SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 14
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Transformasi telah dikenal sejak lama, dimulai dari zaman babilonia, yunani, 
para ahli aljabar muslim abad ke-9 sampai ke-15 dan dilanjutkan matematikawan 
eropa abad ke-18 sampai dua decade pertama abad ke-19. Keberaturan dan 
pengulangan pola memberi dorongan untuk mempelajari bagaimana dan apa yang 
tak berubah oleh suatu transformasi. Transformasi geometri adalah suatu fungsi 
yang mengaitkan antar setiap titik di bidang dengan suatu aturan tertentu. 
Pengaitan ini dapat dipandang secara aljabar atau geometri. Sebagai ilustrasi, jika 
titik (x,y) dicerminkan terhadap sumbu x, maka diperoleh titik (x,-y). secara 
aljabar transformasi ini ditulis T(x,y) =(x,-y) atau dalam bentuk matriks : 
1 
푇 
푥 
푦 = 
1 0 
0 −1 
푥 
푦 = 
푥 
−푦 
Masalah ini dapat diperluas untuk menentukan peta dari suatu konfigurasi 
geometri berbentuk daerah tertentu oleh suatu transformasi. Transformasi 
geometri meliputi translasi (pergeseran), rotasi(perputaran), 
refleksi(pencerminan) dan dilatasi(pembesaran). Namun, pada makalah ini 
penulis mengkhususkan pada translasi (pergeseran) dan rotasi ( perputaran ). 
Dimana Suatu titik atau sistem mengalami pergeseran namun tidak merubah 
bentuk, karena setiap titik penyusun sistem mengalami pergeseran yang sama. 
B. Rumusan Masalah 
1. Bagaimana definisi dari sebuah translasi ? 
2. Bagaimana peta translasi dalam bidang XY dan bagaimana penyelesaian 
masalah translasi ? 
3. Bagaimana bentuk matriks translasi ? 
4. Bagaimana definisi rotasi ? 
5. Apa saja macam dari rotasi ? 
6. Bagaimana matriks dari sebuah rotasi ?
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Transformasi telah dikenal sejak lama, dimulai dari zaman babilonia, yunani, 
para ahli aljabar muslim abad ke-9 sampai ke-15 dan dilanjutkan matematikawan 
eropa abad ke-18 sampai dua decade pertama abad ke-19. Keberaturan dan 
pengulangan pola memberi dorongan untuk mempelajari bagaimana dan apa yang 
tak berubah oleh suatu transformasi. Transformasi geometri adalah suatu fungsi 
yang mengaitkan antar setiap titik di bidang dengan suatu aturan tertentu. 
Pengaitan ini dapat dipandang secara aljabar atau geometri. Sebagai ilustrasi, jika 
titik (x,y) dicerminkan terhadap sumbu x, maka diperoleh titik (x,-y). secara 
aljabar transformasi ini ditulis T(x,y) =(x,-y) atau dalam bentuk matriks : 
2 
푇 
푥 
푦 = 
1 0 
0 −1 
푥 
푦 = 
푥 
−푦 
Masalah ini dapat diperluas untuk menentukan peta dari suatu konfigurasi 
geometri berbentuk daerah tertentu oleh suatu transformasi. Transformasi 
geometri meliputi translasi (pergeseran), rotasi(perputaran), 
refleksi(pencerminan) dan dilatasi(pembesaran). Namun, pada makalah ini 
penulis mengkhususkan pada translasi (pergeseran) dan rotasi ( perputaran ). 
Dimana Suatu titik atau sistem mengalami pergeseran namun tidak merubah 
bentuk, karena setiap titik penyusun sistem mengalami pergeseran yang sama. 
B. Rumusan Masalah 
1. Bagaimana definisi dari sebuah translasi ? 
2. Bagaimana peta translasi dalam bidang XY dan bagaimana penyelesaian 
masalah translasi ? 
3. Bagaimana bentuk matriks translasi ? 
4. Bagaimana definisi rotasi ? 
5. Apa saja macam dari rotasi ? 
6. Bagaimana matriks dari sebuah rotasi ?
C. Tujuan 
1. Mengetahui definisi dari sebuah translasi 
2. Mengetahui pemetaan translasi dalam bidang XY dan mengetahui 
3 
pemecahan masalah translasi 
3. Mengetahui matriks dari sebuah translasi 
4. Mengehetahui definisi dari sebuah rotasi 
5. Mengetahui macam-macam rotasi 
6. Mengetahui matriks dari sebuah rotasi
BAB II 
PEMBAHASAN 
 
y 
' 
4 
A. TRANSLASI (PERGESERAN) 
1. Pengertian Translasi 
Translasi adalah transformasi (atau perubahan) setiap titik dengan jarak 
dan arah yang tetap. 
Gambar: 
C D C l Dl 
A B Al Dl 
Dalam vector, translasi atau pergeseran adalah penambahan setiap titik (x, 
y) dengan vector tertentu (a, b) sehingga menghasilkan (x + a, y + b). 
Penentuan benda, translasi, dan bayangan suatu titik dapat dilihat sebagai 
berikut: 
Benda Translasi Peta / Bayangan 
 
 
b 
(i) (x, y)  
 
  
 
a 
(x’, y’) = (x + a, y + b) 
 
 
b 
(ii) (x, y)  
 
  
 
a 
= 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
x 
x 
y 
' 
(x’, y’) 
 
 
b 
(iii) (x, y) = (x’ – a, y’ –b)  
 
  
 
a 
(x’, y’)
5 
 Contoh: 
 
  
5 
1. Tentukan hasil translasi segitiga ABC oleh translasi   
 
 
 
2 
, apabila A (-1, 
2), B (2, 1), dan C (0, 3). 
Penyelesaian: 
Benda Bayangan / Peta 
A (-1, 2) Translasi A’ (-1 -2, 2 + 5) = A’ (-3, 7) 
 
  
5 
B (2, 1)   
 
  
 
2 
B’ (2 – 2, 1 + 5) = B’ (0, 6) 
C (0, 3) C’ (0 – 2, 3 + 5) = C’ (-2, 8) 
2. Diketahui R(4, 6), S(6, 4), dan T(-3, 3). Tentukan bayangan titik T(-3, 3) 
oleh translasi 
 
RS . 
Penyelesaian: 
Berdasarkan pengertian vector posisi, diperoleh: 
 
RS = 
  
r s 
 
  
 
2 
 
 
  
 
 
   
 
 
   
 
  
 
 
 
  
 
 
  
2 
4 
6 
6 
4 
RS 
Bayangan T(-3, 3) oleh translasi 
 
RS adalah T(-3 + 2, 3 – 2) = T’(-1, 1) 
3. Bayangan persamaan lingkaran x2 + y2 = 25 oleh translasi T = 
adalah…. 
 
  
3 
1 
Karena translasi T = maka 
  
 
  
 
x’ = x – 1 → x = x’ + 1.….(1) 
 
  
 
  
3 
  
 
1
 
b 
 
 3 
6 
y’ = y + 3 → y = y’ – 3…..(2) 
(1) dan (2) di substitusi ke x2 + y2 = 25 
diperoleh (x’ + 1)2 + (y’ – 3)2 = 25; 
Jadi bayangannya adalah: 
(x + 1)2 + (y – 3)2 = 25 
 
 
b 
4. Bila titik (2, 3) ditranslasikan oleh  
 
 
 
a 
menghasilkan (3, 7), tentukan hasil 
translasi dari titik (-3, 2). 
Penyelesaian: 
 
 
b 
Mula – mula kita harus mencari komponen translasi  
 
 
 
a 
: 
 
  
 
 
   
 
  
 
 
 
   
 
  
 
 
 
   
 
  
 
 
 
  
 
1 
4 
2 
3 
3 
7 
a 
b 
 
  
 
 
   
 
  
 
 
 
  
 
 
1 
4 
a 
b 
 
 
4 
Hasil translasi titik (-3, 2) oleh   
 
  
 
1 
adalah (-3 + 1, 2 + 4) = (-2, 6) 
5. Oleh suatu translasi, peta titik (1,-5) adalah (7,-8). Bayangan kurva y = x2 
+ 4x – 12 oleh translasi tersebut adalah…. 
Misalkan translasi tersebut T = 
 
Bayangan titik (1,-5) oleh translasi T = 
adalah (1 + a, -5 + b) = (7,-8) 
1+ a = 7 → a = 6 
-5+ b = -8 → b = -3 
a = 6 dan b = -3 sehingga 
  
 
  
 
a 
 
  
 
  
 
6 
 
 
 
 
b 
  
 
a
7 
translasi tersebut adalah T = 
Karena T = 
 
 
 3 
Maka x’ = x + 6 → x = x’ – 6 
y’ = y – 3 → y = y’ + 6 
x = x’ – 6 dan y = y’ + 3 disubstitusi ke y = x2 + 4x – 12 
y’ + 3 = (x’ – 6)2 + 4(x’ – 6) – 12 
y’ + 3 = (x’)2 – 12x’ + 36 + 4x’ - 24 -12 
y’ = (x’)2 – 8x’ – 3 
Jadi bayangannya: y = x2 – 8x – 3 
 
  
3 
6. Tentukan bayangan garis x + 2y = 4 oleh translasi   
 
 
 
2 
. 
Penyelesaian: 
Dalam menjawab soal ini kita dapat menerapkan dua cara sebagai berikut: 
Cara Pertama: 
Karena bendanya berupa garis lurus x + 2y = 4, kita dapat mengambil dua titik 
sembarang pada garis, yaitu A(0, -2) dan B(4, 0). 
Kedua titik ini kita cari bayangannya, yaitu: 
A’(0 – 2, 2 + 3) = A’(-2, 5) dan B’(4 – 2, 0 + 3) = B’(2, 3). 
Dari kedua titik bayangan itu, A’(-2, 5) dan B’(2, 3), kita bentuk garis lurus 
yang merupakan bayangan yang ditanya. 
 
x 
y y x 
1 
 
x x 
1 
 
y y 
2 1 
2 1 
 
 
 
  
 
  
 
6
8 
 
2 
 
y  x 
2 2 
5 
3 5 
 
 
 
 
x y 
5  
 
4 
2 
2 
 
 2y – 10 = - x – 2 
 X + 2y – 8 = 0 
Jadi, bayangannya adalah x + 2y – 8 = 0. 
Cara kedua: 
Dalam cara ini kita menggunakan formula: 
 
 
 
 
a 
a 
(x’, y’) = (x, y) +   
 
  
 
  
 
  
 
b 
dengan 
b 
= translasi. 
atau 
 
 
b 
(x, y) = (x’, y’) -    
 
  
 
a 
(x, y) = (x’ + 2, y’ – 3) 
Hal ini berarti, terjadi proses subtitusi x = x’ + 2 dan y = y’ – 3 ke garis x + 2y 
= 4, diperoleh: 
X’ + 2 + 2y’ – 6 = 4 
X’ + 2y’ – 8 = 0 
Jadi, bayangan adalah x + 2y – 8 = 0. 
2. Komposisi Dua Translasi Berurutan 
R(x3,y3) 
   
PR  PQQR 
P(x1,y1) Q(x2,y2) 
0 
 
QR
 Komposisi dua translasi berurutan dapat dilakukan dengan cara: 
(i) Menyusun ruas-ruas garis yang mewakili translasi – translasi itu, seperti 
c 
a 
     
 
 2 
 
6 
9 
terlihat pada gambar diatas. 
(ii) Menjumlahkan komponen – komponen pasangan bilangan yang 
menunjukkan translasi itu. 
Misalnya: 
 
 
 
 
 
 
a  
c 
 
 
    
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
b d 
makaPR PQ QR 
d 
danQR 
b 
PQ 
(3, 6) 
 
T T 1 2 
(-1, 2) T2 
T1 
0 (5, 0) 
 
 Jika T1 menyatakan translasi  
 
 
 
6 
dalam bentuk komponen, maka 
bayangan titik (-1, 2), karena translasi T1 adalah: 
T1(-1, 2) = (-1 + 6, 2 + -2 ) = (5,0) 
 
 Jika T2 menyatakan translasi  
 
2 
dalam bentuk komponen, maka 
bayangan titik (5, 0), karena translasi T2 adalah: 
T2(5, 0) = (5 – 2, 0 + 6) = (3,6) 
Uraian diatas menunjukkan bahwa translasi T1 dilanjutkan oleh translasi T2 
pada pemetaan titik (-1, 2) ke titik (3, 6) (lihat gambar diatas).
Pengerjaan komposisi dua translasi “T1 dilanjutkan dengan T2” sering ditulis 
 ” (dibaca: T2 noktah T1). 
 
T T maka 
 sebagai pergeseran tunggal, kemudian tentukan 
10 
sebagai “ T T 1 2 
, 
4 
4 
2 
 
  
6 
6 
2 
2 1 
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
  
 1,2  1 4,2 4 3,6 
2 1 
      
 
T T 
Terlihat bahwa komposisi dua translasi memberikan hasil yang sama dengan 
melakukan kedua translasi itu satu demi satu. 
Catatan:   T T 1 2 
 (a, b) berarti T2[ T1(a, b) ], sering digunakan dalam 
pembuktian. 
 Contoh: 
 
3 
 
1 
 
  
 
1. Diketahui pergeseran T1 =  
 
 
 
 
 
 
2 
0 
2 danT . 
a) Tentukan T1(-3, 1) dan T2(T1(-3,1)). 
b) Nyatakan T T 2 1 
  T T 2 1 
 (-3,1). 
Penyelesaian: 
a) T1(-3, 1) = (-3 + 3, 1 + 0 ) = (0,1) 
T2(T1(-3, 1) = T2(0, 1) = (0 + 1, 1 + 2) = (1, 3) 
b)   T T 2 1 
 
 
 
 
 1 
3 
 
 
 
  
4 
 =  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
2 
2 
0 
T T  2 1 
 (-3, 1) = (-3 + 4, 1 + 2) = ( 1, 3 ). 
B. ROTASI 
Rotasi adalah transformasi dengan cara memutar objek dengan titik pusat 
tertentu atau memutar objek terhadap titik tertentu di bidang xy. Bentuk dan
ukuran objek tidak berubah. Untuk melakukan rotasi perlu diketahui sudut 
rotasi titik rotasi dimana objek dirotasi. 
Arah Rotasi 
Nilai positif dari sudut rotasi menentukan arah rotasi berlawanan dengan 
jarum jam 
dan sebaliknya nilai negative akan memutar objek searah jarum jam 
11 
☼ Pusat O(0,0) 
Rotasi Titik P(x,y) diputar dengan 
sudut : sudut  
      x’ = x cos - y sin dan 
y’ = x sin + y cos  
       
 
☼Pusat A(a,b) 
Rotasi Titik P(x,y) diputar dengan sudut : 
x’ – a = (x – a) cos - (y – b) sin dan y’ – b = (x – a) sin + (y – b) cos  
Contoh : 
1. Persamaan bayangan garis x + y = 6 setelah dirotasikan pada pangkal 
koordinat dengan sudut putaran +90o, adalah…. 
Penyelesaian : 
R+o 90 
berarti: x’ = -y → y = -x’ 
y’ = x → x = y’ 
disubstitusi ke: x + y = 6 
y’ + (-x’) = 6 
y’ – x’ = 6 → x’ – y’ = -6 
Jadi bayangannya: x – y = -6
2. Persamaan bayangan garis 2x - y + 6 = 0 setelah dirotasikan pada pangkal 
koordinat dengan sudut putaran -90o , adalah…. 
Penyelesaian : 
R-90 
 
 
12 
o berarti: 
x’ = xcos(-90) – ysin(-90) 
y’ = xsin(-90) + ycos(-90) 
x’ = 0 – y(-1) = y 
y’ = x(-1) + 0 = -x’ atau 
dengan matriks: 
R-90 
0 1 
 
 
 
 
x 
' 
o berarti: x’ = y → y = x’ 
y’ = -x → x = -y’ 
disubstitusi ke: 2x - y + 6 = 0 
2(-y’) - x’ + 6 = 0 
-2y’ – x’ + 6 = 0 
x’ + 2y’ – 6 = 0 
Jadi bayangannya: x + y – 6 = 0 
 
x 
3. Persamaan bayangan parabolay = 3x2 – 6x + 1 setelah dirotasikan pada 
pangkal koordinat dengan sudut putaran +180o, adalah…. 
Penyelesaian : 
H berarti: x’ = -x → x = -x’ 
y’ = -y → y = -y’ 
disubstitusi ke: y = 3x2 – 6x + 1 
-y’= 3(-x’)2 – 6(-x’) + 1 
-y’ = 3(x’)2 + 6x + 1 (dikali -1) 
Jadi bayangannya: 
y = -3x2 – 6x - 1 
  
 
  
 
  
 
 
 
   
 
  
 
y 
y 
1 0 
'
BAB III 
PENUTUP 
 
y 
 
 
b 
13 
A. Kesimpulan 
1. Translasi adalah transformasi (atau perubahan) setiap titik dengan 
jarak dan arah yang tetap. 
2. Berikut ilustrasi penggambaran translasi dalam bidang XY : 
C D C’ D’ 
A B A’ B’ 
3. Matriks Translasi dapat ditulis sebagai berikut : 
Benda Translasi Peta / Bayangan 
 
 
b 
(i) (x, y)   
 
  
 
a 
(x’, y’) = (x + a, y + b) 
 
 
b 
(ii) (x, y)   
 
  
 
a 
= 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
x 
x 
y 
' 
' 
(x’, y’) 
(iii) (x, y) = (x’ – a, y’ –b)  
 
  
 
a 
(x’, y’) 
4. Rotasi adalah transformasi dengan cara memutar objek dengan titik 
pusat tertentu atau memutar objek terhadap titik tertentu di bidang xy. 
5. Macam-macam rotasi beserta matriksnya : 
a. Pusat O(0,0) Rotasi Titik P(x,y) diputar dengan sudut sudut  
 x’ = x cos - y sin dan 
y’ = x sin + y cos  
b. Pusat A(a,b) Rotasi Titik P(x,y) diputar dengan sudut : 
x’ – a = (x – a) cos - (y – b) sin dan y’ – b = (x – a) sin + (y – 
b) cos 
DAFTAR PUSTAKA 
Djojodihardjo Harijono. 2000. Geometri Transformasi. Jakarta: Gramedia. 
Munir Rinaldi. 2008. Geometri Transformasi. Bandung: Informatika 
14

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Geometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangGeometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangFebri Arianti
 
Makalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikanMakalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikanNia Matus
 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)Nia Matus
 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiNia Matus
 
scribfree.com_rotasi-kelas-ix-9.pdf
scribfree.com_rotasi-kelas-ix-9.pdfscribfree.com_rotasi-kelas-ix-9.pdf
scribfree.com_rotasi-kelas-ix-9.pdfdwiari19
 
Deret taylor and mac laurin
Deret taylor and mac laurinDeret taylor and mac laurin
Deret taylor and mac laurinMoch Hasanudin
 
PROGRAM LINEAR.ppt
PROGRAM LINEAR.pptPROGRAM LINEAR.ppt
PROGRAM LINEAR.pptBayu Yoga
 
Perkaian silang dua vektor kls x ipa pJJ sma kmn 2-ds
Perkaian silang dua vektor kls x ipa pJJ sma kmn 2-dsPerkaian silang dua vektor kls x ipa pJJ sma kmn 2-ds
Perkaian silang dua vektor kls x ipa pJJ sma kmn 2-dsYayasan Kemurnian Jakarta
 
Bab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarahBab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarahNia Matus
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi Nia Matus
 
koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolalinda_rosalina
 
5. aplikasi fungsi komposisi dan invers
5. aplikasi fungsi komposisi dan invers5. aplikasi fungsi komposisi dan invers
5. aplikasi fungsi komposisi dan inversWarnet Podjok
 
Matematika 2 - Slide week 13 - Eigen
Matematika 2 - Slide week 13 - EigenMatematika 2 - Slide week 13 - Eigen
Matematika 2 - Slide week 13 - EigenBeny Nugraha
 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 

La actualidad más candente (20)

Geometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangGeometri Analitik Ruang
Geometri Analitik Ruang
 
Makalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikanMakalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikan
 
Ppt. pencerminan
Ppt. pencerminanPpt. pencerminan
Ppt. pencerminan
 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
 
Sejarah aljabar
Sejarah aljabarSejarah aljabar
Sejarah aljabar
 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
 
scribfree.com_rotasi-kelas-ix-9.pdf
scribfree.com_rotasi-kelas-ix-9.pdfscribfree.com_rotasi-kelas-ix-9.pdf
scribfree.com_rotasi-kelas-ix-9.pdf
 
Deret taylor and mac laurin
Deret taylor and mac laurinDeret taylor and mac laurin
Deret taylor and mac laurin
 
PROGRAM LINEAR.ppt
PROGRAM LINEAR.pptPROGRAM LINEAR.ppt
PROGRAM LINEAR.ppt
 
6 Divergensi dan CURL
6 Divergensi dan CURL6 Divergensi dan CURL
6 Divergensi dan CURL
 
Perkaian silang dua vektor kls x ipa pJJ sma kmn 2-ds
Perkaian silang dua vektor kls x ipa pJJ sma kmn 2-dsPerkaian silang dua vektor kls x ipa pJJ sma kmn 2-ds
Perkaian silang dua vektor kls x ipa pJJ sma kmn 2-ds
 
20. soal soal vektor
20. soal soal vektor20. soal soal vektor
20. soal soal vektor
 
Bab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarahBab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarah
 
Fungsi vektor
Fungsi vektorFungsi vektor
Fungsi vektor
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
 
koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bola
 
5. aplikasi fungsi komposisi dan invers
5. aplikasi fungsi komposisi dan invers5. aplikasi fungsi komposisi dan invers
5. aplikasi fungsi komposisi dan invers
 
Kinematika Fisika
Kinematika FisikaKinematika Fisika
Kinematika Fisika
 
Matematika 2 - Slide week 13 - Eigen
Matematika 2 - Slide week 13 - EigenMatematika 2 - Slide week 13 - Eigen
Matematika 2 - Slide week 13 - Eigen
 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
 

Similar a Translasi dan Rotasi

Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)mariobopass
 
Bab xxi transformasi geometri
Bab xxi transformasi geometriBab xxi transformasi geometri
Bab xxi transformasi geometrihawir finec
 
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)guest6ea51d
 
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)guest6ea51d
 
Translasi Geometri Transformasi
Translasi Geometri TransformasiTranslasi Geometri Transformasi
Translasi Geometri TransformasiKristalina Dewi
 
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)intanbuhatii
 
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)intanbuhatii
 
Komposisi transformasi SMA
Komposisi transformasi SMAKomposisi transformasi SMA
Komposisi transformasi SMAIrhuel_Abal2
 
Translasi atau pergeseran
Translasi atau pergeseranTranslasi atau pergeseran
Translasi atau pergeseranchokysin4ga
 
PPT trnsformasi komlit.pptx
PPT trnsformasi komlit.pptxPPT trnsformasi komlit.pptx
PPT trnsformasi komlit.pptxzulfy485
 
Transformasi geometri andrie
Transformasi geometri andrieTransformasi geometri andrie
Transformasi geometri andrieandriehasan
 
Kelas xii bab 5
Kelas xii bab 5Kelas xii bab 5
Kelas xii bab 5arman11111
 
Presentation translasi
Presentation translasiPresentation translasi
Presentation translasibagusajisaputt
 

Similar a Translasi dan Rotasi (20)

Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
 
Bab xxi transformasi geometri
Bab xxi transformasi geometriBab xxi transformasi geometri
Bab xxi transformasi geometri
 
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
 
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
 
Translasi Geometri Transformasi
Translasi Geometri TransformasiTranslasi Geometri Transformasi
Translasi Geometri Transformasi
 
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
 
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
 
Komposisi transformasi SMA
Komposisi transformasi SMAKomposisi transformasi SMA
Komposisi transformasi SMA
 
Translasi atau pergeseran
Translasi atau pergeseranTranslasi atau pergeseran
Translasi atau pergeseran
 
Translasi.pdf
Translasi.pdfTranslasi.pdf
Translasi.pdf
 
PPT trnsformasi komlit.pptx
PPT trnsformasi komlit.pptxPPT trnsformasi komlit.pptx
PPT trnsformasi komlit.pptx
 
Transformasi
TransformasiTransformasi
Transformasi
 
transformasi
transformasitransformasi
transformasi
 
Transformasi geometri andrie
Transformasi geometri andrieTransformasi geometri andrie
Transformasi geometri andrie
 
Documentgurtg
DocumentgurtgDocumentgurtg
Documentgurtg
 
Kelas xii bab 5
Kelas xii bab 5Kelas xii bab 5
Kelas xii bab 5
 
Kelas xii bab 5
Kelas xii bab 5Kelas xii bab 5
Kelas xii bab 5
 
Risa
RisaRisa
Risa
 
Presentation translasi
Presentation translasiPresentation translasi
Presentation translasi
 

Más de Hariyatunnisa Ahmad

Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanHariyatunnisa Ahmad
 
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra IndonesiaHakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra IndonesiaHariyatunnisa Ahmad
 
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstemPerangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstemHariyatunnisa Ahmad
 
Filsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan EsensialismeFilsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan EsensialismeHariyatunnisa Ahmad
 
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Hariyatunnisa Ahmad
 
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi PembelajaranKonsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi PembelajaranHariyatunnisa Ahmad
 
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)Hariyatunnisa Ahmad
 

Más de Hariyatunnisa Ahmad (20)

Model Lesson Study di Jepang
Model Lesson Study di JepangModel Lesson Study di Jepang
Model Lesson Study di Jepang
 
Media Ajar 3 Dimensi
Media Ajar 3 DimensiMedia Ajar 3 Dimensi
Media Ajar 3 Dimensi
 
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
 
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra IndonesiaHakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
 
Analisis Wacana
Analisis WacanaAnalisis Wacana
Analisis Wacana
 
Sastra Anak
Sastra AnakSastra Anak
Sastra Anak
 
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstemPerangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
 
Pembuktian Fonem
Pembuktian FonemPembuktian Fonem
Pembuktian Fonem
 
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar DewantaraPemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
 
Filsafat Pendidikan Pancasila
Filsafat Pendidikan PancasilaFilsafat Pendidikan Pancasila
Filsafat Pendidikan Pancasila
 
Filsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan EsensialismeFilsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan Esensialisme
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat PendidikanFilsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
Membaca
MembacaMembaca
Membaca
 
Duga Daya Simak Diri
Duga Daya Simak DiriDuga Daya Simak Diri
Duga Daya Simak Diri
 
Menyimak
MenyimakMenyimak
Menyimak
 
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
 
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi PembelajaranKonsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
 
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
 
Konsep Dasar Manajemen Kelas
Konsep Dasar Manajemen KelasKonsep Dasar Manajemen Kelas
Konsep Dasar Manajemen Kelas
 
Analisis Butir Soal
Analisis Butir SoalAnalisis Butir Soal
Analisis Butir Soal
 

Último

aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 

Último (20)

aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 

Translasi dan Rotasi

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transformasi telah dikenal sejak lama, dimulai dari zaman babilonia, yunani, para ahli aljabar muslim abad ke-9 sampai ke-15 dan dilanjutkan matematikawan eropa abad ke-18 sampai dua decade pertama abad ke-19. Keberaturan dan pengulangan pola memberi dorongan untuk mempelajari bagaimana dan apa yang tak berubah oleh suatu transformasi. Transformasi geometri adalah suatu fungsi yang mengaitkan antar setiap titik di bidang dengan suatu aturan tertentu. Pengaitan ini dapat dipandang secara aljabar atau geometri. Sebagai ilustrasi, jika titik (x,y) dicerminkan terhadap sumbu x, maka diperoleh titik (x,-y). secara aljabar transformasi ini ditulis T(x,y) =(x,-y) atau dalam bentuk matriks : 1 푇 푥 푦 = 1 0 0 −1 푥 푦 = 푥 −푦 Masalah ini dapat diperluas untuk menentukan peta dari suatu konfigurasi geometri berbentuk daerah tertentu oleh suatu transformasi. Transformasi geometri meliputi translasi (pergeseran), rotasi(perputaran), refleksi(pencerminan) dan dilatasi(pembesaran). Namun, pada makalah ini penulis mengkhususkan pada translasi (pergeseran) dan rotasi ( perputaran ). Dimana Suatu titik atau sistem mengalami pergeseran namun tidak merubah bentuk, karena setiap titik penyusun sistem mengalami pergeseran yang sama. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana definisi dari sebuah translasi ? 2. Bagaimana peta translasi dalam bidang XY dan bagaimana penyelesaian masalah translasi ? 3. Bagaimana bentuk matriks translasi ? 4. Bagaimana definisi rotasi ? 5. Apa saja macam dari rotasi ? 6. Bagaimana matriks dari sebuah rotasi ?
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transformasi telah dikenal sejak lama, dimulai dari zaman babilonia, yunani, para ahli aljabar muslim abad ke-9 sampai ke-15 dan dilanjutkan matematikawan eropa abad ke-18 sampai dua decade pertama abad ke-19. Keberaturan dan pengulangan pola memberi dorongan untuk mempelajari bagaimana dan apa yang tak berubah oleh suatu transformasi. Transformasi geometri adalah suatu fungsi yang mengaitkan antar setiap titik di bidang dengan suatu aturan tertentu. Pengaitan ini dapat dipandang secara aljabar atau geometri. Sebagai ilustrasi, jika titik (x,y) dicerminkan terhadap sumbu x, maka diperoleh titik (x,-y). secara aljabar transformasi ini ditulis T(x,y) =(x,-y) atau dalam bentuk matriks : 2 푇 푥 푦 = 1 0 0 −1 푥 푦 = 푥 −푦 Masalah ini dapat diperluas untuk menentukan peta dari suatu konfigurasi geometri berbentuk daerah tertentu oleh suatu transformasi. Transformasi geometri meliputi translasi (pergeseran), rotasi(perputaran), refleksi(pencerminan) dan dilatasi(pembesaran). Namun, pada makalah ini penulis mengkhususkan pada translasi (pergeseran) dan rotasi ( perputaran ). Dimana Suatu titik atau sistem mengalami pergeseran namun tidak merubah bentuk, karena setiap titik penyusun sistem mengalami pergeseran yang sama. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana definisi dari sebuah translasi ? 2. Bagaimana peta translasi dalam bidang XY dan bagaimana penyelesaian masalah translasi ? 3. Bagaimana bentuk matriks translasi ? 4. Bagaimana definisi rotasi ? 5. Apa saja macam dari rotasi ? 6. Bagaimana matriks dari sebuah rotasi ?
  • 3. C. Tujuan 1. Mengetahui definisi dari sebuah translasi 2. Mengetahui pemetaan translasi dalam bidang XY dan mengetahui 3 pemecahan masalah translasi 3. Mengetahui matriks dari sebuah translasi 4. Mengehetahui definisi dari sebuah rotasi 5. Mengetahui macam-macam rotasi 6. Mengetahui matriks dari sebuah rotasi
  • 4. BAB II PEMBAHASAN  y ' 4 A. TRANSLASI (PERGESERAN) 1. Pengertian Translasi Translasi adalah transformasi (atau perubahan) setiap titik dengan jarak dan arah yang tetap. Gambar: C D C l Dl A B Al Dl Dalam vector, translasi atau pergeseran adalah penambahan setiap titik (x, y) dengan vector tertentu (a, b) sehingga menghasilkan (x + a, y + b). Penentuan benda, translasi, dan bayangan suatu titik dapat dilihat sebagai berikut: Benda Translasi Peta / Bayangan   b (i) (x, y)      a (x’, y’) = (x + a, y + b)   b (ii) (x, y)      a =          x x y ' (x’, y’)   b (iii) (x, y) = (x’ – a, y’ –b)      a (x’, y’)
  • 5. 5  Contoh:    5 1. Tentukan hasil translasi segitiga ABC oleh translasi      2 , apabila A (-1, 2), B (2, 1), dan C (0, 3). Penyelesaian: Benda Bayangan / Peta A (-1, 2) Translasi A’ (-1 -2, 2 + 5) = A’ (-3, 7)    5 B (2, 1)       2 B’ (2 – 2, 1 + 5) = B’ (0, 6) C (0, 3) C’ (0 – 2, 3 + 5) = C’ (-2, 8) 2. Diketahui R(4, 6), S(6, 4), dan T(-3, 3). Tentukan bayangan titik T(-3, 3) oleh translasi  RS . Penyelesaian: Berdasarkan pengertian vector posisi, diperoleh:  RS =   r s     2                           2 4 6 6 4 RS Bayangan T(-3, 3) oleh translasi  RS adalah T(-3 + 2, 3 – 2) = T’(-1, 1) 3. Bayangan persamaan lingkaran x2 + y2 = 25 oleh translasi T = adalah….    3 1 Karena translasi T = maka       x’ = x – 1 → x = x’ + 1.….(1)       3    1
  • 6.  b   3 6 y’ = y + 3 → y = y’ – 3…..(2) (1) dan (2) di substitusi ke x2 + y2 = 25 diperoleh (x’ + 1)2 + (y’ – 3)2 = 25; Jadi bayangannya adalah: (x + 1)2 + (y – 3)2 = 25   b 4. Bila titik (2, 3) ditranslasikan oleh     a menghasilkan (3, 7), tentukan hasil translasi dari titik (-3, 2). Penyelesaian:   b Mula – mula kita harus mencari komponen translasi     a :                                    1 4 2 3 3 7 a b                   1 4 a b   4 Hasil translasi titik (-3, 2) oleh       1 adalah (-3 + 1, 2 + 4) = (-2, 6) 5. Oleh suatu translasi, peta titik (1,-5) adalah (7,-8). Bayangan kurva y = x2 + 4x – 12 oleh translasi tersebut adalah…. Misalkan translasi tersebut T =  Bayangan titik (1,-5) oleh translasi T = adalah (1 + a, -5 + b) = (7,-8) 1+ a = 7 → a = 6 -5+ b = -8 → b = -3 a = 6 dan b = -3 sehingga       a        6     b    a
  • 7. 7 translasi tersebut adalah T = Karena T =    3 Maka x’ = x + 6 → x = x’ – 6 y’ = y – 3 → y = y’ + 6 x = x’ – 6 dan y = y’ + 3 disubstitusi ke y = x2 + 4x – 12 y’ + 3 = (x’ – 6)2 + 4(x’ – 6) – 12 y’ + 3 = (x’)2 – 12x’ + 36 + 4x’ - 24 -12 y’ = (x’)2 – 8x’ – 3 Jadi bayangannya: y = x2 – 8x – 3    3 6. Tentukan bayangan garis x + 2y = 4 oleh translasi      2 . Penyelesaian: Dalam menjawab soal ini kita dapat menerapkan dua cara sebagai berikut: Cara Pertama: Karena bendanya berupa garis lurus x + 2y = 4, kita dapat mengambil dua titik sembarang pada garis, yaitu A(0, -2) dan B(4, 0). Kedua titik ini kita cari bayangannya, yaitu: A’(0 – 2, 2 + 3) = A’(-2, 5) dan B’(4 – 2, 0 + 3) = B’(2, 3). Dari kedua titik bayangan itu, A’(-2, 5) dan B’(2, 3), kita bentuk garis lurus yang merupakan bayangan yang ditanya.  x y y x 1  x x 1  y y 2 1 2 1          6
  • 8. 8  2  y  x 2 2 5 3 5     x y 5   4 2 2   2y – 10 = - x – 2  X + 2y – 8 = 0 Jadi, bayangannya adalah x + 2y – 8 = 0. Cara kedua: Dalam cara ini kita menggunakan formula:     a a (x’, y’) = (x, y) +             b dengan b = translasi. atau   b (x, y) = (x’, y’) -        a (x, y) = (x’ + 2, y’ – 3) Hal ini berarti, terjadi proses subtitusi x = x’ + 2 dan y = y’ – 3 ke garis x + 2y = 4, diperoleh: X’ + 2 + 2y’ – 6 = 4 X’ + 2y’ – 8 = 0 Jadi, bayangan adalah x + 2y – 8 = 0. 2. Komposisi Dua Translasi Berurutan R(x3,y3)    PR  PQQR P(x1,y1) Q(x2,y2) 0  QR
  • 9.  Komposisi dua translasi berurutan dapat dilakukan dengan cara: (i) Menyusun ruas-ruas garis yang mewakili translasi – translasi itu, seperti c a        2  6 9 terlihat pada gambar diatas. (ii) Menjumlahkan komponen – komponen pasangan bilangan yang menunjukkan translasi itu. Misalnya:       a  c                   b d makaPR PQ QR d danQR b PQ (3, 6)  T T 1 2 (-1, 2) T2 T1 0 (5, 0)   Jika T1 menyatakan translasi     6 dalam bentuk komponen, maka bayangan titik (-1, 2), karena translasi T1 adalah: T1(-1, 2) = (-1 + 6, 2 + -2 ) = (5,0)   Jika T2 menyatakan translasi   2 dalam bentuk komponen, maka bayangan titik (5, 0), karena translasi T2 adalah: T2(5, 0) = (5 – 2, 0 + 6) = (3,6) Uraian diatas menunjukkan bahwa translasi T1 dilanjutkan oleh translasi T2 pada pemetaan titik (-1, 2) ke titik (3, 6) (lihat gambar diatas).
  • 10. Pengerjaan komposisi dua translasi “T1 dilanjutkan dengan T2” sering ditulis  ” (dibaca: T2 noktah T1).  T T maka  sebagai pergeseran tunggal, kemudian tentukan 10 sebagai “ T T 1 2 , 4 4 2    6 6 2 2 1                1,2  1 4,2 4 3,6 2 1        T T Terlihat bahwa komposisi dua translasi memberikan hasil yang sama dengan melakukan kedua translasi itu satu demi satu. Catatan:   T T 1 2  (a, b) berarti T2[ T1(a, b) ], sering digunakan dalam pembuktian.  Contoh:  3  1     1. Diketahui pergeseran T1 =        2 0 2 danT . a) Tentukan T1(-3, 1) dan T2(T1(-3,1)). b) Nyatakan T T 2 1   T T 2 1  (-3,1). Penyelesaian: a) T1(-3, 1) = (-3 + 3, 1 + 0 ) = (0,1) T2(T1(-3, 1) = T2(0, 1) = (0 + 1, 1 + 2) = (1, 3) b)   T T 2 1      1 3      4  =           2 2 0 T T  2 1  (-3, 1) = (-3 + 4, 1 + 2) = ( 1, 3 ). B. ROTASI Rotasi adalah transformasi dengan cara memutar objek dengan titik pusat tertentu atau memutar objek terhadap titik tertentu di bidang xy. Bentuk dan
  • 11. ukuran objek tidak berubah. Untuk melakukan rotasi perlu diketahui sudut rotasi titik rotasi dimana objek dirotasi. Arah Rotasi Nilai positif dari sudut rotasi menentukan arah rotasi berlawanan dengan jarum jam dan sebaliknya nilai negative akan memutar objek searah jarum jam 11 ☼ Pusat O(0,0) Rotasi Titik P(x,y) diputar dengan sudut : sudut        x’ = x cos - y sin dan y’ = x sin + y cos          ☼Pusat A(a,b) Rotasi Titik P(x,y) diputar dengan sudut : x’ – a = (x – a) cos - (y – b) sin dan y’ – b = (x – a) sin + (y – b) cos  Contoh : 1. Persamaan bayangan garis x + y = 6 setelah dirotasikan pada pangkal koordinat dengan sudut putaran +90o, adalah…. Penyelesaian : R+o 90 berarti: x’ = -y → y = -x’ y’ = x → x = y’ disubstitusi ke: x + y = 6 y’ + (-x’) = 6 y’ – x’ = 6 → x’ – y’ = -6 Jadi bayangannya: x – y = -6
  • 12. 2. Persamaan bayangan garis 2x - y + 6 = 0 setelah dirotasikan pada pangkal koordinat dengan sudut putaran -90o , adalah…. Penyelesaian : R-90   12 o berarti: x’ = xcos(-90) – ysin(-90) y’ = xsin(-90) + ycos(-90) x’ = 0 – y(-1) = y y’ = x(-1) + 0 = -x’ atau dengan matriks: R-90 0 1     x ' o berarti: x’ = y → y = x’ y’ = -x → x = -y’ disubstitusi ke: 2x - y + 6 = 0 2(-y’) - x’ + 6 = 0 -2y’ – x’ + 6 = 0 x’ + 2y’ – 6 = 0 Jadi bayangannya: x + y – 6 = 0  x 3. Persamaan bayangan parabolay = 3x2 – 6x + 1 setelah dirotasikan pada pangkal koordinat dengan sudut putaran +180o, adalah…. Penyelesaian : H berarti: x’ = -x → x = -x’ y’ = -y → y = -y’ disubstitusi ke: y = 3x2 – 6x + 1 -y’= 3(-x’)2 – 6(-x’) + 1 -y’ = 3(x’)2 + 6x + 1 (dikali -1) Jadi bayangannya: y = -3x2 – 6x - 1                   y y 1 0 '
  • 13. BAB III PENUTUP  y   b 13 A. Kesimpulan 1. Translasi adalah transformasi (atau perubahan) setiap titik dengan jarak dan arah yang tetap. 2. Berikut ilustrasi penggambaran translasi dalam bidang XY : C D C’ D’ A B A’ B’ 3. Matriks Translasi dapat ditulis sebagai berikut : Benda Translasi Peta / Bayangan   b (i) (x, y)       a (x’, y’) = (x + a, y + b)   b (ii) (x, y)       a =          x x y ' ' (x’, y’) (iii) (x, y) = (x’ – a, y’ –b)      a (x’, y’) 4. Rotasi adalah transformasi dengan cara memutar objek dengan titik pusat tertentu atau memutar objek terhadap titik tertentu di bidang xy. 5. Macam-macam rotasi beserta matriksnya : a. Pusat O(0,0) Rotasi Titik P(x,y) diputar dengan sudut sudut   x’ = x cos - y sin dan y’ = x sin + y cos  b. Pusat A(a,b) Rotasi Titik P(x,y) diputar dengan sudut : x’ – a = (x – a) cos - (y – b) sin dan y’ – b = (x – a) sin + (y – b) cos 
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Djojodihardjo Harijono. 2000. Geometri Transformasi. Jakarta: Gramedia. Munir Rinaldi. 2008. Geometri Transformasi. Bandung: Informatika 14