Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fitur produk, citra merek, harga, periklanan, dan promosi penjualan terhadap perilaku pembelian konsumen di Batam. Berdasarkan tinjauan pustaka, didapatkan bahwa semua variabel berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian, kecuali fitur produk yang tidak berpengaruh secara signifikan. Metode regresi digunakan untuk menguji pengaruh variabel-variabel tersebut ter
AnalisisPengaruh Fitur Produk , Citra Merek, Harga ,Periklanan,dan Promosi Penjualan, Terhadap Perilaku Pembelian Konsumen
1. 1
ANALISIS PENGARUH FITUR PRODUK,
CITRA MEREK, HARGA, PERIKLANAN, DAN PROMOSI
PENJUALAN TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN
KONSUMEN DI BATAM
Golan Hasan
Universitas International Batam
golan_btv@yahoo.com
ABSTRACT
Today technological development is growing with various innovations made by
technology and telecommunications manufacturers. One of the most trending
communication tools in market is smartphone. Increased in the number of brands and
types of smartphones resulted a highly competition among smartphone producer with
competitive prices. To win in this crowded market competition, the company required to
make a market survey to determine the taste of consumers and development the products
to be used as the basis of the product development and marketing strategy. Based on this,
the purpose of this study is to analyze the effects of Product Feature, Brand Image, Price,
Advertising and Sales Promotion on Consumer Purchase Behavior.
Regression results show that the variables of Product Feature, Brand Image,
Price, Advertising, and Sales Promotion significantly positively influence on Customer
Purchase Behavior, Product Feature and Price are not significantly influence on
Customer Purchase Behavior.
Keywords: Product Feature, Brand Image, Price, Advertising, Sales Promotion,
Customer Purchase Behavior
PENDAHULUAN
Industri smartphone berkembang pesat di era globalisasi ini, terutama didukung
oleh perkembangan telekomunikasi di Indonesia. Perkembangan telekomunikasi di
Indonesia adalah sebuah transformasi penggunaan teknologi telekomunikasi di kalangan
masyarakat. Perkembangan telekomunikasi seluler tidak dapat di lepaskan dari kemajuan
teknologi komunikasi, perubahan regulasi dan budaya masyarakat.
Dalam pasar dengan tingkat persaingan yang tinggi, mengharuskan perusahaan
dalam industri smartphone untuk menciptakan elemen yang berbeda dan unggul untuk
menarik konsumen memilih produknya daripada kompetitornya yang lain. Perilaku
pembelian konsumen termasuk meliputi aktivitas mental, emosional dan fisik yang
digunakan konsumen dalam menentukan apa yang dibeli konsumen, bagaimana mereka
membeli, kapan membeli, dan kenapa membeli produk tersebut melalui tahap-tahap
pengenalan produk, pengumpulan informasi, evaluasi, pembelian, dan umpan-balik yang
memuaskan kebutuhan dan keinginan pembeli.
Perilaku pembelian konsumen berperan penting dalam menetukan volume
penjualan produk sebuah perusahaan. Meningkatkan volume penjualan tentu
mendatangkan profit bagi perusahaan dan para investor. Sehingga untuk menarik
konsumen membeli produk tertentu, perusahaan harus mengetahui faktor-faktor penentu
perilaku pembelian konsumen. Beberapa faktor yang dapat mempengarhui perilaku
pembelian konsumen diantaranya adalah fitur produk, citra merek, harga, periklanan,
promosi penjualan, dan lain-lain.
Harga yang terjangkau juga merupakan salah satu alasan dalam menarik
pelanggannya. Dapat dilihat dari banyak podusen baru asal Cina dan lokal mulai
menawarkan produknya dengan harga yang sangat kompetitif dan mencuri penjualan dari
2. 2
produsen yang sudah mapan. Seperti salah satunya produk dari perusahaan Cina, Xiaomi
Redmi Note 2, yang sempat menjadi smartphone no. 1 di Cina dan merek dengan
pertumbuhan paling pesat (id.techinasia.com, 2016).
Namun menurut Canalys (2016), ada pergeseran pola konsumsi, saat ini para
pelanggan cenderung membeli smartphone yang lebih premium.Dengan kata lain, merek
merupakan salah satu alasan bagi konsumen dalam menentukan keputusan pembeliannya,
karena menciptakan presepsi nilai dan simbol bagi pembelinya. Ini merupakan kabar baik
bagi perusahaan seperti Apple dan Samsung yang memiliki citra merek yang baik dan
konsumen akan terus meng-upgradeke produk dengan citra merek lebih bagusselama
mereka merasa mampu untuk membelinya.
Perusahaan tidak hanya dituntut untuk menciptakan kualitas dengan harga
terjangkau, juga tidak dapat terlepas untuk menciptakan strategi pemasaran yang efektif.
Strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai
tujuan pemasarannya. Strategi pemasaran berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran,
penetapan posisi, bauran pemasaran dan besarnya pengeluaran pemasaran (Kotler, 2007).
Iklan menjadi fungsi strategis bagi perusahaan dalam menembus pasar yang
semakin kompetitif. Iklan juga sebagai alat bagi perusahaan untuk mengenalkan produk
baru kepada masyarakat umum sebagai konsumen potensial atau mengingatkan kembali
kepada masyarakat terhadap produk atau merek perusahaan yang sudah berada di tahap
kedewasaan. Sebuah iklan cenderung menciptakan sikap yang baik terhadap suatu produk
dengan menjelaskan ciri-ciri positif sehingga dapat mempengaruhi perasaan dan emosi
konsumen agar bersedia melakukan pembelian atas produk tersebut.Iklan yang berhasil
setidaknya memberikan informasi atau pesan tersendiri yang dapat mengubah pola pikir
(mindset) konsumen, yang selanjutnya akan mempengaruhi perilaku konsumen agar
membeli produk yang diiklankan tersebut.
Menurut Peter dan Olson (2010), promosi penjualan adalah rangsangan langsung
yang ditujukan kepada konsumen untuk melakukan pembelian. Berbeda dengan iklan
yang bersifat untuk mengenalkan dan mengingatkan konsumen akan produk perusahaan
dan memberikan alasan agar mereka membeli, promosi penjualan merupakan rangsangan
langsung yang ditujukan kepada konsumen untuk melakukan pembelian secara lebih
cepat.
Penelitian dirangkum dalam makalah untuk menyelidiki sikap konsumen dan faktor-
faktor penentu yang berkaitan dengan periklanan. Berdasarkan uraian di atas, maka
penulis membuat penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Fitur Produk, Citra
Merek, Harga, Periklanan, dan Promosi Penjualan terhadap Perilaku Pembelian
Konsumen di Batam”.
LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Menurut Hanzaee dan Yazd (2010), Perilaku pembelian konsumen adalah faktor
penting dalam menentukan loyalitas, pembelian kembali dan serta pemasaran dari mulut
ke mulut. Menurut Chaharsoughi dan Yasory(2011), perilaku konsumen berfokus pada
bagaimana konsumen memutuskan apa untuk dibeli, mengapa membeli, kapan membeli,
dimana membeli, dan seberapa sering mereka membeli, seberapa sering mereka
menggunakannya.
Menurut Isabella et al.(2012), perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh
dua tahap yaitu, tahap analisis masalah, dan menghasilkan persepsi yang mempengaruhi
keputusan akhir dan tahap kedua adalah evaluasi dari masalah.Tujuan dari tahap pertama
dari proses pengambilan keputusan adalah untuk menyederhanakan masalah. Persepsi
individu yang dihasilkan dari pengambilan keputusan dapat diklasifikasikan sebagai
keuntungan dan kerugian sebagai titik acuan. Jika hasilnya dianggap sebagai keuntungan,
maka penekanan lebih besar pada pengambilan risiko, namun jika dilihat dari titik acuan,
hasilnya adalah kerugian, maka konsumen akan menghindari resiko.
3. 3
Menurut Chakrabortty (2013), perilaku pembelian kosumen merupakan salah satu
penunjang tercapainya tujuan sebuah perusahaan, yaitu meningkatkan volume
penjualan.Manurut Saidani dan Ramadhan (2013), perilaku pembelian konsumen adalah
keputusan pembelian dari pelanggan secara umum dilihat sebagai proses yang terdiri dari
tahapan – tahapan yang dilewati konsumen dalam membeli sebuah produk atau jasa.
Tahapan – tahapan antara lain pengenalan masalah, pencarian informasi, eveluasi
alternatif, keputusan membeli, dan pasca pembelian.
Menurut Sata (2013), perilaku konsumen adalah apa yang dibeli, bagaimana
membeli, kapan membeli, dan kenapa membeli produk tertentu oleh konsumen, melalui
proses pengenalan, pencarian informasi, evaluasi, pembelian, dan umpan-balik.
Menurut Durrani et al. (2013), perilaku pembelian konsumen adalah serangkaian
kegiatan yang mereka miliki, mengkonsumsi dan membuang produk dan jasa.
Penelitian oleh Nasriya (2014), perilaku pembelian konsumen mempelajari
tentang bagaimana seorang individual melakukan keputusan pembelian dengan
menggunakan sumber daya dan mengenai aspek yang berhubungan dengan pembelian
seperti; apa yang dibeli, bagaimana membeli, kapan dibeli, dan lain – lain.Menurut Fianto
et al. (2014), perilaku pembelian konsumen adalah tahap sebelum keputusan pembelian
dalam proses keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh pengukuran budaya, sosial,
personal dan psikologis.
Hubungan Fitur Produk dengan Perilaku Pembelian Konsumen
Hasil penelitian oleh Hanzaee dan Yazd (2010) menemukan bahwa kualitas atau
fitur sebuah produk mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Konsumen akan
membandingkan fitur produk dengan produk yang lain dalam memutuskan pembelian
terhadap barang tertentu.Penelitian oleh Sata (2013) juga menemukan bahwa fitur produk
berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku pembelian konsumen. Produk dengan
fitur yang semakin baik akan diminati oleh konsumen, sebaliknya produk tanpa ada
pengembangan fitur akan ditinggal oleh konsumen.
Menurut penelitian oleh Saidani dan Ramadhan (2013), fitur produk memiliki
pengaruh signifikan positif terhadap perilaku pembelian konsumen, karena dari fitur
produk adalah yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan yang diharapkan oleh pembeli serta unsur–unsur produk yang dipandang
penting oleh konsumen dan memiliki perbedaan dibandingkan pesaing akan dijadikan
sebagai dasar pengambilan keputusan pembelian.
Hubungan Citra Merek dengan Perilaku Pembelian Konsumen
Hasil penelitian oleh Hanzaee dan Yazd (2010) juga menemukan bahwa merek
mempengaruhi perilaku konsumen, namun tidak signifikan. Hanzee dan Yazd
menjelaskan bahwa ternyata konsumen tetap akan lebih mempertimbangkan kualitas
produk dan harga dibandingkan merek.
Penelitian oleh Ogbuji (2011) menunjukkan bahwa citra merek memilki pengaruh
signifikan positif terhadap perilaku pembelian konsumen, karena dengan citra merek
mempengaruhi persepsi terhadap kualitas sebuah produk.Penelitian oleh Sata (2013) juga
menunjukkan bahwa citra merek juga memiliki pengaruh positif terhadap perilaku
pembelian. Citra merek merupakan faktor ketiga yang mendorong konsumen melakukan
pembelian terhadap produk tertentu setelah harga dan fitur produk.
Menurut penelitian oleh Durrani (2013), citra merek adalah persepsi konsumen
yang diciptakan melalui identitas merek yang dapat meningkatkan kinerja sebuah merek,
sehingga mempengaruhi perilaku pembelian konsumen.Menurut Pin dan Tzu (2013), citra
merek menciptakan persepsi positif dan memastikan kualitas sebuah produk, memiliki
pengaruh positif terhadap perilaku pembelian konsumen.
Menurut Sawar (2013), citra merek memberikan pengaruh positif terhadap
perilaku pembelian konsumen, karena dapat memberikan informasi atau gambar pada
4. 4
benak konsumen. Menurut Fianto et al. (2014), citra merek adalah persepsi dankesan baik
dalam pikiran konsumen mengenai suatu mere yang memiliki keunggulan, reputasi baik,
dapat dipercaya, sehingga dapat meningkatkan perilaku pembelian konsumen.
Hubungan Harga dengan Perilaku Pembelian Konsumen
Hasil penelitian oleh Hanzaee dan Yazd (2010) menunjukan bahwa harga
memiliki pengaruh signifikan positif terhadap perilaku perilaku pembelian dengan
dimediasi oleh persepsi kualitas dan kewajaran harga. Hal ini disebabkan oleh penilaian
konsumen terhadap kualitas berdasarkan harga (value-based strategy) dan juga
perbandingan harga dengan kompetitor produk tertentu.
Penelitian oleh Sata (2013) juga menunjukkan bahwa harga adalah faktor yang
paling mempengaruhi perilaku konsumen dalam memutuskan pembeliannya. Harga yang
terjangkau mendorong lebih banyak konsumen untuk melakukan pembelian terhadap
produk tertentu.Menurut penelitian oleh Pin dan Zhu (2013), harga juga memiliki
pengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen. Menurut Nasriya (2014), harga
mencerminkan nilai dan kualitas sebuah produk, sehingga mempengaruhi perilaku
pembelian konsumen.
Hubungan Periklanan dengan Perilaku Pembelian Konsumen
Menurut Liang (2012), periklanan mempengaruhi perilaku pembelian konsumen
dengan pengetahuan akan produk sebagai variabel intervensi. Semakin banyak
pengetahuan produk yang dihasilkan melalui periklanan akan mendorong konsumen
untuk melakukan pembelian pada produk tertentu.Hal ini juga didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Chakraborttyet al. (2013), bahwa periklanan memberikan pengaruh
signifikan positif terhadap perilaku pembelian konsumen karena konsumen menerima
informasi mengenai kualitas dan penawaran sebuah produk baru ataupun produk lama
melalui periklanan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Saidani dan Ramadhan (2013),
periklanan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap perilaku pembelian konsumen,
karena melalui periklanan, informasi sebuah produk dapat tersampaikan kepada pembeli
dan pembeli akan terrangsang untuk melakukan pembelian.Menurut Shafi dan
Madhaviiah (2013), periklanan memiliki pengaruh positif terhadap perilaku pembelian
konsumen, karena dengan adanya periklanan, konsumen akan mengetahui informasi
tentang produk yang ditawarkan.
Menurut Arshad dan Aslam(2014), periklanan dapat membentuk kesadaran akan
produk tertentu dan memberikan pengaruh terhadap perilaku pembelian kepada
konsumen yang berpotensial. Menurut penelitian Daramola (2014), periklanan
memberikan pengaruh signifikan positif terhadap perilaku pembelian konsumen dengan
menciptakan kesadaran akan penawaran produk.Dalam penelitian Amjad dan
Najmi(2015), periklanan juga memiliki pengaruh positif terhadap perilaku pembelian
konsumen karena menjadi sumber utama untuk informasi, solusi dan ide.
Hubungan Promosi Penjualan dengan Perilaku Pembelian Konsumen
Menurut Chaharsoughi dan Yasory(2011), promosi penjualan baik secara
langsung berpegaruh signifikan terhadap perilaku pembelian konsumen, juga sebagai
moderator antara efek budaya dengan perilaku pembelian konsumen.Sebuah penelitian
oleh Uturestantix (2012) menunjukan bahwa promosi penjualan memiliki pengaruh
signifikan positif terhadap perilaku pembelian konsumen. Dengan adanya promosi
penjualan, konsumen akan mempertimbangkan pembelian terhadap sebuah produk baru
dan menutup pemikiran negatif pembelian terhadap produk tersebut.
Menurut Isabella et al. (2012), promosi penjualan memiliki pengaruh signifikan
positif terhadap perlikau pembelian konsumen, karena dapat meningkatkan persepsi nilai
terhadap barang tertentu. Penelitian oleh Chakrabortty et al. (2013) juga menunjukan
5. 5
adanya pengaruh signifikan positif antara promosi penjualan terhadap perilaku pembelian
konsumen. Namun promosi penjualan hanya dapat memberikan efek secara jangka
pendek, bahkan promosi penjualan memberikan sinyal negatif, seperti kualitas produk
yang rendah.
Menurut Shafi dan Madhaviiah (2013), promosi penjualan memiliki pengaruh
positif terhadap perilaku pembelian konsumen, namun hanya terbatas untuk jangka waktu
tertentu.Menurut Daramola (2014), promosi penjualan memiliki pengaruh positif
terhadap perilaku pembelian konsumen dengan kekuatannya yang dapat memanipulasi.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nagadeepa et al.(2015), promosi penjualan
mempengaruhi perilaku pembelian konsumen dengan menciptakan penawaran yang
berbeda dan insentif tambahan untuk meningkatkan pembelian terhadap produk.
Perumusan Hipotesis
H1: Fitur produk berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku pembelian konsumen
di kota Batam.
H2: Citra merek berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku pembelian konsumen
di kota Batam.
H3: Harga berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku pembelian konsumen di
kota Batam.
H4: Periklanan berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku pembelian konsumen
di kota Batam.
H5: Promosi penjualan berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku pembelian
konsumen di kota Batam.
Gambar 1. Model penelitian Analisis Pengaruh Fitur Produk, Citra Merek, Harga,
Periklanan, dan Promosi Penjualan terhadap Perilaku Pembelian Konsumen di
Batam (2017)
RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dasar yang bertujuan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan menyelesaikan masalah yang berguna bagi
akademik. Bila ditinjau dari permasalahannya, maka penelitian ini berupa penelitian
komparatif, sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar
tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun
munculnya suatu fenomena tertentu (Nazir, 2008). Sebab akibat yang dimaksud adalah
variabel fitur produk, citra merek, harga, periklanan dan promosi penjualan sebagai
variabel indenpenden terhadap perilaku pembelian konsumen sebagai vaiabel dependen.
Perilaku
Pembelian
Konsumen
Citra Merek
Periklanan
H1
H2
H3
Harga
Fitur Produk
Promosi Penjualan
H5
H4
6. 6
Menurut Sugiyono (2011), objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini,
objek penelitian mengacu pada penduduk kota Batam.
Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di mana penyelidik
tertarik dan yang darinya sampel dipilih (Silalahi, 2009). Peneliti memilih pemakai
smartphone yang berdomisili di kota Batam sebagaipopulasi.
Penarikan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini, menggunakan metode
non-probability sampling, yang merupakan teknik sampling yang tidak menggunakan
prosedur pemilihan peluang melainkan mengandalkan judgment pribadi peneliti, dan
dengan convenience sample, yaitu teknik sampling non probabilitas yang berupaya
memperoleh sampel elemen yang mudah.
Hair et al., (2010) merekomendasikan jumlah sampel minimal adalah 5 kali dari
jumlah item pertanyaan yang terdapat dikuesioner. Indikator dalam penelitian ini terdiri
dari 5 variabel independen dan 1 variabel dependen. Total pertanyaan dalam penelitian ini
adalah 26 pertanyaan, sehingga minimal ukuransampel penelitian ini adalah 130 sampel.
Peneliti menambah jumlah responden hingga 300 sampel untuk menghindari resiko
pengurangan pada pengujian outlier.
Variabel Dependen
Perilaku Pembelian adalah jumlah total sikap konsumen, preferensi, niat, dan
keputusan mengenai perilaku konsumen di pasar saat membeli produk atau jasa. Model
standar perilaku konsumen terdiri dari proses yang terstruktur meliputi problem
recognition, information search, evaluation, purchase, dan post purchase.Variabel ini
diukur dengan menggunakan 3 item pertanyaan yang diadopsi dari Chakrabortty et al.
(2013). Ketiga item pertanyaan tersebut menggunakan skala Likert dengan skala 5 poin,
mulai dari 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan 5 (sangat setuju).
Variabel Independen
Fitur produk adalah aspek kualitas atau ciri yang menonjol dari suatu
produk sehingga menjadi daya tarik. Variabel ini diukur dengan menggunakan 4 item
pertanyaan yang diadopsi dari Sata (2013). Keempat item pertanyaan tersebut
menggunakan skala Likert dengan skala 5 poin, mulai dari 1 (sangat tidak setuju) sampai
dengan 5 (sangat setuju).
Citra merek adalah kumpulan persepsi tentang sebuah merek yang saling
berkaitan yang ada dalam pikiran manusia. Variabel ini diukur dengan menggunakan 4
item pertanyaan yang diadopsi dari Sata (2013). Keempat item pertanyaan tersebut
menggunakan skala Likert dengan skala 5 poin, mulai dari 1 (sangat tidak setuju) sampai
dengan 5 (sangat setuju).
Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain
untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok
pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Variabel ini diukur dengan menggunakan 4 item
pertanyaan yang diadopsi dari Sata (2013). Keempat item pertanyaan tersebut
menggunakan skala Likert dengan skala 5 poin, mulai dari 1 (sangat tidak setuju) sampai
dengan 5 (sangat setuju).
Iklan atau dalam bahasa Indonesia formalnya pariwara adalah promosi benda
seperti barang, jasa, tempat usaha, dan ide yang harus dibayar oleh sebuah sponsor.
Sedangkanperiklanan merupakan keseluruhan proses yang meliputi penyiapan,
perencanaan pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan.Variabel ini diukur dengan
menggunakan 6 item pertanyaan yang diadopsi dari Chakrabortty et al. (2013). Keenam
item pertanyaan tersebut menggunakan skala Likert dengan skala 5 poin, mulai dari 1
(sangat tidak setuju) sampai dengan 5 (sangat setuju).
7. 7
Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa
pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya
dalam menaikan angka penjualan dan meningkatkan posisi kompetitif perusahaan. Jenis
dari promosi penjualan adalah kontes, kupon, gratis, premi, hadiah, sampel produk, dan
potongan harga. Variabel ini diukur dengan menggunakan 5 item pertanyaan yang
diadopsi dari Chakrabortty et al. (2013). Kelima item pertanyaan tersebut menggunakan
skala Likert dengan skala 5 poin, mulai dari 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan 5
(sangat setuju).
Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer dikumpulkan dengan menggunakan penyebaran kuesioner secara langsung
kepada sekelompok responden. Kuesioner yang diberikan terdiri dari pertanyaan umum,
dengan maksud untuk mengetahui identitas responden dan pertanyaan utama dengan
maksud untuk memperoleh data mengenai kaitan antara fitur produk, citra merek, harga,
periklanan, promosi penjualan dan perilaku pembelian konsumen. Sedangkan data
sekunder diperoleh melalui buku, laporan, dan jurnal mengenai fitur produk, citra merek,
harga, periklanan, promosi penjualan, dan perilaku pembelian konsumen.
Metode Analisis Data
Data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan bantuan computer dan aplikasi
statistik yaitu aplikasi SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) versi 23.
Dengan aplikasi tersebut, beberapa pengujian terhadap data yang terkumpul akan
dianalisis.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis Demografi Responden
Survei ini dilakukan dengan media kuesioner terhadap 300 responden.
Berdasarkan tabel 1 dibawah, dapat dilihat tingkat pengembalian kuesioner sebesar 100%
yaitu sebesar 300 kuesioner yang dikembalikan.
Tabel 1. Statistik kuesioner yang digunakan
Keterangan Jumlah
Kuesioner yang disebarkan 300 lbr
Kuesioner yang tidak kembali
Kuesioner yang tidak lengkap
Kuesioner yang akan digunakan dalam analisis
0 lbr
0lbr
300lbr
Sumber: Data primer yang diolah (2016)
Berdasarkan tabel 2, terlihat responden laki-laki sebanyak 143 orang (47,67%)
dan responden perempuan sebanyak 157 orang (52,33%). Dapat disimpulkan bahwa
jumlah jenis kelamin responden laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan responden
perempuan.
Tabel 2. Responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persen
Laki-Laki 143 47.67
Perempuan 157 52.33
Total 300 100
Sumber: Data Primer diolah (2016)
Berdasarkan tabel 3 dibawah, dapat disimpulkan bahwa responden berusia
kurang dari 25 tahun sebanyak 104 orang (34,67%), responden berusia 25 – 35 tahun
8. 8
sebanyak 170 orang (56,67%), dan responden berusia lebih dari 35 tahun sebanyak 26
orang (8,66%).
9. 9
Tabel 3. Responden berdasarkan umur
Usia Jumlah Persen
<25 Tahun 104 34.67
25 – 35 Tahun 170 56.67
>35 Tahun 26 8.66
Total 300 100
Sumber: Data Primer diolah (2016)
Berdasarkan tabel 4 dibawah, dapat disimpulkan bahwa responden terbesar
belum menikah yaitu sebanyak 153 orang (51,00%) dan responden terkecil status
menikah yaitu sebanyak 147 orang (49,00%).
Tabel 4. Responden berdasarkan status
Status Jumlah Persen
Belum Menikah 153 51
Menikah 147 49
Total 300 100
Sumber: Data Primer diolah (2016)
Berdasarkan tabel 5 dibawah, dapat disimpulkan bahwa responden yang memiliki
penghasilan kurang dari Rp. 3.000.000,- yaitu sebanyak 36 orang (12,00%), responden
memiliki penghasilan Rp. 3.000.000,- - Rp. 5.000.000,-yaitu 186 orang (62,00%) dan
responden yang memiliki penghasilan lebih dari Rp. 5.000.000,- yaitu sebanyak 78 orang
(26,00%).
Tabel 5. Responden berdasarkan penghasilan
Penghasilan Jumlah Persen
<Rp. 3.000.000,- 36 12.00
Rp. 3.000.000,- - Rp. 5.000.000,- 186 62.00
>Rp. 5.000.000,- 78 26.00
Total 300 100
Sumber: Data Primer diolah (2016)
Uji Outlier
Uji Outlier dilakukan untuk menguji apakah dalam data yang diperolehterdapat
data yang menyimpang. Dari hasil pengujian 300 responden, pada kolom SDR, terdapat
14 pengamatan yang memiliki nilai |SDR|> 2,00, yaitu responden ke 5, 7, 41, 89, 94, 98,
106, 109, 141, 146, 149, 151, 180, dan 241 yang terdeteksi sebagai outlier sehingga tidak
diikutsertakan dalam analisis.
Uji Validitas Data
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner.
Kuesioner dinyatakan valid apabila nilai muatan faktor atau Factor Loading > 0,60 (Hair
et al., 2010).
Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 6. dibawah bahwa terdapat 28 item
pertanyaan, yang masing-masing terdiri dari 4 item pertanyaan fitur produk, 4 item
pertanyaan citra merek, 4 item pertanyaan harga, 6 item pertanyaan periklanan, 5 item
pertanyaan promosi penjualan, dan 3 item pertanyaan perilaku pembelian konsumen
dinyatakan valid karena nilai muatan faktor atau factor loading >0,60.
10. 10
Tabel 6. Hasil Uji Validitas
Kuesioner Total Skor Keterangan
Fitur Produk 1
Fitur Produk 2
Fitur Produk 3
Fitur Produk 4
Citra Merek 1
Citra Merek 2
Citra Merek 3
Citra Merek 4
Harga 1
Harga 2
Harga 3
Harga 4
Periklanan 1
0.844
0.874
0.811
0.683
0.771
0.859
0.851
0.774
0.814
0.847
0.868
0.812
0.731
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Periklanan 2 0.822 Valid
Periklanan 3 0.815 Valid
Periklanan 4
Periklanan 5
0.824
0.748
Valid
Valid
Periklanan 6 0.719 Valid
Promosi Penjualan 1 0.765 Valid
Promosi Penjualan 2
Promosi Penjualan 3
Promosi Penjualan 4
Promosi Penjualan 5
0.777
0.792
0.807
0.718
Valid
Valid
Valid
Valid
Perilaku Pembelian 1 0.824 Valid
Perilaku Pembelian 2
Perilaku Pembelian 3
0.858
0.772
Valid
Valid
Sumber: Data primer yang diolah (2016)
Uji Reliabilitas
Uji reliaibilitas digunakan untuk mengukur kehandalan suatu kuesioner dari
konsistensi jawaban dalam kuesioner tersebut. Uji reliabilitas dilakukan dengan uji
statistik Cronbach’s Alpha. Apabila nilai Cronbach’s Alpha >0,60 maka item pertanyaan
tersebut dikatakan Reliable (Sugiyono, 2013).
Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel yang diuji adalah
reliable, karena memiliki nilai Cronbach’s alpha >0,6. Nilai Cronbach’s alpha masing-
masing variabel dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Alpha Keterangan
Fitur Produk
Citra Merek
Harga
Periklanan
0.819
0.830
0.855
0.869
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Promosi Penjualan 0.830 Reliabel
Perilaku Pembelian 0.753 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah (2016)
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah data yang diperoleh memiliki
distribusi normal atau tidak.
11. 11
Gambar 2 menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa data yang diperoleh terdistribusi dengan normal.
Namun pengujian secara visual ini cenderung bias karena penilaian pengamat
satu dengan yang lain relatif berbeda, sehingga dilakukan Uji Kolmogorov Smirnov. Dari
hasil Uji Kolmogorov Smirnov menunjukan bahwa nilai signifikan adalah 0,547,
sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal.
Gambar 2. HasilUji Normalitas
Sumber: Data primer diolah (2016)
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah didalam model regresi
yang dipakai ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Suatu model bebas
dari multikolinieritas apabila nilai Tolerancediatas 0,10 atau nilai Varience Inflation
Factor (VIF) dibawah nilai 10 (Wibowo, 2012).
Berdasarkan hasil dari Tabel 8 dibawah bahwa Variable (fitur produk, citra
merek, harga, periklanan, dan promosi penjualan) memiliki nilai Tolerance >0,10 ataupun
nilai VIF <10. Hasil tersebut membuktikan bahwa model regresi yang digunakan dalam
penelitian ini tidak ditemukan adanya korelasi antara variabel independen.
Tabel 8. Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Fitur Produk
Citra Merek
Harga
Periklanan
0.635
0.492
0.534
0.567
1.575
2.032
1.874
1.763
Tidakterjadimulikolinearitas
Tidakterjadimulikolinearitas
Tidakterjadimulikolinearitas
Tidakterjadimulikolinearitas
Promosi Penjualan 0,602 1,661 Tidakterjadimultikolinearitas
Sumber: Data primer yang diolah (2016)
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah variabel pengganggu
mempunyai varian yang sama atau tidak. Heteroskedastisitas menggambarkankeadaan
suatu varian dari variabel pengamatan kepengamatan yang lain.
Gambar 3 merupakan hasil uji heteroskedastisitas terhadap variabel dependen
dimana hasil menunjukkan titik-titik scatter plot menyebar secara acak di atas maupun di
12. 12
bawah angka 0 pada sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
Gujarati (2003) menyatakan Uji heteroskedastisitas secara empiris dapat
dilakukan dengan Uji Glejser, yaitu dengan cara meregresikan nilai absolute residual
dengan variabel – variabel independen dalam model.
Model regresi pada table 4.9 di bawah menunjukkan bahwa model penelitian
terjadi homoskedastisitas karena dari output di bawah dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi variable independen lebih besar dari 0,05.
Gambar 3. HasilUji Heteroskedastisitas
Sumber: Data primer yang diolah (2016)
Tabel 9. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model Sig
Konstanta 0.000
Fitur Produk
Citra Merek
Harga
Periklanan
0.868
0.182
0.820
0.537
Promosi Penjualan 0.557
Sumber: Data primer yang diolah (2016)
Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan regresi berganda yaitu digunakan untuk
menganalisis hubungan antara fitur produk, citra merek, harga, periklanan, dan promosi
penjualan terhadap perilaku pembelian konsumen.
Uji F
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen. Cara uji F adalah dengan melihat hasil
signifikan dimana probabilitas < 0,05, maka hasil dari pengujian berpengaruh terhadap
variabel dependen, jika probabilitas > 0,05 maka hasil dari pengujian tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
13. 13
Tabel 10. Uji F
Model F Sig. Keterangan
Regression 42.596 0,000 Signifikan
Sumber: Data primer yang diolah (2016)
Hasil uji F pada tabel 10 menunjukkan angka signifikan sebesar 0,000. Dengan
tingkat signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka fitur produk, citra merek,
harga, periklanan, dan promosi penjualan mempunyai pengaruh signifikan secara
simultan terhadap perilaku pembelian konsumen.
Uji t
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen
secara individual dalam menerangkan variable dependen. Cara uji t adalah dengan
melihat hasil signifikan dimana probabilitas <0,05 berarti hasil dari pengujian adalah
signifikan.
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 11 menunjukan bahwa H1 ditolak karena
variable fitur produk berpengaruh secara tidak signifikan terhadap perilaku pembelian
konsumen, karenasignifikansi yang lebih besar dari 0,05, yaitu sebesar 0,121. Nilai
unstandardized coefficients B yaitu 0,068 yang berarti pengaruhnya bersifat positif.
Penulis berasumsi bahwa fitur produk tidak ada pengaruh terhadap perilaku pembelian
smartphone.
H2 diterima atau variable citra merek berpengaruh secara signifikan positif
terhadap perilaku pembelian konsumen, karena signifikansi yang lebih kecil dari 0,05,
yaitu sebesar 0,003. Nilai unstandardized coefficients B yaitu 0,148 yang berarti
pengaruhnya bersifat positif. Penulis berasumsi bahwa semakin baik citra merek sebuah
produk maka akan semakin tinggi perilaku pembelian konsumen terhadap handphone
tersebut.
H3 ditolak atau variabel harga berpengaruh tidak signifikan negatif terhadap
perilaku pembelian konsumen, karena signifikansi yang lebih besar dari 0,05, yaitu
sebesar 0,874. Nilai unstandardized coefficients B yaitu -0,007 yang berarti pengaruhnya
bersifat negatif. Penulis berasumsi bahwa harga tidak ada pengaruh terhadap perilaku
pembelian konsumen.
H4 diterima atau variable periklanan berpengaruh secara signifikan positif
terhadap perilaku pembelian konsumen, karena signifikansi yang lebih kecil dari 0,05,
yaitu sebesar 0,000. Nilai unstandardized coefficients B yaitu 0,132 yang berarti
pengaruhnya bersifat positif. Penulis berasumsi bahwa semakin banyak dan baik
periklanan maka akan semakin tinggi perilaku pembelian konsumen terhadap smartphone
tersebut.
H5 diterima atau variable promosi penjualan berpengaruh secara signifikan
positif terhadap perilaku pembelian konsumen, karena signifikansi yang lebih kecil dari
0,05, yaitu sebesar 0,000. Nilai unstandardized coefficients B yaitu 0,184 yang berarti
pengaruhnya bersifat positif. Penulis berasumsi bahwa semakin banyak promosi
penjualan maka akan semakin tinggi perilaku pembelian konsumen terhadap smartphone
tersebut.
Tabel 11. Uji t
Variabel Unstandardized Coefficient B Sig. Keterangan
Konstanta 1.934 0.003
Fitur Produk
Citra Merek
Harga
Periklanan
0.068
0.148
-0.007
0.132
0.121
0.003
0.874
0.000
H1 tidak signifikan
H2 signifikan positif
H3 tidak signifikan
H4 signifikan positif
Promosi Penjualan 0,184 0.000 H5signifikan positif
Sumber: Data primer yang diolah (2016)
14. 14
Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen (perilaku pembelian konsumen).
Nilai koefisien determinasi berada antara 0 dan 1. Jika nilai R² kecil artinya kemampuan
variabel independen untuk menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.
Sedangkan jika nilai R² mendekati satu, maka variabel independen dapat memberikan
hampir seluruh informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
(Wibowo, 2012).
Berdasarkan hasil uji koefisiendeterminasipada Tabel 12 diperoleh nilai adjusted
R2
sebesar 0,422 berarti 42,2% variabel perilaku pembelian konsumen dijelaskan oleh
fitur produk, citra merek, harga, periklanan, dan promosi penjualan sebagai variabel
independen. Sedangkan sisanya 57,8% (100% - 42,2% = 57,8%) dijelaskan oleh sebab-
sebab lain diluar model. Sedangkan nilai Standard Error of Estimate sebesar 1,77754
berarti tingkat kesalahan penafsiran dari regresi adalah sebesar 1,22312.
Tabel 12. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Adjusted R Square SEE
1 0,422 1,77754
Sumber: Data primer yang diolah (2016)
KESIMPULAN, REKOMENDASI, DANIMPLIKASI
Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan analisis pembahasan yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya mengenai hubungan antara variabel fitur produk, citra merek, harga,
periklanan, dan promosi penjualan terhadap perilaku pembelian konsumenpada uji regresi
kedua, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengujian pada hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa fitur produk
tidak berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen.
2. Hasil pengujian pada hipotesis kedua (H2) menyatakan bahwa citra merek
berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku pembelian konsumen. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Hanzaee dan Yazd (2010), Ogbuji
(2011), Sata (2013),Durrani et al. (2013), Pin dan Zhu (2013), Sarwar et al.
(2014), dan Fianto et al (2014).
3. Hasil pengujian pada hipotesis ketiga (H3) menyatakan bahwa harga tidak
berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen.
4. Hasil pengujian pada hipotesis keempat (H4) menyatakan bahwa periklanan
berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku pembelian konsumen. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Liang (2012),Saidani dan Ramadhan
(2013), Shafi dan Madhaviiah (2013), Chakrabortty et al. (2013), dan Amjad dan
Najmi (2015).
5. Hasil pengujian pada hipotesis kelima (H5) menyatakan bahwa promosi
penjualan berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku pembelian konsumen.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Chaharsoughi dan
Yasory(2011), Uturestantix et al. (2012), Shafi dan Madhaviiah (2013),
Chakrabortty et al.(2013), Daramola (2014), Nagadeepa et al. (2015).
Keterbatasan
Dalam melakukan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang
mengakibatkan kurang sempurnanya penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya menggunakan variabel pengiklanan dan promosi penjualan
sehingga masih terdapat variabel lainyang dapat menjelaskan variabel perilaku
pembelian konsumen. Secara keseluruhan adjusted R2 hanya sebesar 42,2%.
15. 15
Sedangkan 57,8% lainnya dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak terdapat
pada penelitian ini.
2. Ruang lingkup penelitian hanya dilakukan di Kota Batam
Rekomendasi
Rekomendasi yang dituliskan ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
untuk peneliti selanjutnya karena adanya keterbatasan waktu pada penelitian ini.
Rekomendasi yang dapat dipertimbangkan adalah:
1. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain selain periklanan dan
promosi penjualanuntuk dapat mengembangkan penelitian ini. Misalnya dengan
menambahkan variabel budaya (Chaharsoughi dan Yasory, 2011), sosial (Yungki,
2012), product attribute (Basrah dan Dwi, 2013), personal selling, public
relation, dan direct marketing (Shafi dan Madhavaiah, 2013). Serta
direkomendasikan untuk memperluas ruang lingkup penelitian ke wilayah di luar
Kota Batam.
2. Kepada perusahaan agar dapat mengembangkan jumlah fitur produk,
meningkatkan citra merek, menciptakan harga kompetitif, menambah periklanan
dan promosi penjualan baik dari segi kuantitas maupun kualitas, karena akan
berpengaruh terhadap preferensi konsumen.
16. 16
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, H. P. (2016). Produsen Smartphone Asia yang Ingin Menghancurkan Samsung
dan Apple. Retrieved from https://id.techinasia.com/inilah-13-produsen-
smartphone-asia-baru-yang-ingin-menghancurkan-samsung-dan-apple.
Amjad, A., and Najmi, H. S. (2015).Impact of Cultural Advertisements on Attributes
towards Brand, Advertising and Purchase Intentions. Pakistan Journal of
Humanities and Social Sciences. Vol. 3,No. 2.
Arshad, M. S., and Aslam, T. (2014). The Impact of Advertisement on Consumer's
Purchase Intentions. Social Science Research Network Journal.Retrieved from
http://ssrn.com/abstract=2636927.
Chaharsoughi, S. A., and Yasory, T. H. (2011). Effect of Sales Promotion on Consumer
Behavior Based on Culture. African Journal of Business Management. Vol.
6(1), pp. 98-102.
Chakrabortty, R. K., Hossain, M. M., Farhad, H. A., and Islam, M. J. (2013). Analyzing
the Effects of Sales Promotion and Advertising on Consumer’s Purchase
Behavior. World Journal of Social Sciences.Vol. 3, No. 4.
Daramola. (2014). Sales Promotion on Consumer Purchasing Behaviour. International
Journal of Business and Marketing Management. Vol. 2(1): 8-13.
Durrani, B. A., Danish, I. G., Mirza, U. B., and Sana, S. (2013).Impact of Brand Image on
Buying Behavior among Teenagers. European Scientific Journal February
2015 edition. ISSN:1857-7881, ISSN: 1857-7431. Vol. 11, No. 5.
Fianto, Y. A., Djumilah, H., Siti, A., and Solimun. (2014). The Influence of Brand Image
on Purchase Behaviour Through Brand Trust. Business Management and
Strategy. ISSN:2157-6068. Vol. 5, No. 2.
Gary, A., and Kotler P. (2007). Marketing an Introduction (8th ed.). New Jersey: Pearson
Prentice Hall.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati and Porter. (2009). Dasar-Dasar Ekonometrika.Jakarta:Salemba Empat.
Hair, J.F. et al. (2010). Multivariate Data Analysis. (7th ed). New Jersey: Pearson
Education.
Hanzaee, K. H., and Yazd, R. M. (2010). The Impact of Brand Class, Brand Awareness
and Price on Two Important Consumer Behavior Factors; Customer Value and
Behavioral Intentions. African Journal of Business Management. ISSN: 1993-
8233. Vol.4 (17), pp. 3775-3784.
Horace, D. (2012). The Cost of Selling Galaxies. Retrieved from
http://www.asymco.com/2012/11/29/the-cost-of-selling-galaxies.
Isabella, G., Alexandre, L. P., andVinicios, A. C. (2012). Influence of Discount
Price Announcements on Consumer’s Behavior. Revista de
Administração de Empresas Journal. ISSN 0034-7590. Vol. 52, No. 6.
Kotler, P., and Keller K. L. (2012). Marketing Management (14th ed.). New Jersey:
Pearson Prentice Hall.
Liang, Y. P. (2012). The Relationship between Consumer Product Involvement, Product
Knowledge and Impulsive Buying Behavior. Procedia - Social and Behavioral
Sciences 57,325 – 330.
Lovelock, C., and Wirtz, J. (2011). Service Marketing (7th ed). New Jersey: Pearson
Education Limited.
Montgomery, D. C., Peck, E. A., and Vining, G. G. (2008). Introduction to Linear
Regression Analysis (4th ed). Canada:John Wiley & Sons.
Nagadeepa, C., Selvi, J. T., and Pushpa, A. (2015). Impact of Sale Promotıon Technıques
on Consumers’ Impulse Buyıng Behavior towards Apparels at Bangalore. Asian
Journal of Management Sciences & Education. Vol. 4(1).
17. 17
Nasriya, M. F. (2014). A Study on Consumer Behavior of Islamic Women
towards Fashionable Products. Journal of Fashion Marketing and
Management. Vol. 8, No. 1.
Nazir, M. (2009). Metode Penelitian.Bogor: Ghalia Indonesia.
Ogbuji, C. N., Anyanwu, A. V., and Onah, J. O. (2011). An Empirical Study of the
Impact of Branding on Consumer Choice for Regulated Bottled Water in
Southeast, Nigeria. International Journal of Business and Management.
Vol. 6, No. 6; June 2011.
Peter. J. P., and Olson, J. C. (2010). Customer Behavior and Marketing Strategy. New
York: Ms. Graw Hill.
Pin, H. C., and Tzu, H. C. (2013). The Influence of Brand and Price on Purchase
Intention of Mobile Phone in the case of Taiwan College Students. Applied
Mechanics and Materials. Vol. 411-414. pp 2326-2329.
Saidani, B., and Ramadhan, D. R. (2013). Pengaruh Iklan dan Atribut Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Smartphone Samsung Seri Galaxy (Survei pada
Pelanggan Itc Roxy Mas). Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI).
Vol. 4, No. 1.
Saleem, S. (2011). Effective Advertising and Its Influence on Consumer Buying
Behavior. European Journal of Business and Management. ISSN: 2222-1905,
ISSN: 2222-2839. Vol. 3, No. 3.
Sarwar, F., Muzamil, A, and Iqbal, M. T. (2014). The Impact of Branding on Consumer
Buying Behavior. Punjab:The Islamia University Bahawalpur.
Sata, M. (2013). Factors Affecting Consumer Buying Behavior of Mobile Phone Devices.
Mediterranean Journal of Social Sciences MCSER Publishing. ISSN: 2039-
2117, ISSN: 2039-9340. Vol. 4, No. 12, Art. 3.
Shafi, S. I., and Madhavaiah, C. (2013). An Empirical Study on Impact of Promotional
Mix Elements on Brand Equity: A Study Offmcg in India. Peer-reviewed and
Bi-annual Journal. ISSN:2320-5857. Vol. 1, No. 2.
Silalahi, U. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung:Refika Aditama.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung:Alfa Beta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif kualitatif Dan R&D, (19th
ed.). Bandung: Alfa Beta.
Tizen Indonesia. (2016). Infographic: Smarftphone Marketshare 2015. Retrieved from
https://tizenindonesia.blogspot.co.id/2016/01/infographicsmartphone-
marketshare-q4.html.
Wibisono. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Dengan
Perilaku Niat sebagai Variabel Intervening pada Situs Kaskus. Retrieved from
http://jurnal.wima.ac.id/index.php/KAMMA/article/view /325.
Wibowo, Agung, E. (2012). Aplikasi Praktis SPSS Dalam Penelitian. Yogyakarta: Gava
Media.
Uterestantix, Ari, W., and Cristina, G. (2012). Do Customer Dissatisfaction and Variety
Seeking Really Affect the Product Brand Switching? A Lesson from the
Biggest Southeast Asia Mobile Telecommunication Market. Journal of
Marketing Research & Case Studies. DOI:10.5171/2012.703614. Vol. 2012.