Metode pembelajaran melalui pengalaman (experiential learning) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dari pengalaman mereka sendiri dengan memberi kebebasan untuk memilih fokus belajar, mengembangkan keterampilan, dan membuat konsep dari pengalaman yang dialami. Metode ini memungkinkan peserta didik belajar secara holistik melalui proses berulang yang melibatkan hubungan antara individu dan lingkungan untuk menciptakan penget
2. Metode experiential learning merupakan metode
pembelajaran melalui pembentukan pengalaman
peserta didik. Model ini memberikan kesempatan pada
peserta didik memperoleh keberhasilan dengan
memberikan kebebasan peserta didik untuk
memutuskan pengalam apa yang menjadi focus
mereka, ketrampilan-ketrampilan yang ingin mereka
kembangkan, dan bagaimana mereka membuat
konsep dari pengalaman yang mereka alami tersebut.
3. • SBelajar merupakan proses yang holistik bukan merupakan hasil dari kognisi saja.
• Belajar merupakan sebuah proses kontinu atau berulang yang didasarkan pada
pengalaman.
• Belajar yang paling baik dimaknai sebagai sebuah proses dan bukan terkait dengan
hasil yang diperoleh.
• Belajarmelibatkan hubungan antara manusia dan lingkungan.
• Belajar merupakan proses menciptakan pengetahuan yang diperoleh sebagai hasil
dari hubungan antara pengetahuan pribadi dan pengetahuan sosial.
• Belajar membutuhkan resolusi sejumlah konflik antara berbagai gaya yang
berlawanan secara dialektis dari adaptasi terhadap dunia.
4. • Mengubah struktur kognitif siswa.
• Mengubah sikap siswa.
• Memperluas ketrampilan-ketrampilan siswa yang telah
ada.
5. • Keterlibatan siswa secara langsung.
• Mengalami apa yang terjadi.
• Membangun pengetahuan dan ketrampilan melalui
pengalamannya secara langsung.
• Pengetahuan berpadu antara memahami dan mentrasformasi
penegalaman dengan memperhatikan unsur-unsur experiental
learning.
6. • Meyediakan arah pembelajaran yang tepat dalam
penerapan apa yang dipelajari.
• Memberikan arah cakupan metode pembelajaran yang
diperlakukan.
• Memberikan kaitan yang era tantara teori dan praktek.
• Dengam jelas merumuskan pentingnya para siswa untuk
merefleksi dan menrangsang siswa memberikan umpan
balik tetang apa yang mereka pelajari.
• Membantu dalam mengkombinasi gaya pengajaran
sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif,
7. Tahap Pengalaman Nyata
(Concrete Experience)
Tahap ini merupakan tahap
belajar melalui berbagai
pengalaman yang konkrit,
juga peka terhadap situasi
Tahap Konseptualisasi
(Abstract Conceptualization)
tahap melakukan analisa
logis dari sejumlah gagasan,
dan melakukan tindakan
yang sesuai dengan
pemahaman atas sebuah
situasi.
Tahap Observasi Refleksi
(Reflective Observation)
Tahap untuk melakukan
observasi sebelum membuat
suatu keputusan, mengamati
lingkungan dari berbagai
perspektif yang berbeda dan
melihat berbagai hal untuk
mendapatkan suatu makna.
Tahap Implementasi atau
Eksperimen (Active
Experimentation)
Menguji kemampuan
peserta didik untuk
melakukan berbagai hal
dengan orang lain dan
melakukan tindakan yang
berdasar pada sebuah
peristiwa termasuk
mengambil risiko.
8. • Pembelajaran melalui pengalaman
menjadi lebih efektif dengan tercapainya
tujuan secara optimal.
• Meningkatkan kesadaran dan rasa
percaya diri.
• Meningkatkan kemampuan menyusun
perencanaan, memecahkan masalah, dan
berkomunikasi.
9. • Membutuhkan banyak persiapan dan
peralatan
• Membutuhkan waktu yang relative lebih lama.
• Tergantung dengan jumlah peserta
• Butuh test,
10. • Guru merumuskan secara seksama suatu rencana pengalaman belajar yang bersifat terbuka yang
memiliki hasil-hasil tertentu.
• Guru harus bisa memberikan rangsangan atau motivasi.
• Siswa dapat bekerja secara individual atau bekerja dalam kelompok kecil/keseluruhan kelompok di dalam
belajar berdasarkan pengalaman.
• Para siswa ditempatkan pada situasi-situasi nyata, maksudanya siswa mampu memecahkan masalah
bukanbukan dalam situasi pengganti.
• Siswa aktif berpartisipasi di dalam pengalaman yang tersedia, membuat keputusan sendiri, menerima
konsekuensi berdasarkan keputusan tersebut.
• Keseluruhan kelas menceritakan Kembali tentang apa yang dialamisehubung dengan mata pelajaran
tersebut untuk memperluas pengalaman belajar dan pemahaman siswa dalam teori yang di dapat, serta
menarikhubungan antara semua tersebut.
11. 1. Tania berumur 7 tahun yang memiliki kemampuan rendah dan keinginan rendah untuk sukses, kami
memberikan cara dengan berusaha melakukan pendekatan kepada siswa tersebut, kemudian kami sebagai guru
dapat meberikan motivasi kepada Tania dengan menceritakan kisah-kisah inspiratif dari orang yang sudah
sukses agar memotivasi Tania untuk meningkatkan kemampuannya dan memiliki keingianan sukses.
2. Samuel berumur 10 tahun, yang memiliki rasa takut akan kegagalan atau pesimis, kami memberikan cara
dengan menceritakan contoh kasus orang-orang yanmegalami kegagalan namun tidak pantang menyerah,
mencoba terus-menerus akhirnya orang-orang itu dapat berhasil g dulunya dan sukses.
3. Sandra 13 tahun, yang terlalu tenang di kelas dan meremehkan ketrampilan , kami memberikan cara dengan
mengajaknya berdiskusi Bersama dan menanyakan alas an Sandra bersikap seperti itu lalu kita sebagai guru
dapat mencari alternatif atau solusi yang dapat memotivasi sandara agar dapat aktif di kelasnya dan tidak
meremehkan ketrampilan mislanya dalam pembelajaran di kelas guru dapat menggunakan model dan metode
pembelajaran yang menarik, sehingga menarik perhatian Sandra agar aktif di kelas serta tidak meremehkan
ketrampilannya.
4. Robert 10 tahun, yang memiliki minat sedikit untuk bersekolah, kami memberikan cara dengan melakukan
pendekatan pada Robert agar iya mau bertukar cerita lalu kita dapat menggali informasi atau alsan Robert
mengapa memiliki minat sedikit untuk bersekolah setalah mengetahui alas an dari Robert, kita dapat
memberikan motivasi bahwa bersekolah itu penting bagi keberlangsungan hidup Robert dimasa mendatang dan
memberikan pengertian bahwa untuk meraih cita-cita yang diinginkan Robert kita harus bersekolah.