SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 18
Descargar para leer sin conexión
MENTERI SOSIAL
                       REPUBLIK INDONESIA



            PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

                           NOMOR 02           TAHUN 2012

                                TENTANG

                      TAMAN ANAK SEJAHTERA

               DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

                MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang       a.    bahwa    untuk    melaksanakan        ketentuan        Pasal   9
:
                      Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
                      Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
                      Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
                      Kabupaten/Kota       perlu    disusun      Norma,      Standar,
                      Prosedur dan Kriteria (NSPK) Bidang Sosial;
                 b.   bahwa anak berhak atas kesejahteraan, perawatan,
                      asuhan, dan bimbingan berdasarkan kasih sayang
                      baik dalam keluarganya maupun di dalam asuhan
                      lembaga untuk tumbuh dan berkembang dengan
                      wajar;
                 c.   bahwa       Peraturan     Menteri     Sosial      RI    Nomor
                      57/HUK/2010      tentang       Pendirian       Taman      Anak
                      Sejahtera    belum      menjadi     NSPK    sehingga      perlu
                      disempurnakan;
                 d.   bahwa     berdasarkan        pertimbangan       sebagaimana
        Meng          dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, maka
ingat   :
                      perlu    menetapkan      Peraturan      Menteri     Sosial     RI
                      tentang Taman Anak Sejahtera;


                      1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang
                         Kesejahteraan Anak (Lembaran Negara Tahun
                         1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara
                         Nomor 3143);

                      2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
                         Perlindungan Anak (Lembaran Negara Tahun 2002
                         Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Nomor
                         4235);
MENTERI SOSIAL
               REPUBLIK INDONESIA



                       2




3.   Undang-Undang     Nomor      32      Tahun    2004     tentang
     Pemerintahan Daerah       (Lembaran Negara Tahun 2004
     Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437)
     sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan Undang-
     Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun
     2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);

4.   Undang-Undang     Nomor      33      Tahun    2004     tentang
     Perimbangan    Keuangan    Antara    Pemerintah     Pusat    dan
     Pemerintahan   Daerah     (Lembaran    Negara     Tahun     2004
     Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

5.   Undang-Undang     Nomor      39      Tahun    2008     tentang
     Kementerian Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2008
     Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4916);

6.   Undang-Undang     Nomor      11      Tahun    2009     tentang
     Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara RI Tahun 2009
     Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4967);

7.   Peraturan   Presiden   Nomor    47    Tahun   2009    tentang
     Pembentukan     dan     Organisasi    Kementerian     Negara;
     sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
     Nomor 76 Tahun 2011.

8.   Peraturan   Presiden   Nomor    24    Tahun   2010    tentang
     kedudukan, tugas, dan fungsi Kementerian Negara serta
     susunan organisasi, tugas, dan fungsi eselon I Kementerian
     Negara;

9.   Peraturan Menteri Sosial Nomor 86/HUK/2010 tentang
     Organisasi dan Tata kerja Kementerian Sosial

10. Keputusan Menteri Sosial Nomor 15A/HUK/2010 tentang
     Pedoman Umum Program Kesejahteraan Sosial Anak;
MENTERI SOSIAL
                            REPUBLIK INDONESIA



                                      3




                             MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN         MENTERI      SOSIAL   TENTANG       TAMAN    ANAK
              SEJAHTERA.

                                     BAB I
                               KETENTUAN UMUM


                                    Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

         1. Taman Anak Sejahtera adalah salah satu bentuk pelayanan
            sosial   yang    memberikan        perawatan,    pengasuhan       dan
            perlindungan bagi anak usia 3 (tiga) bulan sampai dengan usia 8
            (delapan) tahun.

         2. Taman    Anak    Sejahtera    Percontohan     adalah    Taman    Anak
            Sejahtera yang dibentuk dan diselenggarakan oleh Kementerian
            Sosial RI sebagai standar Taman Anak Sejahtera.

         3. Pengasuhan      Anak   adalah     kegiatan   pemenuhan     kebutuhan
            esensial anak balita untuk dipelihara, dirawat, dibimbing, dididik
            dan dibina secara berkesinambungan agar anak dapat tumbuh
            kembang secara optimal, baik fisik, mental, spiritual dan sosial.

         4. Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
            melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
            berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan
            harkat    dan      martabat      kemanusiaan,    serta     mendapat
            perlindungan dari penelantaran, eksploitasi, perlakuan salah,
            kekerasan dan diskriminasi.

         5. Forum    Komunikasi    Taman      Anak   Sejahtera     adalah   wadah
            koordinasi antar Taman Anak Sejahtera yang bertujuan untuk
            meningkatkan mutu layanan dan partisipasi masyarakat.
MENTERI SOSIAL
                          REPUBLIK INDONESIA



                                      4


         6. Lembaga Kesejahteraan Sosial         adalah organisasi sosial atau
            perkumpulan    sosial    yang     melaksanakan    penyelenggaraan
            kesejahteraan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang
            berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum.




                                    Pasal 2


Taman Anak Sejahtera didirikan dengan tujuan terwujudnya kesejahteraan
anak   melalui   pengasuhan,    perawatan,      pendidikan,    kesehatan   dan
perlindungan.




                                    BAB II
                           TUGAS DAN FUNGSI


                                    Pasal 3


Taman Anak Sejahtera mempunyai tugas:
         a. membantu      fungsi    orang      tua/wali   dalam    pemenuhan
            kesejahteraan anak, agar anak memperoleh pengasuhan untuk
            dapat tumbuh, berkembang, berpartisipasi dan bersosialisasi;

         b. membantu anak pada proses sosialisasi, pembelajaran dini dan
            perawatan, baik secara individu maupun kelompok agar anak
            dapat sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia;

         c. memberikan pengasuhan, perawatan,dan perlindungan bagi
            anak dari penelantaran, eksploitasi, perlakuan salah, kekerasan
            dan diskriminasi yang dapat mengganggu kelangsungan hidup
            dan tumbuh kembang anak serta pembentukan kepribadian
            anak;

         d. menyelenggarakan konsultasi dan penguatan tanggung jawab
            orang   tua/keluarga    dalam     melaksanakan    pengasuhan   dan
            perlindungan anak; dan

         e. menyelenggarakan sosialisasi mengenai Taman Anak Sejahtera
MENTERI SOSIAL
                           REPUBLIK INDONESIA



                                        5

            dan penyuluhan sosial mengenai Program Kesejahteraan Sosial
            Anak kepada lingkungan masyarakat.




                                      Pasal 4


(1) Taman Anak Sejahtera mempunyai fungsi:
                    a. pengganti peran orang tua untuk sementara waktu;
                    b. pemberi informasi, komunikasi dan konsultasi di
                        bidang kesejahteraan anak; dan
                    c. pemberi dan penerima rujukan dari dan ke lembaga
                        lain.


(2) Selain fungsi sebagaimana dimaksud ayat (1) Taman Anak Sejahtera
   dapat juga berfungsi sebagai :
    a. tempat   pendidikan      dan    penelitian   serta sarana magang bagi
       pekerja sosial, tenaga    kesejahteraan sosial anak, relawan sosial di
       bidang kesejahteraan anak; dan
    b. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Program Kesejahteraan
       Sosial Anak Balita (PKSAB).


(3) LKSA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan organisasi
   sosial atau perkumpulan sosial yang melaksanakan penyelenggaraan
   kesejahteraan sosial anak yang dibentuk oleh masyarakat baik yang
   berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum.


                                      BAB III
                    SYARAT DAN TATA CARA PENDIRIAN
                                Bagian Kesatu
                                      Umum


                                      Pasal 5
MENTERI SOSIAL
                            REPUBLIK INDONESIA



                                      6



Taman Anak Sejahtera didirikan oleh :
   a. Kementerian Sosial;
   b. kementerian/lembaga negara Lainnya;




   c. pemerintah daerah; dan
   d. lembaga kesejahteraan sosial.


                                   Pasal 6


   1)    Taman Anak Sejahtera yang didirikan oleh Kementerian Sosial
         sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 pada ayat (1) huruf a
         merupakan Taman Anak Sejahtera Percontohan.
   2)    Pemerintah daerah dapat mendirikan Taman Anak Sejahtera sebagai
         percontohan.
   3)    Pendirian Taman Anak Sejahtera percontohan sebagaimana dimaksud
         ayat (2) disampaikan kepada Menteri Sosial.


                                   Pasal 7


   1) Taman Anak Sejahtera yang didirikan oleh kementerian/lembaga
        negara lainnya, pemerintah daerah, atau lembaga kesejahteraan sosial
        sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, huruf c, dan huruf d
        mengacu pada Standar Taman Anak Sejahtera.
   2) Ketentuan    mengenai    Standar    Pendirian    Taman   Anak   Sejahtera
        sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh Peraturan Menteri
        Sosial.


                                Bagian Kedua
                                    Syarat


                                    Pasal 8


   1) Pendirian Taman Anak Sejahtera oleh lembaga kesejahteraan sosial
MENTERI SOSIAL
                              REPUBLIK INDONESIA



                                       7

      harus memperoleh rekomendasi dari bupati/walikota c.q. kepala
      instansi    sosial     kabupaten/kota     setempat,   setelah    memenuhi
      persyaratan.




   2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
   a. berbadan hukum;
   b. mempunyai surat keterangan domisili;
   c. terdaftar di instansi sosial setempat.
   3) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama 5
      (lima) tahun dan dapat diperpanjang.


                                     Pasal 9


Lembaga kesejahteraan sosial asing yang mendirikan Taman Anak Sejahtera
selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2)
juga harus:
         a. memperoleh izin operasional dari Menteri untuk melakukan
              penyelenggaraan kesejahteraan sosial;
         b. mendapat rekomendasi pendirian Taman Anak Sejahtera dari
              Menteri; dan
         c. melaporkan        kegiatannya     kepada   Menteri,   gubernur,   dan
              bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.


                                  Bagian Ketiga
                                    Tata Cara


                                     Pasal 10


Tata cara pendirian Taman Anak Sejahtera oleh lembaga kesejahteraan sosial
dan Kementerian/Lembaga Negara lainnya, sebagai berikut :
   a. mengajukan permohonan rekomendasi kepada bupati/walikota c.q.
      instansi   sosial    kabupaten/kota     dengan   melengkapi     persyaratan
      sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2);
MENTERI SOSIAL
                               REPUBLIK INDONESIA



                                        8

   b. permohonan rekomendasi tersebut diproses lebih lanjut oleh instansi
      sosial kabupaten/kota dengan mengadakan :
    1. telaahan terhadap rancangan usulan pendirian Taman Anak Sejahtera
        yang diajukan; dan




    2. peninjauan, penelitian, dan penilaian ke lokasi Taman Anak Sejahtera.
   c. instansi   sosial     kabupaten/kota   dapat   menerima   atau    menolak
      permohonan tersebut dengan pemberitahuan kepada pemohon; dan
   d. dalam hal permohonan diterima, kepala instansi sosial kabupaten/kota
      menerbitkan      surat    rekomendasi     pendirian   dengan     tembusan
      disampaikan kepada :
    1. Menteri Sosial c.q. Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial;dan
    2. Gubernur provinsi c.q. instansi sosial provinsi setempat.


                                     Pasal 11


Tata cara pendirian Taman Anak Sejahtera oleh lembaga kesejahteraan sosial
asing lainnya, meliputi :
   a. mengajukan permohonan izin pendirian kepada Menteri Sosial dengan
      melengkapi persyaratan dimaksud pada Pasal 8 ayat (2) dan Pasal 9;
   b. permohonan izin tersebut diproses lebih lanjut oleh Kementerian Sosial
      c.q Biro Perencanaan Kementerian Sosial dengan rekomendasi dari
      Direktorat Kesejahteraan Sosial Anak ;
          1. telaahan terhadap rancangan usulan pendirian Taman Anak
             Sejahtera yang diajukan; dan
          2. peninjauan, penelitian, dan penilaian ke lokasi Taman Anak
             Sejahtera.
   c. Kementerian Sosial dapat menerima atau menolak permohonan
      tersebut dengan pemberitahuan kepada pemohon;
   d. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a diterima,
      Kementerian Sosial menerbitkan surat izin pendirian dengan tembusan
      disampaikan kepada Gubernur Provinsi c.q. Instansi Sosial Provinsi
      setempat.


                                      BAB IV
MENTERI SOSIAL
                          REPUBLIK INDONESIA



                                     9

             PENYELENGGARAAN TAMAN ANAK SEJAHTERA


                                 Pasal 12


1)   Penyelenggaraan     Taman     Anak     Sejahtera   dilaksanakan       melalui
     kegiatan :
                     a. mendidik     anak     melalui   pembelajaran        sosial,
                        adaptasi, kognitif dan psikomotorik;




                     b. merawat anak melalui pemeriksaan kesehatan,
                        pengobatan,       konsultasi     dan     pemeliharaan
                        kesehatan;
                     c. membimbing orang tua atau keluarga melalui
                        layanan konsultasi psikologi dan sosial;
                     d. membina orang tua atau keluarga dan masyarakat
                        melalui layanan rujukan dan informasi tentang
                        pelayanan anak; dan
                     e. melindungi anak dari penelantaran, eksploitasi,
                        perlakuan salah, kekerasan, dan diskriminasi.
2)   Penyelenggaraan Taman Anak Sejahtera sebagaimana dimaksud pada
     ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan Standar Pelayanan Taman Anak
     Sejahtera.
3)   Standar Pelayanan Taman Anak Sejahtera sebagaimana dimaksud
     pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Menteri Sosial.


                                 Pasal 13


1)    Pelaksanaan   pendirian   Taman     Anak   Sejahtera   dilakukan     dengan
      membentuk, mengembangkan, memperkuat, atau memanfaatkan gugus
      tugas, forum komunikasi, kelompok kerja, atau kelembagaan lainnya
      di provinsi atau kabupaten/kota.
2)    Keanggotaan gugus tugas, forum, kelompok kerja, atau kelembagaan
      lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari Satuan
      Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, lembaga masyarakat,
      perguruan tinggi, dan masyarakat.
3)    Pembentukan      gugus     tugas,     forum,   kelompok     kerja,     atau
MENTERI SOSIAL
                            REPUBLIK INDONESIA



                                        10

         kelembagaan    lainnya   sebagaimana         dimaksud   pada   ayat   (1)
         ditetapkan dengan surat keputusan gubernur atau bupati/walikota
         sesuai wilayah kewenangannya.


                                  Pasal 14


1)     Dalam melaksanakan pendirian Taman Anak Sejahtera, Pemerintah
       Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dapat melakukan kerja
       sama.




2)     Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai
       dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.


                                       BAB V
                             FORUM KOMUNIKASI


                                      Pasal 15


     1) Forum Komunikasi Taman Anak Sejahtera dibentuk secara berjenjang
       di tingkat pusat dan daerah.
     2) Forum Komunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi
       sebagai wadah koordinasi untuk :
               a. memberikan informasi, menyiapkan data-data, bertukar
                  pikiran dan pengalaman serta peran aktif dalam pemberian
                  pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak;
               b. memfasilitasi upaya peningkatan pelayanan sosial yang
                  diselenggarakan Taman Anak Sejahtera;
               c. menyelenggarakan kegiatan sosialisasi di bidang pelayanan
                  dan perlindungan anak; dan
               d. meningkatkan          partisipasi      masyarakat       melalui
                  penyelenggaraan Taman Anak Sejahtera.


                                      Pasal 16
MENTERI SOSIAL
                             REPUBLIK INDONESIA



                                       11



   1)   Pembentukan Forum Komunikasi Taman Anak Sejahtera di tingkat
        nasional ditetapkan oleh Menteri Sosial.
   2)   Pembentukan Forum Komunikasi Taman Anak Sejahtera di tingkat
        provinsi ditetapkan oleh gubernur c.q. instansi sosial.
   3)   Pembentukan Forum Komunikasi Taman Anak Sejahtera di tingkat
        kabupaten/kota ditetapkan oleh bupati/walikota.




                                    Pasal 17


Ketentuan lebih lanjut mengenai Pembentukan Forum Komunikasi Taman
Anak Sejahtera ditetapkan oleh Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial.


                                     BAB VI
                                  PENDANAAN


                                    Pasal 18


   (    Sumber pendanaan pelaksanaan kegiatan Taman Anak Sejahtera
        meliputi:
   a. Anggaran Pendapatan Belanja Negara;
   b. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah provinsi;
   c. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah kabupaten/kota;
   d. sumbangan masyarakat; dan/atau
   e. sumber pendanaan yang sah sesuai dengan ketentuan perundang-
        undangan.
   2) Penyediaan dana bagi pelaksanaan kegiatan Taman Anak Sejahtera
        sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan oleh Pemerintah,
        pemerintahan     daerah     provinsi,   dan    pemerintahan     daerah
        kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan dan peraturan perundang-
        undangan.


                                     BAB VII
MENTERI SOSIAL
                           REPUBLIK INDONESIA



                                      12

                                 KEWENANGAN


                                 Bagian Kesatu
                                  Pemerintah

                                   Pasal 19


(1) Pemerintah memiliki kewenangan:
             a. merumuskan kebijakan Taman Anak Sejahtera;
             b. menyelenggarakan Taman Anak Sejahtera percontohan;




             c. menerbitkan tanda pendaftaran Taman Anak Sejahtera yang
                 ruang lingkup wilayah kerjanya lebih dari 1(satu)Provinsi;
             d. menerbitkan izin operasional bagi lembaga kesejahteraan
                 sosial asing yang mendirikan Taman Anak Sejahtera;
             e. mengalokasikan anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan
                 Belanja Negara (APBN) dalam rangka peningkatan kualitas
                 penyelenggaraan Taman Anak Sejahtera;
             f. melaksanakan akreditasi Taman Anak Sejahtera;
             g. menetapkan norma-norma, standar, prosedur, dan kriteria
                 penyelenggaraan urusan Taman Anak Sejahtera;
             h. melaksanakan fasilitasi penyelenggaraan urusan Taman
                 Anak Sejahtera yang merupakan dampak lintas provinsi dan
                 dampak nasional;
             i. melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan
                 urusan   Taman      Anak      Sejahtera   yang   dilaksanakan
                 pemerintah provinsi;
             j. menyediakan Data Taman Anak Sejahtera; dan
             k. menyediakan Satuan Bhakti Sosial (sakti peksos).
(2) Kewenangan     Pemerintah     sebagaimana      dimaksud   pada   ayat     (1)
    dilaksanakan oleh Menteri.


                                 Bagian kedua
                                    Provinsi
MENTERI SOSIAL
                                REPUBLIK INDONESIA



                                           13


                                       Pasal 20

Gubernur dalam melaksanakan kebijakan, program, dan kegiatan
pendirian Taman Anak Sejahtera memiliki kewenangan:
 a. pelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan pendirian Taman Anak
      Sejahtera;
 b. mengoordinasikan           pelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan
      melaksanakan pendirian Taman Anak Sejahtera lintas Kabupaten/Kota di
      wilayahnya;
 c. menerbitkan tanda pendaftaran Taman Anak Sejahtera yang ruang
      lingkup wilayah kerjanya lebih dari 1(satu) Kabupaten/Kota;




 d. memberi rekomendasi        kepada lembaga kesejahteraan sosial asing yang telah
      memperoleh izin operasional dari Menteri untuk mendirikan Taman Anak Sejahtera di
      wilayah kewenangannya;
 e. pemberian rekomendasi untuk memenuhi syarat Akreditasi;
 f.   melakukan kerjasama dengan Provinsi lain, dan Kabupaten/Kota di
      Provinsi lain, serta fasilitasi kerja sama antar Kabupaten dan Kota di
      wilayahnya dalam pelaksanaan Taman Anak Sejahtera sesuai dengan
      ketentuan peraturan perundang-undangan;
 g. penguatan kapasitas kelembagaan termasuk peningkatan sumber daya
      manusia untuk pelaksanaan pendirian Taman Anak Sejahtera;
 h. melaksanakan pendataan Taman Anak Sejahtera lingkup Provinsi; dan
 i.   melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan urusan Taman
      Anak Sejahtera yang dilaksanakan pemerintah Kabupaten/Kota.


                                    Bagian Ketiga
                                   Kabupaten/Kota


                                        Pasal 21


Bupati/walikota          dalam     melaksanakan       kebijakan,      program,     dan
kegiatan pendirian Taman Anak Sejahtera memiliki kewenangan:
 a. koordinasi pelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan melaksanakan
      pendirian Taman Anak Sejahtera di wilayah Kabupaten/Kota;
 b.     kerjasama     dengan     Kabupaten/Kota       dalam    satu    provinsi,   dan
MENTERI SOSIAL
                                REPUBLIK INDONESIA



                                           14

      kerjasama antar kabupaten/kota di provinsi lainnya dalam pelaksanaan
      kebijakan   program    kegiatan    Taman     Anak   Sejahtera   sesuai   dengan
      ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. penguatan kapasitas kelembagaan termasuk peningkatan sumber daya
      manusia untuk pelaksanaan pendirian Taman Anak Sejahtera;
d. fasilitasi pelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan pendirian Taman
      Anak Sejahtera;




e. memberi rekomendasi        kepada lembaga kesejahteraan sosial asing yang telah
      memperoleh izin operasional dari Menteri untuk mendirikan Taman Anak Sejahtera di
      wilayah kewenangannya; dan
f.    melakukan pendataan Taman Anak Sejahtera.


                                    Bagian Empat
                            Pembinaan dan Pengawasan


                                        Pasal 22


     1) Menteri    Sosial   melakukan       pembinaan      dan    pengawasan       atas
        pelaksanaan kebijakan program kegiatan Taman Anak Sejahtera
        kepada pemerintahan daerah provinsi.
     2) Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan
        kebijakan program kegiatan Taman Anak Sejahtera pemerintahan
        kabupaten/kota.
     3) Bupati/walikota     melakukan      pembinaan       dan    pengawasan       atas
        pelaksanaan kebijakan program kegiatan Taman Anak Sejahtera di
        wilayahnya.


                                        Pasal 23


     1) Pembinaan sebagaimana dimaksud Pasal 22 bertujuan agar Taman
        Anak Sejahtera dapat memenuhi kualifikasi:
                                 a. tumbuh;
                                 b. berkembang;
                                 c. mandiri; dan
MENTERI SOSIAL
                           REPUBLIK INDONESIA



                                      15

                              d. sebagai contoh/model.
   2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria kualifikasi Taman Anak
      Sejahtera sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
      Keputusan Menteri Sosial.


                                   Pasal 24


Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1)
dilakukan dengan pemantauan dan evaluasi secara berkala bersama dengan
instansi terkait sesuai dengan lingkup wilayah kewenangannya.




                                   BAB VIII
                                  PELAPORAN


                                   Pasal 25


   1) Bupati dan Walikota berkewajiban menyampaikan laporan pelaksanaan
      kebijakan, program dan kegiatan Taman Anak Sejahtera didaerahnya
      kepada Gubernur.
   2) Gubernur berkewajiban menyampaikan laporan pelaksanaan kebijakan,
      program dan kegiatan Taman Anak Sejahtera didaerahnya kepada
      Menteri Sosial dan Menteri Dalam Negeri.
   3) Laporan   penyelenggaraan     Taman     Anak     Sejahtera    sebagaimana
      dimaksud pada ayat (1) meliputi :
             a. laporan triwulan berupa laporan keuangan;
             b. laporan   semesteran      berupa   laporan   administrasi   yang
                memuat materi laporan mengenai kemajuan dan hambatan
                dalam penyelenggaraan Taman Anak Sejahtera; dan
             c. laporan tahunan berupa laporan keuangan dan administrasi
                semester 1 (satu) dan semester 2 (dua).
   4) Bentuk pelaporan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2)
      dilaksanakan   sesuai    dengan      ketentuan    peraturan    perundang-
      undangan.


                                   BAB IX
                               PENGHARGAAN
MENTERI SOSIAL
                                REPUBLIK INDONESIA



                                             16

                                       Pasal 26


1)    Menteri memberikan penghargaan kepada Taman Anak Sejahtera
      teladan.
2)    Ketentuan         lebih    lanjut      mengenai      pelaksanaan     pemberian
      penghargaan sebagaimana                dimaksud pada ayat (1), diatur dalam
      Keputusan Menteri Sosial




                                          BAB X
                                SANKSI ADMINISTRATIF


                                       Pasal 27


1) Taman         Anak     Sejahtera       yang     tidak   mempunyai     rekomendasi
     sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dan melakukan
     pelanggaran        terhadap    penyelenggaraan         Taman   Anak   Sejahtera
     dikenakan sanksi administratif berupa:
     a.   teguran lisan; dan/atau
     b.   teguran tertulis
2) Dalam hal sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)tidak dipatuhi
     maka dilakukan penghentian kegiatan sementara oleh instansi sosial
     setempat.
3) Sanksi        administratif        atas        pelanggaran   terhadap     Standar
     Penyelenggaraan Taman Anak Sejahtera sebagaimana dimaksud pada
     Pasal 7 ayat (2) bagi lembaga kesejahteraan sosial asing yang telah
     memiliki izin operasional, meliputi:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan/atau
c. pencabutan izin operasional.




                                          BAB XI
                                KETENTUAN PERALIHAN
MENTERI SOSIAL
                            REPUBLIK INDONESIA



                                        17



                                  Pasal 28


Taman Penitipan Anak dan Kelompok Bermain yang telah ada dapat dibentuk
menjadi   Taman    Anak   Sejahtera    setelah   memenuhi   persyaratan   yang
ditentukan dalam Peraturan ini.




                                      BAB XII
                            KETENTUAN PENUTUP


                                  Pasal 29


Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, maka Peraturan Menteri Sosial RI
Nomor 57/HUK/2010 tentang Pendirian Taman Anak Sejahtera dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku lagi.


                                  Pasal 30


Peraturan ini dibuat sebagai Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)
yang mengatur mengenai pendirian dan penyelenggaraan Taman Anak
Sejahtera.


                                  Pasal 31


Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.



                                       Ditetapkan di Jakarta
                                       pada tanggal 19 Januari 2012

                                       MENTERI SOSIAL REPUBLIK
                                       INDONESIA,

                                       TTD
MENTERI SOSIAL
                               REPUBLIK INDONESIA



                                        18


                                       SALIM SEGAF AL JUFRI
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 25 Januari 2012

MENTERI HUKUM DAN              HAK   ASASI
MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

TTD

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 102

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Permensos no. 17 tahun 2012
Permensos no. 17 tahun 2012Permensos no. 17 tahun 2012
Permensos no. 17 tahun 2012IdnJournal
 
Permensos no 07 tahun 2013 idn journal
Permensos no 07 tahun 2013 idn journalPermensos no 07 tahun 2013 idn journal
Permensos no 07 tahun 2013 idn journalIdnJournal
 
Permensos no. 25 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 25 tahun 2012 idn journalPermensos no. 25 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 25 tahun 2012 idn journalIdnJournal
 
Juknis jamkesmas 2011
Juknis jamkesmas 2011Juknis jamkesmas 2011
Juknis jamkesmas 2011Lintas Rakyat
 
Perda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahan
Perda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial PerusahanPerda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahan
Perda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial PerusahanSuwondo Chan
 
Permensos no. 1 tahun 2013 idn journal
Permensos no. 1 tahun 2013 idn journalPermensos no. 1 tahun 2013 idn journal
Permensos no. 1 tahun 2013 idn journalIdnJournal
 
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaanPerda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaanPA_Klaten
 
Permensos no. 08 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 08 tahun 2012 idn journalPermensos no. 08 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 08 tahun 2012 idn journalIdnJournal
 
Kepmensos no. 15 tahun 2010
Kepmensos no. 15 tahun 2010Kepmensos no. 15 tahun 2010
Kepmensos no. 15 tahun 2010IdnJournal
 
Kepmensos no. 70 tahun 2013
Kepmensos no. 70 tahun 2013Kepmensos no. 70 tahun 2013
Kepmensos no. 70 tahun 2013IdnJournal
 
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaanfionarazqa
 
perda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemis
perda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemisperda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemis
perda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemisfionarazqa
 
perda nomor 8 tahun 2014 ttg penyelenggaraan perlindungan perempuan dan anak
perda nomor 8 tahun 2014 ttg penyelenggaraan perlindungan perempuan dan anakperda nomor 8 tahun 2014 ttg penyelenggaraan perlindungan perempuan dan anak
perda nomor 8 tahun 2014 ttg penyelenggaraan perlindungan perempuan dan anakfionarazqa
 
Perdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidup
Perdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidupPerdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidup
Perdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidupari saridjo
 
Permenpan2013 013 jabatan fungsional kesehatan kerja
Permenpan2013 013 jabatan fungsional kesehatan kerjaPermenpan2013 013 jabatan fungsional kesehatan kerja
Permenpan2013 013 jabatan fungsional kesehatan kerjaRosdiana Sibala
 
Perda jatim no. 4 tahun 2011 idn journal
Perda jatim no. 4 tahun 2011 idn journalPerda jatim no. 4 tahun 2011 idn journal
Perda jatim no. 4 tahun 2011 idn journalIdnJournal
 
Keputusan lurah pembentukan bapel jps
Keputusan lurah pembentukan bapel jpsKeputusan lurah pembentukan bapel jps
Keputusan lurah pembentukan bapel jpsRahmat Calvin
 
UU 24 tahun 2011 tentang BPJS
UU 24 tahun 2011 tentang BPJSUU 24 tahun 2011 tentang BPJS
UU 24 tahun 2011 tentang BPJSM Ungang
 
Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)
Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)
Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)fionarazqa
 

La actualidad más candente (20)

Permensos no. 17 tahun 2012
Permensos no. 17 tahun 2012Permensos no. 17 tahun 2012
Permensos no. 17 tahun 2012
 
Permensos no 07 tahun 2013 idn journal
Permensos no 07 tahun 2013 idn journalPermensos no 07 tahun 2013 idn journal
Permensos no 07 tahun 2013 idn journal
 
Permensos no. 25 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 25 tahun 2012 idn journalPermensos no. 25 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 25 tahun 2012 idn journal
 
Juknis jamkesmas 2011
Juknis jamkesmas 2011Juknis jamkesmas 2011
Juknis jamkesmas 2011
 
Perda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahan
Perda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial PerusahanPerda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahan
Perda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahan
 
Permensos no. 1 tahun 2013 idn journal
Permensos no. 1 tahun 2013 idn journalPermensos no. 1 tahun 2013 idn journal
Permensos no. 1 tahun 2013 idn journal
 
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaanPerda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
 
Permensos no. 08 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 08 tahun 2012 idn journalPermensos no. 08 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 08 tahun 2012 idn journal
 
Kepmensos no. 15 tahun 2010
Kepmensos no. 15 tahun 2010Kepmensos no. 15 tahun 2010
Kepmensos no. 15 tahun 2010
 
Kepmensos no. 70 tahun 2013
Kepmensos no. 70 tahun 2013Kepmensos no. 70 tahun 2013
Kepmensos no. 70 tahun 2013
 
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
 
perda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemis
perda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemisperda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemis
perda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemis
 
perda nomor 8 tahun 2014 ttg penyelenggaraan perlindungan perempuan dan anak
perda nomor 8 tahun 2014 ttg penyelenggaraan perlindungan perempuan dan anakperda nomor 8 tahun 2014 ttg penyelenggaraan perlindungan perempuan dan anak
perda nomor 8 tahun 2014 ttg penyelenggaraan perlindungan perempuan dan anak
 
Perdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidup
Perdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidupPerdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidup
Perdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidup
 
Permenpan2013 013 jabatan fungsional kesehatan kerja
Permenpan2013 013 jabatan fungsional kesehatan kerjaPermenpan2013 013 jabatan fungsional kesehatan kerja
Permenpan2013 013 jabatan fungsional kesehatan kerja
 
Perda jatim no. 4 tahun 2011 idn journal
Perda jatim no. 4 tahun 2011 idn journalPerda jatim no. 4 tahun 2011 idn journal
Perda jatim no. 4 tahun 2011 idn journal
 
Keputusan lurah pembentukan bapel jps
Keputusan lurah pembentukan bapel jpsKeputusan lurah pembentukan bapel jps
Keputusan lurah pembentukan bapel jps
 
UU 24 tahun 2011 tentang BPJS
UU 24 tahun 2011 tentang BPJSUU 24 tahun 2011 tentang BPJS
UU 24 tahun 2011 tentang BPJS
 
Permen pu13 2013
Permen pu13 2013Permen pu13 2013
Permen pu13 2013
 
Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)
Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)
Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)
 

Destacado

Permensos no 16 - 2013_tentang_lk3_lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga
Permensos no  16 - 2013_tentang_lk3_lembaga konsultasi kesejahteraan keluargaPermensos no  16 - 2013_tentang_lk3_lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga
Permensos no 16 - 2013_tentang_lk3_lembaga konsultasi kesejahteraan keluargaDewi Kartika
 
Peraturan Menteri No 16 tahun 2013
Peraturan Menteri No 16 tahun 2013Peraturan Menteri No 16 tahun 2013
Peraturan Menteri No 16 tahun 2013jeeroloo
 
Balks pelaksanaan akreditasi lksa revisi311013
Balks pelaksanaan akreditasi lksa revisi311013Balks pelaksanaan akreditasi lksa revisi311013
Balks pelaksanaan akreditasi lksa revisi311013Abd Muhni Salam
 
Tentang UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
Tentang UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan SosialTentang UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
Tentang UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan SosialLukman Priasmoro
 
Permensos 14 tahun 2012 idn journal
Permensos 14 tahun 2012 idn journalPermensos 14 tahun 2012 idn journal
Permensos 14 tahun 2012 idn journalIdnJournal
 
Isian instrumen akreditasi detail
Isian instrumen akreditasi detailIsian instrumen akreditasi detail
Isian instrumen akreditasi detailRobed Nur Cahyono
 
Panduan teknis akreditasi 2013
Panduan teknis akreditasi 2013Panduan teknis akreditasi 2013
Panduan teknis akreditasi 2013Dewi Kartika
 
Resume jurnal internasional
Resume jurnal internasionalResume jurnal internasional
Resume jurnal internasionalakuayucantik
 

Destacado (10)

Permensos no 16 - 2013_tentang_lk3_lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga
Permensos no  16 - 2013_tentang_lk3_lembaga konsultasi kesejahteraan keluargaPermensos no  16 - 2013_tentang_lk3_lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga
Permensos no 16 - 2013_tentang_lk3_lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga
 
Peraturan Menteri No 16 tahun 2013
Peraturan Menteri No 16 tahun 2013Peraturan Menteri No 16 tahun 2013
Peraturan Menteri No 16 tahun 2013
 
Balks pelaksanaan akreditasi lksa revisi311013
Balks pelaksanaan akreditasi lksa revisi311013Balks pelaksanaan akreditasi lksa revisi311013
Balks pelaksanaan akreditasi lksa revisi311013
 
Tentang UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
Tentang UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan SosialTentang UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
Tentang UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
 
Korban Tindak Kekerasan
Korban Tindak KekerasanKorban Tindak Kekerasan
Korban Tindak Kekerasan
 
Permensos 14 tahun 2012 idn journal
Permensos 14 tahun 2012 idn journalPermensos 14 tahun 2012 idn journal
Permensos 14 tahun 2012 idn journal
 
Permensos No.56 Thn.2009 ttg Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Penyala...
Permensos No.56 Thn.2009 ttg Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Penyala...Permensos No.56 Thn.2009 ttg Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Penyala...
Permensos No.56 Thn.2009 ttg Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Penyala...
 
Isian instrumen akreditasi detail
Isian instrumen akreditasi detailIsian instrumen akreditasi detail
Isian instrumen akreditasi detail
 
Panduan teknis akreditasi 2013
Panduan teknis akreditasi 2013Panduan teknis akreditasi 2013
Panduan teknis akreditasi 2013
 
Resume jurnal internasional
Resume jurnal internasionalResume jurnal internasional
Resume jurnal internasional
 

Similar a Permensos tas-tahun-2012

Uu no. 4 tahun 1979 idn journal
Uu no. 4 tahun 1979 idn journalUu no. 4 tahun 1979 idn journal
Uu no. 4 tahun 1979 idn journalIdnJournal
 
Uu no 4 tahun 1979 idn journal
Uu no 4 tahun 1979 idn journalUu no 4 tahun 1979 idn journal
Uu no 4 tahun 1979 idn journalIdnJournal
 
PERMENSOS NOMOR 25 TAHUN 2019 (1).pdf
PERMENSOS NOMOR 25 TAHUN 2019 (1).pdfPERMENSOS NOMOR 25 TAHUN 2019 (1).pdf
PERMENSOS NOMOR 25 TAHUN 2019 (1).pdfHaerunRizal
 
Permensos No.25 Tahun 2019 Tentang Karang Taruna
Permensos No.25 Tahun 2019 Tentang Karang TarunaPermensos No.25 Tahun 2019 Tentang Karang Taruna
Permensos No.25 Tahun 2019 Tentang Karang TarunaPemdes Seboro Sadang
 
Permensos 25 tahun 2019 Karang Taruna
Permensos 25 tahun 2019 Karang TarunaPermensos 25 tahun 2019 Karang Taruna
Permensos 25 tahun 2019 Karang TarunaRano Rahman
 
ESAP TENTANG fungsi keluarga
ESAP TENTANG fungsi keluargaESAP TENTANG fungsi keluarga
ESAP TENTANG fungsi keluargaStiunus Esap
 
Permensos adopsi 2009
Permensos adopsi 2009Permensos adopsi 2009
Permensos adopsi 2009Dewi Kartika
 
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)verdalena
 
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)verdalena
 
Undang undang-tahun-2009-11-09
Undang undang-tahun-2009-11-09Undang undang-tahun-2009-11-09
Undang undang-tahun-2009-11-09Lukman Priasmoro
 
Uu no. 11 2009 idn journal
Uu no. 11 2009 idn journalUu no. 11 2009 idn journal
Uu no. 11 2009 idn journalIdnJournal
 
Uu perlindungan-anak
Uu perlindungan-anakUu perlindungan-anak
Uu perlindungan-anaktakalar
 

Similar a Permensos tas-tahun-2012 (20)

Uu 04 1979
Uu 04 1979Uu 04 1979
Uu 04 1979
 
Pedoman karang taruna
Pedoman karang tarunaPedoman karang taruna
Pedoman karang taruna
 
KEL.bumi beringin_SK KLA.pdf
KEL.bumi beringin_SK KLA.pdfKEL.bumi beringin_SK KLA.pdf
KEL.bumi beringin_SK KLA.pdf
 
KEL. TIKALA KUMARAKA_SK KLA.pdf
KEL. TIKALA KUMARAKA_SK KLA.pdfKEL. TIKALA KUMARAKA_SK KLA.pdf
KEL. TIKALA KUMARAKA_SK KLA.pdf
 
KEL. MAHAKERET TIMUR_SK KLA.pdf
KEL. MAHAKERET TIMUR_SK KLA.pdfKEL. MAHAKERET TIMUR_SK KLA.pdf
KEL. MAHAKERET TIMUR_SK KLA.pdf
 
Uu no. 4 tahun 1979 idn journal
Uu no. 4 tahun 1979 idn journalUu no. 4 tahun 1979 idn journal
Uu no. 4 tahun 1979 idn journal
 
Uu no 4 tahun 1979 idn journal
Uu no 4 tahun 1979 idn journalUu no 4 tahun 1979 idn journal
Uu no 4 tahun 1979 idn journal
 
PERMENSOS NOMOR 25 TAHUN 2019 (1).pdf
PERMENSOS NOMOR 25 TAHUN 2019 (1).pdfPERMENSOS NOMOR 25 TAHUN 2019 (1).pdf
PERMENSOS NOMOR 25 TAHUN 2019 (1).pdf
 
Permensos No.25 Tahun 2019 Tentang Karang Taruna
Permensos No.25 Tahun 2019 Tentang Karang TarunaPermensos No.25 Tahun 2019 Tentang Karang Taruna
Permensos No.25 Tahun 2019 Tentang Karang Taruna
 
Permensos 25 tahun 2019 Karang Taruna
Permensos 25 tahun 2019 Karang TarunaPermensos 25 tahun 2019 Karang Taruna
Permensos 25 tahun 2019 Karang Taruna
 
ESAP TENTANG fungsi keluarga
ESAP TENTANG fungsi keluargaESAP TENTANG fungsi keluarga
ESAP TENTANG fungsi keluarga
 
Permensos adopsi 2009
Permensos adopsi 2009Permensos adopsi 2009
Permensos adopsi 2009
 
Uu 23 2002
Uu 23 2002Uu 23 2002
Uu 23 2002
 
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
 
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
 
Undang undang-tahun-2009-11-09
Undang undang-tahun-2009-11-09Undang undang-tahun-2009-11-09
Undang undang-tahun-2009-11-09
 
Uu kesos-no11-2009
Uu kesos-no11-2009Uu kesos-no11-2009
Uu kesos-no11-2009
 
Uu no. 11 2009 idn journal
Uu no. 11 2009 idn journalUu no. 11 2009 idn journal
Uu no. 11 2009 idn journal
 
UU RI No.11 Thn.2009 ttg Kesejahteraan Sosial
UU RI No.11 Thn.2009 ttg Kesejahteraan SosialUU RI No.11 Thn.2009 ttg Kesejahteraan Sosial
UU RI No.11 Thn.2009 ttg Kesejahteraan Sosial
 
Uu perlindungan-anak
Uu perlindungan-anakUu perlindungan-anak
Uu perlindungan-anak
 

Más de Dewi Kartika

Asean Social Work Journal
Asean Social Work JournalAsean Social Work Journal
Asean Social Work JournalDewi Kartika
 
Cv harry hikmat 2014.docx
Cv harry hikmat 2014.docxCv harry hikmat 2014.docx
Cv harry hikmat 2014.docxDewi Kartika
 
Pekerja sosial Generalis/ Keputusan Menteri sosial
Pekerja sosial Generalis/ Keputusan Menteri sosialPekerja sosial Generalis/ Keputusan Menteri sosial
Pekerja sosial Generalis/ Keputusan Menteri sosialDewi Kartika
 
Psikologi pekerjaan sosial ( HBSE)
Psikologi pekerjaan sosial ( HBSE)Psikologi pekerjaan sosial ( HBSE)
Psikologi pekerjaan sosial ( HBSE)Dewi Kartika
 
Inpres no. 5 tahun 2014 tentang gerakan nasional anti kejahatan seksual terha...
Inpres no. 5 tahun 2014 tentang gerakan nasional anti kejahatan seksual terha...Inpres no. 5 tahun 2014 tentang gerakan nasional anti kejahatan seksual terha...
Inpres no. 5 tahun 2014 tentang gerakan nasional anti kejahatan seksual terha...Dewi Kartika
 
Analisis data kemiskinan di indonesia 2013
Analisis data kemiskinan di indonesia 2013Analisis data kemiskinan di indonesia 2013
Analisis data kemiskinan di indonesia 2013Dewi Kartika
 
Profil penyandang masalah sosial di indonesia
Profil penyandang masalah sosial di indonesiaProfil penyandang masalah sosial di indonesia
Profil penyandang masalah sosial di indonesiaDewi Kartika
 
Data Kementerian Sosial dalam Angka 13
Data Kementerian Sosial dalam Angka 13Data Kementerian Sosial dalam Angka 13
Data Kementerian Sosial dalam Angka 13Dewi Kartika
 
Panduan teknis sertifikasi
Panduan teknis sertifikasiPanduan teknis sertifikasi
Panduan teknis sertifikasiDewi Kartika
 

Más de Dewi Kartika (10)

Asean Social Work Journal
Asean Social Work JournalAsean Social Work Journal
Asean Social Work Journal
 
Cv harry hikmat 2014.docx
Cv harry hikmat 2014.docxCv harry hikmat 2014.docx
Cv harry hikmat 2014.docx
 
Pekerja sosial Generalis/ Keputusan Menteri sosial
Pekerja sosial Generalis/ Keputusan Menteri sosialPekerja sosial Generalis/ Keputusan Menteri sosial
Pekerja sosial Generalis/ Keputusan Menteri sosial
 
Psikologi pekerjaan sosial ( HBSE)
Psikologi pekerjaan sosial ( HBSE)Psikologi pekerjaan sosial ( HBSE)
Psikologi pekerjaan sosial ( HBSE)
 
Inpres no. 5 tahun 2014 tentang gerakan nasional anti kejahatan seksual terha...
Inpres no. 5 tahun 2014 tentang gerakan nasional anti kejahatan seksual terha...Inpres no. 5 tahun 2014 tentang gerakan nasional anti kejahatan seksual terha...
Inpres no. 5 tahun 2014 tentang gerakan nasional anti kejahatan seksual terha...
 
Analisis data kemiskinan di indonesia 2013
Analisis data kemiskinan di indonesia 2013Analisis data kemiskinan di indonesia 2013
Analisis data kemiskinan di indonesia 2013
 
Profil penyandang masalah sosial di indonesia
Profil penyandang masalah sosial di indonesiaProfil penyandang masalah sosial di indonesia
Profil penyandang masalah sosial di indonesia
 
Data Kementerian Sosial dalam Angka 13
Data Kementerian Sosial dalam Angka 13Data Kementerian Sosial dalam Angka 13
Data Kementerian Sosial dalam Angka 13
 
Panduan teknis sertifikasi
Panduan teknis sertifikasiPanduan teknis sertifikasi
Panduan teknis sertifikasi
 
Plt adk 2012
Plt adk 2012 Plt adk 2012
Plt adk 2012
 

Permensos tas-tahun-2012

  • 1. MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG TAMAN ANAK SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 : Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota perlu disusun Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) Bidang Sosial; b. bahwa anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan, dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun di dalam asuhan lembaga untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar; c. bahwa Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 57/HUK/2010 tentang Pendirian Taman Anak Sejahtera belum menjadi NSPK sehingga perlu disempurnakan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana Meng dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, maka ingat : perlu menetapkan Peraturan Menteri Sosial RI tentang Taman Anak Sejahtera; 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (Lembaran Negara Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3143); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4235);
  • 2. MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 2 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4916); 6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4967); 7. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2011. 8. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang kedudukan, tugas, dan fungsi Kementerian Negara serta susunan organisasi, tugas, dan fungsi eselon I Kementerian Negara; 9. Peraturan Menteri Sosial Nomor 86/HUK/2010 tentang Organisasi dan Tata kerja Kementerian Sosial 10. Keputusan Menteri Sosial Nomor 15A/HUK/2010 tentang Pedoman Umum Program Kesejahteraan Sosial Anak;
  • 3. MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 3 MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI SOSIAL TENTANG TAMAN ANAK SEJAHTERA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Taman Anak Sejahtera adalah salah satu bentuk pelayanan sosial yang memberikan perawatan, pengasuhan dan perlindungan bagi anak usia 3 (tiga) bulan sampai dengan usia 8 (delapan) tahun. 2. Taman Anak Sejahtera Percontohan adalah Taman Anak Sejahtera yang dibentuk dan diselenggarakan oleh Kementerian Sosial RI sebagai standar Taman Anak Sejahtera. 3. Pengasuhan Anak adalah kegiatan pemenuhan kebutuhan esensial anak balita untuk dipelihara, dirawat, dibimbing, dididik dan dibina secara berkesinambungan agar anak dapat tumbuh kembang secara optimal, baik fisik, mental, spiritual dan sosial. 4. Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari penelantaran, eksploitasi, perlakuan salah, kekerasan dan diskriminasi. 5. Forum Komunikasi Taman Anak Sejahtera adalah wadah koordinasi antar Taman Anak Sejahtera yang bertujuan untuk meningkatkan mutu layanan dan partisipasi masyarakat.
  • 4. MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 4 6. Lembaga Kesejahteraan Sosial adalah organisasi sosial atau perkumpulan sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum. Pasal 2 Taman Anak Sejahtera didirikan dengan tujuan terwujudnya kesejahteraan anak melalui pengasuhan, perawatan, pendidikan, kesehatan dan perlindungan. BAB II TUGAS DAN FUNGSI Pasal 3 Taman Anak Sejahtera mempunyai tugas: a. membantu fungsi orang tua/wali dalam pemenuhan kesejahteraan anak, agar anak memperoleh pengasuhan untuk dapat tumbuh, berkembang, berpartisipasi dan bersosialisasi; b. membantu anak pada proses sosialisasi, pembelajaran dini dan perawatan, baik secara individu maupun kelompok agar anak dapat sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia; c. memberikan pengasuhan, perawatan,dan perlindungan bagi anak dari penelantaran, eksploitasi, perlakuan salah, kekerasan dan diskriminasi yang dapat mengganggu kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak serta pembentukan kepribadian anak; d. menyelenggarakan konsultasi dan penguatan tanggung jawab orang tua/keluarga dalam melaksanakan pengasuhan dan perlindungan anak; dan e. menyelenggarakan sosialisasi mengenai Taman Anak Sejahtera
  • 5. MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 dan penyuluhan sosial mengenai Program Kesejahteraan Sosial Anak kepada lingkungan masyarakat. Pasal 4 (1) Taman Anak Sejahtera mempunyai fungsi: a. pengganti peran orang tua untuk sementara waktu; b. pemberi informasi, komunikasi dan konsultasi di bidang kesejahteraan anak; dan c. pemberi dan penerima rujukan dari dan ke lembaga lain. (2) Selain fungsi sebagaimana dimaksud ayat (1) Taman Anak Sejahtera dapat juga berfungsi sebagai : a. tempat pendidikan dan penelitian serta sarana magang bagi pekerja sosial, tenaga kesejahteraan sosial anak, relawan sosial di bidang kesejahteraan anak; dan b. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Program Kesejahteraan Sosial Anak Balita (PKSAB). (3) LKSA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan organisasi sosial atau perkumpulan sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial anak yang dibentuk oleh masyarakat baik yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum. BAB III SYARAT DAN TATA CARA PENDIRIAN Bagian Kesatu Umum Pasal 5
  • 6. MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 6 Taman Anak Sejahtera didirikan oleh : a. Kementerian Sosial; b. kementerian/lembaga negara Lainnya; c. pemerintah daerah; dan d. lembaga kesejahteraan sosial. Pasal 6 1) Taman Anak Sejahtera yang didirikan oleh Kementerian Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 pada ayat (1) huruf a merupakan Taman Anak Sejahtera Percontohan. 2) Pemerintah daerah dapat mendirikan Taman Anak Sejahtera sebagai percontohan. 3) Pendirian Taman Anak Sejahtera percontohan sebagaimana dimaksud ayat (2) disampaikan kepada Menteri Sosial. Pasal 7 1) Taman Anak Sejahtera yang didirikan oleh kementerian/lembaga negara lainnya, pemerintah daerah, atau lembaga kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, huruf c, dan huruf d mengacu pada Standar Taman Anak Sejahtera. 2) Ketentuan mengenai Standar Pendirian Taman Anak Sejahtera sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh Peraturan Menteri Sosial. Bagian Kedua Syarat Pasal 8 1) Pendirian Taman Anak Sejahtera oleh lembaga kesejahteraan sosial
  • 7. MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 7 harus memperoleh rekomendasi dari bupati/walikota c.q. kepala instansi sosial kabupaten/kota setempat, setelah memenuhi persyaratan. 2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. berbadan hukum; b. mempunyai surat keterangan domisili; c. terdaftar di instansi sosial setempat. 3) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang. Pasal 9 Lembaga kesejahteraan sosial asing yang mendirikan Taman Anak Sejahtera selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) juga harus: a. memperoleh izin operasional dari Menteri untuk melakukan penyelenggaraan kesejahteraan sosial; b. mendapat rekomendasi pendirian Taman Anak Sejahtera dari Menteri; dan c. melaporkan kegiatannya kepada Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. Bagian Ketiga Tata Cara Pasal 10 Tata cara pendirian Taman Anak Sejahtera oleh lembaga kesejahteraan sosial dan Kementerian/Lembaga Negara lainnya, sebagai berikut : a. mengajukan permohonan rekomendasi kepada bupati/walikota c.q. instansi sosial kabupaten/kota dengan melengkapi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2);
  • 8. MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 8 b. permohonan rekomendasi tersebut diproses lebih lanjut oleh instansi sosial kabupaten/kota dengan mengadakan : 1. telaahan terhadap rancangan usulan pendirian Taman Anak Sejahtera yang diajukan; dan 2. peninjauan, penelitian, dan penilaian ke lokasi Taman Anak Sejahtera. c. instansi sosial kabupaten/kota dapat menerima atau menolak permohonan tersebut dengan pemberitahuan kepada pemohon; dan d. dalam hal permohonan diterima, kepala instansi sosial kabupaten/kota menerbitkan surat rekomendasi pendirian dengan tembusan disampaikan kepada : 1. Menteri Sosial c.q. Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial;dan 2. Gubernur provinsi c.q. instansi sosial provinsi setempat. Pasal 11 Tata cara pendirian Taman Anak Sejahtera oleh lembaga kesejahteraan sosial asing lainnya, meliputi : a. mengajukan permohonan izin pendirian kepada Menteri Sosial dengan melengkapi persyaratan dimaksud pada Pasal 8 ayat (2) dan Pasal 9; b. permohonan izin tersebut diproses lebih lanjut oleh Kementerian Sosial c.q Biro Perencanaan Kementerian Sosial dengan rekomendasi dari Direktorat Kesejahteraan Sosial Anak ; 1. telaahan terhadap rancangan usulan pendirian Taman Anak Sejahtera yang diajukan; dan 2. peninjauan, penelitian, dan penilaian ke lokasi Taman Anak Sejahtera. c. Kementerian Sosial dapat menerima atau menolak permohonan tersebut dengan pemberitahuan kepada pemohon; d. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a diterima, Kementerian Sosial menerbitkan surat izin pendirian dengan tembusan disampaikan kepada Gubernur Provinsi c.q. Instansi Sosial Provinsi setempat. BAB IV
  • 9. MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 9 PENYELENGGARAAN TAMAN ANAK SEJAHTERA Pasal 12 1) Penyelenggaraan Taman Anak Sejahtera dilaksanakan melalui kegiatan : a. mendidik anak melalui pembelajaran sosial, adaptasi, kognitif dan psikomotorik; b. merawat anak melalui pemeriksaan kesehatan, pengobatan, konsultasi dan pemeliharaan kesehatan; c. membimbing orang tua atau keluarga melalui layanan konsultasi psikologi dan sosial; d. membina orang tua atau keluarga dan masyarakat melalui layanan rujukan dan informasi tentang pelayanan anak; dan e. melindungi anak dari penelantaran, eksploitasi, perlakuan salah, kekerasan, dan diskriminasi. 2) Penyelenggaraan Taman Anak Sejahtera sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan Standar Pelayanan Taman Anak Sejahtera. 3) Standar Pelayanan Taman Anak Sejahtera sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Menteri Sosial. Pasal 13 1) Pelaksanaan pendirian Taman Anak Sejahtera dilakukan dengan membentuk, mengembangkan, memperkuat, atau memanfaatkan gugus tugas, forum komunikasi, kelompok kerja, atau kelembagaan lainnya di provinsi atau kabupaten/kota. 2) Keanggotaan gugus tugas, forum, kelompok kerja, atau kelembagaan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, lembaga masyarakat, perguruan tinggi, dan masyarakat. 3) Pembentukan gugus tugas, forum, kelompok kerja, atau
  • 10. MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 10 kelembagaan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan surat keputusan gubernur atau bupati/walikota sesuai wilayah kewenangannya. Pasal 14 1) Dalam melaksanakan pendirian Taman Anak Sejahtera, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dapat melakukan kerja sama. 2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB V FORUM KOMUNIKASI Pasal 15 1) Forum Komunikasi Taman Anak Sejahtera dibentuk secara berjenjang di tingkat pusat dan daerah. 2) Forum Komunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai wadah koordinasi untuk : a. memberikan informasi, menyiapkan data-data, bertukar pikiran dan pengalaman serta peran aktif dalam pemberian pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak; b. memfasilitasi upaya peningkatan pelayanan sosial yang diselenggarakan Taman Anak Sejahtera; c. menyelenggarakan kegiatan sosialisasi di bidang pelayanan dan perlindungan anak; dan d. meningkatkan partisipasi masyarakat melalui penyelenggaraan Taman Anak Sejahtera. Pasal 16
  • 11. MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 11 1) Pembentukan Forum Komunikasi Taman Anak Sejahtera di tingkat nasional ditetapkan oleh Menteri Sosial. 2) Pembentukan Forum Komunikasi Taman Anak Sejahtera di tingkat provinsi ditetapkan oleh gubernur c.q. instansi sosial. 3) Pembentukan Forum Komunikasi Taman Anak Sejahtera di tingkat kabupaten/kota ditetapkan oleh bupati/walikota. Pasal 17 Ketentuan lebih lanjut mengenai Pembentukan Forum Komunikasi Taman Anak Sejahtera ditetapkan oleh Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial. BAB VI PENDANAAN Pasal 18 ( Sumber pendanaan pelaksanaan kegiatan Taman Anak Sejahtera meliputi: a. Anggaran Pendapatan Belanja Negara; b. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah provinsi; c. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah kabupaten/kota; d. sumbangan masyarakat; dan/atau e. sumber pendanaan yang sah sesuai dengan ketentuan perundang- undangan. 2) Penyediaan dana bagi pelaksanaan kegiatan Taman Anak Sejahtera sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan oleh Pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan dan peraturan perundang- undangan. BAB VII
  • 12. MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 12 KEWENANGAN Bagian Kesatu Pemerintah Pasal 19 (1) Pemerintah memiliki kewenangan: a. merumuskan kebijakan Taman Anak Sejahtera; b. menyelenggarakan Taman Anak Sejahtera percontohan; c. menerbitkan tanda pendaftaran Taman Anak Sejahtera yang ruang lingkup wilayah kerjanya lebih dari 1(satu)Provinsi; d. menerbitkan izin operasional bagi lembaga kesejahteraan sosial asing yang mendirikan Taman Anak Sejahtera; e. mengalokasikan anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam rangka peningkatan kualitas penyelenggaraan Taman Anak Sejahtera; f. melaksanakan akreditasi Taman Anak Sejahtera; g. menetapkan norma-norma, standar, prosedur, dan kriteria penyelenggaraan urusan Taman Anak Sejahtera; h. melaksanakan fasilitasi penyelenggaraan urusan Taman Anak Sejahtera yang merupakan dampak lintas provinsi dan dampak nasional; i. melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan urusan Taman Anak Sejahtera yang dilaksanakan pemerintah provinsi; j. menyediakan Data Taman Anak Sejahtera; dan k. menyediakan Satuan Bhakti Sosial (sakti peksos). (2) Kewenangan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Menteri. Bagian kedua Provinsi
  • 13. MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 13 Pasal 20 Gubernur dalam melaksanakan kebijakan, program, dan kegiatan pendirian Taman Anak Sejahtera memiliki kewenangan: a. pelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan pendirian Taman Anak Sejahtera; b. mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan melaksanakan pendirian Taman Anak Sejahtera lintas Kabupaten/Kota di wilayahnya; c. menerbitkan tanda pendaftaran Taman Anak Sejahtera yang ruang lingkup wilayah kerjanya lebih dari 1(satu) Kabupaten/Kota; d. memberi rekomendasi kepada lembaga kesejahteraan sosial asing yang telah memperoleh izin operasional dari Menteri untuk mendirikan Taman Anak Sejahtera di wilayah kewenangannya; e. pemberian rekomendasi untuk memenuhi syarat Akreditasi; f. melakukan kerjasama dengan Provinsi lain, dan Kabupaten/Kota di Provinsi lain, serta fasilitasi kerja sama antar Kabupaten dan Kota di wilayahnya dalam pelaksanaan Taman Anak Sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; g. penguatan kapasitas kelembagaan termasuk peningkatan sumber daya manusia untuk pelaksanaan pendirian Taman Anak Sejahtera; h. melaksanakan pendataan Taman Anak Sejahtera lingkup Provinsi; dan i. melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan urusan Taman Anak Sejahtera yang dilaksanakan pemerintah Kabupaten/Kota. Bagian Ketiga Kabupaten/Kota Pasal 21 Bupati/walikota dalam melaksanakan kebijakan, program, dan kegiatan pendirian Taman Anak Sejahtera memiliki kewenangan: a. koordinasi pelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan melaksanakan pendirian Taman Anak Sejahtera di wilayah Kabupaten/Kota; b. kerjasama dengan Kabupaten/Kota dalam satu provinsi, dan
  • 14. MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 14 kerjasama antar kabupaten/kota di provinsi lainnya dalam pelaksanaan kebijakan program kegiatan Taman Anak Sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; c. penguatan kapasitas kelembagaan termasuk peningkatan sumber daya manusia untuk pelaksanaan pendirian Taman Anak Sejahtera; d. fasilitasi pelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan pendirian Taman Anak Sejahtera; e. memberi rekomendasi kepada lembaga kesejahteraan sosial asing yang telah memperoleh izin operasional dari Menteri untuk mendirikan Taman Anak Sejahtera di wilayah kewenangannya; dan f. melakukan pendataan Taman Anak Sejahtera. Bagian Empat Pembinaan dan Pengawasan Pasal 22 1) Menteri Sosial melakukan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan kebijakan program kegiatan Taman Anak Sejahtera kepada pemerintahan daerah provinsi. 2) Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan kebijakan program kegiatan Taman Anak Sejahtera pemerintahan kabupaten/kota. 3) Bupati/walikota melakukan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan kebijakan program kegiatan Taman Anak Sejahtera di wilayahnya. Pasal 23 1) Pembinaan sebagaimana dimaksud Pasal 22 bertujuan agar Taman Anak Sejahtera dapat memenuhi kualifikasi: a. tumbuh; b. berkembang; c. mandiri; dan
  • 15. MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 15 d. sebagai contoh/model. 2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria kualifikasi Taman Anak Sejahtera sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Menteri Sosial. Pasal 24 Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) dilakukan dengan pemantauan dan evaluasi secara berkala bersama dengan instansi terkait sesuai dengan lingkup wilayah kewenangannya. BAB VIII PELAPORAN Pasal 25 1) Bupati dan Walikota berkewajiban menyampaikan laporan pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan Taman Anak Sejahtera didaerahnya kepada Gubernur. 2) Gubernur berkewajiban menyampaikan laporan pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan Taman Anak Sejahtera didaerahnya kepada Menteri Sosial dan Menteri Dalam Negeri. 3) Laporan penyelenggaraan Taman Anak Sejahtera sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. laporan triwulan berupa laporan keuangan; b. laporan semesteran berupa laporan administrasi yang memuat materi laporan mengenai kemajuan dan hambatan dalam penyelenggaraan Taman Anak Sejahtera; dan c. laporan tahunan berupa laporan keuangan dan administrasi semester 1 (satu) dan semester 2 (dua). 4) Bentuk pelaporan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. BAB IX PENGHARGAAN
  • 16. MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 16 Pasal 26 1) Menteri memberikan penghargaan kepada Taman Anak Sejahtera teladan. 2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dalam Keputusan Menteri Sosial BAB X SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 27 1) Taman Anak Sejahtera yang tidak mempunyai rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dan melakukan pelanggaran terhadap penyelenggaraan Taman Anak Sejahtera dikenakan sanksi administratif berupa: a. teguran lisan; dan/atau b. teguran tertulis 2) Dalam hal sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)tidak dipatuhi maka dilakukan penghentian kegiatan sementara oleh instansi sosial setempat. 3) Sanksi administratif atas pelanggaran terhadap Standar Penyelenggaraan Taman Anak Sejahtera sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (2) bagi lembaga kesejahteraan sosial asing yang telah memiliki izin operasional, meliputi: a. teguran lisan; b. teguran tertulis; dan/atau c. pencabutan izin operasional. BAB XI KETENTUAN PERALIHAN
  • 17. MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 17 Pasal 28 Taman Penitipan Anak dan Kelompok Bermain yang telah ada dapat dibentuk menjadi Taman Anak Sejahtera setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Peraturan ini. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 29 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, maka Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 57/HUK/2010 tentang Pendirian Taman Anak Sejahtera dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 30 Peraturan ini dibuat sebagai Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) yang mengatur mengenai pendirian dan penyelenggaraan Taman Anak Sejahtera. Pasal 31 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Januari 2012 MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, TTD
  • 18. MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 18 SALIM SEGAF AL JUFRI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 25 Januari 2012 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, TTD AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 102