SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 45
INFEKSI
PARASIT
Parasit
Parasit adalah organisme atau makhluk hidup
yang makanan, tempat tinggal dan
perkembangbiakannya sebagian atau
seluruhnya tergantung organisme lain baik
sementara atau selamanya
Masuk ke jaringan hospes
Infeksi
Sumber endemi suatu
parasit
Tersedianya
hospes yang
cocok
Mudahnya
parasit
meninggalkan
hospes
Keadaan
lingkungan yang
menguntungkan
parasit
PARASIT
INFEKSI PADA
MANUSIA
1. Keadaan sosial ekonomi yang rendah
2. Sanitasi perorangan dan lingkungan yang kurang baik
3. Kurang pengetahuan akan kesehatan
Penularan penyakit
parasit
Cara penularanSumber infeksi
Adanya hospes
yang dapat
ditulari
1. Mengurangi sumber infeksi pada manusia dengan terapi atau
pengobatan
2. Pendidikan menjaga diri untuk mencegah dan mengurangi infeksi
3. Pengawasan sanitasi air, makanan, tempat kerja, tempat tidur dan
pembuangan sampah
4. Pemusnahan hospes reservoar dan vektor
5. Pertahanan biologik terhadap penularan parasit (kekebalan)
Pencegahan dan
pemberantasan penyakit
parasit
Pembahasan parasit
SPOROZOA NEMATODA
1. Plasmodium
2. Toxoplasma
1. Ascaris
2. Filaria
3 sifat kelas sporozoa
Genus Plasmodium
hidup dalam sel darah merah
dan perlu vektor biologis
Genus Toxoplasma
hidup dalam sel endotel,
lekosit, makrofag, cairan
tubuh, sel jaringan
Genus Isospora dan
Eimeria Parasit
hidup di intestinal dan
tidak perlu vektor
biologis
TOXOPLASMA
TOXOPLASMA
Toxoplasmosis
atau
Penyakit Toxo
Hidup pada sel endotel,
lekosit, makrofag, cairan
tubuh, dan sel jaringan
Siklus hidup
Cara Infeksi
Toxoplasma
Ookista
(kotoran kucing)
Kista/Pseudokista
(daging sapi, kambing,
ayam) kurang matang
merozoit dalam limfe dan
peredaran darah
membentuk kista
dan pseudokista
dalam jaringan
di makan manusia
pembiakan aseksual
toxoplasmosis
akuisita/didapatkongenital
terinfeksi binatang
percobaan di
laboratorium
Gejala awal
Pembengkakan kelenjar getah bening dan gejala mirip flu yang hilang
dalam beberapa minggu atau bulan tanpa pengobatan. Toxoplasma
sebenarnya masih berada di tubuh dalam kondisi laten dan dapat aktif
kembali jika orang tersebut menjadi immunodepressed.
Gejala Toxoplasmosis
akuisita/didapat
Pada orang dewasa asimtomatik (tanpa gejala)
Limfadenopati
Rasa lelah
Demam
Sakit kepala
Retino koriditis
Pada ibu hamil – infeksi primer
Melahirkan anak dengan Toxoplasmosis kongenital
.
Gejala Toxoplasmosis
kongenital
1. Pada hamil muda – abortus
2. Pada hamil tua – bayi lahir mati
3. Pada bayi yang dilahirkan :
Kelainan susunan saraf pusat
Kejang
Hydrocephalus
keterbelakangan mental
Kelainan mata : gangguan penglihatan/kebutaan
Telinga : gangguan pendengaran
Cacat bawaan
Pembengkakan hati dan limpa
.
Diagnosa
1. Pembengkakan kelenjar getah bening, limpa dan hati
2. Identifikasi parasit Toxoplasma gondii dalam :
Darah
Cairan tubuh berupa cairan tulang belakang (LCS) atau ketuban
Jaringan biopsi
3. Pemeriksaan LCS : perubahan tidak khas dan kadar protein sangat tinggi
(diagnosis pendukung)
4. Pemeriksaan darah
Leukositosis/leukopenia
Limfositosis
Monositosis
Trombositopenia
Eosinofilia
.
5. Biopsi otak, sumsum tulang dan LCS (Liquor Cerebro Spinalis) ditemukan tropozoit
(pada infeksi akut)
6. Bahan darah dan LCS, dengan inokulasi intra peritoneal
7. Pemeriksaan Serologi
Metode ELISA (Enzim Linked Immunosorbent Assay)
Tes acuan standart untuk Toxoplasmosis : Tes warna Sabin dan Feldman (Sabin
dan Feldman dye-test) untuk mengukur antibodi IgG terhadap parasit Toxoplasma
gondii
Diagnosa pasti : deteksi IgM yang diarahkan terhadap parasit dan dapat
mendeteksi antibodi pada minggu pertama infeksi.
IgM dalam darah meningkat 4x lipat dari pemeriksaan sebelumnya pada kasus
Toxoplasmosis
Haemaglutinasi test tak langsung
Test zat anti fluoresen
Complement Fixation Test (CFT) – adanya antibodi spesifik
Toxoplasma skin test / Frenkel skin test
Dipakai untuk masa survei – mengukur epidemiologi penyakit Toxoplasmosis
Diagnosa Toxoplasma akut – bila titer meninggi pada pemeriksaan ke-2 kali
dengan jangka waktu 3 minggu atau lebih atau ada konfersi dari negatif ke positif.
.
Pencegahan
Toxoplasmosis
Pencegahan yang dimaksudkan adalah untuk menghindari masuknya
parasit.
1. Memasak daging sampai benar-benar matang
2. Mencuci tangan dan peralatan dengan benar setelah
menyentuh daging mentah
3. Cuci buah dan sayur sebelum dikonsumsi
4. Hindari minum susu yang tidak dipasteurisasi
5. Usir serangga atau kecoa dari makanan
6. Konsumsi air minum dalam kemasan apabila bepergian ke
daerah dengan sanitasi buruk
.
7. Beri makan kucing dengan makanan yang dimasak dengan
matang
8. Pastikan bahwa kucing tidak memakan tikus atau burung liar
9. Jangan biarkan kucing berada di dapur atau meja makan
10. Jangan mengadopsi atau memegang kucing liar
11. Jangan memelihara kucing saat hamil
12. Jangan makan telur mentah/setengah matang
13. Wanita hamil harus memakai sarung tangan saat berkebun,
mencuci tangan dan menghindari kontak dengan kotoran
kucing
Pengobatan
Hanya membunuh tropozoit, bukan kista
1. Kombinasi dari :
Pirimetamin (Daraprim)
Sulfadiazin (Microsulvon)
Asam Folinic
Efek samping untuk wanita hamil :
Pirimetamin : penekanan sumsum tulang belakang dan toksisitas hati.
Sulfadiazin : mual, muntah, toksisitas hati, kejang
2. Kombinasi untuk pasien hamil :
Spiramisin (Rovamycine)
Leucovorin (Wellcovorin)
3. Klindamisin (Cleocin)
4. Azitromisin (Zithromax)
5. Atovakuon (Mepron) yang digunakan apabila pasien alergi terhadap
pirimetamin atau sulfadiazin
.
FILARIA
Filariasis
atau
Penyakit Kaki
Gajah
Filaria
Penyakit menular kronik yang disebabkan sumbatan cacing filaria
(Nematoda darah) di kelenjar/saluran getah bening(limfe),
menimbulkan gejala klinis akut berupa demam berulang, radang
kelenjar/saluran getah bening, edema dan gejala kronik berupa
elefantiasis (kaki gajah).
Filariasis
Brugia malayi
Filariasis malayi
Brugia timori
Filariasis timori
Aedes
Culex
Anopheles
Mansonia
Wuchereria
bancrofti
Filariasis bancrofti
Anopheles barbirostris
Vektor Vektor
Vektor
Seseorang tertular filariasis
bila digigit nyamuk yang
mengandung larva infektif
cacing filaria
IklimKeadaan sosial
Kebiasaan
makan
Gejala klinik
1. Filariasis tanpa gejala
Umumnya di daerah endemik
Pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan pembesaran kelenjar
limfe terutama di daerah inguinal
Pada pemeriksaan darah ditemukan mikrofilaria dalam jumlah
besar dan eosinofilia
2. Filariasis dengan peradangan
Demam, menggigil, sakit kepala, muntah dan lemah selama
beberapa hari sampai beberapa minggu.
Organ yang terkena terutama saluran limfe tungkai dan alat
kelamin
Pada laki-laki terdapat funikulitis disertai penebalan dan rasa
nyeri, epididimitis, orkitis dan pembengkakan skrotum
Serangan akut berlangsung 1 bulan atau lebih
Keadaan berat dapat terjadi abses ginjal
3. Filariasis dengan penyumbatan
Stadium menahun terjadi jaringan granulasi yang proliferatif serta
pelebaran saluran limfe yang luas kemudian timbul elefantiasis
Penyumbatan saluran limfe perut mempengaruhi alat kelamin
laki-laki maupun wanita pada bagian luar.
Elefantiasis mengenai tungkai dan alat kelamin (jaringan yang
longgar di bawah).
Bila saluran limfe kandung kencing dan ginjal pecah akan timbul
kiluria (keluarnya cairan limfe dalam urin).
Gambaran yang sering nampak adalah hidrokel dan limfangitis
alat kelamin.
Limfangitis dan elefantiasis dapat diperberat oleh infeksi sekunder
Streptococcus.
Gejala klinis dari ketiga jenis
filariasis sama, yang berbeda adalah
sistem limfe alat kelamin tidak
pernah terkena pada filariasis
malayi.
Diagnosa
dan
Perawatan Umum
DIAGNOSA
1. Berdasarkan gejala klinis
2. Diagnosis dipastikan dengan
menemukan mikrofilaria dalam
darah tepi yang diambil malam
hari (pukul 22.00-02.00 dini
hari) dan digunakan
pewarnaan Giemsa
PERAWATAN UMUM
Istirahat ditempat tidur
Antibiotik untuk infeksi sekunder
dan abses
Perawatan elefantiasis dengan
mencuci kaki dan merawat luka
PLASMODIUM
PLASMODIUM
Plasmodium adalah parasit yang hidup dalam sel darah merah.
Sebagai vektornya (definitive host) adalah nyamuk dan manusia
sebagai hospes perantara.
Plasmodium ada 4 jenis :
1. Plasmodium falciparum
Penyebab malaria tropica/malaria tertiana maligna.
Merupakan malaria berat/malaria otak dengan kematian
2. Plasmodium vivax
Penyebab malaria tertiana benigna
3. Plasmodium malariae
Penyebab malaria quartana
4. Plasmodium ovale
Penyebab malaria tertana benigna/malaria ovale.
Jarang dijumpai pada umumnya terdapat di Afrika Pacific
Barat.
.
Infeksi campuran dengan 2
spesies atau lebih disebut
mixed infektion adalah
manusia diserang lebih
dari satu Plasmodium
Plasmodium falciparum
dengan Plasmodium vivax
Paling sering terjadi
Plasmodium falciparum
dengan Plasmodium
malariae.
Plasmodium vivax dengan
Plasmodium malariae
paling jarang terjadi
LINGKARAN HIDUP
PLASMODIUM
1. Siklus aseksual pada manusia disebut schizogani
Sporozoit infeksi dalam ludah nyamuk Anopheles masuk ke aliran
darah pada saat menggigit dalam waktu 30 menit masuk sel hati
ini dinamakan stadium eksa eritrositik atau pra erithrositik primer.
Sporozoit dalam sel hati membulat menjadi skizon muda, inti sel
membelah sampai akhirnya terbentuk merozoit-merozoit dalam
skizon tua di hati, skizon tua pecah keluar merozoit eksoeritrostik
sebagian merozoit masuk eritrosit.
2. Siklus aseksual pada nyamuk disebut sporogoni
Pada fase ini perkembangbiakan sporozoa di dalam tubuh
nyamuk, hingga terbentuknya sporozoit yang siap ditularkan ke
tubuh manusia.
SIKLUS HIDUP
GEJALA KLINIS
Terjadi beberapa serangan demam dengan interval tertentu
(paroksisme) yang diselingi periode laten dimana penderita bebas
sama sekali dari demam. Sebelum demam penderita merasa sangat
lemah, sakit kepala tak nafsu makan, muntah. Serangan demam
pertama bervariasi antara 9 s/d 30 hari tergantung spesiesnya. Gejala
demam berurutan yaitu :
1. Stadium dingin (cold stage)
Dimulai menggigil dan perasaan sangat dingin, gigi gemertak
(penderita berselimut), nadi cepat tapi lemah bibir dan jari pucat, kulit
kering dan pucat, pada anak sering terjadi kejang. Stadium ini
berlangsung 15menit sampai 1 jam.
2. Stadium Demam (Hot Stage)
Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini penderita merasa
kepanasan, yaitu muka merah, kulit kering dan sangat panas seperti
terbakar, sakit kepala yang sangat, mual, muntah, nadi lebih kuat lagi,
penderita sangat haus dan suhu badan tinggi 41 C atau lebih.
Stadium ini berlangsung 2 sampai 4 jam.
Demam disebabkan pecahnya skizon darah yang matang yaitu
masuknya merozoit dalam aliran darah. Pada Plasmodium vivax dan
Plasmodium ovale skizon matang setiap 48 jam sehingga demam
timbul tiap 3 hari.
Pada Plasmodium malariae terjadi setiap 72 jam, sedangkan
Plasmodium falcifarum sama dengan Plasmodium vivax dan
Plasmodium ovale hanya inteval demamnya tak jelas. Serangan
demam diikuti periode laten. Lamanya tergantung proses
pertumbuhan parasit dan tingkat kekebalan.
3. Stadium Berkeringat (Sweating Stage)
Penderita berkeringat banyak sekali, suhu badan menurun dengan
cepat sampai dibawah suhu normal. Penderita bisa tidur nyenyak dan
saat bangun merasa lemah stadium ini berlangsung 2 sampai 4 jam.
Gejala tersebut diatas tidak selalu sama pada penderita tergantung
spesies parasit, umur penderita dan kondisi kekebalan. Gejala klinis
yang berat terjadi pada malaria tropica oleh Plasmodium falciparum.
Karena kecenderungan skizon untuk berkumpul pada pembuluh
darah, organ tubuh seperti otak, hati (menyebabkan ikterus, kuning
karena bilirubin masuk ke darah), ginjal sehingga menyebabkan
tersumbatnya pembuluh darah pada organ tubuh tersebut. Gejala
berupa koma/pingsan, kejang sampai tidak berfungsinya ginjal.
Gejala berat yaitu air seni berwarna merah tua atau hitam (black
water fever) karena adanya (pecahnya eritrosit sebelum umurnya-
haemoglobine berubah menjadi - urobilin dan bilirubin) dan gejala
ikterus yaitu muntah-muntah yang warnanya sama dengan warna
empedu. Black water fever terjadi karena terinfeksi Plasmodium
falcifarum berulang-ulang dan infeksinya cukup berat.
CARA PENULARAN
1. Secara alamiah
Melalui gigitan nyamuk Anopheles
Dipengaruhi oleh :
Gametosit pada penderita
Umur nyamuk
Kontak antara manusia dengan nyamuk
2. Secara tidak alamiah
Malaria bawaan/kongenital
Pada bayi yang dilahirkan karena ibunya menderita malaria (melalui tali
pusat/plasenta)
3. Secara mekanik
Melalui transfusi darah atau jarum suntik
Secara oral (mulut)
Terjadi pada burung, ayam, monyet (hewan)
PENCEGAHAN
DAN
PENGOBATAN
Pencegahan
Terapi penderita karena parasit
merupakan sumber penularan
Mencegah gigitan nyamuk
Terapi pencegahan
Pemberantasan nyamuk Pengobatan
Kina
Primakuin
Kuinakuin
Kloroquanida
Amodiaku
Pirimetamin
Klorokuin
ASCARIS
GEJALA KLINIS
Pada stadium larva, Ascaris lumbricoides dapat menyebabkan gejala
ringan di hati dan di paru-paru akan menyebabkan Sindrom Loeffler.
Sindrom Loeffler merupakan kumpulan tanda seperti demam, sesak
napas, eosinofilia, dan pada foto thoraks terlihat infiltrat yang akan
hilang selama 3 minggu.
Pada stadium dewasa, di usus cacing akan menyebabkan gejala
khas saluran cerna seperti tidak nafsu makan, muntah-muntah, diare,
konstipasi, dan mual. Pada infeksi berat terjadi malabsorbsi,
malnutrisi, jumlah cacing banyak dan menggumpal sehingga
menyebabkan obstruksi usus (ileus).
Bila cacing masuk ke saluran empedu maka dapat menyebabkan
kolik/ikterus (infeksi ektopik yang memerlukan pembedahan) atau
menembus peritoneum/abdomen maka dapat menyebabkan akut
abdomen.
DIAGNOSIS
Ditegakkan dengan
pemeriksaan tinja secara
langsung.
Kadang cacing
dewasa keluar
sendiri melalui
mulut atau hidung
karena muntah atau
melalui anus (tinja)
Adanya telur cacing
dalam tinja
PENGOBATAN
- perorangan atau
- massal
Pirantel palmoatPiperasine
Mebendazol

Más contenido relacionado

La actualidad más candente (20)

imunoserologi
imunoserologiimunoserologi
imunoserologi
 
Inflamasi akut
Inflamasi akutInflamasi akut
Inflamasi akut
 
Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora
 
K3 and Patient Safety "K3 ATLM dan Pasien di laboratorium"
K3 and Patient Safety "K3 ATLM dan Pasien di laboratorium"K3 and Patient Safety "K3 ATLM dan Pasien di laboratorium"
K3 and Patient Safety "K3 ATLM dan Pasien di laboratorium"
 
Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Jaringan Epitel
Jaringan Epitel
 
Pengantar Instrumentasi Laboratorium Medis.pptx
Pengantar Instrumentasi Laboratorium Medis.pptxPengantar Instrumentasi Laboratorium Medis.pptx
Pengantar Instrumentasi Laboratorium Medis.pptx
 
Ppt urine
Ppt urinePpt urine
Ppt urine
 
Respon imun terhadap parasit
Respon imun terhadap parasitRespon imun terhadap parasit
Respon imun terhadap parasit
 
Bahan Ajar Sitohistoteknologi
Bahan Ajar SitohistoteknologiBahan Ajar Sitohistoteknologi
Bahan Ajar Sitohistoteknologi
 
Histamin
HistaminHistamin
Histamin
 
Radang
RadangRadang
Radang
 
Morfologi virus
Morfologi virusMorfologi virus
Morfologi virus
 
Rheumatoid factor
Rheumatoid factorRheumatoid factor
Rheumatoid factor
 
Mikologi ppt
Mikologi pptMikologi ppt
Mikologi ppt
 
Protozoologi
ProtozoologiProtozoologi
Protozoologi
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coli
 
Imunifisologi part I
Imunifisologi part IImunifisologi part I
Imunifisologi part I
 
Metabolisme mikrobial
Metabolisme mikrobialMetabolisme mikrobial
Metabolisme mikrobial
 
Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
 
Ppt parasit iv
Ppt parasit ivPpt parasit iv
Ppt parasit iv
 

Destacado

Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasitReaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasitSurya Seftiawan Pratama
 
Imunologi terhadap infeksi
Imunologi terhadap infeksiImunologi terhadap infeksi
Imunologi terhadap infeksiLutfi Imansari
 
Jenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksiJenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksiSilky Tanaffasya
 
Pncegahan dan Pengendalian Infeksi
Pncegahan dan Pengendalian InfeksiPncegahan dan Pengendalian Infeksi
Pncegahan dan Pengendalian Infeksipjj_kemenkes
 
PENYAKIT INFEKSI_Materi Dosen IKM
PENYAKIT INFEKSI_Materi Dosen IKMPENYAKIT INFEKSI_Materi Dosen IKM
PENYAKIT INFEKSI_Materi Dosen IKMdewisetiyana52
 
Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi Chiyapuri
 
97324197 parasit
97324197 parasit97324197 parasit
97324197 parasitWassta' In
 
Dasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologiDasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologiFarida Sihotang
 
Mikrobiologi - pertumbuhan mikroba
Mikrobiologi - pertumbuhan mikrobaMikrobiologi - pertumbuhan mikroba
Mikrobiologi - pertumbuhan mikrobaYusuf Ahmad
 
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbionsJamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbionsf' yagami
 
1. parasitologi
1. parasitologi1. parasitologi
1. parasitologierfan syah
 
ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)
ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)
ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)Surya Amal
 

Destacado (20)

Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasitReaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
 
Imunologi terhadap infeksi
Imunologi terhadap infeksiImunologi terhadap infeksi
Imunologi terhadap infeksi
 
Jenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksiJenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksi
 
Parasit 1
Parasit 1Parasit 1
Parasit 1
 
Pncegahan dan Pengendalian Infeksi
Pncegahan dan Pengendalian InfeksiPncegahan dan Pengendalian Infeksi
Pncegahan dan Pengendalian Infeksi
 
INFEKSI
INFEKSIINFEKSI
INFEKSI
 
PENYAKIT INFEKSI_Materi Dosen IKM
PENYAKIT INFEKSI_Materi Dosen IKMPENYAKIT INFEKSI_Materi Dosen IKM
PENYAKIT INFEKSI_Materi Dosen IKM
 
Imunoparasitologi
ImunoparasitologiImunoparasitologi
Imunoparasitologi
 
Patofisilogi
PatofisilogiPatofisilogi
Patofisilogi
 
Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi
 
97324197 parasit
97324197 parasit97324197 parasit
97324197 parasit
 
Dasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologiDasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologi
 
Sistem imun kel 7
Sistem imun kel 7Sistem imun kel 7
Sistem imun kel 7
 
Cacing nematoda
Cacing nematodaCacing nematoda
Cacing nematoda
 
Parasitology Identification Slides
Parasitology Identification SlidesParasitology Identification Slides
Parasitology Identification Slides
 
Mikrobiologi - pertumbuhan mikroba
Mikrobiologi - pertumbuhan mikrobaMikrobiologi - pertumbuhan mikroba
Mikrobiologi - pertumbuhan mikroba
 
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbionsJamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbions
 
1. parasitologi
1. parasitologi1. parasitologi
1. parasitologi
 
ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)
ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)
ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)
 
Platyhelminthes & nematoda
Platyhelminthes & nematodaPlatyhelminthes & nematoda
Platyhelminthes & nematoda
 

Similar a Infeksi Parasit (20)

cacing(parasit).ppt
cacing(parasit).pptcacing(parasit).ppt
cacing(parasit).ppt
 
Kel 5 plasmodium malariae
Kel 5 plasmodium malariaeKel 5 plasmodium malariae
Kel 5 plasmodium malariae
 
Parasit kelompok 4 kelas A
Parasit kelompok 4 kelas AParasit kelompok 4 kelas A
Parasit kelompok 4 kelas A
 
Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)
Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)
Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)
 
Malaria farmasi-2012
Malaria farmasi-2012Malaria farmasi-2012
Malaria farmasi-2012
 
Ppt malaria
Ppt malariaPpt malaria
Ppt malaria
 
Demam Malaria
Demam MalariaDemam Malaria
Demam Malaria
 
Referat interna dodot
Referat interna dodotReferat interna dodot
Referat interna dodot
 
Ppt malaria
Ppt malariaPpt malaria
Ppt malaria
 
Pvbp a poltekkes makassar
Pvbp a poltekkes makassarPvbp a poltekkes makassar
Pvbp a poltekkes makassar
 
Pvbp a poltekkes makassar
Pvbp a poltekkes makassarPvbp a poltekkes makassar
Pvbp a poltekkes makassar
 
Makalah kaki gajah
Makalah kaki gajahMakalah kaki gajah
Makalah kaki gajah
 
Makalah kaki gajah
Makalah kaki gajahMakalah kaki gajah
Makalah kaki gajah
 
Makalah kaki gajah
Makalah kaki gajahMakalah kaki gajah
Makalah kaki gajah
 
Makalah kaki gajah
Makalah kaki gajahMakalah kaki gajah
Makalah kaki gajah
 
Malaria (3).pptx
Malaria (3).pptxMalaria (3).pptx
Malaria (3).pptx
 
1838.pdf
1838.pdf1838.pdf
1838.pdf
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Makalah kaki gajah 2
Makalah kaki gajah 2Makalah kaki gajah 2
Makalah kaki gajah 2
 
Makalah kaki gajah 2
Makalah kaki gajah 2Makalah kaki gajah 2
Makalah kaki gajah 2
 

Último

FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxDesiNatalia68
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 

Último (20)

FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 

Infeksi Parasit

  • 2. Parasit Parasit adalah organisme atau makhluk hidup yang makanan, tempat tinggal dan perkembangbiakannya sebagian atau seluruhnya tergantung organisme lain baik sementara atau selamanya Masuk ke jaringan hospes Infeksi
  • 3. Sumber endemi suatu parasit Tersedianya hospes yang cocok Mudahnya parasit meninggalkan hospes Keadaan lingkungan yang menguntungkan parasit
  • 4. PARASIT INFEKSI PADA MANUSIA 1. Keadaan sosial ekonomi yang rendah 2. Sanitasi perorangan dan lingkungan yang kurang baik 3. Kurang pengetahuan akan kesehatan
  • 5. Penularan penyakit parasit Cara penularanSumber infeksi Adanya hospes yang dapat ditulari
  • 6. 1. Mengurangi sumber infeksi pada manusia dengan terapi atau pengobatan 2. Pendidikan menjaga diri untuk mencegah dan mengurangi infeksi 3. Pengawasan sanitasi air, makanan, tempat kerja, tempat tidur dan pembuangan sampah 4. Pemusnahan hospes reservoar dan vektor 5. Pertahanan biologik terhadap penularan parasit (kekebalan) Pencegahan dan pemberantasan penyakit parasit
  • 7. Pembahasan parasit SPOROZOA NEMATODA 1. Plasmodium 2. Toxoplasma 1. Ascaris 2. Filaria
  • 8. 3 sifat kelas sporozoa Genus Plasmodium hidup dalam sel darah merah dan perlu vektor biologis Genus Toxoplasma hidup dalam sel endotel, lekosit, makrofag, cairan tubuh, sel jaringan Genus Isospora dan Eimeria Parasit hidup di intestinal dan tidak perlu vektor biologis
  • 10. TOXOPLASMA Toxoplasmosis atau Penyakit Toxo Hidup pada sel endotel, lekosit, makrofag, cairan tubuh, dan sel jaringan
  • 12. Cara Infeksi Toxoplasma Ookista (kotoran kucing) Kista/Pseudokista (daging sapi, kambing, ayam) kurang matang merozoit dalam limfe dan peredaran darah membentuk kista dan pseudokista dalam jaringan di makan manusia pembiakan aseksual
  • 14. Gejala awal Pembengkakan kelenjar getah bening dan gejala mirip flu yang hilang dalam beberapa minggu atau bulan tanpa pengobatan. Toxoplasma sebenarnya masih berada di tubuh dalam kondisi laten dan dapat aktif kembali jika orang tersebut menjadi immunodepressed.
  • 15. Gejala Toxoplasmosis akuisita/didapat Pada orang dewasa asimtomatik (tanpa gejala) Limfadenopati Rasa lelah Demam Sakit kepala Retino koriditis Pada ibu hamil – infeksi primer Melahirkan anak dengan Toxoplasmosis kongenital .
  • 16. Gejala Toxoplasmosis kongenital 1. Pada hamil muda – abortus 2. Pada hamil tua – bayi lahir mati 3. Pada bayi yang dilahirkan : Kelainan susunan saraf pusat Kejang Hydrocephalus keterbelakangan mental Kelainan mata : gangguan penglihatan/kebutaan Telinga : gangguan pendengaran Cacat bawaan Pembengkakan hati dan limpa .
  • 17. Diagnosa 1. Pembengkakan kelenjar getah bening, limpa dan hati 2. Identifikasi parasit Toxoplasma gondii dalam : Darah Cairan tubuh berupa cairan tulang belakang (LCS) atau ketuban Jaringan biopsi 3. Pemeriksaan LCS : perubahan tidak khas dan kadar protein sangat tinggi (diagnosis pendukung) 4. Pemeriksaan darah Leukositosis/leukopenia Limfositosis Monositosis Trombositopenia Eosinofilia .
  • 18. 5. Biopsi otak, sumsum tulang dan LCS (Liquor Cerebro Spinalis) ditemukan tropozoit (pada infeksi akut) 6. Bahan darah dan LCS, dengan inokulasi intra peritoneal 7. Pemeriksaan Serologi Metode ELISA (Enzim Linked Immunosorbent Assay) Tes acuan standart untuk Toxoplasmosis : Tes warna Sabin dan Feldman (Sabin dan Feldman dye-test) untuk mengukur antibodi IgG terhadap parasit Toxoplasma gondii Diagnosa pasti : deteksi IgM yang diarahkan terhadap parasit dan dapat mendeteksi antibodi pada minggu pertama infeksi. IgM dalam darah meningkat 4x lipat dari pemeriksaan sebelumnya pada kasus Toxoplasmosis Haemaglutinasi test tak langsung Test zat anti fluoresen Complement Fixation Test (CFT) – adanya antibodi spesifik Toxoplasma skin test / Frenkel skin test Dipakai untuk masa survei – mengukur epidemiologi penyakit Toxoplasmosis Diagnosa Toxoplasma akut – bila titer meninggi pada pemeriksaan ke-2 kali dengan jangka waktu 3 minggu atau lebih atau ada konfersi dari negatif ke positif. .
  • 19. Pencegahan Toxoplasmosis Pencegahan yang dimaksudkan adalah untuk menghindari masuknya parasit. 1. Memasak daging sampai benar-benar matang 2. Mencuci tangan dan peralatan dengan benar setelah menyentuh daging mentah 3. Cuci buah dan sayur sebelum dikonsumsi 4. Hindari minum susu yang tidak dipasteurisasi 5. Usir serangga atau kecoa dari makanan 6. Konsumsi air minum dalam kemasan apabila bepergian ke daerah dengan sanitasi buruk .
  • 20. 7. Beri makan kucing dengan makanan yang dimasak dengan matang 8. Pastikan bahwa kucing tidak memakan tikus atau burung liar 9. Jangan biarkan kucing berada di dapur atau meja makan 10. Jangan mengadopsi atau memegang kucing liar 11. Jangan memelihara kucing saat hamil 12. Jangan makan telur mentah/setengah matang 13. Wanita hamil harus memakai sarung tangan saat berkebun, mencuci tangan dan menghindari kontak dengan kotoran kucing
  • 21. Pengobatan Hanya membunuh tropozoit, bukan kista 1. Kombinasi dari : Pirimetamin (Daraprim) Sulfadiazin (Microsulvon) Asam Folinic Efek samping untuk wanita hamil : Pirimetamin : penekanan sumsum tulang belakang dan toksisitas hati. Sulfadiazin : mual, muntah, toksisitas hati, kejang 2. Kombinasi untuk pasien hamil : Spiramisin (Rovamycine) Leucovorin (Wellcovorin) 3. Klindamisin (Cleocin) 4. Azitromisin (Zithromax) 5. Atovakuon (Mepron) yang digunakan apabila pasien alergi terhadap pirimetamin atau sulfadiazin .
  • 23. Filariasis atau Penyakit Kaki Gajah Filaria Penyakit menular kronik yang disebabkan sumbatan cacing filaria (Nematoda darah) di kelenjar/saluran getah bening(limfe), menimbulkan gejala klinis akut berupa demam berulang, radang kelenjar/saluran getah bening, edema dan gejala kronik berupa elefantiasis (kaki gajah).
  • 24. Filariasis Brugia malayi Filariasis malayi Brugia timori Filariasis timori Aedes Culex Anopheles Mansonia Wuchereria bancrofti Filariasis bancrofti Anopheles barbirostris Vektor Vektor Vektor
  • 25.
  • 26. Seseorang tertular filariasis bila digigit nyamuk yang mengandung larva infektif cacing filaria IklimKeadaan sosial Kebiasaan makan
  • 27. Gejala klinik 1. Filariasis tanpa gejala Umumnya di daerah endemik Pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan pembesaran kelenjar limfe terutama di daerah inguinal Pada pemeriksaan darah ditemukan mikrofilaria dalam jumlah besar dan eosinofilia 2. Filariasis dengan peradangan Demam, menggigil, sakit kepala, muntah dan lemah selama beberapa hari sampai beberapa minggu. Organ yang terkena terutama saluran limfe tungkai dan alat kelamin Pada laki-laki terdapat funikulitis disertai penebalan dan rasa nyeri, epididimitis, orkitis dan pembengkakan skrotum Serangan akut berlangsung 1 bulan atau lebih Keadaan berat dapat terjadi abses ginjal
  • 28. 3. Filariasis dengan penyumbatan Stadium menahun terjadi jaringan granulasi yang proliferatif serta pelebaran saluran limfe yang luas kemudian timbul elefantiasis Penyumbatan saluran limfe perut mempengaruhi alat kelamin laki-laki maupun wanita pada bagian luar. Elefantiasis mengenai tungkai dan alat kelamin (jaringan yang longgar di bawah). Bila saluran limfe kandung kencing dan ginjal pecah akan timbul kiluria (keluarnya cairan limfe dalam urin). Gambaran yang sering nampak adalah hidrokel dan limfangitis alat kelamin. Limfangitis dan elefantiasis dapat diperberat oleh infeksi sekunder Streptococcus.
  • 29. Gejala klinis dari ketiga jenis filariasis sama, yang berbeda adalah sistem limfe alat kelamin tidak pernah terkena pada filariasis malayi.
  • 30. Diagnosa dan Perawatan Umum DIAGNOSA 1. Berdasarkan gejala klinis 2. Diagnosis dipastikan dengan menemukan mikrofilaria dalam darah tepi yang diambil malam hari (pukul 22.00-02.00 dini hari) dan digunakan pewarnaan Giemsa PERAWATAN UMUM Istirahat ditempat tidur Antibiotik untuk infeksi sekunder dan abses Perawatan elefantiasis dengan mencuci kaki dan merawat luka
  • 32. PLASMODIUM Plasmodium adalah parasit yang hidup dalam sel darah merah. Sebagai vektornya (definitive host) adalah nyamuk dan manusia sebagai hospes perantara. Plasmodium ada 4 jenis : 1. Plasmodium falciparum Penyebab malaria tropica/malaria tertiana maligna. Merupakan malaria berat/malaria otak dengan kematian 2. Plasmodium vivax Penyebab malaria tertiana benigna 3. Plasmodium malariae Penyebab malaria quartana 4. Plasmodium ovale Penyebab malaria tertana benigna/malaria ovale. Jarang dijumpai pada umumnya terdapat di Afrika Pacific Barat. .
  • 33. Infeksi campuran dengan 2 spesies atau lebih disebut mixed infektion adalah manusia diserang lebih dari satu Plasmodium Plasmodium falciparum dengan Plasmodium vivax Paling sering terjadi Plasmodium falciparum dengan Plasmodium malariae. Plasmodium vivax dengan Plasmodium malariae paling jarang terjadi
  • 34. LINGKARAN HIDUP PLASMODIUM 1. Siklus aseksual pada manusia disebut schizogani Sporozoit infeksi dalam ludah nyamuk Anopheles masuk ke aliran darah pada saat menggigit dalam waktu 30 menit masuk sel hati ini dinamakan stadium eksa eritrositik atau pra erithrositik primer. Sporozoit dalam sel hati membulat menjadi skizon muda, inti sel membelah sampai akhirnya terbentuk merozoit-merozoit dalam skizon tua di hati, skizon tua pecah keluar merozoit eksoeritrostik sebagian merozoit masuk eritrosit. 2. Siklus aseksual pada nyamuk disebut sporogoni Pada fase ini perkembangbiakan sporozoa di dalam tubuh nyamuk, hingga terbentuknya sporozoit yang siap ditularkan ke tubuh manusia.
  • 36. GEJALA KLINIS Terjadi beberapa serangan demam dengan interval tertentu (paroksisme) yang diselingi periode laten dimana penderita bebas sama sekali dari demam. Sebelum demam penderita merasa sangat lemah, sakit kepala tak nafsu makan, muntah. Serangan demam pertama bervariasi antara 9 s/d 30 hari tergantung spesiesnya. Gejala demam berurutan yaitu : 1. Stadium dingin (cold stage) Dimulai menggigil dan perasaan sangat dingin, gigi gemertak (penderita berselimut), nadi cepat tapi lemah bibir dan jari pucat, kulit kering dan pucat, pada anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung 15menit sampai 1 jam.
  • 37. 2. Stadium Demam (Hot Stage) Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini penderita merasa kepanasan, yaitu muka merah, kulit kering dan sangat panas seperti terbakar, sakit kepala yang sangat, mual, muntah, nadi lebih kuat lagi, penderita sangat haus dan suhu badan tinggi 41 C atau lebih. Stadium ini berlangsung 2 sampai 4 jam. Demam disebabkan pecahnya skizon darah yang matang yaitu masuknya merozoit dalam aliran darah. Pada Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale skizon matang setiap 48 jam sehingga demam timbul tiap 3 hari. Pada Plasmodium malariae terjadi setiap 72 jam, sedangkan Plasmodium falcifarum sama dengan Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale hanya inteval demamnya tak jelas. Serangan demam diikuti periode laten. Lamanya tergantung proses pertumbuhan parasit dan tingkat kekebalan.
  • 38. 3. Stadium Berkeringat (Sweating Stage) Penderita berkeringat banyak sekali, suhu badan menurun dengan cepat sampai dibawah suhu normal. Penderita bisa tidur nyenyak dan saat bangun merasa lemah stadium ini berlangsung 2 sampai 4 jam. Gejala tersebut diatas tidak selalu sama pada penderita tergantung spesies parasit, umur penderita dan kondisi kekebalan. Gejala klinis yang berat terjadi pada malaria tropica oleh Plasmodium falciparum. Karena kecenderungan skizon untuk berkumpul pada pembuluh darah, organ tubuh seperti otak, hati (menyebabkan ikterus, kuning karena bilirubin masuk ke darah), ginjal sehingga menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah pada organ tubuh tersebut. Gejala berupa koma/pingsan, kejang sampai tidak berfungsinya ginjal. Gejala berat yaitu air seni berwarna merah tua atau hitam (black water fever) karena adanya (pecahnya eritrosit sebelum umurnya- haemoglobine berubah menjadi - urobilin dan bilirubin) dan gejala ikterus yaitu muntah-muntah yang warnanya sama dengan warna empedu. Black water fever terjadi karena terinfeksi Plasmodium falcifarum berulang-ulang dan infeksinya cukup berat.
  • 39. CARA PENULARAN 1. Secara alamiah Melalui gigitan nyamuk Anopheles Dipengaruhi oleh : Gametosit pada penderita Umur nyamuk Kontak antara manusia dengan nyamuk 2. Secara tidak alamiah Malaria bawaan/kongenital Pada bayi yang dilahirkan karena ibunya menderita malaria (melalui tali pusat/plasenta) 3. Secara mekanik Melalui transfusi darah atau jarum suntik Secara oral (mulut) Terjadi pada burung, ayam, monyet (hewan)
  • 40. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN Pencegahan Terapi penderita karena parasit merupakan sumber penularan Mencegah gigitan nyamuk Terapi pencegahan Pemberantasan nyamuk Pengobatan Kina Primakuin Kuinakuin Kloroquanida Amodiaku Pirimetamin Klorokuin
  • 42. GEJALA KLINIS Pada stadium larva, Ascaris lumbricoides dapat menyebabkan gejala ringan di hati dan di paru-paru akan menyebabkan Sindrom Loeffler. Sindrom Loeffler merupakan kumpulan tanda seperti demam, sesak napas, eosinofilia, dan pada foto thoraks terlihat infiltrat yang akan hilang selama 3 minggu. Pada stadium dewasa, di usus cacing akan menyebabkan gejala khas saluran cerna seperti tidak nafsu makan, muntah-muntah, diare, konstipasi, dan mual. Pada infeksi berat terjadi malabsorbsi, malnutrisi, jumlah cacing banyak dan menggumpal sehingga menyebabkan obstruksi usus (ileus). Bila cacing masuk ke saluran empedu maka dapat menyebabkan kolik/ikterus (infeksi ektopik yang memerlukan pembedahan) atau menembus peritoneum/abdomen maka dapat menyebabkan akut abdomen.
  • 43.
  • 44. DIAGNOSIS Ditegakkan dengan pemeriksaan tinja secara langsung. Kadang cacing dewasa keluar sendiri melalui mulut atau hidung karena muntah atau melalui anus (tinja) Adanya telur cacing dalam tinja
  • 45. PENGOBATAN - perorangan atau - massal Pirantel palmoatPiperasine Mebendazol