Dokumen tersebut membahas tentang visi pendidikan Indonesia yaitu menciptakan pelajar pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global guna mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian. Dokumen ini juga membahas mengenai komponen-komponen kurikulum operasional sekolah seperti karak
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
1.
2. VISI PENDIDIKAN INDONESIA
PELAJAR
PANCASILA
Beriman, bertakwa
kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan berakhlak
mulia
Mandiri
Bernalar
Kritis
Kreatif
Bergotong
Royong
Berkebinekaan
Global
mewujudkan Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya
Pelajar Pancasila yang bernalar
kritis, kreatif, mandiri, beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan berakhlak mulia,
bergotong royong, dan
berkebinekaan global
3. Mengutip pernyataan Ki Hajar Dewantara:
“Memberi ilmu demi kecakapan hidup anak dalam
usaha mempersiapkannya untuk segala kepentingan
hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat
maupun hidup berbudaya dalam arti seluas-luasnya”
“Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat”
4. Elemen-elemen pendidikan yang berperan penting guna menciptakan masyarakat
maju antara lain adalah, tingginya angka partisipasi siswa dan distribusi kualitas
pendidikan yang merata di semua jenjang pendidikan
5. Cita-cita kebijakan Merdeka Belajar adalah untuk mewujudkan
pendidikan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia
Pendidikan Berkualitas
Memastikan peserta didik mengalami
kemajuan belajar sehingga lebih
kompeten dan berkarakter
Bagi seluruh rakyat Indonesia
memastikan bahwa kelompok-
kelompok yang termarginalkan (sulit
mendapat akses pendidikan) dibantu
untuk mendapatkan akses
pendidikan yg berkualitas
Fokus pada pengembangan
kompetensi dasar dan
karakter
Intervensi asimetris
berfokus pada penguatan
kelompok termarjinalkan
6.
7. Evaluasi Sistem Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan
mutu dan pemerataan mutu pendidikan
Evaluasi Sistem Pendidikan telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 57 tahun 2021.
Evaluasi Sistem Pendidikan bertujuan untuk mengevaluasi kualitas dan pemerataan layanan
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
10. Apa itu Kurikulum?
Kurikulum dapat dimaknai sebagai titik awal sampai titik akhir pengalaman belajar murid.
Ada juga yang memaknai kurikulum sebagai “ jantung atau isi pendidikan”, yaitu ‘apa saja
yang akan murid pelajari’. Jika tidak ada jantung atau isi pendidikan, maka tidak ada yang
‘memompa darah’ atau ‘kosong’.
Bahkan, ada juga yang menganggap kurikulum sebagai program pendidikan. Program yang
menyediakan pengalaman-pengalaman belajar untuk perubahan perilaku murid.
11. Secara umum, komponen-komponen
tersebut diklasifikasikan menjadi 3 hal yang
digunakan di beberapa negara, yaitu;
1. Tujuan pembelajaran/konten
2. Panduan pedagogi
3. Panduan asesmen
Kerangka/komponen ini dapat kita gunakan
dalam mendesain kurikulum dan
pembelajaran berdasarkan kebutuhan
murid.
Ralph Tyler dalam bukunya “The basic
principle of curriculum”,
mengungkapkan setidaknya ada 4
komponen dalam kurikulum yaitu,
1. Tujuan
2. Konten
3. Metode/cara
4. Evaluasi
12. Ada dua hal utama yang ada pada kurikulum yang perlu digarisbawahi:
1. Kompetensi apa yang akan dimiliki murid sebagai proyeksi masa depan
2. Bagaimana cara mewujudkan/ mencapai kompetensi murid itu.
Maka, bahwa murid menjadi acuan/’core’ dari kurikulum itu sendiri sangatlah jelas.
Dimana ‘kemerdekaan murid dalam belajar” lah sebagai ‘jantung’
desain/pengembangan kurikulumnya.
13. Peran dan Fungsi Kurikulum
Peran kurikulum yaitu sebagai pedoman dan acuan kita dalam pembelajaran.
Ada tiga peranan kurikulum yang dapat kita maknai:
1. Mewariskan nilai dan budaya masyarakat yang relevan dengan masa kini
2. Mengembangkan sesuatu yang dibutuhkan saat ini dan masa depan
3. Menilai dan memilih sesuatu yang relevan sebagai kontrol sosial
Sementara fungsi kurikulum bagi guru, adalah untuk memandu dalam proses belajar
murid.
14. Alasan perubahan kurikulum
“Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai dengan zamannya”.
Kurikulum bersifat dinamis dan terus dikembangkan atau diadaptasi sesuai konteks
dan karakteristik murid, demi membangun kompetensi sesuai kebutuhan mereka: kini
dan di masa depan.
Perubahan dan perkembangan yang terjadi begitu cepat saat ini, menuntut kita untuk
selalu siap beradaptasi dengan perubahan tersebut dengan meningkatkan beberapa
kompetensi tertentu.
15. Saat ini, kualitas literasi dan numerasi, kesehatan mental dan sosial emosional murid
merupakan pondasi atau prasyarat yang diperlukan murid untuk membangun
kompetensi transformatif murid dengan siklus belajar Antisipasi-Aksi-Refleksi menuju
pemelajar sepanjang hayat.
Ketika kita merancang kurikulum, kita harus menempatkan kebutuhan, pendapat,
pengalaman, hasil belajar, serta kepentingan murid sebagai rujukan utama. Sejatinya,
kurikulum dirancang untuk murid.
Agar dapat mewujudkan seluruh kompetensi yang diharapkan dari kurikulum, semua pihak
harus berusaha secara kolaboratif. Misalnya:
1. Guru harus terus belajar memfasilitasi pembelajaran yang sesuai,
2. Orang tua harus terus memahami perkembangan murid dan kebutuhanya.
3. Begitu juga dengan pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan semua yang bergerak di
bidang pendidikan juga harus terus mengikuti perkembangan kebutuhan murid.
16. Mengapa kurikulum perlu diadaptasi?
Perbedaan lingkungan dan ekosistem sekolah, ditambah pula dengan perubahan yang terus
terjadi di sekitar kita. Hal-hal ini merupakan sebagian alasan mengapa kurikulum yang kita
terima dari pemerintah pusat harus melalui proses adaptasi terlebih dahulu.
Bentuk adaptasi kurikulum sesuai dengan kebutuhan murid-murid kita di sekolah dapat
diterjemahkan dalam Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan.
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan adalah dokumen hidup, yang dapat sewaktu-waktu
disesuaikan dengan kebutuhan murid setelah proses refleksi yang dilakukan oleh seluruh
pemangku kepentingan
17. Struktur Kurikulum Merdeka
Pembelajaran dengan Paradigma Baru merupakan upaya menumbuhkan
pemelajar sepanjang hayat yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
Proses pembelajaran dengan paradigma baru dilaksanakan melalui
Kurikulum Merdeka yang memuat:
1. Program intrakurikuler,
2. Program ekstrakurikuler, dan
3. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
18. Struktur Kurikulum Merdeka
1. Program Intrakurikuler:
Intrakurikuler berisi muatan atau mata pelajaran dan muatan tambahan lainnya
seperti muatan lokal, jika memang ada di satuan pendidikannya. Kegiatan
pembelajaran di dalam kelas diharapkan dapat mengembangkan kompetensi
murid sesuai dengan capaian pembelajaran pada fasenya.
Berbagai kegiatan dapat dilakukan untuk membantu murid mencapai
kompetensi yang diharapkan. Rancanglah kegiatan yang menarik, membangun
rasa ingin tahu murid dan dihubungkan dengan kehidupan atau lingkungan
sekitarnya sehingga menjadi pembelajaran yang bermakna.
19. Struktur Kurikulum Merdeka
2. Program Ekstrakurikuler:
Untuk kegiatan ekstrakurikuler, kegiatannya tetap diadakan pada
pembelajaran dengan kurikulum merdeka. Pelaksanaannya dapat
dikembangkan oleh satuan pendidikan sesuai dengan kapasitas dan
minat karakteristik murid.
20. Struktur Kurikulum Merdeka
3. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila:
Program ini merupakan pembelajaran berbasis projek yang ditujukan sebagai
penguatan profil pelajar pancasila melalui tema yang telah ditetapkan, yaitu:
1. Gaya Hidup Berkelanjutan
2. Kearifan Lokal
3. Bhinneka Tunggal Ika
4. Bangunlah Jiwa dan Raganya
5. Suara Demokrasi
6. Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKR
7. Kewirausahaan
21. 3. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila:
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini
mempunyai alokasi waktu sendiri dan tidak
terikat dengan mata pelajaran apapun.
Asesmen yang dilakukan pun berfokus pada ke
6 dimensi Profil Pelajar Pancasila.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
memberikan pembelajaran yang kontekstual,
mengasah kemampuan berpikir, dan
pemecahan masalah kepada murid. Murid pun
juga belajar mengaplikasikan ilmu lintas
disiplin pada program ini.
22. Struktur Kurikulum Merdeka
4. Asesmen:
Asesmen merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui
kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil belajar. Satuan Pendidikan
mempunyai kewenangan untuk merancang, menentukan teknik, dan waktu
pelaksanaan asesmen sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Kita pahami kembali bahwa asesmen berperan memberikan informasi sebagai umpan
balik bagi guru, murid, dan orang tua agar dapat memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran selanjutnya. Asesmen juga sebagai bahan refleksi
untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Asesmen yang dilakukan di kelas bukan hanya memberikan data perkembangan
belajar murid, tetapi juga upaya untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran.
23. Struktur Kurikulum Merdeka
5. Alokasi Waktu
Satuan pendidikan juga memiliki keleluasaan untuk menentukan alokasi waktu pembelajaran. Ada
tiga alternatif model pembelajaran yang dapat diadaptasi, yaitu model reguler, blok, dan model
kolaborasi dengan mempertimbangkan sarana-prasarana, jam mengajar guru, atau strategi lainya
agar pengorganisasian kegiatan belajar berjalan lancar.
a. Model reguler adalah model pembelajaran yang paling umum digunakan. Setiap pembelajaran
dilakukan terpisah antara satu mapel dengan mapel lainnya
b. Pada model blok, waktu pelajaran dikelola dalam bentuk blok-blok waktu. Misalnya, dalam 1
semester mata pelajaran IPA diajarkan dalam 3 bulan pertama, kemudian 3 bulan selanjutnya
digunakan untuk mata pelajaran IPS.
c. Pada model kolaborasi, guru berkolaborasi sedemikian rupa untuk merencanakan,
melaksanakan, dan melakukan asesmen untuk suatu pembelajaran yang terpadu. Misalnya
kolaborasi antara Bahasa Indonesia dan Seni Musik. Murid membuat lirik puisi dan membuat
lagu dari lirik tersebut.
24. Struktur Kurikulum Merdeka
6. Perangkat Ajar
Selain keleluasaan dalam menentukan alokasi waktu, kita juga mempunyai
keleluasaan untuk memilih dan memberikan perangkat ajar kepada murid,
selama masih ada dalam prinsip Pembelajaran dengan Paradigma Baru.
Jadi, perangkat ajar bukan saja melalui buku teks, tetapi bisa
menggunakan media lain seperti,
1. Modul ajar,
2. Modul projek,
3. Buku non teks,
4. Video, dan
5. Media cetak/digital.
25. Apa itu Kurikulum Operasional?
● Seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan di satuan
pendidikan.
● Pedoman seluruh penyelenggaraan pembelajaran.
Mengapa Kurikulum Operasional Berbeda antar Satuan Pendidikan?
Agar bermakna, kurikulum operasional satuan pendidikan
dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik
dan satuan Pendidikan.
26. Prinsip Pengembangan Kurikulum Operasional
● Berpusat pada Peserta Didik
● Kontekstual
● Esensial
● Akuntabel
● Melibatkan Berbagai Pemangku Kepentingan
28. Profil Pelajar Pancasila
● Pelajar Indonesia merupakan Pelajar sepanjang hayat yang
kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.
● Tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan
perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga
dunia.
Posisi Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Operasional Sekolah
● Tujuan jangka panjang segala proses pembelajaran yang berlangsung
di sekolah.
● Kompetensi dan karakter yang perlu dikembangkan oleh setiap warga
sekolah.
● Benang merah yang menyatukan segala praktik yang dijalankan di
sekolah.
29. Komponen Kurikulum Operasional Sekolah
● Karakteristik Satuan Pendidikan
- Menggambarkan keunikan satuan pendidikan dalam hal peserta didik, sosial, budaya,
guru, dan tenaga kependidikan.
- Untuk Sekolah Menengah Kejuruan, tidak saja menggambarkan keunikan satuan
pendidikan tapi juga program keahliannya.
● Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
- Visi: Menggambarkan bagaimana peserta didik menjadi subjek dalam tujuan jangka
panjang satuan pendidikan dan nilai-nilai yang dituju; menggambarkan nilai-nilai yang
mendasari penyelenggaraan pembelajaran agar peserta didik dalpat mencapai Profil
Pelajar Pancasila.
- Misi: Menjawab bagaimana satuan pendidikan mencapai visi; memegang nilai-nilai
penting dalam menjalankan misi.
- Tujuan: Pada akhirnya berdampak pada peserta didik; menggambarkan tahapan-tahapan
penting dan selaras dengan misi; berisi strategi satuan pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikannya; menargetkan kompetensi/karakteristik sekolah yang menjadi kekhasan
lulusan satuan pendidikan selaras dengan Profil Pelajar Pancasila.
● Untuk Sekolah Menengah Kejuruan, visi dan misi disusun untuk lingkup satuan pendidikan,
sementara tujuan disusun untuk lingkup program keahlian berdasarkan analisis kebutuhan
dunia kerja.
32. Proses Berpikir untuk Menganalisis Karakteristik Satuan Pendidikan
dan Merumuskan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan secara
Umum
● Dikembangkan lewat proses reversibel (bolak balik) antara analisis
karakteristik lingkungan belajar satuan pendidikan, visi-misi satuan
pendidikan, serta tujuan dan strateginya.
● Direncanakan dengan mengumpulkan berbagai data untuk informasi
yang komprehensif.
● Digunakan berbagai cara yang sesuai dengan kebutuhan berproses,
selama hasilnya selaras antarkomponen.
33. Prinsip Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan
● Melibatkan perwakilan warga satuan pendidikan.
● Menggunakan data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi satuan
pendidikan.
● Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan,
pengorganisasian, analisis, dan dokumentasi data.
● Memilah informasi yang relevan dan menyimpulkan untuk
mengembangkan strategi atau solusi.
34. Pilihan Cara Pengumpulan Informasi guna Analisis Karakteristik dan
Lingkungan Belajar
● Kuesioner
● Wawancara
● Diskusi kelompok terpumpun (FGD)
● Observasi
● Rapor pendidikan
36. “Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi
pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada
setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD. Untuk
Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk
setiap mata pelajaran.
Bagi peserta didik berkebutuhan khusus dengan
hambatan intelektual dapat menggunakan CP pendidikan
khusus. Peserta didik berkebutuhan khusus tanpa
hambatan intelektual menggunakan CP reguler dengan
menerapkan prinsip modifikasi kurikulum.”
(Sumber: Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 958 tahun 2020 Tentang Capaian
Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah)
37. CP dirumuskan dalam bentuk Fase, bukan per tahun
CP selalu berpusat pada siswa, bukan pada ketuntasan materi
Jenjang PAUD
• Fase Fondasi (TK B)
Jenjang SD
• Fase A (Kelas 1-2 SD)
• Fase B (Kelas 3-4 SD)
• Fase C (Kelas 5-6 SD)
Jenjang SMP
• Fase D (Kelas 7-9 SMP)
Jenjang SMA/SMK
• Fase E (Kelas 10 SMA)
• Fase F (Kelas 11-12 SMA)
38. Untuk SLB Capaian Pembelajaran didasarkan pada usia mental
yang ditetapkan berdasarkan hasil asesmen
• Fase A : Pada umumnya usia
mental (≤7 tahun)
• Fase B : Pada umumnya usia
mental (±8 tahun)
• Fase C : Pada umumnya usia
mental (±8 tahun)
• Fase D : Pada umumnya usia
mental (±9 tahun)
• Fase E : Pada umumnya usia
mental (±10 tahun)
• Fase F : Pada umumnya usia
mental (±10 tahun)
39. Evaluasi untuk profil pendidikan dilakukan berdasar
kerangka penilaian yang dikembangkan dari model input,
proses, dan output tentang kinerja atau efektivitas
sekolah
Model ini mencakup 8 standar yang ada dalam
Standar Nasional Pendidikan.
Profil dan Rapor pendidikan
40. 8 Standar Nasional Pendidikan
A. Capaian hasil belajar
a. Capaian perkembangan
dan hasil belajar anak -
PAUD
b. Mutu dan relevansi hasil
belajar murid - Dasmen
B. Pemerataan pendidikan
yang bermutu
Output
D. Mutu dan relevansi
pembelajaran
Proses
C. Kompetensi dan kinerja
GTK
E. Pengelolaan sekolah yang
partisipatif, transparan,
dan akuntabel
Input
6. Standar GTK
7. Standar Pembiayaan
8. Standar Sarpras
2. Standar Isi
3. Standar Proses
4. Standar Penilaian
5. Standar Pengelolaan
1. Standar Kompetensi
Lulusan
41. Berdasarkan model input, proses, output tersebut, profil dikelompokkan dalam 5
dimensi yang berisi berbagai kelompok indikator.
Dimensi A
1. Capaian hasil belajar
a. Capaian perkembangan
i. Pembelajaran
ii. Sosial emosional
iii.Fisik
b. Mutu hasil belajar murid
i. Kemampuan literasi
ii. Kemampuan numerasi
iii.Karakter
2. Mutu Lulusan SMK
i. Penyerapan
ii. Pendapatan
iii.Kompetensi
Mutu dan
relevansi hasil
belajar murid
Pemerataan
pendidikan
yang bermutu
Mutu dan
relevansi
pembelajaran Kompetensi
dan kinerja
GTK
Pengelolaan sekolah
yang partisipatif,
transparan, dan
akuntabel
Kualitas Capaian Pembelajaran
siswa
Kualitas Proses Belajar
Siswa
Kualitas Sumber Daya Manusia
dan Sekolah
Dimensi B
1. Kesenjangan mutu
hasil belajar
2. Akses peserta didik
Dimensi D
1. Kualitas pembelajaran
2. Refleksi dan perbaikan
pembelajaran
3. Kepemimpinan
instruksional
4. Pemanfaatan TIK untuk
pembelajaran
5. Iklim keamanan sekolah
6. Iklim kebinekaan dan
inklusivitas sekolah
7. Link and match dengan
Dunia Kerja
Dimensi C
1. Kompetensi GTK dan
pengembangannya
2. Jumlah dan kinerja GTK
sebagai Penggerak
3. Kinerja administratif GTK
4. Pemerataan distribusi
guru
5. Pemenuhan kebutuhan
guru
Dimensi E
1. Partisipasi warga sekolah
2. Pemanfaatan sumber
daya sekolah untuk
peningkatan mutu
3. Pemanfaatan TIK untuk
pengelolaan anggaran
4. proporsi APBD untuk
pendidikan
Output Proses Input
42. Platform Teknologi
Launching Platform Rapor Pendidikan (Perencanaan Berbasis Data):
● Perilisan Terbatas PSP & SMK-PK ak.1: 8 Mar 2022
● Perilisan Resmi (inklusif): April 2022
Launching :
● MB 15, 11 Feb 2022
Platform Merdeka Mengajar:
Profil dan Pengembangan Kompetensi
(Karier & Belajar)
Mengurus Administrasi
Pembelajaran yang
relevan
Karakter Guru
Job berbasis
komunitas
Platform Sumber Daya Sekolah (ARKAS,
SIPLah, TanyaBOS)
Platform Merdeka Mengajar:
Pembelajaran (Mengajar)
3B
2
Dashboard / Platform Rapor
Pendidikan
1
1
Launching :
● TanyaBOS (PSP & SMK-PK)
● Siplah : 26 Agustus 2021
● ARKAS :
- SEB, Nov 2021
- MB 16, 15 Feb 2022
43. Ada di nomor berapakah
posisi Pemahaman Anda
sekarang di tengah
rangkaian Paparan Materi
seminar tentang Konsep
Dasar Kurikulum Merdeka
Belajar?