Kutipan Buku Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang.pdf
Egoisme1
1. Egoisme
Egoisme sering diartikan sebagai sifat mementikan diri sendiri. Biasanya
orang yang miliki sifat egois yang kental sangat sulit memahami orang lain, mereka
melihat dunia hanya memakai presfektifnya. Paradigma orang lain sudah jelas salah,
masukan tidak berlaku bagi mereka.
Orang egois tak akan pernah bisa memahami orang lain sebab pada
dasarnya mereka sendiri gagal dalam memahami dirinya sendiri. Mereka tidak
memahami bahwa dirinya sendiri itu ada karena ada orang lain, mereka juga tidak
menyadari antara perfsfektifnya berlawanan arah dengan hakikat keberadaannya.
Egoisme sebenarnya kesalahan dalam memakai paradigma, ukuran benar
salah selalu berdasarkan dirinya sendiri, jika sesuatu itu benar menurut dirinya dia
akan lakukan meskipun merugikan orang lain, bahkan rela mengorbankan orang lain
demi mencapai ambisinya.
Hal yang lucu terjadi jika orang-orang yang sama egoisnya bertemu, mereka
terkadang tidak hanya beradu argumentasi tetapi kadang-kadang adu jotos jika
sama-sama mau memenangi persaingan atau perdebata, malu jika terlihat kalah,
mereka menganggap harga dirinya menjadi turun kalau mengalah.
Sifat egois yang seperti ini jelas merugikan sebab menghambat kerjasama,
melemahkan tim, mengorogoti kekuatan, akhirnya berimbas pada tertundanya
kesuksesan yang sudah ada didepan mata. Tentu semua kita tidak menginginkan itu
terjadi didalam komunitas atau lingkungan kita.
Pada dasarnya semua orang memiliki ego termasuk diri kita. Ego adalah
kehendak pribadi dan pikiran yang pertama muncul dalam mempresepsi sesuatu.
Hanya saja yang membedakan adalah kadar dari masing-masing orang, sebagian
orang menempatkan egonya pada proporsi yang pantas serta mampu
mengelolahnya menjadi kekuatan posotif. Tetapi tak jarang juga yang kelewat batas
atau alam menempatkan egonya. Hal ini terjadi bila mengabaikan orang lain dan
mengangap pandangan dialah yang paling benar.
Ego atau keinginan pribadi yang kebabalasan akan menemukan kendala
dalam berinteraksi dan lingkungan akan sulit menerimanya sebab tidak ada
keinginan untuk menyesuaikan diri yang pada akhirnya makin terkucil dan hidup
dalam kesendirian, tetapi jangan salah orang egois lagi-lagi akan menyalahkan
leingungannya.
Selanjutnya orang egois akan kehilangan kepercayaan sebab lingkungan
akan mengambil sebuah kesimpulan bahwa apa saja yang dilakukannya tidak lagi
2. menjadi tulus untuk orang lain karena toh orang egois tidak bakal berfikir untuk
orang lain, dia hanya melihat kepentingan dirinya. Apa saja yang ingin dilakukan jika
berurusan orang lain selalu menuntut timbal baliknya, apa untungnya untuk dia,
kalau tidak buat apa capek-capek dikerjakan, buang-buang waktu, tenaga dan
pikiran.
Sekadar untuk masukan, siapa tau berfaedah. Pribadi yang egois mesti
menyadari lebih dulu fakta akan dirinya bahwa mementingkan diri sendiri adalah
sikap angkuh dan sombong yang dibenci oleh agama. Memandang remeh orang lain
dan menolak kebenaran bukan sikap orang beriman. Maukan kita dicap sebagai
orang yang tidak beriman? Tentu tidak ada yang mau.
Selanjutnya mungkinkah kita bisa hidup tanpa keberadaan orang lain? Orang
tua kita? keluarga kita? tetangga kita? sahabat kita? rasanya sungguh keliru kalau
ada yang orang yang menjawab ya. Dengan demikian bukalah ruang cinta untuk
orang lain yang telah berjasa dalam hidup kita ini, berusahalan untuk merasakan
apa yang mereka rasakan sehingga kita akan tergugah untuk melakukan kebaikan
tanpa menunggu balasan sebab apa yang baik bagi kita, bagi orang lain juga akan
baik dan apa yang kita benci sudah barang tentu orang lain membencinya.
Terakhir belajar melayani. Pada awalnya memang berat untuk berpura-pura
jadi orang baik, tetapi rasakan respon orang meskipun kita hanya berpura-pura baik
pada awalnya, kita akan kaget dengan respon baik yang kita terima, sebab
demikianlah hakikat memberi yaitu ganjaran yang kita dapatkan jauh lebih besar dari
apa yang diberikan. Giliran berikutnya tanpa kita sadari menjadikan diri kita orang
yang tulus memberi.
Tersenyumlah, luangkan waktu meskupun sedikit untuk menyapa orang lain
dan jangan segan-segan untuk berterima kasih bila mendapatkan kebaikan dari
orang, mulailah saat ini juga dan jadilah pelopor dalam kebaikan.