SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 110
Descargar para leer sin conexión
01/11/2011




           PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

                                3 SKS



               Ir. Arya Wirabhuana, M.Sc

         Jurusan Teknik Industri
       Fakultas Sains dan Teknologi




            KOMPETENSI MATA KULIAH
• Menguasai pengetahuan dan menerapkan teknik, ketrampilan dan tools di
  bidang industri.
• Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
  dimilikinya dan terbiasa dengan penggunaan prinsip matematik, fisika,
  sains, ekonomi teknik dan rekayasa untuk memecahkan persoalan
  industri.
• Memiliki       kemampuan      merancang,     menanalisis,   memperbaiki,
  mengoperasikan dan menginstalasi sistem integral yang terdiri dari
  manusia, material, peralatan, informasi dan sumber daya lain.
• Memiliki       kemampuan      untuk    mengidentifikasi,  memformulasi,
  memecahkan persoalan dan keputusan sistem integral menggunakan alat‐
  alat analitik, komputasional, dan atau eksperimental.
• Memiliki kemampuan untuk memahami tanggung jawab profesi, etika,
  dan sosial.




                                                                                     1
01/11/2011




             KONTRAK PERKULIAHAN
• Diskripsi Perkuliahan
   Kuliah pengantar teknik industri terdiri dari 7 pokok bahasan meliputi :
   pengantar, perancangan sistem produksi, perancangan dan pengawasan
   operasi, perencanaan dan perancangan fasilitas, optimasi, analisis
   ekonomi teknik, pengendalian kualitas statistik.
• Strategi Perkuliahan
   Kuliah tatap muka mengantarkan pokok bahasan dan menjelaskan isi
   dari sub pokok bahasan, pendalaman berupa diskusi, studi kasus, latihan
   mengerjakan soal‐soal secara perorangan dan kelompok.
• Kriteria Penilaian
   Ujian tengah semester (UTS)    20%
   Ujian akhir semester (UAS)     20%
   Tugas‐tugas                    50%
   Presensi                       10%




        RENCANA PEMBELAJARAN

• Minggu 1 : Penjelasan GBPP dan Kontrak perkuliahan, 
  pengantar sejarah perkembangan disiplin teknik industri.
• Minggu 2, 3 : Perancangan sistem produksi.
• Minggu 4, 5 : Perancangan dan pengawasan operasi.
• Minggu 6, 7 : Perencanaan dan perancangan fasilitas, 
• Minggu 8, 9 : UTS
• Minggu 10, 11 : optimasi, 
• Minggu 12, 13 : Analisis ekonomi teknik,
• Minggu 14, 15 : Ppengendalian kualitas statistik.




                                                                                      2
01/11/2011




                           BAHAN BACAAN
1. Hilk, Philip E., 1977, Introduction to Industrial Engineering
         And Management Science, Mc Graw‐Hill Kogukusha,
    Tokyo.
2. Hari Purnomo, 2004, Pengantar Teknik Industri, Graha Ilmu,
         Yogyakarta.
3. I Nyoman Pujawan, 1995, Ekonomi Teknik, Guna Widya,
    Jakarta
4. P. Siagian, 1987, Penelitian Operasional, Universitas
         Indonesia       Press, Jakarta.
5. Sritomo Wignjosoebroto, 1995, Pengantar Teknik
         Industri,       Guna Widya, Jakarta.
6. Wayne C. Turner, 1993, Introduction to Industrial       And
         Systems Engineering, Prentice‐Hall, Inc,    New Jersey.




                       MODUL I




                                                                           3
01/11/2011




 Kompetensi Pokok Bahasan :
  Memahami permasalahan dalam ruang
   lingkup teknik industri yang melibatkan
   manusia, mesin, energi dan informasi
   secara efisien dan efektif.
 Sub Pokok bahasan :
 1.Definisi
 2. Perkembangan teknik industri
 3. Peranan disiplin teknik industri
 4. Ilmu dasar disiplin teknik industri




Definisi Teknik Industri

Menurut Engineering Council for Professional
Development (ECPD) :


Profesi dimana suatu pengetahuan (Mat & IPA) melalui
studi, pengalaman & praktek diaplikasikan dengan
tujuan      untuk      mengembangkan       cara‐cara
mendayagunakan, material dan kekuatan alam secara
ekonomis     untuk    kemanfatan   bagi    manusia.




                                                               4
01/11/2011




Menurut                                            Blanchard

Aplikasi sistematis dari kombinasi sumberdaya fisik dan alam
dengan suatu cara tertentu untuk menciptakan, mengembangkan,
memproduksi dan mendukung suatu produk atau suatu proses
dimana secara ekonomis mencakup beberapa bentuk kegunaan
bagi                                                 manusia.

Menurut Institute of Industrial Engineering (IIE) :

Disiplin ilmu teknik/engineering yang menangani pekerjaan‐
pekerjaan perancangan (design), perbaikan (improvement),
penginstalasian (installation), dan menangani masalah manusia,
peralatan, bahan/material, informasi, energi secara efektif dan
efisien.




 Aktifitas-aktivitas yg dpt dilakukan disiplin Teknil
 Industri (menurut American Institute of Industrial
 Engineering = AIIE) adalah :
 1. Perencanaan  dan pemilihan metode kerja
   dalam proses produksi
 2. Pemilihan dan perancangan perkakas kerja
    serta peralatan yang dibutuhkan dalam proses
    produksi
 3. Desain fasilitas pabrik, termasuk perencanaan
    tata  letak     asilitas   produksi, peralatan
    pemindahan material.




                                                                          5
01/11/2011




4. Desain dan perbaikan sistem perencanaan dan
   pengendalian untuk distribusi barang/jasa,
   pengendalian persediaan, pengendalian
   kualitas
5.   Pengembangan         system      pengendalian
   ongkos produksi (pengendalian budget,
   analisa biaya standar produksi, dll).
6. Perancangan dan pengembangan produk.
7. Desain    dan   pengembangan        system
   pengukuran performans serta standar kerja.




 8.   Pengembangan dan penerapan system
       pengupahan dan pemberian insentif.

 9. Perencanaan dan pengembangan
           organisasi,   prosedur kerja.
 10. Analisa lokasi dengan mempertimbangkan
       pemasaran, bahan baku, suplai TK.

 11. Aktivitas penyelidikan operasional dengan
      analisa matematik, simulasi, program
     linier, teori pengambilan    keputusan dll.




                                                             6
01/11/2011




Perkembangan dan Organisasi yang mendukung
  berdirinya disiplin Teknik Industri :

a. American Society of Mechanical Engineering
  (ASME). Organisasi ini pertama kali mendiskusikan
  konsep-konsep teknik industri dan merupakan
  persemaian dari timbulnya konsep teknik industri.
b. Pada thn 1912 berdiri organisasi bernama. The
  Efficiency Society dan The Society to Promote the
  Science of Management yang kemudian pada tahun
  1915 keduanya bergabung menjadi The Taylor
  Society. Org ini bertujuan mengembangkan konsep-
  konsep      manajemen       umum      yang        yang
  diperkenalkan oleh Frederick Winslow Taylor.




c. Tahun 1917 berdiri Society of Industrial Engineering
   (SIE) yang mewadahi para spesialis produksi maupun
   para manajer sbg pembanding thd filosofi manajemen
   umum yang telah dikembangkan oleh Taylor.

d. Tahun 1917 berdiri Society of Industrial Engineering
   (SIE) yang mewadahi para spesialis produksi maupun
   para manajer sbg pembanding thd filosofi manajemen
   umum yang telah dikembangkan oleh Taylor.
e. Tahun 1932 berdiri The Society of Manufacturing
   Engineer (SME) untuk mengembangkan pengetahuan
   di bidang manufaktur.




                                                                   7
01/11/2011




f. Tahun 1936 The taylor Society dan The Society of
   Industrial Engineering bergabung menjadi The Society
   for Advancement Management(SAM).
g. Program studi Teknik Industri pertama kali dibuka
   pada tahun 1908 di Pennsylvania State University
h. Tahun 1948 berdiri The American Society of Industrial
   Engineering dengan didukung sekitar 70 negara AIIE
   berkembang menjadi organisasi internasional dengan
   nama Institute of Industrial Engineering (IIE).
i. Pendidikan Teknik Industri di Indonesia diperkenalkan
   oleh Bapak    Matthias Aroef pada tahun 1958 setelah
   menyelesaikan studi di Cornell University.




j. Tahun 1960 membuka sub jurusan Teknik Produksi di
   Jurusan Teknik Mesin, sebagai embrio berdirinya Teknik
   Industri.
k.Tahun 1971 berdiri Jurusan Teknik Industri yang
   terpisah dengan Teknik Mesin yang kemudian
   mengawali pendidikan Teknik Industri di Indonesia.
l. Pada saat ini telah berkembang pendidikan Teknik
   Industri baik di PTN maupu PTS.
M. Tahun 1967 berdiri Persatuan Ahli Teknik Industri
   (Persati), kemudian pada tahun 1987 berdiri Ikatan
   Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri
   Indonesia (ISTMI) sampai saat ini.




                                                                    8
01/11/2011




                         Hubungan Disiplin Teknik Industri dengan Disiplin Ilmu lain : 

                                         Military Engineering




                                       Civil Engineering

    Mathematica And
    Physica                              Mechanical Engineering
                                                                                          Chemistry


        Electrical
        Engineering                                                        Chemical
                                                                           Engineering



                                            INDUSTRIAL
                                            ENGINEERING

                       Computer                                        Early Managemen
                       Science                                         Philosophy
                                                                                                  Statistic

                                                                              Operation
                                                                              Researtch


                                                   INDUSTRIAL

                                             SYSTEM ENGINEERING
    Soscial
    Science




                      ILMU DASAR DISIPLIN TEKNIK INDUSTRI

Ilmu-ilmu operasional yang meliputu :
• Analisis dan perancangan kerja.
• Pengawasan operasi.
• Manajemen operasi

Tiga kriteria yang harus dilakukan agar aplikasi TI
dapat berhasil yaitu :
• Kualitas.
• Waktu.
• Biaya




                                                                                                                      9
01/11/2011




  Tujuan TI ~ menjamin bahwa produk/jasa yang dihasilkan 
   berkualitas, tepat waktu dan dengan biaya yang sesuai.

 Ilmu yang termasuk dalam analisis dan perancangan operasi 
                         adalah :

                Analisis Perancangan Kerja
                  (Method engineering) 

Merupakan studi yang mempelajari secara sistematis seluruh 
operasi langsung & tdk langsung unt mendapatkan perbaikan‐
                   perbaikan sistem kerja.




    Dalam ME dibahas studi kerja (work study) & 
      pengukuran kerja (work measurement).

  Studi kerja berkaitan dengan pencarian prosedur 
                 pelaksanaan kerja.

Pengukuran kerja berkaitan dengan penentuan waktu 
standar yang digunakan dalam melaksanaan kegiatan 
                       kerja.




                                                                     10
01/11/2011




  Ergonomi (Human factor)

  Ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan orang
  dengan lingkungan kerjanya.

  Ilmu ini muncul akibat banyaknya kesalahan yang
  dilakukan dalam proses kerja yaitu kesalahan dalam
  perancangan atau prosedur kerja. Sejumlah peralatan
  kerja dirancang tdk sesuai dengan kondisi fisik, psikis
  dan lingkungannya.




     Empat dasar subkategori utama dlm ergonomi, yaitu : 
    skeletal/muscular (kerangka/otot); sensory (alat indera); 
             environmental (lingkungan) dan mental.

        Perencanaan dan Perancangan Fasilitas
    Meliputi penentuan/penempatan lokasi fasilitas, tat letak 
fasilitas. Tujuan dari perencanaan & perancangan fasilitas adalah 
             untuk mendapatkan biaya yang minimaum.

                     Material Handling
  Tujuan dari MH adalah untuk meminimumkan MHC, karena 
      seringkali Mh menimbulkan biaya yang tdk sedikit.




                                                                            11
01/11/2011




                       Riset Operasional

   Meliputi penentuan pola‐pola distribusi barang, pola‐pola 
             jaringan yang efisien dan optimalitas.

                        Sistem Produksi

  Aktivitas mengolah atau mengatur penggunaan sumber daya 
  (resources) yang ada dlm memproduksi barang/ jasa dengan 
      tujuan efisiensi dan efektifitas dalam proses produksi.
 Termasuk dalam aktivitas proses produksi al : pemilihan mesin, 
 estimasi biaya, sistem perawatan, sistem produksi tepat waktu 
(just in time), pengawasan persedian, pengendalian kualitas, dll.




                         Manajemen

Merupakan karya seni dan ilmu dalam memerintah, mengatur
orang dengan menggunakan fungsi‐fungsi manajemen seperti
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), dan
pengawasan                                   (controlling).

                           Simulasi

Suatu metodologi untuk melakukan percobaan dengan
menggunakan model dari sistem nyata. Seperti antrian orang
di airport, antrian mobil di SPBU/parkir, nasabah di Bank,
barang yang antri di proses produksi dll.




                                                                           12
01/11/2011




Modul II : Perancangan dan Pengukuran Kerja

Kompetensi Pokok Bahasan :
 Mampu     melakukan    pengukuran   kerja,
  prosedur pengukuran kerja dengan beberapa
  metode pengukuran kerja (Stop Watch dan
  sampling Kerja).
 Mampu melakukan evaluasi dan perbaikan
  metode kerja.
 Mampu melaksanakan perancangan fasilitas
  dan alat kerja.




       ANALISIS PERANCANGAN KERJA
          (METHOD ENGINEERING)

 Tujuan dari method engineering adalah melakukan 
   perbaikan metode kerja disetiap bagian untuk 
  meningkatkan fleksibilitas sistem kerja, kepuasan 
  pelanggan dan meningkatkan produktivitas kerja.

           STUDI KERJA (WORK STUDY)
Perbaikan proses, prosedur dan tata cara pelaksanaan 
              penyelesaian pekerjaan.
 Perbaikan dan penghematan penggunaan material, 
       mesin/fasilitas kerja serta tenaga kerja.




                                                               13
01/11/2011




  Perbaikan tata ruang kerja yang mampu memberikan 
  suasana kerja/lingkungan kerja yang lebih aman dan 
                        nyaman.
   Pendayagunaan usaha manusia dan pengurangan 
gerakan‐gerakan (motion) kerja yang tidak perlu ataupun 
      penyederhanaan kerja (work simplification).

 Tujuan penyederhanaan kerja :  Mencari cara kerja yang 
  terbaik (lebih mudah, lebih cepat, efisien, efektif, dan 
  menghindari pemborosan material, waktu, tenaga dll).




Lima langkah penyederhanaan kerja :
1. Memilih kegiatan kerja : yaitu kegiatan yang tdk efisien atau
   kegiatan yang penyelesaiannya lambat dan ingin diperbaiki.
2. Pengumpulan dan pencatatan data / fakta Yang berkaitan dengan
   metode kerja yang selama ini dilaksanakan : informasi yang
   berkaitan dg urutan kegiatan, gerakan-gerakan kerja, layout dll.
3. Analisa terhadap langkah-langkah kerja. Langkah2 yg tdk efisien
   dicari sebab-sebabnya.
4. Usulan altrnatif metode kerja yang lebih baik Diusulkan MK yg
   dianggap efisien dan efektif, sebelum usulan diputuskan terlebih
   dahulu di uji coba.
5. Aplikasi dan evaluasi metode kerja baru.
   Mengaplikasikan alternatif MK yang          lebih   baik   untuk
   menggantikan metode yang lama, evaluasi.




                                                                             14
01/11/2011




                                         PETA PETA KERJA
                                 PETA PROSES (PROCESS CHART)

       Pendekatan tradisional yang digunakan untuk menganalisis metode kerja. 
       Merupakan alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dari 
                               tahap awal sampai akhir.
                              Lambang yang digunakan :

                                            =  Operasi

                                          =  Transportasi

                                          =  Pemeriksaan

                                         =  Penyimpanan

                                           =  Menunggu




                          MACAM PETA KERJA
Peta Proses Operasi
   Peta Proses Operasi
   Diagram Aliran
   Peta Pekerja dan Mesin
   Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan


Peta Proses Operasi
Diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan
   dialami bahan baku mengenai urut-urutan operasi dan pemeriksaan.
   Kegunan peta aliran proses
1. Mengetahui aliran bahan mulai masuk proses sampai aktivitas
   berakhir.
2. Mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan selama proses
   berlangsung.
3. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode kerja
4. Memberikan informasi waktu penyelesaian suatu proses.




                                                                                         15
01/11/2011




Perbedaan Peta Aliran Proses dan Peta Proses
Operasi.
1. Peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas-
   aktivitas dasar termasuk transportasi, menunggu dan
   penyimpanan. Sedangkan peta proses operasi
   terbatas pada operasi dan pemeriksaan saja.
2. Peta aliran proses menganalisa setiap komponen yang
   diproses secara lebih lengkap dibandingkan peta
   proses operasi.
3. Peta aliran proses tidak bisa digunakan untuk
   menggambarkan proses perakitan secara keseluruhan.
4. Peta aliran proses hanya menggambarkan dan
   digunakan untuk menganalisa salah satu komponen
   dari produk yang dirakit.




                       Tugas 1 :
           Pembuatan Peta Kerja (OPC dab FPC)


                        Tugas 2 :
Pengukuran kerja ( mencari Waktu siklus, Waktu normal dan 
                      Waktu baku). 




                                                                    16
01/11/2011




               PENGUKURAN KERJA
              (WORK MEASUREMENT)


1. Suatu aktivitas untuk menentukan waktu rata-
   rata yang dibutuhkan oleh seorang operator (yg
   memiliki skill rata-rata dan terlatih) dalam
   melaksanakan kegiatan kerja dalam kondisi
   dan tempo kerja yang normal.
2. Kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran
   waktu (time study), yaitu waktu standar atau
   waktu baku.




           Pengukuran waktu :
1.   Pengukuran waktu secara langsung :
•    Pengukuran dengan stop watch
•    Sampling kerja
2.   Pengukuran waktu secara tidak langsung
•    Data waktu baku
•    Data waktu gerakan, dll.




                                                           17
01/11/2011




                     Pengukuran Waktu dengan Stop Watch
                  Prosedur/urutan Pengukuran Waktu Kerja



           Pengujian
           Kecukupan                      Faktor
              data                      Penyesuaian




  Waktu                  Waktu Siklus                 Waktu                  Waktu Standar
                                                      Normal
  Siklus                  Rata-rata                                             (Baku)




            Pengujian                                            Faktor

           keseragaman                                         Kelonggaran
               data




PENGUJIAN DATA


 Uji kecukupan data.
  Untuk memastikan bahwa data yang telah
  dikumpulkantelah     cukup    secara    obyektif.
  Pengujian kecukupan data dilakukan dengan
  berpedoman pada konsep statistik, yaitu derajat
  ketelitian dan tingkat keyakinan/ kepercayaan.
  Derajat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah
  mencerminkan tingkat kepastian yang diinginkan
  oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan
  melakukan pengukuran dalam jumlah yang
  banyak (populasi).




                                                                                                    18
01/11/2011




• Derajat ketelitian (degree of accuracy)
  Menunjukkan penyimpangan maksimum
  hasil pengukuran dari waktu penyelesaian
  sebenarnya.
         Derajat ketelitian (degree of accuracy)
           Menunjukkan penyimpangan maksimum hasil 
       pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya.
• Tingkat keyakinan (convidence level)
           Tingkat keyakinan (convidence level)
  Menunjukkan             besarnya            keyakinan
Menunjukkan besarnya keyakinan pengukur akan ketelitian data 
  pengukur akan ketelitian data waktu yang
        waktu yang telah diamati dan dikumpulkan.
        Uji kecukupan data digunakan rumus sbb. :
  telah diamati dan dikumpulkan.




         Uji kecukupan data digunakan rumus sbb. :

                        k / s N X 2   X 2 
                                                  2


          N’ =                         
                       
                       
                       
                                 X           
                                              
                                              
     Dengan :
     k    = Tingkat keyakinan
     k    = 99% = 3
     k    = 95% = 2
     s    = Derajat ketelitian
     N    = Jumlah data pengamatan
     N’   = Jumlah data teoritis

Jika N’ ≤ N, maka data dianggap cukup, jika N’ > N data
dianggap tidak cukup (kurang) dan perlu dilakukan
penambahan data.




                                                                       19
01/11/2011




  Contoh :
  Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15
  kali dengan menggunakan stop watch. Bila tingkat
  keyakinan 95% dan derajat ketelitian 10%, apakah
  jumlah pengamatan cukup?
                                        Pengamatan (menit)
Pengamatan ke         1    2   3    4          5   6    7    8   9   10   11   12   13   14   15
Data Pengamt.         8    7   7    6          8   6    9    8   9   6    8    5    5    9    6



X      = 107
(X)2 = 11449
X2     = 791
k       = 95% = 2
s       = 10%
                 k / s N X 2   X 2 
                                           2                                             2
                                                      2 / 0,1 15 x 791  11449 
                                                                                   14 ,53
N’ =            
                
                
                          X           
                                       
                                                                   107           




                 Karena N’ < N , maka data dianggap cukup.

                               Uji Keseragaman data

    Untuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari 
   system yang sama dan untuk memisahkan data yang memiliki 
                  karakteristik yang berbeda.
                          BKA =  X + k
                          BKB =  X  ‐ k


                     ( X  X )
                               2
                                                   = 
                          N 1




                                                                                                          20
01/11/2011




                           Dengan :
                       BKA = Batas Kontrol Atas
                      BKB = Batas Kontrol Bawah
                         X = Nilai Rata‐rata
                          = Standar Deviasi
                        k = Tingkat Keyakinan
                  Contoh:
   Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan
   sebanyak 15 kali dengan menggunakan
   stop watch, jika batas kontrol ± 3.
   Tentukan apakah data seragam atau
   tidak.




                                  Pengamatan (menit)

Pengamatan ke   1     2   3   4      5    6     7      8   9   10   11   12   13   14   15

Data Pengamt.   8     7   7   6      8    6     9      8   9   6    8    5    5    9    6




  X                 = 7,13
   (X – X)2        = 27,73
                   = 1,4
  BKA               = 7,13 + 3 (1,4) = 11,33
  BKB               = 7,13 – 3 (1,4) = 2,93

  Semua data masuk dalam range antara BKA dan BKB,
  maka data dikatakan seragam




                                                                                                    21
01/11/2011




Penyesuaian (Rating Factor)

• Sering terjadi bahwa operator dalam melakukan pekerjaannya tdk
selamanya bekerja dlm kondisi wajar, ketidakwajaran dapat terjadi misalanya
tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena
terjadi kesulitan-kesulitan sehingga menjadi lamban dalam bekerja.
• Bila terjadi demikian maka pengukur harus mengetahui dan menilai
seberapa jauh ketidakwajaran tersebut dan pengukur harus menormalkannya
dengan melakukan penyesuaian.
• Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata
dengan faktor penyesuaian (p).
• Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu :
  - Bila operator bekerja diatas normal (terlalu cepat), maka harga p   nya
lebih besar dari satu (p > 1).
  - Operator bekerja dibawah normal (terlalu lambat), maka harga p nya lebih
kecil dari satu (p< 1).
  - Operator bekerja dengan wajar, maka harga p nya sama dengan satu (p =
1).




       Metode‐metode untuk menentukan penyesuaian

                1. The Westing House System
     Sistem ini dikembangkan oleh Westing House Electric    
   Corporation dengan mempertimbangkan empat factor  al : 
         ketrampilan, usaha, kondisi dan konsistensi.

                     2. Synthetic Rating
      Dikembangkan oleh Morrow, Synthetic Rating meng‐
  evaluasi kecepatan operator dari nilai waktu gerakan  yang 
              sudah ditetapkan terlebih dahulu.

              3. Speed Rating/Performance Rating
           Sistem ini mengevaluasi performansi dengan 
         mempertimbangkan tingkat ketrampilan persatuan 
                            waktu saja.




                                                                                      22
01/11/2011




                    4. Objective Rating
     Dikembangkan oleh Munder dan Danner, Metode ini tdk 
        hanya menentukan kecepatan aktivitas, tetapi juga 
  mempertimbangkan tingkat kesulitan pekerjaan. Faktor‐faktor 
  yang mempengaruhi tingkat kesulitan pekerjaan  adalah : 
   jumlah anggota badan yang digunakan, pedal         kaki, 
      penggunaan kedua tangan, koordinasi mata dengan 
                tangan, penanganan dan bobot.

                   Kelonggaran (Allowance)
 Adalah faktor koreksi yang harus diberikan kepada waktu kerja 
operator, karena operator dalam melakukan pekerjaannya sering 
  tergangu pada hal‐hal yang tidak diinginkan namun bersifat 
 alamiah, sehingga waktu penyelesaian menjadi lebih panjang 
                             (lama).




         Kelonggaran dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :

1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.
   Kegiatan yang termasuk kebutuhan pribadi : minum
   untuk menghilangkan rasa haus, pergi ke kamar kecil,
   bercakap-cakap dengan sesama pekerja, dll.
2. Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan (fatigue).
   Rasa fatigue tercermin antara lain dari menurunnya hasil
   produksi, bila rasa fatique ini berlangsung terus maka
   akan terjadi fatigue total, yaitu anggota badan tdk dapat
   melakukan gerakan kerja sama sekali. Untuk
   mengurangi kelelahan si pekerja dapat mengatur
   kecepatan kerjanya sedemikian rupa sehingga
   lambatnya gerakan-gerakan kerja ditujukan untuk
   mengilangkan rasa fatigue tersebut.




                                                                         23
01/11/2011




4.       Kelonggaran untuk hambatan‐hambatan yang tidak dapat 
                               dihindari.
         Beberapa kelonggaran untuk hambatan tak terhindarkan :



      Menerima atau meminta petunjuk pada pengawas.
     Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti
      mengganti alat potong (komponen) yang patah,
      memasang kembali komponen yang lepas dll.
     Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus
      dari gudang.
 Mesin berhenti karena aliran listrik mati, dll.




                   Waktu Baku (Waktun Standar)

     Setelah penentuan penyesuaian dan kelonggaran, maka untuk 
     menghitung waktu baku dapat menggunakan formulasi sebagai  
                             berikut :
                                     100
                       WB = [  W siklus x RF ] x  
                                 100  ALL

                               Waktu Normal

                            Keterangan :
                        WB      = waktu baku
          RF      = Penyesuaian (Rating Faktor/Performance 
                                   Rating) 
                  All    = Kelonggaran (Allowance)




                                                                          24
01/11/2011




                             Contoh
Suatu pekerjaan pengemasan barang dalam kotak kardus terdiri dari
empat elemen kegiatan dengan setiap elemen kegiatan dilakukan 10
kali pengamatan seperti pada table berikut. Apabila kelonggaran
adalah 15% Tentukan waktu standar.

Elemen               1      2      3        4        5      6       7       8       9     10     X      X     RF     WN
Kegiatan
1   Mengambil      0,06   0,08   0,07   0,05      0,07    0,06    0,08    0,08    0,07   0,06   0,68   0,07   1,1    0,07
    Kotak Kardus
2   Memasukkan     0,15   0,17   0,14   0,14      0,16    0,15    0,17    0,15    0,14   0,16   1,53   0,15   0,9    0,13
    Barang
                                                  100
3   Menutup        0,21   0,23   0,22   0,21      0,25   0,24 menit / unit
                                                           0,61 0,23      0,26    0,22   0,22   2,29   0,23   1,05   0,24
                                                100  15
    Kotak Kardus
4   Meletakan      0,08   0,10   0,09   0,12      0,11       100 0,08
                                                          0,08            0,11    0,12   0,08   0,97   0,09   0,95   0,08
                                                                     0,61 menit/ unit
    Hasil                                                 100 15
                   Waktu Normal = 0,52 menit/unit
                   Waktu Baku           =   0,52 x




           Pengukuran Waktu dengan Sampling Kerja

• Melakukan pengamatan dengan mengamati apakah tk dalam
  kondisi kerja atau menganggur.
• Pengamatan tidak dilakukan secara terus‐menerus melainkan
  hanya sesaat pada waktu yang telah ditentukan secara
  acak/random.
• Melakukan kunjungan ke tk yang akan diukur waktunya secara
  acak, yaitu setiap kali kunjungan dengan selang waktu yang
  tidak sama dan didasarkan pada bilangan random yang
  dikonversi ke satuan waktu.
• Misal, kunjungan dilakukan sebanyak 100 kali dengan waktu
  pengamatan secara acak dan 90 kali pengamatan tk dalam
  kondisi kerja/sibuk, maka prosentase tk dalam kondisi sibuk
  adalah 90/100 = 0,9. Tk dalam kondisi idle/menganggur adalah
  10/100 =0,1




                                                                                                                                   25
01/11/2011




                    Pengujian Data
• Kecukupan Data
  SP =             p (1  p )
                 k
                         n
   N’ =           k 2 1  p 
  Dengan :
                     S2
  S = Derajat ketelitianp
  p = Prosentase sibuk/produktif
  k = Tingkat keyakinan
  N’ = Ukuran sample/data




• Keseragaman Data
 Batas kontrol untuk p
 BKA =  p  k p (1n p)
 BKB =  p  k p (1  p)
                  n
 Dengan pengertian sbb:
 BKA = Batas kontrol atas
 BKB = Batas kontrol bawah
 p   = Prosentase sibuk/produktif
 k    = Tingkat keyakinan
  Contoh :
  Suatu pengamatan sampling kerja dilakukan selama 10
  hari kerja dengan waktu pengamatan setiap hari kerja
  adalah 6 jam. Ukuran sample adalah 50 setiap hari,
  tingkat keyakinan 99% dan derajat ketelitian 5%. Tentukan
  kecukupan dan keseragaman data.




                                                                     26
01/11/2011




Tgl Pengamatan                      1/1        2/1       3/1        4/1       5/1        6/1       7/1          8/1   9/1    10/1

Kondisi idle                          5         6         8         10            7       3         4            5     6      4

Kondisi kerja                        45        46         42        40         43        47         46          45    44     46

Prosentase idle                     0,1       0,12       0,16       0,2       0,16      0,06       0,08         0,1   0,12   0,08

Prosentase kerja                    0,9       0,88       0,84       0,8       0,86      0,94       0,92         0,9   0,88   0,92




Prosentase idle = 0,116,
prosentase kerja (p) = 1 –0,016 = 0,884
k     = 99% = 3                   N = 500
S     = 0,05                      n       = 50
          3 (1  0 , 884 )
                       2

N’    = ( 0 , 05 ) ( 0 , 884 )  472 , 39
                               2



Karena N’ < N, maka data dianggap cukup
                                   0,884 (1  0,664)
BKA =              0,884  3
                                          50
                                                      1,019



                               0,884 (1  0,664)
BKB =              0,884  3
                                      50
                                                  0,748




Karena nilai prosentase kerja semuanya masuk dalam range BKA 
                  dan BKB, maka data seragam.



• Waktu Baku
  Penentuan waktu baku dengan sampling kerja dihitung dengan 
  menggunakan rumus :
                                                          Total waktu x Pr osentase sibuk x Rating Factor ( RF )

   Waktu Normal                                =                    Jumlah produk yang dihasilkan




   Waktu Baku =                                           Waktu    Normal     x
                                                                                             100
                                                                                  100  Kelonggara        n ( All )




                                                                                                                                           27
01/11/2011




Contoh :
Seorang pekerja kantor pos bekerja delapan jam sehari
untuk melakukan penyortiran surat-surat. Dari pengamatan
yang dilakukan ternyata 85% pekerja tersebut dalam kondisi
bekerja dan 15% dalam kondisi menganggur. Apabila
jumlah surat yang disortir sebanyak 2345 surat, maka
tentukan waktu bakunya dengan asumsi rating factor adalah
115% dan kelonggaran 20%.
                              480 menit    x 0 , 85 x 1 ,15
                                                               0 , 2 menit / surat
                     Waktu Normal (Wn)
                               2345                             = 
                                          100
                                                      0 , 25 menit
                     Waktu Baku (Wb)
                           0 ,2 x
                                  100  20                      =          / surat




                          Output Standar = 4
                              1
                                 
                                    1
                                                              surat      / menit
                               Wb         0 , 25


Jadi, pekerja mampu mengerjakan penyortiran surat sebanyak 4 surat 
                           per menit.
                    Tugas 2 : Penentuan Waktu Baku (Stop Watch & 
                                        sampling Kerja)




Modul III : Perencanaan dan Pengawasan
Operasi
Kompetensi Pokok Bahasan :
 Mampu melakukan peramalan produksi dengan
  beberapa metode peramalan.
 Mampu     melakukan      perencanaan                                                produksi
  berdasarkan hasil peramalan.
 Mampu       melakukan     pengawasan      dan
  perencanaan    persediaan  dengan    beberapa
  metode.




                                                                                                        28
01/11/2011




     Perencanaan dan Pengawasan Operasi

• Aktivitas utama dalam system produksi adalah 
  perencanaan dan pengawasan operasi.

• Sistem produksi adalah suatu aktivitas untuk 
  mengatur penggunaan sumber daya (resources) yang 
  ada dalam proses pembuatan produk/barang atau 
  jasa yang bermanfaat dengan melakukan optimasi 
  terhadap tujuan perusahaan.




    Bahan
   - TK               Proses transformasi      Produk/
   - Mesin            atau perubahan            Jasa
   - Fasilitas
   - Dll.


                 Informasi umpan balik hasil
                  untuk pengawasan proses




                                                                29
01/11/2011




Kegiatan     Perencanaan           &    Pengawasan
Operasi al :
1. Peramalan
  Perkiraan atau estimasi tingkat permintaan suatu
  produk untuk periode yang akan datang berdasarkan
  data penjualan masa lampau yang dianalisis dengan
  cara tertentu.

2. Perencanaan Operasi/produksi
• Digunakan untuk mengetahui jumlah barang yang
  harus diproduksi dengan didasarkan pada hasil
  peramalan dan persediaan yang ada.
• Merupakan    pegangan    untuk    merancang    jadual
  produksi.




3. Pengawasan dan Perencanaan Persediaan 
  Persediaan : sumber daya menganggur (idle resources)
   yang menunggu proses lebih lanjut, berupa kegiatan
   produksi pada system manufaktur, kegiatan pemasaran
   pada system distribusi atau kegiatan konsumsi pada
   system rumah tangga.

  Persediaan digunakan untuk mempermudah atau
   memperlancar jalannya opersi perusahaan yang dilakukan
   berturut‐turut untuk memproduksi barang untuk
   dipasarkan pada konsumen.




                                                                   30
01/11/2011




4. Material Requirement Planning
   Metode Perencanaan Kebutuhan Material adalah
   prosedur logis, aturan keputusan dan teknik pencatatan
   terkomputerisasi       yang      dirancang       untuk
   menterjemahkan Jadwal Induk Produksi (Master
   Production Schedule) menjadi kebutuhan bersih (net
   requirement) material untuk semua item komponen
   produk.

5. Line Balancing (Keseimbangan Lintasan)
   Upaya untuk meminimumkan            ketidakseimbangan
   diantara mesin-mesin untuk mendapatkan waktu yang
   sama di setiap stasiun kerja sesuai dengan kecepatan
   produksi yang diinginkan.




6. Konsep Just In Time.
  Memproduksi output yang diperlukan, pada waktu
  dibutuhkan, dalam jumlah sesuai kebutuhan. Pada setiap
  tahap proses dalam system produksi. Dengan cara yang
  paling ekonomis dan efisien.




                                                                   31
01/11/2011




Peramalan(Forecast)

Metode Peramalan
1. Peramalan Subyektif.
   Menekankan pada keputusan‐keputusan hasil diskusi,
    pendapat pribadi dan institusi.
   ‐ Metode Delphi.
     peramalan yang didasarkan pada keputusan bersama dari
    suatu grup yang terdiri dari para ahli yang berbeda.
  ‐ Metode Penelitian Pasar :
     metode ini menganalisa fakta secara sistematis pada
      bidang yang berhubungan dengan pemasaran. (teknik
      survei konsumen : kuisioner).




2.Peramalan Obyektif. 
 Prosedur peramalan yang mengikuti aturan‐ aturan matematis
  dan statistik.

• Metode Intrinsik
 Peramalan yang hanya berdasarkan proyeksi permintaan
  histories tanpa mempertimbangkan faktor‐faktor eksternal
  yang mungkin mempengaruhi besarnya permintaan.

   – Untuk peramalan jangka pendek, Analisis deret waktu 
     (Time Series)

• Metode Ekstrinsik
 Memepertimbangkan faktor‐faktor eksternal yang mungkin
 mempengaruhi besarnya permintaan dimasa datang.




                                                                     32
01/11/2011




    – Peramalan jangka panjang, karena dapat menunjukkan hubungan
      sebab‐akibat (disebut metode kausal), Metode Regresi.

 Regresi Linier
  Dalam metode regresi linear, pola hubungan antara suatu variabel yang
   mempengaruhinya dapat dinyatakan dengan suatu garis lurus.                   This image cannot currently be display ed.




  Persamaan regresi linear dapat dinyatakan sbb:
        Y = a + bx

          a =                               b =                          
                     y  b x                                     N  xy   x  y
  Dengan :           N                      N  x 2   x 2
  Y = Besarnya nilai yang diramal
  a = Nilai trend pada periode dasar
  b = Tingkat perkembangan nilai yang diramal
  x = Unit tahun yang dihitung dari periode dasar




                              Contoh
Data penjualan produk PT “ABC” seperti pada tabel berikut, kemudian
perusahaan ingin meramal penjualan pada periode ke 11, 12, 13, 14, 15.


    Penjualan (Y)                 Periode (X)                           X2                                                    XY
         45                              1                                  1                                                 45
         35                              2                                  4                                                 70
         30                              3                                  9                                                 90
         50                              4                              16                                                    200
         40                              5                              25                                                    200
         60                              6                              36                                                    360
         30                              7                              49                                                    210
         45                              8                              64                                                    360
         55                              9                              81                                                    494
         65                             10                             100                                                    650
        455                            55                            385                                                   2680




                                                                                                                                             33
01/11/2011




                                        10 2680    455  55 
                                                            
                                                            
                                                                                       b = 
                                                                                     2,15
                                                      10 385    55  55 
                                                        
                                                        
                                                              
                                                              
                                                                  
                                                                  
                                                                       
                                                                       
                                                                             
                                                                             

                                     455  2 ,15 55  33,675
                                     10          10                                       a = 

                                                           Persamaan garis regresinya adalah :
                                                                 Y = 33,675 + 2,15 (X)

       Ramalan ke 11   Y = 33,675 + 2,15 (11) = 57,325
     Ramalan ke 12   Y = 33,675 + 2,15 (12)       = 59,325
     Ramalan ke 13   Y = 33,675 + 2,15 (13)       = 61,325
     Ramalan ke 14   Y = 33,675 + 2,15 (14)       = 63,475
     Ramalan ke 15   Y = 33,675 + 2,15 (15)       = 65,925

              Rata‐rata Bergerak Tunggal 
Tujuan utama dari penggunaan metode rata‐rata bergerak   
  adalah untuk menghilangkan atau mengurangi acakan 
           (randomness) dalam deret waktu.




                                                               Rumus yang digunakan :
                                                                         t

                                                                       i 1
                                                                               Xt
                                                                               t          F(t+1)  = 
                                                                        t 1


         This image cannot currently be display ed.
                                                                        
                                                                        i2
                                                                               Xt
                                                                               t
                                                                                         F(t+2)  = 
                                                                        t 2

                                                                       i 3
                                                                               Xt
                                                                               t         F(t+3)  = 

                                                                                              dst.

                                                                                       Dengan :

                                                                   F(t+i)= Peramalan pada periode t+1
                                                                           Xi     = Nilai aktual
                                                                   t       = Periode rata‐rata bergerak




                                                                                                                 34
01/11/2011




Contoh :
 Bulan       Data           Rata-rata bergerak         Rata-rata bergerak
                              Tiga bulanan               Lima bulanan
   1         386                    -                          -
  2          340                    -                          -
  3          390                    -                          -
  4          368                   372                         -
  5          425                   366                         -
  6          440                  394,3                      381,8
  7          410                   411                       392,6
  8          466                   425                       406,6
  9          330                  438,7                      421,8
  10         350                   402                       414,2
  11         375                   382                       399,2
  12         380                  351,7                      386,2




PERENCANAAN OPERASI / PRODUKSI

 Digunakan untuk mengetahui jumlah barang/produk yang harus diproduksi 
  dengan didasarkan pada hasil peramalan dan persediaan yang ada, juga 
         merupakan pegangan untuk merancang jadual produksi.

                              Fungsi lain :
  ‐ Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap  
                         rencana strategi perusahaan.
  ‐ Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi.
   ‐ Sebagai alat monitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi.
   ‐ Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan 
                               rencana produksi.
     ‐ Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadual induk produksi.




                                                                                    35
01/11/2011




  Untuk melakukan perencanaan produksi dapat
      dilakukan dengan beberapa strategi :

• Dengan mengendalikan persediaan, (dilakukan pada saat 
  kapasitas produksi dibawah permintaan dan  digunakan pada 
  saat diatas kapasitas produksi)
• Dengan mengendaliakan jumlah tenaga kerja sesuai dengan 
  laju produksi yang diinginkan. 
• Mengadakan subkontrak untuk menaikan kapasitas pada saat 
  perusahaan dalam keadaan sibuk.
• Mempengaruhi permintaan (potongan harga, pemberian 
  hadiah, layanan‐layanan khusus). 

 Perencanaan Operasi dapat diklasifikasikan menjadi dua 
  metode yaitu :




                    1. Metode Kualitatif :
      Rasio persediaan, konsensus manajemen, grafik dll.
                   2. Metode Kuantitattif :  
           Heuristik, model matematik, simulasi dll. 
                          Contoh :
                 Data dari hasil peramalan :
                                          Bulan  Peramalan   Komulatif

                                          1         103        103
                                          2         117        220
                                          3         115        335
                                          4         121        456
                                          5         123        579

                                          6         109        688
                                          7          89        777
                                          8          74        851
                                          9          71        922
                                          10         73        995
                                          11         81        1.076
                                          12         98        1.174




                                                                                36
01/11/2011




  Berdasarkan hasil peramalan maka dapat dilakukan rencana 
                 produksi untuk 12 periode.

 Dimisalkan pada rencana 1 tingkat produksi adalah 70 unit/ bln 
    dengan menganggap persediaan awal adalah 340 unit.

  Pada rencana 2 tingkat produksi 120 unit/bln untuk 6 bulan 
    pertama dan 60 unit/bln untuk 6 bulan terakhir, dengan 
persediaan awal 100 unit, sehingga hasil akhir persediaan seperti 
                     pada table berikut :




                                 Tabel Rencana Produksi
 Bln   Perama lan   Komu latif             Rencana Produksi 1                         Rencana Produksi 2

                                  Persediaan    Produksi   Persediaan   Persedia an      Produksi      Persediaan
                                       Awal                     Akhir        Awal                           Akhir

  1       103         103            340           70           307        100             120             117

  2       117         220            307           70           260        117             120             120

  3       115         335            260           70           215        120             120             125

  4       121         456            215           70           164        125             120             124

  5       123         579            164           70           111        124             120             121

  6       109         688            111           70           72         121             120             132

  7       89          777            72            70           53         132              60             103

  8       74          851            53            70           49         103              60             89

  9       71          922            49            70           48          89              60             78

 10       73          995            48            70           45          78              60             65

 11       81         1.076           45            70           34          65              60             44

 12       98         1.174           34            70            6          44              60              6




                                                                                                                           37
01/11/2011




Dari dua rencana produksi tersebut akan dipilih salah satu
dari rencana yang ada dengan mempertimbangkan biaya
yang terjadi, yaitu biaya terkecil yang akan digunakan
sebagai rencana produksi.

                    PENGAWASAN DAN
                PERENCANAAN PERSEDIAAN


Fungsi utama persediaan yaitu :
 - Sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi
  dan distribusi untuk memperoleh efisiensi.
 - Sebagai stabilitor harga terhadap fluktuasi permintaan.




Masalah umum persediaan dalam suatu system dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu masalah kuantitatif dan
masalah kualitatif.

   1.  Masalah kuantitatif : semua hal yang berhubungan dengan 
                   penentuan kebijakan persediaan al:
           ‐ Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesan.
              ‐ Kapan pemesanan barang harus dilakukan. 
                 ‐ Berapa jumlah persediaan pengaman. 
       ‐ Metode pengendalian persediaan mana yang paling  tepat.

2. Masalah kualitatif : Semua hal yang berhubungan dg
   system pengoperasian persediaan al:
   - Jenis bahan/barang apa yang masih ada
   - Dimana barang tersebut ditempatkan
   - Berapa banyak barang dalam proses pemesanan
   - Siapa saja yang ditunjuk sebagai pemasok, dsb.




                                                                          38
01/11/2011




Komponen biaya dlm rangka penentuan persediaan

1. Biaya pembelian (Purchasing Cost = c
 - Biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang persediaan.
  - Besarnya biaya tergantung dari jumlah barang yang dibeli
    dari harga satuan.
2. Biaya pengadaan (Procurement Cost)

 Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis yaitu :
  - Biaya pemesanan (Ordering Cost = k)
    Semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan
    barang dari luar.
  - Biaya penentuan pemasok, administrasi pesanan,
    pengiriman pesanan, pengangkutan, penerimaan dsb.




               Biaya persiapan (Setup Cost = k)
  ‐ Semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiap‐ kan 
                   produksi suatu barang.
     ‐ Biaya menyusun peralatan produksi, menyetel mesin, 
                   persiapan gambar kerja dsb.
Biaya penyimpanan (Holding Cost = h)
Semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang,
meliputi : - Biaya modal

          - Biaya gudang
          - Biaya asuransi
          - Biaya administrasi
          - Biaya kadaluarsa
          - Biaya kerusakan dan penyusutan




                                                                      39
01/11/2011




 4. Biaya kekurangan persediaan/kehabisan stock (Shortage Cost = p)

 •     Biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan lebih kecil dari jumlah yang diperlukan.
 •     Metode Pengendalian Persediaan
         –        Metode Tradisional
         –        Metode perencanaan kebutuhan material (MRP)
         –        Metode Kanban




  Metode Pengendalian Persediaan Tradisional/EOQ
   Dalam metode ini pada dasarnya mencari jawaban optimal
   dalam menentukan :
   - Jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ)
   - Titik pemesanan kembali (RO)
   - Jumlah cadangan pengaman yang diperlukan (SS)




                              Model EOQ didasarkan pada asumsi‐asumsi sbb :

     » Hanya satu item barang (produk) yang diperhitungkan
     » Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui 
     » Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia
     » Waktu ancang‐ancang (lead time) bersifat konstan
     » Setiap pesanan dikirim dan langsung digunakan
     » Tidak ada pesanan ulang (back order)
     » Tidak ada diskon




Tujuan model ini adalah menentukan jumlah ekonomis
setiap kali pemesanan (EOQ) sehingga total biaya
persediaan minimal.




                                                                                                                40
01/11/2011




Biaya Total Persediaan = Ordering cost + Holding
cost + Purchasing cost.

  Parameter yang dipakai adalah :
  D : jumlah kebutuhan barang selama satu periode
  k   : ordering cost sekali pesan
  h   : holding cost persatuan nilai persediaan
        persatuan waktu
  c   : purchasing cost persatuan nilai persediaan
  t   : waktu antara satu pesanan ke pesanan
        berikutnya




Model Persediaan EOQ
                                Titik saat pemesanan diterima (order point)




                                                  Rata-rata persediaan = Q/2




                            t = Q/D                          Waktu ( t )

   Biaya Total Persediaan = Ordering cost + Holding cost +
                            Purchasing cost.




                                                                                      41
01/11/2011




    a). Biaya pesan =           D 
                              k      
                                Q 
       k  : biaya pesan setiap kali pesan
        D  : permintaan per periode
        Q : jumlah pemesanan optimal

     b). Biaya simpan =
                                   D 
       h  : biaya simpan per unit per periode
                               k       
        Q : jumlah pemesanan optimal
                                   Q

     c). Biaya pembelian = c
     Rumus persediaan model Q (EOQ) adalah sbb :

       Q (EOQ) = 



                              2 Dk
                                h




           to (waktu antar pemesanan optimal) diperoleh :
              EOQ
               D                  t o = 


                              Contoh : 
 Permintaan harian suatu jenis barang diperkirakan 100 unit, Biaya 
pemesanan diketahui Rp 100,‐ setiap kali pesan. Biaya penyimpanan 
harian setiap unit persediaan Rp 0,02,‐ tentukan jumlah pemesanan 
     yang ekonomis dan waktu antar pemesanan yang optimal.
                  Diketahui :     D = 100 unit/hari
                                 k = Rp 100,‐/pesan
                               h = Rp 0,02,‐/unit/hari




                                                                             42
01/11/2011




             Jumlah pemesanan ekonomis :



                             2 Dk    2 x100 x100
                                  
                                  EOQ =           1000 unit
                               h         0,02

               Waktu antar pemesanan :


                           EOQ 1000
                               to =   10 hari
                            D   100




Modul IV : Perencanaan & Perancangan 
               Tata Letak Fasilitas
Kompetensi Pokok Bahasan :
 Memahami aspek‐aspek yang berkaitan dengan
  penetapan lokasi fasilitas/pabrik
 Memahami teknik dan mampu melakukan
  perancangan tata letak fasilitas produksi
 Memahami permasalahan yang berkaitan dengan
  pemindahan bahan (material handling).
 Memahami macam/type tata letak fasilitas produksi.




                                                                      43
01/11/2011




Perencenaan & Perancangan Tata Letak Fasilitas

                       Perencanaan Fasilitas :
         ‐ Perancangan dari fasilitas‐fasilitas industri yang akan 
  dibangun/didirikan, dengan tujuan menempatkan fasilitas‐ fasilitas/pabrik 
               yang sesuai dari segi biaya dan keuntungan. 

               Dua hal pokok dalam Perancangan Fasilitas :
                       ‐ Perancangan lokasi pabrik
                    ‐ Perancangan fasilitas produksi

Penentuan Lokasi Pabrik/Fasilitas :
Lokasi pabrik yang ideal adalah terletak pada tempat yang akan mampu
memberikan total biaya dari proses produksi dan distribusi yang rendah
serta harga dan volume penjualan produk yang mampu memberikan
keuntungan yang maksimal.




  Faktor‐faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan 
                         lokasi pabrik :

                 1. Market location                 5. Climate
          2. Raw material location           6. Labor & wage salary
             3. Transportation                  7. Law & taxation
             4. Power                           8. Water & waste

           Model‐model Analisa Lokasi Fasilitas
   Cara yang dapat dipergunakan untuk menganalisis dan 
mengambil keputusan untuk memilih lokasi pabrik/ perusahaan.




                                                                                      44
01/11/2011




                      Metode Pendekatan

         ‐ Kontinyu (Penentuan satu/lebih lokasi optimal)
             . Metode Analisa Pusat Gravitasi “Gravity”

             ‐ Analisis Kuantitatif (Faktor Obyektifitas)
            . Metode Analisis Transportasi Program Linier

     ‐ Analisis Hibrid (Kombinasi Faktor Obyektif & Subyektif)
                      . Metode  “Brown‐Gibson”

                   Analisa Pusat Gravitasi :
Dalam metode ini ada dua faktor yang dapat mempengaruhi yaitu :
       ‐ Lokasi sumber bhn baku/material (input produksi).
          ‐ Lokasi daerah pemasaran (output produksi).




             Dalam metode ini diasumsikan bahwa :
    Biaya produksi dan distribusi tidak diperhitungkan (biaya 
  produksi dan distribusi untuk masing‐masing lokasi baik dari 
  sumber material, pemasaran menuju lokasi pabrik dianggap 
                             sama).

  Untuk menganalisa dengan metode ini input yang diperlukan 
                            adalah :
    ‐ Kebutuhan/demand produk jadi atau baham baku dari 
     masing daerah pemasaran atau lokasi sumber bhn baku.   
   ‐ Koordinat geografis dari lokasi pabrik yang direncanakan, 
      daerah pemasaran ataupun daerah sumber bhn baku.




                                                                         45
01/11/2011




                     Fungsi Tujuan adalah :
                                   m     n
                 Minimum f (X,Y) =   Wj . di
                                   I=1    j=1

                                  Dimana :
                  di     = [ ( Xi –aj ) 2 + ( Yi – bj ) 2 ] 1/2
       m        = banyaknya alternatif lokasi yang akan dipilih
    n        = banyaknya daerah pemasaran/sumber bhn baku
  Wj = Kebutuhan/demand produk jadi atau kapasitas 
       suplay dari sumber bhn baku.  
    ( Xi ; Yi )       = koordinat alternatif lokasi, 1, 2, 3, 4,…., m
  ( aj ; bj )       = koordinat lokasi daerah pemasaran atau 
                     lokasi sumber bhn baku,  1, 2, 3, 4,…., n 




Soal Latihan :

  Sebuah perusahaan Elektronik bermaksud mendirikan pabrik 
   baru, berdasarkan hasil studi kelayakan diperoleh alternatif 
   dan jarak koordinat lokasi (dalam satuan puluhan kilometer) 
   sebagai berikut :

• Alternatif lokasi P (‐10, 7)
• Alternatif lokasi Q (5, ‐30)
• Alternatif lokasi R (10, 0)

  Daerah pemasaran yang harus dipenuhi kebutuhannya terletak 
  di 5 (lima) kota dengan koordinat dan kebutuhan masing‐
  masing (dalam satuan ton) sebagai berikut :




                                                                               46
01/11/2011




  Daerah Pemasaran :                             Demand (ton)
     Pemasaran A (2, ‐15)                                 5
    Pemasaran B (‐5, ‐10)                                10
  Pemasaran C (8, 8)                                        8
    Pemasaran D (0, ‐7)                                  15
    Pemasaran E (‐15, 8)                                 20

 Dengan menggunakan analisa gravitasi, tentukan lokasi perusahaan 
          perminyakan mana yang seharusnya dipilih ?




                 Metode Kuantitatif
             Transportasi Program Linier

Aplikasi metode transportasi digunakan untuk
menentukan pola distribusi yang terbaik dari lokasi
pabrik ke daerah pemasaran tertentu. Keputusan yang
dipilih didasarkan pada lokasi yang memberikan total
biaya terkecil.

Dalam menyelesaikan masalah trensportasi ada
beberapa cara/metode yang dapat digunakan yaitu :
cara/metode heuristics, vogel dan north west corner.




                                                                            47
01/11/2011




 Contoh persoalan pemakaian metode transportasi 
         untuk memilih lokasi yang baik.

   Perusahan XYZ mempunyai dua pabrik di kota 
 Semarang dan Bandung yang mensuplai produk ke 
    empat daerah pemasaran yaitu : Jogja, Solo, 
            Purwokerto dan Magelang. 
  Berkaitan dengan permintaan produk yang terus 
   meningkat perusahaan merencanakan untuk 
       membangun sebuah pabrik baru lagi.




Alternatif lokasi yang diusulkan adalah : di kota Surabaya atau kota 
                               Malang  
 Data mengenai kapasitas produksi, biaya transportasi, serta data 
 kebutuhan (demand) untuk masing‐masing daerah seperti dalam 
                tabel berikut (dlm puluhan ribu rp) :


     Lokasi              Daerah Pemasaran                 Kapasitas
                                                          (ton/mgg)
                 Jogja    Solo     P Kerto   Mg-lang
 Semarang         18       20        25        15             650
 Bandung          40       45        30        42             600
 Surabaya         55       50        60        55      tak terbatas
 Malang           58       55        62        60      tak terbatas

    Demand       400      500       300       450            1650
   (ton/mgg)




                                                                               48
01/11/2011




Dengan analisa secara terpisah antara alternatif lokasi di kota Surabaya 
  dan Malang, maka dapat dialokasikan ke setiap daerah pemasaran 
  dengan memperhatikan kapasitas masing‐masing pabrik yang ada.

                            Alternatif lokasi Surabaya


         Lokasi                         Daerah Pemasaran                           Kapasitas
                                                                                   (ton/mgg)
                         Jogja          Solo       P Kerto         Mg-lang

     Semarang               18             20             25             15            650



     Bandung                40             45             30             42            600



     Surabaya               55            50              60             55            400



         Demand          400             500         300              450              1650
        (ton/mgg)




     Iterasi 1 analisa untuk alternatif lokasi pabrik di Surabaya




                Lokasi                Daerah Pemasaran                        Kapasitas
                          Jogja         Solo    P Kerto        Mg-lang        (ton/mgg)
          Semarang               18        20        25             15
                                                                                650
                           200                                  450
          Bandung                40        45       30              42
                                                                                600
                           200          100      300
          Surabaya               55        50       60             55
                                                                                400
                                        400
            Demand
           (ton/mgg)       400          500      300            450             1650




                                                                                                      49
01/11/2011




     Perhitungan transportasi iterasi 1 unt alternatif lokasi SBY

     From                 To           Shipment        Cost/profit           Oport.
                                                                             Cost
Semarang          Jogja                  200                  18               0
Semarang           Solo                    0                  20               -3
Semarang          P Kerto                  0                  25              17
Semarang          Magelang               450                  15               0
Bandung           Jogja                  200                  40               0
Bandung           Solo                   100                  45               0
Bandung           P Kerto                300                  30               0
Bandung           Magelang                 0                  42               5
Surabaya          Jogja                    0                  55              10
Surabaya          Solo                   400                  50               0
Surabaya          P Kerto                  0                  60              25
Surabaya          Magelang                 0                  55              13
                  Minimized OBJ = 51.850




       Iterasi 2 (perbaikan) unt alternatif lokasi pabrik di Sby.


             Lokasi                      Daerah Pemasaran                    Kapasitas
                                                                             (ton/mgg)

                 60
                 50
                 55
                 30
                 45
                 40
                 18            Jogja       Solo     P Kerto        Mg-lang


    Semarang                      18           20       25             15
                                                                               650
                               100         100                      450
    Bandung                       40           45       30             30
                                                                               600
                               300                   300
    Surabaya                      50           50      60              55
                                                                               400
                                           400
             Demand
            (ton/mgg)          400         500       300            450        1650




                                                                                                50
01/11/2011




    Perhitungan Transportasi Iterasi 2 unt alternatif lokasi SBY


     From                   To            Shipment         Cost/profit           Oport.
                                                                                  Cost
Semarang        Jogja                       100                18                  0
Semarang        Solo                        100                20                  0
Semarang        P Kerto                      0                 25                 17
Semarang        Magelang                    450                15                  0
Bandung         Jogja                       300                40                  0
Bandung         Solo                         0                 45                  3
Bandung         P Kerto                     300                30                  0
Bandung         Magelang                     0                 42                  5
Surabaya        Jogja                        0                 55                  7
Surabaya        Solo                        400                50                  0
Surabaya        P Kerto                      0                 60                 22
Surabaya        Magelang                     0                 55                 10
               Minimized OBJ = 51.550




                             Alternatif lokasi Malang

    Lokasi                       Daerah Pemasaran                        Kapasitas
                                                                         (ton/mgg)
                    Jogja         Solo           P Kerto   Mg-lang
               58
               40
               18

                       18            20              25        15
   Semarang                                                                650


                       40            45              30        42
   Bandung                                                                 600


                       58            55              62        60
   Malang                                                                  400


    Demand
   (ton/mgg)        400           500             300       450            1650




                                                                                                 51
01/11/2011




    Iterasi 1 analisa untuk alternatif lokasi pabrik di Malang


                                 Daerah Pemasaran                      Kapasitas
         Lokasi    58
                   45
                   40
                   18                                                  (ton/mgg)
                        Jogja      Solo       P Kerto   Mg-lang


   Semarang                18         20           25       15
                                                                         650
                        200                              450
   Bandung                 40         45           30       42
                                                                         600
                        200        100         300
   Malang                   58        55           62       60
                                                                         400
                                   400
      Demand
     (ton/mgg)          400        500         300       450             1650




   Perhitungan transportasi iterasi 1 unt alternatif lokasi Mlg.
     From                   To             Shipment        Cost/profit             Oport.
                                                                                    Cost
Semarang            Jogja                    200                  18                 0
Semarang            Solo                      0                   20                 -3
Semarang            P Kerto                   0                   25                17
Semarang            Magelang                 450                  15                 0
Bandung             Jogja                    200                  40                 0
Bandung             Solo                     100                  45                 0
Bandung             P Kerto                  300                  30                 0
Bandung             Magelang                  0                   42                 3
Malang              Jogja                     0                   58                 8
Malang              Solo                     400                  55                 0
Malang              P Kerto                   0                   62                19
Malang              Magelang                  0                   60                13
                  Minimized OBJ = 53.850




                                                                                                   52
01/11/2011




    Iterasi 2 (perbaikan) untuk alternatif lokasi pabrik di Malang


                                Daerah Pemasaran                               Kapasitas
     Lokasi                                                                    (ton/mgg)
                  Jogja          Solo            P Kerto         Mg-lang


 Semarang                 18            20              25            15
                                                                                 650
                  100          100                                  450
 Bandung                  40            45            30                  42
                                                                                 600
                  300                             300
 Malang                   58            55              62                60
                                                                                 400
                                 400
    Demand
   (ton/mgg)      400            500              300               450          1650




    Perhitungan transportasi iterasi 2 untuk alternatif lokasi Mlg
     From              To            Shipment              Cost/profit         Oport.
                                                                                Cost
Semarang       Jogja                     100                   18                0
Semarang       Solo                      100                   20                0
Semarang       P Kerto                       0                 25                17
Semarang       Magelang                  450                   15                0
Bandung        Jogja                     300                   40                0
Bandung        Solo                          0                 45                3
Bandung        P Kerto                   300                   30                0
Bandung        Magelang                      0                 42                5
Malang         Jogja                         0                 58                5
Malang         Solo                      400                   55                0
Malang         P Kerto                       0                 62                19
Malang         Magelang                      0                 60                10
               Minimized OBJ = 53.550




                                                                                                  53
01/11/2011




Berdasarkan perhitungan diatas jika dibangun pabrik di lokasi
Surabaya biaya transportasinya sebesar Rp 51.550,‐ dan jika
dibangun pabrik di lokasi Malang biaya transportasinya
sebesar Rp 53.550‐, dengan demikian pendirian pabrik yang
lebih menguntungkan adalah di lokasi Surabaya.




Macam Tipe Tata Letak Fasilitas

• Tata Letak Produk 
  (Product Lay Out = Aliran produk). 
• Tata Letak Proses 
  (Process Lay Out = Aliran proses). 
• Tata Letak Posisi Tetap 
  (Fixed Position Lay Out). 
• Tata Letak Kelompok Produk 
  (Product Famili/Group Teknologi)




                                                                       54
01/11/2011




                       Tata Letak Produk :

•    Semua fasilitas produksi diatur/ditempatkan dalam satu 
     departemen khusus.
•    Diaplikasikan untuk industri skala besar dan proses 
     produksinya berlangsung secara kontinyu.
•    Industri Gula, semen, kertas, perakitan (mobil, elektronik).

Pertimbangan atas dasar Tata Letak Produk :
1. Produk yang dibuat hanya satu atau beberapa produk  
     standar.
2. Produk dibuat dalam jumlah/volume besar untuk jangka 
     waktu relatif lama.
3. Keseimbangan lintasan produksi lebih baik.




4.   Satu mesin hanya digunakan unt satu macam proses kerja.
5.   Aktivitas inspeksi selama proses produksi relatif sedikit.
6.   Aktivitas MH dari satu SK ke SK yang lain dapat dilaksanakan 
     secara mekanis.




                                                                            55
01/11/2011




 Bahan   Gudang                                     Gudang   Produk
 Baku    Bahan     SK-1    SK-2    SK-3    SK-4     Produk    Jadi
          Baku                                       Jadi

         A



                       1             3
                             2               4
   A              Press
                                           Penge-
                           Bubut   Drill    pakan              A
             1


   B                                                  2
                   1                       4
                             2       3
                                         Penge-                B
                  Gerinda Frais    Bubut pakan




                  Tata Letak Aliran Produk




 Keuntungan :
1. MHC rendah sebagai akibat Lay Out disusun berdasarkan 
   urutan operasi, shg jarak perpindahan bahan minimum.
2. Total waktu yang dipergunakan untuk produksi relatif 
   singkat.
3. Work In Procces jarang terjadi karena lintasan produksi 
   sudah seimbang. Output satu proses langsung dipergunakan 
   sebagai input proses berikutnya. 
4. Tiap unit produksi atau SK memerlukan luas area yang 
   minimal karena tidak diperlukan WIP Storege.




                                                                             56
01/11/2011




Kerugian :
1. Breakdown dari satu mesin menyebabkan terhentinya seluruh 
    aliran produksi. 
2. Jika terjadi perubahan terhadap desain produk, maka akan 
    merubah aliran produk dan lay out. 
3. Kelancaran proses produksi akan ditentukan oleh proses mesin 
    yang paling lambat. 
4. Memerlukan investasi mesin tinggi (Special Purpose Machine).
Tata Letak Proses :
•    Denaturant dan penempatan mesin/fasilitas  produksi yang 
     semacam dalam satu departemen. 
•    Semua fasilitas produksi yang memiliki ciri/fungsi kerja yang sama 
     diletakan dalam satu departemen.
•    Diaplikasikan pada industri berskala kecil.
•    Faktor manufaktur dan jasa pelayanan.




                           Pertimbangan :

1.   Produk yang dibuat berbagai macam model/type dan tiap 
     model dibuat dalam jumlah kecil serta jangka waktu yang 
     relatif singkat. 
2.   Aktivitas berubah‐ubah sehingga studi waktu dan gerak 
     untuk menentukan metode dan waktu standar sulit 
     dilakukan.
3.   Sulit mengatur line balanchng antar operator dan mesin.
4.   Memerlukan pengawasan yang ekstra selama proses 
     operasi.
5.   Satu jenis mesin dapat melakukan bebagai macam produk 
     (General Purpose).
6.   Banyak menggunakan peralatan berat untuk kegiatan MH.




                                                                                  57
01/11/2011




     Bahan      Gudang Bahan                                                 Gudang      Produk
     Baku           Baku        SK-1      SK-2   SK-3            SK-4      Produk Jadi    Jadi
                 A



                                Press   Bubut        Drill       Gerinda


                                             3                    4


       A                         1        2      2           4                             A
                     1                                                        2
                                                             4
      B                          1                                                         B
                                         3
                               Penge-                            4
                                        Frais
                               coran

                                                      Pengepakan




                         Tata Letak Aliran Proses




                                        Keuntungan :
1.         Investasi mesin dan fasilitas produksi rendah, karena mesin yang 
           digunakan mesin‐mesin type umum (General Purpose).
2.         Jika terjadi breakdown mesin mudah diatasi, yaitu dengan 
           memindahkan ke mesin lain.
3.         Karena ada spesialisasi kerja, aktivitas supervisi lebih baik dan efisien.
Kerugian :
1.   Karenna lintasan produksi lebih panjang, MHC lebih mahal. 
2.   Total waktu produksi lebih lama, WIP lebih banyak dijumpai karena 
     waktu operasi sulit diseimbangkan.
3.   Karena diversifikasi produk adalah job order, maka diperlukan operator 
     skill tinggi.




                                                                                                         58
01/11/2011




                        Tata Letak Posisi Tetap :
     • Material dan komponen dari produk utama akan
       ditempatkan pada posisi tetap, sedangkan fasilitas
       produksi seperti tools, mesin, manusia serta komponen‐
       komponen kecil akan bergerak menuju lokasi material atau
       komponen produk utama.
     • Diaplikasikan pada industri yang menghasilkan produk‐
       produk skala ukuran besar : Industri pesawat, kapal dll.

                                        Mesin-2


             Mesin-2      Produk        Mesin-2
                          Utama


                                   Tata Letak Fixed Position




                         Keuntungan :

1.   Karena posisi material dan komponen produk utama tetap, 
     maka MH dapat dikurangi.
2.   Fleksibilitas kerja tinggi, karena fasilitas produksi dapat 
     diakomodasikan untuk mengantisipasi perubahan dalam 
     rancangan produk.
Kerugian :
1. Adanya peningkatan frekuensi pemindahan fasilitas
   produksi atau operato pada saat proses operasi.
2. Memerlukan operator dengan skill tinggi.
3. Membutuhkan space area yang luas untuk peralatan
   kerja dan WIP.
4. Memerlukan pengawasan dan koordinasi kerja yang
   ketat.




                                                                           59
01/11/2011




Product Family (Group Tecnology) :
 Didasarkan pada pengelompokan produk atau
  komponen yang akan dibuat.
 Pada dasarnya merupakan kombinasi dari product lay
  out dan procces lay out.
 Produk-produk yang tidak identik dikelompokan
  berdasarkan langkah pemrosesan, bentuk, mesin atau
  peralatan.
Keuntungan :
• Dengan pengelompokan produk sesuai dengan proses
  pembuatannya, maka pendayagunaan mesin akan
  diperoleh secara maksimal.
• Jarak perpindahan material      lebih pendek sehingga
  lintasan aliran lebih lancar.
• Memiliki keuntungan yang bisa diperoleh dari produk lay
  out dan proses lay out.
• Umumnya menggunakan mesin-mesin general purpose
  sehingga investasinya juga lebih rendah.




  A     Bubut        Bor      Gerinda     Perakitan




        Milling   Perakitan     Bor       Finising




  B     Press     Bubut         Bor       Press       Perakitan
  C




        Gerinda     Bor       Perakitan     Bor       Gerinda




                  Tata Letak Group Teknologi




                                                                         60
01/11/2011




Kerugian :
1. Diperlukan TK dengan skill tinggi.
2. Kelancaran kerja sangat tergantung pada kegiatan 
   pengendalian produksi terutama aliran kerja.
3. Jika keseimbangan aliran sulit dicapai maka diperlukan WIP 
   Storage. 
4. Beberapa kerugian dari product dan procces lay out juga 
   akan dijumpai. 
5. Kesempatan untuk mengaplikasikan faslitas produksi tipe 
   special purpose sulit dilakukan.




                  Modul V : Optimasi

Kompetensi Pokok Bahasan :
 Mampu           melakukan      penilaian/evaluasi,
  membandingkan dan menjaring berbagai pilihan
  jawaban, sehingga dapat mengambil keputusan
  yang terbaik.
 Mampu menyelesaikan persoalan‐persoalan dengan
  pertimbangan criteria‐criteria dan pembatas‐
  pembatas tertentu dengan tujuan mengoptimalkan
  hasil yang ingin dicapai.




                                                                        61
01/11/2011




                         OPTIMASI :
                         PROGRAM DINAMIS
• Program Dinamis
  Suatu teknik optimasi untuk menyelesaikan masalah yang
  melibatkan sekumpulan pengambilan keputusan yang saling
  berhubungan, dengan tujuan agar secara keseluruhan
  mencapai keefektifan.

• Prinsip Optimasi Bellman :
  Menyatakan bahwa suatu kebijakan menyeluruh yang optimal
  harus dibentuk oleh sub‐sub kebijakan yang optimal pula.
  Dalam program dinamis keputusan mendatang ditentukan
  berdasarkan keputusan saat ini, keputusan saat ini ditentukan
  berdasarkan keputusan kemarin dan keduanya saling
  mempengaruhi.




Keputusan mendatang                              Keputuam saat ini

                         dipengaruhi


  Keputusan saat ini                             Keputusan kemarin

Penggunaan Program Dinamis :
1. Pemilihan route/jalur terpendek.
   ‐ Seseorang yang akan pergi kesuatu tujuan.
   ‐ Pembuatan jaringan pipa/listrik dll.
2.    Permasalah Produksi.
   ‐ Pemesanan persediaan. 
   ‐ Perencanaan produksi. 
   ‐ Penjadwalan perbaikan mesin dll.




                                                                            62
01/11/2011




                                Contoh  :
 Skema jaringan jalan beserta lama waktu  tempuhnya dalam menit, 
                          seperti di bawah ini. 
 Pilihlah route state A (asal) ke state I (tujuan) yang dapat ditempuh 
                              paling cepat. 

              G                             H
                                                                         I
                              3                       10


                                                7                                Stage 5
              3


                  F           9                 E     7                      D



                                                5                                Stage 4
              10

                              8                     12
              A                             B                        C
                                                                             Stage 3
                                  Stage 1           Stage 2




                            Penyelesaian :
 Perhitungan dari I ke A secara mundur daimulai dari stage (tahap) 4

                                Tahap 4 :
Jika dimulai dari tahap 4, terdapat dua route submasalah dimulai dari 
  H (state H) ke I dan dimulai dari D ke I. Berarti hanya terdapat satu 
   pilihan, route manakah yang mempunyai waktu tercepat. Sudah 
   barang tentu route H‐I mempunyai waktu tercepat 10 menit, dan 
               keputusan optimumnya adalah route H‐I.




      State           Keputusan         Keputusan          Waktu tercepat
                          I              Optimum            ke I (menit)

        H                10                 I                   10
        D                11                 I                   11




                                                                                                  63
01/11/2011




Tahap 3 :
• Dari tahap 3, terdapat tiga route submasalah, yaitu dari state 
  G, E, C. Route manakah yang tercepat apabila tujuannya ke I. 
• Untuk mencapai ke I harus terlebih dahulu melewati D atau H. 
  Berarti hanya tersedia dua keputusan. Jika keputusannya 
  adalah route G‐H waktu yang ditempuh adalah 8 menit. 
  Dengan demikian total waktu yang ditempuh adalah 18 menit 
  (tercepat).
• Jika route yang ditempuh adalah E‐H, maka waktu yang 
  dempuh untuk mencapai I adalah 7 menit ditambah jarak dari 
  H ke I (10 menit), sehingga total waktu yang ditempuh adalah 
  17 menit. 
• Jika route yang ditempuh adalah E‐D, maka waktu yang 
  ditempuh 7 menit ditambah 11 menit, sehingga total 18 
  menit.
• Jika dimulai route C‐D, maka waktu yang ditempuh adalah 9 
  menit ditambah 11 menit, sehingga total waktu yang ditempu 
  adalah 20 menit.




State         Keputusan          Keputusan               Waktu tercepat
             H         D          Optimum                 ke I (menit)

 G           18        -            H                         18
 E           17        18           H                         17
 C           -         20           D                         20



                          Tahap 2 :
Dengan cara yang sama seperti dalam tahap 4 dan 3, maka tabel 
           analisa tahap 2 adalah sebagai berikut :

     State             Keputusan             Keputusan      Waktu tercepat
                                              Optimum        ke I (menit)
                  G         E         C

        F         21        26          -       G                  21

      B           -         22       32         E                  22




                                                                                    64
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri
Pengantar teknik industri

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Modul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
Modul 01 : Pengantar Pemodelan SistemModul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
Modul 01 : Pengantar Pemodelan SistemArif Rahman
 
Pengantar teknik industri 1 andik diyan
Pengantar teknik industri 1 andik diyanPengantar teknik industri 1 andik diyan
Pengantar teknik industri 1 andik diyanAndik Wicaksana
 
Pengantar teknik indutri
Pengantar teknik indutriPengantar teknik indutri
Pengantar teknik indutriHIMTI
 
(1)pengendalian kualitas
(1)pengendalian kualitas(1)pengendalian kualitas
(1)pengendalian kualitasMoch Willy
 
Temu 2 (peta peta kerja) analisis & pengukuran kerja
Temu 2 (peta peta kerja) analisis & pengukuran kerjaTemu 2 (peta peta kerja) analisis & pengukuran kerja
Temu 2 (peta peta kerja) analisis & pengukuran kerjaHari Sumartono
 
Pendahuluan Ilmu Teknik Industri
Pendahuluan Ilmu Teknik IndustriPendahuluan Ilmu Teknik Industri
Pendahuluan Ilmu Teknik IndustriHIMTI
 
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)Try Martanto
 
Pengantar-Teknik-Industri-PPT-Powerpoint-Presentasi.ppt
Pengantar-Teknik-Industri-PPT-Powerpoint-Presentasi.pptPengantar-Teknik-Industri-PPT-Powerpoint-Presentasi.ppt
Pengantar-Teknik-Industri-PPT-Powerpoint-Presentasi.pptdpmdbusel
 
Sejarah dan contoh perkembangan teknik industri
Sejarah dan contoh perkembangan teknik industriSejarah dan contoh perkembangan teknik industri
Sejarah dan contoh perkembangan teknik industriKhairun Nas
 
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan BahanMercu Buana University
 
Simulasi dengan menggunakan ProModel Software
Simulasi dengan menggunakan ProModel SoftwareSimulasi dengan menggunakan ProModel Software
Simulasi dengan menggunakan ProModel SoftwareMega Audina
 
Pengendalian dan Penjaminan Mutu
Pengendalian dan Penjaminan MutuPengendalian dan Penjaminan Mutu
Pengendalian dan Penjaminan MutuNuri Kartini
 
Pengantar Tata Letak Fasilitas
Pengantar Tata Letak FasilitasPengantar Tata Letak Fasilitas
Pengantar Tata Letak FasilitasWisnu Dewobroto
 
Modul 05 Pemodelan Konseptual
Modul 05 Pemodelan KonseptualModul 05 Pemodelan Konseptual
Modul 05 Pemodelan KonseptualArif Rahman
 
4. pengukuran waktu baku
4. pengukuran waktu baku4. pengukuran waktu baku
4. pengukuran waktu bakuDjoe343536
 

La actualidad más candente (20)

Modul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
Modul 01 : Pengantar Pemodelan SistemModul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
Modul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
 
Pengantar teknik industri 1 andik diyan
Pengantar teknik industri 1 andik diyanPengantar teknik industri 1 andik diyan
Pengantar teknik industri 1 andik diyan
 
Pti01 pengantar
Pti01 pengantarPti01 pengantar
Pti01 pengantar
 
Pengantar teknik indutri
Pengantar teknik indutriPengantar teknik indutri
Pengantar teknik indutri
 
(1)pengendalian kualitas
(1)pengendalian kualitas(1)pengendalian kualitas
(1)pengendalian kualitas
 
Temu 2 (peta peta kerja) analisis & pengukuran kerja
Temu 2 (peta peta kerja) analisis & pengukuran kerjaTemu 2 (peta peta kerja) analisis & pengukuran kerja
Temu 2 (peta peta kerja) analisis & pengukuran kerja
 
03. Konsep Perancangan Produk
03. Konsep Perancangan Produk03. Konsep Perancangan Produk
03. Konsep Perancangan Produk
 
Pendahuluan Ilmu Teknik Industri
Pendahuluan Ilmu Teknik IndustriPendahuluan Ilmu Teknik Industri
Pendahuluan Ilmu Teknik Industri
 
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
 
Pengantar-Teknik-Industri-PPT-Powerpoint-Presentasi.ppt
Pengantar-Teknik-Industri-PPT-Powerpoint-Presentasi.pptPengantar-Teknik-Industri-PPT-Powerpoint-Presentasi.ppt
Pengantar-Teknik-Industri-PPT-Powerpoint-Presentasi.ppt
 
Sejarah dan contoh perkembangan teknik industri
Sejarah dan contoh perkembangan teknik industriSejarah dan contoh perkembangan teknik industri
Sejarah dan contoh perkembangan teknik industri
 
Shadow Price
Shadow PriceShadow Price
Shadow Price
 
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
 
Simulasi dengan menggunakan ProModel Software
Simulasi dengan menggunakan ProModel SoftwareSimulasi dengan menggunakan ProModel Software
Simulasi dengan menggunakan ProModel Software
 
Materi Dasar Gambar Teknik
Materi Dasar Gambar TeknikMateri Dasar Gambar Teknik
Materi Dasar Gambar Teknik
 
Pengendalian dan Penjaminan Mutu
Pengendalian dan Penjaminan MutuPengendalian dan Penjaminan Mutu
Pengendalian dan Penjaminan Mutu
 
Pengantar Tata Letak Fasilitas
Pengantar Tata Letak FasilitasPengantar Tata Letak Fasilitas
Pengantar Tata Letak Fasilitas
 
Modul 05 Pemodelan Konseptual
Modul 05 Pemodelan KonseptualModul 05 Pemodelan Konseptual
Modul 05 Pemodelan Konseptual
 
4. pengukuran waktu baku
4. pengukuran waktu baku4. pengukuran waktu baku
4. pengukuran waktu baku
 
Work sampling
Work samplingWork sampling
Work sampling
 

Similar a Pengantar teknik industri

pengantar-teknik-industri.ppt
pengantar-teknik-industri.pptpengantar-teknik-industri.ppt
pengantar-teknik-industri.pptBerbagiIlmu8
 
modul ke 1 TI
modul ke 1 TImodul ke 1 TI
modul ke 1 TIHIMTI
 
TIN103_PTI Intro. to IE, (Session 1), Kls. KK_D3, 02-23.24.pptx
TIN103_PTI Intro. to IE, (Session 1), Kls. KK_D3, 02-23.24.pptxTIN103_PTI Intro. to IE, (Session 1), Kls. KK_D3, 02-23.24.pptx
TIN103_PTI Intro. to IE, (Session 1), Kls. KK_D3, 02-23.24.pptxashaby
 
sarjana teknik industri
sarjana teknik industrisarjana teknik industri
sarjana teknik industrifadkur rohman
 
TIN103_PTI Intro. to IE, (Session 1), Kls. KK_D3, 02-23.24 (2).pdf
TIN103_PTI Intro. to IE, (Session 1), Kls. KK_D3, 02-23.24 (2).pdfTIN103_PTI Intro. to IE, (Session 1), Kls. KK_D3, 02-23.24 (2).pdf
TIN103_PTI Intro. to IE, (Session 1), Kls. KK_D3, 02-23.24 (2).pdfashaby
 
Pengantar teknik-industri-pertemuan-1
Pengantar teknik-industri-pertemuan-1Pengantar teknik-industri-pertemuan-1
Pengantar teknik-industri-pertemuan-1Khairun Nas
 
1. pengertian dan lingkup teknik industri
1. pengertian dan lingkup teknik industri1. pengertian dan lingkup teknik industri
1. pengertian dan lingkup teknik industriSaidina Ali Zulfikar
 
Bab 1 Revolusi Industri 4.0.pptx
Bab 1 Revolusi Industri 4.0.pptxBab 1 Revolusi Industri 4.0.pptx
Bab 1 Revolusi Industri 4.0.pptxIrfanrusydiTriyanto
 
PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI pertemuan1.pptx
PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI pertemuan1.pptxPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI pertemuan1.pptx
PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI pertemuan1.pptxkimiguruyu
 
Konsep engineering.pptx
Konsep engineering.pptxKonsep engineering.pptx
Konsep engineering.pptxDwiPratiwi50
 
3.2. b. CP_Dasar-dasar Teknik Mesin_LAYOUTED.pdf
3.2. b. CP_Dasar-dasar Teknik Mesin_LAYOUTED.pdf3.2. b. CP_Dasar-dasar Teknik Mesin_LAYOUTED.pdf
3.2. b. CP_Dasar-dasar Teknik Mesin_LAYOUTED.pdfBsIsmail1
 
Pengantar Rekayasa.pptx
Pengantar Rekayasa.pptxPengantar Rekayasa.pptx
Pengantar Rekayasa.pptxD3KPLN2019
 
Teknik industri
Teknik industriTeknik industri
Teknik industriAriIsmawan
 
2 engineering
2 engineering2 engineering
2 engineeringReza4646
 
2.5 DASAR-DASAR TEKNIK ELEKTRONIKA-ok.pdf
2.5 DASAR-DASAR TEKNIK ELEKTRONIKA-ok.pdf2.5 DASAR-DASAR TEKNIK ELEKTRONIKA-ok.pdf
2.5 DASAR-DASAR TEKNIK ELEKTRONIKA-ok.pdfHAMDIANAST
 
2.5 dasar dasar teknik elektronika-ok
2.5 dasar dasar teknik elektronika-ok2.5 dasar dasar teknik elektronika-ok
2.5 dasar dasar teknik elektronika-okRohadiBantul1
 
Dask 1 pengantar
Dask  1 pengantarDask  1 pengantar
Dask 1 pengantarniar100
 

Similar a Pengantar teknik industri (20)

pengantar-teknik-industri.ppt
pengantar-teknik-industri.pptpengantar-teknik-industri.ppt
pengantar-teknik-industri.ppt
 
pengantar-teknik-industri.ppt
pengantar-teknik-industri.pptpengantar-teknik-industri.ppt
pengantar-teknik-industri.ppt
 
pengantar-teknik-industri.ppt
pengantar-teknik-industri.pptpengantar-teknik-industri.ppt
pengantar-teknik-industri.ppt
 
modul ke 1 TI
modul ke 1 TImodul ke 1 TI
modul ke 1 TI
 
TIN103_PTI Intro. to IE, (Session 1), Kls. KK_D3, 02-23.24.pptx
TIN103_PTI Intro. to IE, (Session 1), Kls. KK_D3, 02-23.24.pptxTIN103_PTI Intro. to IE, (Session 1), Kls. KK_D3, 02-23.24.pptx
TIN103_PTI Intro. to IE, (Session 1), Kls. KK_D3, 02-23.24.pptx
 
sarjana teknik industri
sarjana teknik industrisarjana teknik industri
sarjana teknik industri
 
TIN103_PTI Intro. to IE, (Session 1), Kls. KK_D3, 02-23.24 (2).pdf
TIN103_PTI Intro. to IE, (Session 1), Kls. KK_D3, 02-23.24 (2).pdfTIN103_PTI Intro. to IE, (Session 1), Kls. KK_D3, 02-23.24 (2).pdf
TIN103_PTI Intro. to IE, (Session 1), Kls. KK_D3, 02-23.24 (2).pdf
 
Pengantar teknik-industri-pertemuan-1
Pengantar teknik-industri-pertemuan-1Pengantar teknik-industri-pertemuan-1
Pengantar teknik-industri-pertemuan-1
 
1. pengertian dan lingkup teknik industri
1. pengertian dan lingkup teknik industri1. pengertian dan lingkup teknik industri
1. pengertian dan lingkup teknik industri
 
Bab 1 Revolusi Industri 4.0.pptx
Bab 1 Revolusi Industri 4.0.pptxBab 1 Revolusi Industri 4.0.pptx
Bab 1 Revolusi Industri 4.0.pptx
 
IISE BoK.pptx
IISE BoK.pptxIISE BoK.pptx
IISE BoK.pptx
 
PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI pertemuan1.pptx
PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI pertemuan1.pptxPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI pertemuan1.pptx
PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI pertemuan1.pptx
 
Konsep engineering.pptx
Konsep engineering.pptxKonsep engineering.pptx
Konsep engineering.pptx
 
3.2. b. CP_Dasar-dasar Teknik Mesin_LAYOUTED.pdf
3.2. b. CP_Dasar-dasar Teknik Mesin_LAYOUTED.pdf3.2. b. CP_Dasar-dasar Teknik Mesin_LAYOUTED.pdf
3.2. b. CP_Dasar-dasar Teknik Mesin_LAYOUTED.pdf
 
Pengantar Rekayasa.pptx
Pengantar Rekayasa.pptxPengantar Rekayasa.pptx
Pengantar Rekayasa.pptx
 
Teknik industri
Teknik industriTeknik industri
Teknik industri
 
2 engineering
2 engineering2 engineering
2 engineering
 
2.5 DASAR-DASAR TEKNIK ELEKTRONIKA-ok.pdf
2.5 DASAR-DASAR TEKNIK ELEKTRONIKA-ok.pdf2.5 DASAR-DASAR TEKNIK ELEKTRONIKA-ok.pdf
2.5 DASAR-DASAR TEKNIK ELEKTRONIKA-ok.pdf
 
2.5 dasar dasar teknik elektronika-ok
2.5 dasar dasar teknik elektronika-ok2.5 dasar dasar teknik elektronika-ok
2.5 dasar dasar teknik elektronika-ok
 
Dask 1 pengantar
Dask  1 pengantarDask  1 pengantar
Dask 1 pengantar
 

Más de Soim Ahmad

Sholawat al faatih
Sholawat al faatihSholawat al faatih
Sholawat al faatihSoim Ahmad
 
Sholawat tibbil qulub
Sholawat tibbil qulubSholawat tibbil qulub
Sholawat tibbil qulubSoim Ahmad
 
Sholawat tibbil qulub
Sholawat tibbil qulubSholawat tibbil qulub
Sholawat tibbil qulubSoim Ahmad
 
Peran adi sebagai fasilitator menciptakan iklim entrepreneurship berbasis sya...
Peran adi sebagai fasilitator menciptakan iklim entrepreneurship berbasis sya...Peran adi sebagai fasilitator menciptakan iklim entrepreneurship berbasis sya...
Peran adi sebagai fasilitator menciptakan iklim entrepreneurship berbasis sya...Soim Ahmad
 
Marketing plan
Marketing planMarketing plan
Marketing planSoim Ahmad
 
Cerita motivasi
Cerita motivasiCerita motivasi
Cerita motivasiSoim Ahmad
 
Modul 7 kalkulus ekstensi
Modul 7 kalkulus ekstensiModul 7 kalkulus ekstensi
Modul 7 kalkulus ekstensiSoim Ahmad
 
Modul 6 kalkulus ekst
Modul 6 kalkulus ekstModul 6 kalkulus ekst
Modul 6 kalkulus ekstSoim Ahmad
 
Modul 4 5 kalkulus-ekstensi
Modul 4 5 kalkulus-ekstensiModul 4 5 kalkulus-ekstensi
Modul 4 5 kalkulus-ekstensiSoim Ahmad
 
Modul 1 2 kalkulus-ekstensi
Modul 1 2 kalkulus-ekstensiModul 1 2 kalkulus-ekstensi
Modul 1 2 kalkulus-ekstensiSoim Ahmad
 
Bab iii limit n fs kontinu
Bab iii limit n fs kontinuBab iii limit n fs kontinu
Bab iii limit n fs kontinuSoim Ahmad
 
Terjemah kitab safinatun najah lengkap
Terjemah kitab safinatun najah lengkapTerjemah kitab safinatun najah lengkap
Terjemah kitab safinatun najah lengkapSoim Ahmad
 
Terjemahan safinatun najah
Terjemahan safinatun najahTerjemahan safinatun najah
Terjemahan safinatun najahSoim Ahmad
 

Más de Soim Ahmad (20)

Sholawat al faatih
Sholawat al faatihSholawat al faatih
Sholawat al faatih
 
Sholawat tibbil qulub
Sholawat tibbil qulubSholawat tibbil qulub
Sholawat tibbil qulub
 
Sholawat tibbil qulub
Sholawat tibbil qulubSholawat tibbil qulub
Sholawat tibbil qulub
 
Peran adi sebagai fasilitator menciptakan iklim entrepreneurship berbasis sya...
Peran adi sebagai fasilitator menciptakan iklim entrepreneurship berbasis sya...Peran adi sebagai fasilitator menciptakan iklim entrepreneurship berbasis sya...
Peran adi sebagai fasilitator menciptakan iklim entrepreneurship berbasis sya...
 
Marketing plan
Marketing planMarketing plan
Marketing plan
 
Business plan
Business planBusiness plan
Business plan
 
Cerita motivasi
Cerita motivasiCerita motivasi
Cerita motivasi
 
Pertemuan 3
Pertemuan 3Pertemuan 3
Pertemuan 3
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Modul 7 kalkulus ekstensi
Modul 7 kalkulus ekstensiModul 7 kalkulus ekstensi
Modul 7 kalkulus ekstensi
 
Modul 6 kalkulus ekst
Modul 6 kalkulus ekstModul 6 kalkulus ekst
Modul 6 kalkulus ekst
 
Modul 4 5 kalkulus-ekstensi
Modul 4 5 kalkulus-ekstensiModul 4 5 kalkulus-ekstensi
Modul 4 5 kalkulus-ekstensi
 
Modul 1 2 kalkulus-ekstensi
Modul 1 2 kalkulus-ekstensiModul 1 2 kalkulus-ekstensi
Modul 1 2 kalkulus-ekstensi
 
Bab iii limit n fs kontinu
Bab iii limit n fs kontinuBab iii limit n fs kontinu
Bab iii limit n fs kontinu
 
Terjemah kitab safinatun najah lengkap
Terjemah kitab safinatun najah lengkapTerjemah kitab safinatun najah lengkap
Terjemah kitab safinatun najah lengkap
 
Terjemahan safinatun najah
Terjemahan safinatun najahTerjemahan safinatun najah
Terjemahan safinatun najah
 
Peta kerja
Peta kerjaPeta kerja
Peta kerja
 
Inventory
InventoryInventory
Inventory
 
Forecasting
ForecastingForecasting
Forecasting
 

Pengantar teknik industri

  • 1. 01/11/2011 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI 3 SKS Ir. Arya Wirabhuana, M.Sc Jurusan Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi KOMPETENSI MATA KULIAH • Menguasai pengetahuan dan menerapkan teknik, ketrampilan dan tools di bidang industri. • Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya dan terbiasa dengan penggunaan prinsip matematik, fisika, sains, ekonomi teknik dan rekayasa untuk memecahkan persoalan industri. • Memiliki kemampuan merancang, menanalisis, memperbaiki, mengoperasikan dan menginstalasi sistem integral yang terdiri dari manusia, material, peralatan, informasi dan sumber daya lain. • Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, memformulasi, memecahkan persoalan dan keputusan sistem integral menggunakan alat‐ alat analitik, komputasional, dan atau eksperimental. • Memiliki kemampuan untuk memahami tanggung jawab profesi, etika, dan sosial. 1
  • 2. 01/11/2011 KONTRAK PERKULIAHAN • Diskripsi Perkuliahan Kuliah pengantar teknik industri terdiri dari 7 pokok bahasan meliputi : pengantar, perancangan sistem produksi, perancangan dan pengawasan operasi, perencanaan dan perancangan fasilitas, optimasi, analisis ekonomi teknik, pengendalian kualitas statistik. • Strategi Perkuliahan Kuliah tatap muka mengantarkan pokok bahasan dan menjelaskan isi dari sub pokok bahasan, pendalaman berupa diskusi, studi kasus, latihan mengerjakan soal‐soal secara perorangan dan kelompok. • Kriteria Penilaian Ujian tengah semester (UTS) 20% Ujian akhir semester (UAS) 20% Tugas‐tugas 50% Presensi 10% RENCANA PEMBELAJARAN • Minggu 1 : Penjelasan GBPP dan Kontrak perkuliahan,  pengantar sejarah perkembangan disiplin teknik industri. • Minggu 2, 3 : Perancangan sistem produksi. • Minggu 4, 5 : Perancangan dan pengawasan operasi. • Minggu 6, 7 : Perencanaan dan perancangan fasilitas,  • Minggu 8, 9 : UTS • Minggu 10, 11 : optimasi,  • Minggu 12, 13 : Analisis ekonomi teknik, • Minggu 14, 15 : Ppengendalian kualitas statistik. 2
  • 3. 01/11/2011 BAHAN BACAAN 1. Hilk, Philip E., 1977, Introduction to Industrial Engineering And Management Science, Mc Graw‐Hill Kogukusha, Tokyo. 2. Hari Purnomo, 2004, Pengantar Teknik Industri, Graha Ilmu, Yogyakarta. 3. I Nyoman Pujawan, 1995, Ekonomi Teknik, Guna Widya, Jakarta 4. P. Siagian, 1987, Penelitian Operasional, Universitas Indonesia Press, Jakarta. 5. Sritomo Wignjosoebroto, 1995, Pengantar Teknik Industri, Guna Widya, Jakarta. 6. Wayne C. Turner, 1993, Introduction to Industrial And Systems Engineering, Prentice‐Hall, Inc, New Jersey. MODUL I 3
  • 4. 01/11/2011 Kompetensi Pokok Bahasan :  Memahami permasalahan dalam ruang lingkup teknik industri yang melibatkan manusia, mesin, energi dan informasi secara efisien dan efektif. Sub Pokok bahasan : 1.Definisi 2. Perkembangan teknik industri 3. Peranan disiplin teknik industri 4. Ilmu dasar disiplin teknik industri Definisi Teknik Industri Menurut Engineering Council for Professional Development (ECPD) : Profesi dimana suatu pengetahuan (Mat & IPA) melalui studi, pengalaman & praktek diaplikasikan dengan tujuan untuk mengembangkan cara‐cara mendayagunakan, material dan kekuatan alam secara ekonomis untuk kemanfatan bagi manusia. 4
  • 5. 01/11/2011 Menurut Blanchard Aplikasi sistematis dari kombinasi sumberdaya fisik dan alam dengan suatu cara tertentu untuk menciptakan, mengembangkan, memproduksi dan mendukung suatu produk atau suatu proses dimana secara ekonomis mencakup beberapa bentuk kegunaan bagi manusia. Menurut Institute of Industrial Engineering (IIE) : Disiplin ilmu teknik/engineering yang menangani pekerjaan‐ pekerjaan perancangan (design), perbaikan (improvement), penginstalasian (installation), dan menangani masalah manusia, peralatan, bahan/material, informasi, energi secara efektif dan efisien. Aktifitas-aktivitas yg dpt dilakukan disiplin Teknil Industri (menurut American Institute of Industrial Engineering = AIIE) adalah : 1. Perencanaan dan pemilihan metode kerja dalam proses produksi 2. Pemilihan dan perancangan perkakas kerja serta peralatan yang dibutuhkan dalam proses produksi 3. Desain fasilitas pabrik, termasuk perencanaan tata letak asilitas produksi, peralatan pemindahan material. 5
  • 6. 01/11/2011 4. Desain dan perbaikan sistem perencanaan dan pengendalian untuk distribusi barang/jasa, pengendalian persediaan, pengendalian kualitas 5. Pengembangan system pengendalian ongkos produksi (pengendalian budget, analisa biaya standar produksi, dll). 6. Perancangan dan pengembangan produk. 7. Desain dan pengembangan system pengukuran performans serta standar kerja. 8. Pengembangan dan penerapan system pengupahan dan pemberian insentif. 9. Perencanaan dan pengembangan organisasi, prosedur kerja. 10. Analisa lokasi dengan mempertimbangkan pemasaran, bahan baku, suplai TK. 11. Aktivitas penyelidikan operasional dengan analisa matematik, simulasi, program linier, teori pengambilan keputusan dll. 6
  • 7. 01/11/2011 Perkembangan dan Organisasi yang mendukung berdirinya disiplin Teknik Industri : a. American Society of Mechanical Engineering (ASME). Organisasi ini pertama kali mendiskusikan konsep-konsep teknik industri dan merupakan persemaian dari timbulnya konsep teknik industri. b. Pada thn 1912 berdiri organisasi bernama. The Efficiency Society dan The Society to Promote the Science of Management yang kemudian pada tahun 1915 keduanya bergabung menjadi The Taylor Society. Org ini bertujuan mengembangkan konsep- konsep manajemen umum yang yang diperkenalkan oleh Frederick Winslow Taylor. c. Tahun 1917 berdiri Society of Industrial Engineering (SIE) yang mewadahi para spesialis produksi maupun para manajer sbg pembanding thd filosofi manajemen umum yang telah dikembangkan oleh Taylor. d. Tahun 1917 berdiri Society of Industrial Engineering (SIE) yang mewadahi para spesialis produksi maupun para manajer sbg pembanding thd filosofi manajemen umum yang telah dikembangkan oleh Taylor. e. Tahun 1932 berdiri The Society of Manufacturing Engineer (SME) untuk mengembangkan pengetahuan di bidang manufaktur. 7
  • 8. 01/11/2011 f. Tahun 1936 The taylor Society dan The Society of Industrial Engineering bergabung menjadi The Society for Advancement Management(SAM). g. Program studi Teknik Industri pertama kali dibuka pada tahun 1908 di Pennsylvania State University h. Tahun 1948 berdiri The American Society of Industrial Engineering dengan didukung sekitar 70 negara AIIE berkembang menjadi organisasi internasional dengan nama Institute of Industrial Engineering (IIE). i. Pendidikan Teknik Industri di Indonesia diperkenalkan oleh Bapak Matthias Aroef pada tahun 1958 setelah menyelesaikan studi di Cornell University. j. Tahun 1960 membuka sub jurusan Teknik Produksi di Jurusan Teknik Mesin, sebagai embrio berdirinya Teknik Industri. k.Tahun 1971 berdiri Jurusan Teknik Industri yang terpisah dengan Teknik Mesin yang kemudian mengawali pendidikan Teknik Industri di Indonesia. l. Pada saat ini telah berkembang pendidikan Teknik Industri baik di PTN maupu PTS. M. Tahun 1967 berdiri Persatuan Ahli Teknik Industri (Persati), kemudian pada tahun 1987 berdiri Ikatan Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri Indonesia (ISTMI) sampai saat ini. 8
  • 9. 01/11/2011 Hubungan Disiplin Teknik Industri dengan Disiplin Ilmu lain :  Military Engineering Civil Engineering Mathematica And Physica Mechanical Engineering Chemistry Electrical Engineering Chemical Engineering INDUSTRIAL ENGINEERING Computer Early Managemen Science Philosophy Statistic Operation Researtch INDUSTRIAL SYSTEM ENGINEERING Soscial Science ILMU DASAR DISIPLIN TEKNIK INDUSTRI Ilmu-ilmu operasional yang meliputu : • Analisis dan perancangan kerja. • Pengawasan operasi. • Manajemen operasi Tiga kriteria yang harus dilakukan agar aplikasi TI dapat berhasil yaitu : • Kualitas. • Waktu. • Biaya 9
  • 10. 01/11/2011 Tujuan TI ~ menjamin bahwa produk/jasa yang dihasilkan  berkualitas, tepat waktu dan dengan biaya yang sesuai. Ilmu yang termasuk dalam analisis dan perancangan operasi  adalah : Analisis Perancangan Kerja (Method engineering)  Merupakan studi yang mempelajari secara sistematis seluruh  operasi langsung & tdk langsung unt mendapatkan perbaikan‐ perbaikan sistem kerja. Dalam ME dibahas studi kerja (work study) &  pengukuran kerja (work measurement). Studi kerja berkaitan dengan pencarian prosedur  pelaksanaan kerja. Pengukuran kerja berkaitan dengan penentuan waktu  standar yang digunakan dalam melaksanaan kegiatan  kerja. 10
  • 11. 01/11/2011 Ergonomi (Human factor) Ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan orang dengan lingkungan kerjanya. Ilmu ini muncul akibat banyaknya kesalahan yang dilakukan dalam proses kerja yaitu kesalahan dalam perancangan atau prosedur kerja. Sejumlah peralatan kerja dirancang tdk sesuai dengan kondisi fisik, psikis dan lingkungannya. Empat dasar subkategori utama dlm ergonomi, yaitu :  skeletal/muscular (kerangka/otot); sensory (alat indera);  environmental (lingkungan) dan mental. Perencanaan dan Perancangan Fasilitas Meliputi penentuan/penempatan lokasi fasilitas, tat letak  fasilitas. Tujuan dari perencanaan & perancangan fasilitas adalah  untuk mendapatkan biaya yang minimaum. Material Handling Tujuan dari MH adalah untuk meminimumkan MHC, karena  seringkali Mh menimbulkan biaya yang tdk sedikit. 11
  • 12. 01/11/2011 Riset Operasional Meliputi penentuan pola‐pola distribusi barang, pola‐pola  jaringan yang efisien dan optimalitas. Sistem Produksi Aktivitas mengolah atau mengatur penggunaan sumber daya  (resources) yang ada dlm memproduksi barang/ jasa dengan  tujuan efisiensi dan efektifitas dalam proses produksi. Termasuk dalam aktivitas proses produksi al : pemilihan mesin,  estimasi biaya, sistem perawatan, sistem produksi tepat waktu  (just in time), pengawasan persedian, pengendalian kualitas, dll. Manajemen Merupakan karya seni dan ilmu dalam memerintah, mengatur orang dengan menggunakan fungsi‐fungsi manajemen seperti perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), dan pengawasan (controlling). Simulasi Suatu metodologi untuk melakukan percobaan dengan menggunakan model dari sistem nyata. Seperti antrian orang di airport, antrian mobil di SPBU/parkir, nasabah di Bank, barang yang antri di proses produksi dll. 12
  • 13. 01/11/2011 Modul II : Perancangan dan Pengukuran Kerja Kompetensi Pokok Bahasan :  Mampu melakukan pengukuran kerja, prosedur pengukuran kerja dengan beberapa metode pengukuran kerja (Stop Watch dan sampling Kerja).  Mampu melakukan evaluasi dan perbaikan metode kerja.  Mampu melaksanakan perancangan fasilitas dan alat kerja. ANALISIS PERANCANGAN KERJA (METHOD ENGINEERING) Tujuan dari method engineering adalah melakukan  perbaikan metode kerja disetiap bagian untuk  meningkatkan fleksibilitas sistem kerja, kepuasan  pelanggan dan meningkatkan produktivitas kerja. STUDI KERJA (WORK STUDY) Perbaikan proses, prosedur dan tata cara pelaksanaan  penyelesaian pekerjaan. Perbaikan dan penghematan penggunaan material,  mesin/fasilitas kerja serta tenaga kerja. 13
  • 14. 01/11/2011 Perbaikan tata ruang kerja yang mampu memberikan  suasana kerja/lingkungan kerja yang lebih aman dan  nyaman. Pendayagunaan usaha manusia dan pengurangan  gerakan‐gerakan (motion) kerja yang tidak perlu ataupun  penyederhanaan kerja (work simplification). Tujuan penyederhanaan kerja :  Mencari cara kerja yang  terbaik (lebih mudah, lebih cepat, efisien, efektif, dan  menghindari pemborosan material, waktu, tenaga dll). Lima langkah penyederhanaan kerja : 1. Memilih kegiatan kerja : yaitu kegiatan yang tdk efisien atau kegiatan yang penyelesaiannya lambat dan ingin diperbaiki. 2. Pengumpulan dan pencatatan data / fakta Yang berkaitan dengan metode kerja yang selama ini dilaksanakan : informasi yang berkaitan dg urutan kegiatan, gerakan-gerakan kerja, layout dll. 3. Analisa terhadap langkah-langkah kerja. Langkah2 yg tdk efisien dicari sebab-sebabnya. 4. Usulan altrnatif metode kerja yang lebih baik Diusulkan MK yg dianggap efisien dan efektif, sebelum usulan diputuskan terlebih dahulu di uji coba. 5. Aplikasi dan evaluasi metode kerja baru. Mengaplikasikan alternatif MK yang lebih baik untuk menggantikan metode yang lama, evaluasi. 14
  • 15. 01/11/2011 PETA PETA KERJA PETA PROSES (PROCESS CHART) Pendekatan tradisional yang digunakan untuk menganalisis metode kerja.  Merupakan alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dari  tahap awal sampai akhir. Lambang yang digunakan : =  Operasi =  Transportasi =  Pemeriksaan =  Penyimpanan =  Menunggu MACAM PETA KERJA Peta Proses Operasi  Peta Proses Operasi  Diagram Aliran  Peta Pekerja dan Mesin  Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Peta Proses Operasi Diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urut-urutan operasi dan pemeriksaan. Kegunan peta aliran proses 1. Mengetahui aliran bahan mulai masuk proses sampai aktivitas berakhir. 2. Mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan selama proses berlangsung. 3. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode kerja 4. Memberikan informasi waktu penyelesaian suatu proses. 15
  • 16. 01/11/2011 Perbedaan Peta Aliran Proses dan Peta Proses Operasi. 1. Peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas- aktivitas dasar termasuk transportasi, menunggu dan penyimpanan. Sedangkan peta proses operasi terbatas pada operasi dan pemeriksaan saja. 2. Peta aliran proses menganalisa setiap komponen yang diproses secara lebih lengkap dibandingkan peta proses operasi. 3. Peta aliran proses tidak bisa digunakan untuk menggambarkan proses perakitan secara keseluruhan. 4. Peta aliran proses hanya menggambarkan dan digunakan untuk menganalisa salah satu komponen dari produk yang dirakit. Tugas 1 : Pembuatan Peta Kerja (OPC dab FPC) Tugas 2 : Pengukuran kerja ( mencari Waktu siklus, Waktu normal dan  Waktu baku).  16
  • 17. 01/11/2011 PENGUKURAN KERJA (WORK MEASUREMENT) 1. Suatu aktivitas untuk menentukan waktu rata- rata yang dibutuhkan oleh seorang operator (yg memiliki skill rata-rata dan terlatih) dalam melaksanakan kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja yang normal. 2. Kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran waktu (time study), yaitu waktu standar atau waktu baku. Pengukuran waktu : 1. Pengukuran waktu secara langsung : • Pengukuran dengan stop watch • Sampling kerja 2. Pengukuran waktu secara tidak langsung • Data waktu baku • Data waktu gerakan, dll. 17
  • 18. 01/11/2011 Pengukuran Waktu dengan Stop Watch  Prosedur/urutan Pengukuran Waktu Kerja Pengujian Kecukupan Faktor data Penyesuaian Waktu Waktu Siklus Waktu Waktu Standar Normal Siklus Rata-rata (Baku) Pengujian Faktor keseragaman Kelonggaran data PENGUJIAN DATA  Uji kecukupan data. Untuk memastikan bahwa data yang telah dikumpulkantelah cukup secara obyektif. Pengujian kecukupan data dilakukan dengan berpedoman pada konsep statistik, yaitu derajat ketelitian dan tingkat keyakinan/ kepercayaan. Derajat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah mencerminkan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran dalam jumlah yang banyak (populasi). 18
  • 19. 01/11/2011 • Derajat ketelitian (degree of accuracy) Menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya. Derajat ketelitian (degree of accuracy) Menunjukkan penyimpangan maksimum hasil  pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya. • Tingkat keyakinan (convidence level) Tingkat keyakinan (convidence level) Menunjukkan besarnya keyakinan Menunjukkan besarnya keyakinan pengukur akan ketelitian data  pengukur akan ketelitian data waktu yang waktu yang telah diamati dan dikumpulkan. Uji kecukupan data digunakan rumus sbb. : telah diamati dan dikumpulkan. Uji kecukupan data digunakan rumus sbb. :  k / s N X 2   X 2  2 N’ =        X    Dengan : k = Tingkat keyakinan k = 99% = 3 k = 95% = 2 s = Derajat ketelitian N = Jumlah data pengamatan N’ = Jumlah data teoritis Jika N’ ≤ N, maka data dianggap cukup, jika N’ > N data dianggap tidak cukup (kurang) dan perlu dilakukan penambahan data. 19
  • 20. 01/11/2011 Contoh : Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15 kali dengan menggunakan stop watch. Bila tingkat keyakinan 95% dan derajat ketelitian 10%, apakah jumlah pengamatan cukup? Pengamatan (menit) Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Data Pengamt. 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6 X = 107 (X)2 = 11449 X2 = 791 k = 95% = 2 s = 10%  k / s N X 2   X 2  2 2     2 / 0,1 15 x 791  11449      14 ,53 N’ =    X     107  Karena N’ < N , maka data dianggap cukup. Uji Keseragaman data Untuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari  system yang sama dan untuk memisahkan data yang memiliki  karakteristik yang berbeda. BKA =  X + k BKB =  X  ‐ k  ( X  X ) 2 =  N 1 20
  • 21. 01/11/2011 Dengan : BKA = Batas Kontrol Atas BKB = Batas Kontrol Bawah X = Nilai Rata‐rata  = Standar Deviasi k = Tingkat Keyakinan Contoh: Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15 kali dengan menggunakan stop watch, jika batas kontrol ± 3. Tentukan apakah data seragam atau tidak. Pengamatan (menit) Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Data Pengamt. 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6 X = 7,13  (X – X)2 = 27,73  = 1,4 BKA = 7,13 + 3 (1,4) = 11,33 BKB = 7,13 – 3 (1,4) = 2,93 Semua data masuk dalam range antara BKA dan BKB, maka data dikatakan seragam 21
  • 22. 01/11/2011 Penyesuaian (Rating Factor) • Sering terjadi bahwa operator dalam melakukan pekerjaannya tdk selamanya bekerja dlm kondisi wajar, ketidakwajaran dapat terjadi misalanya tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena terjadi kesulitan-kesulitan sehingga menjadi lamban dalam bekerja. • Bila terjadi demikian maka pengukur harus mengetahui dan menilai seberapa jauh ketidakwajaran tersebut dan pengukur harus menormalkannya dengan melakukan penyesuaian. • Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata dengan faktor penyesuaian (p). • Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu : - Bila operator bekerja diatas normal (terlalu cepat), maka harga p nya lebih besar dari satu (p > 1). - Operator bekerja dibawah normal (terlalu lambat), maka harga p nya lebih kecil dari satu (p< 1). - Operator bekerja dengan wajar, maka harga p nya sama dengan satu (p = 1). Metode‐metode untuk menentukan penyesuaian 1. The Westing House System Sistem ini dikembangkan oleh Westing House Electric     Corporation dengan mempertimbangkan empat factor  al :  ketrampilan, usaha, kondisi dan konsistensi. 2. Synthetic Rating Dikembangkan oleh Morrow, Synthetic Rating meng‐ evaluasi kecepatan operator dari nilai waktu gerakan  yang  sudah ditetapkan terlebih dahulu. 3. Speed Rating/Performance Rating Sistem ini mengevaluasi performansi dengan  mempertimbangkan tingkat ketrampilan persatuan  waktu saja. 22
  • 23. 01/11/2011 4. Objective Rating Dikembangkan oleh Munder dan Danner, Metode ini tdk  hanya menentukan kecepatan aktivitas, tetapi juga  mempertimbangkan tingkat kesulitan pekerjaan. Faktor‐faktor  yang mempengaruhi tingkat kesulitan pekerjaan  adalah :  jumlah anggota badan yang digunakan, pedal  kaki,  penggunaan kedua tangan, koordinasi mata dengan  tangan, penanganan dan bobot. Kelonggaran (Allowance) Adalah faktor koreksi yang harus diberikan kepada waktu kerja  operator, karena operator dalam melakukan pekerjaannya sering  tergangu pada hal‐hal yang tidak diinginkan namun bersifat  alamiah, sehingga waktu penyelesaian menjadi lebih panjang  (lama). Kelonggaran dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : 1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi. Kegiatan yang termasuk kebutuhan pribadi : minum untuk menghilangkan rasa haus, pergi ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan sesama pekerja, dll. 2. Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan (fatigue). Rasa fatigue tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi, bila rasa fatique ini berlangsung terus maka akan terjadi fatigue total, yaitu anggota badan tdk dapat melakukan gerakan kerja sama sekali. Untuk mengurangi kelelahan si pekerja dapat mengatur kecepatan kerjanya sedemikian rupa sehingga lambatnya gerakan-gerakan kerja ditujukan untuk mengilangkan rasa fatigue tersebut. 23
  • 24. 01/11/2011 4. Kelonggaran untuk hambatan‐hambatan yang tidak dapat  dihindari. Beberapa kelonggaran untuk hambatan tak terhindarkan :  Menerima atau meminta petunjuk pada pengawas.  Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti mengganti alat potong (komponen) yang patah, memasang kembali komponen yang lepas dll.  Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus dari gudang.  Mesin berhenti karena aliran listrik mati, dll. Waktu Baku (Waktun Standar) Setelah penentuan penyesuaian dan kelonggaran, maka untuk  menghitung waktu baku dapat menggunakan formulasi sebagai   berikut : 100 WB = [  W siklus x RF ] x   100  ALL Waktu Normal Keterangan : WB = waktu baku RF = Penyesuaian (Rating Faktor/Performance  Rating)  All = Kelonggaran (Allowance) 24
  • 25. 01/11/2011 Contoh Suatu pekerjaan pengemasan barang dalam kotak kardus terdiri dari empat elemen kegiatan dengan setiap elemen kegiatan dilakukan 10 kali pengamatan seperti pada table berikut. Apabila kelonggaran adalah 15% Tentukan waktu standar. Elemen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X X RF WN Kegiatan 1 Mengambil 0,06 0,08 0,07 0,05 0,07 0,06 0,08 0,08 0,07 0,06 0,68 0,07 1,1 0,07 Kotak Kardus 2 Memasukkan 0,15 0,17 0,14 0,14 0,16 0,15 0,17 0,15 0,14 0,16 1,53 0,15 0,9 0,13 Barang 100 3 Menutup 0,21 0,23 0,22 0,21 0,25 0,24 menit / unit 0,61 0,23 0,26 0,22 0,22 2,29 0,23 1,05 0,24 100  15 Kotak Kardus 4 Meletakan 0,08 0,10 0,09 0,12 0,11 100 0,08 0,08 0,11 0,12 0,08 0,97 0,09 0,95 0,08  0,61 menit/ unit Hasil 100 15 Waktu Normal = 0,52 menit/unit Waktu Baku = 0,52 x Pengukuran Waktu dengan Sampling Kerja • Melakukan pengamatan dengan mengamati apakah tk dalam kondisi kerja atau menganggur. • Pengamatan tidak dilakukan secara terus‐menerus melainkan hanya sesaat pada waktu yang telah ditentukan secara acak/random. • Melakukan kunjungan ke tk yang akan diukur waktunya secara acak, yaitu setiap kali kunjungan dengan selang waktu yang tidak sama dan didasarkan pada bilangan random yang dikonversi ke satuan waktu. • Misal, kunjungan dilakukan sebanyak 100 kali dengan waktu pengamatan secara acak dan 90 kali pengamatan tk dalam kondisi kerja/sibuk, maka prosentase tk dalam kondisi sibuk adalah 90/100 = 0,9. Tk dalam kondisi idle/menganggur adalah 10/100 =0,1 25
  • 26. 01/11/2011 Pengujian Data • Kecukupan Data SP =  p (1  p ) k n N’ = k 2 1  p  Dengan : S2 S = Derajat ketelitianp p = Prosentase sibuk/produktif k = Tingkat keyakinan N’ = Ukuran sample/data • Keseragaman Data Batas kontrol untuk p BKA =  p  k p (1n p) BKB =  p  k p (1  p) n Dengan pengertian sbb: BKA = Batas kontrol atas BKB = Batas kontrol bawah p = Prosentase sibuk/produktif k = Tingkat keyakinan Contoh : Suatu pengamatan sampling kerja dilakukan selama 10 hari kerja dengan waktu pengamatan setiap hari kerja adalah 6 jam. Ukuran sample adalah 50 setiap hari, tingkat keyakinan 99% dan derajat ketelitian 5%. Tentukan kecukupan dan keseragaman data. 26
  • 27. 01/11/2011 Tgl Pengamatan 1/1 2/1 3/1 4/1 5/1 6/1 7/1 8/1 9/1 10/1 Kondisi idle 5 6 8 10 7 3 4 5 6 4 Kondisi kerja 45 46 42 40 43 47 46 45 44 46 Prosentase idle 0,1 0,12 0,16 0,2 0,16 0,06 0,08 0,1 0,12 0,08 Prosentase kerja 0,9 0,88 0,84 0,8 0,86 0,94 0,92 0,9 0,88 0,92 Prosentase idle = 0,116, prosentase kerja (p) = 1 –0,016 = 0,884 k = 99% = 3 N = 500 S = 0,05 n = 50 3 (1  0 , 884 ) 2 N’ = ( 0 , 05 ) ( 0 , 884 )  472 , 39 2 Karena N’ < N, maka data dianggap cukup 0,884 (1  0,664) BKA = 0,884  3 50  1,019 0,884 (1  0,664) BKB = 0,884  3 50  0,748 Karena nilai prosentase kerja semuanya masuk dalam range BKA  dan BKB, maka data seragam. • Waktu Baku Penentuan waktu baku dengan sampling kerja dihitung dengan  menggunakan rumus : Total waktu x Pr osentase sibuk x Rating Factor ( RF ) Waktu Normal =   Jumlah produk yang dihasilkan Waktu Baku =  Waktu Normal x 100 100  Kelonggara n ( All ) 27
  • 28. 01/11/2011 Contoh : Seorang pekerja kantor pos bekerja delapan jam sehari untuk melakukan penyortiran surat-surat. Dari pengamatan yang dilakukan ternyata 85% pekerja tersebut dalam kondisi bekerja dan 15% dalam kondisi menganggur. Apabila jumlah surat yang disortir sebanyak 2345 surat, maka tentukan waktu bakunya dengan asumsi rating factor adalah 115% dan kelonggaran 20%. 480 menit x 0 , 85 x 1 ,15  0 , 2 menit / surat Waktu Normal (Wn) 2345 =  100  0 , 25 menit Waktu Baku (Wb) 0 ,2 x 100  20 =  / surat Output Standar = 4 1  1 surat / menit Wb 0 , 25 Jadi, pekerja mampu mengerjakan penyortiran surat sebanyak 4 surat  per menit. Tugas 2 : Penentuan Waktu Baku (Stop Watch &  sampling Kerja) Modul III : Perencanaan dan Pengawasan Operasi Kompetensi Pokok Bahasan :  Mampu melakukan peramalan produksi dengan beberapa metode peramalan.  Mampu melakukan perencanaan produksi berdasarkan hasil peramalan.  Mampu melakukan pengawasan dan perencanaan persediaan dengan beberapa metode. 28
  • 29. 01/11/2011 Perencanaan dan Pengawasan Operasi • Aktivitas utama dalam system produksi adalah  perencanaan dan pengawasan operasi. • Sistem produksi adalah suatu aktivitas untuk  mengatur penggunaan sumber daya (resources) yang  ada dalam proses pembuatan produk/barang atau  jasa yang bermanfaat dengan melakukan optimasi  terhadap tujuan perusahaan. Bahan - TK Proses transformasi Produk/ - Mesin atau perubahan Jasa - Fasilitas - Dll. Informasi umpan balik hasil untuk pengawasan proses 29
  • 30. 01/11/2011 Kegiatan Perencanaan & Pengawasan Operasi al : 1. Peramalan Perkiraan atau estimasi tingkat permintaan suatu produk untuk periode yang akan datang berdasarkan data penjualan masa lampau yang dianalisis dengan cara tertentu. 2. Perencanaan Operasi/produksi • Digunakan untuk mengetahui jumlah barang yang harus diproduksi dengan didasarkan pada hasil peramalan dan persediaan yang ada. • Merupakan pegangan untuk merancang jadual produksi. 3. Pengawasan dan Perencanaan Persediaan  Persediaan : sumber daya menganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut, berupa kegiatan produksi pada system manufaktur, kegiatan pemasaran pada system distribusi atau kegiatan konsumsi pada system rumah tangga. Persediaan digunakan untuk mempermudah atau memperlancar jalannya opersi perusahaan yang dilakukan berturut‐turut untuk memproduksi barang untuk dipasarkan pada konsumen. 30
  • 31. 01/11/2011 4. Material Requirement Planning Metode Perencanaan Kebutuhan Material adalah prosedur logis, aturan keputusan dan teknik pencatatan terkomputerisasi yang dirancang untuk menterjemahkan Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule) menjadi kebutuhan bersih (net requirement) material untuk semua item komponen produk. 5. Line Balancing (Keseimbangan Lintasan) Upaya untuk meminimumkan ketidakseimbangan diantara mesin-mesin untuk mendapatkan waktu yang sama di setiap stasiun kerja sesuai dengan kecepatan produksi yang diinginkan. 6. Konsep Just In Time. Memproduksi output yang diperlukan, pada waktu dibutuhkan, dalam jumlah sesuai kebutuhan. Pada setiap tahap proses dalam system produksi. Dengan cara yang paling ekonomis dan efisien. 31
  • 32. 01/11/2011 Peramalan(Forecast) Metode Peramalan 1. Peramalan Subyektif. Menekankan pada keputusan‐keputusan hasil diskusi, pendapat pribadi dan institusi. ‐ Metode Delphi. peramalan yang didasarkan pada keputusan bersama dari suatu grup yang terdiri dari para ahli yang berbeda. ‐ Metode Penelitian Pasar : metode ini menganalisa fakta secara sistematis pada bidang yang berhubungan dengan pemasaran. (teknik survei konsumen : kuisioner). 2.Peramalan Obyektif.  Prosedur peramalan yang mengikuti aturan‐ aturan matematis dan statistik. • Metode Intrinsik Peramalan yang hanya berdasarkan proyeksi permintaan histories tanpa mempertimbangkan faktor‐faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi besarnya permintaan. – Untuk peramalan jangka pendek, Analisis deret waktu  (Time Series) • Metode Ekstrinsik Memepertimbangkan faktor‐faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi besarnya permintaan dimasa datang. 32
  • 33. 01/11/2011 – Peramalan jangka panjang, karena dapat menunjukkan hubungan sebab‐akibat (disebut metode kausal), Metode Regresi. Regresi Linier Dalam metode regresi linear, pola hubungan antara suatu variabel yang mempengaruhinya dapat dinyatakan dengan suatu garis lurus. This image cannot currently be display ed. Persamaan regresi linear dapat dinyatakan sbb: Y = a + bx a =                               b =                            y  b x N  xy   x  y Dengan : N N  x 2   x 2 Y = Besarnya nilai yang diramal a = Nilai trend pada periode dasar b = Tingkat perkembangan nilai yang diramal x = Unit tahun yang dihitung dari periode dasar Contoh Data penjualan produk PT “ABC” seperti pada tabel berikut, kemudian perusahaan ingin meramal penjualan pada periode ke 11, 12, 13, 14, 15. Penjualan (Y) Periode (X) X2 XY 45 1 1 45 35 2 4 70 30 3 9 90 50 4 16 200 40 5 25 200 60 6 36 360 30 7 49 210 45 8 64 360 55 9 81 494 65 10 100 650  455  55  385  2680 33
  • 34. 01/11/2011 10 2680    455  55            b =   2,15 10 385    55  55            455  2 ,15 55  33,675 10 10 a =  Persamaan garis regresinya adalah : Y = 33,675 + 2,15 (X) Ramalan ke 11   Y = 33,675 + 2,15 (11) = 57,325 Ramalan ke 12   Y = 33,675 + 2,15 (12) = 59,325 Ramalan ke 13   Y = 33,675 + 2,15 (13) = 61,325 Ramalan ke 14   Y = 33,675 + 2,15 (14) = 63,475 Ramalan ke 15   Y = 33,675 + 2,15 (15) = 65,925 Rata‐rata Bergerak Tunggal  Tujuan utama dari penggunaan metode rata‐rata bergerak    adalah untuk menghilangkan atau mengurangi acakan  (randomness) dalam deret waktu. Rumus yang digunakan : t i 1 Xt t F(t+1)  =  t 1 This image cannot currently be display ed.  i2 Xt t F(t+2)  =  t 2 i 3 Xt t F(t+3)  =  dst. Dengan : F(t+i)= Peramalan pada periode t+1 Xi = Nilai aktual t = Periode rata‐rata bergerak 34
  • 35. 01/11/2011 Contoh : Bulan Data Rata-rata bergerak Rata-rata bergerak Tiga bulanan Lima bulanan 1 386 - - 2 340 - - 3 390 - - 4 368 372 - 5 425 366 - 6 440 394,3 381,8 7 410 411 392,6 8 466 425 406,6 9 330 438,7 421,8 10 350 402 414,2 11 375 382 399,2 12 380 351,7 386,2 PERENCANAAN OPERASI / PRODUKSI Digunakan untuk mengetahui jumlah barang/produk yang harus diproduksi  dengan didasarkan pada hasil peramalan dan persediaan yang ada, juga  merupakan pegangan untuk merancang jadual produksi. Fungsi lain : ‐ Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap   rencana strategi perusahaan. ‐ Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi. ‐ Sebagai alat monitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi. ‐ Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan  rencana produksi. ‐ Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadual induk produksi. 35
  • 36. 01/11/2011 Untuk melakukan perencanaan produksi dapat dilakukan dengan beberapa strategi : • Dengan mengendalikan persediaan, (dilakukan pada saat  kapasitas produksi dibawah permintaan dan  digunakan pada  saat diatas kapasitas produksi) • Dengan mengendaliakan jumlah tenaga kerja sesuai dengan  laju produksi yang diinginkan.  • Mengadakan subkontrak untuk menaikan kapasitas pada saat  perusahaan dalam keadaan sibuk. • Mempengaruhi permintaan (potongan harga, pemberian  hadiah, layanan‐layanan khusus).  Perencanaan Operasi dapat diklasifikasikan menjadi dua  metode yaitu : 1. Metode Kualitatif : Rasio persediaan, konsensus manajemen, grafik dll. 2. Metode Kuantitattif :   Heuristik, model matematik, simulasi dll.  Contoh : Data dari hasil peramalan : Bulan Peramalan Komulatif 1 103 103 2 117 220 3 115 335 4 121 456 5 123 579 6 109 688 7 89 777 8 74 851 9 71 922 10 73 995 11 81 1.076 12 98 1.174 36
  • 37. 01/11/2011 Berdasarkan hasil peramalan maka dapat dilakukan rencana  produksi untuk 12 periode. Dimisalkan pada rencana 1 tingkat produksi adalah 70 unit/ bln  dengan menganggap persediaan awal adalah 340 unit. Pada rencana 2 tingkat produksi 120 unit/bln untuk 6 bulan  pertama dan 60 unit/bln untuk 6 bulan terakhir, dengan  persediaan awal 100 unit, sehingga hasil akhir persediaan seperti  pada table berikut : Tabel Rencana Produksi Bln Perama lan Komu latif Rencana Produksi 1 Rencana Produksi 2 Persediaan Produksi Persediaan Persedia an Produksi Persediaan Awal Akhir Awal Akhir 1 103 103 340 70 307 100 120 117 2 117 220 307 70 260 117 120 120 3 115 335 260 70 215 120 120 125 4 121 456 215 70 164 125 120 124 5 123 579 164 70 111 124 120 121 6 109 688 111 70 72 121 120 132 7 89 777 72 70 53 132 60 103 8 74 851 53 70 49 103 60 89 9 71 922 49 70 48 89 60 78 10 73 995 48 70 45 78 60 65 11 81 1.076 45 70 34 65 60 44 12 98 1.174 34 70 6 44 60 6 37
  • 38. 01/11/2011 Dari dua rencana produksi tersebut akan dipilih salah satu dari rencana yang ada dengan mempertimbangkan biaya yang terjadi, yaitu biaya terkecil yang akan digunakan sebagai rencana produksi. PENGAWASAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN Fungsi utama persediaan yaitu : - Sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. - Sebagai stabilitor harga terhadap fluktuasi permintaan. Masalah umum persediaan dalam suatu system dapat dibedakan menjadi dua, yaitu masalah kuantitatif dan masalah kualitatif. 1.  Masalah kuantitatif : semua hal yang berhubungan dengan  penentuan kebijakan persediaan al: ‐ Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesan. ‐ Kapan pemesanan barang harus dilakukan.  ‐ Berapa jumlah persediaan pengaman.  ‐ Metode pengendalian persediaan mana yang paling  tepat. 2. Masalah kualitatif : Semua hal yang berhubungan dg system pengoperasian persediaan al: - Jenis bahan/barang apa yang masih ada - Dimana barang tersebut ditempatkan - Berapa banyak barang dalam proses pemesanan - Siapa saja yang ditunjuk sebagai pemasok, dsb. 38
  • 39. 01/11/2011 Komponen biaya dlm rangka penentuan persediaan 1. Biaya pembelian (Purchasing Cost = c - Biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang persediaan. - Besarnya biaya tergantung dari jumlah barang yang dibeli dari harga satuan. 2. Biaya pengadaan (Procurement Cost) Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis yaitu : - Biaya pemesanan (Ordering Cost = k) Semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar. - Biaya penentuan pemasok, administrasi pesanan, pengiriman pesanan, pengangkutan, penerimaan dsb. Biaya persiapan (Setup Cost = k) ‐ Semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiap‐ kan  produksi suatu barang. ‐ Biaya menyusun peralatan produksi, menyetel mesin,  persiapan gambar kerja dsb. Biaya penyimpanan (Holding Cost = h) Semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang, meliputi : - Biaya modal - Biaya gudang - Biaya asuransi - Biaya administrasi - Biaya kadaluarsa - Biaya kerusakan dan penyusutan 39
  • 40. 01/11/2011 4. Biaya kekurangan persediaan/kehabisan stock (Shortage Cost = p) • Biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan lebih kecil dari jumlah yang diperlukan. • Metode Pengendalian Persediaan – Metode Tradisional – Metode perencanaan kebutuhan material (MRP) – Metode Kanban  Metode Pengendalian Persediaan Tradisional/EOQ Dalam metode ini pada dasarnya mencari jawaban optimal dalam menentukan : - Jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ) - Titik pemesanan kembali (RO) - Jumlah cadangan pengaman yang diperlukan (SS)  Model EOQ didasarkan pada asumsi‐asumsi sbb : » Hanya satu item barang (produk) yang diperhitungkan » Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui  » Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia » Waktu ancang‐ancang (lead time) bersifat konstan » Setiap pesanan dikirim dan langsung digunakan » Tidak ada pesanan ulang (back order) » Tidak ada diskon Tujuan model ini adalah menentukan jumlah ekonomis setiap kali pemesanan (EOQ) sehingga total biaya persediaan minimal. 40
  • 41. 01/11/2011 Biaya Total Persediaan = Ordering cost + Holding cost + Purchasing cost. Parameter yang dipakai adalah : D : jumlah kebutuhan barang selama satu periode k : ordering cost sekali pesan h : holding cost persatuan nilai persediaan persatuan waktu c : purchasing cost persatuan nilai persediaan t : waktu antara satu pesanan ke pesanan berikutnya Model Persediaan EOQ Titik saat pemesanan diterima (order point) Rata-rata persediaan = Q/2 t = Q/D Waktu ( t ) Biaya Total Persediaan = Ordering cost + Holding cost + Purchasing cost. 41
  • 42. 01/11/2011 a). Biaya pesan =  D  k  Q  k  : biaya pesan setiap kali pesan D  : permintaan per periode Q : jumlah pemesanan optimal b). Biaya simpan =  D  h  : biaya simpan per unit per periode k   Q : jumlah pemesanan optimal  Q c). Biaya pembelian = c Rumus persediaan model Q (EOQ) adalah sbb : Q (EOQ) =  2 Dk h to (waktu antar pemesanan optimal) diperoleh : EOQ D t o =  Contoh :  Permintaan harian suatu jenis barang diperkirakan 100 unit, Biaya  pemesanan diketahui Rp 100,‐ setiap kali pesan. Biaya penyimpanan  harian setiap unit persediaan Rp 0,02,‐ tentukan jumlah pemesanan  yang ekonomis dan waktu antar pemesanan yang optimal. Diketahui : D = 100 unit/hari k = Rp 100,‐/pesan h = Rp 0,02,‐/unit/hari 42
  • 43. 01/11/2011 Jumlah pemesanan ekonomis : 2 Dk 2 x100 x100  EOQ =  1000 unit h 0,02 Waktu antar pemesanan : EOQ 1000  to =   10 hari D 100 Modul IV : Perencanaan & Perancangan  Tata Letak Fasilitas Kompetensi Pokok Bahasan :  Memahami aspek‐aspek yang berkaitan dengan penetapan lokasi fasilitas/pabrik  Memahami teknik dan mampu melakukan perancangan tata letak fasilitas produksi  Memahami permasalahan yang berkaitan dengan pemindahan bahan (material handling).  Memahami macam/type tata letak fasilitas produksi. 43
  • 44. 01/11/2011 Perencenaan & Perancangan Tata Letak Fasilitas Perencanaan Fasilitas : ‐ Perancangan dari fasilitas‐fasilitas industri yang akan  dibangun/didirikan, dengan tujuan menempatkan fasilitas‐ fasilitas/pabrik  yang sesuai dari segi biaya dan keuntungan.  Dua hal pokok dalam Perancangan Fasilitas : ‐ Perancangan lokasi pabrik ‐ Perancangan fasilitas produksi Penentuan Lokasi Pabrik/Fasilitas : Lokasi pabrik yang ideal adalah terletak pada tempat yang akan mampu memberikan total biaya dari proses produksi dan distribusi yang rendah serta harga dan volume penjualan produk yang mampu memberikan keuntungan yang maksimal. Faktor‐faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan  lokasi pabrik : 1. Market location 5. Climate 2. Raw material location 6. Labor & wage salary 3. Transportation 7. Law & taxation 4. Power 8. Water & waste Model‐model Analisa Lokasi Fasilitas Cara yang dapat dipergunakan untuk menganalisis dan  mengambil keputusan untuk memilih lokasi pabrik/ perusahaan. 44
  • 45. 01/11/2011  Metode Pendekatan ‐ Kontinyu (Penentuan satu/lebih lokasi optimal) . Metode Analisa Pusat Gravitasi “Gravity” ‐ Analisis Kuantitatif (Faktor Obyektifitas) . Metode Analisis Transportasi Program Linier ‐ Analisis Hibrid (Kombinasi Faktor Obyektif & Subyektif) . Metode  “Brown‐Gibson” Analisa Pusat Gravitasi : Dalam metode ini ada dua faktor yang dapat mempengaruhi yaitu : ‐ Lokasi sumber bhn baku/material (input produksi). ‐ Lokasi daerah pemasaran (output produksi). Dalam metode ini diasumsikan bahwa : Biaya produksi dan distribusi tidak diperhitungkan (biaya  produksi dan distribusi untuk masing‐masing lokasi baik dari  sumber material, pemasaran menuju lokasi pabrik dianggap  sama). Untuk menganalisa dengan metode ini input yang diperlukan  adalah : ‐ Kebutuhan/demand produk jadi atau baham baku dari  masing daerah pemasaran atau lokasi sumber bhn baku.    ‐ Koordinat geografis dari lokasi pabrik yang direncanakan,  daerah pemasaran ataupun daerah sumber bhn baku. 45
  • 46. 01/11/2011 Fungsi Tujuan adalah : m     n Minimum f (X,Y) =   Wj . di I=1    j=1 Dimana : di = [ ( Xi –aj ) 2 + ( Yi – bj ) 2 ] 1/2 m = banyaknya alternatif lokasi yang akan dipilih n = banyaknya daerah pemasaran/sumber bhn baku Wj = Kebutuhan/demand produk jadi atau kapasitas  suplay dari sumber bhn baku.   ( Xi ; Yi ) = koordinat alternatif lokasi, 1, 2, 3, 4,…., m ( aj ; bj ) = koordinat lokasi daerah pemasaran atau  lokasi sumber bhn baku,  1, 2, 3, 4,…., n  Soal Latihan : Sebuah perusahaan Elektronik bermaksud mendirikan pabrik  baru, berdasarkan hasil studi kelayakan diperoleh alternatif  dan jarak koordinat lokasi (dalam satuan puluhan kilometer)  sebagai berikut : • Alternatif lokasi P (‐10, 7) • Alternatif lokasi Q (5, ‐30) • Alternatif lokasi R (10, 0) Daerah pemasaran yang harus dipenuhi kebutuhannya terletak  di 5 (lima) kota dengan koordinat dan kebutuhan masing‐ masing (dalam satuan ton) sebagai berikut : 46
  • 47. 01/11/2011 Daerah Pemasaran : Demand (ton) Pemasaran A (2, ‐15) 5 Pemasaran B (‐5, ‐10) 10 Pemasaran C (8, 8) 8 Pemasaran D (0, ‐7) 15 Pemasaran E (‐15, 8) 20 Dengan menggunakan analisa gravitasi, tentukan lokasi perusahaan  perminyakan mana yang seharusnya dipilih ? Metode Kuantitatif Transportasi Program Linier Aplikasi metode transportasi digunakan untuk menentukan pola distribusi yang terbaik dari lokasi pabrik ke daerah pemasaran tertentu. Keputusan yang dipilih didasarkan pada lokasi yang memberikan total biaya terkecil. Dalam menyelesaikan masalah trensportasi ada beberapa cara/metode yang dapat digunakan yaitu : cara/metode heuristics, vogel dan north west corner. 47
  • 48. 01/11/2011 Contoh persoalan pemakaian metode transportasi  untuk memilih lokasi yang baik. Perusahan XYZ mempunyai dua pabrik di kota  Semarang dan Bandung yang mensuplai produk ke  empat daerah pemasaran yaitu : Jogja, Solo,  Purwokerto dan Magelang.  Berkaitan dengan permintaan produk yang terus  meningkat perusahaan merencanakan untuk  membangun sebuah pabrik baru lagi. Alternatif lokasi yang diusulkan adalah : di kota Surabaya atau kota  Malang   Data mengenai kapasitas produksi, biaya transportasi, serta data  kebutuhan (demand) untuk masing‐masing daerah seperti dalam  tabel berikut (dlm puluhan ribu rp) : Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas (ton/mgg) Jogja Solo P Kerto Mg-lang Semarang 18 20 25 15 650 Bandung 40 45 30 42 600 Surabaya 55 50 60 55 tak terbatas Malang 58 55 62 60 tak terbatas Demand 400 500 300 450 1650 (ton/mgg) 48
  • 49. 01/11/2011 Dengan analisa secara terpisah antara alternatif lokasi di kota Surabaya  dan Malang, maka dapat dialokasikan ke setiap daerah pemasaran  dengan memperhatikan kapasitas masing‐masing pabrik yang ada. Alternatif lokasi Surabaya Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas (ton/mgg) Jogja Solo P Kerto Mg-lang Semarang 18 20 25 15 650 Bandung 40 45 30 42 600 Surabaya 55 50 60 55 400 Demand 400 500 300 450 1650 (ton/mgg) Iterasi 1 analisa untuk alternatif lokasi pabrik di Surabaya Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas Jogja Solo P Kerto Mg-lang (ton/mgg) Semarang 18 20 25 15 650 200 450 Bandung 40 45 30 42 600 200 100 300 Surabaya 55 50 60 55 400 400 Demand (ton/mgg) 400 500 300 450 1650 49
  • 50. 01/11/2011 Perhitungan transportasi iterasi 1 unt alternatif lokasi SBY From To Shipment Cost/profit Oport. Cost Semarang Jogja 200 18 0 Semarang Solo 0 20 -3 Semarang P Kerto 0 25 17 Semarang Magelang 450 15 0 Bandung Jogja 200 40 0 Bandung Solo 100 45 0 Bandung P Kerto 300 30 0 Bandung Magelang 0 42 5 Surabaya Jogja 0 55 10 Surabaya Solo 400 50 0 Surabaya P Kerto 0 60 25 Surabaya Magelang 0 55 13 Minimized OBJ = 51.850 Iterasi 2 (perbaikan) unt alternatif lokasi pabrik di Sby. Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas (ton/mgg) 60 50 55 30 45 40 18 Jogja Solo P Kerto Mg-lang Semarang 18 20 25 15 650 100 100 450 Bandung 40 45 30 30 600 300 300 Surabaya 50 50 60 55 400 400 Demand (ton/mgg) 400 500 300 450 1650 50
  • 51. 01/11/2011 Perhitungan Transportasi Iterasi 2 unt alternatif lokasi SBY From To Shipment Cost/profit Oport. Cost Semarang Jogja 100 18 0 Semarang Solo 100 20 0 Semarang P Kerto 0 25 17 Semarang Magelang 450 15 0 Bandung Jogja 300 40 0 Bandung Solo 0 45 3 Bandung P Kerto 300 30 0 Bandung Magelang 0 42 5 Surabaya Jogja 0 55 7 Surabaya Solo 400 50 0 Surabaya P Kerto 0 60 22 Surabaya Magelang 0 55 10 Minimized OBJ = 51.550 Alternatif lokasi Malang Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas (ton/mgg) Jogja Solo P Kerto Mg-lang 58 40 18 18 20 25 15 Semarang 650 40 45 30 42 Bandung 600 58 55 62 60 Malang 400 Demand (ton/mgg) 400 500 300 450 1650 51
  • 52. 01/11/2011 Iterasi 1 analisa untuk alternatif lokasi pabrik di Malang Daerah Pemasaran Kapasitas Lokasi 58 45 40 18 (ton/mgg) Jogja Solo P Kerto Mg-lang Semarang 18 20 25 15 650 200 450 Bandung 40 45 30 42 600 200 100 300 Malang 58 55 62 60 400 400 Demand (ton/mgg) 400 500 300 450 1650 Perhitungan transportasi iterasi 1 unt alternatif lokasi Mlg. From To Shipment Cost/profit Oport. Cost Semarang Jogja 200 18 0 Semarang Solo 0 20 -3 Semarang P Kerto 0 25 17 Semarang Magelang 450 15 0 Bandung Jogja 200 40 0 Bandung Solo 100 45 0 Bandung P Kerto 300 30 0 Bandung Magelang 0 42 3 Malang Jogja 0 58 8 Malang Solo 400 55 0 Malang P Kerto 0 62 19 Malang Magelang 0 60 13 Minimized OBJ = 53.850 52
  • 53. 01/11/2011 Iterasi 2 (perbaikan) untuk alternatif lokasi pabrik di Malang Daerah Pemasaran Kapasitas Lokasi (ton/mgg) Jogja Solo P Kerto Mg-lang Semarang 18 20 25 15 650 100 100 450 Bandung 40 45 30 42 600 300 300 Malang 58 55 62 60 400 400 Demand (ton/mgg) 400 500 300 450 1650 Perhitungan transportasi iterasi 2 untuk alternatif lokasi Mlg From To Shipment Cost/profit Oport. Cost Semarang Jogja 100 18 0 Semarang Solo 100 20 0 Semarang P Kerto 0 25 17 Semarang Magelang 450 15 0 Bandung Jogja 300 40 0 Bandung Solo 0 45 3 Bandung P Kerto 300 30 0 Bandung Magelang 0 42 5 Malang Jogja 0 58 5 Malang Solo 400 55 0 Malang P Kerto 0 62 19 Malang Magelang 0 60 10 Minimized OBJ = 53.550 53
  • 54. 01/11/2011 Berdasarkan perhitungan diatas jika dibangun pabrik di lokasi Surabaya biaya transportasinya sebesar Rp 51.550,‐ dan jika dibangun pabrik di lokasi Malang biaya transportasinya sebesar Rp 53.550‐, dengan demikian pendirian pabrik yang lebih menguntungkan adalah di lokasi Surabaya. Macam Tipe Tata Letak Fasilitas • Tata Letak Produk  (Product Lay Out = Aliran produk).  • Tata Letak Proses  (Process Lay Out = Aliran proses).  • Tata Letak Posisi Tetap  (Fixed Position Lay Out).  • Tata Letak Kelompok Produk  (Product Famili/Group Teknologi) 54
  • 55. 01/11/2011  Tata Letak Produk : • Semua fasilitas produksi diatur/ditempatkan dalam satu  departemen khusus. • Diaplikasikan untuk industri skala besar dan proses  produksinya berlangsung secara kontinyu. • Industri Gula, semen, kertas, perakitan (mobil, elektronik). Pertimbangan atas dasar Tata Letak Produk : 1. Produk yang dibuat hanya satu atau beberapa produk   standar. 2. Produk dibuat dalam jumlah/volume besar untuk jangka  waktu relatif lama. 3. Keseimbangan lintasan produksi lebih baik. 4. Satu mesin hanya digunakan unt satu macam proses kerja. 5. Aktivitas inspeksi selama proses produksi relatif sedikit. 6. Aktivitas MH dari satu SK ke SK yang lain dapat dilaksanakan  secara mekanis. 55
  • 56. 01/11/2011 Bahan Gudang Gudang Produk Baku Bahan SK-1 SK-2 SK-3 SK-4 Produk Jadi Baku Jadi A 1 3 2 4 A Press Penge- Bubut Drill pakan A 1 B 2 1 4 2 3 Penge- B Gerinda Frais Bubut pakan Tata Letak Aliran Produk Keuntungan : 1. MHC rendah sebagai akibat Lay Out disusun berdasarkan  urutan operasi, shg jarak perpindahan bahan minimum. 2. Total waktu yang dipergunakan untuk produksi relatif  singkat. 3. Work In Procces jarang terjadi karena lintasan produksi  sudah seimbang. Output satu proses langsung dipergunakan  sebagai input proses berikutnya.  4. Tiap unit produksi atau SK memerlukan luas area yang  minimal karena tidak diperlukan WIP Storege. 56
  • 57. 01/11/2011 Kerugian : 1. Breakdown dari satu mesin menyebabkan terhentinya seluruh  aliran produksi.  2. Jika terjadi perubahan terhadap desain produk, maka akan  merubah aliran produk dan lay out.  3. Kelancaran proses produksi akan ditentukan oleh proses mesin  yang paling lambat.  4. Memerlukan investasi mesin tinggi (Special Purpose Machine). Tata Letak Proses : • Denaturant dan penempatan mesin/fasilitas  produksi yang  semacam dalam satu departemen.  • Semua fasilitas produksi yang memiliki ciri/fungsi kerja yang sama  diletakan dalam satu departemen. • Diaplikasikan pada industri berskala kecil. • Faktor manufaktur dan jasa pelayanan. Pertimbangan : 1. Produk yang dibuat berbagai macam model/type dan tiap  model dibuat dalam jumlah kecil serta jangka waktu yang  relatif singkat.  2. Aktivitas berubah‐ubah sehingga studi waktu dan gerak  untuk menentukan metode dan waktu standar sulit  dilakukan. 3. Sulit mengatur line balanchng antar operator dan mesin. 4. Memerlukan pengawasan yang ekstra selama proses  operasi. 5. Satu jenis mesin dapat melakukan bebagai macam produk  (General Purpose). 6. Banyak menggunakan peralatan berat untuk kegiatan MH. 57
  • 58. 01/11/2011 Bahan Gudang Bahan Gudang Produk Baku Baku SK-1 SK-2 SK-3 SK-4 Produk Jadi Jadi A Press Bubut Drill Gerinda 3 4 A 1 2 2 4 A 1 2 4 B 1 B 3 Penge- 4 Frais coran Pengepakan Tata Letak Aliran Proses Keuntungan : 1. Investasi mesin dan fasilitas produksi rendah, karena mesin yang  digunakan mesin‐mesin type umum (General Purpose). 2. Jika terjadi breakdown mesin mudah diatasi, yaitu dengan  memindahkan ke mesin lain. 3. Karena ada spesialisasi kerja, aktivitas supervisi lebih baik dan efisien. Kerugian : 1. Karenna lintasan produksi lebih panjang, MHC lebih mahal.  2. Total waktu produksi lebih lama, WIP lebih banyak dijumpai karena  waktu operasi sulit diseimbangkan. 3. Karena diversifikasi produk adalah job order, maka diperlukan operator  skill tinggi. 58
  • 59. 01/11/2011 Tata Letak Posisi Tetap : • Material dan komponen dari produk utama akan ditempatkan pada posisi tetap, sedangkan fasilitas produksi seperti tools, mesin, manusia serta komponen‐ komponen kecil akan bergerak menuju lokasi material atau komponen produk utama. • Diaplikasikan pada industri yang menghasilkan produk‐ produk skala ukuran besar : Industri pesawat, kapal dll. Mesin-2 Mesin-2 Produk Mesin-2 Utama Tata Letak Fixed Position Keuntungan : 1. Karena posisi material dan komponen produk utama tetap,  maka MH dapat dikurangi. 2. Fleksibilitas kerja tinggi, karena fasilitas produksi dapat  diakomodasikan untuk mengantisipasi perubahan dalam  rancangan produk. Kerugian : 1. Adanya peningkatan frekuensi pemindahan fasilitas produksi atau operato pada saat proses operasi. 2. Memerlukan operator dengan skill tinggi. 3. Membutuhkan space area yang luas untuk peralatan kerja dan WIP. 4. Memerlukan pengawasan dan koordinasi kerja yang ketat. 59
  • 60. 01/11/2011 Product Family (Group Tecnology) :  Didasarkan pada pengelompokan produk atau komponen yang akan dibuat.  Pada dasarnya merupakan kombinasi dari product lay out dan procces lay out.  Produk-produk yang tidak identik dikelompokan berdasarkan langkah pemrosesan, bentuk, mesin atau peralatan. Keuntungan : • Dengan pengelompokan produk sesuai dengan proses pembuatannya, maka pendayagunaan mesin akan diperoleh secara maksimal. • Jarak perpindahan material lebih pendek sehingga lintasan aliran lebih lancar. • Memiliki keuntungan yang bisa diperoleh dari produk lay out dan proses lay out. • Umumnya menggunakan mesin-mesin general purpose sehingga investasinya juga lebih rendah. A Bubut Bor Gerinda Perakitan Milling Perakitan Bor Finising B Press Bubut Bor Press Perakitan C Gerinda Bor Perakitan Bor Gerinda Tata Letak Group Teknologi 60
  • 61. 01/11/2011 Kerugian : 1. Diperlukan TK dengan skill tinggi. 2. Kelancaran kerja sangat tergantung pada kegiatan  pengendalian produksi terutama aliran kerja. 3. Jika keseimbangan aliran sulit dicapai maka diperlukan WIP  Storage.  4. Beberapa kerugian dari product dan procces lay out juga  akan dijumpai.  5. Kesempatan untuk mengaplikasikan faslitas produksi tipe  special purpose sulit dilakukan. Modul V : Optimasi Kompetensi Pokok Bahasan :  Mampu melakukan penilaian/evaluasi, membandingkan dan menjaring berbagai pilihan jawaban, sehingga dapat mengambil keputusan yang terbaik.  Mampu menyelesaikan persoalan‐persoalan dengan pertimbangan criteria‐criteria dan pembatas‐ pembatas tertentu dengan tujuan mengoptimalkan hasil yang ingin dicapai. 61
  • 62. 01/11/2011 OPTIMASI : PROGRAM DINAMIS • Program Dinamis Suatu teknik optimasi untuk menyelesaikan masalah yang melibatkan sekumpulan pengambilan keputusan yang saling berhubungan, dengan tujuan agar secara keseluruhan mencapai keefektifan. • Prinsip Optimasi Bellman : Menyatakan bahwa suatu kebijakan menyeluruh yang optimal harus dibentuk oleh sub‐sub kebijakan yang optimal pula. Dalam program dinamis keputusan mendatang ditentukan berdasarkan keputusan saat ini, keputusan saat ini ditentukan berdasarkan keputusan kemarin dan keduanya saling mempengaruhi. Keputusan mendatang Keputuam saat ini dipengaruhi Keputusan saat ini Keputusan kemarin Penggunaan Program Dinamis : 1. Pemilihan route/jalur terpendek. ‐ Seseorang yang akan pergi kesuatu tujuan. ‐ Pembuatan jaringan pipa/listrik dll. 2.    Permasalah Produksi. ‐ Pemesanan persediaan.  ‐ Perencanaan produksi.  ‐ Penjadwalan perbaikan mesin dll. 62
  • 63. 01/11/2011 Contoh  : Skema jaringan jalan beserta lama waktu  tempuhnya dalam menit,  seperti di bawah ini.  Pilihlah route state A (asal) ke state I (tujuan) yang dapat ditempuh  paling cepat.  G H I 3 10 7 Stage 5 3 F 9 E 7 D 5 Stage 4 10 8 12 A B C Stage 3 Stage 1 Stage 2 Penyelesaian : Perhitungan dari I ke A secara mundur daimulai dari stage (tahap) 4 Tahap 4 : Jika dimulai dari tahap 4, terdapat dua route submasalah dimulai dari  H (state H) ke I dan dimulai dari D ke I. Berarti hanya terdapat satu  pilihan, route manakah yang mempunyai waktu tercepat. Sudah  barang tentu route H‐I mempunyai waktu tercepat 10 menit, dan  keputusan optimumnya adalah route H‐I. State Keputusan Keputusan Waktu tercepat I Optimum ke I (menit) H 10 I 10 D 11 I 11 63
  • 64. 01/11/2011 Tahap 3 : • Dari tahap 3, terdapat tiga route submasalah, yaitu dari state  G, E, C. Route manakah yang tercepat apabila tujuannya ke I.  • Untuk mencapai ke I harus terlebih dahulu melewati D atau H.  Berarti hanya tersedia dua keputusan. Jika keputusannya  adalah route G‐H waktu yang ditempuh adalah 8 menit.  Dengan demikian total waktu yang ditempuh adalah 18 menit  (tercepat). • Jika route yang ditempuh adalah E‐H, maka waktu yang  dempuh untuk mencapai I adalah 7 menit ditambah jarak dari  H ke I (10 menit), sehingga total waktu yang ditempuh adalah  17 menit.  • Jika route yang ditempuh adalah E‐D, maka waktu yang  ditempuh 7 menit ditambah 11 menit, sehingga total 18  menit. • Jika dimulai route C‐D, maka waktu yang ditempuh adalah 9  menit ditambah 11 menit, sehingga total waktu yang ditempu  adalah 20 menit. State Keputusan Keputusan Waktu tercepat H D Optimum ke I (menit) G 18 - H 18 E 17 18 H 17 C - 20 D 20 Tahap 2 : Dengan cara yang sama seperti dalam tahap 4 dan 3, maka tabel  analisa tahap 2 adalah sebagai berikut : State Keputusan Keputusan Waktu tercepat Optimum ke I (menit) G E C F 21 26 - G 21 B - 22 32 E 22 64