SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 39
Descargar para leer sin conexión
PRESENTED BY: EKA SAFITRI YANTI
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES PANGKKALPINANG
INFERTILITAS
➢ Infertilitas adalah kegagalan dari pasangan suami-istri
untuk mengalami kehamilan setelah melakukan hubungan
seksual, tanpa kontrasepsi, selama satu tahun
(Sarwono,497).
➢ Infertilitas (kamandulan) adalah ketidakmampuan atau
penurunan kemampuan menghasilkan keturunan
(Elizbeth, 639).
➢ Ketidaksuburan (infertil) adalah suatu kondisi dimana
pasangan suami istri belum mampu memiliki anak
walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2
– 3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan
tanpa menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun
(Djuwantono,2008, hal: 1).
INFERTILITAS
Secara medis infertile dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
Infertil primer
Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum
pernah memiliki anak setelah satu tahun berhubungan
seksual sebanyak 2 – 3 kali perminggu tanpa menggunakan
alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Infertil sekunder
Berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki
anak sebelumnya tetapi saat ini belum mampu memiliki
anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak
2 – 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat atau metode
kontrasepsi jenis apapun.
➢ Suami memiliki system dan fungsi reproduksi yang tidak
sehat sehingga tidak mampu menghasilkan dan
menyalurkan sel kelamin pria (spermatozoa) kedalam
organ reproduksi istri
➢ Istri memiliki system dan fungsi reproduksi yang tidak sehat
sehingga tidak mampu menghasilkan sel kelamin wanita (sel
telur atau ovarium)
Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja.
Hasil penelitian membuktikan bahwa suami menyumbang 25-
40% dari angka kejadian infertil, istri 40-55%, keduanya 10%,
dan idiopatik 10%. Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa
infertilitas terjadi murni karena kesalahan dari pihak wanita/istri.
Penyebab Infertilitas
Berbagai gangguan yang memicu terjadinya infertilitas antara lain:
WANITA
1. Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina akan
membunuh sperma dan pengkerutan vagina yang akan menghambat
transportasi sperma ke vagina.
2. Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang
mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di
serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas
operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup
serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim
3. Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus
yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus
yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk
perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang.
4. Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi
tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak
dapat bertemu.
➢ Gangguan ovulasi, terjadi karena ketidakseimbangan hormonal
seperti adanya hambatan pada sekresi hormone FSH dan LH yang
memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini dapat
terjadi karena adanya tumor cranial, stress, dan pengguna obat-
obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hiotalamus dan
hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormone ini.
▪ Maka folikel mengalami hambatan untuk matang dan berakhir
pada gangguan ovulasi.
▪ Kegagalan implantasi
➢ Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami
kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi.
Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak
berlangsung baik. Akibatnya fetus tidak dapat berkembang dan
terjadilah abortus.
➢ Endometriosis
➢ Faktor immunologis. Apabila embrio memiliki antigen
yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan
reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini
dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita
hamil.
➢ Lingkungan. Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap
rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat
menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh
termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi
kesuburan.
PRIA
Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan
infertilitas pada pria yaitu:
➢ Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas
➢ Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi rerograde, hipospadia
➢ Abnormalitas ereksi
➢ Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan
perubahan komposisi kimiawi
➢ Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan
parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada
saluran genital
➢ Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti kanker.
Wanita
1. Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan
waktu yang tepat untuk coital
2. Pemberian terapi obat, seperti
➢ Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi
hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh .
➢ Terapi penggantian hormon
➢ Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
3. Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan
infeksi dini yang adekuat
4. GIFT ( gamete intrafallopian transfer )
5. Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara
luas
6. Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate, Pengangkatan
tumor atau fibroid
7. Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi
PENATALAKSANAAN INFERTILITAS
Pria
1. Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi
autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat
2. Agen antimikroba
3. Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi
kejantanan
4. HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
5. FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau
hipotalamus
6. Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
7. Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
8. Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi seperti,
perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas
dan ketat
9. Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung
spermatisida.
PENCEGAHAN INFERTILITAS
1. Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan
infertilitas terutama infeksi prostate, buah zakar,
maupun saluran sperma. Karena itu, setiap infeksi
didaerah tersebut harus ditangani serius (Steven
RB,1985).
2. Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak
penelitihan menunjukan pengaruh buruk rokok terhadap
jumlah dan kualitas sperma (Steven RB,1985). Alcohol
dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya
kadar hormone testosterone yang tentunya akan
menganggu pertumbuhan sperma (Steven RB,1985).
3. Berperilaku sehat (Dewhurst,1997).
PENYAKIT/ INFEKSI
MENULAR SEKSUAL (P/IMS)
1. Penyakit Menular Seksual yang disebabkan oleh bakteri, seperti
sifilis, gonore, chlamydia, chancroid, granuloma inguinale, dan
lymphogranuloma venereum.
2. Penyakit Menular Seksual yang disebabkan oleh virus, seperti
herpes genital, kutil kelamin, molluscum contagiosum, hepatitis
B, hepatitis D, dan HIV.
3. Penyakit Menular Seksual yang disebabkan oleh parasit, seperti
kudis atau scabies dan kutu pada rambut kemaluan
4. Penyakit Menular Seksual yang disebabkan oleh protozoa,
misalnya trikomoniasis.
5. Penyakit Menular Seksual yang disebabkan oleh jamur, misalnya
infeksi candida dan penyakit tinea cruris.
Gangguan menstruasi terbagi dalam beberapa klasifikasi yaitu kelainan
dalam banyaknya darah yang keluar dan
• Lamanya perdarahan pada menstruasi yaitu Hipermenorea atau
Menoragia dan Hipomenorea,
• Kelainan siklus menstruasi yaitu Polimenorea, Oligomenorea dan
Amenorea,
• Pendarahan yang terjadi diluar menstruasi yaitu Metroragia,
• Gangguan yang lain ada hubungannya dengan menstruasi
yaitu Dismenorea (Manuaba, 2009)
JENIS GANGGUAN
• Menorrhagia (darah keluar secara berlebihan): periode waktu menstruasi dalam
sekali siklus bisa lebih dari 7 hari.
• Polimenorea: siklus menstruasi yang tidak normal, lebih pendek dari biasanya atau
kurang dari 21 hari.
• Oligomenorea: siklus menstruasinya lebih dari 35–90 hari atau mendapat haid kurang
dari 8–9 kali dalam kurun waktu setahun
• Hipomenorea (pendarahan yang lebih sedikit dan lebih pendek dari biasanya)
• Hipermenorea (pendarahan yang lebih banyak dari biasanya)
• Amenorrhea (tidak menstruasi berturut-turut selama beberapa bulan). Terbagi
menjadi
– Amenorrhea primer, di mana seorang seorang perempuan belum pernah menstruasi hingga berumur 16 tahun atau
lebih.
– Amenorrhea sekunder, di mana seseorang nggak mengalami menstruasi hingga selama 3 – 6 bulan berturut-turut,
bahkan lebih. Padahal sebelumnya ia rutin mengalami menstruasi. Amenorrhea sekunder inilah yang sering terjadi
pada wanita.
• Dysmenorrhea (nyeri haid). Terdiri dari 2 jenis, yaitu dysmenorrhea primer(tidak ada kondisi patologis)
dan sekunder (ada masalah pada organ reproduksi) .
Pelvic Inflammatory Disease (PID) atau dalam bahasa Indonesia-nya adalah
penyakit radang panggul yaitu istilah untuk radang rahim, saluran tuba atau
ovarium yang berkembang menjadi luka parut dengan perlengketan jaringan
atau organ didekatnya.
Pelvic Inflamatory Disease (PID)
PID dapat disebabkan oleh virus, jamur dan parasit,
namun kasus yang paling banyak ditemui adalah
disebabkan oleh infeksi bakteri. PID hanya menyerang
pada kaum wanita, dan dapat menyebabkan kemandulan.
Gejala yang umum terjadi adalah keputihan, rasa nyeri
saat BAK, nyeri perut atau panggul, sakit saat hubungan
seksual atau pendarahan pada siklus menstruasi.
Penyakit ini dapat disembuhkan dengan antibiotik. Segera
periksa ke dokter jika anda menemukan gejala itu.
Pengobatan yang tepat dapat mencegah terjadinya
komplikasi termasuk kerusakan permanen pada organ
reproduksi wanita.
Hormone Replacement Therapy
(HRT)
Terapi penggantian hormon adalah
pengobatan untuk meredakan gejala
menopause yang cukup berat dan
mengganggu. Selain itu, terapi ini juga
dapat digunakan untuk mencegah
osteoporosis yang sering terjadi
pascamenopause.
PUBERTAS PREKOKS
• Pubertas prekoks adalah kondisi munculnya
tanda fisik dan hormonal perkembangan
seksual sekunder sebelum usia 8 tahun pada
anak perempuan dan 9 tahun pada anak lelaki.
• Pubertas prekoks dapat diklasifikasikan
menjadi varian “normal” (dianggap
nonpatologis) dan patologis.
• Pubertas prekoks patologis dibedakan menjadi
dua, yaitu tipe tergantung GnRH
(Gonadotropin-Releasing Hormone) atau tipe
sentral, dan tidak tergantung GnRH atau tipe
perifer (pseudopubertas)
• Mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia, sebagian besar anak
perempuan umumnya mengalami pubertas pada usia 8-13 tahun.
• Sementara itu, pubertas pada anak laki-laki umumnya mulai usia 9-14 tahun.
• Penyebab pubertas prekoks sentral antara lain kelainan sistem saraf pusat seperti
tumor, malformasi kongenital, kelainan atau lesi dapatan (meningitis, ensefalitis,
tuberkulosis), serta diinduksi prosedur medik atau trauma. Penyebab pubertas
prekoks perifer adalah karena produksi steroid seks dari sumber endogen atau
eksogen.
• Tata laksana pubertas prekoks adalah menghentikan laju perkembangan pubertas
dengan memberikan agonis GnRH. Tujuan utama pengobatan adalah mengusahakan
agar anak mencapai tinggi badan optimal dan mencegah distress psikologis akibat
terjadinya menstruasi terlalu dini dan diskonkurensi antara maturitas seksual dan
maturitas kognisi.
PUBERTAS YANG TERLAMBAT
• Normalnya, masa puber dialami oleh
anak perempuan di usia 8 hingga 13
tahun, sedangkan pada anak laki-laki
di usia 9 sampai 14 tahun.
• Namun jika ciri-ciri pubertas belum
anak alami hingga melewati usia
tersebut, bisa dikatakan anak
mengalami pubertas yang terlambat.
Penyebab pubertas terlambat
Riwayat keluarga
• Anak yang mengalami telat puber biasanya dipengaruhi oleh masa pubertas yang dulu dialami
oleh orang tuanya.
• Jika ibu mengalami haid pertama di usia 14 tahun ke atas atau ayah baru mengalami pubertas
setelah usia 16 tahun, besar kemungkinan si anak juga mengalami keterlambatan haid pertama.
Kekurangan Gizi
• Hal berikutnya yang cukup sering menjadi penyebab terlambatnya pubertas adalah kekurangan
gizi terutama lemak dalam tubuh.
• Pada anak perempuan, biasanya hal ini terjadi jika ia melakukan diet ketat, berlebihan
berolahraga, atau mengikuti kompetisi menari yang mengharuskannya menurunkan berat badan.
Penyebab pubertas terlambat
Gangguan Hormon Pertumbuhan
• Hormon pertumbuhan atau growth hormone (GH) adalah senyawa kimia yang diproduksi oleh
kelenjar pituitari dalam otak dan dilepaskan ke seluruh tubuh.
• Beberapa anak memiliki kelenjar pituitari yang tidak dapat bekerja dengan baik, sehingga hanya
melepaskan sedikit hormon pertumbuhan. Kondisi ini disebut hipopituitarisme atau kekerdilan
• Selain menghambat pertumbuhan tinggi dan berat badan, kondisi ini juga dapat menyebabkan
pubertas terlambat pada anak.
Gangguan Hormon Seksual
• Hormon yang berperan penting dalam proses pubertas anak adalah hormon FSH (follicle
stimulating hormone) dan hormon LH (luteinizing hormone)
• Jika kedua hormon ini bermasalah, akan terjadi gangguan yang disebut isolated gonadotropin
deficiency (IGD).
• Biasanya kondisi ini sudah bisa dideteksi sejak lahir, yakni pada anak laki-laki yang memiliki ukuran
penis yang lebih kecil dari ukuran norma
Diagnosis pubertas terlambat dapat ditegakkan:
• Pemeriksaan darah
• Kromosom
• MRI
• USG
• Pemeriksaan hormon testosteron
• Terapi hormon
• Peningkatan asupan nutrisi
Pertemuan 3. Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita.pdf

Más contenido relacionado

Similar a Pertemuan 3. Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita.pdf

Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksiKelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksiIsma Jihan
 
INFERTILITAS.pptx
INFERTILITAS.pptxINFERTILITAS.pptx
INFERTILITAS.pptxYulitalt
 
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Septian Muna Barakati
 
123479073 referat-infertilitas
123479073 referat-infertilitas123479073 referat-infertilitas
123479073 referat-infertilitasazil ikram
 
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitaJenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitarayiputri
 
Makalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetriMakalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetriWarnet Raha
 
sistem reproduksi dan kelainannya
sistem reproduksi dan kelainannyasistem reproduksi dan kelainannya
sistem reproduksi dan kelainannyaMJM Networks
 
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Operator Warnet Vast Raha
 
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Operator Warnet Vast Raha
 
Perkembangan kb wiwit
Perkembangan kb wiwitPerkembangan kb wiwit
Perkembangan kb wiwitMJM Networks
 
Makalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetriMakalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetriSeptian Muna Barakati
 
PPT kmk bunda Wulandari nim 2141A0440.pptx
PPT kmk bunda Wulandari nim 2141A0440.pptxPPT kmk bunda Wulandari nim 2141A0440.pptx
PPT kmk bunda Wulandari nim 2141A0440.pptxWahyuWulandari22
 
248596277 makalah-infeksi-saluran-reproduksi-isr-docx
248596277 makalah-infeksi-saluran-reproduksi-isr-docx248596277 makalah-infeksi-saluran-reproduksi-isr-docx
248596277 makalah-infeksi-saluran-reproduksi-isr-docxNurul Saufika
 

Similar a Pertemuan 3. Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita.pdf (20)

Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksiKelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
 
INFERTILITAS.pptx
INFERTILITAS.pptxINFERTILITAS.pptx
INFERTILITAS.pptx
 
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
 
123479073 referat-infertilitas
123479073 referat-infertilitas123479073 referat-infertilitas
123479073 referat-infertilitas
 
Kel 3 fertilisasi
Kel 3 fertilisasiKel 3 fertilisasi
Kel 3 fertilisasi
 
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitaJenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
 
Makalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetriMakalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetri
 
Makalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetriMakalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetri
 
Makalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetriMakalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetri
 
sistem reproduksi dan kelainannya
sistem reproduksi dan kelainannyasistem reproduksi dan kelainannya
sistem reproduksi dan kelainannya
 
Penyakit reproduksi
Penyakit reproduksiPenyakit reproduksi
Penyakit reproduksi
 
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
 
31923528 bab-1-6
31923528 bab-1-631923528 bab-1-6
31923528 bab-1-6
 
31923528 bab-1-6
31923528 bab-1-631923528 bab-1-6
31923528 bab-1-6
 
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
 
Perkembangan kb wiwit
Perkembangan kb wiwitPerkembangan kb wiwit
Perkembangan kb wiwit
 
askep infertilisasi
askep infertilisasiaskep infertilisasi
askep infertilisasi
 
Makalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetriMakalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetri
 
PPT kmk bunda Wulandari nim 2141A0440.pptx
PPT kmk bunda Wulandari nim 2141A0440.pptxPPT kmk bunda Wulandari nim 2141A0440.pptx
PPT kmk bunda Wulandari nim 2141A0440.pptx
 
248596277 makalah-infeksi-saluran-reproduksi-isr-docx
248596277 makalah-infeksi-saluran-reproduksi-isr-docx248596277 makalah-infeksi-saluran-reproduksi-isr-docx
248596277 makalah-infeksi-saluran-reproduksi-isr-docx
 

Más de Eka Safitri

Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdfTopik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdfEka Safitri
 
Topik 2. Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir.pdf
Topik 2. Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir.pdfTopik 2. Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir.pdf
Topik 2. Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir.pdfEka Safitri
 
Pert 1. Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi dan Balita.pdf
Pert 1. Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi dan Balita.pdfPert 1. Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi dan Balita.pdf
Pert 1. Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi dan Balita.pdfEka Safitri
 
Faktor Memengaruhi Kehamilan.pdf
Faktor Memengaruhi Kehamilan.pdfFaktor Memengaruhi Kehamilan.pdf
Faktor Memengaruhi Kehamilan.pdfEka Safitri
 
Topik 1. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.pdf
Topik 1. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.pdfTopik 1. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.pdf
Topik 1. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.pdfEka Safitri
 
Pert. 15 Tumbuh Kembang Anak.pdf
Pert. 15 Tumbuh Kembang Anak.pdfPert. 15 Tumbuh Kembang Anak.pdf
Pert. 15 Tumbuh Kembang Anak.pdfEka Safitri
 
Topik 14. Konsep dasar Neonatus, Bayi dan Balita.pdf
Topik 14. Konsep dasar Neonatus, Bayi dan Balita.pdfTopik 14. Konsep dasar Neonatus, Bayi dan Balita.pdf
Topik 14. Konsep dasar Neonatus, Bayi dan Balita.pdfEka Safitri
 
Pert 13. Adaptasi Psikologis Masa Nifas.pdf
Pert 13. Adaptasi Psikologis Masa Nifas.pdfPert 13. Adaptasi Psikologis Masa Nifas.pdf
Pert 13. Adaptasi Psikologis Masa Nifas.pdfEka Safitri
 
Pert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdf
Pert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdfPert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdf
Pert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdfEka Safitri
 
Pert 11. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir.pdf
Pert 11. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir.pdfPert 11. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir.pdf
Pert 11. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir.pdfEka Safitri
 
Pert 9. ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA PERSALINAN.pdf
Pert 9. ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA PERSALINAN.pdfPert 9. ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA PERSALINAN.pdf
Pert 9. ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA PERSALINAN.pdfEka Safitri
 
Pertemuan 5. Konseling Reproduksi.pdf
Pertemuan 5. Konseling Reproduksi.pdfPertemuan 5. Konseling Reproduksi.pdf
Pertemuan 5. Konseling Reproduksi.pdfEka Safitri
 
Pertemuan 4. Komplikasi masalah kesehatan reproduksi wanita.pdf
Pertemuan 4. Komplikasi masalah kesehatan reproduksi wanita.pdfPertemuan 4. Komplikasi masalah kesehatan reproduksi wanita.pdf
Pertemuan 4. Komplikasi masalah kesehatan reproduksi wanita.pdfEka Safitri
 
Pertemuan 2. Gender.pdf
Pertemuan 2. Gender.pdfPertemuan 2. Gender.pdf
Pertemuan 2. Gender.pdfEka Safitri
 
Pertemuan 2. Siklus Kehidupan Wanita dan Indikator Kesehatan.pdf
Pertemuan 2. Siklus Kehidupan Wanita dan Indikator Kesehatan.pdfPertemuan 2. Siklus Kehidupan Wanita dan Indikator Kesehatan.pdf
Pertemuan 2. Siklus Kehidupan Wanita dan Indikator Kesehatan.pdfEka Safitri
 
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdfPertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdfEka Safitri
 
Rps farmakologi kebidanan
Rps farmakologi kebidanan Rps farmakologi kebidanan
Rps farmakologi kebidanan Eka Safitri
 

Más de Eka Safitri (18)

Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdfTopik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
 
Topik 2. Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir.pdf
Topik 2. Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir.pdfTopik 2. Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir.pdf
Topik 2. Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir.pdf
 
Pert 1. Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi dan Balita.pdf
Pert 1. Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi dan Balita.pdfPert 1. Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi dan Balita.pdf
Pert 1. Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi dan Balita.pdf
 
Faktor Memengaruhi Kehamilan.pdf
Faktor Memengaruhi Kehamilan.pdfFaktor Memengaruhi Kehamilan.pdf
Faktor Memengaruhi Kehamilan.pdf
 
Topik 1. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.pdf
Topik 1. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.pdfTopik 1. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.pdf
Topik 1. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.pdf
 
Pert. 15 Tumbuh Kembang Anak.pdf
Pert. 15 Tumbuh Kembang Anak.pdfPert. 15 Tumbuh Kembang Anak.pdf
Pert. 15 Tumbuh Kembang Anak.pdf
 
Topik 14. Konsep dasar Neonatus, Bayi dan Balita.pdf
Topik 14. Konsep dasar Neonatus, Bayi dan Balita.pdfTopik 14. Konsep dasar Neonatus, Bayi dan Balita.pdf
Topik 14. Konsep dasar Neonatus, Bayi dan Balita.pdf
 
Pert 13. Adaptasi Psikologis Masa Nifas.pdf
Pert 13. Adaptasi Psikologis Masa Nifas.pdfPert 13. Adaptasi Psikologis Masa Nifas.pdf
Pert 13. Adaptasi Psikologis Masa Nifas.pdf
 
Pert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdf
Pert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdfPert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdf
Pert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdf
 
Pert 11. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir.pdf
Pert 11. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir.pdfPert 11. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir.pdf
Pert 11. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir.pdf
 
Pert 9. ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA PERSALINAN.pdf
Pert 9. ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA PERSALINAN.pdfPert 9. ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA PERSALINAN.pdf
Pert 9. ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA PERSALINAN.pdf
 
Pertemuan 5. Konseling Reproduksi.pdf
Pertemuan 5. Konseling Reproduksi.pdfPertemuan 5. Konseling Reproduksi.pdf
Pertemuan 5. Konseling Reproduksi.pdf
 
Pertemuan 4. Komplikasi masalah kesehatan reproduksi wanita.pdf
Pertemuan 4. Komplikasi masalah kesehatan reproduksi wanita.pdfPertemuan 4. Komplikasi masalah kesehatan reproduksi wanita.pdf
Pertemuan 4. Komplikasi masalah kesehatan reproduksi wanita.pdf
 
Pertemuan 2. Gender.pdf
Pertemuan 2. Gender.pdfPertemuan 2. Gender.pdf
Pertemuan 2. Gender.pdf
 
Pertemuan 2. Siklus Kehidupan Wanita dan Indikator Kesehatan.pdf
Pertemuan 2. Siklus Kehidupan Wanita dan Indikator Kesehatan.pdfPertemuan 2. Siklus Kehidupan Wanita dan Indikator Kesehatan.pdf
Pertemuan 2. Siklus Kehidupan Wanita dan Indikator Kesehatan.pdf
 
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdfPertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
 
Rps psikologi
Rps psikologi Rps psikologi
Rps psikologi
 
Rps farmakologi kebidanan
Rps farmakologi kebidanan Rps farmakologi kebidanan
Rps farmakologi kebidanan
 

Último

PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 

Último (20)

PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 

Pertemuan 3. Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita.pdf

  • 1. PRESENTED BY: EKA SAFITRI YANTI JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES PANGKKALPINANG
  • 3. ➢ Infertilitas adalah kegagalan dari pasangan suami-istri untuk mengalami kehamilan setelah melakukan hubungan seksual, tanpa kontrasepsi, selama satu tahun (Sarwono,497). ➢ Infertilitas (kamandulan) adalah ketidakmampuan atau penurunan kemampuan menghasilkan keturunan (Elizbeth, 639). ➢ Ketidaksuburan (infertil) adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun (Djuwantono,2008, hal: 1). INFERTILITAS
  • 4. Secara medis infertile dibagi menjadi dua jenis, yaitu : Infertil primer Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun. Infertil sekunder Berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi jenis apapun.
  • 5. ➢ Suami memiliki system dan fungsi reproduksi yang tidak sehat sehingga tidak mampu menghasilkan dan menyalurkan sel kelamin pria (spermatozoa) kedalam organ reproduksi istri ➢ Istri memiliki system dan fungsi reproduksi yang tidak sehat sehingga tidak mampu menghasilkan sel kelamin wanita (sel telur atau ovarium) Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Hasil penelitian membuktikan bahwa suami menyumbang 25- 40% dari angka kejadian infertil, istri 40-55%, keduanya 10%, dan idiopatik 10%. Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas terjadi murni karena kesalahan dari pihak wanita/istri. Penyebab Infertilitas
  • 6. Berbagai gangguan yang memicu terjadinya infertilitas antara lain: WANITA 1. Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina akan membunuh sperma dan pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke vagina. 2. Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim 3. Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang. 4. Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu.
  • 7. ➢ Gangguan ovulasi, terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormone FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini dapat terjadi karena adanya tumor cranial, stress, dan pengguna obat- obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hiotalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormone ini. ▪ Maka folikel mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada gangguan ovulasi. ▪ Kegagalan implantasi ➢ Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik. Akibatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus.
  • 8. ➢ Endometriosis ➢ Faktor immunologis. Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil. ➢ Lingkungan. Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.
  • 9. PRIA Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu: ➢ Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas ➢ Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi rerograde, hipospadia ➢ Abnormalitas ereksi ➢ Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan perubahan komposisi kimiawi ➢ Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada saluran genital ➢ Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti kanker.
  • 10. Wanita 1. Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan waktu yang tepat untuk coital 2. Pemberian terapi obat, seperti ➢ Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh . ➢ Terapi penggantian hormon ➢ Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal 3. Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat 4. GIFT ( gamete intrafallopian transfer ) 5. Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas 6. Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate, Pengangkatan tumor atau fibroid 7. Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi PENATALAKSANAAN INFERTILITAS
  • 11. Pria 1. Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat 2. Agen antimikroba 3. Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan 4. HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme 5. FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus 6. Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik 7. Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma 8. Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi seperti, perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat 9. Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung spermatisida.
  • 12. PENCEGAHAN INFERTILITAS 1. Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama infeksi prostate, buah zakar, maupun saluran sperma. Karena itu, setiap infeksi didaerah tersebut harus ditangani serius (Steven RB,1985). 2. Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak penelitihan menunjukan pengaruh buruk rokok terhadap jumlah dan kualitas sperma (Steven RB,1985). Alcohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormone testosterone yang tentunya akan menganggu pertumbuhan sperma (Steven RB,1985). 3. Berperilaku sehat (Dewhurst,1997).
  • 14.
  • 15.
  • 16. 1. Penyakit Menular Seksual yang disebabkan oleh bakteri, seperti sifilis, gonore, chlamydia, chancroid, granuloma inguinale, dan lymphogranuloma venereum. 2. Penyakit Menular Seksual yang disebabkan oleh virus, seperti herpes genital, kutil kelamin, molluscum contagiosum, hepatitis B, hepatitis D, dan HIV. 3. Penyakit Menular Seksual yang disebabkan oleh parasit, seperti kudis atau scabies dan kutu pada rambut kemaluan 4. Penyakit Menular Seksual yang disebabkan oleh protozoa, misalnya trikomoniasis. 5. Penyakit Menular Seksual yang disebabkan oleh jamur, misalnya infeksi candida dan penyakit tinea cruris.
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24. Gangguan menstruasi terbagi dalam beberapa klasifikasi yaitu kelainan dalam banyaknya darah yang keluar dan • Lamanya perdarahan pada menstruasi yaitu Hipermenorea atau Menoragia dan Hipomenorea, • Kelainan siklus menstruasi yaitu Polimenorea, Oligomenorea dan Amenorea, • Pendarahan yang terjadi diluar menstruasi yaitu Metroragia, • Gangguan yang lain ada hubungannya dengan menstruasi yaitu Dismenorea (Manuaba, 2009)
  • 25. JENIS GANGGUAN • Menorrhagia (darah keluar secara berlebihan): periode waktu menstruasi dalam sekali siklus bisa lebih dari 7 hari. • Polimenorea: siklus menstruasi yang tidak normal, lebih pendek dari biasanya atau kurang dari 21 hari. • Oligomenorea: siklus menstruasinya lebih dari 35–90 hari atau mendapat haid kurang dari 8–9 kali dalam kurun waktu setahun • Hipomenorea (pendarahan yang lebih sedikit dan lebih pendek dari biasanya) • Hipermenorea (pendarahan yang lebih banyak dari biasanya) • Amenorrhea (tidak menstruasi berturut-turut selama beberapa bulan). Terbagi menjadi – Amenorrhea primer, di mana seorang seorang perempuan belum pernah menstruasi hingga berumur 16 tahun atau lebih. – Amenorrhea sekunder, di mana seseorang nggak mengalami menstruasi hingga selama 3 – 6 bulan berturut-turut, bahkan lebih. Padahal sebelumnya ia rutin mengalami menstruasi. Amenorrhea sekunder inilah yang sering terjadi pada wanita. • Dysmenorrhea (nyeri haid). Terdiri dari 2 jenis, yaitu dysmenorrhea primer(tidak ada kondisi patologis) dan sekunder (ada masalah pada organ reproduksi) .
  • 26.
  • 27.
  • 28. Pelvic Inflammatory Disease (PID) atau dalam bahasa Indonesia-nya adalah penyakit radang panggul yaitu istilah untuk radang rahim, saluran tuba atau ovarium yang berkembang menjadi luka parut dengan perlengketan jaringan atau organ didekatnya. Pelvic Inflamatory Disease (PID)
  • 29. PID dapat disebabkan oleh virus, jamur dan parasit, namun kasus yang paling banyak ditemui adalah disebabkan oleh infeksi bakteri. PID hanya menyerang pada kaum wanita, dan dapat menyebabkan kemandulan. Gejala yang umum terjadi adalah keputihan, rasa nyeri saat BAK, nyeri perut atau panggul, sakit saat hubungan seksual atau pendarahan pada siklus menstruasi. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan antibiotik. Segera periksa ke dokter jika anda menemukan gejala itu. Pengobatan yang tepat dapat mencegah terjadinya komplikasi termasuk kerusakan permanen pada organ reproduksi wanita.
  • 30. Hormone Replacement Therapy (HRT) Terapi penggantian hormon adalah pengobatan untuk meredakan gejala menopause yang cukup berat dan mengganggu. Selain itu, terapi ini juga dapat digunakan untuk mencegah osteoporosis yang sering terjadi pascamenopause.
  • 31.
  • 32.
  • 33. PUBERTAS PREKOKS • Pubertas prekoks adalah kondisi munculnya tanda fisik dan hormonal perkembangan seksual sekunder sebelum usia 8 tahun pada anak perempuan dan 9 tahun pada anak lelaki. • Pubertas prekoks dapat diklasifikasikan menjadi varian “normal” (dianggap nonpatologis) dan patologis. • Pubertas prekoks patologis dibedakan menjadi dua, yaitu tipe tergantung GnRH (Gonadotropin-Releasing Hormone) atau tipe sentral, dan tidak tergantung GnRH atau tipe perifer (pseudopubertas)
  • 34. • Mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia, sebagian besar anak perempuan umumnya mengalami pubertas pada usia 8-13 tahun. • Sementara itu, pubertas pada anak laki-laki umumnya mulai usia 9-14 tahun. • Penyebab pubertas prekoks sentral antara lain kelainan sistem saraf pusat seperti tumor, malformasi kongenital, kelainan atau lesi dapatan (meningitis, ensefalitis, tuberkulosis), serta diinduksi prosedur medik atau trauma. Penyebab pubertas prekoks perifer adalah karena produksi steroid seks dari sumber endogen atau eksogen. • Tata laksana pubertas prekoks adalah menghentikan laju perkembangan pubertas dengan memberikan agonis GnRH. Tujuan utama pengobatan adalah mengusahakan agar anak mencapai tinggi badan optimal dan mencegah distress psikologis akibat terjadinya menstruasi terlalu dini dan diskonkurensi antara maturitas seksual dan maturitas kognisi.
  • 35. PUBERTAS YANG TERLAMBAT • Normalnya, masa puber dialami oleh anak perempuan di usia 8 hingga 13 tahun, sedangkan pada anak laki-laki di usia 9 sampai 14 tahun. • Namun jika ciri-ciri pubertas belum anak alami hingga melewati usia tersebut, bisa dikatakan anak mengalami pubertas yang terlambat.
  • 36. Penyebab pubertas terlambat Riwayat keluarga • Anak yang mengalami telat puber biasanya dipengaruhi oleh masa pubertas yang dulu dialami oleh orang tuanya. • Jika ibu mengalami haid pertama di usia 14 tahun ke atas atau ayah baru mengalami pubertas setelah usia 16 tahun, besar kemungkinan si anak juga mengalami keterlambatan haid pertama. Kekurangan Gizi • Hal berikutnya yang cukup sering menjadi penyebab terlambatnya pubertas adalah kekurangan gizi terutama lemak dalam tubuh. • Pada anak perempuan, biasanya hal ini terjadi jika ia melakukan diet ketat, berlebihan berolahraga, atau mengikuti kompetisi menari yang mengharuskannya menurunkan berat badan.
  • 37. Penyebab pubertas terlambat Gangguan Hormon Pertumbuhan • Hormon pertumbuhan atau growth hormone (GH) adalah senyawa kimia yang diproduksi oleh kelenjar pituitari dalam otak dan dilepaskan ke seluruh tubuh. • Beberapa anak memiliki kelenjar pituitari yang tidak dapat bekerja dengan baik, sehingga hanya melepaskan sedikit hormon pertumbuhan. Kondisi ini disebut hipopituitarisme atau kekerdilan • Selain menghambat pertumbuhan tinggi dan berat badan, kondisi ini juga dapat menyebabkan pubertas terlambat pada anak. Gangguan Hormon Seksual • Hormon yang berperan penting dalam proses pubertas anak adalah hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan hormon LH (luteinizing hormone) • Jika kedua hormon ini bermasalah, akan terjadi gangguan yang disebut isolated gonadotropin deficiency (IGD). • Biasanya kondisi ini sudah bisa dideteksi sejak lahir, yakni pada anak laki-laki yang memiliki ukuran penis yang lebih kecil dari ukuran norma
  • 38. Diagnosis pubertas terlambat dapat ditegakkan: • Pemeriksaan darah • Kromosom • MRI • USG • Pemeriksaan hormon testosteron • Terapi hormon • Peningkatan asupan nutrisi