Dokumen tersebut membahas tentang sumber daya alam dan kebudayaan di Jawa Barat. Secara ringkas, Jawa Barat kaya akan keanekaragaman flora dan fauna serta memiliki berbagai objek wisata alam. Budaya Sunda di Jawa Barat juga kental dengan berbagai kesenian tradisional seperti angklung, jaipong, dan wayang golek.
3. Sumber Daya Alam Jawa Barat
FLORA
Flora berasal dari bahasa Latin yaitu Flora, dewi yang
bunga. Flora dapat merujuk kepada sekelompok
tanaman, sebuah penyelidikan dari kelompok
tanaman, serta bakteri.
Jawa barat mempunyai keanekaragaman tumbuhan.
Setidaknya terdapat 3.882 spesies tumbuhan berbunga
dan tumbuhan paku asli Jawa Barat dan 258 jenis yang
berasal dari luar Jawa Barat. Di Jawa barat juga terdapat
248 jenis anggrek dari 642 jenis yang berada di pulau
Jawa ini.
4. Tumbuhan yang termasuk pohon di Jawa
Barat terdapat 1.106 jenis, dengan 51 jenis
disebut dengan pohon-pohon penting,
diantaranya Jati, rasamala, bakau, dsb.
Menurut Van Steenis, di pulau Jawa
terdapat 23,4 % tanaman budidaya (1.523
Jenis), sisanya adalah tumbuhan liar (4.598
jenis), dan tumbuhan asing yang
ternaturalisasi(413 jenis).
Sebagian dari tumbuhan alami terdapat di
kawasan konservasi, yaitu hutan lindung, cagar
alam, suaka margasatwa dan taman nasional.
5. Tipe-tipe Vegetasi yang ada di Jawa Barat:
Vegetasi Litoral
Hutan bakau (mangrove)
Formasi pantai
Hutan rawa dataran rendah
Hutan hujan dataran rendah dan perbukitan
Hutan hujan pegunungan
Danau dan rawa pegunungan
Vegetasi sub-alpin
6. 1. Rafflessia Arnoldi
Padma raksasa (Rafflesia arnoldii) merupakan
tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena
memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan
merupakan bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh
di jaringan tumbuhan merambat dan tidak
memiliki daun sehingga tidak mampu
berfotosintesis.
7. 2. Mangrove
Mangrove adalah hutan yang dapat tumbuh di daerah
tropis maupun sub-tropis. Hutan mangrove merupakan
suatu ekosistem yang kompleks dan labil. Daerah
pertumbuhan mangrove merupakan suatu ekosistem
yang spesifik. Hal ini disebabkan oleh adanya proses
kehidupan biota (flora dan fauna) yang saling berkaitan,
baik yang terdapat di daratan maupun di lautan.
Manfaat ekosistem mangrove sebagai habitat berperan
penting untuk tempat berpijah dan tempat asuhan
berbagai jenis ikan, udang dan biota lainnya.
8.
9. 3. Rumput Laut
Seaweed ( rumput laut ) merupakan salah satu
komoditi ekspor Indonesia untuk memasok
pasar internasional. Rumput laut yang
diperdagangkan ini merupakan makro algae
multiseluler dan dalam taksonomi
diklarifikasikan ke dalam division thalophyta.
Sebaran jenis-jenis rumput laut di perairan
ditentukan oleh kecocokan habitatnya. Habitat-
habitat rumput laut umumnya adalah pada
rataan terumbu karang.
10. Jenis-jenis rumput laut di Indonesia:
Karagenofit, yaitu penghasil keragian
(mara Euchema dan hypnea)
Agarofit, yaitu penghasil agar
(gracilaria dan gelidium)
Alginofit, yaitu penghasil alginat
(sargassum dan turbinaria)
11. FAUNA
Fauna dapat merujuk pada kehidupan hewan atau binatang
klasifikasi dari daerah tertentu, jangka waktu, atau lingkungan.
Beberapa jenis Fauna di Indonesia, yaitu:
Serangga
Kelompok serangga memiliki berbagai macam manfaat. Salah
satu peranan penting secara ekologis adalah dalam proses
penyerbukan (polinasi) yang dilakukan oleh kupu-kupu.
Di habitat alami, belalang dan jangkrik adalah kelompok
serangga yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber makanan
burung, reptil dan amfibi.
Siklus hidup serangga, biasanya mengalami proses
metamorfosis. Dalam hal ini, ada fase-fase tertentu yang
kurang disukai oleh manusia, yaitu pada fase larva (ulat)
karena dapat merusak tanaman.
12.
13. Amfibi dan Reptil
Beberapa jenis amfibi dan reptil masih sering dijumpai di
beberapa daerah di Jawa Barat adalah biawak (di sekitar
aliran sungai Citarum , danau Sanghyang di Tasikmalaya),
kura-kura (di sekitar aliran sungai Citarum, sungai di
daerah Bogor/Sentul).
Di alam terdapat 7 jenis penyu, 6 diantaranya hidup di
perairan Indonesia, yaitu:
Penyu belimbing
Penyu hijau
Penyu sisik
Penyu tempayan
Penyu lakang
Penyu pipih
14.
15. Aves
Saat ini, di Jawa dan Bali tercatat ada 466 jenis
burung, termasuk tiga jenis yang mungkin sudah
punah, diantaranya adalah endemik jawa, yaitu
trulek jawa (hoplopterus macropterus)
Mentok rimba (Cairina scutulata)
Cucak rawa (Pycnonotus zeylanicus)
Kelangkaan jenis burung lebih disebabkan karena
nilai ekonomis yang sangat tinggi sebagai hewan
peliharaan. Hal ini mengakibatkan terjadinya
penangkapan liar dan ketersediaan habitat
semakin berkurang.
16. Mamalia
Di Jawa diketahui terdapat 137 Jenis mamalia
daratan, 22 jenis diantaranya adalah endemik.
Kelangkaan jenis mamalia disebabkan oleh aktifitas
pemburuan sehingga mengganggu habitat aslinya.
Jenis mamalia endemik jawa yang terkenal adalah:
Surili
Owa jawa
Babi jawa
Rusa jawa
17.
18. Objek wisata
Jawa barat kaya akan
keindahan alamnya. Hal ini
merupakan aset daerah yang
dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat.
objek-objek wisata
tersebut, yaitu:
Kawah Putih, Ciwidey, Kab.
Bandung
Situ
Patenggang, Rancabali, Kab.
Bandung
Kebun Raya Bogor, Kota Bogor
Taman Safari
Indonesia, Cisarua, Kab. Bogor
19.
20. Kesenian dan Kebudayaan Jawa Barat
Jawa barat yang terkenal dengan budaya
sunda, budaya ini sangat kental sekali dan
melekat pada masyarakat jawa barat, mulai
dari bahasa yang unik, tarian jaipongnya yang
terkenal, wayang goleknya yang unik, dan
yang tidak kalah mengagumkan adalah
angklung. Angklung adalah alat musik yang
terbuat dari bambu yang menghasilkan suara
khas yang tiada duanya.
21. Jawa Barat kaya akan khazanah seni dan budayanya.
Beberapa diantaranya yaitu:
Angklung
Angklung adalah sebuah alat
musik yang terbuat dari
potongan bambu. Alat musik ini
terdiri dari 2-4 tabung bambu
yang dirangkai menjadi satu
dengan talirotan. Tabung bambu
dikuir detail dan dipotong
sedemikian rupa oleh pengrajin
angklung profesional untuk
menghasilkan nada tertentu
ketika bingkai bambu digoyang.
Di Jawa Barat, angklung telah
dimainkan sejak abad ke-7.
Pada awalnya angklung
hanya bernada pentatonis (da
mi na ti la). Tahun 1938 Daeng
Soetigna memodifikasi suara
angklung menjadi diatonis (do
re me fa so la ti). Beliau
berhasil memodernisasi
Angklung dari nada pentatonis
menjadi nada diatonis. Sejak
saat itu angklung mulai dikenal
secara internasional.
22. Banggreng
Seni banggreng berasal dari
kabupaten sumedang. Seni
Banggreng adalah pengembangan
dari seni “Terbang “ dan
“Ronggeng”. Seni terbang itu
sendiri merupakan kesenian yang
menggunakan semacam rebana,
tetapi besarnya tiga kali dibanding
rebana. Biasaya di mainkan oleh
lima pemain dan dua orang
penabuh gendang besar dan
kecil,sedangkan Ronggeng adalah
sebutan bagi si penari dan
sekaligus penyanyi atau disebut
pula “Nyi Ronggeng”.
23.
24. Seni Buhun Tutunggulan
Kata tutunggulan berasal dari kata "nutu" yang artinya
"menumbuk" sesuatu. Sesuatu yang ditumbuk itu biasanya
gabah kering hingga menjadi beras, atau dari beras menjadi
tepung. Menumbuk gabah menjadi beras tersebut biasanya
dikerjakan oleh ibu-ibu antara tiga sampai empat orang dan
ayunan alunya mengenai lesung yang menimbulkan suara khas,
artinya dapat berirama, dengan tujuan agar tidak
membosankan dalam menumbuk padi.
Kesenian tutunggulan dimainkan oleh enam orang ibu-ibu
dan dipertunjukkan kepada masyarakat manakala terjadinya
gerhana bulan di malam hari ataupun sering digunakan untuk
menghadirkan warga agar hadir dalam acara musyawarah di
balai desa.
25. Seni Tari Jaipong
Jaipongan adalah sebuah genre kesenian
yang lahir dari kreativitas seorang seniman
Bandung, yakni Gugum Gumbira.
Perhatiannya pada kesenian rakyat yang
salah satunya adalah Ketuk Tilu membuat
seorang Gugum Gumbira mengetahui dan
mengenal betul perbendaharaan pola-pola
gerak tari tradisi yang ada pada
Kiliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu. Gerak-
gerak bukaan, Pencugan, nibakeun dan
beberapa ragam gerak minced dari beberapa
kesenian di atas cukup memiliki inspirasi
untuk mengembangkan tari atau kesenian
yang kini dikenal dengan nama Jaipongan.
26. Wayang Golek
Istilah wayang berasal dari Wad
an Hyang. Artinya , leluhur, tetapi
ada juga yang berpendapat
bahwa wayang berasal dari kata
bayangan.
Di Jawa Barat, seni wayang
dinamakan wayang golek.
Artinya, menjalankan seni
wayang dengan menggunakan
boneka dari kayu yang hampir
menyerupai wajah dan tubuh
manusia.
Beberapa figure pada wayang
golek yaitu :
Rahwana (wayang goleknya
memakai mahkota)
Arjuna (sosok pejuang
sejati yang tampan
dan gagah berani)
Garuda Mungkur
Bineka Sari (wajahnya seperti
pohon cemara yang
di susun ke atas)
Kuluk (asesorisnya
memakai gambar
garuda/ Sumping)
27. Tari Blantek
Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Barat
dari daerah Bogor. Di daerah Bogor terdapat
beberapa kesenian teater rakyat. Salah satu
diantaranya seni Blantek. Seni Blantek yang
berada di daerah Bogor ini termasuk rumpun
seni tipeuh, oleh karena itu disebut juga
topeng Blantek.
Istilah Blantek dalam kesenian ini adalah
campur aduk, tidak karuan, tidak semestinya
atau masih dalam tahap belajar. Blantek
dalam arti tidak karuan campur aduk dan
tidak semestinya didasari oleh anggapan
bahwa kesenian ini dalam penyajiannya
memasukkan unsur-unsur kesenian lain
seperti rebana, ketuk tilu, dan topeng.
Demikian pula bentuk kesenian ini tidak jauh
berbeda dengan topeng yang berada di
Cisalak.
28.
29.
30. Perilaku Perwujudan Iman dan Takwa terhadap
Lingkungan Hidup
Gaya hidup manusia tidak bisa lepas dari alam dan lingkungan
sekitarnya. Perilaku manusia merupakan interaksi manusia dengan
alam atau lingkungan hidup, tempat manusia itu berpijak.
secara umum, interaksi manusia dengan lingkungan hidup dibagi
menjadi dua, yaitu:
Interaksi Positif
Penghijauan
Menciptakan daerah cagar alam dan suaka marga satwa
Membuat bendungan atau waduk.
Interaksi Negatif
Membuka hutan untuk usaha perladangan atau perumahan
Eksploitasi minyak lepas pantai
31. Beberapa cuplikan tentang agama yang menyoroti
masalah lingkungan hidup
Islam
Melalui kitab suci Al-
Qur’an, Allah
memperingatkan bahwa
terjadinya kerusakan di
darat dan di laut akibat
ulah manusia
(Q.S. Ar-Rum:40).
Oleh karena itu, Islam
sangat menekankan agar
manusia berlaku arif dan
tidak berbuat kerusakan di
muka bumi ini.
Kristen
Alkitab memperingatkan
bahwa kerusakan alam
selama ini adalah karena
ulah dan kejahatan
manusia.
(Mazmur 107:33-34)
Alkitab tidak menyaksikan
bahwa Tuhan
memberikan hak kepada
manusia untuk menguasai
alam dengan seenaknya.
32. Hindu
Di dalam Mahabarata terdapat
keterangan bahwa alam adalah
pemberi segala keingingan
seperti sapi perah yang selalu
mengeluarkan kenikmatan (susu)
yang harus dipelihara dengan
baik sehingga banyak
memberikan kebutuhan yang
diperlukan oleh manusia.
Budha
Dalam Karaniyametta Sutta
disebutkan :
“…makhluk hidup apapun juga,
yang lemah dan yang kuat
tanpa terkecuali, yang panjang
atau yang besar, yang sedang,
pendek atau gemuk, yang
tampak atau tak tampak, yang
jauh ataupun yang dekat, yang
terlahir ataupun yang akan
lahir, semoga semua makhluk
berbahagia.”
Hal ini mengandung arti
bahwa agama Budha pun
menolak terjadinya perusakan
alam dan segenap potensinya.
33. Mensyukuri Keanekaragaman
Sumber Daya Alam
Tuhan menciptakan alam beserta isinya tidak lain
hanyalah untuk manusia. Kebutuhan hidup yang kita
perlukan semuanya ada di alam ini, mulai dari
sandang, pangan dan papan.
Gunung-gunung yang tinggi merupakan sumber
kehidupan, disana terdapat kehidupan flora, fauna
ataupun manusia. Demikian pula halnya dengan
sungai-sungai. Disana juga terdapat ekosistem yang
tentunya merupakan SDA.
Sebagai rasa syukur, hendaknya kita dapat
menjaga lingkungan sekitar agar senantiasa
bersih, indah, dan sehat.