2. Fungsi parit di perkebunan
Parit merupakan sarana untuk membuang kelebihan air (sarana drainase)
di areal tanaman, tetapi dalam pembuatannya tidak boleh terlalu banyak
jumlahnya dan terlalu dalam sehingga dapat menyebabkan kekurangan
air (“over drained”).
fungsi PARIT:
a) Menyalurkan kelebihan air keluar areal tanaman
b) Menjaga areal tidak tergenang (banjir) pada musim hujan
c) Memungkinkan menahan/menyimpan air pada musim kemarau.
Parit adalah saluran untuk menyalurkan air pembuangan dan/atau air
hujan untuk dibawa ke suatu tempat agar tidak menjadi masalah bagi
lingkungan dan kesehatan. Selokan umumnya terdapat di pinggir jalan,
didesain untuk mengalirkan kelebihan air hujan dan air permukaan
dari jalan raya, tempat parkir, sisi jalan, dan atap.
3. Kalo di perkebunan jenis
parit nya….
Terdapat 4 jenis parit yang biasa
digunakan dalam saluran air perkebunan.
1) Primer
2) Sekunder
3) Tersier
4) Kuarter
Terdapat 7 jenis parit yang biasa
digunakan dalam saluran air construction.
1) Pre Cast V Drain
2) Pre Cast U Drain
3) R.C Drain
4) Half Round Drain
5) Cascading Drain
6) Scupper Drain
7) Roadside Drain.
Kalo di construction jenis
parit nya….
4. 1) Precast V Drain
Ciri-ciri:
-Berbentuk "V"
-Biasanya terdapat di sepanjang
jalan raya atau ditepi pinggir bawah
bukit.
5. 2) Precast U Drain
Ciri-ciri:
-Berbentuk "U"
-Biasanya terdapat di sekeliling bangunan
atau rumah dan di tengah jalan raya.
6. 3) R C Drain
Ciri-Ciri:
-Saluran yang di perkuat dengan kerangka
sebagai tulang penguat.
-Dibentuk dan di cetak berdasarkan ukuran
yang berlaku.
-Biasanya dipasang di tepi jalan.
7. 4) Half Round Drain
Ciri-Ciri:
-Berbentuk separuh bulatan.
-Biasanya dipasang di kawasan
perumahan, dan kawasan tanah
rendah.
8. 5) Cascading Drain
Ciri-ciri:
-Berbentuk seperti tangga.
-Berfungsi sebagai penguat lereng bukit.
-Pemasangan berdasarkan kemiringan bukit.
-Bisanya dipasang di lereng bukit sebagai penghubung aliran air ke saluran berikutnya
9. 6) Scupper Drain.
-Dipasang disepanjang tepi jalan.
-Air yang menggenang di tepi jalan
akan mengalir melalui saluran ini.
Kalo di kapal scupper itu adalah
lubang di sisi kapal untuk
membawa air ke laut dari dek.
15. Jenis Parit Lebar Atas
(m)
Lebar Dasar
(m)
Kedalaman
(m)
Primer
Sekunder
Tersier
Kuarter
3,5-5,0
2,2-2,7
1,3-1,7
0,8-1,0
2,0-3,0
1,0-1,2
0,5-0,7
0,3-0,4
1,5-2,0
1,2-1,5
0,8-1,0
0,5-0,6
Parit Drainase
Berfungsi untuk pembuangan air dari dalam ke luar kebun
Berupa alur-alur alam (sungai-sungai kecil) maupun parit buatan
Cara membuat parit
Membuat pancang dari hulu ke hilir
Manual : tanah digali dengan cangkul atau sekop
Mekanis : dengan excavator
Arah penggalian dari hilir ke hulu
Tanah galian dibuang ke kiri dan kanan parit
Tempat pertemuan parit/Junction harus membelok ke arah aliran hulu
Pemeliharaan parit drainase
umumnya dilakukan 1 kali
setiap 6 bulan berupa
membersihkan rumput-
rumput di tebing parit
dengan membabat dan
mendalamkan parit-parit
yang ada dari hilir ke hulu.
16. Parit Utama:
• Mengalirkan air ke parit pembuangan
• Sebagai batas blok besar
Parit Utama (Main Drain): arahnya disesuaikan dengan
letak dan arah aliran sungai diluar kebun (outlet)
17. Parit Sekunder (pengumpul)
• Bermuara ke parit utama
• Menampung kelebihan air dari parit
Tersier (lapangan)
• Menampung air dari kaki bukit
• Sebagai batas blok kecil
Parit Pengumpul (Collection Drain) : Saluran cabang/sekunder
18. Parit lapangan
• Bermuara di parit sekunder
(pengumpul)
• Mengalirkan genangan air dalam blok
Parit Lapangan (Subsidiary Drain) : saluran tersier
19. Ukuran petak kuarter bergantung kepada
ukuran sawah, keadaan topografi,
tingkat teknologi yang dipakai, kebiasaan
bercocok tanam, biaya pelaksanaan,
sistem pembagian air dan efisiensi.
Ukuran optimum suatu petak kuarter adalah 8
- 15 ha. Lebar petak akan
bergantung pada cara pembagian air, yakni
apakah air dibagi dari satu sisi atau
kedua sisi saluran kuarter.
20.
21.
22.
23. Maksimum
intensitas hujan 5 menit (mm/jam)
Jumlah kejadian hujan
Rata-rata erosi per kejadian
hujan (kg/m2)
0 – 25.4 40 0.37
25.5 – 50.8 61 0.60
50.9 – 76.2 40 1.18
76.3- 101.6 19 1.14
101.7 – 127.0 13 3.42
127.1- 152.4 4 3.63
152.5 – 177.8 5 3.87
177.9 – 254.0 1 4.79
Tabel 3. Hubungan antara intensitas hujan dan kehilangan tanah.
Sumber : Morgan, 1986.
Erosi dilihat dari dua faktor yaitu erosivitas hujan dan erodibilitas (Gabriel, 1974).
Hal ini dapat digambarkan dengan model seperti berikut ini:
E = f (erosivitas; erodibilitas)………….................…………………..(3.1)
dimana :
E adalah jumlah erosi
Erosivitas adalah kekuatan hujan menimbulkan erosi
Erodibilitas adalah kepekaan tanah menimbulkan erosi
f adalah fungsi
Erosivitas hujan merupakan fungsi dari intensitas dan durasi hujan, massa, diameter dan
kecepatan air hujan. Untuk menghitung erosivitas diperlukan analisis dari distribusi
ukuran butiran hujan. Laws dan Parsons (1943) berdasarkan penelitian di Timur Amerika
Serikat menunjukkan bahwa ukuran butir hujan bervariasi seiring denga intensitas hujan.
Precast = buatan pabrik cor
Erosi dilihat dari dua faktor yaitu erosivitas hujan dan erodibilitas (Gabriel, 1974).
Hal ini dapat digambarkan dengan model seperti berikut ini:
E = f (erosivitas; erodibilitas)………….................…………………..(3.1)
dimana :
E adalah jumlah erosi
Erosivitas adalah kekuatan hujan menimbulkan erosi
Erodibilitas adalah kepekaan tanah menimbulkan erosi