SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 32
Proses pembentukan hidung dimulai
dari pembentukan wajah pada akhir minggu
ke-4 yang ditandai dengan adanya tonjol-
tonjol wajah yang dibentuk oleh pasangan
lengkung faring pertama. Selanjutnya tampak
tonjol maksila dan mandibula, kemudian dan
di sisi kanan kiri prominensia frontonasalis
muncul penebalan dari ektoderm permukaan
yaitu placode nasal (olfactorius)
Pada minggu ke-5 plakoda-plakoda
hidung mengalami invaginasi membentuk
lubang hidung, dalam hal ini plakoda
membentuk rigi jaringan yang mengelilingi
masing-masing lubang dan membentuk
tonjol hidung. Tonjol yang berada ditepi luar
lubang adalah tonjol hidung lateral dan yang
ada ditepi dalam adalah tonjol hidung
medial.
Janin berumur 5 minggu
Janin berumur 5 minggu
Lobang
hidung
Tonjol
maksila
Tonjol
mandibula
Selama dua minggu selanjutnya tonjolan
maxila terus bertambah besar ukurannya,
tonjolan ini tumbuh ke arah medial sehingga
mendesak tonjol hidung ke arah garis tengah
kemudian celah antara tonjol hidung medial
dan tonjol hidung maksila hilang dan
keduanya bersatu membentuk bibir atas.
Mula- mula tonjol hidung lateral terpisah oleh
suatu alur yang dalam (alur nasolakrimal).ektoderm
dilantai alur ini membentuk sebuah tali epitel
membentuk ductus nasolacrimalis, ujung atasnya
melebar membentuk saccus lacrimalis, setelah
lepasnya tali tersebut, tonjol maksila dan tonjol
lateral menyatu.
Hidung yang terbentuk dari tonjol frontal
membentuk jembatannya, gabungan tonjol-tonjol
hidung medial membentuk lekung cuping dan
ujung hidung, dan tonjol hidung lateral membentuk
sisinya (alae).
Selama minggu ke-6 lubang hidung
makin bertambah dalam,karena tumbuhnya
tonjol-tonjol hidung yang ada disekitarnya
dan sebagian lagi karena lubang ini
menembus kedalam mesenkim
bawahnya.dan pada saat dan pada saat itu
diikuti juga dengan perkembangan syaraf
olfaktori.
Pada minggu ke-7 dan ke-8 organ
hidung akan terlihat dengan
jelas
ORGANOGENESIS
Organogenesis/morphogenesis merupakan
pertumbuhan embryo bentuk primitif tumbuh
menjadi bentuk definitive.
Organogenesis gabungan 2 periode :
1. pertumbuhan antara (Extensi, pertumbuhan,
evaginasi, invaginasi, dan perpindahan sel
bumbung-bumbung; pertumbuhan alat yang terdiri
dari jaringan, pengorganisasian alat-alat menjadi
sistem, dan penyelesaian bentuk morfologi embrio)
2. pertumbuhan akhir (otak embrio berkembang,
terbentuk jari-jari, tubuh mulai memanjang dan
lurus, hingga menjadi janin.
 Pada Evertebrata (pisces dan amphibi) batas periode
pertumbuhan antara dengan periode akhir disebut
tingkat berudu (larva).
 Pada Reptilia, Aves dan Mamalia tak jelas batas
kedua periode tersebut.
1. Transformasi dan
diferensiasi
 Transformasi dan diferensiasi bagian-bagian embrio
bentuk primitif berupa :
1. Extensi dan pertumbuhan bumbung-bumbung yang
terbentuk pada tubulasi.
2. Evaginasi dan invaginasi daerah tertentu setiap
bumbung.
3. Pertumbuhan yang tak merata pada berbagai daerah
bumbung.
4. Perpindahan sel-sel dari satu bumbung ke bumbung
lain atau ke rongga antara bumbung-bumbung.
5. Pertumbuhan alat yang terdiri dari berbagai macam
jaringan, yang berasal dari berbagai bumbung.
6. Pengorganisasian alat-alat menjadi sistem: sistem
pencernaan, sistem peredaran darah, sistem
urogenitalia, dan seterusnya.
7. Penyelesaian bentuk luar (morfologi, roman) embrio
secara terperinci, halus dan individual.
 Dalam organogenesis ada 2 hal yang perlu dicatat :
1. Setiap embrio mengalami embryogenesis dengan
menempuh tahap-tahap embryogenesis yang
dimiliki leluhur secara evolusi.
2. Berhubung dengan rekapitulasi diatas (Hukum
Haeckel) ada beberapa bagian tubuh embrio yang
pada suatu ketika berkembang lalu susut dan hilang,
atau berubah letak dan peranan dibandingkan
dengan asal usul; sebaliknya ada suatu bagian yang
pada asal-usul susut dan tak berperanan tapi jadi
berkembang.
a. Bumbung Epidermis
Menumbuhkan :
• Lapisan epidermis kulit, dengan derivatnya yang bertexture
(susunan kimia) tanduk: sisik, bulu, kuku, tanduk, cula, taji.
• Kelenjar-kelenjar kulit: kelenjar minyak bulu, kelenjar
peluh, kelenjar ludah, kelenjar lendir, kelenjar air mata.
• Lensa mata, alat telinga dalam, indra bau dan indra raba
• Stomodeum menumbuhkan mulut, dengan derivatnya
seperti lapisan enamel (email) gigi, kelenjar ludah dan indra
kecap
• Proctodeum, menumbuhkan dubur bersama kelenjarnya
yang menghasilkan bau tajam.
• Lapisan enamel gigi.
b. Bumbung endoderm
(metenteron)
Menumbuhkan :
 Lapisan epitel seluruh saluran pencernaan sejak pharynx
sampai rectum.
 Kelenjar-kelenjar pencernaan hepar, pancreas, serta
kelenjar lendir yang mengandung enzim dalam
oesophagus, gaster dan intestinum.
 Lapisan epitel paru atau insang.
 Cloaca yang jadi muara ketiga saluran : pembuangan
(ureter), makanan (rectum), dan kelamin (ductus
genitalis).
 Lapisan epitel vagina, urethra, vesica urinaria dan kelenjar-
kelenjarnya.
c. Bumbung neural (saraf)
Menumbuhkan :
 Otak dan sumsum punggung.
 Saraf tepi otak dan punggung.
 Bagian persarafan indra, seperti mata, hidung, dan
raba.
 Chromatophore kulit dan alat-alat tubuh yang
berpigmen.
Menumbuhkan banyak ragam alat :
 Jaringan pengikat dan penunjang.
 Otot : lurik, polos, dan jantung.
 Mesenkim yang dapat berdifferensiasi menjadi berbagai macam
sel dan jaringan.
 Gonad, saluran serta kelenjar-kelenjarnya.
 Ginjal dan ureter.
 Lapisan otot dan jaringan pengikat (tunica muscularis, tunica
adventitia, tunica muscularis-mucosa dan serosa) berbagai
saluran dalam tubuh, seperti pencernaan, kelamin, trachea,
bronchi, dan pembuluh darah.
 Lapisan rongga tubuh dan selaput-selaput berbagai alat: pleura,
pericardium, peritoneum, dan mesenterium.
 Jaringan ikat dalam alat-alat seperti hati, pancreas, kelenjar
buntu.
 Lapisan dentin, cementum dan periodontium gigi, bersama
pulpanya.
d. Bumbung mesoderm
EPIMERE
Diferensiasi Pada
Bumbung Mesoderm
HYPOMERE
MESOMERE
Mekanisme differensiasi derivate ketiga
lapis-benih dipengaruhi factor-faktor
1. Inti
2. Sitoplasma
3. Lingkungan mikro
4. Fisik
5. Hormon
Factor gabungan
Differensiasi ialah gabungan antara
differensiasi pekerjaan gen dalam inti dan
differensiasi lingkungan intra dan
interselluler.
Organizer
Organizer menstimulasi pertumbuhan
Disebut juga inductor
Zat inductor mengalir dari sel ke sel lewat
junctional complex antara sel yang
bersebelahan
Exogastrulasi
Dilakukan experiment, untuk membuktikan
bahwa untuk neurulasi perlu kehadiran
inductor mesoderm yang melekat di bawah
ectoderm gastrula.
Caranya ialah dengan menarik lapisan
mesoderm itu keluar dari archenteron.
Dengan exogastrulasi ini mesoderm tetap
menumbuhkan notochord, somit, dan
derivatnya yang lain. Sedangkan ectoderm
tak bias berdifferensiasi membentuk
bumbung saraf.
Pertumbuhan gigi
Gigi tumbuh dari ectoderm dan mesoderm.
Ameloblast ialah sel-sel yang berasal dari
ectoderm, menumbuhkan lapisan enamel.
Odontoblast ialah sel-sel yang berasal dari
mesoderm (lapisan dermis mulut),
menumbuhkan lapisan dentin, pulpa,
semen, dan periodontium.
Jaringan mesoderm ternyata sebagai
inductor bagi ectoderm untuk
menumbuhkan gigi. Menunjukkan betapa
besar peranan mesoderm bagi
pertumbuhan gigi.
Pertumbuhan mata
Mata tumbuh juga dengan hadirnya
inductor, disini bukan mesoderm, tapi
bumbung saraf (derivat ectoderm).
Lensa mata itu berasal dari ectoderm, yang
disebut lens placode. Tapi placode ini tak
akan bisa tumbuh jadi lensa jika tonjolan
otak yang disebut optic vesicle tak
berkontak dengan placode itu.
Pertumbuhan saraf dan testis
Untuk terjadinya neurulasi, sehingga
terbentuk bumbung saraf, perlu kehadiran
mesoderm di bawah ectoderm sebagai
inductor. Differensiasi bumbung saraf itu
jadi otak depan, otak tengah, otak belakang
dan batang saraf punggung, juga perlu
kehadiran jaringan mesoderm sekitar
bagian-bagian bumbung bersangkutan.
Inervasi berbagai alat, juga harus dengan
kehadiran neuroglia (sel jaringan ikat saraf).
Sel Schwann harus ada sekitar ujung axon
atau alat target, agar inervasi alat itu
berlangsung normal. Kalau sel Schwann tak
hadir disitu, maka serabut axon tak
mencapai alat target tersebut.
Testis berfungsi pula sebagai inductor
pertumbuhan saluran kelamin jantan,
yakni epididymis dan vas deferens.
Jadi ternyata, bukan hanya butuh kehadiran
hormon androgen (testosteron) untuk
pertumbuhan saluran kelamin itu. Sebab
kalau testis diangkat, lalu embrio diberi
suntikan androgen, saluran kelamin tetap
tidak bisa tumbuh normal.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

MEKANISME PERNAPASAN BURUNG
MEKANISME PERNAPASAN BURUNGMEKANISME PERNAPASAN BURUNG
MEKANISME PERNAPASAN BURUNG
gitaatr
 

La actualidad más candente (20)

BIOUnnes_Organogenesis
BIOUnnes_OrganogenesisBIOUnnes_Organogenesis
BIOUnnes_Organogenesis
 
Fortofolio 1 Prinsip dasar Perkembangan
Fortofolio 1 Prinsip dasar PerkembanganFortofolio 1 Prinsip dasar Perkembangan
Fortofolio 1 Prinsip dasar Perkembangan
 
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANGKROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
 
Klasifikasi Porifera kelas X
Klasifikasi Porifera kelas XKlasifikasi Porifera kelas X
Klasifikasi Porifera kelas X
 
Reprod manusia
Reprod  manusiaReprod  manusia
Reprod manusia
 
Makalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusiaMakalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusia
 
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
 
Laporan Pengamatan Praktikum Lalat
Laporan Pengamatan Praktikum LalatLaporan Pengamatan Praktikum Lalat
Laporan Pengamatan Praktikum Lalat
 
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksiAnatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
 
Perkembangan Embrio
Perkembangan EmbrioPerkembangan Embrio
Perkembangan Embrio
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
 
SISTEM ENDOKRIN PADA AVES
SISTEM ENDOKRIN PADA AVESSISTEM ENDOKRIN PADA AVES
SISTEM ENDOKRIN PADA AVES
 
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti TaksonomiPencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
 
Sistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen VertebrataSistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen Vertebrata
 
Gastrula
GastrulaGastrula
Gastrula
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
 
Sistem sirkulasi vertebrata
Sistem sirkulasi vertebrataSistem sirkulasi vertebrata
Sistem sirkulasi vertebrata
 
ppt Sistem reproduksi manusia
ppt Sistem reproduksi manusiappt Sistem reproduksi manusia
ppt Sistem reproduksi manusia
 
Bukti–Bukti Evolusi
Bukti–Bukti EvolusiBukti–Bukti Evolusi
Bukti–Bukti Evolusi
 
MEKANISME PERNAPASAN BURUNG
MEKANISME PERNAPASAN BURUNGMEKANISME PERNAPASAN BURUNG
MEKANISME PERNAPASAN BURUNG
 

Similar a Proses pembentukan Organ penciuman dan Organogenesis

Ph organogenesis - sistem urogenital
Ph   organogenesis - sistem urogenitalPh   organogenesis - sistem urogenital
Ph organogenesis - sistem urogenital
Sasa265121
 
Lapsus mely
Lapsus melyLapsus mely
Lapsus mely
m3ly22
 
Embriogenesis sistem urogenital dan
Embriogenesis sistem urogenital danEmbriogenesis sistem urogenital dan
Embriogenesis sistem urogenital dan
Yasirecin Yasir
 
Perkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculatorPerkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculator
Ikhsan Ismail Safrani
 
Bab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9iBab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9i
Nining Mtsnkra
 
SISTEM REPRODUKSI LENGKAP PADA MANUSIA.ppt
SISTEM REPRODUKSI LENGKAP PADA MANUSIA.pptSISTEM REPRODUKSI LENGKAP PADA MANUSIA.ppt
SISTEM REPRODUKSI LENGKAP PADA MANUSIA.ppt
Acephasan2
 

Similar a Proses pembentukan Organ penciuman dan Organogenesis (20)

PPT_FIX_ORGANOGENESIS_DASAR_pptx.pptx
PPT_FIX_ORGANOGENESIS_DASAR_pptx.pptxPPT_FIX_ORGANOGENESIS_DASAR_pptx.pptx
PPT_FIX_ORGANOGENESIS_DASAR_pptx.pptx
 
Ph organogenesis - sistem urogenital
Ph   organogenesis - sistem urogenitalPh   organogenesis - sistem urogenital
Ph organogenesis - sistem urogenital
 
Lapsus mely
Lapsus melyLapsus mely
Lapsus mely
 
Kel 5 Embriologi Hewan organogenesis.docx
Kel 5 Embriologi Hewan organogenesis.docxKel 5 Embriologi Hewan organogenesis.docx
Kel 5 Embriologi Hewan organogenesis.docx
 
Embriogenesis sistem urogenital dan
Embriogenesis sistem urogenital danEmbriogenesis sistem urogenital dan
Embriogenesis sistem urogenital dan
 
Lkm 2-kelompok-4
Lkm 2-kelompok-4Lkm 2-kelompok-4
Lkm 2-kelompok-4
 
organ reproduksi jantan
organ reproduksi jantanorgan reproduksi jantan
organ reproduksi jantan
 
Lecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan Dasar
Lecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan DasarLecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan Dasar
Lecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan Dasar
 
Organogenesis
OrganogenesisOrganogenesis
Organogenesis
 
Perkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculatorPerkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculator
 
REPRODUKSI
REPRODUKSIREPRODUKSI
REPRODUKSI
 
organogenesis.pptx
organogenesis.pptxorganogenesis.pptx
organogenesis.pptx
 
33565900 makalah-reproduksi-pria-dan-wanita-1
33565900 makalah-reproduksi-pria-dan-wanita-133565900 makalah-reproduksi-pria-dan-wanita-1
33565900 makalah-reproduksi-pria-dan-wanita-1
 
Sistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiaSistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusia
 
Bab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9iBab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9i
 
Sistem indera
Sistem inderaSistem indera
Sistem indera
 
Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusia
 
sistem-reproduksi-pada-manusia.ppt
sistem-reproduksi-pada-manusia.pptsistem-reproduksi-pada-manusia.ppt
sistem-reproduksi-pada-manusia.ppt
 
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksiAnatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
 
SISTEM REPRODUKSI LENGKAP PADA MANUSIA.ppt
SISTEM REPRODUKSI LENGKAP PADA MANUSIA.pptSISTEM REPRODUKSI LENGKAP PADA MANUSIA.ppt
SISTEM REPRODUKSI LENGKAP PADA MANUSIA.ppt
 

Último

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 

Último (20)

power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 

Proses pembentukan Organ penciuman dan Organogenesis

  • 1.
  • 2. Proses pembentukan hidung dimulai dari pembentukan wajah pada akhir minggu ke-4 yang ditandai dengan adanya tonjol- tonjol wajah yang dibentuk oleh pasangan lengkung faring pertama. Selanjutnya tampak tonjol maksila dan mandibula, kemudian dan di sisi kanan kiri prominensia frontonasalis muncul penebalan dari ektoderm permukaan yaitu placode nasal (olfactorius)
  • 3. Pada minggu ke-5 plakoda-plakoda hidung mengalami invaginasi membentuk lubang hidung, dalam hal ini plakoda membentuk rigi jaringan yang mengelilingi masing-masing lubang dan membentuk tonjol hidung. Tonjol yang berada ditepi luar lubang adalah tonjol hidung lateral dan yang ada ditepi dalam adalah tonjol hidung medial.
  • 5. Janin berumur 5 minggu Lobang hidung Tonjol maksila Tonjol mandibula
  • 6. Selama dua minggu selanjutnya tonjolan maxila terus bertambah besar ukurannya, tonjolan ini tumbuh ke arah medial sehingga mendesak tonjol hidung ke arah garis tengah kemudian celah antara tonjol hidung medial dan tonjol hidung maksila hilang dan keduanya bersatu membentuk bibir atas.
  • 7. Mula- mula tonjol hidung lateral terpisah oleh suatu alur yang dalam (alur nasolakrimal).ektoderm dilantai alur ini membentuk sebuah tali epitel membentuk ductus nasolacrimalis, ujung atasnya melebar membentuk saccus lacrimalis, setelah lepasnya tali tersebut, tonjol maksila dan tonjol lateral menyatu. Hidung yang terbentuk dari tonjol frontal membentuk jembatannya, gabungan tonjol-tonjol hidung medial membentuk lekung cuping dan ujung hidung, dan tonjol hidung lateral membentuk sisinya (alae).
  • 8. Selama minggu ke-6 lubang hidung makin bertambah dalam,karena tumbuhnya tonjol-tonjol hidung yang ada disekitarnya dan sebagian lagi karena lubang ini menembus kedalam mesenkim bawahnya.dan pada saat dan pada saat itu diikuti juga dengan perkembangan syaraf olfaktori.
  • 9. Pada minggu ke-7 dan ke-8 organ hidung akan terlihat dengan jelas
  • 10. ORGANOGENESIS Organogenesis/morphogenesis merupakan pertumbuhan embryo bentuk primitif tumbuh menjadi bentuk definitive. Organogenesis gabungan 2 periode : 1. pertumbuhan antara (Extensi, pertumbuhan, evaginasi, invaginasi, dan perpindahan sel bumbung-bumbung; pertumbuhan alat yang terdiri dari jaringan, pengorganisasian alat-alat menjadi sistem, dan penyelesaian bentuk morfologi embrio)
  • 11. 2. pertumbuhan akhir (otak embrio berkembang, terbentuk jari-jari, tubuh mulai memanjang dan lurus, hingga menjadi janin.  Pada Evertebrata (pisces dan amphibi) batas periode pertumbuhan antara dengan periode akhir disebut tingkat berudu (larva).  Pada Reptilia, Aves dan Mamalia tak jelas batas kedua periode tersebut.
  • 12. 1. Transformasi dan diferensiasi  Transformasi dan diferensiasi bagian-bagian embrio bentuk primitif berupa : 1. Extensi dan pertumbuhan bumbung-bumbung yang terbentuk pada tubulasi. 2. Evaginasi dan invaginasi daerah tertentu setiap bumbung. 3. Pertumbuhan yang tak merata pada berbagai daerah bumbung. 4. Perpindahan sel-sel dari satu bumbung ke bumbung lain atau ke rongga antara bumbung-bumbung.
  • 13. 5. Pertumbuhan alat yang terdiri dari berbagai macam jaringan, yang berasal dari berbagai bumbung. 6. Pengorganisasian alat-alat menjadi sistem: sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem urogenitalia, dan seterusnya. 7. Penyelesaian bentuk luar (morfologi, roman) embrio secara terperinci, halus dan individual.
  • 14.  Dalam organogenesis ada 2 hal yang perlu dicatat : 1. Setiap embrio mengalami embryogenesis dengan menempuh tahap-tahap embryogenesis yang dimiliki leluhur secara evolusi. 2. Berhubung dengan rekapitulasi diatas (Hukum Haeckel) ada beberapa bagian tubuh embrio yang pada suatu ketika berkembang lalu susut dan hilang, atau berubah letak dan peranan dibandingkan dengan asal usul; sebaliknya ada suatu bagian yang pada asal-usul susut dan tak berperanan tapi jadi berkembang.
  • 15. a. Bumbung Epidermis Menumbuhkan : • Lapisan epidermis kulit, dengan derivatnya yang bertexture (susunan kimia) tanduk: sisik, bulu, kuku, tanduk, cula, taji. • Kelenjar-kelenjar kulit: kelenjar minyak bulu, kelenjar peluh, kelenjar ludah, kelenjar lendir, kelenjar air mata. • Lensa mata, alat telinga dalam, indra bau dan indra raba • Stomodeum menumbuhkan mulut, dengan derivatnya seperti lapisan enamel (email) gigi, kelenjar ludah dan indra kecap • Proctodeum, menumbuhkan dubur bersama kelenjarnya yang menghasilkan bau tajam. • Lapisan enamel gigi.
  • 16. b. Bumbung endoderm (metenteron) Menumbuhkan :  Lapisan epitel seluruh saluran pencernaan sejak pharynx sampai rectum.  Kelenjar-kelenjar pencernaan hepar, pancreas, serta kelenjar lendir yang mengandung enzim dalam oesophagus, gaster dan intestinum.  Lapisan epitel paru atau insang.  Cloaca yang jadi muara ketiga saluran : pembuangan (ureter), makanan (rectum), dan kelamin (ductus genitalis).  Lapisan epitel vagina, urethra, vesica urinaria dan kelenjar- kelenjarnya.
  • 17. c. Bumbung neural (saraf) Menumbuhkan :  Otak dan sumsum punggung.  Saraf tepi otak dan punggung.  Bagian persarafan indra, seperti mata, hidung, dan raba.  Chromatophore kulit dan alat-alat tubuh yang berpigmen.
  • 18. Menumbuhkan banyak ragam alat :  Jaringan pengikat dan penunjang.  Otot : lurik, polos, dan jantung.  Mesenkim yang dapat berdifferensiasi menjadi berbagai macam sel dan jaringan.  Gonad, saluran serta kelenjar-kelenjarnya.  Ginjal dan ureter.  Lapisan otot dan jaringan pengikat (tunica muscularis, tunica adventitia, tunica muscularis-mucosa dan serosa) berbagai saluran dalam tubuh, seperti pencernaan, kelamin, trachea, bronchi, dan pembuluh darah.  Lapisan rongga tubuh dan selaput-selaput berbagai alat: pleura, pericardium, peritoneum, dan mesenterium.  Jaringan ikat dalam alat-alat seperti hati, pancreas, kelenjar buntu.  Lapisan dentin, cementum dan periodontium gigi, bersama pulpanya. d. Bumbung mesoderm
  • 20. Mekanisme differensiasi derivate ketiga lapis-benih dipengaruhi factor-faktor 1. Inti 2. Sitoplasma 3. Lingkungan mikro 4. Fisik 5. Hormon
  • 21. Factor gabungan Differensiasi ialah gabungan antara differensiasi pekerjaan gen dalam inti dan differensiasi lingkungan intra dan interselluler.
  • 22. Organizer Organizer menstimulasi pertumbuhan Disebut juga inductor Zat inductor mengalir dari sel ke sel lewat junctional complex antara sel yang bersebelahan
  • 23. Exogastrulasi Dilakukan experiment, untuk membuktikan bahwa untuk neurulasi perlu kehadiran inductor mesoderm yang melekat di bawah ectoderm gastrula.
  • 24. Caranya ialah dengan menarik lapisan mesoderm itu keluar dari archenteron. Dengan exogastrulasi ini mesoderm tetap menumbuhkan notochord, somit, dan derivatnya yang lain. Sedangkan ectoderm tak bias berdifferensiasi membentuk bumbung saraf.
  • 25. Pertumbuhan gigi Gigi tumbuh dari ectoderm dan mesoderm. Ameloblast ialah sel-sel yang berasal dari ectoderm, menumbuhkan lapisan enamel. Odontoblast ialah sel-sel yang berasal dari mesoderm (lapisan dermis mulut), menumbuhkan lapisan dentin, pulpa, semen, dan periodontium.
  • 26. Jaringan mesoderm ternyata sebagai inductor bagi ectoderm untuk menumbuhkan gigi. Menunjukkan betapa besar peranan mesoderm bagi pertumbuhan gigi.
  • 27. Pertumbuhan mata Mata tumbuh juga dengan hadirnya inductor, disini bukan mesoderm, tapi bumbung saraf (derivat ectoderm).
  • 28. Lensa mata itu berasal dari ectoderm, yang disebut lens placode. Tapi placode ini tak akan bisa tumbuh jadi lensa jika tonjolan otak yang disebut optic vesicle tak berkontak dengan placode itu.
  • 29. Pertumbuhan saraf dan testis Untuk terjadinya neurulasi, sehingga terbentuk bumbung saraf, perlu kehadiran mesoderm di bawah ectoderm sebagai inductor. Differensiasi bumbung saraf itu jadi otak depan, otak tengah, otak belakang dan batang saraf punggung, juga perlu kehadiran jaringan mesoderm sekitar bagian-bagian bumbung bersangkutan.
  • 30. Inervasi berbagai alat, juga harus dengan kehadiran neuroglia (sel jaringan ikat saraf). Sel Schwann harus ada sekitar ujung axon atau alat target, agar inervasi alat itu berlangsung normal. Kalau sel Schwann tak hadir disitu, maka serabut axon tak mencapai alat target tersebut.
  • 31. Testis berfungsi pula sebagai inductor pertumbuhan saluran kelamin jantan, yakni epididymis dan vas deferens.
  • 32. Jadi ternyata, bukan hanya butuh kehadiran hormon androgen (testosteron) untuk pertumbuhan saluran kelamin itu. Sebab kalau testis diangkat, lalu embrio diberi suntikan androgen, saluran kelamin tetap tidak bisa tumbuh normal.