalnya dyoptoris filix-mas, lycopodium clavatum.
d. Sebagai tanaman sayuran :
 Marsilea crenata (semanggi)
 Salvinia natans (paku sampan = kiambang)




Pteridophyta                                                                        17
e. Sebagai pelindugn tanaman di persemaian :
- Gleichenia linearis




Pteridophyta                                   18
BAB III
                                       PENUTUP
Kesimpulan
1. Secara umum, karakteristik tumbuhan paku mempunyai:
     Lapisan pelindung sel yang terdapat di sekeliling organ reproduksi,
     Embrio multiseluler yang terdapat di dalam arkegonium,
     Lapisan kutikula pada bagian luar tubuh,
     Sistem transportasi internal yang berfungsi sebagai pengangkut air dan zat-
          zat mineral dari dalam tanah,
     Struktur tubuh terdiri atas bagian-bagian akar, batang dan daun,
     Akarnya berupa rizoid yang bersifat seperti akar serabut dengan ujung
          dilindungi kaliptra,
     Batangnya pada umumnya tidak tampak (kecuali tumbuhan paku tiang)
          karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, menjalar, atau sedikit tegak,
     Daunnya yang muda umumnya melingkar atau menggulung,


2. Berdasarkan tingkat perkembangannya, tumbuhan paku dapat diklasifikasikan
menjadi                4 subdivisi, yaitu:
     Paku Purba (Psilopsida)
     Paku Kawat (Lycopsida)
     Paku Ekor Kuda (Sphenopsida)
          Paku Sejati (Pteropsida)
3. Manfaat dari tumbuhan paku adalah :
     Sebagai tanaman hias
     Sebagai bahan bakar
     Sebagai obat-obatan
     Sebagai tanaman sayuran
     Sebagai pelindugn tanaman di persemaian



Pteridophyta                                                                         19

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)fentyagustin1
 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Maedy Ripani
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Maedy Ripani
 
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...Lana Karyatna
 
Anatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, bijiAnatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, bijiBudi Setiyawan
 
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes Nana Citra
 
Laporan praktikum fistanklorofil
Laporan praktikum fistanklorofilLaporan praktikum fistanklorofil
Laporan praktikum fistanklorofilfahmiganteng
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 

La actualidad más candente (20)

Makalah tumbuhan paku
Makalah tumbuhan pakuMakalah tumbuhan paku
Makalah tumbuhan paku
 
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
 
Morfologi Batang
Morfologi BatangMorfologi Batang
Morfologi Batang
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
 
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
 
Laporan Praktikum 5 Mammalia
Laporan Praktikum 5 MammaliaLaporan Praktikum 5 Mammalia
Laporan Praktikum 5 Mammalia
 
Laporan Praktikum 2 Osteichtyes
Laporan Praktikum 2 OsteichtyesLaporan Praktikum 2 Osteichtyes
Laporan Praktikum 2 Osteichtyes
 
Anatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, bijiAnatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, biji
 
Buah
BuahBuah
Buah
 
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
 
Arsitektur pohon
Arsitektur pohonArsitektur pohon
Arsitektur pohon
 
Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes
 
Praktikum amfibi
Praktikum amfibiPraktikum amfibi
Praktikum amfibi
 
Laporan praktikum fistanklorofil
Laporan praktikum fistanklorofilLaporan praktikum fistanklorofil
Laporan praktikum fistanklorofil
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
 
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
 
Laporan Praktikum 1 Chondrichtyes
Laporan Praktikum 1 ChondrichtyesLaporan Praktikum 1 Chondrichtyes
Laporan Praktikum 1 Chondrichtyes
 

Destacado (20)

Tumbuhan paku dan lumut
Tumbuhan paku dan lumutTumbuhan paku dan lumut
Tumbuhan paku dan lumut
 
PPT PLANTAE
PPT PLANTAEPPT PLANTAE
PPT PLANTAE
 
Tumbuhan paku
Tumbuhan paku Tumbuhan paku
Tumbuhan paku
 
tumbuhan paku
tumbuhan pakutumbuhan paku
tumbuhan paku
 
Presentasi paku-fix
Presentasi paku-fixPresentasi paku-fix
Presentasi paku-fix
 
Rice wild species
Rice wild speciesRice wild species
Rice wild species
 
Pterydophyta (Tumbuhan Paku)
Pterydophyta (Tumbuhan Paku)Pterydophyta (Tumbuhan Paku)
Pterydophyta (Tumbuhan Paku)
 
Dasar-Dasar Klasifikasi
Dasar-Dasar Klasifikasi Dasar-Dasar Klasifikasi
Dasar-Dasar Klasifikasi
 
Modul bahan ajar_biologi_kelas_x
Modul bahan ajar_biologi_kelas_xModul bahan ajar_biologi_kelas_x
Modul bahan ajar_biologi_kelas_x
 
Tumbuhan paku
Tumbuhan pakuTumbuhan paku
Tumbuhan paku
 
TUMBUHAN PAKU
TUMBUHAN PAKUTUMBUHAN PAKU
TUMBUHAN PAKU
 
Bahan ajar komponen ekosistem
Bahan ajar   komponen ekosistemBahan ajar   komponen ekosistem
Bahan ajar komponen ekosistem
 
Kingdom animalia adit x mia 2 (2)
Kingdom animalia adit x mia 2 (2)Kingdom animalia adit x mia 2 (2)
Kingdom animalia adit x mia 2 (2)
 
Presentasi lumut-fix
Presentasi lumut-fixPresentasi lumut-fix
Presentasi lumut-fix
 
Lumut daun (Bryophyta)
Lumut daun (Bryophyta)Lumut daun (Bryophyta)
Lumut daun (Bryophyta)
 
PPT PLANTAE
PPT PLANTAEPPT PLANTAE
PPT PLANTAE
 
Materi kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran EkosistemMateri kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
 
Plantae, Kingdom Tumbuhan
Plantae, Kingdom TumbuhanPlantae, Kingdom Tumbuhan
Plantae, Kingdom Tumbuhan
 
Tumbuhan Paku dan Lumut (Biologi)
Tumbuhan Paku dan Lumut (Biologi)Tumbuhan Paku dan Lumut (Biologi)
Tumbuhan Paku dan Lumut (Biologi)
 
Biologi - Plantae
Biologi - PlantaeBiologi - Plantae
Biologi - Plantae
 

Similar a Paku dan Manfaatnya (20)

Pteridophyta (walono)
Pteridophyta (walono)Pteridophyta (walono)
Pteridophyta (walono)
 
PTERYDOPHYTA.pptx
PTERYDOPHYTA.pptxPTERYDOPHYTA.pptx
PTERYDOPHYTA.pptx
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
1 tumbuhan lumut
1 tumbuhan lumut1 tumbuhan lumut
1 tumbuhan lumut
 
BIOLOGI LUMUT.pptx
BIOLOGI LUMUT.pptxBIOLOGI LUMUT.pptx
BIOLOGI LUMUT.pptx
 
Pterodphyta
Pterodphyta Pterodphyta
Pterodphyta
 
Makalah tumbuhan paku dan Tumbuhan Lumut
Makalah tumbuhan paku dan Tumbuhan LumutMakalah tumbuhan paku dan Tumbuhan Lumut
Makalah tumbuhan paku dan Tumbuhan Lumut
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Biology : Kingdom plantae
Biology : Kingdom plantaeBiology : Kingdom plantae
Biology : Kingdom plantae
 
Bryophyta
BryophytaBryophyta
Bryophyta
 
Klasifikasi tumbuhan
Klasifikasi tumbuhanKlasifikasi tumbuhan
Klasifikasi tumbuhan
 
6... yosua
6... yosua6... yosua
6... yosua
 
Kingdom plantae
Kingdom plantaeKingdom plantae
Kingdom plantae
 
Kingdom plantae
Kingdom plantaeKingdom plantae
Kingdom plantae
 
Pteridophyta (tumbuhan paku)
Pteridophyta (tumbuhan paku)Pteridophyta (tumbuhan paku)
Pteridophyta (tumbuhan paku)
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2
 
Makalah tumbuhan lumut
Makalah tumbuhan lumutMakalah tumbuhan lumut
Makalah tumbuhan lumut
 
Makalah tumbuhan lumut
Makalah tumbuhan lumutMakalah tumbuhan lumut
Makalah tumbuhan lumut
 
Makalah tumbuhan lumut
Makalah tumbuhan lumutMakalah tumbuhan lumut
Makalah tumbuhan lumut
 
Makalah tumbuhan lumut
Makalah tumbuhan lumutMakalah tumbuhan lumut
Makalah tumbuhan lumut
 

Más de Berlian Nur

Más de Berlian Nur (6)

Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusia
 
Pp pramuka garuda
Pp pramuka garudaPp pramuka garuda
Pp pramuka garuda
 
Biokimia
BiokimiaBiokimia
Biokimia
 
Seminar biologi
Seminar biologiSeminar biologi
Seminar biologi
 
Ecosystem
EcosystemEcosystem
Ecosystem
 
Ekologi tumbuhan
Ekologi tumbuhanEkologi tumbuhan
Ekologi tumbuhan
 

Paku dan Manfaatnya

  • 1. Disusun Oleh : Nama : Berlian Nur NIM : 1005015014 Kelas : Reguler Pagi A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MULAWARWAN 2012 Pteridophyta 1
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan secara umum dibagi menjadi sua tingkat yaitu tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhantingkat tinggi. Dianggap tumbuhan tingkat rendah karena bagian-bagian dari tumbuan tersebut tidak sejati contohnya pada alga, stipe dan bladenya tidak dapat di bedakan dan tidak berpembuluh. Dan dianggap sebagai tumbuhan tingkat tinggi karena sudah jelas mempunyai kormus dan dapat di bedakan antara akar dan batangnya. Namun ada tumbuhan yang termasuk tumbuhan tingkat rendah dan masuk pula pada tumbuhan tingkat tinggi, tumbuhan ini digolongkan tumbuhan tingkat rendah karena meskipun tubuhnya secara jelas mempunyai kormus serta mempunyai sistem pembuluh tetapi belum menghasilkan biji, dan alat perkembangbiakan utamanya adalah spora. Jadi bila di dasarkan pada macam alat perkembangbiakannya maka tumbuhan berspora tergolong tumbuhan tingkat rendah, namun apabila di dasarkan atas ada atau tidaknya sistem pembuluh tumbuhan paku tergolong tumbuhan tingkat tinggi. Tumbuhan paku-pakuan (Pterodophyta) merupakan tumbuhan tingkat rendah yang memliki karakteristik dan keunikan tersendiri dibandingkan organisme/tumbuhan lainnya. Selain itu, terdapat cukup banyak spesies pada divisi Pterodhophyta, yang kesemuannya turut memiliki peranan tersendiri dalam ekosistem, bahkan dapat dimanfatkan bagi manusia sebagai bahan baku pembuatan barang kerajinan, dimanfaatkan sebagai tanaman hias yang memiliki nilai estetika, dan lain sebagainya. Hal tersebut dapat menjadi mudah, tatkala manusia (masyarakat) mengenali jenis-jenis tumbuhan paku tersebut. Maka dari itu penting sekali bagi kita untuk mengetahui lebih dalam lagi tumbuhan paku atau pteridophyta serta meng identifikasi secara langsung serta mengetahui habitat maupun deskripsi dari bagian-bagian tumbuhan paku itu sendiri. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana karakteristik tumbuhan paku (Pteridophyta) sebagai tumbuhan tingkat rendah? Pteridophyta 2
  • 3. 2. Apa saja spesies yang termasuk dalam divisi (Pteridophyta) ? 3. Apa saja manfaat tumbuhan paku (Pteridophyta) bagi kehidupan? C. Tujuan 1. Untuk mendeskripsikan karakteristik tumbuhan paku (Pteridophyta). 2. Untuk mengetahui spesies yang termasuk dalam divisi Pteridophyta 3. Mengetahui maanfaat tumbuhan paku (Pteridophyta) bagi kehidupan Pteridophyta 3
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Tumbuhan paku atau Pterydophyta tergolong tumbuhan Kormophyta karena sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan paku memiliki cara hidup yang bemacam-macam, ada yang saprofit, epifit, hidup di tanah, atau di air. Tumbuhan ini juga mengalami metagenesis seperti lumut tetapi bebeda pada fase yang dominan. Pada tumbuhan paku fase yang lebih dominan adalah pada fase sporofit dibandingkan dengan gametofit sehingga tumbuhan paku yang kita lihat sehari-hari merupakan fase sporofit. Pada umumnya, tumbuhan paku banyak hidup pada tempat lembap sehingga disebut sebagai tanaman higrofit. Pada hutan-hutan tropik dan subtropik, tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang hidup di permukaan tanah, tersebar mulai dari tepi pantai sampai ke lereng-lereng gunung, bahkan ada yang hidup di sekitar kawah gunung berapi. Tumbuhan paku (atau paku-pakuan, Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satu divisio tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini masih menggunakan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti lumut dan fungi. Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas, mungkin mengikuti perilaku moyangnya di zaman Karbon, yang juga dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku karena merajai hutan-hutan di bumi. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini yang memfosil sekarang ditambang orang sebagai batu bara. B. Karakteristik Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Secara umum, ciri-ciri tumbuhan paku mempunyai: 1. Lapisan pelindung sel yang terdapat di sekeliling organ reproduksi, Pteridophyta 4
  • 5. 2. Embrio multiseluler yang terdapat di dalam arkegonium, 3. Lapisan kutikula pada bagian luar tubuh, 4. Sistem transportasi internal yang berfungsi sebagai pengangkut air dan zat-zat mineral dari dalam tanah, 5. Struktur tubuh terdiri atas bagian-bagian akar, batang dan daun, 6. Akarnya berupa rizoid yang bersifat seperti akar serabut dengan ujung dilindungi kaliptra, 7. Batangnya pada umumnya tidak tampak (kecuali tumbuhan paku tiang) karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, menjalar, atau sedikit tegak, 8. Daunnya yang muda umumnya melingkar atau menggulung, Berdasarkan bentuk, ukuran dan susunan daunnya, tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi: 1. Daun mikrofil (daun kecil), berbentuk seperti rambut atau sisik, tidak bertangkai dan bertulang daun serta belum memperlihatkan diferensiasi sel. 2. Daun makrofil (daun besar), ukurannya besar, bertangkai, bertulang daun, dan bercabang-cabang serta sel-selnya sudah terdiferensiasi dengan baik. Berdasarkan fungsinya, daun tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi: 1. Daun tropofil, daun yang khusus sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis, 2. Daun sporofil, daun yang berfungsi sebagai penghasil spora. Spora dibentuk di dalam sporangium (kotak spora) yang terkumpul di dalam suatu badan yang disebut sorus yang terletak di bawah permukaan daun sporofil, berupa bintik-bintik kuning, cokelat, atau cokelat kehitaman. Swaktu masih muda, sorus dilindungi oleh selaput tipis yang disebut indisium. Pteridophyta 5
  • 6. C. Reproduksi Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Reproduksi tumbuhan paku berlangsung secara metagenesis. Reproduksi vegetatif dengan spora haploid (n) yang dihasilkan oleh tumbuhan paku. Jadi, tumbuhan paku merupakan tumbuhan dalam fase sporofit (penghasil spora). Reproduksi generatif terjadi melalui peleburan antara spermatozoid dan ovum yang dihasilkan oleh protalium. Jadi, protalium yang berbentuk talus merupakan fase gametofit (penghasil gamet). Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakn atas 3 golongan, yaitu: a. Paku homospora (isospora), yaitu tumbuhan paku yang hanya menghasilkan satu macam ukuran spora. Contoh: Lycopodium sternum (paku kawat). b. Paku heterospora (anisospora), yaitu tumbuhan paku yang menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu mikrospora (berkelamin jantan yang berukuran kecil) dan makrospora (spora berkelamin betina yang berukuran besar). Contohnya adalah Marsilea crenata (semanggi) dan Selaginella (paku rane) c. Paku peralihan, yaitu jenis tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran sama, tetapi berbeda jenis kelaminnya. Satu berjenis kelamin jantan dan yang lain berjenis kelamin betina. Contohnya adalah Equisetum debile (paku ekor kuda). D. Metagenesis Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Beberapa jenis hewan dan tumbuhan ada yang mengalami proses metagenesis. Pteridophyta 6
  • 7. Metagenesis adalah proses pergiliran hidup yaitu antara fase seksual dan aseksual. Hewan dan tumbuhan yang mengalami metagenesis akan mengalami dua fase kehidupan, yaitu fase kehidupan yang bereproduksi secara seksual dan fase kehidupan yang bereproduksi secara aseksual. Metagenesis pada tumbuhan dapat diamati dengan jelas pada tumbuhan tak berbiji (paku dan lumut). Pada tumbuhan tersebut, pembentukan gamet jantan berlangsung di dalam antheridium dan gamet betina di dalam arkegonium. Jika gamet jantan membuahi gamet betina, maka akan terbentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi individu yang menghasilkan spora. Generasi ini disebut fase vegetatif (aseksual) atau sporofit. Spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi individu baru yang menghasilkan gamet. Karena menghasilkan gamet, maka generasi ini disebut fase generatif (seksual) atau gametofit. Demikian seterusnya terjadi pergiliran keturunan antara fase gametofit dan sporofit. Tumbuhan lumut yang sering kamu jumpai merupakan fase gametofit. Sedangkan tumbuhan paku yang kamu lihat sehari-hari merupakan fase sporofit. Pergiliran keturunan antara fase sporofit dan gametofit itulah yang disebut metagenesis. Reproduksi generatif tumbuhan paku dilakukan melalui peleburan spermatozoid dan ovum. Reproduksi vegetatifnya dengan membentuk spora. Reproduksi generatif dan reproduksi vegetatif berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis. Berikut skema metagenesis pada tumbuhan paku homospora, heterospora, dan peralihan. INCLUDEPICTURE Pteridophyta 7
  • 9. Berdasarkan tingkat perkembangannya, tumbuhan paku dapat diklasifikasikan menjadi 4 subdivisi, yaitu: 1. Paku Purba (Psilopsida) Tumbuhan paku purba yang masih hidup saat ini diperkirakan hanya tinggal 10 spesies sampai 13 spesies dari dua genus. Paku purba hidup di daerah tropis dan subtropis. Sporofit paku purba ada yang tidak memiliki akar sejati dan tidak memiliki daun sejati. Paku purba yang memilki daun pada umumnya berukuran kecil (mikrofil) dan berbentuk sisik. Batang paku purba bercabang dikotomi dengan tinggi mencapai 30 cm hingga 1 m. Paku purba juga tidak memiliki pembuluh pengangkut. Batang paku purba mengandung klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Cabang batang mengandung mikrofil dan sekumpulan sporangium yang terdapat di sepanjang cabang batang. Sporofil paku purba menghasilkan satu jenis spora (homospora). Gametofitnya tidak memiliki klorofil dan mengandung anteridium dan arkegonium. Gametofit paku purba bersimbiosis dengan jamur untuk memperoleh nutrisi. Contoh tumbuhan paku purba yaitu paku purba tidak berdaun (Rhynia) dan paku purba berdaun kecil (Psilotum). 2. Paku Kawat (Lycopsida) Pteridophyta 9
  • 10. Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan) Kelas: Pteridopsida Sub Kelas: Schizaeatae Ordo: Schizaeales Famili: Lygodiaceae Genus: Lygodium Spesies: Lygodium scandens (L.) Sw Paku kawat mencakup 1.000 spesies tumbuhan paku, terutama dari genus Lycopodium dan Selaginella. Paku kawat banyak tumbuh di hutan-hutan daerah tropis dan subtropis. Paku kawat menempel di pohon atau hidup bebas di tanah. Anggota paku kawat memiliki akar, batang, dan daun sejati. Daun tumbuhan paku kawat berukuran kecil dan tersusun rapat. Sporangium terdapat pada sporofil yang tersusun membentuk strobilus pada ujung batang. Strobilus berbentuk kerucut seperti konus pada pinus. Oleh karena itu paku kawat disebut juga pinus tanah. Pada paku rane (Selaginella) sporangium terdiri dari dua jenis, yaitu mikrosporangium dan megasporangium. Mikrosporangium terdapat pada mikrosporofil (daun yang mengandung mikrosporangium). Mikrosporangium menghasilkan mikrospora yang akan tumbuh menjadi gametofit jantan. Megasporangium terdapat pada megasporofil (daun yang mengandung megasporangium). Megasporangium menghasilkan megaspora yang akan tumbuh menjadi gametofit betina. Gametofit paku kawat berukuran kecil dan tidak berklorofil. Gametofit memperoleh makanan dari jamur yang bersimbiosis dengannnya. Gemetofit paku kawat ada yang uniseksual, yaitu mengandung anteridium saja atau arkegonium saja. Gametofit paku kawat juga ada yang biseksual, yaitu mengandung anteridium dan arkegonium. Pteridophyta 10
  • 11. Gametofit uniseksual terdapat pada Selaginella. Selaginella merupakan tumbuhan paku heterospora sedangkan gametofit biseksual terdapat pada Lycopodium. Lycopodium nummularifolium Merupakan jenis tumbuhan paku perrenial dan hidup sebagai epifit di bawah dan melekat pada batang pohon-pohon pada habitat aslinya, yaitu hutan tropis. Dibandingkan dengan kerabat Lycopodium lain yang tumbuh merumpun (menggerombol), spesies ini cenderung bertipikal tumbuh menjalar, memanjang atau menggantung. Batang berbentuk bulat, kecil, keras dan memanjang seperti kawat (wiry stem). Dua cabang dikotomi (dichotomous branches) terbentuk pada ujung batang/cabang sebelumnya yang selanjutnya tumbuh menjadi cabang-cabang baru. Cabang-cabang kemudian dapat tumbuh hingga mencapai tanah dan menjalar membentuk sistem perakaran baru (rhizoma). Rhizoma berakar adventif merupakan bentuk modifikasi batang yang berfungsi selain sebagai alat trasport air dan nutrient untuk proses photosintesis, juga sebagai alat perekat tanaman pada tempat tumbuhnya. 3. Paku Ekor Kuda (Sphenopsida) Pteridophyta 11
  • 12. Paku ekor kuda saat ini hanya tinggal sekitar 25 spesies dari satu genus, yaitu Equisetum. Equisetum terutama hidup pada habitat lembab di daerah subtropis. Equisetum yang tertinggi hanya mencapai 4,5 m sedangkan rata-rata tinggi Equisetumkurang dari 1 m. Equisetummemiliki akar, batang, dan daun sejati. Batangnya beruas dan pada setiap ruasnya dikelilingi daun kecil seperti sisik. Equisetum disebut paku ekor kuda karena bentuk batangnya seperti ekor kuda. Batangnya yang keras disebabkan dinding selnya mengandung silika. Sporangium terdapat pada strobilus. Sporangium menghasilkan satu jenis spora, sehingga Equisetum digolongkan pada tumbuhan paku peralihan. Gametofit Equisetum hanya berukuran beberapa milimeter tetapi dapat melakukan fotosintesis. Gametofitnya mengandung anteridium dan arkegonium sehingga merupakan gametofit biseksual. Kerajaan : Plantae Divisi : Pteridophyta Kelas : Equisetopsida Famili : Equisetaceae Equisetum debile Nama paku ekor kuda merujuk pada segolongan kecil tumbuhan (sekitar 20 spesies) yang umumnya terna kecil dan semua masuk dalam genus Equisetum (dari equus yang berarti "kuda" dan setum yang berarti "rambut tebal" dalam bahasa Latin). Anggota-anggotanya dapat dijumpai di seluruh dunia kecuali Antartika. Di kawasan Asia Tenggara (Indonesia termasuk di dalamnya) Pteridophyta 12
  • 13. hanya dijumpai satu spesies alami saja, E. ramosissimum subsp. debile, yang dikenal sebagai rumput betung dalam bahasa Melayu, tataropongan dalam bahasa Sunda, dan petongan dalam bahasa Jawa. Kalangan taksonomi masih memperdebatkan apakah kelompok ekor kuda merupakan divisio tersendiri, sebagai Equisetophyta (atauSphenophyta), atau suatu kelas dari Pteridophyta, sebagai Equisetopsida (atau Sphenopsida). Hasil analisis molekular menunjukkan kedekatan hubungan dengan Marattiopsida. Semua anggota paku ekor kuda bersifat tahunan, terna berukuran kecil (tinggi 0.2-1.5 m), meskipun beberapa anggotanya (hidup di Amerika Tropik) ada yang bisa tumbuh mencapai 6-8 m (E. giganteum dan E. myriochaetum). Batang tumbuhan ini berwarna hijau, beruas-ruas, berlubang di tengahnya, berperan sebagai organ fotosintetik menggantikan daun. Batangnya dapat bercabang. Cabang duduk mengitari batang utama. Batang ini banyak mengandung silika. Ada kelompok yang batangnya bercabang-cabang dalam posisi berkarang dan ada yang bercabang tunggal. Daun pada semua anggota tumbuhan ini tidak berkembang baik, hanya menyerupai sisik yang duduk berkarang menutupi ruas. Spora tersimpan pada struktur berbentuk gada yang disebut strobilus (jamak strobili) yang terletak pada ujung batang (apical). Pada banyak spesies (misalnya E. arvense), batang penyangga strobilus tidak bercabang dan tidak berfotosintesis (tidak berwarna hijau) serta hanya muncul segera setelah musim salju berakhir. Jenis-jenis lain tidak memiliki perbedaan ini (batang steril mirip dengan batang pendukung strobilus), misalnya E. palustre dan E. Debile. Batang fertil E. arvense dengan strobilus di ujungnya. Batang ini muncul pada akhir musim salju, sebelum munculnya batang steril yang fotosintetik (lihat gambar di Pteridophyta 13
  • 14. taxobox). Spora yang dihasilkan paku ekor kuda umumnya hanya satu macam (homospor) meskipun spora yang lebih kecil pada E. arvense tumbuh menjadi protalium jantan. Spora keluar dari sporangiumyang tersusun pada strobilus. Sporanya berbeda dengan spora paku-pakuan karena memiliki empat "rambut" yang disebut elater. Elater berfungsi sebagai pegas untuk membantu pemencaran spora. Paku ekor kuda menyukai tanah yang basah, baik berpasir maupun berlempung, beberapa bahkan tumbuh di air (batang yang berongga membantu adaptasi pada lingkungan ini). E.arvense dapat tumbuh menjadi gulma di ladang karena rimpangnya yang sangat dalam dan menyebar luas di tanah.Herbisida pun sering tidak berhasil mematikannya. Di Indonesia, rumput betung (E. debile) digunakan sebagai sikat untuk mencuci dan campuran obat. Pada masa lalu, kira-kira pada zaman Karbonifer, paku ekor kuda purba dan kerabatnya (Calamites, dari divisio yang sama, sekarang sudah punah) mendominasi hutan-hutan di bumi. Beberapa spesies dapat tumbuh sangat besar, mencapai 30 m, seperti ditunjukkan pada fosil-fosil yang ditemukan pada deposit batu bara. Batu bara dianggap sebagai pengerasan sisa-sisa serasah dari hutan purba ini. Pteridophyta 14
  • 15. 4. Paku Sejati (Pteropsida) Dikenal sebagai pakis menurut pengertian kita sehari-hari. Banyak ditemukan di daerah hutan tropis dan subtropis. Memiliki daun yang lebih besar dibandingkan dengan subdivisi lainnya dan dibedakan menjadi dua macam yaitu megafil dengan sistem percabangan pembuluh dan mikrofil yaitu daun yang tumbuh dari batang yang mengandung untaian tunggal jaringan pengangkut. Daunnya yang masih muda menggulung pada ujungnya dan sporangium terdapat pada sporofil. Contohnya adalah Adiantum cuneatum (suplir), Marsilea crenata (semanggi), dan Asplenium nidus (paku sarang kuda). Paku sejati mencakup jenis tumbuhan paku yang paling sering kita lihat. Tempat tumbuh paku sejati sebagian besar di darat pada daerah tropis dan subtropis. Paku sejati diperkirakan berjumlah 12.000 jenis dari kelas Filicinae. Filicinae memiliki akar, batang, dan daun sejati. Batang dapat berupa batang dalam (rizom) atau batang di atas permukaan tanah. Daun Filicinae umumnya berukuran Pteridophyta 15
  • 16. besar dan memiliki tulang daun bercabang. Daun mudanya memiliki ciri khas yaitu tumbuh menggulung (circinnatus). Jenis paku yang termasuk paku sejati yaitu Semanggi (Marsilea crenata), Paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum), paku sarang burung (Asplenium nidus), suplir (Adiantum cuneatum), Paku sawah (Azolla pinnata), dan Dicksonia antarctica. F. Manfaat Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Banyak orang yang mengangap tumbuhan paku adalah sebuah tumbuhan atau tanaman pengganggu. Tapi disisi lain tumbuhan paku juga sangat bermanfaat atau berkhasiat. Apalagi Tumbuhan paku sangat mudah dicari di alam sekitar kita. Mungkin manfaat tumbuhan paku masih banyak yang belum tahu. Diantaranya sebagai berikut : a. Manfaat Tumbuhan Paku Sebagai tanaman hiasan : • Platycerium nidus (paku tanduk rusa) • Asplenium nidus (paku sarang burung) • Adiantum cuneatum (suplir) • Selaginella wildenowii (paku rane) b. Sebagai bahan penghasil obat-obatan : • Asipidium filix-mas • Dryopteris filix-mas • Lycopodium clavatum c. Sebagai tanaman sayuran : • Marsilea crenata (semanggi) Pteridophyta 16
  • 17. Salvinia natans (paku sampan = kiambang) d. Sebagai pupuk hijau dalam pertanian : • Azolla pinnata >> bersimbiosis dengan anabaena azollae (gangang biru) e. Sebagai pelindung tanaman di persemaian : • Gleichenia linearis f. Sebagai sumber bahan baku pembentukan batu bara : • Tumbuhan paku yang sudah mati pada zaman purba. b. Tumbuhan paku yang hidup pada zaman karbon telah memfosil, fosil tersebut berupa batu bara yang dapat dijadikan bahan bakar c. berguna untuk obat-obatan, misalnya dyoptoris filix-mas, lycopodium clavatum. d. Sebagai tanaman sayuran :  Marsilea crenata (semanggi)  Salvinia natans (paku sampan = kiambang) Pteridophyta 17
  • 18. e. Sebagai pelindugn tanaman di persemaian : - Gleichenia linearis Pteridophyta 18
  • 19. BAB III PENUTUP Kesimpulan 1. Secara umum, karakteristik tumbuhan paku mempunyai:  Lapisan pelindung sel yang terdapat di sekeliling organ reproduksi,  Embrio multiseluler yang terdapat di dalam arkegonium,  Lapisan kutikula pada bagian luar tubuh,  Sistem transportasi internal yang berfungsi sebagai pengangkut air dan zat- zat mineral dari dalam tanah,  Struktur tubuh terdiri atas bagian-bagian akar, batang dan daun,  Akarnya berupa rizoid yang bersifat seperti akar serabut dengan ujung dilindungi kaliptra,  Batangnya pada umumnya tidak tampak (kecuali tumbuhan paku tiang) karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, menjalar, atau sedikit tegak,  Daunnya yang muda umumnya melingkar atau menggulung, 2. Berdasarkan tingkat perkembangannya, tumbuhan paku dapat diklasifikasikan menjadi 4 subdivisi, yaitu:  Paku Purba (Psilopsida)  Paku Kawat (Lycopsida)  Paku Ekor Kuda (Sphenopsida) Paku Sejati (Pteropsida) 3. Manfaat dari tumbuhan paku adalah :  Sebagai tanaman hias  Sebagai bahan bakar  Sebagai obat-obatan  Sebagai tanaman sayuran  Sebagai pelindugn tanaman di persemaian Pteridophyta 19