SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 10
PUTUSAN GUGUR
 Suatu perkara perdata dpt diputus scr :
1. contradictoir (kedua belah pihak hadir di persidangan); atau
2. di luar hadirnya salah 1 pihak yg berperkara.
merealisir asas : “audi et alteram partem”  kepentingan kedua pihak harus
diperhatikan
 Apabila penggugat tdk datang pd hari sidang yg ditetapkan & tdk pula mengirim wakilnya
menghadap meski telah dipanggil scr patut o/ Juru Sita, maka dapat dilakukan pemanggilan
kedua. (Ps. 126 HIR; Ps. 150 Rv)
 Apabila setelah pemanggilan kedua, penggugat/wakilnya tdk hadir sedang tergugat hadir,
maka u/ kepentingan tergugat, haruslah dijatuhi putusan. Dalam hal ini gugatan penggugat
dinyatakan gugur serta dihukum membayar biaya perkara (Ps. 124 HIR; Ps. 148 Rbg).
 Dlm putusan gugur, isi gugatan tdk diperiksa, shg putusan gugur itu tdk mengenai isi
gugatan.
 Kpd penggugat diberi kesempatan u/ mengajukan gugatan lg dgn membayar biaya perkara.
 Apabila penggugat pd hr pertama sidang hadir, tp pd hr sidang berikutnya tdk hadir, mk
perkara diperiksa scr contradictoir
SLIDE
.
VERSTEK (PUTUSAN DILUAR HADIR)
 Apabila tergugat tdk hadir stl dipanggil scr patut, mk gugatan dikabulkan dgn putusan
diluar hadir atau verstek, kecuali kalau gugatan itu melawan hak atau tdk beralasan.
 Kapan boleh dijatuhkan putusan verstek ?
Ps. 125 HIR; Ps. 149 Rbg  ada 2 pendapat :
1. pd hr sidang pertama;
2. tdk hanya pd hr sidang pertama;
Ps. 126 HIR; Ps. 150 Rbg  memberi peluang pemanggilan kedua.
“HIR tdk mewajibkan tergugat u/ datang di persidangan.”
SLIDE
 Putusan verstek tdk berarti selalu dikabulkannya gugatan penggugat. Krn pd hakekatnya
lembaga verstek bertujuan merealisir asas “audi et alteram partem”, shg seharusnya scr ex
officio hakim harus mempelajari isi gugatan.
1. Jika gugatan tdk bersandarkan hukum, yaitu apabila peristiwa2 sbg dasar tuntutan tdk
membenarkan tuntutan, mk gugatan akan dinyatakan tdk diterima. Putusan tdk diterima ini
bermaksud menolak gugatan diluar pokok perkara, shg di kmd hr penggugatmasih dpt
mengajukan lg gugatannya.
2. Jika gugatan tdk beralasan, yaitu apabila tdk diajukan peristiwa2 yg membenarkan tuntutan, mk
gugatan akan ditolak. Penolakan mrpk putusan stl hakim mempertimbangkan pokok perkara, shg
tdk terbuka lg kesempatan u/ mengajukan gugatan tsb u/ kedua kalinya kpd hakim yg sama (nebis
in idem).
 Dlm putusan verstek dimana penggugat dikalahkan, penggugat dpt mengajukan banding.
 Dalam putusan verstek, kalau tergugat hadir pd sidang pertama tp tdk hadir pd sidang
berikutnya, mk perkaranya diperiksa scr contradictoir.
SLIDE
PERDAMAIAN
 Apabila pd hr sidang pertama kedua belah pihak hadir, mk hakim harus berusaha
mendamaikan mereka (Ps. 130 HIR; Ps. 154 Rbg)
 Demi perdamaian ini, hakim akan mengundur sidang, & pd hr sidang berikutnya apabila tjd
perdamaian, mk harus dinyatakan dlm surat perjanjian dibawah tangan yg ditulis di atas
kertas bermeterai. Demikian sbg dasar bg hakim menjatuhkan putusan, yg isinya
menghukum kedua belah pihak u/ memenuhi isi perdamaian yg telah dibuat diantara pr
pihak.
 Apabila tjd perdamaian, mk tdk dimungkinkan u/ dilaksanakan banding.
 Usaha perdamaian terbuka sepanjang pemeriksaan di persidangan.
SLIDE
JAWABAN
 Ps. 121 ayat 2 HIR; Ps. 145 ayat 2 Rbg  tergugatdptmenjawab baik scr tertulis maupun lisan.
 Bentuk Jawaban :
1. Pengakuan  membenarkan isi gugatan penggugat, baik sebagian maupun seluruhnya.
2. bantahan (verweer)  pd hakekatnya bertujuan agar gugatan penggugatditolak. Bantahan ada 2
macam :
a. Tangkisan/Eksepsi  suatu sanggahan / bantahan dr pihak tergugat thd gugatan penggugat
yg tdk langsung mengenai pokok perkara, yg berisi tuntutan batalnya gugatan.
b. Sangkalan  sanggahan yg berhubungan dgn pokok perkara.
 Akibat hukum dr adanya jawaban : penggugattdk diperkenankan mencabutgugatannya, kecuali
dgn persetujuan tergugat.
SLIDE
P E M B U K T I A N
A R T I
 “Membuktikan” mengandung beberapa pengertian :
1. Dalam arti logis  memberi kepastian yg bersifat mutlak, krn berlaku bagi setiap orang &
tdk memungkinkan adanya bukti lawan.
2. Dalam arti konvensionil  memberi kepastian yg bersifat nisbi/relatif, baik berdasarkan
perasaan belaka maupun pertimbangan akal.
3. Dalam hukum acara perdata mempunyai arti yuridis
 memberi dasar-dasar yg cukup kpd hakim yg memeriksa perkara guna memberi
kepastian ttg kebenaran peristiwa yg diajukan
 hanya berlaku bagi pihak-pihak yg berperkara atau yg memperoleh hak dari mereka
 tdk menuju kpd kebenaran mutlak
 mrpk pembuktian historis
SLIDE
T U J U A N
 Tujuan Pembuktian  putusan hakim yg didasarkan atas pembuktian tsb
SLIDE
BEBAN PEMBUKTIAN
 Hakim membebani para pihak dengan pembuktian (bewijs last, burden of proof)
 Asas pembagian beban pembuktian  “barang siapa yg mengaku mempunyai hak atau yg
mendasarkan pada suatu peristiwa u/ menguatkan haknya itu atau u/ menyangkal hak orang
lain, harus membuktikan adanya hak atau peristiwa itu”  Ps. 163 HIR (Ps. 283 Rbg, Ps.
1865 BW)
artinya : baik penggugat maupun tergugat dpt dibebani dgn pembuktian, terutama
penggugat wajib membuktikan peristiwa yg diajukannya, sedang tergugat berkewajiban
membuktikan bantahannya.
SLIDE
ALAT – ALAT BUKTI
 Paton  alat bukti dapat bersifat oral, documentary atau material dan Demonstrative
evidence.
 Macam-macam alat bukti dalam hukum acara perdata (Ps. 164 HIR, 284 Rbg, 1866 BW), a.l. :
1. Alat Bukti Tertulis
2. Saksi-saksi
3. Persangkaan
4. Pengakuan (Bekentenis Confession)
5. Sumpah
Alat bukti lain :
6. Pemeriksaan setempat (descente)
7. Keterangan Ahli (Expertise)
SLIDE
Alat Bukti Tertulis
 Dasar hukum :
Ps. 138, 165, 167 HIR; Ps. 164,
285 – 305 Rbg; S 1867 no. 29;
Ps. 1867 – 1894 KUHPerdata;
Ps. 138 – 147 Rv.
 Alat bukti tertulis  surat
SLIDE
Saksi-saksi
 Dasar Hukum : Ps. 139-152, 168-172 HIR; Ps. 165-179 Rbg; Ps. 1895, 1902-1912 BW
 Kesaksian adalah kepastian yg diberikan kpd hakim di persidangan tentang peristiwa yg
disengketakan dgn jalan pemberitahuan secara lisan & pribadi o/ orang yg bukan salah 1
pihak dlm perkara, yg dipanggil di persidangan
 Ps. 139 HIR, 165 Rbg, 1909 BW  setiap orang yg bukan salah 1 pihak dapat bertindak sbg
saksi, kecuali :
I. segolongan orang yg dianggap tdk mampu bertindak sbg saksi :
a. tidak mampu secara mutlak (absolut)
1. keluarga sedara & keluarga semenda menurut keturunan yg lurus dr salah 1
pihak  Ps. 145 (1) sub 1 HIR, 172 (1) Sub 1 Rbg, 1910 alinea 1 BW
2. suami/istri salah 1 pihak, meski sudah cerai  Ps. 145 (1) sub 2 HIR, 172 (1)
Sub 3 Rbg, 1910 alinea 1 BW
b. tidak mampu secara nisbi (relatif)
1. anak-anak dibawah 15 th  Ps. 145 (1) sub 3 jo. (4) HIR, 172 (1) Sub 4 jo. 173
Rbg, 1912 BW
2. orang gila  Ps. 145 (1) sub 4 HIR, 172 (1) Sub 5 Rbg, 1912 BW
II. Segolongan orang yg a/ permintaan mereka sendiri dibebaskan memberi kesaksian 
hak ingkar (verschoningsrecht)  Ps. 146 HIR, 174 Rbg, 1909 alinea 2 BW :
a. saudara pa & pi serta ipar pa & pi dr salah 1 pihak
b. keluarga sedarah menurut keturunan yg lurus & saudara pa & pi dr suami/istri
salah 1 pihak
c. semua orang yg krn martabat, jabatan/hubungan kerja yg sah wajib
mempunyai rahasia sehubungan dgn martabat, jabatan/hubungan kerja yg sah itu
 Ps. 169 HIR, 306 Rbg, 1905 BW  azas “unus testis nullus testis”  satu saksi bukan saksi
 Ps. 171 (2) HIR, 308 (2) Rbg, 1907 BW  keterangan yg diberikan o/ saksi harus tentang
peristiwa atau kejadian yg dialaminya sendiri
 Kewajiban seorang saksi : menghadap, bersumpah, memberi keterangan
 Sifat kesaksian sbg alat bukti : tidak memaksa
SLIDE
Persangkaan
 Dasar Hukum : Ps. 164, 173 HIR; Ps. 284, 310 Rbg; Ps. 1866, 1915 - 1922 KUHPerdata.
 Pasal 1915 KUHPerdata  Persangkaan ialah kesimpulan yang oleh undang-undang atau oleh
Hakim ditarik dari suatu peristiwa yang diketahui umum ke arah suatu peristiwa yang tidak
diketahui umum. Ada dua persangkaan, yaitu persangkaan yang berdasarkan undang-undang dan
persangkaan yang tidak berdasarkan undang-undang.
 Ps. 173 HIR (Ps. 310 Rbg)  hanya mengatur persangkaan yg didasarkan a/ kenyataan atau
praesumptiones facti (feitelijke atau rechterlijke vermoedens).
SLIDE
Persangkaan
 Dasar Hukum : Ps. 164, 173 HIR; Ps. 284, 310 Rbg; Ps. 1866, 1915 - 1922 KUHPerdata.
 Pasal 1915 KUHPerdata  Persangkaan ialah kesimpulan yang oleh undang-undang atau oleh
Hakim ditarik dari suatu peristiwa yang diketahui umum ke arah suatu peristiwa yang tidak
diketahui umum. Ada dua persangkaan, yaitu persangkaan yang berdasarkan undang-undang dan
persangkaan yang tidak berdasarkan undang-undang.
 Ps. 173 HIR (Ps. 310 Rbg)  hanya mengatur persangkaan yg didasarkan a/ kenyataan atau
praesumptiones facti (feitelijke atau rechterlijke vermoedens).
SLIDE
Pengakuan (Bekentenis Confession)
 Dasar hukum : HIR (Ps. 174, 175, 176), Rbg (Ps. 311, 312, 313), BW (Ps. 1923 – 1928).
 Pengakuan mrpk keterangan yg membenarkan peristiwa, hak atau hubungan hukum yg
diajukan o/ lawan.
 Ps. 1923 BW membedakan antara pengakuan yg diberikan di muka hakim di persidangan
(Ps. 174 HIR, 311 Rbg, 1925 & 1926 BW) & pengakuan yg diberikan di luar persidangan (Ps.
175 HIR, 312 Rbg, 1927 & 1928 BW).
 Ps. 176 HIR, Ps. 313 Rbg, Ps. 1924 BW  pengakuan tdk boleh dipisah-pisahkan
(onsplitsbare aveu).
 Ilmu pengetahuan membagi pengakuan mjd 3 :
1. Pengakuan murni (aveu pur et-simple), ialah pengakuan yg sifatnya sederhana & sesuai
sepenuhnya dgn tuntutan pihak lawan.
2. Pengakuan dgn kualifikasi (gequalificeerde bekentenis, aveu qualifie), ialah pengakuan yg
disertai dgn sangkalan thd sebagian dr tuntutan.
3. Pengakuan dgn klausula (geclausuleerde bekentenis, aveu complexe), ialah suatu
pengakuan yg disertai dgn keterangan tambahan yg bersifat membebaskan.
Pengakuan dgn kualifikasi maupun dgn klausula harus diterima dgn bulat & tdk boleh
dipisah-pisahkan dr keterangan tambahannya  onsplitsbare aveu.
SLIDE
 Pengakuan yg diberikan di muka hakim di persidangan (gerechtelijke bekentenis), mrpk
keterangan sepihak, baik tertulis maupun lisan yg tegas & dinyatakan o/ salah 1 pihak
dalam perkara di persidangan, yg membenarkan baik seluruhnya atau sebagian dr suatu
peristiwa, hak atau hubungan hukum yg diajukan o/ lawannya, yg mengakibatkan
pemeriksaan lebih lanjut o/ hakim mjd tidak diperlukan.
 Ps. 1926 BW  pengakuan yg diberikan di muka hakim di persidangan tidak dapat ditarik
kembali, kecuali apabila terbukti bahwa pengakuan itu adalah akibat dr suatu kesesatan
atau kekeliruan.
SLIDE
 Pengakuan yg diberikan di luar persidangan adalah keterangan yg diberikan o/ salah 1
pihak dlm suatu perkara perdata di luar persidangan u/ membenarkan pernyataan-
pernyataan yg diberikan o/ lawannya.
 Pengakuan yg diberikan di luar persidangan :
1. Lisan  kekuatan pembuktian diserahkan pd pertimbangan hakim  bukan mrpk alat bukti
 masih harus dibuktikan di persidangan
2. Tertulis  kekuatan pembuktiannya bebas  mrpk alat bukti disamping alat bukti tertulis
 Pengakuan yg diberikan di luar persidangan dapat ditarik kembali.
SLIDE
Sumpah
 Dasar hukum : HIR (Ps. 155-158, 177), Rbg (Ps.182-185, 314), BW (Ps. 1929 -1945)
 HIR mengenal 3 macam sumpah sebagai alat bukti :
1. Sumpah penambah/pelengkap (suppletoir)
2. Sumpah penaksiran (aestimatoir, schattingseed)
3. Sumpah pemutus (decisoir)
SLIDE
 Dasar hukum : Ps. 155 HIR, 182 Rbg, 1940 BW
 Sumpah penambah/pelengkap (suppletoir) adalah sumpah yg diperintahkan o/ hakim krn
jabatannya kpd salah 1 pihak u/ melengkapi pembuktian peristiwa yg menjadi sengketa sbg
dasar putusannya
 Syarat : harus ada pembuktian permulaan yg lengkap terlebih dahulu
 Kekuatan pembuktian : bersifat sempurna & masih memungkinkan pembuktian lawan
 Tujuan : u/ menyelesaikan perkara, sehingga dgn telah dilakukannya sumpah, maka
pemeriksaan perkara dianggap selesai & hakim tinggal menjatuhkan putusannya
SLIDE
 Dasar hukum : Ps. 155 HIR, Ps. 182 Rbg, Ps. 1940 BW
 Sumpah penaksiran (aestimatoir, schattingseed) adalah sumpah yg diperintahkan o/ hakim
karena jabatannya kpd penggugat u/ menentukan jumlah uang ganti kerugian, demikian
apabila penggugat telah dapat membuktikan haknya a/ ganti kerugian itu serta jumlahnya
masih belum pasti & tdk ada cara lain u/ menentukan jumlah ganti kerugian tsb kecuali dgn
taksiran
 Kekuatan pembuktian : bersifat sempurna & masih memungkinkan pembuktian lawan
SLIDE
 Dasar hukum : Ps. 156 HIR, Ps. 183 Rbg, Ps. 1930 BW
 Sumpah pemutus (decisoir) adalah sumpah yg dibebankan atas permintaan salah 1 pihak
kpd lawannya u/ memutuskan persoalan, menentukan siapa yg harus dikalahkan & siapa yg
harus dimenangkan
 Tidak memerlukan pembuktian permulaan terlebih dahulu, sehingga dapat dilakukan setiap
saat selama pemeriksaan di persidangan
 Tujuan : u/ menyelesaikan perkara, sehingga dgn telah dilakukannya sumpah, maka
pemeriksaan perkara dianggap selesai & hakim tinggal menjatuhkan putusannya
SLIDE
 Dasar hukum : Ps. 155 HIR, Ps. 182 Rbg, Ps. 1940 BW
 Sumpah penaksiran (aestimatoir, schattingseed) adalah sumpah yg diperintahkan o/ hakim
karena jabatannya kpd penggugat u/ menentukan jumlah uang ganti kerugian, demikian
apabila penggugat telah dapat membuktikan haknya a/ ganti kerugian itu serta jumlahnya
masih belum pasti & tdk ada cara lain u/ menentukan jumlah ganti kerugian tsb kecuali dgn
taksiran
 Kekuatan pembuktian : bersifat sempurna & masih memungkinkan pembuktian lawan
 Dasar hukum : Ps. 156 HIR, Ps. 183 Rbg, Ps. 1930 BW
 Sumpah pemutus (decisoir) adalah sumpah yg dibebankan atas permintaan salah 1 pihak
kpd lawannya u/ memutuskan persoalan, menentukan siapa yg harus dikalahkan & siapa yg
harus dimenangkan
 Tidak memerlukan pembuktian permulaan terlebih dahulu, sehingga dapat dilakukan setiap
saat selama pemeriksaan di persidangan
 Tujuan : u/ menyelesaikan perkara, sehingga dgn telah dilakukannya sumpah, maka
pemeriksaan perkara dianggap selesai & hakim tinggal menjatuhkan putusannya
SLIDE
 Pemeriksaan setempat (descente) adalah pemeriksaan mengenai perkara o/ hakim karena
jabatannya yg dilakukan diluar gedung atau tempat kedudukan pengadilan, agar hakim
dengan melihat sendiri memperoleh gambaran atau keterangan yg memberi kepastian ttg
peristiwa yg menjadi sengketa.
 Yang diperiksa adalah barang tetap, karena tidak bisa dibawa/diajukan di persidangan yg
berlangsung di gedung pengadilan, misal : pemeriksaan letak gedung, batas tanah
 Dasar hukum : Ps. 153 HIR
 Kekuatan pembuktian diserahkan kpd pertimbangan hakim.
SLIDE
Keterangan Ahli (Expertise)
 Keterangan ahli adalah keterangan pihak ke 3 yg obyektif dan bertujuan u/ membantu hakim
dalam pemeriksaan guna menambah pengetahuan hakim sendiri.
 Dasar hukum : Ps. 154 HIR (Ps. 181 Rbg, 215 Rv)
Ps. 154 HIR tdk menegaskan apa & siapa ahli itu
 Ahli diangkat o/ hakim selama pemeriksaan berlangsung.
 Ahli wajib disumpah u/ menjamin obyektivitas keterangannya.
 Ahli dapat menunjuk ahli lain sbg gantinya atau hakim dapat mengangkat seorang ahli
secara ex officio  Ps. 222 Rv
 Seorang ahli yg telah disumpah u/ memberikan pendapatnya kmd tdk memenuhi
kewajibannya dapat dihukum u/ mengganti kerugian  Ps. 225 Rv
SLIDE
 Perbedaan antara saksi dengan ahli :
S A K S I A H L I
Kedudukannya tidak dapat
diganti dgn saksi lain
Kedudukannya dapat diganti
dgn ahli lain
Satu saksi bukan saksi Satu ahli cukup u/ didengar
mengenai satu peristiwa
Tidak diperlukan mempunyai
keahlian
Mempunyai keahlian ttt yg
berhubungan dgn peristiwa yg
disengketakan
Saksi memberi keterangan yg
dialaminya sendiri sebelum
terjadi proses
Ahli memberi
pendapat/kesimpulan ttg
peristiwa yg disengketakan
selama terjadinya proses
Saksi harus memberikan
keterangan secara lisan,
keterangan saksi yg tertulis
mrpk alat bukti yg tertulis
Keterangan ahli yg tertulis
tidak termasuk dalam alat
bukti tertulis
Hakim terikat u/
mendengarkan keterangan
saksi
Hakim bebas u/ mendengar
atau tidak
SLIDE
P U T U S A N
Definisi Putusan
 Putusan Hakim adalah suatu pernyataan yg o/ hakim, sbg pejabatnegara yg diberi wewenang u/
itu, diucapkan di persidangan & bertujuan u/ mengakhiri atau menyelesaikan suatu perkara atau
sengketa antara para pihak. (Sudikno Mertokusumo)
 Putusan ≠ Penetapan
Putusan  penyelesaian perkara dalam peradilan contentius
Penetapan  penyelesaian perkara dalam peradilan voluntair
SLIDE
Jenis – jenis Putusan
 Ps. 185 ayat 1 HIR (Ps. 196 ayat 1 Rbg), jenis – jenis putusan :
1. Putusan akhir adalah putusan yg mengakhiri suatu sengketa atau perkara dalam suatu tingkatan
peradilan ttt.
2. Putusan yg bukan putusan akhir/putusan sela/putusan antara adalah putusan yg fungsinya
tdk lain u/ memperlancar pemeriksaan perkara.
SLIDE
Putusan Akhir
 Jenis – jenisnya :
1. Putusan Condemnatoir adalah putusan yg bersifat menghukum pihak yg dikalahkan u/
memenuhi prestasi.
2. Putusan Constitutif adalah putusan yg meniadakan atau menciptakan suatu kedaan hukum,
misal : pemutusan perkawinan, pengangkatan wali, pemberian pengampuan, pernyataan pailit,
pemutusan perjanjian, dsb.
3. Putusan Declaratoir adalah putusan yg isinya bersifat menerangkan atau menyatakan apa yg
sah, misal : putusan dalam sengketa mengenai anak sah.
 Pd hakekatnya semua putusan baik condemnatoir maupun constitutif bersifat declaratoir.
 SLIDE
Putusan yg Bukan Putusan Akhir/Putusan Sela/Putusan Antara
 Putusan sela tetap harus diucapkan di dalam persidangan tdk dibuatscr terpisah, tetapi ditulis dlm
berita acara persidangan.
(Ps. 185 ayat 1 HIR; Ps. 196 ayat 1 Rbg)
 Putusan sela hanya dapatdimintakan banding bersama-sama dengan permintaan banding thd
putusan akhir.
(Ps. 190 ayat 1 HIR; Ps. 201 ayat 1 Rbg)
SLIDE
 Jenis – jenis Putusan Sela/Putusan Antara :
1. Putusan Praeparatoir adalah putusan sbg persiapan putusan akhir, tanpa mempunyai pengaruh
a/ pokok perkara atau putusan akhir, misal : putusan u/ menggabungkan 2 perkara, putusan u/
menolak diundurkannya pemeriksaan saksi.
2. Putusan Interlocutoir adalah putusan yg isinya memerintahkan pembuktian, misal : putusan ini
dptmempengaruhi putusan akhir, misal : putusan u/ dilaksanakannya pemeriksaan saksi atau
pemeriksaan setempat(rekonstruksi).
3. Putusan Insidentil adalah putusan yg berhubungan dgn insident, yaitu peristiwa yg menghentikan
prosedur peradilan biasa. Putusan ini belum berhubungan dgn pokok perkara.
4. Putusan Provisionil adalah putusan yg menjawab tuntutan provisionil, yaitu permintaan pihak ybs
agar sementara diadakan tindakan pendahuluan guna kepentingan salah 1 pihak, sebelum
putusan akhir dijatuhkan.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdata
sesukakita
 
Ppt hukum acara perdata
Ppt hukum acara perdataPpt hukum acara perdata
Ppt hukum acara perdata
Lisa SYP
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
Nuelnuel11
 
Paper Hukum Pembuktian (Hansel)
Paper Hukum Pembuktian (Hansel)Paper Hukum Pembuktian (Hansel)
Paper Hukum Pembuktian (Hansel)
Hansel Kalama
 

La actualidad más candente (20)

Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdata
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
Ppt hukum acara perdata
Ppt hukum acara perdataPpt hukum acara perdata
Ppt hukum acara perdata
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANAPROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdata
 
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
 
Replik dalam perkara perdata
Replik dalam perkara perdataReplik dalam perkara perdata
Replik dalam perkara perdata
 
Alternatif penyelesaian sengketa
Alternatif penyelesaian sengketaAlternatif penyelesaian sengketa
Alternatif penyelesaian sengketa
 
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
surat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatsurat kuasa tergugat
surat kuasa tergugat
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
Alternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaAlternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian Sengketa
 
Paper Hukum Pembuktian (Hansel)
Paper Hukum Pembuktian (Hansel)Paper Hukum Pembuktian (Hansel)
Paper Hukum Pembuktian (Hansel)
 
Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Metode Alternatif Penyelesaian SengketaMetode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
 
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
eksepsi jawaban
eksepsi jawabaneksepsi jawaban
eksepsi jawaban
 

Similar a Putusan Gugur Fenti

Alat-Alat Bukti Hukum Acara Perdata (1).pptx
Alat-Alat Bukti Hukum Acara Perdata (1).pptxAlat-Alat Bukti Hukum Acara Perdata (1).pptx
Alat-Alat Bukti Hukum Acara Perdata (1).pptx
Zakaria739762
 
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaPembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
ntii_meiian
 
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaPembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
ntii_meiian
 
GUGATAN_dalam_Acara_Perdata.pptx
GUGATAN_dalam_Acara_Perdata.pptxGUGATAN_dalam_Acara_Perdata.pptx
GUGATAN_dalam_Acara_Perdata.pptx
Andi Komara
 
5 hk pembuktianpid
5 hk pembuktianpid5 hk pembuktianpid
5 hk pembuktianpid
Ronalto_Tan
 

Similar a Putusan Gugur Fenti (20)

Alat-Alat Bukti Hukum Acara Perdata (1).pptx
Alat-Alat Bukti Hukum Acara Perdata (1).pptxAlat-Alat Bukti Hukum Acara Perdata (1).pptx
Alat-Alat Bukti Hukum Acara Perdata (1).pptx
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
UAS Hukum Acara Perdata Lanjut (Fenti Anita Sari)
UAS Hukum Acara Perdata Lanjut (Fenti Anita Sari)UAS Hukum Acara Perdata Lanjut (Fenti Anita Sari)
UAS Hukum Acara Perdata Lanjut (Fenti Anita Sari)
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
powerpoint haper eva.pptx
powerpoint haper eva.pptxpowerpoint haper eva.pptx
powerpoint haper eva.pptx
 
Memahami Acara Perdata Dalam Menghadapi Gugatan.pptx
Memahami Acara Perdata Dalam Menghadapi Gugatan.pptxMemahami Acara Perdata Dalam Menghadapi Gugatan.pptx
Memahami Acara Perdata Dalam Menghadapi Gugatan.pptx
 
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaPembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
 
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaPembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
 
GUGATAN_dalam_Acara_Perdata.pptx
GUGATAN_dalam_Acara_Perdata.pptxGUGATAN_dalam_Acara_Perdata.pptx
GUGATAN_dalam_Acara_Perdata.pptx
 
Bab ii perihal
Bab ii perihalBab ii perihal
Bab ii perihal
 
Pembuktian
PembuktianPembuktian
Pembuktian
 
Pembuktian
PembuktianPembuktian
Pembuktian
 
AZAS HUKUM ACARA PERDATA DAN PENANGANAN PERKARA PERDATA.ppt
AZAS HUKUM ACARA PERDATA DAN PENANGANAN PERKARA PERDATA.pptAZAS HUKUM ACARA PERDATA DAN PENANGANAN PERKARA PERDATA.ppt
AZAS HUKUM ACARA PERDATA DAN PENANGANAN PERKARA PERDATA.ppt
 
Pembuktian dan Alat Bukti
Pembuktian dan Alat BuktiPembuktian dan Alat Bukti
Pembuktian dan Alat Bukti
 
5 hk pembuktianpid
5 hk pembuktianpid5 hk pembuktianpid
5 hk pembuktianpid
 
Pembuktian
PembuktianPembuktian
Pembuktian
 
Pembuktian
PembuktianPembuktian
Pembuktian
 
Pembuktian
PembuktianPembuktian
Pembuktian
 
uas hukum acara perdata
 uas hukum acara perdata uas hukum acara perdata
uas hukum acara perdata
 

Más de Fenti Anita Sari

Contoh Kasus Pelanggaran HAM Luar Negeri
Contoh Kasus Pelanggaran HAM Luar NegeriContoh Kasus Pelanggaran HAM Luar Negeri
Contoh Kasus Pelanggaran HAM Luar Negeri
Fenti Anita Sari
 
Makalah Pembentukan PERDA
Makalah Pembentukan PERDA Makalah Pembentukan PERDA
Makalah Pembentukan PERDA
Fenti Anita Sari
 
Hukum Acara Pidana Militer
Hukum Acara Pidana MiliterHukum Acara Pidana Militer
Hukum Acara Pidana Militer
Fenti Anita Sari
 
Makalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negaraMakalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negara
Fenti Anita Sari
 
Hk kontrak II (SYARAT-SYARAT SAHNYA SUATU KONTRAK)
Hk kontrak II (SYARAT-SYARAT SAHNYA SUATU KONTRAK)Hk kontrak II (SYARAT-SYARAT SAHNYA SUATU KONTRAK)
Hk kontrak II (SYARAT-SYARAT SAHNYA SUATU KONTRAK)
Fenti Anita Sari
 
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab KejahatanKriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Fenti Anita Sari
 
New Makalah Keuangan dan Perbankan (Study Lapang Bank BCA Syariah)
New Makalah Keuangan dan Perbankan (Study Lapang Bank BCA Syariah)New Makalah Keuangan dan Perbankan (Study Lapang Bank BCA Syariah)
New Makalah Keuangan dan Perbankan (Study Lapang Bank BCA Syariah)
Fenti Anita Sari
 

Más de Fenti Anita Sari (20)

Contoh Surat Tuntutan
Contoh Surat TuntutanContoh Surat Tuntutan
Contoh Surat Tuntutan
 
Contoh Kasus Pelanggaran HAM Luar Negeri
Contoh Kasus Pelanggaran HAM Luar NegeriContoh Kasus Pelanggaran HAM Luar Negeri
Contoh Kasus Pelanggaran HAM Luar Negeri
 
Perwujudan Keadilan HAM
Perwujudan Keadilan HAMPerwujudan Keadilan HAM
Perwujudan Keadilan HAM
 
UAS Cyber Law (Fenti Anita Sari)
UAS Cyber Law (Fenti Anita Sari)UAS Cyber Law (Fenti Anita Sari)
UAS Cyber Law (Fenti Anita Sari)
 
UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)
UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)
UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)
 
Makalah Pembentukan PERDA
Makalah Pembentukan PERDA Makalah Pembentukan PERDA
Makalah Pembentukan PERDA
 
Makalah Sewa Guna Usaha
Makalah Sewa Guna UsahaMakalah Sewa Guna Usaha
Makalah Sewa Guna Usaha
 
Leasing (Hukum Pembiayaan)
Leasing (Hukum Pembiayaan)Leasing (Hukum Pembiayaan)
Leasing (Hukum Pembiayaan)
 
Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)
Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)
Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)
 
Hukum Acara Pidana Militer
Hukum Acara Pidana MiliterHukum Acara Pidana Militer
Hukum Acara Pidana Militer
 
Makalah Fungsi Etika Profesi Hukum
Makalah Fungsi Etika Profesi HukumMakalah Fungsi Etika Profesi Hukum
Makalah Fungsi Etika Profesi Hukum
 
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
Perjanjian Kerja Waktu TertentuPerjanjian Kerja Waktu Tertentu
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
 
Makalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negaraMakalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negara
 
Hk kontrak II (SYARAT-SYARAT SAHNYA SUATU KONTRAK)
Hk kontrak II (SYARAT-SYARAT SAHNYA SUATU KONTRAK)Hk kontrak II (SYARAT-SYARAT SAHNYA SUATU KONTRAK)
Hk kontrak II (SYARAT-SYARAT SAHNYA SUATU KONTRAK)
 
Hukum Asuransi Individu
Hukum Asuransi IndividuHukum Asuransi Individu
Hukum Asuransi Individu
 
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab KejahatanKriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
 
Proposal PKMK “KEBUNAGA” ( KERUPUK BUAH NAGA )
Proposal PKMK  “KEBUNAGA”  ( KERUPUK BUAH NAGA )Proposal PKMK  “KEBUNAGA”  ( KERUPUK BUAH NAGA )
Proposal PKMK “KEBUNAGA” ( KERUPUK BUAH NAGA )
 
New Makalah Keuangan dan Perbankan (Study Lapang Bank BCA Syariah)
New Makalah Keuangan dan Perbankan (Study Lapang Bank BCA Syariah)New Makalah Keuangan dan Perbankan (Study Lapang Bank BCA Syariah)
New Makalah Keuangan dan Perbankan (Study Lapang Bank BCA Syariah)
 
MAKALAH HUKUM INTERNASIONAL PENYELESAIAN SENGKETA SECARA DAMAI DAN KEKERASAN
MAKALAH HUKUM INTERNASIONAL PENYELESAIAN SENGKETA SECARA DAMAI DAN KEKERASAN MAKALAH HUKUM INTERNASIONAL PENYELESAIAN SENGKETA SECARA DAMAI DAN KEKERASAN
MAKALAH HUKUM INTERNASIONAL PENYELESAIAN SENGKETA SECARA DAMAI DAN KEKERASAN
 
Tugas Dan Wewenang MA, MK, KY Dikaitkan Dengan Undang-Undang Republik Indone...
Tugas Dan Wewenang MA, MK, KY Dikaitkan Dengan  Undang-Undang Republik Indone...Tugas Dan Wewenang MA, MK, KY Dikaitkan Dengan  Undang-Undang Republik Indone...
Tugas Dan Wewenang MA, MK, KY Dikaitkan Dengan Undang-Undang Republik Indone...
 

Último

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 

Último (20)

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 

Putusan Gugur Fenti

  • 1. PUTUSAN GUGUR  Suatu perkara perdata dpt diputus scr : 1. contradictoir (kedua belah pihak hadir di persidangan); atau 2. di luar hadirnya salah 1 pihak yg berperkara. merealisir asas : “audi et alteram partem”  kepentingan kedua pihak harus diperhatikan  Apabila penggugat tdk datang pd hari sidang yg ditetapkan & tdk pula mengirim wakilnya menghadap meski telah dipanggil scr patut o/ Juru Sita, maka dapat dilakukan pemanggilan kedua. (Ps. 126 HIR; Ps. 150 Rv)  Apabila setelah pemanggilan kedua, penggugat/wakilnya tdk hadir sedang tergugat hadir, maka u/ kepentingan tergugat, haruslah dijatuhi putusan. Dalam hal ini gugatan penggugat dinyatakan gugur serta dihukum membayar biaya perkara (Ps. 124 HIR; Ps. 148 Rbg).  Dlm putusan gugur, isi gugatan tdk diperiksa, shg putusan gugur itu tdk mengenai isi gugatan.  Kpd penggugat diberi kesempatan u/ mengajukan gugatan lg dgn membayar biaya perkara.  Apabila penggugat pd hr pertama sidang hadir, tp pd hr sidang berikutnya tdk hadir, mk perkara diperiksa scr contradictoir SLIDE . VERSTEK (PUTUSAN DILUAR HADIR)  Apabila tergugat tdk hadir stl dipanggil scr patut, mk gugatan dikabulkan dgn putusan diluar hadir atau verstek, kecuali kalau gugatan itu melawan hak atau tdk beralasan.  Kapan boleh dijatuhkan putusan verstek ? Ps. 125 HIR; Ps. 149 Rbg  ada 2 pendapat : 1. pd hr sidang pertama; 2. tdk hanya pd hr sidang pertama; Ps. 126 HIR; Ps. 150 Rbg  memberi peluang pemanggilan kedua. “HIR tdk mewajibkan tergugat u/ datang di persidangan.” SLIDE  Putusan verstek tdk berarti selalu dikabulkannya gugatan penggugat. Krn pd hakekatnya lembaga verstek bertujuan merealisir asas “audi et alteram partem”, shg seharusnya scr ex officio hakim harus mempelajari isi gugatan. 1. Jika gugatan tdk bersandarkan hukum, yaitu apabila peristiwa2 sbg dasar tuntutan tdk membenarkan tuntutan, mk gugatan akan dinyatakan tdk diterima. Putusan tdk diterima ini bermaksud menolak gugatan diluar pokok perkara, shg di kmd hr penggugatmasih dpt mengajukan lg gugatannya. 2. Jika gugatan tdk beralasan, yaitu apabila tdk diajukan peristiwa2 yg membenarkan tuntutan, mk gugatan akan ditolak. Penolakan mrpk putusan stl hakim mempertimbangkan pokok perkara, shg tdk terbuka lg kesempatan u/ mengajukan gugatan tsb u/ kedua kalinya kpd hakim yg sama (nebis in idem).
  • 2.  Dlm putusan verstek dimana penggugat dikalahkan, penggugat dpt mengajukan banding.  Dalam putusan verstek, kalau tergugat hadir pd sidang pertama tp tdk hadir pd sidang berikutnya, mk perkaranya diperiksa scr contradictoir. SLIDE PERDAMAIAN  Apabila pd hr sidang pertama kedua belah pihak hadir, mk hakim harus berusaha mendamaikan mereka (Ps. 130 HIR; Ps. 154 Rbg)  Demi perdamaian ini, hakim akan mengundur sidang, & pd hr sidang berikutnya apabila tjd perdamaian, mk harus dinyatakan dlm surat perjanjian dibawah tangan yg ditulis di atas kertas bermeterai. Demikian sbg dasar bg hakim menjatuhkan putusan, yg isinya menghukum kedua belah pihak u/ memenuhi isi perdamaian yg telah dibuat diantara pr pihak.  Apabila tjd perdamaian, mk tdk dimungkinkan u/ dilaksanakan banding.  Usaha perdamaian terbuka sepanjang pemeriksaan di persidangan. SLIDE JAWABAN  Ps. 121 ayat 2 HIR; Ps. 145 ayat 2 Rbg  tergugatdptmenjawab baik scr tertulis maupun lisan.  Bentuk Jawaban : 1. Pengakuan  membenarkan isi gugatan penggugat, baik sebagian maupun seluruhnya. 2. bantahan (verweer)  pd hakekatnya bertujuan agar gugatan penggugatditolak. Bantahan ada 2 macam : a. Tangkisan/Eksepsi  suatu sanggahan / bantahan dr pihak tergugat thd gugatan penggugat yg tdk langsung mengenai pokok perkara, yg berisi tuntutan batalnya gugatan. b. Sangkalan  sanggahan yg berhubungan dgn pokok perkara.  Akibat hukum dr adanya jawaban : penggugattdk diperkenankan mencabutgugatannya, kecuali dgn persetujuan tergugat. SLIDE P E M B U K T I A N A R T I  “Membuktikan” mengandung beberapa pengertian : 1. Dalam arti logis  memberi kepastian yg bersifat mutlak, krn berlaku bagi setiap orang & tdk memungkinkan adanya bukti lawan. 2. Dalam arti konvensionil  memberi kepastian yg bersifat nisbi/relatif, baik berdasarkan perasaan belaka maupun pertimbangan akal. 3. Dalam hukum acara perdata mempunyai arti yuridis  memberi dasar-dasar yg cukup kpd hakim yg memeriksa perkara guna memberi kepastian ttg kebenaran peristiwa yg diajukan  hanya berlaku bagi pihak-pihak yg berperkara atau yg memperoleh hak dari mereka  tdk menuju kpd kebenaran mutlak  mrpk pembuktian historis
  • 3. SLIDE T U J U A N  Tujuan Pembuktian  putusan hakim yg didasarkan atas pembuktian tsb SLIDE BEBAN PEMBUKTIAN  Hakim membebani para pihak dengan pembuktian (bewijs last, burden of proof)  Asas pembagian beban pembuktian  “barang siapa yg mengaku mempunyai hak atau yg mendasarkan pada suatu peristiwa u/ menguatkan haknya itu atau u/ menyangkal hak orang lain, harus membuktikan adanya hak atau peristiwa itu”  Ps. 163 HIR (Ps. 283 Rbg, Ps. 1865 BW) artinya : baik penggugat maupun tergugat dpt dibebani dgn pembuktian, terutama penggugat wajib membuktikan peristiwa yg diajukannya, sedang tergugat berkewajiban membuktikan bantahannya. SLIDE ALAT – ALAT BUKTI  Paton  alat bukti dapat bersifat oral, documentary atau material dan Demonstrative evidence.  Macam-macam alat bukti dalam hukum acara perdata (Ps. 164 HIR, 284 Rbg, 1866 BW), a.l. : 1. Alat Bukti Tertulis 2. Saksi-saksi 3. Persangkaan 4. Pengakuan (Bekentenis Confession) 5. Sumpah Alat bukti lain : 6. Pemeriksaan setempat (descente) 7. Keterangan Ahli (Expertise) SLIDE Alat Bukti Tertulis  Dasar hukum : Ps. 138, 165, 167 HIR; Ps. 164, 285 – 305 Rbg; S 1867 no. 29; Ps. 1867 – 1894 KUHPerdata; Ps. 138 – 147 Rv.  Alat bukti tertulis  surat
  • 4. SLIDE Saksi-saksi  Dasar Hukum : Ps. 139-152, 168-172 HIR; Ps. 165-179 Rbg; Ps. 1895, 1902-1912 BW  Kesaksian adalah kepastian yg diberikan kpd hakim di persidangan tentang peristiwa yg disengketakan dgn jalan pemberitahuan secara lisan & pribadi o/ orang yg bukan salah 1 pihak dlm perkara, yg dipanggil di persidangan  Ps. 139 HIR, 165 Rbg, 1909 BW  setiap orang yg bukan salah 1 pihak dapat bertindak sbg saksi, kecuali : I. segolongan orang yg dianggap tdk mampu bertindak sbg saksi : a. tidak mampu secara mutlak (absolut) 1. keluarga sedara & keluarga semenda menurut keturunan yg lurus dr salah 1 pihak  Ps. 145 (1) sub 1 HIR, 172 (1) Sub 1 Rbg, 1910 alinea 1 BW 2. suami/istri salah 1 pihak, meski sudah cerai  Ps. 145 (1) sub 2 HIR, 172 (1) Sub 3 Rbg, 1910 alinea 1 BW b. tidak mampu secara nisbi (relatif) 1. anak-anak dibawah 15 th  Ps. 145 (1) sub 3 jo. (4) HIR, 172 (1) Sub 4 jo. 173 Rbg, 1912 BW 2. orang gila  Ps. 145 (1) sub 4 HIR, 172 (1) Sub 5 Rbg, 1912 BW II. Segolongan orang yg a/ permintaan mereka sendiri dibebaskan memberi kesaksian  hak ingkar (verschoningsrecht)  Ps. 146 HIR, 174 Rbg, 1909 alinea 2 BW : a. saudara pa & pi serta ipar pa & pi dr salah 1 pihak b. keluarga sedarah menurut keturunan yg lurus & saudara pa & pi dr suami/istri salah 1 pihak c. semua orang yg krn martabat, jabatan/hubungan kerja yg sah wajib mempunyai rahasia sehubungan dgn martabat, jabatan/hubungan kerja yg sah itu  Ps. 169 HIR, 306 Rbg, 1905 BW  azas “unus testis nullus testis”  satu saksi bukan saksi  Ps. 171 (2) HIR, 308 (2) Rbg, 1907 BW  keterangan yg diberikan o/ saksi harus tentang peristiwa atau kejadian yg dialaminya sendiri  Kewajiban seorang saksi : menghadap, bersumpah, memberi keterangan  Sifat kesaksian sbg alat bukti : tidak memaksa
  • 5. SLIDE Persangkaan  Dasar Hukum : Ps. 164, 173 HIR; Ps. 284, 310 Rbg; Ps. 1866, 1915 - 1922 KUHPerdata.  Pasal 1915 KUHPerdata  Persangkaan ialah kesimpulan yang oleh undang-undang atau oleh Hakim ditarik dari suatu peristiwa yang diketahui umum ke arah suatu peristiwa yang tidak diketahui umum. Ada dua persangkaan, yaitu persangkaan yang berdasarkan undang-undang dan persangkaan yang tidak berdasarkan undang-undang.  Ps. 173 HIR (Ps. 310 Rbg)  hanya mengatur persangkaan yg didasarkan a/ kenyataan atau praesumptiones facti (feitelijke atau rechterlijke vermoedens). SLIDE Persangkaan  Dasar Hukum : Ps. 164, 173 HIR; Ps. 284, 310 Rbg; Ps. 1866, 1915 - 1922 KUHPerdata.  Pasal 1915 KUHPerdata  Persangkaan ialah kesimpulan yang oleh undang-undang atau oleh Hakim ditarik dari suatu peristiwa yang diketahui umum ke arah suatu peristiwa yang tidak diketahui umum. Ada dua persangkaan, yaitu persangkaan yang berdasarkan undang-undang dan persangkaan yang tidak berdasarkan undang-undang.  Ps. 173 HIR (Ps. 310 Rbg)  hanya mengatur persangkaan yg didasarkan a/ kenyataan atau praesumptiones facti (feitelijke atau rechterlijke vermoedens). SLIDE Pengakuan (Bekentenis Confession)  Dasar hukum : HIR (Ps. 174, 175, 176), Rbg (Ps. 311, 312, 313), BW (Ps. 1923 – 1928).  Pengakuan mrpk keterangan yg membenarkan peristiwa, hak atau hubungan hukum yg diajukan o/ lawan.  Ps. 1923 BW membedakan antara pengakuan yg diberikan di muka hakim di persidangan (Ps. 174 HIR, 311 Rbg, 1925 & 1926 BW) & pengakuan yg diberikan di luar persidangan (Ps. 175 HIR, 312 Rbg, 1927 & 1928 BW).  Ps. 176 HIR, Ps. 313 Rbg, Ps. 1924 BW  pengakuan tdk boleh dipisah-pisahkan (onsplitsbare aveu).  Ilmu pengetahuan membagi pengakuan mjd 3 : 1. Pengakuan murni (aveu pur et-simple), ialah pengakuan yg sifatnya sederhana & sesuai sepenuhnya dgn tuntutan pihak lawan. 2. Pengakuan dgn kualifikasi (gequalificeerde bekentenis, aveu qualifie), ialah pengakuan yg disertai dgn sangkalan thd sebagian dr tuntutan. 3. Pengakuan dgn klausula (geclausuleerde bekentenis, aveu complexe), ialah suatu pengakuan yg disertai dgn keterangan tambahan yg bersifat membebaskan. Pengakuan dgn kualifikasi maupun dgn klausula harus diterima dgn bulat & tdk boleh dipisah-pisahkan dr keterangan tambahannya  onsplitsbare aveu.
  • 6. SLIDE  Pengakuan yg diberikan di muka hakim di persidangan (gerechtelijke bekentenis), mrpk keterangan sepihak, baik tertulis maupun lisan yg tegas & dinyatakan o/ salah 1 pihak dalam perkara di persidangan, yg membenarkan baik seluruhnya atau sebagian dr suatu peristiwa, hak atau hubungan hukum yg diajukan o/ lawannya, yg mengakibatkan pemeriksaan lebih lanjut o/ hakim mjd tidak diperlukan.  Ps. 1926 BW  pengakuan yg diberikan di muka hakim di persidangan tidak dapat ditarik kembali, kecuali apabila terbukti bahwa pengakuan itu adalah akibat dr suatu kesesatan atau kekeliruan. SLIDE  Pengakuan yg diberikan di luar persidangan adalah keterangan yg diberikan o/ salah 1 pihak dlm suatu perkara perdata di luar persidangan u/ membenarkan pernyataan- pernyataan yg diberikan o/ lawannya.  Pengakuan yg diberikan di luar persidangan : 1. Lisan  kekuatan pembuktian diserahkan pd pertimbangan hakim  bukan mrpk alat bukti  masih harus dibuktikan di persidangan 2. Tertulis  kekuatan pembuktiannya bebas  mrpk alat bukti disamping alat bukti tertulis  Pengakuan yg diberikan di luar persidangan dapat ditarik kembali. SLIDE Sumpah  Dasar hukum : HIR (Ps. 155-158, 177), Rbg (Ps.182-185, 314), BW (Ps. 1929 -1945)  HIR mengenal 3 macam sumpah sebagai alat bukti : 1. Sumpah penambah/pelengkap (suppletoir) 2. Sumpah penaksiran (aestimatoir, schattingseed) 3. Sumpah pemutus (decisoir) SLIDE  Dasar hukum : Ps. 155 HIR, 182 Rbg, 1940 BW  Sumpah penambah/pelengkap (suppletoir) adalah sumpah yg diperintahkan o/ hakim krn jabatannya kpd salah 1 pihak u/ melengkapi pembuktian peristiwa yg menjadi sengketa sbg dasar putusannya  Syarat : harus ada pembuktian permulaan yg lengkap terlebih dahulu  Kekuatan pembuktian : bersifat sempurna & masih memungkinkan pembuktian lawan  Tujuan : u/ menyelesaikan perkara, sehingga dgn telah dilakukannya sumpah, maka pemeriksaan perkara dianggap selesai & hakim tinggal menjatuhkan putusannya SLIDE  Dasar hukum : Ps. 155 HIR, Ps. 182 Rbg, Ps. 1940 BW  Sumpah penaksiran (aestimatoir, schattingseed) adalah sumpah yg diperintahkan o/ hakim karena jabatannya kpd penggugat u/ menentukan jumlah uang ganti kerugian, demikian apabila penggugat telah dapat membuktikan haknya a/ ganti kerugian itu serta jumlahnya
  • 7. masih belum pasti & tdk ada cara lain u/ menentukan jumlah ganti kerugian tsb kecuali dgn taksiran  Kekuatan pembuktian : bersifat sempurna & masih memungkinkan pembuktian lawan SLIDE  Dasar hukum : Ps. 156 HIR, Ps. 183 Rbg, Ps. 1930 BW  Sumpah pemutus (decisoir) adalah sumpah yg dibebankan atas permintaan salah 1 pihak kpd lawannya u/ memutuskan persoalan, menentukan siapa yg harus dikalahkan & siapa yg harus dimenangkan  Tidak memerlukan pembuktian permulaan terlebih dahulu, sehingga dapat dilakukan setiap saat selama pemeriksaan di persidangan  Tujuan : u/ menyelesaikan perkara, sehingga dgn telah dilakukannya sumpah, maka pemeriksaan perkara dianggap selesai & hakim tinggal menjatuhkan putusannya SLIDE  Dasar hukum : Ps. 155 HIR, Ps. 182 Rbg, Ps. 1940 BW  Sumpah penaksiran (aestimatoir, schattingseed) adalah sumpah yg diperintahkan o/ hakim karena jabatannya kpd penggugat u/ menentukan jumlah uang ganti kerugian, demikian apabila penggugat telah dapat membuktikan haknya a/ ganti kerugian itu serta jumlahnya masih belum pasti & tdk ada cara lain u/ menentukan jumlah ganti kerugian tsb kecuali dgn taksiran  Kekuatan pembuktian : bersifat sempurna & masih memungkinkan pembuktian lawan  Dasar hukum : Ps. 156 HIR, Ps. 183 Rbg, Ps. 1930 BW  Sumpah pemutus (decisoir) adalah sumpah yg dibebankan atas permintaan salah 1 pihak kpd lawannya u/ memutuskan persoalan, menentukan siapa yg harus dikalahkan & siapa yg harus dimenangkan  Tidak memerlukan pembuktian permulaan terlebih dahulu, sehingga dapat dilakukan setiap saat selama pemeriksaan di persidangan  Tujuan : u/ menyelesaikan perkara, sehingga dgn telah dilakukannya sumpah, maka pemeriksaan perkara dianggap selesai & hakim tinggal menjatuhkan putusannya SLIDE  Pemeriksaan setempat (descente) adalah pemeriksaan mengenai perkara o/ hakim karena jabatannya yg dilakukan diluar gedung atau tempat kedudukan pengadilan, agar hakim dengan melihat sendiri memperoleh gambaran atau keterangan yg memberi kepastian ttg peristiwa yg menjadi sengketa.  Yang diperiksa adalah barang tetap, karena tidak bisa dibawa/diajukan di persidangan yg berlangsung di gedung pengadilan, misal : pemeriksaan letak gedung, batas tanah  Dasar hukum : Ps. 153 HIR  Kekuatan pembuktian diserahkan kpd pertimbangan hakim.
  • 8. SLIDE Keterangan Ahli (Expertise)  Keterangan ahli adalah keterangan pihak ke 3 yg obyektif dan bertujuan u/ membantu hakim dalam pemeriksaan guna menambah pengetahuan hakim sendiri.  Dasar hukum : Ps. 154 HIR (Ps. 181 Rbg, 215 Rv) Ps. 154 HIR tdk menegaskan apa & siapa ahli itu  Ahli diangkat o/ hakim selama pemeriksaan berlangsung.  Ahli wajib disumpah u/ menjamin obyektivitas keterangannya.  Ahli dapat menunjuk ahli lain sbg gantinya atau hakim dapat mengangkat seorang ahli secara ex officio  Ps. 222 Rv  Seorang ahli yg telah disumpah u/ memberikan pendapatnya kmd tdk memenuhi kewajibannya dapat dihukum u/ mengganti kerugian  Ps. 225 Rv SLIDE  Perbedaan antara saksi dengan ahli : S A K S I A H L I Kedudukannya tidak dapat diganti dgn saksi lain Kedudukannya dapat diganti dgn ahli lain Satu saksi bukan saksi Satu ahli cukup u/ didengar mengenai satu peristiwa Tidak diperlukan mempunyai keahlian Mempunyai keahlian ttt yg berhubungan dgn peristiwa yg disengketakan Saksi memberi keterangan yg dialaminya sendiri sebelum terjadi proses Ahli memberi pendapat/kesimpulan ttg peristiwa yg disengketakan selama terjadinya proses Saksi harus memberikan keterangan secara lisan, keterangan saksi yg tertulis mrpk alat bukti yg tertulis Keterangan ahli yg tertulis tidak termasuk dalam alat bukti tertulis
  • 9. Hakim terikat u/ mendengarkan keterangan saksi Hakim bebas u/ mendengar atau tidak SLIDE P U T U S A N Definisi Putusan  Putusan Hakim adalah suatu pernyataan yg o/ hakim, sbg pejabatnegara yg diberi wewenang u/ itu, diucapkan di persidangan & bertujuan u/ mengakhiri atau menyelesaikan suatu perkara atau sengketa antara para pihak. (Sudikno Mertokusumo)  Putusan ≠ Penetapan Putusan  penyelesaian perkara dalam peradilan contentius Penetapan  penyelesaian perkara dalam peradilan voluntair SLIDE Jenis – jenis Putusan  Ps. 185 ayat 1 HIR (Ps. 196 ayat 1 Rbg), jenis – jenis putusan : 1. Putusan akhir adalah putusan yg mengakhiri suatu sengketa atau perkara dalam suatu tingkatan peradilan ttt. 2. Putusan yg bukan putusan akhir/putusan sela/putusan antara adalah putusan yg fungsinya tdk lain u/ memperlancar pemeriksaan perkara. SLIDE Putusan Akhir  Jenis – jenisnya : 1. Putusan Condemnatoir adalah putusan yg bersifat menghukum pihak yg dikalahkan u/ memenuhi prestasi. 2. Putusan Constitutif adalah putusan yg meniadakan atau menciptakan suatu kedaan hukum, misal : pemutusan perkawinan, pengangkatan wali, pemberian pengampuan, pernyataan pailit, pemutusan perjanjian, dsb. 3. Putusan Declaratoir adalah putusan yg isinya bersifat menerangkan atau menyatakan apa yg sah, misal : putusan dalam sengketa mengenai anak sah.  Pd hakekatnya semua putusan baik condemnatoir maupun constitutif bersifat declaratoir.  SLIDE Putusan yg Bukan Putusan Akhir/Putusan Sela/Putusan Antara  Putusan sela tetap harus diucapkan di dalam persidangan tdk dibuatscr terpisah, tetapi ditulis dlm berita acara persidangan. (Ps. 185 ayat 1 HIR; Ps. 196 ayat 1 Rbg)  Putusan sela hanya dapatdimintakan banding bersama-sama dengan permintaan banding thd putusan akhir.
  • 10. (Ps. 190 ayat 1 HIR; Ps. 201 ayat 1 Rbg) SLIDE  Jenis – jenis Putusan Sela/Putusan Antara : 1. Putusan Praeparatoir adalah putusan sbg persiapan putusan akhir, tanpa mempunyai pengaruh a/ pokok perkara atau putusan akhir, misal : putusan u/ menggabungkan 2 perkara, putusan u/ menolak diundurkannya pemeriksaan saksi. 2. Putusan Interlocutoir adalah putusan yg isinya memerintahkan pembuktian, misal : putusan ini dptmempengaruhi putusan akhir, misal : putusan u/ dilaksanakannya pemeriksaan saksi atau pemeriksaan setempat(rekonstruksi). 3. Putusan Insidentil adalah putusan yg berhubungan dgn insident, yaitu peristiwa yg menghentikan prosedur peradilan biasa. Putusan ini belum berhubungan dgn pokok perkara. 4. Putusan Provisionil adalah putusan yg menjawab tuntutan provisionil, yaitu permintaan pihak ybs agar sementara diadakan tindakan pendahuluan guna kepentingan salah 1 pihak, sebelum putusan akhir dijatuhkan.