SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 89
I.

EXECUTIVE SUMMARY

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang apa saja
yang harus dipertimbangkan layak atau tidak layaknya PT.X kedepan dengan
aspek dalam studi kelayakan bisnis. Industri rokok di Indonesia merupakan
industri yang layak untuk investasi. Hal ini dikarenakan banyaknya konsumen
rokok yang cukup banyak dan menjajikan di Indonesia hal ini terbukti dari pasar
yang terus kian meningkat dari tahun ke tahunnya dengan pertumbuhan sebesar
4% sampai dengan 8,3% per tahunnya. Pada saat ini pabrik rokok ini mempunyai
kapasitas sebesar >2 miliar pack per tahun. Dengan kapasitas sebesar ini maka
perusahaan ini mampu memenuhi permintaan pasar pada saat ini yang mencapai
1,5-1,9 miliar pack per tahun .
Proses yang ada dalam pabrik ini menggunakan mode operasi kontinyu.
Berdasarkan perhitungan ekonomi, PT. X ini mempunyai nilai NPV untuk proyek
ini sekitar 31 Trilyun, IRR sebesar 23,18%. Dari segi suplai dan bahan baku PT.
X didukung banyak sumber bahan baku dari seluruh penjuru pulau jawa sehingga
untuk kebutuhan bahan baku sebesar 14-19 ton per tahun sangat mudah diperoleh
karena mengingat kapasitas suplai bahan baku dari luar sebesar 7 – 8 kali lipat.
Serta di dukung dengan program safety stock untuk kebutuhan lainnya suplai
didapatkan dari daerah sekitar yang cukup potensial sehingga untuk kebutuhan
bahan baku dan suplai untuk kebutuhan ke depan tidak menjadi masalah. dari
aspek pemasaran dan pendistribusian PT. X bekerja sama dengan perusahaan
cargo yaitu PT. Handal logistik Nusantara untuk pendistribusian barang jadi.
Dari segi lokasi, lokasi yang ada saat ini adalah lokasi kawasan industri.
Yang tentunya sudah dirancang oleh pemerintah daerah setempat sebagai pusat
industri. Sampai saat ini lokasi ini sangat cocok karena fasilitas yang disediakan
oleh pemerintah dijamin ketersediaannya serta lokasi yang bebas macet dan jauh
dari penduduk sehingga tidak menimbulkan dampak langsung ke masyarakat.

1
II.

LATAR BELAKANG PERUSAHAAN

Uang dan modal ternyata bukanlah satu-satunya kunci sukses untuk
melakukan kegiatan usaha. Kreativitas, kemampuan menangkap peluang usaha,
dan keuletan adalah kunci yang lebih utama. Sebab kreativitas mampu melahirkan
berbagai alternatif yang tidak terpikirkan oleh mereka yang tidak kreatif.
Kemampuan menangkap peluang usaha dapat menghasilkan uang dan tawaran
modal dari pihak lain. Keduanya menjadi lengkap apabila disertai dengan
keuletan. Mereka yang ulet biasanya akan tampil sebagai pemenang. Seorang
wirausaha yang ulet dan pantang mundur, walaupun hanya memiliki kecakapan
dan dana yang relatif terbatas akan dapat mengalahkan orang lain yang memiliki
dana dan kecakapan yang lebih baik, tapi tidak ulet. Banyak contoh membuktikan
bahwa hanya pengusaha yang uletlah yang dapat

bertahan dalam menghadapi

tantangan. Untuk memulai kegiatan usaha, seseorang perlu melakukan
perencanaan danperhitungan dengan melakukan evaluasi terhadap kelayakan
usaha. Kelayakan usaha mencakup perkiraan laba rugi perusahaan, perkiraan arus
kas dan analisanya yang dibuat sebagai alat untuk memutuskan apakah suatu
rencana usaha atau investasi usaha akan dilanjutkan atau dihentikan. Menghitung
kelayakan usaha juga penting sebagai pertimbangan pihakpenyandang dana atau
Bank untuk menilai layak tidaknya diberikan pinjaman dana atas usaha yang akan
didirikan. Materi dari suatu kelayakan usaha pada prinsipnya memuat empat
aspek, yaitu aspek pemasaran, aspek teknis, aspek yuridis, dan aspek keuangan.

1.

Sejarah Perusahaan
PT. X merupakan salah satu afiliasi dari Philip Morris International. PT. X

memulai bisnis di Indonesia pada bulan April 1984, pada saat memulai bisnis di
Indonesia PT X memproduksi dan mendistribusikan produk dengan menggunakan
Third Party yang memakai lisensi. PT X. Sampai pada akhirnya pada tahun 2006
memulai kegiatan manufaktur sendiri di Bekasi, Jawa Barat pada Mei 2006.
Saat ini, PT X - Bekasi Manufaktur Center memproduksi rokok,. Pada bulan Mei
2005, PT X, berhasil memperoleh mayoritas PT HM Sampoerna Tbk. saham.
Sampai saat ini, PT X memiliki 98,18% dari PT HM Sampoerna Tbk. saham.

2
Setelah mengkauisisi Sampoerna, PT. X menjadi leader dalam market share rokok
di Indonesia, menguasai 29,9% market di Indonesia mengungguli perusahaan
besar lainnya seperti PT.Gudang Garam, tbk dan PT.Djarum Tbk. Untuk produk
Marlboro sendiri yang diproduksi di Indonesia, mampu menguasai 5.2% market
share Indonesia, dan untuk penjualan rokok dengan kategori khususnya rokok
putih produk Marlboro menguasai kurang lebih 90% market disusul dengan
British Asian tobacco di posisi kedua dengan 7% market.
PT X Internasional adalah perusahaan induk PT. HM Sampoerna yang berkantor
pusat di Lausanne Swiss, dan merupakan perusahaan rokok terbesar di dunia:
1. PT. X Internasional memproduksi sejumlah merek rokok terlaris
di dunia, termasuk merek rokok nomor satu di dunia.
2. Merek-merek PT. X diproduksi di 51 pabrik di dunia
dan dijual di lebih dari 160 negara.
3. Sejak berdiri pada abad ke-19, PT. X Internasional telah tumbuh menjadi
organisasi yang mendunia; kini memiliki 75 ribu karyawan. Antara tahun 1970
dan 2007, PT. X Internasional mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Volume
meningkat dari 87 juta batang menjadi 850 miliar batang. Pertumbuhan volume
ini disertai dengan peningkatan pendapatan yang mengagumkan, yaitu dari $425
juta menjadi lebih dari $55 miliar dalam periode yang sama. Pada tahun 2007, PT.
X Internasional meraih laba usaha sebesar $8,9 miliar, atau meningkat lebih dari
seratus kali lipat dibandingkan tahun 1970. Melalui penilaian kinerja keuangan,
perusahaan dapat memilih strategi dan struktur keuangannya, menentukan phase
out terhadap unit-unit bisnis. yang tidak produktif, menentukan balas jasa internal
dan menentukan harga saham secara wajar, sehingga perusahaan memiliki kinerja
yang baik.

3
III.

ANALISA PASAR DAN KONSEP PEMASARAN

Indonesia merupakan negara terbesar ketiga pengguna rokok, dengan
jumlah perokok sekitar 250 juta jiwa. Sebagai salah satu sumber penerimaan
negara, cukai mempunyai konstribusi yang sangat penting dalam APBN
khususnya dalam kelompok Penerimaan Dalam Negeri. Penerimaan cukai
dipungut dari 3 (tiga) jenis barang yaitu; etil alkohol, minuman mengandung etil
alkohol dan hasil tembakau terhadap penerimaan negara yang tercermin pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara selalu meningkat dari tahun ke tahun.
Pada tahun anggaran 1990/1991, penerimaan cukai hanya sebesar Rp. 1,8
triliun atau memberikan kontribusi sekitar 4 persen dari penerimaan dalam negeri,
pada tahun anggaran 1999/2000 jumlah tersebut telah meningkat menjadi Rp. 10,4
triliun atau menyumbang sebesar 7,3 persen dari penerimaan dalam negeri. Pada
tahun anggaran 2003, penerimaan cukai ditetapkan sebesar Rp. 27,9 triliun atau
sebesar 8,3 persen dari penerimaan dalam negeri.
Hal ini berarti kontribusi penerimaan cukai terhadap penerimaan dalam
negeri selama kurun waktu 1 dasawarsa, telah meningkat sekitar 100 persen. Dari
penerimaan cukai tersebut, 95 persen berasal dari cukai hasil tembakau yang
diperoleh dari jenis hasil tembakau (JHT) berupa rokok sigaret kretek mesin,
rokok sigaret tangan dan rokok sigaret putih mesin, yang dihasilkan oleh industri
rokok.

A. Pemasaran
Peranan industri rokok dalam perekonomian Indonesia saat ini terlihat
semakin besar, selain sebagai motor penggerak ekonomi juga menyerap banyak
tenaga

kerja.

Industri

rokok

mengalami

pertumbuhan

yang

signifikan

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari kurun waktu 20052009, pertumbuhan industri rokok sebesar 17,53% jauh melampaui pertumbuhan
penduduk yang hanya 4,59%

4
1. Deskripsi Produk
Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau
yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau
dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan
efek rasa dan aroma tertentu.

Rokok berdasarkan proses pembuatannya:
Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan
cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat
bantu sederhana.
Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya
menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam
mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok
berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu
menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang

5
rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan dengan
mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi
berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin
pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa rokok
dalam pres, satu pres berisi 10 pak.
Rokok Berdasarkan Filter :
Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak
terdapat gabus.
Rokok yang dihasilkan oleh PT. Philip Morris adalah Rokok Putih yang
menggunakan Filter dan Diproses dengan menggunakan mesin sigaret
kretek.

2. Input Produksi (Bahan Baku)
Rokok dibuat dari ramuan dan perpaduan

berbagai jenis tembakau,

cengkeh, saus dan bahan-bahan pembantu pilihan lainnya. Proses pembelian
tembakau menuntut ketelitian yang tinggi dan penghayatan yang mendalam dari
para ahli tembakau (grader), baik tentang aroma, rasa maupun ciri-ciri fisiknya.
Daun tembakau kering, sebelum siap untuk dijadikan bahan baku rokok,
memerlukan proses pengolahan yang panjang dan rumit, yaitu dimulai dari
pemisahan gagang-gagang, pembersihan benda-benda asing, perajangan, untuk
menjaga aspek hygienisnya hingga akhirnya dikemas dalam kemasan khusus
untuk disimpan dalam gudang dengan suhu dan kelembaban tertentu.
Cengkeh yang mempunyai nama latin "Eugenia Caryophyllus" (Eugenia
aromatica O.K.) sebagai bahan utama bagi rokok kretek seperti halnya tembakau,

6
juga memerlukan teknik pemilihan, pemrosesan dan penyimpanan yang rumit.
Sejak tahap pembelian masalah pengendalian mutu sudah merupakan bagian yang
penting. Cengkeh dengan kualitas tinggi yang dibeli akan mengalami proses
pembersihan, perajangan dan pengeringan terlebih dahulu sebelum disimpan
dalam silo-silo stainless demi menjaga aspek hygienisnya. Bahan pembantu yang
digunakan filter dan kertas sigaret (ambri).

3. Proses Pembuatan Rokok
Dalam garis besarnya, proses produksi rokok dibagi dalam 3 (tiga) tahap
kegiatan utama, yaitu :
1. Pra-produksi
Setelah melalui proses seleksi yang ketat pada saat pembelian, Bahan baku
utama yang telah diproses kemudian dicampur dengan saus hingga siap dibuat
menjadi rokok.
2. Produksi
Rokok yang dihasilkan ada tiga jenis utama, yaitu klobot dan Sigaret Kretek
Tangan (SKT) sebagai hasil kreasi pekerja yang trampil dengan menggunakan
alat giling dari kayu serta Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang diproses dengan
mesin-mesin otomatis berkecepatan tinggi.
3. Pengepakan
Batangan-batangan rokok yang telah jadi, membutuhkan beberapa lapis
kemasan dengan berbagai ukuran sesuai jenis produk, isi serta keperluan
distribusinya.

Fungsi

pengemasan

di

sini

selain

berguna

untuk

mempertahankan mutu rokok, juga untuk memberikan citra terhadap produk.
Proses pengepakan rokok menjalani beberapa tahap pengemasan secara
berlapis. Kemasan lapisan pertama adalah kertas kaca untuk jenis rokok SKT
dan kertas yang berlapis alluminium foil untuk jenis rokok SKM. Lapisan
kedua adalah pembungkus (etiket) yang telah mengalami proses cetak terlebih
dahulu. Pengemasan ketiga dalam bentuk press atau slof, kemasan keempat
dalam bentuk bal (corrugated).

7
B. Perkembangan Pasar
Perkembangan pasar rokok di Indonesia mulai kurun waktu tahun 1981
sampai tahun 2002, secara rata-rata berdasarkan jenis hasil tembakau (JHT) paling
tinggi adalah Sigaret Kretek Mesin (SKM), dengan rata-rata pertumbuhan sebesar
11,08 persen. Pertumbuhan tertinggi berikutnya adalah Sigaret Putih Mesin
(SPM), dengan pertumbuhan 6,70 persen, diikuti oleh Sigaret Kretek Tangan
(SKT) sebesar 4,19 persen, dan rokok Klobot (KLB) sebesar 3,04 persen.
Tabel 3.1 Pertumbuhan Pasar

8
Gambar 3.1. Grafik Perkembangan Produksi Rokok
Dilihat dari pangsa pasar rokok berdasarkan JHT, Sigaret Kretek Mesin
(SKM) menduduki peringkat tertinggi. Selama kurun waktu tersebut, SKM
mampu meraih pangsa rata-rata sebesar 44,83 persen, diikuti oleh Sigaret Kretek
Tangan (SKT) sebesar 33,85 persen, serta Sigaret Putih Mesin (SPM) sebesar
20,62 persen. Rokok Klobot (KLB) dan Klembak (KLM) hanya mempunyai
pangsa sebesar 0,70 persen.
Tabel 3.2 Rata-rata pertumbuhan dan pangsa JHT

Dilihat dari total produksi secara keseluruhan JHT, produksi rokok
mencapai puncaknya pada tahun 1998 dengan total produksi sebanyak 269,85
miliar batang dengan nilai sebesar Rp. 22, 09 Triliun. Setelah tahun tersebut, total
kemudian mengalami penurunan, tahun 1999 sebesar 254,17 miliar batang dengan
nilai sebesar Rp. 30,32 Triliun. Walaupun secara produksi sampai tahun 2001
terus mengalami penurunan, tetapi secara nilai pada tahun 2001 masih
menunjukkan peningkatan dengan nilai sebesar Rp. 54,79 Triliun. Berdasarkan

9
estimasi BPS, produksi rokok tahun 2002 sebesar 207,6 miliar batang, dengan
nilai produksi sebesar Rp. 51,90 Triliun.

Grafik 3.2. Perkembangan Produksi dan Nilai Rokok
Tabel 3.3. Total Produksi dan Nilai Industri Rokok

Produksi rokok kretek di Indonesia tidak hanya menjadi konsumsi
masyarakat Indonesia saja, tetapi sudah diekspor ke mancanegara. Ekspor rokok

10
khususnya rokok kretek Indonesia sudah mencapai berbagai negara tujuan.
Negara yang paling besar menjadi tujuan ekspor rokok kretek Indonesia adalah
Malaysia dengan volume 5.041.217 kg dengan nilai US$ 61.184.464. dan
beberapa negara di kawasan Asia, di antaranya adalah Thailand, Kamboja dan
Jordan.
Tabel 3.4. Perkembangan Ekspor Rokok di Indonesia

Grafik 3.3 Perkembangan Ekspor Rokok di Indonesia
C. Strategi Permasaran
Membangun ekuitas merek yang kuat adalah isu utama bagi pihak top
manajemen karena hal tersebut ikut menentukan nilai dari sebuah perusahaan.
Salah satu contoh efek dari ekuitas merek yang kuat adalah meningkatnya nilai
harga saham di pasar uang. Transaksi penjualan saham PT Handjaja Mandala
Sampoerna Tbk senilai Rp 18,58 triliun oleh PT. X Tbk merupakan salah satu
contoh nyata. (KOMPAS, 19 Maret 2005)
Menurut Angky Camaro, CEO Bisnis Lokal PT. X menyatakan bahwa
yang sebenarnya dibeli oleh PT. X adalah kultur yang termasuk bagian dari
ekuitas merek Sampoerna sebesar US$ 4 Milliar sedangkan nilai buku aset

11
Sampoerna seperti mesin, gedung, dan sebagainya hanya dihargai sekitar US$ 1
Miliar. (SWAsembada, Juli 2005)
Jika suatu produk telah memiliki ekuitas merek yang kuat, maka dengan
mudahnya mereka dapat mengembangkan mereknya melalui berbagai macam
strategi seperti co-branding, brand extention, line extension serta beberapa strategi
pengembangan merek lainnya. Perluasan merek atau brand extension dewasa ini
lazim digunakan oleh perusahaan – perusahaan di Indonesia sejak adanya krisis
ekonomi dan moneter pada tahun 1997.
Menurut Yadi Budhisetiawan, Managing Director Force One ”Selling &
Distribution Consultant menyatakan bahwa untuk membangun brand awareness
produk baru dibutuhkan biaya iklan rata - rata Rp 2 – 3 Miliar, sedangkan setelah
biaya iklan yang dibutuhkan meningkat menjadi rata – rata Rp 6 – 8 Miliar.
Kondisi ini tentunya membuat perusahaan berpikir dua kali dalam meluncurkan
produk baru dengan menggunakan merek yang benar – benar baru. Sehingga
strategi perluasan merek merupakan salah satu alternatif di dalam mensiasati
kondisi tersebut.

D. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran sangat erat kaitannya dengan manajemen pemasaran.
Manajemem pemasaran mempunyai tugas mempengaruhi tingkat, waktu, dan
komposisi permintaan dengan cara membantu organisasi mencapai tujuannya.
Manajemen Pemasaran pada dasarnya adalah manajemen pemenuhan permintaan.
manajemen Pemasaran mengelola permintaan dengan melakukan riset pemasaran,
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Dalam perencanaan pemasaran,
pemasar harus membuat keputusan pada target pasar, posisi pasar, pengembangan
produk, harga, saluran distribusi, distribusi fisik, komunikasi, dan promosi.
Pemasaran bekerja di pasar konsumen secara formal dilakukan oleh manajer
penjualan, tenaga penjualan, periklanan dan promosi mengelola, peneliti
pemasaran, manajer layanan pelanggan, manajer produk dan merek, pengelola
pasar dan industri, dan wakil presiden pemasaran. Konsep pemasaran menyatakan
bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi menjadi lebih efektif daripada

12
pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran adalah menentukan dan
memenuhi kebutuhan dan keinginan target pasar.
Konsep Pemasaran yang dimiliki PT. X bersandar pada empat pilar yakni :
Target Pasar, Costomer needs, Integrated marketing dan profitabilitas. Pada
Target pasar PT. X menargetkan pasar pada seluruh wilayah indonesia yang
tentunya target pasar tersebut ditujukan pada orang – orang yang sudah cukup
umur atau kategori dewasa. Untuk Customer needs, kebutuhan masyarakat
indonesia akan kebutuhan rokok cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat pada tabel
diatas. Ketika semua departemen perusahaan bekerja sama untuk melayani
kepentingan

pelanggan,

hasilnya

adalah

pemasaran

terpadu

(Integrated

Marketing). Pemasaran terpadu mengambil dua aspek. Pertama, berbagai tenaga
dan fungsi pemasaran, penjualan, iklan, manajemen produk, riset pemasaran, dan
sebagainya harus bekerja sama. Kedua harus terkoordinasi pada departemen yang
lain. Untuk mendorong kerja sama antara semua departemen, perusahaan
melakukan pemasaran internal maupun pemasaran eksternal pemasaran.
Pemasaran eksternal adalah pemasaran diarahkan pada orang-orang luar
perusahaan. pemasaran internal adalah bertugas mempekerjakan, pelatihan, dan
memotivasi karyawan yang ingin melayani pelanggan dengan baik. Bahkan
pemasaran internal harus mendahului pemasaran eksternal. Tidak masuk akal
untuk menjanjikan pelayanan prima sebelum staf perusahaan siap untuk
memberikan pelayanan prima. Yang terakhir adalah profitability, Tujuan akhir
dari konsep pemasaran adalah membantu organisasi mencapai tujuan mereka,
tujuan utama PT. X adalah keuntungan. Manajer Pemasaran harus memberikan
nilai kepada pelanggan dan keuntungan bagi organisasi. Manajer pemasaran
beserta jajaran petinggi harus mengevaluasi profitabilitas semua strategi
pemasaran dan memilih keputusan alternatif yang paling menguntungkan untuk
kelangsungan hidup jangka panjang dan pertumbuhan perusahaan.
1. Strategi
1.1 Segmentasi
PT.X membagi masyarakat kedalam segmen masyarakat terdidik yang
mengerti benar akan bahaya merokok tetapi tetap memilih untuk merokok. Pada
segmen masyarakat terdidik, terdapat konsumen yang sangat potensial bagi

13
produsen rokok, yaitu kalangan anak muda terdidik yang mengetahui dampak
rokok, tetapi mengambil resiko untuk merokok. Nantinya dapat menjadi
konsumen jangka panjang bagi perusahaan, karena rokok dapat menimbulkan
keterikatan. Apabila konsumen anak muda terikat, maka perusahaan akan
memiliki potensi konsumen yang akan loyal dalam jangka panjang.
1.2 Targeting
PT.X sendiri menetapkan target konsumennya pada perokok muda dewasa dengan
rentang usia 18-50 tahun. Pria dewasa.
1.3 Positioning
Tema merupakan introduction theme, karena saat itu rokok putih
merupakan kategori produk yang baru bagi pasar Indonesia. Dengan iklan televisi
(TVC) yang begitu unik yaitu animasi icon-icon yang bercita rasa country dan
enteng. Jelas bahwa pesan positioning yang ingin disampaikan adalah bahwa
PT.X memiliki kandungan tar dan nikotin yang paling rendah serta eksklusif
dibanding brand lain. Rupanya konsumen rokok Indonesia mulai sedikit demi
sedikit teredukasi dengan tema ini. Hal ini terbukti dengan penetrasi produk ini
yang mulai berjalan. Lalu positioning ” ini berusaha diperkuat lagi dengan
promosi lainnya. PT.X sebagai sebuah brand mulai memainkan teknik yang saya
sebut sebagai parallel positioning. Seluruh eksekusi dari TVC maupun print ad
begitu jauhnya, bahkan tidak berhubungan sama sekali dengan atribut produk
PT.X sendiri. Masih banyak lagi berbagai eksekusi iklan bertema ini yang
membuat audiens iklan, baik mereka yang paham marketing dan advertising
maupun konsumen awan, bertanya-tanya dan membuat penasaran hingga ingin
mencoba bahkan beralih ke produk ini.
Seiring dengan mulai membesarnya segmen pasar perokok yang dibuka
jalannya oleh PT.X, PT.X sempat berusaha keluar sebentar dari parallel
positioning dan kembali ke tema ”konvensional”, dalam arti tema yang lebih
mudah dicerna oleh audiens iklan. Iklan ini ingin mengatakan bahwa PT.X tidak
bisa dibantah adalah rokok PT.X yang pertama, sekaligus dengan market share
dan mind share terbesar. Eksekusinya antara lain adalah animasi 3 dimensi. Yang
mengingatkan kita bahwa iklan ini tetap iklan komersial adalah adanya logo PT.X

14
dan peringatan pemerintah akan bahaya merokok yang selalu muncul di akhir
iklan.
Beberapa pelajaran penting yang dapat kita ambil dari evolusi positioning
PT.X adalah bahwa sebuah brand selalu memerlukan cara baru untuk
berkomunikasi, karena pasar adalah sebuah kelompok manusia yang dinamis.
Brand juga hidup dalam persaingan di mana untuk membedakan diri dengan
pesaing memerlukan kreativitas tinggi, sehingga brand performance yang diukur
dari pertumbuhan penjualan dapat terus terjaga. Jelas bahwa kekuatan finansial
untuk membentuk sebuah brand adalah baru setengah dari cerita, karena bukan
frekuensi iklan saja yang penting, akan tetapi tema iklan juga sangat penting,
kalau tidak bisa dibilang lebih menentukan.
2 Tactic
2.1 Differentiation
PT.X merupakan hasil sebuah keseimbangan perpaduan antara tembakau
amerika dan bahan berkualitas lainnya. Rasa dan aroma produk ini adalah hasil
dari persembahan tersendiri dari tembakau alam terbaik. Selain itu diferensiasi
yang terdapat pada PT.X juga terletak pada image yang tergambarkan pada
produk PT.X itu sendiri, yaitu menggambarkan pribadi yang berjiwa muda,
menyukai music, entertainment dan sport.
2.2 Marketing Mix (4P)
2.2.1 Product
PT.X adalah rokok yang rendah kadartar dannikotin nya. Secara resmi,
produk PT.X mempunyai kandungan 14 mg tar dan 1.0 mg nikotin per pak-nya.
PT.X juga merupakan rokok pertama yang mendobrak pasar Indonesia dengan
penampilannya yang unik, yakni dengan ukuran keliling lingkaran rokok 22 mm
dan panjang rokok 90 mm. Produk ini sangat sukses di pasaran karena dapat
memenuhi keinginan perokok yang ingin menerapkan pola hidup sehat.
Produk PT.X sendiri terdapat dua jenis yang sama-sama memiliki kadar
rendah nikotin dan tar. Dua jenis tersebut dapat dibedakan dari kemasannya. Yang
pertama yaitu PT.X dengan kemasan warna hijau yang membawa pada kesan
alami dari rasa menthol- nya dan kedua yaitu kemasan merah dengan rasa
premium

15
2.2.2 Price
Dari konteks harga, PT.X terbilang menengah, dengan membandrol harga
bagi konsumen akhir sebesar Rp. 8.500,- untuk setiap packnya. Harga tersebut
bila dilihat dari pendapatan masyarakat Indonesia pada umumnya jumlah tersebut
pastinya bukan jumlah uang yang kecil untuk hanya dapat menikmati rokok, akan
tetapi PT.X memang diperuntukkan bagi masyarakat golongan menengah keatas
yang lebih mempertimbangkan nilai prestisiusnya. Selain dengan menawarkan
keistimewaan dari produk, PT.X menawarkan isi yang lebih banyak dari produk
rokok lainnya dalam tiap packnya.
2.2.3 Promotion
Beberapa bentuk promosi utama yang dilakukan oleh PT.X untuk
konsumen akhir adalah event atau sponsorship. Beberapa bentuk event atau
sponsorship yang dilakukan oleh PT.X memang diakui sebagai bentuk promosi
yang menarik banyak perhatian misalnya saja kampanye iklan yang berkali-kali
meraih penghargaan bergengsi pada skala nasional sebagai iklan terbaik dan event
atau sponsorship besar beskala nasional dengan kemasan yang unik dan menarik.
2.2.4 Place
Strategi distribusi yang digunakan oleh dalam mendistribusikan rokoknya
menggunakan distributor tunggal,. Sedangkan dalam tingkatan saluran distribusi,
menggunakan saluran distribusi tiga tingkat, dimana distributor tunggalnya
menyalurkannya ke dua perantara lain, yaitu agen dan pengecer yang
didistribusikan ke semua wilayah di Indonesia, bahkan sampai ke daerah-daerah
maupun pedesaan.
2.3 Selling
Strategi Penjualan / Selling yang digunakan oleh PT.X dalam menjual
produk PT.X melalui 2 cara, yaitu melalui Wholesaler, dan Retail.Wholesaler
adalah agen penjual yang membeli rokok dari PT.X dalam jumlah yang besar,
sedang kan Retail adalah penjual rokok yang membeli rokok dari Wholesaler.
3. Value
3.1 Brand

16
PT.X meluncurkan suatu produk dalam mengembangkan jajaran merek
rokok dengan yang ditandai dengan peluncuran sebagai rokok yang berkadar tar
dan nicotine rendah (LTLN).
III.3.2 Service
Salah satu nilai dari value yaitu service yang dilakukan adalah direct
selling yang dilakukan di café-café terkemuka di Jakarta. Bentuk direct selling
yang dilakukan oleh pemasar ditujukan untuk memberikan service excellent bagi
perokok produk PT.X ataupun bukan perokok produk PT.X agar beralih ke
produk PT.X.
III.5 Market Share
Di bisnis rokok Indonesia, PT.X merupakan pionir rokok rendah tar dan
nikotin di Indonesia yang menjadi pemimpin pasar (market leader) rokok jenism
ild dengan penguasaan pasar lebih dari 70% pada produk sejenis yang dikeluarkan
perusahaan lain. Dalam kontek pemasaran PT.X telah meraih equitas merek dalam
pandangan masyarakat kita. PT.X meraih equitas merek tersebut karena
keberhasilannya dalam memadukan konten, konteks dan infrastruktur yang
dimiliki, mendapatkan mind share, heart share dan market share pada masyarakat.
Ketiga hal yang didapatkan tersebut pada akhirnya membawa PT.X mencapai
pada equitas merek. Dalam pencapaian tersebut PT.X juga tidak terlepas dari
saluran komunikasi yang selalu tampil nyleneh namun terbukti sangat efektif,
kekreatifan dan keinovatifan yang selalu dihadirkan menjadi ciri khas tersendiri,
baik dari iklan yang ditampilkan di media

E. Biaya Pemasaran dan Pendapatan.
Menurut Yadi Budhisetiawan, Managing Director Force One ”Selling &
Distribution Consultant menyatakan bahwa untuk membangun brand awareness
produk baru sebelum krisis moneter dibutuhkan biaya iklan rata - rata Rp 2 – 3
Miliar, sedangkan setelah krisis biaya iklan yang dibutuhkan meningkat menjadi
rata – rata Rp 6 – 8 Miliar.
Kondisi ini tentunya membuat perusahaan berpikir dua kali dalam meluncurkan
produk baru dengan menggunakan merek yang benar – benar baru. Sehingga

17
strategi perluasan merek merupakan salah satu alternatif di dalam mensiasati
kondisi tersebut.
Tabel 3.5. Jumlah Rokok Yang Terjual
Tahun
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010

Penjualan
2.076.081.647
2.901.180.941
3.475.892.118
3.504.438.235
4.080.052.353
1.071.469.176
1.221.298.706

Tabel 3.6. Forecast Demand Rokok 5 Tahun Kedepan
Tahun

Penjualan

2011

1.438.823.529

2012

1.273.183.529

2013

1.479.650.706

2014

1.585.269.176

2015

1.941.106.435

Tabel 3.7. Proyeksi Biaya Pemasaran 5 Tahun Kedepan
Tahun

Penjualan

2011

872.954.000.000

2012

945.791.000.000

2013

1.237.152.000.000

2014

1.544.338.000.000

2015

1.465.045.000.000

Tabel Proyeksi Pendapatan Laba Bersih 5 Tahun Ke Depan
Tahun

Laba Bersih

2011

2.636.460.400.000

2012

2.308.620.000.000

2013

2.883.789.000.000

2014

2.469.571.000.000

2015

1.784.906.700.000

18
Proyeksi Laba bersih Dan Biaya Pemasaran
3,500,000,000,000
3,000,000,000,000
2,500,000,000,000
2,000,000,000,000
Biaya Pemasaran

1,500,000,000,000

Laba Bersih

1,000,000,000,000
500,000,000,000
0
2011

2012

2013

2014

2015

Gambar 3.4. Grafik Proyeksi Laba Bersih dan Biaya Pemasaran

19
IV. ASPEK BAHAN BAKU DAN SUPLAI
I.

Gambaran Umum Proses Procurement Di PT. Philip Morris

1. Bagian Pengadaan Barang menerima laporan stok barang dari bagian Gudang.
Jika stok barang yang ada di gudang sudah mendekati stok aman, maka
bagian Pengadaan Barang akan membuat permintaan pembelian sebanyak 2
rangkap. Rangkap 1 diarsipkan dan rangkap 2 diserahkan ke bagian
Pembelian.
2.

Setelah menerima permintaan pembelian dari bagian Pengadaan Barang,
bagian Pembelian kemudian membuat order pembelian sebanyak 3 rangkap.
Rangkap 1 diserahkan ke Suplier, rangkap 2 diserahkan ke bagian keuangan
dan rangkap 3 diarsipkan.

3. Bagian Gudang kemudian akan memeriksa barang dan surat jalan beli yang
diterima dari Suplier. Jika barang tersebut ada cacat maka bagian Gudang
akan membuat nota retur beli sebanyak 2 rangkap. Rangkap 1 diserahkan ke
Suplier sedangkan rangkap 2 diarsipkan. Tetapi jika barang tersebut tidak ada
cacat, maka bagian Gudang akan membuat laporan penerimaan barang
sebanyak 2 rangkap, rangkap 1 diserahkan ke bagian Pembelian dan rangkap
ke 2 diarsipkan. Kemudian bagian pembelian akan mendapat faktur beli dari
Suplier.
4. Berdasarkan order pembelian yang diterima dari bagian Pembelian, bagian
Keuangan akan mencetak kontra Bon sebanyak 3 rangkap. Rangkap 2
diserahkan kepada Suplier rangkap 3 diarsipkan dan rangkap 1 digunakan
untuk melakukan pembayaran. Setelah bagian Keuangan melakukan
pembayaran, maka akan dihasilkan kwitansi sebanyak 2 rangkap. Rangkap 1
diserahkan kepada Suplier dan rangkap 2 diarsipkan.
5.

Faktur beli dari Suplier dan laporan penerimaan barang kemudian akan
menjadi dasar dalam pembuatan laporan pembelian. Bagian Pembelian akan
membuat laporan pembelian sebanyak 2 rangkap, rangkap 1 diserahkan
kepada General Manager dan rangkap 2 diarsipkan.

20
A. Klasifikasi Bahan Baku dan Suplai
Bahan baku rokok dari perusahaan PT. X Adalah Tembakau, Tembakau
didatangkan langsung dari petani di kawasan, Jawa Barat, jawa tengah, Jawa
Timur, Madura dan dikirim langsung menggunakan truk yang datang setiap hari
setelah melalui beberapa proses dari petani. Untuk mencapai tujuan ini, kami
merancang program yang dikembangkan oleh Perusahaan Induk kami,
PT. X International, yang dinamakan ”Good Agricultural Practices” atau
Program Kemitraan Pertanian Tembakau. Dengan berkoordinasi dengan
pemasok tembakau kami, program tersebut bertujuan untuk membantu
para petani mengembangkan usaha pertanian tembakau berkualitas yang
berkesinambungan. Hasilnya, para pemasok dan petani yang menjadi
mitra telah senantiasa sanggup memasok tembakau yang berkualitas bagi
fasilitas produksi kami. Hingga kini, progra m tersebut telah menjangkau
lebih dari lima ribu petani tembakau di Nusa Tenggara Barat, Jawa
Timur, DI Jogjakarta dan Jawa Tengah. Karena bahan baku tersebut dipasok
setiap hari maka produksi rokok tetap terjamin prosesnya. Untuk bahan baku di
luar tembakau atau bahan baku pendukung seperti kemasan, saus, kertas pavir dan
lain – lain. Sebagian besar dipasok oleh agen yang diangkut menggunakan mobil
box yang berada di sekitar pabrik. Sehingga keseluruhan bahan baku utama dan
pendukungnya.
a. Tembakau
b. Kertas pembungkus rokok
c. Kertas pembungkus filter
d. Filter
e. Alumunium Foil
f. Plastik pembungkus
g. Kardus
PT. X membeli bahan baku Kardus dari suplier – suplier yang berada di
sekitar kawasan jababeka dan cibitung maupuan daerah kawasan industri pulo
gadung.

21
Tabel Harga Bahan Baku
Nama Bahan
a.
Tembakau
b. Kertas pembungkus rokok
c.
Kertas pembungkus filter
e.
Filter
f.
Alumunium Foil
g. Plastik pembungkus
i.
Kardus

Harga
2000 / Kg
200 / Lembar
800 / Lembar
400 /Filter
1200 / Lembar
100 / Plastik
300 / Kardus

a. Jumlah kardus yang dibutuhkan 1273183529 Unit – 1941106435 Unit
produksi per tahun
b. Harga Kardus per lipat (10 kardus) Rp. 300 (termasuk biaya transport)
c. Pasokan dilakukan 1 hari sekali dengan disertai label yang telah
ditentukan oleh perusahaan
d. Pembayaran dilakukan 1 bulan sekali pada akhir bulan
e. Apabila terjadi kerusakan resiko ditanggung oleh pemasok

B. Spesifikasi Bahan Baku
1. Tembakau
-

Kelembapan Air Tidak Lebih dari 5% Dari Penjemuran

-

Berbau Khas Agak Menyengat

-

Daunnya Berwarna Coklat

-

Bebas Dari Jamur

2. Kertas pembungkus rokok
-

Dengan Ukuran Pemakaian 120 mm x 20 mm Per Batang
Rokok

-

Memiliki Ketebalan 2 mm

3. Kertas pembungkus filter
-

Ukuran Dengan Ukuran Panjang 30 mm ( Per Batang Rokok )

-

Tidak Mudah Basah

-

Tidak Mudah Berjamur

4. Filter

22
-

Berwarna Putih Polos

-

Panjang 30 mm Dengan diameter 10 mm ( Perbatang Rokok )

-

Lapisan Busa

-

Tidak Mudah Berjamur

5. Alumunium Foil
-

Berwarna Abu – Abu Dengan Pelapisan Kertas Pada Bagian
Belakang

6. Plastik pembungkus
-

Berwarna Transparan

-

Mempunyai Ketebalan 1 mm

-

Mempunyai Warna Dan Logo Yang Sudah Ditetapkan Oleh

7. Kardus

Perusahaan
-

Mempunyai Ketebalan 3 mm

-

Permukaan Dilapisi Dengan Bahan Tahan Air

C. Ketersediaan dan Suplai
Pengendalian persediaan bahan baku di perusahaan ini dilakukan dengan cara memantau
persediaan bahan baku setiap bulan. Pembelian tembakau yang dilakukan perusahaan, baik
jumlah setiap pemesanan maupun frekuensinya, tidak tetap setiap tahun. Jumlah tembakau yang
dibeli ditentukan berdasarkan peramalan pemakaian tembakau selama 3 bulan. Mutu tembakau
mempengaruhi ketersediaan tembakau, sehingga diawasi dengan ketat melalui uji fisik dan uji
laboratorium. Untuk menjaga mutu tembakau yang disimpan di gudang dilakukan pemeliharaan
berupa fumigasi dan pebingasapan serta pembalikan tumpukan tembakau.. Hasil analisis demand dan
produksi menunjukkan bahwa pada tahun 2009 jumlah setiap pemesanan sebesar 3.551 kg untuk
Januari sampai februari, 2.793 untuk Maret sampai April , 3.093 untuk Mei sampai Juni. 4.236 kg, 3.049 kg
untuk Juli sampai Agustus, dan 3.679 kg untuk September sampai Oktober. Mengingat tingginya
demand dan meningkatnya produktivitas maka Frekuensi pemesanan pada tahun 2010 dan
setrusnya diperkirakan meningkat sebanyak 13 kali sampai 15 kali pemesanan dalam setahun, yang
biasanya hanya 11 kali pesan per tahun.. PT. X menerapkan Safety Stock sebesar 2,5 bulan pemakaian.

23
D. Suplai Pemasaran dan Suplai Program
PT. X adalah salah satu perusahaan rokok nasional yang menguasai
hampir 90 % pangsa pasar. PT. X sebagai produsen rokok tentunya tidak kalah
dalam berinovasi mencipatakan rokok yang sesuai dengan citra rasa dan iklim
dimana rokok tersebut akan dipasarkan. Dalam menguasai pangsa pasar PT. X
menggunakan saluran distribusi melalui agen-agen yang tersebar diwilayah
tertentu yang telah ditetapkan dan ditentukan pihak manajemen sebagai area
pemasaran. Faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan saluran distribusi
pada perusahaan PT. X adalah yakni sistem penjualan dilakukan secara langsung
dan tunai kepada para agen. Atau melalui mekanisme tempo bagi para agen atau
distributor yang telah bekerjasama lama dengan PT. X sehingga dapat
menghindari kemacetan penjualan yang disebabkan karena tidak mampu bayarnya
agen atau distributor terhadap pembayaran rokok dan juga sebagai upaya yang
dilakukan untuk pembelian yang tidak berkali-kali yang menyebabkan tingginya
biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh PT. X. Model saluran distribusi
yang digunakan oleh perusahaan menggunakan model saluran distribusi panjang.
Keterkaitan antara saluran distribusi dengan volume penjualan pada PT.X
dipergunakan sebagai suatu strategi distribusi yang dipilih dan di pergunakan
dalam perusahaan sebab hal ini sangat berkenan erat dengan penentuan dan
manajemen saluran distribusi yang dipergunakan oleh perusahaan tersebut untuk
memasarkan barang dan jasanya, sehingga produk tersebut dapat sampai ditangan
konsumen sasaran dalam jumlah dan jenis yang dibutuhkan, pada waktu yang
diperlukan, dan tempat yang tepat untuk mendistribusikan barang dari produsen
ke konsumen, alternatif yang dipilih dapat berupa distribusi langsung (direct
channel) atau distribusi tidak langsung (indirect channel).
E. Biaya Bahan Baku dan Perbekalan
PT. X mempunyai banyak gudang distribusi yang tersebar di seluruh
penjuru Indonesia. Khusunya di pulau jawa PT. X mempunyai sekitar 3059
Retailer dan 187 Wholesaler. PT X juga mempunyai sebanyak 30 gudang
penyimpanan dan distribusi yang tersebar di pulau jawa. Untuk pendistribusian,

24
PT. X mempunyai armada angkutan darat tersendiri untuk mendistribusikan
seluruh rokok ke pulau jawa.
Tabel 4.1 Proyeksi Jumlah Kebutuhan Bahan Baku Sampai 5 Tahun Ke Depan
Nama Bahan

2011

2012

2013

2014

2015

a.

Tembakau

14389 Kg

12732 Kg

14797 Kg

15853 Kg

19412 Kg

b.

Kertas pembungkus rokok

71941177 Lembar

63659177 Lembar

73982536 Lembar

79263459 Lembar

97055322 Lembar

c.

Kertas pembungkus filter

71941177 Lembar

63659177 Lembar

73982536 Lembar

79263459 Lembar

97055322 Lembar

e.

Filter

719411765 Filter

636591765 Filter

739825353 Filter

792634589 Filter

970553218 Filter

f.

Alumunium Foil

287764706 Foil

254636706 Foil

295930142 Foil

317053836 Foil

388221288 Foil

g.

Plastik pembungkus

143882353 Plastik

127318353 Plastik

147965071 Plastik

158526918 Plastik

194110644 Plastik

i.

Kardus

1438823530 Kardus

1273183530 Kardus

1479650706 Kardus

1585269177 kardus

1941106436 Kardus

Tabel 4.1 Proyeksi Ketersediaan Bahan Baku Sampai 5 Tahun Ke Depan
Nama Bahan

2011

2012

2013

2014

2015

115112 Kg
575529416
Lembar
575529416
Lembar

101856 Kg

118376 Kg

126824 Kg

509273416 Lembar

591860288 Lembar

634107672 Lembar

509273416 Lembar

591860288 Lembar

634107672 Lembar

155296 Kg
776442576
Lembar
776442576
Lembar
7764425744
Filter
3105770304
Foil
1552885152
Plastik
15528851488
Kardus

a.

Tembakau

b.

Kertas pembungkus rokok

c.

Kertas pembungkus filter

e.

Filter

5755294120 Filter

5092734120 Filter

5918602824 Filter

6341076712 Filter

f.

Alumunium Foil

2037093648 Foil

g.

Plastik pembungkus

i.

Kardus

2302117648 Foil
1151058824
Plastik
11510588240
Kardus

2367441136 Foil
1183720568
Plastik
11837205648
Kardus

2536430688 Foil
1268215344
Plastik
12682153416
Kardus

1018546824 Plastik
10185468240
Kardus

Tabel 4.2 Proyeksi Biaya Kebutuhan Bahan Baku Sampai 5 Tahun Ke Depan
Nama Bahan

2011

2012

2013

2014

2015

Rp31.655.800

Rp28.010.400

Rp32.553.400

Rp34.876.600

Rp42.706.400

a.

Tembakau

b.

Kertas pembungkus rokok

Rp14.388.235.400

Rp12.731.835.400

Rp14.796.507.200

Rp15.852.691.800

Rp19.411.064.400

c.

Kertas pembungkus filter

Rp57.552.941.600

Rp50.927.341.600

Rp59.186.028.800

Rp63.410.767.200

Rp77.644.257.600

e.

Filter

Rp287.764.706.000

Rp254.636.706.000

Rp295.930.141.200

Rp317.053.835.600

Rp388.221.287.200

f.

Alumunium Foil

Rp287.764.706.000

Rp254.636.706.000

Rp295.930.142.000

Rp317.053.836.000

Rp388.221.288.000

g.

Plastik pembungkus

Rp14.388.235.300

Rp12.731.835.300

Rp14.796.507.100

Rp15.852.691.800

Rp19.411.064.400

i.

Kardus

Rp431.647.059.000

Rp381.955.059.000

Rp443.895.211.800

Rp475.580.753.100

Rp582.331.930.800

Rp1.093.537.539.100

Rp967.647.493.700

Rp1.124.567.091.500

Rp1.204.839.452.100

Rp1.475.283.598.800

Total Biaya

25
3,500,000,000,000
3,000,000,000,000
2,500,000,000,000
2,000,000,000,000
Laba Bersih
1,500,000,000,000

Total Biaya Bahan Baku

1,000,000,000,000
500,000,000,000
0

2011

2012

2013

2014

2015

Gambar 4.1 Grafik Proyeksi Total Biaya Bahan Baku dan Laba Bersih

26
V.

ASPEK LOKASI DAN LINGKUNGAN

A. Pemilihan Lokasi
Saat ini PT. X beroperasi di MM2100 Cibitung alasan pemilihan lokasi
operasi disini adalah:
1. Kemudahan untuk mendapatkan akses bahan baku dan bahan pendukung
lainnya.
2. Jauh dari penduduk sehingga, tidak menimbulkan dampak lingkungan ke
penduduk. Untuk karyawan yang berada diluar lokasi ini, disediakan bus
karyawan di lokasi tertentu sebagai sarana angkutan untuk menuju ke
lokasi pekerjaan
3. Bebas macet, lokasi yang ada saat ini hanya khusus untuk kawasan
industri dan tidak adanya pusat bisnis disini. Sehingga kawasan ini cocok
untuk kegiatan distribusi

B. Lingkungan Alam
Kota Cibitung merupakan salah satu kota yang terdapat di provinsi Jawa
Barat, yang terletak di lingkungan megapolitan Jabodetabek dan menjadi kota
besar kelima di Indonesia. Kota cibitung merupakan tempat tinggal kaum urban
dan saat ini berkembang menjadi kawasan sentra industri. Secara geografis kota
cibitung berada pada ketinggian 19 m diatas permukaan laut. Kota ini terletak di
sebelah timur Jakarta; berbatasan dengan Jakarta Timur di barat, kabupaten
Bekasi di utara dan timur, kabupaten Bogor di selatan, serta kota Depok di sebelah
barat daya. Untuk melayani warga kota, tersedia bus antar kota dan dalam kota
yang mengangkut penumpang ke berbagai jurusan, seperti jurusan Blok M,
Rambutan, Tanjung Priok, Grogol, Kali Deres, Pulo Gadung, Lebak Bulus
(Dalam Kota), Bandung, Merak, Tasikmalaya, Cirebon, dan kota-kota di Jawa
Tengah serta Jawa Timur. Kereta komuter KRL Jabotabek jurusan Bekasi-Jakarta
Kota/Tanah Abang/Tanjung Priok mengangkut warga kota yang bekerja di
Jakarta. Selain itu tersedia pula bus pengumpan TransJakarta dari Kemang
Pratama, Galaxi City, dan Harapan Indah.

27
C. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
1. Aspek Medis

Rokok secara teroritik medis memang berbahaya tapi beberapa
kasus menunjukan beberapa individu tetap sehat dan berumur panjang. Dari
pernyataan di atas ada maksud bahwa usaha tani tembakau dan industri
rokok tembakau masih cukup relevan sebagai sumber penghasilan
masyarakat, cukai dan menunjang aspek sosial lain yang menguntungkan.
Dengan catatan tembakau yang dikembangkan jenis tembakau yang memiliki
kadar nikotin yang sangat rendah.
2. Aspek Pengolahan Limbah
Secara

Operasional,

Limbah

yang dihasikan PT. X

tidak

mengganggu lingkungan yang berada di sekitar. Karena limbah yang
dihasilkan dari awal proses pembuatan rokok bersifat alam dan sangat ramah
lingkungan. Dan proses limbah operasional rokok ini, ternyata juga dapat
dijual kepada vendor lain. Sehingga pengolahan limbahnya tidak memakan
proses yang rumit. Proses pengolahan limbahnya hanya ditumpuk di dalam
gudang khusus penimbunan barang sisa kemudian dijual kepada vendor lain.
Sehingga limbah yang dihasilkan tentunya juga menambah aspek ekonomis
D. Aspek Sosial Ekonomi
1. Bentuk Badan Usaha
Dalam kepemilikan perusahaan terdapat beberapa bentuk badan hukum
yang dapat dipilih oleh si pendiri perusahaan. Pemilihan bentuk perusahaan
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ukuran besar kecilnya
perusahaan, jenis perusahaan, pembagian laba yang diinginkan oleh
pemiliknya, resiko yang dapat ditangung oleh para pemilik dan pembagian
pengawasan dan aturan penguasaan perusahaan.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka bentuk perusahaan yang
sesuai untuk X ini adalah Perseroan Terbatas. Pemilihan ini dilakukan dengan
alasan modal investasi yang dibutuhkan relatif cukup besar dan jenis industri
yang didirikan termasuk industri yang mempunyai resiko cukup tinggi
sehingga tidak mungkin untuk ditanggung beberapa orang saja.

28
Disamping itu, keuntungan dari bentuk perusahaan seperti itu antara
lain adalah jumlah modal yang dapat dikumpulkan jauh lebih besar
dibandingkan perusahaan dalam bentuk Persekutuan Komanditer (CV), serta
resiko yang tidak dibebankan kepada satu orang saja, melainkan kepada
seluruh orang yang mempunyai saham dalam perusahaan. Dengan demikian,
perusahaan tidak hanya bergantung kepada satu orang saja, melainkan pada
beberapa orang.
2. Perizinan
Untuk mendirikan satu industri, minimal diperlukan izin-izin dan
persyaratan sebagai berikut:
-

Persetujuan prinsip mendirikan industri

-

Surat Izin Umum Perusahaan (SIUP)

-

Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

-

Akta Pendirian Perusahaan
Berdasarkan keputusan Presiden No. 97 Tahun 1993 tentang tata cara

penanaman modal bahwa permohonan penanaman modal baru dalam rangka
PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dapat diajukan oleh Perseroan
Terbatas (PT), Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/BUMD), Firma
atau Perusahaan Perseorangan. Persetujuan dan Izin Pelaksanaan Penanaman
Modal dan Instansi Tingkat Pusat terdiri dari:
3. Persetujuan pemberian fasilitas pembebasan atau keringanan bea masuk
atas pengimpor barang modal. Persetujuan ini dikeluarkan oleh Ketua
BKPM atas nama menteri keuangan.
4. Pesetujuan pemberian fasilitas pembebasan atau keringanan bea masuk
atas pengimpor bahan baku atau badan penolong. Persetujuan ini
dikeluarkan oleh Ketua BKPM atas nama Menteri Keuangan yang
diperlukan oleh proyek penanaman modal yang telah memperoleh
persetujuan pemerintah untuk kebutuhan dua tahun produksi bagi proyek
baru.
5. Persetujuan penangguhan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai dan atau
Pajak Penjualan Barang Mewah.

29
Permohonan penanaman modal baru diajukan secara tertulis ditujukan
kepada Ketua BKPM dengan tembusan Ketua BKPM setempat, yang
dilengkapi dengan:
1. Rekaman akte pendirian perusahaan untuk PT, BUMN/BUMD atau Firma.
2. Surat Kuasa apabila penandatanganan permohonan bukan dilakukan oleh
pemohon sendiri.
3. Rekaman Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Pemohon.
4. Uraian proses produksi yang dilengkapi dengan bagan alir proses, serta
mencantumkan jenis bahan baku/penolong, bagi industri pengolahan.
Selain itu, Keputusan Menteri Negara Pengerak Dana Investasi / Ketua
Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 15 / SK / 1993 tentang tata cara
permohonan penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing. Bab
IV pasal 11 menyatakan bahwa perusahaan penanaman modal wajib memiliki
Izin Usaha Tetap (IUT) untuk dapat memulai pelaksanaan kegiatan produksi
komersial. Izin Usaha Tetap (IUT) tersebut harus dilengkapi dengan:
-

Rekaman Izin Lokasi

-

Rekaman Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

-

Hak atas tanah

-

Laporan kegiatan Penanaman Modal (LKPM)

-

Surat pernyataan siap berproduksi komersial
Sedangkan untuk memperoleh ijin lokasi pemohon menyampaikan

permohonan secara tertulis kepada Gubernur Kepala Daerah melalui Kepala
Kanwil BPN dengan dilengkapi:
-

Rekomendasi Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah

-

Akte Pendirian Perusahaan bagi Perusahaan yang berbadan hukum atau
Surat Izin Usaha bagi Perusahaan Perorangan.

-

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

-

Lay Out Proyek

-

Garis besar uraian proyek

-

Pernyataan kesanggupan memberikan ganti rugi dan atau menyediakan
tempat penampungan bagi pemilik tanah.

30
-

Surat

Persetujuan

Penananaman

Modal

bagi

Perusahaan

yang

menggunakan fasilitas Penanaman Modal.
-

Konfirmasi Pencadangan Tanah dari Gubernur Kepala Daerah, khusus
bagi Perusahaan PMA/PMDN

-

Pertimbangan Aspek Penatagunaan Tanah.

-

Peta Rencana Tata Ruang (RUTD/RUTR) lokasi yang bersangkutan.
Dewasa ini, pemerintah masih membuka kesempatan lebar-lebar bagi

perusahaan yang bermaksud mendirikan industri yang dapat meningkatkan
pada bahan baku, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan
daerah serta menunjang pembangunan pada sektor non migas. Oleh karena itu,
selama persyaratan yang dibutuhkan dapat terpenuhi, maka tidak ada kesulitan
untuk memperoleh perizinan tersebut.
3. Pajak
Semua Industri yang berorientasi pada profit tidak terlepas dari
kewajiban terhadap pajak yang dibebankan, sesuai dengan Undang-Undang
No.7 tahun 1994 tentang pajak penghasilan yang menyatakan bahwa yang
menjadi subyek pajak adalah badan yang terdiri dari Perseroan Terbatas,
Perseroan Komanditer, BUMN dan BUMD, perseroan / perkumpulan lainnya,
Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan/Lembga, dan bentuk usaha tetap.
Pajak keuntungan yang diberlakukan berdasarkan Undang-Undang
Perpajakan tahun 1994 adalah 10 persen untuk keuntungan sampai Rp. 25
juta, 15 persen untuk keuntungan Rp. 25 juta sampai 50 juta dan 30 persen
untuk keuntungan selebihnya.
1. Undang-undang kawasan tanpa rokok

Pembatasan merokok di tempat-tempat umum mencegah “bukan perokok
dari paparan asap tembakau lingkungan” (perokok pasif). Tempat-tempat
umum tersebut meliputi baik tempat kerja pribadi, bangunan kantor, restoran,
kendaraan umum, lift, fasilitas kesehatan, tempat ibadah dan sarana rekreasi,
tempat perbelanjaan, warung-warung maupun tempat-tempat lainnya dimana
orang berada dalam ruangan.

31
2.

Pembatasan promosi industri tembakau untuk anak dan remaja
Makin dini seseorang mulai merokok, makin besar kemungkinannya untuk
mempertahankan kebiasaan tersebut selama hidup. Usia rata-rata mulai
merokok di Indonesia menurun dari 18,8 tahun (1995) menjadi 18,3 tahun
(2001). Industri tembakau memandang remaja sebagai target utama untuk
memperluas pasarnya dan secara aktif mempromosikan penggunaan
tembakau diantara anak-anak dan remaja.

3. Kemasan dan pelabelan
Ruangan yang terbatas untuk penempatan label pada produk tembakau
mengakomodir dua kepentingan yang bersaingan. Dua kepentingan yang
dapat diakomodir dalam ruang untuk pelabelan adalah: a) untuk
mempromosikan merk dan pernyataan pabrik; b) menyediakan ruang bagi
peringatan kesehatan, informasi konsumen, dan pita cukai.

4. Peringatan kesehatan.
Peringatan kesehatan pada bungkus rokok, produk tembakau lain dan iklan
rokok membantu memberikan informasi pada konsumen tentang dampak
negatif penggunaan tembakau pada kesehatan. Efektivitas peringatan
kesehatan tergantung pada ukuran pesan, warna, bentuk huruf dan gambar;
serta apakah pesan tersebut selalu sama atau berubah-ubah.

5. Tuntutan hukum
Litigasi mulai menjadi perhatian para pendukung penanggulangan tembakau
karena besarnya dan berhasilnya tuntutan terhadap industri tembakau di
Amerika Serikat baru-baru ini. Sukses dari perjuangan hukum di Amerika
menunjukkan pentingnya untuk memfokuskan pada perilaku yang salah dari
industri tembakau.
Hubungan antara penyakit dan merokok telah diketahui sejak tahun 1950-an.
Tetapi dari tahun 1954 hingga tahun 1980an, industri tembakau berhasil
memenangkan ratusan kasus hukum. Pertama, industri tembakau menyangkal
bahwa tembakau menyebabkan penyakit dan kematian. Kemudian mereka
juga berargumentasi bahwa, sudah menjadi pengetahuan umum bahwa rokok
menyebabkan penyakit dan karena itu para perokok tahu resiko kesehatan.

32
4. Kebijakan Tarif Cukai Hasil Tembakau Di Indonesia
Pemerintah memutuskan kenaikan cukai hasil tembakau sebesar 7%
yang dilaksanakan pada 1 Februari 2009 untuk mengendalikan konsumsi
rokok dan mencapai target penerimaan cukai senilai Rp. 53.30 triliun.
Kenaikan setoran Industri Hasil Tembakau ini harus dibarengi penurunan
konsumsi rokok. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan menekan
pertumbuhan konsumsi rokok di level 5% dengan menaikkan beban cukai
rokok rata-rata sebesar 7% per tahun.

E. Kondisi Infrastruktur
Dengan penjualan rokok yang mencapai 1,4 Milyar batang untuk untuk
tahun 2009. Kesuksesan tersebut tentunya tidak luput dari adanya kecukupan dan
kesiapan fasilitas yang dimiliki oleh PT. X. Berikut adalah beberapa penjelasan
Fasilias yang dimiliki oleh PT. X
Ruangan yang dibutuhkan oleh PT. X terdiri atas ruangan produksi dan
ruangan penunjang produksi dan ruangan non produksi. Ruangan produksi adalah
ruangan tempat dilakukannya proses pengolahan bahan baku menjadi produk
akhir, dan ruangan non produksi adalah ruangan untuk aktifitas yang mendukung
kegiatan produksi.
1.

Ruangan Produksi
Ruangan ini Digunakan untuk melakukan proses pembuatan rokok,

Berikut adalah Spesifikasi dari ruangan Produksi yang ada di PT. X
1).

PT. X mempunyai Ruang areal produksi seluas 6000m persegi

2).

PT. X saat ini mempunyai 6 Mesin Maker dan 6 mesin packer yaitu
Machine Maker di PT. X ada 3 jenis yaitu, 3 buah Protos 100, 2 buah Protos
70 dan 1 buah Protos 80, dan Machine packer di Philip Morris ada 3 jenis
yaitu, 3 buah Focke 550, 2 buah GDX-2 dan 1 buah Focke 350

3).

PT. X mempunyai ruang operator. Ruang operator adalah ruang yang
berfungsi untuk.memantau produksi, luas ruang operator ini adalah10 meter
persegi

Areal penumpukan

33
Fasilitas lainnya di ruangan produksi. Selain ruangan produksi utama, fasilitas
lainnya yang digunakan untuk memperlancar arus produksi adalah :
Ban Berjalan
Ban Berjalan di ruangan produksi digunakan untuk pergerakan material
rokok. Dimana prosesnya secara otomatis
Forklift
Forklift yang digunakan di ruangan produksi adalah forklift bertenaga listrik.
Keunggulan forklift bertenaga listrik ini selain hemat bahan bakar, juga tidak
menimbulkan polusi di dalam. Forklift digunakan untuk mengangkut produk
yang sudah jadi ke gudang penumpukan barang jadi.
2.

Ruangan Penunjang Produksi
Sebagai penunjang dari kegiatan produksi tentunya kegiatan tersebut tidak

luput dari ruangan oenunjang produksi. Ruangan ini berfungsi untuk melancarkan
ruangan produksi. Ruangan ini terdiri atas gudang bahan baku, gudang produk
jadi, pengawasan mutu, workshop,dan lain – lain.
1). Gudang Bahan Baku
Ruangan ini digunakan untuk menyimpan bahan Tembakau, kardus dan
bahan – bahan baku lainnya untuk kegiatan produksi selanjutnya, luas ruangan ini
adalah400.meter persegi dan mampu menampung hingga 10 ton tembakau
2). Gudang Produk Jadi
Ruangan ini digunakan untuk menyimpan produk akhir rokok marlboro
untuk selanjutnya akan didistribusikan ke retailer, wholesaler dan gudang
distribusi milik PT. X sendiri. Luas Ruang Gudang Produk jadi saat ini adalah 400
meter persegi dan mampu menampung lebih kurang 5000 pallet rokok Marlboro
3). Gudang Distribusi
PT. X saat ini hanya mempunyai 2 pabrik yang beroperasi Di Bekasi dan
di daerah surabaya tepatnya di Jalan Rungkut Industri raya. Untuk menjaga
pasokan rokok marlboro tetap terjaga khususnya di pulau jawa maka PT. X
membangun 30 Gudang distribusi yang tersebar di beberapa daerah pulau jawa.
Gudang Distribusi ini digunakan untuk menampung produk jadi dari 2 pabrik
tersebut, untuk kemudian disalurkan ke retailer dan wholesaler yang selanjutnya

34
akan didistribusikan ke konsumen langsung. Gudang distribusi ini sangat penting
sekali untuk menunjang proses produksi dan pemasaran.
4). Quality Control
Quality Control bertugas untuk melakukan uji mutu produk, DI PT. X
khususnya departemen Quality Control dibagi menjadi 2 divisi yaitu : Divisi
pengujian bahan baku dan divisi pengujian produk jadi. Divisi pengujian bahan
baku bertugas untuk menguji mutu produk bahan baku yang diperoleh dari
pemasok. Divisi pengujian produk jadi bertugas untuk menguji produk yang
sudah jadi, dengan cara mengambil sample produk jadi. Biasanya sampel yang
diambil berjumlah 10 sloft. Dengan adanya fasilitas quality control, maka produk
yang beredar dipasaran tetap terjaga mutunya.
5). Workshop
Sebagai salah satu fasilitas yang cukup mempunyai andil di bagian
penunjang produksi adalah workshop, ruangan ini digunakan untuk menyimpan
peralatan dan mesin cadangan bila ada, serta tempat untuk memperbaiki peralatan
dan mesin yang tidak dapat diperbaiki di ruangan produksi. Luas ruangan ini
sebesar 50 m2.

3.

Ruangan Non Produksi

1). Masjid
Masjid ini digunakan sebagai tempat beribadah umat islam dan juga
sebagai pusat kegiatan kerohanian umat muslim. Di dalam masjid ini juga ada
beberapa fasilitas penunjang seperti toilet yang berjumlah 3 toilet pria dan 3 toilet
wanita, serta mempunyai 12 tempat wudhu untuk pria dan 12 untuk wanita. Luas
masjid ini sekitar 200 meter persegi.
2). Klinik
Klinik ini dugunakan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan bagi karyawan
yang sakit. Ruangan ini diperkirakan seluas 50 m2.
3). Kantin
Kantin ini sebagai tempat makan bagi para karyawan. Luas ruangan ini
diperkirakan seluas 150 m2.

35
4). Pos Satpam
Pos Satpam sebagai pos keamanan penjagaan pabrik, letaknya di dekat
pintu masuk pabrik. Diperkirakan luas pos keamanan seluas 10 m2.
5). Penampungan Limbah
Pembuangan limbah dari hasil produk “coco drink” di tempatkan di
belakang pabrik. Dengan mempunyai luas 5 m2 dan dalamnya kolam 3 m2
6). Bangunan penunjang
Tempat istirahat karyawan pada saat jam istirahat dengan mempunyai luas
12 m2.
7). Kantor
Ruangan ini dipergunakan untuk menyelesaikan pekerjaan administratif,
yang meliputi ruang staf, ruang tamu, ruang rapat, mushola, kamar kecil (WC)
serta dapur. Luas ruangan ini diperkirakan sebesar 250 m2.

36
VI.

ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI

A. Production Programme And Plant Capacity
Unit bagian produksi akan memproduksi rokok berdasarkan beberapa
parametet. Yaitu parameter kebutuhan pasar, parameter kapasitas mesin dan
ketersediaan bahan baku di gudang bahan baku.
Tabel 6.1 Proyeksi Penjualan
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015

Penjualan
1.438.823.529
1.273.183.529
1.479.650.706
1.585.269.176
1.941.106.435

Berdsarkan Tabel diatas maka perusahaan akan memproduksi sebanyak 10
% dari ramalan penjualan untuk menjaga ketersediaan di pasar.
Tabel 6.2 Proyeksi Program Produksi Rokok Selama 5 Tahun Ke Depan

Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
Dalam 1 Hari PT. X

Jumlah Produksi
1.582.705.882
1.400.501.882
1.627.615.777
1.743.796.094
1.955.217.079
Mampu memproduksi kurang lebih 36.000.000

batang rokok. Dalam 1 Hari PT. X Mampu memproduksi kurang lebih 5.400.000
pack rokok. Sehingga dalam 1 tahun PT. X Mampu memproduksi sebanyak
1.971.000.000 Pack Rokok. Sehingga untuk memproduksi kebutuhan rokok
sampai 5 tahun ke depan masih mencukupi.
Tabel 6.3 Kapasitas Produksi
Tahun

Kapasitas Produksi

2011

1.971.000.000

2012

1.971.000.000

2013

1.971.000.000

2014

1.971.000.000

2015

1.971.000.000

37
2,500,000,000
2,000,000,000
1,500,000,000
Kapasitas Pabrik
1,000,000,000

Rencana Produksi

500,000,000
0
2011

2012

2013

2014

2015

Gambar 6.1 Grafik Proyeksi Kapasitas Pabrik dan Rencana Produksi
Tabel 6.4 kapasitas produksi selama 5 tahun ke depan
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015

Kapasitas Produksi
1.971.000.000
3.942.000.000
5.913.000.000
7.884.000.000
9.855.000.000

Tabel 6.5. Rekapitulasi Perencanaan Produksi Selama 5 Tahun Ke Depan

Tahun
2011
2012
2013
2014
2015

Rencana Produksi
1.582.705.882
2.983.207.764
4.610.823.541
6.354.619.635
8.309.836.714

38
12,000,000,000
10,000,000,000
8,000,000,000

Total Kapasitas
Produksi 5 Tahun Ke
depan

6,000,000,000

Total Perencanaan
Produksi Selama 5
Tahun Ke depan

4,000,000,000
2,000,000,000
0
2011 2012 2013 2014 2015

Gambar. 6.2. Grafik Proyeksi Total Kapasitas Produksi dan Total
Perencanaan Produksi
I.

Proses Pembuatan Rokok
Dalam garis besarnya, proses produksi rokok dibagi dalam 3 (tiga ) tahap

kegiatan utama, yaitu :
1. Pra-produksi
Tahap ini adalah proses inspeksi bahan baku. Bahan baku yang dikirim
melalui truk kemudian disimpan di dalam gudang penyimpanan bahan baku
untuk selanjutnya di inspeksi. Tujuan dari tahap pra produksi ini adalah untuk
menjamin bahan baku yang akan diproses tetap terjaga mutunya sesuai dengan
spesifikasi perusahaan. Spesifikasi tembakau tersebut antara lain :
a. Tembakau Virginia
b. Filter
c. Ramuan saus ( Tidak dapat disebutkan karena rahasia perusahaan )
Setelah melalui proses seleksi yang ketat pada saat pembelian, Bahan baku
utama yang telah diproses kemudian dicampur dengan saus hingga siap dibuat
menjadi rokok.
2. Produksi
ada tiga jenis utama Rokok, yaitu Filter, filter kretek dan Sigaret Kretek
Tangan (SKT) sebagai hasil kreasi pekerja yang trampil dengan menggunakan

39
alat giling dari kayu serta Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang diproses dengan
mesin-mesin otomatis berkecepatan tinggi. Namun pada perusahaan philip
morris rokok yang dihasilkan hanya 1 jenis yaitu rokok filter. Contoh dari
rokok Jenis Filter adalah Marlboro. Produk Ini berciri khas mempunyai busa,
disisi salah satu ujungnya, dan filternya tidak mempunyai rasa ( tawar ). Serta
rokok ini sangat enteng untuk dihisap serta mempunyai kadar tar dan nikotin
yang rendah..
II.Proses produksi pembuatan rokok Jenis Filter
Pada proses pembuatan rokok, proses ini menggunakan 1 line produksi.
Proses pertama adalah pengeringan tembakau menggunakan semacam oven,
proses ini digunakan untuk mengurangi kadar air yang ada di dalam tembakau,
setelah proses pengeringan ini selesai maka proses selanjutnya adalah proses
pencacahan tembakau, tembakau dicacah menjadi kecil – kecil untuk proses
pencampuran tembakau dengan ramuan – ramuan yang sudah disiapkan
sebelumnya. Proses Pertama adalah, setelah melalui tahap inspeksi kemudian
kertas dipotong sesuai ukuran ( 120 mm ), setelah kertas pavir dipotong sesuai
ukuran, langkah selanjutnya adalah mengisi tembakau dan memadatkan tembakau
di dalam kertas pavir pada kertas pavir kemudian digulung agar tembakau tidak
tercerai berai. Proses selanjutnya adalah menggabungkan dengan filter yang sudah
disiapkan sebelumnya. Pada Proses Produksinya PT. X mempunyai 6 mesin
maker (pembuat rokok) dan 6 mesin packer (pengepakan rokok). Machine Maker
di PT. X ada 3 jenis yaitu, 3 buah Protos 100, 2 buah Protos 70 dan 1 buah Protos
80, yang secara spesifikasinya sebagai berikut:
1. Nama mesin: Protos 100
Asal Mesin: Germany
Kapasitas Produksi: 10.000 batang per menit

40
2. Nama: Protos 70
Asal Mesin: Germany
Kapasitas Produksi: 7000 batang per menit

3. Nama: Protos 80
Asal Mesin: Germany
Kapasitas Produksi: 8000 batang per menit

Dalam 1 Hari PT. X

Mampu memproduksi kurang lebih 36.000.000 batang

rokok.
3. Pengepakan
Batangan-batangan rokok yang telah jadi, membutuhkan beberapa lapis
kemasan dengan berbagai ukuran sesuai jenis produk, isi serta keperluan

41
distribusinya.

Fungsi

pengemasan

di

sini

selain

berguna

untuk

mempertahankan mutu rokok, juga untuk memberikan citra terhadap produk.
Proses pengepakan rokok menjalani beberapa tahap pengemasan secara
berlapis. Kemasan lapisan pertama adalah kertas yang berlapis alluminium
foil. Lapisan kedua adalah pembungkus (etiket) yang telah mengalami proses
cetak terlebih dahulu. Pengemasan ketiga dalam bentuk press atau slof,
kemasan keempat dalam bentuk bal (corrugated).
Machine Packer di PT. X ada 3 jenis yaitu, 3 buah Focke 550, 2 buah GDX-2 dan
1 buah Focke 350, yang secara spesifikasinya sebagai berikut:
1. Nama: Focke 550
Asal Mesin: Germany
Kapasitas Produksi: 500 pack per menit

2. Nama: GDX-2
Asal Mesin: Italy
Kapasitas Produksi: 350 pack per menit

3. Nama: Protos Focke 350
Asal Mesin: Germany

42
Kapasitas Produksi: 350 pack per menit

Untuk menjamin ketersediaan rokok marlboro dipasaran khususnya pulau jawa,
maka PT. X membangun pabrik di daerah Surabaya. Dalam 1 Hari PT. X Mampu
memproduksi kurang lebih 5.400.000 pack rokok.
B. Pemilihan Teknologi
Pada Proses Produksinya PT. X mempunyai 6 mesin maker (pembuat
rokok) dan 6 mesin packer (pengepakan rokok). Machine Maker di Philip Morris
ada 3 jenis yaitu, 3 buah Protos 100, 2 buah Protos 70 dan 1 buah Protos 80, yang
secara spesifikasinya sebagai berikut:
1. Nama mesin: Protos 100
Asal Mesin: Germany
Kapasitas Produksi: 10.000 batang per menit

2. Nama: Protos 70
Asal Mesin: Germany
Kapasitas Produksi: 7000 batang per menit

43
3. Nama: Protos 80
Asal Mesin: Germany
Kapasitas Produksi: 8000 batang per menit

Untuk menjamin ketersediaan rokok marlboro dipasaran khususnya pulau jawa,
maka PT. X membangun pabrik di daerah surabaya.
C. Technology Acquisition and Transfer
PT X membentuk tim yang terdir dari para professional di bidang sistem
informasi, Penjualan dan operasional untuk menentukan sistem yang dapat
meningkatkan efisiensi operasional. Setelah melakukan studi banding, sistem
iSMS direkomendasikan sebagai pilihan terbaik. iSMS telah digunakan oleh
sejumlah afiliasi PMIlainnya.Tim proyek iSMS berhasil melakukan persiapan atas
seluruh infrastruktur TI yang dibutuhkan serta membuat strategi implementasi dan
pelatihan yang segera dilaksanakan ketika sistem telah diaktifkan.
Kami berhasil melaksanakan implementasi iSMS di kantor-kantor penjualan
dengan 4 komponen berikut ini:
1. Aplikasi handheld iSMS untuk digunakan oleh tenaga penjual

44
2. Aplikasi back office iSMS untuk digunakan pada komputer desktop di kantor
penjualan
3. Aplikasi Front Office Reporting Tool (FORT) untuk digunakan oleh para
supervisor penjualan
4. Aplikasi Back Office Reporting & Analysis (BORA) untuk para manajer area
dan manajemen.
Implementasi iSMS telah memberikan sejumlah manfaat dalam meningkatkan
efisiensi transaksi penjualan dan pengendalian terhadap pekerjaan administratif,
serta yang juga penting, meningkatkan akurasi dan kualitas informasi penjualan
untuk membantu pembuatan keputusan
D. Detailed Plant Layout And Basic Engineering

45
Tabel 6.6 Proyeksi Biaya Perawatan Selama 5 Tahun Ke Depan
Tahun

2011

2012

2013

2014

Rp18.420.309.000

Rp11.769.813.000

Rp10.970.379.000

Rp11.705.160.000

Rp9.970.293.000

Gudang Bahan Baku

Rp12.013.245.000

Rp7.675.965.000

Rp7.154.595.000

Rp7.633.800.000

Rp6.502.365.000

Gudang Produk Jadi

Rp12.013.245.000

Rp7.675.965.000

Rp7.154.595.000

Rp7.633.800.000

Rp6.502.365.000

Gudang Distribusi

Rp6.407.064.000

Rp4.093.848.000

Rp3.815.784.000

Rp4.071.360.000

Rp3.467.928.000

Quality Control

Rp4.004.415.000

Rp2.558.655.000

Rp2.384.865.000

Rp2.544.600.000

Rp2.167.455.000

Workshop

Rp4.004.415.000

Rp2.558.655.000

Rp2.384.865.000

Rp2.544.600.000

Rp2.167.455.000

Masjid

Rp400.441.500

Rp255.865.500

Rp238.486.500

Rp254.460.000

Rp216.745.500

Klinik

Rp400.441.500

Rp255.865.500

Rp238.486.500

Rp254.460.000

Rp216.745.500

Kantin

Rp400.441.500

Rp255.865.500

Rp238.486.500

Rp254.460.000

Rp216.745.500

Pos Satpam

Rp400.441.500

Rp255.865.500

Rp238.486.500

Rp254.460.000

Rp216.745.500

Penampungan Limbah

Rp8.008.830.000

Rp5.117.310.000

Rp4.769.730.000

Rp5.089.200.000

Rp4.334.910.000

Bangunan Penunjang

Rp5.606.181.000

Rp3.582.117.000

Rp3.338.811.000

Rp3.562.440.000

Rp3.034.437.000

Kantor

Rp8.008.830.000

Rp5.117.310.000

Rp4.769.730.000

Rp5.089.200.000

Rp4.334.910.000

Rp80.088.300.000

Rp51.173.100.000

Rp47.697.300.000

Rp50.892.000.000

Rp43.349.100.000

Ruangan Produksi

2015

Ruangan Penunjang Produksi

Ruangan non produksi

Total Biaya Maintenance

Biaya Maintenance
Rp90,000,000,000
Rp80,000,000,000
Rp70,000,000,000
Rp60,000,000,000
Rp50,000,000,000

Biaya
Maintenance

Rp40,000,000,000
Rp30,000,000,000
Rp20,000,000,000
Rp10,000,000,000
Rp0
2011

2012

2013

2014

2015

Gambar 6.3 Grafik Biaya Maintenance

46
VII.

ASPEK ORGANISASI DAN OVERHEAD COST

A. Struktur Organisasi
Pelaksanaan kegiatan setiap hari PT. Philip Morris dipimpin oleh
seorang Direktur yang membawahi empat orang manajer, yang terdiri dari
Manajer Distribusi dan Pemasaran, Manajer Pabrik, Manajer Administrasi dan
Keuangan, dan Manajer Teknis.
Deskripsi tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan adalah
sebagai berikut:

1. General Manager
General manager merupakan penanggung jawab tertinggi kegiatan
harian perusahaan. General manager bertanggung jawab terhadap semua
paaksanaan kegiatan di abrik, baik kelancaran produksi, urusan keuangan dan
sebagainya serta mewakili perusahaan untuk kegiatan keluar perusahaan baik
dengan aparat setempat, pemerintah, lingkungan setempat atau antar
perusahaan.

2. Manager pemasaran dan distribusi
Manager pemasaran bertanggung jawab melakukan kegiatan promosi
pemasaran produk, mencari relasi baru dan memelihara daerah pemasaran
produk. Divisi pemasaran merupakan bagian yang strategis dalam
perusahaan. Kepala divisi pemasaran harus mampu manciptakan sasaran dan
strategi pemasaran yang jitu, serta harus mampu memanfaatkan dan
menciptakan peluang pasar. Betanggung jawab kepada General Manager
terhadap keberhasilan kegiatan pemasaran perusahaan baik volume dan nilai
pemasaran produk.

3. Manager Pabrik
Manager pabrik bertugas dan bertanggung jawab dalam mengawasi
segala kegiatan yang berkaitan dengan produksi, melakuan perecanaan
produksi, mengawasi kondisi gudang, mengawasi berbgai hal yang berkaitan

47
dengan kondisi produksi terutama bahan baku, bahan penolong, kemasan
produk serta kondisi dan peralatan yang digunakan.
4. Manager Finansial dan Administrasi
Manager finansial dan administrasi bertanggung jawab menyusun
budget penerimaan dan pengeluaran perusahaan untuk periode waktu
mendatang, kemudian meganalisa perbedaan antara angka anggaran dengan
kenyataannya, mencatat semua transaksi yang berkaitan dengan perusahaan
dan melakukan pengawasan terhadap budget yang dianggarkan dan membuat
langkah perbaikannya.

5. Manager Operasi
Manager Operasi bertugas dan bertanggung jawab mengawasi
kesiapan penggunaan mesin dan peralatan produksi serta operasionalnya.

6. Manager R&D
Manager R&D melakukan perencanan kegiatan penelitian dan
pengemangan terhadap produk baru agar memperoleh keunggulan dalam
peesaingan produk di pasaran, melakukan kegiatan pemasaran mutu terhadap
bahan baku sebelum diolah dan produk, begiti pula hasil penelitian dan
pengembangan berupa formula baru dalam mengolah produk.

7. Kepala Divisi Pemasaran
Kepala Divisi pemasaran bertugas melakukan pengawasan terhadap
pemasaran hasil produksi baik produk yang masuk maupun yang keluar,
mendayagunakan potensi produksi menjadi kekuatan potensial dalam
pemasaran hasil produksi.

8. Kepala Divisi Distribusi
Manager distribusi bertanggung jawab terhadap kelancaran
kegiatan distribusi.

48
9. Manager Produksi
Manager produksi bertugas merencanakan jadwal produksi,
mengawasi dan mengendalikan produksi, menekan dan mengurangi
kerusakan produk, mendukung kebijakan peruahaan dalam bidang produksi
sehinghga tujuan perusahaan tercapai.

10. Manager QA
Manager QA bertugas melakukan koreksi terhadap terhadap
penyimpanan proses produksi mengontrol mutu produk, melakukan
pengontrolan mutu/kualitas pada seluruh bahan kemasam dan bahan
tambahan/pembantu, mengatasi masalah yang menyangkut mutu atau
produk.

11. Supervisor QC
Supervisor QC bertugas Memberikan perintah kerja kepada
masing-masing kepala kelompok, memeriksa laporan harian yang dibuat
oleh staff QC, mengontrol tahapan proses terutama pada titik kritis dan
waktu kritis.

49
B. Organizational Design
Tabel. 7.1 Jumlah Kebutuhan Tenaga Kerja Tak Langsung
Jenis Pekerjaan
Jumlah Tenaga Kerja
Direktur Utama

1

Direktur Operasional

4

Direktur Teknik

1

Direktur Pemasaran

1

General Manajer

1

Manajer

6

Kepala Divisi

8

Engineering

4

Staff

20

Satpam

2

Office Boy

45

Sopir

5

Kenek

3

Jumlah tenaga kerja tak langsung

103

Tabel. 7.2 Jumlah Kebutuhan Tenaga Kerja Langsung
Jenis Pekerjaan
Jumlah Tenaga Kerja
Penerimaan bahan

5

Pra pengolahan bahan baku

9

Proses pengolahan utama ( Produksi )

20

Pengisian bahan

1

Pengemasan / Pengepakan

6

Gudang produk

2

Gudang bahan pembantu dan kemasan

2

Laboratorium

4

Sumber energi

3

Teknisi

8

Jumlah tenaga kerja langsung

60

50
C. Biaya Overhead
Tabel 7.3 Total Biaya Overhead
Tahun
Jumlah
Tenaga Kerja
Langsung
Jumlah
Tenaga Kerja
tak Langsung
Total Biaya
Overhead

2011

2012

2013

2014

2015

Rp28.030.905.000

Rp28.030.905.000

Rp28.030.905.000

Rp28.030.905.000

Rp28.030.905.000

Rp13.615.011.000

Rp13.615.011.000

Rp13.615.011.000

Rp13.615.011.000

Rp13.615.011.000

Rp41.645.916.000

Rp41.645.916.000

Rp41.645.916.000

Rp41.645.916.000

Rp41.645.916.000

51
VIII. HUMAN RESOURCES
A. Kategori Dan Fungsi
1. Kualifikasi Tenaga Kerja
Untuk menentukan kualifikasi tenaga kerja harus diperhatikan
tanggung jawab yang dibebankan pada suatu posisi sehingga diharapkan
orang yang memegangnya dapat melakukan tugas dengan baik.
Tenaga kerja yang dibutuhkan pada industri pengolahan yoghurt
ini dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tenaga kerja yang
membutuhkan

kualifikasi

khusus

dan

tenaga

kerja

yang

tidak

membutuhkan kualifikasi khusus.
2. Tenaga Kerja Yang Memerlukan Kualifikasi Khusus
a. Direktur
Seorang direktur yang dibutuhkan dalam industri rokok
adalah yang memiliki kemampuan dalam bidang manajemen dan
teknik industri, dengan kualifikasi sebagai berikut:
Berlatar pendidikan sarjana Teknologi Industri Pertanian
Berpengalaman minimal 5 tahun dalam bidangnya.
Memiliki kemampuan memimpin, bertanggung jawab, dan mampu
mengambil keputusan.
b. Manager
Kualifikasi yang dibutuhkan seorang manajer antara lain:
Berlatar belakang pendidikan sarjana atau diploma pada disiplin
ilmu yang sesuai dengan bagiannya.
Berpengalaman minimal 3 tahun dibidangnya.
Memiliki kemampuan memimpin dan mau bekerja keras.
c.

Staff
Staff

bertanggung jawab terhadap tugas atau pekerjaan

yang terdapat di bagiannya masing-masing. Kualifikasi yang
dibutuhkan antara lain:

52
Berlatarbelakang pendidikan Politeknik atau Diploma yang sesuai
dengan bidangnya.
Berpengalaman minimal 3 tahun dibidangnya.
Memiliki kemampuan memimpin dan mau bekerja keras.
3. Tenaga Kerja Yang Tidak Memerlukan Kualifikasi Khusus
a. Teknisi
Yang dimaksud dengan teknisi adlah tenaga kerja yang bekerja
untuk membantu kelancaran mesin dan operasi produksi. Latar
belakang yang dibutuhkan oleh teknisi adalah minimal SMA/STM.
b. Operator
Yang dimaksud dengan operator adalah tenaga kerja yang
bertugas dalam mengoperasikan mesin atau alat. Sedangkan tenaga
pelaksana lainnya meliputi tenaga penggerak, sopir, satpam, dan lainlain. Latar belakang pendidikan yang dibutuhkan untuk operator dan
tenaga pelaksana lainnya adalah SMP.

4. Kebutuhan Tenaga Kerja
Kebutuhan tenaga kerja untuk PT. X terdiri dari tenaga kerja
langsung dan tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja tak langsung berjumlah
sebanyak 103 orang. Tenaga kerja bagian produksi atau tenaga kerja langsung
dapat dipenuhi oleh penduduk di daerah sekitar pabrik atau industri tersebut
dengan kualifikasi yang tidak terlalu tinggi karena sebelum mulai bekerja akan
diadakan pelatihan bagi tenaga kerja bagian produksi. Jumlah tenaga kerja
langsung keseluruhan adalah 163 orang.

53
Tabel 8.1 Kebutuhan Tenaga Kerja Tak Langsung
Jenis Pekerjaan

Jumlah Tenaga Kerja

Direktur Utama

1

Direktur Operasional

4

Direktur Teknik

1

Direktur Pemasaran

1

General Manajer

1

Manajer

6

Kepala Divisi

8

Engineering

4

Staff

20

Satpam

4

Office Boy

45

Sopir

5

Kenek

5

Jumlah tenaga kerja tak langsung

105

Tabel 8.2 Kebutuhan Tenaga Kerja Langsung
Akivitas

Jumlah Tenaga Kerja

Penerimaan bahan

5

Pra pengolahan bahan baku

9

Proses pengolahan utama ( Produksi )

20

Pengisian bahan

5

Pengemasan / Pengepakan

6

Gudang produk

6

Gudang bahan pembantu dan kemasan

6

Laboratorium

4

Sumber energi

6

Teknisi

8

Jumlah tenaga kerja langsung

75

54
B. Socio Economic And Cultural Environtment
Berikut adalah beberapa dampak pendirian pabrik rokok terhadap
lingkungan masyarakat sekitar diantaranya:
1.

Pemasukan Keuangan Negara
Semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis di Indonesia mendorong

banyak perusahaan untuk lebih berpikir ke depan guna menjalankan strategi yang
terbaik bagi perusahaannya. Persaingan ini khususnya pada bisnis rokok yang
semakin mendapatkan tekanan dari pemerintah dan lembaga lainnya yang peduli
pada masalah kesehatan. Tekanan tersebut meningkat pada tahun 2006,pemerintah
kembali menaikan target cukai menjadi 36,5 trilyun rupiah. Hal ini didukung
dengan dikeluarkannya Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 75 Tahun 2005
atau Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 tentang Kawasan Dilarang Merokok
(KDM). Undang-undang kawasan bebas rokok ini berlaku secara efektif pada
tanggal 4 Februari 2006.
Peraturan kawasan bebas rokok tersebut tentu merugikan bagi perusahaan
rokok, karena dapat menurunkan volume penjualan rokok yang disebabkan oleh
keterbatasan tempat merokok. Salah satu perusahaan rokok tersebut adalah PT.
HM Sampoerna TBk. yang telah diakuisisi oleh PT. X. Pada Tahun 2005, PMI
telah menyelesaikan akuisisi terbesar dalam sejarah korporasi Indonesia dengan
memiliki 98% saham Sampoerna. Tanggal 18 Mei 2005 tersebut menandai
dimulainya era baru dalam sejarah perusahaan rokok yang telah berdiri di Kota
Surabaya sejak Tahun 1913 ini.

2.

Program CSR
Melalui profil program CSR Sampoerna dapat dilihat bahwa program CSR

yang telah dilakukan oleh Sampoerna meliputi berbagai sektor kehidupan di
dalam masyarakat, yakni: pendidikan, pemanfaatan potensi dan sumber daya
masyarakat sekitar, kesehatan, sosial dan budaya, pengembangan infrastruktur,
dan aspek strategis lainnya. Program CSR Sampoerna dibagi menjadi beberapa
program utama, yaitu: Sampoerna goes to campus, pendidikan, community
development, lingkungan, sosial, dan employee.

55
Gambar 8.1. Hubungan Perusahaan dengan Masyarakat sekitar

3.

Program Bimbingan Anak (PBA)
PBA merupakan perwujudan dari kepekaan PT.X akan pentingnya masa

depan anak-anak Indonesia. Sampoerna yakin, masa depan Indonesia dan generasi
penerus bangsa bergantung pada apa yang dilakukan orang tua pada saat ini
kepada anak-anaknya. Dari keyakinan tersebut, PBA menanamkan konsep bahwa
anak-anak perlu diberi pengertian yang kuat sejak dini bahwa apa yang terjadi
pada negeri ini di masa datang adalah tanggung jawab bersama. Orang tua perlu
memberikan bimbingan kepada anak-anak agar mereka dapat mengembangkan
dirinya untuk menjawab tantangan di masa depan. Oleh karena itu munculah
pesan inti PBA: ’Bimbingan masa depan mereka’

5.

Program pustaka
Program pustaka Sampoerna mendorong kegemaran membaca di kalangan

anak-anak

melalui

berbagai

kegiatan

seperti

pengelolaan

perpustakaan,

pengoperasian mobil pustaka, serta beragam kegiatan lain yang tak selalu terkait
dengan medium buku, namun melalui komik dan dongeng, misalnya. Dalam
pustaka Sampoerna ini, 2 unit mobil pustaka yang diluncurkan sejak tahun 2003,
terus beroperasi mengunjungi 22 SD dan Marsadah Ibtida’iyah di kecamatan
Rungkut dan Pabean Cantikan di Jawa Timur. Program ini berupaya mendekatkan
anak-anak dengan dunia pustaka sejak dini. Lalu pada bulan April 2005, Pustaka
Sampoerna menggelar pelatihan mengelola yang diikuti 40 siswa dan 20 guru

56
sekolah di wilayah Jabodetabek. Kemudian mengadakan kegiatan ’how to use the
library’ di lima perpusatakaan umum di Jakarta, dengan 500 siswa dari 50 sekolah
dasar di Jakarta. Seluruh sekolah dasar yang berpartisipasi juga mendapatkan rak
buku dan buku-buku untuk mengisi perpustakaannya.

Gambar 8.2 Perpustakaan Keliling
6.

Bantuan Pendidikan
Pendidikan memainkan peran yang pentingdalam masyarakat, sehingga

melakukaninvestasi dalam pendidikan merupakan suatukeharusan, tidak hanya
bagi masyarakatIndonesia, namun juga merupakan strategi penting untuk
memastikan tersedianya sumber daya manusiaberkualitas dan berbakat bagi
kelangsungan bisnis Perseroan. Pada bulan Mei Perseroan melaksanakan
Indonesia Best Students 2007. Pada kegiatan tersebut, 92 siswa terbaik dari 18
universitas di Indonesia selama lima hari melakukan berbagai kegiatanseperti
mengunjungi kantor dan fasilitas produksi, berdiskusi dengan anggota manajemen
dan staff Perseroan, serta mengikuti berbagai pelatihan kepemimpinan.Selain
dukungan Perseroan terhadap kegiatannya pada sektor pendidikan,kegiatan
kemasyarakatan Perseroan juga meliputi berbagai bentuk bantuan pendidikan.
Pada bulan Juni, Perseroan meluncurkan model baru program “Pustaka keliling”.
Dengan wilayah layanan yang lebih luas, perpustakaan keliling Pustaka kini dapat
menyediakan buku-buku bacaan bagi masyarakat di sekitar Surabaya dan
Pandaan. Selain itu, Perseroan juga melaksanakan lomba menulis untuk
mengumpulkan cerita-cerita rakyat dari Kabupaten Pasuruan. Kemudian ceritaceritaterpilih dari lomba tersebut dikumpulkan dan diluncurkan dalam sebuah
buku pada bulan Desember. Pada tahun 2007, Perseroan meneruskan dukungan
terhadap komunitas kampus di nusantara melalui Program Kampus. Perseroan

57
memberikan dukungan kepada Twilite Orchestra dalam menyelenggarakan konser
simfonik Musicademia di 3 universitas di Bandung, Yogyakarta dan Surabaya.
Akhirnya pada bulan Desember, Perseroan kembali menunjukkan komitmen
dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia dengan mengadakan program bea
siswa di Kabupaten Pasuruan untuk menjawabkebutuhan bagi dukungan
pendidikan yang lebih baik bagi masyarakat di sekitar lokasi Perseroan.

D. Proyek Related Requirement
Kegiatan yang masih berkaitan dengan perencanaan SDM adalah perekrutan
atau pengadaan tenaga kerja. Setelah organisasi / perusahaan menetapkan
karakteristik atau ciri-ciri karyawan yang diperlukan serta jumlahnya masing-masing,
maka kegiatan selanjutnya adalah upaya mendapatkan tenaga kerja yang
diperlukannya tersebut. Idealnya upaya pengadaan tenaga kerja ini untuk memastikan
bahwa tenaga kerja yang direkrut dan ditempatkan nantinya adalah the right people in
the right position.
Pengadaan tenaga kerja itu sendiri adalah suatu proses untuk mendapatkan
tenaga yang berkualitas dan memberikan harapan yang baik pada calon tenaga kerja
tersebut untuk membuat lamaran kerja guna bekerja pada instansi/perusahaan
tersebut. Khusus bagi organisasi/perusahaan yang besar, pengadaan tenaga kerja
merupakan proses yang terus berlangsung dan kompleks dan menuntut perencanaan
dan upaya yang ekstensif. Proses perekrutan dimulai dari mencari dan menarik
pelamar yang mampu melakukan suatu pekerjaan sampai adanya lamaran masuk.

1.

Tujuan Perekrutan
• Menyediakan sekumpulan calon tenaga kerja/karyawan yang memenuhi syarat;
• Agar konsisten dengan strategi, wawasan dan nilai perusahaan;
• Untuk membantu mengurangi kemungkinan keluarnya karyawan yang belum
lama bekerja;
• Untuk mengkoordinasikan upaya perekrutan dengan program seleksi dan
pelatihan;
• Untuk memenuhi tanggungjawab perusahaan dalam upaya menciptakan
kesempatan kerja yang adil.

58
2.

Sumber Perekrutan
Calon tenaga kerja yang akan direkrut dapat diambil dari internal

organisasi maupun eksternal organisasi. Perekrutan tenaga kerja dari dalam
biasanya dilakukan oleh organisasi/perusahaan yang telah lama berjalan dan
memiliki sistem karier yang baik. Perekrutan tenaga kerja dari dalam memiliki
keuntungan, diantaranya adalah tidak mahal, promosi dari dalam dapat
memelihara loyalitas dan dedikasi pegawai, dan tidak diperlukan masa adaptasi
yang terlalu lama, karena sudah terbiasa dengan suasana yang ada. Namun
demikian perekrutan dari dalam juga berarti terjadinya pembatasan terhadap bakat
yang sebenarnya tersedia bagi organisasi dan mengurangi peluang masuknya
pemikiran baru.
(1) Eksternal
Seringkali organisasi/perusahaan membutuhkan tenaga kerja dengan
syarat-syarat tertentu yang tidak dimiliki oleh SDM yang ada. Untuk itu
perekrutan calon tenaga kerja akan diambil dari luar organisasi. Beberapa sumber
yang dapat digunakan dalam perekrutan eksternal seperti :
a. Lembaga pendidikan
Perekrutan

calon

tenaga

kerja

dilakukan

biasanya

bila

organisai/perusahaan memerlukan jenis pendidikan tertentu tanpa memperdulikan

59
pengalaman kerja. Melalui cara perekrutan ini, diharapkan dapat dibentuk
karyawan sesuai yang diinginkan organisasi/perusahaan.
b. Teman/anggota keluarga karyawan
Organisasi/perusahaan dapat meminta jasa karyawan lama untuk
mencarikan calon tenaga kerja. Umumnya karyawan yang dimintai tolong akan
menyambut gembira, meskipun untuk tugas tersebut mereka tidak mendapatkan
imbalan dalam bentuk materi. Lebih-lebih dalam kondisi sulitnya lapangan kerja
seperti saat ini, karyawan akan gembira untuk menyodorkan informasi calon
pegawai seperti saudara/teman/tetangga dan sebagainya.
c. Lamaran terdahulu yang telah masuk
Perekrutan juga dapat diambil dari lamaran terdahulu yang telah masuk.
Melalui pembukaan arsip atau file lamaran yang belum diterima, diharapkan akan
didapat calon pegawai yang memiliki persyaratan sebagaimana yang diharapkan.
d. Agen tenaga kerja
Cara ini boleh dibilang relatif sangat baru dan belum populer di Indonesia.
Agen tenaga kerja adalah perusahaan swasta yang kegiatan utamanya adalah
mencari dan menyalurkan tenaga kerja.
e. Karyawan perusahaan lain
Perekrutan calon karyawan dari satu perusahaan ke perusahaan lain dapat
dilakukan secara legal maupun illegal. Yang dimaksud legal disini adalah
perusahaan yang ingin merekrut harus mengeluarkan sejumlah biaya yang akan
dibayarkan kepada perusahaan tempat calon pegawai tersebut bekerja. Perekrutan
model ini lebih dikenal dengan sebutan transfer. Sedangkan perekrutan secara
illegal lebih dikenal dengan pembajakan.
Kelebihan

dari

perekrutan

ini

adalah

:

pengalaman

terjamin;

training/latihan diperlukan sekadarnya; kemungkinan mendapatkan ide-ide baru
besar. Namun juga terdapat kelemahan dalam cara ini, yaitu : loyalitas kurang,
terjamin, dan calon mungkin memiliki kebiasaan yang kurang sesuai dengan iklim
organisasi.

60
f. Asosiasi profesi
Perekrutan dilakukan melalui asosiasi suatu profesi sebagai mediator
penyedia tenaga kerja profesional bagi perusahaan, seperti di Indonesia terdapat
KADIN, IWAPI, HIPMI, IAI, dsb.
g. Outsourcing
Terkadang perusahaan juga perlu melakukan efisiensi, beberapa
pekerjaan yang dapat dilakukan tanpa harus mengangkat tenaga kerja tetap dapat
menggunakan tenaga kerja kontrak (outsourcing).
Metode perekrutan karyawan dengan sumber dari luar perusahaan, dapat
dilakukan :
(2) Internal
Melalui iklan atau adventensi diharapkan perusahan dapat merekrut calon
tenaga kerja dengan spesifikasi tertentu dan dengan pengalaman kerja tertentu.
Perekrutan melalui iklan ini biasanya disertai dengan suatu janji yang menarik,
misalnya gaji yang besar, masa depan yang menarik dan sebagainya.
Kebaikan perekrutan dengan menggunakan iklan adalah ;
• Dapat mencapai sasaran yang cukup luas.
• Hubungan langsung antarorganisasi/perusahaan dengan pelamar.
• Cara yang dianggap praktis.
• Kemungkinan besar mendapatkan calon yang berbobot (berkualitas).
• Efektif untuk mendapatkan calon tenaga kerja yang tidak terpusat.
Kelemahan pengadaan tenaga kerja melalui iklan adalah :
• Memerlukan biaya yang cukup mahal.
•Kemungkinan pelamar yang datang cukup banyak sehingga menyulitkan
penyelesaian.
Open house Untuk menjaring lebih banyak tenaga potensial secara umum,
perusahaan dapat melakukan open house di sejumlah kalangan yang diprediksikan
dapat menarik calon tenaga kerja potensial, seperti di perguruan tinggi, even-even
tertentu.
Menyewa konsultan perekrutan Terkadang untuk mencari dan merekrut tenaga
kerja profesional dibutuhkan konsultan yang mampu mencari tenaga tersebut,

61
dengan demikian ada jaminan melalui konsultan perekrutan perusahaan tidak
perlu membuang waktu untuk mencari tenaga kerja yang sesuai.
Beberapa alternatif perekrutan dari dalam organisasi melalui :
a. Promosi
Perekrutan internal yang paling banyak dilakukan adalah promosi untuk
mengisi kekosongan pada jabatan yang lebih tinggi yang diambil dari pekerja
yang jabatannya lebih rendah.
b. Transfer/Rotasi
Di samping itu terdapat pula kegiatannya dalam bentuk memindahkan
pekerja dari satu jabatan ke jabatan lain yang sama jenjangnya. Dengan kata lain
promosi bersifat vertikal, sedang pemindahan berifat horizontal (rotasi).
c. Pengkaryaan Kembali
Berlaku untuk karyawan yang diberhentikan sementara dan dipanggil
kembali ketika ada jabatan yang kosong.
d. Kelompok Pekerja Sementara / Kontrak Kerja
Kelompok pekerja sementara (temporer) adalah sejumlah tenaga kerja
yang dipekerjakan dan diupah menurut keperluan, dengan memperhitungkan
jumlah jam atau hari kerja. Namun mereka dapat menjadi pekerja tetap, jika
sesuai dengan persyaratan. Perekrutan internal sebagaimana diuraikan di atas
memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungannya :
(1) Pembiayaannya relatif murah, karena tidak memerlukan proses seleksi
seperti dilakukan pada perekrutan eksternal.
(2) Organisasi mengetahui secara tepat pekerja yang berkemampuan tinggi dan
kualifaid untuk mengisi jabatan yang kosong.
(3) Pekerja memiliki motivasi kerja yang lebih tinggi.
(4) Mencegah tenaga kerja yang baik dan kompetitif pindah keluar dari
organisasi/perusahaan, karena pengembangan kariernya jelas.
(5) Para pekerja telah memahami secara baik kebijaksanaan, prosedurprosedur, ketentuan-ketentuan dan kebiasaan organisasi/perusahaan.
Keburukan perekrutan internal adalah :

62
(1) Mengurangi motivasi kerja dan tidak memberikan perpektif baru, bagi
pekerja yang kurang kompetitif atau merasa dirinya tidak berpeluang
untuk mengisi setiap jabatan yang kosong.
(2) Pekerja yang dipromosikan untuk jabatan yag lebih tinggi cenderung tidak
dapat menjalankan kekuasaan dan kewenangannya, karena sudah sangat
akrab dengan bawahannya.
Beberapa metode perekrutan internal antara lain dengan :
a. Rencana Suksesi/ Succeesion Planning
Perekrutan

ini

merupakan

kegiatan

yang

difokuskan

pada

usaha

pekerja

yang

mempersiapkan pekerja untuk mengisi posisi-posisi eksekutif
b. Penawaran Terbuka untuk suatu Jabatan (Job Posting)
Perekrutan

terbuka

ini

merupakan

sistem

mencari

berkemampuan tinggi untuk mengisi jabatan yang kosong, dengan
memberikan kesempatan pada semua pekerja yang berminat. Untuk itu
setiap ada jabatan kosong diumumkan melalui media intern, bulletin
perusahaan, papan bulletin/pengumuman, sarana telepon atau sistem
komputer.

E. AVAILABILITY AND RECRUITMENT
PT. X Incorporated pertama kali memasuki pasar Indonesia pada tahun
1984, melalui perjanjian lisensi dengan perusahaan lokal untuk memproduksi
merk PT X . PT X Indonesia, salah satu afiliasi PT X

International (PMI),

kemudian didirikan pada tahun 1998. Pada tahun 2005, PMI menjadi pemegang
saham mayoritas (98%) PT HM Sampoerna Tbk., Di Indonesia perusahaan rokok
terbesar ketiga, sesuai dengan tahun 2004, pangsa pasar.Beberapa orang Indonesia
memiliki kesempatan karir di departemen seperti keuangan, penjualan dan
distribusi, pemasaran, sumber daya manusia dan operasi.
Proses perekrutan dapat diterapkan pada lowongan tertentu, dengan
memilih pekerjaan yang menarik minat Anda pada website oline perusahaan
rokok ini.Jika Anda adalah seorang calon baru, Anda akan perlu membuat sebuah
profil pribadi untuk melamar pekerjaan tersebut. Anda akan dapat menggunakan
username dan password yang sama jika Anda ingin melamar pekerjaan lain atau

63
memperbarui profil Anda di masa depan. Account Anda akan tetap aktif hingga
36 bulan dari kunjungan terakhir Anda.

Aplikasi spontan yaitu Jika tidak ada posisi yang sesuai dengan kriteria
Anda, Anda selalu dapat mengirimkan aplikasi spontan. Profil Anda akan
disimpan di database kami di mana ia akan tetap aktif hingga 36 bulan dari
kunjungan terakhir Anda. Jika Anda kemudian melamar posisi formulir aplikasi
akan menjadi pra-diisi dengan informasi pribadi Anda.
Proses seleksi yaitu Proses rekrutmen bervariasi dari satu negara ke
negara, tetapi kami selalu akan memproses aplikasi anda terjamin
kerahasiaannya. Jika cocok, kami akan menghubungi Anda menggunakan rincian
disediakan Anda.

F. TRAINING PLAN
1.

Program Entrepreneurship Training Center (PETC)
Pada tahun 2006, Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PETC) membuka

pintunya pada lahan seluas 10 hektar Perusahaan di sekitar fasilitas SKM kami di
Desa Gunting di Wilayah Pasuruan. The SETC adalah realisasi komitmen
perusahaan kami untuk mengembangkan usaha kecil-menengah, dan untuk
memfasilitasi munculnya bisnis baru yang dapat memberikan lapangan kerja dan
meningkatkan ekonomi lokal. The SETC adalah suatu fasilitas yang terpadu, yang
meliputi ruang kelas, bengkel teknis dan pertanian eksperimental dan daerah
pertanian. Ini merupakan eksperimen unik untuk memberikan pra-pensiun kami
karyawan dan penduduk desa di wilayah fasilitas SKM kami dengan pelatihan

64
praktis dan keterampilan kerja, yang kemudian dapat digunakan untuk memulai
bisnis baru atau meningkatkan usaha yang ada.Untuk lebih mendukung lulusan
dalam memulai, Perusahaan kami juga menerapkan bisnis-mikro program bergulir
dana yang dikelola bersama-sama dengan Universitas Brawijaya Malang.
Dalam rangka untuk membuat SETC sukses, kita telah terlibat dari mitra yang
kompeten dan kredibel awal, termasuk Institut Pertanian Bogor, baik dalam
perencanaan dan dalam mengorganisir fasilitas, dan memberikan instruksi.
Pada tahun 2006, lebih dari 130 desa dan 30 karyawan lulus dari SETC, dan,
setelah sepenuhnya operasional SETC diharapkan untuk melatih lebih dari 600
orang setiap tahunnya.

2.

Dunamis Foundation
Dunamis Foundation telah resmi setuju untuk bekerja sama dengan Putera

Sampoerna Foundation dalam bentuk pelatihan dan program sertifikasi "7
Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif ®" diberikan kepada Guardian Nilai Tim
Sampoerna Academy. Realisasi kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan
Perjanjian Kerjasama antara Andiral Purnomo, Kepala Dunamis Foundation dan
Eddy Henry, Direktur Program Pendidikan, Putera Sampoerna Foundation.
Sejak berdirinya di tahun 1991, Dunamis adalah mitra berlisensi dari
Franklin Covey - sebuah organisasi global yang memberikan pelatihan dalam
pengembangan kepemimpinan dan eksekusi. Dengan memiliki misi yang sama
dengan Putera Sampoerna Foundation, Dunamis Foundation telah setuju untuk
bergabung dalam kemitraan dengan Putera Sampoerna Foundation dengan
memberikan pelatihan tentang "7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif",
sebuah program pendampingan Nilai Guardian Tim Sampoerna Academy.
Selain pelatihan tentang "7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif ®"
Nilai Guardian Tim, Sampoerna Academy juga akan berpartisipasi dalam program
sertifikasi Dunamis melalui Kereta The Trainer for "7 Kebiasaan Manusia yang
Sangat Efektif ®" dan "Pemimpin di dalam Aku (Visi & Implementasi Hari ® ")
pelatihan. Setelah mendapatkan sertifikat ini, Tim Nilai Guardian, Sampoerna
Academy diharapkan untuk terus memberikan pelatihan kepemimpinan ke
Akademi Sampoerna guru, karyawan dan mahasiswa. Eddy Henry, Direktur

65
Program Pendidikan, Putera Sampoerna Foundation, mengatakan, "Mengikuti
moto 'Hari Belajar, Lead Besok', Sampoerna Academy akan membentuk karakter
pemimpin masa depan Indonesia yang akan menjadi orang yang kompeten,
memiliki wawasan global, dan kepedulian denganmengembangkan komunitas
mereka. Bersama dengan Dunamis Foundation sebagai mitra berlisensi resmi dari
Covey Leadership Center, Putera Sampoerna Foundation akan memberikan
pelatihan kepemimpinan siswa berdasarkan "7 Kebiasaan Manusia yang Sangat
Efektif ®" dan "Pemimpin di dalam Aku - Visi & Pelaksanaan Hari ®".
Berpartisipasi dalam mempersiapkan generasi muda Indonesia sebagai pemimpin
masa depan bangsa, Dunamis Foundation dan Putera Sampoerna Foundation
menyiapkan tiga tahap utama dalam program-program pelatihan dan sertifikasi
untuk Nilai Guardian Tim, Sampoerna Academy, yang akan dimulai dari Oktober
2010 hingga Juni 2011.
Pada tahap pertama, Dunamis Foundation akan memberikan pelatihan dan
pengembangan untuk Nilai Guardian Tim, Sampoerna Academy serta
menyediakan buku-buku dan perangkat guru belajar. Pada tahap kedua, persiapan
penyelarasan sistem, kurikulum, dan fasilitas pendidikan yang didasarkan pada
kepemimpinan akan dilaksanakan bagi guru Academy Sampoerna dan staf yang
akan dilaksanakan langsung oleh Tim Nilai Guardian, Sampoerna Academy yang
akan didampingi oleh wakil Dunamis Yayasan. Pada tahap akhir, pelaksanaan
bahan ajar berdasarkan "7 Kebiasaan Remaja yang Sangat Efektif ®" kurikulum
akan dilakukan pada siswa Akademi Sampoerna oleh para guru yang telah
menyelesaikan Kereta Program sertifikasi Trainer dengan menggunakan
membimbing siswa asli yang diberikan oleh Dunamis Foundation untuk masingmasing siswa. "Program Kepemimpinan Pemuda merupakan pilar utama dari
seluruh program dan inti dari keseluruhan silabus kami. Kami percaya
kepemimpinan yang tidak dapat diperoleh dari teori atau kerja di satu semester
tetapi merupakan hasil dari proses yang membutuhkan tahun investasi dan
dedikasi, "diungkapkan Eddy Henry.
Dunamis Foundation adalah bagian dari perwujudan misi PT.X
Foundation dalam menciptakan pemimpin yang berkualitas baik di masa depan
melalui

pendidikan

sehingga

mereka

bisa

menghadapi

tantangan

66
global.Mengintegrasikan kurikulum dari Universitas Cambridge (IGCSE) dengan
standar nasional yang diterapkan dalam sistem pendidikan sekolah asrama,
Sampoerna Academy bertujuan untuk mengembangkan kemampuan akademik
serta keterampilan siswa dan untuk membentuk karakter pemimpin masa depan
Indonesia yang akan memiliki kaliber internasional. Dipandu oleh slogan Putera
Sampoerna Foundation yang "Bersama Kita Bisa Membuat Perbedaan" dan
dengan kerjasama dari dua organisasi yang sangat prihatin tentang perkembangan
sumber daya di Indonesia, bersama-sama kami berharap bahwa Indonesia dapat
membuat lebih banyak pemimpin masa depan yang memiliki karakter dan telah
memenuhi syarat dalam membuat perubahan bagi masyarakat dan bangsa.

G. COST ESTIMATES
Tabel. 8.3 Estimasi Proyeksi Biaya Human Resources and Social
Tahun

2011

2012

2013

2014

2015

Biaya Perekrutan
Media Televisi

Rp3.075.390.720

Rp1.965.047.040

Rp1.831.576.320

Rp1.954.252.800

Rp1.664.605.440

Media Cetak

Rp1.922.119.200

Rp1.228.154.400

Rp1.144.735.200

Rp1.221.408.000

Rp1.040.378.400

Pelatihan Teknis

Rp3.075.390.720

Rp1.965.047.040

Rp1.831.576.320

Rp1.954.252.800

Rp1.664.605.440

Pelatihan Administrasi

Rp2.690.966.880

Rp1.719.416.160

Rp1.602.629.280

Rp1.709.971.200

Rp1.456.529.760

Pelatihan Kewirausahaan

Rp5.766.357.600

Rp3.684.463.200

Rp3.434.205.600

Rp3.664.224.000

Rp3.121.135.200

Pelatihan Keterampilan

Rp3.844.238.400

Rp2.456.308.800

Rp2.289.470.400

Rp2.442.816.000

Rp2.080.756.800

Program CSR

Rp7.688.476.800

Rp4.912.617.600

Rp4.578.940.800

Rp4.885.632.000

Rp4.161.513.600

Program Bimbingan Anak

Rp5.766.357.600

Rp3.684.463.200

Rp3.434.205.600

Rp3.664.224.000

Rp3.121.135.200

Program Pustaka

Rp4.613.086.080

Rp2.947.570.560

Rp2.747.364.480

Rp2.931.379.200

Rp2.496.908.160

Rp38.442.384.000

Rp24.563.088.000

Rp22.894.704.000

Rp24.428.160.000

Rp20.807.568.000

Pelatihan

Biaya Sosial

Total Biaya Estimasi

67
IX. IMPLEMENTATION PLANNING AND BUDGETING

A. Objectives of implementation planning
Perencanaan kedepan, PT. X mempunyai perencanaan untuk membuka
perkebunan tembakau di indonesia. Dengan tujuan pangsa pasar ekspor. PT. X
berencana untuk membuka perkebunan tembakau di daerah makassar tepatnya di
daerah mamuju dengan luas 2011 hektar dan diharapkan dapat menghasilkan 1654
ton dalam sekali panen. Alasan utama dipilihnya daerah ini adalah tanahnya yang
relatif subur dan harga tanhnya masih relatif tidak terlalu mahal ( Berkisar antara
Rp100.000 – Rp300.000 m2) serta kemudahan akses untuk mendapatkan tenaga
kerja dan curah hujan turun lebih banyak. Musim hujan yang lebih panjang
disertai sinar matahari yang terik hal ini akan membuat kualitas tembakau lebih
baik.

Untuk perencanaan implementasi perkebunan tembakau ke depan, PT. X

bekerja sama dengan pemerintah daerah sulawesi selatan dan merekrut para
penduduk untuk dijadikan sebagai tenaga kerja. Dan untuk pengembangan riset
serta tenaga ahli, PT. X berencana untuk bekerja sama dengan pihak institusi
pendidikan terkait, serta mendatangkan tenaga ahli dan pekerja ahli dari dalam
dan luar sulawesi selatan.
Visi dan misi serta tujuan permbukaan perkebunan tembakau di masa
mendatang akan dijelaskan dibawah ini :
Visi Dengan mengacu kepada kondisi perkebunan saat ini, dinamika lingkungan
strategis baik domestik maupun internasional, REPENAS, dan visi pembangunan
pertanian maka visi pembangunan perkebunan adalah terwujudnya masyarakat
perkebunan yang sejahtera melalui pengembangan sistem dan usaha agribisnis
perkebunan yang berdaya saing, berkeadilan, berkerakyatan, terdesentralisasi dan
berbasis pada pengelolaan SDA yang lestari sesuai fungsinya pada Kawasan
Industri Masyarakat Perkebunan (KIMBUN).
Misi Adapun Misi pembangunan perkebunan yang ditetapkan berdasarkan visi
tersebut diatas, adalah :
(1) mengembangkan prasarana dan sarana perkebunan dalam rangka optimalisasi
pemanfaatan SDA sesuai fungsinya.

68
Analisis Pasar Rokok
Analisis Pasar Rokok
Analisis Pasar Rokok
Analisis Pasar Rokok
Analisis Pasar Rokok
Analisis Pasar Rokok
Analisis Pasar Rokok
Analisis Pasar Rokok
Analisis Pasar Rokok
Analisis Pasar Rokok
Analisis Pasar Rokok
Analisis Pasar Rokok
Analisis Pasar Rokok
Analisis Pasar Rokok
Analisis Pasar Rokok
Analisis Pasar Rokok
Analisis Pasar Rokok
Analisis Pasar Rokok
Analisis Pasar Rokok
Analisis Pasar Rokok
Analisis Pasar Rokok

Más contenido relacionado

Similar a Analisis Pasar Rokok

3. hbl,clara monalisa,hapzi ali, perusahaan perseroan, universitas mercu buan...
3. hbl,clara monalisa,hapzi ali, perusahaan perseroan, universitas mercu buan...3. hbl,clara monalisa,hapzi ali, perusahaan perseroan, universitas mercu buan...
3. hbl,clara monalisa,hapzi ali, perusahaan perseroan, universitas mercu buan...claramonalisa09
 
Diskusi tembakau antrop 2014_Pertembakauan_Syamsul Hadi_Seminar Week Anthropo...
Diskusi tembakau antrop 2014_Pertembakauan_Syamsul Hadi_Seminar Week Anthropo...Diskusi tembakau antrop 2014_Pertembakauan_Syamsul Hadi_Seminar Week Anthropo...
Diskusi tembakau antrop 2014_Pertembakauan_Syamsul Hadi_Seminar Week Anthropo...Muki Trenggono Wicaksono
 
Prospek bisnis tembakau dan rokok lokal
Prospek bisnis tembakau dan rokok lokalProspek bisnis tembakau dan rokok lokal
Prospek bisnis tembakau dan rokok lokalAshfia Alirsyad
 
Tobacco initiative bab_7-larangan_menyeluruh_terhadap_iklan.doc
Tobacco initiative bab_7-larangan_menyeluruh_terhadap_iklan.docTobacco initiative bab_7-larangan_menyeluruh_terhadap_iklan.doc
Tobacco initiative bab_7-larangan_menyeluruh_terhadap_iklan.docYudhistira Brahmantyo
 
Makalah sampoerna
Makalah sampoernaMakalah sampoerna
Makalah sampoernatikamala
 
Artikel hbl, angela regife laksmy situmorang,hapzi ali, tugas artikel, univer...
Artikel hbl, angela regife laksmy situmorang,hapzi ali, tugas artikel, univer...Artikel hbl, angela regife laksmy situmorang,hapzi ali, tugas artikel, univer...
Artikel hbl, angela regife laksmy situmorang,hapzi ali, tugas artikel, univer...angelaregife
 
3. hbl,clara monalisa,hapzi ali, tugas artikel perusahaan perseroan, universi...
3. hbl,clara monalisa,hapzi ali, tugas artikel perusahaan perseroan, universi...3. hbl,clara monalisa,hapzi ali, tugas artikel perusahaan perseroan, universi...
3. hbl,clara monalisa,hapzi ali, tugas artikel perusahaan perseroan, universi...claramonalisa09
 
Technology processing environment ira kristina l. tobing
Technology processing environment ira kristina l. tobingTechnology processing environment ira kristina l. tobing
Technology processing environment ira kristina l. tobingIra Kristina Lumban Tobing
 
Makalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang GaramMakalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang GaramYesica Adicondro
 
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan Sido Muncul
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan Sido MunculSistem Informasi Manajemen Perusahaan Sido Muncul
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan Sido MunculInayatulInsiyahFarchaty
 
FAKTA ROKOK DI INDONESIA
FAKTA ROKOK DI INDONESIAFAKTA ROKOK DI INDONESIA
FAKTA ROKOK DI INDONESIAMuhammad Ridwan
 
3. HBL,clara monalisa,hapzi ali, perusahaan perseroan, universitas mercu buan...
3. HBL,clara monalisa,hapzi ali, perusahaan perseroan, universitas mercu buan...3. HBL,clara monalisa,hapzi ali, perusahaan perseroan, universitas mercu buan...
3. HBL,clara monalisa,hapzi ali, perusahaan perseroan, universitas mercu buan...claramonalisa09
 
Business Profile Pengantar Management.pptx
Business Profile Pengantar Management.pptxBusiness Profile Pengantar Management.pptx
Business Profile Pengantar Management.pptxRomaRomeesa
 
adoc.pub_analisis-profitabilitas-pada-pt-timah-persero-tbk- (1).pdf
adoc.pub_analisis-profitabilitas-pada-pt-timah-persero-tbk- (1).pdfadoc.pub_analisis-profitabilitas-pada-pt-timah-persero-tbk- (1).pdf
adoc.pub_analisis-profitabilitas-pada-pt-timah-persero-tbk- (1).pdfAngeliaPutri13
 
Bisnis internasional,6,shindy diana f,prof.dr.hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, ke...
Bisnis internasional,6,shindy diana f,prof.dr.hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, ke...Bisnis internasional,6,shindy diana f,prof.dr.hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, ke...
Bisnis internasional,6,shindy diana f,prof.dr.hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, ke...shindydiana1
 
Mnc004 mnj. strategi-modul-sesi 2 - 2020-2021
Mnc004 mnj. strategi-modul-sesi 2 - 2020-2021Mnc004 mnj. strategi-modul-sesi 2 - 2020-2021
Mnc004 mnj. strategi-modul-sesi 2 - 2020-2021Yoyo Sudaryo
 

Similar a Analisis Pasar Rokok (20)

Konsumsi Rokok di Indonesia
Konsumsi Rokok di IndonesiaKonsumsi Rokok di Indonesia
Konsumsi Rokok di Indonesia
 
3. hbl,clara monalisa,hapzi ali, perusahaan perseroan, universitas mercu buan...
3. hbl,clara monalisa,hapzi ali, perusahaan perseroan, universitas mercu buan...3. hbl,clara monalisa,hapzi ali, perusahaan perseroan, universitas mercu buan...
3. hbl,clara monalisa,hapzi ali, perusahaan perseroan, universitas mercu buan...
 
Diskusi tembakau antrop 2014_Pertembakauan_Syamsul Hadi_Seminar Week Anthropo...
Diskusi tembakau antrop 2014_Pertembakauan_Syamsul Hadi_Seminar Week Anthropo...Diskusi tembakau antrop 2014_Pertembakauan_Syamsul Hadi_Seminar Week Anthropo...
Diskusi tembakau antrop 2014_Pertembakauan_Syamsul Hadi_Seminar Week Anthropo...
 
Prospek bisnis tembakau dan rokok lokal
Prospek bisnis tembakau dan rokok lokalProspek bisnis tembakau dan rokok lokal
Prospek bisnis tembakau dan rokok lokal
 
Tobacco initiative bab_7-larangan_menyeluruh_terhadap_iklan.doc
Tobacco initiative bab_7-larangan_menyeluruh_terhadap_iklan.docTobacco initiative bab_7-larangan_menyeluruh_terhadap_iklan.doc
Tobacco initiative bab_7-larangan_menyeluruh_terhadap_iklan.doc
 
Makalah sampoerna
Makalah sampoernaMakalah sampoerna
Makalah sampoerna
 
Economic development ~ ira kristina l. tobing
Economic development ~ ira kristina l. tobingEconomic development ~ ira kristina l. tobing
Economic development ~ ira kristina l. tobing
 
PROPOSAL PENELITIAN KOPERASI
PROPOSAL PENELITIAN KOPERASIPROPOSAL PENELITIAN KOPERASI
PROPOSAL PENELITIAN KOPERASI
 
Artikel hbl, angela regife laksmy situmorang,hapzi ali, tugas artikel, univer...
Artikel hbl, angela regife laksmy situmorang,hapzi ali, tugas artikel, univer...Artikel hbl, angela regife laksmy situmorang,hapzi ali, tugas artikel, univer...
Artikel hbl, angela regife laksmy situmorang,hapzi ali, tugas artikel, univer...
 
3. hbl,clara monalisa,hapzi ali, tugas artikel perusahaan perseroan, universi...
3. hbl,clara monalisa,hapzi ali, tugas artikel perusahaan perseroan, universi...3. hbl,clara monalisa,hapzi ali, tugas artikel perusahaan perseroan, universi...
3. hbl,clara monalisa,hapzi ali, tugas artikel perusahaan perseroan, universi...
 
Technology processing environment ira kristina l. tobing
Technology processing environment ira kristina l. tobingTechnology processing environment ira kristina l. tobing
Technology processing environment ira kristina l. tobing
 
Bab i kwu kei zha
Bab i kwu kei zhaBab i kwu kei zha
Bab i kwu kei zha
 
Makalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang GaramMakalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang Garam
 
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan Sido Muncul
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan Sido MunculSistem Informasi Manajemen Perusahaan Sido Muncul
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan Sido Muncul
 
FAKTA ROKOK DI INDONESIA
FAKTA ROKOK DI INDONESIAFAKTA ROKOK DI INDONESIA
FAKTA ROKOK DI INDONESIA
 
3. HBL,clara monalisa,hapzi ali, perusahaan perseroan, universitas mercu buan...
3. HBL,clara monalisa,hapzi ali, perusahaan perseroan, universitas mercu buan...3. HBL,clara monalisa,hapzi ali, perusahaan perseroan, universitas mercu buan...
3. HBL,clara monalisa,hapzi ali, perusahaan perseroan, universitas mercu buan...
 
Business Profile Pengantar Management.pptx
Business Profile Pengantar Management.pptxBusiness Profile Pengantar Management.pptx
Business Profile Pengantar Management.pptx
 
adoc.pub_analisis-profitabilitas-pada-pt-timah-persero-tbk- (1).pdf
adoc.pub_analisis-profitabilitas-pada-pt-timah-persero-tbk- (1).pdfadoc.pub_analisis-profitabilitas-pada-pt-timah-persero-tbk- (1).pdf
adoc.pub_analisis-profitabilitas-pada-pt-timah-persero-tbk- (1).pdf
 
Bisnis internasional,6,shindy diana f,prof.dr.hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, ke...
Bisnis internasional,6,shindy diana f,prof.dr.hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, ke...Bisnis internasional,6,shindy diana f,prof.dr.hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, ke...
Bisnis internasional,6,shindy diana f,prof.dr.hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, ke...
 
Mnc004 mnj. strategi-modul-sesi 2 - 2020-2021
Mnc004 mnj. strategi-modul-sesi 2 - 2020-2021Mnc004 mnj. strategi-modul-sesi 2 - 2020-2021
Mnc004 mnj. strategi-modul-sesi 2 - 2020-2021
 

Analisis Pasar Rokok

  • 1. I. EXECUTIVE SUMMARY Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang apa saja yang harus dipertimbangkan layak atau tidak layaknya PT.X kedepan dengan aspek dalam studi kelayakan bisnis. Industri rokok di Indonesia merupakan industri yang layak untuk investasi. Hal ini dikarenakan banyaknya konsumen rokok yang cukup banyak dan menjajikan di Indonesia hal ini terbukti dari pasar yang terus kian meningkat dari tahun ke tahunnya dengan pertumbuhan sebesar 4% sampai dengan 8,3% per tahunnya. Pada saat ini pabrik rokok ini mempunyai kapasitas sebesar >2 miliar pack per tahun. Dengan kapasitas sebesar ini maka perusahaan ini mampu memenuhi permintaan pasar pada saat ini yang mencapai 1,5-1,9 miliar pack per tahun . Proses yang ada dalam pabrik ini menggunakan mode operasi kontinyu. Berdasarkan perhitungan ekonomi, PT. X ini mempunyai nilai NPV untuk proyek ini sekitar 31 Trilyun, IRR sebesar 23,18%. Dari segi suplai dan bahan baku PT. X didukung banyak sumber bahan baku dari seluruh penjuru pulau jawa sehingga untuk kebutuhan bahan baku sebesar 14-19 ton per tahun sangat mudah diperoleh karena mengingat kapasitas suplai bahan baku dari luar sebesar 7 – 8 kali lipat. Serta di dukung dengan program safety stock untuk kebutuhan lainnya suplai didapatkan dari daerah sekitar yang cukup potensial sehingga untuk kebutuhan bahan baku dan suplai untuk kebutuhan ke depan tidak menjadi masalah. dari aspek pemasaran dan pendistribusian PT. X bekerja sama dengan perusahaan cargo yaitu PT. Handal logistik Nusantara untuk pendistribusian barang jadi. Dari segi lokasi, lokasi yang ada saat ini adalah lokasi kawasan industri. Yang tentunya sudah dirancang oleh pemerintah daerah setempat sebagai pusat industri. Sampai saat ini lokasi ini sangat cocok karena fasilitas yang disediakan oleh pemerintah dijamin ketersediaannya serta lokasi yang bebas macet dan jauh dari penduduk sehingga tidak menimbulkan dampak langsung ke masyarakat. 1
  • 2. II. LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Uang dan modal ternyata bukanlah satu-satunya kunci sukses untuk melakukan kegiatan usaha. Kreativitas, kemampuan menangkap peluang usaha, dan keuletan adalah kunci yang lebih utama. Sebab kreativitas mampu melahirkan berbagai alternatif yang tidak terpikirkan oleh mereka yang tidak kreatif. Kemampuan menangkap peluang usaha dapat menghasilkan uang dan tawaran modal dari pihak lain. Keduanya menjadi lengkap apabila disertai dengan keuletan. Mereka yang ulet biasanya akan tampil sebagai pemenang. Seorang wirausaha yang ulet dan pantang mundur, walaupun hanya memiliki kecakapan dan dana yang relatif terbatas akan dapat mengalahkan orang lain yang memiliki dana dan kecakapan yang lebih baik, tapi tidak ulet. Banyak contoh membuktikan bahwa hanya pengusaha yang uletlah yang dapat bertahan dalam menghadapi tantangan. Untuk memulai kegiatan usaha, seseorang perlu melakukan perencanaan danperhitungan dengan melakukan evaluasi terhadap kelayakan usaha. Kelayakan usaha mencakup perkiraan laba rugi perusahaan, perkiraan arus kas dan analisanya yang dibuat sebagai alat untuk memutuskan apakah suatu rencana usaha atau investasi usaha akan dilanjutkan atau dihentikan. Menghitung kelayakan usaha juga penting sebagai pertimbangan pihakpenyandang dana atau Bank untuk menilai layak tidaknya diberikan pinjaman dana atas usaha yang akan didirikan. Materi dari suatu kelayakan usaha pada prinsipnya memuat empat aspek, yaitu aspek pemasaran, aspek teknis, aspek yuridis, dan aspek keuangan. 1. Sejarah Perusahaan PT. X merupakan salah satu afiliasi dari Philip Morris International. PT. X memulai bisnis di Indonesia pada bulan April 1984, pada saat memulai bisnis di Indonesia PT X memproduksi dan mendistribusikan produk dengan menggunakan Third Party yang memakai lisensi. PT X. Sampai pada akhirnya pada tahun 2006 memulai kegiatan manufaktur sendiri di Bekasi, Jawa Barat pada Mei 2006. Saat ini, PT X - Bekasi Manufaktur Center memproduksi rokok,. Pada bulan Mei 2005, PT X, berhasil memperoleh mayoritas PT HM Sampoerna Tbk. saham. Sampai saat ini, PT X memiliki 98,18% dari PT HM Sampoerna Tbk. saham. 2
  • 3. Setelah mengkauisisi Sampoerna, PT. X menjadi leader dalam market share rokok di Indonesia, menguasai 29,9% market di Indonesia mengungguli perusahaan besar lainnya seperti PT.Gudang Garam, tbk dan PT.Djarum Tbk. Untuk produk Marlboro sendiri yang diproduksi di Indonesia, mampu menguasai 5.2% market share Indonesia, dan untuk penjualan rokok dengan kategori khususnya rokok putih produk Marlboro menguasai kurang lebih 90% market disusul dengan British Asian tobacco di posisi kedua dengan 7% market. PT X Internasional adalah perusahaan induk PT. HM Sampoerna yang berkantor pusat di Lausanne Swiss, dan merupakan perusahaan rokok terbesar di dunia: 1. PT. X Internasional memproduksi sejumlah merek rokok terlaris di dunia, termasuk merek rokok nomor satu di dunia. 2. Merek-merek PT. X diproduksi di 51 pabrik di dunia dan dijual di lebih dari 160 negara. 3. Sejak berdiri pada abad ke-19, PT. X Internasional telah tumbuh menjadi organisasi yang mendunia; kini memiliki 75 ribu karyawan. Antara tahun 1970 dan 2007, PT. X Internasional mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Volume meningkat dari 87 juta batang menjadi 850 miliar batang. Pertumbuhan volume ini disertai dengan peningkatan pendapatan yang mengagumkan, yaitu dari $425 juta menjadi lebih dari $55 miliar dalam periode yang sama. Pada tahun 2007, PT. X Internasional meraih laba usaha sebesar $8,9 miliar, atau meningkat lebih dari seratus kali lipat dibandingkan tahun 1970. Melalui penilaian kinerja keuangan, perusahaan dapat memilih strategi dan struktur keuangannya, menentukan phase out terhadap unit-unit bisnis. yang tidak produktif, menentukan balas jasa internal dan menentukan harga saham secara wajar, sehingga perusahaan memiliki kinerja yang baik. 3
  • 4. III. ANALISA PASAR DAN KONSEP PEMASARAN Indonesia merupakan negara terbesar ketiga pengguna rokok, dengan jumlah perokok sekitar 250 juta jiwa. Sebagai salah satu sumber penerimaan negara, cukai mempunyai konstribusi yang sangat penting dalam APBN khususnya dalam kelompok Penerimaan Dalam Negeri. Penerimaan cukai dipungut dari 3 (tiga) jenis barang yaitu; etil alkohol, minuman mengandung etil alkohol dan hasil tembakau terhadap penerimaan negara yang tercermin pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun anggaran 1990/1991, penerimaan cukai hanya sebesar Rp. 1,8 triliun atau memberikan kontribusi sekitar 4 persen dari penerimaan dalam negeri, pada tahun anggaran 1999/2000 jumlah tersebut telah meningkat menjadi Rp. 10,4 triliun atau menyumbang sebesar 7,3 persen dari penerimaan dalam negeri. Pada tahun anggaran 2003, penerimaan cukai ditetapkan sebesar Rp. 27,9 triliun atau sebesar 8,3 persen dari penerimaan dalam negeri. Hal ini berarti kontribusi penerimaan cukai terhadap penerimaan dalam negeri selama kurun waktu 1 dasawarsa, telah meningkat sekitar 100 persen. Dari penerimaan cukai tersebut, 95 persen berasal dari cukai hasil tembakau yang diperoleh dari jenis hasil tembakau (JHT) berupa rokok sigaret kretek mesin, rokok sigaret tangan dan rokok sigaret putih mesin, yang dihasilkan oleh industri rokok. A. Pemasaran Peranan industri rokok dalam perekonomian Indonesia saat ini terlihat semakin besar, selain sebagai motor penggerak ekonomi juga menyerap banyak tenaga kerja. Industri rokok mengalami pertumbuhan yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari kurun waktu 20052009, pertumbuhan industri rokok sebesar 17,53% jauh melampaui pertumbuhan penduduk yang hanya 4,59% 4
  • 5. 1. Deskripsi Produk Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. Rokok berdasarkan proses pembuatannya: Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana. Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang 5
  • 6. rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Rokok Berdasarkan Filter : Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus. Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus. Rokok yang dihasilkan oleh PT. Philip Morris adalah Rokok Putih yang menggunakan Filter dan Diproses dengan menggunakan mesin sigaret kretek. 2. Input Produksi (Bahan Baku) Rokok dibuat dari ramuan dan perpaduan berbagai jenis tembakau, cengkeh, saus dan bahan-bahan pembantu pilihan lainnya. Proses pembelian tembakau menuntut ketelitian yang tinggi dan penghayatan yang mendalam dari para ahli tembakau (grader), baik tentang aroma, rasa maupun ciri-ciri fisiknya. Daun tembakau kering, sebelum siap untuk dijadikan bahan baku rokok, memerlukan proses pengolahan yang panjang dan rumit, yaitu dimulai dari pemisahan gagang-gagang, pembersihan benda-benda asing, perajangan, untuk menjaga aspek hygienisnya hingga akhirnya dikemas dalam kemasan khusus untuk disimpan dalam gudang dengan suhu dan kelembaban tertentu. Cengkeh yang mempunyai nama latin "Eugenia Caryophyllus" (Eugenia aromatica O.K.) sebagai bahan utama bagi rokok kretek seperti halnya tembakau, 6
  • 7. juga memerlukan teknik pemilihan, pemrosesan dan penyimpanan yang rumit. Sejak tahap pembelian masalah pengendalian mutu sudah merupakan bagian yang penting. Cengkeh dengan kualitas tinggi yang dibeli akan mengalami proses pembersihan, perajangan dan pengeringan terlebih dahulu sebelum disimpan dalam silo-silo stainless demi menjaga aspek hygienisnya. Bahan pembantu yang digunakan filter dan kertas sigaret (ambri). 3. Proses Pembuatan Rokok Dalam garis besarnya, proses produksi rokok dibagi dalam 3 (tiga) tahap kegiatan utama, yaitu : 1. Pra-produksi Setelah melalui proses seleksi yang ketat pada saat pembelian, Bahan baku utama yang telah diproses kemudian dicampur dengan saus hingga siap dibuat menjadi rokok. 2. Produksi Rokok yang dihasilkan ada tiga jenis utama, yaitu klobot dan Sigaret Kretek Tangan (SKT) sebagai hasil kreasi pekerja yang trampil dengan menggunakan alat giling dari kayu serta Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang diproses dengan mesin-mesin otomatis berkecepatan tinggi. 3. Pengepakan Batangan-batangan rokok yang telah jadi, membutuhkan beberapa lapis kemasan dengan berbagai ukuran sesuai jenis produk, isi serta keperluan distribusinya. Fungsi pengemasan di sini selain berguna untuk mempertahankan mutu rokok, juga untuk memberikan citra terhadap produk. Proses pengepakan rokok menjalani beberapa tahap pengemasan secara berlapis. Kemasan lapisan pertama adalah kertas kaca untuk jenis rokok SKT dan kertas yang berlapis alluminium foil untuk jenis rokok SKM. Lapisan kedua adalah pembungkus (etiket) yang telah mengalami proses cetak terlebih dahulu. Pengemasan ketiga dalam bentuk press atau slof, kemasan keempat dalam bentuk bal (corrugated). 7
  • 8. B. Perkembangan Pasar Perkembangan pasar rokok di Indonesia mulai kurun waktu tahun 1981 sampai tahun 2002, secara rata-rata berdasarkan jenis hasil tembakau (JHT) paling tinggi adalah Sigaret Kretek Mesin (SKM), dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 11,08 persen. Pertumbuhan tertinggi berikutnya adalah Sigaret Putih Mesin (SPM), dengan pertumbuhan 6,70 persen, diikuti oleh Sigaret Kretek Tangan (SKT) sebesar 4,19 persen, dan rokok Klobot (KLB) sebesar 3,04 persen. Tabel 3.1 Pertumbuhan Pasar 8
  • 9. Gambar 3.1. Grafik Perkembangan Produksi Rokok Dilihat dari pangsa pasar rokok berdasarkan JHT, Sigaret Kretek Mesin (SKM) menduduki peringkat tertinggi. Selama kurun waktu tersebut, SKM mampu meraih pangsa rata-rata sebesar 44,83 persen, diikuti oleh Sigaret Kretek Tangan (SKT) sebesar 33,85 persen, serta Sigaret Putih Mesin (SPM) sebesar 20,62 persen. Rokok Klobot (KLB) dan Klembak (KLM) hanya mempunyai pangsa sebesar 0,70 persen. Tabel 3.2 Rata-rata pertumbuhan dan pangsa JHT Dilihat dari total produksi secara keseluruhan JHT, produksi rokok mencapai puncaknya pada tahun 1998 dengan total produksi sebanyak 269,85 miliar batang dengan nilai sebesar Rp. 22, 09 Triliun. Setelah tahun tersebut, total kemudian mengalami penurunan, tahun 1999 sebesar 254,17 miliar batang dengan nilai sebesar Rp. 30,32 Triliun. Walaupun secara produksi sampai tahun 2001 terus mengalami penurunan, tetapi secara nilai pada tahun 2001 masih menunjukkan peningkatan dengan nilai sebesar Rp. 54,79 Triliun. Berdasarkan 9
  • 10. estimasi BPS, produksi rokok tahun 2002 sebesar 207,6 miliar batang, dengan nilai produksi sebesar Rp. 51,90 Triliun. Grafik 3.2. Perkembangan Produksi dan Nilai Rokok Tabel 3.3. Total Produksi dan Nilai Industri Rokok Produksi rokok kretek di Indonesia tidak hanya menjadi konsumsi masyarakat Indonesia saja, tetapi sudah diekspor ke mancanegara. Ekspor rokok 10
  • 11. khususnya rokok kretek Indonesia sudah mencapai berbagai negara tujuan. Negara yang paling besar menjadi tujuan ekspor rokok kretek Indonesia adalah Malaysia dengan volume 5.041.217 kg dengan nilai US$ 61.184.464. dan beberapa negara di kawasan Asia, di antaranya adalah Thailand, Kamboja dan Jordan. Tabel 3.4. Perkembangan Ekspor Rokok di Indonesia Grafik 3.3 Perkembangan Ekspor Rokok di Indonesia C. Strategi Permasaran Membangun ekuitas merek yang kuat adalah isu utama bagi pihak top manajemen karena hal tersebut ikut menentukan nilai dari sebuah perusahaan. Salah satu contoh efek dari ekuitas merek yang kuat adalah meningkatnya nilai harga saham di pasar uang. Transaksi penjualan saham PT Handjaja Mandala Sampoerna Tbk senilai Rp 18,58 triliun oleh PT. X Tbk merupakan salah satu contoh nyata. (KOMPAS, 19 Maret 2005) Menurut Angky Camaro, CEO Bisnis Lokal PT. X menyatakan bahwa yang sebenarnya dibeli oleh PT. X adalah kultur yang termasuk bagian dari ekuitas merek Sampoerna sebesar US$ 4 Milliar sedangkan nilai buku aset 11
  • 12. Sampoerna seperti mesin, gedung, dan sebagainya hanya dihargai sekitar US$ 1 Miliar. (SWAsembada, Juli 2005) Jika suatu produk telah memiliki ekuitas merek yang kuat, maka dengan mudahnya mereka dapat mengembangkan mereknya melalui berbagai macam strategi seperti co-branding, brand extention, line extension serta beberapa strategi pengembangan merek lainnya. Perluasan merek atau brand extension dewasa ini lazim digunakan oleh perusahaan – perusahaan di Indonesia sejak adanya krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997. Menurut Yadi Budhisetiawan, Managing Director Force One ”Selling & Distribution Consultant menyatakan bahwa untuk membangun brand awareness produk baru dibutuhkan biaya iklan rata - rata Rp 2 – 3 Miliar, sedangkan setelah biaya iklan yang dibutuhkan meningkat menjadi rata – rata Rp 6 – 8 Miliar. Kondisi ini tentunya membuat perusahaan berpikir dua kali dalam meluncurkan produk baru dengan menggunakan merek yang benar – benar baru. Sehingga strategi perluasan merek merupakan salah satu alternatif di dalam mensiasati kondisi tersebut. D. Konsep Pemasaran Konsep pemasaran sangat erat kaitannya dengan manajemen pemasaran. Manajemem pemasaran mempunyai tugas mempengaruhi tingkat, waktu, dan komposisi permintaan dengan cara membantu organisasi mencapai tujuannya. Manajemen Pemasaran pada dasarnya adalah manajemen pemenuhan permintaan. manajemen Pemasaran mengelola permintaan dengan melakukan riset pemasaran, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Dalam perencanaan pemasaran, pemasar harus membuat keputusan pada target pasar, posisi pasar, pengembangan produk, harga, saluran distribusi, distribusi fisik, komunikasi, dan promosi. Pemasaran bekerja di pasar konsumen secara formal dilakukan oleh manajer penjualan, tenaga penjualan, periklanan dan promosi mengelola, peneliti pemasaran, manajer layanan pelanggan, manajer produk dan merek, pengelola pasar dan industri, dan wakil presiden pemasaran. Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi menjadi lebih efektif daripada 12
  • 13. pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran adalah menentukan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan target pasar. Konsep Pemasaran yang dimiliki PT. X bersandar pada empat pilar yakni : Target Pasar, Costomer needs, Integrated marketing dan profitabilitas. Pada Target pasar PT. X menargetkan pasar pada seluruh wilayah indonesia yang tentunya target pasar tersebut ditujukan pada orang – orang yang sudah cukup umur atau kategori dewasa. Untuk Customer needs, kebutuhan masyarakat indonesia akan kebutuhan rokok cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat pada tabel diatas. Ketika semua departemen perusahaan bekerja sama untuk melayani kepentingan pelanggan, hasilnya adalah pemasaran terpadu (Integrated Marketing). Pemasaran terpadu mengambil dua aspek. Pertama, berbagai tenaga dan fungsi pemasaran, penjualan, iklan, manajemen produk, riset pemasaran, dan sebagainya harus bekerja sama. Kedua harus terkoordinasi pada departemen yang lain. Untuk mendorong kerja sama antara semua departemen, perusahaan melakukan pemasaran internal maupun pemasaran eksternal pemasaran. Pemasaran eksternal adalah pemasaran diarahkan pada orang-orang luar perusahaan. pemasaran internal adalah bertugas mempekerjakan, pelatihan, dan memotivasi karyawan yang ingin melayani pelanggan dengan baik. Bahkan pemasaran internal harus mendahului pemasaran eksternal. Tidak masuk akal untuk menjanjikan pelayanan prima sebelum staf perusahaan siap untuk memberikan pelayanan prima. Yang terakhir adalah profitability, Tujuan akhir dari konsep pemasaran adalah membantu organisasi mencapai tujuan mereka, tujuan utama PT. X adalah keuntungan. Manajer Pemasaran harus memberikan nilai kepada pelanggan dan keuntungan bagi organisasi. Manajer pemasaran beserta jajaran petinggi harus mengevaluasi profitabilitas semua strategi pemasaran dan memilih keputusan alternatif yang paling menguntungkan untuk kelangsungan hidup jangka panjang dan pertumbuhan perusahaan. 1. Strategi 1.1 Segmentasi PT.X membagi masyarakat kedalam segmen masyarakat terdidik yang mengerti benar akan bahaya merokok tetapi tetap memilih untuk merokok. Pada segmen masyarakat terdidik, terdapat konsumen yang sangat potensial bagi 13
  • 14. produsen rokok, yaitu kalangan anak muda terdidik yang mengetahui dampak rokok, tetapi mengambil resiko untuk merokok. Nantinya dapat menjadi konsumen jangka panjang bagi perusahaan, karena rokok dapat menimbulkan keterikatan. Apabila konsumen anak muda terikat, maka perusahaan akan memiliki potensi konsumen yang akan loyal dalam jangka panjang. 1.2 Targeting PT.X sendiri menetapkan target konsumennya pada perokok muda dewasa dengan rentang usia 18-50 tahun. Pria dewasa. 1.3 Positioning Tema merupakan introduction theme, karena saat itu rokok putih merupakan kategori produk yang baru bagi pasar Indonesia. Dengan iklan televisi (TVC) yang begitu unik yaitu animasi icon-icon yang bercita rasa country dan enteng. Jelas bahwa pesan positioning yang ingin disampaikan adalah bahwa PT.X memiliki kandungan tar dan nikotin yang paling rendah serta eksklusif dibanding brand lain. Rupanya konsumen rokok Indonesia mulai sedikit demi sedikit teredukasi dengan tema ini. Hal ini terbukti dengan penetrasi produk ini yang mulai berjalan. Lalu positioning ” ini berusaha diperkuat lagi dengan promosi lainnya. PT.X sebagai sebuah brand mulai memainkan teknik yang saya sebut sebagai parallel positioning. Seluruh eksekusi dari TVC maupun print ad begitu jauhnya, bahkan tidak berhubungan sama sekali dengan atribut produk PT.X sendiri. Masih banyak lagi berbagai eksekusi iklan bertema ini yang membuat audiens iklan, baik mereka yang paham marketing dan advertising maupun konsumen awan, bertanya-tanya dan membuat penasaran hingga ingin mencoba bahkan beralih ke produk ini. Seiring dengan mulai membesarnya segmen pasar perokok yang dibuka jalannya oleh PT.X, PT.X sempat berusaha keluar sebentar dari parallel positioning dan kembali ke tema ”konvensional”, dalam arti tema yang lebih mudah dicerna oleh audiens iklan. Iklan ini ingin mengatakan bahwa PT.X tidak bisa dibantah adalah rokok PT.X yang pertama, sekaligus dengan market share dan mind share terbesar. Eksekusinya antara lain adalah animasi 3 dimensi. Yang mengingatkan kita bahwa iklan ini tetap iklan komersial adalah adanya logo PT.X 14
  • 15. dan peringatan pemerintah akan bahaya merokok yang selalu muncul di akhir iklan. Beberapa pelajaran penting yang dapat kita ambil dari evolusi positioning PT.X adalah bahwa sebuah brand selalu memerlukan cara baru untuk berkomunikasi, karena pasar adalah sebuah kelompok manusia yang dinamis. Brand juga hidup dalam persaingan di mana untuk membedakan diri dengan pesaing memerlukan kreativitas tinggi, sehingga brand performance yang diukur dari pertumbuhan penjualan dapat terus terjaga. Jelas bahwa kekuatan finansial untuk membentuk sebuah brand adalah baru setengah dari cerita, karena bukan frekuensi iklan saja yang penting, akan tetapi tema iklan juga sangat penting, kalau tidak bisa dibilang lebih menentukan. 2 Tactic 2.1 Differentiation PT.X merupakan hasil sebuah keseimbangan perpaduan antara tembakau amerika dan bahan berkualitas lainnya. Rasa dan aroma produk ini adalah hasil dari persembahan tersendiri dari tembakau alam terbaik. Selain itu diferensiasi yang terdapat pada PT.X juga terletak pada image yang tergambarkan pada produk PT.X itu sendiri, yaitu menggambarkan pribadi yang berjiwa muda, menyukai music, entertainment dan sport. 2.2 Marketing Mix (4P) 2.2.1 Product PT.X adalah rokok yang rendah kadartar dannikotin nya. Secara resmi, produk PT.X mempunyai kandungan 14 mg tar dan 1.0 mg nikotin per pak-nya. PT.X juga merupakan rokok pertama yang mendobrak pasar Indonesia dengan penampilannya yang unik, yakni dengan ukuran keliling lingkaran rokok 22 mm dan panjang rokok 90 mm. Produk ini sangat sukses di pasaran karena dapat memenuhi keinginan perokok yang ingin menerapkan pola hidup sehat. Produk PT.X sendiri terdapat dua jenis yang sama-sama memiliki kadar rendah nikotin dan tar. Dua jenis tersebut dapat dibedakan dari kemasannya. Yang pertama yaitu PT.X dengan kemasan warna hijau yang membawa pada kesan alami dari rasa menthol- nya dan kedua yaitu kemasan merah dengan rasa premium 15
  • 16. 2.2.2 Price Dari konteks harga, PT.X terbilang menengah, dengan membandrol harga bagi konsumen akhir sebesar Rp. 8.500,- untuk setiap packnya. Harga tersebut bila dilihat dari pendapatan masyarakat Indonesia pada umumnya jumlah tersebut pastinya bukan jumlah uang yang kecil untuk hanya dapat menikmati rokok, akan tetapi PT.X memang diperuntukkan bagi masyarakat golongan menengah keatas yang lebih mempertimbangkan nilai prestisiusnya. Selain dengan menawarkan keistimewaan dari produk, PT.X menawarkan isi yang lebih banyak dari produk rokok lainnya dalam tiap packnya. 2.2.3 Promotion Beberapa bentuk promosi utama yang dilakukan oleh PT.X untuk konsumen akhir adalah event atau sponsorship. Beberapa bentuk event atau sponsorship yang dilakukan oleh PT.X memang diakui sebagai bentuk promosi yang menarik banyak perhatian misalnya saja kampanye iklan yang berkali-kali meraih penghargaan bergengsi pada skala nasional sebagai iklan terbaik dan event atau sponsorship besar beskala nasional dengan kemasan yang unik dan menarik. 2.2.4 Place Strategi distribusi yang digunakan oleh dalam mendistribusikan rokoknya menggunakan distributor tunggal,. Sedangkan dalam tingkatan saluran distribusi, menggunakan saluran distribusi tiga tingkat, dimana distributor tunggalnya menyalurkannya ke dua perantara lain, yaitu agen dan pengecer yang didistribusikan ke semua wilayah di Indonesia, bahkan sampai ke daerah-daerah maupun pedesaan. 2.3 Selling Strategi Penjualan / Selling yang digunakan oleh PT.X dalam menjual produk PT.X melalui 2 cara, yaitu melalui Wholesaler, dan Retail.Wholesaler adalah agen penjual yang membeli rokok dari PT.X dalam jumlah yang besar, sedang kan Retail adalah penjual rokok yang membeli rokok dari Wholesaler. 3. Value 3.1 Brand 16
  • 17. PT.X meluncurkan suatu produk dalam mengembangkan jajaran merek rokok dengan yang ditandai dengan peluncuran sebagai rokok yang berkadar tar dan nicotine rendah (LTLN). III.3.2 Service Salah satu nilai dari value yaitu service yang dilakukan adalah direct selling yang dilakukan di café-café terkemuka di Jakarta. Bentuk direct selling yang dilakukan oleh pemasar ditujukan untuk memberikan service excellent bagi perokok produk PT.X ataupun bukan perokok produk PT.X agar beralih ke produk PT.X. III.5 Market Share Di bisnis rokok Indonesia, PT.X merupakan pionir rokok rendah tar dan nikotin di Indonesia yang menjadi pemimpin pasar (market leader) rokok jenism ild dengan penguasaan pasar lebih dari 70% pada produk sejenis yang dikeluarkan perusahaan lain. Dalam kontek pemasaran PT.X telah meraih equitas merek dalam pandangan masyarakat kita. PT.X meraih equitas merek tersebut karena keberhasilannya dalam memadukan konten, konteks dan infrastruktur yang dimiliki, mendapatkan mind share, heart share dan market share pada masyarakat. Ketiga hal yang didapatkan tersebut pada akhirnya membawa PT.X mencapai pada equitas merek. Dalam pencapaian tersebut PT.X juga tidak terlepas dari saluran komunikasi yang selalu tampil nyleneh namun terbukti sangat efektif, kekreatifan dan keinovatifan yang selalu dihadirkan menjadi ciri khas tersendiri, baik dari iklan yang ditampilkan di media E. Biaya Pemasaran dan Pendapatan. Menurut Yadi Budhisetiawan, Managing Director Force One ”Selling & Distribution Consultant menyatakan bahwa untuk membangun brand awareness produk baru sebelum krisis moneter dibutuhkan biaya iklan rata - rata Rp 2 – 3 Miliar, sedangkan setelah krisis biaya iklan yang dibutuhkan meningkat menjadi rata – rata Rp 6 – 8 Miliar. Kondisi ini tentunya membuat perusahaan berpikir dua kali dalam meluncurkan produk baru dengan menggunakan merek yang benar – benar baru. Sehingga 17
  • 18. strategi perluasan merek merupakan salah satu alternatif di dalam mensiasati kondisi tersebut. Tabel 3.5. Jumlah Rokok Yang Terjual Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Penjualan 2.076.081.647 2.901.180.941 3.475.892.118 3.504.438.235 4.080.052.353 1.071.469.176 1.221.298.706 Tabel 3.6. Forecast Demand Rokok 5 Tahun Kedepan Tahun Penjualan 2011 1.438.823.529 2012 1.273.183.529 2013 1.479.650.706 2014 1.585.269.176 2015 1.941.106.435 Tabel 3.7. Proyeksi Biaya Pemasaran 5 Tahun Kedepan Tahun Penjualan 2011 872.954.000.000 2012 945.791.000.000 2013 1.237.152.000.000 2014 1.544.338.000.000 2015 1.465.045.000.000 Tabel Proyeksi Pendapatan Laba Bersih 5 Tahun Ke Depan Tahun Laba Bersih 2011 2.636.460.400.000 2012 2.308.620.000.000 2013 2.883.789.000.000 2014 2.469.571.000.000 2015 1.784.906.700.000 18
  • 19. Proyeksi Laba bersih Dan Biaya Pemasaran 3,500,000,000,000 3,000,000,000,000 2,500,000,000,000 2,000,000,000,000 Biaya Pemasaran 1,500,000,000,000 Laba Bersih 1,000,000,000,000 500,000,000,000 0 2011 2012 2013 2014 2015 Gambar 3.4. Grafik Proyeksi Laba Bersih dan Biaya Pemasaran 19
  • 20. IV. ASPEK BAHAN BAKU DAN SUPLAI I. Gambaran Umum Proses Procurement Di PT. Philip Morris 1. Bagian Pengadaan Barang menerima laporan stok barang dari bagian Gudang. Jika stok barang yang ada di gudang sudah mendekati stok aman, maka bagian Pengadaan Barang akan membuat permintaan pembelian sebanyak 2 rangkap. Rangkap 1 diarsipkan dan rangkap 2 diserahkan ke bagian Pembelian. 2. Setelah menerima permintaan pembelian dari bagian Pengadaan Barang, bagian Pembelian kemudian membuat order pembelian sebanyak 3 rangkap. Rangkap 1 diserahkan ke Suplier, rangkap 2 diserahkan ke bagian keuangan dan rangkap 3 diarsipkan. 3. Bagian Gudang kemudian akan memeriksa barang dan surat jalan beli yang diterima dari Suplier. Jika barang tersebut ada cacat maka bagian Gudang akan membuat nota retur beli sebanyak 2 rangkap. Rangkap 1 diserahkan ke Suplier sedangkan rangkap 2 diarsipkan. Tetapi jika barang tersebut tidak ada cacat, maka bagian Gudang akan membuat laporan penerimaan barang sebanyak 2 rangkap, rangkap 1 diserahkan ke bagian Pembelian dan rangkap ke 2 diarsipkan. Kemudian bagian pembelian akan mendapat faktur beli dari Suplier. 4. Berdasarkan order pembelian yang diterima dari bagian Pembelian, bagian Keuangan akan mencetak kontra Bon sebanyak 3 rangkap. Rangkap 2 diserahkan kepada Suplier rangkap 3 diarsipkan dan rangkap 1 digunakan untuk melakukan pembayaran. Setelah bagian Keuangan melakukan pembayaran, maka akan dihasilkan kwitansi sebanyak 2 rangkap. Rangkap 1 diserahkan kepada Suplier dan rangkap 2 diarsipkan. 5. Faktur beli dari Suplier dan laporan penerimaan barang kemudian akan menjadi dasar dalam pembuatan laporan pembelian. Bagian Pembelian akan membuat laporan pembelian sebanyak 2 rangkap, rangkap 1 diserahkan kepada General Manager dan rangkap 2 diarsipkan. 20
  • 21. A. Klasifikasi Bahan Baku dan Suplai Bahan baku rokok dari perusahaan PT. X Adalah Tembakau, Tembakau didatangkan langsung dari petani di kawasan, Jawa Barat, jawa tengah, Jawa Timur, Madura dan dikirim langsung menggunakan truk yang datang setiap hari setelah melalui beberapa proses dari petani. Untuk mencapai tujuan ini, kami merancang program yang dikembangkan oleh Perusahaan Induk kami, PT. X International, yang dinamakan ”Good Agricultural Practices” atau Program Kemitraan Pertanian Tembakau. Dengan berkoordinasi dengan pemasok tembakau kami, program tersebut bertujuan untuk membantu para petani mengembangkan usaha pertanian tembakau berkualitas yang berkesinambungan. Hasilnya, para pemasok dan petani yang menjadi mitra telah senantiasa sanggup memasok tembakau yang berkualitas bagi fasilitas produksi kami. Hingga kini, progra m tersebut telah menjangkau lebih dari lima ribu petani tembakau di Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, DI Jogjakarta dan Jawa Tengah. Karena bahan baku tersebut dipasok setiap hari maka produksi rokok tetap terjamin prosesnya. Untuk bahan baku di luar tembakau atau bahan baku pendukung seperti kemasan, saus, kertas pavir dan lain – lain. Sebagian besar dipasok oleh agen yang diangkut menggunakan mobil box yang berada di sekitar pabrik. Sehingga keseluruhan bahan baku utama dan pendukungnya. a. Tembakau b. Kertas pembungkus rokok c. Kertas pembungkus filter d. Filter e. Alumunium Foil f. Plastik pembungkus g. Kardus PT. X membeli bahan baku Kardus dari suplier – suplier yang berada di sekitar kawasan jababeka dan cibitung maupuan daerah kawasan industri pulo gadung. 21
  • 22. Tabel Harga Bahan Baku Nama Bahan a. Tembakau b. Kertas pembungkus rokok c. Kertas pembungkus filter e. Filter f. Alumunium Foil g. Plastik pembungkus i. Kardus Harga 2000 / Kg 200 / Lembar 800 / Lembar 400 /Filter 1200 / Lembar 100 / Plastik 300 / Kardus a. Jumlah kardus yang dibutuhkan 1273183529 Unit – 1941106435 Unit produksi per tahun b. Harga Kardus per lipat (10 kardus) Rp. 300 (termasuk biaya transport) c. Pasokan dilakukan 1 hari sekali dengan disertai label yang telah ditentukan oleh perusahaan d. Pembayaran dilakukan 1 bulan sekali pada akhir bulan e. Apabila terjadi kerusakan resiko ditanggung oleh pemasok B. Spesifikasi Bahan Baku 1. Tembakau - Kelembapan Air Tidak Lebih dari 5% Dari Penjemuran - Berbau Khas Agak Menyengat - Daunnya Berwarna Coklat - Bebas Dari Jamur 2. Kertas pembungkus rokok - Dengan Ukuran Pemakaian 120 mm x 20 mm Per Batang Rokok - Memiliki Ketebalan 2 mm 3. Kertas pembungkus filter - Ukuran Dengan Ukuran Panjang 30 mm ( Per Batang Rokok ) - Tidak Mudah Basah - Tidak Mudah Berjamur 4. Filter 22
  • 23. - Berwarna Putih Polos - Panjang 30 mm Dengan diameter 10 mm ( Perbatang Rokok ) - Lapisan Busa - Tidak Mudah Berjamur 5. Alumunium Foil - Berwarna Abu – Abu Dengan Pelapisan Kertas Pada Bagian Belakang 6. Plastik pembungkus - Berwarna Transparan - Mempunyai Ketebalan 1 mm - Mempunyai Warna Dan Logo Yang Sudah Ditetapkan Oleh 7. Kardus Perusahaan - Mempunyai Ketebalan 3 mm - Permukaan Dilapisi Dengan Bahan Tahan Air C. Ketersediaan dan Suplai Pengendalian persediaan bahan baku di perusahaan ini dilakukan dengan cara memantau persediaan bahan baku setiap bulan. Pembelian tembakau yang dilakukan perusahaan, baik jumlah setiap pemesanan maupun frekuensinya, tidak tetap setiap tahun. Jumlah tembakau yang dibeli ditentukan berdasarkan peramalan pemakaian tembakau selama 3 bulan. Mutu tembakau mempengaruhi ketersediaan tembakau, sehingga diawasi dengan ketat melalui uji fisik dan uji laboratorium. Untuk menjaga mutu tembakau yang disimpan di gudang dilakukan pemeliharaan berupa fumigasi dan pebingasapan serta pembalikan tumpukan tembakau.. Hasil analisis demand dan produksi menunjukkan bahwa pada tahun 2009 jumlah setiap pemesanan sebesar 3.551 kg untuk Januari sampai februari, 2.793 untuk Maret sampai April , 3.093 untuk Mei sampai Juni. 4.236 kg, 3.049 kg untuk Juli sampai Agustus, dan 3.679 kg untuk September sampai Oktober. Mengingat tingginya demand dan meningkatnya produktivitas maka Frekuensi pemesanan pada tahun 2010 dan setrusnya diperkirakan meningkat sebanyak 13 kali sampai 15 kali pemesanan dalam setahun, yang biasanya hanya 11 kali pesan per tahun.. PT. X menerapkan Safety Stock sebesar 2,5 bulan pemakaian. 23
  • 24. D. Suplai Pemasaran dan Suplai Program PT. X adalah salah satu perusahaan rokok nasional yang menguasai hampir 90 % pangsa pasar. PT. X sebagai produsen rokok tentunya tidak kalah dalam berinovasi mencipatakan rokok yang sesuai dengan citra rasa dan iklim dimana rokok tersebut akan dipasarkan. Dalam menguasai pangsa pasar PT. X menggunakan saluran distribusi melalui agen-agen yang tersebar diwilayah tertentu yang telah ditetapkan dan ditentukan pihak manajemen sebagai area pemasaran. Faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan saluran distribusi pada perusahaan PT. X adalah yakni sistem penjualan dilakukan secara langsung dan tunai kepada para agen. Atau melalui mekanisme tempo bagi para agen atau distributor yang telah bekerjasama lama dengan PT. X sehingga dapat menghindari kemacetan penjualan yang disebabkan karena tidak mampu bayarnya agen atau distributor terhadap pembayaran rokok dan juga sebagai upaya yang dilakukan untuk pembelian yang tidak berkali-kali yang menyebabkan tingginya biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh PT. X. Model saluran distribusi yang digunakan oleh perusahaan menggunakan model saluran distribusi panjang. Keterkaitan antara saluran distribusi dengan volume penjualan pada PT.X dipergunakan sebagai suatu strategi distribusi yang dipilih dan di pergunakan dalam perusahaan sebab hal ini sangat berkenan erat dengan penentuan dan manajemen saluran distribusi yang dipergunakan oleh perusahaan tersebut untuk memasarkan barang dan jasanya, sehingga produk tersebut dapat sampai ditangan konsumen sasaran dalam jumlah dan jenis yang dibutuhkan, pada waktu yang diperlukan, dan tempat yang tepat untuk mendistribusikan barang dari produsen ke konsumen, alternatif yang dipilih dapat berupa distribusi langsung (direct channel) atau distribusi tidak langsung (indirect channel). E. Biaya Bahan Baku dan Perbekalan PT. X mempunyai banyak gudang distribusi yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Khusunya di pulau jawa PT. X mempunyai sekitar 3059 Retailer dan 187 Wholesaler. PT X juga mempunyai sebanyak 30 gudang penyimpanan dan distribusi yang tersebar di pulau jawa. Untuk pendistribusian, 24
  • 25. PT. X mempunyai armada angkutan darat tersendiri untuk mendistribusikan seluruh rokok ke pulau jawa. Tabel 4.1 Proyeksi Jumlah Kebutuhan Bahan Baku Sampai 5 Tahun Ke Depan Nama Bahan 2011 2012 2013 2014 2015 a. Tembakau 14389 Kg 12732 Kg 14797 Kg 15853 Kg 19412 Kg b. Kertas pembungkus rokok 71941177 Lembar 63659177 Lembar 73982536 Lembar 79263459 Lembar 97055322 Lembar c. Kertas pembungkus filter 71941177 Lembar 63659177 Lembar 73982536 Lembar 79263459 Lembar 97055322 Lembar e. Filter 719411765 Filter 636591765 Filter 739825353 Filter 792634589 Filter 970553218 Filter f. Alumunium Foil 287764706 Foil 254636706 Foil 295930142 Foil 317053836 Foil 388221288 Foil g. Plastik pembungkus 143882353 Plastik 127318353 Plastik 147965071 Plastik 158526918 Plastik 194110644 Plastik i. Kardus 1438823530 Kardus 1273183530 Kardus 1479650706 Kardus 1585269177 kardus 1941106436 Kardus Tabel 4.1 Proyeksi Ketersediaan Bahan Baku Sampai 5 Tahun Ke Depan Nama Bahan 2011 2012 2013 2014 2015 115112 Kg 575529416 Lembar 575529416 Lembar 101856 Kg 118376 Kg 126824 Kg 509273416 Lembar 591860288 Lembar 634107672 Lembar 509273416 Lembar 591860288 Lembar 634107672 Lembar 155296 Kg 776442576 Lembar 776442576 Lembar 7764425744 Filter 3105770304 Foil 1552885152 Plastik 15528851488 Kardus a. Tembakau b. Kertas pembungkus rokok c. Kertas pembungkus filter e. Filter 5755294120 Filter 5092734120 Filter 5918602824 Filter 6341076712 Filter f. Alumunium Foil 2037093648 Foil g. Plastik pembungkus i. Kardus 2302117648 Foil 1151058824 Plastik 11510588240 Kardus 2367441136 Foil 1183720568 Plastik 11837205648 Kardus 2536430688 Foil 1268215344 Plastik 12682153416 Kardus 1018546824 Plastik 10185468240 Kardus Tabel 4.2 Proyeksi Biaya Kebutuhan Bahan Baku Sampai 5 Tahun Ke Depan Nama Bahan 2011 2012 2013 2014 2015 Rp31.655.800 Rp28.010.400 Rp32.553.400 Rp34.876.600 Rp42.706.400 a. Tembakau b. Kertas pembungkus rokok Rp14.388.235.400 Rp12.731.835.400 Rp14.796.507.200 Rp15.852.691.800 Rp19.411.064.400 c. Kertas pembungkus filter Rp57.552.941.600 Rp50.927.341.600 Rp59.186.028.800 Rp63.410.767.200 Rp77.644.257.600 e. Filter Rp287.764.706.000 Rp254.636.706.000 Rp295.930.141.200 Rp317.053.835.600 Rp388.221.287.200 f. Alumunium Foil Rp287.764.706.000 Rp254.636.706.000 Rp295.930.142.000 Rp317.053.836.000 Rp388.221.288.000 g. Plastik pembungkus Rp14.388.235.300 Rp12.731.835.300 Rp14.796.507.100 Rp15.852.691.800 Rp19.411.064.400 i. Kardus Rp431.647.059.000 Rp381.955.059.000 Rp443.895.211.800 Rp475.580.753.100 Rp582.331.930.800 Rp1.093.537.539.100 Rp967.647.493.700 Rp1.124.567.091.500 Rp1.204.839.452.100 Rp1.475.283.598.800 Total Biaya 25
  • 26. 3,500,000,000,000 3,000,000,000,000 2,500,000,000,000 2,000,000,000,000 Laba Bersih 1,500,000,000,000 Total Biaya Bahan Baku 1,000,000,000,000 500,000,000,000 0 2011 2012 2013 2014 2015 Gambar 4.1 Grafik Proyeksi Total Biaya Bahan Baku dan Laba Bersih 26
  • 27. V. ASPEK LOKASI DAN LINGKUNGAN A. Pemilihan Lokasi Saat ini PT. X beroperasi di MM2100 Cibitung alasan pemilihan lokasi operasi disini adalah: 1. Kemudahan untuk mendapatkan akses bahan baku dan bahan pendukung lainnya. 2. Jauh dari penduduk sehingga, tidak menimbulkan dampak lingkungan ke penduduk. Untuk karyawan yang berada diluar lokasi ini, disediakan bus karyawan di lokasi tertentu sebagai sarana angkutan untuk menuju ke lokasi pekerjaan 3. Bebas macet, lokasi yang ada saat ini hanya khusus untuk kawasan industri dan tidak adanya pusat bisnis disini. Sehingga kawasan ini cocok untuk kegiatan distribusi B. Lingkungan Alam Kota Cibitung merupakan salah satu kota yang terdapat di provinsi Jawa Barat, yang terletak di lingkungan megapolitan Jabodetabek dan menjadi kota besar kelima di Indonesia. Kota cibitung merupakan tempat tinggal kaum urban dan saat ini berkembang menjadi kawasan sentra industri. Secara geografis kota cibitung berada pada ketinggian 19 m diatas permukaan laut. Kota ini terletak di sebelah timur Jakarta; berbatasan dengan Jakarta Timur di barat, kabupaten Bekasi di utara dan timur, kabupaten Bogor di selatan, serta kota Depok di sebelah barat daya. Untuk melayani warga kota, tersedia bus antar kota dan dalam kota yang mengangkut penumpang ke berbagai jurusan, seperti jurusan Blok M, Rambutan, Tanjung Priok, Grogol, Kali Deres, Pulo Gadung, Lebak Bulus (Dalam Kota), Bandung, Merak, Tasikmalaya, Cirebon, dan kota-kota di Jawa Tengah serta Jawa Timur. Kereta komuter KRL Jabotabek jurusan Bekasi-Jakarta Kota/Tanah Abang/Tanjung Priok mengangkut warga kota yang bekerja di Jakarta. Selain itu tersedia pula bus pengumpan TransJakarta dari Kemang Pratama, Galaxi City, dan Harapan Indah. 27
  • 28. C. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan 1. Aspek Medis Rokok secara teroritik medis memang berbahaya tapi beberapa kasus menunjukan beberapa individu tetap sehat dan berumur panjang. Dari pernyataan di atas ada maksud bahwa usaha tani tembakau dan industri rokok tembakau masih cukup relevan sebagai sumber penghasilan masyarakat, cukai dan menunjang aspek sosial lain yang menguntungkan. Dengan catatan tembakau yang dikembangkan jenis tembakau yang memiliki kadar nikotin yang sangat rendah. 2. Aspek Pengolahan Limbah Secara Operasional, Limbah yang dihasikan PT. X tidak mengganggu lingkungan yang berada di sekitar. Karena limbah yang dihasilkan dari awal proses pembuatan rokok bersifat alam dan sangat ramah lingkungan. Dan proses limbah operasional rokok ini, ternyata juga dapat dijual kepada vendor lain. Sehingga pengolahan limbahnya tidak memakan proses yang rumit. Proses pengolahan limbahnya hanya ditumpuk di dalam gudang khusus penimbunan barang sisa kemudian dijual kepada vendor lain. Sehingga limbah yang dihasilkan tentunya juga menambah aspek ekonomis D. Aspek Sosial Ekonomi 1. Bentuk Badan Usaha Dalam kepemilikan perusahaan terdapat beberapa bentuk badan hukum yang dapat dipilih oleh si pendiri perusahaan. Pemilihan bentuk perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ukuran besar kecilnya perusahaan, jenis perusahaan, pembagian laba yang diinginkan oleh pemiliknya, resiko yang dapat ditangung oleh para pemilik dan pembagian pengawasan dan aturan penguasaan perusahaan. Berdasarkan pertimbangan diatas, maka bentuk perusahaan yang sesuai untuk X ini adalah Perseroan Terbatas. Pemilihan ini dilakukan dengan alasan modal investasi yang dibutuhkan relatif cukup besar dan jenis industri yang didirikan termasuk industri yang mempunyai resiko cukup tinggi sehingga tidak mungkin untuk ditanggung beberapa orang saja. 28
  • 29. Disamping itu, keuntungan dari bentuk perusahaan seperti itu antara lain adalah jumlah modal yang dapat dikumpulkan jauh lebih besar dibandingkan perusahaan dalam bentuk Persekutuan Komanditer (CV), serta resiko yang tidak dibebankan kepada satu orang saja, melainkan kepada seluruh orang yang mempunyai saham dalam perusahaan. Dengan demikian, perusahaan tidak hanya bergantung kepada satu orang saja, melainkan pada beberapa orang. 2. Perizinan Untuk mendirikan satu industri, minimal diperlukan izin-izin dan persyaratan sebagai berikut: - Persetujuan prinsip mendirikan industri - Surat Izin Umum Perusahaan (SIUP) - Tanda Daftar Perusahaan (TDP) - Akta Pendirian Perusahaan Berdasarkan keputusan Presiden No. 97 Tahun 1993 tentang tata cara penanaman modal bahwa permohonan penanaman modal baru dalam rangka PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dapat diajukan oleh Perseroan Terbatas (PT), Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/BUMD), Firma atau Perusahaan Perseorangan. Persetujuan dan Izin Pelaksanaan Penanaman Modal dan Instansi Tingkat Pusat terdiri dari: 3. Persetujuan pemberian fasilitas pembebasan atau keringanan bea masuk atas pengimpor barang modal. Persetujuan ini dikeluarkan oleh Ketua BKPM atas nama menteri keuangan. 4. Pesetujuan pemberian fasilitas pembebasan atau keringanan bea masuk atas pengimpor bahan baku atau badan penolong. Persetujuan ini dikeluarkan oleh Ketua BKPM atas nama Menteri Keuangan yang diperlukan oleh proyek penanaman modal yang telah memperoleh persetujuan pemerintah untuk kebutuhan dua tahun produksi bagi proyek baru. 5. Persetujuan penangguhan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai dan atau Pajak Penjualan Barang Mewah. 29
  • 30. Permohonan penanaman modal baru diajukan secara tertulis ditujukan kepada Ketua BKPM dengan tembusan Ketua BKPM setempat, yang dilengkapi dengan: 1. Rekaman akte pendirian perusahaan untuk PT, BUMN/BUMD atau Firma. 2. Surat Kuasa apabila penandatanganan permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri. 3. Rekaman Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Pemohon. 4. Uraian proses produksi yang dilengkapi dengan bagan alir proses, serta mencantumkan jenis bahan baku/penolong, bagi industri pengolahan. Selain itu, Keputusan Menteri Negara Pengerak Dana Investasi / Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 15 / SK / 1993 tentang tata cara permohonan penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing. Bab IV pasal 11 menyatakan bahwa perusahaan penanaman modal wajib memiliki Izin Usaha Tetap (IUT) untuk dapat memulai pelaksanaan kegiatan produksi komersial. Izin Usaha Tetap (IUT) tersebut harus dilengkapi dengan: - Rekaman Izin Lokasi - Rekaman Izin Mendirikan Bangunan (IMB) - Hak atas tanah - Laporan kegiatan Penanaman Modal (LKPM) - Surat pernyataan siap berproduksi komersial Sedangkan untuk memperoleh ijin lokasi pemohon menyampaikan permohonan secara tertulis kepada Gubernur Kepala Daerah melalui Kepala Kanwil BPN dengan dilengkapi: - Rekomendasi Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah - Akte Pendirian Perusahaan bagi Perusahaan yang berbadan hukum atau Surat Izin Usaha bagi Perusahaan Perorangan. - Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) - Lay Out Proyek - Garis besar uraian proyek - Pernyataan kesanggupan memberikan ganti rugi dan atau menyediakan tempat penampungan bagi pemilik tanah. 30
  • 31. - Surat Persetujuan Penananaman Modal bagi Perusahaan yang menggunakan fasilitas Penanaman Modal. - Konfirmasi Pencadangan Tanah dari Gubernur Kepala Daerah, khusus bagi Perusahaan PMA/PMDN - Pertimbangan Aspek Penatagunaan Tanah. - Peta Rencana Tata Ruang (RUTD/RUTR) lokasi yang bersangkutan. Dewasa ini, pemerintah masih membuka kesempatan lebar-lebar bagi perusahaan yang bermaksud mendirikan industri yang dapat meningkatkan pada bahan baku, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan daerah serta menunjang pembangunan pada sektor non migas. Oleh karena itu, selama persyaratan yang dibutuhkan dapat terpenuhi, maka tidak ada kesulitan untuk memperoleh perizinan tersebut. 3. Pajak Semua Industri yang berorientasi pada profit tidak terlepas dari kewajiban terhadap pajak yang dibebankan, sesuai dengan Undang-Undang No.7 tahun 1994 tentang pajak penghasilan yang menyatakan bahwa yang menjadi subyek pajak adalah badan yang terdiri dari Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, BUMN dan BUMD, perseroan / perkumpulan lainnya, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan/Lembga, dan bentuk usaha tetap. Pajak keuntungan yang diberlakukan berdasarkan Undang-Undang Perpajakan tahun 1994 adalah 10 persen untuk keuntungan sampai Rp. 25 juta, 15 persen untuk keuntungan Rp. 25 juta sampai 50 juta dan 30 persen untuk keuntungan selebihnya. 1. Undang-undang kawasan tanpa rokok Pembatasan merokok di tempat-tempat umum mencegah “bukan perokok dari paparan asap tembakau lingkungan” (perokok pasif). Tempat-tempat umum tersebut meliputi baik tempat kerja pribadi, bangunan kantor, restoran, kendaraan umum, lift, fasilitas kesehatan, tempat ibadah dan sarana rekreasi, tempat perbelanjaan, warung-warung maupun tempat-tempat lainnya dimana orang berada dalam ruangan. 31
  • 32. 2. Pembatasan promosi industri tembakau untuk anak dan remaja Makin dini seseorang mulai merokok, makin besar kemungkinannya untuk mempertahankan kebiasaan tersebut selama hidup. Usia rata-rata mulai merokok di Indonesia menurun dari 18,8 tahun (1995) menjadi 18,3 tahun (2001). Industri tembakau memandang remaja sebagai target utama untuk memperluas pasarnya dan secara aktif mempromosikan penggunaan tembakau diantara anak-anak dan remaja. 3. Kemasan dan pelabelan Ruangan yang terbatas untuk penempatan label pada produk tembakau mengakomodir dua kepentingan yang bersaingan. Dua kepentingan yang dapat diakomodir dalam ruang untuk pelabelan adalah: a) untuk mempromosikan merk dan pernyataan pabrik; b) menyediakan ruang bagi peringatan kesehatan, informasi konsumen, dan pita cukai. 4. Peringatan kesehatan. Peringatan kesehatan pada bungkus rokok, produk tembakau lain dan iklan rokok membantu memberikan informasi pada konsumen tentang dampak negatif penggunaan tembakau pada kesehatan. Efektivitas peringatan kesehatan tergantung pada ukuran pesan, warna, bentuk huruf dan gambar; serta apakah pesan tersebut selalu sama atau berubah-ubah. 5. Tuntutan hukum Litigasi mulai menjadi perhatian para pendukung penanggulangan tembakau karena besarnya dan berhasilnya tuntutan terhadap industri tembakau di Amerika Serikat baru-baru ini. Sukses dari perjuangan hukum di Amerika menunjukkan pentingnya untuk memfokuskan pada perilaku yang salah dari industri tembakau. Hubungan antara penyakit dan merokok telah diketahui sejak tahun 1950-an. Tetapi dari tahun 1954 hingga tahun 1980an, industri tembakau berhasil memenangkan ratusan kasus hukum. Pertama, industri tembakau menyangkal bahwa tembakau menyebabkan penyakit dan kematian. Kemudian mereka juga berargumentasi bahwa, sudah menjadi pengetahuan umum bahwa rokok menyebabkan penyakit dan karena itu para perokok tahu resiko kesehatan. 32
  • 33. 4. Kebijakan Tarif Cukai Hasil Tembakau Di Indonesia Pemerintah memutuskan kenaikan cukai hasil tembakau sebesar 7% yang dilaksanakan pada 1 Februari 2009 untuk mengendalikan konsumsi rokok dan mencapai target penerimaan cukai senilai Rp. 53.30 triliun. Kenaikan setoran Industri Hasil Tembakau ini harus dibarengi penurunan konsumsi rokok. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan menekan pertumbuhan konsumsi rokok di level 5% dengan menaikkan beban cukai rokok rata-rata sebesar 7% per tahun. E. Kondisi Infrastruktur Dengan penjualan rokok yang mencapai 1,4 Milyar batang untuk untuk tahun 2009. Kesuksesan tersebut tentunya tidak luput dari adanya kecukupan dan kesiapan fasilitas yang dimiliki oleh PT. X. Berikut adalah beberapa penjelasan Fasilias yang dimiliki oleh PT. X Ruangan yang dibutuhkan oleh PT. X terdiri atas ruangan produksi dan ruangan penunjang produksi dan ruangan non produksi. Ruangan produksi adalah ruangan tempat dilakukannya proses pengolahan bahan baku menjadi produk akhir, dan ruangan non produksi adalah ruangan untuk aktifitas yang mendukung kegiatan produksi. 1. Ruangan Produksi Ruangan ini Digunakan untuk melakukan proses pembuatan rokok, Berikut adalah Spesifikasi dari ruangan Produksi yang ada di PT. X 1). PT. X mempunyai Ruang areal produksi seluas 6000m persegi 2). PT. X saat ini mempunyai 6 Mesin Maker dan 6 mesin packer yaitu Machine Maker di PT. X ada 3 jenis yaitu, 3 buah Protos 100, 2 buah Protos 70 dan 1 buah Protos 80, dan Machine packer di Philip Morris ada 3 jenis yaitu, 3 buah Focke 550, 2 buah GDX-2 dan 1 buah Focke 350 3). PT. X mempunyai ruang operator. Ruang operator adalah ruang yang berfungsi untuk.memantau produksi, luas ruang operator ini adalah10 meter persegi Areal penumpukan 33
  • 34. Fasilitas lainnya di ruangan produksi. Selain ruangan produksi utama, fasilitas lainnya yang digunakan untuk memperlancar arus produksi adalah : Ban Berjalan Ban Berjalan di ruangan produksi digunakan untuk pergerakan material rokok. Dimana prosesnya secara otomatis Forklift Forklift yang digunakan di ruangan produksi adalah forklift bertenaga listrik. Keunggulan forklift bertenaga listrik ini selain hemat bahan bakar, juga tidak menimbulkan polusi di dalam. Forklift digunakan untuk mengangkut produk yang sudah jadi ke gudang penumpukan barang jadi. 2. Ruangan Penunjang Produksi Sebagai penunjang dari kegiatan produksi tentunya kegiatan tersebut tidak luput dari ruangan oenunjang produksi. Ruangan ini berfungsi untuk melancarkan ruangan produksi. Ruangan ini terdiri atas gudang bahan baku, gudang produk jadi, pengawasan mutu, workshop,dan lain – lain. 1). Gudang Bahan Baku Ruangan ini digunakan untuk menyimpan bahan Tembakau, kardus dan bahan – bahan baku lainnya untuk kegiatan produksi selanjutnya, luas ruangan ini adalah400.meter persegi dan mampu menampung hingga 10 ton tembakau 2). Gudang Produk Jadi Ruangan ini digunakan untuk menyimpan produk akhir rokok marlboro untuk selanjutnya akan didistribusikan ke retailer, wholesaler dan gudang distribusi milik PT. X sendiri. Luas Ruang Gudang Produk jadi saat ini adalah 400 meter persegi dan mampu menampung lebih kurang 5000 pallet rokok Marlboro 3). Gudang Distribusi PT. X saat ini hanya mempunyai 2 pabrik yang beroperasi Di Bekasi dan di daerah surabaya tepatnya di Jalan Rungkut Industri raya. Untuk menjaga pasokan rokok marlboro tetap terjaga khususnya di pulau jawa maka PT. X membangun 30 Gudang distribusi yang tersebar di beberapa daerah pulau jawa. Gudang Distribusi ini digunakan untuk menampung produk jadi dari 2 pabrik tersebut, untuk kemudian disalurkan ke retailer dan wholesaler yang selanjutnya 34
  • 35. akan didistribusikan ke konsumen langsung. Gudang distribusi ini sangat penting sekali untuk menunjang proses produksi dan pemasaran. 4). Quality Control Quality Control bertugas untuk melakukan uji mutu produk, DI PT. X khususnya departemen Quality Control dibagi menjadi 2 divisi yaitu : Divisi pengujian bahan baku dan divisi pengujian produk jadi. Divisi pengujian bahan baku bertugas untuk menguji mutu produk bahan baku yang diperoleh dari pemasok. Divisi pengujian produk jadi bertugas untuk menguji produk yang sudah jadi, dengan cara mengambil sample produk jadi. Biasanya sampel yang diambil berjumlah 10 sloft. Dengan adanya fasilitas quality control, maka produk yang beredar dipasaran tetap terjaga mutunya. 5). Workshop Sebagai salah satu fasilitas yang cukup mempunyai andil di bagian penunjang produksi adalah workshop, ruangan ini digunakan untuk menyimpan peralatan dan mesin cadangan bila ada, serta tempat untuk memperbaiki peralatan dan mesin yang tidak dapat diperbaiki di ruangan produksi. Luas ruangan ini sebesar 50 m2. 3. Ruangan Non Produksi 1). Masjid Masjid ini digunakan sebagai tempat beribadah umat islam dan juga sebagai pusat kegiatan kerohanian umat muslim. Di dalam masjid ini juga ada beberapa fasilitas penunjang seperti toilet yang berjumlah 3 toilet pria dan 3 toilet wanita, serta mempunyai 12 tempat wudhu untuk pria dan 12 untuk wanita. Luas masjid ini sekitar 200 meter persegi. 2). Klinik Klinik ini dugunakan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan bagi karyawan yang sakit. Ruangan ini diperkirakan seluas 50 m2. 3). Kantin Kantin ini sebagai tempat makan bagi para karyawan. Luas ruangan ini diperkirakan seluas 150 m2. 35
  • 36. 4). Pos Satpam Pos Satpam sebagai pos keamanan penjagaan pabrik, letaknya di dekat pintu masuk pabrik. Diperkirakan luas pos keamanan seluas 10 m2. 5). Penampungan Limbah Pembuangan limbah dari hasil produk “coco drink” di tempatkan di belakang pabrik. Dengan mempunyai luas 5 m2 dan dalamnya kolam 3 m2 6). Bangunan penunjang Tempat istirahat karyawan pada saat jam istirahat dengan mempunyai luas 12 m2. 7). Kantor Ruangan ini dipergunakan untuk menyelesaikan pekerjaan administratif, yang meliputi ruang staf, ruang tamu, ruang rapat, mushola, kamar kecil (WC) serta dapur. Luas ruangan ini diperkirakan sebesar 250 m2. 36
  • 37. VI. ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI A. Production Programme And Plant Capacity Unit bagian produksi akan memproduksi rokok berdasarkan beberapa parametet. Yaitu parameter kebutuhan pasar, parameter kapasitas mesin dan ketersediaan bahan baku di gudang bahan baku. Tabel 6.1 Proyeksi Penjualan Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Penjualan 1.438.823.529 1.273.183.529 1.479.650.706 1.585.269.176 1.941.106.435 Berdsarkan Tabel diatas maka perusahaan akan memproduksi sebanyak 10 % dari ramalan penjualan untuk menjaga ketersediaan di pasar. Tabel 6.2 Proyeksi Program Produksi Rokok Selama 5 Tahun Ke Depan Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Dalam 1 Hari PT. X Jumlah Produksi 1.582.705.882 1.400.501.882 1.627.615.777 1.743.796.094 1.955.217.079 Mampu memproduksi kurang lebih 36.000.000 batang rokok. Dalam 1 Hari PT. X Mampu memproduksi kurang lebih 5.400.000 pack rokok. Sehingga dalam 1 tahun PT. X Mampu memproduksi sebanyak 1.971.000.000 Pack Rokok. Sehingga untuk memproduksi kebutuhan rokok sampai 5 tahun ke depan masih mencukupi. Tabel 6.3 Kapasitas Produksi Tahun Kapasitas Produksi 2011 1.971.000.000 2012 1.971.000.000 2013 1.971.000.000 2014 1.971.000.000 2015 1.971.000.000 37
  • 38. 2,500,000,000 2,000,000,000 1,500,000,000 Kapasitas Pabrik 1,000,000,000 Rencana Produksi 500,000,000 0 2011 2012 2013 2014 2015 Gambar 6.1 Grafik Proyeksi Kapasitas Pabrik dan Rencana Produksi Tabel 6.4 kapasitas produksi selama 5 tahun ke depan Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Kapasitas Produksi 1.971.000.000 3.942.000.000 5.913.000.000 7.884.000.000 9.855.000.000 Tabel 6.5. Rekapitulasi Perencanaan Produksi Selama 5 Tahun Ke Depan Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Rencana Produksi 1.582.705.882 2.983.207.764 4.610.823.541 6.354.619.635 8.309.836.714 38
  • 39. 12,000,000,000 10,000,000,000 8,000,000,000 Total Kapasitas Produksi 5 Tahun Ke depan 6,000,000,000 Total Perencanaan Produksi Selama 5 Tahun Ke depan 4,000,000,000 2,000,000,000 0 2011 2012 2013 2014 2015 Gambar. 6.2. Grafik Proyeksi Total Kapasitas Produksi dan Total Perencanaan Produksi I. Proses Pembuatan Rokok Dalam garis besarnya, proses produksi rokok dibagi dalam 3 (tiga ) tahap kegiatan utama, yaitu : 1. Pra-produksi Tahap ini adalah proses inspeksi bahan baku. Bahan baku yang dikirim melalui truk kemudian disimpan di dalam gudang penyimpanan bahan baku untuk selanjutnya di inspeksi. Tujuan dari tahap pra produksi ini adalah untuk menjamin bahan baku yang akan diproses tetap terjaga mutunya sesuai dengan spesifikasi perusahaan. Spesifikasi tembakau tersebut antara lain : a. Tembakau Virginia b. Filter c. Ramuan saus ( Tidak dapat disebutkan karena rahasia perusahaan ) Setelah melalui proses seleksi yang ketat pada saat pembelian, Bahan baku utama yang telah diproses kemudian dicampur dengan saus hingga siap dibuat menjadi rokok. 2. Produksi ada tiga jenis utama Rokok, yaitu Filter, filter kretek dan Sigaret Kretek Tangan (SKT) sebagai hasil kreasi pekerja yang trampil dengan menggunakan 39
  • 40. alat giling dari kayu serta Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang diproses dengan mesin-mesin otomatis berkecepatan tinggi. Namun pada perusahaan philip morris rokok yang dihasilkan hanya 1 jenis yaitu rokok filter. Contoh dari rokok Jenis Filter adalah Marlboro. Produk Ini berciri khas mempunyai busa, disisi salah satu ujungnya, dan filternya tidak mempunyai rasa ( tawar ). Serta rokok ini sangat enteng untuk dihisap serta mempunyai kadar tar dan nikotin yang rendah.. II.Proses produksi pembuatan rokok Jenis Filter Pada proses pembuatan rokok, proses ini menggunakan 1 line produksi. Proses pertama adalah pengeringan tembakau menggunakan semacam oven, proses ini digunakan untuk mengurangi kadar air yang ada di dalam tembakau, setelah proses pengeringan ini selesai maka proses selanjutnya adalah proses pencacahan tembakau, tembakau dicacah menjadi kecil – kecil untuk proses pencampuran tembakau dengan ramuan – ramuan yang sudah disiapkan sebelumnya. Proses Pertama adalah, setelah melalui tahap inspeksi kemudian kertas dipotong sesuai ukuran ( 120 mm ), setelah kertas pavir dipotong sesuai ukuran, langkah selanjutnya adalah mengisi tembakau dan memadatkan tembakau di dalam kertas pavir pada kertas pavir kemudian digulung agar tembakau tidak tercerai berai. Proses selanjutnya adalah menggabungkan dengan filter yang sudah disiapkan sebelumnya. Pada Proses Produksinya PT. X mempunyai 6 mesin maker (pembuat rokok) dan 6 mesin packer (pengepakan rokok). Machine Maker di PT. X ada 3 jenis yaitu, 3 buah Protos 100, 2 buah Protos 70 dan 1 buah Protos 80, yang secara spesifikasinya sebagai berikut: 1. Nama mesin: Protos 100 Asal Mesin: Germany Kapasitas Produksi: 10.000 batang per menit 40
  • 41. 2. Nama: Protos 70 Asal Mesin: Germany Kapasitas Produksi: 7000 batang per menit 3. Nama: Protos 80 Asal Mesin: Germany Kapasitas Produksi: 8000 batang per menit Dalam 1 Hari PT. X Mampu memproduksi kurang lebih 36.000.000 batang rokok. 3. Pengepakan Batangan-batangan rokok yang telah jadi, membutuhkan beberapa lapis kemasan dengan berbagai ukuran sesuai jenis produk, isi serta keperluan 41
  • 42. distribusinya. Fungsi pengemasan di sini selain berguna untuk mempertahankan mutu rokok, juga untuk memberikan citra terhadap produk. Proses pengepakan rokok menjalani beberapa tahap pengemasan secara berlapis. Kemasan lapisan pertama adalah kertas yang berlapis alluminium foil. Lapisan kedua adalah pembungkus (etiket) yang telah mengalami proses cetak terlebih dahulu. Pengemasan ketiga dalam bentuk press atau slof, kemasan keempat dalam bentuk bal (corrugated). Machine Packer di PT. X ada 3 jenis yaitu, 3 buah Focke 550, 2 buah GDX-2 dan 1 buah Focke 350, yang secara spesifikasinya sebagai berikut: 1. Nama: Focke 550 Asal Mesin: Germany Kapasitas Produksi: 500 pack per menit 2. Nama: GDX-2 Asal Mesin: Italy Kapasitas Produksi: 350 pack per menit 3. Nama: Protos Focke 350 Asal Mesin: Germany 42
  • 43. Kapasitas Produksi: 350 pack per menit Untuk menjamin ketersediaan rokok marlboro dipasaran khususnya pulau jawa, maka PT. X membangun pabrik di daerah Surabaya. Dalam 1 Hari PT. X Mampu memproduksi kurang lebih 5.400.000 pack rokok. B. Pemilihan Teknologi Pada Proses Produksinya PT. X mempunyai 6 mesin maker (pembuat rokok) dan 6 mesin packer (pengepakan rokok). Machine Maker di Philip Morris ada 3 jenis yaitu, 3 buah Protos 100, 2 buah Protos 70 dan 1 buah Protos 80, yang secara spesifikasinya sebagai berikut: 1. Nama mesin: Protos 100 Asal Mesin: Germany Kapasitas Produksi: 10.000 batang per menit 2. Nama: Protos 70 Asal Mesin: Germany Kapasitas Produksi: 7000 batang per menit 43
  • 44. 3. Nama: Protos 80 Asal Mesin: Germany Kapasitas Produksi: 8000 batang per menit Untuk menjamin ketersediaan rokok marlboro dipasaran khususnya pulau jawa, maka PT. X membangun pabrik di daerah surabaya. C. Technology Acquisition and Transfer PT X membentuk tim yang terdir dari para professional di bidang sistem informasi, Penjualan dan operasional untuk menentukan sistem yang dapat meningkatkan efisiensi operasional. Setelah melakukan studi banding, sistem iSMS direkomendasikan sebagai pilihan terbaik. iSMS telah digunakan oleh sejumlah afiliasi PMIlainnya.Tim proyek iSMS berhasil melakukan persiapan atas seluruh infrastruktur TI yang dibutuhkan serta membuat strategi implementasi dan pelatihan yang segera dilaksanakan ketika sistem telah diaktifkan. Kami berhasil melaksanakan implementasi iSMS di kantor-kantor penjualan dengan 4 komponen berikut ini: 1. Aplikasi handheld iSMS untuk digunakan oleh tenaga penjual 44
  • 45. 2. Aplikasi back office iSMS untuk digunakan pada komputer desktop di kantor penjualan 3. Aplikasi Front Office Reporting Tool (FORT) untuk digunakan oleh para supervisor penjualan 4. Aplikasi Back Office Reporting & Analysis (BORA) untuk para manajer area dan manajemen. Implementasi iSMS telah memberikan sejumlah manfaat dalam meningkatkan efisiensi transaksi penjualan dan pengendalian terhadap pekerjaan administratif, serta yang juga penting, meningkatkan akurasi dan kualitas informasi penjualan untuk membantu pembuatan keputusan D. Detailed Plant Layout And Basic Engineering 45
  • 46. Tabel 6.6 Proyeksi Biaya Perawatan Selama 5 Tahun Ke Depan Tahun 2011 2012 2013 2014 Rp18.420.309.000 Rp11.769.813.000 Rp10.970.379.000 Rp11.705.160.000 Rp9.970.293.000 Gudang Bahan Baku Rp12.013.245.000 Rp7.675.965.000 Rp7.154.595.000 Rp7.633.800.000 Rp6.502.365.000 Gudang Produk Jadi Rp12.013.245.000 Rp7.675.965.000 Rp7.154.595.000 Rp7.633.800.000 Rp6.502.365.000 Gudang Distribusi Rp6.407.064.000 Rp4.093.848.000 Rp3.815.784.000 Rp4.071.360.000 Rp3.467.928.000 Quality Control Rp4.004.415.000 Rp2.558.655.000 Rp2.384.865.000 Rp2.544.600.000 Rp2.167.455.000 Workshop Rp4.004.415.000 Rp2.558.655.000 Rp2.384.865.000 Rp2.544.600.000 Rp2.167.455.000 Masjid Rp400.441.500 Rp255.865.500 Rp238.486.500 Rp254.460.000 Rp216.745.500 Klinik Rp400.441.500 Rp255.865.500 Rp238.486.500 Rp254.460.000 Rp216.745.500 Kantin Rp400.441.500 Rp255.865.500 Rp238.486.500 Rp254.460.000 Rp216.745.500 Pos Satpam Rp400.441.500 Rp255.865.500 Rp238.486.500 Rp254.460.000 Rp216.745.500 Penampungan Limbah Rp8.008.830.000 Rp5.117.310.000 Rp4.769.730.000 Rp5.089.200.000 Rp4.334.910.000 Bangunan Penunjang Rp5.606.181.000 Rp3.582.117.000 Rp3.338.811.000 Rp3.562.440.000 Rp3.034.437.000 Kantor Rp8.008.830.000 Rp5.117.310.000 Rp4.769.730.000 Rp5.089.200.000 Rp4.334.910.000 Rp80.088.300.000 Rp51.173.100.000 Rp47.697.300.000 Rp50.892.000.000 Rp43.349.100.000 Ruangan Produksi 2015 Ruangan Penunjang Produksi Ruangan non produksi Total Biaya Maintenance Biaya Maintenance Rp90,000,000,000 Rp80,000,000,000 Rp70,000,000,000 Rp60,000,000,000 Rp50,000,000,000 Biaya Maintenance Rp40,000,000,000 Rp30,000,000,000 Rp20,000,000,000 Rp10,000,000,000 Rp0 2011 2012 2013 2014 2015 Gambar 6.3 Grafik Biaya Maintenance 46
  • 47. VII. ASPEK ORGANISASI DAN OVERHEAD COST A. Struktur Organisasi Pelaksanaan kegiatan setiap hari PT. Philip Morris dipimpin oleh seorang Direktur yang membawahi empat orang manajer, yang terdiri dari Manajer Distribusi dan Pemasaran, Manajer Pabrik, Manajer Administrasi dan Keuangan, dan Manajer Teknis. Deskripsi tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan adalah sebagai berikut: 1. General Manager General manager merupakan penanggung jawab tertinggi kegiatan harian perusahaan. General manager bertanggung jawab terhadap semua paaksanaan kegiatan di abrik, baik kelancaran produksi, urusan keuangan dan sebagainya serta mewakili perusahaan untuk kegiatan keluar perusahaan baik dengan aparat setempat, pemerintah, lingkungan setempat atau antar perusahaan. 2. Manager pemasaran dan distribusi Manager pemasaran bertanggung jawab melakukan kegiatan promosi pemasaran produk, mencari relasi baru dan memelihara daerah pemasaran produk. Divisi pemasaran merupakan bagian yang strategis dalam perusahaan. Kepala divisi pemasaran harus mampu manciptakan sasaran dan strategi pemasaran yang jitu, serta harus mampu memanfaatkan dan menciptakan peluang pasar. Betanggung jawab kepada General Manager terhadap keberhasilan kegiatan pemasaran perusahaan baik volume dan nilai pemasaran produk. 3. Manager Pabrik Manager pabrik bertugas dan bertanggung jawab dalam mengawasi segala kegiatan yang berkaitan dengan produksi, melakuan perecanaan produksi, mengawasi kondisi gudang, mengawasi berbgai hal yang berkaitan 47
  • 48. dengan kondisi produksi terutama bahan baku, bahan penolong, kemasan produk serta kondisi dan peralatan yang digunakan. 4. Manager Finansial dan Administrasi Manager finansial dan administrasi bertanggung jawab menyusun budget penerimaan dan pengeluaran perusahaan untuk periode waktu mendatang, kemudian meganalisa perbedaan antara angka anggaran dengan kenyataannya, mencatat semua transaksi yang berkaitan dengan perusahaan dan melakukan pengawasan terhadap budget yang dianggarkan dan membuat langkah perbaikannya. 5. Manager Operasi Manager Operasi bertugas dan bertanggung jawab mengawasi kesiapan penggunaan mesin dan peralatan produksi serta operasionalnya. 6. Manager R&D Manager R&D melakukan perencanan kegiatan penelitian dan pengemangan terhadap produk baru agar memperoleh keunggulan dalam peesaingan produk di pasaran, melakukan kegiatan pemasaran mutu terhadap bahan baku sebelum diolah dan produk, begiti pula hasil penelitian dan pengembangan berupa formula baru dalam mengolah produk. 7. Kepala Divisi Pemasaran Kepala Divisi pemasaran bertugas melakukan pengawasan terhadap pemasaran hasil produksi baik produk yang masuk maupun yang keluar, mendayagunakan potensi produksi menjadi kekuatan potensial dalam pemasaran hasil produksi. 8. Kepala Divisi Distribusi Manager distribusi bertanggung jawab terhadap kelancaran kegiatan distribusi. 48
  • 49. 9. Manager Produksi Manager produksi bertugas merencanakan jadwal produksi, mengawasi dan mengendalikan produksi, menekan dan mengurangi kerusakan produk, mendukung kebijakan peruahaan dalam bidang produksi sehinghga tujuan perusahaan tercapai. 10. Manager QA Manager QA bertugas melakukan koreksi terhadap terhadap penyimpanan proses produksi mengontrol mutu produk, melakukan pengontrolan mutu/kualitas pada seluruh bahan kemasam dan bahan tambahan/pembantu, mengatasi masalah yang menyangkut mutu atau produk. 11. Supervisor QC Supervisor QC bertugas Memberikan perintah kerja kepada masing-masing kepala kelompok, memeriksa laporan harian yang dibuat oleh staff QC, mengontrol tahapan proses terutama pada titik kritis dan waktu kritis. 49
  • 50. B. Organizational Design Tabel. 7.1 Jumlah Kebutuhan Tenaga Kerja Tak Langsung Jenis Pekerjaan Jumlah Tenaga Kerja Direktur Utama 1 Direktur Operasional 4 Direktur Teknik 1 Direktur Pemasaran 1 General Manajer 1 Manajer 6 Kepala Divisi 8 Engineering 4 Staff 20 Satpam 2 Office Boy 45 Sopir 5 Kenek 3 Jumlah tenaga kerja tak langsung 103 Tabel. 7.2 Jumlah Kebutuhan Tenaga Kerja Langsung Jenis Pekerjaan Jumlah Tenaga Kerja Penerimaan bahan 5 Pra pengolahan bahan baku 9 Proses pengolahan utama ( Produksi ) 20 Pengisian bahan 1 Pengemasan / Pengepakan 6 Gudang produk 2 Gudang bahan pembantu dan kemasan 2 Laboratorium 4 Sumber energi 3 Teknisi 8 Jumlah tenaga kerja langsung 60 50
  • 51. C. Biaya Overhead Tabel 7.3 Total Biaya Overhead Tahun Jumlah Tenaga Kerja Langsung Jumlah Tenaga Kerja tak Langsung Total Biaya Overhead 2011 2012 2013 2014 2015 Rp28.030.905.000 Rp28.030.905.000 Rp28.030.905.000 Rp28.030.905.000 Rp28.030.905.000 Rp13.615.011.000 Rp13.615.011.000 Rp13.615.011.000 Rp13.615.011.000 Rp13.615.011.000 Rp41.645.916.000 Rp41.645.916.000 Rp41.645.916.000 Rp41.645.916.000 Rp41.645.916.000 51
  • 52. VIII. HUMAN RESOURCES A. Kategori Dan Fungsi 1. Kualifikasi Tenaga Kerja Untuk menentukan kualifikasi tenaga kerja harus diperhatikan tanggung jawab yang dibebankan pada suatu posisi sehingga diharapkan orang yang memegangnya dapat melakukan tugas dengan baik. Tenaga kerja yang dibutuhkan pada industri pengolahan yoghurt ini dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tenaga kerja yang membutuhkan kualifikasi khusus dan tenaga kerja yang tidak membutuhkan kualifikasi khusus. 2. Tenaga Kerja Yang Memerlukan Kualifikasi Khusus a. Direktur Seorang direktur yang dibutuhkan dalam industri rokok adalah yang memiliki kemampuan dalam bidang manajemen dan teknik industri, dengan kualifikasi sebagai berikut: Berlatar pendidikan sarjana Teknologi Industri Pertanian Berpengalaman minimal 5 tahun dalam bidangnya. Memiliki kemampuan memimpin, bertanggung jawab, dan mampu mengambil keputusan. b. Manager Kualifikasi yang dibutuhkan seorang manajer antara lain: Berlatar belakang pendidikan sarjana atau diploma pada disiplin ilmu yang sesuai dengan bagiannya. Berpengalaman minimal 3 tahun dibidangnya. Memiliki kemampuan memimpin dan mau bekerja keras. c. Staff Staff bertanggung jawab terhadap tugas atau pekerjaan yang terdapat di bagiannya masing-masing. Kualifikasi yang dibutuhkan antara lain: 52
  • 53. Berlatarbelakang pendidikan Politeknik atau Diploma yang sesuai dengan bidangnya. Berpengalaman minimal 3 tahun dibidangnya. Memiliki kemampuan memimpin dan mau bekerja keras. 3. Tenaga Kerja Yang Tidak Memerlukan Kualifikasi Khusus a. Teknisi Yang dimaksud dengan teknisi adlah tenaga kerja yang bekerja untuk membantu kelancaran mesin dan operasi produksi. Latar belakang yang dibutuhkan oleh teknisi adalah minimal SMA/STM. b. Operator Yang dimaksud dengan operator adalah tenaga kerja yang bertugas dalam mengoperasikan mesin atau alat. Sedangkan tenaga pelaksana lainnya meliputi tenaga penggerak, sopir, satpam, dan lainlain. Latar belakang pendidikan yang dibutuhkan untuk operator dan tenaga pelaksana lainnya adalah SMP. 4. Kebutuhan Tenaga Kerja Kebutuhan tenaga kerja untuk PT. X terdiri dari tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja tak langsung berjumlah sebanyak 103 orang. Tenaga kerja bagian produksi atau tenaga kerja langsung dapat dipenuhi oleh penduduk di daerah sekitar pabrik atau industri tersebut dengan kualifikasi yang tidak terlalu tinggi karena sebelum mulai bekerja akan diadakan pelatihan bagi tenaga kerja bagian produksi. Jumlah tenaga kerja langsung keseluruhan adalah 163 orang. 53
  • 54. Tabel 8.1 Kebutuhan Tenaga Kerja Tak Langsung Jenis Pekerjaan Jumlah Tenaga Kerja Direktur Utama 1 Direktur Operasional 4 Direktur Teknik 1 Direktur Pemasaran 1 General Manajer 1 Manajer 6 Kepala Divisi 8 Engineering 4 Staff 20 Satpam 4 Office Boy 45 Sopir 5 Kenek 5 Jumlah tenaga kerja tak langsung 105 Tabel 8.2 Kebutuhan Tenaga Kerja Langsung Akivitas Jumlah Tenaga Kerja Penerimaan bahan 5 Pra pengolahan bahan baku 9 Proses pengolahan utama ( Produksi ) 20 Pengisian bahan 5 Pengemasan / Pengepakan 6 Gudang produk 6 Gudang bahan pembantu dan kemasan 6 Laboratorium 4 Sumber energi 6 Teknisi 8 Jumlah tenaga kerja langsung 75 54
  • 55. B. Socio Economic And Cultural Environtment Berikut adalah beberapa dampak pendirian pabrik rokok terhadap lingkungan masyarakat sekitar diantaranya: 1. Pemasukan Keuangan Negara Semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis di Indonesia mendorong banyak perusahaan untuk lebih berpikir ke depan guna menjalankan strategi yang terbaik bagi perusahaannya. Persaingan ini khususnya pada bisnis rokok yang semakin mendapatkan tekanan dari pemerintah dan lembaga lainnya yang peduli pada masalah kesehatan. Tekanan tersebut meningkat pada tahun 2006,pemerintah kembali menaikan target cukai menjadi 36,5 trilyun rupiah. Hal ini didukung dengan dikeluarkannya Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 75 Tahun 2005 atau Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 tentang Kawasan Dilarang Merokok (KDM). Undang-undang kawasan bebas rokok ini berlaku secara efektif pada tanggal 4 Februari 2006. Peraturan kawasan bebas rokok tersebut tentu merugikan bagi perusahaan rokok, karena dapat menurunkan volume penjualan rokok yang disebabkan oleh keterbatasan tempat merokok. Salah satu perusahaan rokok tersebut adalah PT. HM Sampoerna TBk. yang telah diakuisisi oleh PT. X. Pada Tahun 2005, PMI telah menyelesaikan akuisisi terbesar dalam sejarah korporasi Indonesia dengan memiliki 98% saham Sampoerna. Tanggal 18 Mei 2005 tersebut menandai dimulainya era baru dalam sejarah perusahaan rokok yang telah berdiri di Kota Surabaya sejak Tahun 1913 ini. 2. Program CSR Melalui profil program CSR Sampoerna dapat dilihat bahwa program CSR yang telah dilakukan oleh Sampoerna meliputi berbagai sektor kehidupan di dalam masyarakat, yakni: pendidikan, pemanfaatan potensi dan sumber daya masyarakat sekitar, kesehatan, sosial dan budaya, pengembangan infrastruktur, dan aspek strategis lainnya. Program CSR Sampoerna dibagi menjadi beberapa program utama, yaitu: Sampoerna goes to campus, pendidikan, community development, lingkungan, sosial, dan employee. 55
  • 56. Gambar 8.1. Hubungan Perusahaan dengan Masyarakat sekitar 3. Program Bimbingan Anak (PBA) PBA merupakan perwujudan dari kepekaan PT.X akan pentingnya masa depan anak-anak Indonesia. Sampoerna yakin, masa depan Indonesia dan generasi penerus bangsa bergantung pada apa yang dilakukan orang tua pada saat ini kepada anak-anaknya. Dari keyakinan tersebut, PBA menanamkan konsep bahwa anak-anak perlu diberi pengertian yang kuat sejak dini bahwa apa yang terjadi pada negeri ini di masa datang adalah tanggung jawab bersama. Orang tua perlu memberikan bimbingan kepada anak-anak agar mereka dapat mengembangkan dirinya untuk menjawab tantangan di masa depan. Oleh karena itu munculah pesan inti PBA: ’Bimbingan masa depan mereka’ 5. Program pustaka Program pustaka Sampoerna mendorong kegemaran membaca di kalangan anak-anak melalui berbagai kegiatan seperti pengelolaan perpustakaan, pengoperasian mobil pustaka, serta beragam kegiatan lain yang tak selalu terkait dengan medium buku, namun melalui komik dan dongeng, misalnya. Dalam pustaka Sampoerna ini, 2 unit mobil pustaka yang diluncurkan sejak tahun 2003, terus beroperasi mengunjungi 22 SD dan Marsadah Ibtida’iyah di kecamatan Rungkut dan Pabean Cantikan di Jawa Timur. Program ini berupaya mendekatkan anak-anak dengan dunia pustaka sejak dini. Lalu pada bulan April 2005, Pustaka Sampoerna menggelar pelatihan mengelola yang diikuti 40 siswa dan 20 guru 56
  • 57. sekolah di wilayah Jabodetabek. Kemudian mengadakan kegiatan ’how to use the library’ di lima perpusatakaan umum di Jakarta, dengan 500 siswa dari 50 sekolah dasar di Jakarta. Seluruh sekolah dasar yang berpartisipasi juga mendapatkan rak buku dan buku-buku untuk mengisi perpustakaannya. Gambar 8.2 Perpustakaan Keliling 6. Bantuan Pendidikan Pendidikan memainkan peran yang pentingdalam masyarakat, sehingga melakukaninvestasi dalam pendidikan merupakan suatukeharusan, tidak hanya bagi masyarakatIndonesia, namun juga merupakan strategi penting untuk memastikan tersedianya sumber daya manusiaberkualitas dan berbakat bagi kelangsungan bisnis Perseroan. Pada bulan Mei Perseroan melaksanakan Indonesia Best Students 2007. Pada kegiatan tersebut, 92 siswa terbaik dari 18 universitas di Indonesia selama lima hari melakukan berbagai kegiatanseperti mengunjungi kantor dan fasilitas produksi, berdiskusi dengan anggota manajemen dan staff Perseroan, serta mengikuti berbagai pelatihan kepemimpinan.Selain dukungan Perseroan terhadap kegiatannya pada sektor pendidikan,kegiatan kemasyarakatan Perseroan juga meliputi berbagai bentuk bantuan pendidikan. Pada bulan Juni, Perseroan meluncurkan model baru program “Pustaka keliling”. Dengan wilayah layanan yang lebih luas, perpustakaan keliling Pustaka kini dapat menyediakan buku-buku bacaan bagi masyarakat di sekitar Surabaya dan Pandaan. Selain itu, Perseroan juga melaksanakan lomba menulis untuk mengumpulkan cerita-cerita rakyat dari Kabupaten Pasuruan. Kemudian ceritaceritaterpilih dari lomba tersebut dikumpulkan dan diluncurkan dalam sebuah buku pada bulan Desember. Pada tahun 2007, Perseroan meneruskan dukungan terhadap komunitas kampus di nusantara melalui Program Kampus. Perseroan 57
  • 58. memberikan dukungan kepada Twilite Orchestra dalam menyelenggarakan konser simfonik Musicademia di 3 universitas di Bandung, Yogyakarta dan Surabaya. Akhirnya pada bulan Desember, Perseroan kembali menunjukkan komitmen dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia dengan mengadakan program bea siswa di Kabupaten Pasuruan untuk menjawabkebutuhan bagi dukungan pendidikan yang lebih baik bagi masyarakat di sekitar lokasi Perseroan. D. Proyek Related Requirement Kegiatan yang masih berkaitan dengan perencanaan SDM adalah perekrutan atau pengadaan tenaga kerja. Setelah organisasi / perusahaan menetapkan karakteristik atau ciri-ciri karyawan yang diperlukan serta jumlahnya masing-masing, maka kegiatan selanjutnya adalah upaya mendapatkan tenaga kerja yang diperlukannya tersebut. Idealnya upaya pengadaan tenaga kerja ini untuk memastikan bahwa tenaga kerja yang direkrut dan ditempatkan nantinya adalah the right people in the right position. Pengadaan tenaga kerja itu sendiri adalah suatu proses untuk mendapatkan tenaga yang berkualitas dan memberikan harapan yang baik pada calon tenaga kerja tersebut untuk membuat lamaran kerja guna bekerja pada instansi/perusahaan tersebut. Khusus bagi organisasi/perusahaan yang besar, pengadaan tenaga kerja merupakan proses yang terus berlangsung dan kompleks dan menuntut perencanaan dan upaya yang ekstensif. Proses perekrutan dimulai dari mencari dan menarik pelamar yang mampu melakukan suatu pekerjaan sampai adanya lamaran masuk. 1. Tujuan Perekrutan • Menyediakan sekumpulan calon tenaga kerja/karyawan yang memenuhi syarat; • Agar konsisten dengan strategi, wawasan dan nilai perusahaan; • Untuk membantu mengurangi kemungkinan keluarnya karyawan yang belum lama bekerja; • Untuk mengkoordinasikan upaya perekrutan dengan program seleksi dan pelatihan; • Untuk memenuhi tanggungjawab perusahaan dalam upaya menciptakan kesempatan kerja yang adil. 58
  • 59. 2. Sumber Perekrutan Calon tenaga kerja yang akan direkrut dapat diambil dari internal organisasi maupun eksternal organisasi. Perekrutan tenaga kerja dari dalam biasanya dilakukan oleh organisasi/perusahaan yang telah lama berjalan dan memiliki sistem karier yang baik. Perekrutan tenaga kerja dari dalam memiliki keuntungan, diantaranya adalah tidak mahal, promosi dari dalam dapat memelihara loyalitas dan dedikasi pegawai, dan tidak diperlukan masa adaptasi yang terlalu lama, karena sudah terbiasa dengan suasana yang ada. Namun demikian perekrutan dari dalam juga berarti terjadinya pembatasan terhadap bakat yang sebenarnya tersedia bagi organisasi dan mengurangi peluang masuknya pemikiran baru. (1) Eksternal Seringkali organisasi/perusahaan membutuhkan tenaga kerja dengan syarat-syarat tertentu yang tidak dimiliki oleh SDM yang ada. Untuk itu perekrutan calon tenaga kerja akan diambil dari luar organisasi. Beberapa sumber yang dapat digunakan dalam perekrutan eksternal seperti : a. Lembaga pendidikan Perekrutan calon tenaga kerja dilakukan biasanya bila organisai/perusahaan memerlukan jenis pendidikan tertentu tanpa memperdulikan 59
  • 60. pengalaman kerja. Melalui cara perekrutan ini, diharapkan dapat dibentuk karyawan sesuai yang diinginkan organisasi/perusahaan. b. Teman/anggota keluarga karyawan Organisasi/perusahaan dapat meminta jasa karyawan lama untuk mencarikan calon tenaga kerja. Umumnya karyawan yang dimintai tolong akan menyambut gembira, meskipun untuk tugas tersebut mereka tidak mendapatkan imbalan dalam bentuk materi. Lebih-lebih dalam kondisi sulitnya lapangan kerja seperti saat ini, karyawan akan gembira untuk menyodorkan informasi calon pegawai seperti saudara/teman/tetangga dan sebagainya. c. Lamaran terdahulu yang telah masuk Perekrutan juga dapat diambil dari lamaran terdahulu yang telah masuk. Melalui pembukaan arsip atau file lamaran yang belum diterima, diharapkan akan didapat calon pegawai yang memiliki persyaratan sebagaimana yang diharapkan. d. Agen tenaga kerja Cara ini boleh dibilang relatif sangat baru dan belum populer di Indonesia. Agen tenaga kerja adalah perusahaan swasta yang kegiatan utamanya adalah mencari dan menyalurkan tenaga kerja. e. Karyawan perusahaan lain Perekrutan calon karyawan dari satu perusahaan ke perusahaan lain dapat dilakukan secara legal maupun illegal. Yang dimaksud legal disini adalah perusahaan yang ingin merekrut harus mengeluarkan sejumlah biaya yang akan dibayarkan kepada perusahaan tempat calon pegawai tersebut bekerja. Perekrutan model ini lebih dikenal dengan sebutan transfer. Sedangkan perekrutan secara illegal lebih dikenal dengan pembajakan. Kelebihan dari perekrutan ini adalah : pengalaman terjamin; training/latihan diperlukan sekadarnya; kemungkinan mendapatkan ide-ide baru besar. Namun juga terdapat kelemahan dalam cara ini, yaitu : loyalitas kurang, terjamin, dan calon mungkin memiliki kebiasaan yang kurang sesuai dengan iklim organisasi. 60
  • 61. f. Asosiasi profesi Perekrutan dilakukan melalui asosiasi suatu profesi sebagai mediator penyedia tenaga kerja profesional bagi perusahaan, seperti di Indonesia terdapat KADIN, IWAPI, HIPMI, IAI, dsb. g. Outsourcing Terkadang perusahaan juga perlu melakukan efisiensi, beberapa pekerjaan yang dapat dilakukan tanpa harus mengangkat tenaga kerja tetap dapat menggunakan tenaga kerja kontrak (outsourcing). Metode perekrutan karyawan dengan sumber dari luar perusahaan, dapat dilakukan : (2) Internal Melalui iklan atau adventensi diharapkan perusahan dapat merekrut calon tenaga kerja dengan spesifikasi tertentu dan dengan pengalaman kerja tertentu. Perekrutan melalui iklan ini biasanya disertai dengan suatu janji yang menarik, misalnya gaji yang besar, masa depan yang menarik dan sebagainya. Kebaikan perekrutan dengan menggunakan iklan adalah ; • Dapat mencapai sasaran yang cukup luas. • Hubungan langsung antarorganisasi/perusahaan dengan pelamar. • Cara yang dianggap praktis. • Kemungkinan besar mendapatkan calon yang berbobot (berkualitas). • Efektif untuk mendapatkan calon tenaga kerja yang tidak terpusat. Kelemahan pengadaan tenaga kerja melalui iklan adalah : • Memerlukan biaya yang cukup mahal. •Kemungkinan pelamar yang datang cukup banyak sehingga menyulitkan penyelesaian. Open house Untuk menjaring lebih banyak tenaga potensial secara umum, perusahaan dapat melakukan open house di sejumlah kalangan yang diprediksikan dapat menarik calon tenaga kerja potensial, seperti di perguruan tinggi, even-even tertentu. Menyewa konsultan perekrutan Terkadang untuk mencari dan merekrut tenaga kerja profesional dibutuhkan konsultan yang mampu mencari tenaga tersebut, 61
  • 62. dengan demikian ada jaminan melalui konsultan perekrutan perusahaan tidak perlu membuang waktu untuk mencari tenaga kerja yang sesuai. Beberapa alternatif perekrutan dari dalam organisasi melalui : a. Promosi Perekrutan internal yang paling banyak dilakukan adalah promosi untuk mengisi kekosongan pada jabatan yang lebih tinggi yang diambil dari pekerja yang jabatannya lebih rendah. b. Transfer/Rotasi Di samping itu terdapat pula kegiatannya dalam bentuk memindahkan pekerja dari satu jabatan ke jabatan lain yang sama jenjangnya. Dengan kata lain promosi bersifat vertikal, sedang pemindahan berifat horizontal (rotasi). c. Pengkaryaan Kembali Berlaku untuk karyawan yang diberhentikan sementara dan dipanggil kembali ketika ada jabatan yang kosong. d. Kelompok Pekerja Sementara / Kontrak Kerja Kelompok pekerja sementara (temporer) adalah sejumlah tenaga kerja yang dipekerjakan dan diupah menurut keperluan, dengan memperhitungkan jumlah jam atau hari kerja. Namun mereka dapat menjadi pekerja tetap, jika sesuai dengan persyaratan. Perekrutan internal sebagaimana diuraikan di atas memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungannya : (1) Pembiayaannya relatif murah, karena tidak memerlukan proses seleksi seperti dilakukan pada perekrutan eksternal. (2) Organisasi mengetahui secara tepat pekerja yang berkemampuan tinggi dan kualifaid untuk mengisi jabatan yang kosong. (3) Pekerja memiliki motivasi kerja yang lebih tinggi. (4) Mencegah tenaga kerja yang baik dan kompetitif pindah keluar dari organisasi/perusahaan, karena pengembangan kariernya jelas. (5) Para pekerja telah memahami secara baik kebijaksanaan, prosedurprosedur, ketentuan-ketentuan dan kebiasaan organisasi/perusahaan. Keburukan perekrutan internal adalah : 62
  • 63. (1) Mengurangi motivasi kerja dan tidak memberikan perpektif baru, bagi pekerja yang kurang kompetitif atau merasa dirinya tidak berpeluang untuk mengisi setiap jabatan yang kosong. (2) Pekerja yang dipromosikan untuk jabatan yag lebih tinggi cenderung tidak dapat menjalankan kekuasaan dan kewenangannya, karena sudah sangat akrab dengan bawahannya. Beberapa metode perekrutan internal antara lain dengan : a. Rencana Suksesi/ Succeesion Planning Perekrutan ini merupakan kegiatan yang difokuskan pada usaha pekerja yang mempersiapkan pekerja untuk mengisi posisi-posisi eksekutif b. Penawaran Terbuka untuk suatu Jabatan (Job Posting) Perekrutan terbuka ini merupakan sistem mencari berkemampuan tinggi untuk mengisi jabatan yang kosong, dengan memberikan kesempatan pada semua pekerja yang berminat. Untuk itu setiap ada jabatan kosong diumumkan melalui media intern, bulletin perusahaan, papan bulletin/pengumuman, sarana telepon atau sistem komputer. E. AVAILABILITY AND RECRUITMENT PT. X Incorporated pertama kali memasuki pasar Indonesia pada tahun 1984, melalui perjanjian lisensi dengan perusahaan lokal untuk memproduksi merk PT X . PT X Indonesia, salah satu afiliasi PT X International (PMI), kemudian didirikan pada tahun 1998. Pada tahun 2005, PMI menjadi pemegang saham mayoritas (98%) PT HM Sampoerna Tbk., Di Indonesia perusahaan rokok terbesar ketiga, sesuai dengan tahun 2004, pangsa pasar.Beberapa orang Indonesia memiliki kesempatan karir di departemen seperti keuangan, penjualan dan distribusi, pemasaran, sumber daya manusia dan operasi. Proses perekrutan dapat diterapkan pada lowongan tertentu, dengan memilih pekerjaan yang menarik minat Anda pada website oline perusahaan rokok ini.Jika Anda adalah seorang calon baru, Anda akan perlu membuat sebuah profil pribadi untuk melamar pekerjaan tersebut. Anda akan dapat menggunakan username dan password yang sama jika Anda ingin melamar pekerjaan lain atau 63
  • 64. memperbarui profil Anda di masa depan. Account Anda akan tetap aktif hingga 36 bulan dari kunjungan terakhir Anda. Aplikasi spontan yaitu Jika tidak ada posisi yang sesuai dengan kriteria Anda, Anda selalu dapat mengirimkan aplikasi spontan. Profil Anda akan disimpan di database kami di mana ia akan tetap aktif hingga 36 bulan dari kunjungan terakhir Anda. Jika Anda kemudian melamar posisi formulir aplikasi akan menjadi pra-diisi dengan informasi pribadi Anda. Proses seleksi yaitu Proses rekrutmen bervariasi dari satu negara ke negara, tetapi kami selalu akan memproses aplikasi anda terjamin kerahasiaannya. Jika cocok, kami akan menghubungi Anda menggunakan rincian disediakan Anda. F. TRAINING PLAN 1. Program Entrepreneurship Training Center (PETC) Pada tahun 2006, Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PETC) membuka pintunya pada lahan seluas 10 hektar Perusahaan di sekitar fasilitas SKM kami di Desa Gunting di Wilayah Pasuruan. The SETC adalah realisasi komitmen perusahaan kami untuk mengembangkan usaha kecil-menengah, dan untuk memfasilitasi munculnya bisnis baru yang dapat memberikan lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi lokal. The SETC adalah suatu fasilitas yang terpadu, yang meliputi ruang kelas, bengkel teknis dan pertanian eksperimental dan daerah pertanian. Ini merupakan eksperimen unik untuk memberikan pra-pensiun kami karyawan dan penduduk desa di wilayah fasilitas SKM kami dengan pelatihan 64
  • 65. praktis dan keterampilan kerja, yang kemudian dapat digunakan untuk memulai bisnis baru atau meningkatkan usaha yang ada.Untuk lebih mendukung lulusan dalam memulai, Perusahaan kami juga menerapkan bisnis-mikro program bergulir dana yang dikelola bersama-sama dengan Universitas Brawijaya Malang. Dalam rangka untuk membuat SETC sukses, kita telah terlibat dari mitra yang kompeten dan kredibel awal, termasuk Institut Pertanian Bogor, baik dalam perencanaan dan dalam mengorganisir fasilitas, dan memberikan instruksi. Pada tahun 2006, lebih dari 130 desa dan 30 karyawan lulus dari SETC, dan, setelah sepenuhnya operasional SETC diharapkan untuk melatih lebih dari 600 orang setiap tahunnya. 2. Dunamis Foundation Dunamis Foundation telah resmi setuju untuk bekerja sama dengan Putera Sampoerna Foundation dalam bentuk pelatihan dan program sertifikasi "7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif ®" diberikan kepada Guardian Nilai Tim Sampoerna Academy. Realisasi kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Andiral Purnomo, Kepala Dunamis Foundation dan Eddy Henry, Direktur Program Pendidikan, Putera Sampoerna Foundation. Sejak berdirinya di tahun 1991, Dunamis adalah mitra berlisensi dari Franklin Covey - sebuah organisasi global yang memberikan pelatihan dalam pengembangan kepemimpinan dan eksekusi. Dengan memiliki misi yang sama dengan Putera Sampoerna Foundation, Dunamis Foundation telah setuju untuk bergabung dalam kemitraan dengan Putera Sampoerna Foundation dengan memberikan pelatihan tentang "7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif", sebuah program pendampingan Nilai Guardian Tim Sampoerna Academy. Selain pelatihan tentang "7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif ®" Nilai Guardian Tim, Sampoerna Academy juga akan berpartisipasi dalam program sertifikasi Dunamis melalui Kereta The Trainer for "7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif ®" dan "Pemimpin di dalam Aku (Visi & Implementasi Hari ® ") pelatihan. Setelah mendapatkan sertifikat ini, Tim Nilai Guardian, Sampoerna Academy diharapkan untuk terus memberikan pelatihan kepemimpinan ke Akademi Sampoerna guru, karyawan dan mahasiswa. Eddy Henry, Direktur 65
  • 66. Program Pendidikan, Putera Sampoerna Foundation, mengatakan, "Mengikuti moto 'Hari Belajar, Lead Besok', Sampoerna Academy akan membentuk karakter pemimpin masa depan Indonesia yang akan menjadi orang yang kompeten, memiliki wawasan global, dan kepedulian denganmengembangkan komunitas mereka. Bersama dengan Dunamis Foundation sebagai mitra berlisensi resmi dari Covey Leadership Center, Putera Sampoerna Foundation akan memberikan pelatihan kepemimpinan siswa berdasarkan "7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif ®" dan "Pemimpin di dalam Aku - Visi & Pelaksanaan Hari ®". Berpartisipasi dalam mempersiapkan generasi muda Indonesia sebagai pemimpin masa depan bangsa, Dunamis Foundation dan Putera Sampoerna Foundation menyiapkan tiga tahap utama dalam program-program pelatihan dan sertifikasi untuk Nilai Guardian Tim, Sampoerna Academy, yang akan dimulai dari Oktober 2010 hingga Juni 2011. Pada tahap pertama, Dunamis Foundation akan memberikan pelatihan dan pengembangan untuk Nilai Guardian Tim, Sampoerna Academy serta menyediakan buku-buku dan perangkat guru belajar. Pada tahap kedua, persiapan penyelarasan sistem, kurikulum, dan fasilitas pendidikan yang didasarkan pada kepemimpinan akan dilaksanakan bagi guru Academy Sampoerna dan staf yang akan dilaksanakan langsung oleh Tim Nilai Guardian, Sampoerna Academy yang akan didampingi oleh wakil Dunamis Yayasan. Pada tahap akhir, pelaksanaan bahan ajar berdasarkan "7 Kebiasaan Remaja yang Sangat Efektif ®" kurikulum akan dilakukan pada siswa Akademi Sampoerna oleh para guru yang telah menyelesaikan Kereta Program sertifikasi Trainer dengan menggunakan membimbing siswa asli yang diberikan oleh Dunamis Foundation untuk masingmasing siswa. "Program Kepemimpinan Pemuda merupakan pilar utama dari seluruh program dan inti dari keseluruhan silabus kami. Kami percaya kepemimpinan yang tidak dapat diperoleh dari teori atau kerja di satu semester tetapi merupakan hasil dari proses yang membutuhkan tahun investasi dan dedikasi, "diungkapkan Eddy Henry. Dunamis Foundation adalah bagian dari perwujudan misi PT.X Foundation dalam menciptakan pemimpin yang berkualitas baik di masa depan melalui pendidikan sehingga mereka bisa menghadapi tantangan 66
  • 67. global.Mengintegrasikan kurikulum dari Universitas Cambridge (IGCSE) dengan standar nasional yang diterapkan dalam sistem pendidikan sekolah asrama, Sampoerna Academy bertujuan untuk mengembangkan kemampuan akademik serta keterampilan siswa dan untuk membentuk karakter pemimpin masa depan Indonesia yang akan memiliki kaliber internasional. Dipandu oleh slogan Putera Sampoerna Foundation yang "Bersama Kita Bisa Membuat Perbedaan" dan dengan kerjasama dari dua organisasi yang sangat prihatin tentang perkembangan sumber daya di Indonesia, bersama-sama kami berharap bahwa Indonesia dapat membuat lebih banyak pemimpin masa depan yang memiliki karakter dan telah memenuhi syarat dalam membuat perubahan bagi masyarakat dan bangsa. G. COST ESTIMATES Tabel. 8.3 Estimasi Proyeksi Biaya Human Resources and Social Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Biaya Perekrutan Media Televisi Rp3.075.390.720 Rp1.965.047.040 Rp1.831.576.320 Rp1.954.252.800 Rp1.664.605.440 Media Cetak Rp1.922.119.200 Rp1.228.154.400 Rp1.144.735.200 Rp1.221.408.000 Rp1.040.378.400 Pelatihan Teknis Rp3.075.390.720 Rp1.965.047.040 Rp1.831.576.320 Rp1.954.252.800 Rp1.664.605.440 Pelatihan Administrasi Rp2.690.966.880 Rp1.719.416.160 Rp1.602.629.280 Rp1.709.971.200 Rp1.456.529.760 Pelatihan Kewirausahaan Rp5.766.357.600 Rp3.684.463.200 Rp3.434.205.600 Rp3.664.224.000 Rp3.121.135.200 Pelatihan Keterampilan Rp3.844.238.400 Rp2.456.308.800 Rp2.289.470.400 Rp2.442.816.000 Rp2.080.756.800 Program CSR Rp7.688.476.800 Rp4.912.617.600 Rp4.578.940.800 Rp4.885.632.000 Rp4.161.513.600 Program Bimbingan Anak Rp5.766.357.600 Rp3.684.463.200 Rp3.434.205.600 Rp3.664.224.000 Rp3.121.135.200 Program Pustaka Rp4.613.086.080 Rp2.947.570.560 Rp2.747.364.480 Rp2.931.379.200 Rp2.496.908.160 Rp38.442.384.000 Rp24.563.088.000 Rp22.894.704.000 Rp24.428.160.000 Rp20.807.568.000 Pelatihan Biaya Sosial Total Biaya Estimasi 67
  • 68. IX. IMPLEMENTATION PLANNING AND BUDGETING A. Objectives of implementation planning Perencanaan kedepan, PT. X mempunyai perencanaan untuk membuka perkebunan tembakau di indonesia. Dengan tujuan pangsa pasar ekspor. PT. X berencana untuk membuka perkebunan tembakau di daerah makassar tepatnya di daerah mamuju dengan luas 2011 hektar dan diharapkan dapat menghasilkan 1654 ton dalam sekali panen. Alasan utama dipilihnya daerah ini adalah tanahnya yang relatif subur dan harga tanhnya masih relatif tidak terlalu mahal ( Berkisar antara Rp100.000 – Rp300.000 m2) serta kemudahan akses untuk mendapatkan tenaga kerja dan curah hujan turun lebih banyak. Musim hujan yang lebih panjang disertai sinar matahari yang terik hal ini akan membuat kualitas tembakau lebih baik. Untuk perencanaan implementasi perkebunan tembakau ke depan, PT. X bekerja sama dengan pemerintah daerah sulawesi selatan dan merekrut para penduduk untuk dijadikan sebagai tenaga kerja. Dan untuk pengembangan riset serta tenaga ahli, PT. X berencana untuk bekerja sama dengan pihak institusi pendidikan terkait, serta mendatangkan tenaga ahli dan pekerja ahli dari dalam dan luar sulawesi selatan. Visi dan misi serta tujuan permbukaan perkebunan tembakau di masa mendatang akan dijelaskan dibawah ini : Visi Dengan mengacu kepada kondisi perkebunan saat ini, dinamika lingkungan strategis baik domestik maupun internasional, REPENAS, dan visi pembangunan pertanian maka visi pembangunan perkebunan adalah terwujudnya masyarakat perkebunan yang sejahtera melalui pengembangan sistem dan usaha agribisnis perkebunan yang berdaya saing, berkeadilan, berkerakyatan, terdesentralisasi dan berbasis pada pengelolaan SDA yang lestari sesuai fungsinya pada Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan (KIMBUN). Misi Adapun Misi pembangunan perkebunan yang ditetapkan berdasarkan visi tersebut diatas, adalah : (1) mengembangkan prasarana dan sarana perkebunan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan SDA sesuai fungsinya. 68