SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 10
Descargar para leer sin conexión
SAMBUTAN
MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PADA
PEMBUKAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG)
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2010
Kupang, 23 April 2010
Yang terhormat Saudara Gubernur, Ketua DPRD, seluruh anggota
Muspida, dan seluruh pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah
se-Provinsi Nusa Tenggara Timur,
Yang terhormat para tokoh masyarakat, para akademisi, wakil-wakil
organisasi masyarakat, dan Lembaga Swadaya Masyarakat, serta
Hadirin peserta Musrenbang Provinsi Nusa Tenggara Timur yang saya
muliakan.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita sekalian.
Terlebih dahulu marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena pada hari ini kita dapat melaksanakan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) dalam rangka penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2011. Kami
mengucapkan terima kasih atas undangan Pemerintah Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur untuk menghadiri dan memberikan beberapa pokok arahan
kebijakan dalam acara yang sangat penting ini. Melalui forum Musrenbang ini
saya berharap terjadi kesamaan pandangan dan harapan dari seluruh pelaku
pembangunan dalam memadukan strategi, kebijakan, program dan kegiatan
prioritas antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur.
2
Hadirin peserta Musrenbang yang saya hormati,
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2011 adalah merupakan tahun kedua
pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2010-2014. Namun mengingat RKP 2010 disiapkan pada tahun 2009 menurut
kaidah transisi, maka RKP 2011 sangat strategis dalam peletakan dasar-dasar
bagi pencapaian visi dan sasaran-sasaran pembangunan dalam jangka
menengah. Sesuai dengan penekanan RPJMN 2010-2014 tentang peningkatan
daya saing perekonomian nasional, RKP 2011 diharapkan dapat merumuskan
arah kebijakan, strategi, program dan kegiatan yang tepat untuk merespon
peluang dan tantangan yang ada. Peluang-peluang tersebut diantaranya
berlakunya perjanjian perdagangan bebas ASEAN plus China, tren pemulihan
ekonomi global, dan pembentukan ASEAN Economic Community pada 2015.
Demikian juga halnya di daerah, RKPD 2011 diharapkan dapat menyelaraskan
prioritas-prioritas programnya dengan arahan RPJMN 2010-2014 dan RPJMD
yang berlaku. Menjadi tantangan bagi daerah untuk mampu menangkap
peluang-peluang di atas bagi peningkatan produksi komoditas unggulan serta
peningkatan investasi di daerah.
Sekedar mengingatkan kembali bahwa dalam RPJMN 2010-2014 telah
ditetapkan Visi Indonesia tahun 2014 “TERWUJUDNYA INDONESIA YANG
SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN BERKEADILAN.” Upaya mewujudkan
peningkatan kesejahteraan rakyat akan dilakukan melalui pembangunan
ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan sumber
daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa. Upaya tersebut
memerlukan dukungan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin meningkat. Untuk mewujudkannya, penguatan triple track strategy
(pro-growth, pro-job, and pro-poor) akan dilanjutkan disertai pembangunan
yang inklusif dan berkeadilan.
Sementara itu Indonesia yang demokratis akan tercermin dari terwujudnya
masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis, berbudaya, bermartabat dan
menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung jawab serta hak asasi
manusia. Upaya yang akan dilakukan adalah memantapkan konsolidasi
demokrasi. Visi terakhir Indonesia yang berkeadilan mengangankan
terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh seluruh
masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa
Indonesia. Pencapaian visi ini akan dilakukan dengan memperkuat penegakan
hukum dan pemberantasan korupsi serta pengurangan kesenjangan.
3
Saudara-saudara peserta Musrenbang yang saya hormati,
Selanjutnya perkenankan saya menyampaikan beberapa gambaran terkait
kondisi kita saat ini dan kecenderungan ke depan sebagai pertimbangan dalam
menyusun prioritas kebijakan di tingkat nasional dan daerah. Secara makro,
perekonomian nasional semakin membaik seiring dengan semakin
berkurangnya tekanan krisis global. Pemulihan krisis finansial global yang lebih
cepat dari perkiraan, serta relatif tetap dinamisnya perekonomian kawasan Asia
memungkinkan perekonomian kita melanjutkan momentum pertumbuhan,
bahkan dengan tren percepatan. Citra perekonomian nasional di mata dunia
juga membaik yang ditunjukkan oleh meningkatnya persepsi investor dan
masyarakat internasional. Dalam hal daya saing perekonomian, International
Institute for Management Development (IMD) yang secara reguler memantau
perekonomian 57 negara menaikkan peringkat Indonesia dari 50 pada tahun
2005 menjadi 42 pada tahun 2009. Namun demikian, kita tidak boleh berpuas
diri. Peringkat ini disusun berdasarkan indeks daya saing yang dibentuk oleh
empat faktor; yaitu kinerja perekonomian, kinerja birokrasi, kinerja dunia usaha,
dan infrastruktur. Pada tiga faktor pertama, peringkat Indonesia memang
membaik, namun pada faktor infrastruktur peringkat kita menurun. Artinya,
negara-negara lain melakukan perbaikan dalam hal infrastruktur lebih cepat dari
yang kita lakukan.
Iklim investasi nasional juga menunjukkan perbaikan, yang ditunjukkan oleh
perbaikan peringkat dari 129 pada tahun 2008 menjadi 122 pada tahun 2009
dari total 185 negara dalam laporan tahunan Doing Business edisi 2009 (IFC,
2009). Namun demikian, kita masih tertinggal jauh dari pesaing-pesaing di
tingkat regional, yaitu Singapura (peringkat 1), Thailand (12), Malaysia (23),
China (89), dan Vietnam (93). Baru-baru ini rating hutang luar negeri Indonesia
juga membaik dari BB minus ke BB plus (Standard & Poor, 2010). Membaiknya
peringkat-peringkat tersebut penting karena seringkali dipakai acuan oleh para
pelaku usaha baik nasional maupun internasional dalam melakukan ekspansi
usahanya.
Perbaikan yang lebih menyentuh aspek kesejahteraan rakyat ditunjukkan oleh
kecenderungan menurunnya kemiskinan dan pengangguran dalam beberapa
tahun terakhir. Tingkat kemiskinan menurun dari 16,7 persen pada tahun 2004
menjadi 14,1 persen pada tahun 2009 (Susenas). Demikian juga pengangguran
berhasil ditekan dari 9,9 persen menjadi 8,1 persen selama periode yang sama
(Sakernas). Namun demikian tantangan yang dihadapi masih sangat besar,
mengingat besarnya jumlah penduduk yang tingkat pendapatan atau tingkat
pengeluarannya hanya sedikit saja di atas garis kemiskinan. Diperkirakan jika
garis kemiskinan naik 10 persen saja, maka persentase penduduk miskin akan
4
menjadi 20 persen. Di samping itu kita juga masih menghadapi permasalahan
kualitas tenaga kerja yang sangat menentukan tingkat produktivitas dan daya
saing nasional. Masih rendahnya kualitas ketenagakerjaan kita tergambar dari
beberapa fakta berikut: 72 persen tenaga kerja kita berpendidikan SMP ke
bawah, 62 persen berstatus pekerja informal, dan 27,6 persen tergolong
setengah penganggur atau bekerja kurang dari 35 jam perminggu (Sakernas,
2009).
Di sisi lain perlu disadari bahwa tahun 2010 merupakan awal dari era
perdagangan bebas negara-negara ASEAN dan China. Kondisi ini perlu
diwaspadai terkait dengan perkembangan dan kemampuan bersaing berbagai
sektor dalam negeri. Pemerintah perlu memfasilitasi mobilitas tenaga kerja dari
sektor-sektor yang tertekan ke sektor-sektor yang berdaya saing tinggi untuk
mencegah meningkatnya pengangguran dan kemiskinan. Di saat yang sama,
upaya untuk meningkatkan daya saing sektor-sektor penting harus tetap
dilakukan.
Dengan memperhatikan kondisi tersebut, serta mengacu kepada arah
pembangunan RPJMN 2010-2014 sebagai tahapan kedua pencapaian visi
RPJPN 2005-2025 maka Rancangan Awal RKP 2011 mengambil tema
PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKEADILAN DIDUKUNG
PEMANTAPAN TATA KELOLA DAN SINERGI PUSAT DAN DAERAH.
Tema ini selanjutnya dijabarkan ke dalam 11 (sebelas) prioritas nasional yang
meliputi: (1) reformasi birokrasi dan tata kelola; (2) pendidikan; (3) kesehatan;
(4) penanggulangan kemiskinan; (5) ketahanan pangan; (6) infrastruktur; (7)
iklim investasi dan usaha; (8) energi; (9) lingkungan hidup dan bencana; (10)
daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pascakonflik; serta (11) kebudayaan,
kreativitas, dan inovasi teknologi. Di samping itu, upaya pencapaian sasaran-
sasaran nasional juga akan didukung oleh prioritas lainnya di 3 (tiga) bidang:
politik, hukum dan keamanan (polhukam), perekonomian, serta kesejahteraan
rakyat.
Untuk mencapai pertumbuhan yang berkeadilan, maka pertumbuhan harus
disertai dengan pengurangan pengangguran dan kemiskinan. Untuk itu
pertumbuhan diharapkan cukup tinggi (6,3 – 6,8 persen pertahun) sehingga
memungkinkan terbukanya kesempatan kerja tidak saja bagi para penganggur
tetapi juga bagi angkatan kerja baru. Dalam kurun 2005-2009, rata-rata 1,9 juta
angkatan kerja baru masuk ke pasar kerja setiap tahunnya. Untuk itu sumber
utama pertumbuhan diharapkan berasal dari kegiatan investasi khususnya di
sektor riil yang banyak menyerap tenaga kerja dan berkaitan langsung dengan
5
kehidupan rumah tangga miskin. Terkait dengan hal ini, pengembangan industri
manufaktur dan UMKM menjadi sangat strategis.
Pertumbuhan yang berkeadilan juga dicerminkan dari berkembangnya
pusat-pusat pertumbuhan baru di luar Jawa yang mendorong pemerataan
antarwilayah. Oleh karena itu, pengembangan industri pengolahan berbasis
sumber daya lokal perlu didorong sehingga memungkinkan peningkatan nilai
tambah komoditas-komoditas unggulan daerah, seperti hasil pertanian, hasil
laut, dan perkebunan. Industri-industri semacam ini terbukti relatif tahan
terhadap gejolak perekonomian global.
Di samping itu, untuk mendukung triple track strategy (pro-growth, pro-job,
pro-poor), berbagai kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan terus
dilanjutkan dan ditingkatkan kualitas serta efektivitasnya. Program-program
penanggulangan kemiskinan tersebut dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) klaster,
yaitu program bantuan dan perlindungan sosial, PNPM Mandiri, dan
pemberdayaan usaha mikro dan kecil.
Sementara itu, pemantapan tata kelola pemerintahan dilakukan melalui
penguatan prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi, efektivitas dan efisiensi,
integritas dan profesionalisme. Sumber daya pembangunan yang terbatas
menuntut penajaman fokus, sasaran dan indikator kinerja pelaksanaan
program-program pemerintah. Untuk mendukung terciptanya tata kelola yang
baik, pemberantasan korupsi perlu diteruskan dan ditingkatkan. Seiring dengan
hal ini, transparansi perumusan kebijakan dan peningkatan partisipasi
masyarakat diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas pemerintah. Di sisi
lain, pembenahan struktur birokrasi yang ramping, ditunjang dengan sistem
rekrutmen pegawai dan jenjang karir berbasis kompetensi diharapkan dapat
bermuara pada meningkatnya kinerja birokrasi secara profesional, efisien, dan
akuntabel. Dan yang tak kalah penting, ujung dari tata kelola yang baik adalah
pelayanan publik yang prima, di mana masyarakat memperoleh pelayanan
dengan standar yang layak, cepat, dan murah.
Dalam era desentralisasi dan otonomi daerah, keberhasilan pembangunan
nasional kini semakin ditentukan oleh keberhasilan pembangunan daerah. Hal
ini karena urusan dan kewenangan pemerintahan secara bertahap
didesentralisasikan ke pemerintah daerah. Di luar empat urusan yang masih
dipegang pemerintah pusat (fiskal dan moneter, pertahanan dan keamanan,
agama, dan kehakiman), sebagian telah menjadi tanggungjawab pemerintah
daerah dan sebagian lagi merupakan urusan bersama antara pemerintah pusat
dan daerah. Daerah memiliki ruang yang luas untuk berkreasi dan berinovasi
sesuai dengan kondisi lokal. Namun demikian mengingat terbatasnya sumber
6
daya yang tersedia, pemerintah ditantang untuk memfokuskan upayanya pada
sektor-sektor yang memberi dampak optimal dengan memperkuat sinergi
antara pemerintah pusat dan daerah.
Perlu pula dipahami sifat interaktif dan interdependensi dari kegiatan
pembangunan sektoral dan daerah. Pencapaian suatu tujuan pembangunan
umumnya membutuhkan dukungan lintas sektor secara simultan. Demikian
juga halnya pembangunan daerah, aktivitas di suatu daerah akan berdampak
pada daerah lain, bahkan secara nasional. Kerjasama antardaerah baik dalam
sinkronisasi kebijakan maupun pemakaian sumber daya bersama berpotensi
melahirkan sinergi yang lebih besar yang menguntungkan kedua pihak,
misalnya dari makin efisiennya biaya pelayanan perunit (economies of scale).
Oleh karenanya, pembangunan nasional perlu dipahami sebagai hasil dari
sinergi pembangunan antarsektor dan antardaerah.
Terkait dengan upaya peningkatan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah
serta antardaerah, beberapa faktor pendukung yang perlu diperhatikan adalah
(1) ketersediaan database di tingkat daerah yang dapat digunakan dalam
penyusunan rencana dan anggaran program/kegiatan di daerah dan pusat,
sehingga lebih tepat sasaran; (2) peningkatan kapasitas pemerintah daerah
dalam menyusun rencana dan anggaran, melaksanakan serta memonitor
kegiatan yang dilaksanakan di daerah; (3) peningkatan peran tim koordinasi di
tingkat daerah dalam melakukan koordinasi dan sinergi program/kegiatan pusat
dan daerah serta koordinasi antar pelaku pembangunan di tingkat daerah.
Saudara Gubernur dan para peserta Musrenbang yang saya hormati,
Pada kesempatan yang sangat baik ini, saya juga ingin mengemukakan
kembali beberapa arahan kebijakan nasional sebagai acuan dalam penyusunan
prioritas pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk tahun 2011.
Strategi pembangunan kewilayahan nasional dalam RPJMN 2010-2014
dirumuskan dalam lima langkah. Pertama, mendorong pertumbuhan
wilayah-wilayah potensial di luar Jawa-Bali dan Sumatera dengan tetap
menjaga momentum pertumbuhan di kedua wilayah tersebut. Kedua,
meningkatkan keterkaitan antarwilayah melalui aktivitas perdagangan
antarpulau untuk memperkuat perekonomian domestik. Ketiga, meningkatkan
daya saing sektor-sektor unggulan wilayah. Keempat, mendorong percepatan
pembangunan daerah tertinggal, kawasan strategis dan cepat tumbuh,
perbatasan, terdepan, terluar dan daerah rawan bencana. Terakhir,
mendorong pengembangan wilayah laut dan sektor-sektor kelautan.
7
Dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah Nasional (RTRWN) dan Rencana
Tata Ruang Pulau (RTRP), wilayah Nusa Tenggara diarahkan untuk (1)
mengembangkan kota-kota di kawasan pesisir sebagai pusat pelayanan
kegiatan industri kemaritiman terpadu; (2) mengembangkan wilayah darat, laut,
pesisir, dan pulau-pulau kecil; (3) meningkatkan aksesibilitas antar kota-kota
pesisir; (4) meningkatkan keterkaitan pengembangan antarkawasan (Kawasan
Andalan dan Kawasan Andalan Laut) untuk mengoptimalkan potensi wisata
budaya dan wisata alam, termasuk wisata bahari, dengan mengembangkan
jalur wisata terpadu Bali -Lombok –Komodo–Tana Toraja; (5) menetapkan
fokus spesialisasi penanganan komoditas unggulan termasuk pemasarannya,;
(6) memanfaatkan keberadaan Forum Kerja sama Daerah dan Forum
Kerjasama Ekonomi Internasional baik secara bilateral dengan Australia dan
Timor Leste, maupun secara multilateral dalam konteks kerja sama ekonomi
sub-regional; (7) meningkatkan perlindungan kawasan konservasi nasional di
Kepulauan Nusa Tenggara khususnya konservasi laut; serta (8) mengelola
kawasan perbatasan darat dengan Timor Leste dan Kawasan perbatasan laut
dengan Timor Leste dan Australia sebagai ‘beranda depan’ Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Sementara itu, pengembangan sistem pusat permukiman di Wilayah Nusa
Tenggara ditekankan pada terbentuknya fungsi dan hierarki pusat permukiman
sesuai rencana tata ruang wilayah nasional yang meliputi Pusat Kegiatan
Nasional (PKN). Dalam hal ini Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki PKN
Kupang yang pengembangannya diarahkan sebagai pusat pengembangan
wilayah yang berorientasi pada kegiatan perdagangan serta produksi hasil
perikanan tangkap, wisata ecotourism, industri pengolahan, serta hasil
pertambangan.
Adapun pengembangan Wilayah Nusa Tenggara tahun 2010-2014, diarahkan
untuk: (1) Optimalisasi pengembangan sentra produksi komoditas unggulan; (2)
Pengembangan PKN Mataram dan Kupang sebagai pusat industri pengolahan
komoditas unggulan dan pariwisata; (3) Pengembangan pariwisata bahari; (4)
Pemantapan kedaulatan wilayah nasional melalui pendekatan keamanan dan
kesejahteraan; (5) Pengembangan infrastruktur yang dapat menghubungkan
antarkota, pulau-pulau, wilayah tertinggal dan wilayah terpencil; (6)
Peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk mendukung ketersediaan
angkatan kerja berketerampilan dan berpendidikan tinggi; (7) Peningkatan
akses fasilitas kesehatan; (8) Peningkatan reformasi birokrasi dan tata kelola;
(9) Penanggulangan konflik sosial secara partisipatif; (10) Peningkatan daya
dukung dan keberlanjutan lingkungan.
8
Hadirin peserta Musrenbang yang saya hormati,
Jika melihat kinerja perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam lima
tahun terakhir ini, tantangan ke depan adalah bagaimana menjaga momentum
pertumbuhan, dan bahkan meningkatkannya. Selama kurun 2004-2008, laju
pertumbuhan Provinsi Nusa Tenggara Timur berfluktuasi dengan rata-rata 4,86
persen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai pada tahun 2004 yaitu 5,8
persen, sementara terendah dicapai pada tahun 2005 dengan pertumbuhan
sebesar 3,5 persen. Tren pertumbuhan ini perlu lebih ditingkatkan, sehingga
diharapkan peran Provinsi Nusa Tenggara Timur semakin signifikan dalam
perekonomian nasional, yang saat ini baru berkontribusi sebesar 0,5 persen
terhadap total PDRB. Sementara itu, apabila ditinjau dari PDRB per kapita
(dengan migas dan non migas) pada tahun 2007, Provinsi Nusa Tenggara
Timur menduduki peringkat kesebelas dari 12 provinsi se wilayah Kawasan
Timur Indonesia.
Dalam hal struktur perekonomian, peran sektor pertanian; sektor jasa-jasa;
serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran; masing-masing adalah 40,27
persen; 23,05 persen; serta 15,92 persen. Sementara itu sektor- sektor tersebut
juga menjadi penyerap tenaga kerja yang utama di provinsi Nusa Tenggara
Timur yang masing-masing sebesar 73,5 persen; 8,1 persen; dan 6,1 persen.
Dengan demikian sektor pertanian dapat terus di tingkatkan di provinsi Nusa
Tenggara Timur khususnya komoditas unggulan pertanian yaitu jagung dan
kakao. Sejalan dengan hal itu, upaya-upaya rehabilitasi dan konservasi hutan,
daerah aliran sungai, serta lahan kritis perlu ditingkatkan untuk menjamin
keberlanjutan daya dukung lingkungan. Menjaga kelestarian daya dukung
berarti menjaga potensi peningkatan pendapatan di masa depan.
Selanjutnya untuk mendorong peningkatan investasi di sektor riil, upaya-upaya
memfasilitasi masyarakat dan pelaku usaha mengembangkan aktivitasnya perlu
terus ditingkatkan. Salah satu terobosan yang bisa direplikasi dari pengalaman
daerah-daerah lain adalah penyederhanaan proses pelayanan publik dan
perijinan usaha melalui pembentukan Unit Pelayanan Satu Atap. Ke depan,
upaya semacam ini perlu direplikasi ke kabupaten/kota yang belum
melaksanakannya. Sementara bagi daerah yang sudah menerapkannya,
upaya peningkatan kualitas pelayanan menjadi fokus berikutnya.
Di samping perbaikan di bidang ekonomi, Provinsi Nusa Tenggara Timur juga
menunjukkan kinerja yang cukup baik dalam indikator-indikator kesejahteraan
rakyat. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat dari 65,4 pada tahun
2007 menjadi 66,2 pada tahun 2008, dan menduduki peringkat 31 secara
nasional pada tahun 2008 tersebut. Kami mendorong pemerintah daerah agar
9
terus meningkatkan perhatian pada peningkatan kualitas sumber daya manusia
untuk meningkatkan daya saing wilayah ini di era perdagangan bebas ASEAN
plus China.
Sementara itu, persentase penduduk miskin menunjukkan penurunan yang
signifikan, dari 28 persen pada tahun 2006 menjadi 23,31 persen pada tahun
2009. Namun demikian terdapat indikasi kesenjangan antara kawasan
perkotaan dan perdesaan. Hal ini ditunjukkan oleh relatif tingginya tingkat
kemiskinan di perdesaan yang mencapai 25,3 persen, dibandingkan dengan
tingkat kemiskinan di perkotaan yang hanya 14 persen (2009). Namun demikian
kami mendorong dilakukannya analisis lebih mendalam untuk melihat tingkat
kedalaman (poverty gap) dan tingkat keparahan kemiskinan (poverty severity)
serta kerentanan penduduk jatuh miskin. Hal yang juga perlu diantisipasi
adalah seberapa besar jumlah penduduk yang hidup sedikit saja di atas garis
kemiskinan. Saat ini mereka mungkin belum tergolong miskin, namun sangat
rentan untuk jatuh miskin ketika dihadapkan kepada kejadian-kejadian seperti
bencana alam, jatuh-sakitnya kepala rumah tangga, kenaikan harga pangan,
dan lain sebagainya. Analisis-analisis semacam ini sangat penting untuk
merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Hal yang perlu mendapat perhatian adalah relatif tingginya tingkat
pengangguran terbuka (TPT). Persentase tingkat pengangguran terbuka
Provinsi Nusa Tenggara Timur telah menurun dari 5,5 persen pada tahun 2005
menjadi 2,8 persen pada tahun 2009, dan lebih rendah dari TPT nasional tahun
2009 yaitu 8,1 persen. Terlepas dari keberhasilan tersebut, mengingat daya
saing sangat ditentukan oleh produktivitas, maka kami mendorong
dilakukannya analisis lebih jauh tentang kualitas pekerja, dalam hal ini setengah
pengangguran, status pekerjaan (formal/informal), dan tingkat pendidikan
pekerja khususnya di sektor-sektor unggulan.
Saudara Gubernur dan peserta Musrenbang yang terhormat,
Sebelum menutup paparan, saya ingin menyampaikan bahwa keberhasilan
pembangunan sangat ditentukan oleh perencanaan yang berkualitas yang
didukung sumber daya perencana yang kompeten. Bappenas berkomitmen
membangun kapasitas perencana di pusat dan daerah melalui forum-forum
konsultasi, fasilitasi, dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas perencanaan
pembangunan nasional serta memperkuat sinergi pusat dan daerah.
Demikianlah beberapa hal yang dapat saya sampaikan mengenai
permasalahan dan tantangan pembangunan nasional kita, arah kebijakan,
10
rancangan prioritas dan fokus-fokus pembangunan untuk tahun 2011 di tingkat
nasional serta beberapa pandangan kami khususnya mengenai pembangunan
Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui perspektif nasional. Kiranya hal-hal
tersebut dapat menjadi pertimbangan dalam penyusunan RKPD Provinsi Nusa
Tenggara Timur Tahun 2011. Saya mengharapkan Musrenbang Provinsi ini
dapat menghasilkan kesepakatan usulan-usulan program dari Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang akan diajukan kepada Pemerintah Pusat (c.q.
Bappenas) untuk kemudian menjadi bahan Musrenbangnas 2010.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Terima kasih atas perhatian hadirin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kupang, 23 April 2010
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Armida S. Alisjahbana

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pembangunan untuk mensejahterakan seluruh rakyat
Pembangunan untuk mensejahterakan seluruh rakyatPembangunan untuk mensejahterakan seluruh rakyat
Pembangunan untuk mensejahterakan seluruh rakyat
Qiu El Fahmi
 
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Bahan Persentasi Dr.Syahrir 13 Juni UNM
Bahan Persentasi Dr.Syahrir 13 Juni UNMBahan Persentasi Dr.Syahrir 13 Juni UNM
Bahan Persentasi Dr.Syahrir 13 Juni UNM
Dr.Syahrir Akil
 
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaanMakalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Dede Adi Nugraha
 

La actualidad más candente (20)

Pengajianampenggal2
Pengajianampenggal2Pengajianampenggal2
Pengajianampenggal2
 
Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan Pemda
Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan PemdaSinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan Pemda
Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan Pemda
 
Sinergi Perencanaan dan Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019
Sinergi Perencanaan dan  Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019Sinergi Perencanaan dan  Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019
Sinergi Perencanaan dan Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019
 
PERANAN DAN KEDUDUKAN PEMERINTAH KELURAHAN DAN PEMERINTAHAN KELURAHAN DALAM M...
PERANAN DAN KEDUDUKAN PEMERINTAH KELURAHAN DAN PEMERINTAHAN KELURAHAN DALAM M...PERANAN DAN KEDUDUKAN PEMERINTAH KELURAHAN DAN PEMERINTAHAN KELURAHAN DALAM M...
PERANAN DAN KEDUDUKAN PEMERINTAH KELURAHAN DAN PEMERINTAHAN KELURAHAN DALAM M...
 
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
 
Policy Brief Pembangunan Wawasan Kependudukan
Policy Brief Pembangunan Wawasan KependudukanPolicy Brief Pembangunan Wawasan Kependudukan
Policy Brief Pembangunan Wawasan Kependudukan
 
Pembangunan untuk mensejahterakan seluruh rakyat
Pembangunan untuk mensejahterakan seluruh rakyatPembangunan untuk mensejahterakan seluruh rakyat
Pembangunan untuk mensejahterakan seluruh rakyat
 
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 
Kaltim Summit Sambutan Acara Panitia Versi20091228
Kaltim Summit Sambutan Acara Panitia Versi20091228Kaltim Summit Sambutan Acara Panitia Versi20091228
Kaltim Summit Sambutan Acara Panitia Versi20091228
 
Bahan Persentasi Dr.Syahrir 13 Juni UNM
Bahan Persentasi Dr.Syahrir 13 Juni UNMBahan Persentasi Dr.Syahrir 13 Juni UNM
Bahan Persentasi Dr.Syahrir 13 Juni UNM
 
Bab iv rkpd 2012
Bab iv   rkpd 2012Bab iv   rkpd 2012
Bab iv rkpd 2012
 
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaanMakalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
 
Ipbk
IpbkIpbk
Ipbk
 
KEBIJAKAN KEMENTERIAN PDT DALAM MENDORONG PENCAPAIAN IPM MELALUI STRATEGI DES...
KEBIJAKAN KEMENTERIAN PDT DALAM MENDORONG PENCAPAIAN IPM MELALUI STRATEGI DES...KEBIJAKAN KEMENTERIAN PDT DALAM MENDORONG PENCAPAIAN IPM MELALUI STRATEGI DES...
KEBIJAKAN KEMENTERIAN PDT DALAM MENDORONG PENCAPAIAN IPM MELALUI STRATEGI DES...
 
135703705 02-indikator-pembangunan
135703705 02-indikator-pembangunan135703705 02-indikator-pembangunan
135703705 02-indikator-pembangunan
 
Program Penanggulangan Kemiskinan - Andika Azzi Djannata
Program Penanggulangan Kemiskinan - Andika Azzi Djannata   Program Penanggulangan Kemiskinan - Andika Azzi Djannata
Program Penanggulangan Kemiskinan - Andika Azzi Djannata
 
Metode Baru dalam Pengitungan IPM
Metode Baru dalam Pengitungan IPM Metode Baru dalam Pengitungan IPM
Metode Baru dalam Pengitungan IPM
 
Sejarah Slides
Sejarah SlidesSejarah Slides
Sejarah Slides
 
Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatanPembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan
 
Development evaluation (041115)
Development evaluation (041115)Development evaluation (041115)
Development evaluation (041115)
 

Similar a Sambutan musrenprov ntt 220410

Sinergi kebijakan MP3EI dengan Creative Destruction
Sinergi kebijakan MP3EI dengan Creative DestructionSinergi kebijakan MP3EI dengan Creative Destruction
Sinergi kebijakan MP3EI dengan Creative Destruction
Tri Cahyono
 
ASEAN Free Trade Area dll yg pro rakyat
ASEAN Free Trade Area dll yg pro rakyatASEAN Free Trade Area dll yg pro rakyat
ASEAN Free Trade Area dll yg pro rakyat
Ferie Sulistiono
 
sistem Ekonomi Negara-Negara di ASEAN
sistem Ekonomi Negara-Negara di ASEANsistem Ekonomi Negara-Negara di ASEAN
sistem Ekonomi Negara-Negara di ASEAN
Herlambang Bagus
 
Permasalahan, sejarah dan perkembangan umkm
Permasalahan, sejarah dan perkembangan umkmPermasalahan, sejarah dan perkembangan umkm
Permasalahan, sejarah dan perkembangan umkm
AzzamKhalidy
 
Judul judul kti tentang ekonomi
Judul judul kti tentang ekonomiJudul judul kti tentang ekonomi
Judul judul kti tentang ekonomi
Yasirecin Yasir
 

Similar a Sambutan musrenprov ntt 220410 (20)

orasi ilmia
orasi ilmiaorasi ilmia
orasi ilmia
 
Sinergi kebijakan MP3EI dengan Creative Destruction
Sinergi kebijakan MP3EI dengan Creative DestructionSinergi kebijakan MP3EI dengan Creative Destruction
Sinergi kebijakan MP3EI dengan Creative Destruction
 
Evaluasi Pelaksanaan RPJM Nasional 2004-2009
Evaluasi Pelaksanaan RPJM Nasional 2004-2009Evaluasi Pelaksanaan RPJM Nasional 2004-2009
Evaluasi Pelaksanaan RPJM Nasional 2004-2009
 
ASEAN Free Trade Area dll yg pro rakyat
ASEAN Free Trade Area dll yg pro rakyatASEAN Free Trade Area dll yg pro rakyat
ASEAN Free Trade Area dll yg pro rakyat
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Cabaran yang harus dihadapi bagi membolehkan malaysia mencapai taraf negara maju
Cabaran yang harus dihadapi bagi membolehkan malaysia mencapai taraf negara majuCabaran yang harus dihadapi bagi membolehkan malaysia mencapai taraf negara maju
Cabaran yang harus dihadapi bagi membolehkan malaysia mencapai taraf negara maju
 
Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
Pembangunan dan pertumbuhan ekonomiPembangunan dan pertumbuhan ekonomi
Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
 
sistem Ekonomi Negara-Negara di ASEAN
sistem Ekonomi Negara-Negara di ASEANsistem Ekonomi Negara-Negara di ASEAN
sistem Ekonomi Negara-Negara di ASEAN
 
MP3EI
MP3EIMP3EI
MP3EI
 
Strategi Indonesia dalam menghadapi AEC 2015
Strategi Indonesia dalam menghadapi AEC 2015Strategi Indonesia dalam menghadapi AEC 2015
Strategi Indonesia dalam menghadapi AEC 2015
 
Sosialisasi Sasaran Agenda Pembangunan Nasional
Sosialisasi Sasaran Agenda Pembangunan NasionalSosialisasi Sasaran Agenda Pembangunan Nasional
Sosialisasi Sasaran Agenda Pembangunan Nasional
 
Permasalahan, sejarah dan perkembangan umkm
Permasalahan, sejarah dan perkembangan umkmPermasalahan, sejarah dan perkembangan umkm
Permasalahan, sejarah dan perkembangan umkm
 
Judul judul kti tentang ekonomi
Judul judul kti tentang ekonomiJudul judul kti tentang ekonomi
Judul judul kti tentang ekonomi
 
2 perumusan gagasan awal menghadapi peluang dan tantangan mea 2015 (agus)
2 perumusan gagasan awal menghadapi peluang dan tantangan mea 2015 (agus)2 perumusan gagasan awal menghadapi peluang dan tantangan mea 2015 (agus)
2 perumusan gagasan awal menghadapi peluang dan tantangan mea 2015 (agus)
 
Dasar-dasar pembangunan negara
Dasar-dasar pembangunan negaraDasar-dasar pembangunan negara
Dasar-dasar pembangunan negara
 
Sambutan bupati wonosobo acara rapat paripurna dprd
Sambutan bupati wonosobo acara rapat paripurna dprdSambutan bupati wonosobo acara rapat paripurna dprd
Sambutan bupati wonosobo acara rapat paripurna dprd
 
Sambutan bupati wonosobo acara rapat paripurna dprd
Sambutan bupati wonosobo acara rapat paripurna dprdSambutan bupati wonosobo acara rapat paripurna dprd
Sambutan bupati wonosobo acara rapat paripurna dprd
 
Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA)
Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA)Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA)
Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA)
 
Presentasi mppn musrenbangprov rkp 2011 ntt
Presentasi mppn musrenbangprov rkp 2011 nttPresentasi mppn musrenbangprov rkp 2011 ntt
Presentasi mppn musrenbangprov rkp 2011 ntt
 
Contoh makalah-perencanaan-sdm
Contoh makalah-perencanaan-sdmContoh makalah-perencanaan-sdm
Contoh makalah-perencanaan-sdm
 

Más de Dadang Solihin

Más de Dadang Solihin (20)

Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdfPermohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
 
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
 
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
 
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
 
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
 
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
 
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
 
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta TimurStatus Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
 
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
 
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKWThe President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
 
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di IndonesiaLaporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
 
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJDEvaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
 
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023 Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IVROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
 
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction BookROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRAROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
 

Último

Último (20)

MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 

Sambutan musrenprov ntt 220410

  • 1. SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PADA PEMBUKAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2010 Kupang, 23 April 2010 Yang terhormat Saudara Gubernur, Ketua DPRD, seluruh anggota Muspida, dan seluruh pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah se-Provinsi Nusa Tenggara Timur, Yang terhormat para tokoh masyarakat, para akademisi, wakil-wakil organisasi masyarakat, dan Lembaga Swadaya Masyarakat, serta Hadirin peserta Musrenbang Provinsi Nusa Tenggara Timur yang saya muliakan. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita sekalian. Terlebih dahulu marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena pada hari ini kita dapat melaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2011. Kami mengucapkan terima kasih atas undangan Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk menghadiri dan memberikan beberapa pokok arahan kebijakan dalam acara yang sangat penting ini. Melalui forum Musrenbang ini saya berharap terjadi kesamaan pandangan dan harapan dari seluruh pelaku pembangunan dalam memadukan strategi, kebijakan, program dan kegiatan prioritas antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur.
  • 2. 2 Hadirin peserta Musrenbang yang saya hormati, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2011 adalah merupakan tahun kedua pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Namun mengingat RKP 2010 disiapkan pada tahun 2009 menurut kaidah transisi, maka RKP 2011 sangat strategis dalam peletakan dasar-dasar bagi pencapaian visi dan sasaran-sasaran pembangunan dalam jangka menengah. Sesuai dengan penekanan RPJMN 2010-2014 tentang peningkatan daya saing perekonomian nasional, RKP 2011 diharapkan dapat merumuskan arah kebijakan, strategi, program dan kegiatan yang tepat untuk merespon peluang dan tantangan yang ada. Peluang-peluang tersebut diantaranya berlakunya perjanjian perdagangan bebas ASEAN plus China, tren pemulihan ekonomi global, dan pembentukan ASEAN Economic Community pada 2015. Demikian juga halnya di daerah, RKPD 2011 diharapkan dapat menyelaraskan prioritas-prioritas programnya dengan arahan RPJMN 2010-2014 dan RPJMD yang berlaku. Menjadi tantangan bagi daerah untuk mampu menangkap peluang-peluang di atas bagi peningkatan produksi komoditas unggulan serta peningkatan investasi di daerah. Sekedar mengingatkan kembali bahwa dalam RPJMN 2010-2014 telah ditetapkan Visi Indonesia tahun 2014 “TERWUJUDNYA INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN BERKEADILAN.” Upaya mewujudkan peningkatan kesejahteraan rakyat akan dilakukan melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa. Upaya tersebut memerlukan dukungan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin meningkat. Untuk mewujudkannya, penguatan triple track strategy (pro-growth, pro-job, and pro-poor) akan dilanjutkan disertai pembangunan yang inklusif dan berkeadilan. Sementara itu Indonesia yang demokratis akan tercermin dari terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis, berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung jawab serta hak asasi manusia. Upaya yang akan dilakukan adalah memantapkan konsolidasi demokrasi. Visi terakhir Indonesia yang berkeadilan mengangankan terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia. Pencapaian visi ini akan dilakukan dengan memperkuat penegakan hukum dan pemberantasan korupsi serta pengurangan kesenjangan.
  • 3. 3 Saudara-saudara peserta Musrenbang yang saya hormati, Selanjutnya perkenankan saya menyampaikan beberapa gambaran terkait kondisi kita saat ini dan kecenderungan ke depan sebagai pertimbangan dalam menyusun prioritas kebijakan di tingkat nasional dan daerah. Secara makro, perekonomian nasional semakin membaik seiring dengan semakin berkurangnya tekanan krisis global. Pemulihan krisis finansial global yang lebih cepat dari perkiraan, serta relatif tetap dinamisnya perekonomian kawasan Asia memungkinkan perekonomian kita melanjutkan momentum pertumbuhan, bahkan dengan tren percepatan. Citra perekonomian nasional di mata dunia juga membaik yang ditunjukkan oleh meningkatnya persepsi investor dan masyarakat internasional. Dalam hal daya saing perekonomian, International Institute for Management Development (IMD) yang secara reguler memantau perekonomian 57 negara menaikkan peringkat Indonesia dari 50 pada tahun 2005 menjadi 42 pada tahun 2009. Namun demikian, kita tidak boleh berpuas diri. Peringkat ini disusun berdasarkan indeks daya saing yang dibentuk oleh empat faktor; yaitu kinerja perekonomian, kinerja birokrasi, kinerja dunia usaha, dan infrastruktur. Pada tiga faktor pertama, peringkat Indonesia memang membaik, namun pada faktor infrastruktur peringkat kita menurun. Artinya, negara-negara lain melakukan perbaikan dalam hal infrastruktur lebih cepat dari yang kita lakukan. Iklim investasi nasional juga menunjukkan perbaikan, yang ditunjukkan oleh perbaikan peringkat dari 129 pada tahun 2008 menjadi 122 pada tahun 2009 dari total 185 negara dalam laporan tahunan Doing Business edisi 2009 (IFC, 2009). Namun demikian, kita masih tertinggal jauh dari pesaing-pesaing di tingkat regional, yaitu Singapura (peringkat 1), Thailand (12), Malaysia (23), China (89), dan Vietnam (93). Baru-baru ini rating hutang luar negeri Indonesia juga membaik dari BB minus ke BB plus (Standard & Poor, 2010). Membaiknya peringkat-peringkat tersebut penting karena seringkali dipakai acuan oleh para pelaku usaha baik nasional maupun internasional dalam melakukan ekspansi usahanya. Perbaikan yang lebih menyentuh aspek kesejahteraan rakyat ditunjukkan oleh kecenderungan menurunnya kemiskinan dan pengangguran dalam beberapa tahun terakhir. Tingkat kemiskinan menurun dari 16,7 persen pada tahun 2004 menjadi 14,1 persen pada tahun 2009 (Susenas). Demikian juga pengangguran berhasil ditekan dari 9,9 persen menjadi 8,1 persen selama periode yang sama (Sakernas). Namun demikian tantangan yang dihadapi masih sangat besar, mengingat besarnya jumlah penduduk yang tingkat pendapatan atau tingkat pengeluarannya hanya sedikit saja di atas garis kemiskinan. Diperkirakan jika garis kemiskinan naik 10 persen saja, maka persentase penduduk miskin akan
  • 4. 4 menjadi 20 persen. Di samping itu kita juga masih menghadapi permasalahan kualitas tenaga kerja yang sangat menentukan tingkat produktivitas dan daya saing nasional. Masih rendahnya kualitas ketenagakerjaan kita tergambar dari beberapa fakta berikut: 72 persen tenaga kerja kita berpendidikan SMP ke bawah, 62 persen berstatus pekerja informal, dan 27,6 persen tergolong setengah penganggur atau bekerja kurang dari 35 jam perminggu (Sakernas, 2009). Di sisi lain perlu disadari bahwa tahun 2010 merupakan awal dari era perdagangan bebas negara-negara ASEAN dan China. Kondisi ini perlu diwaspadai terkait dengan perkembangan dan kemampuan bersaing berbagai sektor dalam negeri. Pemerintah perlu memfasilitasi mobilitas tenaga kerja dari sektor-sektor yang tertekan ke sektor-sektor yang berdaya saing tinggi untuk mencegah meningkatnya pengangguran dan kemiskinan. Di saat yang sama, upaya untuk meningkatkan daya saing sektor-sektor penting harus tetap dilakukan. Dengan memperhatikan kondisi tersebut, serta mengacu kepada arah pembangunan RPJMN 2010-2014 sebagai tahapan kedua pencapaian visi RPJPN 2005-2025 maka Rancangan Awal RKP 2011 mengambil tema PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKEADILAN DIDUKUNG PEMANTAPAN TATA KELOLA DAN SINERGI PUSAT DAN DAERAH. Tema ini selanjutnya dijabarkan ke dalam 11 (sebelas) prioritas nasional yang meliputi: (1) reformasi birokrasi dan tata kelola; (2) pendidikan; (3) kesehatan; (4) penanggulangan kemiskinan; (5) ketahanan pangan; (6) infrastruktur; (7) iklim investasi dan usaha; (8) energi; (9) lingkungan hidup dan bencana; (10) daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pascakonflik; serta (11) kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi. Di samping itu, upaya pencapaian sasaran- sasaran nasional juga akan didukung oleh prioritas lainnya di 3 (tiga) bidang: politik, hukum dan keamanan (polhukam), perekonomian, serta kesejahteraan rakyat. Untuk mencapai pertumbuhan yang berkeadilan, maka pertumbuhan harus disertai dengan pengurangan pengangguran dan kemiskinan. Untuk itu pertumbuhan diharapkan cukup tinggi (6,3 – 6,8 persen pertahun) sehingga memungkinkan terbukanya kesempatan kerja tidak saja bagi para penganggur tetapi juga bagi angkatan kerja baru. Dalam kurun 2005-2009, rata-rata 1,9 juta angkatan kerja baru masuk ke pasar kerja setiap tahunnya. Untuk itu sumber utama pertumbuhan diharapkan berasal dari kegiatan investasi khususnya di sektor riil yang banyak menyerap tenaga kerja dan berkaitan langsung dengan
  • 5. 5 kehidupan rumah tangga miskin. Terkait dengan hal ini, pengembangan industri manufaktur dan UMKM menjadi sangat strategis. Pertumbuhan yang berkeadilan juga dicerminkan dari berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan baru di luar Jawa yang mendorong pemerataan antarwilayah. Oleh karena itu, pengembangan industri pengolahan berbasis sumber daya lokal perlu didorong sehingga memungkinkan peningkatan nilai tambah komoditas-komoditas unggulan daerah, seperti hasil pertanian, hasil laut, dan perkebunan. Industri-industri semacam ini terbukti relatif tahan terhadap gejolak perekonomian global. Di samping itu, untuk mendukung triple track strategy (pro-growth, pro-job, pro-poor), berbagai kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan terus dilanjutkan dan ditingkatkan kualitas serta efektivitasnya. Program-program penanggulangan kemiskinan tersebut dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) klaster, yaitu program bantuan dan perlindungan sosial, PNPM Mandiri, dan pemberdayaan usaha mikro dan kecil. Sementara itu, pemantapan tata kelola pemerintahan dilakukan melalui penguatan prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi, efektivitas dan efisiensi, integritas dan profesionalisme. Sumber daya pembangunan yang terbatas menuntut penajaman fokus, sasaran dan indikator kinerja pelaksanaan program-program pemerintah. Untuk mendukung terciptanya tata kelola yang baik, pemberantasan korupsi perlu diteruskan dan ditingkatkan. Seiring dengan hal ini, transparansi perumusan kebijakan dan peningkatan partisipasi masyarakat diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas pemerintah. Di sisi lain, pembenahan struktur birokrasi yang ramping, ditunjang dengan sistem rekrutmen pegawai dan jenjang karir berbasis kompetensi diharapkan dapat bermuara pada meningkatnya kinerja birokrasi secara profesional, efisien, dan akuntabel. Dan yang tak kalah penting, ujung dari tata kelola yang baik adalah pelayanan publik yang prima, di mana masyarakat memperoleh pelayanan dengan standar yang layak, cepat, dan murah. Dalam era desentralisasi dan otonomi daerah, keberhasilan pembangunan nasional kini semakin ditentukan oleh keberhasilan pembangunan daerah. Hal ini karena urusan dan kewenangan pemerintahan secara bertahap didesentralisasikan ke pemerintah daerah. Di luar empat urusan yang masih dipegang pemerintah pusat (fiskal dan moneter, pertahanan dan keamanan, agama, dan kehakiman), sebagian telah menjadi tanggungjawab pemerintah daerah dan sebagian lagi merupakan urusan bersama antara pemerintah pusat dan daerah. Daerah memiliki ruang yang luas untuk berkreasi dan berinovasi sesuai dengan kondisi lokal. Namun demikian mengingat terbatasnya sumber
  • 6. 6 daya yang tersedia, pemerintah ditantang untuk memfokuskan upayanya pada sektor-sektor yang memberi dampak optimal dengan memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah. Perlu pula dipahami sifat interaktif dan interdependensi dari kegiatan pembangunan sektoral dan daerah. Pencapaian suatu tujuan pembangunan umumnya membutuhkan dukungan lintas sektor secara simultan. Demikian juga halnya pembangunan daerah, aktivitas di suatu daerah akan berdampak pada daerah lain, bahkan secara nasional. Kerjasama antardaerah baik dalam sinkronisasi kebijakan maupun pemakaian sumber daya bersama berpotensi melahirkan sinergi yang lebih besar yang menguntungkan kedua pihak, misalnya dari makin efisiennya biaya pelayanan perunit (economies of scale). Oleh karenanya, pembangunan nasional perlu dipahami sebagai hasil dari sinergi pembangunan antarsektor dan antardaerah. Terkait dengan upaya peningkatan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah serta antardaerah, beberapa faktor pendukung yang perlu diperhatikan adalah (1) ketersediaan database di tingkat daerah yang dapat digunakan dalam penyusunan rencana dan anggaran program/kegiatan di daerah dan pusat, sehingga lebih tepat sasaran; (2) peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam menyusun rencana dan anggaran, melaksanakan serta memonitor kegiatan yang dilaksanakan di daerah; (3) peningkatan peran tim koordinasi di tingkat daerah dalam melakukan koordinasi dan sinergi program/kegiatan pusat dan daerah serta koordinasi antar pelaku pembangunan di tingkat daerah. Saudara Gubernur dan para peserta Musrenbang yang saya hormati, Pada kesempatan yang sangat baik ini, saya juga ingin mengemukakan kembali beberapa arahan kebijakan nasional sebagai acuan dalam penyusunan prioritas pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk tahun 2011. Strategi pembangunan kewilayahan nasional dalam RPJMN 2010-2014 dirumuskan dalam lima langkah. Pertama, mendorong pertumbuhan wilayah-wilayah potensial di luar Jawa-Bali dan Sumatera dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan di kedua wilayah tersebut. Kedua, meningkatkan keterkaitan antarwilayah melalui aktivitas perdagangan antarpulau untuk memperkuat perekonomian domestik. Ketiga, meningkatkan daya saing sektor-sektor unggulan wilayah. Keempat, mendorong percepatan pembangunan daerah tertinggal, kawasan strategis dan cepat tumbuh, perbatasan, terdepan, terluar dan daerah rawan bencana. Terakhir, mendorong pengembangan wilayah laut dan sektor-sektor kelautan.
  • 7. 7 Dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah Nasional (RTRWN) dan Rencana Tata Ruang Pulau (RTRP), wilayah Nusa Tenggara diarahkan untuk (1) mengembangkan kota-kota di kawasan pesisir sebagai pusat pelayanan kegiatan industri kemaritiman terpadu; (2) mengembangkan wilayah darat, laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil; (3) meningkatkan aksesibilitas antar kota-kota pesisir; (4) meningkatkan keterkaitan pengembangan antarkawasan (Kawasan Andalan dan Kawasan Andalan Laut) untuk mengoptimalkan potensi wisata budaya dan wisata alam, termasuk wisata bahari, dengan mengembangkan jalur wisata terpadu Bali -Lombok –Komodo–Tana Toraja; (5) menetapkan fokus spesialisasi penanganan komoditas unggulan termasuk pemasarannya,; (6) memanfaatkan keberadaan Forum Kerja sama Daerah dan Forum Kerjasama Ekonomi Internasional baik secara bilateral dengan Australia dan Timor Leste, maupun secara multilateral dalam konteks kerja sama ekonomi sub-regional; (7) meningkatkan perlindungan kawasan konservasi nasional di Kepulauan Nusa Tenggara khususnya konservasi laut; serta (8) mengelola kawasan perbatasan darat dengan Timor Leste dan Kawasan perbatasan laut dengan Timor Leste dan Australia sebagai ‘beranda depan’ Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sementara itu, pengembangan sistem pusat permukiman di Wilayah Nusa Tenggara ditekankan pada terbentuknya fungsi dan hierarki pusat permukiman sesuai rencana tata ruang wilayah nasional yang meliputi Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Dalam hal ini Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki PKN Kupang yang pengembangannya diarahkan sebagai pusat pengembangan wilayah yang berorientasi pada kegiatan perdagangan serta produksi hasil perikanan tangkap, wisata ecotourism, industri pengolahan, serta hasil pertambangan. Adapun pengembangan Wilayah Nusa Tenggara tahun 2010-2014, diarahkan untuk: (1) Optimalisasi pengembangan sentra produksi komoditas unggulan; (2) Pengembangan PKN Mataram dan Kupang sebagai pusat industri pengolahan komoditas unggulan dan pariwisata; (3) Pengembangan pariwisata bahari; (4) Pemantapan kedaulatan wilayah nasional melalui pendekatan keamanan dan kesejahteraan; (5) Pengembangan infrastruktur yang dapat menghubungkan antarkota, pulau-pulau, wilayah tertinggal dan wilayah terpencil; (6) Peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk mendukung ketersediaan angkatan kerja berketerampilan dan berpendidikan tinggi; (7) Peningkatan akses fasilitas kesehatan; (8) Peningkatan reformasi birokrasi dan tata kelola; (9) Penanggulangan konflik sosial secara partisipatif; (10) Peningkatan daya dukung dan keberlanjutan lingkungan.
  • 8. 8 Hadirin peserta Musrenbang yang saya hormati, Jika melihat kinerja perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam lima tahun terakhir ini, tantangan ke depan adalah bagaimana menjaga momentum pertumbuhan, dan bahkan meningkatkannya. Selama kurun 2004-2008, laju pertumbuhan Provinsi Nusa Tenggara Timur berfluktuasi dengan rata-rata 4,86 persen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai pada tahun 2004 yaitu 5,8 persen, sementara terendah dicapai pada tahun 2005 dengan pertumbuhan sebesar 3,5 persen. Tren pertumbuhan ini perlu lebih ditingkatkan, sehingga diharapkan peran Provinsi Nusa Tenggara Timur semakin signifikan dalam perekonomian nasional, yang saat ini baru berkontribusi sebesar 0,5 persen terhadap total PDRB. Sementara itu, apabila ditinjau dari PDRB per kapita (dengan migas dan non migas) pada tahun 2007, Provinsi Nusa Tenggara Timur menduduki peringkat kesebelas dari 12 provinsi se wilayah Kawasan Timur Indonesia. Dalam hal struktur perekonomian, peran sektor pertanian; sektor jasa-jasa; serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran; masing-masing adalah 40,27 persen; 23,05 persen; serta 15,92 persen. Sementara itu sektor- sektor tersebut juga menjadi penyerap tenaga kerja yang utama di provinsi Nusa Tenggara Timur yang masing-masing sebesar 73,5 persen; 8,1 persen; dan 6,1 persen. Dengan demikian sektor pertanian dapat terus di tingkatkan di provinsi Nusa Tenggara Timur khususnya komoditas unggulan pertanian yaitu jagung dan kakao. Sejalan dengan hal itu, upaya-upaya rehabilitasi dan konservasi hutan, daerah aliran sungai, serta lahan kritis perlu ditingkatkan untuk menjamin keberlanjutan daya dukung lingkungan. Menjaga kelestarian daya dukung berarti menjaga potensi peningkatan pendapatan di masa depan. Selanjutnya untuk mendorong peningkatan investasi di sektor riil, upaya-upaya memfasilitasi masyarakat dan pelaku usaha mengembangkan aktivitasnya perlu terus ditingkatkan. Salah satu terobosan yang bisa direplikasi dari pengalaman daerah-daerah lain adalah penyederhanaan proses pelayanan publik dan perijinan usaha melalui pembentukan Unit Pelayanan Satu Atap. Ke depan, upaya semacam ini perlu direplikasi ke kabupaten/kota yang belum melaksanakannya. Sementara bagi daerah yang sudah menerapkannya, upaya peningkatan kualitas pelayanan menjadi fokus berikutnya. Di samping perbaikan di bidang ekonomi, Provinsi Nusa Tenggara Timur juga menunjukkan kinerja yang cukup baik dalam indikator-indikator kesejahteraan rakyat. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat dari 65,4 pada tahun 2007 menjadi 66,2 pada tahun 2008, dan menduduki peringkat 31 secara nasional pada tahun 2008 tersebut. Kami mendorong pemerintah daerah agar
  • 9. 9 terus meningkatkan perhatian pada peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk meningkatkan daya saing wilayah ini di era perdagangan bebas ASEAN plus China. Sementara itu, persentase penduduk miskin menunjukkan penurunan yang signifikan, dari 28 persen pada tahun 2006 menjadi 23,31 persen pada tahun 2009. Namun demikian terdapat indikasi kesenjangan antara kawasan perkotaan dan perdesaan. Hal ini ditunjukkan oleh relatif tingginya tingkat kemiskinan di perdesaan yang mencapai 25,3 persen, dibandingkan dengan tingkat kemiskinan di perkotaan yang hanya 14 persen (2009). Namun demikian kami mendorong dilakukannya analisis lebih mendalam untuk melihat tingkat kedalaman (poverty gap) dan tingkat keparahan kemiskinan (poverty severity) serta kerentanan penduduk jatuh miskin. Hal yang juga perlu diantisipasi adalah seberapa besar jumlah penduduk yang hidup sedikit saja di atas garis kemiskinan. Saat ini mereka mungkin belum tergolong miskin, namun sangat rentan untuk jatuh miskin ketika dihadapkan kepada kejadian-kejadian seperti bencana alam, jatuh-sakitnya kepala rumah tangga, kenaikan harga pangan, dan lain sebagainya. Analisis-analisis semacam ini sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. Hal yang perlu mendapat perhatian adalah relatif tingginya tingkat pengangguran terbuka (TPT). Persentase tingkat pengangguran terbuka Provinsi Nusa Tenggara Timur telah menurun dari 5,5 persen pada tahun 2005 menjadi 2,8 persen pada tahun 2009, dan lebih rendah dari TPT nasional tahun 2009 yaitu 8,1 persen. Terlepas dari keberhasilan tersebut, mengingat daya saing sangat ditentukan oleh produktivitas, maka kami mendorong dilakukannya analisis lebih jauh tentang kualitas pekerja, dalam hal ini setengah pengangguran, status pekerjaan (formal/informal), dan tingkat pendidikan pekerja khususnya di sektor-sektor unggulan. Saudara Gubernur dan peserta Musrenbang yang terhormat, Sebelum menutup paparan, saya ingin menyampaikan bahwa keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh perencanaan yang berkualitas yang didukung sumber daya perencana yang kompeten. Bappenas berkomitmen membangun kapasitas perencana di pusat dan daerah melalui forum-forum konsultasi, fasilitasi, dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan nasional serta memperkuat sinergi pusat dan daerah. Demikianlah beberapa hal yang dapat saya sampaikan mengenai permasalahan dan tantangan pembangunan nasional kita, arah kebijakan,
  • 10. 10 rancangan prioritas dan fokus-fokus pembangunan untuk tahun 2011 di tingkat nasional serta beberapa pandangan kami khususnya mengenai pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui perspektif nasional. Kiranya hal-hal tersebut dapat menjadi pertimbangan dalam penyusunan RKPD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2011. Saya mengharapkan Musrenbang Provinsi ini dapat menghasilkan kesepakatan usulan-usulan program dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang akan diajukan kepada Pemerintah Pusat (c.q. Bappenas) untuk kemudian menjadi bahan Musrenbangnas 2010. Demikian yang dapat saya sampaikan. Terima kasih atas perhatian hadirin. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kupang, 23 April 2010 Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Armida S. Alisjahbana