Presented by: Daniel Mendham, Murni Greenhill, Ahmad Maryudi, M. Mardhiansyah, Eko Hardiyanto, Gunawan Wibisono (CSIRO Australia, University of Gadjah Mada, University of Riau) at “Launching Buku: Pembelajaran dari Pencegahan Kebakaran dan Restorasi Gambut Berbasis Masyarakat", 16 Jan 2020, Jakarta
Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia
1. 1 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham
Upaya meningkatkan perilaku pencegahan kebakaran di Indonesia
Daniel Mendham1, Murni Greenhill1, Ahmad Maryudi2, M. Mardhiansyah3, Eko Hardiyanto2,
Gunawan Wibisono2
1CSIRO Australia, 2University of Gadjah Mada and 3University of Riau
Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia
2. 2 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham2
• Smoke haze is now an annual ‘season’ that has disastrous
consequences on human health, the economy and on
international relations
• Fire prevention is much more effective than fire suppression.
Stopping fires before they start.
• Our aim is to understand what incentives are driving changes in
community behaviour around fire prevention, and to provide
information to support the scaling up of fire prevention programs
• Kabut asap yang terjadi setiap tahun memiliki
konsekuensi bencana pada kesehatan manusia,
ekonomi dan hubungan internasional
• Pencegahan kebakaran jauh lebih efektif
daripada pemadaman kebakaran. Menghentikan
api sebelum terjadinya kebakaran
• Tujuan kami adalah untuk memahami insentif
apa yang mendorong perubahan perilaku
masyarakat di sekitar wilayah pencegahan
kebakaran serta untuk memberikan informasi
guna mendukung peningkatan program
pencegahan kebakaran
Introduction
3. 3 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham3
Partners and key stakeholders
• TFI
• SCE
• UGM
• UNRI
• CIFOR
• APRIL
• Sinarmas
• Fire Free
Alliance
4. 4 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham4
• We are developing new knowledge that will support the
efforts to prevent fire and smoke-haze
• Kami sedang mengembangkan pengetahuan
baru yang akan mendukung upaya pencegahan
kebakaran dan kabut asap
• Through development of a new understanding of
psychological drivers of behaviour to help target future
scaling up of incentive schemes
• Melalui pengembangan pemahaman baru
tentang pendorong perilaku psikologis untuk
membantu menargetkan peningkatan skema
insentif di masa depan
• The implementation agencies are key stakeholders
whom we want to empower and enable to adopt the
research outcomes for the benefit of Indonesia
• Lembaga pelaksana adalah pemangku
kepentingan kunci yang ingin kami berdayakan
dan memungkinkan untuk mengadopsi hasil
penelitian untuk kepentingan Indonesia
Aim and approach
5. 6 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham6
• Focusing in Riau – Pelalawan (A), Bengkalis and Siak (B)
• Communities with and without fire prevention schemes
• Targeted study in these contrasting locations will help us to gain a
deeper understanding of the peatland communities
Locations
(Pelalawan regency)
Source: Watts et al., 2018
6. 8 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham8
• 2 fase pelibatan masyarakat
• Studi secara pelingkupan terbuka dengan
49 orang dari 8 desa di Kabupaten
Pelalawan
• Survei kuantitatif dengan 160 orang dari 16
desa di Kabupaten Pelalawan, Bengkalis dan
Siak
• Aim is to understand – Tujuan yang ingin dipahami
• Perceptions around burning (now and in the past)
Persepsi tentang pembakaran
(saat ini dan di masa lalu)
• Reasons for burning
Alasan untuk membakar
• Perceived alternative management options
Pilihan manajemen alternatif yang
dipersepsikan
• Drivers of behavioural change around burning
Pendorong perubahan perilaku terkait
pembakaran
Study design
7. 10 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham10
• Communities are happy to
take responsibility for
preventing fire Masyarakat
dengan senang hati
bertanggung jawab dalam
mencegah kebakaran
• They feel that government
and forestry companies are
also responsible
• Masyarakat berpandangan bahwa
pemerintah juga (perlu)
bertanggung jawab, demikian
juga perusahaan kehutanan
Responsibility for fire prevention
1
2
3
4
5
Central/provincial…
Localcommunity…
Localgovernment
Localforestcompanies
Extensionofficers
NGO
Media(TV,radio)
Universityresearchers
Responsibilityrating(1=notatall
responsible,4=completelyresponsible)
8. 11 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham11
• Industrial land users have a good
reputation
• Pengguna lahan dalam hal ini
yang dikelola oleh pihak
perusahaan/industri
mendapatkan
pandangan/reputasi yang baik
• People from other villages not as
much
• Tidak demikian untuk orang-
orang dari luar desa
Perceived current burning patterns
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
Forestcompanies
Industrialoilpalm
growers
Peoplefromother
villages
Frequencyofburning
(1=never,5=almostalways)
9. 12 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham12
• Presidential ban on burning and
enforcement has the highest
awareness
• Larangan presiden tentang
pembakaran dan penegakan hukum
ditunjukkan adanya kesadaran yang
tertinggi
• MPA is a close second (noting this is
about fire suppression)
• MPA berada pada posisi kedua yang
terdekat (diingat terkait
‘pemadaman kebakaran’)
• Company programs are well known
in their target villages (DPA) and
regions (DMPA)
• Program dari perusahaan-
perusahaan yang dikenal di desa
target (DPA) dan wilayah sekitarnya
(DMPA)
Awareness of fire prevention programs
1
2
3
4
5
Presidentialbanon…
Fine&/jailfrom…
MasyarakatPeduliApi
Extensionfromgov't
Extensionfromindustry
Industryfireprevention…
Awareness(1=notaware,
5=Extremelyaware)
10. 14 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham14
• Communities have to a large
extent stopped burning (different
to 2017 study, where 50% of
farmers in Pelalawan were still
burning)
• Sebagian besar masyarakat telah
berhenti membakar (berbeda
dengan studi tahun 2017, di mana
50% petani di Pelalawan masih
melakukan pembakaran)
• The trend is toward further
reducing burning in the future
• Tren pembakaran akan terus
berkurang di masa yang akan
datang
Intention to burn
1
2
3
4
5
4Yearsago
Now
4yearsinthefuture
Burningfrequency
(1=always,5=never)
11. 15 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham15
• The responses change
dramatically if the ban were to
be hypothetically lifted – lots of
pent up demand!
• Respon berubah jauh sangat
berbeda apabila larangan
pembakaran dicabut –
ditemukan banyak keinginan
yang terpendam!
Intention to burn – what if ban is lifted?
1
2
3
4
5
4Yearsago
Now
4yearsinthe
future
Burningfrequency
(1=always,5=never)
12. 16 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham16
• Farmers are routinely slashing
and heaping material and using
chemicals to control weeds
• Leaving land idle, or selling land
is a serious option for some
farmers
• Use of machinery to prepare
land is variable
What options do farmers perceive they have?
• Petani secara rutin menebas dan
menimbun material dan
menggunakan bahan kimia
untuk mengendalikan gulma
• Membiarkan lahan kosong, atau
menjual tanah merupakan
pilihan serius bagi sebagian
petani
• Menggunakan alat berat untuk
menyiapkan lahan agak kurang
merata
1
2
3
4
5
Slash/heapplant
material
Chemicalweed
control
Leavelandidle
Sellland
Changecropping
system
Usemachinery
UseofPractice(1=always,5=never)
13. 17 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham17
• Use of non-burning practices are approved by people
• In Pelalawan, fire is seen more commonly as a result of bad luck – not
within peoples control
• In Bengkalis and Siak, fire is seen more as something people have agency
over, and less about luck
• The norms are changing – people have mostly stopped burning, but this
needs to be reinforced as perceptions are very important in changing
behaviour
• The presence of lots of smoke haze could encourage more burning
Social norms
• Penggunaan praktek tanpa membakar dapat diterima
• Di Pelalawan, api umumnya dipandang lebih sebagai akibat dari
nasib ‘tidak beruntung’ – hal yang sama tidak ditemukan di desa
control
• Di Bengkalis dan Siak, kebakaran terjadi lebih disebabkan oleh
‘kesengajaan’, dan sedikit dikaitkan dengan ‘ketidakberuntungan’
• Norma berubah - sebagian besar telah berhenti membakar,
namun hal ini perlu diperkuat, karena persepsi sangat penting
dalam mengubah perilaku
• Keberadaan dari banyaknya kabut asap dapat mendorong lebih
banyak adanya pembakaran
14. 19 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham19
• 3 attributes borrowed from psychology to foster adoption
• Technical competence – helping farmers to profitably utilize their land
without burning
• Kompetensi teknis - membantu petani memanfaatkan lahan mereka secara
menguntungkan tanpa membakar
• Autonomy – helping farmers to be independent so they don’t have to rely on
others
• Otonomi - membantu petani menjadi mandiri sehingga mereka tidak harus
bergantung pada orang lain
• Making them part of a supportive community – such as a farmers group
formed for non-burning, and extension officers who can give support around
non-burning.
• Menjadikan mereka bagian dari komunitas pendukung - seperti kelompok
tani yang dibentuk untuk tidak membakar, dan petugas penyuluh yang dapat
memberikan dukungan di sekitar tanpa pembakaran
• Fire prevention incentives need to be considered in light of these
criteria
•Insentif pencegahan kebakaran perlu dipertimbangkan
terkait kriteria yang diperlukan
Encouraging behavioural change
15. 20 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham20
• Supporting and training farmers
in non-burning in their
agriculture practices is critical.
• Including improving access to
machinery
• Small machinery may be more
effective than heavy machinery –
farmer autonomy
• Training and capacity building in
non-burning agriculture
• Supporting the change of
livelihood systems that require
less land clearing
• Improved livelihood options are
urgently needed that allow farmers
to utilise the land effectively to
return a good income
• Poorer farmers need additional
support to manage land without
burning
• seedlings, fertilizer, herbicide and
machinery
Recommendations – community level
• Mendukung dan melatih petani dalam
penyiapan lahan tanpa bakar adalah
pendekatan yang sangat penting.
• Termasuk meningkatkan akses ke
penggunaan peralatan
• Peralatan dengan kapasitas kecil mungkin
lebih efektif daripada alat berat –
swadaya/kemandirian petani
• Pelatihan dan penguatan kapasitas dalam
pertanian tanpa bakar.
• Mendukung perubahan sistem mata
pencaharian yang membutuhkan lebih
sedikit pembukaan lahan
• Pilihan mata pencaharian yang lebih baik
sangat dibutuhkan yang memungkinkan
petani dapat memanfaatkan lahan secara
efektif untuk mengembalikan pendapatan
yang baik
• Petani miskin membutuhkan
dukungan tambahan untuk mengelola
lahan tanpa membakar
• bibit, pupuk, herbisida dan mesin
16. 21 Understanding how to better scale-up fire prevention behaviour in Indonesia | Daniel Mendham21
• Maintaining the ban on burning is critical
until non-burning behaviour becomes
more autonomous and sustainable.
• Pent up demand for burning that will see
burning return on a wide scale if the ban is
lifted.
• Government programs such as MPA have
high awareness – these networks can be
utilised more broadly
• Raising awareness of smoke haze-related
health impacts is important, but on its
own is unlikely to lead to behavioural
change.
• Long-term impacts vs short-term gains.
• Currently fire suppression efforts attract
rewards and attention, which may lead to
unintended consequences.
• Focus needs to be placed on improving the
community capacity to manage land without
fire.
• Embedding social norms around non-
burning behaviour are going to be
important going forward
• Changing the messaging to reflect the fact that
burning has already mostly stopped.
• The presence of smoke haze tends to normalise
burning and may encourage it further
Recommendations – higher level
• Mempertahankan larangan membakar sangat
penting sampai perilaku tidak membakar
menjadi kebiasaan.
• Keinginan untuk membakar akan muncul kembali
dalam skala luas jika larangan membakar dicabut
• Program pemerintah seperti MPA memiliki
kesadaran tinggi - jejaring ini dapat
dimanfaatkan secara lebih luas
• Meningkatkan kesadaran akan dampak
kesehatan terkait kabut asap adalah penting,
tetapi dengan sendirinya tidak mungkin
mengarah pada perubahan perilaku.
• Dampak jangka panjang vs keuntungan jangka pendek.
• Saat ini upaya pemadaman kebakaran dikaitkan
dengan penghargaan dan perhatian.yang
mungkin pendekatan ini dapat menimbulkan
hal-hal yang tidak diinginkan.
• Fokus perlu ditekankan pada peningkatan kapasitas
masyarakat dalam mengelola tlahan tanpa bakar
• Menanamkan norma sosial mengenai perilaku
tidak membakar akan menjadi penting di masa
depan
• Mengubah penyampaian pesan yang menunjukkan
bahwa pembakaran sebagian besar telah dihentikan.
• Munculnya kabut asap cenderung menimbulkan
anggapan bahwa pembakaran merupakan hal yang
biasa (wajar) dan anggapan ini dapat memicu aktifitas
yang lebih jauh