Dokumen tersebut membahas tentang Islam politik antara ajaran dan kenyataan. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa Islam memberikan tuntunan lengkap tentang kehidupan manusia tidak hanya dalam dimensi ritual dan sosial tetapi juga politik, seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dengan menerapkan Islam politik di Madinah dan menjadikan Islam sebagai ideologi yang memimpin negara. Sayangnya saat ini banyak umat Islam yang kel
11. SYARIAT Al ‘AILAH:
(Kehidupan Berkeluarga)
1. Memilih Pasangan Hidup
2. Hubungan Suami-Isteri
3. Hubungan Anak-Orang Tua
4. Cara mendidik Anak
5. Pengaturan Waris
6. Lain2
(terkait kehidupan keluarga sehari-hari)
12. SYARIAT Ad DAULAH:
(Kehidupan Berbangsa-Bernegara)
1. Cara memperoleh Kekuasaan Pemerintahan
2.Cara Mengelola Bangsa-Negara secara
Islami, terkait kebijakan Politik, Ekonomi,
Hukum, Sosial-Budaya, Hankam
INILAH WILAYAH
ISLAM-POLITIK
13. KETIGA KELOMPOK SYARIAT ISLAM
TERSEBUT TERTERA DI DALAM
AL QUR’AN
dan
DIBERI CONTOH PELAKSANAANNYA
OLEH
NABI MUHAMMAD SAW
15. TAHAPAN PERJUANGAN NABI DALAM
MENGENALKAN AGAMA ISLAM SECARA
KESELURUHAN
1. Mengenalkan Tauhid (KEIMANAN dlm Islam)
2. Mengajarkan perbaikan Akhlaq Manusia
3. Membimbing berRitual secara Islam
dan
4. Melaksanakan Islam POLITIK
16. 1. 1. PENGENALAN TAUHID
a. Wahyu Pertama
b. Surat al Ikhlas
(Asbabun Nuzul Surat al Ikhlas)
17. 2. PERBAIKAN AKHLAQ
Wahyu ke 2, 3, dst
Pertolongan terhadap Dhuafa/ Fakir-Miskin
Pembebasan Budak
Kebaikan Personal dan Sosial lain
18. Pokok-Pokok Ajaran Akhlak Mulia yang
dituntunkan oleh Islam:
1. Sikap Personal Islam
(Zuhud: Kesederhanaan walau kaya,
Tawadhu’:Kerendahan hati walau pandai)
2. Sikap sosial pada orang lain
(Kejujuran, keadilan, kedermawanan, dll)
19. 3. RITUAL ISLAM
Mulai dengan perintah Shalat
(Saat Isra’ Mi’raj)
Ayat2 tentang Puasa, Zakat, Haji, Doa, dll
20. 4. ISLAM POLITIK
Diawali dengan Bai’at Aqabah
Hijrahnya Rasulullah ke Madinah
Piagam Madinah
(Rasulullah menjadi Kepala Negara)
Penerapan Syariat dalam mengelola Negara
(Poleksosbudkumhankam)
Diplomasi Islami ke Negara lain
22. BAI’AH AQOBAH
Sumpah bahwa sebagai Pemeluk Islam
harus menjaga:
a. Keimanan pada Allah SWT
b. Berperilaku Mulia
c. Mentaati Nabi
23. HIJRAHNYA NABI DAN PEMBENTUKAN
KELOMPOK / PARTAI ISLAM (HISBULLAH)
di MADINAH
Nabi menerima Kepemimpinan Politik dari Bani ‘Aus
sehingga di Madinah akhirnya terbentuk 2 Kelompok Politik
yang tegas polarisasi ideologinya:
a. Kelompok Politik Islam, yang memperjuangkan Ideologi
Islam
(Bani ‘Aus, Bani Khajraj, dll)
b. Kelompok Politik Non-Islam, memperjuangkan Ideologi
di luar Islam
(Yahudi, Nasrani, Majusi, dll)
24. Proses Memiliki Kekuasan Pemerintahan:
1. Membuat Partai Politik yang akan
memperjuangkan diterapkannya Syariat Islam
dalam berbangsa bernegara (HIZBULLAH)
2. Menyadarkan umat Islam (personal maupun
kelompok ormas-lsm Islam) untuk secara bersama
menguatkan Partai Islam tersebut
3. Memenangkan persaingan dengan Partai Sekuler
dalam memperebutkan kekuasaan negara
25. PROSES PERKEMBANGAN POLITIK DI MADINAH:
1. UPAYA PENGUATAN KELOMPOK POLITIK ISLAM
oleh tokoh2 Islam yang dipimpin Nabi
2. INTERAKSI dan LOBI INTENSIF BERKELANJUTAN
ANTARA KELOMPOK POLITIK ISLAM DAN NON-
ISLAM (antara Partai mIslam dan Partai Non-Islam)
26. TERJADI KESEPAKATAN BERSAMA
TENTANG “KEPEMIMPINAN FORMAL &
PENGELOLAAN NEGARA MADINAH”
oleh Semua Kelompok Politik yang tertuang
dalam bentuk
PIAGAM MADINAH
(Nabi Muhammad secara Formal ditunjuk
menjadi Kepala Negara Madinah)
30. PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM
1. Fase Nabi di Mekah, 13 tahun
(belum menerapkan Politik Islam)
a. Pengenalan Tauhid, Akhlaq Karimah,
dan Ritual Islam
b. Perjuangan melalui media Dakwah dg
jalur orang ke orang, rumah ke rumah
c. Berhasil menyelamatkan sekitar 300 orang
d. Tatanan Sosial tetap rusak
31. 2. Fase Nabi di Madinah, 10 tahun
(Menerapkan Politik Islam)
a. Mulai dengan Hijrah Nabi ke Madinah
b. Nabi memimpin Partai Islam (Hizbullah)
dalam bentuk Bani ‘Aus
c. Kelompok Islam (Bani ‘Aus, Khajraj dll)
berhasil melobi Kelompok Yahudi-Nasrani
sehingga disepakati Piagam Madinah
(Rasulullah sbg Kepala Negara, dll)
d. Perjuangan Islam: Dakwah dan Politik
e. Seluruh Jazirah Arab dan sekitarnya
menjadi Muslim
f. Tatanan Sosial tertata adil, aman, sejahtera
32. SESUDAH RASULULLAH WAFAT
Islam terus dipraktekkan dalam semua dimensi
kehidupan:
Pribadi, Keluarga, Berbangsa-bernegara
Islam diperjuangkan dengan metoda
Dakwah dan Politik
Islam dipeluk kian banyak manusia, memimpin
wilayah yang kian luas: Asia, Afrika, Eropah
33. PERJUANGAN ISLAM
Tatkala masuk ke Ranah Politik:
1. Dari dakwah ‘antar individu’ ke ‘antar negara’
2. Dari dakwah sebatas Tauhid, Ritual, Akhlak, dan
Amal Sosial, berlanjut dg Gerakan Politik Islam,
Umat bersama dalam satu Kekuatan Politik
(Hizbullah=Partai Islam)
3. Umat Islam dari terhinakan menjadi umat yang
dihormati dan dibanggakan
(Surat al Kautsar)
35. MEMAKNAI POLITIK ISLAM
1. ISLAM POLITIK adalah Upaya serius
dan istiqomah untuk menjadikan Islam
memimpin Tatanan Sosial yang PLURAL,
berskala
Nasional & Internasional
36. ISLAM POLITIK MEMPUNYAI
2 (dua) TAHAPAN:
1. Perjuangan Umat Islam untuk menjadi Pemimpin
Bangsa-Negara yang penduduknya tentu PLURAL
(Qs 03:28)
2. Menerapkan Syariat Kenegaraan yang dituntunkan
al Qur’an dan Sunnah Nabi dalam membuat dan
menjalankan Kebijakan Nasional.
(Qs 05:49)
37. Tahapan Pertama:
Untuk berhasil membuat Umat Islam menjadi
Pemimpin Bangsa-Negara maka umat Islam
harus membentuk dan menguatkan Partai
Islam (Hizbullah). Upaya ini sudah dapat
dihitung sebagai bentuk Jihad fie sabilillah,
dengan harta dan jiwa, untuk berhasil sampai
Partai Islam itu memenangkan persaingan
dengan Partai Non-Islam di negeri yang
penduduknya pasti majemuk/plural
38. Tahapan kedua:
Setelah umat Islam berhasil menjadikan tokoh
Islamnya menjadi Pemimpin Formal Bangsa-
Negara maka Kebijakan Nasional yang dibuat
dan dijalankan harus sejalan dengan Tuntunan
Syariat Kenegaraan.
Metoda Mengelola Negara dengan Cara Syariat
ini yang disebut sebagai IDEOLOGI ISLAM
39. IDEOLOGI ISLAM
itulah yang akan mampu membuat rakyat (apapun
variasi agama yang dipeluknya) menjadi suatu
kesatuan bangsa yang aman, adil, makmur, sejahtera,
penuh berkah dari Allah SWT.
Negara yang kondisinya demikian disebut sebagai
“Baldatun Thoyyibah”.
Dengan Ideologi Islam itulah maka Islam
mendatangkan Rahmat bagi ‘Alam Semesta
(Islam itu Rahmatan lil ‘Alamiin)
40. Berislamnya Nabi jelas terkait pelaksanakan
Islam Politik.
Nabi melakukan aktifitas politik dalam berislam,
yang ujungnya berhasil menjadi Kepala Negara
Madinah. Hanya dengan menjadi Pemimpin
Negara maka syariat Allah yang terkait
kenegaraan baru bisa diterapkan oleh Nabi.
41. Aktifitas Nabi dalam Politik dilakukan
dengan proses sebagai berikut:
1. Mulai dengan penyadaran bahwa pengikut
agama Islam bersumpah untuk bersatu saling
membantu yang ujungnya menyatakan
kesetiaan pada kebijakan Pemimpin terkait
dalam masalah sosial-politik
. Islam tidak hanya sekedar tatacara
peribadatan/ritual maupun amal sosial,
namun juga menggalang masa yang
berorientasi untuk memimpin tatanan
bangsa-negara
42. 2. Tatkala Kepemimpinan Sosial-Politik sudah
berada di tangan Nabi maka kebijakan sosial-
politik yang diterapkan Nabi adalah tuntunan
Allah SWT terkait masalah kenegaraan, seperti
kebijakan Politik Ekonomi, Hukum, Sosial-
Budaya, Pertahanan-Keamanan.
Nabi melaksanakan Ideologi Islam.
43. AGAMA ISLAM JELAS MEMILIKI TUNTUNAN
ISLAM POLITIK:
“BAGAIMANA MEMPROSES AGAR ISLAM
MENJADI PEMIMPIN NEGARA YANG
BERPENDUDUK PLURAL, MENERAPKAN
SYARIAT DALAM PENGELOLAAAN NEGARA
UNTUK
MEWUJUDKAN TATANAN NEGARA YANG
BERADAB, ADIL, AMAN, MAKMUR,
SEJAHTERA”
44. ISLAM MENGAJARKAN BAHWA
KESELAMATAN DAN KESEJAHTERAAN
MANUSIA TIDAK TERLEPAS DARI
AKTIFITAS POLITIK
KARENA
NEGARA YANG DIPIMPIN SECARA
SALAH, TIDAK ISLAMI, AKAN
MERUSAK KUALITAS MANUSIA,
PERADABAN & LINGKUNGANNYA
45. KEKELIRUAN UMAT DALAM MEMAKNAI
POLITIK SAAT BERISLAM
1. Ajaran Islam dikiranya tidak termasuk aktifitas
Politik, hanya sekedar kegiatan Ritual dan Amal
Sosial belaka, padahal isi al Qur’an dan percontohan
Nabinya jelas menunjukkan keharusan terlibat
dalam aktifitas Politik.
46. 2. Umat sudah puas jika penguasa politik
membolehkan umat Islam melakukan ibadah
mahdhoh (ritual) secara Islami. Umat tidak
peduli apakah negara mengatur ekonomi,
budaya, hukum, pendidikan, dll tidak
berpedoman pada al Qur’an dan Hadits. Bahkan
walau kebijakan tersebut merugikan
kepentingan mereka yang non-ritualnya, atau
menggerogoti makna keimanan Islam.
47. 3. Umat sudah merasa benar cara berislamnya
jika telah masuk organisasi yang hanya
bergerak dalam skala Ritual dan Amal sosial,
walau di negerinya ada kesempatan untuk
membuat dan membesarkan Partai Politik yang
berideologi Islam, bercita-cita menerapkan
syariat kenegaraan dalam mengelola bangsa-
negara. Akibatnya kepemimpinan negara selalu
dalam penguasaan Figur yang bervisi/
berideologi Non-Islam.
49. 1. Banyak Muslim tidak tahu bahwa
Islam Politik adalah kewajiban syar’i
sehingga jika meninggalkannya
terancam
DOSA
50. 2. Banyak Muslim yang keliru memilih
dan membesarkan Partai Politik yang
berorientasi TIDAK BERTUJUAN
menegakkan Syariat Islam terkait
berbangsa-bernegara
51. 3. Banyak Hizbullah (Partai Politik
BERTUJUAN MENEGAKKAN
SYARIAT ISLAM) yang dikelola/
diurus tidak profesional sesuai Syariat
sehingga kalah bersaing dengan Partai
SEKULER
4. Negara Muslim banyak yang di kelola
secara Feodalistik atau Sekularistik
52. 5. Banyak Negeri yang menyatakan diri
sebagai Negara Islam ternyata dikelola
tidak mengikuti Tuntunan Allah SWT
terkait kehidupan berbangsa-bernegara
SEHINGGA MENJADI NEGARA
GAGAL