SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 14
BAB I
                                  PENDAHULUAN


1.1 LATAR BELAKANG


         Pencemaran atau polusi bukanlah merupakan hal baru, bahkan tidak sedikit
dari kita yang sudah memahami pengaruh yang ditimbulkan oleh pencemaran/polusi
lingkungan terhadap kelangsungan dan keseimbangan ekosistem.Polusi didefinisikan
sebagai kontaminasi suatu lingkungan oleh bahan-bahan yang dapat mengganggu
kesehatan manusia, kualitas kehidupan, dan juga fungsi alami dari ekosistem.


         Minyak bumi merupakan sumber energi utama yang digunakan baik pada
rumah tangga, industri maupun transportasi.Hal ini menyebabkan meningkatnya
kegiatan eksplorasi, eksploitasi, pengolahan dan transportasi produksi minyak bumi
untuk memenuhi kebutuhan manusia sehingga semakin besar pula kecenderungannya
untuk mencemari lingkungan, terutama di wilayah pesisir.       Pencemaran tersebut
berasal dari buangan limbah kilang minyak, hasil sampingan dari proses produksi,
distribusi maupun transportasi.


         Limbah yang dihasilkan dari kilang minyak berupa limbah cair dan limbah
padat.     Produksi kilang minyak bumi sebanyak 1000 barrel per hari akan
menghasilkan limbah padat (lumpur minyak) lebih dari 2.6 barrel sedangkan di
Indonesia, produksi kilang menghasilkan minyak bumi sekitar 1,2 juta barrel per hari
yang berarti menghasilkan limbah padat sebanyak 3120 barrel per hari dan dalam
waktu satu tahun menghasilkan limbah sebanyak 1.3 juta barrel, yang 285000 barrel
diantaranya adalah limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).




                                                                          1|Page
Pencemaran lingkungan oleh hidrokarbon minyak bumi terus mengalami
peningkatan dan telah menimbulkan dampak yang berarti bagi makhluk
hidup.Bioremediasi salah satu upaya untuk mengurangi polutan tersebut dengan
bantuan organisme.Bioremediasi adalah proses bioteknologi yang memanfaatkan
makhluk hidup khususnya mikroorganisme (jamur, bakteri) untuk menurunkan
konsentrasi atau daya racun. Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbon dioksida dan air).Biodegradasi senyawa hidrokarbon dari minyak bumi ini
dapat dilakukan oleh mikroorganisme, salah satunya adalah bakteri Arthrobacter sp.


       Bioremediasi merupakan pengembangan dari suatu bidang bioteknologi
lingkungan dengan memanfaatkan proses biologi dalam mengendalikan pencemaran
dengan mengurangi senyawa organik dan bahan beracun baik yang berasal dari
limbah rumah tangga maupun dari industri (Anonymous, 2009).


       Ini didasarkan pada kenyataan bahwa dekomposisi komponen minyak bumi di
lingkungan laut ditentukan oleh proses transformasi dan degradasi melalui aktivitas
mikrobial. Lebih dari ratusan spesies bakteri menggunakan komponen kimia dari
minyak bumi untuk menunjang pertumbuhan dan metabolismenya.Jumlah bakteri
yang mampu mendegradasi minyak bumi, terutama senyawa hidrokarbon
(selanjutnya disebut bakteri hidrokarbonuklastik) (Pavlova, 2006).


1.2 TUJUAN
       Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mikrobiologi Laut
       Untuk menambah pengetahuan tentang bakteri hidrokarbonoklastik
       Untuk menambah pengetahuan tentang bakteri Arthrobacter sp.




                                                                         2|Page
BAB II
                                 PEMBAHASAN


2.1 Pencemaran Minyak di Laut


         Pencemaran minyak terus menjadi masalah di daratan, tetapi masalah ini
menjadi jauh lebih buruk bila terjadi di laut.Sebenarnya pencemaran ini telah menjadi
masalah yang paling parah di dunia, karena dapat mengakibatkan kematian dan
masalah reproduksi dalam jangka panjang bagi banyak biota di laut. Pencemaran itu
tidak semata-mata disebabkan oleh tumpahan minyak yang terjadi sekali-sekali, tetapi
juga dari ratusan juta galon minyak yang bermuara di laut secara diam-diam yang
terjadi sepanjang tahun, kebanyakan dari sumber yang bukan disebabkan oleh
kecelakaan, tetapi dari ceceran minyak di daratan dan limbah dari pemukiman
maupun industri.


         Limbah yang dihasilkan dari kilang minyak berupa limbah cair dan limbah
padat.     Produksi kilang minyak bumi sebanyak 1000 barrel per hari akan
menghasilkan limbah padat (lumpur minyak) lebih dari 2.6 barrel sedangkan di
Indonesia, produksi kilang menghasilkan minyak bumi sekitar 1,2 juta barrel per hari
yang berarti menghasilkan limbah padat sebanyak 3120 barrel per hari dan dalam
waktu satu tahun menghasilkan limbah sebanyak 1.3 juta barrel, yang 285.000 barrel
diantaranya adalah limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).


         Limbah lumpur minyak bumi berpengaruh pada ekosistem pesisir baik
terumbu karang, mangrove maupun biota air, baik yang bersifat lethal (mematikan)
maupun sublethal (menghambat pertumbuhan, reproduksi dan proses fisiologis
lainnya). Hal ini karena adanya senyawa hidrokarbon yang terkandung di dalam
minyak bumi, yang memiliki komponen senyawa kompleks, termasuk didalamnya



                                                                          3|Page
Benzena, Toluena, Ethilbenzena dan isomer Xylena (BTEX), merupakan senyawa
aromatik dalam jumlah kecil dalam hidrokarbon, namun pengaruhnya sangat besar
terhadap pencemaran, perairan. Kasus yang terjadi, minyak di Guilt of Eilat (Red
Sea) telah merusak gonad Stylophora pistillata, menurunkan survival rate koloni-
koloni karang dan menurunkan jumlah produksi planula serta tumpahan minyak
diesel dan minyak "Bunker C" Witwater di daerah Panama 1968 menyebabkan benih-
benih Avicennia dan Rhizophora sp. serta berbagai invertebrata, penyu, burung dan
alga yang hidup di daerah intertidal mangrove mati, serta banyak kasus lain seperti
tumpahan minyak bahan bakar pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) yang
bersumber dari kapal tongkang pengangkut minyak (Kompas, 21 Februari 2004).
Semua itu berpengaruh buruk bagi lingkungan perairan khususnya biota yang ada
didalamnya,    sehingga   menyebabkan      turunnya    produktivitas   sumberdaya
perikanan.Oleh karena itu, upaya penanggulangannya mutlak harus dilakukan.


2.2 Sejarah Penemuan Bakteri Arthrobacter sp


       Pembersihan atas pencemaran itu telah menimbulkan masalah yang luas dan
mahal bagi lingkungan.Namun, Profesor Eugene Rosenberg dari Universitas Tel
Aviv di Israel telah menemukan suatu larutan organik yang efektif.Di dalam risetnya
beliau menemukan suatu jasad renik bersel tunggal dalam jumlah besar yang
dinamakan bakteri arthobactor yang dapat menguraikan dan membersihkan minyak,
dan hanya menyisakan air yang jernih sebagai hasil akhirnya. Larutan pembersih
minyak yang diproduksi oleh perusahaannya, BioPetroClean, dapat menangani air
dan tanah yang tercemar, tempat penimbunan minyak, serta kapal tangki pembawa
minyak. Larutan itu dirancang untuk dapat memenuhi standar lingkungan saat ini
maupun yang akan datang dengan biaya rendah, delapan kali lebih murah daripada
pembersihan dengan perangkat mekanis.




                                                                         4|Page
Sebagai pelopor dalam penggunaan bakteri untuk tujuan pembersihan
pencemaran minyak pada kapal tangki minyak, pipa saluran, serta di pantai-pantai,
Profesor Rosenberg mendapatkan Penghargaan Proctor and Gamble bidang
Mikorbiologi Terapan dan Lingkungan dari American Society of Microbiology pada
tahun 2003. Pengabdiannya terhadap pekerjaannya telah membantu mengatasi sebuah
persoalan lingkungan yang serius serta memberi sumbangan yang sangat berharga
bagi pemulihan planet kita yang cantik.


       Para ilmuwan bereksperimen untuk menciptakan mikrobakteri yang dapat
“melahap” minyak.Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut, tapi bila bakteri telah
berhasil dikembangbiakkan, maka bakteri tersebut bisa dimanfaatkan untuk
membersihkan tumpahan minyak mentah di sepanjang lepas pantai tanpa ada risiko
membahayakan lingkungan.


       “Kami tengah menggali semua kemungkinan untuk mengoptimalkan
bakteri.Pengelolaan tumpahan minyak ini bergantung pada tempat minyak
berada.Sebab di Teluk Meksiko, di Alaska, atau di tempat-tempat lain, temperatur
dan tingkat salinitas berbeda,” Som Somasundaran, ilmuwan dari Universitas
Columbia, menjabarkan.


       Bakteri pun akan berguna untuk yang tersebar area di tanah rawa. “Untuk
minyak yang tumpah di lahan berawa-rawa, harus diatasi dengan teknik khusus.Tak
dapat dibakar.Tak dapat dibom, karena kita tidak ingin merusak rawa,” kata Som lagi.


       Menurut Kyriakos Papadopouls, Profesor Kimia dan Teknik Biomolekuler
dari Tulane, yang menjadi pertanyaan juga adalah bagaimana kita mengatur supaya
minyak bisa dibuang. (Sumber: National Geographic News)




                                                                          5|Page
2.3 Arthrobacter sp



            Arthrobacter specie




       Arthrobacter chlorophenolicus



           Scientific classification


  Kingdom:         Bacteria


  Phylum:          Actinobacteria


  Order:           Actinomycetales


  Family:          Micrococcaceae


  Genus:           Arthrobacter
                   Conn & Dimmick, 1947




       Arthrobacter (dari "tongkat jointed kecil", Yunani) adalah aerob obligat
Gram-positif yang batang selama pertumbuhan eksponensial dan cocci dalam fase
diam mereka.



                                                                     6|Page
Koloni Arthrobacter memiliki pusat metalik kehijauan pada garam mineral pyridone
kaldu diinkubasi pada 20 ° C (68 ° F).Genus ini khas karena kebiasaan yang tidak
biasa dari "divisi gertakan" di mana pecah dinding luar sel bakteri pada sendi (sesuai
namanya).Mikrobiologi merujuk pada jenis pembelahan sel di mana batang masuk ke
cocci sebagai pengembalian.Di bawah mikroskop, sel-sel membagi muncul sebagai
chevrons ("V" bentuk).Karakteristik penting lainnya adalah bahwa hal itu dapat
menggunakan pyridone sebagai sumber karbon sendiri, dan bahwa cocci yang tahan
terhadap kekeringan dan kelaparan.


       Satu spesies, crystallopoieties A., telah terbukti mengurangi kadar kromium
heksavalen di tanah yang terkontaminasi, menunjukkan bahwa itu mungkin berguna
dalam bioremediasi.


       Arthrobacter chlorophenolicus sp, spesies yang mampu menurunkan
konsentrasi   tinggi    dari   4-klorofenol,    mungkin     juga    berguna    dalam
bioremediasi.Arthrobacter sp. ketegangan R1 telah terbukti tumbuh pada berbagai
senyawa aromatik, termasuk senyawa homocyclic, seperti hydroxybenzoates, serta N-
heterocycles, termasuk piridin dan picoline.


       Arthrobacter sp H65-7 menghasilkan enzim inulase II yang mengubah inulin
menjadi anhidrida difructose (DFA).DFA adalah nutrisi yang menjanjikan untuk
memerangi osteoporis, karena membantu penyerapan kalsium dalam usus.


2.4 Pengolahan Limbah Minyak Bumi


       Pengolahan limbah minyak bumi dilakukan secara fisika, kimia dan biologi.
Pengolahan secara fisika dilakukan untuk pengolahan awal yaitu dengan cara



                                                                           7|Page
melokalisasi tumpahan minyak menggunakan pelampung pembatas (oil booms), yang
kemudian akan ditransfer dengan perangkat pemompa (oil skimmers) ke sebuah
fasilitas penerima "reservoar" baik dalam bentuk tangki ataupun balon dan
dilanjutkan dengan pengolahan secara kimia, namun biayanya mahal dan dapat
menimbulkan pencemar baru. Pengolahan limbah secara biologi merupakan alternatif
yang efektif dari segi biaya dan aman bagi lingkungan.Pengolahan dengan metode
biologis disebut jugabioremediasi, yaitu biotek-nologi yang memanfaatkan makhluk
hidup khususnya mikroorganisme untuk menurunkan konsentrasi atau daya racun
bahan pencemar (Kepmen LH No. 128, 2003).


       Mikroorganisme, terutama bakteri yang mampu mendegradasi senyawa yang
terdapat   di    dalam      hidrokarbon   minyak     bumi     disebut     bakteri
hidrokarbonoklastik.Bakteri ini mampu men-degradasi senyawa hidrokarbon dengan
memanfaatkan senyawa tersebut sebagai sumber karbon dan energi yang diperlukan
bagi pertumbuhannya.Mikroorga-nisme ini mampu menguraikan komponen minyak
bumi karena kemampuannya mengoksidasi hidrokarbon dan menjadikan hidrokarbon
sebagai donor elektronnya. Mikroorganisme ini berpartisipasi dalam pembersih-an
tumpahan minyak dengan mengoksidasi minyak bumi menjadi gas karbon dioksida
(CO2), bakteri pendegradasi minyak bumi akan menghasilkan bioproduk seperti asam
lemak, gas, surfaktan, dan biopolimer yang dapat meningkatkan porositas dan
permeabilitas batuan reservoir formasi klastik dan karbonat apabila bakteri ini
menguraikan minyak bumi.


       2.4.1 Bioremediasi


       Bioremediasi merupakan pengembangan dari suatu bidang bioteknologi
lingkungan dengan memanfaatkan proses biologi dalam mengendalikan pencemaran




                                                                        8|Page
dengan mengurangi senyawa organik dan bahan beracun baik yang berasal dari
limbah rumah tangga maupun dari industri (Anonymous, 2009).
          Bioremediasi merupakan                      penggunaan mikroorganisme untuk
mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang
diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah
struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada
banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun
terdegradasi,      strukturnya     menjadi    tidak      kompleks,    dan    akhirnya
menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun.
Sejak tahun 1900an, orang-orang sudah menggunakan mikroorganisme untuk
mengolah air pada saluran air.Saat ini, bioremediasi telah berkembang pada
perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk
didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk
dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan
senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain.
Banyak aplikasi-aplikasi baru menggunakan mikroorganisme untuk mengurangi
polutan yang sedang diujicobakan.Bidang bioremediasi saat ini telah didukung oleh
pengetahuan yang lebih baik mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh
mikroorganisme, identifikasi jenis-jenismikroba yang baru dan bermanfaat, dan
kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi melalui teknologi genetik.Teknologi
genetik      molekular    sangat    penting   untuk      mengidentifikasi gen-gen yang
mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi.Karakterisasi dari gen-gen yang
bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-
mikroba memodifikasi polutanberacun menjadi tidak berbahaya.
          Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat
lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang
diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalahbakteri "pemakan minyak".Bakteri ini
dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak



                                                                            9|Page
bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat jika dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain
yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang telah diujicobakan.
Akan tetapi, penemuan tersebut belum berhasil dikomersialkan karena strain
rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang
terbatas. Strain inipun belum mampu untuk mendegradasi komponen-komponen
molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di lingkungan.


2.4.1.1 Jenis-jenis bioremediasi
Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:
   Biostimulasi
        Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam air
        atau     tanah   yang    tercemar   untuk   memperkuat      pertumbuhan        dan
        aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut.
       Bioaugmentasi
        Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu
        ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar.Cara ini yang paling
        sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Namun
        ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit
        untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar agar mikroorganisme dapat
        berkembang dengan optimal.Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti
        seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme
        yang dilepaskan ke lingkungan yang asing kemungkinan sulit untuk
        beradaptasi.
              Bioremediasi Intrinsik
        Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang
        tercemar.




                                                                             10 | P a g e
2.4.2 Biodegradasi
          Biodegradasi adalah      istilah   yang   digunakan     dalam ekologi untuk
menggambarkan proses biokimia yang cenderung membawa zat organik, yang
dihasilkan secara langsung atau tidak langsung darifotosintesis dalam zat anorganik.
Biodegradasi memainkan membalikkan dengan fotosintesis dan proses biosintesis
berikutnya yang menimbulkan biomassa .Sementara fotosintesis menghasilkan
molekul organik dari molekul anorganik, mengurangi biodegradasi molekul organik
yang kompleks menjadi sederhana konstituen secara bertahap untuk akhirnya
membawa mereka ke tahap anorganik.
          Fenomena biodegradasi sangat penting untuk lingkungan yang harus bebas
dari sampah dan limbah untuk membuat jalan bagi kehidupan baru.Pohon-pohon,
tanaman, alga, bahwa semua organisme fotosintetik, berkat matahari mampu
menyerap karbon dioksida di atmosfer dan menggunakannya untuk mensintesis gula,
molekul organik di dasar semua zat organik banyak di biosfer. Melalui rantai
makanan , aliran zat dan energi melewati dari tanaman ( produsen ) ke herbivora (
konsumen primer ) dan dari ini ke karnivora ( konsumen sekunder ).
          Biodegradasi         dilakukan      oleh dekomposer ,      mikro-organisme
( jamur , bakteri , protozoa ) yang tumbuh pada bahan organik mati, atau produk
limbah dari ' ekosistem . Dari sudut pandang kimia, degradasi adalah oksidasi
senyawa organik. Proses oksidasi yang paling penting adalah respirasi telepon yang
memungkinkan pelepasan karbon dioksida dan penutupan siklus biogeokimia karbon.




2.5 Transpor Hidrokarbon Oleh Bakteri


          Terdapat 3 (tiga) cara transpor hidrokarbon ke dalam sel bakteri secara umum
yaitu :



                                                                           11 | P a g e
1. Interaksi sel dengan hidrokarbon yang terlarut dalam fase air. Pada kasus ini,
          umumnya rata-rata kelarutan hidrokarbon oleh proses fisika sangat rendah
          sehingga tidak dapat mendukung.
    2. Kontak langsung sel dengan permukaan tetesan hidrokarbon yang lebih besar
          dari pada sel mikroba. Pada kasus yang kedua ini, perlekatan dapat terjadi
          karena sel bakteri bersifat hidrofobik. Sel mikroba melekat pada permukaan
          tetesan hidrokarbon yang lebih besar dari pada sel dan pengambilan substrat
          dilakukan dengan difusi atau transpor aktif. Perlekatan ini terjadi karena
          adanya biosurfaktan pada membran sel bakteri Pseudomonas.
    3. Interaksi sel dengan tetesan hidrokarbon yang telah teremulsi atau
          tersolubilisasi oleh bakteri. Pada kasus ini sel mikroba dapat berinteraksi
          dengan partikel hidrokarbon yang lebih kecil daripada sel. Hidrokarbon dapat
          teremulsi dan tersolubilisasi dengan adanya biosurfaktan yang dilepaskan
          oleh bakteri pseudomonas ke dalam medium (Pikoli, M. R., P. Aditiawati, &
          D. I. Astuti, 2000).


2.6 Mekanisme Degradasi Hidrokarbon di Dalam Sel Bakteri Arthrobacter sp


          Berikut adalah reaksi degradasi Senyawa hidrokarbon fraksi aromatik oleh
bakteri     yang diawali dengan pembentukan Protocatechuate atau catechol atau
senyawa yang secara struktur berhubungan dengan senyawa ini. Kedua senyawa ini
selanjutnya didegradasi menjadi senyawa yang dapat masuk ke dalam siklus Krebs
(siklus asam sitrat), yaitu suksinat, asetil KoA, dan piruvat.




                                                                              12 | P a g e
BAB III
                                     PENUTUP


3.1 Kesimpulan


      Pencemaran lingkungan oleh hidrokarbon minyak bumi terus mengalami
peningkatan dan telah menimbulkan dampak yang berarti bagi makhluk
hidup.Bioremediasi salah satu upaya untuk mengurangi polutan tersebut dengan
bantuan organisme.Mikroorganisme, terutama bakteri yang mampu mendegradasi
senyawa yang terdapat di dalam hidrokarbon minyak bumi disebut bakteri
hidrokarbonoklastik.Bakteri ini mampu men-degradasi senyawa hidrokarbon dengan
memanfaatkan senyawa tersebut sebagai sumber karbon dan energi yang diperlukan
bagi pertumbuhannya.Mikroorga-nisme ini mampu menguraikan komponen minyak
bumi karena kemampuannya mengoksidasi hidrokarbon dan menjadikan hidrokarbon
sebagai donor elektronnya. Mikroorganisme ini berpartisipasi dalam pembersih-an



                                                                    13 | P a g e
tumpahan minyak dengan mengoksidasi minyak bumi menjadi gas karbon dioksida
(CO2), bakteri pendegradasi minyak bumi akan menghasilkan bioproduk seperti asam
lemak, gas, surfaktan, dan biopolimer yang dapat meningkatkan porositas dan
permeabilitas batuan reservoir formasi klastik dan karbonat apabila bakteri ini
menguraikan minyak bumi.




3.2 Saran


       Bakteri hidrokarbonoklastik diantaranya adalah Pseudomonas, Arthrobacter,
Alcaligenes, Brevibacterium, Brevibacillus, dan Bacillus.Bakteri-bakteri tersebut
banyak tersebar di alam, termasuk dalam perairan atau sedimen yang tercemar oleh
minyak bumi atau hidrokarbon.Kita perlu melakukan penelitian tentang bakteri
hidrokarbonoklastik tersebut, apakah efektif dalam mengurangi polutan, dan apakah
aman saat mikroorganisme itu dilepaskan ke lingkungan.
       Kemudian kita perlu mengisolasi bakteri hidrokarbonoklastik tersebut dari
alam dan mengkulturnya, selanjutnya kita bisa menggunakannya sebagai peng-olah
limbah minyak bumi yang efektif dan efisien, serta ramah lingkungan.




                                                                       14 | P a g e

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Daur biogeokimia
Daur biogeokimiaDaur biogeokimia
Daur biogeokimia
aprillia20
 
Ringkasan perkuliahan semester 4 mikrobiologi tanah dan bioteknologi tanaman ...
Ringkasan perkuliahan semester 4 mikrobiologi tanah dan bioteknologi tanaman ...Ringkasan perkuliahan semester 4 mikrobiologi tanah dan bioteknologi tanaman ...
Ringkasan perkuliahan semester 4 mikrobiologi tanah dan bioteknologi tanaman ...
Bondan the Planter of Palm Oil
 
5. daur biogeokimia
5. daur biogeokimia5. daur biogeokimia
5. daur biogeokimia
Aguss Aja
 
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanianMakalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Efri Yadi
 
Daur Fosfor
Daur FosforDaur Fosfor
Daur Fosfor
Nasywa Alya Putri
 

La actualidad más candente (19)

Penggaraman
PenggaramanPenggaraman
Penggaraman
 
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaramanMakalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
 
Kurkumin Kel 8
Kurkumin Kel 8Kurkumin Kel 8
Kurkumin Kel 8
 
Edaran Nitrogen
Edaran NitrogenEdaran Nitrogen
Edaran Nitrogen
 
Pemanfaatan bioethanol dari limbah kulit jeruk
Pemanfaatan bioethanol dari limbah kulit jerukPemanfaatan bioethanol dari limbah kulit jeruk
Pemanfaatan bioethanol dari limbah kulit jeruk
 
Periode 2
Periode 2Periode 2
Periode 2
 
Daur biogeokimia
Daur biogeokimiaDaur biogeokimia
Daur biogeokimia
 
5. pengasapan
5. pengasapan5. pengasapan
5. pengasapan
 
Alifatik aromatik
Alifatik aromatikAlifatik aromatik
Alifatik aromatik
 
Pengolahan Sampah
Pengolahan SampahPengolahan Sampah
Pengolahan Sampah
 
Ringkasan perkuliahan semester 4 mikrobiologi tanah dan bioteknologi tanaman ...
Ringkasan perkuliahan semester 4 mikrobiologi tanah dan bioteknologi tanaman ...Ringkasan perkuliahan semester 4 mikrobiologi tanah dan bioteknologi tanaman ...
Ringkasan perkuliahan semester 4 mikrobiologi tanah dan bioteknologi tanaman ...
 
5. daur biogeokimia
5. daur biogeokimia5. daur biogeokimia
5. daur biogeokimia
 
PPT Interaktif Bakteri
PPT Interaktif BakteriPPT Interaktif Bakteri
PPT Interaktif Bakteri
 
P o n i k atau Pilibag Organik Silahkan pesan disini
P o n i k  atau Pilibag Organik Silahkan pesan disiniP o n i k  atau Pilibag Organik Silahkan pesan disini
P o n i k atau Pilibag Organik Silahkan pesan disini
 
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanianMakalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
 
Daur Fosfor
Daur FosforDaur Fosfor
Daur Fosfor
 
Sumber Daya Laut by Sandy,rizal,ival and widhi
Sumber Daya Laut by Sandy,rizal,ival and widhiSumber Daya Laut by Sandy,rizal,ival and widhi
Sumber Daya Laut by Sandy,rizal,ival and widhi
 
3 teknik dasar pengolahan limbah cair
3 teknik dasar pengolahan limbah cair3 teknik dasar pengolahan limbah cair
3 teknik dasar pengolahan limbah cair
 
Pengenalan batu bara by ibnul sahgianto
Pengenalan batu bara by ibnul sahgiantoPengenalan batu bara by ibnul sahgianto
Pengenalan batu bara by ibnul sahgianto
 

Similar a Mikrojadi

Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskill
menymeni
 
Pengendalian Pencemaran Laut
Pengendalian Pencemaran LautPengendalian Pencemaran Laut
Pengendalian Pencemaran Laut
galih
 
1. pendahuluan MK ekotok.ppt
1. pendahuluan MK ekotok.ppt1. pendahuluan MK ekotok.ppt
1. pendahuluan MK ekotok.ppt
NadiaSefira
 
2 kuncowati pencemaran minyak di laut
2 kuncowati   pencemaran minyak di laut2 kuncowati   pencemaran minyak di laut
2 kuncowati pencemaran minyak di laut
Didik Purwiyanto Vay
 
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusakMakalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Operator Warnet Vast Raha
 
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
Yayasan TERANGI
 

Similar a Mikrojadi (20)

Tinjauan Pustaka
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
 
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 destyTugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
 
tugas 2 aplikom
tugas 2 aplikomtugas 2 aplikom
tugas 2 aplikom
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskill
 
Dampak tumahan minyak
Dampak tumahan minyakDampak tumahan minyak
Dampak tumahan minyak
 
Pengendalian Pencemaran Laut
Pengendalian Pencemaran LautPengendalian Pencemaran Laut
Pengendalian Pencemaran Laut
 
1. pendahuluan MK ekotok.ppt
1. pendahuluan MK ekotok.ppt1. pendahuluan MK ekotok.ppt
1. pendahuluan MK ekotok.ppt
 
Pencemaran
PencemaranPencemaran
Pencemaran
 
2 kuncowati pencemaran minyak di laut
2 kuncowati   pencemaran minyak di laut2 kuncowati   pencemaran minyak di laut
2 kuncowati pencemaran minyak di laut
 
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusakMakalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
 
Makalah upaya mengatasi pencemaran air sungai
Makalah upaya mengatasi pencemaran air sungaiMakalah upaya mengatasi pencemaran air sungai
Makalah upaya mengatasi pencemaran air sungai
 
1-Produksi_Bersih.ppt
1-Produksi_Bersih.ppt1-Produksi_Bersih.ppt
1-Produksi_Bersih.ppt
 
kerusakan lingkungan
kerusakan lingkungankerusakan lingkungan
kerusakan lingkungan
 
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusakMakalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
 
Pengantar Biotek 1.ppt
Pengantar Biotek 1.pptPengantar Biotek 1.ppt
Pengantar Biotek 1.ppt
 
Buku x bab 11 (Pencemaran dan Perubahan Lingkungan)
Buku x bab 11 (Pencemaran dan Perubahan Lingkungan)Buku x bab 11 (Pencemaran dan Perubahan Lingkungan)
Buku x bab 11 (Pencemaran dan Perubahan Lingkungan)
 
Pencemaran Tanah-Fisika Lingkungan
Pencemaran Tanah-Fisika LingkunganPencemaran Tanah-Fisika Lingkungan
Pencemaran Tanah-Fisika Lingkungan
 
Buku x bab 11
Buku x bab 11Buku x bab 11
Buku x bab 11
 
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
 
shantika maylana
shantika maylanashantika maylana
shantika maylana
 

Más de Heri Abrianto (13)

Mikroalga
MikroalgaMikroalga
Mikroalga
 
Pencernaan bintang laut (heri, angga m, naufan)
Pencernaan bintang laut (heri, angga m, naufan)Pencernaan bintang laut (heri, angga m, naufan)
Pencernaan bintang laut (heri, angga m, naufan)
 
Kajian teknologi pengolahan karaginan dari rumput laut eucheuma cottonii skal...
Kajian teknologi pengolahan karaginan dari rumput laut eucheuma cottonii skal...Kajian teknologi pengolahan karaginan dari rumput laut eucheuma cottonii skal...
Kajian teknologi pengolahan karaginan dari rumput laut eucheuma cottonii skal...
 
Kajian teknologi pengolahan karaginan dari rumput laut eucheuma
Kajian teknologi pengolahan karaginan dari rumput laut eucheumaKajian teknologi pengolahan karaginan dari rumput laut eucheuma
Kajian teknologi pengolahan karaginan dari rumput laut eucheuma
 
Laporan praktikum 2 kelompok 18
Laporan praktikum 2 kelompok 18Laporan praktikum 2 kelompok 18
Laporan praktikum 2 kelompok 18
 
Laporan praktikum fha
Laporan praktikum fhaLaporan praktikum fha
Laporan praktikum fha
 
Kirim
KirimKirim
Kirim
 
Sirkulasi hidrotermal
Sirkulasi hidrotermalSirkulasi hidrotermal
Sirkulasi hidrotermal
 
Heri abrianto 230210110050
Heri abrianto 230210110050Heri abrianto 230210110050
Heri abrianto 230210110050
 
978 979-98802-4-6 2008-222231
978 979-98802-4-6 2008-222231978 979-98802-4-6 2008-222231
978 979-98802-4-6 2008-222231
 
1996 4423-1-pb
1996 4423-1-pb1996 4423-1-pb
1996 4423-1-pb
 
Art 3 a10.1007-2fs10811-010-9584-9
Art 3 a10.1007-2fs10811-010-9584-9Art 3 a10.1007-2fs10811-010-9584-9
Art 3 a10.1007-2fs10811-010-9584-9
 
Angin Fohn
Angin FohnAngin Fohn
Angin Fohn
 

Mikrojadi

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pencemaran atau polusi bukanlah merupakan hal baru, bahkan tidak sedikit dari kita yang sudah memahami pengaruh yang ditimbulkan oleh pencemaran/polusi lingkungan terhadap kelangsungan dan keseimbangan ekosistem.Polusi didefinisikan sebagai kontaminasi suatu lingkungan oleh bahan-bahan yang dapat mengganggu kesehatan manusia, kualitas kehidupan, dan juga fungsi alami dari ekosistem. Minyak bumi merupakan sumber energi utama yang digunakan baik pada rumah tangga, industri maupun transportasi.Hal ini menyebabkan meningkatnya kegiatan eksplorasi, eksploitasi, pengolahan dan transportasi produksi minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan manusia sehingga semakin besar pula kecenderungannya untuk mencemari lingkungan, terutama di wilayah pesisir. Pencemaran tersebut berasal dari buangan limbah kilang minyak, hasil sampingan dari proses produksi, distribusi maupun transportasi. Limbah yang dihasilkan dari kilang minyak berupa limbah cair dan limbah padat. Produksi kilang minyak bumi sebanyak 1000 barrel per hari akan menghasilkan limbah padat (lumpur minyak) lebih dari 2.6 barrel sedangkan di Indonesia, produksi kilang menghasilkan minyak bumi sekitar 1,2 juta barrel per hari yang berarti menghasilkan limbah padat sebanyak 3120 barrel per hari dan dalam waktu satu tahun menghasilkan limbah sebanyak 1.3 juta barrel, yang 285000 barrel diantaranya adalah limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). 1|Page
  • 2. Pencemaran lingkungan oleh hidrokarbon minyak bumi terus mengalami peningkatan dan telah menimbulkan dampak yang berarti bagi makhluk hidup.Bioremediasi salah satu upaya untuk mengurangi polutan tersebut dengan bantuan organisme.Bioremediasi adalah proses bioteknologi yang memanfaatkan makhluk hidup khususnya mikroorganisme (jamur, bakteri) untuk menurunkan konsentrasi atau daya racun. Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).Biodegradasi senyawa hidrokarbon dari minyak bumi ini dapat dilakukan oleh mikroorganisme, salah satunya adalah bakteri Arthrobacter sp. Bioremediasi merupakan pengembangan dari suatu bidang bioteknologi lingkungan dengan memanfaatkan proses biologi dalam mengendalikan pencemaran dengan mengurangi senyawa organik dan bahan beracun baik yang berasal dari limbah rumah tangga maupun dari industri (Anonymous, 2009). Ini didasarkan pada kenyataan bahwa dekomposisi komponen minyak bumi di lingkungan laut ditentukan oleh proses transformasi dan degradasi melalui aktivitas mikrobial. Lebih dari ratusan spesies bakteri menggunakan komponen kimia dari minyak bumi untuk menunjang pertumbuhan dan metabolismenya.Jumlah bakteri yang mampu mendegradasi minyak bumi, terutama senyawa hidrokarbon (selanjutnya disebut bakteri hidrokarbonuklastik) (Pavlova, 2006). 1.2 TUJUAN Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mikrobiologi Laut Untuk menambah pengetahuan tentang bakteri hidrokarbonoklastik Untuk menambah pengetahuan tentang bakteri Arthrobacter sp. 2|Page
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pencemaran Minyak di Laut Pencemaran minyak terus menjadi masalah di daratan, tetapi masalah ini menjadi jauh lebih buruk bila terjadi di laut.Sebenarnya pencemaran ini telah menjadi masalah yang paling parah di dunia, karena dapat mengakibatkan kematian dan masalah reproduksi dalam jangka panjang bagi banyak biota di laut. Pencemaran itu tidak semata-mata disebabkan oleh tumpahan minyak yang terjadi sekali-sekali, tetapi juga dari ratusan juta galon minyak yang bermuara di laut secara diam-diam yang terjadi sepanjang tahun, kebanyakan dari sumber yang bukan disebabkan oleh kecelakaan, tetapi dari ceceran minyak di daratan dan limbah dari pemukiman maupun industri. Limbah yang dihasilkan dari kilang minyak berupa limbah cair dan limbah padat. Produksi kilang minyak bumi sebanyak 1000 barrel per hari akan menghasilkan limbah padat (lumpur minyak) lebih dari 2.6 barrel sedangkan di Indonesia, produksi kilang menghasilkan minyak bumi sekitar 1,2 juta barrel per hari yang berarti menghasilkan limbah padat sebanyak 3120 barrel per hari dan dalam waktu satu tahun menghasilkan limbah sebanyak 1.3 juta barrel, yang 285.000 barrel diantaranya adalah limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Limbah lumpur minyak bumi berpengaruh pada ekosistem pesisir baik terumbu karang, mangrove maupun biota air, baik yang bersifat lethal (mematikan) maupun sublethal (menghambat pertumbuhan, reproduksi dan proses fisiologis lainnya). Hal ini karena adanya senyawa hidrokarbon yang terkandung di dalam minyak bumi, yang memiliki komponen senyawa kompleks, termasuk didalamnya 3|Page
  • 4. Benzena, Toluena, Ethilbenzena dan isomer Xylena (BTEX), merupakan senyawa aromatik dalam jumlah kecil dalam hidrokarbon, namun pengaruhnya sangat besar terhadap pencemaran, perairan. Kasus yang terjadi, minyak di Guilt of Eilat (Red Sea) telah merusak gonad Stylophora pistillata, menurunkan survival rate koloni- koloni karang dan menurunkan jumlah produksi planula serta tumpahan minyak diesel dan minyak "Bunker C" Witwater di daerah Panama 1968 menyebabkan benih- benih Avicennia dan Rhizophora sp. serta berbagai invertebrata, penyu, burung dan alga yang hidup di daerah intertidal mangrove mati, serta banyak kasus lain seperti tumpahan minyak bahan bakar pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) yang bersumber dari kapal tongkang pengangkut minyak (Kompas, 21 Februari 2004). Semua itu berpengaruh buruk bagi lingkungan perairan khususnya biota yang ada didalamnya, sehingga menyebabkan turunnya produktivitas sumberdaya perikanan.Oleh karena itu, upaya penanggulangannya mutlak harus dilakukan. 2.2 Sejarah Penemuan Bakteri Arthrobacter sp Pembersihan atas pencemaran itu telah menimbulkan masalah yang luas dan mahal bagi lingkungan.Namun, Profesor Eugene Rosenberg dari Universitas Tel Aviv di Israel telah menemukan suatu larutan organik yang efektif.Di dalam risetnya beliau menemukan suatu jasad renik bersel tunggal dalam jumlah besar yang dinamakan bakteri arthobactor yang dapat menguraikan dan membersihkan minyak, dan hanya menyisakan air yang jernih sebagai hasil akhirnya. Larutan pembersih minyak yang diproduksi oleh perusahaannya, BioPetroClean, dapat menangani air dan tanah yang tercemar, tempat penimbunan minyak, serta kapal tangki pembawa minyak. Larutan itu dirancang untuk dapat memenuhi standar lingkungan saat ini maupun yang akan datang dengan biaya rendah, delapan kali lebih murah daripada pembersihan dengan perangkat mekanis. 4|Page
  • 5. Sebagai pelopor dalam penggunaan bakteri untuk tujuan pembersihan pencemaran minyak pada kapal tangki minyak, pipa saluran, serta di pantai-pantai, Profesor Rosenberg mendapatkan Penghargaan Proctor and Gamble bidang Mikorbiologi Terapan dan Lingkungan dari American Society of Microbiology pada tahun 2003. Pengabdiannya terhadap pekerjaannya telah membantu mengatasi sebuah persoalan lingkungan yang serius serta memberi sumbangan yang sangat berharga bagi pemulihan planet kita yang cantik. Para ilmuwan bereksperimen untuk menciptakan mikrobakteri yang dapat “melahap” minyak.Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut, tapi bila bakteri telah berhasil dikembangbiakkan, maka bakteri tersebut bisa dimanfaatkan untuk membersihkan tumpahan minyak mentah di sepanjang lepas pantai tanpa ada risiko membahayakan lingkungan. “Kami tengah menggali semua kemungkinan untuk mengoptimalkan bakteri.Pengelolaan tumpahan minyak ini bergantung pada tempat minyak berada.Sebab di Teluk Meksiko, di Alaska, atau di tempat-tempat lain, temperatur dan tingkat salinitas berbeda,” Som Somasundaran, ilmuwan dari Universitas Columbia, menjabarkan. Bakteri pun akan berguna untuk yang tersebar area di tanah rawa. “Untuk minyak yang tumpah di lahan berawa-rawa, harus diatasi dengan teknik khusus.Tak dapat dibakar.Tak dapat dibom, karena kita tidak ingin merusak rawa,” kata Som lagi. Menurut Kyriakos Papadopouls, Profesor Kimia dan Teknik Biomolekuler dari Tulane, yang menjadi pertanyaan juga adalah bagaimana kita mengatur supaya minyak bisa dibuang. (Sumber: National Geographic News) 5|Page
  • 6. 2.3 Arthrobacter sp Arthrobacter specie Arthrobacter chlorophenolicus Scientific classification Kingdom: Bacteria Phylum: Actinobacteria Order: Actinomycetales Family: Micrococcaceae Genus: Arthrobacter Conn & Dimmick, 1947 Arthrobacter (dari "tongkat jointed kecil", Yunani) adalah aerob obligat Gram-positif yang batang selama pertumbuhan eksponensial dan cocci dalam fase diam mereka. 6|Page
  • 7. Koloni Arthrobacter memiliki pusat metalik kehijauan pada garam mineral pyridone kaldu diinkubasi pada 20 ° C (68 ° F).Genus ini khas karena kebiasaan yang tidak biasa dari "divisi gertakan" di mana pecah dinding luar sel bakteri pada sendi (sesuai namanya).Mikrobiologi merujuk pada jenis pembelahan sel di mana batang masuk ke cocci sebagai pengembalian.Di bawah mikroskop, sel-sel membagi muncul sebagai chevrons ("V" bentuk).Karakteristik penting lainnya adalah bahwa hal itu dapat menggunakan pyridone sebagai sumber karbon sendiri, dan bahwa cocci yang tahan terhadap kekeringan dan kelaparan. Satu spesies, crystallopoieties A., telah terbukti mengurangi kadar kromium heksavalen di tanah yang terkontaminasi, menunjukkan bahwa itu mungkin berguna dalam bioremediasi. Arthrobacter chlorophenolicus sp, spesies yang mampu menurunkan konsentrasi tinggi dari 4-klorofenol, mungkin juga berguna dalam bioremediasi.Arthrobacter sp. ketegangan R1 telah terbukti tumbuh pada berbagai senyawa aromatik, termasuk senyawa homocyclic, seperti hydroxybenzoates, serta N- heterocycles, termasuk piridin dan picoline. Arthrobacter sp H65-7 menghasilkan enzim inulase II yang mengubah inulin menjadi anhidrida difructose (DFA).DFA adalah nutrisi yang menjanjikan untuk memerangi osteoporis, karena membantu penyerapan kalsium dalam usus. 2.4 Pengolahan Limbah Minyak Bumi Pengolahan limbah minyak bumi dilakukan secara fisika, kimia dan biologi. Pengolahan secara fisika dilakukan untuk pengolahan awal yaitu dengan cara 7|Page
  • 8. melokalisasi tumpahan minyak menggunakan pelampung pembatas (oil booms), yang kemudian akan ditransfer dengan perangkat pemompa (oil skimmers) ke sebuah fasilitas penerima "reservoar" baik dalam bentuk tangki ataupun balon dan dilanjutkan dengan pengolahan secara kimia, namun biayanya mahal dan dapat menimbulkan pencemar baru. Pengolahan limbah secara biologi merupakan alternatif yang efektif dari segi biaya dan aman bagi lingkungan.Pengolahan dengan metode biologis disebut jugabioremediasi, yaitu biotek-nologi yang memanfaatkan makhluk hidup khususnya mikroorganisme untuk menurunkan konsentrasi atau daya racun bahan pencemar (Kepmen LH No. 128, 2003). Mikroorganisme, terutama bakteri yang mampu mendegradasi senyawa yang terdapat di dalam hidrokarbon minyak bumi disebut bakteri hidrokarbonoklastik.Bakteri ini mampu men-degradasi senyawa hidrokarbon dengan memanfaatkan senyawa tersebut sebagai sumber karbon dan energi yang diperlukan bagi pertumbuhannya.Mikroorga-nisme ini mampu menguraikan komponen minyak bumi karena kemampuannya mengoksidasi hidrokarbon dan menjadikan hidrokarbon sebagai donor elektronnya. Mikroorganisme ini berpartisipasi dalam pembersih-an tumpahan minyak dengan mengoksidasi minyak bumi menjadi gas karbon dioksida (CO2), bakteri pendegradasi minyak bumi akan menghasilkan bioproduk seperti asam lemak, gas, surfaktan, dan biopolimer yang dapat meningkatkan porositas dan permeabilitas batuan reservoir formasi klastik dan karbonat apabila bakteri ini menguraikan minyak bumi. 2.4.1 Bioremediasi Bioremediasi merupakan pengembangan dari suatu bidang bioteknologi lingkungan dengan memanfaatkan proses biologi dalam mengendalikan pencemaran 8|Page
  • 9. dengan mengurangi senyawa organik dan bahan beracun baik yang berasal dari limbah rumah tangga maupun dari industri (Anonymous, 2009). Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun. Sejak tahun 1900an, orang-orang sudah menggunakan mikroorganisme untuk mengolah air pada saluran air.Saat ini, bioremediasi telah berkembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru menggunakan mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan.Bidang bioremediasi saat ini telah didukung oleh pengetahuan yang lebih baik mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenismikroba yang baru dan bermanfaat, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi melalui teknologi genetik.Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi.Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba- mikroba memodifikasi polutanberacun menjadi tidak berbahaya. Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalahbakteri "pemakan minyak".Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak 9|Page
  • 10. bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat jika dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang telah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum berhasil dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum mampu untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di lingkungan. 2.4.1.1 Jenis-jenis bioremediasi Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:  Biostimulasi Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut.  Bioaugmentasi Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar.Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar agar mikroorganisme dapat berkembang dengan optimal.Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dilepaskan ke lingkungan yang asing kemungkinan sulit untuk beradaptasi.  Bioremediasi Intrinsik Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang tercemar. 10 | P a g e
  • 11. 2.4.2 Biodegradasi Biodegradasi adalah istilah yang digunakan dalam ekologi untuk menggambarkan proses biokimia yang cenderung membawa zat organik, yang dihasilkan secara langsung atau tidak langsung darifotosintesis dalam zat anorganik. Biodegradasi memainkan membalikkan dengan fotosintesis dan proses biosintesis berikutnya yang menimbulkan biomassa .Sementara fotosintesis menghasilkan molekul organik dari molekul anorganik, mengurangi biodegradasi molekul organik yang kompleks menjadi sederhana konstituen secara bertahap untuk akhirnya membawa mereka ke tahap anorganik. Fenomena biodegradasi sangat penting untuk lingkungan yang harus bebas dari sampah dan limbah untuk membuat jalan bagi kehidupan baru.Pohon-pohon, tanaman, alga, bahwa semua organisme fotosintetik, berkat matahari mampu menyerap karbon dioksida di atmosfer dan menggunakannya untuk mensintesis gula, molekul organik di dasar semua zat organik banyak di biosfer. Melalui rantai makanan , aliran zat dan energi melewati dari tanaman ( produsen ) ke herbivora ( konsumen primer ) dan dari ini ke karnivora ( konsumen sekunder ). Biodegradasi dilakukan oleh dekomposer , mikro-organisme ( jamur , bakteri , protozoa ) yang tumbuh pada bahan organik mati, atau produk limbah dari ' ekosistem . Dari sudut pandang kimia, degradasi adalah oksidasi senyawa organik. Proses oksidasi yang paling penting adalah respirasi telepon yang memungkinkan pelepasan karbon dioksida dan penutupan siklus biogeokimia karbon. 2.5 Transpor Hidrokarbon Oleh Bakteri Terdapat 3 (tiga) cara transpor hidrokarbon ke dalam sel bakteri secara umum yaitu : 11 | P a g e
  • 12. 1. Interaksi sel dengan hidrokarbon yang terlarut dalam fase air. Pada kasus ini, umumnya rata-rata kelarutan hidrokarbon oleh proses fisika sangat rendah sehingga tidak dapat mendukung. 2. Kontak langsung sel dengan permukaan tetesan hidrokarbon yang lebih besar dari pada sel mikroba. Pada kasus yang kedua ini, perlekatan dapat terjadi karena sel bakteri bersifat hidrofobik. Sel mikroba melekat pada permukaan tetesan hidrokarbon yang lebih besar dari pada sel dan pengambilan substrat dilakukan dengan difusi atau transpor aktif. Perlekatan ini terjadi karena adanya biosurfaktan pada membran sel bakteri Pseudomonas. 3. Interaksi sel dengan tetesan hidrokarbon yang telah teremulsi atau tersolubilisasi oleh bakteri. Pada kasus ini sel mikroba dapat berinteraksi dengan partikel hidrokarbon yang lebih kecil daripada sel. Hidrokarbon dapat teremulsi dan tersolubilisasi dengan adanya biosurfaktan yang dilepaskan oleh bakteri pseudomonas ke dalam medium (Pikoli, M. R., P. Aditiawati, & D. I. Astuti, 2000). 2.6 Mekanisme Degradasi Hidrokarbon di Dalam Sel Bakteri Arthrobacter sp Berikut adalah reaksi degradasi Senyawa hidrokarbon fraksi aromatik oleh bakteri yang diawali dengan pembentukan Protocatechuate atau catechol atau senyawa yang secara struktur berhubungan dengan senyawa ini. Kedua senyawa ini selanjutnya didegradasi menjadi senyawa yang dapat masuk ke dalam siklus Krebs (siklus asam sitrat), yaitu suksinat, asetil KoA, dan piruvat. 12 | P a g e
  • 13. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pencemaran lingkungan oleh hidrokarbon minyak bumi terus mengalami peningkatan dan telah menimbulkan dampak yang berarti bagi makhluk hidup.Bioremediasi salah satu upaya untuk mengurangi polutan tersebut dengan bantuan organisme.Mikroorganisme, terutama bakteri yang mampu mendegradasi senyawa yang terdapat di dalam hidrokarbon minyak bumi disebut bakteri hidrokarbonoklastik.Bakteri ini mampu men-degradasi senyawa hidrokarbon dengan memanfaatkan senyawa tersebut sebagai sumber karbon dan energi yang diperlukan bagi pertumbuhannya.Mikroorga-nisme ini mampu menguraikan komponen minyak bumi karena kemampuannya mengoksidasi hidrokarbon dan menjadikan hidrokarbon sebagai donor elektronnya. Mikroorganisme ini berpartisipasi dalam pembersih-an 13 | P a g e
  • 14. tumpahan minyak dengan mengoksidasi minyak bumi menjadi gas karbon dioksida (CO2), bakteri pendegradasi minyak bumi akan menghasilkan bioproduk seperti asam lemak, gas, surfaktan, dan biopolimer yang dapat meningkatkan porositas dan permeabilitas batuan reservoir formasi klastik dan karbonat apabila bakteri ini menguraikan minyak bumi. 3.2 Saran Bakteri hidrokarbonoklastik diantaranya adalah Pseudomonas, Arthrobacter, Alcaligenes, Brevibacterium, Brevibacillus, dan Bacillus.Bakteri-bakteri tersebut banyak tersebar di alam, termasuk dalam perairan atau sedimen yang tercemar oleh minyak bumi atau hidrokarbon.Kita perlu melakukan penelitian tentang bakteri hidrokarbonoklastik tersebut, apakah efektif dalam mengurangi polutan, dan apakah aman saat mikroorganisme itu dilepaskan ke lingkungan. Kemudian kita perlu mengisolasi bakteri hidrokarbonoklastik tersebut dari alam dan mengkulturnya, selanjutnya kita bisa menggunakannya sebagai peng-olah limbah minyak bumi yang efektif dan efisien, serta ramah lingkungan. 14 | P a g e