1. PENGANTAR FILSAFAT
ILMU
Dosen Pegampun : Dr. Sigit Sardjono, M.S.
1212100039_Muhammad Alif Firdaus
1212100040_Early Desya Octavia
1212100044_Naufal Athallah
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
TAHUN AJARAN 2002
2. PENDAHULUAN
Filsafat ilmu adalah bagian filsafat yang mengkaji hakekat
ilmu, atau ilmu yang membahas landasan imu secara filsafat
(Mansur 2018:40). Widyawati (2013:94) berpendapat “ filsafat
ilmu adalah menjelaskan hakekat ilmu yang mempunyai banyak
keterbatasan, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang padu
mengenai berbagai fenomena alam yang telah menjadi objek ilmu
itu sendiri, selain itu filsafat ilmu juga dapat melatih cara
berfikir menjadi kritis”. Secara Historis filsafat merupakan
induk ilmu yang biasa disebut dengan “MOTHER OF SCIENCE”.
Filsafat ilmu memberi landasan historis –Filosofis bagi setiap
kajian ilmu yang ditekuni. Filsafat ilmu memberikan nilai dan
orientasi yang jelas bagi setiap disiplin ilmu.
3. DAFTAR ISI
HALAMAN UTAMA
PENDAHULUAN
DAFTAR ISI
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
PENUTUP
6. Ilmu Pengetahuan
“Pengetahuan yang
bertalian,realistis (dalam
bidang tertentu) dan dapat
digunakan untuk menerangkan
gejala-gejala tertentu”.
Pengetahuan
“ Proses manusia mencari tahu
apa yang sebenarnya ada
dibalik segala kenyataan
(realitas)menggunakan akal
budi dan pikirannya”.
7. Manusia menggunakan akal budi dan pikirannya
untuk mencari tahu apa yang terjadi dan untuk
menjawab segala pertanyaan yang diucapkan.
Dalam proses pencari tahuan mengenai suatu hal
ini bila prosesnya memiliki ciri-ciri metodis,
sistematis, dan cara mendapatkannya dapat
dipertanggung-jawabkan, maka lahirlah ilmu
pengetahuan.
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan
yang disusun metodis, sistematis dan
koheren tentang suatu bidang tertentu
dari kenyataan, dan yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala-
gejala tertentu di bidang
(pengetahuan) tersebut.
MANUSIA
BERFILSAFAT
8. FILSAFAT
Filsafat adalah pengetahuan metodis, sistematis dan koheren
tentang seluruh kenyataan (realitas). Filsafat merupakan refleksi
rasional (fikir) atas keseluruhan realitas untuk mencapai hakikat
(kebenaran) dan memperoleh hikmat (kebijaksanaan). Tiap jenis
abstraksi melahirkan satu jenis ilmu pengetahuan dalam
bangunan pengetahuan yang pada waktu itu disebut filsafat:
Aras abstraksi pertama - fisika. Kita mulai berfikir kalau kita
mengamati. Aras abstraksi kedua - matesis. Dalam proses
abstraksi selanjutnya, kita dapat melepaskan diri dari materi
yang kelihatan.
9. Aras abstraksi ketiga - teologi atau
“filsafat pertama”. Kita dapat meng-
"abstrahere" dari semua materi dan
berfikir tentang seluruh kenyataan,
tentang asal dan tujuannya, tentang
asas pembentukannya, dsb. Secara
singkat, filsafat mencakup “segalanya”.
Filsafat datang sebelum dan sesudah
ilmu pengetahuan; disebut “sebelum”
karena semua ilmu pengetahuan khusus
mulai sebagai bagian dari filsafat dan
disebut “sesudah” karena ilmu
pengetahuan khusus pasti menghadapi
pertanyaan tentang batas-batas dari
kekhususannya
10. MANUSIA
BERTEOLOGI
Teologi
“Pengetahuan metodis, sistematis
dan koheren tentang seluruh
kenyataan berdasarkan iman.
Sebagai ilmu, teologi
merefleksikan hubungan Tuhan dan
Manusia”
Iman
“Sikap batin seseorang yang
terwujud dalam sikap. Tingkah
laku, dan perbuatannya, terhadap
sesama dan lingkungannya”
11. Bahan atau Materi pembicaraan tentang
gejala manusia didunia
yang mengembara menuju akhirat
OBJEK MATERIAL & OBJEK
FORMAL
MATERIAL FORMAL
Cara pendekatan yang digunakan objek material
sehingga mencirikan bidang kegiatan yang
bersangkutan. Jika caranya logis, konsisten,
efisien, maka dihasilkanlah sistem filsafat
14. A. PENGERTIAN FILSAFAT
• Pengetahuan dimulai dengan rasa Ingin tahu, kepastian dimulai
dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya.
Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita ketahui
dan apa yang kita. belum tahu. BerfiIsafat peran rendah hati
bahwa tidak. Semuanya Akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan
yang seakan tak berbatas ini. Demikian juga berfilsafat berarti
mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterusterang,
seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari dan yang telah
kita jangkau
•Ilmu merupakan pengetahuan yang kita gumuli sejak bangku sekolah
dasar sampai pendidikan lajutan seperti perguruan tinggi
15. Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan
sebagai seorang yang berpijak di bumi dan
menenga dan ke bintang-bintang. Dia ingin
mengetahui hakekat dirinya dalam kesemestaan
galaksi Atau seorang, yang berdiri di puncak
tinggi, memandang ke ngarah dan lembah di
bawahnya. Dia ingin menyimak kehadirannya
dengan kesemestaan yang ditatapnya.
Kerakteristik berfikir filsafat yang pertama
adalah sifat menyeluruh
APAKAH FILSAFAT ITU ?
16. Mengapa Ilmu
Disebut Benar ?
01
Apakah Kriterianya
?
02
Bagaimanakah
Proses Penilainya
03
Apakah Kriteria Itu
Sendiri
Benar ?
04
Bagaimana
Menentukan Titik
Awal Yang Benar ?
05
Berfikir Secara Kefilsafatan
17. Filsafat Pendukung Pengetahuan
Filsafat, meminjam pemikiran Will Durant, dapat
di ibaratkan pasukan marinir yang merebut pantai
untuk pendaratan pasukan infranteri. pasukan
infranteri ini adalah berbagai pengetahuan yang
di antaranya adalah ilmu. Filsafatlah yang
memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan
keilmuan. Setelah itu ilmulah yang membelah
gunung dan meramban hutan, yang dapat
diandalkan. Setelah penyerahan dilakukan maya
filsafatpun pergi. Dia kembali menjelajah laut
lepas, berspekulasi dan meneratas.
18. Cabang – Cabang Filsafat
• Epistemologi (Filsafat Pengetahuan)
• Etika (Filsafat Moral)
• Estetika (Filsafat Seni)
• Metasifika
• Politik (Filsafat Pemerintahan)
• Filsafat Agama
• Filsafat Pendidikan
• Filsafat Ilmu
• Filsafat'llukum
• Fils'afat Sejarah
• Filsafat.Matematika
19. Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu merupakan bagian dari Epistemologi
(Filsafat Pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji
hakekat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan
cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri
tertentu. Meskipun secara metodologis ilmu tidak
membuat perbedaan antara ilmu-ilmu alam dengan ilmu-
ilmu sosial, namun karena permasalahan-permasa'lahan
teknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu ini
seeing dibagi menjadi.filsafat ilmu-ilmu alam dan
filsafat ilmu-ilmu sosial.
20. ● Buku ini dimaksudkan sebagai pengantar Filsafat ilmu,
atau paling tidak dimaksudkan untuk memhahas beberapa
hal yang berkaitan dengan Filsafat ilmu. Pada
dasarnya buku ini ingin merangkum dasar-dasar dari
ketiga aspek yang melandasi ilmu yakni onuologi,
epistemologi dan axisiologi.
● Tujuan utama buku yang bersifat pengantar ini
bukanlah untuk memberikan pengkajian teknis secara
mendalam dari tiap bagian melainkan untuk menunjukkan
kaitan secara menyeluruh dari bagianbagian yang
sepintas lalu seakan-akan terpisah. Diharapkan bahwa
cara berfikir sepotong-sepotong yang merupakan dari
analisis keilmuan dapat disatukan dalam suatu
kerangka yang bersifat menyeluruh dilihat dengan
kacamata filsafat.
Kerangkah Telah Buku
21. "mengapa Ilmu Pengetahuan
Alam itu tidak disebut ilmu
Alam saja?" "sebab", simpul
sang ahli biologi sambil
meletakkan kartu truf-nya,
"Ilmu Pengetahuan Alam itu
dibina oleh Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia."
Apakah padanan epistemologi
dalam bahasa Indonesia
filsafat ilmu pengetahuan,
atau filsafat ilmu? Ke dalam
kelompok mana kita bisa
memasukkan humanioro, seperti
seni dan filsafat ke dalam
pengetahuan atau ilmu
pengetahuan? Masalah ini
sebaiknya segera kita coba
untuk jernihkan, agar kita
tidak terjatuh ke dalam
kebingungan semantik, sesuatu
yang sangat tidak
menguntungkan bila dikaitkan
dengan usaha untuk mengenal
hakekat keilmuan itu sedalam-
dalamnya
Ilmu-Ilmu Filsafat Atau Sains ?
22. DUA JENIS KETAKUTAN
• Terminologi ketahuan ini adalah tormtnoloni
artifisial ang bersifat sementara sebagai alat
analisis yang pada pokoknya diartikan sebagai
keseluruhan bentuk produk kegiatan manusia dalam
usaha untuk mengetahui sesuatu
• Ketahuan atau knowledge ini merupakan
terminologi generik yang mencakup segenap bentuk
yang kita ketahui, seperti filsafat, ekonomi,
seni beladiri, cara menyulam dan biologi itu
sendiri
23. yakni segenap ujud yang dapat dijangkau 1ewat
pancaindra atau peranti ("device") yang membantu
kemampuan pancaindra
1. Obyek ontologist
Pendalaman manusia
2. Landasan Epistemologis
Metode Ilmiah
yang berupa gabungan logika deduktif
dan logika induktif dengan pcngajuan
hipotesis, atau yang disebut metode
deducto- hypotetico-verifikatifi
24. kemaslahtln raeanurz.ia, artinya secara
segenap wujud kebaikan hidup manusia.
Yang di bentuk oleh ("knowledge")
seperti,ini dalam bahasa Inggeris disebut
'science". Dengan demikian maka
masalahnya adalah terdapat perbedaan
antara "knowledge" dan "science"; antara
ketahuan yang bersifat generik dan bentuk
ketahuan yang spesifik yang mempunyai
obyek ontolo gis, landasan epistemologis
dan landasan axiologis yang khan, Lalu
apakah sinonim-sinomim "knowledge" dan
"science" dalam.bahasa Indonesia.
3. Landasan axiologis
25. Secara simbolik manusia memakan
buah pengetahuan lawat Adam dan
lawa dan setelah itu manusia
harus hidup berbekal
pengotahuan ini dia mengetahui
yang mana yang benar dan mana
yang salah, yang mana yang baik
dan yang mana yang buruk, serta
mana yang indah dan mana yang
jelek
Dasar – dasar
Pengetauhan
26. Hakikat Penalaran
• Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan
kegiatan berfikir, dan bukan dengan perasaan, meskipun seperti
dikatakan pascal, hati pun melaluhii logikanya tersendiri.
•Penalaran tidak terlepas dari imajinasi seseorang yang merupakan
kemampuan untuk merangkaikan rambu-rambu fikiran menurut sebuah
pola tertentu.
27. Logika
Suatu penarikan kesimpulan haru dianggap sahih (valid) kalau proses
penarikan kesimpulan itu dilakukan menurut cara tertentu tersebut,
Cara penarikan kesimpulanini disebut logika, yang secara luas dapat
didefinisikan sebadai "pengkajian untuk berfikir secara sahih“
Terdapat bermacam-macam cara penarikan kesimpulan, nanun untuk sesuai
dengan tujuan studi yang memusatkan diri kepada penalaran ilmiah,
kita akan melaktikan penelaahan yang saksama hanya terhadap dua
jenls. cara penarikan kesimpulan, yakii logika induktif dan logika
deduktif.
28. Teori kobenaran yang didasarkan kepada kriteria tersebut di atas
disebut teori koheren. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan teori koheren suatu pernyataan dianggap benar bila
pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-
pernyataan sebelumnya yang dianggap benar
Teori-teori kobenaran ini, yakni teori kebenaran dan teori
koresponden, kedua-duanya dipergunakan dalam cara berfikir ilmiah.
Penalaran teoretis yang berdasarkan logika deduktif jelas
mempergunakan teori kebeneran ini
Kriteria Penalaran
30. PERKEMBANGAN
FILSAFAT ILMU
Sebagai seorang mahasiswa kita harus
mempelajari filsafat ilmu agar
dapat mengembangkan semangat
toleransi dalam perbedaan pandangan,
mampu membiasakan diri untuk bersikap
logis-rasional Opini & argumentasi,
mampu berpikir secara cermat dan tidak
kenal lelah, serta mampu membiasakan
diri untuk bersikap kritis. Mahasiswa
sebagai bagian dari sivitas akademika
diharapkan memiliki penguasaan yang
baik atas bidang ilmu yang ditekuni untuk
selanjutnya memanfaatkan ilmu tersebut,
baik untuk pengembangan kehidupan
dirinya maupun kehidupan masyarakat
pada umumnya.
ALASAN PERLUNYA
BELAJAR
Contoh: seseorang yang berfilsafat selalu
berpikir dan berusaha untuk menemukan
hal-hal baru, sehingga ditemukanlah alat-
alat canggih itu semua berkat
pengetahuan yang awalnya bermula dari
seseorang itu berfilsafat.
31. MANFAAT BELAJAR
FILSAFAT
DALAM KEHIDUPAN
filsafat merupakan perbincangan mencari hakikat sesuatu gejala atau segala
hal yang ada. Artinya, filsafat merupakan landasan dari sesuatu apapun ,
tumpuan segala hal, jika salah tentulah berbahaya, sedikitnya akan merugikan.
Apabila kehidupan berpengetahuan itu diibaratkan sebuah pohon maka filsafat
adalah akarnya, yaitu bagian yang berhyubungan langsung dengan sumber
kehidupan pohon itu, sedangkan batang, dahan, ranting, daun, bunga, dan
buah menjadi bahan kajian ilmu pengetahuan.Filsafat adalah ilmu yang tak
terbatas karena tidak hanya menyelidiki suatu bidang tertentu dari realitas
yang tertentu saja.Filsafat senantiasa mengajukan pertanyaan tentang seluruh
kenyataan yang ada. Filsafat pun selalu mempersoalkan hakikat, prinsip, dan
asas mengenai seluruh realitas yang ada, bahkan apa saja yang dapat
dipertanyakan, termasuk filsafat itu sendiri. Manfaat lain filsafat didasarkan
pada pengertian filsafat sebagai suatu integrasi atau pengintegrasi sehingga
dapat melakukan fungsi integrasi ilmu pengetahuan. Sebagian besar orang
hanya menyangkutkan apa yang paling dekat dan apa yang paling
dibutuhkannya pada saat dan tempat tertentu
32. MENGAPA HARUS BELAJAR
FILSAFAT
Memiliki
pemahaman yg utuh
Mengenai ilmu dan
memapu
menggunakan
Sebagai landasan
dalam proses
pembelajaran.
Mengembangkan
semangat toleransi
dalam perbedaan
pandangan
(pluralitas).
Dapat
membiasakan diri
dalam
bersikap logis dan
rasional
Mengajarkan cara
berpikir cermat
dan tidak kenal
lelah
33. Sepanjang sejarah kefilsafatan dikalangan filsuf terdapat 3 (tiga) hal yang mendorong
manusia untuk berfilsafat yaitu:
1. Kekaguman atau keheranan atau ketakjuban
2. Keraguan atau kegengsian
3. Kesadaran akan keterbatasan
Pada umumnya seorang filsuf mulai berfilsafat karena adanya rasa kagum atau adanya
heran dalam pikiran filsafat itu sendiri. Aristoteles mengatakan, pada mulanya manusia
takjub memandang benda-benda aneh disekitarnya, lama-kelamaan ketakjubannya
semakin terarah pada hal-hal yang lebih besar dan luas seperti perubahan dan peredaran
bulan, matahari, bintang-bintang dan asal mula alam semesta.
Contoh: ketidakpuasan seseorang mencari tahu adakah planet lain selain bumi yang
belum ditempati membuat seseorang itu berfilsafat dan terus berusaha menyelidiki
palnet-planet luar angkasa, adakah yang seperti bumi tempat yang bisa di huni oleh
manusia.
HAL-HAL YANG
MENDORONG
BERFILSAFAT!
34. Manfaat Filsafat dalam Kehidupan
sebagai suatu integrasi atau pengintegrasi sehingga dapat melakukan fungsi integrasi
ilmu pengetahuan. Sebagian besar orang hanya menyangkutkan apa yang paling dekat dan
apa yang paling dibutuhkannya pada saat dan tempat tertentu. Filsafat memang abstrak,
namun tidak berarti filsafat sama sekali tidak bersangkut paut dengan kehidupan sehari-hari
yang kongkret. Keabstrakan filsafat tidak berarti bahwa filsafat itu tak memiliki hubungan apa
pun juga dengan kehidupan nyata setiap hari.
Kendali tidak memberi petunjuk praktis tentang bagaimana bangunan yang artistic dan
elok, filsafat sanggup membantu manusia dengan memberi pemahaman tentang apa itu
artistic dan elok dalam kearsitekturan sehingga nilai keindahan yang diperoleh lewat
pemahaman itu akan menjadi patokan utama bagi pelaksanaan pekerjaan pembangunan
tersebut.
Filsafat menggiring manusia kepengertian yang terang dan pemahaman yang jelas.Kemudian,
filsafat itu juga menuntun manusia ketindakan dan perbuatan yang konkret berdasarkan
pengertian yang terang dan pemahaman yang jelas.
35. PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU
Awal pemikiran filsafat dapat ditelusuri dari sejarah para pemikiran sebelum masehi, namun yang
mudah dilacak yaitu sejak ada buah pemikiran dari Thales (624-548 SM), Anaximenes (590-528
SM), Pythagoras (532 SM), Heraclitus (535475 SM), Parmenides (540-475 SM), serta banyak lagi
pemikir lainnya. Pythagoras, Plato, Aristoteles, Archimedes, Descartes, mereka ialah orang
pertama yang dianggap meletakkan dasar ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan alam dan
matematika. Pandangan para filsuf ini, di antaranya Pythagoras mengartikan filsafat sebagai
pecinta kebijaksanaan (lover of wisdom).
Thales mengembangkan filsafat alam kosmologi yang mempertanyakan asal mula, sifat dasar, dan
struktur komposisi dari alam semesta, menurutnya semuanya berasal dari air sebagai materi dasar
kosmis.
Sebagai ilmuwan ia mempelajari magnetisme dan listrik yang merupakan pokok soal fisika.
Ia menegaskan bahwa filsuf adalah pecinta pandangan tentang kebenaran atau vision of truth,
sedangkan filsafat merupakan pencarian yang bersifat perekaan atau spekulatif terhadap
pandangan tentang seluruh kebenaran, sehingga filsafat Plato disebut filsafat spekulatif.
36. HAKEKAT FILSAFAT
Ada beberapa pendekatan yang dipilih manusia untuk memahami, mengolah, dan menghayati dunia beserta
isinya. Pendekatan-pendekatan tersebut adalah filsafat, ilmu pengetahuan, seni, dan agama. Filsafat adalah
usaha untuk memahami atau mengerti dunia dalam hal makna dan nilai-nilainya. Bidang filsafat sangat luas
dan mencakup secara keseluruhan sejauh dapat dijangkau oleh pikiran. Filsafat berusaha untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan ten-tang asal mula dan sifat dasar alam semesta tempat manusia hidup serta apa
yang merupakan tujuan hidupnya.
Filsafat bila mengunakan bahan-bahan deskriptif yang disajikan bidang-
bidang studi khusus dan melampaui deskripsi tersebut dengan menyelidiki
atau menanyakan sifat dasarnya, nilai-nilainya dan kemungkinannya.
Ada beberapa pendekatan yang dipilih manusia untuk memahami,
mengolah, dan menghayati dunia beserta isinya. Pendekatan-pendekatan
tersebut adalah filsafat, ilmu pengetahuan, seni, dan agama. Filsafat adalah
usaha untuk memahami atau mengerti dunia dalam hal makna dan nilai-
nilainya. Bidang filsafat sangat luas dan mencakup secara keseluruhan
sejauh dapat dijangkau oleh pikiran. Filsafat berusaha untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula dan sifat dasar alam semesta
tempat manusia hidup serta apa yang merupakan tujuan hidupnya. Filsafat
bila mengunakan bahan-bahan deskriptif yang disajikan bidang-bidang studi
khusus dan melampaui deskripsi tersebut dengan menyelidiki atau
menanyakan sifat dasarnya, nilai-nilainya dan kemungkinannya. Disebabkan
oleh karena itulah filsafat merupakan pendekatan yang menyeluruh terhadap
kehidupan dan dunia. Suatu bidang yang berhubungan erat dengan bidang-
bidang pokok pengalaman manusia. Filsafat berusaha untuk menyatukan
hasil-hasil ilmu danpemahamantentang moral, estetik, dan agama
37. GUNA FILSAFAT
Filsafat mempunyai kegunaan baik teoritis maupun
praktis. Dengan mempelajari filsafat, orang 'akan
bertambah pengetahuannya. la dapat menyelidiki segala
sesuatu lebih mendalam dan lebih luas sehingga akan
sanggup menjawab semua pertanyaan secara lebih
mendalam dan luas pula.
Berdasarkan uraian tersebut maka filsafat mempunyai
kegunaan sebagai berikut
1. Melatih diri untuk berpikir kritis dan runtut
serta menyusun hasil pikiran tersebut secara
sistematis.
2. Membuat diri menjadimanusia yang penuh
toleransi dan tenggang rasa.
3. Menjadi alat yang berguna bagi manusia baik
untuk kepentingan pribadi maupun dalam
hubungannya dengan orang lain.
4. Menyadari akan kedudukan manusia baik
sebagai pribadi maupun dalam hubungannya
dengan orang lain, alam sekitar, dan Tuhan
Yang Maha Esa.
5. Menjadikan manusia lebih taat kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
38. FUNGSI FILSAFAT
Berdasarkan sejarah kelahirannya, filsafat mula-mula berfungsi
sebagai induk atau ibu ilmu pengetahuan. Sebelum ilmu pengetahuan
lain ada, filsafat harus menjawab segala macam persoalan tentang
manusia, masyarakat, sosial ekonomi, negara, kesehatan, dan lain
sebagainya. Karena perkembangan keadaan dan masyarakat, banyak
problem yang kemudian tidak dapat dijawab oleh filsafat.
Spesialisasi terjadi sedemikian rupa sehingga hubungan antara cabang
dan ranting ilmu pengetahuan sangat kompleks. Sehubungan dengan
keadaan tersebut maka filsafat dapat berfungsi sebagai interdisipliner
sistem. Filsafat dapat berfungsi menghubungkan ilmu-ilmu
pengetahuan yang telah kompleks tersebut. Filsafat dapat berfungsi
sebagai tempat bertemunya berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
39. Manfaat Filsafat Secara Umum
1. Filsafat membantu kita memahami bahwa
sesuatu tidak selalu tampak seperti apa adanya
2. Membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri
dan dunia kita, karena filsafat mengajarkan
bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan
mendasar
3. Filsafat membuat kita lebih kritis
4. Filsafat mengembangkan kemampuan kita
dalam:
Menalar secara jelas
Membedakan argument yg baik dan buruk
Menyampaikan pendapat secara jelas
Melihat dan mempertimbangkan pendapat dan
pandangan yg berbeda.
5. Dengan mempelajari karya-karya para pemikir
besar, para filsuf dalam sejarah dan tradisi filsafat,
kita akan melihat betapa besar sesungguhnya
pengaruh filsafat terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, agama, pemerintahan, pendidikan
dan karya seni. DLL
1. Sebagai alat mencari kebenaran dari segala
fenomena yang ada.
2. Mempertahankan, menunjang dan melawan
atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat
lainnya.
3. Memberikan pengertian tentang cara hidup,
pandangan hidup dan pandangan dunia.
4. Memberikan ajaran tentang moral dan etika
yang berguna dalam kehidupan.
5. Menjadi sumber inspirasi untuk kehidupan
6. Memberikan kebiasaan untuk memandang
dalam memecahkan persoalan dalam
kehidupan sehari hari
7. Memberikan pandangan yg luas
8. memberikan kebiasaan dan kebijaksanaan
untuk memandang dan memecahkan persoalan-
persoalan dalam kehidupan sehari-hari. DLL
Manfaat Filsafat Secara
Khusus
40. 1. Hubungan filsafat dengan kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil budaya atau kebulatan cipta (akal), rasa dan karsa (kehendak)
manusia yang hidup bermasyarakat. Antara manusia dan masyarakat serta kebudayaan ada
hubungan yang erat.
2. Hubungan filsafat dengan lingkungan
Filsafat sebagai hasil budaya manusia juga tidak lepas dari pengaruh alam sekitarnya. Itulah
sebabnya terdapat berbagai jenis kefilsafatan tertentu yang mempunyai ciri-ciri tersendiri.
3. Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan
Yang dicari oleh filsafat adalah kebenaran. Kebenaran dalam filsafat dan ilmu pengetahuan
adalah kebenaran akal, sedang kebenaran agama adalah kebenaran wahyu. . Terdapat
bermacam-macam agama, yang masingmasing mengajarkankebenaran. Yang penting adalah
bagaimana agar aliran yang bermacam-macam dalam filsafat dan ilmu pengetahuan itu tidak
saling bertabrakan satu sama lain, tetapi dapat saling membantu dan bekerja sama.
4. Hubungan filsafat dengan agama
Ilmu pengetahuan dan filsafat dapat membantu menyampaikan lebih lanjut ajaran agama
kepada manusia. Sebaliknya, agama dapat membantu memberi jawaban terhadap problem
yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan filsafat.
HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN KEBUDAYAAN
DAN LINGKUNGAN
42. DEFINISI DAN JENIS PENGETAHUAN
Secara etimologi pengetahuan berasal dari
kata dalam bahasa Inggris yaitu
knowledge. Dalam Encyclopedia of
Phisolophy dijelaskan bahwa definisi
pengetahuan adalah kepercayaan yang benar
(knowledge is justified true belief)
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa
pengetahuan knowledge adalah proses
kehidupan yang diketahui manusia secara
Iangsung dari kesadarannya sendiri.
43. JENIS PENGETAHUAN MENURUT BURHANNUDIN SALAM
Pengetahuan Biasa
Pengetahuan yang dalam filsafat
dikatakan dengan istilah common
sense, dan sering diartikan dengan
good sense, karena seseorang memiliki
sesuatu di mana is menerima secara
baik.
Pengetahuan Ilmu
Ilmu sebagai terjemahan dari science.
Dalam pengertian yang sempit science
diartikan untuk menunjukkan ilmu
pengetahuan alam, yang sifatnya
kuantitatif dan objektif.
01 02
Pengetahuan Filsafat
Pengetahuan yang diperoleh dari
pemikiran yang bersifat kontemplatif dan
spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih
menekankan pada universalitas dan
kedalaman kajian tentang sesuatu.
Pengetahuan Agama
Pengetahuan yang hanya diperoleh dari
Tuhan lewat para utusan-Nya.
Pengetahuan agama bersifat mutlak dan
wajib diyakini oleh para pemeluk agama.
03 04
45. HAKEKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN
Manusia juga
memikirkan hal hal baru
dan bukan hanya
sekedar Kelangsungan
hidup.
Pengetahuan berkembang
dari rasa ingin tahu, yang
merupakan ciri khasmanusia
karena manusia adalah satu
satunya makhluk yang
Mengembangkan
pengetahuan secara
Sungguh-sungguh.
Manusia mengembangkan
Pengetahuannya untuk
Mengatasi kebutuhan,
kelangsungan hidup
ini.
46. DUA TEORI HAKEKAT PENGETAHUAN
Idealisme
Realisme
Pengetahuan menurut realisme adalah
gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa
yang ada dalam alam nyata (dari fakta atau
hakikat).Dengan demikian,realisme
berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar
dan tepat bila sesuai dengan kenyataan.
Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk
mendapatkan pengetahuan yang benar-benar
sesuai dengan kenyataan adalah mustahil.
Oleh karena itu, pengetahuan bagi seorang
idealis hanya merupakan gambaran subjektif
dan bukan gambaran objektif tentang realitas.
47. SUMBER PENGETAHUAN MENURUT BEBERAPA
PENDAPAT
Rasionalisme
Empirisme
Menurut aliran ini manusia memperoleh penge
tahuan melalui pengalamannya.
Jadi dalam empirisme, sumber utama untuk
memperoleh pengetahuan adalah data empiris
yang diperoleh dari panca¬indera. Akal tidak
berfungsi banyak, kalaupun ada, itu pun sebatas
ide yang kabur.
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar
kepastian pengetahuan.Manusia memperoleh
pengetahuan melalui kegiatan menangkap
objek.Pada dasarnya aliran ini.Bukanlah suatu
aliran khas yang berdiri sendiri, tetapi Hanya
Menyempurnakan empirisme dan rasionalisme yang
bekerja sama dengan memasukkan perlunya
eksperimen dan ukuran-ukuran.
48. 50% 30% 20%
PERBEDAAN PENGETAHUAN & ILMU
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan Hasil tau
manusia terhadap sesuatu, atau
segala perbuatan manusia untuk
memahami suatu objek tertentu.
Menurut Herbert L Searles
Kalau ilmu berbeda dengan
filsafat berdasarkan empiris,
maka ilmu berbeda dari
pengetahuan biasa karena ciri
sistematisnya. ilmu berbeda
dengan filsafat berdasarkan
empiris, maka ilmu berbeda dari
pengetahuan biasa karena ciri
sistematisnya”.
Ilmu
suatu bentuk aktiva manusia
yang dengan melakukannya
umat manusia memperoleh
suatu penge¬tahuan dan
senantiasa lebih lengkap dan
lebih cermat tentang alam di
masa lampau, sekarang dan
kemudian hari
49. DASAR DAN JENIS ILMU PENGETAHUAN
Dasar Ontologi
Membahas hakikat yang ada, baik
yang berbentuk jasmani/konkret
maupun rohani/abstrak. Dikatakan,
Rudolf Goclenius1636 M orang
yang pertama kali memopulerkan
term ontologi
Dasar aksiologi
Aksiologi berarti ilmu
pengetahuan yang menyelidiki
hekikat nilai, pada umumnya
ditinjau dari sudut pandangan
kefilsafatan.
Dasar Epistemologi
Menurut Jujun S. Suriasumantri,
yaitu metode mendapatkan
pengetahuan yang benar.
Pengetahuan yang diperoleh manusia
melalui akal, indra, dan lain-lain yang
mempunyai metode tersendiri dalam
teori pengetahuan.
50. OBJEK ILMU
PENGETAHUAN ILMIAH
Ilmu yang disuguhkan pada dasarnya dibangun
dari teori yang di buktikan di lapangan empiris
dengan menggunakan logico, hipotetico, dan
verifikasi, atau hanya logico dan verifikasi.
Sehingga dengan demikian, dapat dikatakan ilmu
yang dihasilkan lahir dari suatu proses peneli¬tian
yang mengikuti suatu prosedur tertentu.
51. IKHTISAR SEJARAH PEMIKIRAN FILSAFAT
• Zaman Modern (1500 - 1800)
Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci
atau ajaran agama, tidak juga dari para penguasa, tetapi dari diri manusia sendiri.
Namun tentang aspek mana yang berperan ada beda pendapat.
52. Aliran rasionalisme
Dipelopori oleh Rene Descartes (1596-1650 M). Dalam buku Discourse de la Methode tahun
1637 ia menegaskan perlunya ada metode yang jitu sebagai dasar kokoh bagi semua
pengetahuan, yaitu dengan menyangsikan segalanya, secara metodis. Kalau suatu kebenaran
tahan terhadap ujian kesangsian yang radikal ini, maka kebenaran itu 100% pasti dan menjadi
landasan bagi seluruh pengetahuan.
Descartes adalah pelopor kaum rasionalis, yaitu mereka yang percaya bahwa dasar semua
pengetahuan ada dalam pikiran.
Aliran empririsme
01
02
nyata dalam pemikiran David Hume (1711-1776), yang memilih pengalaman sebagai sumber
utama pengetahuan. Dua hal dicermati oleh Hume, yaitu substansi dan kausalitas. Hume tidak
menerima substansi, sebab yang dialami hanya kesan-kesan saja tentang beberapa ciri yang
selalu ada bersama-sama. Dari kesan muncul gagasan. Kausalitas. Jika gejala tertentu diikuti
oleh gejala lainnya, misal batu yang disinari matahari menjadi panas, kesimpulan itu tidak
berdasarkan pengalaman. Pengalaman hanya memberi kita urutan gejala, tetapi tidak
memperlihatkan kepada kita urutan sebab-akibat.
53. Dengan kritisisme Imanuel Kant (1724-1804) mencoba mengembangkan suatu sintesis atas dua
pendekatan yang bertentangan ini. Kant berpendapat bahwa masing-masing pendekatan benar
separuh, dan salah separuh. menurut Kant, ada dua unsur yang memberi sumbangan kepada
pengetahuan manusia tentang dunia. Yang pertama adalah kondisi-kondisi lahirilah ruang dan
waktu yang tidak dapat kita ketahui sebelum kita menangkapnya dengan indera kita. Ruang dan
waktu adalah cara pandang dan bukan atribut dari dunia fisik. Itu materi pengetahuan. Yang
kedua adalah kondisi-kondisi batiniah dalam manusia mengenai proses-proses yang tunduk
kepada hukum kausalitas yang tak terpatahkan. Ini bentuk pengetahuan.
03
Aliran Kritisisme
54. Masa kini (1800-sekarang)
Filsafat masa kini merupakan aneka bentuk reaksi langsung atau taklangsung atas
pemikiran Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831). Hegel ingin
menerangkan alam semesta dan gerak-geriknya berdasarkan suatu prinsip.
55. Kesalahan Hegel adalah tidak menerima bahwa Yang Mutlak itu berdiri
sendiri dan ada-diatas-segalanya, dalam arti tidak dalam satu realitas
dengan segala yang sedang-menjadi tersebut.
Positivisme menyatakan bahwa pemikiran tiap manusia, tiap ilmu dan
suku bangsa melalui 3 tahap, yaitu teologis, metafisis dan positif ilmiah.
Marxisme (diberi nama mengikuti tokoh utama Karl Marx, 1818-1883)
mengajarkan bahwa kenyataan hanya terdiri atas materi belaka, yang
berkembang dalam proses dialektis (dalam ritme tesis-antitesis-sintesis).
Marx adalah pengikut setia Feuerbach (sekurangnya pada tahap awal).
57. THALES (624-546 sm)
Filsafat dimulai oleh Thales, sebagai seorang filsafat jagat raya. Ia diberi gelar “Bapak Filsafat”.
ANAXIMANDER (610-546 sm)
Ia menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya. Substansi
itu adalah: “Udara”. Argumentasinya, yaitu: “Udara merupakan sumber segala kehidupan “.
PYTHAGORAS (572-497 sm)
Ia seorang ahli matematika dan ia mengajarkan bahwa bilangan merupakan substansi dari
semua benda. Ia orang pertama yang menggunakan istilah philosophia. Ia menyebut dirinya
sebagai philosophos (pecinta kearifan). Baginya, kearifan yang sesungguhnya hanyalah dimiliki
oleh Tuhan.
58. HERACLITUS (544-484 sm)
Ia mengatakan bahwa alam semesta itu selalu dalam keadaan berubah.
PARMANIDES (450 sm)
Ia tokoh relativisme (suatu pandangan bahwa pengetahuan itu dibatasi, baik oleh akal budi
yang serba terbatas maupun oleh cara mengetahui yang serba terbatas) dan sebagai logikawan
pertama. Dalam berfikir ia menggunakan metode deduksi logis (penyimpulan dari yang umum
ke yang khusus).
ZENO (490 sm)
Ia merupakan tokoh yang merelatifkan kebenaran. Baginya tidak ada kebenaran mutlak dan
tidak ada generalisasi. Dengan kata lain menurutnya ialah “tidak ada kebenaran umum, semua
kebenaran relatif”. Ia telah mendorong lahirnya konsep-konsep matematika.
59. PROTAGORAS (480-411 sm)
Ia menyatakan bahwa “manusia adalah ukuran kebenaran”. Pernyataan itu merupakan tulang
punggung humanisme. Ia menyatakan pula bahwa kebenaran itu bersifat pribadi. Akibatnya
tidak akan ada ukuran yang absulut dalam etika, metafisika maupun agama.
GORGIAS (485-380 sm)
Ia membangkitkan semangat berfilsafat. Ia mengingatkan bahwa persoalan pokok dalam filsafat
bukanlah alam, melainkan manusia. Ia telah membangkitkan jiwa humanisme. Ia tidak
memberikan jawaban final tentang etika, agama dan metafisika. Pandangannya mengenai
relativitasnya moral telah mengilhami munculnya utilitarianisme, pragmatisme, positivisme dan
eksistensialime.
60. SOCRATES (470-399 sm)
Ia tidak meninggalkan tulisan. Doktrin bahwa semua kebenaran itu relatif telah
mengguncangkan sains telah mapan, mengguncangkan keyakinan agama. Doktrin ini
menimbulkan kekacauan dalam kehidupan. Oleh karena itu Socrates bangkit. Ia meyakinkan
bahwa tidak semua kebenaran itu relatif, Ada kebenaran memang relatif, namun tidak semuanya.
Ia seorang penganut moral yang absolut dan meyakini bahwa menegakkan moral merupakan
tugas filosof, yang didasarkan pada ide-ide rasional dan keahlian dalam pengetahuan.
PLATO (427-347 sm)
Ia murid dan sahabat Socrates. Sebagai muridnya, Plato menjelaskan bahwa kebenaran umum
itu memang ada, bukan dibuat, melainkan sudah ada di alam idea.
61. ARISTOTELES (384-322 sm)
Ia dikenal sebagai Bapak Logika. Logikanya disebut logika tradisional (dalam perkembangannya
ada logika modern). Logika Aristoteles disebut juga logika formal. Ia percaya adanya Tuhan.
Bukti adanya Tuhan menurutnya ialah Tuhan sebagai penyebab gerak atau a first cause of
motion.
62. Tiga Daya Jiwa
Kita akan memeriksa pandangan seorang murid plato
yang yakin bahwa filsafat ilmiah hanya bisa ditegakkan
dengan mengikuti suatu jalur yang jauh berbeda.
63. • Bahwa Idealisme dapat menghasilkan bangunan ilmu
universal, Sebetulnya saat ini tiada ilmuwan yang
menengok ide – ide Plato sebagai sumber sains
modern menyiratkan bahwa Plato gagal dalam tugas
tersebut
Filsafat Sebagal iImu Teleologis
64. • Aristoteles mendasarkan sistemnya pada suatu metafisika
yang sedikit banyak menempatkan idealisme Plato di
benaknya dengan berpendapat bahwa yang pada
hakekatnya nyata itu partikula, bukan universal. Ia
menyangkut pautkan partikula dengan suatu istilah khusus
“ousia” yang bermakna “realitas” walau biasanya istilah ini
diterjemahkan menjadi “substansi”.
65. • Jiwa manusia mempunyai semua tujuan atau maksud itu, yang
menentukan jiwa tanaman dan hewan. Tetapi, melampaui itu
semua yang melalui daya pemikir (nous). Dengan memandang
bahwa Tuhan adalah yang rasional murni, Aristoteles berpikir
bahwa aspek sifat manusiawi ini menandakan “percikan illahi”
pada diri kita masing”.
66. • Ide serupa juga dikembangkan secara cukup rinci oleh seorang
paleontolog abad keduapuluh, pendeta Jesuit, dan filsuf mistis, Pierre
Teilhard de Chardin (1881-1955), yang berpendapat bahwa keseluruhan
kosmos bergerak menuju kesatuandalam-keragaman hakiki (ultimate
unity-in-diversity), bernama "titik omega"--"omega" merupakan huruf
terakhir abjad Yunai dan lambang tujuan abadi. Ini hanyalah salah satu
contoh bagaimana Para filsuf sepeninggalnya, khususnya sesudah
munculnya agama Kristen, mengembangkan ide-ide Aristotelian
menjadi catatan yang menarik tentang bagaimana alam semesta bisa
terkait dengan Yang-Berada yang biasanya kita sebut Tuhan.
67. 4 Formula Kehidupan (Jiwa) ala Aristoteles
Spiritual (Bergerak)
Kehidupan Insani
Non-Spiritual (Tidak
Bergerak)
Kehidupan Flora
Spiritual (Tidak
Bergerak)
Kehidupan illahi
Non-Spiritual
(Bergerak)
Kehidupan Fauna
68. Setelah kita amati pada Pekan I bahwa filsafat lahir dari
mitos, kita sekarang harus mengakui bahwa mitos
begitu saja bukanlah filsafat. Jalan yang mengarah dari
mitos menuju ilmu, melalui sastra darn filsafat, justru
bisa disebut "demitologisasi". Istilah ini mengacu pada
proses pengambilan "mitos" (dalam pengertian modern
sebagai "keyakinan yang keliru") keluar dari mitos—
yaitu mempertanyakan keyakinan-keyakinan kita yang
tak tertanyakan dengan harapan mengubahnya menjadi
ungkapan kebenaran yang lebih andal.
Filsafat sebagai Demitologisasi Metafisis
01
69. Saya telah memanfaatkan waktu untuk menunjukkan pola-pola
itu kepada anda bukan hanya karena saya pikir pola-pola
tersebut secara intrinsik menarik, melainkan juga jarena pola-
pola itu akan membantu kita dalam menempatkan filsafat pada
konteksnya yang tepat.
Inilah, sebagaimana yang saya sebut pada Kuliah 1, tugas
utama bagian filsafat yang kini kita sebut «metafisika».
Masingmasing berkenaan dengan salah satu dari empat
«anasir» tradisianal karena betul-betul merupakan realitas
puncak. Tak lama sesudah itu, Heraklitus (karyanya kira-kira
muncul pada 500-480 S. M. ), yang memiliki gagasan yang
menarik mengenai logika lawanan What Kuliah 12),
menyarankan agar api merupakan anasir yang paling tepat
untuk memaparkan kompleks-bangunan metafisis dasar.
Akhirnya, Demokri.
Empat Arah Pemikiran Manusia
70. Empat Analisa di Yunani Kuno
Sebagaimana siratan diagram ini, yang terbaik dari jawaban-jawaban awal terhadap pertanyaan
tentang realitas puncak yang dikernukakan oleh Anaximander (kira-kira 610-546 S.M.), yang
berpendapat bahwa di antara empat anasir tersebut tidak ada yang bisa diakui dengan tepat sebagai
unsur dasar, karena anasir tersebut saling berlawanan (seperti basah dan kering, panas dan dingin).
Jika satu unsur itu "tanpa tapal batas", maka ini akan merontokkan semua anasir lainnya. Ia
berpendapat, sebagaimana yang ditunjukkan di sini, bahwa di pusat salib tersebut, pengakuan
kebutuhan atas keempat anasir itu harus dianut bersamaan dengan keseimbangan yang kreatif.
Pandangan ini dikembangkan lebih lanjut oleh Empedokles (kira-kira 495-435 S.M.), yang mengakui
keempat anasir tersebut sebagai realitas-realitas dasar, yang menjelaskan keseimbangannya karena
dianut bersama-sama dengan daya yang berlawanan antara "cinta" (philia) dan "cekcok" (neikos).
71. Garis pembagi tebal dalam filsafat Yunani kuno--garis yang
menempatkan para filsuf yang memiliki pandangan yang
terlihat jauh dan asing di satu sisi dan para filsuf an
mempunyai pandangan yang dengan jelas tampak lebih
relevan dengan permasalahan filosofis kontemporer.
Namun demi tujuan kita, kita dapat mengabaikan
perdebatan itu karena, Memahami implikasi wawasan ini
sangat penting jika kita hendak memahami perkembangan
filsafat, dan terutama metafisika, dalam dua:cibu tahun
sepeninggalnya Menurut Plato, jiwa itu tak pernah tidak
eksis, karena kekal. Sebelum kelahiran kita, jiwa kita dalam
forma kekalnya berada di alam idea, dan ke alam inilah jiwa
kita kembali sesudah kita meninggal dunia.
Filsafat Sebagai Dialog Rasional
72. FILSAFAT KEBENARAN
Seorang murid Plato bernama Aristoteles, menjawab pertanyaan
suhunya ini dengan pendapat bahwa kebenaran itu subjektif sifatnya,
artinya kebenaran bagi seseorang adalah tidak benar bagi yang lain,
sehingga kemudian lahirlah kebenaran relatif dan kebenaran mutlak.
Banyak pakar ilmu filsafat yang menganggap benar bahwa pengetahuan
itu terdiri atas sebagai berikut:
1. Pengetahuan Akal.
2. Pengetahuan Budi.
3. Pengetahuan Indrawi.
4. Pengetahuan Kepercayaan (otoritatifl.
5. Pengetahuan Intuitif. .
73. Selanjutnya untuk melihat sesuatu itu benar atau tidak benar, maka beberapa
kriteria yang sudah dilembagakan akan penulis sampaikan beberapa kritik antara
lain sebagai berikut:
1. Teori Kebenaran Korspondensi.
2. Teori Kebenaran Koherensi.
3. Teori Kebenaran Pragmatis.
4. Teori Kebenaran Sintaksis.
5. Teori Kebenaran Semantis.
6. Teori Kebenaran Non Deskripsi.
7. Teori Kebenaran Logika yang Berlebihan.
8. Teori Kebenaran Performatif:
9. Teori Kebenaran Paradigmatik.
10. Teori Kebenaran Proposisi.
74. Puncak kebenaran itu sendiri sebenarnya adalah Allah Yang Maha
Benar (AI Haq), itulah sebabnya para pedzikir senantiasa mengucapkan
"Alhamdulillah" (Segala Puji Bagi Allah) pada setiap penyelesaian
penemuan itmiahnya, ataupun ketika selesai melaksanakan Shalat
Fardhu sebanyak tiga puluh tiga kali.
Seorang ilmuwan sekular dapat saja berkata bahwa agar tidak
terkena penyakit kelamin maka hendaklah memakai kondom bila
bersetubuh dengan pelacur. Mereka yang menganggap hukuman mati
tidak perlu dijatuhkan atas pelaku kejahatan, lalu bagaimana dengan
pelaku yang memperkosa anak keci) kemudian menyilet wajahnya
untuk kepuasan dan penghilangan jejak, bagaimana dengan pelaku
kejahatan yang memperkosa ibu kandungnya sendiri tanpa rasa
kemanusiaan? Maka jawabannya hanyalah satu, yaitu MATI.
YANG MAHA BENAR
75. Mengetahui apa yang dimaksudkan oleh suatu pernyataan tidak
sama dengan mengetahui apakah pernyataan itu benar ataukah tidak.
Bahkan mereka yang mengatakan bahwa makna sama dengan keadaan
yang dapat diverifikasi, akan bersepakat demikianlah harapan saya
bahwa mengetahui syarat-syarat untuk menetapkan suatu pemyataan
dapat diverifikasi tidaklah sama dengan mengetahui bahwa syarat-syarat
itu sudah dipenuhi.
PROPOSISI SUATU PERNYATAAN YANG BENAR
76. Pernyataan' merupakan suatu istilah yang bersifat sintaktis;
'proposisi' ialah istilah yang bersifat semantik, dan demikian pula kata
'benar' mengacu kepada makna simbol-sirnbol, dan bukan kepada
simbolnya. Maka kemungkinan untuk mengatakan bahwa 'p' adalah
benar, jika dan hanya jika p itulah halnya; dalam hal ini menurut
kebiasaan simbol 'p' menunjukkan pernyataan, sedangkan simbol p
mengacu kepada proposisi. Maka di dalam sintaksis kita tidak dapat
mengatakan apapun mengenai kebenaran. Untuk membicarakan
masalah kebenaran kita membutuhkan suatu bahasa yang berbeda
dengan bahasa yang bersifat sintaksis.
KEBENARAN BERSIFAT SEMANTIK
77. Kiranya semua ini cukup terang dan jelas. Mengenai makna apa
yang didukung oleh perkataan 'kebenaran' tampaknya dapat dijawab
dengan mudah. Tetapi kesulitan-kesulitan akan timbul bila saya
menanyakan "Bagaimana cara saya mengetahui bila proposisi itu
benar?" Dengan perkataan lain, ukuran apakah yang dapat diterapkan
pada proposisi-proposisi untuk menentukan kebenarannya atau
kenyataannya? Ini berarti mengadakan pembedaan antara definisi
tentang kebenaran masalah tentang makna dengan ukuran tentang
kebenaran. Apa yang kita butuhkan ialah sesuatu yang dapat dipakai
untuk menunjukkan bahwa definisi itu terpenuhi, karena tidaklah mudah
untuk menerapkan suatu definisi secara langsung.
UKURAN KEBENARAN
78. Paham Koherensi (Coherence Theory)
Kebenaran koherensi adalah kebenaran atas hubungan antara dua
pernyataan. Misalnya ketika dinyatakan bahwa monyet mempunyai
hidung pada pernyataan pertama, dan pada pernyataan kedua
dinyatakan manusia juga mempunyai hidung. Apabila diberikan
kesimpulan. Bahwa monyet. sama dengan manusia, -maka menurut
kebenaran koherensi itu tidak benar karena hidung bukan sebagai
syarat sesuatu dinyatakan sebagai monyet, apalagi manusia karena
manusia dan monyet ada yang tidak mempunyai hidung (cacat), jadi
hanya untuk pernyataan bahwa manusia dan monyet sebagian besar
mempunyai hidung.
79. Kebenaran korespondensi adalah kebenaran yang sesuai antara
pernyataan dengan fakta di (apangan. Misalnya bila dinyatakan Sengkon
dan Karta bersalah, lalu dihukum lima tahen maka Sengkon dan Karta
harus benar-benar melakukan kejahatan itu, bukan sekedar membuk-
tikan dengan berbagai berita acara. Apabila Sengkon dan Karta tidak
melakukan maka secara kebenaran korespondensi itu tidak benar.
Paham yang mengatakan bahwa suatu pernyataan itu benar jika makna
yang dikandungnya sungguh-sungguh merupakan halnya, dinamakan
'paham korespondensi'. Kebenaran atau keadaan benar berupa
kesesuaian (correspondence) antara makna yang dimaksudkan oleh
suatu pernyataan dengan apa yang sungguh-sungguh merupakan
halnya, atau apa yang merupakan fakta-faktanya.
Teory Kebenaran Korespodensi (Correspondence Theory)
80. Kebenaran menjadi bersifat dinamis serta tidak pasti, dan bukannya bersifat
mutlak serta statis. Istilah-istilah ini jangan dianggap bersifat menghormati atau
merendahkan, melainkan sekadar menunjukkan ciri-ciri khas pengertian kebenaran.
Sifat khas masing-masing di antara pelbagai corak kebenaran tersebut tergantung
pada apa yang dianggap diramalkan oleh proposisi yang bersangkutan.
Penganut empirisisme radikal, atau penganut positivisme logis, mengatakan
bahwa suatu proposisi dapat dilacak sampai kepada proposisi-proposisi mengenai
pengalaman-pengalaman inderawi yang sungguh-sungguh terjadi. Paham semacam
ini juga disebut 'paham reduksionisme'.
Paham Empiris (Emperical Theory)
81. Namun, semua penganut pragmatisme meletakkan ukuran
kebenaran dalam salah satu macam konsekuensi. William James,
misalnya, mengatakan bahwa proposisi 'Tuhan ada' adalah benar bagi
seseorang yang hidupnya mengalami perubahan karena percaya adanya
Tuhan. Ini berarti bahwa proposisi-proposisi yang membantu kita
mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang memuaskan terhadap
pengalaman-pengalaman kita, adalah benar.
Teory Pragmatisme
82. 1. Menampar murid yang tidak menjawab dengan benar.
2. Menceraikan isteri yang tidak dapat memberikan anak.
3. Sistem komando yang militeristik.
4. Sistem jihad yang tidak kasih sayang.
5. Melakukan Daerah Operasi Militer terhadap wilayah yang separatis.
6. Memaksakan konsensus nasional.
7. Memaksakan mufakat pada masyarakat yang heterogen.
8. Memaksakan hukum tanpa hak azasi manusia.
9. Memaksakan pembangunan ekonomi.
10. Senantiasa berdalih pe.rsatuan dan kesatuan.
11. Peraturan yang ketat tanpa toleransi.
Item di bawah ini adalah kumpulan kebenaran akal yang tidak beretika moral, yaitu:
83. 13. Kemarahan yang melumpuhkan.
14. Kebenaran yang buruk (tidak baik).
15. Ketiranian.
16. Flukum Yahudi.
17. Hukum Perang mengabaikan kemanusiaan.
18. Fundamentalis Islam tanpa sufistik.
19. Keseragaman (uniformitas).
20. Fungsi rangkap jabatan.
21. Pengawasan melekat.
22. Sentralistik pemerintah pusat.
23. Memerangi bangsa yang tidak bersalah.
24. Effectiveness untuk mempercepat pencapaian hasil.
25. Integralistik perundang-undangan
84. 26. Partai tunggal yang menguasai masyarakat.
27.Disiplin ilmu pengetahuan tanpa kaidah moral.
28. Mengandalkan teori tanpa tedeng aling-aling.
29. Mengandalkan perhitungan kuantitatif melulu.
30. Mengandalkan bukti.
31. Mengandalkan fakta.
32: Mengandalkan akal semata.
33. Mengandalkan kebenaran tanpa kebaikan.
34. Mengandalkan perintah atasan bukan tugas.
85. KEBERADAAN MANUSIA DILIHAT DARI
SISI FILSAFAT
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mampu
bertanya. Ia mempertanyakan dirinya,
keberadaannya, dan dunianya. Melalui pertanyaan
yang diajukan ia ingin mengetahui sesuatu.
Pertanyaan yang bersifat mendasar disebutkan
pertanyaan filosofis.
01
02
03
04
05
Index
86. • Manusia sebagai Sebuah Persoalan
"Siapakah manusia itu?" merupakan pertanyaan yang
paling mendasar dan paling utama dalam sejarah
manusia. Munculnya pertanyaan itu secara terus
menerus menandakan bahwa manusia adalah sebuah
persoalan. Perkembangan dan kompleksitas masalah
humanisme tidak terlepas dari hakikat manusia sebagai
makhluk yang dinamis, misteri dan paradoksal. Disebut
dinamis karena ia berkembang terus menerus dengan
kebebasannya.Disebutkan misteri karena memang ia
tidak pernah bisa dipahami secara definitif. bersifat
paradoksal,karena ketika ia semakin
didalami,pengetahuan tentangnya semakin dangkal.
01
02
03
04
05
Index
87. Apa Itu Filsafat ???
Kata "filsafat" berasal dari bahasa Yunani, yakni
philein, artinya mencintai dan sophia, artinya
kebijaksanaan. Dari dua kata ini secara harafiah
filsafat diartikan dengan cinta akan kebijaksanaan.
Kata sophia dalam pandangan filsafat lebih dari
sekedar "wisdom" dalam bahasa Inggris. Sophia
mengandung banyak makna.
01
02
03
04
05
Index
88. Filsafat Manusia dan Metodenya
Filsafat manusia adalah bagian integral
dari sistem filsafat, yang secara spesifik
menyoroti hakikat atau esensi
manusia. Karena itu cara kerja filsafat
manusia tidak terlepas dari cara kerja
filsafat pada umumnya. dalam
pandangan fenomenologis ilmu
pengetahuan harus bisa membedakan
antara interpretasi dan data. kesatuan.
Filsafat Manusia dan
Ilmu-Ilmu Lain.
Metode Filsafat Manusia
Sebagai bagian dari filsafat, filsafat manusia
memiliki cara kerja yang sama dengan cara
kerja filsafat pada umumnya, yakni berusaha
menangkap makna di balik gejala empiris itu.
Karena itu objek penelusuran filsafat manusia
adalah hal-hal yang ada di balik yang
kelihatan, yang sangat menentukan eksistensi
manusia. Jadi, metode filsafat manusia untuk
menangkap hakikat manusia secara utuh
adalah refleksi, dan analisa transendental
serta sintesis.
01
02
03
04
05
Index
89. Relevansi Filsafat Manusia
Pertama
Dengan bertanya kita
mewujudkan hakikat
kemanusiaan. Aristoteles
(384-322 SM) telah
mendefinisikan manusia
dengan ungkapan homoest
animal rationale, artinya
manusia adalah binatang
berpikir.
Kedua
Dengan mendalami manusia,
kita mengenal manusia
dengan lebih baik. Memang
filsafat manusia tidak
menawarkan jawaban yang
menurut ukuran pragmatic
membawa dampak langsung
bagi kehidupan sehari-hari.
Filsafat manusia hanya
menghadirkan pandangan-
pandangan tentang dimensi-
dimensi hakiki manusia.
Ketiga
Sebagai konsekuensi lebih
lanjut dari butir kedua, filsafat
manusia mengantar kita untuk
semakin mampu
bertanggungjawab terhadap
diri kita dan sesama. Orang
yang mengenal diri dan
sesamanya dengan baik tidak
hanya mampu mencintai diri
dan orang lain, melainkan juga
semakin mampu menunjukkan
tanggungjawab secara nyata
terhadapnya
01
02
03
04
05
Index
90. 5 Karakter Hakikat Filsafat sebagai Hasil
Kontemplasi
● Pertama, dapat bertahan terhadap diskusi kritis.
● Kedua, menggunakan metode dialektis.
● Ketiga, berusaha mencapai realitas yang terdalam.
● Keempat, terkait dengan butir ketiga di atas, filsafat
bertujuan untuk menangkap tujuan ideal realitas.
● Kelima, mengetahui bagaimana harus hidup sebagai
manusia.
01
02
03
04
05
Index
91. Batasan Buku Ini
Manusia adalah makhluk multidimensional.
Persoalan eksistensialnya sangat kompleks.
Melihat kompleksitas itu tidak semua
persoalan mendasar manusia bisa diulas dalam
satu buku. Mengingat hal itulah dalam buku ini
penulis membatasi diri pada topik-topik
tertentu yang berkaitan dengan eksistensi
manusia. Dengan demikian pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan tematis. Sebagai
pendekatan tematis, uraian dalam buku ini
tidak berpijak pada satu pemikir tertentu.
Karena itu dalam setiap topik bisa saja
beberapa nama tokoh muncul. Demikian
halnya pemikir yang sama bisa saja muncul
beberapa kali dalam bab yang berbeda.
01
02
03
04
05
Index
92. Manusia sebagai persona
Persona atau pribadi merupakan salah satu dimensi
mendasar manusia. Secara lain dapat dikatakan, pribadi
manusia bukan melulu konsep abstrak, melainkan
sesuatu yang kelihatan dalam kehidupan sehari-hari.
93. Pengertian Individu
Makhluk Infrahuman
Setiap makhluk di dunia merupakan individualitas
tersendiri. Syarat sebagai individu ialah bahwa ia
mempunyai identitas diri yang tidak terbagi sehingga ia
bisa dibedakan dari yang lain. kata "individu" bagi
makhluk infrahuman hanya terkait dengan perbedaan
fisik antara satu jenis dengan jenis yang lain, serta urut-
urutan menurut ruang dan waktu tertentu. Singkatnya,
kata individu di kaitkan dengan tiga ciri, yakni bersifat
kuantitatif, dan numerik serta uniform atau seragam.
01
02
03
04
05
Index
94. Manusia
Kata "individu" bagi manusia menunjuk pada keutuhan
aspek kerohanian dan aspek kejasmanian. Aspek
kerohanian individualitas manusia terkait dengan
kemampuan untuk berdiri sendiri. Memang makhluk
infrahuman bisa berdiri sendiri. arti berdiri sendiri di sini
bersifat analog, karena punya persamaan sekaligus
perbedaan. Persamaannya, baik manusia maupun
infrahuman mempunyai individualitas. Perbedaannya,
terletak pada derajat kesatuan manusia adalah yang paling
tinggi dibandingkan dengan makhluk infrahuman. Dengan
ini individualitas manusia ada pada derajat dan
martabatnya. Bagi manusia individu mengandung arti
kesatuan dan keutuhan badan dan jiwa.
01
02
03
04
05
Index
95. Kesimpulan
Bahwa selain makhluk yang bertanya, manusia juga adalah
pribadi yang unik. Keunikan manusia bersumber dari aspek
kerohanian, yakni jiwanya. Jiwa membuat manusia serba baru. Ia
menjadi makhluk dinamis karena jiwanya. Karena ia adalah unik,
maka manusia tidak boleh diurutkan dalam bentuk nomor atau
dikelompok-kelompokkan seperti makhluk infrahuman. Makhluk
infrahuman dapat diurutkan dan dapat pula diklasifikasikan menurut
jenis dan spesiesnya untuk memberikan identitas pada masing-
masing. Pada manusia hal ini tidak bisa dilakukan. Sebagai pribadi
manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan diri. Ia juga
memberi makna bagi kehidupannya dengan mempertimbangkan
segala tindakannya. Tidak hanya mempertimbangkan, melainkan ia
juga menyatakan apa yang dipertimbangkan. Karena itu manusia
bukan saja the rational being, melainkan juga the act of being.
Artinya, kualitas manusia sebagai pribadi diungkapkan melalui
perbuatan nyata sehari-hari.
01
02
03
04
05
Index
96. Persona dan Arti Persona
• Kata “persona” berasal dari bahasa Yunani, yang artinya adalah
topeng.Dengan demikian, arti “persona” tidak lagi menunjuk
pada topeng, melainkan pada makna yang ada di baliknya, yakni
jati diri. Dengan alasan ini, maka manusia tidak bisa diurutkan
dalam bentuk nomor-nomor seperti dilakukan pada makhluk
infrahuman. Persona dan individualitas setiap orang adalah
unik. Secara lain dapat dikatakan menghentikan perkembangan
setiap pribadi dan menyangkal keunikan masing-masing pribadi
adalah tindakan yang bertentangan dengan hakikat manusia
yang unik.
97. • Manusia mempertimbangkan
kualitas tindakannya. Ia tahu apa
yang harus dilakukan dan apa yang
tidak boleh dilakukan.
• Dengan kesadaran pula manusia
mengenal siapa dirinya, dan
bagaimana ia berpartisipasi
membangun dunianya. Selain itu,
melalui kesadaran, ia mengakui
dirinya sebagai makhluk yang unik
• Kebebasan adalah kondisi yang
melekat di dalam diri manusia.
• Transendensi diri sebagai pribadi
memampukan manusia untuk
mengatasi ruang dan waktu.
• Melalui komunikasi, setiap pribadi
sadar bahwa ia merupakan bagian
dari orang lain.
Nilai – nilai Absolut Pribadi
01
02
03
04
05
Index
98. Dalam pandangan
ontologis, tekanan
manusia sebagai pribadi
di-letakkan pada
rasionalitas dan
individualitas. Artinya,
manusia dilihat sebagai
makhluk yang rasional
dan bersifat individual
Pandangan
Dialogis
Dalam pandangan ini
manusia adalah makhluk
relasional.Pribadi setiap
manusia terbentuk
melalui relasi, yakni
relasi jiwa dan
badan.Orang yang tidak
pernah merealisasikan
pikirannya bukanlah
pribadi yang utuh.
Tiga pandangan Manusia
Pandangan
Ontologi
01 03
Pandangan
Psikologis
Pendekatan psikologis
meletakkan pribadi
Manusia pada aspek
psikis.Fokus perhatian
psikologi adalah emosi
dan afeksi.Psikologi
meletakkan pribadi
manusia pada
kejiwaan.Pengalaman
masa lalu dan naluri-naluri
manusia merupakan
perwujudan dari alam
bahwa sadar itu.
02
01
02
03
04
05
Index
99. PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA
Filsafat Pancasila yakni, pembahasan
Pancasila secara filsafati, yaitu
pembahasan Pancasila sampai hakikatnya
yang terdalam
hingga intinya yang terdalam
101. Manfaat Filsafat Pancasila
Manfaat Penggunaan Filsafat
Memiliki manfaat terhadap ilmu pengetahuan sebagai
berikut:
• Sebagai induk pengetahuan , • Sebagai pemberi
dasar bagi ilmu pengetahuan yang axiomata, • Dengan
filsafat setiap ilmu pengetahuan dapat memiliki sila dan
ciri khasnya masing-masing, • Secara umum metode
ilmu pengetahuan berkembang dan pertamatama
ditentukan oleh filsafat,
• Memberikan dimensi nilai terhadap ilmu pengetahuan,
• Dengan filsafat ilmu pengetahuan akan mampu
menyelesaikan masalahnya.
102. Manfaat Filsafat Pancasila
Manfaat bagi Pendidikan Kesarjanaan
• Karena bersifat kritis, dinamis, serta mendalam
maka memungkinkan bagipengembangan akal bagi
para calon sarjana. • Filsafat berfungsi menggugah
pengertian dan kesadaran manusia akan
kedudukannya dengan sesuatu yang ada diluar
dirinya • Menggugah kesadaran para calon sarjaana
akan pemikiran kemanusiaan • Mmebentuk para
sarjana menjadi ilmuwan yang bijaksana yang
memiliki dan mengamalkan filsafat pandangan hidup,
pedoman hidup dan pegangan hidup.
103. Hubungan antara
Filsafat & Ideologi
Ideologi memiliki kadar kefilsafatan
karena bersifat cita-cita dan norma,
sekaligus praksis karena menyangkut
operasionalisasi, strategi dan doktrin.
104. Pancasila Sebagai
Ideologi Terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbuka
bersifat tidak kaku dan tertutup. Hal ini
dimaksudkan bahwa ideologi bersifat
actual, dinamis, antisipatif dan senantiasa
mampu menyesuaikan dengan
perkembangan zaman.
106. Pancasila sebagai Dasar Filsafat
Negara
“Secara yuridis Pancasila sebagai dasar filsafat negara tertuang
dalam Pembukaan UUD 1945 pada Alinea ke-IV”
“Pancasila disebut sebagai dasar filsafat negara, philosofische
Gronslag dari negara mengandung konsekuensi bahwa dalam setiap
aspek penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. “
107. Kedudukan Pancasila secara rinci
-Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar
negara baik hukum dasar tertulis maupun tidak
tertulis.
-Mengandung norma yang mengharuskan UUD
mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan
lain-lain penyelenggara negara untuk memelihara
budi pekerti.
-sumber semangat bagi UUD 1945.
Pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukum di Indonesia. Dan Meliputi suasana kebatinan
(geistlichenhintergrund) dari Undang-undang Dasar.
108. Pancasila Sebagai Asas Persatuan dan Kesatuan
Bangsa Indonesia
Nilai-nilai Pancasila telah ada pada bangsa
Indonesia sejak zaman dahulu kala, yaitu sejak
lahirnya bangsa Indonesia sebelum proklamasi 17
Agustus 1945 demikian keberadaan bangsa
Indonesia sebagai suatu bangsa hidup mandiri
diantara bangsa-bangsa lain.
109. Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat
A.
Pengertian Pancasila sebagai Suatu
Sistem
Suatu kesatuan bagianbagian yang
saling berhubungan, saling
bekerjasama untuk satu tujuan
tertentu.
Hierarkhis dan mempunyai bentuk piramida. Kalau
dilihat dari intinya, urut-urutan lima sila ada
hubungan yang mengikat yang satu dengan yang
lain sehingga Pancasila merupakan suatu kesatuan
keseluruhan yang bulat.
B.
Kesatuan Sila-sila Pancasila
110. Dasar Ontologis sila-sila Pancasila
Dasail ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memilikil
hakikat mutlak monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar ini juga, disebut
sebagai dasar antropologis.
111. Hakikat sila-sila Pancasila
sila-sila Pancasila tersebut secara berturut-turut mempunyai kata
dasar Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil yang masingmasine,
merupakan suatu landasan dari setiap sila.
112. Hubungan antara negara Indonesia dengan landasan dari Pancasila, maka
arti dari setiap sila Pancasila :
1.Ketuhanan ialah sifat-sifat keadaan negara yang sesuai dengan hakikat
Tuhan
2.Kemanusiaan ialah sifat-sifat keadaan negara yang sesuai dengan hakikat
manusia.
3.Persatuan yaitu sifat-sifat dan keadaan negara yang sesuai dengan hakikat
satu
4.Kerakyatan yaitu sifat-sifat dan keadan negara yang sesuai dengan hakikat
rakyat.
5.Keadilan yaitu sifat-sifat dan keadaan negara yang sesuai dengan hakikat
adil
113. Pengertian Kesesuaian Sifat-sifat dan Keadaan Negara
dengan landasan Sila-sila Pancasila.
Sifat-sifat (sifat luar), yaitu hal baru yang ditambahkan pada sesuatu
sehingga merupakan ciri baru, atau sesuatu itu memiliki ciri baru
(kualitas) baru.
114. PENUTUP
Dari penjelasan materi-materi diatas, dapat disimpulkan bahwa filsafat merupakan ibu
dari segala ilmu. Hal ini karena segala sesuatu bisa dibahas didalamnya. Selain itu,
filsafat adalah ilmu yang sangat penting untuk dipelajari oleh manusia terutama untuk
para Mahasiswa. Hal ini bertujuan dan agar kta sebagai manusia mampu memecahkan
masalah secara rasional dan kritis.
Kesimpulannya
Saran
Sebagai manusia yang tentunya sering dihadapi oleh berbagai macam masalah,
sudah seharusnya kita punya kesadaran diri untuk mempelajari filsafat. Agar kita
sebagai manusia selalu memiliki akal pikiran yang logis serta kritis dalam berbagai
situasi.