SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 7
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Standar pelayanan kebidanan dasar
1. Definisi
2. Syarat Standar
2.2 Pengenalan Standar 9 Pelayanan Kebidanan
Standar 9 : Asuhan persalinan kala satu.
1. Tujuan
Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam mendukung pertolongan
persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi.
2. Pernyataan Standar
Bidan meilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian memberikan asuhan
dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan ibu, selama proses
persalinan berlangsung. Bidan juga melakukan pertolongn poses persalinan dan kelahiran
yang bersih dan aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap hak pribadi ibu
serta memperhatikan tradisi setempat. Disamping itu, ibu di ijinkan memilih orang yang
akan mendmpinginya selama proses persalinan dan kelahiran.
3. Hasil
a. Ibu bersalin mendapat pertolongan darurat yang memadai dan tepat waktu, bila di
perlukan.
b. Meningkatnya cakupan persalinan dan komplikasi lainnya yang di tolong tenaga
kesehatan terlatih.
c. Berkurangnya kematian atau kesakitan ibu atau bayi akibat partus lama.
4. Prasyarat
1. Mengijinkan ibu memilih orang yang akan mendampinginya selama proses persalinan
dan kelahiran.
2. Bidan di panggil jika ibu sudah mulai mules/ketuban pecah.
3. Bidan telah terlatih dan terampil untuk:
3.1 memberikan pertolongan persalinan yang bersih dan aman
3.2 penggunaan partograf dan pembacaannya
4. Adanya alat untuk pertolongan persalinan termasuk beberapa sarung tangan
DTT/Steril
5. Adanya perlengkapan untuk pertolongan persalinan yang bersih dan aman, seperti
:air bersih, sabun dan handuk yang bersih, dua kain/ kain hangat yang bersih (Satu
untuk mengeringkan bayi, yang lain untuk di pakai kemudian ), pembalut wanita dan
tempat untuk plasenta. Bidan sedapat mungkin menggunakan sarung tangan yang
bersih.
6. Tersedia ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk persalinan
7. Menggunakan KMS ibu hamil/ buku KIA, Partograf dan kartu ibu.
8. Sistem rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan obstetric yang efektif.
9. Proses
Bidan Harus :
1. Mengijinkan ibu memilih orang yang kan mendampinginya selama proses persalinan
dan kelahiran.
2. Segera mendatangi ibu hamil ketika di beritahu persalinan sudah mulai/ketuban
pecah.
3. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir, kemudian keringkan hingga
betul-betul kering dengan handuk bersih setiap kali sebelum dan sesudah melakukan
kontak dengan pasien. ( kuku harus di potong pendek dan bersih). Gunakan sarung
tangan kapanpun menangani benda yang terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh.
Gunakan sarung tangan DTT/steril untuk semua pemeriksaan vagina.
4. Menanyakan riwayat kehamilan ibu secara lengkap
5. Melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap (dengan memberikan perhatian terhadap
tekanan darah, denyut jantung janin (DJJ), frekuensi dan lama kontraksi dan apakah
ketuban pecah).
6. Lakukan pemeriksaan dalam secara aseptic dan sesuai dengan kebutuhan. (jika his
teratur dan tidak ada hal yang mengkhawatirkan atau his lemah tapi tanda-tanda vital
ibu/janin normal, maka tidak perlu segera di lakukan periksa dalam).
7. Dalam keadaan normal periksa dalam cukup setiap empat jam dan Harus selalu secara
aseptic.
8. Jangan melakukan periksa dalam jika ada perdarahan dari vagina yang lebih banyak
dari jumlah normal bercak darah/show yang ada pada persalinan. Perdarahan dalam
proses persalinan mungkin di sebabkan komplikasi seperti plasenta previa, segera
rujuk ke puskesmas atau rumahsakit terdekat (ikuti langkah yang tercantum di standar
16 ) .
9. Catat semua temuan dan pemeriksaan dengan tepat dan seksama pada kartu ibu dan
partograf pada saat asuhan di berikan. Jika di temukan komplikasi atau masalah,
segera berikan perawatan yang memadai dan rujuk ke puskesmas/rumah sakit yang
tepat.
10. Catat semua temuan dan pemeriksaan pada fase laten persalinan pada kartu ibu dan
catatan kemajuan persalinan. Ibu harus di evaluasi sedikitnya setiap 4 jam, lebih
sering jika i indikasikan. Catatan harus selalu memasukkan denyut jantung janin,
pemeriksaan dalam, pecahnya ketuban, perdarahan/cairan vagina, kontraksi uterus,
kontraksi, tanda-tanda vital ibu (suhu, nadi, dan tekanan darah), urine, minuman,
obat-obatan yang di berikan, dan informasi yang berkaitan lainnya serta semua
perawatan yang di berikan.
11. Catat semua temuan pada partograf dan kartu ibu pada saat ibu sampa dengan fase
aktif(pembukaan 4 cm atau lebih).
12. Lengkapi partograf dengan seksama untuk semua ibu yang akan bersalin. Partograf
adalah alat untuk mencatat dan menila kemajuan persalinan, dan kondisi ibu dengan
janin. Penggunaan partograf di perlukan untuk pengambilan keputusan klinis dan
deteksi dini komplikasi dalam proses persalinan, seperti misalnya partus lama.
Pengguna partograf secara tepat akan memungkinkan bidan untuk membuat
keputusan tentang perawatan ibu pada waktu yang tepat dan memungkinkan rujukan
dini jika di perlukan.
13. Memantau dan mencatat denyut jantung janin sedikitnya setiap 30 menit selama
proses persalinan. Jika ada tanda-tanda gawat janin harus di lakukan setiap 15 menit
(DJJ Kurang dari 100 kali/menit atau lebih dari 180 kali/menit). DJJ harus di
dengarkan selama dan segera setelah kontraksi uterus. Jika ada tanda-tanda gawat
janin bidan harus mempersiapkan rujukan kefasilitas yang memadai.
14. Melakukan dan mencatat pada partograf hasil periksa dalam setiap 4 jam (lebih sering
jika ada indikasi medis). Pada setiap periksa dalam, evaluai dan catat penyusupan
kepala janin dan cairan vagina/air ketuban.
15. Catat pada partograf kontraksi uterus seetiap 30 menit pada fase aktif. Palpasi jumlah
dan lamanya kontraksi selama 10 menit.
16. Catat pada partograf dan amati penurunan kepala janin dengan palpasi abdomen
setiap 4 jam dan teruskan setiap periksa dalam.
17. Pantau dan catat pada lembar partograf:
a. Tekanan darah setiap 4 jam, lebih sering jika ada komplikasi.
b. Suhu setiap 2 jam, lebih sering jika ada tanda atau gejala infeksi.
c. Nadi setiap setengah jam
18. Minta ibu hamil agar sering buang air kecil sedikitnya setiap 2 jam. Catat pada
partograf jumlah pengeluaran urine setiap kali ibu BAK dan catat protein atau aseton
yang ada dalam urine.
19. Anjurkan ibu untuk mandi dan tetap aktif begerak seperti biasa, dan memilih posisi
yang di rasakan nyaman, kecuali jika belum terjadi penurunn kepala sementara
ketuban sudah pecah. (Riset membuktikan banyak keuntungannya jika ibu tetap aktif
bergerak semampunya dan merasa senyaman mungkin). Jangan perbolehkan ibu
dalam proses persalinan berbaring terlentang. Ibu harus selalu berbaring mirng,
duduk, berdiri atau berjongkok. Berbaring terlentang mungkin menyebbkan gawat
janin.
20. Selama proses persalinan, anjurkan ibu untuk cukup minum guna menghindari
dehidrasi dan gawat janin. (Riset menunjukkan bahwa ada keuntungannya untuk
memperbolehkan ibu minum dan makan-makanan kecil selama proses persalinan
tanpa komplikasi dan ada kerugiannya melarang minum atau makanan kcil yang
mudah di cerna).
21. Selama persalinan, beri dukungan moril dan perlakuan yang baik dan peka terhadap
kebutuhan ibu hamil, suami/keluarga/orang terdekat yang mendampingi. Anjurkan
pada orang yang mendampingi ibu untuk mengambil peran aktif dalam memberikan
kenyamanan dan dukungan kepada ibu selama persalinan.
22. Jelaskan proses persalinan yang sedang terjadi pada ibu, suami dan keluarganya.
Beritahu mereka kemajuan persalinan secara berkala.
23. Saat proses persalinan berlangsung, bersiaplah untuk menghadapi kelahiran bayi
(lihat standard 10).
24. Lakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman (lihat standard 10).
10. Indikasi lain
11. Riset menunjukkan
12. Hal-hal yang perlu di ingat
a. Tidak ada bukti yang mendukung perlunya atau keuntungannya melakukan
klisma atau mencukur rambut pubis secara rutin.
b. Jika ketuban telah pecah, dan persalinan ibu TIDAK memasuki fase aktif dalam 8
jam, dan rujukan mengalami kesulitan karena komplikasi, jarak atau keadaan
lainnya, mulai berikan antibiotika dan segera di rujuk. Jika ketuban telah pecah,
tidak ada tanda gawat janin atau gawat ibu, dan rujukan tidak sulit,mulai berikan
antibiotika dan rujuk tidak melewati 24 jam sejak ketuban pecah.
c. Setiap persalinan harus menggunakan partograf, rujuk secepatnya jika garis
waspada pada partograf dilewati selama fase aktif persalinan. Atau jika ada tanda
gawat janin (DJJ kurang dari 100/menit atau lebih dari 180/menit). Jika fase laten
berlangsung lebih dari 8 jam,evaluasi untuk melihat apakah ibu mengalami
perubahan serviks dan benar dalam keadaan bersalin.jika ibu benar dalam
keadaan bersalin, tanpa kemajuan berarti, rujuk secepatnya.
d. Perdarahan melalui vagina selalu merupakan tanda bahay dan perlu dirujuk.
e. Jika ada mekonium dalam air ketuban, siapkan bola karet penghisap atau
penghisap Delee yang di-DTT pada saat kelahiran. Rujuk segera jika ada tanda-
tanda gawat janin.
f. Jika ada tanda-tnada gawat janin, baringkan ibu kesisi kiri untuk rujukkan. Jangan
pernah meninggalkan ibu dalam proses persalinan berbaring terlentang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannyaKomplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannyaChiyapuri
 
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukanKokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukanwidya lestari
 
Lembar balik mater
Lembar balik materLembar balik mater
Lembar balik matersuraya putri
 
Sejarah pendidikan kebidanan dan profesi bidan di luar negeri AKBID PARAMATA ...
Sejarah pendidikan kebidanan dan profesi bidan di luar negeri AKBID PARAMATA ...Sejarah pendidikan kebidanan dan profesi bidan di luar negeri AKBID PARAMATA ...
Sejarah pendidikan kebidanan dan profesi bidan di luar negeri AKBID PARAMATA ...Operator Warnet Vast Raha
 
PPT Critical Thinking.pptx
PPT Critical Thinking.pptxPPT Critical Thinking.pptx
PPT Critical Thinking.pptxLioriNafrizon
 
Asuhan keperawatan intranatal
Asuhan keperawatan intranatalAsuhan keperawatan intranatal
Asuhan keperawatan intranatalAmalia Senja
 
Kohort pada ibu bersalin
Kohort pada ibu bersalinKohort pada ibu bersalin
Kohort pada ibu bersalinIrma Delima
 
Kegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa NifasKegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa Nifaspjj_kemenkes
 
Asuhan intranatal di kebidanan komunitas
Asuhan intranatal di kebidanan komunitasAsuhan intranatal di kebidanan komunitas
Asuhan intranatal di kebidanan komunitasNindi Yulianti
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan MudaPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Mudapjj_kemenkes
 
Ppt neontus tentang obstipasi
Ppt neontus tentang obstipasiPpt neontus tentang obstipasi
Ppt neontus tentang obstipasisri wahyuni
 
memberikan asuhan pada bayi usia 2 6 hari
memberikan asuhan pada bayi usia 2 6 harimemberikan asuhan pada bayi usia 2 6 hari
memberikan asuhan pada bayi usia 2 6 hariDemey Bd
 
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...pjj_kemenkes
 
Perdarahan pada kehamilan muda
Perdarahan pada kehamilan mudaPerdarahan pada kehamilan muda
Perdarahan pada kehamilan mudayoungdoctorsnote
 
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidananLegislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidananfebriok
 
Asuhan antenatal di komunitas
Asuhan antenatal di komunitasAsuhan antenatal di komunitas
Asuhan antenatal di komunitasCikHaappy
 

La actualidad más candente (20)

Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannyaKomplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
 
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukanKokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
 
Lembar balik mater
Lembar balik materLembar balik mater
Lembar balik mater
 
Sejarah pendidikan kebidanan dan profesi bidan di luar negeri AKBID PARAMATA ...
Sejarah pendidikan kebidanan dan profesi bidan di luar negeri AKBID PARAMATA ...Sejarah pendidikan kebidanan dan profesi bidan di luar negeri AKBID PARAMATA ...
Sejarah pendidikan kebidanan dan profesi bidan di luar negeri AKBID PARAMATA ...
 
PPT Critical Thinking.pptx
PPT Critical Thinking.pptxPPT Critical Thinking.pptx
PPT Critical Thinking.pptx
 
Air ketuban ppt
Air ketuban pptAir ketuban ppt
Air ketuban ppt
 
Asuhan keperawatan intranatal
Asuhan keperawatan intranatalAsuhan keperawatan intranatal
Asuhan keperawatan intranatal
 
Kohort pada ibu bersalin
Kohort pada ibu bersalinKohort pada ibu bersalin
Kohort pada ibu bersalin
 
Kegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa NifasKegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa Nifas
 
Asuhan intranatal di kebidanan komunitas
Asuhan intranatal di kebidanan komunitasAsuhan intranatal di kebidanan komunitas
Asuhan intranatal di kebidanan komunitas
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan MudaPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
 
Ppt neontus tentang obstipasi
Ppt neontus tentang obstipasiPpt neontus tentang obstipasi
Ppt neontus tentang obstipasi
 
memberikan asuhan pada bayi usia 2 6 hari
memberikan asuhan pada bayi usia 2 6 harimemberikan asuhan pada bayi usia 2 6 hari
memberikan asuhan pada bayi usia 2 6 hari
 
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
 
Perdarahan pada kehamilan muda
Perdarahan pada kehamilan mudaPerdarahan pada kehamilan muda
Perdarahan pada kehamilan muda
 
Obstipasi
ObstipasiObstipasi
Obstipasi
 
PPT COC.pptx
PPT COC.pptxPPT COC.pptx
PPT COC.pptx
 
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidananLegislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
 
Asuhan antenatal di komunitas
Asuhan antenatal di komunitasAsuhan antenatal di komunitas
Asuhan antenatal di komunitas
 
Undang undang
Undang undangUndang undang
Undang undang
 

Similar a Standar 9 kala 1

Pelayanan Intranatal Poltekkes Surakarta
Pelayanan Intranatal Poltekkes SurakartaPelayanan Intranatal Poltekkes Surakarta
Pelayanan Intranatal Poltekkes SurakartaYunita Dipra
 
Instrument Audit Standar Pertolongan Persalinan
Instrument Audit Standar Pertolongan PersalinanInstrument Audit Standar Pertolongan Persalinan
Instrument Audit Standar Pertolongan Persalinanpie-pien
 
Format partograf
Format partografFormat partograf
Format partografdevi Narti
 
PENGGUNAAN PARTOGRAF Dalam Persalinan dan pertolongan
PENGGUNAAN PARTOGRAF Dalam Persalinan dan pertolonganPENGGUNAAN PARTOGRAF Dalam Persalinan dan pertolongan
PENGGUNAAN PARTOGRAF Dalam Persalinan dan pertolonganRizkyAndrianiBakara2
 
standar pelayanan antenatal
standar pelayanan antenatalstandar pelayanan antenatal
standar pelayanan antenatalMade Arthika
 
Standar penanganan kegawatan obtetri dan neonatus
Standar penanganan kegawatan obtetri dan neonatusStandar penanganan kegawatan obtetri dan neonatus
Standar penanganan kegawatan obtetri dan neonatusMarisa Latuconsina
 
Update Asuhan Kehamilan dan Pasca Persalinan.pdf
Update Asuhan Kehamilan dan Pasca Persalinan.pdfUpdate Asuhan Kehamilan dan Pasca Persalinan.pdf
Update Asuhan Kehamilan dan Pasca Persalinan.pdfSbas InSilent
 
Isu terkini dalam asuhan kebidanan
Isu terkini dalam asuhan kebidananIsu terkini dalam asuhan kebidanan
Isu terkini dalam asuhan kebidananInke Malahayati
 
4349-202207110004.pptx
4349-202207110004.pptx4349-202207110004.pptx
4349-202207110004.pptxMeraMarhamah
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasSumiaty Syifah
 
Standar Pelayanan Kebidanan
Standar Pelayanan Kebidanan Standar Pelayanan Kebidanan
Standar Pelayanan Kebidanan pjj_kemenkes
 
Pert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdf
Pert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdfPert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdf
Pert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdfEka Safitri
 

Similar a Standar 9 kala 1 (20)

Pelayanan Intranatal Poltekkes Surakarta
Pelayanan Intranatal Poltekkes SurakartaPelayanan Intranatal Poltekkes Surakarta
Pelayanan Intranatal Poltekkes Surakarta
 
Instrument Audit Standar Pertolongan Persalinan
Instrument Audit Standar Pertolongan PersalinanInstrument Audit Standar Pertolongan Persalinan
Instrument Audit Standar Pertolongan Persalinan
 
Asuhan intranatal
Asuhan intranatalAsuhan intranatal
Asuhan intranatal
 
Format partograf
Format partografFormat partograf
Format partograf
 
Partograf tk 2
Partograf tk 2Partograf tk 2
Partograf tk 2
 
PENGGUNAAN PARTOGRAF Dalam Persalinan dan pertolongan
PENGGUNAAN PARTOGRAF Dalam Persalinan dan pertolonganPENGGUNAAN PARTOGRAF Dalam Persalinan dan pertolongan
PENGGUNAAN PARTOGRAF Dalam Persalinan dan pertolongan
 
standar pelayanan antenatal
standar pelayanan antenatalstandar pelayanan antenatal
standar pelayanan antenatal
 
Standar penanganan kegawatan obtetri dan neonatus
Standar penanganan kegawatan obtetri dan neonatusStandar penanganan kegawatan obtetri dan neonatus
Standar penanganan kegawatan obtetri dan neonatus
 
Update Asuhan Kehamilan dan Pasca Persalinan.pdf
Update Asuhan Kehamilan dan Pasca Persalinan.pdfUpdate Asuhan Kehamilan dan Pasca Persalinan.pdf
Update Asuhan Kehamilan dan Pasca Persalinan.pdf
 
Isu terkini dalam asuhan kebidanan
Isu terkini dalam asuhan kebidananIsu terkini dalam asuhan kebidanan
Isu terkini dalam asuhan kebidanan
 
S tandart antenatal
S tandart antenatalS tandart antenatal
S tandart antenatal
 
4349-202207110004.pptx
4349-202207110004.pptx4349-202207110004.pptx
4349-202207110004.pptx
 
Sop kala 1
Sop kala 1Sop kala 1
Sop kala 1
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifas
 
Postpartum
PostpartumPostpartum
Postpartum
 
partograf.pdf
partograf.pdfpartograf.pdf
partograf.pdf
 
BAHAN AJAR.docx
BAHAN AJAR.docxBAHAN AJAR.docx
BAHAN AJAR.docx
 
Standar Pelayanan Kebidanan
Standar Pelayanan Kebidanan Standar Pelayanan Kebidanan
Standar Pelayanan Kebidanan
 
Persalinan
PersalinanPersalinan
Persalinan
 
Pert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdf
Pert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdfPert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdf
Pert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdf
 

Último

MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfBangKoko
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfnoviarani6
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCokDevitia
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatZuheri
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RambuIntanKondi
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxArdianAdhiwijaya
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxDwiHmHsb1
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxindah849420
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 

Último (20)

MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 

Standar 9 kala 1

  • 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan BAB II PEMBAHASAN 2.1 Standar pelayanan kebidanan dasar 1. Definisi 2. Syarat Standar 2.2 Pengenalan Standar 9 Pelayanan Kebidanan Standar 9 : Asuhan persalinan kala satu. 1. Tujuan Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam mendukung pertolongan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi. 2. Pernyataan Standar Bidan meilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan ibu, selama proses persalinan berlangsung. Bidan juga melakukan pertolongn poses persalinan dan kelahiran yang bersih dan aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap hak pribadi ibu serta memperhatikan tradisi setempat. Disamping itu, ibu di ijinkan memilih orang yang akan mendmpinginya selama proses persalinan dan kelahiran. 3. Hasil a. Ibu bersalin mendapat pertolongan darurat yang memadai dan tepat waktu, bila di perlukan.
  • 2. b. Meningkatnya cakupan persalinan dan komplikasi lainnya yang di tolong tenaga kesehatan terlatih. c. Berkurangnya kematian atau kesakitan ibu atau bayi akibat partus lama. 4. Prasyarat 1. Mengijinkan ibu memilih orang yang akan mendampinginya selama proses persalinan dan kelahiran. 2. Bidan di panggil jika ibu sudah mulai mules/ketuban pecah. 3. Bidan telah terlatih dan terampil untuk: 3.1 memberikan pertolongan persalinan yang bersih dan aman 3.2 penggunaan partograf dan pembacaannya 4. Adanya alat untuk pertolongan persalinan termasuk beberapa sarung tangan DTT/Steril 5. Adanya perlengkapan untuk pertolongan persalinan yang bersih dan aman, seperti :air bersih, sabun dan handuk yang bersih, dua kain/ kain hangat yang bersih (Satu untuk mengeringkan bayi, yang lain untuk di pakai kemudian ), pembalut wanita dan tempat untuk plasenta. Bidan sedapat mungkin menggunakan sarung tangan yang bersih. 6. Tersedia ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk persalinan 7. Menggunakan KMS ibu hamil/ buku KIA, Partograf dan kartu ibu. 8. Sistem rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan obstetric yang efektif. 9. Proses Bidan Harus : 1. Mengijinkan ibu memilih orang yang kan mendampinginya selama proses persalinan dan kelahiran. 2. Segera mendatangi ibu hamil ketika di beritahu persalinan sudah mulai/ketuban pecah. 3. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir, kemudian keringkan hingga betul-betul kering dengan handuk bersih setiap kali sebelum dan sesudah melakukan
  • 3. kontak dengan pasien. ( kuku harus di potong pendek dan bersih). Gunakan sarung tangan kapanpun menangani benda yang terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh. Gunakan sarung tangan DTT/steril untuk semua pemeriksaan vagina. 4. Menanyakan riwayat kehamilan ibu secara lengkap 5. Melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap (dengan memberikan perhatian terhadap tekanan darah, denyut jantung janin (DJJ), frekuensi dan lama kontraksi dan apakah ketuban pecah). 6. Lakukan pemeriksaan dalam secara aseptic dan sesuai dengan kebutuhan. (jika his teratur dan tidak ada hal yang mengkhawatirkan atau his lemah tapi tanda-tanda vital ibu/janin normal, maka tidak perlu segera di lakukan periksa dalam). 7. Dalam keadaan normal periksa dalam cukup setiap empat jam dan Harus selalu secara aseptic. 8. Jangan melakukan periksa dalam jika ada perdarahan dari vagina yang lebih banyak dari jumlah normal bercak darah/show yang ada pada persalinan. Perdarahan dalam proses persalinan mungkin di sebabkan komplikasi seperti plasenta previa, segera rujuk ke puskesmas atau rumahsakit terdekat (ikuti langkah yang tercantum di standar 16 ) . 9. Catat semua temuan dan pemeriksaan dengan tepat dan seksama pada kartu ibu dan partograf pada saat asuhan di berikan. Jika di temukan komplikasi atau masalah, segera berikan perawatan yang memadai dan rujuk ke puskesmas/rumah sakit yang tepat. 10. Catat semua temuan dan pemeriksaan pada fase laten persalinan pada kartu ibu dan catatan kemajuan persalinan. Ibu harus di evaluasi sedikitnya setiap 4 jam, lebih sering jika i indikasikan. Catatan harus selalu memasukkan denyut jantung janin, pemeriksaan dalam, pecahnya ketuban, perdarahan/cairan vagina, kontraksi uterus, kontraksi, tanda-tanda vital ibu (suhu, nadi, dan tekanan darah), urine, minuman, obat-obatan yang di berikan, dan informasi yang berkaitan lainnya serta semua perawatan yang di berikan. 11. Catat semua temuan pada partograf dan kartu ibu pada saat ibu sampa dengan fase aktif(pembukaan 4 cm atau lebih).
  • 4. 12. Lengkapi partograf dengan seksama untuk semua ibu yang akan bersalin. Partograf adalah alat untuk mencatat dan menila kemajuan persalinan, dan kondisi ibu dengan janin. Penggunaan partograf di perlukan untuk pengambilan keputusan klinis dan deteksi dini komplikasi dalam proses persalinan, seperti misalnya partus lama. Pengguna partograf secara tepat akan memungkinkan bidan untuk membuat keputusan tentang perawatan ibu pada waktu yang tepat dan memungkinkan rujukan dini jika di perlukan. 13. Memantau dan mencatat denyut jantung janin sedikitnya setiap 30 menit selama proses persalinan. Jika ada tanda-tanda gawat janin harus di lakukan setiap 15 menit (DJJ Kurang dari 100 kali/menit atau lebih dari 180 kali/menit). DJJ harus di dengarkan selama dan segera setelah kontraksi uterus. Jika ada tanda-tanda gawat janin bidan harus mempersiapkan rujukan kefasilitas yang memadai. 14. Melakukan dan mencatat pada partograf hasil periksa dalam setiap 4 jam (lebih sering jika ada indikasi medis). Pada setiap periksa dalam, evaluai dan catat penyusupan kepala janin dan cairan vagina/air ketuban. 15. Catat pada partograf kontraksi uterus seetiap 30 menit pada fase aktif. Palpasi jumlah dan lamanya kontraksi selama 10 menit. 16. Catat pada partograf dan amati penurunan kepala janin dengan palpasi abdomen setiap 4 jam dan teruskan setiap periksa dalam. 17. Pantau dan catat pada lembar partograf: a. Tekanan darah setiap 4 jam, lebih sering jika ada komplikasi. b. Suhu setiap 2 jam, lebih sering jika ada tanda atau gejala infeksi. c. Nadi setiap setengah jam 18. Minta ibu hamil agar sering buang air kecil sedikitnya setiap 2 jam. Catat pada partograf jumlah pengeluaran urine setiap kali ibu BAK dan catat protein atau aseton yang ada dalam urine. 19. Anjurkan ibu untuk mandi dan tetap aktif begerak seperti biasa, dan memilih posisi yang di rasakan nyaman, kecuali jika belum terjadi penurunn kepala sementara ketuban sudah pecah. (Riset membuktikan banyak keuntungannya jika ibu tetap aktif bergerak semampunya dan merasa senyaman mungkin). Jangan perbolehkan ibu dalam proses persalinan berbaring terlentang. Ibu harus selalu berbaring mirng,
  • 5. duduk, berdiri atau berjongkok. Berbaring terlentang mungkin menyebbkan gawat janin. 20. Selama proses persalinan, anjurkan ibu untuk cukup minum guna menghindari dehidrasi dan gawat janin. (Riset menunjukkan bahwa ada keuntungannya untuk memperbolehkan ibu minum dan makan-makanan kecil selama proses persalinan tanpa komplikasi dan ada kerugiannya melarang minum atau makanan kcil yang mudah di cerna). 21. Selama persalinan, beri dukungan moril dan perlakuan yang baik dan peka terhadap kebutuhan ibu hamil, suami/keluarga/orang terdekat yang mendampingi. Anjurkan pada orang yang mendampingi ibu untuk mengambil peran aktif dalam memberikan kenyamanan dan dukungan kepada ibu selama persalinan. 22. Jelaskan proses persalinan yang sedang terjadi pada ibu, suami dan keluarganya. Beritahu mereka kemajuan persalinan secara berkala. 23. Saat proses persalinan berlangsung, bersiaplah untuk menghadapi kelahiran bayi (lihat standard 10). 24. Lakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman (lihat standard 10). 10. Indikasi lain 11. Riset menunjukkan 12. Hal-hal yang perlu di ingat a. Tidak ada bukti yang mendukung perlunya atau keuntungannya melakukan klisma atau mencukur rambut pubis secara rutin. b. Jika ketuban telah pecah, dan persalinan ibu TIDAK memasuki fase aktif dalam 8 jam, dan rujukan mengalami kesulitan karena komplikasi, jarak atau keadaan lainnya, mulai berikan antibiotika dan segera di rujuk. Jika ketuban telah pecah, tidak ada tanda gawat janin atau gawat ibu, dan rujukan tidak sulit,mulai berikan antibiotika dan rujuk tidak melewati 24 jam sejak ketuban pecah. c. Setiap persalinan harus menggunakan partograf, rujuk secepatnya jika garis waspada pada partograf dilewati selama fase aktif persalinan. Atau jika ada tanda
  • 6. gawat janin (DJJ kurang dari 100/menit atau lebih dari 180/menit). Jika fase laten berlangsung lebih dari 8 jam,evaluasi untuk melihat apakah ibu mengalami perubahan serviks dan benar dalam keadaan bersalin.jika ibu benar dalam keadaan bersalin, tanpa kemajuan berarti, rujuk secepatnya. d. Perdarahan melalui vagina selalu merupakan tanda bahay dan perlu dirujuk. e. Jika ada mekonium dalam air ketuban, siapkan bola karet penghisap atau penghisap Delee yang di-DTT pada saat kelahiran. Rujuk segera jika ada tanda- tanda gawat janin. f. Jika ada tanda-tnada gawat janin, baringkan ibu kesisi kiri untuk rujukkan. Jangan pernah meninggalkan ibu dalam proses persalinan berbaring terlentang.