Makalah ini membahas pengertian, dasar, tujuan, dan manfaat pendidikan Islam. Pendidikan Islam adalah pengembangan potensi anak didik secara bertahap menurut ajaran agama Islam untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dasar pendidikan Islam adalah Al-Quran, hadis Nabi Muhammad SAW, dan akal. Tujuannya adalah menyiapkan generasi masa depan yang handal dalam ilmu agama dan dunia. Manfaatnya ant
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Makalah Pendidikan Agama Islam
1. Makalah Pendidikan Agama Islam
Daftar, Tujuan dan Manfaat Pendidikan Islam
Dosen pengampu : Tatang Muhajang.M.Ag.
Disusun oleh :
Dea Apriliyanti (037118055)
Kelas 1/B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2018
2. KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT
yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga
kami diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk
menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Iman,Islam,Ihsan”
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan
beberapa tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Pada makalah ini akan
dibahas mengenai pengertian Iman,Islam,Ikhsan dan hubungannya.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak
yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah
ini hingga rampungnya makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca.
Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, kami meminta kesediaan
pembaca untuk memberikan kritik serta saran yang membangun mengenai
penulisan makalah kami ini, untuk kemudian kami akan merevisi kembali
pembuatan makalah ini di waktu berikutnya.
Bogor, 2 oktober 2018
Penulis
i
3. DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................ i
Daftar Isi ................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan ............................................................................... 1
1. Latar Belakang ................................................................................. 1
2. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
3. Tujuan Pembahasan ......................................................................... 1
Bab II Pembahasan ............................................................................... 2
1. Pengertian Pendidikan Islam ............................................................ 2
2. Dasar Pendidikan Islam .................................................................... 4
3. Tujuan Pendidikan Islam .................................................................. 5
4. Manfaat Pendidikan Islam ................................................................ 7
Bab III Penutup ..................................................................................... 10
1. Kesimpulan ...................................................................................... 10
Daftar Pustaka ........................................................................................ 11
Catatan Kaki ............................................................................................ 12
Ii
4. BAB I
PENDAHULUAN
1) Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia untuk menghadapi
kelangsungan hidupnya hingga masa depan. Pendidikan dituntut untuk dapat
mengantarkan manusia pada kehidupan yang sesungguhnya. Pendidikan yang
dikenal dewasa ini tidak hanya mencakup secara umum tetapi juga spesifik
kepada pendidikan islam. Dimana pendidikan islam dituntut untuk dapat
mencetak generasi-generasi penerus yang handal baik dalam ilmu pendidikan
umum maupun agama.
Sebelum kita membahas tentang pendidikan secara spesifik tentulah kita
harus mengetahui apa itu yang dinamakan pendidikan islam,
dasar, tujuan serta manfaat dari pendidikan islam dalam ranah pendidikan yang
berkembang sekarang ini.
2) Rumusan Masalah
A. Apa Pengertian pendidikan islam?
B. Apa dasar pendidikan islam?
C. Apa tujuan pendidikan islam?
D. Apa manfaat pendidikan islam?
3) Tujuan Pembahasan
A. Mengetahui Pengertian pendidikan islam
B. Mengetahui dasar pendidikan islam
C. Mengetahui tujuan pendidikan islam
D. Mengetahui manfaat pendidikan islam
1
5. BAB II
PEMBAHASAN
1) Pengertian Pendidikan Islam
Memahami pendidikan Islam tidak semudah mengurai kata “Islam” dari
kata ”Pendidikan” karena selain menjadi predikat, Islam juga merupakan satu
subtansi dan subjek penting yang cukup kompleks. Karenanya untuk memahami
Pendidikan Islam berarti kita harus melihat aspek utama missi agama Islam yang
diturunkan kepada umat manusia dari sisi pedagogis. Islam sebagai ajaran yang
datang dari Allah sesungguhnya merefleksikan nilai-nilai pendidikan yang mampu
membimbing dan mengarahkan manusia sehingga menjadi manusia sempurna.
Islam sebagai agama unirversal telah memberikan pedoman hidup bagi manusia
menuju kehidupan bahagia, yang pencapaiannya bergantung pada pendidikan.
Pendidikan merupakan kunci penting untuk membuka jalan kehidupan manusia.
Denagn demikian, Islam sangat berhubungan erat dengan pendidikan. Hubungan
antara keduanya bersifat organis-fungsional; pendidikan berfungsi sebagai alat
untuk mencapai tujuan Islam, dan Islam menjadi kerangka dasar pengembangan
pendidikan Islam. i
Kata Islam dalam pendidikan Islam menunjukkan warna pendidikan
tertentu, yaitu pendidikan yang berwarna islam, pendidikan yang islami, yaitu
pendidikan yang yang berdasarkan islam.
2
6. Konfrensi Internasional Pendidikan Islam Pertama (First World
Conference on Muslim education) yang diselenggarakan oleh Universitas King
Abdul Aziz, Jeddah pada tahun 1977, belum berhasil membuat rumusan yang
jelas tentang definisi pendidikan menurut islam. Dalam bagian “Rekomendasi”
Konfrensi tersebut para peserta hanya membuat kesimpulan bahwa pengertian
pendidikan menurut islam ialah keseluruhan pengertian yang terkandung di dalam
istilah ta’lim, tarbiyah, dan ta’dib.
Ta’dib merupakan masdar kata kerja addaba yang berarti pendidikan. Dari
kata addaba ini diturunkan juga kata addabun. Menurut al-Attas, addabun berarti
pengenalan dan pengakuan tentang hakikat bahwa pengetahuan dan wujud bersifat
teratur secara hierarkis sesuai dengan berbagai tingkatan mereka dan dan tentang
tempat seseorang yang tepat dalam hubungannya dengan hakikat itu serta dengan
kapasitas dan potensi jasmaniah, intelektual, maupun rohaniah seseorang.
Berdasarkan pengertian addaba seperti itu, Al-Attas mendefinisikan pendidikan
pendidikan (menurut islam) sebagai pengenalan dan pengakuan yang secara
berangsur-angsur ditanamkan kedalam manusia, tentang tempat-tempat yang tepat
bagi segala sesuatu di dalam tatanan wujud sehinga hal ini membimbing kearah
pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud
tersebut.
Menurut Abdurrahman al-Nahlawi yaitu pertama, menjaga dan memlihara
fitrah anak menjelang dewasa(baligh); kedua, mengembangkan seluruh
potensi; ketiga, mengarahkan seluruh fitrah dan potensi menuju
kesempurnan; keempat, dilaksanakan secara bertahap. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa pendidikan adalah pengembangan seluruh potensi anak didik secara
bertahap menurut ajaran islam.
3
7. Menurut Abdul Fatah Jalal, proses ta’lim justru lebih universal
dibandingkan proses al-tarbiyah. Jalal menjelaskan bahwa ta’lim tidak berhenti
pada pengetahuan yang lahiriyah, juga tidak hanya sampai pada pengetahuan
taklid. Ta’lim mencakup pula pengetahuan teoritis, mengulang kaji secara lisan,
dan menyuruh melaksanakan pengetahuan itu. Ta’lim mencakp pula aspek-aspek
pengetahuan lainya serta ketrampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan serta
pedoman berperilaku. Jadi, berdasarkan analisis itu Abdul fattah jalal
menyimpulkan bahwa menurut al-Qur’an ta’lim lebih luas serta lebih dalam dari
pada tarbiyah. ii
2) Dasar Pendidikan Islam
Orang islam mengambil Kitab Suci Al-Qur’an sebagai dasar kehidupannya,
untuk dijadikan sumber dalam ajaran islam. Inilah pula yang dijadikan dasar bagi
ilmu pendidikan islam. Al-Qur’an dalam ayat-ayatnya ternyata memberikan
jaminan juga kepada hadits Nabi Muhammad saw, ada perintah Tuhan yang
mengatakan bahwa manusia beriman wajib mnegikuti Allah dan rasul-Nya. Rasul-
Nya yang dimaksud adalah Nabi Muhammad saw. Perintah inilah (secara
etimologis, jaminan inilah) yang dijadikan dasar oleh orang islam untuk
mengunakan hadits nabi sebagai dasar kedua dalam kehidupan.
Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW juga menunjukan bahwa akal dapat juga
digunakan dalm membuat aturan hidup bagi orang islam, yaitu bila Al-Qur’an dan
hadits tidak menjelaskan aturan itu, dan aturan yang dibuat oleh akal tidak boleh
bertentangan dengan jiwa Al-Qur’an dan Hadits bahkan penggunaan akal itu
disuruh bukan saj diizinkan dalam Al-Quan dan hadits . penunjukkan ini
merupakan legalitas dan jaminan untuk menggunakan akal dalam mengatur hidup
orang islam. Kalau demikian maka secara operasional aturan Islam dibuat
berdasarkan tiga sumber utama, yaitu Al-Qur’an, Hadits dan akal. iii
4
8. Jadi sudah jelas sesuai penjelasan diatas bahwasannya dasar pndidikan islam
adalah:
a) Al-Qur’an
b) Hadits Nabi Muhammad SAW
c) Akal
3) Tujuan Pendidikan Islam
Berbicara tentang tujuan pendidikan, tak dapat tidak mengajak kita bicara
tentang tujuan hidup manusia. Sebab pendidikan hanyalah suatu alat yang
digunakan oleh manusia untuk memelihara kelanjutan hidupnya (survival), baik
sebagai individu maupun sebagai masyarakativ.
Tujuan pendidikan islam adalah ubudiyah (beribadat) memberhambakan
diri pada Allah. Pendapat ini beralasan kepada firman Allah, artinya: “tidaklah
mereka disuruh, melainkan
supaya mereka menyembah Allah serta mengikhlaskan agama kepadaNya”. (Al-
Bayyinah:5).v
Tujuan pendidikan islam ialah menyiapkan anak-anak supaya diwaktu
dewasa kelak mereka cakap melakukan pekerjaan dunia dan amalan akhirat
sehingga tercipta kebahagiaan bersama dunia-akhirat.
Perumusan ini ringkas dan pendek, tetapi isinya dalam dan luas. Supaya
anak-anak cakap melaksanakan amalan akhirat mereka harus dididik, supaya
beriman teguh dan beramal sholeh. Untuk pendidikan itu harus diajarkan:
keimanan, akhlak, ibadat dan isi-isi Al-qur’an yang berhubungan dengan yang
wajib dikerjakan dan yang haram yang mesti ditinggalkan. Supaya anak-anak
cakap melaksanakan pekerjaan dunia, mereka harus dididik untuk mengerjakan
salah satu dari macam-macam perusahaan, seperti bertani, berdagang, berternak,
bertukang, menjadi guru, pegawai negeri, buruh (pekerja), dan sebagainya yaitu
menurut bakat dan pembawaan masing-masing anak.
5
9. Untuk menghasilkan semua itu anak-anak harus belajar ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan pekerjaan dunia dan ilmu pengetahuan yang
berhubungna dengan amalan akhirat.
Untuk menetapkan tujuan pendidikan islam itu, dibawah ini dikemukakan
beberapa alasan:
1. Firman Allah, artinya: tuntutlah kampung akhirat dengan apa-apa ynag
dianugerahkan Allah kepadamu dan janganlah engkau lupakan nasib engkau dari
pada dunia. Dalam ayat ini dengan tegas dinyatakan, bahwa seseorang muslim
harus berani beramal untuk kampung akhirat, tetapi tidak boleh melupakan nasib
“bagiaan” didunia ini. Untuk memperoleh nasib (bagian)di dunia ia harus
melakukan pekerjaan dunia bukan hanya memangku tangan saja.
2. Dalam surat Al-Baqoroh ayat 200, 201, 202 ditegaskan bahwa ada orang
yang berkata: “Ya, Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia.” Maka tak adalah
bagian di akhirat. Dianytara mereka yang ada yang berkata: ya, tuhan kami,
berilah kami kebaikan dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharakanlah kami
daripada azdab neraka. Untuk mereka itu bagian dari usaha mereka sendiri. Oleh
sebab itu tiap-tiap orang muslim harus berusaha untuk mencapai kebaikan di
dunia dan kebaikan diakhirat. Kedua alasan tersebut cukup kuat untuk
menetapkan perumusan tujuan pendidikan islam tadi.
3. Hadits Nabi SAW artinya: bukanlah yang terbaik diantara kamu
orang yang meninggalkan dunia karena akhirat dan tidak pula orang yang
meningalkan akhrat karena dunia. Tetapi yang terbaik adalah orang yang
mengambil dari ini (dunia) dan ini (akhirat).
4. Atsar (perkataan) sahabat, artinya: beramallah untuk duniamu seolah-olah
engkau akan hidup selama-selamanya dan beramallah untuk akhiratmu seolah-
olah engkau akan mati besok harinya.
6
10. Dengan keterangan tersebut nyatalah, bahwa tujuan pendidikan islam amat
dalam dan luas, ialah menghimpunkan antara kecerdasan perseorangan yang
berdasarkan keagamaan dan ilmu pengetahuan dan kecakapan dalam perbuatan
dan pekerjaan. Dengan perkataan lain menghimpun menghimpunkan antara ilmu
pengetahuan dan amal perbuatan sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an.
4) Manfaat Pendidikan Islam
Islam diturunkan sebagai rahmatan lil ‘alamin. Untuk mengenalkan Islam
ini diutus Rasulullah SAW. Oleh karena itu selam kurang lebih 23 tahun
Rasulullah SAW membina dan memperbaiki manusia melalui pendidikan.
Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang-
orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang mampu
melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT.
Manusia mendapat kehormatan menjadi khalifah di muka bumi untuk
mengolah alam beserta isinya. Hanya dengan ilmu dan iman sajalah tugas
kekhalifahan dapat ditunaikan menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan
seluruh makhluk-Nya. Tanpa iman, akal akan berjalan sendirian sehingga akan
muncul kerusakan di muka bumi dan itu akan membahayakan manusia. Demikian
pula sebaliknya iman tanpa didasari dengan ilmu akan mudah terpedaya dan tidak
mengerti bagaimana mengolahnya menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam
dan seisinya.
Sedemikian pentingnya ilmu, maka tidak heran orang-orang yang berilmu
mendapat posisi yang tinggi baik di sisi Allah maupun manusia. (QS. Al
Mujadilah (58) : 11)
Bahkan syaithan kewalahan terhadap orang muslim yang berilmu, karena
dengan ilmunya, ia tidak mudah terpedaya oleh tipu muslihat syaithan.
7
11. Muadz bin Jabal ra. berkata: “Andaikata orang yang berakal itu
mempunyai dosa pada pagi dan sore hari sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya
dia cenderung masih bisa selamat dari dosa tersebut namun sebaliknya, andaikata
orang bodoh itu mempunyai kebaikan dan kebajikan pada pagi dan sore hari
sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya ia cenderung tidak bisa
mempertahankannya sekalipun hanya seberat biji sawi.”
Ada yang bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Ia menjawab,
“Sesungguhnya jika orang berakal itu tergelincir, maka ia segera menyadarinya
dengan cara bertaubat, dan menggunakan akal yang dianugerahkan kepadanya.
Tetapi orang bodoh itu ibarat orang yang membangun dan langsung
merobohkannya karena kebodohannya ia terlalu mudah melakukan apa yang bisa
merusak amal shalihnya.”
Kebodohan adalah salah satu faktor yang menghalangi masuknya cahaya
Islam. Oleh karena itu, manusia butuh terapi agar menjadi makhluk yang mulia
dan dimuliakan oleh Allah SWT.
Kemuliaan manusia terletak pada akal yang dianugerahi Allah. Akal ini
digunakan untuk mendidik dirinya sehingga memiliki ilmu untuk mengenal
penciptanya dan beribadah kepada-Nya dengan benar. Itulah sebabnya Rasulullah
SAW menggunakan metode pendidikan untuk memperbaiki manusia, karena
dengan pendidikanlah manusia memiliki ilmu yang benar. Dengan demikian, ia
terhindar dari ketergelinciran pada maksiat, kelemahan, kemiskinan dan terpecah
belah.
Pendidikan merupakan kata kunci untuk setiap manusia agar ia
mendapatkan ilmu. Hanya dengan pendidikanlah ilmu akan didapat dan diserap
dengan baik. Tak heran bila kini pemerintah mewajibkan program belajar 9 tahun
agar masyarakat menjadi pandai dan beradab.
8
12. Pendidikan juga merupakan metode pendekatan yang sesuai dengan fitrah
manusia yang memiliki fase tahapan dalam pertumbuhan.
Pendidikan dapat merubah masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik
disebabkan pendidikan mempunyai kelebihan. Pendidikan mempunyai ciri
pembentukan pemahaman Islam yang utuh dan menyeluruh, pemeliharaan apa
yang telah dipelajarinya, pengembangan atas ilmu yang diperolehnya dan agar
tetap pada rel syariah. Hasil dari pendidikan Islam akan membentuk jiwa yang
tenang, akal yang cerdas dan fisik yang kuat serta banyak beramal.
9
13. BAB III
PENUTUP
1) Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas dapat disimpulkan antara lain pada
Konfrensi Internasional Pendidikan Islam Pertama (First World Conference on
Muslim education) yang diselenggarakan oleh Universitas King Abdul Aziz,
Jeddah pada tahun 1977, belum berhasil membuat rumusan yang jelas tentang
definisi pendidikan menurut islam. Dalam bagian “Rekomendasi” Konfrensi
tersebut para peserta hanya membuat kesimpulan bahwa pengertian pendidikan
menurut islam ialah keseluruhan pengertian yang terkandung di dalam
istilah ta’lim, tarbiyah, danta’dib.
Dasar pndidikan islam adalah:
a) Al-Qur’an
b) Hadits Nabi Muhammad SAW
c) Akal
Tujuan pendidikan islam ialah menyiapkan anak-anak supaya diwaktu
dewasa kelak mereka cakap melakukan pekerjaan dunia dan amalan akhirat
sehingga tercipta kebahagiaan bersama dunia-akhirat.
Manfaat dari pendidikan Islam yaitu akan membentuk jiwa yang tenang,
akal yang cerdas dan fisik yang kuat serta banyak beramal.
10
14. DAFTAR PUSTAKA
No Nama
Penulis
Judul Buku Kota
Penerbit
Penerbit Tahun
Terbit
1. Langugulung,
Hasan
Manusia dan
Pendidikan
suatu analisa
psikologi dan
pendidikan
Jakarta
PT Al Husna
zikra 1995
2. Priatna, Tedi Reaktualisasi
Paradigma
Pendidikan
Islam
Bandung Pustaka Bani
Quraisy
2004
3. Tafsir,
Ahmad
Ilmu
Pendidikan
Dalam
Perspektif
Islam
Bandung
PT Remaja
Rosdakarya 2007
4. Yunus,
Mahmud
Pendidikan
Dan
Pengajaran
Jakarta
Hidakarya
Agung 1978
11
15. CATATAN KAKI
i
Tedi Priatna, Reaktualisasi Paradigma PendidikanIslam,Bandung: PustakaBani Quraisy,2004. hlm.1
ii
AhmadTafsir,IlmuPendidikan Dalam Perspektif Islam,Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.hlm.29-31
iii
Ibid. hlm.22
iv
Hasan Langugulung, Manusia dan Pendidikansuatu analisa psikologi dan pendidikan, Jakarta: PT Al Husna zikra,
1995.hlm.147
v
Mahmudyunus, pendidikandanpengajaran, jakarta: HidakaryaAgung, 1978. hlm.10
12