SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 30
FLAVONOID PART II
Pengujian Flavonoid Secara KLT
• Ekstrak tanaman setelah dimaserasi dengan etanol 70%
diuji kadar flavonoidnya secara kualitatif dan sebagai
pembanding adalah kuersetin yang telah dilarutkan
dengan etanol 70%.
• Keduanya ditotolkan bersama-sama pada lempeng
kromatografi lapis tipis (KLT) dengan fase diam silika
gel dan fase gerak etil asetat : metanol (3:1).
• Bercak kromatogram (noda) yang dihasilkan diamati
dengan menggunakan penampak noda sinar ultraviolet
254 nm dan 366 nm, sebelum dan setelah disemprot
dengan AlCl3 5%.
• Bercak dengan flouresensi warna kuning menunjukkan
adanya flavonoid.
Contoh Hasil Uji KLT Ekstrak buah pare
Kuersetin sebagai standar penentuan kadar
flavonoid total
Kuersetin dipilih sebagai standar karena
termasuk senyawa flavonoid yang paling
efektif dalam menangkap radikal bebas
(radikal hidroksil (OH-), anion superoksida
(O2-), dan radikal peroksil (COO-) serta
mampu menghambat berbagai reaksi
oksidasi karena dapat menghasilkan radikal
fenolik yang stabil dari cincin aromatisnya
Penggunaan Pereaksi AlCl pada
Pengukuran Kadar Flavonoid Total
• Prinsip dari penggunaan pereaksi AlCl ini adalah
AlCl membentuk kompleks asam yang stabil
dengan C-4 gugus keton, lalu dengan C-3 atau C-5
gugus hidroksil dari flavon dan flavonol.
• Selain itu AlCl juga membentuk kompleks asam
yang labil dengan gugus ortodihidroksil
pada cincin A atau B dari flavonoid (Chang et
al.2002) sehingga akan mempunyai serapan
maksimum pada panjang gelombang 440 nm
yang diukur dengan spektrofotometer UV-VIS.
Penetapan Kadar Flavonoid Total
1) Preparasi Larutan Baku Kuersetin
 Pertama kali dibuat larutan induk kuersetin
1000 ppm dengan cara menimbang 0,0250 g
kuersetin dan dilarutkan dengan etanol p.a
hingga volume 25 ml.
 Selanjutnya dibuat larutan baku kerja
kuersetin dengan konsentrasi 100 ppm dengan
mengencerkan larutan induk 1000 ppm
 Kemudian dibuat larutan standar kuersetin dari
konsentrasi 100 ppm dengan deret konsentrasi 1
ppm, 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm,dan 40 ppm.
 Kemudian ditambahkan
 0,1 ml AlCl3 10% Natrium asetat 1 M 0,1 ml
dan 2,80 ml aquades steril.
 Campuran dikocok sampai homogen lalu
dibiarkan selama 30 menit.
 Kemudian siap dibaca pada spektrofotometer
Ultra violet Visible (UV-Vis) pada panjang
gelombang 440 nm .
2) Penetapan kadar Flavonoid Total
 Sampel dari ekstrak tanaman dilarutkan dengan
etanol p.a (2%-8%)
 Ditambahkan 0,1 ml AlCl3 10% Natrium asetat 1M
0,1 ml dan 2,80 ml aquades steril.
 Campuran dikocok sampai homogen lalu dibiarkan
selama 30 menit.
Kemudian diukur serapannya (Absorbansinya)
dengan spektrofotometer UV-VIS pada λ 440 nm.
 Dibuat kurva regresi linier menggunakan standar
kuersetin
Pengujian kemampuan antioksidan
dalam ekstrak tanaman
• Pengujian antioksidan dengan metode kemampuan
mereduksi ekstrak etanol tanaman menggunakan
metode Oyaizu.
• Menurut Katja, et al 2009, dalam penentuan
daya reduksi, antioksidan berfungsi sebagai
reduktor .
• Antioksidan dalam sampel akan mereduksi Fe3+
(kompleks kalium ferisianida [K3Fe(CN)6]
menjadi Fe2+ (bentuk ferro)
• Reaksi ini berdasarkan Reaksi FENTON yang terjadi
dalam tanaman maupun dalam tubuh manusia.
Reaksi Fenton
• Reaksi Fenton sebenarnya merupakan reaksi
yang normal terjadi dalam tumbuhan maupun
dalam tubuh manusia.
• Fe2+ + H2O2 Fe3+ + OH• + OH –
• Tetapi pada keadaan stress oksidatif Reaksi
Fenton berjalan lebih cepat sampai 4-5 kali lipat
dibandingkan dalam keadaan normal sehingga
pembentukan OH• dan OH – yang merupakan
radikal bebas golongan ROS(Reactive Oxygen
Species) juga bertambah banyak 4-5 kali lipat.
• Hal ini menyebabkan kerusakan sel bertambah
parah.
Penentuan kemampuan mereduksi ekstrak
tanaman
• Dibuat larutan ekstrak etanol tanaman dengan
konsentrasi 2%, 4%, 6%, dan 8%.
• Kemudian masing-masing diambil 1,0 ml lalu
ditambah dengan 2,50 ml dapar phospat 0,2 M
pH 6,6.
• Kemudian ditambahkan 2,50 ml larutan K3Fe(CN)6
1 %
• Selanjutnya diinkubasi selama 20 menit pada
suhu 50 ˚C
• Setelah itu ditambahkan Trikloro asetat (TCA)
10% sebanyak 2,50 ml.
• Lalu di kocok sampai homogen, selanjutnya
disentrifugasi pada 3000 rpm selama 10 menit
• Sebanyak 5,0 ml lapisan atas dari larutan
tersebut ditambahkan dengan 5,0 ml aquades
steril dan 1,0 ml FeCl3 0,1%
• Diukur absorbansinya pada λ 700 nm
• Sebagai pembanding disiapkan larutan standar
kuersetin konsentrasi 10 ppm, 20 ppm, 40 ppm
dan 80 ppm
• Larutan standar kuersetin perlakuannya dibuat
sama seperti perlakuan pada ekstrak tanaman
Contoh Hasil Pengukuran Standar kuersetin
Grafik Perbandingan Konsentrasi Standar Kuersetin
dengan absorbansinya
Hasil pengukuran kadar Flavonoid Ekstrak Buah Pare
Semakin tinggi konsentrasi ekstrak buah
pare semakin tinggi kadar flavonoid totalnya
(Warna kuning semakin tua)
Hubungan antara daya reduksi ekstrak dengan
kadar flavonoid
Semakin tinggi kadar flavonoid total ekstrak buah pare
(terbentuknya warna biru) semakin tinggi kemampuan
daya reduksinya
• Ekstrak dengan daya reduksi tinggi
merupakan donor elektron yang potensial
dan memiliki kemampuan untuk
menghentikan reaksi berantai peroksidasi lipid
yang ditimbulkan oleh serangan radikal bebas,
dengan cara mengubah radikal bebas
menjadi produk yang lebih stabil.
• Aktivitas antioksidan dengan cara
mendonorkan atom hidrogen kepada radikal
bebas sehingga menjadi netral.
Uji Aktivitas Antioksidan Flavonoid
dengan metode DPPH
• Metode DPPH (1,1 diphenyl-2picrylhydrazyl)
banyak digunakan dalam uji aktivitas antioksidan flavonoid.
• Pada metode ini antioksidan flavonoid (AH)
bereaksi dengan radikal bebas DPPH dengan cara
mendonorkan atom hidrogen, menyebabkan perubahan
warna DPPH dari warna ungu menjadi kuning
• Intensitas warna diukur dengan spektrofotometer UV-VIS
pada panjang gelombang 517 nm
Metode DPPH
• DPPH merupakan radikal bebas yang stabil pada
suhu kamar dan sering digunakan untuk menilai
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau
ekstrak bahan alam.
• Interaksi antioksidan dengan DPPH baik secara
transfer elektron atau radikal hidrogen pada DPPH
akan menetralkan karakter radikal bebas dari
DPPH.
• Jika semua elektron pada radikal bebas DPPH
menjadi berpasangan maka warna larutan akan
berubah dari ungu tua menjadi kuning terang
• Adapun reaksinya sebagai berikut:
UNGU KUNING
Pembuatan Larutan Induk DPPH
• Sebanyak 9,8 mg serbuk DPPH ditimbang,
dimasukkan ke dalam labu ukur
50 mL dilarutkan dengan metanol lalu volumenya
dicukupkan sampai garis tanda (konsentrasi 200 ppm)
• Pembuatan larutan blanko DPPH
• Larutan DPPH (konsentrasi 200 ppm) dipipet
sebanyak 2 mL, kemudian
dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL, lalu
dicukupkan volumenya dengan metanol sampai
garis tanda (konsentrasi 40 ppm)
Pembuatan Larutan Uji Kuersetin
• Pembuatan larutan uji kuersetin (Sebagai kontrol
positif)
• Larutan induk dipipet sebanyak 0,125 mL; 0,25 mL;
0,5 mL; 1,0 mL
• Lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL untuk
mendapatkan konsentrasi larutan uji 1,25 ppm; 2,5
ppm; 5 ppm dan 10 ppm.
• Lalu ke dalam masing-masing labu ukur
ditambahkan 2 mL larutan DPPH (konsentrasi 200
ppm), dicukupkan volumenya dengan metanol sampai
garis tanda.
• Diamkan selama 60 menit, diukur serapannya
menggunakan spektrofotometer UV-Visble pada
panjang gelombang yang diperoleh.
Persiapan sampel uji
• Larutan induk sampel uji dipipet sebanyak 0,25
mL; 0,5 mL; 1,0 mL dan 2,0 mL ke dalam labu
ukur 10 mL untuk mendapatkan konsentrasi larutan
uji 25 ppm; 50 ppm; 100 ppm dan 200 ppm
• Lalu ke dalam masing-masing labu ukur ditambahkan
2 mL larutan DPPH (konsentrasi 200 ppm),
dicukupkan volumenya dengan metanol sampai
garis tanda.
• Diamkan selama 60 menit pada suhu kamar,
diukur serapannya menggunakan spektrofotometer
UV-Visible pada panjang gelombang yang diperoleh
(panjang gelombang 515 – 517 nm)
Perhitungan Aktivitas perendaman radikal
bebas
A sampel = Absorbansi sampel
Hasil Uji DPPH Standar Kuersetin
Contoh Hasil Uji DPPH Sampel
EKSTRAK
Tanaman
Nilai IC 50 (Inhibitory Concentration)
• Perhitungan yang digunakan dalam penentuan
aktivitas peredaman radikal bebas adalah
dengan mencari nilai IC 50
• Nilai tersebut menggambarkan besarnya
konsentrasi senyawa uji yang dapat meredam
radikal bebas sebesar 50%.
• Nilai IC50 diperoleh berdasarkan perhitungan
persamaan regresi dengan cara memplot
konsentrasi larutan uji dan persen (%) inhibisi
atau peredaman DPPH sebagai parameter
aktivitas antioksidan
• Konsentrasi sampel (ppm) sebagai absis
(sumbu X) dan nilai persen (%) inhibisi
sebagai ordinat (sumbu Y).
• Hasil persamaan regresi linier dan hasil
analisis nilai IC 50 diperoleh dari absorbansi
ekstrak sampel dan kuersetin
Contoh Hasil Uji IC 50
Larutan Uji Persamaan Regresi IC50 (ppm)
A Y= 0,335 + 6,617 130,326
B Y= 0,295 + 9,485 137,187
C Y= 0,314 + 11,076 123,817
D Y= 0,310 + 9,723 129,670
Standar kuersetin Y= 9,055 + 5,128 4,950
Molyneux (2004) menyatakan bahwa suatu zat mempunyai sifat antioksidan
bila nilai IC50 < 200 ppm, tetapi dengan kategori lemah
THANK YOU

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

La actualidad más candente (20)

Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Terpenoid
TerpenoidTerpenoid
Terpenoid
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
Spektrofotometri ppt (tugas)
Spektrofotometri ppt  (tugas)Spektrofotometri ppt  (tugas)
Spektrofotometri ppt (tugas)
 
KOMPLEKSOMETRI
KOMPLEKSOMETRIKOMPLEKSOMETRI
KOMPLEKSOMETRI
 
Spektrofluorumeter
SpektrofluorumeterSpektrofluorumeter
Spektrofluorumeter
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
 
Penentuan kadar asam cuka
Penentuan kadar asam cukaPenentuan kadar asam cuka
Penentuan kadar asam cuka
 
Spektrometri massa
Spektrometri massaSpektrometri massa
Spektrometri massa
 
Rancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilinRancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilin
 
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - VisibleAnalisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
EKSTRAKSI
EKSTRAKSIEKSTRAKSI
EKSTRAKSI
 
Triterpenoid
TriterpenoidTriterpenoid
Triterpenoid
 
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIFORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
 
Larutan dan kelarutan
Larutan dan kelarutanLarutan dan kelarutan
Larutan dan kelarutan
 
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitasfaktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
 
Ppt emulsi
Ppt emulsiPpt emulsi
Ppt emulsi
 
Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
 

Similar a OPTIMALKAN KADAR FLAVONOID DAN DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH PARE

Komposisi nutrisi dan aktivitas antioksidan dari tomat
Komposisi nutrisi dan aktivitas antioksidan dari tomatKomposisi nutrisi dan aktivitas antioksidan dari tomat
Komposisi nutrisi dan aktivitas antioksidan dari tomatRolina Zahhara Tambunan
 
Parameter spesifik.pptx
Parameter spesifik.pptxParameter spesifik.pptx
Parameter spesifik.pptxFarmasiSains
 
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam UrinValidasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam UrinHasib Habibie
 
fisikokimia ekstrak rumput laut coklat sargassum
fisikokimia ekstrak rumput laut coklat sargassumfisikokimia ekstrak rumput laut coklat sargassum
fisikokimia ekstrak rumput laut coklat sargassumIrham Maladi
 
PPT Review jurnal anatomi.pptx
PPT Review jurnal anatomi.pptxPPT Review jurnal anatomi.pptx
PPT Review jurnal anatomi.pptxIrenee9
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcqlp
 
P 6-7 Parameter spesifik.pptx
P 6-7 Parameter spesifik.pptxP 6-7 Parameter spesifik.pptx
P 6-7 Parameter spesifik.pptxMayMedika
 
Identifikasi Antioksidan
Identifikasi AntioksidanIdentifikasi Antioksidan
Identifikasi AntioksidanIshakZw
 
P1 Persen Kadar dan tetes infus.pptx
P1 Persen Kadar dan tetes infus.pptxP1 Persen Kadar dan tetes infus.pptx
P1 Persen Kadar dan tetes infus.pptxAhmadSofyanAtsauri
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromqlp
 
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...Fendi Pradana
 
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassumJurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassumMarsono Tarmadi
 

Similar a OPTIMALKAN KADAR FLAVONOID DAN DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH PARE (20)

Komposisi nutrisi dan aktivitas antioksidan dari tomat
Komposisi nutrisi dan aktivitas antioksidan dari tomatKomposisi nutrisi dan aktivitas antioksidan dari tomat
Komposisi nutrisi dan aktivitas antioksidan dari tomat
 
Parameter spesifik.pptx
Parameter spesifik.pptxParameter spesifik.pptx
Parameter spesifik.pptx
 
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam UrinValidasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
 
fisikokimia ekstrak rumput laut coklat sargassum
fisikokimia ekstrak rumput laut coklat sargassumfisikokimia ekstrak rumput laut coklat sargassum
fisikokimia ekstrak rumput laut coklat sargassum
 
Analisis Protein dan Senyawa Bernitrogen
Analisis Protein dan Senyawa BernitrogenAnalisis Protein dan Senyawa Bernitrogen
Analisis Protein dan Senyawa Bernitrogen
 
Alasan pelrut etanol 96
Alasan pelrut etanol 96Alasan pelrut etanol 96
Alasan pelrut etanol 96
 
uji KLT daun kelor.pdf
uji KLT daun kelor.pdfuji KLT daun kelor.pdf
uji KLT daun kelor.pdf
 
biochemi
biochemibiochemi
biochemi
 
PPT Review jurnal anatomi.pptx
PPT Review jurnal anatomi.pptxPPT Review jurnal anatomi.pptx
PPT Review jurnal anatomi.pptx
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
 
P 6-7 Parameter spesifik.pptx
P 6-7 Parameter spesifik.pptxP 6-7 Parameter spesifik.pptx
P 6-7 Parameter spesifik.pptx
 
380 855-1-sm
380 855-1-sm380 855-1-sm
380 855-1-sm
 
Identifikasi Antioksidan
Identifikasi AntioksidanIdentifikasi Antioksidan
Identifikasi Antioksidan
 
P1(Perhitungan 1).pptx
P1(Perhitungan 1).pptxP1(Perhitungan 1).pptx
P1(Perhitungan 1).pptx
 
P1.pptx
P1.pptxP1.pptx
P1.pptx
 
P1 Persen Kadar dan tetes infus.pptx
P1 Persen Kadar dan tetes infus.pptxP1 Persen Kadar dan tetes infus.pptx
P1 Persen Kadar dan tetes infus.pptx
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan krom
 
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
 
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassumJurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
 
Jurnalsak
JurnalsakJurnalsak
Jurnalsak
 

Más de CitraCirebon

Energy Kinetic and potential.pptx
Energy Kinetic and potential.pptxEnergy Kinetic and potential.pptx
Energy Kinetic and potential.pptxCitraCirebon
 
Term 3-Chapter 1-Material 1-Kinematics.ppt
Term 3-Chapter 1-Material 1-Kinematics.pptTerm 3-Chapter 1-Material 1-Kinematics.ppt
Term 3-Chapter 1-Material 1-Kinematics.pptCitraCirebon
 
Term 3-Chapter 2-Material 1-Light.pptx
Term 3-Chapter 2-Material 1-Light.pptxTerm 3-Chapter 2-Material 1-Light.pptx
Term 3-Chapter 2-Material 1-Light.pptxCitraCirebon
 
Term 3-Chapter 1-Material 1-Light and Optics.pptx
Term 3-Chapter 1-Material 1-Light and Optics.pptxTerm 3-Chapter 1-Material 1-Light and Optics.pptx
Term 3-Chapter 1-Material 1-Light and Optics.pptxCitraCirebon
 
LESSON PLAN - SAMPLE TDP.docx
LESSON PLAN - SAMPLE TDP.docxLESSON PLAN - SAMPLE TDP.docx
LESSON PLAN - SAMPLE TDP.docxCitraCirebon
 
Term 2-Chapter 1-Material 1-NUCLEIC ACIDS.pptx
Term 2-Chapter 1-Material 1-NUCLEIC ACIDS.pptxTerm 2-Chapter 1-Material 1-NUCLEIC ACIDS.pptx
Term 2-Chapter 1-Material 1-NUCLEIC ACIDS.pptxCitraCirebon
 
2. THERMAL PROPERTIES.pptx
2. THERMAL PROPERTIES.pptx2. THERMAL PROPERTIES.pptx
2. THERMAL PROPERTIES.pptxCitraCirebon
 
Teknik sampling.pptx
Teknik sampling.pptxTeknik sampling.pptx
Teknik sampling.pptxCitraCirebon
 
Science Wk1_Electricity and Circuits Components (1).pdf
Science Wk1_Electricity and Circuits Components (1).pdfScience Wk1_Electricity and Circuits Components (1).pdf
Science Wk1_Electricity and Circuits Components (1).pdfCitraCirebon
 
10_Biodiversitas_Hot_Spot.pptx
10_Biodiversitas_Hot_Spot.pptx10_Biodiversitas_Hot_Spot.pptx
10_Biodiversitas_Hot_Spot.pptxCitraCirebon
 

Más de CitraCirebon (11)

Energy Kinetic and potential.pptx
Energy Kinetic and potential.pptxEnergy Kinetic and potential.pptx
Energy Kinetic and potential.pptx
 
Term 3-Chapter 1-Material 1-Kinematics.ppt
Term 3-Chapter 1-Material 1-Kinematics.pptTerm 3-Chapter 1-Material 1-Kinematics.ppt
Term 3-Chapter 1-Material 1-Kinematics.ppt
 
Term 3-Chapter 2-Material 1-Light.pptx
Term 3-Chapter 2-Material 1-Light.pptxTerm 3-Chapter 2-Material 1-Light.pptx
Term 3-Chapter 2-Material 1-Light.pptx
 
Term 3-Chapter 1-Material 1-Light and Optics.pptx
Term 3-Chapter 1-Material 1-Light and Optics.pptxTerm 3-Chapter 1-Material 1-Light and Optics.pptx
Term 3-Chapter 1-Material 1-Light and Optics.pptx
 
LESSON PLAN - SAMPLE TDP.docx
LESSON PLAN - SAMPLE TDP.docxLESSON PLAN - SAMPLE TDP.docx
LESSON PLAN - SAMPLE TDP.docx
 
Term 2-Chapter 1-Material 1-NUCLEIC ACIDS.pptx
Term 2-Chapter 1-Material 1-NUCLEIC ACIDS.pptxTerm 2-Chapter 1-Material 1-NUCLEIC ACIDS.pptx
Term 2-Chapter 1-Material 1-NUCLEIC ACIDS.pptx
 
2. THERMAL PROPERTIES.pptx
2. THERMAL PROPERTIES.pptx2. THERMAL PROPERTIES.pptx
2. THERMAL PROPERTIES.pptx
 
FENOL.pptx
FENOL.pptxFENOL.pptx
FENOL.pptx
 
Teknik sampling.pptx
Teknik sampling.pptxTeknik sampling.pptx
Teknik sampling.pptx
 
Science Wk1_Electricity and Circuits Components (1).pdf
Science Wk1_Electricity and Circuits Components (1).pdfScience Wk1_Electricity and Circuits Components (1).pdf
Science Wk1_Electricity and Circuits Components (1).pdf
 
10_Biodiversitas_Hot_Spot.pptx
10_Biodiversitas_Hot_Spot.pptx10_Biodiversitas_Hot_Spot.pptx
10_Biodiversitas_Hot_Spot.pptx
 

Último

karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 

Último (20)

karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 

OPTIMALKAN KADAR FLAVONOID DAN DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH PARE

  • 2. Pengujian Flavonoid Secara KLT • Ekstrak tanaman setelah dimaserasi dengan etanol 70% diuji kadar flavonoidnya secara kualitatif dan sebagai pembanding adalah kuersetin yang telah dilarutkan dengan etanol 70%. • Keduanya ditotolkan bersama-sama pada lempeng kromatografi lapis tipis (KLT) dengan fase diam silika gel dan fase gerak etil asetat : metanol (3:1). • Bercak kromatogram (noda) yang dihasilkan diamati dengan menggunakan penampak noda sinar ultraviolet 254 nm dan 366 nm, sebelum dan setelah disemprot dengan AlCl3 5%. • Bercak dengan flouresensi warna kuning menunjukkan adanya flavonoid.
  • 3. Contoh Hasil Uji KLT Ekstrak buah pare
  • 4. Kuersetin sebagai standar penentuan kadar flavonoid total Kuersetin dipilih sebagai standar karena termasuk senyawa flavonoid yang paling efektif dalam menangkap radikal bebas (radikal hidroksil (OH-), anion superoksida (O2-), dan radikal peroksil (COO-) serta mampu menghambat berbagai reaksi oksidasi karena dapat menghasilkan radikal fenolik yang stabil dari cincin aromatisnya
  • 5. Penggunaan Pereaksi AlCl pada Pengukuran Kadar Flavonoid Total • Prinsip dari penggunaan pereaksi AlCl ini adalah AlCl membentuk kompleks asam yang stabil dengan C-4 gugus keton, lalu dengan C-3 atau C-5 gugus hidroksil dari flavon dan flavonol. • Selain itu AlCl juga membentuk kompleks asam yang labil dengan gugus ortodihidroksil pada cincin A atau B dari flavonoid (Chang et al.2002) sehingga akan mempunyai serapan maksimum pada panjang gelombang 440 nm yang diukur dengan spektrofotometer UV-VIS.
  • 6. Penetapan Kadar Flavonoid Total 1) Preparasi Larutan Baku Kuersetin  Pertama kali dibuat larutan induk kuersetin 1000 ppm dengan cara menimbang 0,0250 g kuersetin dan dilarutkan dengan etanol p.a hingga volume 25 ml.  Selanjutnya dibuat larutan baku kerja kuersetin dengan konsentrasi 100 ppm dengan mengencerkan larutan induk 1000 ppm  Kemudian dibuat larutan standar kuersetin dari konsentrasi 100 ppm dengan deret konsentrasi 1 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm,dan 40 ppm.
  • 7.  Kemudian ditambahkan  0,1 ml AlCl3 10% Natrium asetat 1 M 0,1 ml dan 2,80 ml aquades steril.  Campuran dikocok sampai homogen lalu dibiarkan selama 30 menit.  Kemudian siap dibaca pada spektrofotometer Ultra violet Visible (UV-Vis) pada panjang gelombang 440 nm .
  • 8. 2) Penetapan kadar Flavonoid Total  Sampel dari ekstrak tanaman dilarutkan dengan etanol p.a (2%-8%)  Ditambahkan 0,1 ml AlCl3 10% Natrium asetat 1M 0,1 ml dan 2,80 ml aquades steril.  Campuran dikocok sampai homogen lalu dibiarkan selama 30 menit. Kemudian diukur serapannya (Absorbansinya) dengan spektrofotometer UV-VIS pada λ 440 nm.  Dibuat kurva regresi linier menggunakan standar kuersetin
  • 9. Pengujian kemampuan antioksidan dalam ekstrak tanaman • Pengujian antioksidan dengan metode kemampuan mereduksi ekstrak etanol tanaman menggunakan metode Oyaizu. • Menurut Katja, et al 2009, dalam penentuan daya reduksi, antioksidan berfungsi sebagai reduktor . • Antioksidan dalam sampel akan mereduksi Fe3+ (kompleks kalium ferisianida [K3Fe(CN)6] menjadi Fe2+ (bentuk ferro) • Reaksi ini berdasarkan Reaksi FENTON yang terjadi dalam tanaman maupun dalam tubuh manusia.
  • 10. Reaksi Fenton • Reaksi Fenton sebenarnya merupakan reaksi yang normal terjadi dalam tumbuhan maupun dalam tubuh manusia. • Fe2+ + H2O2 Fe3+ + OH• + OH – • Tetapi pada keadaan stress oksidatif Reaksi Fenton berjalan lebih cepat sampai 4-5 kali lipat dibandingkan dalam keadaan normal sehingga pembentukan OH• dan OH – yang merupakan radikal bebas golongan ROS(Reactive Oxygen Species) juga bertambah banyak 4-5 kali lipat. • Hal ini menyebabkan kerusakan sel bertambah parah.
  • 11. Penentuan kemampuan mereduksi ekstrak tanaman • Dibuat larutan ekstrak etanol tanaman dengan konsentrasi 2%, 4%, 6%, dan 8%. • Kemudian masing-masing diambil 1,0 ml lalu ditambah dengan 2,50 ml dapar phospat 0,2 M pH 6,6. • Kemudian ditambahkan 2,50 ml larutan K3Fe(CN)6 1 % • Selanjutnya diinkubasi selama 20 menit pada suhu 50 ˚C • Setelah itu ditambahkan Trikloro asetat (TCA) 10% sebanyak 2,50 ml. • Lalu di kocok sampai homogen, selanjutnya disentrifugasi pada 3000 rpm selama 10 menit
  • 12. • Sebanyak 5,0 ml lapisan atas dari larutan tersebut ditambahkan dengan 5,0 ml aquades steril dan 1,0 ml FeCl3 0,1% • Diukur absorbansinya pada λ 700 nm • Sebagai pembanding disiapkan larutan standar kuersetin konsentrasi 10 ppm, 20 ppm, 40 ppm dan 80 ppm • Larutan standar kuersetin perlakuannya dibuat sama seperti perlakuan pada ekstrak tanaman
  • 13. Contoh Hasil Pengukuran Standar kuersetin
  • 14. Grafik Perbandingan Konsentrasi Standar Kuersetin dengan absorbansinya
  • 15. Hasil pengukuran kadar Flavonoid Ekstrak Buah Pare Semakin tinggi konsentrasi ekstrak buah pare semakin tinggi kadar flavonoid totalnya (Warna kuning semakin tua)
  • 16. Hubungan antara daya reduksi ekstrak dengan kadar flavonoid Semakin tinggi kadar flavonoid total ekstrak buah pare (terbentuknya warna biru) semakin tinggi kemampuan daya reduksinya
  • 17. • Ekstrak dengan daya reduksi tinggi merupakan donor elektron yang potensial dan memiliki kemampuan untuk menghentikan reaksi berantai peroksidasi lipid yang ditimbulkan oleh serangan radikal bebas, dengan cara mengubah radikal bebas menjadi produk yang lebih stabil. • Aktivitas antioksidan dengan cara mendonorkan atom hidrogen kepada radikal bebas sehingga menjadi netral.
  • 18. Uji Aktivitas Antioksidan Flavonoid dengan metode DPPH • Metode DPPH (1,1 diphenyl-2picrylhydrazyl) banyak digunakan dalam uji aktivitas antioksidan flavonoid. • Pada metode ini antioksidan flavonoid (AH) bereaksi dengan radikal bebas DPPH dengan cara mendonorkan atom hidrogen, menyebabkan perubahan warna DPPH dari warna ungu menjadi kuning • Intensitas warna diukur dengan spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang 517 nm
  • 19. Metode DPPH • DPPH merupakan radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk menilai aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstrak bahan alam. • Interaksi antioksidan dengan DPPH baik secara transfer elektron atau radikal hidrogen pada DPPH akan menetralkan karakter radikal bebas dari DPPH. • Jika semua elektron pada radikal bebas DPPH menjadi berpasangan maka warna larutan akan berubah dari ungu tua menjadi kuning terang
  • 20. • Adapun reaksinya sebagai berikut: UNGU KUNING
  • 21. Pembuatan Larutan Induk DPPH • Sebanyak 9,8 mg serbuk DPPH ditimbang, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL dilarutkan dengan metanol lalu volumenya dicukupkan sampai garis tanda (konsentrasi 200 ppm) • Pembuatan larutan blanko DPPH • Larutan DPPH (konsentrasi 200 ppm) dipipet sebanyak 2 mL, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL, lalu dicukupkan volumenya dengan metanol sampai garis tanda (konsentrasi 40 ppm)
  • 22. Pembuatan Larutan Uji Kuersetin • Pembuatan larutan uji kuersetin (Sebagai kontrol positif) • Larutan induk dipipet sebanyak 0,125 mL; 0,25 mL; 0,5 mL; 1,0 mL • Lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL untuk mendapatkan konsentrasi larutan uji 1,25 ppm; 2,5 ppm; 5 ppm dan 10 ppm. • Lalu ke dalam masing-masing labu ukur ditambahkan 2 mL larutan DPPH (konsentrasi 200 ppm), dicukupkan volumenya dengan metanol sampai garis tanda. • Diamkan selama 60 menit, diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV-Visble pada panjang gelombang yang diperoleh.
  • 23. Persiapan sampel uji • Larutan induk sampel uji dipipet sebanyak 0,25 mL; 0,5 mL; 1,0 mL dan 2,0 mL ke dalam labu ukur 10 mL untuk mendapatkan konsentrasi larutan uji 25 ppm; 50 ppm; 100 ppm dan 200 ppm • Lalu ke dalam masing-masing labu ukur ditambahkan 2 mL larutan DPPH (konsentrasi 200 ppm), dicukupkan volumenya dengan metanol sampai garis tanda. • Diamkan selama 60 menit pada suhu kamar, diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV-Visible pada panjang gelombang yang diperoleh (panjang gelombang 515 – 517 nm)
  • 24. Perhitungan Aktivitas perendaman radikal bebas A sampel = Absorbansi sampel
  • 25. Hasil Uji DPPH Standar Kuersetin
  • 26. Contoh Hasil Uji DPPH Sampel EKSTRAK Tanaman
  • 27. Nilai IC 50 (Inhibitory Concentration) • Perhitungan yang digunakan dalam penentuan aktivitas peredaman radikal bebas adalah dengan mencari nilai IC 50 • Nilai tersebut menggambarkan besarnya konsentrasi senyawa uji yang dapat meredam radikal bebas sebesar 50%. • Nilai IC50 diperoleh berdasarkan perhitungan persamaan regresi dengan cara memplot konsentrasi larutan uji dan persen (%) inhibisi atau peredaman DPPH sebagai parameter aktivitas antioksidan
  • 28. • Konsentrasi sampel (ppm) sebagai absis (sumbu X) dan nilai persen (%) inhibisi sebagai ordinat (sumbu Y). • Hasil persamaan regresi linier dan hasil analisis nilai IC 50 diperoleh dari absorbansi ekstrak sampel dan kuersetin
  • 29. Contoh Hasil Uji IC 50 Larutan Uji Persamaan Regresi IC50 (ppm) A Y= 0,335 + 6,617 130,326 B Y= 0,295 + 9,485 137,187 C Y= 0,314 + 11,076 123,817 D Y= 0,310 + 9,723 129,670 Standar kuersetin Y= 9,055 + 5,128 4,950 Molyneux (2004) menyatakan bahwa suatu zat mempunyai sifat antioksidan bila nilai IC50 < 200 ppm, tetapi dengan kategori lemah