1. KONSEP IPTEKS DALAM ISLAM
NAMA KELOMPOK :
1.CANTATA AGA S
2. FEBRI NUR INTAN
3. ALIYAH FATMAHMA N
2. 1.2 RUMUSAN MASALAH
Apa Definisi Ipteks ?
Apa Integrasi Iman,Ilmu,Teknologi dan Seni?
Apa pandangan islam mengenai ipteks ?
Apa Pengertian IPTEKS Dalam Islam dan Sumbernya
?
Apa Tanggung Jawab Ilmuwan Terhadap Alam dan Lingkungan
?
3. .Ipteks
Berbagai definisi tentang sains,teknologi dan seni telah diberikan oleh
para filosuf,ilmuwan dan budayawan,seolah mereka mempunyai
definisi masing- masing sesuai apa yg mrk senangi.
Sains di Indonesiakan menjadi Ilmu pengetahuan.Menurut Filsafat
Ilmu;Pengetahuan dan Ilmu itu beda.
Pengetahuan:Segala sesuatu yang diketahui man melalui tangkapan
panca indra,intuisi dan firasat.
Ilmu :pengetahuan yg sdh diklarifikasi ,diorganisasi,sehingga
mewnghasilkan kebenaran obyektif,dan sudah diuji kebenarannya.
Dalam kajian filsafat setiap ilmu membatasi pada satu bidang kajian
saja,sebab seseorang yg memperdalam ilmu tertentu disebut
spesialis,sedangkan orang yg banyak tahu tetapi tidak mendalam
disebut generalis.Karena keterbatasan kemampuan manusia ,mk
sangat jarang ditemukan orang yang menguasai beberapa ilmu secara
mendalam.
4. Istilah teknologi mrpkan produk IP’dari sudut budaya teknologi mrpkan salah
satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari IP.Meskipun pd
dasarnya teknologi jg memiliki karakteristik obyektif dan netral.Dalam situasi
tertentu teknologi tidak netral lagi
karena memiliki potensi untuk merusak dan kekuasaan .Di sinilah letak
perbedaan Ilmu Pengetahuan dengan teknologi.
Teknologi dpt membawa dampak positif (kesejahteraan) dan negatif
(ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat
kehancuran alam semesta. Seni adalah hasil ungkapan akal budi manusia
dengan segala prosesnya.Seni merpkn ekspresi jiwa seseorang yang identik
dengan keindahan.Keindahan yg hakiki adalah kebenaran.Keduanya
memiliki nilai yg sama yaitu keabadian.
Benda-benda yg diolah scr kreatif sehingga muncul keindahan itulah karya
seni.Seni yg lepas dari nilai-nilai ketuhanan tdk akan abadi krn ukurannya
adalah hawa nafsu bukan akal
budi.Agama dan ilmu harus sejalan tdk boleh dipertentangkan.Memang
demikian adanya karena hakikat agama adalah membimbing dan
mengarahkan akal.
5. Sumber Ilmu Pengetahuan
Dalam Islam sumber ilmu yaitu akal dan wahyu,keduanya tdk boleh
dipertentangkan.Manusia diberi kebebasan dlm mengembangkan
akal budinya sesuai dg tuntunan Al-Qur’an danSunnah
Rosul.Pemikiran Islam ada yang bersifat abadi,kebenarannya bersifat
mutlak karena dari wahyu Allah.Ada yg bersifat perolehan tingkat
kebenarannya bersifat nisbi (relatif) karena bersumber dari akal
pikiran manusia.
Dlm Islam IPTEKS adalah hasil pengembangan potensi manusia yg
diberikan Allah berupa akal budi.Prestasi gemilang dlm
pengembangan IPTEKS ,hakikatnnya tdk lebih dari sekedar
menemukan bagai mana sunnatullah itu terjadi di alam semesta
ini,bukan merancang atau menciptakan suatu hukum baru diluar
sunnatullah(hukum Allah/hukum alam)
6. 2.2 .Integrasi Iman,Ilmu,Teknologi dan Seni
Dalam pandangan Islam ,antara agama,Ilmu pengetahuan ,teknologi dan
seni terdapat hubungan yg harmonis dan dinamis yg terintegrasi dlm suatu
sistem yg disebut dinul Islam.Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu
akidah,syariah dan akhlak(iman ,ilmu&amal shalih).
Islam merupakan ajaran yang sempurna,kesempurnaannyanterkandung
dlm inti ajarannya .Ada 3 intiajaran Islam yaitu Iman,Islam dan Ikhsan,ketiga
inti ajaran itudisebut Dinul Islam.Sebagaimana digambarkan dalam Al-
Qur’an;Artinya
“Tidakkah kamu perhatikan Allah telah membuat perumpamaan kalimat yg
baik(Dinul Islam) seperti sebatang pohon yg baik,akarnya
kokoh(menghujam ke bumi)dan cabangnya menjulang ke langit.pohon itu
mengeluarkan buahnya setiap musim dg seizin Tuhannya.Allah membuat
perumpamaan –perumpamaan itu agar manusia selalu ingat(QS>14;24-25).
Ayat diatas mengindentikkan bahwa Iman adalah akar,Ilmu adalah pohon yg
mengeluarkan dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan.Sedangkan
amal ibarat buah dari pohon itu identik dg teknologi dan seni.Ipteks
dikembangkan diatas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal
saleh bukan kerusakan alam.
7. 2.3 Ipteks Dalam Pandangan Islam
Ilmu dalam Islam diartikan sebagai:Segala pengetahuan yang bersifat dapat
menjelaskan/memberi kejelasan terhadap segala sesuatu yang dihadapi
atau dibutuhkan oleh manusia baik dalam kapasitasnya sebagai hamba
ataupun khalifah Allah.
Sumber ilmu dalam pandangan Islam adalah berasal dari wahyu,
pemikiran(akal), serta pengalaman manusia
Ilmu yang berasal dari wahyu bersifat perennial/abadi, mutlak, dan berfungsi
sebagai pedoman hidup manusia.
Sedangkan ilmu yang berasal dari akal ataupun pengalaman manusia itu
bersifat aquired/perolehan, relatif, dan berfungsi sebagai sarana dalam
kehidupan manusia. Dalam pandangan Islam, Ipteks itu bersifat terikat nilai
(tidak bebas nilai), yaitu harus disesuaikan dengan nilai-nilai ajaran islam
Ipteks merupakan hasil olah pikir dan rasa manusia, karenanya harus
dikembangkan sesuai dengan perkembangan akal budi manusia.
Pengembangan ipteks merupakan bagian dari pelaksanaan kewajiban
manusia sebagai makhluk Allah yang berakal
Ipteks merupakan pedoman dan sarana bagi manusia dalam melaksanakan
tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah, agar kualitas ibadah dan
kesejahteraannya meningkat
Islam sangat mendorong pengembangan ipteks, terbukti dengan banyaknya
ayat Al-Qur’an atau Hadits Nabi yang memerintahkan untuk memperhatikan
penciptaan atau keberadaan alam semesta, bahkan ayat yang pertama
adalah perintah untuk membaca (dalam arti luas) bukan perintah tentang
ibadah ritual tertentu
8. 2.4. Pengertian IPTEKS Dalam Islam dan Sumbernya
Pengetahuan yang dimiliki manusia ada dua jenis, yaitu:
Dari luar manusia, ialah wahyu, yang hanya diyakini bagi mereka yang
beriman kepada Allah swt. Ilmu dari wahyu diterima dengan yakin, sifatnya
mutlak.
Dari dalam diri manusia, dibagi dalam tiga kategori: pengetahuan
(knowledge/kenneis), ilmu pengetahuan (watenschap/science) dan filsafat.
Ilmu dari manusia diterima dengan kritis, sifatnya nisbi.
Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah sumber Islam yang isi keterangannya
mutlak (absolut) dan wajib diyakini (QS. Al-Baqarah/2:1-5 dan QS. An-
Najm/53:3-4).
Berbagai definisi tentang sains, teknologi dan seni telah diberikan oleh para
filosuf, ilmuwan dan budayawan seolah-olah mereka mempunyai definisi
masing-masing sesuai dengan apa yang mereka senangi.
9. Sains diindonesiakan menjadi ilmu pengetahuan sedangkan dalam sudut
pandang filsafat ilmu, pengetahuan dengan ilmu sangat berbeda maknanya.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui
tangkapan pancaindra, intuisi dan firasat sedangkan, ilmu adalah
pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan
diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji
kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara etimologis kata
ilmu berarti kejelasan, oleh karena itu segala yang terbentuk dari akar
katanya mempunyai ciri kejelasan.
Kata ilmu dengan berbagai bentuknya terulang 854 kali dalam Al-Qur’an.
Kata ini digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan obyek
pengetahuan sehingga memperoleh kejelasan.
Dalam kajian filsafat, setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang
kajian. Sebab itu seseorang yang memperdalam ilmu tertentu disebut
sebagai spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu tetapi tidak
mendalam disebut generalis. Karena keterbatasan kemampuan manusia,
maka sangat jarang ditemukan orang yang menguasai beberapa ilmu
secara mendalam.
Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut
pandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai
hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya
teknologi juga memiliki karakteristik obyektif dan netral. Dalam situasi tertentu
teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk merusak dan potensi
kekuasaan. Di sinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan teknologi.
10. Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan
kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak
negatif berupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan
lingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta. Netralitas
teknologi dapat digunakan untuk kemanfaatan sebesar-besarnya bagi
kehidupan manusia dan atau digunakan untuk kehancuran manusia itu
sendiri.
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala
prosesnya. Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang.
Hasil ekspresi jiwa tersebut berkembang menjadi bagian dari budaya
manusia. Seni identik dengan keindahan. Keindahan yang hakiki identik
dengan kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu keabadian.
Benda-benda yang diolah secara kreatif oleh tangan-tangan halus sehingga
muncul sifat-sifat keindahan dalam pandangan manusia secara umum,
itulah sebagai karya seni. Seni yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan tidak
akan abadi karena ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi. Seni
mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang
kematangan jiwanya terus bertambah.
11. Dalam pemikiran sekuler perennial knowledge yang bersumber dari wahyu
Allah tidak diakui sebagai ilmu, bahkan mereka mempertentangkan antara
wahyu dengan akal, agama dipertentangkan dengan ilmu. Sedangkan
dalam ajaran Islam wahyu dan akal, agama dan ilmu harus sejalan tidak
boleh dipertentangkan. Memang demikian adanya karena hakikat agama
adalah membimbing dan mengarahkan akal.
12.
2.5 Tanggung Jawab Ilmuwan Terhadap Alam dan Lingkungan
Ada dua fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai abdun (hamba
Allah) dan sebagai khalifah Allah di bumi. Esensi dari abdun adalah
ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan
keadilan Allah, sedangkan esensi khalifah adalah tanggung jawab
terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial
maupun lingkungan alam.
Dalam konteks 'abdun, manusia menempati posisi sebagai ciptaan
Allah. Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia
untuk taat dan patuh kepada penciptanya. Keengganan manusia
menghambakan diri kepada Allah sebagai pencipta akan
menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan sang
pencipta berupa potensi yang sempurna yang tidak diberikan kepada
makhluk lainnya yaitu potensi akal. Dengan hilangnya rasa syukur
mengakibatkan ia menghambakan diri kepada hawa nafsunya.
13. Keikhlasan manusia menghambakan dirinya kepada Allah akan mencegah
penghambaan manusia kepada sesama manusia termasuk pada dirinya.
Manusia diciptakan Allah dengan dua kecenderungan yaitu kecenderungan
kepada ketakwaan dan kecenderungan kepada perbuatan fasik (QS. Asy-
Syams/91:8). Dengan kedua kecenderungan tersebut, Allah memberikan
petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkan
potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang
selalu didorong oleh nafsu amarah.
Fungsi yang kedua sebagai khalifah atau wakil Allah di muka bumi. Manusia
diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumber daya
serta memanfaatkannya dengan sebesar-besar kemanfaatan untuk
kehidupan ummat manusia dengan tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan, karena alam diciptakan untuk kehidupan manusia
sendiri.
14. Untuk menggali potensi alam dan memanfaatkannya diperlukan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang memadai. Tanpa menguasai
IPTEKS, fungsi hidup manusia sebagai khalifah akan menjadi kurang
dan kehidupan manusia akan tetap terbelakang. Allah menciptakan
alam, karena Allah menciptakan manusia. Seandainya Allah tidak
menciptakan manusia, maka Allah tidak perlu menciptakan alam.
Oleh karena itu, manusia mendapat amanah dari Allah untuk
memelihara alam, agar terjaga kelestariannya dan keseimbangannya
untuk kepentingan ummat manusia. Kalau terjadi kerusakan alam
dan lingkungan ini lebih banyak disebabkan karena ulah manusia
sendiri. Mereka tidak menjaga amanat Allah sebagai khalifah (QS. Ar-
Rum/30:41).