Publicidad

Materi dr cakra.pptx

11 de Jan de 2023
Publicidad

Más contenido relacionado

Publicidad

Materi dr cakra.pptx

  1. Atonia uteri & syok hipovolemik  Cakrabumi Wishnubroto
  2. 7 7 2. 5 15. 6 4. 9 R u m a h Sakit F a s k e s lainnya Ru m a h Perjalanan ke RS/Faskes TEMPAT K E M A T I A N I B U TARGET, PENYEBAB DAN TEMPAT KEMATIAN IBU 305 227 201 174 148 122 96 70 29 1 279 278 253 264 251 237 224 210 197 183 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Penurunan Angka Kematian Ibu Akselerasi AKI Target RPJMN AKI 1 3 2 Sosialisasi Kemenkes RI 2021
  3. Tujuan Improvement collaborative PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif) Adanya kebijakan Rumah Sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan PONEK. Terbentuk dan terlaksananya kegiatan Tim PONEK Rumah Sakit dan pembinaan rumah sakit jejaring pelayanan PONEK. Tercapainya kemampuan teknis Tim PONEK sesuai standar. Adanya koordinasi dan sinkronisasi antara pengelola dan penanggung jawab program tingkat Kabupaten / Kota, Provinsi, dan pusat dalam manajemen program PONEK.
  4. Kematian ibu di Jawa Tengah
  5. lanjutan..
  6. Perdarahan postpartum  Perdarahan pervaginam lebih dari 500 ml setelah melahirkan (Rush 2000). - Perdarahan sering dianggap remeh karena sulit diukur secara visual - Darah bercampur dengan cairan lainnya
  7. Evaluasi dan Penatalaksanaan Awal Evaluasi dengan cepat: Apakah ada syok? Perkirakan jumlah darah yang hilang Masase  keluarkan bekuan darah, apakah ada kontraksi? Berikan oksitosin 10 iu IM
  8. Evaluasi dan Penatalaksanaan Awal (lanjutan) Cairan parenteral (jarum besar): tetesan cepat Pastikan kandung kemih kosong Apakah plasenta telah keluar? Periksa kelengkapannya Apakah ada robekan pada jalan lahir?
  9. Faktor Penyebab Perdarahan Post Partum Tonus: atonia uteri Trauma: robekan jalan lahir Tissue: retensi plasenta Trombin: kelainan koagulasi darah 4T
  10. Diagnosis Banding  Atonia uteri  Retensi plasenta  Sisa plasenta  Robekan jalan lahir  Ruptura uteri  Inversi uteri  Gangguan pembekuan darah
  11. Atonia uteri Miometrium tidak berkontraksi setelah plasenta lahir Uterus lunak Pembuluh darah pd daerah bekas perlekatan plasenta terbuka lebar Penyebab tersering perdarahan postpartum
  12. Faktor risiko atonia uteri • Uterus meregang berlebihan  polihidramnion, gemeli, makrosomia • Persalinan lama • Pesalinan terlalu cepat • Pacuan persalinan dg oksitosin • Infeksi intrapartum • Paritas tinggi
  13. Berpikir antisipatif Identifikasi faktor risiko Antisipasi atonia uteri 20% atonia uteri dapat terjadi pada ibu tanpa faktor risiko
  14. Widad – Obgin FK UGM Uterus tidak berkontraksi •Bersihkan bekuan darah/selaput ketuban •Kompresi bimanual interna Uterus kontraksi? Ya Tidak •Ajarkan keluarga utk KBE •Keluarkan tangan KBI secara hati-hati •Inj Metil ergometrin 0,2 mg I.m. •Pasang infus RL + 20 IU oksitosin, guyur •KBI lagi •RUJUK •Lanjutkan infus + 20 IU oksitosin minimal 500 ml/jam s/d tempat rujukan •Pertahankan KBI selama 1-2 ‘ •Keluarkan tangan hati-hati •Awasi kala IV Uterus kontraksi? Tidak Ya •Awasi kala IV
  15. Kompresi bimanual interna
  16. Kompresi bimanual eksterna
  17. Obat-obatan Oksitosika Oksitosin Ergometrin/ Methyl ergometrin 15-methyl prostaglandin F2 Dosis dan rute IV: 20 units dlm 1 L dgn laju 60 tetes/menit IM: 10 units IM atau IV: 0.2 mg IM: 0.25 mg Dosis lanjutan IV: 20 units dlm 1 L dgn laju 40 tetes/menit Ulangi 0.2 mg IM setelah 15 menit. Jika perlu, beri 0.2 mg IM atau IV setiap 4 jam 0.25 mg setiap 15 menit Dosis maksimum Tdk lebih dari 3 L cairan IV 5 dosis 8 dosis Hati-hati/ Kontraindikasi Jangan berikan sebagai bolus IV Pre-eklampsia, hipertensi, penyakit jantung Jangan beri secara IV, Asthma Widad – Obgin FK UGM
  18. Strategi Pencegahan  Kesiapan melahirkan  Penolong yang terampil pada kelahiran  Pengobatan anemia  Penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga  Hindari prosedur yang tidak perlu (misalnya, episiotomi) Penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga:  Oksitosin 10 U I.m dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir  Penegangan tali pusat terkendali  Masase fundus setelah kelahiran plasenta
  19. Definisi Syok KEGAGALAN SISTEM SIRKULASI DALAM MEMPERTAHANKAN ALIRAN YANG ADEKUAT PADA ORGAN-ORGAN VITAL SEHINGGA TIMBUL ANOXIA MENGANCAM JIWA
  20. Kapan Dapat Memperkirakan Atau Mengantisipasi Syok  Perdarahan:  Pada awal kehamilan (aborsi, kehamilan ektopik, kehamilan mola)  Pada akhir kehamilan atau persalinan (plasenta previa, solusio placenta, ruptura uteri)  Sesudah kelahiran bayi (ruptura uteri, atonia uteri)  Infeksi (aborsi yang tidak aman atau sepsis aborsi, amnionitis, metritis)  Trauma (perlukaan pada uterus atau kandung kemih selama aborsi, ruptura uteri)
  21. Tanda Klinis Syok  Gangguan Perfusi Perifer  Raba telapak tangan * Hangat, Kering, Merah : Normal * Dingin, Basah, Pucat : syok  Tekan - lepas ujung kuku / telapak tangan  * Merah kembali < 2 detik : Normal / > 2 detik : syok * Bandingkan dengan tangan pemeriksa  Nadi meningkat : raba nadi radialis  * Nadi < 100 : Normal / nadi > 100 : Syok  Tekanan darah menurun  * Sistolik > 100 : Normal / < 100 : Syok
  22. Penatalaksanaan Segera Infus Mulailah resusitasi Berteriak minta tolong - orang yang ada di sekitar kita dimintai bantuan
  23. Tata Laksana Mengatasi Perdarahan Hebat Airway Breathing Circulation and hemorrhage control Shock position Replace blood loss Stop / minimize the bleeding process
  24. AIRWAY
  25. Posisi Syok ANGKAT KEDUA TUNGKAI 300 - 500 cc darah dari kaki pindah ke sirkulasi sentral
  26. Penatalaksanaan Khusus  Berikan oksigen dengan laju 6-8 L/menit  Uji darah : Cek Hemoglobin, dan uji silang  Penilaian status pembekuan darah dengan tes pembekuan di tempat tidur.  Penatalaksanaan penyebab khusus  Pantau:  Tanda-tanda vital dan hilangnya darah tiap 15 menit  Cairan yang masuk dan urin yang keluar tiap jam
  27. Cairan Intravena  Mulailah infus intravena dengan menggunakan dua jarum berlubang besar  Infus dengan tetesan cepat, 1L habis dalam 15-20 menit  Berikan sekurang-kurangnya 2L cairan pada jam pertama  Apabila syok disebabkan oleh perdarahan, diperlukan tetesan infus yang lebih cepat  Apabila pada vena perifer tidak bisa dilakukan infus, lakukan vena seksi
  28. Estimasi BB : ... 60 kg Estimasi Blood Volume : ... 70 ml/kg x 60 = 4200 ml Estimasi Blood Loss : .... % EBV = ..... ml NORMO VOLEMIA -- 30% EBV -- 15% EBV -- 50% EBV Tsyst Nadi Perf 120 80 hangat 100 100 pucat < 90 > 120 dingin < 60-70 > 140 - ttb basah EBL = perdarahan 600 1200 2000 ml Infus RL 1200-2000 2500-5000 4000-8000 ml
  29. Pasien perdarahan datang perkirakan volume yang hilang | Syok ?  posisi syok pasang infus jarum besar (2) ambil sample darah u/ cari donor | infusi RL 1000 (+1000 lagi) Perfusi HKM nadi < 100 T-sist > 100 | Lambatkan infusi Perfusi, nadi, T-sist belum baik, masih syok | tambah RL lagi (2-4 x volume hilang)
  30. Kondom Kateter
  31. Prinsip Tamponade Uterus Mencegah perdarahan yang terus-menerus Tekanan hidrostatik pada a. uterina Menimbulkan tekanan pada cavum uteri dari dalam ke arah luar, lebih kuat dibandingkan tekanan pada arteria sistemik
  32. Sejarah, dahulu • Tamponade uterus pada awalnya menggunakan kasa padat yang dimasukkan ke dalam uterus isu infeksi, tampon kurang padat dan risiko trauma tidak lagi populer
  33. Sekarang • Saat ini tampon kasa sudah digantikan dengan balon o Sengstaken Blakemore o Balon Bakri o Balon Rusch o Kateter Foley o Kateter kondom
  34. Contoh balon
  35. Kateter Foley 5 buah kateter foley dimasukkan ke dalam uterus Masing- masing dengan 80 cc salin Satu kateter foley dimasukkan ke dalam uterus Diisi dengan 50cc, 80 cc dan 110 cc saline
  36. Kateter Rusch 400-500 cc salin hangat dan diambil setelah 24 jam dengan kecepatan 20 cc/jam
  37. Teknik Pemasangan Hubungkan selang infus bagian atas dengan botol/kantong cairan NaCl fisiologis Kateter karet steril dimasukkan ke dalam kondom secara aseptic, diikat dengan benang sutra atau tali kenur di daerah mulut kondom Pasien Litotomi
  38. Kondom Diikat pada Kateter
  39. Teknik Pemasangan (lanjutan…) Ujung luar kateter dihubungkan dengan selang infus bagian bawah dan segera alirkan cairan NaCL fisiologis sebanyak 25 –500 mL Kondom kateter dimasukkan kedalam cavum uteri Vesica urinaria dipertahankan dalam kondisi kosong dengan pemasangan kateter Foley
  40. HASIL AKHIR
  41. Terima Kasih
Publicidad