SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 48
Pengaruh Interaksi
Obat dan Makanan
terhadap Bayi dan
Anak-Anak
Dipresentasikan oleh:
• apt. Dicki Bakhtiar Purkon, M.Si.
(NIDN. 4010059001)
Selasa, 28 Maret 2023
OUTLINES
PENDAHULUAN BERAGAM
BENTUK
SEDIAAN DAN
RUTE
ADMINISTRASI
OBAT SERTA
ABSORPSI OBAT
PRODUK
KESEHATAN
ALAMI DAN
INTERAKSINYA
DENGAN OBAT
MANAJEMEN
PENCEGAHAN/P
ENANGANAN
INTERAKSI OBAT
DAN MAKANAN
Pendahuluan
3
Pendahuluan
4
Administrasi/Rute Pemberian Oral:
Berbagai Bentuk Sediaan:
• Cairan
• Serbuk
• Tablet
• Kapsul
Peralatan yang Digunakan:
• Medicine cup/cangkir obat
• Sendok (terdapat ukuran mL)
• Syringe oral plastic
• Dropper/Drop tetes
• Dot tanpa botol (Nipple without bottle)
5
Tablet dan Kapsul
Prosedur: • Menghancurkan tablet (untuk usia anak < 5-6 tahun)
• Campur dengan cairan yang berasa enak/nyaman
• Jangan dicampur untuk tablet dan makanan
• Untuk Anak Berusia Lebih Besar:
⚬ Beritahu anak tersebut bahwa ada obat dalam
makanan yang diberikan
Sample footer text 3/1/20XX 6
Cairan/Larutan/Suspensi:
7
Cara Penggunaan Suppositoria:
Mencuci tangan dengan benar
menggunakan air dan sabun.
Jika suppositoria yang akan digunakan
menjadi lembek, maka masukan ke
dalam lemari es selama beberapa menit
hingga teksturnya kembali menjadi
keras. Catatan: jangan dimasukan ke
dalam freezer pada lemari pendingin.
Buka bungkus/ kemasan suppositoria.
Jika dosis yang dianjurkan hanya
setengah, maka dapat menggunakan
setengah dari suppositoria dengan
memotong memanjang.
Gunakan sarung tangan.
Lumasi ujung suppositoria dengan
pelumas yang larut dalam air atau
dengan melembabkan daerah rektum
(anus/ dubur) menggunakan air dingin.
Berbaringlah miring dengan posisi kaki
bawah diluruskan dan kaki bagian atas
ditekuk ke depan perut.
Catatan: tidak dianjurkan dalam posisi
jongkok saat memasukan suppositoria
karena akan menyebabkan suppositoria
keluar kembali. Hal ini dapat terjadi
karena adanya dorongan dari rongga
perut dan atau adanya gravitasi
sehingga suppositoria akan keluar
kembali dari rektum (anus/ dubur).
Usahakan agar lubang rektum (anus/
dubur) terbuka
Masukkan suppositoria hingga ½ sampai
1 inchi. Jika dimasukkan tidak terlalu
dalam, suppositoria dapat keluar
kembali.
Tahan hingga beberapa detik.
Tetaplah berbaring hingga 5 menit
untuk mencegah suppositoria keluar
kembali.
Mencuci tangan dengan benar
menggunakan air dan sabun.
Langkah-langkah penggunaan obat tetes yang perlu
diperhatikan terdiri dari:
• Mencuci tangan sebelum menggunakan obat tetes mata
• Melepaskan lensa kontak pada mata bila ada, kecuali bila terdapat
instruksi khusus dari dokter untuk tidak perlu melepaskan lensa kontak
• Membuka tutup botol obat tetes mata dan tidak menyentuh ujung
kemasan obat tetes (dropper tip)
• Menengadah dengan cara memiringkan kepala sedikit ke arah belakang
• Tarik kelopak mata bawah menjauhi permukaan bola mata hingga
membentuk “kantung”
• Teteskan satu tetes obat ke area “kantung” tersebut, dengan tetap tidak
menyentuh dropper tip pada permukaan bola mata
• Menutup mata setelah obat diteteskan
• Menekan area nasolakrimal selama minimal 1 menit
• Menutup botol obat tetes mata kembali
• Memberi interval waktu selama minimal 5 menit sebelum penggunaan
obat tetes mata berikutnya, jika pasien menggunakan lebih dari satu
obat tetes mata.
25
Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan dimulai dari konsepsi dan perlu dipantau secara ketat pada masa bayi, sepanjang
masa kanak-kanak, dan hingga dewasa.
Karena perubahan fisiologis yang terjadi setelah lahir, seorang bayi akan kehilangan sekitar 10% berat badan pada
minggu pertama kehidupan dan biasanya mendapatkan Kembali berat badan pada 8-10 hari setelah kelahiran.
Pada tahun pertama kehidupan, berat bayi berlipat ganda sekitar 5 bulan dan tiga kali lipat dalam 1 tahun; panjang
tubuh meningkat 55% dan lingkar kepala 40%.
Ada berbagai kondisi medis yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa kondisi ini
diobati dengan obat-obatan yang dapat mengubah pertumbuhan dan perkembangan dengan berbagai mekanisme.
Ini mungkin termasuk efek langsung dari obat pada tubuh atau efek sekunder (yaitu, interaksi obat-nutrisi).
26
MEDICATION ADMINISTRATION
AND DRUG ABSORPTION
Efek pH
• Dengan mengubah integritas formulasi yang tersedia secara komersial, obat
dapat dipengaruhi oleh pH di perut.
• Misalnya omeprazole, obat yang sangat asam-labil, diformulasikan sebagai
kapsul yang mengandung butiran berlapis enterik yang dirancang untuk
melindungi obat dari asam lambung sampai dapat larut dalam lingkungan usus
yang lebih alkalik tempat obat diserap.
• Menghancurkan butiran atau melarutkannya dalam cairan alkalotik akan
merusak integritas lapisan enterik dan mengakibatkan degradasi obat dalam
asam lambung.
• Ada dua pilihan untuk pasien yang tidak dapat menelan kapsul utuh:
⚬ Buka kapsul dan campur butiran dengan jus buah, atau
⚬ Siapkan suspensi dalam basa natrium bikarbonat yang menyangga isi
lambung cukup lama agar obat dapat masuk ke usus.
27
MEDICATION ADMINISTRATION
AND DRUG ABSORPtion
Fenitoin dan Enteral Feed
• Fenitoin adalah obat yang digunakan untuk mengobati epilepsi.
• Administrasi bersamaan suspensi fenitoin dan formula enteral dapat
mengurangi ketersediaan hayati fenitoin, mengakibatkan penurunan
konsentrasi serum.
• Jika layak secara klinis, pemberian makan harus dihentikan selama 2 jam
sebelum dan sesudah dosis meskipun manfaat hasil dari prosedur ini tidak
jelas.
• Penting juga untuk menyiram tabung makan untuk menghilangkan umpan
enteral yang mungkin tetap berada di dalam tabung sebelum pemberian
obat.
28
PEMBERIAN
OBAT DAN
ABSORPSI
OBAT:
29
Ciprofloxacin dan Enteral Feeds
Ciprofloxacin adalah antibiotik. Itu milik sekelompok antibiotik yang disebut
fluoroquinolones. Ini digunakan untuk mengobati infeksi serius, atau infeksi ketika
antibiotik lain tidak bekerja.
Suspensi komersial berbasis minyak dan melekat pada tabung pengisi.
Selain itu, suspensi telah ditemukan menyumbat tabung pengisi lubang yang lebih kecil
yang digunakan pada pasien anak.
Untuk memberikan ciprofloxacin melalui selang makanan, tablet pelepasan segera harus
dihancurkan dan dicampur dengan air.
Tabung makanan harus dibilas sebelum dan sesudah dosis diberikan.
Pemisahan setidaknya 1 jam juga diperlukan untuk menghindari kompleksasi obat dengan
kation divalen dalam umpan.
Selain itu, ciprofloxacin tidak boleh diberikan melalui tabung jejunum karena penyerapan
dari jejunum terbatas
Effect of Food on Drug
Absorption
• Palatabilitas obat cair adalah
masalah lain yang terus
dibahas dalam populasi anak.
• Untuk menutupi rasa obat,
mereka sering dicampur
dengan cairan atau makanan
lunak. Akibatnya, efek
makanan pada penyerapan
obat harus dipertimbangkan.
30
PEMBERIAN OBAT
DAN ABSORPSI
OBAT:
Effect of Food on Drug Absorption
• Beberapa efek klinis atau efek samping obat dapat ditingkatkan dengan pemberian bersama
makanan.
• Contoh klasiknya adalah konsumsi makanan kaya vitamin K saat mengonsumsi warfarin
(antikoagulan). Warfarin mengganggu daur ulang vitamin K di hati.
• Konsumsi makanan tinggi vitamin K yang tidak konsisten dapat menurunkan efektivitas warfarin dan
berpotensi menempatkan pasien pada risiko pembekuan darah, sementara penghapusan diet
vitamin K secara tiba-tiba dapat menempatkan pasien pada risiko episode perdarahan.
• Pasien harus diinstruksikan untuk makan diet yang konsisten untuk menghindari perubahan cepat
dalam INR atau waktu protrombin pada penyerapan obat harus dipertimbangkan.
31
PEMBERIAN OBAT DAN
ABSORPSI OBAT:
32
• Pengaruh Makanan terhadap Penyerapan Obat:
⚬ Obat stimulan seperti turunan metamfetamin dan turunan efedrin
tidak boleh dikonsumsi dengan kafein karena kombinasi ini dapat
menyebabkan kegelisahan atau insomnia.
⚬ Demikian juga alkohol (termasuk produk obat yang mengandung
alkohol) harus dihindari saat mengonsumsi obat yang diketahui
menyebabkan kantuk, seperti antihistamin (mis.: Difenhidramin).
⚬ Untuk lebih membingungkan, perlu dicatat bahwa pasien anak
sering memiliki efek stimulan SSP paradoks dengan antihistamin.
⚬ Jadi pada pasien ini mungkin sangat penting untuk menghindari
kafein dan stimulan lainnya.
PEMBERIAN OBAT DAN
ABSORPSI OBAT:
NATURAL
HEALTH
PRODUCTS
(NHP), seperti:
Obat Herbal,
Nutraseutikal,
dan Suplemen
Herbal.
33
Penggunaan NHP tersebar luas baik pada populasi dewasa maupun
anak-anak dan masih terus meningkat.
Satu dari enam orang tua yang disurvei dalam satu laporan
mengaku memberikan suplemen makanan kepada anak-anak
mereka.
Berbagai alasan telah diidentifikasi karena kurangnya
pengungkapan NHP pasien kepada dokter.
Misalnya, beberapa pasien tidak percaya NHP terkait dengan
perawatan medis mereka atau tidak menganggapnya sebagai obat.
Lainnya tidak mengungkapkan penggunaan NHP untuk
menghindari cemoohan dari penyedia layanan kesehatan mereka.
Meskipun NHP mungkin memiliki beberapa kegunaan, mereka
bukan tanpa toksisitas dan interaksi yang terlihat dengan obat yang
lebih konvensional
34
MANAJEMEN
INTERAKSI
OBAT-GIZI:
35
• Identifikasi
⚬ semua pasien perlu ditanya obat apa
(resep dan non-resep), suplemen
oral, dan NHP yang mereka pakai.
termasuk cara pemberiannya.
⚬ Ini terutama benar jika pasien
mengeluhkan efek samping yang
tidak terduga atau mengalami
kurangnya efek terapeutik.
36
37
MANAJEMEN
INTERAKSI
OBAT-GIZI:
• Pencegahan:
⚬ Cara terbaik untuk mencegah interaksi obat-
nutrisi adalah pendidikan semua staf dan
pasien anak serta pengasuh mereka.
⚬ Orang tua harus didorong untuk
mendapatkan semua obat mereka melalui
satu apotek sehingga dokter/apoteker dapat
mengidentifikasi semua interaksi potensial
termasuk interaksi obat-nutrisi.
⚬ Ahli diet perlu menyadari diet pasien dan
terapi obat dan dapat membantu mencegah
dan mengidentifikasi interaksi obat-nutrisi.
⚬ Mereka dapat mendidik pasien tentang
asupan makanan tertentu serta memantau
asupan harian pasien dari makanan ini
38
MANAJEMEN
INTERAKSI
OBAT-GIZI:
• Pengelolaan
⚬ Salah satu mekanisme untuk mengatasi
masalah absorpsi obat adalah dengan
memisahkan pemberian makan dengan
pemberian obat secara memadai.
⚬ Beberapa literatur menyatakan bahwa
pemberian makan harus dilakukan 2 jam
sebelum dan 2 jam setelah pemberian obat.
⚬ Pada pasien anak-anak, pemberian makanan
enteral terus menerus tidak jarang yang
membuat pemberian obat menjadi sulit dalam
kasus di mana makan harus diadakan.
⚬ Salah satu rekomendasi adalah mengubah
rejimen makan menjadi pemberian bolus atau
meningkatkan laju infus.
⚬ Dalam pengaturan rawat inap, perubahan
sistem dan peringatan perlu diterapkan untuk
mencegah terjadinya interaksi obat-nutrisi.
Terima Kasih

Más contenido relacionado

Similar a 3. Materi Pengaruh Interaksi Obat & Makanan pada Bayi & Anak-Anak (Jumat, 11 Maret 2022).pptx

Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberianIndikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberianhaslinahaslina3
 
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................ssuser72b568
 
pharmaceutical care
pharmaceutical carepharmaceutical care
pharmaceutical careDokter Tekno
 
Cara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benarCara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benarmateri-x2
 
SOP DIARE (REVISI).docx
SOP DIARE (REVISI).docxSOP DIARE (REVISI).docx
SOP DIARE (REVISI).docxrida90
 
3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptx
3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptx3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptx
3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptxEmmyKardianasari
 
Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anak
Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anakKelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anak
Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anaknindyM1
 
Journal Reading_Effects of therapeutic zinc supplementation for diarrhea and ...
Journal Reading_Effects of therapeutic zinc supplementation for diarrhea and ...Journal Reading_Effects of therapeutic zinc supplementation for diarrhea and ...
Journal Reading_Effects of therapeutic zinc supplementation for diarrhea and ...TamaRoma3
 
Kb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
Kb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulanKb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
Kb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulanpjj_kemenkes
 
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisiAsuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisiSulistia Rini
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
Penggunaan obat pada pediatrik
Penggunaan obat pada pediatrikPenggunaan obat pada pediatrik
Penggunaan obat pada pediatrikFadhol Romdhoni
 
Konsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatKonsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatRetno Wulan
 

Similar a 3. Materi Pengaruh Interaksi Obat & Makanan pada Bayi & Anak-Anak (Jumat, 11 Maret 2022).pptx (20)

Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberianIndikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
 
Sistem reproduksi
Sistem reproduksiSistem reproduksi
Sistem reproduksi
 
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
 
pharmaceutical care
pharmaceutical carepharmaceutical care
pharmaceutical care
 
Cara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benarCara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benar
 
SOP DIARE (REVISI).docx
SOP DIARE (REVISI).docxSOP DIARE (REVISI).docx
SOP DIARE (REVISI).docx
 
pharmacology
 pharmacology pharmacology
pharmacology
 
3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptx
3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptx3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptx
3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptx
 
Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anak
Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anakKelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anak
Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anak
 
Journal Reading_Effects of therapeutic zinc supplementation for diarrhea and ...
Journal Reading_Effects of therapeutic zinc supplementation for diarrhea and ...Journal Reading_Effects of therapeutic zinc supplementation for diarrhea and ...
Journal Reading_Effects of therapeutic zinc supplementation for diarrhea and ...
 
PEDOMAN_KONSELING.pdf
PEDOMAN_KONSELING.pdfPEDOMAN_KONSELING.pdf
PEDOMAN_KONSELING.pdf
 
Pemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada LansiaPemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada Lansia
 
Kb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
Kb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulanKb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
Kb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
 
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisiAsuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
Penggunaan obat pada pediatrik
Penggunaan obat pada pediatrikPenggunaan obat pada pediatrik
Penggunaan obat pada pediatrik
 
LAXOBERON.pptx
LAXOBERON.pptxLAXOBERON.pptx
LAXOBERON.pptx
 
Pantera
PanteraPantera
Pantera
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Konsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatKonsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obat
 

Último

PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAkompilasikuliahd3TLM
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatZuheri
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxhellokarin81
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 

Último (20)

PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 

3. Materi Pengaruh Interaksi Obat & Makanan pada Bayi & Anak-Anak (Jumat, 11 Maret 2022).pptx

  • 1. Pengaruh Interaksi Obat dan Makanan terhadap Bayi dan Anak-Anak Dipresentasikan oleh: • apt. Dicki Bakhtiar Purkon, M.Si. (NIDN. 4010059001) Selasa, 28 Maret 2023
  • 2. OUTLINES PENDAHULUAN BERAGAM BENTUK SEDIAAN DAN RUTE ADMINISTRASI OBAT SERTA ABSORPSI OBAT PRODUK KESEHATAN ALAMI DAN INTERAKSINYA DENGAN OBAT MANAJEMEN PENCEGAHAN/P ENANGANAN INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN
  • 5. Administrasi/Rute Pemberian Oral: Berbagai Bentuk Sediaan: • Cairan • Serbuk • Tablet • Kapsul Peralatan yang Digunakan: • Medicine cup/cangkir obat • Sendok (terdapat ukuran mL) • Syringe oral plastic • Dropper/Drop tetes • Dot tanpa botol (Nipple without bottle) 5
  • 6. Tablet dan Kapsul Prosedur: • Menghancurkan tablet (untuk usia anak < 5-6 tahun) • Campur dengan cairan yang berasa enak/nyaman • Jangan dicampur untuk tablet dan makanan • Untuk Anak Berusia Lebih Besar: ⚬ Beritahu anak tersebut bahwa ada obat dalam makanan yang diberikan Sample footer text 3/1/20XX 6
  • 8.
  • 9.
  • 10. Cara Penggunaan Suppositoria: Mencuci tangan dengan benar menggunakan air dan sabun. Jika suppositoria yang akan digunakan menjadi lembek, maka masukan ke dalam lemari es selama beberapa menit hingga teksturnya kembali menjadi keras. Catatan: jangan dimasukan ke dalam freezer pada lemari pendingin. Buka bungkus/ kemasan suppositoria. Jika dosis yang dianjurkan hanya setengah, maka dapat menggunakan setengah dari suppositoria dengan memotong memanjang. Gunakan sarung tangan. Lumasi ujung suppositoria dengan pelumas yang larut dalam air atau dengan melembabkan daerah rektum (anus/ dubur) menggunakan air dingin. Berbaringlah miring dengan posisi kaki bawah diluruskan dan kaki bagian atas ditekuk ke depan perut. Catatan: tidak dianjurkan dalam posisi jongkok saat memasukan suppositoria karena akan menyebabkan suppositoria keluar kembali. Hal ini dapat terjadi karena adanya dorongan dari rongga perut dan atau adanya gravitasi sehingga suppositoria akan keluar kembali dari rektum (anus/ dubur). Usahakan agar lubang rektum (anus/ dubur) terbuka Masukkan suppositoria hingga ½ sampai 1 inchi. Jika dimasukkan tidak terlalu dalam, suppositoria dapat keluar kembali. Tahan hingga beberapa detik. Tetaplah berbaring hingga 5 menit untuk mencegah suppositoria keluar kembali. Mencuci tangan dengan benar menggunakan air dan sabun.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15. Langkah-langkah penggunaan obat tetes yang perlu diperhatikan terdiri dari: • Mencuci tangan sebelum menggunakan obat tetes mata • Melepaskan lensa kontak pada mata bila ada, kecuali bila terdapat instruksi khusus dari dokter untuk tidak perlu melepaskan lensa kontak • Membuka tutup botol obat tetes mata dan tidak menyentuh ujung kemasan obat tetes (dropper tip) • Menengadah dengan cara memiringkan kepala sedikit ke arah belakang • Tarik kelopak mata bawah menjauhi permukaan bola mata hingga membentuk “kantung” • Teteskan satu tetes obat ke area “kantung” tersebut, dengan tetap tidak menyentuh dropper tip pada permukaan bola mata • Menutup mata setelah obat diteteskan • Menekan area nasolakrimal selama minimal 1 menit • Menutup botol obat tetes mata kembali • Memberi interval waktu selama minimal 5 menit sebelum penggunaan obat tetes mata berikutnya, jika pasien menggunakan lebih dari satu obat tetes mata.
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24. 25
  • 25. Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan dan perkembangan dimulai dari konsepsi dan perlu dipantau secara ketat pada masa bayi, sepanjang masa kanak-kanak, dan hingga dewasa. Karena perubahan fisiologis yang terjadi setelah lahir, seorang bayi akan kehilangan sekitar 10% berat badan pada minggu pertama kehidupan dan biasanya mendapatkan Kembali berat badan pada 8-10 hari setelah kelahiran. Pada tahun pertama kehidupan, berat bayi berlipat ganda sekitar 5 bulan dan tiga kali lipat dalam 1 tahun; panjang tubuh meningkat 55% dan lingkar kepala 40%. Ada berbagai kondisi medis yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa kondisi ini diobati dengan obat-obatan yang dapat mengubah pertumbuhan dan perkembangan dengan berbagai mekanisme. Ini mungkin termasuk efek langsung dari obat pada tubuh atau efek sekunder (yaitu, interaksi obat-nutrisi). 26
  • 26. MEDICATION ADMINISTRATION AND DRUG ABSORPTION Efek pH • Dengan mengubah integritas formulasi yang tersedia secara komersial, obat dapat dipengaruhi oleh pH di perut. • Misalnya omeprazole, obat yang sangat asam-labil, diformulasikan sebagai kapsul yang mengandung butiran berlapis enterik yang dirancang untuk melindungi obat dari asam lambung sampai dapat larut dalam lingkungan usus yang lebih alkalik tempat obat diserap. • Menghancurkan butiran atau melarutkannya dalam cairan alkalotik akan merusak integritas lapisan enterik dan mengakibatkan degradasi obat dalam asam lambung. • Ada dua pilihan untuk pasien yang tidak dapat menelan kapsul utuh: ⚬ Buka kapsul dan campur butiran dengan jus buah, atau ⚬ Siapkan suspensi dalam basa natrium bikarbonat yang menyangga isi lambung cukup lama agar obat dapat masuk ke usus. 27
  • 27. MEDICATION ADMINISTRATION AND DRUG ABSORPtion Fenitoin dan Enteral Feed • Fenitoin adalah obat yang digunakan untuk mengobati epilepsi. • Administrasi bersamaan suspensi fenitoin dan formula enteral dapat mengurangi ketersediaan hayati fenitoin, mengakibatkan penurunan konsentrasi serum. • Jika layak secara klinis, pemberian makan harus dihentikan selama 2 jam sebelum dan sesudah dosis meskipun manfaat hasil dari prosedur ini tidak jelas. • Penting juga untuk menyiram tabung makan untuk menghilangkan umpan enteral yang mungkin tetap berada di dalam tabung sebelum pemberian obat. 28
  • 28. PEMBERIAN OBAT DAN ABSORPSI OBAT: 29 Ciprofloxacin dan Enteral Feeds Ciprofloxacin adalah antibiotik. Itu milik sekelompok antibiotik yang disebut fluoroquinolones. Ini digunakan untuk mengobati infeksi serius, atau infeksi ketika antibiotik lain tidak bekerja. Suspensi komersial berbasis minyak dan melekat pada tabung pengisi. Selain itu, suspensi telah ditemukan menyumbat tabung pengisi lubang yang lebih kecil yang digunakan pada pasien anak. Untuk memberikan ciprofloxacin melalui selang makanan, tablet pelepasan segera harus dihancurkan dan dicampur dengan air. Tabung makanan harus dibilas sebelum dan sesudah dosis diberikan. Pemisahan setidaknya 1 jam juga diperlukan untuk menghindari kompleksasi obat dengan kation divalen dalam umpan. Selain itu, ciprofloxacin tidak boleh diberikan melalui tabung jejunum karena penyerapan dari jejunum terbatas
  • 29. Effect of Food on Drug Absorption • Palatabilitas obat cair adalah masalah lain yang terus dibahas dalam populasi anak. • Untuk menutupi rasa obat, mereka sering dicampur dengan cairan atau makanan lunak. Akibatnya, efek makanan pada penyerapan obat harus dipertimbangkan. 30 PEMBERIAN OBAT DAN ABSORPSI OBAT:
  • 30. Effect of Food on Drug Absorption • Beberapa efek klinis atau efek samping obat dapat ditingkatkan dengan pemberian bersama makanan. • Contoh klasiknya adalah konsumsi makanan kaya vitamin K saat mengonsumsi warfarin (antikoagulan). Warfarin mengganggu daur ulang vitamin K di hati. • Konsumsi makanan tinggi vitamin K yang tidak konsisten dapat menurunkan efektivitas warfarin dan berpotensi menempatkan pasien pada risiko pembekuan darah, sementara penghapusan diet vitamin K secara tiba-tiba dapat menempatkan pasien pada risiko episode perdarahan. • Pasien harus diinstruksikan untuk makan diet yang konsisten untuk menghindari perubahan cepat dalam INR atau waktu protrombin pada penyerapan obat harus dipertimbangkan. 31 PEMBERIAN OBAT DAN ABSORPSI OBAT:
  • 31. 32 • Pengaruh Makanan terhadap Penyerapan Obat: ⚬ Obat stimulan seperti turunan metamfetamin dan turunan efedrin tidak boleh dikonsumsi dengan kafein karena kombinasi ini dapat menyebabkan kegelisahan atau insomnia. ⚬ Demikian juga alkohol (termasuk produk obat yang mengandung alkohol) harus dihindari saat mengonsumsi obat yang diketahui menyebabkan kantuk, seperti antihistamin (mis.: Difenhidramin). ⚬ Untuk lebih membingungkan, perlu dicatat bahwa pasien anak sering memiliki efek stimulan SSP paradoks dengan antihistamin. ⚬ Jadi pada pasien ini mungkin sangat penting untuk menghindari kafein dan stimulan lainnya. PEMBERIAN OBAT DAN ABSORPSI OBAT:
  • 32. NATURAL HEALTH PRODUCTS (NHP), seperti: Obat Herbal, Nutraseutikal, dan Suplemen Herbal. 33 Penggunaan NHP tersebar luas baik pada populasi dewasa maupun anak-anak dan masih terus meningkat. Satu dari enam orang tua yang disurvei dalam satu laporan mengaku memberikan suplemen makanan kepada anak-anak mereka. Berbagai alasan telah diidentifikasi karena kurangnya pengungkapan NHP pasien kepada dokter. Misalnya, beberapa pasien tidak percaya NHP terkait dengan perawatan medis mereka atau tidak menganggapnya sebagai obat. Lainnya tidak mengungkapkan penggunaan NHP untuk menghindari cemoohan dari penyedia layanan kesehatan mereka. Meskipun NHP mungkin memiliki beberapa kegunaan, mereka bukan tanpa toksisitas dan interaksi yang terlihat dengan obat yang lebih konvensional
  • 33. 34
  • 34. MANAJEMEN INTERAKSI OBAT-GIZI: 35 • Identifikasi ⚬ semua pasien perlu ditanya obat apa (resep dan non-resep), suplemen oral, dan NHP yang mereka pakai. termasuk cara pemberiannya. ⚬ Ini terutama benar jika pasien mengeluhkan efek samping yang tidak terduga atau mengalami kurangnya efek terapeutik.
  • 35. 36
  • 36. 37 MANAJEMEN INTERAKSI OBAT-GIZI: • Pencegahan: ⚬ Cara terbaik untuk mencegah interaksi obat- nutrisi adalah pendidikan semua staf dan pasien anak serta pengasuh mereka. ⚬ Orang tua harus didorong untuk mendapatkan semua obat mereka melalui satu apotek sehingga dokter/apoteker dapat mengidentifikasi semua interaksi potensial termasuk interaksi obat-nutrisi. ⚬ Ahli diet perlu menyadari diet pasien dan terapi obat dan dapat membantu mencegah dan mengidentifikasi interaksi obat-nutrisi. ⚬ Mereka dapat mendidik pasien tentang asupan makanan tertentu serta memantau asupan harian pasien dari makanan ini
  • 37. 38 MANAJEMEN INTERAKSI OBAT-GIZI: • Pengelolaan ⚬ Salah satu mekanisme untuk mengatasi masalah absorpsi obat adalah dengan memisahkan pemberian makan dengan pemberian obat secara memadai. ⚬ Beberapa literatur menyatakan bahwa pemberian makan harus dilakukan 2 jam sebelum dan 2 jam setelah pemberian obat. ⚬ Pada pasien anak-anak, pemberian makanan enteral terus menerus tidak jarang yang membuat pemberian obat menjadi sulit dalam kasus di mana makan harus diadakan. ⚬ Salah satu rekomendasi adalah mengubah rejimen makan menjadi pemberian bolus atau meningkatkan laju infus. ⚬ Dalam pengaturan rawat inap, perubahan sistem dan peringatan perlu diterapkan untuk mencegah terjadinya interaksi obat-nutrisi.
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41.
  • 42.
  • 43.
  • 44.
  • 45.
  • 46.
  • 47.

Notas del editor

  1. 1.7.2013
  2. 1.7.2013
  3. 1.7.2013
  4. 1.7.2013
  5. 1.7.2013
  6. 1.7.2013
  7. 1.7.2013
  8. 1.7.2013
  9. 1.7.2013
  10. 1.7.2013
  11. 1.7.2013
  12. 1.7.2013
  13. 1.7.2013
  14. 1.7.2013
  15. 1.7.2013
  16. 1.7.2013
  17. 1.7.2013
  18. 1.7.2013
  19. 1.7.2013
  20. 1.7.2013
  21. 1.7.2013
  22. 1.7.2013
  23. 1.7.2013
  24. 1.7.2013
  25. 1.7.2013
  26. 1.7.2013
  27. 1.7.2013
  28. 1.7.2013