SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 32
PENGARUH KETERLIBATAN DAN KETERSEDIAAN
 DANA TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN TIDAK
TERENCANA YANG BERORIENTASI PADA FASHION
 MELALUI EMOSI POSITIF KONSUMEN DI PUSAT
 PERBELANJAAN MODERN DI KOTA SURABAYA




                               Beauty of

              EKA ADIPUTRA
              040941020 MSM
LATAR BELAKANG

    “… 85% pembelian merupakan
          impulse buying”




Sumber: AC Nielsen dalam Marketing 2007
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Perilaku impulse buying dapat
dipengaruhi beberapa faktor

    • Keterlibatan produk
    • Ketersediaan dana
    • Emosi (affect)
                            Produk fashion dapat menyebabkan
                            perilaku fashion-oriented impulse buying

                            • Produk konsumen yang memungkinkan dibeli
                              secara impulse
                            • Produk fashion untuk semua gender dan umur
                            • Produk fashion memberikan utility dan nilai
                              hedonis sebagai identifikasi konsumen

                                Cinjarevic (2011) dan Dittmar et al., (1995)
SETTING PENELITIAN

       Kategori produk yang diteliti adalah produk fashion

       Emosi yang diteliti adalah emosi positif, yaitu affect yang
        ditimbulkan oleh in-store stimuli

                   Penelitian dilakukan di outlet-outlet fashion
                    yang ada di pusat perbelanjaan terbesar di
                    kota Surabaya
RUMUSAN MASALAH

 Apakah keterlibatan konsumen pada fashion berpengaruh signifikan terhadap
 perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion?

 Apakah keterlibatan konsumen pada fashion berpengaruh signifikan terhadap
 emosi positif konsumen?

 Apakah emosi positif konsumen berpengaruh signifikan terhadap perilaku
 pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion?

 Apakah ketersediaan dana berpengaruh signifikan terhadap emosi positif
 konsumen?

 Apakah ketersediaan dana berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian
 tidak terencana yang berorientasi pada fashion?
PENELITIAN TERDAHULU (1)
 A Structural Model of Fashion-Oriented Impulse Buying Behavior
 (Park et al., 2006)

                                            Sampel penelitian: 217
                                            mahasiswa di Metropolitan
                                            University di USA
                                            Metode SEM
                                            Produk fashion general


 Hasil penelitian dan implikasinya:
  Keterlibatan konsumen pada fsahion dan emosi positif berpengaruh positif
   terhadap fashion-oriented impulse buying
  Retail seharusnya fokus pada perhatian terhadap emosi positif konsumen
   dan in-store stimuli
  Future research: cakupan penelitian yang lebih luas dan menambahkan
   variabel situasional
PENELITIAN TERDAHULU (2)
 Impulse Buying: Modeling Its Precursors
 (Beatty dan Ferrell, 1998)

                                          Hasil penelitian dan implikasinya:
                                           Ketersediaan dana berpengaruh
                                            positif terhadap impulse buying
                                           Retail dapat menyediakan
                                            kemudahan kredit atau penerapan
                                            diskon untuk memanfaatkan
                                            ketersediaan dana konsumen
                                           Menciptakan lingkungan belanja
                                            yang positif (display, aroma,
                                            lighting, dan salesperson)
                                            sehingga konsumen berbelanja
                                            lebih lama
 Sampel penelitian: para pengunjung mall
 terbesar yang ada di Southwestern City USA
 Metode SEM
PENELITIAN TERDAHULU (3)
 An Empirical Study of Consumer Impulse Behavior in Local Markets
 (Tirmizi et al., 2009)



                                                    Sampel penelitian: 165
                                                     responden dari
                                                     konsumen toko, mall, dll.
                                                    Regresi berganda




Hasil penelitian dan implikasinya:
 fashion involvement berhubungan negatif terhadap perilaku impulse buying
 Konsumen memiliki perhatian terhadap fashion sehingga membeli produk
 yang branded dengan style dan high quality
 Hubungan negatif tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan antara fashion
 involvement (produk fashion) dengan perilaku impulse buying (general product)
 sehingga hasil kurang relevan
LANDASAN TEORI

 Tipe pembelian konsumen (Cobb dan Hoyer, (1986)
1. Fully planned purchase
2. Partially planned purchase
3. Unplanned purchase (impulse buying)

Pengklasifikasian tipe perilaku impulse buying (Han et al.,
(1991)
A. Pure impulse buying
B. Reminder impulse buying
C. Planned impulse buying
D. Fashion-oriented impulse buying
LANDASAN TEORI


 “Pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion
 terjadi saat konsumen melihat produk dengan mode atau tren
 terbaru dan konsumen memutuskan untuk membeli produk
 tersebut (Han et al., 1991)”

 “Keterlibatan konsumen pada fashion merupakan tingkat
 perhatian konsumen terhadap kategori produk fashion (Park et
 al., 2006)”
LANDASAN TEORI


  “Emosi Positif adalah perasaan emosional yang timbul
  maupun respon emosional seseorang yang terjadi disebabkan
  oleh pengaruh faktor individu dan rangsangan eksternal atau
  kekuatan stimulus (Sherman et al., 1997)”

 “Ketersediaan dana merupakan persepsi konsumen terhadap
 anggaran atau financial resources yang dimiliki, yaitu jumlah
 anggaran atau extra money yang dapat dibenjakan saat itu
 (Beatty dan Ferrell, 1998)”
HUBUNGAN ANTAR VARIABEL


Keterlibatan konsumen pada fashion terhadap perilaku
pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashhion
  Konsumen dengan fashion involvement yang tinggi memungkingkan untuk
   berusaha mendapatkan fashion dengan mode atau tren terbaru dengan
   melakukan browsing ke outlet-outlet fashion
  Perilaku tersebut dapat menyebabkan fashion-oriented impulse buying

Keterlibatan konsumen pada fashion terhadap emosi positif
konsumen
 Keterlibatan konsumen mengandung aspek cognitive dan affective. Secara
  affective, keterlibatan menghasilkan evaluasi terhadap produk
 Interaksi antara konsumen dengan in-store stimuli akan menimbulkan perasaan
  senang dan emosi positif yang kuat sebagai respon terhadap produk fashion yang
  dihasilkan dari keterlibatan konsumen (Bloch, 1989; Rook dan Gardner, 1993)
HUBUNGAN ANTAR VARIABEL



Emosi positif konsumen terhadap perilaku pembelian tidak
terencana yang berorientasi pada fashion
 Konsumen dalam keadaan emosi positif cenderung mengurangi kompleksitas
  pengambilan keputusan dan waktu (Isen, 1984)
 Impulse buying pada produk pakaian dapat memenuhi kebutuhan emosional
  konsumen yang berasal dari interaksi konsumen saat berbelanja (Cha, 2001)
 Ketersediaan dana terhadap emosi positif konsumen
  Konsumen yang memiliki kekuatan finansial mempunyai kebebasan untuk
   membuat keputusan pembelian
  Maka, konsumen yang memiliki sumber dana cenderung bersifat emosional saat
   berbelanja karena pembelian tersebut karena emosi (affect) positif
HUBUNGAN ANTAR VARIABEL



Ketersediaan dana terhadap terhadap perilaku pembelian tidak
terencana yang berorientasi pada fashion
 Pemenuhan terhadap keinginan mendadak terhadap suatu produk dan diikuti
  dengan kemampuan keuangan konsumen akan memperbesar terjadinya impulse
  buying
 Penelitian menemukan adanya hubungan marginal antara extra money dengan
  impulse buying (Jeon, 1990 dalam Beatty dan Ferrell, 1998)
KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN

   X1.1

   X1.2
            Fashion
                           Y1.1       Y1.2       Y1.3
   X1.3   Involvement
              (X1)
   X1.4                                                                    Y2.1
                                    Positive            Fashion-Oriented
                                                        Impulse Buying     Y2.2
                                  Emotion (Y1)
                                                              (Y2)
   X2.1                                                                    Y2.3
             Money
   X2.2   Available (X2)   Y1.3       Y1.3       Y1.3

   X2.3
HIPOTESIS PENELITIAN

 H1 = Keterlibatan konsumen pada fashion berpengaruh signifikan
      terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi
      pada fashion
 H2 = Keterlibatan konsumen pada fashion berpengaruh signifikan
      terhadap emosi positif kosnumen
 H3 = Emosi positif konsumen berpengaruh signifikan terhadap perilaku
      pembelian tidak terencana yang beroreintasi pada fashion
 H4 = Ketersediaan dana berpengaruh signifikan terhadap emosi positif
      konsumen
 H5 = Ketersediaan dana berpengaruh signifikan terhadap perilaku
      pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion
SAMPEL, LOKASI PENELITIAN, DAN TEKNIK PENGAMBILAN
SAMPEL


 Sampel: Konsumen pria dan wanita yang melakukan shopping trip dan telah
         melakukan pembelian produk pakaian di outlet fashion



 Lokasi penelitian: Surabaya Town Square, Tunjungan Plaza, Grand City Mall,
        dan Galaxy Mall




 Teknik pengambilan sampel: Accidental sampling
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL


  KETERLIBATAN KONSUMEN PADA FASHION

  1. Konsumen memiliki satu atau lebih pakaian dengan style terbaru
  2. Berbusana keren/rapi menjadi hal penting dalam kehidupan dan
     aktivitas konsumen
  3. Konsumen cenderung berbelanja pada outlet fashion khusus
     daripada di toserba
  4. Timbul perasaan bingung saat diharuskan memilih diantara dua atau
     lebih pakaian yang akan dipakai
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL


               EMOSI POSITIF KONSUMEN


  1.   Tertarik (attractive)
  2.   Terkesan (proud)
  3.   Nyaman (contended)
  4.   Semangat (excited)
  5.   Puas (satisfied)
  6.   Senang (pleased)
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL


               KETERSEDIAAN DANA

  1. Konsumen mampu melakukan pembelian tidak terencana saat
     berbelanja
  2. Konsumen menerapkan anggaran ketat saat berbelanja
  3. Konsumen merasa memiliki dana tambahan saat berbelanja
     sehingga dapat berbelanja (kadang sampai royal) apabila
     menemukan sesuatu yang benar-benar disukai
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

     PEMBELIAN TIDAK TERENCANA YANG
       BERORIENTASI PADA FASHION

  1. Konsumen akan membeli pakaian dengan style terbaru jika
     melihatnya
  2. Konsumen akan membeli pakaian untuk mencoba pakaian dengan
     fitur baru
  3. Konsumen suka membeli pakaian yang new release atau new entry
TEKNIK ANALISIS DATA

   SEM

   Jumlah sampel: 218
    (indikator + variabel) x 10
UJI MODEL PENGUKURAN
                       Hasil CFA Variabel Penelitian
                                              Uji Validitas
                        Indikator
                                    Estimasi Probabilitas Keterangan
                          X1.1       0.727      0.000       Valid
                          X1.2       0.678      0.000       Valid
                          X1.3       0.450      0.000       Valid
                          X1.4       0.204      0.016       Valid
                          X2.1       0.766      0.000       Valid
                          X2.2       0.377      0.016       Valid
                          X2.3       0.425      0.015       Valid
                          Y1.1       0.665      0.000       Valid
                          Y1.2       0.751      0.000       Valid
                          Y1.3       0.547      0.000       Valid
                          Y1.4       0.718      0.000       Valid
                          Y1.5       0.541      0.000       Valid
                          Y1.6       0.813      0.000       Valid
                          Y2.1       0.707      0.000       Valid
                          Y2.2       0.829      0.000       Valid
                          Y2.3       0.700      0.000       Valid
UJI MODEL PENGUKURAN
                  CFA Variabel Penelitian Baru
                                         Uji Validitas
                   Indikator
                               Estimasi Probabilitas Keterangan
                     X1.1       0.740      0.000         Valid
                     X1.2       0.676      0.000         Valid
                     X1.3       0.433      0.000         Valid
                     X2.1       0.766      0.000         Valid
                     X2.2       0.377      0.016         Valid
                     X2.3       0.425      0.015         Valid
                     Y1.1       0.665      0.000         Valid
                     Y1.2       0.751      0.000         Valid
                     Y1.3       0.547      0.000         Valid
                     Y1.4       0.718      0.000         Valid
                     Y1.5       0.541      0.000         Valid
                     Y1.6       0.813      0.000         Valid
                     Y2.1       0.707      0.000         Valid
                     Y2.2       0.829      0.000         Valid
                     Y2.3       0.700      0.000         Valid
UJI MODEL PENGUKURAN
                       CONSTRUCT REALIBILITY
                   VARIABEL            CONSTRUCT RELIABILITY
                        X1                              0.939
                        X2                              0.888
                        Y1                              0.985
                        Y2                              0.972


 “Nilai batas yang digunakan untuk menilai tingkat reliabilitas
 konstruk yang baik adalah 0.7 (Hair et al., 2010)”
UJI MODEL STRUKTURAL
                  Goodness of Fit
        Goodness of Fit   Cut-off Value        Hasil Model
Absolute Fit Indices
                          107.521 (   tabel)    246.834
Probability               ≥ 0.05                 0.000
GFI                       Mendekati 1            0.858
AGFI                      Mendekati 1            0.800
RMR                       Mendekati 0            0.068
CMIN                      0.000 – 1190.555      246.834      Perkembangan penelitian
Incremental Fit Indices                                      terbaru berkaitan dengan
NFI                       Mendekati 1            0.793       tingkat kelayakan menuntun
RFI                       Mendekati 1            0.744
                                                             pada penetapan fit (cut-off)
IFI                       Mendekati 1            0.854
                                                             yang semakin rendah (Hair et
CFI                       Mendekati 1            0.851
                                                             al., 2010)
Parsimony Fit Indices
RMSEA                     ≤ 0.05                 0.094
HOETLER                   ≥ 200                    95
UJI MODEL STRUKTURAL
        Hubungan Model Struktural

               Fashion                    0.656*
           Involvement (X1)

                                 0.446*

                                            Positive     0.276*      Fashion-Oriented
                                                                     Impulse Buying
                                          Emotion (Y1)
                                                                           (Y2)

           Money available       0.301*
                  (X2)
                                            N/S




         Hipotesis Koefisien Probabilitas                         Keterangan
            H1      0.656         0                                Signifikan
            H2      0.446         0                                Signifikan
            H3      0.276       0.002                              Signifikan
             H4               0.301            0.007               Signifikan
             H5               N/S              0.058         Tidak Signifikan
PEMBAHASAN
Pengaruh Keterlibatan Konsumen pada Fashion Terhadap Perilaku
Pembelian Tidak Terencana yang Berorientasi pada Fashion

 • Terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan konsumen pada
   fashion terhadap pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion
 • Maka, hipotesis 1 diterima dengan arah hubungan positif


Pengaruh Keterlibatan Konsumen pada Fashion Terhadap Emosi
Positif Konsumen

 • Terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan konsumen pada
   fashion terhadap emosi positif konsumen
 • Maka, hipotesis 2 dinyatakan diterima dengan arah hubungan positif
PEMBAHASAN
Pengaruh Emosi Positif Konsumen Terhadap Perilaku Pembelian
Tidak Terencana yang Berorientasi pada Fashion

 • Terdapat hubungan yang signifikan antara emosi positif konsumen terhadap
   perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion
 • Maka, hipotesis 3 diterima dengan arah hubungan positif


Pengaruh Ketersediaan Dana Terhadap Emosi Positif Konsumen

 • Terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan dana terhadap
   emosi positif konsumen
 • Maka, hipotesis 4 dinyatakan diterima dengan arah hubungan positif
PEMBAHASAN
Pengaruh Ketersediaan Dana Terhadap Perilaku Pembelian Tidak
Terencana yang Berorientasi pada Fashion
 • Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan dana terhadap
   perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion
 • Maka, hipotesis 5 ditolak
 • Ketidaksignifikan hubungan tersebut dapat disebabkan oleh alasan pembelian
   konsumen tersebut adalah karena diskon dan kebutuhan, bukan karena
   pembelian tidak terencana
TERIMA KASIH

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Analisa swot pt astra
Analisa swot pt astraAnalisa swot pt astra
Analisa swot pt astraFerdy sutomo
 
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanPemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanTri Widodo W. UTOMO
 
Pertemuan 3 (analisis lingkungan eksternal) MANAJEMEN STRATEGI SEKTOR PUBLIK
Pertemuan 3 (analisis lingkungan eksternal) MANAJEMEN STRATEGI SEKTOR PUBLIKPertemuan 3 (analisis lingkungan eksternal) MANAJEMEN STRATEGI SEKTOR PUBLIK
Pertemuan 3 (analisis lingkungan eksternal) MANAJEMEN STRATEGI SEKTOR PUBLIKnurul khaiva
 
Perilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational BehaviorPerilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational BehaviorDadang Solihin
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Judianto Nugroho
 
ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
ETIKA BISNIS DAN  TANGGUNG JAWAB SOSIALETIKA BISNIS DAN  TANGGUNG JAWAB SOSIAL
ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIALDunia Pendidikan
 
(Presentasi) Strategi Bisnis
(Presentasi) Strategi Bisnis(Presentasi) Strategi Bisnis
(Presentasi) Strategi BisnisNoor Adn
 
Slide ppt proposal Metode Kualitatif
Slide ppt proposal Metode Kualitatif Slide ppt proposal Metode Kualitatif
Slide ppt proposal Metode Kualitatif Rohayatiiyoh
 
Masalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMMasalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMReza Aprianti
 
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Tri Widodo W. UTOMO
 
Power point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmahPower point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmahYunitha Rahmah
 
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem EtikaSumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etikadayurikaperdana19
 
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Dayana Florencia
 
Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanPutrii Wiidya
 
Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Judianto Nugroho
 

La actualidad más candente (20)

Manajemen Merk dan Produk
Manajemen Merk dan ProdukManajemen Merk dan Produk
Manajemen Merk dan Produk
 
Analisa swot pt astra
Analisa swot pt astraAnalisa swot pt astra
Analisa swot pt astra
 
Ppt proposal
Ppt proposalPpt proposal
Ppt proposal
 
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanPemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
 
ppt MSDM
ppt MSDMppt MSDM
ppt MSDM
 
Pertemuan 3 (analisis lingkungan eksternal) MANAJEMEN STRATEGI SEKTOR PUBLIK
Pertemuan 3 (analisis lingkungan eksternal) MANAJEMEN STRATEGI SEKTOR PUBLIKPertemuan 3 (analisis lingkungan eksternal) MANAJEMEN STRATEGI SEKTOR PUBLIK
Pertemuan 3 (analisis lingkungan eksternal) MANAJEMEN STRATEGI SEKTOR PUBLIK
 
Perilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational BehaviorPerilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational Behavior
 
Analisis SWOT PT INDOFOOD
Analisis SWOT PT INDOFOODAnalisis SWOT PT INDOFOOD
Analisis SWOT PT INDOFOOD
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
Kontrak Opsi Saham
Kontrak Opsi SahamKontrak Opsi Saham
Kontrak Opsi Saham
 
ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
ETIKA BISNIS DAN  TANGGUNG JAWAB SOSIALETIKA BISNIS DAN  TANGGUNG JAWAB SOSIAL
ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
 
(Presentasi) Strategi Bisnis
(Presentasi) Strategi Bisnis(Presentasi) Strategi Bisnis
(Presentasi) Strategi Bisnis
 
Slide ppt proposal Metode Kualitatif
Slide ppt proposal Metode Kualitatif Slide ppt proposal Metode Kualitatif
Slide ppt proposal Metode Kualitatif
 
Masalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMMasalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDM
 
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
 
Power point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmahPower point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmah
 
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem EtikaSumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
 
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
 
Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaan
 
Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5
 

Destacado

Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang BagusContoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang BagusTrisnadi Wijaya
 
Sample Simple Presentation Sidang Tesis
Sample Simple Presentation Sidang TesisSample Simple Presentation Sidang Tesis
Sample Simple Presentation Sidang TesisSeriwidodo St
 
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSIContoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSIAhmad Said
 
Presentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposalPresentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposalNajmi Sari
 
Contoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianContoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianIndra IR
 
Presentasi tesis gemi indah.s
Presentasi tesis   gemi indah.sPresentasi tesis   gemi indah.s
Presentasi tesis gemi indah.sGemi Indah
 
Contoh Presentasi Proposal Skripsi
Contoh Presentasi Proposal SkripsiContoh Presentasi Proposal Skripsi
Contoh Presentasi Proposal SkripsiArry Rahmawan
 
Presentasi proposal-tesis yeni
Presentasi proposal-tesis yeniPresentasi proposal-tesis yeni
Presentasi proposal-tesis yeniyeni_yuliani
 
Power point proposal
Power point proposalPower point proposal
Power point proposalHisya Sundari
 
Contoh Presentasi Powerpoint Untuk Sidang Skripsi
Contoh Presentasi Powerpoint Untuk Sidang SkripsiContoh Presentasi Powerpoint Untuk Sidang Skripsi
Contoh Presentasi Powerpoint Untuk Sidang SkripsiYusuf Saefudin
 
Presentasi sidang thesis implementasi mutu pendidikan
Presentasi sidang thesis implementasi mutu pendidikan Presentasi sidang thesis implementasi mutu pendidikan
Presentasi sidang thesis implementasi mutu pendidikan Asep Supriatna
 
Presentasi Skripsi
Presentasi SkripsiPresentasi Skripsi
Presentasi SkripsiPurwadi SKom
 
Presentasi ptk nurul faida santi
Presentasi ptk nurul faida santiPresentasi ptk nurul faida santi
Presentasi ptk nurul faida santinyundud
 
Powerpoint kelompok kualitatif
Powerpoint kelompok kualitatifPowerpoint kelompok kualitatif
Powerpoint kelompok kualitatifannisa herlida
 
Power point ptk
Power point ptkPower point ptk
Power point ptkyultaerma
 

Destacado (20)

Slide proposal tesis
Slide proposal tesisSlide proposal tesis
Slide proposal tesis
 
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang BagusContoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
 
Proposal tesis
Proposal tesisProposal tesis
Proposal tesis
 
Sample Simple Presentation Sidang Tesis
Sample Simple Presentation Sidang TesisSample Simple Presentation Sidang Tesis
Sample Simple Presentation Sidang Tesis
 
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSIContoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
 
Presentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposalPresentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposal
 
Contoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianContoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil Penelitian
 
Presentasi tesis gemi indah.s
Presentasi tesis   gemi indah.sPresentasi tesis   gemi indah.s
Presentasi tesis gemi indah.s
 
Presentasi TESIS
Presentasi TESISPresentasi TESIS
Presentasi TESIS
 
Contoh Presentasi Proposal Skripsi
Contoh Presentasi Proposal SkripsiContoh Presentasi Proposal Skripsi
Contoh Presentasi Proposal Skripsi
 
Presentasi proposal-tesis yeni
Presentasi proposal-tesis yeniPresentasi proposal-tesis yeni
Presentasi proposal-tesis yeni
 
Power point proposal
Power point proposalPower point proposal
Power point proposal
 
Presentai seminar proposal
Presentai seminar proposalPresentai seminar proposal
Presentai seminar proposal
 
Contoh Presentasi Powerpoint Untuk Sidang Skripsi
Contoh Presentasi Powerpoint Untuk Sidang SkripsiContoh Presentasi Powerpoint Untuk Sidang Skripsi
Contoh Presentasi Powerpoint Untuk Sidang Skripsi
 
Ppt sidang skripsi
Ppt sidang skripsiPpt sidang skripsi
Ppt sidang skripsi
 
Presentasi sidang thesis implementasi mutu pendidikan
Presentasi sidang thesis implementasi mutu pendidikan Presentasi sidang thesis implementasi mutu pendidikan
Presentasi sidang thesis implementasi mutu pendidikan
 
Presentasi Skripsi
Presentasi SkripsiPresentasi Skripsi
Presentasi Skripsi
 
Presentasi ptk nurul faida santi
Presentasi ptk nurul faida santiPresentasi ptk nurul faida santi
Presentasi ptk nurul faida santi
 
Powerpoint kelompok kualitatif
Powerpoint kelompok kualitatifPowerpoint kelompok kualitatif
Powerpoint kelompok kualitatif
 
Power point ptk
Power point ptkPower point ptk
Power point ptk
 

Similar a Pengaruh Keterlibatan dan Ketersediaan Dana terhadap Perilaku Pembelian Tidak Terencana Berorientasi Fashion melalui Emosi Positif

PERILAKU PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (IMPULSE BUYING) DI PUSAT PERBENJAAN MODE...
PERILAKU PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (IMPULSE BUYING)  DI PUSAT PERBENJAAN MODE...PERILAKU PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (IMPULSE BUYING)  DI PUSAT PERBENJAAN MODE...
PERILAKU PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (IMPULSE BUYING) DI PUSAT PERBENJAAN MODE...An Nisbah
 
PENGARUH SHOPPING LIFE STYLE DAN FASHION INVOLVEMENT TERHADAP IMPULSE BUYIN...
PENGARUH SHOPPING LIFE STYLE DAN FASHION  INVOLVEMENT  TERHADAP IMPULSE BUYIN...PENGARUH SHOPPING LIFE STYLE DAN FASHION  INVOLVEMENT  TERHADAP IMPULSE BUYIN...
PENGARUH SHOPPING LIFE STYLE DAN FASHION INVOLVEMENT TERHADAP IMPULSE BUYIN...politeknik NSC Surabaya
 
Pengaruh shopping life style dan fashion involvement terhadap impulse buying ...
Pengaruh shopping life style dan fashion involvement terhadap impulse buying ...Pengaruh shopping life style dan fashion involvement terhadap impulse buying ...
Pengaruh shopping life style dan fashion involvement terhadap impulse buying ...lizaagasshi
 
Softskil pe
Softskil peSoftskil pe
Softskil peikarizki
 
Tugas softskill perilaku konsumen
Tugas softskill perilaku konsumenTugas softskill perilaku konsumen
Tugas softskill perilaku konsumenRietz Wiguna
 
Perilaku konsumen bab 1 & bab 2
Perilaku konsumen bab 1 & bab 2Perilaku konsumen bab 1 & bab 2
Perilaku konsumen bab 1 & bab 2Arini Nurmala Sari
 
Prilaku konsumen soft skill
Prilaku  konsumen soft skillPrilaku  konsumen soft skill
Prilaku konsumen soft skillMelly Gunawan
 
Prilaku konsumen soft skill
Prilaku  konsumen soft skillPrilaku  konsumen soft skill
Prilaku konsumen soft skillMelly Gunawan
 
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2azizahzea
 
introduction-of-consumer-behavior-theory.ppt
introduction-of-consumer-behavior-theory.pptintroduction-of-consumer-behavior-theory.ppt
introduction-of-consumer-behavior-theory.pptFadliRahman24
 
Tugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskillTugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskillTriany Syafrilia
 
Tugas SAP Perilaku Konsumen
Tugas SAP Perilaku KonsumenTugas SAP Perilaku Konsumen
Tugas SAP Perilaku KonsumenTriany Syafrilia
 
Tugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskillTugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskillTriany Syafrilia
 
Tugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskillTugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskillTriany Syafrilia
 
Tugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskillTugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskillTriany Syafrilia
 

Similar a Pengaruh Keterlibatan dan Ketersediaan Dana terhadap Perilaku Pembelian Tidak Terencana Berorientasi Fashion melalui Emosi Positif (20)

PERILAKU PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (IMPULSE BUYING) DI PUSAT PERBENJAAN MODE...
PERILAKU PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (IMPULSE BUYING)  DI PUSAT PERBENJAAN MODE...PERILAKU PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (IMPULSE BUYING)  DI PUSAT PERBENJAAN MODE...
PERILAKU PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (IMPULSE BUYING) DI PUSAT PERBENJAAN MODE...
 
18388 21459-1-pb
18388 21459-1-pb18388 21459-1-pb
18388 21459-1-pb
 
PENGARUH SHOPPING LIFE STYLE DAN FASHION INVOLVEMENT TERHADAP IMPULSE BUYIN...
PENGARUH SHOPPING LIFE STYLE DAN FASHION  INVOLVEMENT  TERHADAP IMPULSE BUYIN...PENGARUH SHOPPING LIFE STYLE DAN FASHION  INVOLVEMENT  TERHADAP IMPULSE BUYIN...
PENGARUH SHOPPING LIFE STYLE DAN FASHION INVOLVEMENT TERHADAP IMPULSE BUYIN...
 
Pengaruh shopping life style dan fashion involvement terhadap impulse buying ...
Pengaruh shopping life style dan fashion involvement terhadap impulse buying ...Pengaruh shopping life style dan fashion involvement terhadap impulse buying ...
Pengaruh shopping life style dan fashion involvement terhadap impulse buying ...
 
Softskil pe
Softskil peSoftskil pe
Softskil pe
 
Tugas softskill perilaku konsumen
Tugas softskill perilaku konsumenTugas softskill perilaku konsumen
Tugas softskill perilaku konsumen
 
Perilaku konsumen bab 1 & bab 2
Perilaku konsumen bab 1 & bab 2Perilaku konsumen bab 1 & bab 2
Perilaku konsumen bab 1 & bab 2
 
Prilaku konsumen soft skill
Prilaku  konsumen soft skillPrilaku  konsumen soft skill
Prilaku konsumen soft skill
 
Prilaku konsumen soft skill
Prilaku  konsumen soft skillPrilaku  konsumen soft skill
Prilaku konsumen soft skill
 
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
 
Yuniken i
Yuniken iYuniken i
Yuniken i
 
Yuniken
YunikenYuniken
Yuniken
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
PERILAKU_kONSUMEN-1_(1).ppt
PERILAKU_kONSUMEN-1_(1).pptPERILAKU_kONSUMEN-1_(1).ppt
PERILAKU_kONSUMEN-1_(1).ppt
 
introduction-of-consumer-behavior-theory.ppt
introduction-of-consumer-behavior-theory.pptintroduction-of-consumer-behavior-theory.ppt
introduction-of-consumer-behavior-theory.ppt
 
Tugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskillTugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskill
 
Tugas SAP Perilaku Konsumen
Tugas SAP Perilaku KonsumenTugas SAP Perilaku Konsumen
Tugas SAP Perilaku Konsumen
 
Tugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskillTugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskill
 
Tugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskillTugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskill
 
Tugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskillTugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskill
 

Pengaruh Keterlibatan dan Ketersediaan Dana terhadap Perilaku Pembelian Tidak Terencana Berorientasi Fashion melalui Emosi Positif

  • 1. PENGARUH KETERLIBATAN DAN KETERSEDIAAN DANA TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN TIDAK TERENCANA YANG BERORIENTASI PADA FASHION MELALUI EMOSI POSITIF KONSUMEN DI PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI KOTA SURABAYA Beauty of EKA ADIPUTRA 040941020 MSM
  • 2. LATAR BELAKANG “… 85% pembelian merupakan impulse buying” Sumber: AC Nielsen dalam Marketing 2007
  • 4. LATAR BELAKANG Perilaku impulse buying dapat dipengaruhi beberapa faktor • Keterlibatan produk • Ketersediaan dana • Emosi (affect) Produk fashion dapat menyebabkan perilaku fashion-oriented impulse buying • Produk konsumen yang memungkinkan dibeli secara impulse • Produk fashion untuk semua gender dan umur • Produk fashion memberikan utility dan nilai hedonis sebagai identifikasi konsumen Cinjarevic (2011) dan Dittmar et al., (1995)
  • 5. SETTING PENELITIAN  Kategori produk yang diteliti adalah produk fashion  Emosi yang diteliti adalah emosi positif, yaitu affect yang ditimbulkan oleh in-store stimuli  Penelitian dilakukan di outlet-outlet fashion yang ada di pusat perbelanjaan terbesar di kota Surabaya
  • 6. RUMUSAN MASALAH Apakah keterlibatan konsumen pada fashion berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion? Apakah keterlibatan konsumen pada fashion berpengaruh signifikan terhadap emosi positif konsumen? Apakah emosi positif konsumen berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion? Apakah ketersediaan dana berpengaruh signifikan terhadap emosi positif konsumen? Apakah ketersediaan dana berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion?
  • 7. PENELITIAN TERDAHULU (1) A Structural Model of Fashion-Oriented Impulse Buying Behavior (Park et al., 2006)  Sampel penelitian: 217 mahasiswa di Metropolitan University di USA  Metode SEM  Produk fashion general Hasil penelitian dan implikasinya:  Keterlibatan konsumen pada fsahion dan emosi positif berpengaruh positif terhadap fashion-oriented impulse buying  Retail seharusnya fokus pada perhatian terhadap emosi positif konsumen dan in-store stimuli  Future research: cakupan penelitian yang lebih luas dan menambahkan variabel situasional
  • 8. PENELITIAN TERDAHULU (2) Impulse Buying: Modeling Its Precursors (Beatty dan Ferrell, 1998) Hasil penelitian dan implikasinya:  Ketersediaan dana berpengaruh positif terhadap impulse buying  Retail dapat menyediakan kemudahan kredit atau penerapan diskon untuk memanfaatkan ketersediaan dana konsumen  Menciptakan lingkungan belanja yang positif (display, aroma, lighting, dan salesperson) sehingga konsumen berbelanja lebih lama  Sampel penelitian: para pengunjung mall terbesar yang ada di Southwestern City USA  Metode SEM
  • 9. PENELITIAN TERDAHULU (3) An Empirical Study of Consumer Impulse Behavior in Local Markets (Tirmizi et al., 2009)  Sampel penelitian: 165 responden dari konsumen toko, mall, dll.  Regresi berganda Hasil penelitian dan implikasinya:  fashion involvement berhubungan negatif terhadap perilaku impulse buying  Konsumen memiliki perhatian terhadap fashion sehingga membeli produk yang branded dengan style dan high quality  Hubungan negatif tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan antara fashion involvement (produk fashion) dengan perilaku impulse buying (general product) sehingga hasil kurang relevan
  • 10. LANDASAN TEORI Tipe pembelian konsumen (Cobb dan Hoyer, (1986) 1. Fully planned purchase 2. Partially planned purchase 3. Unplanned purchase (impulse buying) Pengklasifikasian tipe perilaku impulse buying (Han et al., (1991) A. Pure impulse buying B. Reminder impulse buying C. Planned impulse buying D. Fashion-oriented impulse buying
  • 11. LANDASAN TEORI “Pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion terjadi saat konsumen melihat produk dengan mode atau tren terbaru dan konsumen memutuskan untuk membeli produk tersebut (Han et al., 1991)” “Keterlibatan konsumen pada fashion merupakan tingkat perhatian konsumen terhadap kategori produk fashion (Park et al., 2006)”
  • 12. LANDASAN TEORI “Emosi Positif adalah perasaan emosional yang timbul maupun respon emosional seseorang yang terjadi disebabkan oleh pengaruh faktor individu dan rangsangan eksternal atau kekuatan stimulus (Sherman et al., 1997)” “Ketersediaan dana merupakan persepsi konsumen terhadap anggaran atau financial resources yang dimiliki, yaitu jumlah anggaran atau extra money yang dapat dibenjakan saat itu (Beatty dan Ferrell, 1998)”
  • 13. HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Keterlibatan konsumen pada fashion terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashhion  Konsumen dengan fashion involvement yang tinggi memungkingkan untuk berusaha mendapatkan fashion dengan mode atau tren terbaru dengan melakukan browsing ke outlet-outlet fashion  Perilaku tersebut dapat menyebabkan fashion-oriented impulse buying Keterlibatan konsumen pada fashion terhadap emosi positif konsumen  Keterlibatan konsumen mengandung aspek cognitive dan affective. Secara affective, keterlibatan menghasilkan evaluasi terhadap produk  Interaksi antara konsumen dengan in-store stimuli akan menimbulkan perasaan senang dan emosi positif yang kuat sebagai respon terhadap produk fashion yang dihasilkan dari keterlibatan konsumen (Bloch, 1989; Rook dan Gardner, 1993)
  • 14. HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Emosi positif konsumen terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion  Konsumen dalam keadaan emosi positif cenderung mengurangi kompleksitas pengambilan keputusan dan waktu (Isen, 1984)  Impulse buying pada produk pakaian dapat memenuhi kebutuhan emosional konsumen yang berasal dari interaksi konsumen saat berbelanja (Cha, 2001) Ketersediaan dana terhadap emosi positif konsumen  Konsumen yang memiliki kekuatan finansial mempunyai kebebasan untuk membuat keputusan pembelian  Maka, konsumen yang memiliki sumber dana cenderung bersifat emosional saat berbelanja karena pembelian tersebut karena emosi (affect) positif
  • 15. HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Ketersediaan dana terhadap terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion  Pemenuhan terhadap keinginan mendadak terhadap suatu produk dan diikuti dengan kemampuan keuangan konsumen akan memperbesar terjadinya impulse buying  Penelitian menemukan adanya hubungan marginal antara extra money dengan impulse buying (Jeon, 1990 dalam Beatty dan Ferrell, 1998)
  • 16. KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN X1.1 X1.2 Fashion Y1.1 Y1.2 Y1.3 X1.3 Involvement (X1) X1.4 Y2.1 Positive Fashion-Oriented Impulse Buying Y2.2 Emotion (Y1) (Y2) X2.1 Y2.3 Money X2.2 Available (X2) Y1.3 Y1.3 Y1.3 X2.3
  • 17. HIPOTESIS PENELITIAN H1 = Keterlibatan konsumen pada fashion berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion H2 = Keterlibatan konsumen pada fashion berpengaruh signifikan terhadap emosi positif kosnumen H3 = Emosi positif konsumen berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang beroreintasi pada fashion H4 = Ketersediaan dana berpengaruh signifikan terhadap emosi positif konsumen H5 = Ketersediaan dana berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion
  • 18. SAMPEL, LOKASI PENELITIAN, DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL Sampel: Konsumen pria dan wanita yang melakukan shopping trip dan telah melakukan pembelian produk pakaian di outlet fashion Lokasi penelitian: Surabaya Town Square, Tunjungan Plaza, Grand City Mall, dan Galaxy Mall Teknik pengambilan sampel: Accidental sampling
  • 19. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL KETERLIBATAN KONSUMEN PADA FASHION 1. Konsumen memiliki satu atau lebih pakaian dengan style terbaru 2. Berbusana keren/rapi menjadi hal penting dalam kehidupan dan aktivitas konsumen 3. Konsumen cenderung berbelanja pada outlet fashion khusus daripada di toserba 4. Timbul perasaan bingung saat diharuskan memilih diantara dua atau lebih pakaian yang akan dipakai
  • 20. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL EMOSI POSITIF KONSUMEN 1. Tertarik (attractive) 2. Terkesan (proud) 3. Nyaman (contended) 4. Semangat (excited) 5. Puas (satisfied) 6. Senang (pleased)
  • 21. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL KETERSEDIAAN DANA 1. Konsumen mampu melakukan pembelian tidak terencana saat berbelanja 2. Konsumen menerapkan anggaran ketat saat berbelanja 3. Konsumen merasa memiliki dana tambahan saat berbelanja sehingga dapat berbelanja (kadang sampai royal) apabila menemukan sesuatu yang benar-benar disukai
  • 22. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PEMBELIAN TIDAK TERENCANA YANG BERORIENTASI PADA FASHION 1. Konsumen akan membeli pakaian dengan style terbaru jika melihatnya 2. Konsumen akan membeli pakaian untuk mencoba pakaian dengan fitur baru 3. Konsumen suka membeli pakaian yang new release atau new entry
  • 23. TEKNIK ANALISIS DATA  SEM  Jumlah sampel: 218 (indikator + variabel) x 10
  • 24. UJI MODEL PENGUKURAN Hasil CFA Variabel Penelitian Uji Validitas Indikator Estimasi Probabilitas Keterangan X1.1 0.727 0.000 Valid X1.2 0.678 0.000 Valid X1.3 0.450 0.000 Valid X1.4 0.204 0.016 Valid X2.1 0.766 0.000 Valid X2.2 0.377 0.016 Valid X2.3 0.425 0.015 Valid Y1.1 0.665 0.000 Valid Y1.2 0.751 0.000 Valid Y1.3 0.547 0.000 Valid Y1.4 0.718 0.000 Valid Y1.5 0.541 0.000 Valid Y1.6 0.813 0.000 Valid Y2.1 0.707 0.000 Valid Y2.2 0.829 0.000 Valid Y2.3 0.700 0.000 Valid
  • 25. UJI MODEL PENGUKURAN CFA Variabel Penelitian Baru Uji Validitas Indikator Estimasi Probabilitas Keterangan X1.1 0.740 0.000 Valid X1.2 0.676 0.000 Valid X1.3 0.433 0.000 Valid X2.1 0.766 0.000 Valid X2.2 0.377 0.016 Valid X2.3 0.425 0.015 Valid Y1.1 0.665 0.000 Valid Y1.2 0.751 0.000 Valid Y1.3 0.547 0.000 Valid Y1.4 0.718 0.000 Valid Y1.5 0.541 0.000 Valid Y1.6 0.813 0.000 Valid Y2.1 0.707 0.000 Valid Y2.2 0.829 0.000 Valid Y2.3 0.700 0.000 Valid
  • 26. UJI MODEL PENGUKURAN CONSTRUCT REALIBILITY VARIABEL CONSTRUCT RELIABILITY X1 0.939 X2 0.888 Y1 0.985 Y2 0.972 “Nilai batas yang digunakan untuk menilai tingkat reliabilitas konstruk yang baik adalah 0.7 (Hair et al., 2010)”
  • 27. UJI MODEL STRUKTURAL Goodness of Fit Goodness of Fit Cut-off Value Hasil Model Absolute Fit Indices 107.521 ( tabel) 246.834 Probability ≥ 0.05 0.000 GFI Mendekati 1 0.858 AGFI Mendekati 1 0.800 RMR Mendekati 0 0.068 CMIN 0.000 – 1190.555 246.834 Perkembangan penelitian Incremental Fit Indices terbaru berkaitan dengan NFI Mendekati 1 0.793 tingkat kelayakan menuntun RFI Mendekati 1 0.744 pada penetapan fit (cut-off) IFI Mendekati 1 0.854 yang semakin rendah (Hair et CFI Mendekati 1 0.851 al., 2010) Parsimony Fit Indices RMSEA ≤ 0.05 0.094 HOETLER ≥ 200 95
  • 28. UJI MODEL STRUKTURAL Hubungan Model Struktural Fashion 0.656* Involvement (X1) 0.446* Positive 0.276* Fashion-Oriented Impulse Buying Emotion (Y1) (Y2) Money available 0.301* (X2) N/S Hipotesis Koefisien Probabilitas Keterangan H1 0.656 0 Signifikan H2 0.446 0 Signifikan H3 0.276 0.002 Signifikan H4 0.301 0.007 Signifikan H5 N/S 0.058 Tidak Signifikan
  • 29. PEMBAHASAN Pengaruh Keterlibatan Konsumen pada Fashion Terhadap Perilaku Pembelian Tidak Terencana yang Berorientasi pada Fashion • Terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan konsumen pada fashion terhadap pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion • Maka, hipotesis 1 diterima dengan arah hubungan positif Pengaruh Keterlibatan Konsumen pada Fashion Terhadap Emosi Positif Konsumen • Terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan konsumen pada fashion terhadap emosi positif konsumen • Maka, hipotesis 2 dinyatakan diterima dengan arah hubungan positif
  • 30. PEMBAHASAN Pengaruh Emosi Positif Konsumen Terhadap Perilaku Pembelian Tidak Terencana yang Berorientasi pada Fashion • Terdapat hubungan yang signifikan antara emosi positif konsumen terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion • Maka, hipotesis 3 diterima dengan arah hubungan positif Pengaruh Ketersediaan Dana Terhadap Emosi Positif Konsumen • Terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan dana terhadap emosi positif konsumen • Maka, hipotesis 4 dinyatakan diterima dengan arah hubungan positif
  • 31. PEMBAHASAN Pengaruh Ketersediaan Dana Terhadap Perilaku Pembelian Tidak Terencana yang Berorientasi pada Fashion • Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan dana terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion • Maka, hipotesis 5 ditolak • Ketidaksignifikan hubungan tersebut dapat disebabkan oleh alasan pembelian konsumen tersebut adalah karena diskon dan kebutuhan, bukan karena pembelian tidak terencana