Fenomena SCBD Citayem Fashion Week menjadi komoditas ekonomi melalui pemberitaan media. Media memanfaatkan pemberitaan tentang fashion dan tokoh populer dari acara tersebut untuk meningkatkan lalu lintas daring dan mendapatkan keuntungan dari iklan. Produk-produk terkait fashion SCBD Citayem Fashion Week juga dijual untuk keuntungan bisnis.
JURNAL KOMODIFIKASI PEMBERITAAN ATAS FENOMENA SCBD CITAYEM FASHION WEEK.docx
1. KOMODIFIKASI PEMBERITAAN ATAS FENOMENA “SCBD” CITAYEM FASHION WEEK
Oleh Fini Auliany
(EMAIL: Auliany.finny@gmail.com)
Nani Nurani Muksin
Abstrak
SCBD Citayem Fashion Week adalah sesuatu fenomena yang sedang hangat dan viral
diperbincangkan. Kehadirannya yang semula mendatangkan pro dan kontra kini mulai dilirik
banyak pihak, bahkan menjadi suatu komoditas ekonomi dan politik yang banyak diangkat oleh
media. Kemunculan SCBD Citayem Fashion Week menjadi sesuatu yang menarik untuk diteliti
Berdasarkan studi deskriptif ekonomi politik Vincent Mosco. Salah satu cara untuk melihat dan
menganalisa suatuisu atau fenomena komunikasimelaluistudideskriptif ekonomipolitikVincentMosco.
Dalamteorinya,Mosco merujukpadaglobalisasipolitikekonomimedia yang menjelaskan dimanaadanya
transisi dari media lama ke media baru. Dengan demikian rumusan masalah penelitian ini adalah
bagaimana praktik ekonomi politik komunikasi dalam Komodifikasi Pemberitaan atas Fenomena SCBD
CitayemFashion Week. Penelitian ini menggunakanmetodepenelitian deskriptif agardapatmemberikan
deskripsi gambaran mengenai praktik ekonomi politik komunikasi dalam Komodifiksi Pemberitaan SCBD
Citayem Fashion Week di berbagai media. Hasilnya adalah SCBD Citayem Fashion Week banyak
memberikan dampak positif, baik bagi para pengunjungnya, para pekerja dan juga bagi pemerintah.
Kata Kunci: SCBD, Citayam Fashion Week,Mediasosial,Instagram, VincentMosco, Ekonomi Politik
PENDAHULUAN
Baru-baru ini ramai diperbincangkan mengenai banyaknya anak muda yang nongkrong di
sekitar kawasan Dukuh Atas, Sudirman Jakarta Pusat dengan menggunakan pakaian atau fashion
yang unik dan mencuri perhatian. Sebagian anak muda atau remaja yang ada disana berkumpul
dengan menggunakan outfit kekinian, mereka dengan penuh percaya diri menampilkan gayadan
identitasnya masing-masing di Jalan yang kini dikenal dengan sebutan SCBD Citayem Fashion
Week.
SCBD yang dimaksud bukan lah singkatan dari Sudirman Central Business District
melainkan SCBD yang ini singkatan dari Sudirman Citayem Bojong gede dan Depok. Karena
ternyata banyaknya anak muda atau remaja yang berkumpul disana dengan berbagai pakaian
fashion yang unik adalah berasal bukan dari Jakarta melainkan dari daerah sekitaran pinggiran
Jakarta yaitu dari Citayem, Bojong gede ataupun Depok. Dan yang tak kalah menarik adalah
2. mereka dengan bangga dan penuh percaya diri berlenggak lenggok layaknya model profesional
di kawasan jalan Jendral Sudirman tersebut, tepatnya di Zebra Cross Dukuh Atas berbatasan
dengan halte BNI City dan juga stasiun Sudirman.
Maka kemudian aksi para remaja atau anak muda ini difoto dan divideokan oleh banyak
orang yang lewat hingga viral di jagad media sosial Instagram dan Tiktok. Kemeriahan fashion
show ini dikenal dengan “SCBD’ Citayem Fashion Week. Pada mulanya aksi fashion show di
jalanan atau yang lebih dikenal dengan Fashion Street ini menuai banyak cibiran baik dari orang-
orang sekitar yang memang bekerja atau beraktivitas di area seputaran Sudirman tersebut.
Cibiran pun juga ramai dilontarkan oleh warganet. Namun seiring berjalannya waktu cibiran
itupun hilang dan berganti dengan tren baru yaitu kongkow atau nongkrong di SCBD Citayem
Fashion Week.
Hal ini kemudian berkembang menjadi tren karena pemberitaan yang terus menerus dan
berulang oleh media, hadirnya fenomena SCBD Citayem Fashion Week ini erat kaitannya dengan
Ekonomi Politik Komunikasi yang dilakukan oleh media berdasarkan teori dari Vincent Mosko,
dimana salah satu inti dari Ekonomi Politik Komunikasi yaitu adalah mengenai komodifikasi
pemberitaan terhadap suatu fenomena, kali ini terhadap SCBD Citayem Fashion Week.
PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian dengan menggunakan teori Ekonomi Politik Komunikasi Vincent Mosco yang
telah dilakukan sebelumnya, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Jurnal Komodifikasi Budaya dalam Konstruksi Realitas Media Massa oleh Widodo
Muktiyo dari Fasultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian yang dilakukan berusaha mengupas komodifikasi budaya yang dilakukan pada
media local dan nasional di daerah-daerah yang menjadi Pusat budaya.
2. Hijrah Artis Sebagai Komodifikasi Agama, oleh Afina Amna dari Pascasarjana UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hijrah yang
dilakukan para artis termasuk dalam komodifikasi agama serta bagaimana masyarakat
memaknai hijrah yang dilakukan oleh para artis.Metode yang digunakan dalampenelitian
ini yaitu kualitatif dengan melakukan observasi terhadap bagaimana artis tampil di
3. berbagai media sosial setelah mereka berhijrah. Selain itu penulis melakukan observasi di
masyarakat dan wawancara terhadap beberapa orang untuk melihat apakah hijrah yang
dilakukan para artis memiliki dampak di masyarakat atau tidak.
3. Komodifikasi isimedia terhadap trend Berjilbab gauldalamrubrik fashionMajalah Annisa.
Oleh Intan Purwatih dari Universitas Islam Negeri Jakarta. Dalam pembahasannya Jilbab
tidak hanya digunakan oleh para perempuan dewasa,namun jugadigunakan oleh remaja,
yang selalu mengikuti mode yang sedang tren. Kini kita melihat jilbab sebagai bagian dari
gayahidup remaja muslim. Bahkan, saatini mulai banyak bermunculan butik yang dengan
khusus menjual jilbab yang telah dimodifikasi dengan berbagai cara. Jilbab yang
merupakan kewajiban dari perempuan muslimah menutup aurat banyak ditampilkan
dalam majalah. Majalah tersebut menilai bahwa perempuan Indonesia menyukai model
jilbab gaul yang saat ini menjadi tren. Maka majalah pun berlomba-lomba menampilkan
berbagai model jilbab yang lebih fashionable. Majalah tersebut seakan-akan menjadikan
jilbab sebagai barang dagangan (komoditas) yang dapat laku dipasaran sehingga
mendapatkan keuntungan yang lebih.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif agar dapat memberikan
deskripsi gambaran mengenai praktik ekonomi politik komunikasi dalam media sosial Instagram
& media onlinme yang banyak memberitakan mengenai trend SCBD Citayem Fashion Week.
Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi literatur dan
dokumentasi. Studi literatur adalah jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai macam
dokumen yang berguna untuk bahan analisis. Adapun literasi yang digunakan yaitu, bersumber
dari buku, jurnal, dan pemberitaan-pemberitaan di media online. Sedangkan dokumentasi
berupa screenshoot gambar atau foto.
4. TEORI
KONSEP EKONOMI POLITIK KOMUNIKASI
Bagian dari sistem ekonomi yang juga bertalian erat dengan sistem politik bisa dilihat
sebagai lembaga media komunikasi massa. Informasi berkualitas yang diproduksi oleh media,
sebagian besar akan ditentukan dengan nilai tukar sebagai ragam konten yang menuntut adanya
perluasan pasar, dan para pemilik dan penentu kebijakan juga ditentukan oleh kepentingan
ekonomi. Kebutuhan untuk memperoleh keuntungan dari hasil kerja lembaga media berkaitan
dengan beragamnya kepentingan ekonomi tersebut dan untuk memperoleh keuntungan,
sebagai akibat dari adanya kecenderungan monopolistis dan proses integrasi, secara vertikal
maupun horizontal termasuk dalam keinginan bidang usaha lainnya Ada beberapa kegunaan
Konsep Ekonomi politik komunikasi, yaitu untuk mengkaji operasi bisnis komunikasi bekerja,
perilaku konsumen dan mengkaji bagaimana media sebagai sumber daya komunikasi
memanfaatkan perilaku konsumen menjadi produk untuk dijual di pasar. Oleh sebab itu, konsep
ekonomi politik komunikasi yaitu sebuah studi yang digunakan untuk memahami bagaimana
operasi kekuasaan bekerja di dalam industri bisnis komunikasi.
Ada tiga konsep dasar untuk memahami ekonomi politik komunikasi oleh Vincent Mosco,
yaitu: komodifikasi (commodification), spasialisasi (spatialization) dan strukturasi (structuration)
(Mosco, 2009).
Komodifikasi berhubungan dengan bagaimana proses transformasi barang dan jasa beserta nilai
gunanya menjadi suatu komoditas yang mempunyai nilai tukar di pasar. Komodifikasi adalah
upaya yang dilakukan oleh media massa dalammerubah segalanya agar dapat dijadikan sebagai
alat penghasil keuntungan. Menurut Vincent Moskow terdapat tiga bentuk komodifikasi dalam
media, yakni :
1. Komodifikasi Isi yaitu mengubah pesan dan sekumpulan data ke dalamsystem makna
sedemikian rupa sehingga menjadi produk yang dapat dipasarkan.
2. Komodifikasi khalayak yakni proses mdia menghasilkan khalayak untuk kemudian
menyerahkannya kepada pengiklan.
5. 3. Komodifikasi tenaga kerja, yakni proses pemanfaatan pekerja sebagai penggerak
kegiatan produksi, sekaligus distribusi dalamrangka menghasilkan komoditas barang
dan jasa.
Dalam uraiannya disebutkan Komodifikasi terhadap konten (isi) dilakukan agar dapat
menarik perhatian penonton, sehinggaterkait pada bagaimanakonten tersebut digunakan untuk
pemosisian periklanan (akibat banyak penonton yang mengikuti sebuah program/ tayangan)
dalam hal ini di media sosial, sehingga memicu kegiatan tersebut pada pemasukan untuk
perusahaan.
MEDIA SOSIAL
Media sosial adalah platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang
memfasilitasimerekadalamberaktivitasmaupunberkolaborasi,menurutdefinisidari VanDijk(Nasrullah,
2018:11). Olehkarenaitu,mediasosialdigunakanuntukmenguatkanhubunganantarpenggunasekaligus
dapat membantu penggunanya dalam mendapatkan informasi dan berkomunikasi satu sama lainnya.
Berbagai definisi media sosial yang diutarakan para tokoh, penulis Rulli Nasrullah menyimpulkanbahwa
media sosial merupakan medium internet yang memungkinkan penggunanya menunjukkan dirinya
maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dan membentuk ikatan sosial dengan
pengguna lain secara virtual (Nasrullah, 2018:11). Salah satu platform yang muncul di media siber
merupakan Media sosial. Oleh sebab itu, media siber tersebut tidak jauh berbeda dengan karakteristik
yang dimiliki oleh media sosial. Ada beberapa karaktristiknya yaitu: (1) membentuk jaringan di antara
penggunanya,(2) informasi menjadi komoditas,(3) menyimpandatadaninformasi,(4) ada interaksi,(5)
ada simulasi sosial,dan(6) kontenyangadatersebutmerupakansepenuhnyahakmilikdansesuaidengan
pemilik akun atau kontribusi pengguna. Media sosial adalahtempat untukmengaksessaluran informasi
dalam berbagai bidang, yaitu pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, hukum, dan juga politik.
PEMBAHASAN:
Komodifikasi ekonomi pada fenomena SCBD Citayem Fashion Week dapat dilihat dari
pemberitaan yang gencar dilakukan oleh media yang mengangkat tidak hanya soal pemberitaan
atau peristiwa yang kini sedang berkembang disana, tapi juga sisi lain dari fenomena tersebut,
yaitu seperti:
6. 1. Pemberitaan yang massive mengenai fashion atau model pakaian yang dipakai oleh anak-
anak muda dalamSCBD CitayemFashion Week tersebut, yang menghadirkan trend fashion
baru yang terus gencar diangkat dalam angle pemberitaan yang menarik audience untuk
membaca, dan mengklik berita tersebut sehingga menaikkan traffic media online yang
memberitakan, Jika pemberitaan tersebut ditayangkan dalambentuk video dan viral hal ini
pun mendatangkan keuntungan bagi media yang memberitakan tersebut dengan
banyaknya viewer dan likes sehingga membuat pengiklan tertarik untuk meningkatkan
kerjasama iklan di media tersebut yang hasilnya mendatangkan keuntungan bagi pemilik
media tersebut.
2. Hadirnya produk andalan SCBDCitayemFashion Week. Fenomena trend fashion SCBD
Citayem Fashion Week ini kemudian dilahirkan dalam suatu produk tertentu yang
terus digencarkan oleh media hingga menjadi viral dan kemudian diwujudkan oleh
perusahaan ritel tertentu menjadi suatu produk andalan (salah satunya di shopee),
seperti misalnya Jaket ala Bonge Citayem, Baju kemeja flannel kotak-kotak khas
Kurma (anak muda mascot Citayem Fashion Week) ataupun Kaos Hitam khas Jeje
Slebew dan yang menunjukkan identitas bahwa model-model pakaian tersebut
merupakan atribut atau identitas resmi dari SCBD Citayem Fashion Week yang belum
sah rasanya kalau tidak mengikuti fashion khas dari idola yang kini tengah viral
7. tersebut. Ini merupakan komodifikasi konten yang digulirkan oleh media dari
fenomena SCBD Citayem Fashion Week.
3. SCBD Citayem Fashion week ini juga menghadirkan artis atau idola baru, yang
tentunya menjadi incaran media untuk dijadikan bintang tamu. Hal ini dijadikan
komodifikasi khalayak oleh media dengan mengangkat dan memviralkan 4 tokoh
utama di SCBD tersebut di antaranya ada Roy Citayem yang kini juga sedang menjadi
buah bibir atas sikapnya yang sedikit nyentrik yaitu menolak beasiswa yang
ditawarkan oleh Menteri Pariwisatadan Ekonomi Kreatif SandiagaUNO di saatbanyak
orang mendapatkan, padahal dirinya putus sekolah dan tidak menamatkan jenjang
SMP. Tawaran beasiswa tersebut ditolak karena Roy lebih memilih untuk focus dalam
mencari uang dengan membuat konten-konten di lokasi. Hal ini juga tidak bisa
disalahkan karena mungkin pada saat ini Roy lebih membutuhkan uang untuk
bertahan hidup. Artis atau idola baru dari ajang Citayem Fashion Week ini juga ada
Jeje Slebew yang juga merupakan conten creator youtuber, juga Kurma dan Bonge
yang konon adalah sepasang kekasih namun kini dikabarkan putus. Ke empat nama
tersebut kini seolah menjadi Tuan Rumah dan Maskot serta penguasa dari SCBD
Citayem Fashion Week tersebut. Tentu hal ini tidak dilewatkan oleh media untuk
membuat konten-konten talkshow berbincang santai dengan mengundang mereka
sebagai bintang tamu membahas hal apapun yang tentunya akan menarik banyak
viewer sehingga bisa mendatangkan banyak keuntungan secara materi dan financial
bagi media yang bersangkutan.
8. 4. Komodifikasi konten dan khalayak ini sudah dimulai terlebih dahulu oleh media Trans
TV yang mengundang Kurma dan Bonge yang pada saat itu masih merupakan
sepasang kekasih,yang perbincangan dengan keduanya di upload pada kanal youtube
Trans TV yang kemudian menjadi viral dan ditonton viewer.
5. Konten yang mengangkat topic mengenai Bonge, Kurma, Roy dan Jeje juga banyak
berterbaran dibahas di kanal youtube karena topic tersebut sempat menjadi trending
topic di youtube sehingga tentu saja bisa memancing banyak viewer yang bisa
mendatangkan banyak keuntungan.
6. Membangkitkan perekonomian masyarakat kecil di sekitarnya, seperti penjual
minuman keliling, penjual makanan tahu bulat serta pedagang UMKM yang ada
disekitar wilayah tersebut. Bahkan Menteri Parekraf Sandiaga Uno menerima laporan
mengenai pendapatan UMKM yang melonjak hingga dua kali lipat, yang disampaikan
saat Weekly Press Briefing secara hybrid pada senin (18/4/95) lalu.
7. Seperti halnya kerumunan selalu menjadi daya Tarik tersendiri bagi pedagang
asongan, ataupun pedagan kecil lainnya maka demikian juga halnya dengan SCBD
Citayem Fashion Week yang menjadi magnet bagi pedagang asongan ataupun pelaku
UMKM untuk mengeruk rezeki. Namun sayangnya belum ada tempat khusus secara
resmi yang diperuntukkan untuk umkm ataupun penjual makanan dan minuman di
sana. Saat ini pedagang yang ada masih berlalu lalang berpindah tempat dalam
menawarkan barang yang dijualnya. Ke depannya mungkin bisa dipertimbangkan
untuk dibuatkan tempat seperti kantin, kios ataupun Food Court oleh Pemerintah bagi
pelaku UMKM agar bisa menjadi pilihan jajanan atau cemilan bagi masyarakat yang
ada.
9. 8. Peluang ekonomi juga hadir dari konten yang dibuat oleh para Seleb Citayem Fashion
Street. Seperti Roy Citayem kini sudah mempunyai Nilai Jual Ekonomi melalui konten
yang dibuatnya, dimulai dari 400 ribu hingga 1 juta per konten video yang dibuat
olehnya. Tidak hanya Ari namun pengunjung lainnya jugabanyak yang memanfaatkan
spot cantik dan indah di SCBD sebagai latar untuk membuat konten yang
mendatangkan uang bagi mereka.
9. SCBDFashion Week juga bisamenjadi tempat rekreasi gratis bagisiapapun yang hadir.
Jika selama ini tempat untuk melepas penat adalah dengan jalan-jalan di Mall yang
bisa menghabiskan banyak uang, maka kini hadir alternatif solusi baru tempat
nongkrong anak muda di SCBD Citayem Fashion Week yang juga bisa menjadi tempat
untuk mengekspresikan diri secara gratis.
10. SCBD Citayem Fashion Week juga menghidupkan dunia Fashion kalangan menengah,
seolahmengisyaratkan bahwa dengan budget minim atau terbatas namun bisatampil
secara maksimal, sehingga mereka yang ada di ajang SCBD Citayem Fashion Week
tidak merasa malu jika tidak memakai barang branded karena hal tersebut tidaklah
penting. Yang penting adalah bagaimana mereka dapat memadu-padankan fashion
sehingga menjadi terlihat menarik dan menampilkan karakter pemakainya.
Dampak positif hadirnya SCBD Citayem Fashion Week dalam Perspektif Ekonomi Politik
Komunikasi Vincent Moskow, khususnya dalam bingkai politik yaitu:
- Sebelumnya wilayah ini merupakan miniatur terbaik dari Pembangunan Transport
Oriented Development (TOD) di Jakarta, namun sekarang berubah menjadi spot cantik
yang Instagramable. Sehingga ini juga bisa menjadi bukti keberhasilan politik Anies dalam
memimpin dan menyulap kota Jakarta menjadi indah dan cantik dengan banyak spot foto
menarik di dalamnya. Hal ini menjadi angle pemberitaan yang dimanfaatkan oleh banyak
media. Bagi media pendukung Anies tentu ini menjadi angle pemberitaan yang positif
dimana Anies tampak memamerkan keberhasilannnya, namun bagi Media yang bukan
merupakan pendukung Anies tentu menampilkan ini dari sisi yang mengkritisi, dengan
angle pemberitaan bahwa Anies bisa saja diduga mencuri Start Kampanye untuk menuju
10. RI1 dengan hadir di SCBDCitayemFashion Week agar popular di kalangananak muda dan
memanfaatkan situasi yang ada. Yang mana pemberitaan kontroversi seperti ini tentunya
laris bagifans ataupun partisipan non pendukung Anies yang tentunya menjadi komoditas
tersendiri bagi media yang memberitakan.
- SCBD Citayem Fashion Week atau SCFW kini juga menjadi daya Tarik tersendiri bagi
Pejabat ataupun Politisi, seperti hal nya Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan yang
datang ke Citayem Fashion Week. Tidak mau kalah Anies juga mencoba berjalan di
catwalk atau Lintasan Zebra Cross yang menjadi panggung catwalk bersama dengan tamu
nya yang berasal dari Luar Negeri. Tindakan Anies ini seolah menegaskan bahwa hadirnya
CitayemFashion Week dapat menjadi suatu target baru yang harus didatangi oleh Pejabat
atau pun Politisi yang akan bertanding dalam kontestasi pemilu di Indonesia nantinya,
untuk menggaet suara Millenial ataupun untuk membangun pencitraan yang positif. Hal
ini juga bisa menjadi angle pemberitaan yang siap diangkat oleh media secara besar-
besaran kira-kira tokoh politik siapa lagi yang akan berkunjung ke SCBD Citayem Fashion
Week yang tentunya akan dibela atau dikritisi sesuai dengan arah dukungan dari media
yang bersangkutan.
- Tidak hanya Anies Baswedan, namun Ridwan Kamil juga hadir di SCBD Citayem Fashion
Week memamerkan outfit kerennya dan berjalan di atas catwalkbersama dengan teman-
teman dari Ojek Online. Ini pun menjadi angle pemberitaan yang gencar diberitakan oleh
media dengan mengangkat komunikasi politik dari Aktivitas Ridwan Kamil tersebut
apakah ada hubungannya dengan kontestasi politik menuju RI1 pada 2024 nanti.
- Hadirnya Tokoh Masyarakat atau Politisi yaitu Anies Baswedan dan Ridwan Kamil, bukan
tidak mungkin akan memicu tokoh penting lainnya untuk ikut serta datang ke SCBD
Citayem Fashion Week dan mencoba sensasi berjalan di atas catwalk yang mana juga
dinanti-nanti oleh media untuk dijadikan komodifikasi secara ekonomi & politik.
11. - Banyak nya anak muda millennial yang ada di sana, dapat menjadi target untuk
penyebaran konten edukasi Pemilu. Nantinya bukan tidak mungkin seleb SCBD Citayem
Fashion Week seperti Ari Jeje, Bonge dan kurma ditawarkan untuk menjadi Jubir atau
bintang iklan dalam suatu Partai Politik tertentu, terutama untuk menggaet suara
Millenial atau suara anak muda yang baru pertama kali terjun ikut serta memilih dalam
pemilihan umum. Hal ini juga menjadi komodifikasi dalam ekonomi politik komunikasi
yang bisa dilihat dalam Angle pemberitaan media nantinya terkait fenomena SCBD
Citayem Fashion Week tersebut pada saat musim pemilu telah tiba.
- SCBD CitayemFashion Week jugamendapatkan pujian dari media luar yakni Media Tokyo
Fashion, menurutnya Citayem Fashion Week ini mirip dengan Harajuku. Harajuku pada
awalnya juga diadakan di jalanan atau Fashion Street, yang awalnya juga menuai cibiran
namun lama-lama menjadi daya tarik tersendiri. Demikian hal nya dengan SCBD Citayem
Fashion Week yang awalnya dicibir kini menjadi daya Tarik tersendiri bagi banyak orang,
dari mulai selebgram, influencer, Pejabat dan Politisi,hinggapara model professional juga
ikutan datang dan mencoba berjalan di catwalk zebra cross di SCBD Citayem Fashion
Week tersebut. Angle mengenai SCBD Citayem Fashion Week yang mendapatkan pujian
dari Media Jepang juga menjadi komodifikasi pemberitaan oleh banyak media massa,
sehingga hal ini semakin mengangkat citra Indonesia yaitu sama dengan Jepang sama-
sama memiliki pangsa pasar Fashion yang cukup tinggi.
KESIMPULAN
Hadirnya SCBD Citayem Fashion Week yang dibanjiri pengunjung dari luar Jakarta atau
dari sekitaran Jakarta menghadirkan komodifikasi pemberitaan yang beragam terhadap
fenomena SCBD Citayem Fashion Week, dimana kesemua sudut pandang yang diangkat oleh
media mengacu pada satu hal yaitu eksploitasi konten untuk mendatangkan keuntungan, baik
dari segi fashion, percintaan, idola remaja SCBD Citayem Fashion Week, Cerita dan klaim
keberhasilan secara politis oleh Anies Baswedan, Pro dan kontra serta lainnya. Di sisi lain
hadirnya SCBD Citayem Fashion Week ini juga menegaskan bahwa kota Jakarta adalah milik
semua dan terbuka bagi siapa saja yang mau datang berkunjung.
12. Ke depannya diharapkan SCBD CitayemFashion Week ini tidaklah hanya berjalan sebagai
tren musiman semata tapi dapat menjadi sebuah budaya baru di kota Jakarta yang dapat menjadi
tempat bagi anak muda dalam menyalurkan aspirasi mereka melalui fashion serta menjadi
pilihan tempat wisata atau healing yang murah, gratis, bersih, aman dan menyenangkan.
Dan tidak hanya sekedar menjadi komodifikasi secara ekonomi dan politik saja yang bisa
dimanfaatkan oleh segelintir penguasa atau pengusaha untuk mengeruk keuntungan secara
pribadi, namun juga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dan keuntungan bagi
masyarakat banyak.
REFERENSI
Moleong, L. J. (2000). Metodologi penelitian kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mosco, Vincent. (2009).The Political Economy of Communication 2nd Ed., London: Sage Publication.
Nasrullah,R.(2018). Media sosial:Perspektif komunikasi,budayadan sosioteknologi.Bandung:Simbiosa
Rekatama Media
JURNAL
Hijrah Artis Sebagai Komodifikasi Agama, Afina Amna, Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Komodifikasi Isi Media Terhadap Trend Berjilbab Gaul Dalam Rubrik Fashion Majalah Annisa.
Intan Purwatih, Universitas Islam Negeri Jakarta
Komodifikasi Budaya dalam Konstruksi Realitas Media Massa, Widodo Muktiyo, Fasultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.