SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 57
Geologi & Geoarkeologi
Provinsi Nusa Tenggara Barat
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
MUSEUM NEGERI NUSA TENGGARA BARAT
Mataram, 4 November 2022
Oleh:
R. Ferro Aviyanto, ST, MSc
Acara: Kuliah di Musium Negeri Nusa Tenggara Barat
BIOGRAFI : R. FERRO AVIYANTO, ST, MSc
 Pendidikan:
1. S1 – (ST) Teknik Geologi UGM, Yogyakarta: 1999
2. S2 – (MSc) Groundwater Hydrology - Hydrogeology
Flinders University, Adelaide, South Australia: 2007
 Pengalaman Mengajar:
1. Univ. Muhammadiyah, D3-T. Pertambangan : 2001 – 2009
2. Univ. Nusa Tenggara Barat, D3-T. Pertambangan : 2001 – 2004
3. Universitas Mataram, D3-Pariwisata: 2003 – 2004
 Tugas Saat Ini: Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Prov. NTB
 Aktivitas lain: Konsultan Hidrogeologi – Air Tanah
Alur Pemaparan:
 Pengertian Geoarkeologi (geoarchaeology) – Geologi Arkeologi (archeogeology)
 Hukum Dasar Geologi untuk Arkeologi
 Mineral dan Batuan
 Eksplorasi Geofisika Kepurbukalaan (archeo-geophysics)
 Geologi Nusa Tenggara Barat
 Diskusi
Fosil Ammonite, Kuta, Lombok Tengah
Pengertian Geoarkeologi
(Geoarchaeology)
dan
Geologi Arkeologi
(Geology Archaeology)
Geoarkeologi (Geoarchaeology)
• Geoarkeologi merupakan bagian dari arkeologi yang menggunakan teknik dan
bidang perhatian geologi serta ilmu bumi lainnya untuk menguji topik yang
memberikan pemikiran dan pengetahuan arkeologi
• Ahli geoarkeologi mempelajari proses fisik alami yang mepengaruhi lokasi
arkeologi seperti geomorfologi, pembentukan lokasi selama proses geologi dan
efek terhadap tempat yang terkubur serta artefak yang telah terkubur
• Pekerjaan ahli geoarkeologi sering kali memerlukan penelitian tanah dan sedimen
seperti juga konsep geologi lainnya untuk menghasilkan suatu penelitian arkeologi
Geologi arkeologi (Archaeogeology)
 Geologi arkeologi (istilah yang dicetuskan oleh Werner Kasig, 1980), merupakan bagian dari
geologi yang menekankan nilai dari penyusun bumi untuk kehidupan manusia.
 Geologi adalah salah satu cabang ilmu kebumian yang mempelajari tentang Bumi dan segala isi
di dalamnya. Kajian di dalam geologi meliputi sejarah terbentuknya Bumi beserta dengan bahan,
struktur dan proses yang menyertainya. Ruang lingkup objek kajian geologi mulai dari sesuatu
yang sekecil atom hingga sesuatu yang sebesar benua atau samudra. Pengetahuan geologi
digunakan untuk memenuhi berbagai keperluan rumah tangga, konstruksi bangunan,
pertambangan hingga rekayasa.
 Arkeologi atau ilmu kepurbakalaan adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan umat (manusia)
masa lalu melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan. Kajian sistematis
meliputi penemuan, dokumentasi, analisis, nilai-nilai budaya, norma, kebiasaan, hukum adat dan
interpretasi data berupa artefak (budaya bendawi, seperti kapak batu dan bangunan candi) dan
ekofak (benda lingkungan, seperti batuan, rupa muka bumi, dan fosil) maupun fitur (artefaktual
yang tidak dapat dilepaskan dari tempatnya (situs arkeologi). Teknik penelitian yang khas adalah
penggalian (ekskavasi) arkeologis, meskipun teknik survei masih dilakukan.
• The geological application in the study of human life
history over the time is the subject of geo-archaeology and
archaeo-geology which is claimed as a part of
Archaeology and Geology respectively.
• But, based on the scientific aspects regardless of the body
of science, both of them are not different at all. So, geo-
archaeology or archeo-geology is the application of
geology including geophysics, geochemistry,
geomorphology, paleontology and so on in reconstructing
the history of mankind over the time.
• Thus, the subject or focus of study is the history of man in
space and time. This study do not belong to the science of
Archeology or Geology but other branch of sciences have
the right and opportunity to contribute their opinion.
Geo-archaeology versus Archaeo-geology
Hukum Dasar Geologi
untuk Arkeologi
Hukum Dasar Geologi untuk Arkeologi
1. Horizontalitas (Horizontality) (Nicholas Steno, 1669):
Pada dasarnya kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan dalam kondisi
normal adalah mendekati horisontal, kecuali pada tepi cekungan memiliki sudut
kemiringan asli (initial-dip) karena dasar cekungannya yang memang menyudut. Jadi
jika ada suatu lapisan yang tidak mendekati horizontal maka lapisan tersebut telah
mengalami gaya deformasi setelah pengendapannya.
2. Superposisi (Superposition) (Nicholas Steno, 1669):
Dalam kondisi normal (belum terkena gaya deformasi atau intrusi), perlapisan
suatu batuan yang berada dibawah berumur lebih tua dari pada lapisan batuan
yang berada diatasnya.
3. Kesinambungan Lateral (Lateral Continuity) (Nicholas Steno, 1669):
Pelamparan suatu lapisan sedimen akan menerus sepanjang jurus
perlapisannya. Pada dasarnya suatu lapisan sedimen diendapkan secara
menerus sampai batas cekungannya walaupun setelah itu terkena gaya
deformasi atau tererosi.
4 Keseragaman (Uniformitarianism):
Artinya, gaya-gaya dan proses-proses yang membentuk permukaan bumi seperti
yang kita amati saat ini telah berlangsung sejak terbentuknya bumi (James
Hutton, 1795). Doktrin ini lebih terkenal sebagai “The present is the key to the
past” yang mengartikan bahwa kejadian geologi pada masa kini bisa digunakan
untuk mengetahui kejadian geologi pada masa lampau.
Contoh:
Bila saat ini ikan hidupnya di air, maka pada masa lampau ikan juga hidup di air.
Jadi bila ditemukan fosil ikan yang berada di atas pegunungan maka ini berarti
dulu pegunungan itu merupakan bagian dari lingkungan air (mungkin laut) yang
kemudian terangkat menjadi bagian pegunungan.
5. Hubungan Potong Memotong (Cross-cutting relationships):
Hubungan yang menjelaskan mengenai suatu lapisan batuan yang
dipotong/diterobos oleh batuan lainnya, dimana batuan yang dipotong/diterobos
terbentuk lebih dahulu dibandingkan dengan batuan yang menerobos dan
lapisan batuan yang menerobos berumur lebih muda dari batuan yang
diterobos.
6. Principle of Faunal Succession (Abble Giraud-Soulavie, 1778):
Sederhananya dapat dikatakan bahwa pada setiap lapisan sedimen yang memiliki
beda umur geologi maka akan ditemukan fosil yang berbeda juga. Fosil yang
hidup pada masa sebelumnya akan tertindih dengan fosil yang muncul
sesudahnya, dengan kenampakan fisik yang berbeda. Perbedaan fosil ini bisa
dijadikan sebagai pembatas satuan formasi dalam lithostratigrafi atau dalam
koreksi stratigrafi.
7. Strata Identified by Fossils (Smith, 1816):
Setiap lapisan batuan dapat dibedakan dari
kandungan fosil yang terdapat pada setiap
lapisan tersebut.
8. Sedimentary Facies (Sellay, 1978):
Suatu kelompok litologi dengan ciri-ciri yang
khas yang merupakan hasil dari suatu
lingkungan pengendapan tertentu baik aspek
fisik, kimia, atau biologi suatu endapan dalam
kesatuan waktu. Dua batuan yang di endapkan
pada satu waktu di katakan beda fasies apabila
berbeda fisik, kimia, biologi.
9. Law of Inclusion:
Inklusi terjadi bila magma bergerak keatas menembus kerak,
menelan fragmen-fragmen besar disekitarnya yang tetap
sebagai inklusi asing yang tidak meleleh. Jadi jika ada
fragmen batuan yang terinklusi dalam suatu perlapisan
batuan, maka perlapisan batuan itu terbentuk setelah
fragmen batuan. Dengan kata lain batuan/lapisan batuan
yang mengandung fragmen inklusi, lebih muda dari
batuan/lapisan batuan yang menghasilkan fragmen tersebut.
Xenolith
Xenolith
A. Keselarasan (Conformity):
Hubungan antara satu lapisan batuan dengan
lapisan batuan lainnya yang berada diatas
atau dibawahnya yang menerus. Secara
umum di lapangan ditunjukkan dengan
kedudukan lapisan (strike/dip) yang sama
atau hampir sama dan tidak terdapat bidang
erosional yang menandakan bahwa tidak
adanya selang waktu (rumpang waktu)
pengendapan. Bisa juga jika melakukan
dating atau analisa fosil di laboratorium
didapatkan umur yang kontinyu.
10. Keselarasan (Conformity) dan Ketidakselarasan (Unconformity)
Conformity
B. Ketidakselarasan (Unconformity):
Hubungan antara satu lapisan batuan dengan lapisan batuan lainnya yang berada di
atas atau dibawahnya yang tidak menerus, hal ini disebabkan oleh adanya rumpang
waktu pengendapan. Dalam geologi dikenal 4 jenis ketidakselarasan, yaitu:
 Angular unconformity: Hubungan antara satu lapisan batuan dengan lapisan
batuan lainnya ditandai dengan hubungan/kontak yang membentuk sudut.
 Disconformity: Hubungan antara lapisan batuan sedimen dengan lapisan batuan
sedimen lainnya dibatasi oleh bidang erosional yang menandakan adanya selang
waktu dimana tidak terjadi pengendapan.
 Non-conformity: Hubungan antara lapisan batuan sedimen dengan satuan batuan
beku atau metamorf. Biasanya batuan beku/metamorf yang menjadi basement dan
batuan sedimen berada diatasnya.
 Paraconformity: Hubungan dua lapisan batuan yang sama dimana bidang
erosional sejajar dengan bidang perlapisan atau malah tidak terdapat batas bidang
erosionalnya.
Angular Unconformity
Angular unconformity
Non Conformity
Disconformity
Paraconcormity
MINERAL DAN BATUAN
Skala Mohs
Skala Mohs adalah skala yang
digunakan untuk mengukur kekerasan
suatu mineral dengan jalan
membandingkannya dengan mineral
lain. Skala Mohs ditemukan pertama
kali oleh ilmuwan Jerman, Friedrich
Mohs pada tahun 1812. Pada waktu
itu, sang geologis membagi kekerasan
suatu mineral menjadi 10 tingkatan,
dengan jalan mencari bahan terkeras
yang dapat digores oleh bahan yang
diukur, dan/atau bahan terlunak yang
dapat menggores bahan yang diukur.
Maka terciptalah skala Mohs yang kita
gunakan sekarang.
MINERAL : menurut ilmu geologi, mineral adalah padatan senyawa kimia yang
homogen, anorganik, dan memiliki sistem kristal tertentu serta terbentuk secara
alamiah. Yang organik tidak termasuk mineral contohnya batubara.
BATUAN : Kulit luar bumi (kerak bumi) tersusun oleh zat padat, merupakan
kumpulan dari beberapa jenis mineral atau satu jenis mineral (mono mineral)
yang terbentuk secara alamiah. Batuan menurut genesanya dikelompokkan
menjadi 3, yaitu:
 Batuan Beku (Igneous Rock)
 Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)
 Batuan Metamorf (Metamorphic Rock)
Batuan beku merupakan batuan yang
terbentuk karena proses
pembentukannya terjadi dari magma
yang telah mengalami pendinginan atau
pembekuan. Umumnya batuan ini berada
di dalam kerak bumi.
Hingga kini setidaknya sudah terdapat
700 jenis batuan beku yang
terindentifikasi.
BATUAN BEKU (IGNEOUS ROCK) :
Merupakan batuan yang tersusun oleh
partikel-partikel yang berasal dari
rombakan batuan yang telah ada
sebelumnya dan kemudian diangkut serta
diendapkan oleh media air, angin atau es.
Hasil dari proses pelapukan dan erosi
tersebut mengendap di dalam cekungan
dan menjadi satu. Seiring berjalannya
waktu, kumpulan endapan tersebut
menjadi sebuah batu yang baru.
BATUAN SEDIMEN (SEDIMENTARY ROCK) :
Merupakan batuan yang mengalami
ubahan sifat fisik, dan sistem kristalnya,
berasal dari batuan batuan yang telah
ada sebelumnya hingga menjadi bentuk
baru karena proses tekanan dan
temperatur tinggi selama kurun waktu
geologi tertentu.
Batuan metamorf atau malihan
merupakan jenis batuan yang berasal
dari batuan sedimen dan batuan beku.
Batuan ini merupakan hasil transformasi
dari suatu tipe batuan yang sudah ada
sebelumnya, atau biasa disebut dengan
metamorfosis.
BATUAN METAMORF (METAMORPHIC ROCK) :
SIKLUS BATUAN
Eksplorasi geofisika kepurbukalaan
(archaeo-geophysics)
Metode Geofisika yang populer digunakan untuk tujuan identifikasi
kepurbakalaan (archeo-geophysics)
Resistivity Survey
(geolistrik)
Magnetometer Survey
GPR (Ground Penetrating
Radar) Survey
Seringkali beberapa metode digunakan secara bersamaan
untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal
Alternative penelitian arkeologi dengan alat sederhana
Resistivity Meter DY-4300 oleh Prof. Charles T Young
Di pasar online
dijual dengan
harga sekitar 2
jutaan
Dengan
konfigurasi
Wenner
GPR: Ground Penetrating Radar,
Penelitian Situs Gunung Padang, Jawa Barat
https://www.slideshare.net/erickridzky/gunung-padang-case-studythe-prehistoric
Geolistrik 2 Dimensi – Penelitian Situs Gunung Padang, Jawa Barat
https://www.slideshare.net/erickri
dzky/gunung-padang-case-
studythe-prehistoric
https://www.slideshare.net/erickridzky/gunung-padang-case-studythe-prehistoric
Geologi Nusa Tenggara Barat
Peta Geologi Pulau Lombok : Andi S Mangga, 1994 Sumber: DESDM NTB
Sumber: DESDM NTB
Sumber: DESDM NTB
https://geoportal.esdm.go.id/geologi/
https://onemap.esdm.go.id/map/geologi.html
Aplikasi Peta Online dari ESDM One Map
Sumber: DESDM NTB
Sumber: DESDM NTB
Patahan Busur Belakang (kerawanan dari utara)
Subduksi Lempeng (kerawanan dari selatan)
Terdapat 3 Gunung Api Aktif
Gunung Samalas/Rinjani (tahun 1257) dan Gunung Tambora (tahun 1815)
tercatat pernah meletus dengan sangat dahsyat dan menggemparkan dunia
PROSES PEMBANTUKAN GUNUNG API
Rekonstruksi Gunung samalas
Menurut Ir. Heryadi Rachmat, MM, Ketua Tim
Geosains Evolusi Gunung Rinjani, berdasarkan
skala Volcano Explositivy Index (VEI), besarnya
letusan Samalas 8 kali lebih dahsyat dibanding
letusan Gunung Krakatau dan 2 kali lebih besar
ketimbang letusan Gunung Tambora di Pulau
Sumbawa (Provinsi NTB).
Sumber: Tribun-Bali.com
Rekonstruksi Gunung Samalas
Sejak Lavigne menemukan
bahwa Samalas meletus
pada 1257, maka
Samalas dianggap
menjadi penyebab
timbulnya krisis global
yang terjadi ketika itu,
khususnya di Eropa Barat.
Dampak global letusan
Samalas 1257 mulai
terasa pada 1258 hingga
1259 di Eropa Barat
Krisis yang terjadi antara
lain berupa gagal panen,
kelaparan, hujan hampir
sepanjang tahun, dan
gangguan cuaca lainnya.
Sumber: Dongeng Geologi
GPR Ground Penetrating Radar
Tanggal 05 April 1815, gunung Tambora meletus dan mengakibatkan ribuan orang
meninggal dunia. Bahkan letusannya juga melahirkan gelombang tsunami besar di kala itu.
Sumber: Dongeng Geologi
Kegiatan Pengeboran inti (core)
Analisis sample core batuan dari pengeboran
Lokasi: Eksplorasi PT Bintang Bulaeng Perkasa
Quiz:
Urutkan urutan batuan (A, B, C dan D) dan struktur sesar (E) dari
yang paling tua ke yang paling muda:
Jawab : C, B, A, D, E
TERIMA KASIH
Lokasi: Cascada Villa, Selong Belanak

Más contenido relacionado

Similar a Presentasi Geoarkeologi: Kuliah di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat

Analisa patahan lembang
Analisa patahan lembangAnalisa patahan lembang
Analisa patahan lembangAwang Deswari
 
Kemas & eclogite #GEOLOGI
Kemas & eclogite #GEOLOGI Kemas & eclogite #GEOLOGI
Kemas & eclogite #GEOLOGI fikrul islamy
 
Jurnal fasies gunung api dan aplikasinya
Jurnal fasies gunung api dan aplikasinyaJurnal fasies gunung api dan aplikasinya
Jurnal fasies gunung api dan aplikasinyaIpung Noor
 
Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional 'Oke Aflatun'
 
Struktur Geology Unconformity
Struktur Geology UnconformityStruktur Geology Unconformity
Struktur Geology UnconformityIpung Noor
 
Makalah seminar fisika seismik refraksi
Makalah seminar fisika seismik refraksiMakalah seminar fisika seismik refraksi
Makalah seminar fisika seismik refraksiSulistiyo Wibowo
 
Wandia Mellani Trihapsari_427566_Tugas Essay Topik TI1 dan TI2.pdf
Wandia Mellani Trihapsari_427566_Tugas Essay Topik TI1 dan TI2.pdfWandia Mellani Trihapsari_427566_Tugas Essay Topik TI1 dan TI2.pdf
Wandia Mellani Trihapsari_427566_Tugas Essay Topik TI1 dan TI2.pdfWandiaMellaniTrihaps
 
Geodinamika - 1: Tujuan & Ruang Lingkup serta Teori Dinamika Bumi Dampak terh...
Geodinamika - 1: Tujuan & Ruang Lingkup serta Teori Dinamika Bumi Dampak terh...Geodinamika - 1: Tujuan & Ruang Lingkup serta Teori Dinamika Bumi Dampak terh...
Geodinamika - 1: Tujuan & Ruang Lingkup serta Teori Dinamika Bumi Dampak terh...Wildan Maulana
 
BAHAN KULIAH 2 GL Kelas B.pptx
BAHAN KULIAH 2 GL Kelas B.pptxBAHAN KULIAH 2 GL Kelas B.pptx
BAHAN KULIAH 2 GL Kelas B.pptxThonyDtr
 
materi-pengantar-geologi.pdf
materi-pengantar-geologi.pdfmateri-pengantar-geologi.pdf
materi-pengantar-geologi.pdfAldhy5
 
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.Ari Panggih Nugroho
 

Similar a Presentasi Geoarkeologi: Kuliah di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (20)

Geologi Waktu
Geologi WaktuGeologi Waktu
Geologi Waktu
 
Analisa patahan lembang
Analisa patahan lembangAnalisa patahan lembang
Analisa patahan lembang
 
Kemas & eclogite #GEOLOGI
Kemas & eclogite #GEOLOGI Kemas & eclogite #GEOLOGI
Kemas & eclogite #GEOLOGI
 
Dasar ilmu bumi
Dasar ilmu bumiDasar ilmu bumi
Dasar ilmu bumi
 
Jurnal fasies gunung api dan aplikasinya
Jurnal fasies gunung api dan aplikasinyaJurnal fasies gunung api dan aplikasinya
Jurnal fasies gunung api dan aplikasinya
 
Geologi Rekayasa
Geologi RekayasaGeologi Rekayasa
Geologi Rekayasa
 
Jurnal piroklastik-ryando-perdana
Jurnal piroklastik-ryando-perdanaJurnal piroklastik-ryando-perdana
Jurnal piroklastik-ryando-perdana
 
Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional
 
Struktur Geology Unconformity
Struktur Geology UnconformityStruktur Geology Unconformity
Struktur Geology Unconformity
 
stesen 3 Plat Dunia.pdf
stesen 3 Plat Dunia.pdfstesen 3 Plat Dunia.pdf
stesen 3 Plat Dunia.pdf
 
Bab 1 fixxx.pdf
Bab 1 fixxx.pdfBab 1 fixxx.pdf
Bab 1 fixxx.pdf
 
Makalah seminar fisika seismik refraksi
Makalah seminar fisika seismik refraksiMakalah seminar fisika seismik refraksi
Makalah seminar fisika seismik refraksi
 
Wandia Mellani Trihapsari_427566_Tugas Essay Topik TI1 dan TI2.pdf
Wandia Mellani Trihapsari_427566_Tugas Essay Topik TI1 dan TI2.pdfWandia Mellani Trihapsari_427566_Tugas Essay Topik TI1 dan TI2.pdf
Wandia Mellani Trihapsari_427566_Tugas Essay Topik TI1 dan TI2.pdf
 
1. geom konsep dasar)
1. geom konsep dasar)1. geom konsep dasar)
1. geom konsep dasar)
 
Geodinamika - 1: Tujuan & Ruang Lingkup serta Teori Dinamika Bumi Dampak terh...
Geodinamika - 1: Tujuan & Ruang Lingkup serta Teori Dinamika Bumi Dampak terh...Geodinamika - 1: Tujuan & Ruang Lingkup serta Teori Dinamika Bumi Dampak terh...
Geodinamika - 1: Tujuan & Ruang Lingkup serta Teori Dinamika Bumi Dampak terh...
 
BAHAN KULIAH 2 GL Kelas B.pptx
BAHAN KULIAH 2 GL Kelas B.pptxBAHAN KULIAH 2 GL Kelas B.pptx
BAHAN KULIAH 2 GL Kelas B.pptx
 
materi-pengantar-geologi.pdf
materi-pengantar-geologi.pdfmateri-pengantar-geologi.pdf
materi-pengantar-geologi.pdf
 
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
 
Geologi
GeologiGeologi
Geologi
 
Geologi umum
Geologi umumGeologi umum
Geologi umum
 

Más de R. Ferro Aviyanto

Contoh Perhitungan Nilai Perolehan Air Tanah (NPA) untuk Pengambilan dan Pema...
Contoh Perhitungan Nilai Perolehan Air Tanah (NPA) untuk Pengambilan dan Pema...Contoh Perhitungan Nilai Perolehan Air Tanah (NPA) untuk Pengambilan dan Pema...
Contoh Perhitungan Nilai Perolehan Air Tanah (NPA) untuk Pengambilan dan Pema...R. Ferro Aviyanto
 
Copy Peraturan Gubernur NTB nomor 63 tahun 2017 tentang Tata Cara Penetapan N...
Copy Peraturan Gubernur NTB nomor 63 tahun 2017 tentang Tata Cara Penetapan N...Copy Peraturan Gubernur NTB nomor 63 tahun 2017 tentang Tata Cara Penetapan N...
Copy Peraturan Gubernur NTB nomor 63 tahun 2017 tentang Tata Cara Penetapan N...R. Ferro Aviyanto
 
Sistem Perhitungan NPA Air Tanahuntuk Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah NTB
Sistem Perhitungan NPA Air Tanahuntuk  Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah NTBSistem Perhitungan NPA Air Tanahuntuk  Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah NTB
Sistem Perhitungan NPA Air Tanahuntuk Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah NTBR. Ferro Aviyanto
 
Laporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity Sounding
Laporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity SoundingLaporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity Sounding
Laporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity SoundingR. Ferro Aviyanto
 
Presentasi Geolistrik PDAM Gunungsari Tahap I
Presentasi Geolistrik PDAM Gunungsari Tahap IPresentasi Geolistrik PDAM Gunungsari Tahap I
Presentasi Geolistrik PDAM Gunungsari Tahap IR. Ferro Aviyanto
 
Survey Geolistrik VES-2D Untuk Eksplorasi Potensi Air Tanah di Gili Asahan – ...
Survey Geolistrik VES-2D Untuk Eksplorasi Potensi Air Tanah di Gili Asahan – ...Survey Geolistrik VES-2D Untuk Eksplorasi Potensi Air Tanah di Gili Asahan – ...
Survey Geolistrik VES-2D Untuk Eksplorasi Potensi Air Tanah di Gili Asahan – ...R. Ferro Aviyanto
 
Survey Geolistrik VES-2D Untuk Eksplorasi Potensi Air Tanah Wilayah Kerandang...
Survey Geolistrik VES-2D Untuk Eksplorasi Potensi Air Tanah Wilayah Kerandang...Survey Geolistrik VES-2D Untuk Eksplorasi Potensi Air Tanah Wilayah Kerandang...
Survey Geolistrik VES-2D Untuk Eksplorasi Potensi Air Tanah Wilayah Kerandang...R. Ferro Aviyanto
 

Más de R. Ferro Aviyanto (7)

Contoh Perhitungan Nilai Perolehan Air Tanah (NPA) untuk Pengambilan dan Pema...
Contoh Perhitungan Nilai Perolehan Air Tanah (NPA) untuk Pengambilan dan Pema...Contoh Perhitungan Nilai Perolehan Air Tanah (NPA) untuk Pengambilan dan Pema...
Contoh Perhitungan Nilai Perolehan Air Tanah (NPA) untuk Pengambilan dan Pema...
 
Copy Peraturan Gubernur NTB nomor 63 tahun 2017 tentang Tata Cara Penetapan N...
Copy Peraturan Gubernur NTB nomor 63 tahun 2017 tentang Tata Cara Penetapan N...Copy Peraturan Gubernur NTB nomor 63 tahun 2017 tentang Tata Cara Penetapan N...
Copy Peraturan Gubernur NTB nomor 63 tahun 2017 tentang Tata Cara Penetapan N...
 
Sistem Perhitungan NPA Air Tanahuntuk Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah NTB
Sistem Perhitungan NPA Air Tanahuntuk  Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah NTBSistem Perhitungan NPA Air Tanahuntuk  Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah NTB
Sistem Perhitungan NPA Air Tanahuntuk Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah NTB
 
Laporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity Sounding
Laporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity SoundingLaporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity Sounding
Laporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity Sounding
 
Presentasi Geolistrik PDAM Gunungsari Tahap I
Presentasi Geolistrik PDAM Gunungsari Tahap IPresentasi Geolistrik PDAM Gunungsari Tahap I
Presentasi Geolistrik PDAM Gunungsari Tahap I
 
Survey Geolistrik VES-2D Untuk Eksplorasi Potensi Air Tanah di Gili Asahan – ...
Survey Geolistrik VES-2D Untuk Eksplorasi Potensi Air Tanah di Gili Asahan – ...Survey Geolistrik VES-2D Untuk Eksplorasi Potensi Air Tanah di Gili Asahan – ...
Survey Geolistrik VES-2D Untuk Eksplorasi Potensi Air Tanah di Gili Asahan – ...
 
Survey Geolistrik VES-2D Untuk Eksplorasi Potensi Air Tanah Wilayah Kerandang...
Survey Geolistrik VES-2D Untuk Eksplorasi Potensi Air Tanah Wilayah Kerandang...Survey Geolistrik VES-2D Untuk Eksplorasi Potensi Air Tanah Wilayah Kerandang...
Survey Geolistrik VES-2D Untuk Eksplorasi Potensi Air Tanah Wilayah Kerandang...
 

Último

UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 

Último (20)

UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 

Presentasi Geoarkeologi: Kuliah di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat

  • 1. Geologi & Geoarkeologi Provinsi Nusa Tenggara Barat PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN MUSEUM NEGERI NUSA TENGGARA BARAT Mataram, 4 November 2022 Oleh: R. Ferro Aviyanto, ST, MSc Acara: Kuliah di Musium Negeri Nusa Tenggara Barat
  • 2. BIOGRAFI : R. FERRO AVIYANTO, ST, MSc  Pendidikan: 1. S1 – (ST) Teknik Geologi UGM, Yogyakarta: 1999 2. S2 – (MSc) Groundwater Hydrology - Hydrogeology Flinders University, Adelaide, South Australia: 2007  Pengalaman Mengajar: 1. Univ. Muhammadiyah, D3-T. Pertambangan : 2001 – 2009 2. Univ. Nusa Tenggara Barat, D3-T. Pertambangan : 2001 – 2004 3. Universitas Mataram, D3-Pariwisata: 2003 – 2004  Tugas Saat Ini: Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Prov. NTB  Aktivitas lain: Konsultan Hidrogeologi – Air Tanah
  • 3.
  • 4. Alur Pemaparan:  Pengertian Geoarkeologi (geoarchaeology) – Geologi Arkeologi (archeogeology)  Hukum Dasar Geologi untuk Arkeologi  Mineral dan Batuan  Eksplorasi Geofisika Kepurbukalaan (archeo-geophysics)  Geologi Nusa Tenggara Barat  Diskusi Fosil Ammonite, Kuta, Lombok Tengah
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 9. Geoarkeologi (Geoarchaeology) • Geoarkeologi merupakan bagian dari arkeologi yang menggunakan teknik dan bidang perhatian geologi serta ilmu bumi lainnya untuk menguji topik yang memberikan pemikiran dan pengetahuan arkeologi • Ahli geoarkeologi mempelajari proses fisik alami yang mepengaruhi lokasi arkeologi seperti geomorfologi, pembentukan lokasi selama proses geologi dan efek terhadap tempat yang terkubur serta artefak yang telah terkubur • Pekerjaan ahli geoarkeologi sering kali memerlukan penelitian tanah dan sedimen seperti juga konsep geologi lainnya untuk menghasilkan suatu penelitian arkeologi
  • 10. Geologi arkeologi (Archaeogeology)  Geologi arkeologi (istilah yang dicetuskan oleh Werner Kasig, 1980), merupakan bagian dari geologi yang menekankan nilai dari penyusun bumi untuk kehidupan manusia.  Geologi adalah salah satu cabang ilmu kebumian yang mempelajari tentang Bumi dan segala isi di dalamnya. Kajian di dalam geologi meliputi sejarah terbentuknya Bumi beserta dengan bahan, struktur dan proses yang menyertainya. Ruang lingkup objek kajian geologi mulai dari sesuatu yang sekecil atom hingga sesuatu yang sebesar benua atau samudra. Pengetahuan geologi digunakan untuk memenuhi berbagai keperluan rumah tangga, konstruksi bangunan, pertambangan hingga rekayasa.  Arkeologi atau ilmu kepurbakalaan adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan umat (manusia) masa lalu melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan. Kajian sistematis meliputi penemuan, dokumentasi, analisis, nilai-nilai budaya, norma, kebiasaan, hukum adat dan interpretasi data berupa artefak (budaya bendawi, seperti kapak batu dan bangunan candi) dan ekofak (benda lingkungan, seperti batuan, rupa muka bumi, dan fosil) maupun fitur (artefaktual yang tidak dapat dilepaskan dari tempatnya (situs arkeologi). Teknik penelitian yang khas adalah penggalian (ekskavasi) arkeologis, meskipun teknik survei masih dilakukan.
  • 11. • The geological application in the study of human life history over the time is the subject of geo-archaeology and archaeo-geology which is claimed as a part of Archaeology and Geology respectively. • But, based on the scientific aspects regardless of the body of science, both of them are not different at all. So, geo- archaeology or archeo-geology is the application of geology including geophysics, geochemistry, geomorphology, paleontology and so on in reconstructing the history of mankind over the time. • Thus, the subject or focus of study is the history of man in space and time. This study do not belong to the science of Archeology or Geology but other branch of sciences have the right and opportunity to contribute their opinion. Geo-archaeology versus Archaeo-geology
  • 13. Hukum Dasar Geologi untuk Arkeologi 1. Horizontalitas (Horizontality) (Nicholas Steno, 1669): Pada dasarnya kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan dalam kondisi normal adalah mendekati horisontal, kecuali pada tepi cekungan memiliki sudut kemiringan asli (initial-dip) karena dasar cekungannya yang memang menyudut. Jadi jika ada suatu lapisan yang tidak mendekati horizontal maka lapisan tersebut telah mengalami gaya deformasi setelah pengendapannya.
  • 14. 2. Superposisi (Superposition) (Nicholas Steno, 1669): Dalam kondisi normal (belum terkena gaya deformasi atau intrusi), perlapisan suatu batuan yang berada dibawah berumur lebih tua dari pada lapisan batuan yang berada diatasnya.
  • 15. 3. Kesinambungan Lateral (Lateral Continuity) (Nicholas Steno, 1669): Pelamparan suatu lapisan sedimen akan menerus sepanjang jurus perlapisannya. Pada dasarnya suatu lapisan sedimen diendapkan secara menerus sampai batas cekungannya walaupun setelah itu terkena gaya deformasi atau tererosi.
  • 16. 4 Keseragaman (Uniformitarianism): Artinya, gaya-gaya dan proses-proses yang membentuk permukaan bumi seperti yang kita amati saat ini telah berlangsung sejak terbentuknya bumi (James Hutton, 1795). Doktrin ini lebih terkenal sebagai “The present is the key to the past” yang mengartikan bahwa kejadian geologi pada masa kini bisa digunakan untuk mengetahui kejadian geologi pada masa lampau. Contoh: Bila saat ini ikan hidupnya di air, maka pada masa lampau ikan juga hidup di air. Jadi bila ditemukan fosil ikan yang berada di atas pegunungan maka ini berarti dulu pegunungan itu merupakan bagian dari lingkungan air (mungkin laut) yang kemudian terangkat menjadi bagian pegunungan.
  • 17. 5. Hubungan Potong Memotong (Cross-cutting relationships): Hubungan yang menjelaskan mengenai suatu lapisan batuan yang dipotong/diterobos oleh batuan lainnya, dimana batuan yang dipotong/diterobos terbentuk lebih dahulu dibandingkan dengan batuan yang menerobos dan lapisan batuan yang menerobos berumur lebih muda dari batuan yang diterobos.
  • 18. 6. Principle of Faunal Succession (Abble Giraud-Soulavie, 1778): Sederhananya dapat dikatakan bahwa pada setiap lapisan sedimen yang memiliki beda umur geologi maka akan ditemukan fosil yang berbeda juga. Fosil yang hidup pada masa sebelumnya akan tertindih dengan fosil yang muncul sesudahnya, dengan kenampakan fisik yang berbeda. Perbedaan fosil ini bisa dijadikan sebagai pembatas satuan formasi dalam lithostratigrafi atau dalam koreksi stratigrafi.
  • 19. 7. Strata Identified by Fossils (Smith, 1816): Setiap lapisan batuan dapat dibedakan dari kandungan fosil yang terdapat pada setiap lapisan tersebut. 8. Sedimentary Facies (Sellay, 1978): Suatu kelompok litologi dengan ciri-ciri yang khas yang merupakan hasil dari suatu lingkungan pengendapan tertentu baik aspek fisik, kimia, atau biologi suatu endapan dalam kesatuan waktu. Dua batuan yang di endapkan pada satu waktu di katakan beda fasies apabila berbeda fisik, kimia, biologi.
  • 20. 9. Law of Inclusion: Inklusi terjadi bila magma bergerak keatas menembus kerak, menelan fragmen-fragmen besar disekitarnya yang tetap sebagai inklusi asing yang tidak meleleh. Jadi jika ada fragmen batuan yang terinklusi dalam suatu perlapisan batuan, maka perlapisan batuan itu terbentuk setelah fragmen batuan. Dengan kata lain batuan/lapisan batuan yang mengandung fragmen inklusi, lebih muda dari batuan/lapisan batuan yang menghasilkan fragmen tersebut. Xenolith Xenolith
  • 21. A. Keselarasan (Conformity): Hubungan antara satu lapisan batuan dengan lapisan batuan lainnya yang berada diatas atau dibawahnya yang menerus. Secara umum di lapangan ditunjukkan dengan kedudukan lapisan (strike/dip) yang sama atau hampir sama dan tidak terdapat bidang erosional yang menandakan bahwa tidak adanya selang waktu (rumpang waktu) pengendapan. Bisa juga jika melakukan dating atau analisa fosil di laboratorium didapatkan umur yang kontinyu. 10. Keselarasan (Conformity) dan Ketidakselarasan (Unconformity) Conformity
  • 22. B. Ketidakselarasan (Unconformity): Hubungan antara satu lapisan batuan dengan lapisan batuan lainnya yang berada di atas atau dibawahnya yang tidak menerus, hal ini disebabkan oleh adanya rumpang waktu pengendapan. Dalam geologi dikenal 4 jenis ketidakselarasan, yaitu:  Angular unconformity: Hubungan antara satu lapisan batuan dengan lapisan batuan lainnya ditandai dengan hubungan/kontak yang membentuk sudut.  Disconformity: Hubungan antara lapisan batuan sedimen dengan lapisan batuan sedimen lainnya dibatasi oleh bidang erosional yang menandakan adanya selang waktu dimana tidak terjadi pengendapan.  Non-conformity: Hubungan antara lapisan batuan sedimen dengan satuan batuan beku atau metamorf. Biasanya batuan beku/metamorf yang menjadi basement dan batuan sedimen berada diatasnya.  Paraconformity: Hubungan dua lapisan batuan yang sama dimana bidang erosional sejajar dengan bidang perlapisan atau malah tidak terdapat batas bidang erosionalnya.
  • 23. Angular Unconformity Angular unconformity Non Conformity Disconformity Paraconcormity
  • 24.
  • 26.
  • 27. Skala Mohs Skala Mohs adalah skala yang digunakan untuk mengukur kekerasan suatu mineral dengan jalan membandingkannya dengan mineral lain. Skala Mohs ditemukan pertama kali oleh ilmuwan Jerman, Friedrich Mohs pada tahun 1812. Pada waktu itu, sang geologis membagi kekerasan suatu mineral menjadi 10 tingkatan, dengan jalan mencari bahan terkeras yang dapat digores oleh bahan yang diukur, dan/atau bahan terlunak yang dapat menggores bahan yang diukur. Maka terciptalah skala Mohs yang kita gunakan sekarang.
  • 28. MINERAL : menurut ilmu geologi, mineral adalah padatan senyawa kimia yang homogen, anorganik, dan memiliki sistem kristal tertentu serta terbentuk secara alamiah. Yang organik tidak termasuk mineral contohnya batubara. BATUAN : Kulit luar bumi (kerak bumi) tersusun oleh zat padat, merupakan kumpulan dari beberapa jenis mineral atau satu jenis mineral (mono mineral) yang terbentuk secara alamiah. Batuan menurut genesanya dikelompokkan menjadi 3, yaitu:  Batuan Beku (Igneous Rock)  Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)  Batuan Metamorf (Metamorphic Rock)
  • 29. Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk karena proses pembentukannya terjadi dari magma yang telah mengalami pendinginan atau pembekuan. Umumnya batuan ini berada di dalam kerak bumi. Hingga kini setidaknya sudah terdapat 700 jenis batuan beku yang terindentifikasi. BATUAN BEKU (IGNEOUS ROCK) :
  • 30. Merupakan batuan yang tersusun oleh partikel-partikel yang berasal dari rombakan batuan yang telah ada sebelumnya dan kemudian diangkut serta diendapkan oleh media air, angin atau es. Hasil dari proses pelapukan dan erosi tersebut mengendap di dalam cekungan dan menjadi satu. Seiring berjalannya waktu, kumpulan endapan tersebut menjadi sebuah batu yang baru. BATUAN SEDIMEN (SEDIMENTARY ROCK) :
  • 31. Merupakan batuan yang mengalami ubahan sifat fisik, dan sistem kristalnya, berasal dari batuan batuan yang telah ada sebelumnya hingga menjadi bentuk baru karena proses tekanan dan temperatur tinggi selama kurun waktu geologi tertentu. Batuan metamorf atau malihan merupakan jenis batuan yang berasal dari batuan sedimen dan batuan beku. Batuan ini merupakan hasil transformasi dari suatu tipe batuan yang sudah ada sebelumnya, atau biasa disebut dengan metamorfosis. BATUAN METAMORF (METAMORPHIC ROCK) :
  • 32.
  • 34.
  • 36. Metode Geofisika yang populer digunakan untuk tujuan identifikasi kepurbakalaan (archeo-geophysics) Resistivity Survey (geolistrik) Magnetometer Survey GPR (Ground Penetrating Radar) Survey Seringkali beberapa metode digunakan secara bersamaan untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal
  • 37. Alternative penelitian arkeologi dengan alat sederhana Resistivity Meter DY-4300 oleh Prof. Charles T Young Di pasar online dijual dengan harga sekitar 2 jutaan Dengan konfigurasi Wenner
  • 38. GPR: Ground Penetrating Radar, Penelitian Situs Gunung Padang, Jawa Barat https://www.slideshare.net/erickridzky/gunung-padang-case-studythe-prehistoric
  • 39. Geolistrik 2 Dimensi – Penelitian Situs Gunung Padang, Jawa Barat https://www.slideshare.net/erickri dzky/gunung-padang-case- studythe-prehistoric
  • 42. Peta Geologi Pulau Lombok : Andi S Mangga, 1994 Sumber: DESDM NTB
  • 48. Patahan Busur Belakang (kerawanan dari utara) Subduksi Lempeng (kerawanan dari selatan)
  • 49. Terdapat 3 Gunung Api Aktif Gunung Samalas/Rinjani (tahun 1257) dan Gunung Tambora (tahun 1815) tercatat pernah meletus dengan sangat dahsyat dan menggemparkan dunia
  • 51. Rekonstruksi Gunung samalas Menurut Ir. Heryadi Rachmat, MM, Ketua Tim Geosains Evolusi Gunung Rinjani, berdasarkan skala Volcano Explositivy Index (VEI), besarnya letusan Samalas 8 kali lebih dahsyat dibanding letusan Gunung Krakatau dan 2 kali lebih besar ketimbang letusan Gunung Tambora di Pulau Sumbawa (Provinsi NTB). Sumber: Tribun-Bali.com
  • 52. Rekonstruksi Gunung Samalas Sejak Lavigne menemukan bahwa Samalas meletus pada 1257, maka Samalas dianggap menjadi penyebab timbulnya krisis global yang terjadi ketika itu, khususnya di Eropa Barat. Dampak global letusan Samalas 1257 mulai terasa pada 1258 hingga 1259 di Eropa Barat Krisis yang terjadi antara lain berupa gagal panen, kelaparan, hujan hampir sepanjang tahun, dan gangguan cuaca lainnya.
  • 53. Sumber: Dongeng Geologi GPR Ground Penetrating Radar Tanggal 05 April 1815, gunung Tambora meletus dan mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia. Bahkan letusannya juga melahirkan gelombang tsunami besar di kala itu.
  • 55. Kegiatan Pengeboran inti (core) Analisis sample core batuan dari pengeboran Lokasi: Eksplorasi PT Bintang Bulaeng Perkasa
  • 56. Quiz: Urutkan urutan batuan (A, B, C dan D) dan struktur sesar (E) dari yang paling tua ke yang paling muda: Jawab : C, B, A, D, E
  • 57. TERIMA KASIH Lokasi: Cascada Villa, Selong Belanak