SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 16
M
Perkataan “Hukum Perdata” dalam arti yang luas
meliputi semua Hukum Privat Materiil, yaitu segala
hukum pokok yang mengatur kepentingan
perseorangan. Perkataan Perdata juga lazim dipakai
sebagai lawan dari Pidana.
Ada juga yang memakai perkataan “Hukum Sipil”
untuk Hukum Privat Materiil, tetapi karena perkataan
sipil juga lazim dipakai sebagai lawan dari militer,
maka kita lebih baik memakai istilah “Hukum
Perdata” untuk segenap Hukum Privat Materiil
tersebut.
Hukum Perdata di Indonesia, sangat Berbhineka
artinya beraneka ragam berlakunya, karena berlainan
golongan warga negaranya ketika itu, antara lain :
a. Untuk golongan bangsa Indonesia Asli, berlaku
Hukum Adat, yaitu hukum yang sejak dahulu telah
berlaku dikalangan rakyat yang sebagian besar masih
belum tertulis, tetapi sudah hidup dalam tindakan-
tindakan rakyat, mengenai segala persoalan dalam
kehidupan masyarakat kita.
b. Untuk golongan Warga Negara yang bukan Asli
Indonesia, yang berasal dari etnis Tionghoa & etnis
Eropah berlaku Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgelijk Weetboek) dan Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (Weetboek van Koophandel).
c. Untuk golongan Warga Negara yang bukan Indonesia
Asli dan bukan selain Tionghoa atau Eropah (Arab,
India, Turki dll), sebagian tunduk pada BW & WvK,
sebagian lagi tunduk pada hukum asal negaranya
masing-masing
Hal tersebut, sangat sesuai dengan Politik Hukum
yang diterapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda
ketika itu, antara lain :
1. Hukum Perdata & Hukum Dagang, harus diletakkan
dalam Kitab Undang-Undang melalui Kodifikasi
Hukum;
2. Untuk golongan bangsa Eropah, dianut perundang-
undangan yang berlaku di negeri Belanda melalui
azas Konkordansi;
3. Untuk golongan bangsa Indonesia Asli & golongan
bangsa Timur Asing (Tionghoa, Arab, India dll) jika
ternyata kebutuhan kemasyarakatan mereka
menghendakinya, dapat menundukkan diri pada
peraturan hukum bangsa Eropah, baik seutuhnya
maupun sebagian saja, dan juga diperbolehkan
membuat peraturan baru bersama-sama, bahkan
boleh diadakan penyimpangan jika diminta oleh
kepentingan umum atau kebutuhan kemasyarakatan
mereka sendiri;
4. Orang Indonesia Asli & Orang Timur Asing, sepanjang
mereka belum ditundukkan dibawah suatu peraturan
bersama dengan bangsa Eropah, diperbolehkan
menundukkan diri pada hukum yang berlaku untuk
bangsa Eropah. Penundukkan diri boleh dilakukan baik
secara umum maupun secara perbuatan tertentu saja;
5. Sebelum hukum untuk bangsa Indonesia ditulis di
dalam Undang-Undang, bagi mereka itu akan tetap
berlaku hukum yang sekarang berlaku bagi mereka, yaitu
Hukum Adat.
Dan sampai Indonesia merdeka, dalam UUD’45 kita tidak
mengenal lagi adanya golongan-golongan warga negara, maka
BW & WvK dinyatakan masih berlaku, dengan ketentuan bahwa
seorang Hakim Pengadilan di Indonesia dapat menganggap
suatu pasal tidak berlaku lagi, jika dianggapnya bertentangan
dengan keadaan jaman kemerdekaan sekarang ini. Oleh karena
itu BW & WvK tidak lagi merupakan “Weetboek” tetapi sudah
menjadi “Rechtsboek”.
Hukum Perdata (Burgelyk Recht), bersumber pada Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlyk Wetboek =
BW).
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (BW) ini terdiri dari 4
(empat) buku, yaitu :
• Buku I, Membahas tentang Perihal Orang (Van Personen),
yang memuat hukum perorangan dan hukum kekeluargaan;
• Buku II, Membahas tentang Perihal Benda (Van Zaken), yang
memuat hukum benda (Zaken Recht) dan hukum waris
(Erfecht);
• Buku III, Membahas tentang Perihal Perikatan (Van
Verbintennissen), yang memuat harta kekayaan (Vermogens
recht) berkenaan dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban
yang berlaku bagi orang-orang atau pihak-pihak tertentu;
• Buku IV, Membahas tentang Perihal Pembuktian dan
Kadaluwarsa (Van Bewysen Verjaring), yang memuat perihal
alat-alat pembuktian dan akibat-akibat lewat waktu terhadap
hubungan-hubungan hukum.
HUKUM DAGANG, sebagai bagian dari Hukum Perdata,
oleh karenanya sesungguhnya Hukum Dagang menjadi
satu kesatuan dengan Hukum Perdata Umum. Dengan
demikian sifat Hukum Dagang adalah sebagai Hukum
yang khusus dari Hukum Perdata Umum.
KUHD pada pokoknya berasal dari “Code de Commerce” ,
di Perancis. Hal ini terjadi pada abad pertengahan, dimana
timbul perasaan mengenai ketidak-puasan terhadap
peraturan hukum perdata umum untuk dapat memenuhi
akan kebutuhan hukum bagi para pedagang yang makin
lama makin meluas sejajar dengan pertumbuhan
perniagaan ke arah internasional, maka timbulah antar
pedagang tersebut untuk mengkhususkan kedudukan
mereka dan berkembanglah Hukum Dagang dijadikan
sebagai Hukum yang mengatur di bidang Perdagangan.
Hukum Dagang (Handels Recht) atau Hukum
Perniagaan, bersumber pada :
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, khususnya Buku
III perihal Perikatan;
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (Wetboek van
Koophandel = WvK);
Peraturan-Peraturan di Bidang Perdagangan di luar
KUHD (a.l. Perkoperasian, HaKI, Perusahaan, Persero,
Perjanjian, Perusahaan Negara dan lain-lain);
KUHD terdiri dari 2 (dua) buku, yaitu :
• Buku I, Membahas tentang Perdagangan Pada Umumnya;
• Buku II, Membahas tentang Hukum Laut (Hukum
Maritim)
HUBUNGAN antara Hukum Perdata
dan Hukum Dagang :
Hukum dagang merupakan bagian atau cabang
dari Hukum Perdata, dengan demikian KUH
Perdata (BW) menjadi Sumber Hukum Perdata
Umum, sedangkan KUHD (WvK) merupakan
Sumber Hukum Perdata Khusus. Dalam
hubungan yang demikian, maka berlakulah azas
“lex specialis derogat lex generalis” (Hukum
yang khusus mengalahkan hukum yang
umum), contohnya terdapat dalam Pasal 1
KUHD, yang berbunyi :
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, sepanjang
tidak diatur lain, berlaku juga terhadap hal-hal
yang juga diatur dalam kitab ini.
HUKUM PERDATA DI INDONESIA
Mengingat Belanda pernah menjajah Indonesia,
maka Hukum Perdata Belanda (BW) juga
diberlakukan berdasarkan azas KONKORDANSI
(Persamaan), disahkan oleh Raja Belanda pada
tanggal 16 Mei 1946, di Undangkan melalui
Staatsblad 1947.23 dan dinyatakan berlaku pada
tanggal 1 Mei 1948.
Setelah Indonesia merdeka, melalui Peraturan
Peralihan UUD 1945, maka BW Belanda tetap
dinyatakan BERLAKU sebelum digantikan oleh
Undang-Undang baru. BW ini sekarang disebut
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Hukum Perdata di Indonesia penerapannya adalah
Ber-Bhineka atau Beraneka Ragam, maksudnya
adalah Berlainan untuk segala golongan warga
negara, antara lain :
Untuk Golongan WNI, berlaku Hukum Adat, yaitu hukum
yang sejak dulu berlaku di kalangan masyarakat Indonesia,
yang sebagian besar hukumnya belum tertulis tetapi hidup
dan berkembang dalam tindakan-tindakan masyarakat
mengenai segala persoalan di dalam kehidupan sehari-hari
dalam masyarakat;
Untuk Golongan WNI Keturunan dari Tionghua dan
Eropa, berlaku BW dan WvK. Hanya khusus Keturunan
Tionghua ada sedikit tambahan peraturan mengenai
Perkawinan dan Adopsi (Pengangkatan Anak);
Untuk Golongan WNI Timur Asing (Keturunan Arab,
India dan lain-lain)dikaitkan dengan Negara, maka hukum
harus dapat membawa manfaat, kemakmuran dan
kebahagiaan kepada rakyatnya (Rasa aman, nyaman &
terkendali);
Ada pula Peraturan-Peraturan yang berlaku bagi
semua golongan warga negara, antara lain :
Undang-Undang Hak Mengarang;
Undang-Undang Perkoperasian;
Undang-Undang Pengangkutan;
Selanjutnya terhadap kemungkinan untuk menundukkan
diri pada hukum barat, ada 4 macam/cara :
• Penundukan diri pada seluruh Hukum Perdata Barat;
• Penundukan diri pada sebagian Hukum Perdata Barat bagi
Golongan Timur Asing terkait dengan Hukum Kekayaan
Harta Benda;
• Penundukan diri terhadap Perbuatan Hukum tertentu;
• Penundukan diri secara diam-diam, jika WNI asli
melakukan suatu perbuatan hukum yang tidak diatur
dalam hukum adat;
HUKUM NASIONAL :
Hukum Perdata Indonesia adalah Hukum Perdata yang
berlaku di Indonesia, yaitu :
1. Hukum Perdata Barat bekas peninggalan jaman Kolonial
Belanda yang berlakunya di Indonesia berdasarkan Peraturan
Peralihan UUD 1945;
2. Hukum Perdata Nasional, adalah Hukum Perdata yang diciptakan
oleh Bangsa Indonesia setelah Merdeka;
Hukum Perdata berpredikat Nasional perlu ditentukan
kriteria yang jelas, sebagai berikut :
1. Berasal dari Hukum Perdata Indonesia
Dalam Tap MPR No.:IV/MPR/1978, dilanjutkan dengan Tap MPR
No.:II/MPR/1983, dan Tap MPR No.:II/MPR/1988 tentang
GBHN, terutama Pembangunan dibidang Hukum Nasional
didasarkan pada hukum yang hidup dalam masyarakat, artinya
antara lain Hukum Perdata Barat yang sesuai dengan sistem
nilai budaya Pancasila, Hukum Perdata tidak tertulis buatan
Hakim (Yurisprodensi) dan Hukum Adat.
2. Berdasarkan Pada Sistem Nilai Budaya Pancasila,
Sistem nilai budaya Pancasila adalah Konsepsi-konsepsi tentang nilai-
nilai yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar anggota
masyarakat Indoensia. Apabila nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai
Pancasila, maka sistem nilai budaya itu disebut sistem nilai budaya
Pancasila.
3. Produk Hukum Pembentuk Undang-Undang Indonesia
Menurut UUD 1945 pembuat Undang-Undang di Indonesia adalah
Presiden bersama-sama dengan DPR-RI. Dan dalam GBHN Tahun 1978
telah digariskan bahwa pembinaan dan pembentukan Hukum Perdata
Nasional perlu dituangkan dalam bentuk Undang-Undang, sebagai contoh
: UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 dan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun
1960.
4. Berlaku untuk Semua Warga Indonesia
Hukum Perdata Nasional harus berlaku untuk semua WNI, tanpa
memandang asal usul keturunannya, suku bangsa, daerahnya, golongannya.
WNI adalah pendukung hak dan kewajiban yang secara keseluruhan
membentuk suatu bangsa merdeka yaitu bangsa Indonesia. Berlakunya
Hukum Perdata Nasional untuk semua WNI, berarti menciptakan Unifikasi
Hukum sesuai dengan GBHN dan melenyapkan sifat diskriminasi sisa
politik hukum Kolonial Belanda. Unifikasi Hukum dapat diciptakan karena
diantara peraturan Hukum Perdata tertulis yang ada sekarang sudah
dikenal, diikuti dan berlaku umum dalam masyarakat Indonesia.
5. Berlaku untuk Seluruh Wilayah Indoenesia
Hukum Perdata Nasional harus berlaku untuk seluruh
Wilayah Indonesia. Wilayah Indonesia adalah Wilayah
Negara Republik Indonesia, termasuk perwakilan-
perwakilan Indonesia di Luar Negeri dan Kapal-Kapal
Indonesia. Berlakunya Hukum Perdata Nasional untuk
semua WNI diseluruh Wilayah Indonesia merupakam
Unifikasi Hukum Perdata sebagai pencerminan Sistem
Nilai Budaya Pancasila, terutama Nilai dalam Sila Ketiga
: “Persatuan Indonesia”. Hal ini sesuai dengan
Penggarisan dalam GBHN khususnya mengenai
Pembinaan Hukum Nasional.
Pentingnya Memiliki Hukum Nasional;
Oleh karena UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara RI, tidak
mengenal adanya golongan-golongan, maka adanya
Hukum yang berlainan untuk berbagai golongan itu
dianggap janggal, maka Pemerintah Indonesia selalu
berusaha untuk membentuk suatu Kodifikasi Hukum
Nasional. Sementara ini BW dan WvK masih dinyatakan
berlaku, tetapi dengan ketentuan bahwa Hakim
(Pengadilan) dapat menganggap suatu pasal tidak berlaku
lagi jika dianggap bertentangan dengan keadaan sekarang
ini.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalHukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalDenaAgustina
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Syifa Nadia
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Idik Saeful Bahri
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnDella Mega Alfionita
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Arman Solit
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalVallen Hoven
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANADian Oktavia
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negaranurul khaiva
 
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasionalIstilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasionalAnastasia Sevenfold
 
Hukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumHukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumAji Wasesa
 
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Fenti Anita Sari
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraNakano
 
Haki hak atas kekayaan intelektual
Haki hak atas kekayaan intelektualHaki hak atas kekayaan intelektual
Haki hak atas kekayaan intelektualEga Jalaludin
 
Subjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumSubjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumEga Jalaludin
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraUzix Moch
 

La actualidad más candente (20)

Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalHukum Perdata Internasional
Hukum Perdata Internasional
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum Internasional
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasionalIstilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
 
Hukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumHukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata Hukum
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
HUKUM PERUSAHAAN
HUKUM PERUSAHAANHUKUM PERUSAHAAN
HUKUM PERUSAHAAN
 
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
 
Haki hak atas kekayaan intelektual
Haki hak atas kekayaan intelektualHaki hak atas kekayaan intelektual
Haki hak atas kekayaan intelektual
 
Subjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumSubjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukum
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negara
 

Destacado

MATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANGMATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANGDian Oktavia
 
Makalah Mata Kuliah Hukum Bisnis tentang Kasus Hukum Perdata dan Pidana dalam...
Makalah Mata Kuliah Hukum Bisnis tentang Kasus Hukum Perdata dan Pidana dalam...Makalah Mata Kuliah Hukum Bisnis tentang Kasus Hukum Perdata dan Pidana dalam...
Makalah Mata Kuliah Hukum Bisnis tentang Kasus Hukum Perdata dan Pidana dalam...Yayasan Pendidikan Pomparan Toga Siregar
 
Makalah mengenai-kasus-hukum-dalam-bidang-ekonomi-pambangunan-karakter
Makalah mengenai-kasus-hukum-dalam-bidang-ekonomi-pambangunan-karakterMakalah mengenai-kasus-hukum-dalam-bidang-ekonomi-pambangunan-karakter
Makalah mengenai-kasus-hukum-dalam-bidang-ekonomi-pambangunan-karakterDidi Sisoeloeng AnRy
 
Makalah hukum dagang tentang kepailitan
Makalah  hukum dagang tentang kepailitanMakalah  hukum dagang tentang kepailitan
Makalah hukum dagang tentang kepailitanLarasati Luthpy
 
Hukum Bisnis "Kepailitan"
Hukum Bisnis "Kepailitan"Hukum Bisnis "Kepailitan"
Hukum Bisnis "Kepailitan"Putri Sanuria
 
Materi hukum-bisnis-1
Materi hukum-bisnis-1Materi hukum-bisnis-1
Materi hukum-bisnis-1Zsazsa Dhysha
 
Makalah hukum bisnis
Makalah hukum bisnisMakalah hukum bisnis
Makalah hukum bisnisNikky Ningsih
 
Tugas mata kuliah pendidikan pancasila ibu titin
Tugas mata kuliah pendidikan pancasila ibu titinTugas mata kuliah pendidikan pancasila ibu titin
Tugas mata kuliah pendidikan pancasila ibu titinapotek agam farma
 
Asas asas hukum dagang, ppt
Asas asas hukum dagang, pptAsas asas hukum dagang, ppt
Asas asas hukum dagang, pptBetlehem Ketaren
 
Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1
Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1
Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1Debora Elluisa Manurung
 
Contoh kasus kasus perdata
Contoh kasus kasus perdataContoh kasus kasus perdata
Contoh kasus kasus perdataEga Jalaludin
 
Makalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukumMakalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukumInternet Explorer
 
Hukum bisnis by ismail fahmi npm 12 1112
Hukum bisnis by ismail fahmi npm 12 1112Hukum bisnis by ismail fahmi npm 12 1112
Hukum bisnis by ismail fahmi npm 12 1112Ismail Fahmi
 

Destacado (20)

MATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANGMATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANG
 
Makalah Mata Kuliah Hukum Bisnis tentang Kasus Hukum Perdata dan Pidana dalam...
Makalah Mata Kuliah Hukum Bisnis tentang Kasus Hukum Perdata dan Pidana dalam...Makalah Mata Kuliah Hukum Bisnis tentang Kasus Hukum Perdata dan Pidana dalam...
Makalah Mata Kuliah Hukum Bisnis tentang Kasus Hukum Perdata dan Pidana dalam...
 
Makalah mengenai-kasus-hukum-dalam-bidang-ekonomi-pambangunan-karakter
Makalah mengenai-kasus-hukum-dalam-bidang-ekonomi-pambangunan-karakterMakalah mengenai-kasus-hukum-dalam-bidang-ekonomi-pambangunan-karakter
Makalah mengenai-kasus-hukum-dalam-bidang-ekonomi-pambangunan-karakter
 
Makalah hukum dagang tentang kepailitan
Makalah  hukum dagang tentang kepailitanMakalah  hukum dagang tentang kepailitan
Makalah hukum dagang tentang kepailitan
 
Hukum Bisnis "Kepailitan"
Hukum Bisnis "Kepailitan"Hukum Bisnis "Kepailitan"
Hukum Bisnis "Kepailitan"
 
Hukum dagang
Hukum dagangHukum dagang
Hukum dagang
 
Ringkasan hukum perdata
Ringkasan hukum perdataRingkasan hukum perdata
Ringkasan hukum perdata
 
Materi hukum-bisnis-1
Materi hukum-bisnis-1Materi hukum-bisnis-1
Materi hukum-bisnis-1
 
Makalah hukum bisnis
Makalah hukum bisnisMakalah hukum bisnis
Makalah hukum bisnis
 
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
 
Tugas mata kuliah pendidikan pancasila ibu titin
Tugas mata kuliah pendidikan pancasila ibu titinTugas mata kuliah pendidikan pancasila ibu titin
Tugas mata kuliah pendidikan pancasila ibu titin
 
Makalah Hukum Dagang
Makalah Hukum DagangMakalah Hukum Dagang
Makalah Hukum Dagang
 
Asas asas hukum dagang, ppt
Asas asas hukum dagang, pptAsas asas hukum dagang, ppt
Asas asas hukum dagang, ppt
 
Identitas nasional dan globalisasi
Identitas nasional dan globalisasiIdentitas nasional dan globalisasi
Identitas nasional dan globalisasi
 
Hukum dagang
Hukum dagangHukum dagang
Hukum dagang
 
Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1
Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1
Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1
 
Contoh kasus kasus perdata
Contoh kasus kasus perdataContoh kasus kasus perdata
Contoh kasus kasus perdata
 
Makalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukumMakalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukum
 
HUKUM PERUSAHAAN
HUKUM PERUSAHAANHUKUM PERUSAHAAN
HUKUM PERUSAHAAN
 
Hukum bisnis by ismail fahmi npm 12 1112
Hukum bisnis by ismail fahmi npm 12 1112Hukum bisnis by ismail fahmi npm 12 1112
Hukum bisnis by ismail fahmi npm 12 1112
 

Similar a HUKUM PERDATA DI INDONESIA

Hukum perdata devin
Hukum perdata devinHukum perdata devin
Hukum perdata devindevinparera
 
PPT_KLP 1 HUKUM PERDATA&BISNIS_5C.pptx
PPT_KLP 1 HUKUM PERDATA&BISNIS_5C.pptxPPT_KLP 1 HUKUM PERDATA&BISNIS_5C.pptx
PPT_KLP 1 HUKUM PERDATA&BISNIS_5C.pptxMuhammadAdityaSaputr
 
SEJARAH HUKUM PERDATA DI INDONESIA DAN PENGGUNAAN ASASNYA.pptx
SEJARAH HUKUM PERDATA DI INDONESIA DAN PENGGUNAAN ASASNYA.pptxSEJARAH HUKUM PERDATA DI INDONESIA DAN PENGGUNAAN ASASNYA.pptx
SEJARAH HUKUM PERDATA DI INDONESIA DAN PENGGUNAAN ASASNYA.pptxssuser529044
 
Pengantar hukum perdata
Pengantar hukum perdataPengantar hukum perdata
Pengantar hukum perdataNeyna Fazadiq
 
HUKUM PERDATA DAN BISNIS.pptx
HUKUM PERDATA DAN BISNIS.pptxHUKUM PERDATA DAN BISNIS.pptx
HUKUM PERDATA DAN BISNIS.pptxRismaMawar1
 
VII. Pembedaan Hukum.pptx
VII. Pembedaan Hukum.pptxVII. Pembedaan Hukum.pptx
VII. Pembedaan Hukum.pptxdonihasmanto
 
Sejarah Sistem Hukum Di Indonesia sebelum kemerdekaan.pptx
Sejarah Sistem Hukum Di Indonesia sebelum kemerdekaan.pptxSejarah Sistem Hukum Di Indonesia sebelum kemerdekaan.pptx
Sejarah Sistem Hukum Di Indonesia sebelum kemerdekaan.pptxrumahnet58
 
2. POWER POINT PHI (1).ppt
2. POWER POINT PHI (1).ppt2. POWER POINT PHI (1).ppt
2. POWER POINT PHI (1).pptRizky113654
 
Catatan perbandingan pidana
Catatan perbandingan pidanaCatatan perbandingan pidana
Catatan perbandingan pidanaMuhajirahmad2
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumAndrew Hutabarat
 
Hukum yang-tak-kunjung-tegak
Hukum yang-tak-kunjung-tegakHukum yang-tak-kunjung-tegak
Hukum yang-tak-kunjung-tegakAbdi Hataramura
 
Hakasasimanusiakelompok4 131108013533-phpapp01
Hakasasimanusiakelompok4 131108013533-phpapp01Hakasasimanusiakelompok4 131108013533-phpapp01
Hakasasimanusiakelompok4 131108013533-phpapp01Operator Warnet Vast Raha
 

Similar a HUKUM PERDATA DI INDONESIA (20)

Bab Tata Hukum Indonesia
Bab  Tata Hukum IndonesiaBab  Tata Hukum Indonesia
Bab Tata Hukum Indonesia
 
perdata
perdataperdata
perdata
 
Hukum perdata devin
Hukum perdata devinHukum perdata devin
Hukum perdata devin
 
PPT_KLP 1 HUKUM PERDATA&BISNIS_5C.pptx
PPT_KLP 1 HUKUM PERDATA&BISNIS_5C.pptxPPT_KLP 1 HUKUM PERDATA&BISNIS_5C.pptx
PPT_KLP 1 HUKUM PERDATA&BISNIS_5C.pptx
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
 
SEJARAH HUKUM PERDATA DI INDONESIA DAN PENGGUNAAN ASASNYA.pptx
SEJARAH HUKUM PERDATA DI INDONESIA DAN PENGGUNAAN ASASNYA.pptxSEJARAH HUKUM PERDATA DI INDONESIA DAN PENGGUNAAN ASASNYA.pptx
SEJARAH HUKUM PERDATA DI INDONESIA DAN PENGGUNAAN ASASNYA.pptx
 
Pengantar hukum perdata
Pengantar hukum perdataPengantar hukum perdata
Pengantar hukum perdata
 
HUKUM PERDATA DAN BISNIS.pptx
HUKUM PERDATA DAN BISNIS.pptxHUKUM PERDATA DAN BISNIS.pptx
HUKUM PERDATA DAN BISNIS.pptx
 
VII. Pembedaan Hukum.pptx
VII. Pembedaan Hukum.pptxVII. Pembedaan Hukum.pptx
VII. Pembedaan Hukum.pptx
 
Sejarah Sistem Hukum Di Indonesia sebelum kemerdekaan.pptx
Sejarah Sistem Hukum Di Indonesia sebelum kemerdekaan.pptxSejarah Sistem Hukum Di Indonesia sebelum kemerdekaan.pptx
Sejarah Sistem Hukum Di Indonesia sebelum kemerdekaan.pptx
 
2. POWER POINT PHI (1).ppt
2. POWER POINT PHI (1).ppt2. POWER POINT PHI (1).ppt
2. POWER POINT PHI (1).ppt
 
Maka lah
Maka lahMaka lah
Maka lah
 
Catatan perbandingan pidana
Catatan perbandingan pidanaCatatan perbandingan pidana
Catatan perbandingan pidana
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukum
 
Bab UNDANG -UNDANG 1945
Bab UNDANG -UNDANG 1945Bab UNDANG -UNDANG 1945
Bab UNDANG -UNDANG 1945
 
Hukum yang-tak-kunjung-tegak
Hukum yang-tak-kunjung-tegakHukum yang-tak-kunjung-tegak
Hukum yang-tak-kunjung-tegak
 
hukum pidana adat (4).pptx
hukum pidana adat (4).pptxhukum pidana adat (4).pptx
hukum pidana adat (4).pptx
 
Hakasasimanusiakelompok4 131108013533-phpapp01
Hakasasimanusiakelompok4 131108013533-phpapp01Hakasasimanusiakelompok4 131108013533-phpapp01
Hakasasimanusiakelompok4 131108013533-phpapp01
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusus
 

Más de Fair Nurfachrizi

Ketatanegaraan dan Sistem Hukum Nasional
Ketatanegaraan dan Sistem Hukum NasionalKetatanegaraan dan Sistem Hukum Nasional
Ketatanegaraan dan Sistem Hukum NasionalFair Nurfachrizi
 
Multikulturalisme & Kebangsaan Indonesia
Multikulturalisme & Kebangsaan IndonesiaMultikulturalisme & Kebangsaan Indonesia
Multikulturalisme & Kebangsaan IndonesiaFair Nurfachrizi
 
Identitas Nasional dan Faham Kebangsaan
Identitas Nasional dan Faham KebangsaanIdentitas Nasional dan Faham Kebangsaan
Identitas Nasional dan Faham KebangsaanFair Nurfachrizi
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaFair Nurfachrizi
 
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem FilsafatPancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem FilsafatFair Nurfachrizi
 
Konsep Masyarakat Bangsa dan Negara
Konsep Masyarakat Bangsa dan NegaraKonsep Masyarakat Bangsa dan Negara
Konsep Masyarakat Bangsa dan NegaraFair Nurfachrizi
 
Peran & Fungsi Mahasiswa Indonesia
Peran & Fungsi Mahasiswa IndonesiaPeran & Fungsi Mahasiswa Indonesia
Peran & Fungsi Mahasiswa IndonesiaFair Nurfachrizi
 
Pancasila dan Demokrasi Ekonomi
Pancasila dan Demokrasi EkonomiPancasila dan Demokrasi Ekonomi
Pancasila dan Demokrasi EkonomiFair Nurfachrizi
 
Pemerintahan, Perwakilan dan Sistem Pemilu
Pemerintahan, Perwakilan dan Sistem PemiluPemerintahan, Perwakilan dan Sistem Pemilu
Pemerintahan, Perwakilan dan Sistem PemiluFair Nurfachrizi
 
Sistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & DemokrasiSistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & DemokrasiFair Nurfachrizi
 

Más de Fair Nurfachrizi (20)

Integrasi Nasional
Integrasi NasionalIntegrasi Nasional
Integrasi Nasional
 
Ketahanan Nasional
Ketahanan NasionalKetahanan Nasional
Ketahanan Nasional
 
Wawasan ke-Indonesiaan
Wawasan ke-IndonesiaanWawasan ke-Indonesiaan
Wawasan ke-Indonesiaan
 
Ketatanegaraan dan Sistem Hukum Nasional
Ketatanegaraan dan Sistem Hukum NasionalKetatanegaraan dan Sistem Hukum Nasional
Ketatanegaraan dan Sistem Hukum Nasional
 
Multikulturalisme & Kebangsaan Indonesia
Multikulturalisme & Kebangsaan IndonesiaMultikulturalisme & Kebangsaan Indonesia
Multikulturalisme & Kebangsaan Indonesia
 
Identitas Nasional dan Faham Kebangsaan
Identitas Nasional dan Faham KebangsaanIdentitas Nasional dan Faham Kebangsaan
Identitas Nasional dan Faham Kebangsaan
 
Ideologi Negara
Ideologi NegaraIdeologi Negara
Ideologi Negara
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem FilsafatPancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
 
Negara & Warga Negara
Negara & Warga NegaraNegara & Warga Negara
Negara & Warga Negara
 
Konsep Warga Negara
Konsep Warga NegaraKonsep Warga Negara
Konsep Warga Negara
 
Konsep Masyarakat Bangsa dan Negara
Konsep Masyarakat Bangsa dan NegaraKonsep Masyarakat Bangsa dan Negara
Konsep Masyarakat Bangsa dan Negara
 
Peran & Fungsi Mahasiswa Indonesia
Peran & Fungsi Mahasiswa IndonesiaPeran & Fungsi Mahasiswa Indonesia
Peran & Fungsi Mahasiswa Indonesia
 
Pancasila dan Demokrasi Ekonomi
Pancasila dan Demokrasi EkonomiPancasila dan Demokrasi Ekonomi
Pancasila dan Demokrasi Ekonomi
 
Pemerintahan, Perwakilan dan Sistem Pemilu
Pemerintahan, Perwakilan dan Sistem PemiluPemerintahan, Perwakilan dan Sistem Pemilu
Pemerintahan, Perwakilan dan Sistem Pemilu
 
Sistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & DemokrasiSistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & Demokrasi
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia
 
Otonomi Daerah
Otonomi DaerahOtonomi Daerah
Otonomi Daerah
 
Globalisasi
GlobalisasiGlobalisasi
Globalisasi
 
SPT 2013 OP Norma
SPT 2013 OP NormaSPT 2013 OP Norma
SPT 2013 OP Norma
 

Último

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 

Último (20)

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 

HUKUM PERDATA DI INDONESIA

  • 1. M
  • 2. Perkataan “Hukum Perdata” dalam arti yang luas meliputi semua Hukum Privat Materiil, yaitu segala hukum pokok yang mengatur kepentingan perseorangan. Perkataan Perdata juga lazim dipakai sebagai lawan dari Pidana. Ada juga yang memakai perkataan “Hukum Sipil” untuk Hukum Privat Materiil, tetapi karena perkataan sipil juga lazim dipakai sebagai lawan dari militer, maka kita lebih baik memakai istilah “Hukum Perdata” untuk segenap Hukum Privat Materiil tersebut. Hukum Perdata di Indonesia, sangat Berbhineka artinya beraneka ragam berlakunya, karena berlainan golongan warga negaranya ketika itu, antara lain :
  • 3. a. Untuk golongan bangsa Indonesia Asli, berlaku Hukum Adat, yaitu hukum yang sejak dahulu telah berlaku dikalangan rakyat yang sebagian besar masih belum tertulis, tetapi sudah hidup dalam tindakan- tindakan rakyat, mengenai segala persoalan dalam kehidupan masyarakat kita. b. Untuk golongan Warga Negara yang bukan Asli Indonesia, yang berasal dari etnis Tionghoa & etnis Eropah berlaku Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgelijk Weetboek) dan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (Weetboek van Koophandel). c. Untuk golongan Warga Negara yang bukan Indonesia Asli dan bukan selain Tionghoa atau Eropah (Arab, India, Turki dll), sebagian tunduk pada BW & WvK, sebagian lagi tunduk pada hukum asal negaranya masing-masing
  • 4. Hal tersebut, sangat sesuai dengan Politik Hukum yang diterapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda ketika itu, antara lain : 1. Hukum Perdata & Hukum Dagang, harus diletakkan dalam Kitab Undang-Undang melalui Kodifikasi Hukum; 2. Untuk golongan bangsa Eropah, dianut perundang- undangan yang berlaku di negeri Belanda melalui azas Konkordansi; 3. Untuk golongan bangsa Indonesia Asli & golongan bangsa Timur Asing (Tionghoa, Arab, India dll) jika ternyata kebutuhan kemasyarakatan mereka menghendakinya, dapat menundukkan diri pada peraturan hukum bangsa Eropah, baik seutuhnya maupun sebagian saja, dan juga diperbolehkan membuat peraturan baru bersama-sama, bahkan boleh diadakan penyimpangan jika diminta oleh kepentingan umum atau kebutuhan kemasyarakatan mereka sendiri;
  • 5. 4. Orang Indonesia Asli & Orang Timur Asing, sepanjang mereka belum ditundukkan dibawah suatu peraturan bersama dengan bangsa Eropah, diperbolehkan menundukkan diri pada hukum yang berlaku untuk bangsa Eropah. Penundukkan diri boleh dilakukan baik secara umum maupun secara perbuatan tertentu saja; 5. Sebelum hukum untuk bangsa Indonesia ditulis di dalam Undang-Undang, bagi mereka itu akan tetap berlaku hukum yang sekarang berlaku bagi mereka, yaitu Hukum Adat. Dan sampai Indonesia merdeka, dalam UUD’45 kita tidak mengenal lagi adanya golongan-golongan warga negara, maka BW & WvK dinyatakan masih berlaku, dengan ketentuan bahwa seorang Hakim Pengadilan di Indonesia dapat menganggap suatu pasal tidak berlaku lagi, jika dianggapnya bertentangan dengan keadaan jaman kemerdekaan sekarang ini. Oleh karena itu BW & WvK tidak lagi merupakan “Weetboek” tetapi sudah menjadi “Rechtsboek”.
  • 6. Hukum Perdata (Burgelyk Recht), bersumber pada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlyk Wetboek = BW). Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (BW) ini terdiri dari 4 (empat) buku, yaitu : • Buku I, Membahas tentang Perihal Orang (Van Personen), yang memuat hukum perorangan dan hukum kekeluargaan; • Buku II, Membahas tentang Perihal Benda (Van Zaken), yang memuat hukum benda (Zaken Recht) dan hukum waris (Erfecht); • Buku III, Membahas tentang Perihal Perikatan (Van Verbintennissen), yang memuat harta kekayaan (Vermogens recht) berkenaan dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang berlaku bagi orang-orang atau pihak-pihak tertentu; • Buku IV, Membahas tentang Perihal Pembuktian dan Kadaluwarsa (Van Bewysen Verjaring), yang memuat perihal alat-alat pembuktian dan akibat-akibat lewat waktu terhadap hubungan-hubungan hukum.
  • 7. HUKUM DAGANG, sebagai bagian dari Hukum Perdata, oleh karenanya sesungguhnya Hukum Dagang menjadi satu kesatuan dengan Hukum Perdata Umum. Dengan demikian sifat Hukum Dagang adalah sebagai Hukum yang khusus dari Hukum Perdata Umum. KUHD pada pokoknya berasal dari “Code de Commerce” , di Perancis. Hal ini terjadi pada abad pertengahan, dimana timbul perasaan mengenai ketidak-puasan terhadap peraturan hukum perdata umum untuk dapat memenuhi akan kebutuhan hukum bagi para pedagang yang makin lama makin meluas sejajar dengan pertumbuhan perniagaan ke arah internasional, maka timbulah antar pedagang tersebut untuk mengkhususkan kedudukan mereka dan berkembanglah Hukum Dagang dijadikan sebagai Hukum yang mengatur di bidang Perdagangan.
  • 8. Hukum Dagang (Handels Recht) atau Hukum Perniagaan, bersumber pada : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, khususnya Buku III perihal Perikatan; Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (Wetboek van Koophandel = WvK); Peraturan-Peraturan di Bidang Perdagangan di luar KUHD (a.l. Perkoperasian, HaKI, Perusahaan, Persero, Perjanjian, Perusahaan Negara dan lain-lain); KUHD terdiri dari 2 (dua) buku, yaitu : • Buku I, Membahas tentang Perdagangan Pada Umumnya; • Buku II, Membahas tentang Hukum Laut (Hukum Maritim)
  • 9. HUBUNGAN antara Hukum Perdata dan Hukum Dagang : Hukum dagang merupakan bagian atau cabang dari Hukum Perdata, dengan demikian KUH Perdata (BW) menjadi Sumber Hukum Perdata Umum, sedangkan KUHD (WvK) merupakan Sumber Hukum Perdata Khusus. Dalam hubungan yang demikian, maka berlakulah azas “lex specialis derogat lex generalis” (Hukum yang khusus mengalahkan hukum yang umum), contohnya terdapat dalam Pasal 1 KUHD, yang berbunyi : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, sepanjang tidak diatur lain, berlaku juga terhadap hal-hal yang juga diatur dalam kitab ini.
  • 10. HUKUM PERDATA DI INDONESIA Mengingat Belanda pernah menjajah Indonesia, maka Hukum Perdata Belanda (BW) juga diberlakukan berdasarkan azas KONKORDANSI (Persamaan), disahkan oleh Raja Belanda pada tanggal 16 Mei 1946, di Undangkan melalui Staatsblad 1947.23 dan dinyatakan berlaku pada tanggal 1 Mei 1948. Setelah Indonesia merdeka, melalui Peraturan Peralihan UUD 1945, maka BW Belanda tetap dinyatakan BERLAKU sebelum digantikan oleh Undang-Undang baru. BW ini sekarang disebut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Hukum Perdata di Indonesia penerapannya adalah Ber-Bhineka atau Beraneka Ragam, maksudnya adalah Berlainan untuk segala golongan warga negara, antara lain :
  • 11. Untuk Golongan WNI, berlaku Hukum Adat, yaitu hukum yang sejak dulu berlaku di kalangan masyarakat Indonesia, yang sebagian besar hukumnya belum tertulis tetapi hidup dan berkembang dalam tindakan-tindakan masyarakat mengenai segala persoalan di dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat; Untuk Golongan WNI Keturunan dari Tionghua dan Eropa, berlaku BW dan WvK. Hanya khusus Keturunan Tionghua ada sedikit tambahan peraturan mengenai Perkawinan dan Adopsi (Pengangkatan Anak); Untuk Golongan WNI Timur Asing (Keturunan Arab, India dan lain-lain)dikaitkan dengan Negara, maka hukum harus dapat membawa manfaat, kemakmuran dan kebahagiaan kepada rakyatnya (Rasa aman, nyaman & terkendali);
  • 12. Ada pula Peraturan-Peraturan yang berlaku bagi semua golongan warga negara, antara lain : Undang-Undang Hak Mengarang; Undang-Undang Perkoperasian; Undang-Undang Pengangkutan; Selanjutnya terhadap kemungkinan untuk menundukkan diri pada hukum barat, ada 4 macam/cara : • Penundukan diri pada seluruh Hukum Perdata Barat; • Penundukan diri pada sebagian Hukum Perdata Barat bagi Golongan Timur Asing terkait dengan Hukum Kekayaan Harta Benda; • Penundukan diri terhadap Perbuatan Hukum tertentu; • Penundukan diri secara diam-diam, jika WNI asli melakukan suatu perbuatan hukum yang tidak diatur dalam hukum adat;
  • 13. HUKUM NASIONAL : Hukum Perdata Indonesia adalah Hukum Perdata yang berlaku di Indonesia, yaitu : 1. Hukum Perdata Barat bekas peninggalan jaman Kolonial Belanda yang berlakunya di Indonesia berdasarkan Peraturan Peralihan UUD 1945; 2. Hukum Perdata Nasional, adalah Hukum Perdata yang diciptakan oleh Bangsa Indonesia setelah Merdeka; Hukum Perdata berpredikat Nasional perlu ditentukan kriteria yang jelas, sebagai berikut : 1. Berasal dari Hukum Perdata Indonesia Dalam Tap MPR No.:IV/MPR/1978, dilanjutkan dengan Tap MPR No.:II/MPR/1983, dan Tap MPR No.:II/MPR/1988 tentang GBHN, terutama Pembangunan dibidang Hukum Nasional didasarkan pada hukum yang hidup dalam masyarakat, artinya antara lain Hukum Perdata Barat yang sesuai dengan sistem nilai budaya Pancasila, Hukum Perdata tidak tertulis buatan Hakim (Yurisprodensi) dan Hukum Adat.
  • 14. 2. Berdasarkan Pada Sistem Nilai Budaya Pancasila, Sistem nilai budaya Pancasila adalah Konsepsi-konsepsi tentang nilai- nilai yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar anggota masyarakat Indoensia. Apabila nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai Pancasila, maka sistem nilai budaya itu disebut sistem nilai budaya Pancasila. 3. Produk Hukum Pembentuk Undang-Undang Indonesia Menurut UUD 1945 pembuat Undang-Undang di Indonesia adalah Presiden bersama-sama dengan DPR-RI. Dan dalam GBHN Tahun 1978 telah digariskan bahwa pembinaan dan pembentukan Hukum Perdata Nasional perlu dituangkan dalam bentuk Undang-Undang, sebagai contoh : UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 dan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960. 4. Berlaku untuk Semua Warga Indonesia Hukum Perdata Nasional harus berlaku untuk semua WNI, tanpa memandang asal usul keturunannya, suku bangsa, daerahnya, golongannya. WNI adalah pendukung hak dan kewajiban yang secara keseluruhan membentuk suatu bangsa merdeka yaitu bangsa Indonesia. Berlakunya Hukum Perdata Nasional untuk semua WNI, berarti menciptakan Unifikasi Hukum sesuai dengan GBHN dan melenyapkan sifat diskriminasi sisa politik hukum Kolonial Belanda. Unifikasi Hukum dapat diciptakan karena diantara peraturan Hukum Perdata tertulis yang ada sekarang sudah dikenal, diikuti dan berlaku umum dalam masyarakat Indonesia.
  • 15. 5. Berlaku untuk Seluruh Wilayah Indoenesia Hukum Perdata Nasional harus berlaku untuk seluruh Wilayah Indonesia. Wilayah Indonesia adalah Wilayah Negara Republik Indonesia, termasuk perwakilan- perwakilan Indonesia di Luar Negeri dan Kapal-Kapal Indonesia. Berlakunya Hukum Perdata Nasional untuk semua WNI diseluruh Wilayah Indonesia merupakam Unifikasi Hukum Perdata sebagai pencerminan Sistem Nilai Budaya Pancasila, terutama Nilai dalam Sila Ketiga : “Persatuan Indonesia”. Hal ini sesuai dengan Penggarisan dalam GBHN khususnya mengenai Pembinaan Hukum Nasional.
  • 16. Pentingnya Memiliki Hukum Nasional; Oleh karena UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara RI, tidak mengenal adanya golongan-golongan, maka adanya Hukum yang berlainan untuk berbagai golongan itu dianggap janggal, maka Pemerintah Indonesia selalu berusaha untuk membentuk suatu Kodifikasi Hukum Nasional. Sementara ini BW dan WvK masih dinyatakan berlaku, tetapi dengan ketentuan bahwa Hakim (Pengadilan) dapat menganggap suatu pasal tidak berlaku lagi jika dianggap bertentangan dengan keadaan sekarang ini.